usulan program kreativitas mahasiswa judul...
TRANSCRIPT
i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Visiovein: Solusi Pencegahan Komplikasi Medis dalam Tata Laksana Akses Vaskular
BIDANG KEGIATAN:
PKM-KARSACIPTA
Diusulkan oleh:
YASMIN NOOR AFIFAH 11/320175/KU/14734 (2011)
PUTRI ISTIQOMAH R H 11/311681/KU/14250 (2011)
INTAN NUR FADLIILAH 11/313102/PA/13635 (2011)
ARDIANTO NUGROHO 11/316828/PA/13954 (2011)
FAISAL FAJRI RAHANI 12/331278/PA/14557 (2012)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
ii
PENGESAHAN USULAN PKM-KARSACIPTA
1. Judul Kegiatan :Visiovein: Solusi Pencegahan Komplikasi
Medis dalam Tata Laksana Akses Vaskular
2. Bidang Kegiatan : PKM-KC
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Yasmin Noor Afifah
b. NIM : 11/320175KU/14734
c. Jurusan : Pendidikan Dokter
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Gadjah Mada
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Sendhowo, Blok F 116 C, Sleman, Yogyakarta
HP: 0852-9119-7669
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : dr. Rustamaji M.Kes.
b. NIDN : 0508016805
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : RIngin Mas A 46 081328309191
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 12.261.000,00
b. Sumber lain : Rp 0,00
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Yogyakarta, 19 Septeber 2014
Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan,
dan Alumni Fakultas Kedokteran UGM
dr. Ova Emilia, M.Med, Ph.D. Sp.OG(K)
NIP. 196402191990032001
Ketua Pelaksana Kegiatan
Yasmin Noor Afifah
NIM. 11/320175/KU/14734
Direktur Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada
(Dr. Drs. Senawi, M.P.)
NIP. 19640310 199003 1 001
Dosen Pendamping
dr. Rustamaji M.Kes.
NIDN. 0508016805
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................…… i
Halaman Pengesahan ..................................................................................................…… ii
Daftar Isi .....................................................................................................................…… iii
Daftar Gambar ............................................................................................................…… iv
Ringkasan ...................................................................................................................…… v
BAB 1. Pendahuluan ..................................................................................................…… 1
1A. Latar Belakang ..........................................................................................…… 1
1B. Perumusan Masalah ........................................................................................... 2
1C. Tujuan ………................................................................................................... 2
1D. Luaran yang diharapkan .................................................................................... 2
1E. Manfaat ......................................................................................................…… 2
BAB 2. Tinjauan Pustaka ...........................................................................................…… 3
BAB 3. Metode Pelaksanaan ……….........................................................................…… 6
3A. Studi Literatur ..........................................................................................…… 7
3B. Perancangan Sistem .................................................................................…… 7
3C. Implementasi Alat………........................................................................….… 7
3C. Evaluasi Alat…….....…............................................................................…… 8
BAB 4. Biaya dan Jadwal Kegiatan.........................................................................…..… 9
4A. Biaya …………................................................................................………… 9
4B. Jadwal Kegiatan .......................................................................................…… 9
Daftar Pustaka ………...............................................................................................…… 10
Lampiran
iv
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Ekstravasasi ……………………………………………......................... 1
2. Gambar 2. Inflamasi …….......................................................................................... 1
3. Gambar 3. Area Vena pada Tangan ........................................................................... 3
4. Gambar 4. Akses Vaskular.......................................................................................... 3
5. Gambar 5. Spektrum warna....................................................................................... 4
6. Gambar 6. Mikrokontroler ……................................................................................ 5
7. Gambar 7. LCD………………………..................................................................... 5
8. Gambar 8. Diagram Kerja Visiovein ........................................................................ 6
9. Gambar 9. Skema Kerja Visiovein ………................................................................ 7
10. Gambar 10. Skema Kerja Visiovein........................................................................... 7
v
RINGKASAN
Akses vaskular vena pada vena merupakan hal dasar yang harus dilakukan pada pasien
baik di rumah sakit maupun pada pasien rawat jalan. Enam puluh persen pasien yang dilakukan
rawat inap mendapatkan terapi cairan melalui infus. Pemberian terapi cairan intravena
merupakan suatu keharusan untuk di berikan pada pasien yang mengalami kehilangan darah
atau kehilangan cairan, gangguan kesadaran, dan dehidrasi. Pada kondisi emergency misalnya
pada pasien dehidrasi, stres metabolik berat yang menyebabkan syok hipovolemik, asidosis,
gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DBD), luka bakar, syok hemoragik serta trauma,
infus dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Melihat betapa pentingnya prosedur akses vaskular, prosedur pemasangan vena yang
aman dan tepat sangat dibutuhkan. Terlebih dengan pola vena dalam jari atau tangan berada
pada tempat yang tidak nampak dengan penglihatan biasa atau dengan cahaya tampak.
Sehingga insidensi yang membahayakan pasien selama prosedur akses vaskular sangat
mungkin terjadi. Salah satu akibat dari terjadinya kesalahan dalam memasukkan tabung cairan
ke dalam vena adalah terjadi kerusakan dinding vena lalu menyebabkan keluarnya sel darah
merah ke luar sel/ekstravasasi. Akibatnya adalah pembengkakan pada area akses vaskular.
Selain itu dapat pula terjadi inflamasi/peradangan pada jaringan ikat longgar pada area akses
vaskular.
Maka, tujuan dari program kreativitas adalah membuat sebuah piranti yang mampu
menunjukkan gambaran pembuluh darah vena perifer pada tubuh dengan aman dan tepat yang
kami beri nama Visiovein.
Visiovein adalah menemukan jalur intravena dengan memancarkan sinar infra
merah dengan frekuensi tertentu. Cahaya infra merah dengan panjang gelombang tertentu dapat
menembus permukaan kulit dan dapat diserap oleh hemoglobin sehingga pembuluh intravena
tersebut terlihat dan membentuk jalur pada tangan. Sehingga dapat dengan mudah dilihat
dengan kasat mata.
Visiovein dirancang untuk dapat membantu proses akses vaskular pada tubuh secara
real time.sehingga proses akses vaskular dapat dilakukan dengan aman dan tepat. Diharapkan
dengan adanya alat ini maka angka kesalahan pada tata laksana akses vaskular dapat dikurangi.
Sehingga, menurunkan risiko komplikasi pada pasien, serta waktu dan pelayanan yang
digunakan akan semakin singkat serta efektif.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akses vaskular vena pada vena merupakan hal dasar yang harus
dilakukan pada pasien baik di rumah sakit maupun pada pasien rawat jalan
(Tagalakis et. al., 2002). Akses vaskular sering digunakan dalam prosedur
pemberian cairan intravena dan transfusi darah. Aprilin (2011) mengatakan
bahwa 60 % pasien yang dilakukan rawat inap mendapatkan terapi cairan
melalui infus. Infus cairan intravena (Intravenous fluids infution) adalah
pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam
pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau
zat-zat makanan dari tubuh. Pemberian cairan intravena adalah pemberian
cairan dengan tabung yang dimasukkan ke dalam vena untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Selain itu juga dapat digunakan sebagai
jalur untuk memasukkan obat-obatan, memantau keadaan hemodinamik pasien
dan mempertahankan fungsi jantung serta ginjal. Pemberian terapi cairan
intravena merupakan suatu keharusan untuk di berikan pada pasien yang
mengalami kehilangan darah atau kehilangan cairan, gangguan kesadaran, dan
dehidrasi. Pada kondisi emergency misalnya pada pasien dehidrasi, stres
metabolik berat yang menyebabkan syok hipovolemik, asidosis, gastroenteritis
akut, demam berdarah dengue (DBD), luka bakar, syok hemoragik serta trauma,
infus dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang
(Zainuri et al., 2012). Obat yang diberikan secara intravena memasuki aliran
darah secara langsung dan diabsorbsi lebih cepat daripada pemberian obat lain.
Karenanya obat diberikan secara intravena bila diperlukan efek cepat, atau bila
obat terlalu mengiritasi jaringan tubuh bila diberikan dengan cara lain.(Harahap,
2012).
Melihat betapa pentingnya prosedur akses vaskular, prosedur
pemasangan vena yang aman dan tepat sangat dibutuhkan. Terlebihdengan pola
vena dalam jari atau tangan berada pada tempat yang tidak nampak dengan
penglihatan biasa atau dengan cahaya tampak. Sehingga insidensi yang
membahayakan pasien selama prosedur akses vaskular sangat mungkin terjadi.
Berikut adalah contoh kasus karena kesalahan akses vaskular:
Gambar 1. Ekstravasasi Gambar 2. Inflamasi
2
Gambar 1 adalah salah satu akibat dari terjadinya kesalahan dalam
memasukkan tabung cairan ke dalam vena. Sehingga terjadi kerusakan dinding
vena lalu menyebabkan keluarnya sel darah merah ke luar sel/ekstravasasi.
Akibatnya adalah pembengkakan pada area akses vaskular. Gambar 2 menunjukkan
adanya inflamasi/peradangan pada jaringan ikat longgar pada area akses vaskular. (
Vanderbilt Medical University, 2014).
Melihat berbagai komplikasi di atas, maka berbagai akibat dapat didapatkan
pasien. Dari segi biaya, maka biaya pengobatan akan bertambah seiring terjadinya
komplikasi. Dari segi keselamatan pasien, komplikasi ini sangat tidak nyaman dan
berbahaya apabila tidak ditangani lebih lanjut.
Maka, dengan kolaborasi antara mahasiswa kedokteran dengan mahasiswa
elektronika dan instrumentasi kami membuat sebuah alat pencitra vena pada tubuh
secara real time sehingga proses akses vaskular aman dan tepat.
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah bagaimana membuat sebuah piranti yang
mampu menunjukkan gambaran pembuluh darah vena perifer pada tubuh
dengan aman dan tepat. Hasil modulasi panjang gelombang sinar infra merah
disesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat diserap oleh hemoglobin. Apabila
disinarkan pada tubuh, maka akan terlihat pola jalur vena yang akan dilakukan
akses vaskular. Diharapkan ini dapat meningkatkan produktivitas kerja dan
memaksimalkan pelayanan kesehatan.
C. Tujuan
1. Membuat sebuah piranti yang mampu menunjukkan gambaran jalur vena
pada tubuh.
2. Membuat sebuah piranti yang sinarnya dapat diserap oleh hemoglobin
sehingga dapat menunjukkan pola vena pada tubuh.
3. Membuat piranti yang mampu membantu tenaga medis dalam proses akses
vaskular dengan aman dan tepat.
D. Luaran Yang Diharapkan
Tercipta sebuah piranti yang dapat menunjukkan gambaran jalur vena
pada tubuh secara real time sehingga proses akses vaskular dapat dilakukan
dengan aman dan tepat.
E. Manfaat
Visiovein dirancang untuk dapat membantu proses akses vaskular pada
tubuh secara real time.sehingga proses akses vaskular dapat dilakukan dengan
aman dan tepat. Diharapkan dengan adanya alat ini maka angka kesalahan pada
tata laksana akses vaskular dapat dikurangi. Sehingga, menurunkan risiko
komplikasi pada pasien, serta waktu dan pelayanan yang digunakan akan
semakin singkat serta efektif.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jalur intravena
Intravena artinya adalah ‘dalam vena’. Penggunaan istilah intravena
biasanya digunakan dalam proses pemberian obat atau cairan melalui jarum
atau alat yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah vena. Melalui jalur
intravena kita dapat mengakses suplai darah dengan cepat (Vorvick, 2014).
Beberapa penggunaan jalur intravena dalam dunia medis adalah untuk (1)
pemberian cairan dalam proses penggantian cairan tubuh, (2) pemberian nutrisi
secara intravena apabila, (3) proses transfusi darah dan (4) pemberian obat
apabila tidak dapat dilakukan secara oral.
Vena digunakan sebagai pembuluh utama dalam akses vaskuler karena
karakteristiknya yang berada di permukaan dan tidak berdenyut. Vena yang
direkomendasikan untuk dilakukan aksesnya diantaranya adalah vena pada area
anterior tangan (contoh: V. Cephalica, V. Basilica), pada area kaki (contoh: V.
saphena, V. dorsalis pedis), dan pada area kepala (contoh: V. Superficialis
Temporalis) (Department of Health Australia, 2014).
2. Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang mengangkut
oksigen dan karbondioksida. Kadar hemoglobin dalam darah akan menentukan
kemampuan perfusi nutrisi dalam tubuh. Proses ini dilakukan secara molekular,
dimana hemoglobin akan membentuk ikatan Hb-O2 dan Hb-CO2. Pada
pembuluh darah arteri, kadar Hb-O2 lebih dominan, sedangkan Hb-CO2 lebih
dominan pada pembuluh darah vena.
Massa jenis hemoglobin dalam darah adalah sekitar 14 g Hb/100 mL
darah. Sedangkan konstanta banyaknya oksigen yang secara penuh dapat diikat
oleh 1 gram hemoglobin adalah 1.37 (Kemalasari dan Fitron, 2006). Cahaya
dengan panjang gelombang antara 700-900 nm dapat menembus beberapa
jaringan, dan dapat diabsorpsi oleh oleh jaringan hidup seperti hemoglobin
(Hueber et. al., 2001).
Gambar 3. Area Vena pada Tangan Gambar 4. Akses Vaskular
4
3. Infra Red
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang
lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang
radio. Namanya berarti "bawah merah" (dari bahasa Latin infra, "bawah"),
merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang.
Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga "order" dan memiliki panjang
gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Inframerah ditemukan secara tidak
sengaja oleh Sir William Herschell, astronom kerajaan Inggris ketika ia sedang
mengadakan penelitian mencari bahan penyaring optis yang akan digunakan
untuk mengurangi kecerahan gambar matahari pada teleskop tata surya. Gabriel
(1996) menyatakan bahwa karakteristik dari sinar infra merah adalah:
Tidak dapat dilihat oleh manusia
Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus pandang
Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan panas
Panjang gelombang pada inframerah memiliki hubungan yang
berlawanan atau berbanding terbalik dengan suhu. Ketika suhu
mengalami kenaikan, maka panjang gelombang mengalami penurunan.
Pada alat ini, sinar inframerah merupakan sinar yang akan digunakan
sebagai cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang akan digunakan
sebagai pencitra dari vena perifer dalam tubuh.
Gambar 5. Spektrum warna
5
4. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah sebuah sistem seperti komputer yang mempunyai
tugas dan fungsi khusus yaitu untuk mengontrol kinerja suatu sistem yang
dikemas dalam IC. Fungsi khusus tersebut ditulis dalam sebuah program yang
ditanamkan di dalam mikrokontroler yang dapat ditulis dan dihapus dengan cara
khusus. Mikrokontroler mempunyai komponen seperti pada komputer yaitu
CPU, RAM, ROM dan port I/O namun
dengan kapasitas yang lebih kecil serta hemat
daya.
Dalam rancangan ini kami menggunakan
mikrokontroller Atmel AVR. Atmel AVR
adalah jenis mikrokontroler yang paling
sering dipakai dalam bidang elektronika dan
instrumentasi. Mikrokontroler AVR ini
memiliki arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computing) delapan bit, di
mana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16 bits word) dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu ) siklus clock. Pada Visiovein
mikrokontroler akan memproses keadaan alat dan menampilkannya di LCD.
5. LCD display/Monitor
Monitor LCD merupakan perangkat
keras yang digunakan sebagai alat output
data secara grafis pada sebuah komputer
yang jenis media tampilan bahannya
menggunakan kristal cair. LCD yang
berwarna terdiri atas banyak piksel atau titik
cahaya yang mana titiknya itu merupakan satu buah kristal cair. Meskipun
berupa titik cahaya, namun kristal tersebut tidak bisa memancarkan cahaya
karena cahayanya bersumber dari lampu neon yang mempunyai warna putih
yang berada di belakang susunan kristal tersebut. (Neokosmidis et. al., 2009).
Pada visiovein LCD ini akan menunjukkan indikator baterei dan proses
charging.
Gambar 2. Mikrokontroler
Gambar 7. LCD
Gambar 6. Mikrokontroler
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan pembuatan piranti Visiovein ini akan menggunakan
beberapa tahap. Menggunakan siklus Plan-Check-Do kami merencanakan
pembuatan Visiovein.
A. Studi Literatur
Sebagai langkah awal dalam pembuatan piranti ini, maka akan
dilakukan studi literatur. Studi ini dilakukan untuk mencari data-data, artikel,
jurnal, buku dan referensi lain yang berhubungan dengan konsep infra merah,
penyerapan cahaya oleh pembuluh vena, dan kemampuan cahaya infra merah
menembus kulit. Kemudian akan dilakukan konsultasi dengan pakar bidang
elektronika dan bidang kesehatan untuk mendapat informasi tambahan.
B. Perancangan Sistem
Cara kerja dari Visiovein untuk menemukan jalur intravena adalah
dengan memancarkan sinar infra merah dengan frekuensi tertentu. Cahaya infra
merah dengan panjang gelombang tertentu dapat menembus permukaan kulit
dan dapat diserap oleh hemoglobin sehingga pembuluh intravena tersebut
terlihat dan membentuk jalur pada tangan. Sehingga dapat dengan mudah dilihat
dengan kasat mata.
Gambar 8. Diagram Kerja Visiovein
7
Pada alat tersebut juga terdapat LCD grafik yang berfungsi untuk
memonitor keadaan dari alat tersebut. Dengan LCD tersebut dapat dipantau
status alat seperti keadaan batterai dan kondisi alat terbut. Untuk menampilkan
data kondisi alat, sensor kondisi alat seperti sensor tegangan baterai diolah oleh
mikrokontroller denga konsep rangkaian pembagi tegangan lalu dimasukkan
data ke mikrokontroller dengan konsep pengolahan data analog menjadi digital,
sehingga data keadaan batterai dapat diolah secara digital dan dapat ditampilkan
pada LCD. Dengan adanya data tersebut maka keadaan sumber tegangan alat
dapat dipantau secara real time.
C. Implementasi Alat
Piranti ini kami implementasikan untuk mempermudah praktisi
kesehatan dalam menentukan letak intravena. Sehingga dengan dapat dilihatnya
intravena secara kasat mata, para praktisi kesehatan dapat dengan mudah
melakukan akses vaskular. Serta pasien akan merasa tenang karena pembuluh
intravena terlihat jelas dan yakin para praktisi kesehatan tidak melakukan
kesehatan.
Gambar 9. Skema Kerja Visiovein
8
D. Evaluasi Alat
Setelah proses implementasi dan uji coba Visiovein maka tahap
selanjutnya adalah proses evaluasi Visiovein secara keseluruhan. Evaluasi
tersebut dilakukan untuk memperoleh kesimpulan dari data dan hasil yang
didapat setelah dilakukan percobaan di lapangan. Dari kegiatan evaluasi ini
diharapkan segala kekurangan dari Visiovein dapat diperbaiki sehingga dapat
bekerja secara sempurna dan memiliki road map kedepan untuk dilakukan
pengembangan sistemnya.
9
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
A. Rancangan Biaya
B. Jadwal Kegiatan
No. Kegiatan
Bulan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Mempersiapkan
komponen-
komponen yang
dibutuhkan
2. Perancangan
sistem
perangkat keras
3. Perancangan
sistem
perangkat lunak
4. Uji Coba
Sistem
5. Evaluasi Awal
6. Revisi Sistem
7. Evaluasi akhir
sistem kontrol
yang dibuat
N
o
Jenis Pengeluaran Biaya
(Rp)
1 Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan 3.373.000
2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan 8.638.000
3 Perjalanan 100.000
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya 150.000
Jumlah 12.261.000
10
DAFTAR PUSTAKA
Aprilin Heti. 2011. Hubungan Perawatan Infus dengan Terjadinya Flebitis pada
Pasien yang Terpasang Infus di Puskesmas Krian Sidoarjo. Jurnal
Keperawatan. Vol. 1 (1)
Department of Health Australia. 2014. Peripheral intravenous (IV) catheter
insertion for neonates.
Gabriel JF. 1996. Fisika Kedokteran. ECG
Harahap. 2002. Jurnal Universitas Sumatera Utara
Hueber DM, Franceschini MA, Ma HY, Zhang Q, Ballesteros JR, Fantini S,
Wallace D, Ntziachristos V and Chance B. 2001. Non-invasive and
quantitative near-infrared haemoglobin spectrometry in the piglet brain during
hypoxic stress, using a frequency-domain multidistance instrument. Phys.
Med. Biol. Vol 46. Pp 41–62
Kemalasari dan Fitron MN. 2006. Analisis Sinyal Pulse Oximetry dengan Metode
FFT. IES
Neokomisdis I, Kamalakis T, Walewki JW, Inan B, Sphicopoulus T. 2009. Impact
of Nonlinear LED Transfer Function on Discrete Multitone Modulation:
Analytical Approach. Journal of Lightwave Technology, Vol. 27, Issue 22, pp.
4970-4978
Tagalakis Vicky, Kahn SR, Libman Michael, Blostein Mark. 2002. The
Epidemiology of Peripheral Vein Infusion Thrombophlebitis: A Critical
Review, The American Journal of Medicine, vol. 113
Taylor CT and Caros Lilis R. 2001. Fundamentals of Nursing, 4th ed , Lippincott,
company,Pheladelphia ,pp:180-249.
Vanderbilt Medical University. 2014. Basic Intravenous Therapy
Vorvick Linda J. 2014. Diakses pada 15 September 2014
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/presentations/100106_1.htm
Zainuri A, Santoso DR, Muslim MA. 2012. Monitoring dan Identifikasi Gangguan
Infus Menggunakan Mikrokontroler AVR. Jurnal EECCIS. Vol. 6 (1)
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Keterangan
Chager battery IMAX
B6-AC
Mencharge catu
daya (battery) 1
775.000
Komponen elektronis
pendukung (resistor,
transisor, capasitor)
Bahan pembuatan
rangkaian elektronik - 300.000
Pcb fiber Tempat rangkaian
elektronis 1 73.000
Solder Mencairkan tenol 2 50.000
Tenol Penyambung antar
komponen 1 90.000
Atraktor Mengambil tenol 1 45.000
Multimeter Digital Mengukur Volt,
Arus 1 350.000
Tang jepit Mencengkram
komponen 1 40.000
Tang potong Untuk memotong
kabel 1 50.000
Bor tangan Untuk melubangi
case 1 300.000
Obeng Mengencangkan
sekrup 1 50.000
Lux meter digital Untuk mengukur
intensitas cahaya 1 1.200.000
SUB TOTAL (Rp) 3.373.000
18
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Pemakaian Kuantit
as
Harga
Satuan
(Rp)
Keterangan
Arduino Mega ADK Unit pemroses utama 3 1.068.000
LED Infrared Untuk mengeluarkan
sinar infra merah 400 1.500
Sensor tegangan Untuk mengetahui
tegangan baterai 3 137.000
Arduino Graphic
LCD Media menampilkan data 3 755.000
Acrylic Untuk membuat box alat 1 435.000
Kap lampu berdiri
fleksibel Untuk metetakkan alat 3 370.000
Baterai Lipo 850mAh Untuk sumber daya alat 3 250.000
SUB TOTAL (Rp) 8.638.000
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Perjalanan Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Keterangan
Biaya transport
Perjalanan ke toko
material, elektronik,
dan komputer
- 100.000
SUB TOTAL (Rp) 100.000
19
4. Lain-lain
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga
Satuan
(Rp)
Keterangan
Proposal dan
laporan
Mencetak proposal dan
laporan - 100.000
Buku Mencatat laporan kegiatan 1 25.000
Alat tulis Alat bantu menulis laporan 1 25.000
SUB TOTAL (Rp) 150.000
Total (Keseluruhan) 12.261.000
20
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No. Nama/NIM Program
Studi Bidang Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/min
ggu)
Uraian
Tugas
1 Yasmin Noor Afifah/
11/320175KU/14734
Pendidikan
Dokter
- Dasar teori
- Evaluasi
medis
8 Ketua dan
koordinator
2
Putri Istqomah Rizki
Hidayatun/
11/311681/KU/14250
Pendidikan
Dokter
- Dasar teori
- Evaluasi
medis
8 Administrasi
dan evaluasi
3 Faisal Fajri Rahani/
12/331278/PA/14557
Elektronika
dan
Instrumentasi
- Elektronis
- Prosescing
microcontroll
er
8 Progamer
dan mekanik
4 Ardianto Nugroho/
11/316828/PA/13954
Elektronika
dan
Instrumentasi
- Desain
produk
- Elektronis
- Sistem
Kontrol
8 Programer
dan mekanik
5 Intan Nur Fadliilah/
11/313102/PA/13635
Elektronika
dan
Instrumentasi
- Desain
produk
- Elektronis
- Sistem
Kontrol
8 Programer
dan mekanik
22
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan
Visiovein untuk menemukan jalur intravena adalah dengan memancarkan sinar
infra merah dengan frekuensi tertentu. Cahaya infra merah dengan panjang gelombang
tertentu dapat menembus permukaan kulit dan dapat diserap oleh hemoglobin sehingga
pembuluh intravena tersebut terlihat dan membentuk jalur pada tangan. Sehingga dapat
dengan mudah dilihat dengan kasat mata
Gambar 10. Skema Kerja Visiovein