untitled 1

Upload: aulia-destrianty

Post on 07-Jul-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Eritrosit (Sel Darah Merah)

Siti Aulia Destrianty XI IPA F

SEJARAH

1658 - Jan Swammerdam (Belanda) 1674 - Anton van Leeuwenhoek (Belanda)

mempelajari darah katak dengan mikroskop sederhana

mengukur ukuran eritrosit, "25.000 kali lebih kecil dari butiran halus pasir"

1902 - Karl Landsteiner (Austria)

menerbitkan penemuannya tentang 3 kelompok darah utama-A, B, dan C (kemudian berganti nama menjadi O)

1903 - Alfred von Decastello dan Adriano Sturli 1959 - Dr Max Perutz (Inggris)

mengidentifikasi golongan darah AB

mengungkap struktur hemoglobin, protein sel darah merah yang membawa oksigen dengan sinar-X

CIRI&FUNGSI

Berasal dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel

Terdiri dari air (65%), Hb (33%), dan sisanya terdiri dari sel stroma, lemak, mineral, vitamin, dan bahan organik lainnya dan ion K

Umur eritrosit pada manusia berkisar antara 90 hingga 140 hari, rata-rata 120 hari dan pada hewan umurnya kira-kira 25 hingga 140 hari

Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi Berbentuk cakram dengan diameter 75 nm, ketebalan di tepi 2 nm dan ketebalan di tengah 1 nm Dibentuk di dalam sumsum tulang, pada embrio (bayi), eritrosit dibentuk di dalam hati dan limpa. Sel-sel pembentuk sel darah merah ini disebut eritroblast

Jumlah Eritrosit Pada Manusia

Sel darah merah merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak. Pada wanita, jumlahnya 4,5 juta/mm3 darah Pada laki-laki, jumlahnya 5 juta/mm3 darah Jumlah itu bisa naik atau turun, tergantung dari kondisi seseorang.

Faktor Jumlah Eritrosit Pada Manusia

Jenis Kelamin Laki-laki memiliki jumlah eritrositlebih banyak dibanding wanita

Usia Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebihbanyak dibanding anak-anak.

Tempat Ketinggian Orang yang hidup di datarantinggi cenderung memiliki jumlah eritrosit lebih banyak.

Kondisi Tubuh Seseorang Sakit dan luka yangmengeluarkan banyak darah dapat mengurangi jumlah ertrosit dalam darah.

Jumlah Eritrosit Pada HewanSpesiesSapi Kuda Domba Kambing Babi Kelinci

SDM / mm35-10 6,5-12,5 8-16 8-18 5-8 4-4.8

Hb (g/ 100ml)8-15 11-19 8-18 8-14 10-16 9,3-19,3

Diameter R4,5-8 55,8 1-2,6 -

Mengalami hemolisis yang lebih cepat dibanding dengan pembentukan atau produksi sel darah yang baru

Tidak terdapat nukleus Proses pembentukan disebut eritropoisis

Dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning saat embrio pada minggu-minggu pertama

Eritrosit yang rusak akan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati

Fungsi

Membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah Ketika dalam tegangan di pembuluh yang sempit, eritrosit akan melepaskan ATP yang akan menyebabkan dinding jaringan untuk berelaksasi dan melebar. Melebarkan pembuluh darah dan melancarkan arus darah supaya darah menuju ke daerah tubuh yang kekurangan oksigen dengan melepaskan senyawa Snitrosothiol Menghancurkan dinding dan membran sel patogen, serta membunuhnya

HEMOGLOBIN

Haemoglobin merupakan zat padat dalam sel darah merah yang menyebabkan warna merah. Pengaruh haemoglobin didalam sel darah merah menyebabkan timbulnya warna merah pada darah karena mempunyai kemampuan untuk mengangkut oksigen. Haemoglobin adalah senyawa organik yang komplek dan terdiri dari empat pigmen forpirin merah (heme) yang masing-masing mengandung iron dan globin yang merupakan protein globural dan terdiri dari empat asam amino. Haemoglobin bergabung dengan oksigen didalam paruparu yang kemudian terbentuk oksihaemoglobin yang selanjutnya melepaskan oksigen ke sel-sel jaringan didalam tubuh

Darah yang kekurangan kandungan oksigen akan berwarna kebiru-biruan yang disebut sianosis Darah dengan jumlah haemoglobin berkurang jauh dari standar karena pembentukan yang kurang memadai disebut anemia Globin dari haemoglobin mengalami degradasi kedalam tulang, disimpan sebagai sel-sel jaringan sebagai homosiderin Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.

PENYAKIT & KELAINAN

Polimorfisme

abnormalitas pada eritrosit dapat menyebabkan munculnya banyak penyakit disebabkan oleh mutasi gen pengkode hemoglobin, gen pengkode protein transmembran, ataupun gen pengkode protein sitoskeleton

Polimorfisme antara lain:

anemia sel sabit Duffy negatif Glucose-6-phosphatase deficiency (defisiensi G6PD) talasemia kelainan glikoporin Southeast Asian Ovalocytosis (SAO)

Anemia - berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh Anemia sel sabit - kondisi serius di mana eritrosit menjadi berbentuk bulan sabit menyebabkan eritrosit kesulitan melewati pembuluh darah terutama di bagian yang menyempit, karena akan tersangkut dan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.

Talasemia

salah satu jenis anemia hemolitik penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.

Malaria

sejenis penyakit menular sekitar 350-500 juta orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah tropis dan di Afrika di bawah gurun Sahara. untuk penemuannya atas penyebab malaria, seorang dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran diberikan Penghargaan Nobel untuk Fisiologi dan Medis pada 1907.

Sel Darah Merah Buatan Bantu Pasien Kelainan Darah

sel darah merah buatan atau synthetic red blood cells (sRBCs) yang dikembangkan peneliti punya karakteristik yang sama hingga 90 persen, meliputi kelembutan, fleksibilitas dan membawa oksigen. Kemampuannya melepaskan zat kimia dalam obat juga sangat efektif. Profesor Mitragotri dan rekan penelitinya dari University of Michigan berhasil membuat partikel sel darah merah sintesa dengan menciptakan cetakan yang mirip dengan bentuk sel darah merah asli, lalu melapisinya dengan sembilan lapisan hemoglobin dan protein-protein lainnya. Keberhasilan peneliti menciptakan sel darah merah buatan ini juga akan menolong para pasien penderita kelainan darah seperti sickle-cell anemia dan eliptocytosis turunan. Studi ini dimuat dalam jurnal online Proceedings of the National Academy of Science.

Sekian, Terima Kasih