usia bertanya

7
f. Usia bertanya. Salah satu Cara dalam menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya. g. Usia meniru. Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. h. Usia kreatif. Anak lebih menunjukkan kreativitas dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan masa-masa lain. 5. Akhir Masa Kanak-kanak a. Usia yang menyulitkan, masa di mana anak tidak lagi menuruti perintah,lebih banyak dipengaruhi teman sebaya daripada orang tua atau anggota keluarga yang lain. b. Usia tidak rapi, masa dimana anak cenderung tidak rnemperdulikan, ceroboh dalam penampilan dan kamarnya berantakan. c. Usia bertengkar, masa dimana banyak terjadi pertengkaran antarkeluarga dan suasana rumah tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga. d. Usia sekolah dasar. Anak diharapkan memperoleh dasar- dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu. e. Periode kritis dalam dorongan berprestasi. Masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mem-punyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa. f. Usia berkelompok. Masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok ter-utama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-ternannya. g. Usia penyesuaian diri. Anak menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok. 6. Masa Puber

Upload: auly-nahrudin

Post on 17-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Usia bertanya

TRANSCRIPT

f. Usia bertanya. Salah satu Cara dalam menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya.

g. Usia meniru. Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.

h. Usia kreatif. Anak lebih menunjukkan kreativitas dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan masa-masa lain.

5. Akhir Masa Kanak-kanak

a. Usia yang menyulitkan, masa di mana anak tidak lagi menuruti perintah,lebih banyak dipengaruhi teman sebaya daripada orang tua atau anggota keluarga yang lain.

b. Usia tidak rapi, masa dimana anak cenderung tidak rnemperdulikan, ceroboh dalam penampilan dan kamarnya berantakan.c. Usia bertengkar, masa dimana banyak terjadi pertengkaran antarkeluarga dan suasana rumah tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.d. Usia sekolah dasar. Anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu.e. Periode kritis dalam dorongan berprestasi. Masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mem-punyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.f. Usia berkelompok. Masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok ter-utama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-ternannya.

g. Usia penyesuaian diri. Anak menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok.

6. Masa Puber

a. Periode tumpang tindih karena kedudukan remaja berada di antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja.b. Periode yang singkat, berlangsung sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami puber selama dua tahun atau kurang dianggap cepat matang, sedangkan anak yang mengalami puber tiga sampai empat tahun dianggap lambat matang.c. Dibagi dalam tiga tahap: tahap prapuber (bukan lagi seorang anak tetapi juga belum remaja), tahap puber (kematangan seksual muncul: haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki], dan tahap pascapuber (ciri-ciri seks sekunder misalnya kumis, jakun, suara yang berat, otot-otot yang kuat pada anak laki-laki; atau panggul yang besar, payudara, suara yang lembut pada anak perempuan, sudah berkembang dan organ-organ seks berfungsi secara matang).

d. Pertumbuhan dan perubahan yang pesat. Pertumbuhan dan perubahan yang pesat meliputi perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, sikap terhadap seks dan lawan jenis. Perubahan ini sering menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, serta menimbulkan perilaku yang kurang baik.

e. Fase negatif, fase dimana individu mengambil sikap "anti" terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang. Pada fase ini perilaku remaja rnendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku.

7. Masa Remaja

a. Periode peralihan. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan rnenentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.

b. Periode perubahan. Perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Ada 5 perubahan pada masa remaja. Pertama, meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua, perubahan-perubahan yang me-nyertai kematangan seksual membuat remaja tidak yakin akan dirinya, kemarnpuan-kemampuannya serta minatnya. Ketiga, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh lingkungan menimbulkan masalah baru bagi remaja. Keempat, perubahan dalam minat dan perilaku disertai pula perubahan dalam nilai-nilai. Kelima, sebagian remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka ingin dan menuntut kebebasan tetapi sering takut bertanggungjawab akan akibatnya dan tidak yakin dengan kemampuannya untuk memikul tanggung jawab tersebut.

c. Usia bermasalah. Masalah remaja sering sulit diatasi baik oleh anak laki- laki maupun perempuan. Hal itu disebabkan oleh : Pertama, selama masa kanak-kanak masalahnya sebagian besar diselesaikan orang tua atauguru sehingga remaja tidak berpengalarnan dalam mengatasi masalah. Kedua, remaja merasa mandiri sehingga ingin mengatasi masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru.

d. Mencari identitas. Pada tahun-tahun awal masa remaja, pe-nyesuaian diri dengan kelompok masih penting, kemudian lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan manjadi sama dengan teman-ternannya dalam segala hal.

e. Usia yang menimbulkan ketakutan. Adanya anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak membuat orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan rernaja menjadi takut bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal. Lni rnenyebabkan per-alihan ke masa dewasa menjadi sulit.

f. Masa yang tidak realistik. Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagai-mana adanya, terlebih dalam hal cita-cita.

g. Ambang masa dewasa. Remaja mulai bertindak dan berperilaku seperti orang dewasa, yaitu rnerokok, minum-rninuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks.

8. Masa Dewasa Awal

a. Masa pengaturan. Iika anak laki-laki dan anak perempuan mencapai usia dewasa berarti sudah saatnya untuk menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa. Berarti sebagai seorang pria ia mulai mencoba bekerja untuk meniti kariernya sedangkan seorang wanita diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu rumah tangga atau mencoba bekerja untuk rnenentukan pilihan apakah ia lebih suka bekerja daripada berumahtangga atau mereka ingin melakukan keduanya.

b. Usia reproduktif. Menjadi orang tua merupakan Salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang dewasa. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa dini rnerupakan masa reproduksi. Sebaliknya orang yang belum menikah sampai selesai pendidikannya, dan wanita yang berkarier sesudah menikah akan menunda untuk mempunyai anak sampai usia tiga puluhan, maka baginya hanya dasawarsa terakhir dari usia dini yang merupakan usia reproduksi.

c. Masa bermasalah. Masalah-masalah masa dewasa dini yaitu masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dalam kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua, dan pekerjaan atau karier. Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah tersebut biasanya menimbulkan kesulitan, sebab: Pertama, kurangnya persiapan. Pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi hanya memberi latihan terbatas dan hampir tidak ada sekolah yang memberikan kursus mengenai masalah-masalah yang umum ditemui dalam perkawinan dan dalam berperan sebagai orang tua. Kedua, mencoba dua peran sekaligus biasanya tidak memberikan hasil yang baik, misalnya menikah kemudian mempunyai anak akan mempersulit penyesuaian diri terhadap pekerjaan terutama jika menikah pada waktu masih sekolah. Ketiga, yang paling berat adalah tidak adanya bantuan dalam menghadapi masalah-masalah mereka, tidak seperti ketika mereka belum dianggap dewasa.

d. Ketegangan emosional. Ketegangan emosi umurnnya nampak dalam bentuk keresahan, yaitu kekhawatiran-kekhawatiran mereka dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah pekerjaan, perkawinan, atau peran sebagai orang tua. Apabila mereka merasa tidak mampu mengatasi masalah-masalah tersebut mereka akan terganggu secara emosional.

e. Keterasingan sosial. Masuknya seseorang dalam pola kehidnpan orang dewasa, yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga, membuat hubungan dengan teman-teman kelompok masa remaja menjadi renggang dan bersamaan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Akibatnya orang akan mengalami keterpencilan sosial atau Erikson menyebutnya sebagai krisis keterasingan

f. Masa komitmen. Pada masa dewasa dini terjadi perubahan tanggungjawab dari seorang pelajar yang tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri yang menentukan pola hidup baru, memikul tanggungjawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru yang nantinya menjadi landasan di kemudian hari.

g. Masa ketergantungan. Meskipun telah rnencapai status dewasa pada usia 18 tahun namun banyak orang muda yang masih tergantung pada orang tua, lembaga pendidikan atau peme-rintah yang membiayai atau memberikan beasiswa untuk pen-didikan mereka.

h. Perubahan nilai. Perubahan itu disebabkan oleh : Pertama, jika orang muda dewasa ingin diterima sebagai anggota kelompok orang dewasa mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman sebaya. Kedua,kebanyakan kelompok sosial ber-pedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku juga dalam penampilan.Misalnya kelompok remaja mungkin menganggap hubungan seks sebelum menikah sebagai perilaku yang dapat diterima namun masyarakat dewasa menolak hal itu.

i. Penyesuaian diri dengan Cara hidup baru. Pada masa dewasa dini gaya- gaya hidup baru paling menonjol di bidang per-kawinan dan peran orang tua. Misalnya adanya persamaan peran pria dan wanita atau biasa disebut egalitarian, juga pola-pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, dan keluarga berorang tua tunggal.

j. Masa kreatif. Hal ini disebabkan karena sebagai orang yang telah dewasa ia tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orang tua maupun gurunya, mereka bebas untuk berbuat apa saja yang mereka inginkan. Bentuk kreatifitas tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk me-wujudkan keinginan, dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya, misalnya melalui hobi atau disalurkan melalui pekerjaan.

9. Masa Dewasa Paroh Baya

a. Periode yang sangat ditakuti. Penyebabnya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia dewasa madya, yaitu adanya kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan.

b. Masa transisi. Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai dan pola perilaku yang baru. Orang dewasa madya harus melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan jasmani yang mulai menurun dan harus menyadari bahwa pola perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki. Kimmel (dalam Hurlock, 1980 : 321] mengidentiflkasi tiga bentuk krisis pada masa dewasa madya: Pertama, krisis sebagai orang tua apabila anak-anak gagal memenuhi harapan orang tua dan para orang tua kemudian bertanya apakah mereka telah menggunakan metode yang tepat dalam mendidik anak, dan menyalahkan diri sendiri karena kegagalan anak dalam memenuhi harapan mereka. Kedua, krisis yang timbul karena orang tua berusia lanjut. Mereka merasa bersalah ketika anak mereka tidak dapat atau tidak mau menerima orang tua mereka yang berusia lanjut tinggal bersama dalam rumah mereka. Ketiga, krisis yang berhubungan dengan kematian, khususnya pada suami istri.

c. Masa stres. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidupyang berubah khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan flsik