usulan proposal ptk revisi

36
USULAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA KELAS VIII F SMP KRISTEN PAULUS BANDUNG MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : MARTINUS SUBROTO ......................................................... SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KRISTEN PAULUS

Upload: edy-prabowo

Post on 27-Jan-2016

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Usulan Proposal PTK Revisi

USULAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA KELAS VIII F SMP KRISTEN PAULUS BANDUNG MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE

LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS

Oleh :

MARTINUS SUBROTO.........................................................

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KRISTEN PAULUS

KOTA BANDUNGJAWA BARAT

Page 2: Usulan Proposal PTK Revisi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Merujuk pada Undang –Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3 yang

menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

mermbentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa serta bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan peranan berbagai unsur

pendidikan yang saling berkaitan antara lain guru, siswa , kepala sekolah, sarana dan

fasilitas pendidikan serta masyarakat.

Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai melalui berbagai upaya yang

dilakukan oleh unsur-unsur pendidikan diantaranya ialah upaya peningkatan kualitas

pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan antara lain dengan : (1)

memperbaiki proses belajar mengajar, (2) menyempurnakan kurikulum, (3) pengelolaan

sekolah (4) meningkatkan sarana dan fasilitas pendidikan. Memperbaiki proses belajar

mengajar dipandang sebagai pusat tumpuan peningkatan kualitas belajar siswa dan

efisiensi pendidikan. Bila kita bermaksud akan mengubah atau meningkatkan peranan

pendidikan, maka yang harus dipahami adalah menganalisis apa yang terjadi di dalam

kelas ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.

Proses Belajar Mengajar jelas memiliki kedudukan yang penting dan strategis

dalam mencapai hasil belajar. Salah satu indikator keberhasilan belajar siswa yang

optimal adalah berupa nilai yang dicapai oleh siswa, untuk mendapatkan hasil

Page 3: Usulan Proposal PTK Revisi

pembelajaran yang memuaskan sesuai harapan tidak terlepas dari faktor bagaimana guru

mengelola proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran akan dapat berjalan optimal bila

guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, yang dapat melibatkan siswa

secara aktif, selain itu faktor kemampuan guru dalam menggunakan metode serta

kelengkapan fasilitas dan sarana pembelajaran juga sangat mempengaruhi tercapainya

tujuan pembelajaran secara khusus dan tujuan pendidikan nasional secara umum.

Dalam proses pembelajaran bukan hanya guru yang aktif, tetapi yang sangat

penting adalah partisipasi aktif siswa serta penggunaan strategi pembelajaran yang

menarik dari guru. Penggunaan strategi dan pendekatan yang tepat akan menciptakan

suasana pembelajaran yang interaktif-komunikatif, sehingga materi pembelajaran dapat

mudah diserap oleh siswa.

Dalam (Sanjaya, 2007:145) Diuraikan bahwa “ keberhasilan implementasi

strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode

pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat

diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.” Pada kenyataannya yang

banyak terjadi dalam proses pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

monoton, membosankan dan masih bersifat teacher centris. Umumnya guru masih

mengandalkan ceramah sebagai metode dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa

tidak mampu berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan, hal ini menyebabkan potensi

siswa tidak dapat digali secara optimal. Partisipasi aktif siswa yang dimaksud adalah

keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional dalam kegiatan pembelajaran pada

waktu kegiatan kognitif ketika memperoleh pengetahuan, mengadakan latihan dalam

pembentukan ketrampilan dan pada saat siswa menyerap nilai-nilai dalam pembentukan

sikap.

Page 4: Usulan Proposal PTK Revisi

Selama inipun yang terjadi penulis masih banyak menggunakan pendekatan

konvensional pada pembelajaran IPS yaitu dengan metode ceramah, tanya jawab dan

latihan soal, Aktivitas siswa hanya terbatas pada duduk, membaca dan menulis,

pembelajaran menjadi bersifat teacher sentries, potensi siswa tidak dapat tergali dengan

optimal, hal ini terjadi pada siswa kelas VIII G di SMP Negeri 3 Bandung, hasil prestasi

akademik khususnya dalam mata pelajaran IPS Terpadu belum cukup maksimal,

sebanyak 50 % nilai rata – rata siswa masih dibawah KKM yaitu 6,5, salah satu faktor

penyebabnya adalah ketidakmampuan guru dalam mengembangkan metode

pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada siswa (student centris), proses

pembelajaran masih bersifat monoton dan membosankan oleh sebab itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengambil Judul ” Upaya

meningkatkan partisipasi aktif siswa kelas VIII G pada pembelajaran IPS Terpadu di

SMP Negeri 3 Bandung melalui pendekatan Cooperative Learning”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan oleh penulis di atas,

maka dapat diidentikasikan masalah penelitian sebagai berikut :

a. Peranan guru masih sangat dominan dalam Kegiatan Pembelajaran

b.Tingkat partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran masih rendah

c. Rendahnya motivasi belajar siswa

d..Penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang masih kurang tepat

e. Kurangnya fasilitas dan sarana penunjang Kegiatan Belajar Mengajar

Page 5: Usulan Proposal PTK Revisi

Dari identifikasi masalah diatas penulis mencoba membatasi masalah dalam

Penelitian Tindakan Kelas ini pada :

a. Rendahnya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS dan

b. Penggunaan pendekatan Cooperative Learning dalam kegiatan pembelajaran

Dari identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka penulis

merumuskan masalah Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut : “ Apakah

penggunaan pendekatan Cooperative Learning dapat meningkatkan partisipasi aktif

siswa dalam proses pembelajaran IPS? “.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka pertanyaan penelitian dapat

diperinci sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembalajaran IPS dapat dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan cooperative learning?

2. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan pendekatan cooperative

learning pada pembelajaran IPS?

C.Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan antara lain untuk :

1. Mengetahui pendekatan pembelajaran yang efktif dalam proses kegiatan belajar

mengajar

2. Mengetahui efetifitas penggunaan pendekatan pembelajaran Cooperative Learning

dalam pencapaian hasil belajar siswa yang optimal

3. Mengantisipasi partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan

mengimplementsi kan pendekatan Cooperative Learning

4. Mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar siswa melalui penggunaan pendekatan

Cooperative Learning

Page 6: Usulan Proposal PTK Revisi

D. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan dapat bermanfaat natara lain

sebagai :

a. Bahan masukan bagi guru dan solusi dalam memilih pendekatan pembelajaran

yang interaktif komunikatif dan dapat mengoptimalkan partisipasi siswa secara

aktif dalam proses pembelajaran

b. Motivasi bagi guru dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam

mengelola kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang siswa belajar secara

optimal

c. Bahan kajian lebih lanjut bagi para peneliti dan pemerhati bidang pendidikan

lainnya guna pengembangan metode dan pendekatan pembelajaran yang dapat

mengoptimalkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran IPS Terpadu

E. Hipotesis Tindakan

Mengacu kepada masalah dan tujuan penelitian maka yang menjadi hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah “ Penggunaan pendekatan Cooperative Learning dapat

meningkatkan partisipasi aktif siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Bandung dalam

proses pembelajaran IPS Terpadu “.

Page 7: Usulan Proposal PTK Revisi

Kajian Teori

A. Kajian Teori

1. Makna Belajar

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu bagian penting dari proses pendidikan yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri individu dimana perubahan itu dapat

ditunjukan melalui berbagai bentuk seperti perubahan pemahaman pengetahuan,

sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek

lain yang ada pada setiap individu.

Menurut Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono 1999:116)

“belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang membuat seseorang

mengalami perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang

diperolehnya.” Sedangkan menurut Hilgart dan Bower (dalam Ngalim, 1994:84) “

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap satu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan kematangan, atau keadaan sesaat seseorang

( misalnya, kelelahan, pengaruh obat, dan lain-lain).” Jadi belajar adalah proses

aktif dalam mereaksi terhadap situasi yang ada disekitar individu yang diarahkan

kepada suatu tujuan dan proses berbuat melalui berbagai macam pengalaman

belajar.

Page 8: Usulan Proposal PTK Revisi

Hasil dari proses belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

individu sedangkan tingkah laku individu itu dipengaruhi oleh berbagai faktor

baik dari dalam maupun dari luar individu. Faktor dari dalam individu yang dapat

mempengaruhi tingkah laku diantaranya ialah kemampuan, minat, perhatian,

kebiasaan, usaha dan motivasi sedangkan faktor dari luar individu berupa

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, diantara ketiga lingkungan tersebut

maka lingkungan sekolah memberikan pengaruh terbesar dalam proses dan hasil

belajar individu.

Adapun yang termasuk dalam lingkungan sekolah itu adalah antara

lain berupa guru, sarana, kurikulum, tata tertib, hubungan siswa dengan siswa

lain, unsur-unsur tersebut pada dasarnya berfungsi sebagai lingkungan tempat

siswa berinteraksi dalam menumbuhkan kegiatan belajar.

Selanjutnya menurut Gagne (dalam Ngalim, 1990:84) “belajar terjadi

apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu

sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”

Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa setelah individu mengalami proses

belajar maka akan ada perubahan tingkah laku baik dari aspek pengetahuan ,

ketrampilan maupun aspek lainnya.

B. Konsep Mengajar dalam Standar Proses Pendidikan

Dalam buku Strategi Pembelajaran, Sanjaya (2007:100) disebutkan

bahwa mengajar jangan diartikan sebagai proses menyampaikan materi

pembelajaran , atau memberikan stimulus sebanyak-banyaknya kepada siswa,

Page 9: Usulan Proposal PTK Revisi

akan tetapi dipandang sebagai proses mengatur lingkungan agar siswa belajar

sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya

Dari pernyataan diatas dapat diketahui adanya suatu perubahan

paradigma bahwa peran guru dalam proses pembelajaran tidak lagi menjadi pusat

informasi akan tetapi lebih sebagai pembimbing dan fasilitator yang mampu

mengorganisir lingkungan sebagai tempat berinteraksi siswa untuk belajar.

Adapun ciri-ciri belajar mengajar dalam (Djamarah dan Zein,

1995:46) adalah sebagai berikut :

1. Belajar mengajar memiliki tujuan

2. Adanya suatu prosedur interaksi

3. Ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus

4. Ditandai dengan aktivitas anak didik

5. Guru berperan sebagai pembimbing

6. Membutuhkan adanya disiplin

7. Ada batas waktu tertentu

8. Adanya evaluasi

Jadi kegiatan belajar mengajar meliputi suatu prosedur interaksi yang melibatkan

aktivitas siswa dalam mempelajari materi pembelajaran dengan bimbingan guru

untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Selanjutnya masih dalam (Djamarah dan

Zein 1995:5) terdapat empat strategi dalam belajar mengajar yaitu :

1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan

tingkah laku dan kepribadian siswa

2. Memilih system pendekatan belajar mengajar

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang

tepat dan efektif

Page 10: Usulan Proposal PTK Revisi

4. Menetapkan norma dan batas kriteria keberhasilan sebagai pedoman dalam

melakukan evaluasi

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa ada empat masalah pokok

yang cukup penting untuk dijadikan pedoman pelaksanaan kegiatan

pembelajaran agar dapat mencapai keberhasilan yang diharapkan.

Peran guru dalam kegiatan pembelajaran sangat penting seperti yang

terdapat dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Dimyati dan Mudjiono

(1999:37), antara lain sebagai berikut :

1. Membuat disain pembelajaran dengan lengkap

2. Meningkatkan diri dan berkepribadian yang utuh

3. Bertindak sebagai guru yang mendidik

4. Menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai dengan kondisi

siswa, bahan ajar dan lingkungan sekolah.

5. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan pemberi

umpan balik bagi siswa.

Dari uraian diatas jelas dapat diketahui bahwa konsep pembelajaran modern

mengarah kepada pembelajaran yang berorientasi pada siswa ( student

oriented ).

C. Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi Pada Aktivitas Siswa

Seperti telah kita ketahui sebelumnya bahwa kegiatan pembelajaran

ditujukan agar terciptanya kondisi belajar yang dapat memungkinkan

terjadinya aktivitas belajar pada siswa, dimana dalam aktivitas tersebut siswa

dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar sehingga akan terjadi

perubahan perilaku yang diharapkan. Ada dua aspek penting yang

terkandung dalam kegiatan belajar diatas yaitu hasil belajar yang berupa

Page 11: Usulan Proposal PTK Revisi

perubahan perilaku dan proses belajar memperoleh berbagai pengalaman

intelektual, emosional dan fisik pada diri setiap siswa.

Sebagai guru tentu harus memiliki strategi yang sesuai agar kedua

aspek diatas dapat terlaksana secara efektif dan efisien, sebab tujuan yang

harus dicapai akan turut menentukan strategi pembelajaran yang digunakan.

Oleh sebab itu pemilihan strategi pembelajaran menjadi kegiatan penting bagi

guru sebelum memulai aktivitas pembelajaran.

Ada beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan oleh guru dalam

memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan seperti yang terdapat

dalam (Sanjaya, 2007:129) yaitu :

1. Berorientasi pada tujuan

2. Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa

3. Mengembangkan perubahan perilaku setiap siswa

4. Mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi

Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing dituntut memiliki

kemampuan melakukan inovasi dalam mengembangkan berbagai model

pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat terlibat secara intelektual,

emosional baik psikis maupun mental dalam suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Bab IV Pasal 19

dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

daiselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan dan menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat

dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Page 12: Usulan Proposal PTK Revisi

Bila proses pembelajaran diarahkan pada aktivitas siswa seperti yang

diuraikan diatas maka akan terhindar kegiatan pembelajaran yang monoton

dan membosankan, siswa akan lebih termotivasi, bersemangat dan dapat

terjalin situasi pembelajaran yang interaktif melibatkan seluruh potensi yang

dimiliki siswa.

D. Pendekatan Cooperative learning ( Pembelajaran Cooperative )

Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi pada

aktivitas siswa agar dapat menyerap bahan ajar dengan efektif dan efisien serta

mampu melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran maka perlu

adanya suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Peranan guru bukan hanya sekedar mengajar tetapi lebih ditekankan pada

kegiatan membelajarkan dan juga mendidik siswa, sehingga pembelajaran

yang diperoleh siswa dikelas dapat digunakan sebagai bekal untuk bertahan

hidup, oleh sebab itu proses pembelajaran tidak hanya menekankan pada

keilmuan saja.

Cooperative Learning merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang dapat memberikan alternatif dalam mengatasi problema

kegiatan pembelajaran yang kurang mampu mendorong keterlibatan siswa

secara aktif. Seperti diuraikan dalam Model – Model Pembelajaran, Hilda

Karli dan Margaretha Sri Yulianngsih, (2002:70) bahwa Cooperative Learning

adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu sesama dalam struktur kerjasama dalam

kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.

Diuraikan dalam Pembelajaran Kooperatif, Ibrahim dan Ekowati,

(2000:6) unsur-unsur Cooperative learning adalah sebagai berikut :

Page 13: Usulan Proposal PTK Revisi

1. Siswa bersama kelompok harus menganggap bahwa mereka “

sepenanggungan bersama “.

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu alam kelompoknya seperti

miliknya sendiri.

3. Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan

yang sama.

4. Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

5. Siswa akan diberikan evaluasi dan penghargaan juga bagi seluruh

anggota kelompok.

6. Siswa akan mempertanggungjawabkan secara individual mengenai

materi yang dibahas dalam kelompok kooperatif.

Dalam strategi pembelajaran ini pelaksanaan proses pembelajaran memiliki

ciri aspek pemberian tugas, tujuan dan penghargaan kerja sama dalam kelompok, sebab siswa

yang terlibat dalam pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerja sama dan melakukan

koordinasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan mereka akan berbagi penghargaan

bila mereka mereka berhasil sebagai kelompok.

secara umum ciri-ciri pembelajaran kooperatif itu diantaranya adalah :

1. Adanya kerjasama dalam kelompok

Keberhasilan kelompok dalam mencapai tujuan dicapai melalui usaha bersama

semua dengan kelompok ahli dimana setiap kelompok ahli memiliki peranan

tertentu dan jelas .

2. Menekankan pada interaksi siswa

Page 14: Usulan Proposal PTK Revisi

Setiap ahli dalam kelompok akan berinteraksi secara langsung pada saat yang

sama melalui diskusi yang tercipta dalam membahas tugas yang diberikan oleh

guru.

3. Timbulnya saling ketergantungan positif untuk mencapai tujuan

Dalam Karli dan Yuliarrtiningsih, (2002:73) juga diuraikan bahwa pada umumnya

pembelajaran kooperatif akan membawa dampak positif bagi siswa antara lain sebagai

berikut :

1. Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan sikap, pengetahuan

dan ketrampilan dalam suasana pembelajaran yang demokratis

2. Mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang dimiliki siswa

3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan mengembangkan potensi dirinya secara

optimal bagi kesuksesan kelompoknya

4. Melatih berbagai sikap, nilai dan ketrampilan social untuk diterapkan dalam

masyarakat

Pendekatan pembelajaran kooperatif memiliki beberapa model diskusi kelompok

diantaranya adalah model Jigsaw, model ini merupakan tehnik diskusi yang banyak

digunakan dalam upaya menciptakan kondisi belajar yang aktif dan partisipatif. Dalam

JurnalJpi.files.wordpress.com/2009 disebutkan bahwa Jigsaw memiliki keunggulan

diantaranya adalah lebih mengedepankan aktivitas siswa dalam mencari, mengolah dan

melaporkan berbagai informasi dari berbagai sumber belajar untuk dipresentasikan didepan

kelas. Dan melalui Jigsaw setiap siswa akan berusaha berpartisipasi dalam kelompoknya,

Page 15: Usulan Proposal PTK Revisi

karena tiap siswa mendapat tugas dan tanggung jawab untuk memecahkan masalah dalam

kelompoknya.

Adapun tujuan tehnik Jigsaw adalah sebagai berikut :

1. Memberi kesempatan siswa untuk berlatih berbicara dan menyampaikan informasi.

2. Sebagai metode alternatif disamping metode ceramah dan tanya jawab

3. Mendorong kemampuan berfikir siswa diantara anggota kelompok

Kelompok Jigsaw merupakan kelompok yang bersifat heterogen karena terdiri dari

berbagai macam tingkat kemampuan akademik yang berbeda, kelebihan dari jigsaw adalah

memungkinkan siswa untuk untuk mempelajari bahan pelajaran dengan lebih efisien. Dan

yang paling penting dalam model Jigsaw ada proses yang mampu mendorong siswa untuk

mendengar, berbicara, berinteraksi dan saling memahami sesama anggota kelompok, tiap

anggota kelompok harus bekerjasama bersama kelompoknya untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan bersanma-sama.

Secara lebih lengkap maka langkah -langkah pelaksanaan tehnik Jigsaw dapat di

uraikan sebagai berikut :

Membentuk kelompok kecil dengan anggota 5 atau 6 siswa yang berbeda

jenis kelamin, suku, dan kemampuannya.

Memilih satu orang siswa dari tiap kelompok untuk dijadikan pemimpin.

Memberikan tugas yang berbeda-beda kepada tiap anggota kelompok

Memberikan waktu beberapa saat kepada tiap anggota kelompok untuk

membaca tugas yang telah diberikan.

Page 16: Usulan Proposal PTK Revisi

Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok Jigsaw untuk membentuk

kelompok ahli, dalam kelompok ahli ini tiap anggota akan mendiskusikan

tugas yang sama.

Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok ahli untuk kembali

kepada kelompok Jigsaw untuk menyusun laporan hasil diskusi masing-

masing.

Mempresentasikan hasil diskusi dari tiap kelompok

Mengadakan Tanya jawab

Bersama-sama menarik kesimpulan tentang materi yang telah didiskusikan.

Bila dibandingkan dengan metode mengajar konvensional maka tehnik Jigsaw ini

memiliki beberapa keunggulan, antara lain :

1. Sangat mudah untuk dipelajari dan dilakukan

2. Mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang partisipatif dan menyenangkan

3. Dapat dipadukan dengan strategi mengajar yang lain

4. Dapat dilaksanakan walaupun hanya dalam satu jam pelajaran

B. Kerangka pemikiran

Pada umumnya para siswa beranggapan bahwa pembelajaran IPS

merupakan suatu proses pembelajaran yang membosankan, hal ini bisa dipahami

karena memang dari segi kandungan materi maka IPS memiliki bahan ajar yang

begitu banyak dan sarat dengan hafalan yang menuntut siswa untuk banyak

membaca dan memahami isi materi. Sementara itu kemampuan guru dalam

Page 17: Usulan Proposal PTK Revisi

menciptakan kegiatan pembelajaran dikelas yang bersifat kreatif dan inovatif sangat

terbatas sehingga proses penyampaian materi IPS terkesan selalu verbal, monoton

dan kurang memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif, akibatnya banyak siswa

mudah merasa bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kebosanan siswa

tampak pada sikap mereka selama dalam proses antara lain menunjukkan sikap yang

gelisah dan tidak senang, tidak mau mengemukakan pendapat , ngobrol dengan

teman sebangku atau bahkan saling mengganggu. Bila hal tersebut terjadi terus

menerus maka dikhawatirkan tujuan belajar yang diharapkan tidak akan tercapai.

Dari gambaran diatas maka sangat beralasan apabila setiap guru mau

dan mampu mengembangkan berbagai strategi dan model pembelajaran yang dapat

memotivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran IPS

dan diantaranya adalah dengan menggunakan pendekatan Cooperative Learning,

Dengan demikian guru harus dapat menyusun program pembelajarannya dengan

mengakomodir berbagai aspek keberagaman potensi yang dimiliki oleh siswa dan

merancang kegiatan pembelajaran dalam suasana yang kondusif, interaktif dan

menyenangkan sehingga dapat tercipta suasana belajar yang dapat merangsang siswa

untuk berapartisipasi secara aktif.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas maka dapat disusun sebuah

hipotesis tindakan sebagai berikut : “ Penggunaan pendekatan Cooperative Learning

dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Bandung

dalam mata pelajaran IPS Terpadu “.

Page 18: Usulan Proposal PTK Revisi

D. Prosedur Penelitian

A. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di sekolah tempat penulis bertugas

yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Bandung jl. Rd. Dewi Sartika no 96

Bandung.

2. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VIII G SMP Negeri 3

bandung dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang dengan tingkat kemampuan

akademis yang berbeda.

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada minggu I bulan

Agustus sampai dengan minggu ke IV bulan Oktober 2009.

B. Alat Pengumpul Data dan Analisa Data

Untuk memperoleh data yang tepat maka dalam penelitian Tindakan Kelas

ini guru menggunakan beberapa instrumen pengumpul data antara lain :

1. Lembar evaluasi pree test dan post test

2. Lembar observasi

3. Lembar angket

Data hasil belajar siswa dianalisa dengan menggunakan analisa kuantitatif

deskriptif sedangkan data yang berhubungan dengan proses pembelajaran

dianalisa secara kualitatif.

Page 19: Usulan Proposal PTK Revisi

C. Proses Triangulasi data

Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, yaitu meliputi: triangulasi

dengan sumber data, dilakukan dengan membandingkan dan mengecek ulang data

hasil pengamatan dengan hasil angket, triangulasi dengan metode dilakukan

dengan membandingkan dan mengecek ulang informasi dari pengamatan, hasil

angket, dan tes akhir tindakan dengan metode yang digunakan dalam tindakan,

dan triangulasi dengan teori, dilakukan untuk membandingkan data hasil

tindakan, pengamatan, dan angket dengan teori yang terkait.

D. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian Tindakan ini guru menetapkan indikator keberhasilan proses

belajar mengajar sebagai berikut :

1. Proses belajar mengajar dikatakan berlangsung aktif partisipatif bila dari

hasil angket dan observasi guru tercapai minimal 85 % dari seluruh jumlah

siswa terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif.

2. Dilihat dari hasil evaluasi siswa tercapai minimal 85 % siswa yang

memperoleh nilai 65 keatas.

E. Prosedur Penelitian Tiap Siklus

Penelitian Tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus yaitu :

Siklus pertama meliputi

1. Rencana Tindakan

a. Menyusun Rencana Program Pembelajaran dari materi yang akan

dibahas

b. Menyusun media pembelajaran dengan menggunakan power point

Page 20: Usulan Proposal PTK Revisi

c. Menyusun soal sebagai bahan untuk pelaksanaan pree test dan post

test

d. Menyusun angket siswa yang berisi beberapa pertanyaan yang dapat

digunakan sebagai alat monitoring partsipasi aktif siswa dalam proses

pembelajaran.

e. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan mengimplementasikan

pendekatan Cooperative learning melalui tehnik diskusi kelompok

JIGSAW selama 2 kali pertemuan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus pembelajaran pertama adalah

sebagai berikut :

a. Guru melaksanakan apersepsi, motivasi dan pree test secara tertulis

untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan

dibahas

b. Guru menyajikan pokok-pokok materi dengan menggunakan program

Power Point didalam ruang MultiMedia sebagai tempat proses

pembelajaran siswa

c. Guru membagi siswa dalam kelompok jigsaw dimana tiap kelompok

berjumlah 6 orang, tiap kelompok dibagikan lembar diskusi yang

memuat wacana dan 6 butir pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.

d. Tiap kelompok diberikan waktu untuk membaca materi kemudian

ketua kelompok membagi tugas pada masing-masing anggota.

e. Setelah mendapat tugas maka masing – masing anggota keluar dari

kelompok jigsaw untuk membentuk kelompok ahli untuk menbahas

tugas yang sama selama beberapa menit.

Page 21: Usulan Proposal PTK Revisi

f. Setelah selesai kelompok ahli mengerjakan tugas masing-masing,

maka guru memberikan intruksi untuk kembali kepada kelompok

jigsaw mereka.

g. Pada kelompok jigsaw tiap anggota mengkonfirmasikan hasil tugas

masing-masing, kemudian meraka menyusun laporan hasil diskusi

untuk dipresentasikan.

h. Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

diskusi kelompok mereka.

i. Setelah presentasi maka guru memberikan kesempatan mengadakan

tanya jawab kepada siswa tentang materi yang belum dipahami

j. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa sebagai

penugasan

k. Tahap akhir dari tindakan siklus 1 adalah guru mengadakan post test

secara tertulis.

l. Observasi dalam siklus ini dilakukan dengan cara mengadakan

pengamatan secara langsung yang. Hasil pengamatan dari 2 pertemuan

kemudian dianalisis dan dipelajari sebagai bahan refleksi untuk

rencana tindakan pada siklus kedua.

3. Analisa data dan Refleksi

Data yang dianalisa sebagai bahan refleksi adalah data yang bersumber

dari :

a. Data hasil lembar obervasi dari pengamat untuk mengetahui keaktifan

dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran yang dianalisa

dengan mengunakan prosentase.

Page 22: Usulan Proposal PTK Revisi

b. Data hasil pemahaman materi pembelajaran yang bersumber dari hasil

pree test dan post test tertulis.

c. Data hasil angket respon siswa tentang kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

Dari data-data tersebut guru melakukan analisis tentang tindakan.serta

menjelaskan pelaksanaan tindakan yang telah  dilakukan.kemudian

melakukan pemaknaan, dan penyimpulan data yang telah  diperoleh

sebagai bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya

Page 23: Usulan Proposal PTK Revisi

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto Suharsimi, Dr, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara

Al Muhtar, Suwarna, Pengembangan Berpikir dan Nilai Dalam Ilmu

Pengetahuan Sosial, bandung, Gelar Pustaka Mandiri, 2004

Dimyati, Dr dan Drs. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran , Jakarta, Rineka

Cipta, 1999

Dahar Ratna Wilis, Teori – Teori Belajar, Erlangga, 1996

Djamarah Syaiful Bahri, Drs. dan Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

Jakarta, Rineka Ciota, 2002

Henerson E Marlene, Lynn Lyons Morris dan Carol Taylor Fitz gibbon, How to

measure attitude, Beverlly Hills london, Sage publications

Joyce Bruce dan Marsha Weil, Models of Teaching , Third edition, New

Jersey, Prentice Hall Inc, 1986

JurnalJpi.files.wordpress.com/2009

Karli Hilda, Dra, M.Pd. dan Dra, Margaretha Sri Yuliariatingsih, M.Pd,

Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bina Media

Informasi, 2002

Model Pembelajaran Cooperative learning, Hasil Diklat Instruktur Mata

pelajaran IPS tingkat SLTP di PPPG IPS dan PMP Malang, 2001

Nasution S. M..A, Prof, Dr, Teknologi Pendidikan, Jemmars, 1988

Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Diklat Instruktur Mata Pelajaran IPS Tingkat

SLTP PPPG IPS dan PMP Malang, 2001

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005

Purwanto Ngalim MP. Drs, Prinsip-Prinsip dan Evaluasi Pengajaran, PT

Remaja Rosda Karya, 1984

Page 24: Usulan Proposal PTK Revisi

Sanjaya Wina, Dr, M.Pd, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, 2007

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wiriaatmaja Rochiati, Prof, Dr, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung,

Rosda, 2005