vcd modul postpartum care

Upload: kartikaningtyas-kusumastuti

Post on 02-Mar-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    1/91

    PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BANTU VCD DAN MODUL

    TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUMDI BANGSAL ANGGREK 2 RSUP DR. SARDJITO

    Skripsi

    Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat

    Sarjana Keperawatan Universitas Gadjah Mada

    Disusun Oleh :

    RAFIKA DORA WIJAYA04/174842/KU/11002

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

    MEI, 2008

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    2/91

    LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi

    PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BANTU VCD DAN MODUL

    TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUMDI BANGSAL ANGGREK 2 RSUP DR. SARDJITO

    Diajukan oleh :

    RAFIKA DORA WIJAYA04/174842/KU/11002

    Telah diujikan dan diseminarkan

    pada tanggal : 23 Mei 2008

    Penguji I

    dr. Gandes Retno R, M.Med.Ed.,Ph.DNIP. 132 207 270

    Penguji II

    Wenny Artanty N,S.Kep.Ns.,M.Kes

    Penguji III

    Widyawati, S.Kp.,M.KesNIP. 132 302 905

    Mengetahui,

    Dekanu.b. Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

    Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

    Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M. Med.Sc, Ph.DNIP. 131 860 994

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    3/91

    PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BANTU VCD DAN MODUL

    TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM DI BANGSALANGGREK 2 RSUP. DR. SARDJITO

    INTISARI

    Latar Belakang : Periode postpartum merupakan masa yang penting untukmegadopsi peran ibu dan rentan terhadap kematian. Delapan puluh persenkematian maternal merupakan akibat kenaikan komplikasi selama kehamilan,

    persalinan dan setelah melahirkan. Mengingat pentingnya adaptasi pada masa inimaka perawat diharapkan bisa menyediakan pelayanan keperawatan dengan

    memberikan pengetahuan tentang perawatan ibu dan bayi kepada ibu postpartum.Salah satu media yang memberikan berbagai kelebihan adalah VCD dan Modul.

    Media bantu VCD dan Modul ini diharapan dapat menjadi sarana pembelajaranuntuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan pada ibu

    postpartum.

    Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang tingkat pengetahuanperawat/ bidan tentang asuhan keperawatan pada ibu postpartum sebelum dansetelah mendapat pelatihan dengan menggunakan media bantu VCD dan modul.

    Metode : Penelitian ini merupakan penelitian preeksperimental dengandesain one group pre test post test design. Sampel penelitian terdiri dari 11 orang

    perawat/bidan di bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito. Sampel dipilih denganmetode total sampling. Pre test dilakukan sebelum pemutaran VCD dan

    pembagian Modul, kemudian post test dilakukan untuk mengukur tingkat

    pengetahuan dilakukan setelah pelatihan. Setelah dilakukan pengisian kuesionertingkat pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada ibu postpartum selanjutnya

    dilakukan cross check dengan melakukan wawancara responden. Data hasilpenelitian ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan metode persentase danpaired- simple t-test, dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi

    frekuensi.Hasil : Pelatihan tentang asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan

    menggunakan media bantu VCD dan modul dapat meningkatkan skorpengetahuan, akan tetapi hasilnya tidak bermakna. Pada topik masalah menyusui,afterpain, perineum, perkemihan, eliminasi fekal, hemoroid dan pengetahuan

    perawatan di rumah terdapat peningkatan skor tingkat pengetahuan, sedangkanpada topik masalah nyeri punggung, kelelahan dan psikologis terdapat penurunan

    skor tingkat pengtahuan. Hasil skor tingkat pengetahuan perawat/ bidan sebelumdiberikan pelatihan sudah baik sekali dan tetap sangat baik setelah diberikan

    pelatihan asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan media bantu VCD dan

    modul.Kesimpulan : Pelatihan tentang asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan

    menggunakan media bantu VCD dan modul dapat meningkatkan skorpengetahuan, akan tetapi hasinya tidak bermakna.

    Kata kunci: Postpartum, VCD, modul, pengetahuan, asuhan keperawatan, media

    bantu

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    4/91

    EFFECT OF USE OF VCD AND MODUL TO KNOWLEDGE OF NURSES

    ABOUT NURSING CARE OF POSTPARTUM MOTHER AT ANGGREK 2

    WARD OF DR. SARDJITO HOSPITAL

    ABSTRACT

    Background: Postpartum period is a crucial time for the adoption of mothersrole and for maternal mortality. Eighty percent of maternal mortality is caused by

    complications during pregnancy, childbirth, and postpartum. Considering theimportance of adaptation during this period, nurses are expected to be able to give

    nursing service by providing knowledge about mother and child care topostpartum mothers. Media which give some advantages are VCD and module.These media can become learning resources to improve knowledge of nurses

    about nursing care for postpartum mothers.

    Objective: To identify increase of knowledge of nurses/midwives about nursing

    care for postpartum mothers before and after training using VCD and modulelearning aids.

    Method: The study was pre-experimental with one group pre-test and post-testdesign. Samples consisted of totally taken 11 nurses/ midwives at Anggrek 2 ward

    of Dr. Sardjto hospital. Pre test was carried out before the playing of VCD anddistribution of module. Next, post test was carried out to assess knowledge after

    training. After the filling in of questionnaire on knowledge about nursing care forpostpartum mothers crosscheck was made through interview with respondents.The result of study was analyzed descriptively and quantitatively using percentage

    and simple paired t-test and presented in frequency distribution table.

    Result: Training on nursing care for postpartum mothers using VCD modulelearning aids could improve score of knowledge but the result was insignificant.In topics on breastfeeding, after pain, perineum, bladder, fecal elimination,

    hemorrhage and knowledge on home nursing there was increase of score ofknowledge, whereas in topics on back pain, fatigue and psychology there was

    decrease of score of knowledge. Score of knowledge of nurses/ midwivesbefore training was very good and remained very good after training on nursingcare for postpartum mothers using VCD and module

    Conclusion: Training on nursing care for postpartum mothers using VCD and

    module could increase score of knowledge, however the result was in significant.

    Keyword:postpartum, VCD, module, knowledge, nursing care, learning aids.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    5/91

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah Taala, Ar Rohman tempat bergantung segala makhluk.

    Sungguh anugerah yang indah sekali sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Bantu VCD dan Modul

    terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Asuhan Keperawatan pada

    Ibu Postpartum di Bangsal Anggrek 2 RSUP. Dr. Sardjito. Shalawat dan

    salam semoga tercurah lepada Rasulullah, uswah, teladan sekaligus guru besar

    yang menggores sejarah dan menjadi pedoman bagi setiap pengikutnya. Tak lupa

    rasa terima kasih penulis sampaikan kepada:

    1. Prof. Dr. dr. Hardiyanto Soebono, Sp.KK (K), selaku dekan Fakultas

    Kedokteran Universitas Gadjah Mada

    2. Ibu Lely Lusmilasari, SKp., M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

    3. Ibu Gandes Retno Rahayu M.Med.Ed.,Ph.D selaku pembimbing I yang telah

    banyak memberikan dorongan, semangat, arahan dan bimbingan kepada

    penulis

    4. Ibu Wenny Artanty Nisma, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing II yang

    telah banyak memberi masukan, saran, bimbingan dan motivasi kepada

    penulis

    5. Bapak Widyawati, SKp., M.Kes selaku penguji yang telah memberikan

    masukan dan saran untuk penulis

    6. Kepala ruang Bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito atas bantuannya selama

    penulis melakukan penelitian

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    6/91

    7. Kepada seluruh perawat di bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito atas semua

    bantuan, bimbingan dan kesediaannya selama penulis melakukan penelitian

    8. Papa, Ibu, Kakak (Rifky Dora Wijayati) , my family yang senantiasa

    mensupport, memberikan kasih sayang, second opinin dan inspirasi yang

    tidak ternilai harganya.

    9. Teman-teman tercinta di Wisma Sagan GK V no 965 A (Mba Diy, Andien,

    Tita, Yenot, Evie, Mba Vivie, Hilde, Upik, Puput dan Najwa) terima kasih

    atas semua dukungan, ketenangan dan bantuannya sampai saat ini

    10.Rekan-rekan sejawat di PSIK 2004 yang telah memberikan pertimbangan,

    saran dan dukungan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini

    11.Ukhti wa akhifillah (Ijul, Neetha, Mira, Erlin, Ita, Laili, Wur, Mita, Arum,

    Mba Irul, Galuh, Akhid, Bangun, Eri, Sony, dan Arif), terimakasih atas

    bantuan, dukungan dan persahabatan yang kalian berikan selama ini.

    12.Rekan-rekan HIMIKA PSIK FK UGM yang turut memberiku inspirasi.

    13.Adik-adikku (Vivie, Endah, Asih Pamularsih, Indar, Melin, Linda, Ikmi,

    Trisna, Ria, Ayu, Diah, Inna, OI, Anjas, Yuliasih) yang senantiasa membuat

    letih terkurangi.

    Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, penulis menanti kritik, saran dari

    pembaca sekalian. semoga skripsi ini memberi manfaat bagi penulis maupun

    pembaca, aamiin.

    Yogyakarta, 24 Juni 2008

    Penulis

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    7/91

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Teruntuk Papa Abdul Hannan dan Ibu Siti Aisyahuntuk dua insan di dunia yang setia

    memupuk kasih sayang buat ade tercinta

    Teruntuk Kakak Rifky Dora Wijayatiuntuk cinta tulus dari seorang kakak pada ade tersayang

    Teruntuk teman-temanku PSIKOPAT, HIMIKA, KaLam,Jamaah Shalahuddin, Tahsin Qiroati , my Luvly sist in circle

    untuk keakraban, persahabatan, pelajaran, hikmah, dan ikatan ukhuwwah smoga kalian mengerti

    betapa sayangnya aku terhadap kalian.

    Teruntuk Sohib yang tak kulupa dalam doakuMelyza, Nita, Wurry, Mita, Arum, Mira, Galuh, Ning-ning, Arcell, Ita, mba Bheti,

    mba Fatma, mba Dewi, mba Diyah, Tika,

    Diy, Yulia, Diana, May_may, Herfis, Rina,Neni, Resty, Indah Ayu, Indah Wulan,

    Akhid, Bangun, Eri, Soni, Muji, Heru, Ipung, Huda _banyak buangetz yw_

    Teruntuk guru-guru TK, SD, SMP, SMU dan

    dosen-dosen PSIK FK UGMyang tak pernah lelah mencurahkan ilmunya,

    jazzakumullohu khoiron katsiro

    Teruntuk Bapak-Ibu Marsudiyang sudi menjadi orangtuaku slama di kota perjuangan ini, smoga selalu sehat, dinaungi kasih

    sayang Alloh, dianugerahi kebahagiaan

    dalam setiap langkahnya.

    Teruntuk tetangga my sweet y r oom

    mba Diy, Tita, Andhin, Yenot, Najwa, Evi, Hilde, mba Vivi, Puput, Upik,yang memberiku senyuman lembut, pesan moral,

    keceriaan, dan sinar yang tak kunjung padam_aku merindukanmu_

    Teruntuk saudara lama yang tetap dihatiRachma, Nana, mba Phay, Opink, Uzi, Fenny, Dina, Dita, dek Cris, Muniroh, Restu, Ifa, Hani,

    Rima, Otto, Hayyin, Diani,

    Fitri, Sita, Nurul, Elly, Uphit,Arqom, Bimo, Arif, Zam, Aris, Amnan, Iqbal, Niko, Reza, Arga, Ade, Foni, Jati, Argi, Yudi,

    Firda, Heri, Jatmiko, Adhi, Siswo, Nofan, Lutfi

    terima kasih telah mewarnai hidupku selama ini

    Teruntuk almarhumahSiswa Septiarina Rahayu dan mba Fitri,

    semangat kalian akan terus ada di qolbu ini

    Teruntuk ade-adeqVivie, Ikmi, OI, Inna, Indar, Endah, Asih Pamularsih,

    Yuliasih, Melin, Ria, Trisna, Ayu, Diah, Anjas,

    tetap semangat belajar ya......

    Dengan segala kerendahan hati kuucapkan Syukur kepada Ar Rohman,

    Ar Rohim, Allohu Robbi hanya kepada Mu kubersandar dan hanya kepada Mu kuserahkan hidup

    dan matiku, jadikan kami hamba yang pandai bersyukur, tetapkanlah iman ini dan izinkanaku jadi salah satu penghuni syurgaMu

    Aamiin_

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    8/91

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................................i

    HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................... iiINTISARI..................................................................................................................... iiiABSTRACT..................................................................................................................iv

    KATA PENGANTAR....................................................................................................vPERSEMBAHAN ....................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. viiiDAFTAR TABEL..........................................................................................................x

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xiDAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xiiBAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 8E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 8

    BAB II: TINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka .................................................................................. 11

    1. Pengertian pendidikan kesehatan .............................................. 112. Peran perawat dalam pendidikan kesehatan .................................. 133. Tujuan pendidikan kesehatan .......................................................... 134. Maksud, manfaat dan sasaran pendidikan pasien ...................... 135. Media pendidikan kesehatan .......................................................... 146. Multimedia .................................................................................. 15

    7. Modul .............................................................................................. 188. Pengetahuan .................................................................................. 18

    9. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan .................................. 2210.Asuhan keperawatan ...................................................................... 2311.Tujuan asuhan keperawatan pada ibu postpartum ....................... 25

    12.Postpartum ................................................................................... 26B. Landasan Teori ................................................................................... 32

    C. Kerangka Teori ................................................................................... 33D. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 33E. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 34

    BAB III: METODE PENELITIANA. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 35

    B. Subjek Penelitian .................................................................................. 36C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 37D. Variabel Penelitian ...................................................................... 37

    E. Definisi Operasional ...................................................................... 37

    F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 38

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    9/91

    G. Uji Validitas .................................................................................. 39

    H. Uji Reliabilitas .................................................................................. 40

    I. Jalannya Penelitian ...................................................................... 41J. Analisis Data .................................................................................. 44

    K. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 45L. Hambatan Penelitian ............................................................................ 46

    BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 47B. Karakteristik Responden ..................................................................... 47

    C. Pengetahuan Responden tentang Asuhan Keperawatan pada IbuPostpartum ........................................................................................ 49

    D. Pengetahuan Responden Per Topik ................................................... 56E. Pengetahuan Responden tentang Asuhan Keperawatan pada Ibu

    Postpartum Tiap Aspek Pertanyaan .................................................. 61BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 67

    B. Saran ..................................................................................................... 68DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 69LAMPIRAN .......................................................................................................... 74

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    10/91

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. : Kisi-kisi Pertanyaan Pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan

    Ibu Postpartum

    Tabel 2. : Kegiatan Pelatihan Asuhan Keperawtan pada Ibu Postpartum

    Tabel 3. : Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja, Pendidikan,

    Usia dan Keikutsertaan Pelatihan pada Perawat Bangsal Anggrek2

    RSUP Dr. Sardjito.

    Tabel 4. : Daftar Nilai Pre test dan Post test Peserta Pelatihan Asuhan

    Keperawatan pada ibu Postpartum.

    Tabel 5. : Daftar Nilai Pre test dan Post test Peserta Pelatihan Asuhan

    Keperawatan pada ibu Postpartum Tiap Aspek

    Tabel 6 : Daftar Nilai Pre test dan Post test Peserta Pelatihan Asuhan

    Keperawatan pada ibu Postpartum Berdasarkan Item Pertanyaan.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    11/91

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. : Proses Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Gambar 2. : Kerangka Konsep Penelitian

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    12/91

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Lembar Permohonan sebagai Responden

    Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

    Lampiran 3. Lembar Data Diri Responden

    Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Alat Ukur Pengetahuan tentang Asuhan

    Keperawatan pada Ibu Postpartum

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    13/91

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Angka Kematian Ibu berguna untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan

    ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama

    untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas (Permata, 2002). Derajat kesehatan

    penduduk secara optimal dapat pula diukur dengan indikator antara lain angka

    kematian ibu, angka kematian bayi, dan tingkat kesuburan penduduk yang sangat

    erat kaitannya dengan pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB

    (Keluarga Berencana) (Ambarwati, 2006).

    Berdasarkan data WHO (1999) sekitar 80 % kematian maternal merupakan

    akibat meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah

    melahirkan (Yulianto, 2004). Di dunia, setiap menit seorang perempuan

    meninggal karena komplikasi terkait dengan kehamilan dan persalinan. Di

    Indonesia, dua orang ibu meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan

    nifas (Universitas Indonesia, 2005). Berdasarkan SKRT (2003), Angka Kematian

    Ibu (AKI) Indonesia mencapai 307/ 100.000 kelahiran hidup, hal ini berbeda

    sekali dengan Singapura yang berhasil menekan angka kematian ibu menjadi 6 per

    seratus ribu kelahiran hidup saja (Depkes, 1998). Data lain menyebutkan bahwa

    AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-

    negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    14/91

    adalah 1 dari 65, sedangkan di Thailand menunjukkan angka 1 dari 1.100

    (Bappenas, 2007).

    Dalam menanggulangi hal tersebut, berbagai usaha untuk menurunkan AKI

    telah dilakukan, diantaranya: 1) Program safe motherhood (1998); 2) Gerakan

    Sayang Ibu (1996); 3) Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman/ Making

    Pragnancy Saver (MPS) dan 4) Kerjasama POGI, IDAI, IDI, dan Depkes 2002

    oleh yayasan Bina Pustaka yang menerbitkan Buku Panduan Praktis Pelayanan

    Kesehatan Maternal dan Neonatal. Berbagai program itu telah dilaksanakan akan

    tetapi pada kenyataannya AKI baru bisa diturunkan menjadi 307/ 100.000 pada

    tahun 2003. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa angka tersebut

    mengalami penurunan lagi menjadi 290,8 per seratus ribu kelahiran hidup pada

    tahun 2005 (Jakir, 2006).

    Pada tahun 2003 angka kematian ibu di Yogyakarta mencapai 110/100.000

    kelahiran hidup. Data yang tercatat dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa

    Yogyakarta bahwa kematian maternal tahun 2004 di Yogyakarta terdapat 33 kasus

    yaitu Kotamadya Yogyakarta 5 kasus, Bantul 8 kasus, Kulonprogo 4 kasus,

    Gunungkidul 4 kasus dan Sleman 12 kasus (Purwantiningsih, 2006). Data tersebut

    semakin menguatkan perlunya penanganan serius bagi kematian maternal.

    Berbagai faktor penyebab tingginya AKI seringkali dijumpai secara

    bersamaan dan tumpang tindih. Salah satu faktor yang menyebabkan AKI masih

    tinggi diantaranya adalah mutu pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ini

    berkaitan langsung dengan penanganan kasus AKI yang dinamakan trias

    terlambat, diantaranya:

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    15/91

    1. Terlambat deteksi bahaya dini selama kehamilan, persalinan dan nifas, serta

    dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu

    dan neonatal.

    2. Terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan karena kondisi geografis dan

    sulitnya trasportasi.

    3. Terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai di tempat

    rujukan.

    Telah diketahui bahwa 3 penyebab utama kematian ibu di bidang obstetri

    adalah perdarahan 45%, infeksi 15 % dan hipertensi dalam kehamilan 13 %

    (SKRT 1995). Sejalan dengan data tersebut, kebanyakan kematian maternal

    terjadi 3 hari sehabis melahirkan karena terserang infeksi. Oleh karena itu, baik

    ibu, keluarga maupun tenaga kesehatan perlu belajar hal-hal yang berkaitan

    dengan komplikasi postpartum ini (Roeshadi, 2006).

    WHO telah merekomendasikan program Making Pregnancy Saferyang salah

    satu fokus penanganannya pada pencegahan perdarahan postpartum. Perdarahan

    postpartum ini adalah penyebab utama kematian maternal. Tidak kurang

    seperempat dari seluruh kematian maternal disebabkan oleh perdarahan (WHO,

    2006). Di negara berkembang, perempuan cenderung lebih mendapat perawatan

    antenatal atau perawatan sebelum melahirkan dibandingkan mendapat perawatan

    kebidanan yang seharusnya diterima selama persalinan dan pasca persalinan.

    Nyatanya, lebih dari separuh jumlah seluruh kematian ibu terjadi dalam waktu 24

    jam setelah melahirkan, sebagian besar karena terlalu banyak mengeluarkan

    darah. Perdarahan hebat adalah penyebab paling utama dari kematian ibu di

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    16/91

    seluruh dunia. Sebenarnya perdarahan postpartum dini seringkali dapat ditangani

    dengan perawatan dasar, namun keterlambatan dapat mengakibatkan komplikasi

    lebih lanjut sehingga memerlukan pelayanan yang komperhensif. Pencegahan,

    diagnosis dan penanganan pada jam-jam pertama sangatlah penting untuk

    mengatasi perdarahan. Disamping itu risiko-risiko lain seperti infeksi dan

    komplikasi juga dapat mengancam jiwa (Shane, 2002).

    Periode postpartum merupakan masa untuk beradaptasi dengan perubahan

    fisik dan psikologis. Serta salah satu masa untuk mengadopsi peran ibu (Bobak et

    al, 2004). Mengingat pentingnya adaptasi pada masa ini maka perawat

    diharapkan bisa memberi kontribusi dengan menyediakan pelayanan keperawatan

    yang mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu postpartum ini. Salah

    satu cara yang bisa dilakukan perawat adalah dengan mengoptimalkan fungsinya

    sebagai edukator dengan memberikan pengetahuan tentang perawatan ibu dan

    bayi kepada ibu postpartum. Permasalahan ibu postpartum ini sebetulnya bisa

    dicegah, salah satunya dengan memberikan penyuluhan yang berkesinambungan

    pada ibu postpartum. Kurangnya pengetahuan ibu postpartum tentang perawatan

    ibu dan bayi, dapat ditopang dengan meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan

    khususnya perawat dan bidan tentang asuhan keperawatan ibu postpartum.

    Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap perawat dan bidan

    di bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada tanggal 30 April 2007

    bahwa program pelatihan ibu postpartum jarang dilaksanakan dan tidak dilakukan

    secara berkesinambungan karena jumlah perawat yang tidak memadai dan beban

    kerja yang ada. RSUP Dr. Sardjito sebetulnya pernah mengadakan program

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    17/91

    pelatihan yang melibatkan ibu postpartum yaitu program pelatihan breast care.

    Akan tetapi program tersebut sudah tidak dilaksanakan sejak tiga tahun yang lalu.

    Menurut Notoatmojo (1997) perubahan perilaku baru/ adopsi perilaku yang

    didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya

    perilaku yang tidak didasarkan oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan

    berlangsung lama. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    seseorang salah satunya adalah media. Media yang memiliki jumlah dan kualitas

    yang cukup memberi kesempatan pembelajar untuk menigkatkan pemahaman

    dengan cukup baik. Selain itu media yang ditawarkan harus memperhatikan minat

    yang beragam dan bahan utama tersebut tidak boleh dinomorduakan (Suparno,

    2001).

    Salah satu media yang menjanjikan berbagai kelebihan adalah penggunaan

    video pendidikan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Hal ini sesuai

    dengan berbagai alasan sebagai berikut:

    1. Video mampu menggambarkan keadaan nyata/ menyerupai keadaan

    sebenarnya.

    2. Video bersifat dinamis sehingga merangsang rasa dan mudah memberi kesan.

    3. Video memungkinkan penerangan berulang-ulang.

    4. Penggunaan media ini juga mempercepat kadar pemahaman seseorang.

    5. Video mampu meraih emosi seseorang sehingga seseorang tidak langsung

    mengubah sikap seseorang dengan lebih mudah.

    Disamping itu percepatan pembelajaran dapat pula diupayakan dengan

    menggunakan sistem modul. Modul sebagai alat dan sarana pembelajaran yang

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    18/91

    berisi materi, metode, dan cara yang sistematis untuk mencapai kompetensi yang

    diharapkan (Depdiknas, 2003)

    Berawal dari latar belakang ini peneliti termotivasi untuk turut serta

    membantu peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya perawat dan

    bidan dengan melakukan penelitian Pengaruh Penggunaan Media Bantu VCD

    dan Modul terhadap Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Asuhan Keperawatan

    pada Ibu Postpartum di Bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasar uraian di atas diketahui bahwa kesadaran perawat/bidan mengenai

    risiko kematian pada ibu postpartum sudah ada, namun hal itu belum diimbangi

    dengan tingkat pengetahuan yang cukup tentang asuhan keperawatan postpartum.

    Pelatihan dengan menggunakan media bantu VCD dan modul merupakan salah

    satu jenis media pengajaran yang banyak digemari saat ini.

    Penelitian tentang efek penggunaan media audiovisual pernah dilakukan.

    Namun penelitian kali ini lebih mendalami tentang penerapan pelatihan

    menggunakan media bantu VCD dan modul. Diharapkan dengan penelitian ini

    akan memberikan pengetahuan praktis kepada perawat/bidan dan dunia kesehatan

    pada khususnya. Dengan informasi praktis yang dapat diterapkan dengan baik

    akan menghasilkan suatu kesadaran bahwa dengan pelatihan ini dapat

    meningkatkan skor pengetahuan perawat/bidan yang berguna bagi pelayanan

    keperawatan. Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang

    masalah tersebut adalah: Apakah pelatihan dengan menggunakan media bantu

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    19/91

    VCD dan modul dapat meningkatkan skor pengetahuan perawat tentang asuhan

    keperawatan pada ibu postpartum di Bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito.

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:

    1. Tujuan umum

    Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang tingkat

    pengetahuan perawat/bidan tentang asuhan keperawatan ibu postpartum sebelum

    dan setelah mendapat pelatihan dengan menggunakan media bantu VCD dan

    modul.

    2. Tujuan khusus

    Pada tujuan yang lebih khusus, penelitian ini dilakukan untuk:

    Mengetahui tingkat pengetahuan perawat/bidan sebelum dan setelah mendapat

    pelatihan asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan menggunakan media

    bantu VCD dan modul pada 10 aspek meliputi: a) masalah afterpain; b) masalah

    perineum; c) masalah perkemihan; d) masalah eliminasi fecal; e) masalah

    hemoroid; f) masalah kelelahan; g) masalah nyeri punggung; h) psikologis; i)

    masalah menyusui; j) masalah pengetahuan perawatan di rumah.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    20/91

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini secara teroritis diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

    pengembangan IPTEK berkaitan dengan pembelajaran dengan menggunakan

    media bantu VCD dan Modul untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang

    asuhan keperawatan pada ibu postpartum serta sebagai referensi untuk studi

    lanjutan bagi para peneliti yang tertarik pada masalah yang sama.

    Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

    bagi pengelola kepala Bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito (pemerintah) sebagai

    salah satu upaya memberikan pelatihan kepada perawat/bidan sehingga

    perawat/bidan dapat menyebarluaskan informasi kepada ibu postpartum tentang

    asuhan keperawatan pada ibu postpartum.

    E. Keaslian Penelitian

    Sejauh pengetahuan peneliti, belum ada yang membahas pelatihan asuhan

    keperawatan ibu postpartum pada perawat dan bidan dengan menggunakan media

    bantu VCD dan modul . Adapun penelitian yang sudah membahas tentang metoda

    alternatif sebagai metoda pendidikan kesehatan secara umum yaitu:

    1. Penelitian Sriyono (2001) yang membandingkan pengaruh pelatihan dengan

    metode diskusi kelompok dan ceramah menggunakan media audiovisual

    terhadap pengetahuan dan sikap kader posyandu dalam menemukan tersangka

    tuberculosis paru. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah

    eksperimental semu dengan rancangan non equivalent control group design

    with pretest post test. Penelitian ini meliputi 2 macam metode. Metode yang

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    21/91

    digukanan yaitu diskusi kelompok menggunakan media audiovisual (metode

    1) dan ceramah menggunakan media audio visual (metode 2). Subyek

    penelitian ini adalah 19 kader posyandu desa Demakan, kecamatan

    Mojolaban, kabupaten Sukoharjo, yang diberi pendidikan kesehatan dengan

    metode 2 dan 17 kader Posyandu desa Triyagan, Kecamatan Mojobalan,

    Kabupaten Sukoharjo yang diberi pendidikan kesehatan dengan metode 1.

    Hasil penelitian ini adalah pendidikan kesehatan dengan metode 1 dan metode

    2 dapat meningkatkan pengetahuan kader Posyandu tentang penyakit TB paru

    dan cara penanggulangannya, tetapi skor pada metode 2 lebih tinggi daripada

    metode 1.

    Adapun penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan jenis penelitian

    yang sama, namun peneliti menggunakan media yang berbeda yaitu media

    bantu VCD dan modul. Subyek yang digunakan merupakan perawat/bidan di

    Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito.

    2. Penelitian Rahmi Inayati (2004), membandingkan efektivitas media VCD

    dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap Infection Drug User (IDU).

    Penelitian ini menggunakan metode preeksperimental dengan one group

    design with pre test and post test. Subyek data menggunakan kuesioner

    tertutup disusun secara berstruktur. Data tentang pengetahuan dan sikap

    responden dikumpulkan pada saat pre test dan post test. analisis hasil

    kelompok menggunakan SPSS dengan uji statistik rerata skor sebelum dan

    setelah intervensi (p

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    22/91

    diberikan program kesehatan tentang program harm reduction. Hasilnya ada

    pengaruh bermakna secara statistik rerata score sebelum dan sesudah

    intervensi, sehingga media VCD ini cukup efektif dalam meningkatkan

    pengetahuan dan sikap infection drug user.

    Penelitian yang dilaksanakan peneliti menggunakan jenis penelitian yang

    sama untuk melihat pengaruh penggunaan media bantu VCD dan modul

    terhadap tingkat pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan ibu

    postpartum. Analisis data dilakukan dengan menggunakan presentase dan

    digunakan analisis statistika uji rata-rata dua sampel dependen (berpasangan),

    yaitupaired-sample t-test(analisis parametrik pada data berdistribusi normal).

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    23/91

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    1. Pengertian pendidikan kesehatan

    Pendidikan kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lain.

    Pendidikan kesehatan sering dipandang sebelah mata karena outcome (hasilnya)

    lama dirasakan. Pada jangka pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan

    perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Pendidikan kesehatan

    mempengaruhi perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact).

    Baru kemudian pendidikan kesehatan baru akan berpengaruh terhadap

    meningkatnya indikator kesehatan masyarakat.

    Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam

    bidang kesehatan, sedangkan konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses

    belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke

    arah lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, keluarga dan

    masyarakat. Pendidikan ini hanya bisa ditempuh lewat jalur belajar. Proses belajar

    adalah apabila di dalam dirinya terdapat perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu,

    dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Dari

    ilustrasi di atas bisa disimpulkan bahwa proses belajar adalah kegiatan yang

    menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat. Ciri

    kedua dari proses belajar adalah perubahan itu didapatkan karena kemampuan

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    24/91

    baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah perubahan itu

    terjadi karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan.

    Dari pengertian diatas pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada

    individu, keluarga dan masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan

    menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan menjadi

    mampu. Pendidikan kesehatan diartikan pula sebagai usaha atau kegiatan untuk

    membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan perilaku

    untuk mencapai kesehatan secara optimal (Notoatmojo, 1997)

    Sedangkan secara spesifik, yang dimaksud dengan Pendidikan kesehatan

    perawatan pada masa kehamilan menurut Bastable cit Ambarwati (2006) adalah

    suatu program terencana berupa edukasi pada ibu hamil untuk memberikan

    pengetahuan tentang perawatan kehamilan yang aman dan memuaskan. Trend

    terbaru dalam perawatan kesehatan, menyatakan bahwa pasien dan keluarganya

    harus siap memikul tanggung jawab untuk pengelolaan perawatan diri. Fokusnya

    adalah hasil yang baik berupa keberhasilan pasien dan keluarga dalam

    mempelajari pengetahuan dan keterampilan untuk perawatan diri.

    Pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan

    untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam

    mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang di

    dalamnya perawat sebagai perawat pendidik (Suliha cit Ambarwati, 2002)

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    25/91

    2. Peran perawat dalam pendidikan kesehatan

    Berdasar perannya sebagai perawat pendidik, perawat mengalihkan

    pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap selama pembelajaran yang

    berfokus pada pasien. Perubahan perilaku pada pasien selama proses

    pembelajaran berupa perubahan pola pikir, sikap, dan keterampilan yang spesifik

    (Ambarwati, 2006). Oleh karena itu peran perawat ini tidak dapat digantikan oleh

    alat ataupun disiplin ilmu lainnya.

    3. Tujuan pendidikan kesehatan

    Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk meningkatkan

    status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah

    kesehatan, mempertahankan derajad kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan

    fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk

    mengatasi masalah kesehatan (Ambawati, 2006).

    4. Maksud, manfaat, dan sasaran pendidikan kesehatan

    Program pendidikan kesehatan dan staf yang berlaku dan terus-menerus

    meningkat merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pemberian

    perawatan kesehatan pada masyarakat. Pendidikan kesehatan pada pasien telah

    menunjukkan potensi untuk meningkatkan kepuasan pasien, memperbaiki kualitas

    kehidupan, memastikan kelangsungan perawatan, secara efektif mengurangi

    insiden komplikasi penyakit, memasyarakatkan masalah kepatuhan terhadap

    rencana pemberian perawatan kesehatan dan menurunkan ansietas dan

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    26/91

    memaksimalkan kemandirian dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari

    (Bastable citAmbarwati, 2002)

    5. Media pendidikan kesehatan

    Menurut Notoatmojo (1997) yang dimaksud dengan media pendidikan

    kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan. Disebut media

    pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk

    menyampaikan kesehatan karena alat-alat yang digunakan untuk mempermudah

    penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya

    sebagai penyaluran pesan kesehatan, media dibagi menjadi tiga, yaitu:

    a. Media cetak

    Media ini sebagai alat untuk menyampaikan pesan seperti booklet, leaflet,

    flyer, flip chart,rubrik, poster dan foto.

    b. Media elektronik

    Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau

    informasi kesehatan berupa; 1) televisi; 2) radio; 3) video; 4) slide dan ; 5) film

    strip.

    c. Media papan (bil l board)

    Media ini dipasang di tempat-tempat umum yang dapat diisi dengan pesan dan

    informasi kesehatan. Media ini biasa ditempel di kendaraan umum atau tempat

    strategis.

    Ketiga media ini sangat bermanfaat bagi penyampaian pesan dari perawat ke

    masyarakat atau sebaliknya.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    27/91

    6. Multimedia

    Multimedia menurut Sutopo (2003) didalam bukunya yang berjudul

    Multimedia Interaktif dengan Flash didefinisikan suatu komputer multimedia

    adalah komputer yang mempunyai alat output seperti biasanya, yaitu alat display

    danhardcopy, dengan rekaman audio berkualitas tinggi, image berkualitas tinggi,

    animasi, dan rekaman video.

    Multimedia adalah gabungan video, text, gambar dan suara yang bersifat

    interaktif yang dapat menyesuaikan dengan kemauan pemakai (Dewobroto, 2005).

    Harun (2003) menulis dalam Teknologi Multimedia dalam Pendidikanbahwa

    ada lima elemen di dalam multimedia yaitu teks, grafik, audio, video dan animasi.

    Setiap elemen ini mempunyai peranan tersendiri dalam menyampaikan informasi

    yang lebih menarik dan lebih berkesan. Berikut merupakan penjelasan singkat

    masing-masing komponen.

    a. Teks

    Adalah huruf-huruf yang tersusun untuk membentuk suatu makna yang

    dipahami atau membawa pengertian tertentu. Teks juga merupakan kumpulan dari

    semua jenis simbol, huruf, abjad, nomor, statistik dan pelbagai jenis tulisan dan

    font yang menjadi modal utama untuk menyampaikan pesan.

    b. Grafik

    Grafik adalah berbagai tampilan gambar atau paparan visual yang tidak

    bergerak seperti gambar, lukisan, gambar foto, ilustrasi, dan sebagainya. Grafik

    merupakan elemen multimedia yang sangat penting untuk memberi penekanan

    dalam suatu proses penyampaian pesan. Penggunaan grafik akan lebih tepat jika

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    28/91

    disampaikan dalam bentuk visual. Grafik juga dikatakan mampu membantu

    menerangkan suatu pesan dengan lebih tepat dan berkesan. Penggunaan grafik dan

    chart misalnya, mampu memaparkan peningkatan atau penurunan jumlah suatu

    perhitungan dengan lebih berkesan dibandingkan dengan penggunaan teks. Grafik

    juga mampu memfokuskan perhatian pengguna terhadap pesan yang ingin

    disampaikan.

    c. Audio

    Audio atau bunyi merupakan salah satu daya tarik yang berkesan untuk

    menarik perhatian seseorang. Audio di dalam suatu sistem multimedia bisa

    merujuk pada pelbagai jenis seperti rekaman suara, suara latar, musik dan

    sebagainya. Di dalam suatu sistem multimedia, elemen audio boleh digunakan

    untuk membantu proses penyampaian pesan agar lebih mantap dan berkesan.

    Selain itu, elemen audio juga mampu meningkatkan motivasi di kalangan para

    pengguna agar lebih berminat mengikuti proses penyampaian pesan. Disamping

    itu juga, elemen audio dikatakan dapat menimbulkan suasana yang lebih menarik.

    d. Video

    Video adalah elemen multimedia yang dikatakan paling dinamis dan juga

    paling realistis dibadingkan elemen-elemen lain. Video juga dikatakan gabungan

    berbagai media (seperti teks, grafik, audio dan sebagainya) di dalam satu medium.

    Oleh karena itu, penggunaan video dalam proses penyampaian pesan diusahakan

    mampu mempengaruhi motivasi seseorang terhadap proses penerimaan pesan.

    Selain itu, video juga mampu menampilkan unsur realistik atau keadaan yang

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    29/91

    sebenarnya kepada pengguna. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi

    perasaan dan emosi para penggunanya dengan lebih nyata.

    e. Animasi

    Animasi adalah tampilan visual yang bersifat dinamis. Animasi juga disebut

    proses yang menjadikan suatu obyek agar kelihatan lebih hidup atau memberi

    gambaran bergerak kepada sesuatu yang pada awalnya adalah diam. Animasi

    merupakan elemen multimedia yang paling diminati dan mendapat perhatian lebih

    karena mampu memperlihatkan fantasi manusia ke alam realitas. Animasi juga

    memunginkan sesuatu yang agak sulit diterangkan dengan kata-kata disampaikan

    dengan lebih mudah dan berkesan

    Media audio visual adalah alat- alat yang audible artinya dapat didengar dan

    alat-alat yang visible artinya dapat dilihat. Alat-alat audio visual gunanya untuk

    membuat cara berkomunikasi menjadi lebih efektif. Salah satu sasaran media ini

    adalah pengajaran atau pendidikan. Media audio visual juga diartikan sebagai

    sensory aids artinya alat pembantu panca indera (Suleiman, 1988).

    Perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi saat ini telah membawa

    dampak yang positif terhadap pengembangan media pendidikan. Salah satu

    bentuk media yang dihasilkan adalah media audio visual dalam bentuk Video

    Compact Disc(VCD). VCD berisi gambar bergerak dan suara.

    Seperti halnya sebuah media, media audio visual mempunyai sifat-sifat positif

    maupun negative. Beberapa sifat positif audiovisual sebagai berikut: a) jangkauan

    luas; b) seketika (serentak); c) menarik; d) efek dramatisasi; e) penentuan waktu

    penayangan mudah; f) berupa gabungan gambar; g) suara; h) warna dan gerak.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    30/91

    Selain mempunyai sisi positif, media audiovisual juga memiliki beberapa

    kekurangan yaitu: a)sekilas pandang dengar; b) frekuensi harus tinggi; c) mahal;

    d) tidak ada segmentasi; e) harus pendek; f) membutuhkan waktu produksi lama

    (Sayoga cit Matekohy, 2004)

    7. Modul

    Modul adalah salah satu bentuk pelajaran tertulis yang bertujuan

    mempermudah proses belajar. Keunggulan menggunakan modul antara lain:

    merupakan variasi dalam belajar, meningkatkan motivasi, membantu proses

    belajar yang bersifat mendiri, mendorong untuk meninjau kembali apa yang telah

    dibahas dalam perkuliahan (Utomo cit Triana, 2002). Pembelajaran dengan sistem

    modul memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri

    sesuai dengan percepatan belajar masing-masing. Modul sebagai alat atau sarana

    pembelajaran berisi materi, metode, batasan-batasan, sistematis dan menarik

    untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam pembelajaran sistem modul

    ini, maka akan diperoleh keuntungan sebagai berikut: 1) keutuhan dan ketuntasan;

    2) kesinambungan proses pembelajaran; 3) efesiensi penggunaan sumber daya

    pendidikan. Untuk itu perlu adanya penyusunan bahan ajar atau modul sesuai

    dengan kompetensi yang diharapkan (Depdiknas, 2003).

    8. Pengetahuan

    Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman. Pengetahuan dapat di dapat

    dari informasi guru, orang tua, teman, buku dan surat kabar. Kita juga menelusuri

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    31/91

    apakah pengetahuan yang kita dapat benar atau tidak. Pengetahuan dan

    pengalaman membuat kita tidak mengulangi perbuatan yang salah (WHO, 1992).

    Pengetahuan menurut Notoatmojo (1997) merupakan hasil tahu dan ini

    terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap subyek tertentu.

    Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni: indera penglihatan,

    pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

    diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

    yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

    Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang di dasari oleh

    pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

    pengetahuan. Penelitian Rogers cit Notoatmojo (1997), mengungkapkan bahwa

    sebelum orang mengadopsi (perilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi

    proses yang berurutan, yakni:

    a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari arti megetahui

    terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

    b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap

    subyek sudah mulai timbul.

    c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

    tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.

    d. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

    yang dikehendaki oleh stimulus.

    e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

    kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    32/91

    Namun demikian dari penelitian Rogers menyimpulkan bahwa perubahan

    perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas. Apabila penerimaan

    perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh

    pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

    bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari

    oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.

    Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif menurut Bloom

    mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

    a. Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

    kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

    atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini adalah merupakan

    tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

    tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,

    mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

    b. Memahami (comperhension)

    Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang

    obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

    Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

    menyebutkan contoh, mneyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

    obyek yang dipelajari.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    33/91

    c. Aplikasi (application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

    dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

    diartikan aplikasi, atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

    sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

    d. Analisis

    Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke

    dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

    tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

    dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan),

    membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

    e. Sintesis

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menysun formulasi baru

    dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat

    merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya

    terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

    f. Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

    penilaian terhadap materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu

    kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    34/91

    9. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

    a. Metode

    Ada dua metode belajar yang dikenal yaitu metode kuliah dan metode

    penemuan. Metode kuliah paling cocok digunakan untuk menyampaikan

    informasi kepada pembelajar. Sedangkan metode penemuan dianjurkan karena

    hasil pelajaran yang didapat lebih permanen karena dicari sendiri dengan susah

    payah. Metode ini banyak digunakan untuk mencapai taraf kefahaman akan tetapi

    metode ini tidak semudah yang disangka.

    Metode mengajar bergantung pada tujuan dan bahan yang harus disampaikan.

    Macam-macam metode itu bisa digunakan bersama-sama untuk menyampaikan

    bahan pelajaran tertentu (Nasution, 1999).

    b. Manusia/Orang

    Manusia/orang merupakan masukan/ input di dalam sistem belajar. Kualitas

    masukan ini akam mempengaruhi kualitas hasil belajar. Pada kenyataannya setiap

    orang memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar yang berbeda-beda sehingga

    hasil yang dicapai juga berbeda-beda (Suparno, 2001)

    c. Bahan/ Media

    Bahan atau material yang ada dalam jumlah dan kualitas yang cukup memberi

    kesempatan pembelajar untuk meningkatkan pemahaman dengan cukup baik.

    Selain itu bahan yang relevan dengan program yang ditawarkan harus

    memperhatikan minat yang beragam, dan bahan utama tersebut tidak boleh

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    35/91

    dinomorduakan (Suparno, 2001). Oleh karena itu pemilihan bahan ini harus

    disesuaikan dengan subyek ataupun minat pembelajarnya.

    d. Perlengkapan

    Dalam menyampaikan pelajaran bermacam-macam alat dan perlengkapan

    telah diciptakan agar mempermudah pembelajar untuk memahaminya.

    Perkembangan alat belajar dimulai sejak zaman purbakala seperti menulis di gua,

    dilanjutkan kemajuan lewat cetak buku, sampai pada abad ke 19 terdapat

    kemajuan teknologi yang turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan

    alat pendidikan, seperti fotografi, radio, televisi, komputer dan sebagainya

    (Nasution, 1999).

    e. Lingkungan Belajar

    Lingkungan fisik mempengaruhi kualitas belajar seseorang. Rumah, sekolah

    atau ruangan yang bising dan tidak begitu nyaman, pengap, berdesak-desakan dan

    tidak cukup cahaya, menyebabkan orang mudah leleh dan sukar berkonsentrasi

    (Suparno, 2001). Jadi lingkungan ini juga harus diprioritaskan karena dapat

    mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

    10.Asuhan keperawatan

    Keperawatan menurut lokakarya nasional keperawatan tahun 1983 adalah

    suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari

    pelayanan kesehatan berdasar ilmu dan kiat keperawatan berbetuk pelayanan bio-

    psiko-sosio dan spiritual yang komperhensif, ditujukan kepada individu, keluarga

    dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    36/91

    kehidupan manusia. Keperawatan sendiri memiliki tahapan yang disebut proses

    keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan

    pelayanan asuhan keperawatan yang meliputi 5 tahapan, yaitu pengkajian,

    diagnosis, perencanaan, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi. Hasil akhir dari

    proses ini adalah menuliskan rencana keperawatan. Proses keperawatan

    merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistimatik dalam memberikan

    pelayanan keperawatan. Rencana keperawatan merupakan pedoman dalam

    memberikan pelayanan keperawatan. Proses keperawatan ini penting dilakukan

    karena dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (Lismidar,

    1990).

    Proses keperawatan dapat pula diartikan sebagai cara yang sistematis yang

    dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan

    keperawatan dengan melakukan pengkajian, menetukan diagnosis, merencanakan

    tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil

    asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan

    pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan (Hidayat,

    2004).

    Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan

    keperawatan memiliki arti penting bagi perawat dan klien. Sebagai seorang

    perawat, proses keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan

    masalah klien, dapat pula menunjukkan professionalisme. Klien juga akan

    mendapat manfaat yang besar dengan adanya proses keperawatan ini dimana

    pasien akan merasakan kepuasan dari pelayanan keperawatan karena asuhan

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    37/91

    keperawatan diberikan sesuai tahapan dalam pemecahan masalah keperawatan.

    Pelaksanaan proses keperawatan ini bertujuan untuk menghasilkan asuhan

    keperawatan yang berkualitas, sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat

    teratasi. Dengan memahami proses keperawatan ini perawat diharapkan mampu

    melakukan asuhan keperawatan yang menyeluruh (holistik), sehingga dapat

    meningkatkan pelayanan keperawatan pada pasien di rumah sakit.

    11.Tujuan asuhan keperawatan pada ibu postpartum

    Menurut Bobak et.al.(2004) tujuan asuhan keperawatan pada ibu postpartum

    meliputi:

    a. Pengkajian lengkap terhadap perubahan fisik dan psikososial ibu.

    b. Mendeteksi tanda dan gejala komplikasi fisik dan psikososial selama masa

    postpartum.

    c. Memberikan diagnosis keperawatan untuk fisik dan psikososial.

    d. Merumuskan intervensi keperawatan untuk mencegah infeksi dan perdarahan.

    e. Merumuskan intervensi keperawatan untuk mendukung pola perkemihan dan

    defekasi yang tepat, perawatan payudara, dan kesehatan ibu dan anak.

    f. Merumuskan intervensi keperawatan untuk mendukung kemampuan

    mengasuh bayi.

    g. Menjelaskan berbagai macam cara keluarga berencana.

    h. Mendiskusikan tanggung jawab perawat pada masa postpartum dalam

    memberikan pendidikan kesehatan sebagai persiapan perawatan di rumah.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    38/91

    Tujuan dari pelayanan keperawatan pada awal masa postpartum adalah

    membantu ibu selama masa transisi dalam mengasuh. Biasanya ibu menjalani

    rawat inap selama 1 sampai 2 hari setelah melahirkan. Karena banyak informasi

    yang yang harus dibagikan dengan ibu dalam jangka waktu yang singkat, penting

    bagi ibu untuk mengatur waktu yang tersedia. Perawat menyediakan perawatan

    yang berfokus pada kesehatan fisik dan psikologi serta kemampuan ibu dan bayi.

    Untuk menyediakan kualitas keperawtan yang baik, perawat harus memiliki

    pengetahuan tentang perubahan fisik yang terjadi pada ibu, psikososial dan

    perubahan emosi pada keluarga (Bobak et. al, 2004).

    12. Postpartum

    Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

    selesai sampai dengan alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa

    nifas ini yaitu berkisar 6-8 minggu (Mochtar, 1998). Periode postpartum

    merupakan masa untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis serta

    salah satu masa untuk mengadopsi peran ibu (Bobak, et. al, 2004). Masa nifas

    (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

    kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

    selama kira-kira 6 minggu (Saifuddin, 2002).

    Nifas ada tiga periode yaitu:

    a. Puerperiumdini adalah kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

    berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja

    setelah 40 hari.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    39/91

    b. Puerperium intermedialyaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang

    lamanya 6-8 minggu.

    c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

    sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan/tahunan.

    Menurut Hanafiah (2004) pada saat masa setelah melahirkan, ibu sering

    mengalami gangguan fisik maupun psikologis, sehingga dibutuhkan asuhan

    keperawatan pada ibu postpartum untuk mengatasi permasalahan pada berbagai

    aspek antara lain:

    a Perubahan fisik pada kehamilan

    1) Afterpain

    Afterpain adalah rasa sakit yang mencengkam (kram) pada abdomen

    bagian bawah, yang sering dijumpai pada hari ke-7 hingga ke-10 postpartum.

    2) Perineum

    Jaringan lunak jalan lahir dan struktur di sekitarnya akan mengalami

    kerusakan pada setiap persalinan. Kerusakan biasanya lebih nyata pada wanita

    nulipara karena jaringan nulipara lebih padat dan lebih resisten daripada

    wanita multipara. Laserasi perineum biasanya terjadi sewaktu kepala bayi

    dilahirkan. Terjadi perubahan pada perineum jika ibu mengalami episiotomi.

    Perineum harus bersih, tidak berwarna, tidak ada edema dan jahitan harus

    utuh.

    3) Sistem perkemihan

    Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita

    sulit kencing karena pada persalinan m.sphicter vesica et uretharemengalami

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    40/91

    tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga

    oleh karena adanya oedem kandungan kemih yang terjadi selama persalinan.

    Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan

    kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi.

    4) Eliminasi fecal

    Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu

    melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun

    selama proses persalinan dan awal masa postpartum, enema sebelum

    melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi. Ibu sering merasakan nyeri saat

    defekasi karena nyeri yang dirasakan di daerah perineum akibat laserasi atau

    hemoroid. Bila ada obstipasi dan timbul berak yang keras, dapat kita lakukan

    pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau parenteral, atau dilakukan

    klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses dapat tertimbun di

    rektum, dan menimbulkan demam.

    5) Hemoroid

    Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi (peradangan) pembuluh vena

    (pembuluh darah balik) di daerah anus atau pembengkakan vena hemoroidalis.

    Bila pelebaran venanya di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna

    dan bila di bawah mukosa (selaput lendir) disebut hemoroid interna.

    Pada ibu postpartum lakukan pemeriksaan setiap 15 menit dalam mengkaji

    jumlah perdarahan. Alirannya harus sedang. Bila darah mengalir cepat, perlu

    dicurigai adanya robekan servik

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    41/91

    6) Kelelahan

    Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila

    persalinan berlangsung lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia

    harus tidur terlentang selama 8 jam untuk mencegah perdarahan postpartum.

    Kemudian ia boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegah terjadinya

    trombosis dan tromboemboli. Pada hari kedua telah dapat duduk, hari ketiga

    telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima boleh pulang. Mobilisasi

    ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi persalinan,

    nifas, dan sembuhnya luka.

    Kelelahan dan waktu tidur yang kurang memperlihatkan tantangan yang

    besar bagi pemulihan fisik dan mental ibu. Kebutuhan ibu untuk tidur dan

    istirahat harus didahulukan dari kegiatan lain yang tidak penting. Beristirahat

    akan memberikan energi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sering tidak

    bisa diprediksi dalam memberikan ASI dan merawatnya sepanjang siang dan

    malam.

    7) Nyeri punggung

    Seorang ibu setelah melahirkan pasti memiliki berbagai macam keluhan

    terkait dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Salah satunya adalah nyeri

    punggung. Nyeri ini dapat berupa nyeri ringan sampai nyeri berat. Tentu saja

    jika hal ini dibiarkan dapat mengganggu produktivitas kerja ibu.

    8) Pengetahuan

    Ibu baru melahirkan memiliki berbagai permasalahan seputar pengetahuan

    yang belum dimengerti. Masalah pengetahuan yang bisa muncul diantaranya:

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    42/91

    a) perawatan bayi; b) perawatan perineum; c) cara menyusui yang benar; d)

    kontrasepsi; e) koitus setelah melahirkan; f)payudara.

    Payudara wanita adalah suatu kelenjar eksokrin yang berukuran besar,

    lebih sering berada dalam keadaan tidak aktif sepanjang kehidupan wanita.

    Payudara disusun oleh 18 segmen yang berisi lemak yang berisi lemak dan

    jaringan penyambung dan sangat banyak mengadung pembuluh darah,

    pembuluh limfe, dan syaraf. Ukuran payudara berkaitan dengan jumlah lemak

    yang terdapat didalamnya dan tidak ada kaitannya dengan kapasitas

    fungsional. Gambaran utama pertumbuhan mamae pada masa hamil ialah

    peningkatan alveoli dan duktus. Pada akhir kehamilan terjadi perkembangan

    maksimum sistem loburoalvorraldan diduga merupakan seneitiasasi jaringan

    kelenjar akibat prolaktin. Kolostrum terdapat dalam payudara sejak bulan

    pertama kehamilan.

    9) Menyusui

    Menyusui adalah pengalaman baru bagi seorang Ibu. stimulasi dari bayi

    merangsang hormonal Ibu sehingga menimbulkan perasaan nyaman. Bayi juga

    mampu menyesuaikan kebutuhan minumnya dengan persediaan ASI Ibu.

    semakin sering menyusui, maka produksi ASI makin banyak pula. Menyusui

    kadang juga menimbulkan permasalahan terutama bagi ibu primipara. Oleh

    karena itu pengetahuan tentang posisi dan cara menyusui harus diketahui

    seorang Ibu.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    43/91

    10) Masalah involusi uterus

    Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan

    iskemia pada lokasi perlekatan plasenta (placental site) sehingga jaringan

    perlekatan antara plasenta dan dinding uterus nekrosis dan lepas. Ukuran

    uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pascapersalinan, setinggi sekitar

    umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada

    ukuran sebelum hamil). Jika sampai 2 minggu postpartum uterus belum masuk

    panggul, curiga ada subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan oleh infeksi

    atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrhage). Jika terjadi subinvolusi

    dengan kecurigaan infeksi, diberikan antibiotika. Untuk memperbaiki

    kontraksi uterus dapat diberikan unterotonika (ergometrin maleat), namun

    ergometrin mempunyai efek samping menghambat produksi laktasi karena

    menghambat produksi prolaktin.

    11) Masalah lokhea

    Lokhea adalah cairan mengandung sisa jaringan uterus / bagian nekrotik

    yang keluar. Normal berturut-turut selama masa nifas keluar lockhea warna

    merah (masih bercampur darah), kemudian kuning, kemudian putih. Lokhea

    normal tidak berbau. Jika berbau dicurigai ada infeksi.

    b Perubahan psikologis

    Seorang ibu yang baru melahirkan berisiko mengalami postpartum blues,

    akibat emosi negatif yang mungkin warisan kebudayaan atau kepribadian. Emosi

    yang demikian ini menandakan gejala mal adaptasi.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    44/91

    Melahirkan bayi dapat menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan dan

    menegangkan, tetapi pada proses melahirkan beberapa wanita mungkin

    mengalami gangguan postpartum yang dapat sangat mempengaruhi status mental

    ibu. Pengalaman yang dialami ibu seperti baby blues yaitu kemurungan yang

    melayang dikarenakan fluktuasi hormone yang tinggi yang terjadi selama dan

    segera setelah melahirkan. Mereka juga mengalami pengalaman yang lebih serius

    pada status kesehatan mental seperti depresi postpartum gangguan berat setelah

    stress namun jarang terjadi disebut psikosis postpartum.

    B. Landasan Teori

    Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka, maka dapat

    dirangkum bahwa perubahan perilaku dalam pemberian pendidikan kesehatan

    dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya adalah pikiran dan perasaan,

    pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai. Program pendidikan kesehatan

    mempunyai tujuan adanya perubahan perilaku pada akhir program pelatihan.

    Sebuah program pelatihan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada

    orang untuk mengetahui dan berlatih ilmu baru (WHO, 1992). Proses belajar

    dipengaruhi pula oleh faktor yang berasal dari pembelajar sendiri (internal) dan

    faktor yang berasal dari luar pembelajar (eksternal) (Suparno, 2001). Salah satu

    cara yang digunakan pada aktivitas belajar ini adalah pelatihan dengan

    menggunakan media bantu VCD dan modul tentang asuhan keperawatan pada ibu

    postpartum.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    45/91

    C. Kerangka Teori

    Gambar 1. Proses Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi(Nasution, 1999; Suparno, 2001; WHO, 2001)

    D. Kerangka Konsep Penelitian

    Variabel independen Variabel dependen

    Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

    Eksternal

    Proses

    belajar

    Internal

    Pengetahuan

    Faktor yang mempengaruhi

    pengetahuan:1. manusia/ orang2. metode3. bahan/ media4. perlengkapan

    5. lingkungan belajar

    Sikap Perilaku

    Pelatihan denganmenggunakan media bantu

    VCD dan modul tentangasuhan keperawatan pada

    ibu postpartum

    Tingkat pengetahuan

    perawat/ bidan tentangasuhan keperawatan pada

    ibu postpartum

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    46/91

    E. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis dalam penelitian ini adalah: ada pengaruh media bantu VCD dan

    modul terhadap tingkat pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan pada

    ibu postpartum di Bangsal Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    47/91

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah pre eksperimental dengan desain one grouppre

    test and post test design. Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua

    kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum

    eksperimen (O1) disebut pre test, dan observasi setelah eksperimen (O2) disebut

    post testdengan menekankan pada pengetahuan perawat/ bidan dalam melakukan

    asuhan keperawatan pada ibu postpartum.

    Model rancangannya adalah sebagai berikut:

    O1 X O2

    Keterangan :

    O1 : pre test untuk mengetahui pengetahuan perawat/bidan tentang asuhan

    keperawatan pada ibu postpartum.

    X : pelatihan asuhan keperawatan ibu postpartum dengan menggunakan media

    bantu belajar VCD dan modul.

    O2 : post testuntuk mengetahui pengetahuan perawat/ bidan tentang asuhan

    keperawatan pada ibu postpartum.

    Desain ini memiliki keterbatasan karena masih ada variable luar yang

    berpengaruh terhadap terbentuknya variable dependen. Jadi hasil eksperimen yang

    merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variable

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    48/91

    independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak

    dipilih secara random (Sugiyono, 2006).

    Namun demikian, model rancangan ini lebih akurat daripada desainone shot

    case study yang mengobservasi hasilnya saja. Pada model rancangan one group

    pre test and post test design, perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat

    membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan.

    B. Subjek Penelitian

    Populasi pada penelitian ini adalah semua perawat/bidan di bangsal Anggrek

    2 RSUP Dr. Sardjito. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan

    metode total sampling. Sehingga dari keseluruhan perawat/bidan bangsal Anggrek

    2 yang melakukan asuhan keperawatan pada ibu postpartum dengan perincian 4

    orang perawat dan 13 bidan, semua diambil sebagai sampel. Adapun kriteria

    inklusi sampel penelitian ini adalah semua perawat dan bidan di bangsal Anggrek

    2 dan bersedia menjadi subyek penelitian. Kemudian kriteria eksklusinya adalah

    sedang cuti praktik atau tidak ada di tempat pada waktu pelaksanaan penelitian.

    Selama dilakukan penelitian, jumlah perawat dan bidan di Ruang Anggrek 2

    RSUP Dr. Sardjito adalah 17 orang, tetapi hanya 11 orang yang memenuhi kriteria

    untuk dijadikan responden, sedangkan 2 orang tidak diikutsertakan dalam

    penelitian karena terlambat pada waktu pelaksanaan penelitian dan 4 orang tidak

    hadir dikarenakan bertugas pada shift sore dan malam.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    49/91

    C. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Ruang Anggrek 2 RS Dr. Sardjito. Penelitian

    dilaksanakan mulai Agustus sampai dengan November 2007.

    D. Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ada 2 variabel, yaitu :

    1. Variabel independen atau variable bebas: pelatihan asuhan keperawatan ibu

    postpartum dengan menggunakan media bantu VCD dan modul.

    2. Variabel dependen atau variable terikat: skor pengetahuan perawat/bidan

    tentang asuhan keperawatan pada ibu postpartum.

    E. Definisi Operasional

    1. Media bantu VCD dan modul adalah program pelatihan yang berisi modul-

    modul pembelajaran tentang perawatan ibu postpartum berikut gambar

    pendukung dan video simulasi. Modul-modul pembelajaran disusun

    berdasarkan berdasarkan 12 aspek utama meliputi masalah afterpain, masalah

    perkemihan, masalah eliminasi fecal, hemoroid, kelelahan, nyeri punggung,

    masalah perineum, masalah menyusui, masalah psikologi, masalah lokhea,

    masalah involusi uterus dan masalah pengetahuan yang akan dibahas dan

    dikemas sebagai VCD. Durasi penayangan VCD kurang lebih 60 menit.

    2. Nilai pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu

    postpartum adalah angka yang didapatkan dari sejumlah pertanyaan tentang

    materi asuhan keperawatan pada ibu postpartum. Nilai pengetahuan diukur

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    50/91

    dengan kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Nilai tersebut didapatkan

    dari penjumlahan jawaban yang benar. Hasil pengukuran ini berskala interval.

    3. Postpartum (masa nifas) adalah masa pulih kembali mulai dari partusselesai

    sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil lamanya 6-8 minggu.

    4. Asuhan keperawatan pada ibu postpartum adalah suatu bentuk pelayanan

    professional dari pelayanan kesehatan yang tersedia setelah ibu melahirkan

    sampai 6-8 minggu secara berkelanjutan selama masa perawatan pasien.

    F. Instrumen Penelitian

    Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup,

    disusun terstruktur berisi pertanyaan tentang asuhan keperawatan pada ibu

    postpartum untuk dijawab responden. Butir pertanyaan diambil dari 10 aspek

    yang muncul pada ibu postpartum yaitu meliputi cara mengatasi afterpain,

    masalah perkemihan, masalah eliminasi fecal, hemoroid, kelelahan, nyeri

    punggung, masalah perineum, masalah menyusui, masalah psikologi dan masalah

    pengetahuan.

    Untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat/bidan sebelum dan setelah

    diberi pelatihan, peneliti menggunakan kategori yang berpedoman pada Arikunto

    (2002). Yaitu rentang nilainya :

    1. 76 % - 100%, Kategori baik sekali

    2. 56 % - 75,99 %, Kategori baik

    3. 40 % - 55,99 %, Kategori sedang

    4. < 40 %, Kategori buruk

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    51/91

    Instrumen terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dengan nilai 0 dan 1. Nilai 0

    berarti jawaban salah, nilai 1 berarti jawaban benar untuk pertanyaan

    favourable sedangkan untuk pertanyaan unfavourable nilai dibalik yaitu nilai 0

    jika jawaban benar dan nilai 1 jika jawaban salah.

    Tabel 1. Kisi-kisi Pertanyaan Pengetahuan tentang

    Asuhan Keperawatan Ibu Postpartum

    Topik Nomor butir pengetahuan Jumlah

    Favorable Unfavorable

    Masalah menyusui 8 2 10Masalah nyeri punggung 3 2 5Masalah afterpain 2 2 4Masalah perineum 8 3 11Masalah perkemihan 4 1 5Masalah eliminasi fekal 4 2 6Masalah hemoroid 5 1 6Masalah kelelahan 4 1 5Masalah psikologis 3 2 5Masalah pengetahuan perawatan

    di rumah 7 1 8

    Jumlah 48 17 65

    G. Uji Validitas

    Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini, digunakan validitas

    isi (content validity). Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir-

    butir instrumen dapat menggambarkan indikator dan perubahan yang dimaksud.

    Uji validitas isi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan jalan expert

    judgementyaitu dikonsultasikan dengan 2 orang ahli dalam bidang keperawatan

    maternitas masing-masing telah berkerja selama 6,5 tahun dan 10 tahun. Ahli

    pertama adalah lulusan S2 Kesehatan Ibu dan Anak dan Kesehatan Reproduksi

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    52/91

    Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM, dan ahli kedua menyelesaikan studi S2 di

    Magister Manajemen Rumah Sakit Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. Dengan

    demikian sudah tidak diperlukan lagi rumus untuk menginterpretasikan validitas

    isi tersebut.

    Setelah dilakukan uji validitas, dari 87 pernyataan, terdapat 22 item yang tidak

    valid. Hal ini dikarenakan setelah diadakan konsultasi, terdapat beberapa

    pertanyaan yang tidak relevan karena diluar topik pembahasan dalam VCD dan

    modul sehingga langsung dikeluarkan.

    H. Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha. Untuk tes ini berbentuk

    uraian atau angket dengan skala bertingkat, maka tes tersebut diuji dengan tes

    Alpha (Arikunto, 2002). Adapun rumus Alpha yang dimaksud adalah sebagai

    berikut:

    Keterangan :

    rll = Reliabilitas instrument

    k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

    b2 = jumlah varians butir

    l2 = Varians total

    =

    2

    2

    1)1(

    b

    k

    krll

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    53/91

    Angka koefisien reliabilitas berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin

    tinggi koefisien korelasi mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas.

    Instrumen dikatakan reliabel, jika nilai koefisien reliabilitas Alfa > 0,600

    (Arikunto, 2002). Setelah dilakukan penghitungan skor didapatkan koefisien

    reliabilitas Alfa untuk kuesioner tingkat pengetahuan perawat/bidan tentang

    asuhan keperawatan pada ibu postpartum sebesar 0,370. Dengan hasil seperti itu

    dapat dikatakan bahwa kuesioner tidak reliabel hal ini dikarenakan jumlah

    responden sangat terbatas (10 orang saja).

    I. Jalannya Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan secara bertahap sebagai berikut:

    1. Tahap persiapan

    Pada tahap persiapan yang dilakukan yaitu: menetapkan tema dan judul

    penelitian, melakukan konsultasi dengan pembimbing guna pembuatan rencana

    proposal penelitian, melakukan studi pendahuluan kepada perawat pada bangsal

    Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito, membuat proposal penelitian, membuat kuesioner

    sebagai cara pengumpulan data, mengikuti ujian proposal, membuat surat izin

    penelitian dari Prodi Ilmu Keperawatan UGM, kemudian ditujukan ke RSUP Dr.

    Sardjito dengan menyebutkan tujuan penelitian dan rencana pelaksanaan.

    Pembuatan instrumen penelitian berupa VCD dan modul juga dimulai pada

    tahap ini. Pembuatan desain awal, pengambilan gambar, pengeditan gambar dan

    suara dilakukan selama 3 bulan. Tahap pertama dari pembuatan VCD ini

    dilakukan dengan bantuan dua orang model sebagai probandus dan tiga orang

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    54/91

    perawat sebagai penyaji. tahapan pelatihan tersebut direkam dengan menggunakan

    handycam. Selanjutnya hasil rekaman ditransfer ke VCD dengan menggunakan

    perangkat komputer. Pada tahapan editting gambar dan suara, peneliti

    menggunakan program komputer kemudian gambar diconvert dalam bentuk

    MPEG.

    2. Tahap uji coba

    Uji coba kuesioner dilakukan pada Agustus 2007 yang dilakukan sendiri oleh

    peneliti. Adapun uji validitas dilakukan dengan konsultasi dengan 2 orang perawat

    ahli maternitas yang masing-masing telah berkerja selama 6,5 tahun dan 10 tahun.

    Ahli pertama adalah lulusan S2 Kesehatan Ibu dan Anak dan Kesehatan

    Reproduksi Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM, dan ahli kedua menyelesaikan

    studi S2 di Magister Manajemen Rumah Sakit Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM.

    Uji reliabilitas dihitung dengan tes Alpha. Pengujian reliabilitas dilakukan di RS.

    Dr Soeradji, Tirtonegoro, Klaten.

    3. Tahap pelaksanaan

    Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada 22 dan 24 November 2007.

    Pengambilan data dilaksanakan dua tahap. Pre testdilakukan sebelum pemutaran

    VCD dan modul. Tahap selanjutnya peneliti memberi pembukaan sedikit untuk

    memfokuskan perhatian, kemudian dilanjutkan pembagian modul. Tahap

    berikutnya adalah memutar VCD kemudian dilanjutkan diskusi yang dipandu oleh

    1 orang perawat maternitas lulusan S2 Kesehatan Ibu dan Anak dan Kesehatan

    Reproduksi Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. Selanjutnya peneliti memberikan

    (kuesioner) post test untuk mengukur tingkat pengetahuan setelah dilakukan

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    55/91

    pelatihan. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan

    baik, sudah matang, dimana responden memberikan jawaban atau dengan

    memberikan tanda-tanda tertentu. Kuesioner (formulir) diberikan pada responden

    untuk diisi dan peneliti mendampingi responden dalam mengisi kuesioner.

    Kuesioner ini tidak ditinggal pada responden sehingga tidak terdapat risiko tidak

    kembalinya kuesioner kepada peneliti.

    Tabel 2. Kegiatan Pelatihan Asuhan Keperawatan pada Ibu Postpartum

    Kegiatan Metode Media Waktu

    Pembukaan Ceramah 5 menitPretest 15 menitMenggali

    pengetahuanperawat/ bidan

    tentang asuhankeperawatan padaibu postpartum

    Ceramah dan

    diskusi

    Modul 15 menit

    Pemutaran VCDasuhankeperawatan pada

    ibu postpartum

    Tim menayangkanVCD yang berisi

    peragaan

    keterampilanperawatan pada ibu

    postpartum

    LCD, viewer 60 menit

    Evaluasipengetahuan

    Tanya jawab 10 menit

    Posttest 15 menit

    Jumlah 120 menit

    4. Penyusunan Laporan

    Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, dibahas, ditarik kesimpulan dan

    akhirnya disusun menjadi sebuah laporan penelitian.

    5. Penyajian data

    Data disajikan dalam bentuk tabel dan uraian.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    56/91

    J. Analisis Data

    Analisa data dilakukan setelah data hasil observasi terkumpul. Adapun

    langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

    1. Persiapan. Pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan pengecekan

    kembali kelengkapan kuesioner yang dibagikan.

    2. Tabulasi data. Pada tahap ini yang dilakukan adalah mentabulasi data dengan

    cara :

    a. Instrumen terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dengan nilai 0 dan 1. Nilai 0

    berarti jawaban salah, nilai 1 berarti jawaban benar untuk pertanyaan

    favorable sedangkan untuk pertanyaan unfavorable nilai dibalik yaitu nilai

    0 jika jawaban benar dan nilai 1 jika jawaban salah.

    b. Menghitung persentase setiap subvariabel dari masing-masing responden

    dengan rumus :

    %100dinilaiyangaspeknilaiTotal

    didapatyangNilaiPersentase =

    c. Setelah pengisian kuesioner tingkat pengetahuan perawat/bidan tentang

    asuhan keperawatan pada ibu postpartum selanjutnya dilakukan cross

    check untuk mengetahui pendapat responden tentang kualitas pelatihan

    dengan melakukan wawancara. Analisis data dari hasil wawancara

    dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: mula-mula data dari hasil

    wawancara yang terkumpul ditulis dalam bentuk catatan lapangan dan

    disalin dalam bentuk ketikan. Hasil data dipaparkan secara deskriptif yaitu

    data dalam bentuk kuotasi (kutipan responden dalam bentuk aslinya)

    dituliskan sebagai bagian dari kalimat atau terpisah dalam paragraf

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    57/91

    tersendiri jika cukup panjang. Selanjutnya data dibahas dengan

    menghubungkan atau membandingkan dengan beberapa teori dan ditarik

    kesimpulan (Sugiyono, 2006).

    Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media bantu (VCD dan modul)

    terhadap tingkat pengetahuan perawat mengenai asuhan keperawatan pada

    ibu postpartum digunakan analisis statistika uji rata-rata dua sampel

    dependen (berpasangan), yaitu paired-sample t-test (analisis parametrik

    pada data berdistribusi normal)

    3. Membuat kesimpulan dari pelatihan asuhan keperawan pada ibu postpartum

    dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif kuantitatif.

    K. Keterbatasan Penelitian

    Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain:

    1. Tidak terdapat kelompok kontrol sehingga hasil setelah penelitian bukan

    semata-mata dipengaruhi oleh pelatihan asuhan keperawatan pada ibu

    postpartum dengan menggunakan media bantu VCD dan modul.

    2. Jumlah sampel kurang representatif karena

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    58/91

    L. Hambatan Penelitian

    Penelitian ini memiliki hambatan antara lain:

    1. Perijinan lama sehingga pengambilan data sedikit mundur dari jadwal

    penelitian, akan tetapi waktu luang yang ada digunakan untuk membuat modul

    dan VCD.

    2. Pada saat hari H pelaksanaan pelatihan, sebagian perawat sedang melayat

    sehingga waktu pelatihan mundur dan ada 1 orang yang tidak mengikuti

    pretest, hambatan ini diatasi dengan mengakhirkan jadwal pelatihan.

    3. Ruangan tempat diadakannya pelatihan kurang memenuhi standard karena

    tidak terdapat perangkat multimedia. Pada hari H, peneliti meminjam LCD,

    Laptop, Speaker dan membawa peralatan lain yang dibutuhkan.

    4. Pelatihan hanya diberikan satu kali pertemuan saja, sehingga kurang optimal.

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    59/91

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Dalam memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan yang optimal RSUP Dr.

    Sardjito khususnya bangsal Anggrek 2, mengalami kesulitan dalam memberikan

    intervensi keperawatan pada ibu postpartum karena selama ini tidak ada standard

    yang pasti (sesuai dengan penelitian terbaru) tentang pelayanan pada ibu

    postpartum. Untuk meningkatkan pelayanan dan pengetahuan tentang asuhan

    keperawatan ibu postpartum maka peneliti mengadakan training/ pelatihan yang

    menggunakan media bantu VCD dan Modul sehingga dapat memberikan

    pengetahuan kepada perawat/ bidan di RSUP Dr. Sardjito. Lokasi penelitian ini

    bertempat di Bangsal Anggrek II RSUP Dr. Sardjito. Bangsal ini memiliki

    kapasitas daya tampung 21 orang. Fasilitas yag terdapat di dalamnya terdiri dari

    12 kamar. Jumlah perawat/ bidan sampai pada Januari 2008 adalah 17 perawat/

    bidan.

    B. Karakteristik Responden

    Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 11 orang perawat dengan

    karakteristik yang dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 7/26/2019 VCD Modul Postpartum Care

    60/91

    Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama kerja dan Pendidikan, Usia

    dan Keikutsertaan Pelatihan pada Perawat Bangsal Anggrek 2 RSUP

    DR. Sardjito Yogyakarta Bulan November 2007

    Sumber : Data primer yang diolah

    Berdasarkan Tabel 3, responden terbanyak berusia = 40 tahun (54,55%),

    sedangkan paling sedikit berusia 30-40 tahun (18,18%). Tingkat pendidikan

    terbanyak adalah Diploma 3 Keperawatan/ Kebidanan yaitu 10 orang (90,90%)

    sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan perawat/ bidan di Bangsal Anggrek 2

    RSUP Dr. Sardjito sudah cukup tinggi. Untuk lama kerja yang terbanyak =15

    tahun dengan persentase 45,45%. Dapat diketahui pula bahwa seluruh peserta

    belum pernah mengikuti pelatihan sehingga akan mempengaruhi pengetahuannya.

    No Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%)

    1

    2

    3

    4

    Lama kerja1 5 tahun6 10 tahun

    11 15 tahun> 15 tahun

    Tingkat PendidikanD1Keperawataan/kebidananD3 Keperawatan/kebidanan

    Usia21 - 30 tahun

    31 - 40 tahun> 40 tahunKeikutsertaan pelatihan

    PernahTidak pernah

    22

    25

    110