urban heat island makalah

11
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ........................................................................................... 1 1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................ 2 II. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3 2.1. Urban Heat Island .............................................................................................. 3 2.2. Dampak yang Ditimbulkan ................................................................................ 4 2.3. Urban Heat Island di Semarang ......................................................................... 5 2.4. Solusi ................................................................................................................. 8 III. PENUTUP ............................................................................................................. 9 3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 9 3.2. Saran .................................................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

Upload: rupaka

Post on 14-Jun-2015

2.662 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Urban heat island makalah

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN..................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................ 2

II. PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

2.1. Urban Heat Island .............................................................................................. 3

2.2. Dampak yang Ditimbulkan ................................................................................ 4

2.3. Urban Heat Island di Semarang ......................................................................... 5

2.4. Solusi ................................................................................................................. 8

III. PENUTUP ............................................................................................................. 9

3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 9

3.2. Saran .................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10

Page 2: Urban heat island makalah

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Selama beberapa dekade belakangan ini, masyarakat dunia sedang diresahkan

oleh bahaya pemanasan global (Global Warming). Menurut Thomas (2011), global

warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan

Bumi yang diakibatkan oleh meningkatknya konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas

manusia. Aktivitas manusia ini meliputi industri, pertanian, rumah tangga dan

transportasi. Penyebab lainnya adalah kebakaran hutan, gas metan dari pembuangan

sampah dan gunung api (Gatut dan Hari, 2007).

Indonesia yang merupakan negara kepulauan diperkirakan pada tahun 2070 kira-

kira sebanyak 2000 pulau akan tenggelam, sedikitnya 800 ribu rumah akan terendam air

laut, ratusan ribu penduduk akan kehilangan tempat tinggal akibat terendam air laut dan

mengungsi ke tempat yang lebih tinggi (Dadang, 2009). Banyak Kota besar akan

mengalami krisis air bersih karena air cepat menguap atau terkena intrusi air laut.

Musim kemarau menjadi lebih panjang dan apabila musim hujan akan terjadi banjir

karena curah hujan yang tinggi. Menurut data Walhi, beberapa kota di Indonesia yang

dikenal sejuk dan dingin sekarang menjadi semakin panas. Contohnya di Jawa Barat

seperti Bogor dan Bandung, di Jawa Timur bisa ditemui di kota Malang dan Kota Batu

yang dahulu dingin sekarang tidak lagi.

Berbagai usaha untuk mengurangi dampak pemanasan global telah banyak

dilakukan, namun usaha tersebut masih kalah jika dibandingkan dengan pertumbuhan

industri dan transportasi yang masih mengandalkan bahan bakar fosil yang dikenal

sebagai penyumbang terbesar dalam gas rumah kaca. Konfrensi Tingkat Tinggi pun

sering membahas mengenai dampak pemanasan global namun negara-negara maju

seperti Amerika yang notabene menyumbang sebagian besar gas rumah kaca (GRK) ke

udara tidak mau menandatangai perjanjian tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Kenaikan konsentrasi Gas Rumah Kaca yang timbul akibat aktivitas manusia

memberikan dampak yang langsung dapat kita rasakan seperti kenaikan suhu rata-rata

Page 3: Urban heat island makalah

harian yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Fenomena tersebut disebut Urban

Heat Island (UHI).

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dan dampak urban heat island yang terjadi Semarang.

2. Mengetahui solusi untuk Urban Heat Island yang banyak terjadi di kota-kota

besar di Indonesia

Page 4: Urban heat island makalah

3

II. PEMBAHASAN

2.1. Urban Heat Island

Setengah dari populasi penduduk di dunia berada pada daerah perkotaan (urban).

Diperkirakan pada tahun 2030, angka urbanisasi secara global dapat mencapai 70 %

yang disebabkan oleh pemusatan dan perpindahan penduduk dari daerah pinggiran ke

daerah urban secara terus menerus. Maka dari itu, tidak mengherankan bila muncul

dampak negatif akibat urbanisasi yang mengundang perhatian dunia.

Dampak negatif terhadap lingkungan dari urbanisasi antara lain polusi, perubahan

atmosfir secara fisik dan kimia, dan terhadap tanah. Urban Heat Island (UHI)

merupakan efek komulatif dari dampak yang diakibatkan urbanisasi. Kenaikan suhu

pada wilayah yang dibangun oleh manusia didefinisikan sebagai “Pulau Hangat” dan

“Lautan Sejuk” pada wilayah yang memiliki suhu rendah di sekitarnya. Meskipun hal

ini umum terjadi pada daerah perkotaan dan pedesaan, namun lebih terasa efeknya pada

daerah perkotaan karena permukaannya cenderung melepas panas dalam jumlah besar.

Namun, UHI tidak hanya berdampak pada penduduk yang tinggal di perkotaan saja,

tetapi juga manusia dan lingkungan yang jauh dari kota sekalipun tetap merasakan

efeknya.

Gambar 1. Sketsa Fenomena UHI

Penyebab dari fenomena UHI adalah kurangnya vegetasi sebagai penutup lahan

dan rendahnya kelembaban tanah. Sesuai dengan fitrahnya, tanaman pada siang hari

Page 5: Urban heat island makalah

menyerap panas matahari untuk proses fotosintesis kemudian menguapkannya kembali

ke atmosfer dalam proses evapotranspirasi yang mempunyai efek pendinginan. Proses

evapotranspirasi ini ibarat manusia yang mengeluarkan keringat. Berdasarkan penelitian

di USA, tanaman setinggi 30 kaki akan menghasilkan “keringat” melalui

evapotranspirasi sebanyak 40 gallon per hari. Mekanisme yang memberikan efek

pendinginan ini akan berubah jika lahan yang berisi tumbuhan termodifikasi menjadi

taman beton dan aspal alias perumahan dan jalan raya atau infrastruktur kedap air

lainnya. Taman beton dan aspal ini akan menyerap panas dan menahannya, sehingga

akan membuat temperatur di sekelilingnya tetap panas karena permukaan lahan menjadi

kedap air dan kering.

Faktor penyebab UHI lainnya adalah limbah panas yang dihasilkan oleh

penggunaan energi, baik dari kendaraan bermotor, industri, dan penggunaan AC. Ketika

populasi kota semakin bertambah akibat urbanisasi, maka kebutuhan akan perumahan

semakin meningkat. Perubahan ruang terbuka hijau menjadi pemukiman pun semakin

meningkat, penggunaan energi juga semakin meningkat. Demikian seterusnya, sehingga

semakin banyak panas yang diserap oleh perkotaan. Penyebab lain dari UHI adalah

akibat dari efek geometrik. Gedung-gedung tinggi yang biasanya banyak dijumpai di

perkotaan menyediakan permukaan ganda untuk memantulkan dan menyerap sinar

matahari, sehingga meningkatkan efisiensi pemanasan kota. Gedung-gedung yang tinggi

juga menghalangi angin yang sebenarnya membantu proses pendinginan.

2.2. Dampak yang Ditimbulkan

Kita pasti merasakan bahwa suhu di wilayah perkotaan lebih panas dibandingkan

dengan wilayah pedesaan. Fenomena ini akan terus meningkat dan akan berlipat ganda

pada dekade mendatang. Oleh karena itu, pemikiran tentang UHI dan mitigasinya akan

sangat penting dilakukan oleh pemerintah dan peneliti di negara yang terkena

dampaknya.

Kecenderungan karakteristik terhadap pemanasan permukaan urban diperparah

selama hari-hari pada musim kemarau (panas) dan gelombang panas, bangunan yang

memiliki ventilasi dan isolasi termal yang buruk akan menambah beban pendingin

ruangan yang mengakibatkan meningkatnya konsumsi listrik. Pengingkatan konsumsi

listrik mengakibatkan pembangkit-pembangkit listrik semakin banyak mengeluarkan

Page 6: Urban heat island makalah

5

tenaga sehingga emisi karbon yang dihasilkan semakin meningkat, tentu ini membuat

pemerintah dan masyarakat semakin bertambah beban keuangannya. Di sisi lain, Heat

island pada musim kemarau akan mempercepat pembentukan kabut yang berbahaya,

seperti prekusor ozon yaitu nitrous oxides (NOx) and volatile organic compounds

(VOCs) yang bereaksi secara fotokimia menghasilkan ozon di permukaan (Camilio dan

Arrau, 2011).

Dampak langsung lain yang ditimbulkan UHI adalah penyakit akibat kepanasan

dan kematian, karena ketidaknyamanan akibat suhu yang terlalu tinggi dapat

mengganggu sistem jantung dan pernapasan terutama pada orang lanjut usia dan anak-

anak. Pada kasus yang sama, gangguan pernapasan dan penyakit paru-paru lainnya itu

ditimbulkan oleh konsentrasi ozon yang tinggi akibat suhu yang tinggi.

UHI juga menyebabkan terjadinya hujan dan badai petir, karena pada suhu yang

tinggi tekanan akan rendah sehingga mengakibatkan pergerakan massa udara menuju ke

wilayah tersebut. Suhu tinggi menyebabkan mudahnya penguapan, naiknya massa uap

air ke ketinggian yang lebih tinggi menyebabkan hujan.

2.3. Urban Heat Island di Semarang

Gambar 2.1. UHI di Semarang 1994

Page 7: Urban heat island makalah

Gambar 2.2. UHI di Semarang 2002

Gambar 2.1 dan 2.2 memperlihatkan Urban Heat Island Semarang pada tahun

1994 dan 2002 (LAPAN, 2004). Dari pengamatan secara spasial terlihat bahwa ada

perluasan UHI. Analisa kuantiatif dengan statistik terhitung adanya perluasan UHI

(daerah dengan suhu tinggi 30-35 oC) yang terletak pada kawasan terbangun yang terdiri

dari pemukiman dan industri di Semarang pertahun kira-kira 12.174 ha atau 8,4%.

Gambar 3.1. Klasifikasi lahan Semarang Tahun 1994-2002

Peta spasial klasifikasi penutup lahan Semarang tahun 1994 dan 2002 yang

diklasifikasikan dari data satelit Landsat ditunjukkan oleh gambar 3.1. Dari kenampakan

spasial terlihat adanya perluasan wilayah pemukiman dan industri. Analisis statistik

pada gambar 5 menunjukkan adanya pertumbuhan kawasan terbangun di Semarang per

Page 8: Urban heat island makalah

7

tahun kurang lebih 1200 ha (0,83%), sedangkan kawasan vegetasi (hutan) mengalami

pengurangan sebesar 381,85 ha (0.26%).

Gambar 5. Grafik Perubahan Penggunaan Lahan di Semarang

Gambar 6. Grafik Suhu Udara Semarang 1994-2002

Meluasnya Heat Island akan menyebabkan peningkatan ketidaknyamanan

kehidupan manusia, sehingga manusia membutuhkan pendingin seperti AC, kipas angin

yang berdampak pemborosan energi listrik dan polusi, dan menyebabkan Green house

effect. Pemakaian energi listrik akan meningkatkan emisi sulfur dioxide, carbon

monoxide, nitrous oxides, carbon dioxide, yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang

akan berkontribusi pada pemansan global dan perubahan iklim.

7

tahun kurang lebih 1200 ha (0,83%), sedangkan kawasan vegetasi (hutan) mengalami

pengurangan sebesar 381,85 ha (0.26%).

Gambar 5. Grafik Perubahan Penggunaan Lahan di Semarang

Gambar 6. Grafik Suhu Udara Semarang 1994-2002

Meluasnya Heat Island akan menyebabkan peningkatan ketidaknyamanan

kehidupan manusia, sehingga manusia membutuhkan pendingin seperti AC, kipas angin

yang berdampak pemborosan energi listrik dan polusi, dan menyebabkan Green house

effect. Pemakaian energi listrik akan meningkatkan emisi sulfur dioxide, carbon

monoxide, nitrous oxides, carbon dioxide, yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang

akan berkontribusi pada pemansan global dan perubahan iklim.

7

tahun kurang lebih 1200 ha (0,83%), sedangkan kawasan vegetasi (hutan) mengalami

pengurangan sebesar 381,85 ha (0.26%).

Gambar 5. Grafik Perubahan Penggunaan Lahan di Semarang

Gambar 6. Grafik Suhu Udara Semarang 1994-2002

Meluasnya Heat Island akan menyebabkan peningkatan ketidaknyamanan

kehidupan manusia, sehingga manusia membutuhkan pendingin seperti AC, kipas angin

yang berdampak pemborosan energi listrik dan polusi, dan menyebabkan Green house

effect. Pemakaian energi listrik akan meningkatkan emisi sulfur dioxide, carbon

monoxide, nitrous oxides, carbon dioxide, yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang

akan berkontribusi pada pemansan global dan perubahan iklim.

Page 9: Urban heat island makalah

2.4. Solusi

Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di sudut-sudut kota dapat mengurangi

dampak UHI sekaligus menjadi paru-paru kota serta menambah nilai estetika. Ruang

Terbuka hijau selalu terbentur dengan kepentingan para pengusaha yang ingin

memperluas bisnis mereka, diperlukan ketegasan dan kesadaran dari pemerintah untuk

tetap mempertahankan atau malah menambah jumlah dan kualitas RTH di wilayah

perkotaan. Memanfaatkan pepohonan sebagai pengendali suhu udara adalah satu

alternatif yang tepat. Sebenarnya, eksistensi pepohonan sebagai elemen struktur kota

telah banyak dimanfaatkan untuk fungsi estetik. Namun proporsi pohon yang mampu

memberi kesan estetik sering kali belum cukup memenuhi fungsi ekologis. Oleh karena

itu, penekanan pada fungsi ekologis berupa ameliorasi iklim mikro, khususnya suhu

udara masih perlu optimalisasi. Operasionalnya dapat berupa kegiatan berlabel

perhutanan kota, penghijauan kota, pertamanan kota, arboretum, atau yang

semacamnya.

Solusi kedua adalah mengubah atap yang berwarna gelap menjadi berwarna

terang atau putih. Gedung-gedung tinggi menggunakan aspal karena tahan air dan

mudah untuk diaplikasikan ke berbagai bentuk bangunan. Karena kecenderungan benda

berwarna gelap adalah menyerap panas dan lambat dalam melepas panas. Panas dari

radiasi sinar matahari yang tertahan akan perlahan-lahan dilepas pada malam harinya,

hal ini menyebabkan suhu pada malam hari lebih hangat daripada daerah sekitarnya.

Page 10: Urban heat island makalah

9

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Urban Heat Island merupakan masalah yang biasa muncul di kota besar.

Tertahannya panas karena kurangnya vegetasi dan bertambahnya jumlah bangunan dan

jalan beraspal. Kita sudah merasakannya sendiri seperti yang terjadi di Kota Semarang.

Perbedaan suhu antara siang hari dan malam hari tidak terlampau jauh, atau malah lebih

tinggi pada malam hari. Hal tersebut mengakibatkan konsumsi listrik untuk pendingin

ruangan akan semakin besar dan berimbas kepada kenaikan emisi gas rumah kaca yang

dihasilkan pembangkit listrik.

Solusi pertama adalah membangun kawasan terbuka hijau di sudut-sudut kota,

penanaman pohon di pinggir jalan dan peraturan pemerintah tentang pembuatan taman

atau hutan berskala kecil di perumahan-perumahan di daerah perkotaan. Solusi kedua

adalah mengubah warna atap bangunan atau gedung menjadi lebih terang. Solusi yang

ketiga adalah membuat taman di atas gedung bertingkat, selain bisa mengurangi dampak

UHI juga dapat menambah keindahan gedung.

3.2. Saran

1. Pembangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan lingkungan akan sangat

membantu dalam mengurangi dampak UHI.

2. Perlu pengawasan dari Pemerintah dan masyarakat agar pembangunan

dilaksanakan dengan memperhitungkan dampak terhadap lingkungan.

Page 11: Urban heat island makalah

DAFTAR PUSTAKA

Camilio P. Arrau and Marco A. Pena. 2011. Urban Heat Island (UHIs) Effect. Online:http://urbanheatisland.com (diakses: 30 April 2012).

Dadang Rusbiantoro. 2009. Global Warming for Beginner: Pengantar KomprehensifTentang Pemanasan Global. PT. Niaga Swadaya, Jakarta.

Gatut Susanta dan Hari Sutjahjo. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam AkibatPemanasan Global?. Niaga Swadaya, Jakarta.

Laras Tursilowati. 2005. Urban Heat Island dan Kontribusinya pada Perubahan Iklimdan Hubungannya dengan Perubahan Lahan. Prosiding Seminar NasionalPemanasan Global dan Perubahan Global, Jakarta

Mark Z. Jacobson, John E. Ten Hoeve. 2011. Effects of Urban Surfaces and WhiteRoofs on Global and Regional Climate. Journal of Climate; 111010073447000Online: 10.1175/JCLI-D-11-00032.1.

S.R Gaffin, M Imhoff, C Rosenzweig, R Khanbilvardi, A Pasqualini, A Y Y Kong, DGrillo, A Freed, D Hillel, E Hartung. 2012. Bright is the new black—multi-yearperformance of high-albedo roofs in an urban climate. Environmental ResearchLetters; 7 (1). Online:10.1088/1748-9326/7/1/014029.

Thomas F. Stocker. 2001. "7.5.2 Sea Ice". Climate Change 2001: The Scientific Basis.Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of theIntergovernmental Panel on Climate Change. Intergovernmental Panel onClimate Change. Diakses pada 11 Februari 2007.