upaya meningkatkan pemahaman huruf abjad melalui media ... file · web viewmenurut jessica...

33
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN HURUF ABJAD MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B4 DI RA PERWANIDA MUARA ENIM Oleh : HULAIPAH NIM. 0805011 PROPOSAL Diajukan Kepada Program studi Kualifikasi S1 Fakultas Tarbiyah IAIN raden Fatah Palembang Untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Upload: dinhtuyen

Post on 10-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN HURUF ABJAD MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B4

DI RA PERWANIDA MUARA ENIM

Oleh : HULAIPAH

NIM. 0805011

PROPOSAL

Diajukan Kepada Program studi Kualifikasi S1Fakultas Tarbiyah IAIN raden Fatah Palembang

Untuk memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I)

FAKULTAS TARBIYAHIINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG2010

ProposalUPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN HURUF ABJAD MELALUI

MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B4 DI RA PERWANIDA MUARA ENIM

A. Latar Belakang

Salah satu langkah pertama untuk menjadi pembaca yang sukses adalah

belajar mengenali huruf abjad. Setiap orang tua pasti akan cepat cemas bila

mendapati putra-putri pada usia sekolah belum juga bisa membaca dengan

lancar. Kecemasan cukup beralasan mengingat kemampuan membaca dan

menulis merupakan hal mendasar yang harus dipupuk sejak dini untuk dijadikan

bekal bagi seorang anak memasuki dunia pendidikan. Lebih dari itu, kemampuan

membaca merupakan modal utama seorang anak untuk membuka jendela masa

depan, sebuah langkah awal menguasai ilmu pengetahuan.

Menurut Jessica Grainger, menyebutkan bahwa belajar membaca bukanlah

merupakan suatu tindakan alamiah dari seorang anak. Kemampuan membaca

pada seorang anak tidaklah didapatkan begitu saja seiring perkembangan

usianya. Untuk mendapatkan kemampuan ini pada seorang anak, diperlukan

suatu proses belajar. Lingkungan dan orangtua memegang peranan penting

dalam proses pengenalan bunyi-bunyi wicara (fonem) dan kata-kata yang pada

awalnya akan ditangkap oleh anak sebagai bahasa lisan. Dalam proses

pengenalan ini, anak belum sampai pada proses belajar, hanya mengenal dan

memahami bunyi-bunyian itu.

Orang tua perlu mengetahui bahwa "prinsip huruf abjad" adalah proses awal

seorang anak membedakan karakter satu huruf dengan huruf lainnya yang bila

dirangkaikan akan menimbulkan keragaman bunyi. Proses ini adalah tahap

dimana anak mulai mengidentifikasi bunyi yang ada dalam kata, setelah itu

barulah dapat diajarkan bagaimana huruf-huruf alfabet itu dapat membentuk

suatu kata yang bermakna berbeda satu dengan lainnya.

Ketika sampai pada proses pengenalan huruf-huruf alfabet pada anak, ada hal

penting lain yang patut menjadi perhatian. Mencermati kemampuan memori pada

anak perlu dilakukan agar jangan sampai anak merasa dipaksa untuk menghafal

semua huruf dalam waktu singkat. Meskipun membaca memang merupakan

suatu proses yang mewajibkan seseorang mampu menggunakan keterampilan

diskriminasi visual-suara juga adanya proses perhatian dan memori. Karena itu,

latihan yang cukup sering harus diberikan pada anak. Menerapkannya dalam

suasana belajar yang tidak formal akan lebih baik.

Tujuan utama memahami huruf abjad adalah agar anak-anak memahami apa

yang mereka baca, sehingga membaca huruf dan suara yang serasi - itu juga

harus menghubungkan kata-kata dan makna. belajar membaca adalah proses

yang relatif panjang yang dimulai sangat awal dalam pembangunan dan jelas

sebelum anak-anak memasuki sekolah formal. Anak-anak yang menerima

stimulasi pengalaman keaksaraan sejak lahir dan seterusnya tampaknya memiliki

kelebihan dalam hal pengembangan kosa kata, memahami tujuan membaca , dan

mengembangkan kesadaran keaksaraan cetak dan konsep. Anak-anak yang

membaca pertanyaan yang sering pada usia sangat muda terbuka menjadi

menarik dan menyenangkan dalam cara-cara untuk bunyi bahasa kita, dengan

konsep berima, dan kata lain kegiatan bermain dan bahasa yang berfungsi untuk

memberikan dasar bagi pengembangan kesadaran fonem . Sebagai anak-anak

yang terkena kegiatan keaksaraan di usia muda, mereka mulai untuk mengenali

dan membedakan huruf. anak-anak yang telah belajar untuk mengenali dan

mencetak huruf-huruf seperti kebanyakan anak-anak prasekolah akan memiliki

lebih sedikit untuk belajar pada masuk sekolah. Belajar dari media bergambar,

sehingga anak-anak yang berorientasi ke awal abjad prinsip atau cara

menghubungkan huruf dan bunyi. Semakin awal mulai mengerjakan bahasa

dengan anak, hanya berbicara kepada anak, membaca untuk anak, dan kemudian

mendengarkan,menanggapi komunikasi anak semakin baik pula ketika waktunya

tiba untuk belajar siap.

B. Rumusan Malasah

Bagaimana Meningkatkan Pemahaman huruf abjad dengan menggunakan media

bergambar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Beberapa tujuan dan kegunaan dari Penelitian ini adalah

1. Dengan Menggunakan media bergambar diharapkan dapat

merangsang anak melakukan kegiatan, pikiran, perasaan, perhatian,

dan minat.

2. Dapat Melakukan kegiatan eksperimen

3. Sebagai alat Bantu untuk memperlancar proses belajar mengajar.

4. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal

5. Dengan media bergambar diharapkan mampu meningkatkan motivasi,

menghilangkan atau mengurangi verbalisme, memperjelas, dan

mempermudah konsep abstrak, dan meningkatkan daya serap belajar

anak.

6. Dapat menjadikan anak mampu berfikir lebih kreatif, mampu

menyelesaikan berbagai permasalahan, mampu berfikir logis,

penalaran yang tinggi dan mampu menemukan satu jawaban yang

peling tepat terhadap masalah yang diberikan berdasarkan informasi

yang tersedia.

7. Dengan menggunakan media dapat melatih kepekaan berfikir anak.

8. Dapat digunakan sebagai alat permainan, dengan diberikan spidol

warna, krayon, atau kelir maka anak diberikan kesempatan berekspresi

sekaligus bermain dalam penuh warna diatas kertas poster.

D. Kajian Pustaka

1. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi

antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan

berdaya guna.

Menurut Sadiman (2002:16), media pembelajaran mempunyai

kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat

verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan

bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini,

media pendidikan berguna untuk:

1) Menimbulkan kegairahan belajar.

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak

didik denganlingkungandankenyataan.

3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut

kemampuandanminatnya.

d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan

kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap

siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana

semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang

lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat

diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya

dalam:

1. Memberikanperangsangyangsama.

2. Mempersamakanpengalaman.

3. Menimbulkan persepsi yang sama.

Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas bahwa

media pembelajaran mempunyai andil yang besar

terhadap kesuksesan proses belajar mengajar

2. Anak Prasekolah

Menurut Biechler dan Snowman,Yang dimaksud dengan anak

prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun . mereka

biasanya mengikuti program prasekolah dan kinderganten, umumnya

mereka mengikuti program tempat penitipan anak (3 bulan – 5 bulan )

dan kelmpok bermain ( usia 3 tahun ), sedangkan pada usia 4-6 tahun

biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.

Menurut teori erik erison yang membicarakan perkembangan

kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembnagan

psikososial tahapan 0-1 tahun, berada pada tahapan oral sensorik

dengan krisis emosi antara 'trust versus mistrust', tahapan 3-6 tahun,

mereka berada dalam tahapan dengan krisis 'autonomy versus shame

& doubt' (2-3 tahun),'initiative versus guilt (4-5 tahun) dan tahap usia

6-11 tahun mengalami krisis 'industry versus inferiority'.

Perkembangan dari tahapan sensorimotor (0-2 tahun),

Praoperasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-12 tahun), dan

operasional formal (12-15 tahun), maka perkembangan kognitif anak

masa prasekolah berada pada tahap praoperasional.

3. Perkembangan Bahasa

Sementara anak tumbuh dan berkembang, produk bahasa

mereka meningkat dengan kuantitas, keluasan dan kerumitan.

Memperlajari perkembangan bahasa biasanya ditujukan pada

rangkaian dan percepatan perkembangan dan factor-faktor yang

mempengaruhi pemerolehan bahasa sejak usia bayi dan dalam

kehidupan selanjutnya.

Dalam perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu

diperhatikan , yaitu:

a. Perbedaan antara bahasa dan kemampuan bicara.

Bahasa biasanya dipahami sebagai system tatabahasa yang

rumit dan bersifat senatik, sedangkan kemampuan bicara

terdiri ungkapan dalam bentuk kata-kata. Walupun bahasa

dan kemampuan berbicara sangat dekat hubungannya,

kedua berbeda.

b. terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang

bersifat reseptif dan pernyataan ekspresif. Bahasa

pengertian ( misalnya mengdengarkan dan membaca)

menunjukan kemampuan anak untuk memahami dan

berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak

tersebut.

c. Komunikasi diri atau bicara dalam hati. Anak akan

berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada

saat merencanakan menyelesaikan masalah, dan

menyerasikan gerakan mereka.

E. Kerangka Teori

1. Perkembangan Kognitif

Menurut Hildebrand, Untuk mengembangkan kognitif anak dapat

dipergunakan motode yang mampu menggerakkan anak agar

menumbuhkan berfikir, menalar, mampu menarik kesimpulan dan

membuat generalisasi caranya dengan memahami lingkungan

sekitarnya, mengenal orang-orang dan benda-benda yang ada,

memahami tubuh dan perasaan mereka sendiri, melatih memahami

untuk mengurus diri sendiri. Selain itu melatih anak menggunakan

bahasa untuk berhubungan dengan orang lain, dan melakukan apa

yang dianggap benar berdasarkan nilai yang ada dalam masyarakat.

2. Kecerdasan

Untuk melatih kecerdasan anak, tidak ada yang lebih baik

dibandingkan mengajarkan mereka membaca. Pengenalan huruf dan

angka sangatlah penting untuk otak mereka. Dan sebenarnya,

mengajar anak membaca bisa dimulai dari usia yang cukup dini, tidak

perlu menunggu mereka berada di sekolah. Kemampuan membaca

sangat berguna bagi kecerdasan otak mereka. Dan seorang anak yang

tumbuh dengan rasa senang membaca akan lebih cepat dalam

memperdalam ilmu mereka. Tentunya, mengajar anak membaca tidak

selalu mudah.

Schmidt, mengemukakan mengenai kecerdasan anak sebagai berikut:

a. Kecerdasan Verbal

Kecerdasan di bidang bahasa bekerja bagaikan generator kata dan

bahasa. Kecerdasan ini mencakup kepekaan dalam memakai

struktur, arti dan penggunaan bahasa.serta kemampuan

memanipulasi kata secara lisan atau tulisan.. anak yang cerdas

bidang bahasa biasanya memiliki kemampuan berbicara lebih

cepat dari anak lainnya.Mereka senang mengumpulkan kata baru

dan suka memamerkan perbendaharaan kata mereka terhadap

orang lain, mereka menyukai lelucon dan kalimat plesetan.

b. Kecerdasan Matematis

Kecerdasan matematis biasa dikaitkan dengan otak. Kecerdasan ini

mengatur pola piker deduktif dan induktif, bekerja dengan angka,

pola abstrak, serta kemampuan berfikir logis. Anak yang memilki

kreatifitas dibidang ini biasanya menyukai teka-teki, berfikir

matematis, mengira-ira, mengukur, menghitung.

c. kecerdasan Visual/Spasial

Merupakan kemampuan melihat dan memanipulasi ruang, pola,

dan desain. Pada ummnya mereka yang memiliki daya pengamatan

yang tinggi dan kemampuan untuk berfikir dalam bentuk

gambar.anak dengan kecerdasan visual dapat dengan mudah

menemukan wajah seseorang diantara kerumunan orang

banyak.mereka ahli teka-teki silang dan senang menggantung

gambar pada dinding. Anak yang msuk dalam kelompok ini

biasanya senang bermain dengan balok kayu, membuat bangunan

dari lego, ataupun mainan konstruksi lainnya seperti mendirikan

benteng dan ranting pohon, menciptakan bentuk dan kardus atau

tanah liat.

D. Kecerdasan musikal

Keceradasan musikal merupakan gabungan dari kemmapuan

mengenali pola nada, tingi rendahnya nada,melodi dan irama,

ditambah kepekaan dalam menangkap aspek bunyi dan musik

secara mendalam atau penuh perasaan.

e. Kecerdasan kinestetis tubuh

Kecerdasan kinestetis tubuh merupakan keahlian individu

dalam mengolah tubuhnya, mengekspresikan gagasan dan emosi

melalui gerakan, termasuk didalamnya kemampuan atau membuat

sesuatu.

f. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan ini merupakan kemampuan memahami diri sendiri,

gemar merenung dan berfilsafat. Anak yang memiliki kecerdasan

ini biasanya tidak cepat puas dengan hasil pekerjaan mereka.

Mereka memiliki pengetahuan tentang dirinya, terutama kepekaan

terhadap nilai, tujuan, dan perasaan mereka. Sifat tersebut

membuat mereka mnjadi mandiri, penuh percaya diri punya tujuan

dan disiplin.

g. Kecerdasan Interpersonal

kecerdasan Interpersonal terkait dengan kepandaian untuk

melihat sesuatu ari sudut pandang orang lain. Kecerdasan ini

menuntun seseorang untuk memahami, bekerja sama dengan

berkomukasi, serta memelihara hubungan baik dengan orang lain.

Anak dengan kecerdasan ini biasanya pandai bergaul dan memiliki

banyak teman. Ditempat bermain mereka dikenal sebagai anak

yang cinta damai. Pesta ulang tahun pun terasa kurang lengkap

tanpa kehadiran mereka anak ini tidak selalu menjadi pusat

perhatian, mereka adalah pengamat yang baik, berdiri tenang dan

menepi, sementara tak satu hal pun yang luput dari pengamatan

mereka.

F. Hipotesis

Dengan menggunakan media bergambar diharapkan anak dapat lebih mengerti

mengenai huruf abjad sehingga dapat mengembangkannya kea rah membaca.

G. Metodologi Penelitian

G.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelompok B4 pada RA Perwnida

Kabupaten Muara Enim. Penelitian dilakukan untuk kelompok B tahun ajaran

2009/2010. Waktu pelaksanaan akan dilakukan pada minggu ke-2 bulan

maret 2010 dan berakhir minggu ke-4 pada bulan april 2010.

G.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan

cara observasi/ penelitian secara langsung.

G.3. Langkah Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan Pengambilan data anak yang tidak dapat

mengeja huruf abjad, sehingga jika penelitan telah usai dapat diketahui berapa

besar peningkatan anak yang dapat mengeja huruf abjad.

G.3.1 Rencana Tindakan

Rencana tindakan yang selanjutnya akan dilakukan adalah

a. Membuat Perencanaan Pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus Uraian Kegiatan Alokasi waktu

I Langkah awal

1. Guru Memberikan

ucapan salam selamat pagi

pada anak.

5 menit

Kegiatan inti

1.Guru Mengenalkan

huruf-huruf abjad

10 menit

kepada anak.

2.Guru memerintahkan

anak untuk ikut

menyebutkan huruf-

huruf abjad.

10 menit

3. Guru memerintahkan

siswa untuk

menyebutkan huruf

yang ditunjukkan oleh

guru.

10 menit

4. Guru menunjukkan

gambar yang

berhubungan dengan

awalan huruf abjad,

misalnya "apel" yang

berarti awalan "A".

5. Guru menanyakan

kepada siswa gambar

apa yang ditunjukkan

dan awalan huruf abjad

apa dari gambar tsb.

5 menit

10 manit

6. Guru mengulangi lagi

mengenai huruf-huruf

abjad.

Kegiatan akhir

1. Guru menanyakan

kepada siswa tentang

kendala yang dihadapi.

2. Guru mengadakan

analisis dari kegiatan

siswa..

3. Guru memerintahkan

siswa untuk belajar

kembali di rumah.

15 menit

10 menit

5 menit

II Kegiatan awal

1. Guru memberikan

salam selamat pagi

pada siswa.

5 menit

Kegiatan inti

1. Guru memberikan 5 menit

pertanyaan kepada

siswa tentang gambar

yang ditunjukkannya.

2. Guru Memberikan

pertanyaan kemballi

kepada siswa,

sehingga diketahui

besarnya pemahaman

terhadap huruf abjad

10 menit

5 menit

Kesimpulan

2. Guru mengambil

kesimpulan

mengenai Pelajaran

huruf abjad yang

diberikan.

3. Guru mencari

media baru yang

lebih menarik dan

dengan mudah

dapat dipahami

oleh siswa.

5 menit

10 menit

a. Guru menyiapkan segala sarana yang akan menjadi objek dalam

pelajaran.

b. Guru Memperkenalkan huruf-huruf abjad kepada siswa.

c. Guru menganalisis hasil belajar siswa.

G.3.2 Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan secara bertahap dengan rincian sebagai berikut:

a. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti menyiapkan media yang diperlukan misalnya gambar "Apel"

yang berarti awalan "A", Mangga yang berarti awalan "M".

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan dilakukan selama 2 minggu pada pertengahan maret sampai

dengan awal april 2010.

G.3.2 Observasi

a. Melaksanakan pelajaran sesuai dengan materi RPP.

b. Menanyakan satu persatu kepada siswa mengenai gambar yang

ditunjukkan guru.

c. Memberikan tugas siswa

d. Mengevaluasi pelajaran yang telah diberikan mengenai huruf abjad.

e. Menganalisis hasil yang di dapat.

G.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, disini penuli penerapkan metode:

a. Observasi atau pengamatan, pada penelitian ini dilakukan secara langsung

untuk mengamati kegiatan penelitian yang dilakukan.

b. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengulang kembali kegiatan yang telah

dilakukan sebelumnya.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, Perumusan masalah,

Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kajian Pustaka,

Metodologi Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini Menjelaskan teori yang menguraikan tentang teori yang

sudah di jelaskan pada latar belakang dan menambah konsep lain yang

relevan dan memperkuat teori yang sudah diungkapkan.

BAB IIISETTING WILAYAH PENELITIAN

Pada Bab ini diawali dengan identitas subjek penelitian (Kelas,

Sekolah), waktu, jadwal perbaikan persiklus, mata pelajaran, prosedur

tiap kelas(rencana, pelaksanaan, pengumpulan data dan refleksi

dilengkapi informasi tentang waktu dan pihak yang membantu serta

instrument yang dipakai).

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini memaparkan hasil penelitian dengan urutan sesuai dengan

tujuan penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada Bab ini terdiri atas:

1. Kesimpulan

Kesimpulan berisi tentang hasil-hasil serta pengalaman selama

melaksanakan penelitian tindakan kelas dan disimpulkan dengan

kalimat yang singkat dan padat.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, kemukakan saran yang perlu

diperhatikan untuk ditindak-lanjuti dari hasil penelitian yang

dilakukan.

Daftar Pustaka

Gordon dan Browne, Metode Pengajaran di Taman Kanan-Kanak(Jakarta: Pustaka Setia2004),hlm.16

Patmonodewo Dr.Soemiarti,Pendidikan Anak Prasekolah(Jakarta: Rineka Cipta)hlm.24

Ariakuntu S, Sumarjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Burni Aksara

Aisay Siti, dkk. 2007. Mater Pokok Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka

http://guruit07.blogspot.com/2009/01/pengertian-media-pembelajaran.html