us ch 4,5,6

Upload: riska-grabeel

Post on 06-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Uma Sekaran

TRANSCRIPT

Riska Saptiana Pakpahan 1206254984Chairunnisa Nursadrina 1306453836

Rangkuman Chapter 4, 5, dan 6Research Methods for Business by Uma Sekaran

Chapter 4. The Critical Literature ReviewLiterature review adalah sebuah step-by-step process yang termasuk didalamnya mengidentifikasi dokumen, published maupun unpublished, dari sumber data sekunder, evaluasi dokumen tersebut dan kaitannya dengan masalah penelitian, dan mendokumentasikan dokumen-dokumen yang dipakai tersebut. Sebelumnya telah dijelaskan bagaimana literature review dapat membantu mengerucutkan broad problem area untuk mendapatkan specific problem statement. Bab ini akan lebih lanjut menjelaskan mengenai literature review yang kedua setelah mendapatkan problem statement yang disebut juga critical literature review.Proses literature review yang pertama adalah mengidentifikasi dokumen yang akan kita gunakan. Ada beberapa sumber data yang dapat digunakan yaitu buku teks, jurnal, tesis, conference proceedings, unpublished manuscripts, laporan, koran, dan terakhir internet. Sumber data ini diurutkan dari sumber yang paling terpercaya. Perkembangan teknologi sekarang sangat memudahkan peneliti sekaligus menghemat tenaga, waktu, dan biaya untuk mencari sumber data dengan berbagai dokumen seperti jurnal, tesis, dan database perpustakaan yang dapat diakses secara online melalui Internet. Banyak situs yang menyediakan sumber data ini seperti ABI/INFORM Global yang menyediakan jurnal bisnis, manajemen, perdagangan dll dari tahun 1971, Badan Pusat Statistik dan Bureau of Census yang menyediakan data statistik dari Pemerintah, dll.Setelah mendapatkan dokumen yang berkaitan dengan topik, belum tentu semua data relevan untuk dijadikan bahan penelitian. Peneliti perlu melakukan evaluasi dari dokumen yang didapat tersebut untuk mendapatkan bahan yang dapat menunjang penelitian. Salah satu evaluasi yang pertama adalah dengan melihat abstrak dari jurnal. Abstrak yang baik memuat informasi yang cukup untuk penulis pertimbangkan apakah isinya relevan dengan penelitian, yaitu overview dari penelitian, tujuan penelitian, strategi penelitian secara umum, penemuan dari studi, dan kesimpulan. Selain itu, kualitas dari jurnal yang digunakan juga perlu dilihat. Semakin tinggi kualitas jurnal, maka ia akan semakin ketat dalam menyeleksi artikel yang akan diterbitkan oleh jurnal tersebut, sehingga kualitas artikel juga akan semakin baik. Peneliti perlu memperhatikan juga tahun dikeluarkannya suatu artikel karena semakin baru, artikel tersebut juga semakin up-to-date dengan kondisi sekarang.Setelah melakukan evaluasi, peneliti perlu mendokumentasikan literature review. Tujuannya karena dengan literature review, peneliti dapat mengidentifikasi dan membangun sebuah kerangka konseptual yang dapat menjadi pondisi dari penelitiannya. Dengan begitu, pembaca dapat yakin bahwa penulis memahami betul problem area tersebut dan telah melakukan preliminary information gathering, dan penulis membangun kerangka teoritis berdasarkan penelitian sebelumnya yang dapat memperkaya pengetahuan tersebut. Dalam menuliskan referensi penelitian, peneliti telah memiliki pedoman misal dari Publication Manual of the American Psychological Association (2009) dll.Riset berkaitan dengan membangun sesuatu berdasarkan penelitian sebelumnya. Dalam melakukan hal ini, baik menyempurnakan penelitian atau menguji penelitian yang lain, peneliti harus hati-hati terhadap kemungkinan adanya isu etika: 1) salah dalam menginterpretasikan pekerjaan peneliti lain, dan 2) plagiarisme pekerjaan peneliti lain. Kedua hal ini dapat dianggap penipuan dan dianggap tidak menghargai usaha peneliti lain dalam menghasilkan penelitian tersebut. Sudah ada software yang dapat mendeteksi plagiarisme seperti Turnitin dan Ephorus. Untuk itu, peneliti sebaiknya memeriksa ketentuan plagiarisme dari insititusi masing-masing.

Chapter 5. The Research Process: Theoretical Framework and Hypothesis DevelopmentBab ini menjelaskan mengenai pentingnya kerangka teoritis (theoretical framework) dan bagaimana membangun suatu hipotesis (hypothesis development). Materi ini merupakan serangkaian dari proses penelitian dan meneruskan materi dari bab sebelumnya di mana bab sebelumnya membahas bagaimana mengerucutkan dan menetapkan dengan jelas suatu masalah penelitian (research problem). Theoretical framework menjadi dasar atas hipotesis yang akan dibangun sehingga dapat menggambarkan bagaimana fenomena (variable) yang terjadi akan berhubungan satu sama lain (a model) dan menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi (a theory). Proses untuk membangun theoretical framework meliputi:1. Identifikasi variabel dalam model.2. Membangun model konseptual dengan tujuan untuk penggambaran teori.3. Memunculkan teori yang akan menjelaskan hubungan antar variabel dalam model.Dari hasil pembangunan theoretical framework, maka hipotesis akan dapat dibangun untuk mengetahui apakan teori yang dipakai valid atau tidak. Salah satu cara untuk menentukan hipotesis adalah dengan melakukan analisis statistik. Oleh karena itu, theoretical framework berperan sangat penting sebab hasil dari penelitian tergantung dari baik atau tidaknya theoretical framework. Variabel yang merupakan salah satu bagian penting dari theoretical framework adalah segala sesuatu yang dapat membedakan suatu nilai. Contohnya adalah unit produksi, ketidakhadiran, dan motivasi. Terdapat beberapa tipe variabel, yaitu: dependent variable (DV), independent variable (IV), moderating variable (MOV), dan mediating variable (MEV).Variable dependen merupakan variabel yang paling menarik perhatian peneliti. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui, memprediksi, atau menjelaskan variabilitas dari variabel. Contoh dari DV adalah penjualan. Akan tetapi, di saat fokus dari penelitian lebih dari satu, memungkinkan untuk adanya lebih dari satu DV.Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi DV dalam nilai positif atau negatif. Jadi, keberadaan DV ada di saat IV muncul dengan hasil yang IV mempengaruhi DV. Akan tetapi, kondisi tersebut dapat terpenuhi jika: IV memang mempengaruhi DV, IV terjadi sebelum DV, tidak ada faktor lain yang mempengaruhi DV, dan adanya teori yang menjelaskan bagaimana IV mempengaruhi DV. Contoh dari IV adalah kesuksesan produk di mana harga pasar menjadi DV. Semakin sukses suatu produk, maka harga pasar akan semakin naik.Variabel moderating adalah variabel yang memiliki pengaruh terhadap hubungan dari IV dan DV. Hal ini lebih mudah digambarkan dengan contoh. Berdasarkan teori yang ada, keberagaman pekerja (IV) akan menciptakan keefektifan organisasi (DV) yang lebih karena para pekerja tersebut memiliki keahlian yang spesial. Akan tetapi, hal ini akan sulit terwujud jika manajer dapat mengatur keberagaman tersebut untuk membuat semuanya berjalan dengan lancar. Keahlian manajer tersebut menjadi penentu atas keefektifan organisasi. Di sini, keahlian manajer merupakan MOV. Walaupun demikian, keberadaan IV dan MOV harus hati-hati dibedakan karena dapat menimbulkan keraguan.Variabel mediating adalah variabel yang terjadi di antara IV dan DV. Adanya MEV dapat membantu pembentukan model. MEV menjadi fungsi dari IV dan dapat menjelaskan bagaimana IV dapat mempengaruhi DV. Contoh dari variabel ini adalah sinerji kreatif. Pada kasus keefektifan organisasi, keberagaman pekerja menjadi IV yang mempenguhi keefektifan organisasi sebagai DV. Pekerja yang beragam tersebut kemudian bersinergi untuk memecahkan suatu masalah. Dengan demikian hal ini menjelaskan bahwa organisasi yang efektif dapat tercapai karena adanya pekerja yang beragam yang mampu untuk bersinergi.Variabel tersebut bisa dijelaskan dalam suatu model yang terdiri dari keempat variabel tersebut. Contohnya saja seperti kasus di mengenai keefektifan organisasi di atas di mana terdapat kemampuan manajer sebagai MOV. Pada kasus ini, MOV akan berinteraksi dengan IV sehingga menghasilkan MEV dan DV. Keempat variabel tersebut dibedakan dengan memperhatikannya dengan seksama. Variabel yang sama dapat menjadi IV atau MOV, tergantung dari konsep model teorinya.Theoretical framework merupakan dasar keselurahan proyek penelitian. Untuk mencapai suatu solusi yang baik dari permasalahan yang diteliti, peneliti harus mampu untuk mengidentifikasi masalah dengan baik dan menentukan variabel yang berhubungan dengan masalah tersebut. Hal tersebut dapat dilalui dengan melakukan interview, observasi, dan literature review. Hubungan antara literature review dan theoretical framework penting untuk penentuan variabel yang relevan. Setelah itu, elaborasikan hubungan antara variabel yang ada sehingga dapat tercipta suatu hipotesis yang dapat diuji. Dari hasil uji hipotesis akan diketahui sedikitnya banyakanya kejelasan bahwa masalah dapat diselesaikan. Oleh karena itu, kedudukan theoretical framework menjadi sangat penting dalam proses penelitian.Tahap penting selanjutnya adalah pembangunan hipotesis. Hipotesis merupakan hasil dugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang kemudia dapat diuji kebenarannya. Terdapat beberapa format hipotesis, yaitu if-then statement, directional and non-directional hypothesis, serta null and alternate hypothesis.

Chapter 6. The Research Process: Element of Research DesignBab ini membahas mengenai step selanjutnya dari proses penelitian, yaitu bagaimana mendesain suatu penelian dengan data yang ada untuk dianalisis dan menghasilkan suatu kesimpulan. Terdapat enam aspek dasar dari desain penelitian yaitu terkait mengenai tujuan dari studi (penyelidikan, penguraian, uji hipotesis), lokasinya (setting), jenis yang harus disesuaikan (jenis investigasi), sedikit banyaknya campur tangan peneliti, aspek temporal (perbedaan waktu), dan tingkatan data untuk dianalisis. Hal penting yang harus diperhatikan adalah semakin kompleks desain penelitian, semakin besar waktu, biaya dan sumber daya lain yang harus digunakan. Oleh karena itu, peneliti harus memperhatikan setiap poin yang diambil dalam desain penelitian untuk melihat manfaat, ketepatan, keyakinan dan lainnya dari hasil penelitian yang dihasilkan.Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan berdasarkan tujuan dari studi dalam penelitian yang meliputi: exploratory studies, descriptive studies, hypothesis testing, dan case study analysis. Exploratory studies dilakukan saat info yang dimiliki tidak banyak atau bagaimana masalah yang serupa dapat terpecahkan di masa lalu. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan lebih banyak interview dan menggali informasi lebih dalam. Contohnya adalah di saat melakukan penelitian mengapa konsumen penyedia jasa berpindah dari yang satu ke yang lain. Descriptive studies merupakan langkah yang dilakukan untuk memastikan dan menggambarkan karakteristik dari variabel yang menjadi fokus peneliti. Contohnya adalah di saat manajer bank ingin mengetahui karakteristik dari debiturnya sebelum memberikan kredit. Hypothesis testing merupakan langkah yang dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel yang diteliti terhadap hasilnya. Langkah ini dapat dilakukan dengan menggunakan data kuantitatif maupun kualitatif. Contohnya adalah dengan melakukan uji coba apakah penjualan akan naik jika iklan ditingkatkan. Case study analysis dilakukan dengan melakukan analisa yang mendalam atas suatu masalah yang memiliki kesamaan pada suatu organisasi. Akan tetapi, langkah ini jarang dipilih karena sulit untuk menemukan masalah yang serupa dalam organisasi yang berbeda.Terdapat dua tipe dari investigasi, yaitu causal study dan correlational study. Causal study merupakan studi di mana peneliti ingin menggambarkan penyebab dari satu atau lebih permasalahan. Hal ini bertujuan untuk menetapkan hubungan sebab akibat dalam permasalahan. Sedangkan correlational study merupakan langkah untuk mengidentifikasikan faktor penting yang berhubungan dengan masalah. Contohnya dapat dijelaskan sebagai berikut. Does smoking cause cancer? A causal study question Are smoking and cancer related? A correlational study Are smoking, drinking, and chewing tobacco associated with cancer? If so, which these contributes most to the variance in the dependent variable?Jawaban dari pertanyaan pertama akan membantu peneliti untuk bahwa orang yang tidak merokok tidak akan terkena kanker. Jawaban dari pertanyaan kedua yang akan menentukan bahwa rokok dan kanker akan berhubungan. Sedangkan statement yang ketiga menjelaskan bahwa ada faktor lain yang mungkin menjadi penyebab utama dari kanker. Namun, dari ketiga tersebut, manakah yang paling berpengaruh mulai dari satu hingga tiga? Jawaban dari correlational study dapat membantu menjelaskan pertanyaan bahwa kanker dapat disebabkan oleh ketiga penyebab tersebut. Jawaban ini tidak hanya menjawab pertanyaan causal study tetapi untuk melihat hubungan di antara semua variabel. Peneliti akan turut serta campur tangan dalam pengolahan data. Terdapat tiga jenis campur tangan yang dilakukan peneliti yaitu minimal, moderate, dan excessive interface. Dalam minimal interfance, campur tangan peniliti hanya sedikit. Peniliti tidak terlalu banyak mengolah data dan langsung memakainya. Dalam moderate interface, peneliti melakukan lebih dalam dengan melihat causal connection. Dalam excessive interface, peneliti melakukan lebih dalam lagi penelitian dengan tidak hanya melihat causal connection, tetapi juga melihat correlation connection.