ventile pneumothorax -...

33
Dr. Irvan Medison, SpP(K) FISR, FAPSR Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Rsirasi FK Unand / KSM Paru RSUP DR M Djamil Padang PDPI Cabang Sumatera Barat Ventile Pneumothorax

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

144 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • LOGO

    Dr. Irvan Medison, SpP(K) FISR, FAPSR

    Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Rsirasi FK Unand / KSM

    Paru RSUP DR M Djamil Padang

    PDPI Cabang Sumatera Barat

    Ventile Pneumothorax

  • Definisi

    Pneumotoraks

    Adanya udara atau gas di rongga pleura ( ruang

    potensial antara pleura visceral dan parietal), yang

    menyebabkan paru menjadi collapse

  • Definisi

    Ventile Pneumothorax

    (Pneumotoraks ventil) atau Tension

    Pneumothorax :

    Adalah suatu keadaan dimana udara masuk rongga pleura tetapi tidak

    dapat keluar, hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di dalam

    rongga pleura secara progresif, kolapsnya jaringan paru secara

    progresif dan menyebabkan pendorongan mediastinum ke sisi yang

    berlawanan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi

    kardiopulmoner

  • Epidemiologi

    Insiden pneumotoraks yang dilaporkan

    18 -28 / 100.000 kasus per tahun untuk pria dan

    1.2 - 6 / 100.000 untuk wanita

    Kemungkinan insiden pneumotoraks spontan tidak

    terdeteksi hingga 10% dari pasien, mungkin tanpa

    gejala, atau mungkin dengan gejala ringan tidak datang

    ke pelayanan kesehatan.

    Data epidemiologi bervariasi di antara klasifikasi

    pneumotoraks

  • EPIDEMIOLOGI

    Pneumotoraks Ventil

    Insiden pneumotoraks ventil bervariasi:

    Pneumotoraks ventil 5.4 % pasien trauma

    Penelitian lain mendapatkan angka 0,7% – 30 % (yang

    mendapatkan needle decompression)

    Penelitian post mortem pasien yg dirawat di ICU

    didapatkan kejadian pneumotorak ventil 1.1 % – 3,8 %.

    (yg sebelumnya tidak terdiagnosis), kemungkinan

    penyebabnya; pengunaan ventilasi mekanik atau

    tindakan resusitasi.

  • Pneumotoraks Spontan Primer (PSP )

    Terjadi pada orang berusia 20-30 tahun, dengan

    puncak kejadiannya di awal 20-an.

    PSP jarang terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.

    Kejadian PSP yang menurut usia adalah:

    • 7,4 -18 kasus /100.000 orang per tahun untuk pria dan

    • 1,2 - 6 kasus /100.000 orang per tahun untuk wanita.

    Rasio kejadian ptx antara pria : wanita adalah 6,2 : 1

    Faktor Risiko dan Etiologi Pneumotoraks

  • Pneumotoraks Spontan Sekunder (PSS) :

    Lebih sering terjadi pada pasien berusia 60-65

    tahun.

    Insiden SSP berdasarkan usia adalah 6,3 kasus per

    100.000 orang per tahun untuk pria dan 2 kasus per

    100.000 orang per tahun untuk wanita.

    Rasio pria-wanita yang disesuaikan berdasarkan usia

    adalah 3,2: 1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

    merupakan penyebab pneumotoraks spontan sekunder yang sering dengan insiden 26 kasus per 100.000 orang.

    Faktor Risiko dan Etiologi Pneumotoraks

  • Risiko pneumotoraks dan pneumotoraks

    berulang meningkat secara proporsional dengan

    peningkatan jumlah rokok yang dihisap

    Pada pria, risiko pneumotoraks spontan adalah

    102 kali lebih tinggi pada perokok berat dari

    pada bukan perokok.

    Pneumotoraks spontan paling sering terjadi

    pada pria tinggi dan kurus berusia 20-40 tahun

    Faktor Risiko dan Etiologi Pneumotoraks

  • Faktor risiko pneumotoraks ventil

  • Pneumotoraks ventil adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan

    kewaspadaan yg tinggi dalam berbagai situasi klinis tertentu

    Situasi klinis tertentu di mana pneumotoraks ventil dapat terjadi

  • Klasifikasi Pneumotoraks

    Pneumotoraks diklasifikasikan sebagai:

    Pneumotoraks spontan

    yang terjadi tanpa adanya trauma sebelumnya atau penyebab

    lain yang jelas.

    • Pneumotoraks Spontan Primer. ( PSP)

    • Pneumotoraks Spontan Sekunder

    Pneumotoraks traumatis

    yang terjadi sebagai akibat trauma langsung atau tidak langsung

    pada dinding dada.

    Pneumotoraks traumatik dapat dikelompokkan menjadi:

    • Pneumotorak iatrogenik, terjadi sebagai hasil dari prosedur

    diagnostik atau terapeutik tertentu

    • non-iatrogenik.

    (Light RW, 2016) Kedua bentuk pneumotoraks ini dapat

    berkembang menjadi pneumotoraks ventil

  • Patogenesis Pneumotoraks

    Pneumotoraks spontan primer:

    Terjadi akibat robekan pleura viseral, akibat

    pecahnya blebs pleura dan bula.

    Pneumotoraks spontan sekunder.

    dua mekanisme dapat menyebabkan:

    Hiper ekspansi dari ruang udara distal karena

    obstruksi jalan napas yang megalamiimflamasi. atau

    Robekan pleura visceral akibat erosi pleura viseral

    oleh proses parenkim inflamasi yang mendasarinya

    seperti pneumonia nekrotikans.

  • Patogenesis Pneumotoraks ventil

    Pneumotoraks Ventil

    Pleura yang robek berfungsi sebagai katup satu

    arah, (udara masuk ke rongga pleura saat inspirasi

    tetapi tidak dapat keluar saat ekspirasi) yang

    menyebabkan peningkatan tekanan rongga pleura

    ipsilateral.

    Ini akan menyebabkan:

    • Kolaps paru lebih lanjut

    • Ekspansi dinding dada

    • Penekanan terhadap diafragma

    • Kompresi paru kontralateral

    www.themegallery.com

    https://www.quora.com/profile/Shreya-Thacker-4

  • Diagnosis pneumotoraks ventil

    ditegakan berdasarkan temuan

    klinis.

    Keluhan

    Gejala klinis

    Diagnosis Pneumotoraks ventil

    Tatalaksana pneumotoraks ventil tidak

    boleh ditunda menunggu konfirmasi

    radiografi

  • Pemeriksaan imaging penunjang diagnosis Pneumotoraks

    The following numerous imaging

    modalities have been employed for the

    diagnosis and management of

    pneumothorax:

    1. Standard erect PA chest x-ray.

    2. Lateral x-rays.

    3. Expiratory films.

    4. Supine and lateral decubitus x-rays.

    5. Ultrasound scanning.

    6. Digital imaging.

    7. CTscanning.

  • Standard erect PA chest x-ray.Ini telah menjadi andalan manajemen klinis

    pneumotoraks primer dan sekunder selama bertahun-tahun, meskipun diakui

    memiliki keterbatasan seperti kesulitan dalam mengukur ukuran pneumotoraks

    secara akurat. Lateral x-rays, ini dapat memberikan informasi tambahan ketika pneumotoraks

    yang dicurigai tidak terlihat pada foto PA.

    Supine and lateral decubitus x-rays , Teknik-teknik pencitraan ini sebagian

    besar telah digunakan untuk pasien trauma yang tidak dapat dipindahkan

    dengan aman.(sekarang sudah digntikan dengan pemeriksan USG dan CT scan)

    Ultrasound scanning, gambaran spesifik pada pemindaian ultrasound adalah

    diagnostik pneumotoraks, teknik ini terutama untuk manajemen pasien trauma

    telentang

    Digital imaging ,Dibanding dengan foto toraks konvensional, memberikan

    banyak keuntungan seperti pembesaran, pengukuran dan manipulasi kontras,

    kemudahan transmisi, penyimpanan, dan reproduksi.

    CT scanning, pemeriksaan Ini dapat dianggap sebagai 'standar emas' dalam

    pendeteksian pneumotoraks kecil dan estimasi ukuran

    Pemeriksaan imaging penunjang diagnosis Pneumotoraks

  • Pengukuran luas pneumotoraks Investigations:

    1.Erect CXR if poss. If supine, check base of lungs & near cardiac shadow for line of PTX

    or there may be a deep sulcus sign with radiolucency along the costophrenic sulcus.

    Expiration films used to be preferred but not now. CT if ?Dx or complex.

    2.Estimating size from CXR: (NB. AID = Ave. interpleural dist = (a+b+c)/3)

    o BTS guidelines: m

  • Penggunaan USG untuk mengevaluasi Pneumotorak

    Penempatan Probe

    Pada dinding dada anterior RIC 3 – 4 pada linia mid

    clavicula

    Udara lebih banyak pada anterior ronggga dada

    Kemungkinan pemeriksaan anterior dinding dada sangat

    cepat untuk menyingkirkan dengan tepat kemungkinan

    Pneumotorak

    Pada posisi logitudinal dengan posisi marker mengarah

    ke sepalic

  • Penggunaan USG untuk mengevaluasi Pneumotoraks

  • Penggunaan USG untuk mengevaluasi Pneumotoraks

    Adanya sliding paru patokan untuk menyingkirkan kemungkinan pneumotorak dengan kepastian 100%

    Tidak adanya sliding paru mengindikasikan kemungkinan pneumotorak.

    Namun juga bisa ditemukan pada Apnea

    Perlengketan pleura

    Intubasi pada cabang utam bronkus

    Sumbatan pada cabang utama bronkus

    Kelaian parenkim paru yang sangat berat ( infiltrat /kontusio / ARDS/ Atelektasis

    Udara terlokalisir dalam kavum pleura paling bagus terlihat pada

    posisi terlentang dengan posisi probe dipegang tegak lurus di

    dinding anterior dada.

  • B –Mode VS M-Mode pada paru normal

  • Normal Pneumothorax

  • Tanda-tanda baru pneumotoraks pada USG paru yang

    tidak biasa

  • Treatment Pneumothorax: • Osigen (jika saturak rendah, atau untuk mempercepat pengembangan

    paru. (Kontra indikasi relatif jika retensi CO2- pada PPOK)

    • IVFD.

    Tension pneumothorax • Dekompresi segera dengan kanula 16 G pada ruang inter costal 2

    LMC, lepaskan jarum, plester ke dada, kemudian pasang chest tube

    • Pneumotoraks traumatik - masukkan drainase dada

    Manajemen Pneumotraks

    Spontaneous pneumothorax – Masih perselisihan internasional

    tentang manajemen terbaik. Small PTX

  • 2. Pig-tail drain (8-14F) bersifat kurang traumatis / ukuran kecil dari Chest drain memungkinkan dilakukan aspirasi atau drainase lebih

    lanjut. Sukses 74-100%. Tidak digunakan untuk pneumotoraks

    traumatis.

    • Teknik Seldinger - paling umum pada RIC 5 L Axilaris Ant seperti

    untuk Chest Tube . Lakukan aspirasi seperti simple aspiration. Jika >

    2.5 L, pasang WSD & Rawat inap

    Mod/Large PTX>20%, atau dengan gejala klinis yang jelas

    1. Simple Aspiration – Popular in UK/Europe, not in US. Keberhasilan 50-83%, kurang berhasil pada usia lanjut atau pneumotoraks yg luas.

    • 1% lidocaine

    • 16G cannula RIC 2 LMC

    • Lepaskan jarum, sambungkan dengan 3-way lakukan taping

    • Lakukan aspirasi dengan syringe 50ml sampai 3L atau pasien batuk

    batuk.

    • Ulang foto toraks setelah 6 jam

    Manajemen Pneumotraks

  • Mod/Large PTX>20%, or sig. symptomatic

    3. Chest drain (ICC) – Untuk Pneumotoraks traumatik, decompressed tension,

    pneumotoraks bilateral & Pneumotoraks berulang 2°. SE: Bersifat lebih

    taraumatik/ perdarahan/ jaringan parut . keberhasilan 66-97%.

    Manajemen Pneumotraks

    • Sedasi / analgesia,

    • Abduksi penuh lengan ipsilateral & mengidentifikasi RIC 5 Linea Axilaris anterior /

    media

    • Desinfeksi kulit dengan yodium / clorhexidine

    • Lakukan anestesi kulit dan jaringan sampai pleura dengan 1% lignokain

    • Buat sayatan 2-4 cm di sesuai garis iga & diseksi tumpul dengan forsep arteri & jari di

    sisi atas iga ke-6 (hindari bundel n-v di bawah rusuk ke-5)

    • Gunakan chest tube 14-22 F (untuk pneumotoraks spontan) atau 28-32F (untuk

    pneumotoraks traumatis) tanpa trochar

    • Hubungkan ke saluran WSD

    • Jahitan sayatan & salah satu ujung benang diikat di sekitar chest tube

    • Tutup dengan kain kasa dan pita perekat

    • Periksa drain drain. Simpan botol WSD lehih rendah dari pasien & jangan dijepit

    • Lakukan pemeriksaan foto toraks ulang jika tidak menggembang kembali maka

    lakukan reposisi chest tube dan fraksi, menambahkan suction lembut atau bahkan drain

    kedua.

  • Supplemental O2

    Decompression Needle Thoracostomy

    Manajemen Pneumotraks ventil

  • Procedure Decompression Needle Thoracostomy

    Manajemen Pneumotraks ventil

    • Gunakan IV cateter (no 14-16 G)

    • Identifikasi ruang interkostal kedua pada garis midclavicular

    (1-2 cm lateral angulus sterni).

    • Siapkan area dengan Betadine

    • Masukkan jarum langsung di sisi atas dari iga ke-3. (Ini

    mencegah cedera pada bundel neurovaskular yang terletak

    pada sisi bawah setiap iga).

    • Masukkan jarum tegak lurus ke dinding dada, sekitar

    kedalaman 3-6 cm

    • Hentikan penusukan jarum saat mendengar desis /

    pelepasan tekanan dari ruang pleura.

    • Angkat jarum; tinggalkan kateter di tempatnya

    https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjSi4av9snkAhXUbSsKHZfFDFAQjRx6BAgBEAQ&url=https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMvcm1111468&psig=AOvVaw3PbddkTGlAlUUUTC6Vek-B&ust=1568330801923169

  • Manajemen Pneumotraks Ventil

    Prosedur Needle thoracostomy (decompresi jarum) adalah

    prosedur untuk menyelamatkan yang dimaksudkan untuk dengan

    cepat mendiagnosis dan mengubah pneumotoraks ventil menjadi

    pneumotoraks terbuka.

    Caranya, dengan menggunakan jarum IV kateter 14-G ke ruang

    interkostal 2 pada garis midclavicula

    Penatalaksanan Pneumotoraks dengan oksigen dan decompresi

    jarum.

    (pada kondisi tertentu canula standar mungkin tidak cukup

    panjang jika digunakan di ruang interkostal kedua.

  • • Identifikasi dan persiapkan area dengan Betadine di ICS 4 atau 5

    di sepanjang garis axillary media atau anterior

    • Anestesi area (jaringan subkutan, otot interkostal) dengan

    Lidocaine.

    • Buat sayatan 2 cm

    • Masukkan klem tumpul yang besar pada sisi atas iga (mencegah

    kerusakan pada bundel neurovaskular yang terletak di sisi bawah

    iga).

    • Berikan tekanan lembut sampai pleura parietal tertembus.

    • Buka klem untuk membuat saluran untuk chest tube.

    • Diseksi dengan jari.

    • Jepit ujung proksimal chest tube secara tangensial dengan klem.

    • Masukkan chest tube melalui sisi atas iga ke dalam rongga

    pleura.

    • Masukkan chest tube melewati lubang yang terakhir dari chest

    tube.

    • Perhatikan bahwa lubang terakhir memutus garis radiopak — ini

    untuk konfirmasi radiografi.

    • chest tube jahit .

    Pemasangan chest Tube. -- WSD Dilajutkan dengan

    Manajemen Pneumotraks ventil

    https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUKEwid96Ds-snkAhX1heYKHXfvAhIQjRx6BAgBEAQ&url=https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/thoracostomy&psig=AOvVaw1mmwhDgeNL83Y49rhIV_uD&ust=1568332168231367https://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.charlestonpulmonology.com/images/chest-tube-placement.jpg&imgrefurl=http://www.charlestonpulmonology.com/?p=316&docid=-NqrzBsmKbBggM&tbnid=QUGsgSoQsOl2OM:&vet=10ahUKEwiSiJ3f-snkAhXDb30KHfe7Bq4QMwhZKBAwEA..i&w=191&h=291&safe=strict&bih=716&biw=1169&q=Tube Thoracostomy&ved=0ahUKEwiSiJ3f-snkAhXDb30KHfe7Bq4QMwhZKBAwEA&iact=mrc&uact=8https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=&url=http://www.charlestonpulmonology.com/?p=316&psig=AOvVaw1mmwhDgeNL83Y49rhIV_uD&ust=1568332168231367

  • • Peumotoraks ventil adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa

    yang dapat dengan cepat menyebabkan kolaps dan syok

    kardiovaskular.

    • Intervensi segera harus dimulai jika ada kecurigaan klinis yang

    tinggi dari tension pneumothorax.

    • Intervensi termasuk decompression needle thoracostomy diikuti oleh

    chest tube thoracostomy, diikuti oleh rontgen dada portabel untuk

    mengkonfirmasi penempatan chest tube dan luasnya paru yang

    kolaps.

    • Laboratorium dan tes diagnostik dapat mengkonfirmasi diagnosis

    Peumotoraks ventil (mis. AGD, foto toraks, USG toraks) namun

    diagnosis ditegakkan terutama dari gejala klinis yang muncul.

    Kesimpulan

  • Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Rsirasi FK Unand / KSM

    Paru RSUP DR M Djamil Padang

    Terimakasih

    PDPI Cabang Wilayah Sumatera Barat