upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pkn melalui metode

43
Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pkn melalui metode team game tournament (tgt) pada siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 (penelitian tindakan kelas) SKRIPSI Disusun Oleh : Septina Indrayani K .405033 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Visi reformasi pembangunan yang terdapat dalam garis-garis besar haluan negara adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang berkualitas (E. Mulyasa, 2005: 3). Apalagi dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bebas yang menghadapkan manusia pada perubahan-perubahan yang tidak menentu. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing.

Upload: taren-gatesyn-ax

Post on 16-Jan-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kewarganegaraan

TRANSCRIPT

Page 1: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pkn melalui metodeteam game tournament (tgt) pada siswa kelas VII SMP Negeri 16Surakarta tahun ajaran 2008/2009(penelitian tindakan kelas)SKRIPSIDisusun Oleh :Septina IndrayaniK .405033FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA20102BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahVisi reformasi pembangunan yang terdapat dalam garis-garis besar haluannegara adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat Indonesia yang damai,demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yangberkualitas (E. Mulyasa, 2005: 3). Apalagi dalam menghadapi era globalisasi danpasar bebas yang menghadapkan manusia pada perubahan-perubahan yang tidakmenentu. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawabpendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subyek yangmakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiridan profesional pada bidangnya masing-masing.Kualitas sumber daya manusia yang baik sangat ditentukan oleh kualitaspendidikan. Sedangkan kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitaspembelajaran karena proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokokdalam kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah suatu prosesmengatur dan mengorganisasikan lingkungan sekitar sehingga siswa memperolehperubahan tingkah laku secara keseluruhan. Dalam proses pembelajarandiperlukan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa sehingga terjalinkomunikasi dua arah yang menjadikan pembelajaran terarah pada pencapaiankompetensi. Guru harus mampu memahami beberapa hal dari peserta didik sepertikemampuan, potensi, minat, hobi, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatankesehatan, latar belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah.Disamping pelaksanaan proses pembelajaran dalam suasana komunikasidua arah, diharapkan siswa juga dapat melakukannya dalam suasana komunikasimulti arah. Dalam proses pembelajaran seperti ini hubungan tidak hanya terjadiantara seorang guru dengan siswa dan sebaliknya, tetapi juga antara siswa-siswalainnya (Muhibbin Syah, 2005: 238). Secara umum keberhasilan prosespembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa komponen. Komponen tersebut3antara lain: siswa, lingkungan, kurikulum, guru, metode dan media mengajar

Page 2: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenispendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasardan menengah terdiri atas:a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;d. kelompok mata pelajaran estetika;e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.(Anonim, 2005, http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/104.pdf)Sedangkan cakupan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dankepribadian yaitu bahwa kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dankepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan pesertadidik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan ilmu pengetahuan yangbersifat abstrak dan verbal yang berbeda dengan ilmu-ilmu terapan yang bersifatpasti. Hal ini akan menjadikan siswa terkadang merasa kesulitan dalam mengikutiproses pembelajaran. Akibatnya, sering terdapat siswa yang menampakkan sikapacuh dan malas dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar kurangmemuaskan karena siswa banyak melakukan kekeliruan dan kesalahan.Kekeliruan dan kesalahan yang dilakukan siswa ini tidak mutlak disebabkan olehkurangnya kemampuan siswa dalam pembelajaran PKn tetapi juga karena faktorlain seperti gaya atau metode mengajar guru, lingkungan, sarana dan prasaranabelajar, motivasi siswa dan lain-lain.Guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik denganmemperhatikan prinsip-prinsip bahwa peserta didik akan bekerja keras kalau iapunya minat dan perhatian terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelasdan dapat dimengerti, memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasipeserta didik, menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna.Lingkungan serta sarana dan prasarana belajar juga perlu diperhatikan untukmendukung berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas yang nyaman. Hal4tersebut menjadikan guru harus mampu memilih dan menerapkan metodemengajar yang tepat sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadapPKn.Pemilihan metode mengajar yang tepat akan menciptakan situasi belajaryang menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar sehinggasiswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Pemilihan metode perlumemperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuannya, waktuyang tersedia, dan banyaknya siswa serta hal-hal yang berkaitan dengan prosesbelajar mengajar. Adapun metode-metode yang dapat dipakai guru dalammengajar antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode pemberiantugas (resitasi), metode demonstrasi, metode kerja kelompok, metode inkuiri,metode eksperimen, metode simulasi dan sebagainya. Guru yang baik harus

Page 3: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

mampu menguasai bermacam-macam metode mengajar sehingga dapat memilihdan menentukan metode yang tepat untuk diterapkan pada materi pembelajarantertentu.Metode mengajar yang diterapkan oleh guru PKn pada umumnya adalahmetode konvensional. Guru dianggap sebagai gudang ilmu, otoriter danmendominasi kelas, mengajarkan ilmu, langsung membuktikan dalil-dalil danmemberikan contoh. Sedangkan siswa harus duduk rapi mendengarkan, menirudan mencontoh cara-cara yang diterapkan guru serta menyelesaikan soal-soal atautugas-tugas yang diberikan guru tanpa ada tindakan lebih lanjut mengenai tugastersebut.Sedangkan upaya menyiapkan peserta didik yang berkualitas tidak pernahberhenti pada suatu titik tertentu karena terus berkembangnya tuntutan untukmemenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Instansi-instansi sekolah terutama guruselalu berusaha mengupayakan yang terbaik untuk meningkatkan kualitaspembelajaran siswanya sehingga dihasilkan siswa-siswa yang berkualitas danmampu bertahan dalam perkembangan jaman. Hal ini menuntut para guru untukmengupayakan suatu cara atau metode pembelajaran yang tepat bagi siswanyasehingga pengetahuan dan ketrampilan pada siswa dapat berkembang secaramenyeluruh dan maksimal. Demikian pula halnya yang terdapat pada SMP Negeri516 Surakarta, selalu diusahakan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitaspembelajaran bagi siswanya sehingga potensi siswa dapat termanfaatkan secaramaksimal.SMP Negeri 16 Surakarta merupakan bangunan peninggalan bangsaBelanda yang telah mengalami banyak perubahan dan perbaikan baik padakondisi maupun fungsi dari bangunannya. Termasuk juga perubahankepengurusan. Lokasi sekolah yang dekat sekali dengan jalan raya menjadikansekolah ini letaknya sangat strategis. Demikian halnya, letaknya yang strategis inijuga mempunyai akibat buruk bagi keberlangsungan proses belajar mengajar.Suasana yang bising dan panas akibat begitu ramainya kendaraan yang lalu-lalangmenjadikan proses belajar mengajar sedikit terganggu. Sehingga diperlukan suatukondisi dimana siswa maupun guru tidak merasakan adanya gangguan tersebutdan tercipta suatu pembelajaran yang menyenangkan.Siswa di SMP negeri 16 khususnya siswa kelas VII, cenderung kurangaktif dalam kegiatan pembelajaran hampir pada semua mata pelajaran terutamapada mata pelajaran PKn dan prestasi belajar PKn siswa tergolong rendah. Hasilujian mid semester 2 tahun ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa siswa kelas VIImemperoleh nilai rata-rata kelas yang berada di bawah batas tuntas yaitu 55,05.Sedangkan nilai batas tuntas klasikal mata pelajaran PKn di SMP N 16 Surakartauntuk siswa kelas VII adalah 60. Penyebab lain rendahnya prestasi belajar siswaadalah sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti tidak semua siswamempunyai buku paket atau Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga siswa kesulitanmencari sumber belajar untuk mempelajari dan memahami pelajaran PKn.Penggunaan metode yang kurang tepat juga masih terjadi dan menjadisalah satu faktor utama penyebab rendahnya prestasi siswa, dimana guru masihsering menggunakan metode konvensional sehingga pembelajaran kurang

Page 4: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

menarik, siswa mudah bosan dan tidak aktif dalam pembelajaran karena kurangdiberi kesempatan untuk mengapresiasikan pengetahuannya. Siswa hanyamengikuti apa yang diperintahkan guru, diam, mendengarkan dan mencatat apayang diajarkan guru. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Hal6ini mengakibatkan siswa tidak bisa berkembang sesuai dengan tingkatkemampuannya.Melihat kondisi tersebut di atas, maka dirasa perlu adanya suatu perubahanbaru dalam pelaksanaan pembelajaran PKn di SMP N 16 Surakarta agar siswalebih aktif dan kreatif sehingga bisa berkembang sesuai dengan tingkatkemampuan masing-masing. Dalam usaha untuk meningkatkan keaktifan dankekreatifan siswa dalam proses pembelajaran bisa dengan menggunakan salahsatu model dari pembelajaran gotong royong atau cooperative learning. Modelpembelajaran yang diterapkan adalah model pembelajaran team game tournament(TGT), yaitu “Suatu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudahditerapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainandan reinforcement.” (Nadhirin, 2008, http://nadhirin.blogspot.com/2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html).Model pembelajaran team game tournament (TGT) yang merupakan salahsatu model dalam pembelajaran cooperative learning merupakan suatu modelpembelajaran yang memungkinkan terjadinya hubungan multi arah yaituhubungan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lain di dalamkelompoknya. Oleh karenanya dengan adanya interaksi ini dapat membantu siswadalam memahami materi yang diberikan dan siswa lebih aktif serta partisipatifdalam proses pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh juga dalam hasilbelajar mereka.Model pembelajaran TGT ini sesuai bila diterapkan pada siswa sekolahmenengah yang merupakan anak didik usia remaja yang memiliki kecenderungansuka berkelompok dan memiliki kebutuhan akan aktualisasi diri yang tinggi. Halini dikarenakan dalam model pembelajaran TGT siswa mempunyai kesempatanuntuk bekerja secara berkelompok dan semua siswa dari semua tingkatankemampuan awal memiliki kesempatan yang sama untuk dapat menyumbangkannilai maksimum bagi timnya. Selain itu, dalam pembelajaran dengan metode TGTini latihan-latihan soal yang diberikan dikemas dalam bentuk game yang7dikompetisikan agar siswa dapat menyumbangkan nilai maksimal bagikelompoknya agar dapat memenangkan turnamen.Melalui metode pembelajaran kooperatif model TGT ini diharapkan siswaakan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran PKn. Siswa dituntut untukaktif dalam kegiatan bermain sambil belajar. Penggunaan model pembelajaranTGT dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti pembelajaransehingga siswa termotivasi untuk terlibat secara aktif dan tidak merasa cepatbosan dalam mengikuti proses pembelajaran.Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis ingin melakukanpenelitian tindakan kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Kualitas

Page 5: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

Pembelajaran PKn Melalui Metode Team Game Tournament (TGT) padaSiswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009”.B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka masalah dapat di identifikasikansebagai berikut:1. Kualitas pembelajaran PKn siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta masihrendah2. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru, karena guru masihmenggunakan metode konvensional3. Pengelolaan kelas kurang kondusifC. Pembatasan MasalahBerdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas makamasalah di atas dapat dibatasi agar lebih jelas, berikut pembatasan masalahnya:“Masalah dalam penelitian ini adalah tentang kualitas pembelajaran PKn siswakelas VII SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 yang rendah.Rendahnya kualitas pembelajaran akan ditingkatkan melalui penerapan metodeteam game tournament (TGT)”.8D. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah yangtelah disampaikan di atas, diajukan rumusan masalah sebagai berikut :”Apakah metode team game tournament (TGT) dapat meningkatkan kualitaspembelajaran PKn siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran2008/2009?”E. Tujuan PenelitianBerdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasanmasalah serta perumusan masalah di atas maka penulis mempunyai tujuan sebagaiberikut :”Untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran PKn siswa kelas VII SMPNegeri 16 Surakarta tahun ajaran 2008/2009 melalui metode team gametournament (TGT)”.F. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritisa. Dapat menemukan teori atau pengetahuan baru tentang peningkatan kualitaspembelajaran PKn melalui penggunaan metode team game tournament (TGT)b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya2. Manfaat Praktisa. Manfaat bagi siswa1) Memberikan suasana pembelajaran yang berbeda dengan yang selama inidialami sehingga dapat menghilangkan rasa bosan dan jenuh pada dirisiswa2) Siswa terlatih untuk dapat berperan aktif dan berpartisipasi dalampembelajaran di kelas baik dengan sesama siswa maupun dengan guru3) Menghilangkan anggapan bahwa belajar kelompok itu cukup dikerjakanoleh satu atau dua orang saja sehingga memupuk tanggungjawab individumaupun kelompok

Page 6: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

9b. Manfaat bagi sekolahDapat mengetahui karakteristik siswa sehingga mampu mengupayakantindakan yang relevan dengan kondisi siswac. Manfaat bagi penelitiMemberikan masukan bagi calon guru dalam memilih dan menggunakanmetode TGT sebagai metode yang tepat untuk meningkatkan kualitaspembelajaran PKn10BAB IILANDASAN TEORIA. Kajian Teori1. Kualitas Pembelajaran PKna. Kualitas Pembelajaran1) Pengertian KualitasKualitas adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajatsesuatu. Sedangkan menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan BahasaIndonesia (1999: 532), “Kualitas: 1) tingkat baik buruknya sesuatu; kadar;2) derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan sebagainya); mutu”.Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia(1999: 532), “Kualitas pribadi yang baik adalah bentuk tingkah laku yangbaik seseorang sebagai warga masyarakat atau warga negara yang dapatdijadikan teladan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara”.Jadi, kualitas dapat diartikan sebagai suatu tingkatan tentang baikdan buruknya sesuatu hal tertentu. Bisa juga sebagai tingkatan mutu baikbagi seseorang, barang, proses atau suatu hal yang dapat diukur mutunya.2) Pengertian PembelajaranBelajar merupakan kegiatan yang sangat kompleks dan meliputibanyak hal. Belajar dimulai sejak manusia dilahirkan hingga akhirhayatnya. Jadi belajar merupakan proses daripada perkembangan hidupmanusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan kualitatif individusehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivititas dan prestasihidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses,bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif danintegratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untukmencapai suatu tujuan.Menurut Sardiman A.M. (2007: 20), “Belajar merupakanperubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatanmisalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan11sebagainya“. Sedangkan dalam Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa Indonesia (1999: 14) menyebutkan bahwa “belajar adalah berusahamemperoleh kepandaian”.Pendapat lain menyatakan, “Learning, as we have seeen, is ageneral term that is use to describe changes in behavior potentialityresulting from experience”. (BR Hergen Hahn, 1997: 6). Dalam hal ini

Page 7: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

belajar diartikan sebagai suatu istilah umum yang digunakan untukmenggambarkan suatu perubahan dalam tingkah laku seseorang yangdihasilkan dari pengalaman.Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yangsangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis danjenjang pendidikan, perubahan sebagai hasil dari proses belajardapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahanpengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan,kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang adapada individu yang belajar. (Muhibbin Syah, 2005: 89).Berdasarkan penjelasan di atas, secara umum belajar dapatdipahami sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untukmemperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasilpengalaman dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhikebutuhan hidupnya.Salah satu alat dan cara dalam penyelenggaraan pendidikan yangsecara langsung berhubungan dengan proses pengajaran yaitu mengajar.Mengajar memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar,karena terjadinya kegiatan belajar mengajar yang optimal tergantung padayang mengajar. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan guru untukmenciptakan kondisi yang mendukung berlangsungnya proses belajarmengajar antara siswa dengan guru. Jika belajar mengarah kepadakegiatan siswa, maka mengajar mengarah pada kegiatan guru. Mengajarsering diartikan sebagai proses penyampaian pengetahuan (transfer ofknowledge) dari guru kepada siswa atau peserta didik.Sardiman A.M. (2007: 47) menyatakan bahwa “Mengajar padadasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem12lingkungan yang mendukung dan memungkinkan berlangsungnya prosesbelajar”. Dalam Muhibbin Syah (2005: 183), menyebutkan bahwa“Mengajar itu pada intinya mengarah pada timbulnya perilaku belajarsiswa”.Pendapat lain diungkapkan oleh Mulyani S. dan Johar Permana(2001: 20) menyebutkan bahwa “Mengajar bisa merupakan kegiatanmenyampaikan pesan berupa pengetahuan, ketrampilan, dan penanamansikap-sikap tertentu dari guru kepada peserta didik”.Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajaritu bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran kepada pesrta didik akantetapi guru dan peserta didik haruslah aktif. Mengajar merupakan usahamenciptakan suatu sistem belajar mengajar yang melibatkan danmengaktifkan semua komponen belajar mengajar yang ada sehinggamasing-masing komponen bukanlah bagian-bagian yang terpisahkan satusama lain melainkan suatu kesatuan yang saling mempengaruhi.Proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan suatu kegiatanyang komponennya bekerjasama sejak awal kegiatan sampai dengankegiatan berakhir. Dalam kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa

Page 8: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

komponen yaitu, siswa, guru, tujuan, isi pelajaran, metode dan evaluasi.“Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desaininstruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankanpada penyediaan sumber belajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 297).Sedangkan menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan BahasaIndonesia (1999: 14), menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses,cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik denganpendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar,sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untukmengembangkan kreativitas berfikir yang dapat meningkatkankemampuan berpikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuanmengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkanpenguasaan yang lebih baik terhadap materi pelajaran.(Depdiknas, 2007: 4)13Dari pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian pembelajaranadalah suatu proses komunikasi dua arah antara pihak guru sebagaipendidik dan siswa sebagai peserta didik untuk mengatur danmengorganisasikan lingkungan sekitar sehingga siswa memperolehtingkah laku secara keseluruhan untuk mencapai suatu keberhasilanpendidikan. Pembelajaran merupakan interaksi timbal balik antar siswadengan guru dan antara sesama siswa dalam proses pembelajaran.Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku yang diinginkanterjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar yang mencakupperubahan kognitif, psikomotor, dan afektif. Keberhasilan proses belajarsangat ditentukan oleh beberapa komponen yaitu, guru, siswa, motivasibelajar, bahan belajar, suasana belajar, sarana dan prasarana, dan lain-lain.Komponen-komponen ini akan berkaitan satu sama lain sehinggamemungkinkan terjadinya proses pembelajaran.3) Hakekat Kualitas PembelajaranKeberhasilan suatu pembelajaran itu tidak hanya dilihat dari hasilbelajar saja, tetapi juga dilihat dari proses pembelajarannya. Penilaianterhadap hasil dan proses belajar harus dilakukan secara seimbang.Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidaktidaknyakurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasilbelajar. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Nana Sudjana (1991: 56)bahwa “Penilaian kualitas pembelajaran tidak hanya berorientasi padahasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh karenanyapembelajaran dikatakan berhasil jika terjadi perubahan secara kognitif,afektif, psikomotor pada siswa sebagai akibat dari proses yangditempuhnya melalui proses mengajar.Kualitas pembelajaran merupakan faktor yang sangat berperandalam meningkatkan hasil pembelajaran sehingga dapat pulameningkatkan kualitas pendidikan, karena tujuan dari berbagai programpendidikan adalah terlaksananya pembelajaran yang berkualitas. Nana

Page 9: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

Sudjana (2002: 40) mengungkapkan bahwa “Salah satu lingkungan belajar14yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalahkualitas pembelajaran”. Oleh karena itu untuk mengevaluasi keberhasilanprogram pembelajaran tidak cukup hanya berdasarkan pada hasil penilaianhasil belajar siswa saja, melainkan perlu memperhatikan hasil penilaianterhadap kualitas pembelajaran.Kualitas pembelajaran merupakan ukuran yang menunjukkanseberapa tinggi kualitas interaksi antara guru dengan siswa yangterjadi dalam tempat pembelajaran (ruang kelas) untuk mencapaitujuan pembelajaran. Interaksi tersebut melibatkan guru dan siswayang dilakukan dalam lingkungan tertentu dengan dukungan saranadan prasarana tertentu. Kualitas pembelajaran akan tergantung dandipengaruhi oleh: guru, siswa, fasilitas pembelajaran, lingkungankelas dan iklim kelas. (Eko Putro Widiyoko, 2008: http://www.umpmr.ac.id/model/2008/model/evaluasi/program/pembelajaran/ips/di/smp/).Menurut E. Mulyasa (2006: 105-106) terdapat berbagai upaya yangdapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu: “1)Peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik, 2) Peningkatan disiplinbelajar dan 3) Peningkatan motivasi belajar”.Adapun penjelasan kutipan di atas sebagai berkut:1. Peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didikGuru harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusifsehingga para peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dankreativitas belajarnya secara optimal sesuai dengan kemampuanmasing-masing. Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan kreativitaspembelajaran, di samping penyediaan lingkungan yang kreatif, gurudapat menggunakan berbagai pendekatan atau metode pembelajaranyang menunjang.2. Peningkatan disiplin belajarUntuk menanamkan disiplin di sekolah perlu dimulai dengan prinsipyang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yakni sikapdemokratis. Guru dapat menggunakan berbagai strategi sepertiperencanaan konsep diri, ketrampilan berkomunikasi, dan sebagainya15sehingga guru harus mempertimbangkan berbagai situasi dan perlumemahami faktor-faktor yang mempengaruhinya.3. Peningkatan motivasi belajarMotivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukankeefektifan pembelajaran. Guru harus mampu membangkitkanmotivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan belajar.Berdasarkan uraian di atas, maka kualitas pembelajaran dapatdiartikan sebagai taraf atau tingkat keberhasilan yang dicapai dalaminteraksi timbal balik antar siswa dengan guru dan antara sesama siswadalam proses pembelajaran. Sehingga tercipta perubahan perilaku yang

Page 10: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar yangmencakup perubahan kognitif, psikomotor, dan afektif.4) Indikator Kualitas PembelajaranGuna menilai tingkat kualitas pembelajaran dapat dilihat dariindikator-indikator kualitas pembelajaran. Secara umum kualitaspembelajaran dibagi ke dalam 10 kategori sebagai berikut: 1)lingkungan fisik mampu menumbuhkan semangat siswa untukbelajar; 2) iklim kelas kondusif untuk belajar; 3) gurumenyampaikan pelajaran dengan jelas dan semua siswamempunyai harapan untuk berhasil; 4) guru menyampaikanpelajaran secara koheren dan terfokus; 5) wacana yang penuhpemikiran; 6) pembelajaran bersifat riil (autentik denganpermasalahan yang dihadapi masyarakat dan siswa); 7) adapenilaian diagnostik yang dilakukan secara periodik; 8) membacadan menulis sebagai kegiatan yang esensial dalam pembelajaran; 9)menggunakan penalaran dalam memecahkan masalah; 10)menggunakan teknologi pembelajaran secara efektif. (Eko PutroWidiyoko, 2008: http://www.um-pmr.ac.id/model/2008/model/evaluasi/program/pembelajaran/ips/di/smp/).Berdasarkan indikator di atas, kualitas pembelajaran dapatdimodifikasi menjadi 5 (lima) aspek yang dianggap mempunyai peranancukup strategis dalam menentukan kualitas pembelajaran. Kelima aspektersebut yaitu: kinerja guru dalam kelas, fasilitas pembelajaran, iklimkelas, sikap dan motivasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan keberhasilandalam pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh guru dan lingkungan16saja, tetapi faktor siswa cukup berperan sehingga dimasukkan dua aspekbaru dari diri siswa yaitu sikap dan motivasi belajar siswa.Sebagaimana terdapat dalam kurikulum SMP Negeri 16 Surakartadimana mata pelajaran PKn yang diberikan kepada seluruh siswa, terutamasiswa kelas VII. Dalam pembelajaran sebelumnya guru lebih berperanaktif dalam menyampaikan materi dan siswa hanya menerima danmengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru. Oleh karena itu, dalammetode mengajar yang akan dilakukan oleh guru bersama penelitidiharapkan pembelajaran akan memberikan kontribusi yang lebih baik.Dampak dari penerapan tersebut dapat kita lihat tidak hanya dari hasilakhir saja tetapi juga proses pelaksanaanya. Dengan penerapan metodeTGT diharapkan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil dapatmenunjukkan peningkatan.b. Pendidikan Kewarganegaraan1) Pengertian Pendidikan KewarganegaraanPendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yangmemfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami danmampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadiwarganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yangdiamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas No 22 tahun

Page 11: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

2006 ).Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dalampenjelasan pasal 37 menyebutkan bahwa, “Pendidikan Kewarganegaraandimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yangmemiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. (Depdiknas, 2007: 50).Sumarsono, dkk (2002: 6), menyebutkan bahwa PendidikanKewarganegaraan yang berhasil akan menumbuhkan sikap mentalbersifat cerdas, penuh dengan rasa tanggung jawab dari pesertadidik dengan perilaku yang:(1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa danmenghayati nilai-nilai falsafah bangsa.17(2) Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.(3) Bersikap rasional, dinamis dan sadar akan hak dan kewajibansebagai warga negara.(4) Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara.(5) Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sertaseni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yangberintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumberpengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh positif dari pendidikansekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diprosesguna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap danbertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratisyang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (M. N. Sumantri,2001: 299).“Pengertian pendidikan kewarganegaraan sebagai citizenshipeducation, secara substantif dan paedagogis didesain untukmengembangkan warga negara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalurdan jenjang pendidikan”. (Udin S. Winataputra, 2007, http://sps.upi.edu/prodi/?wp=1&p=event&id=11)Sampai saat ini bidang itu sudah menjadi bagian inheren dariinstrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalamlima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua,sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satucabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalamkerangka program pendidikan guru. Keempat, sebagai programpendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran PedomanPenghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atausejenisnya yang pernah dikelola oleh Pemerintah sebagai suatucrash program. Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentukpemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yangdikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenaipendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga,dan keempat. (Udin S. Winataputra, 2007, http://sps.upi.edu/prodi/

Page 12: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

?wp=1&p=event&id=11).18Melalui Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan mampuuntuk memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yangdihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secaraberkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasionalseperti yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945.PKn atau Civic education yang diartikan sebagai mata pelajaran disekolah merupakan pembelajaran yang tidak mencakup pengalamanbelajar di sekolah tetapi juga diluar sekolah, sehingga PKn memiliki ruanglingkup kajian yang luas. Rumusan definisi di bawah ini kiranya dapatmelukiskan ruang lingkup Civic Education.Civic education includes and insolves those teaching, that type ofteaching method; those student activities; those administrative andsupervisory procedures which the school may ultilize purposivelyto make for better living together in the democratic way or(synonymously) to develop better in the behaviors. (Mahoney,1995: 35 dalam Muhammad Nurman Sumantri, 2001: 283).Rumusan tersebut memiliki arti bahwa pendidikankewarganegaraan terkait pengajaran yang meliputi metode mengajar,aktivitas siswa, proses administratif dan pengawasan yang dimanfaatkansekolah dengan tujuan membuat kehidupan bersama lebih baik dalam carayang demokratis.Maka dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulanbahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu pendidikan yangbertujuan untuk mendidik generasi muda agar menjadi warga negara yangmemiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, yang berpartisipasi aktifdalam rangka membangun sistem bangsa yang maju dan modern yangberguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara.2) Sejarah dan Tujuan Pendidikan KewarganegaraanC.S.T. Kansil (2003, 8-14) menjelaskan ”Perkembangan sejarahpendidikan kewarganegaraan di Indonesia”. Beliau menyebutkan bahwapelajaran civics dikenal di Indonesia sejak zaman Hindia Belanda dengannama Burgerkunde. Pada saat itu terdapat dua buku yang berlainanisinya/materinya, yaitu:19a) Indische Burgerschapkunde, ditulis oleh P. Tromps denganpenerbitnya: J.B. Wolters Maatschappij N.V. Groningen, Den Haag,Batavia tahun 1934.b) Recht en Plicht (Indische Burgerschapkunde voor iedereen) karanganJ.B. Vortman dengan penerbitnya G.C.T. van Dorp & Co. N.V.(Derde, Herziene en Vermeerderdruk) Semarang - Surabaya - Bandungtahun 1940.Dari kedua buku tersebut dapat diketahui bahwa pada waktu zaman HindiaBelanda belum terdapat kesatuan pendapat tentang materi Burgerkunde(civics).

Page 13: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

Selanjutnya di tahun 1950, kedua buku tersebut menjadi bukupegangan guru Civics di sekolah menengah atas. Namun dalam pelajaranterurai, pelajaran tersebut tidak diberikan secara ilmu pengetahuan,melainkan sebagai dasar yang berjiwa nasional serta kewarganegaraanbaik (good citizenship) dimana ilmu pengetahuan tata negara dan tatahukum dan lain-lainnya bertalian.Baru pada tahun 1955 ada buku tentang kewarganegaraanberbahasa Indonesia, dengan judul “Inti Pengetahuan Warga Negara” yangdisusun oleh J.C.T. Simorangkir, Gusti Mayur dan Sumintarjo.Istilah ’kewarganegaraan’ pada tahun 1961 diganti dengan istilah’kewargaan negara’ atas prakarsa Saharjo. Hal tersebut dimaksudkanuntuk penyesuaian dengan pasal 26 ayat 2 UUD 1945 dan menitikberatkan pada ‘warga’, yang mengandung pengertian akan hak dankewajibannya terhadap negara. Namun istilah tersebut baru dipakai padatahun 1967 dengan Instruksi Direktur Jenderal Pendidikan Dasar No. 31tahun 1967, tanggal 28 Juni 1967. dengan buku pegangan resminya adalah“Manusia dan masyarakat baru Indonesia” (Civics) yang disusun olehSupardo, M. Hutahuruk., dkk yang dicetak oleh Balai Pustaka.Pelaksanaan Seminar Nasional Pengajaran dan Pendidikan Civics(Civic Education) tahun 1972 di Tawangmangu, Surakarta, mendapatketegasan dan memberi batasan-batasan terhadap istilah yaitu Civics20diganti dengan Ilmu Kewargaan Negara sedangkan Civic Educationdiganti dengan Pendidikan Kewargaan Negara yang bertujuan membinawarga negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria dan ukuran,ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945.Selanjutnya, Udin S. Winataputra (2007, http://sps.upi.edu/prodi/?wp=1&p=event&id=11) menyebutkan bahwa dalam Kurikulumtahun 1975 untuk semua jenjang persekolahan yang diberlakukansecara bertahap mulai tahun 1976 dan kemudian disempurnakanpada tahun 1984, sebagai pengganti mata pelajaran PendidikanKewargaan Negara mulai diperkenalkan mata pelajaran PendidikanMoral Pancasila (PMP) yang berisikan materi dan pengalamanbelajar mengenai Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila(P4) atau "Eka Prasetia Pancakarsa". Sedangkan dalam Kurikulumpersekolahan tahun 1994 diperkenalkan mata pelajaran PendidikanPancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang berisikan materi danpengalaman belajar yang diorganisasikan secara spiral/artikulatifatas dasar butir-butir nilai yang secara konseptual terkandungdalam Pancasila.Kini pada era reformasi pasca jatuhnya sistem politik Orde Baruyang diikuti dengan tumbuhnya komitmen baru kearah perwujudan citacitadan nilai demokrasi konstitusional yang lebih dinamis, PendidikanKewarganegaraan dipandang sebagai mata pelajaran yang memfokuskanpada pembentukan warganegara yang memahami dan mampumelaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara

Page 14: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan olehPancasila dan UUD 1945.Cogan dan Winataputra dalam Fadliyanur (2008, http://fadliyanur.blogspot.com/2008/01/civic/education.html), mengemukakanbahwa dewasa ini Pendidikan Kewarganegaraan atau civiceducation, telah mengalami perkembangan yang signifikan,dimana civic education atau PKn yang diartikan sebagai matapelajaran PKn di persekolahan, telah bergerak menjadi citizenshipeducation atau education for citizenship, yang berarti bahwa PKnmerupakan pembelajaran yang tidak hanya mecakup pengalamanbelajar di sekolah saja tetapi juga melibatkan pengalaman belajardi luar sekolah, seperti di lingkungan keluarga, dalam organisasikemasyarakatan, organisasi keagamaan, media dan sebagainya.Sehingga dengan demikian pembelajaran PKn memiliki arti yanglebih luas.21“Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untukmenumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilakuyang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, WawasanNusantara, serta Ketahanan Nasional dalam diri para warga negara”.(Sumarsono, dkk, 2002: 4).Sedangkan Zamroni dikutip oleh Fadliyanur (2008, http://fadliyanur.blogspot.com/2008/01/civic/education.html) berpendapatbahwa “Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yangbertujuan untuk mempersiapkan masyarakat berpikir kritis, dan bertindakdemokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasibaru”.Melalui pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan agar wargaNegara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negaradan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai polatindak yang cinta tanah air berdasarkan pancasila. Semua itudiperlukan demi tetap utuh dan tegaknya NKRI. (Sumarsono dkk,2002: 3).3) Pendidikan Kewarganegaraan PersekolahanUndang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional (UUSPN), yang antara lain Pasal 37, menggariskan adanyaPendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bahankajian wajib kurikulum semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matapelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yangmemahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untukmenjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakteryang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Permendiknas No. 22Tahun 2006).Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agarpeserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

Page 15: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapiisu kewarganegaraan222. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab danbertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentukdiri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agardapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan duniasecara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi(Permendiknas, 2006, http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum)Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyebutkan bahwa ruanglingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspekaspeksebagai berikut:1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalamperbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap NegaraKesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.2. Norma hukum dan peradilan, meliputi: Tertib dalam kehidupankeluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsadan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum danPeradilan nasional.3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dankewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasionalHAM, Pemajuan, Penghormatan dan perlindungan HAM4. Kebutuhan warga Negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga dirisebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaanmengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,Persamaan kedudukan warga negara5. Konstitusi negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusiyang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan diIndonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi236. Kekuasaan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,Pemerintahan desa dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dansistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakatmadani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi7. Pancasila meliputi: Kedudukan pancasila sebagai dasar negara danideologi negara, Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,Pancasila sebagi ideologi terbuka.

Page 16: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeriIndonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, HubunganInternasional dan Organisasi Internasional, dan Mengevaluasiglobalisasi.Adapun untuk lebih jelasnya standar kompetensi dan kompetensidasar untuk SMP kelas VII dapat dilihat pada tabel berikut ini.24Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi DasarKelas VII Semester 1Standar kompetensi Kompetensi dasar1. Menunjukkan sikappositif terhadapnorma-norma yangberlaku dalamkehidupanbermasyarakat,berbangsa, danbernegara1.1 Mendeskripsikan hakikat norma-norma,kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlakudalam masyarakat1.2 Menjelaskan hakikat dan arti penting hukumbagi warganegara1.3 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adatistiadat dan peraturan yang berlaku dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara2. Mendeskripsikanmakna proklamasikemerdekaan dankonstitusi pertama.2.1 Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusipertama2.3 Menganalisis hubungan antara proklamasikemerdekaan UUD19452.4 Menunjukkan sikap positif terhadap maknaproklamasi kemerdekaan dan suasana kebatinankonstitusi pertamaKelas VII, Semester 2Standar Kompetensi Kompetensi Dasar3. Menampilkan sikappositif terhadapperlindungan danpenegakan Hak AzasiManusia ( HAM )

Page 17: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

3.1 Menguraikan hakikat, hukum dan kelembagaanHAM3.2 Mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upayapenegakan HAM3.3 Menghargai upaya perlindungan HAM3.4 Menghargai upaya penegakan HAM254. Menampilkan perilakukemerdekaanmengemukakanpendapat4.1 Menjelaskan hakikat kemerdekaanmengemukakan pendapat4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaanmengemukakan pendapat secara bebas danbertanggung jawab4.3 Mengaktualisasikan kemerdekaanmengemukakan pendapat secara bebas danbertanggung jawabSumber : Data sekunder dari Guru PKn SMP N 16 surakarta2. Model Pembelajaran Kooperatif Team Game Tournament (TGT)a. Model Pembelajaran KooperatifPembelajaran kooperatif menjadi salah satu pembaharuan dalampergerakan reformasi pendidikan. Pembelajaran kooperatif meliputi banyakjenis bentuk pengajaran dan pembelajaran yang merupakan perbaikan tipepembelajaran tradisional. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalamkumpulan kecil supaya anak didik dapat bekerja sama untuk mempelajarikandungan pelajaran dengan berbagai kemahiran sosial.Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:1) untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalamkelompok secara kooperatif,2) kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuantinggi, sedang dan rendah,3) jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberaparas, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakanagar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jeniskelamin yang berbeda pula, dan4) penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari padaperorangan.(Doantara Yasa, 2008, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/)Beberapa tipe pembelajaran kooperatif, yaitu: Jigsaw, Student TeamsAchievement Devition (STAD), Team Assisted Individualization (TAI), TeamsGame Tournament (TGT), Group Investigation (GI) dan metode struktural.26b. Pembelajaran Kooperatif Metode Team Game Tournament (TGT)

Page 18: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

Pembelajaran kooperatif metode team game tournament (TGT) adalah“Salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsurpermainan dan reinforcement”. (Nadhirin, 2008, http://nadhirin.blogspot.com/2008/08/metode-pembelajaran-efektif.html). Aktivitas belajar denganpermainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGTmemungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkantanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.TGT uses academic tournaments, in which students compete asrepresentatives of their teams with members of other teams who arelike them in past academic performance. TGT is very frequently usedin combination with STAD, adding an occasional tournament to theusual STAD structure. A description of the components of TGT follows(Robert E. Slavin, 1995: 84).Jadi, secara umum TGT sama dengan STAD, hanya saja TGTmenggunakan turnamen akademik, menggunakan kuis-kuis dan sistem skorkemajuan individu, di mana para siswa berlomba sebagai wakil tim merekadengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara sepertimereka. TGT sangat sering digunakan dengan dikombinasikan dengan STAD,dengan menambahkan turnamen tertentu pada struktur STAD yang biasanya.Tujuan utamanya adalah kerjasama antar sesama anggota kelompokdalam suatu tim sebagai persiapan menghadapi turnamen yang dipersiapkanantar kelompok dengan pola permainan yang dirancang oleh guru.Pertanggungjawaban individu dalam suatu tim tetap menjadi fokus utamasebagai dukungan anggota terhadap keberhasilan kelompok.1) Komponen Metode Team Game Tournament (TGT)Robert E. Slavin, (2008: 166-169) mengemukakan bahwa metodeteam game tournament (TGT) terdapat lima (5) komponen yaitu:“presentasi kelas, tim, game/permainan, turnamen/pertandingan dan27penghargaan”. Adapun untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagaiberikut.a) Presentasi KelasPresentasi kelas digunakan guru untuk memperkenalkan materipelajaran dengan pengajaran langsung atau diskusi ataupun dapat jugaaudiovisual. Fokus presentasi pada kelas berbeda dengan presentasipada kelas biasa, karena hanya menyangkut pokok-pokok materi danteknis pembelajaran yang akan dilaksanakan, dengan demikian siswaharus memperhatikan secara cermat sebelum presentasi berlangsung.Siswa harus menyadari bahwa kecermatannya sangat menunjangkeberhasilan belajar selanjutnya dan akan menentukan nilai timmereka.b) TimTim terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa anggota kelas dengankemampuan yang berbeda. Anggota tim mewakili kelompok yang ada

Page 19: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

di kelas dalam hal kemampuan akademik, jenis kelamin atau ras dansuku. Fungsi utama tim tersebut adalah untuk memastikan semuaanggota tim belajar, lebih khusus lagi adalah untuk menyiapkananggotanya supaya dapat mempelajari Lembar Kegiatan Siswa (LKS)dan mengerjakan soal-soal turnamen dengan baik. Setelah presentasikelas kegiatan tim umumnya adalah diskusi antar anggota, salingmembandingkan jawaban, memeriksa dan mengoreksi kesalahankonsep anggota tim.c) Game/PermainanPermainan di desain untuk menguji pengetahuan yang dicapaisiswa dan biasanya disusun dalam pertanyaan-pertanyaan yang relevandengan materi dalam presentasi kelas dan latihan lain. Game tersebutdimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masingmewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game hanya berupa nomornomorpertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama. Seorang siswamengambil kartu bernomor, membaca pertanyaan dari nomor terambil28yang sesuai dan berusaha menjawab pertanyaan. Siswa lain bolehmenantang apabila mempunyai jawaban yang berbeda.d) Turnamen/PertandinganTurnamen adalah saat dimana permainan berlangsung.Biasanya turnamen dilaksanakan pada akhir setiap minggu atau unitsetelah guru memberikan presentasi kelas dan setiap tim telah berhasildengan lembar kegiatan siswa. Dalam turnamen 3 atau 4 siswa yangsetara dan mewakili tim berbeda bersaing dalam turnamen. Persaingansetara ini memungkinkan siswa dari semua tingkatan kemampuan awalmenyumbangkan nilai maksimum bagi timnya. Ilustrasi hubungan timtimyang anggotanya heterogen dan meja turnamen dengan anggotayang homogen adalah sebagai berikut:Gambar 1. Penempatan pada Meja Turnamen (Robert E. Slavin, 2008: 168)Gambar di atas menunjukkan bahwa penetapan siswa padameja turnamen berdasarkan ranking kemampuan awal siswa padasetiap tim. Meja turnamen 1 adalah meja tempat berkompetisi siswadengan kemampuan awal tertinggi dalam tim dan sebagai mejaA-1 A-2 A-3 A-4Tinggi Sedang Sedang RendahB-1 B-2 B-3 B-4Tinggi Sedang Sedang RendahMejaturnamen

2C-1 C-2 C-3 C-4Tinggi Sedang Sedang RendahMejaturnamen

1Mejaturnamen

Page 20: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

3Mejaturnamen

4Team Team B CTeam A29“tertinggi” tingkatannya dibanding meja turnamen 2, meja turnamen 2lebih tinggi tingkatannya dibanding meja turnamen 3 dan mejaturnamen 4 adalah meja turnamen yang “terendah” tingkatannya.Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian, gurumelakukan pengaturan kedudukan siswa pada tiap meja turnamen.Kecuali pemenang pada meja “turnamen” pemenang setiap mejadinaikkan atau digeser satu tingkat ke meja yang lebih tinggitingkatannya dan yang mendapat skor terendah pada setiap mejaturnamen selain yang ada pada meja terendah tingkatanya diturunkansatu tingkat ke meja yang lebih rendah tingkatannya. Pada akhirnyamereka akan mengalami penaikan dan penurunan sehingga akansampai pada meja yang sesuai dengan kinerja mereka.e) Penghargaan TimGuru kemudian mengumumkan kelompok yang menang.Kelompok yang berhasil mendapatkan nilai rata-rata melebihi kriteriatertentu diberi penghargaan berupa sertifikat atau penghargaan lain.Masing-masing kelompok juga akan mendapat sertifikat atau hadiahapabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.2) Kelebihan Metode TGTa) Seluruh siswa menjadi lebih siap dan menumbuhkan motivasi siswauntuk saling membantu dalam menguasai pelajaran.b) Melatih kerjasama dengan baik, sehingga setiap anggota kelompoktidak bisa menggantungkan pada anggota lain.3) Kekurangan Metode TGTa) Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.b) Mengalami kesulitan dalam membedakan siswa.4) Persiapan PembelajaranPersiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT meliputi: persiapanmateri, penetapan siswa dalam tim dan penetapan siswa dalam mejaturnamen.30a) Persiapan MateriMateri pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga dapatdisajikan dalam presentasi kelas dalam kelompok dan dalam turnamen.Bentuk rancangan tersebut dapat dikemas dalam satu perangkatpembelajaran yang terdiri dari: Standar Kompetensi (SK), KompetensiDasar (KD), pokok materi, indikator, rencana pembelajaran, lembarkegiatan siswa (LKS), kelengkapan turnamen (KNR) yang digunakandalam turnamen akademik dan tes hasil belajar yang akan diujikansetelah pembelajaran selesai.

Page 21: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

b) Penetapan Siswa dalam TimSetiap tim beranggotakan 4 sampai 6 siswa yang terdiri darisiswa pandai, sedang dan kurang. Selain itu dalam penempatan timguru sebaiknya mempertimbangkan kriteria keterangan lainnya,misalnya jenis kelamin, latar belakang sosial, kinerja, suka atau tidaksuka dan lainnya, perlu diperhatikan untuk tidak membentuk siswa“kombinasi yang mematikan”, namun jangan dibebaskan siswadibiarkan memilih timnya sendiri. Petunjuk yang dapat digunakanuntuk menetapkan anggota tim adalah sebagai berikut:(1) Meranking SiswaSetelah daftar siswa dalam kelas diperoleh, dicari informasitentang kemampuan siswa yang dapat diperoleh dari skor rataratanilai siswa pada tes sebelumnya atau raport siswasebelumnya. Siswa diurutkan dengan merangking dari yangberkemampuan tinggi ke kemampuan rendah. Jika sulitmeranking dengan tepat maka dapat digunakan informasi apapunyang dimiliki termasuk pendapat sendiri dan memilih hal terbaikyang dapat diperbuat.(2) Menentukan Banyak TimMasing-masing tim beranggotakan 4 sampai 6 siswa. Pedomanyang dapat digunakan dalam menentukan banyaknya tim adalah31memperhatikan banyaknya anggota setiap tim dan banyak siswadalam kelas.(3) Penyusunan anggota timPenyusunan anggota tim berdasarkan daftar siswa yang sudahdiranking. Diupayakan setiap tim terdiri dari siswa yang tingkatkemampuannya tinggi, sedang dan rendah sehingga antara timyang satu dengan yang lain rata-rata kemampuannya seimbangatau sama. Penyebaran siswa pada setiap tim juga harusmemperhatikan jenis kelamin dan kinerja siswa. Dengandemikian keseimbangan antara tim dapat tercapai.(4) Penetapan Siswa dalam Meja TurnamenDalam satu meja turnamen terdiri dari 3 atau 4 siswa yangbermain atau berkompetisi dengan kemampuan seimbang atausetara dan sebagai wakil tim yang berbeda, hal ini dimaksudkanagar turnamen berjalan sesuai dengan tujuan. Dalam menetapkanbanyaknya anggota setiap meja turnamen sebaiknyamemperhatikan banyaknya tim yang terbentuk. Jika banyak timmerupakan kelipatan dari banyak anggota meja turnamen, makapenempatan siswa dalam tim dan pada meja turnamen yangterdiri dari 38 siswa, 8 tim dan 4 siswa pada setiap mejaturnamen.Nomor-nomor meja turnamen ada pada catatan guru, sewaktumengumumkan kepada siswa nomor meja diganti, misal denganhuruf atau menyebut meja-meja tersebut dengan meja biru, meja

Page 22: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

merah, meja kuning dan lainnya sehingga siswa tidak tahu secaratepat bagaimana penempatan siswa yang dilakukan guru padasetiap meja turnamen.325) Langkah dan Aktivitas PembelajaranLangkah-langkah dalam metode TGT mengikuti siklus berikut:pemberian materi pelajaran, belajar kelompok, turnamen akademik,penghargaan tim dan pemindahan. Uraian aktivitas dari masing-masinglangkah adalah sebagai berikut:a) Pemberian Materi PelajaranPada langkah ini diperlukan beberapa perangkat pembelajaranyaitu:(1) Lembar transparan atau lembar media yang memuat topik danmateri pelajaran(2) Buku petunjuk guru(3) Buku siswaKegiatan pokok pada langkah ini adalah mempresentasikan pelajarandalam kelas dengan memberikan pelajaran langsung atau diskusimateri pelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakanaudiovisual atau media lain. Presentasi pelajaran dibuka denganmenampilkan media, menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentangmateri yang akan dipelajari dan secara singkat mengulangi ketrampilanatau materi pelajaran yang merupakan prasyarat. Selanjutnya gurumenyajikan materi pokok dengan mendemonstrasikan ataumenanyakan secara aktif konsep-konsep atau ketrampilan secara visualatau dengan memanipulasi contoh. Mengevaluasi pemahaman siswadengan memberikan pertanyaan kepada siswa secara acak danmelanjutkan pada konsep berikutnya dengan segera setelah siswamenangkap ide utamanya. Pada langkah ini sebaiknya guru tidakmemberi tugas yang penyelesaiannya terlalu panjang pada siswa.b) Belajar KelompokDalam langkah belajar kelompok diperlukan beberapaperangkat pembelajaran yaitu:(1) Buku siswa(2) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)33Setelah membuka buku siswa sesuai dengan materi yang akandilanjutkan, kegiatan pokok dalam langkah ini adalah siswamempelajari LKS secara kelompok. Selama belajar kelompoksiswa berada dalam timnya, tugas anggota tim adalah menguasaimateri yang diberikan guru dan membantu teman satu tim untukmenguasai materi tersebut. Pertama-tama yang harus dijelaskanadalah apa yang dimaksud dengan bekerja sama dalam tim.Kepada siswa aturan dasar yang berkaitan dengan bagian bekerjasama dalam tim adalah sebagai berikut:(a) Tetap berada dalam kelompok /tim

Page 23: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

(b) Mengajukan pertanyaan kelompok sebelum mengajukanpertanyaan kepada guru(c) Memberikan umpan balik terhadap ide yang dikemukakanteman satu tim(d) Berbicara dengan pelan dan sopanc) Turnamen AkademikDalam langkah turnamen akademik diperlukan perangkatpembelajaran yaitu kelengkapan turnamen yang berisi:(1) Satu lembar pertanyaan bernomor(2) Satu lembar kunci jawaban bernomor(3) Satu set kartu bernomor(4) Satu lembar pencatat skorAdapun kegiatan pokok dalam langkah turnamen adalahkompetisi pada meja turnamen dari 3 atau 4 anggota tim yangberkemampuan seimbang. Pada permainan turnamen diumumkanpenetapan meja bagi setiap siswa. Nomor meja turnamen digantidengan nama atau huruf sehingga siswa tidak tahu mana meja yangtinggi dan meja yang rendah tingkatannya. Siswa diminta mengaturmeja turnamen dan menyuruh siswa menuju ke meja turnamen yangtelah ditetapkan.34Bagan dari putaran permainan dengan tiga orang dalam satumeja turnamen adalah sebagai berikut:PembacaPenantang Pertama Penantang KeduaGambar 2. Putaran Permainan dalam TurnamenJika isi permainan berupa soal-soal, maka semua tidak hanyapembaca yang harus mengerjakan soal tersebut sehingga mereka akansiap menantang setelah pembaca memberikan jawaban. Siswa disebelah kiri (penantang pertama) mempunyai kesempatan untukmenantang (memberi jawaban beda) atau lewat. Jika penentangpertama lewat dan penantang kedua mempunyai jawaban beda makapenantang kedua boleh memberi tantangan.d) Penghargaan TimJika setiap siswa telah menjawab, menantang atau lewat,penantang kedua (sebelah kanan pembaca) mencocokkan jawabannyadengan kunci jawaban yang sesuai dan membacanya keras-keras.Pemain yang menjawab benar dapat menyimpan kartu tersebut. Jikapenantang pertama dan kedua memberi jawaban salah, maka merekamendapat hukuman yaitu harus mengembalikan kartu yang1. mengambil satu kartu dari tumpukan kartu yang telah diacak danmencari pertanyaan yang sesuai2. membaca dengan keras pertanyaan3. mencoba menjawab pertanyaan1. ikut mencoba menjawab soal2. menantang memberi jawaban

Page 24: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

yang beda dibanding pembaca3. jika ingin atau tidakmenantang4. lewat1. ikut mencoba menjawab2. menantang/memberi jawabanbeda dengan pembaca, penantangpertama3. mengambil dan membacajawaban soal yang sesuai danmenentukan pemenang35dimenangkan sebelumnya pada paknya. Jika tidak ada yang menjawabbenar, maka kartu dikembalikan pada paknya.e) PemindahanUntuk babak berikutnya semua pindah satu posisi ke kiri,penantang pertama menjadi pembaca, penantang kedua menjadipenantang pertama dan pembaca menjadi penantang kedua. Permainanberlangsung terus seperti yang ditentukan guru sampai waktu habisdan atau kartunya habis. Ketika permainan berakhir, pemain mencatatjumlah kartu yang dimenangkan pada lembar pencatat skor dalamgame 1.Gambar 3. Skema Pemindahan Posisi Siswa dalam Turnamen6) PenilaianMenurut Robert E. Slavin (2008: 179), “Untuk menentukan nilainilaiindividual, banyak guru yang menggunakan TGT memberikan ujiantengah semester atau akhir semester pada tiap-tiap semester, ada juga yangmemberikan kuis setelah turnamen”. Oleh karenanya nilai para siswadidasarkan pada hasil kuis atau penilaian individual lainnya, bukan padapoin-poin turnamen atau skor tim. Namun jika diperlukan penilaianmengenai kualitas pembelajaran mereka, disamping menggunakan nilaikuis juga berasal dari poin-poin turnamen yang meliputi keaktifan,partisipasi, tingkat kecekatan, ketepatan jawaban dan kerjasama dalamtim.36Kualitas pembelajaran yang direncanakan oleh guru merupakankomponen utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan sekolah sebagailembaga pendidikan. Salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilansekolah adalah prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru sebagaipengelola kelas dituntut lebih kreatif dalam menciptakan suasana kondusifdalam belajar. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, makadiperlukan suatu model pembelajaran. “Model pembelajaran merupakansalah satu penyebab yang dapat mempengaruhi motivasi dan prestasibelajar siswa”. (Siti Aminah, 2008, http://digilib.umg.ac.id/gdl.php?).Melihat hasil penelitian oleh Siti Aminah, bahwa hasil belajarsiswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih

Page 25: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

baik daripada hasil belajar siswa yang diajar menggunakan modelpembelajaran konvensional. Maka, dapat digunakan model pembelajarankooperatif tipe TGT digunakan sebagai salah satu alternatif dalampembelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasibelajar siswa yang akan menunjang peningkatan kualitas pembelajaran.B. Penelitian yang RelevanAdapun penelitian yang relevan dan dijadikan acuan oleh penulis dalampenelitian tindakan ini adalah:1. Implementasi Metode TGT (Team Game Tournament) Model Ular Tanggayang Disertai Media Komputer untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan HasilBelajar di SMA Al-Muayyad Surakarta. (Wahyudi Taufan Santoso, 2008).Dari hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkansebagai berikut:Penerapan metode TGT (team game tournament) ular tangga yang disertaimedia komputer dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kualitasproses dan hasil belajar siswa, yaitu dapat meningkatkan kerjasama siswadalam belajar, interaksi siswa dengan guru, tanggungjawab siswa, kehadiran,dan prestasi belajar siswa (ketuntasan).372. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif TGT (Team Game Tournament) TerhadapPrestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas I Program Keahlian Akuntansi diSMK Batik Tahun Ajaran 2006/2007. (Handayantari Agnes Safitri, 2007).Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajarakuntansi antara menggunakan metode pembelajaran kooperatif team gametournament (TGT) dengan yang konvensional. Dimana nilai tes akhir maupunrata-rata kenaikan nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkandengan kelas kontrol. Hal tersebut dibuktikan melalui perhitungan uji t yangmenunjukkan nilai t hitung > t tabel (5,777 > 1,667).3. Implementasi Model Pembelajaran TGT (Team Game Tournament)Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran danPrestasi Belajar Siswa SMA Islam I Surakarta pada Materi Sistem Periodik.(Nina Nuroniah, 2008). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwaimplementasi model pembelajaran TGT berbatuan komputer dapatmeningkatkan kualitas proses pembelajaran dari rata-rata 79,21% pada siklusI menjadi 82,5% pada siklus II. Selain meningkatkan kualitas prosespembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari nilai ratarataaspek kognitif 44.33 menjadi 54,71 dan nilai rata-rata aspek afektif 52,9menjadi 57,15.Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkanbahwa penggunaan metode team game tournament (TGT) dalam pembelajaran disekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa yang meliputipeningkatan kualitas proses dan prestasi belajar siswa di beberapa sekolah terkait.38C. Kerangka BerpikirKeberhasilan suatu pembelajaran itu tidak hanya dilihat dari hasil belajarsaja, tetapi juga dilihat dari proses pembelajarannya. Penilaian terhadap hasil dan

Page 26: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

proses belajar harus dilakukan secara seimbang. Penilaian terhadap proses belajardan mengajar sering diabaikan, setidak-tidaknya kurang mendapat perhatiandibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Penilaian kualitas pembelajarantidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses.Upaya perbaikan kualitas pembelajaran yang meliputi kualitas prosespembelajaran dan kualitas hasil belajar perlu diperhatikan dan ditingkatkan lagi.Salah satu metode yang perlu diterapkan dalam peningkatan kualitaspembelajaran adalah metode team game tournament (TGT). Metode TGTmerupakan suatu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudahditerapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainandan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalampembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebihrileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat danketerlibatan belajar.Melalui model pembelajaran kooperatif metode TGT ini diharapkankualitas pembelajaran PKn yang rendah akan meningkat. Siswa yang semula pasifdan merasa bosan akan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran PKn.Penggunaan metode TGT dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalammengikuti pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk terlibat secara aktif dantidak merasa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran karena belajardisertai dengan permainan. Selain suasana pembelajaran berubah menjadi aktifdan menyenangkan, guru tidak lagi mengajar dengan metode konvensional. Gurumenjadi mengajar dengan metode yang bervariasi39Gambar 4. Kerangka BerpikirD. Hipotesis TindakanSuharsimi Arikunto (2006: 71) menyatakan, ”Hipotesis adalah suatujawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampaiterbukti melalui data yang terkumpul”. Berdasarkan landasan teori dan kerangkapemikiran di atas maka peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut:“Metode team game tournament (TGT) dapat meningkatkan kualitaspembelajaran PKn siswa Kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran2008/2009”.Kondisi Awal (Sebelum Tindakan)Kondisi siswa:KualitasPembelajaranPKn rendahKondisi Guru:Guru Mengajardengan MetodeKonvensionalSuasanaPembelajaran:Pasif dan

Page 27: Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Metode

MembosankanPembelajaran PKn dengan Metode TGT(Siklus I dan II)Kondisi Akhir (Sesudah Tindakan)Kondisi Siswa:KualitasPembelajaran PKnMeningkatSuasanaPembelajaran:Aktif danMenyenangkanKondisi Guru: GuruMengajar denganMetode Team Gametournament (TGT)40BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian1. Tempat PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 16 Surakarta. Alasan penulismemilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena lokasinya yang strategis,tidak jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga dapat menghemat biaya, waktudan tenaga dalam proses pengumpulan data. Disamping itu, penulis juga pernahmelaksanakan Program Praktek Lapangan di sana sehingga sedikit banyak telahmengetahui kondisi siswanya dan lebih mudah dalam menjalin komunikasidengan guru dan siswa yang bersangkutan.2. Waktu PenelitianLangkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah menentukan waktupenelitian. Penulis memerlukan waktu sekitar 10 bulan yaitu bulan Januari 2009sampai Oktober 2009. Adapun pelaksanaannya setelah mendapat ijin dari pihakyang berwenang.Waktu yang diperlukan penulis untuk mengadakan penelitian, dapatdigambarkan dalam tabel berikut ini:Tabel 2. Waktu PenelitianTahun 2009No KegiatanJan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt1. Pengajuan Judul2. Penyusunan Proposal3. Pembuatan Instrument4. Pengumpulan Data5. Analisis Data6. Penyusunan Laporan