upaya promotif dalam pelayanan kebidanan
TRANSCRIPT
Upaya Promotif dalam Pelayanan Kebidanan
Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting untuk
mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya
kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat persalinan,
deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan persalinan yang memadai
seswuia dengan tingkat resikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas,
laktasi / pemberian ASI dan Keluarga Berencana. Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil
dilakukan berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi
mengenai kondisi ibu hamil.
Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :
1. Bayi.
1. Anak balita
2. Remaja
3. Ibu hamil
4. Ibu bersalin
5. Ibu nifas
6. Ibu menyusui
7. PUS/WUS
8. Klimakterium/ menopause.
Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada ibu hamil adalah dengan mencegah
adanya anemia dalam kehamilan melalui penyuluhan-penyuluhan dan kegiatan-kegiatan lain.
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu baik dalam kehamilan
maupun persalinan. Berbagai penyulit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus
prematurus, syok, dll. Karena itulah usaha promotif dalam peningkatan gizi ibu hamil sangat
dipentingkan untuk mengurangi angka kehamilan dengan anemia untuk mengurangi angka
kematian ibu dan bayi. Adapaun usaha promotifnya adalah dengan memberikan penyuluhan
kepada ibu hamil tentang pencegahan anemi dengan perbaikan gizi yaitu dengan menjelaskan
dan menginformasikan mengenai pola nutrisi yang baik bagi ibu hamil untuk menunjang
kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang baik. Upaya promotif dalam praktek kebidanan pada
ibu untuk anak tentang pemberian imunisasi, yaitu menjelaskan mengenai keuntungan-
keuntungan yang didapat setelah pemberian imunisasi, serta bahaya apabila imunisasi tersebut
tidak diberikan. Selain itu juga menjelaskan mengenai gizi seimbang yang baik untuk diberikan
kepada anak guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal serta menghindari
terjadinya gizi buruk pada anak yaitu dimana gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat
berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari
dalam waktu yag cukup lama, yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada
pada <-3 SD tabel baku WHO-NCHS atau tanda-tanda klinis gizi buruk yaitu
marasmusdankwashiorkor.
Sebenarnya tidak sulit untuk mendeteksi kondisi gizi buruk, dengan melihat fisiknya si anak
saja, bisa disimpulkan bahwa anak tersebut mengalami gizi buruk. Secara terperinci gejala
klinis gizi buruk seperti berikut; marasmus dengan tanda-tanda tubuh sangat kurus, tampak
tulang terbungkus kulit, perut cekung, iga gambang/tulang rusuk menonjol, wajah seperti orang
tua (monkey face), mata tidak bercahaya, rambut kusam, cengeng dan rewel, kulit keriput,
jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada, penyakit infeksi umumnya bersifat
kronis (diare kronik atau konstipasi), sedangkan kwashiorkor dengan tanda-tanda tubuh edema
di seluruh tubuh terutama kaki, otot mengecil, wajah membulat dan sembab (moon face),
pandangan sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut tanpa terasa
sakit, apatis dan rewel, kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, penyakit infeksi biasanya bersifat akut
(anemia dan diare). Gejala marasmik-kwashiorkor merupakan campuran dari beberapa gejala
klinik marasmus dan kwashiorkor, disertai edema yang tidak mencolok.
Untuk itulah pentingnya usaha pelayanan kebidanan promotif bagi bayi dan anak dengan
berbagai upaya dengan penyuluhan, ataupun kegiatan promotif lainnya agar angka gizi buruk
dapat terus berkurangg agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berlangsung dengan
baik. Adapun bentuk usaha promotifnya adalah dapat berupa berbagai penyuluhan ataupun
kegiatan lainnya yang bias dilakukan di posyandu-posyandu bayi dan balita.
KESIMPULAN
Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimaldidefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Ini bukan sekedar
pengubahan gaya hidup saja,namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan
dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat.
Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting untuk mengurangi
AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan
yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan (preventif), dimulai sejak awal kehamilan sampai dekat persalinan, deteruskan oleh
upaya penyembuhan (kuratif) sebagai pertolongan persalinan yang memadai seswuia dengan
tingkat resikonya, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi /
pemberian ASI dan Keluarga Berencana. Upaya pemeliharaan kesehatan ibu hamil dilakukan
berbasis keluarga, sejak awal kepada suami dan keluarga perlu diberikan informasi mengenai
kondisi ibu hamil.
Lingkup promosi kesehatan dalam praktek kebidanan menurut sasarannya :
1. Bayi.
2. Anak balita
3. Remaja
4. Ibu hamil
5. Ibu bersalin
6. Ibu nifas
7. Ibu menyusui
8. PUS/WUS
9. Klimakterium/ menopause
DAFTAR PUSTAKA
http//Dinas kesehatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.com
http//hariankompas.com
Notoatmojo,soekidjo.Prof,Dr.”Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”.2007.Jakarta:PT.Rineka
Cipta.
UPAYA PROMOTIF
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan jalan memberikan :
lPenyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat
lPeningkatan gizi
lPemeliharaan kesehatan perseorangan
lPemeliharaan kesehatan lingkungan
lOlahraga secara teratur
lRekreasi
lPendidikan seks