universitas muria kudus semai (seminar masyarakat ilmiah...
TRANSCRIPT
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ i
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ ii
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ iii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
SEMINAR MASYARAKAT ILMIAH (SEMAI) 2018 “MENGUNGKAP KEBENARAN MELALUI LINGUISTIK FORENSIK”
Rektorat Lantai IV UMK, 25 APRIL 2018
DISELENGGARAKAN OLEH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FKIP UNIVERSITAS MURIA KUDUS
BADAN PENERBIT
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2018
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ iv
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
SEMINAR MASYARAKAT ILMIAH (SEMAI) 2018
“MENGUNGKAP KEBENARAN MELALUI LINGUISTIK FORENSIK”
Susunan Panitia:
Pelindung : Rektor Universitas Muria Kudus
Penasihat : Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Penanggung jawab : Mila Roysa, M.Pd.
Ketua : Ristiyani, M.Pd
Sekretaris : Eko Widianto, M. Pd.
Bendahara : Muhammad Noor Ahsin, M. Pd.
Seksi Acara : Drs. Moh Kanzunnudin, M. Pd.
Seksi Perlengkapan : Irfai Fathurrahman, M. Pd.
Reviewer:
Drs. Moh. Kanzunnudin, M. Pd.
Editor:
Ristiyani, S.Pd., M.Pd.
Eko Widianto, S.Pd., M.Pd.
Desain Cover:
Eko Widianto
Desain Layout :
Muhammad Noor Ahsin
BADAN PENERBIT
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2018
ISBN 978-602-1180-71-6
Alamat: Gondangmanis PO.BOX 53 Bae Kudus 59342
Telp. 0291 438229 Fax. 0291437198
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, serta dengan izin-Nya
Seminar Mayarakat Ilmiah (SEMAI) tahun 2018 oleh program studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus dalam tajuk “Mengungkap
Kebenaran melalui Linguistik Forensik”, dapat terlaksana dengan baik dan prosiding ini
dapat diterbitkan.
Melihat situasi mutakhir saat ini, perkembangan kajian ilmu bahasa
menunjukkan kemajuan sangat signifikan. Ilmu bahasa saat ini tidak sebatas hanya
mengkaji ilmu bahasa itu sendiri, melainkan sudah memiliki peran besar dalam
menyelesaikan problematika sosial. Salah satunya adalah kajian bahasa dalam bidang
linguistik forensik. Hal tersebut perlu disambut untuk dirayakan dengan melakukan
pertemuan ilmiah seperti SEMAI 2018 ini.
Tema “Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” tersebut dipilih
dengan alasan untuk memberikan perhatian masyarakat ilmiah tentang pentingnya
mengetahui peran linguistik forensik dalam pembuktian kebenaran hukum di
Indonesia. Mengingat, saat ini antara benar dan salah sangat tipis perbedaannya. Hal
lain yang mendasari SEMAI 2018 ini adalah perlunya wadah untuk masyarakat ilmiah
mendesiminasikan dan mempublikasikan penelitian secara luas, guna dapat diakses
oleh masyarakat yang membutuhkan, maka SEMAI 2018 ini layak untuk dilaksanakan.
Selain sebagai tempat mempresentasikan penelitiannya, juga sebagai tempat bertukar
informasi dan mengembangkan kerja sama.
SEMAI 2018 ini diikuti oleh peneliti-peneliti dari berbagai bidang ilmu dari
seluruh Indonesia, yang telah membahas berbagai bidang kajian seperti bidang bahasa,
bidang sastra, bidang hukum, bidang pembelajaran bahasa, sastra, dan inovasinya,
bidang sosial, bidang politik, dan bidang kearifan lokal dalam rangka memberikan
pemikiran dan solusi untuk memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi
perkembangan global.
Akhir kata, semoga SEMAI tahun depan akan terlaksana dengan baik dan akan
selalu memiliki peran positif terhadap perkembangan kajian ilmu bahasa dan sastra di
Indonesia.
Kudus, April 2018.
Tim Editor
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ vi
DAFTAR ISI
HAL HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi
PEMATERI UTAMA
1 Prof. Bambang Kaswanti Purwo
LINGUISTIK FORENSIK 1
2 Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum.
MENGENAL LINGUISTIK FORENSIK: LENTERA DALAM DUNIA HUKUM KITA
3
PEMAKALAH PENDAMPING NO NAMA JUDUL ARTIKEL
1 Anandha PATMI: WOMEN STRUGGLE ON HEGEMONY VORTEX
19
2 Agnes Adhani dan Yovina Putri Pamungkas
KEKERASAN VERBAL TERHADAP PEREMPUAN DALAM MEDIA SOSIAL
24
3 Basuki Sarwo Edi ELEGANSI SIKAP TOKOH DALAM NOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF
32
4 Edy Prihantoro dan Tri Wahyu Retno Ningsih
DIGITAL FORENSIK DALAM SIARAN VARIETY- SHOW DI TELEVISI
44
5 Eko Widianto
MARGINALISASI POSISI SETYA NOVANTO DALAM KASUS PENCATUTAN NAMA PRESIDEN DI KOMPAS TV: ANALISIS WACANA KRITIS PERSPEKTIF FOUCAULT
54
6 Fahrudin Eko Hardiyanto
BAHASA PENCITRAAN PADA IKLAN POLITIK PILKADA JAWA TENGAH
64
7 Fithriyah Inda Nur Abida
PROGRAM BIPA DALAM MENUNJANG INTERNASIONALISASI
71
8 Hestiyana KLASIFIKASI SATUAN LINGUAL LEKSIKON DALAM ADAT PERKAWINAN SUKU DAYAK HALONG
75
9
I Putu Gede Sutrisna, I Ketut Alit Adianta, dan Nyoman Dharma Wisnawa
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (MPjBL)TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KINERJA ILMIAH MAHASISWA DALAM MATA AJAR KOMUNIKASI KEPERAWATAN
81
10 Kadek Wirahyuni PERMAINAN “ULAR TANGGA” DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
92
11 M. Noor Ahsin PERAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK
97
12 Nia Royani GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU BUKA MATA BUKA TELINGA KARYA SHEILA ON 7
103
13 Ristiyani dan PEMBELAJARAN BERBASIS HYPNOMATHEMATICS 108
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ vii
Savitri Wanabuliandari
UNTUK GURU SEKOLAH DASAR
14 Tri Wahyu Retno Ningsih dan Debyo Saptono
PENGUJIAN LEGALITAS UJARAN MENGUNAKAN PENDEKATAN FONETIK AKUSTIK DAN LINGUISTIK FORENSIK
114
15 Wenny Wijayanti dan Natalia Desi Subekti
KESANTUNAN BERBAHASA PADA JUDUL BERITA KASUS KORUPSI DI MEDIA SOSIAL
127
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 32
ELEGANSI SIKAP TOKOH DALAM NOVEL MERPATI BIRU
KARYA ACHMAD MUNIF
Basuki Sarwo Edi Balai Bahasa Sumatera Selatan
Abstrak
Penelitian ini membahas “Elegansi Sikap Tokoh dalam dalam novel Merpati
Biru karya Achmad Munif” Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah mengungkapkan sikap-sikap Elegan tokoh yang ada di dalamnya dan
dapat digunakan sebagai bekal untuk menghadapi permasalahan hidup dalam
bersosialisasi dengan manusia lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran yang lengkap dan utuh tentang sikap elegan tokoh
yang terdapat dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam tentang sikap elegan dalam
kehidupan. Adapun sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel
Merpati Biru karya Achmad Munif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa novel Merpati Biru karya Achmad Munif terdapat
beberapa sikap elegan wanita,antara lain,Wanita yang menjaga
lidahnya,Wanita yang menjaga hatinya,Wanita yang mampu menjaga hati
terhadap pria adalah wanita yang tidak gampang dipikat oleh pria.dst.
Kata kunci: novel, tokoh, dan sikap elegan.
I. PENDAHULUAN
Karya sastra pada umumnya berisi
permasalahan yang berhubungan dengan
kehidupan manusia. Permasalahan itu bisa
terjadi dengan dirinya sendiri maupun
pada orang lain. Karya sastra biasanya
dihasilkan dari dunia pengamatan
sastrawan yang dituangkan melalui karya
fiksi baik novel, cerpen, drama dan film.
Dalam menghasilkan sebuah karya,
pengarang harus menghayati berbagai
permasalahan dengan penuh kesungguhan
dan ketelitian sehingga mampu
mewujudkan gagasan yang ada
pemikirannya.
Waluyo (2002:68) menyatakan
bahwa sastra hadir sebagai wujud nyata imajinasi kreatif dari seorang sastrawan
dengan proses yang berbeda antara
pengarang yang lain, terutama alam
penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut
bersifat individualitas, artinya cara yang
digunakan oleh setiap pengarang dapat
berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa
hal diantaranya metode, munculnya
proses kreatif dan cara mengekspresikan
apa yang ada dalam diri pengarang hingga
bahasa penyampaian yang digunakan.
Unsur intrinsik sebuah novel
adalah unsur-unsur yang secara langsung
turut serta membangun cerita. Untuk
memahami makna dalam teks sastra
(novel) dalam kaitannya sebagai
pembangun cerita, unsur-unsur intrinsik
inilah yang membuat sebuah novel
berwujud. Oleh karena itu, untuk
memahami maknanya, karya sastra harus
dikaji berdasarkan karya sastra itu sendiri,
lepas dari latar belakang sejarah, lepas dari niat penulis, dan lepas pula dari
efeknya pada pembaca.
Berdasarkan pendapat di atas,
sebagai sebuah struktur, karya sastra
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 33
(novel) dapat dianalisis melalui unsur-
unsur pendukungnya. Seperti apa yang
dikatakan Sayuti (2000: 10) tentang novel
yang bersifat complexity. Kompleksitas
tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya
unsur-unsur instrinsik yang mendukung
penceritaan di dalamnya. Dalam analisis
teks naratif (novel), unsur-unsur tersebut
terbagi dalam elemen-elemen pembangun
fiksi. Menurut Sayuti (2000: 29) terdapat
tiga bagian elemen pembangun prosa,
yakni 1) fakta cerita meliputi plot, tokoh,
dan latar, 2) sarana cerita meliputi sudut
pandang dan gaya bahasa, dan 3) tema.
Gaya bahasa menurut
Nurgiyantoro,1995:9, gaya bahasa adalah
cara penggunaan bahasa oleh pengarang
dalam mengungkapkan ide atau tema
yang diajukan dalam karya sastra. Gaya
bahasa itu sendiri ditandai ciri-ciri formal
kebahasaan seperti diksi, majas, nada,
pola, intonasi, struktur kalimat, pencitraan
dan mantra. Satu elemen yang amat
terkait dengan gaya adalah tone atau nada.
Tone adalah sikap emosional pengarang
yang ditampilkan dalam cerita. Tone bisa
menampak dalam berbagai wujud, baik
yang ringan, romantis, ironis, misterius,
senyap, bagai mimpi, atau penuh perasaan
Dalam menampilkan karakter
dalam novel, tidak keseluruhan unsur
karya sastra digunakan. Dalam hal ini
unsur yang digunakan pengarang untuk
menampilkan karakter adalah tokoh,
dengan metode yang dinamakan
karakterisasi.
Sebagai sebuah bangunan
bahasa yang menciptakan dunia rekaan
bagi pembacanya, novel sengaja dibuat
untuk memuaskan para penikmat karya
sastra. Untuk itu pengarang sering
menggunakan sarana literer yang
membuat karyanya semakin menarik dan enak untuk dibaca. Dampak dari itu
semua adalah para pembaca tidak merasa
bosan untuk membaca karya sastra
tersebut secara berulang-ulang.
Novel sengaja ditulis oleh
pengarang bukan hanya sekadar sebuah
karya rekaan yang isi ceritanya berupa
cerita bohong semata dan tiada memiliki
arti. Akan tetapi dibalik cerita itu semua
ada sesuatu pesan yang hendak
disampaikan oleh penulisnya pada
pembaca cerita tersebut. Adapun pesan
tersebut dapat berupa nasihat, peringatan,
dan ajakan untuk berbuat kebajikan. Hal
ini menunjukkan bahwa sastra novel
memiliki manfaat bagi masyarakat. Novel
dapat berfungsi sebagai alat bantu
pendidikan, hiburan di tengah-tengah
masyarakat. Manusia hidup di dunia
memiliki banyak sifat, sikap, karakter
dan profesi.berdasarkan pada berbagai
macam perbedaan itulah maka kehidupan
menjadi berjalan lebih stabil.novel adalah
karya sastra yang berbentuk prosa. Dalam
novel kita dapat menemukan berbagai
macam permasalahan yang sering kita
jumpai dalam kehidupan. Dapat dikatakan
bahwa novel adalah wujud dari refleksi
kehidupan yang ada di dalam masyarakat.
Pengarang mencurahkan pengalaman
kehidupanya dalam karya sastra.
Dalam kehidupan ini kelahiran
suatu karya sastra merupakan suatu
control sosial sekaligus cerminan terhadap
gejala yang muncul dalam kehidupan
masyarakat yang dirangkai dalam cerita
oleh pengarang. Agar rangkaian
kehidupan itu dapat diterima oleh
masyarakat, pengarang mengemas
pengalaman kehidupannya sehingga
menjadi menarik.
Penulis tertarik untuk mengkaji
cerita yang ada dalam novel Merpati Biru
karya Achmad Munif ini, karena di
dalam cerita ini banyak sekali nilai-nilai
moral yang bisa dijadikan contoh teladan
dan dapat digunakan sebagai bekal menghadapi hidup dan bersosialisasi
dengan manusia lainya. Misalnya
bagaimana kita harus bersikap terhadap
orang-orang yang memiliki nasib kurang
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 34
beruntung, dalam cerita ini juga diajarkan
untuk selalu menghargai perbedaan
pendapat dengan orang lain dan yang
lebih penting adalah bagaimana kita harus
bisa membalas jasa dan budi baik orang
tua kepada kita.
Karya sastra kadang-
kadang hanya dipandang sebelah mata
oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini
bisa terjadi karena karya sastra dianggap
kurang bermanfaat bagi masyarakat.
Inilah yang menjadi pekerjaan kita semua,
pencipta dan penikmat karya sastra untuk
mengubah pandangan tersebut. Karena
melalui karya sastra kita bisa mempelajari
tentang hidup dan kehidupan. Karya
sastra menyuguhkan pengalaman-
pengalaman yang jarang kita jumpai
dalam kehidupan ini. Selain itu karya
sastra juga mengandung nilai-nilai moral
yang luhur keberadaannya semakin
terkikis oleh zaman.
Sebuah karya sastra hendaklah
mampu mengungkapkan realita secara
utuh. Seorang pengarang hendaknya
mengungkapkan ide-idenya yang tidak
hanya berisi informasi tentang fakta yang
ada kepada pembaca, tetapi juga
pengarang seharusnya juga memberikan
pengalaman baru bagi pembaca dalam
karya yang diciptakanya.
Salah satu karya sastra di
Indonesia yang mengupas tentang
kehidupan kelam anak manusia adalah
novel Merpati Biru karya Achmad Munif.
Novel ini banyak sekali mengungkapkan
kehidupan hitam seorang perempuan yang
terjebak menjadi wanita tuna susila.
Wanita ini adalah seorang mahasiswi
yang memiliki otak cerdas, kemampuan
komunikasi yang baik, dan daya tarik luar
biasa sehingga siapapun yang melihatnya
akan terpesona. Pengarang juga ingin
menunjukkan kepada pembacanya bahwa
kehidupan yang ada di dunia ini tidak
selamanya akan berjalan sesuai dengan
kehendak manusia yang membuatnya
akan terlena. Banyak sekali permasalahan
hidup yang akan kita hadapi. Dari
permasalahan-permasalahan yang muncul
itulah manusia „ diolah‟ menjadi sosok
yang arif dan bijaksana. Dengan
mengupas novel Merpati Biru akan
membawa kita pada pahitnya kehidupan
bila kita salah melangkah.
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan sebelumnya, masalah
yang ada yang ada dalam penelitian ini
adalah adakah sikap Elegan Tokoh
Dalam Novel Merpati Biru Karya
Achmad Munif di manakah dan seperti
apa sikap elegan tokoh yang ada dalam
novel ini?
Tujuan penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran yang lengkap dan
utuh tentang gambaran sikap elegan tokoh
yang terdapat dalam novel Merpati Biru
karya Achmad Munif.
Makalah ini bersumber dari novel
Merpati Biru karya Achmad Munif yang
diterbitkan pada tahun 2003 oleh penerbit
Navila Jogyakarta.
Penulis dalam makalah ini akan
membahas tentang nilai-nilai moral yang
terkandung dalam novel ini.sikap elegan
yang akan di deskripsikan adalah sesuatu
yang ada dan berlaku dalam masyarakat
tokoh yang diciptakan oleh pengarangnya.
Sikap elegan ini biasanya ditampilkan
secara tersirat oleh pengarangnya.
II. KAJIAN PUSTAKA
Sikap Elegan merupakan sesuatu
yang abstrak, sehingga untuk menentukan
bernilai baik atau buruk tidak bisa diukur
dengan benda kongkrit. Menurut
Poespoprojo(1988:147) ada tiga faktor
penentu dalam moralitas, yaitu perbuatan
itu sendiri, motif, dan keadaan. Apabila perbuatan yang dikehendaki buruk pada
hakikatnya pasti buruk. Apabila perbuatan
baik, pasti baik perbuatan
menghendakinya itu. Motif adalah sesuatu
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 35
yang diinginkan pelaku lewat perbuatanya
yang dilakukannya, sehingga ikut
menentukan moralitas seseorang.
Moralitas ditentukan pula oleh keadaan,
seperti mengapa perbuatan itu dilakukan,
di mana perbuata itu dilakukan, dan
dengan cara apa perbuatan itu dilakukan.
Setiardja (1990:90) mengatakan
bahwa perbuatan itu termasuk moral yang
baik atau benar bila bila perbuatan itu
mendekatkan manusia sebagai subjek
perbuatan itu pada tujuan akhir hidupnya.
Sebaiknya, perbuatan manusia itu
termasuk moral buruk atau salah bila
perbuatan itu menjauhkan manusia dari
tujuan akhir hidupnya.
Hal tersebut dikuatkan dengan
pendapat ahli BPIB 2003 yang
mengatakan bahwa karya sastra memiliki
norma moral apabila menyajikan,
mendukung, dan menghargai nilai-nilai
kehidupan yang berlaku. Nilai keagamaan
yang disajikan misalnya, harus mampu
memperkukuh kepercayaan pembaca
terhadap agama yang dianutnya.
Secara bahasa, kata karakter
berasal dari bahasa Yunani yaitu
“charassein”, yang berarti barang atau alat
untuk menggores, yang di kemudian hari
dipahami sebagai stempel/cap. Jadi, watak
itu stempel atau cap, sifat-sifat yang
melekat pada seseorang. Watak sebagai
sikap seseorang dapat dibentuk, artinya
watak seseorang berubah, kendati watak
mengandung unsur bawaan (potensi
internal), yang setiap orang dapat
berbeda. Namun, watak amat sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu
keluarga, sekolah masyarakat, lingkungan
pergaulan, dan lain-
lain.(Sutardjo,2013:77)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang
lain(KBBI2013:521).
Sejalan dengan pengertian
tersebut, Alwisol dalam Arismantoro
(2008:27), menyebutkan bahwa karakter
diartikan sebagai gambaran tingkah laku
yang menonjolkan nilai benar-salah, baik-
buruk, baik secara eksplisit maupun
implisit. Karakter berbeda dengan
kepribadian, karena pengertian
kepribadian dibebaskan dari nilai.
Meskipun demikian, baik kepribadian
(personality) maupun karakter terwujud
tingkah laku yang ditunjukkan ke
lingkungan sosial.
Dari berbagai pendapat
sebagaimana telah diuraikan pada
pernyataan terdahulu, dapat diperoleh
sebuah pengertian bahwa, karakter
merupakan serangkaian sikap, perilaku,
motivasi, dan keterampilan seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak, sehingga ia dapat hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, dan
Negara.
III. TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Berbicara tentang wanita,
sepertinya tidak akan pernah ada
habisnya. Alasannya adalah karena wanita
itu sepertinya makhluk special yang
sengaja diciptakan tuhan dengan desain
yang begitu unik dengan spesifikasi
istimewa baik secara fisik maupun secara
psikologis. Keunikan wanita bisa
dipandang dari berbagai sisi dan sudut
pandang. Dengan begitu topic
pembahasan mengenai wanita tetap saja
menjadi topik yang menarik, tidak hanya
untuk kaum pria akan tetapi juga pada
wanita itu sendiri. Salah satu bahasan yang menarik
untuk dibahasa mengenai wanita adalah
sikap elegan yang dimiliki wanita. Elegan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 36
arti kata elegan adalah elok, rapi, anggun,
luwes. Ciri-ciri wanita elegan menurut
pandangan peneliti antara lain,1. Wanita
yang menjaga lidahnya, 2. Wanita yang
mampu menjaga hati,3. Wanita yang
mampu menjaga diri,4 Menjaga
kemurnan hatinya.5. Wanita yang mampu
menahan amarahnya, 6.Wanita berjiwa
besar yang berani mengakui kesalahannya
di muka umum ,7. Wanita yang mampu
menjaga diri dari kaum pria sehingga
kaum pria menghargainya bukan pria jadi
tertarik padanya,8. Wanita yang menjaga
kebesaran hati, 9. Wanita yang penuh
perhatian terhadap sesamanya,10. Wanita
tegar dalam situasi sesulit apapun,11.
Wanita yang tetap tenang dalam kondisi
sulit dan mampu menenangkan
sesamanya,12. Wanita yang tidak
gegabah, 13. Wanita yang bertanggung
jawab atas tugasnya dan atas dirinya
sendiri,14. Wanita yang mengerti cara
menghargai dan menghormati dirinya
sesamanya,15. Wanita yang memiliki
prinsip dan pendirian teguh,16. Wanita
yang mandiri,dan 17.Wanita yang
mempunyai kerendahan hati dan
kesabaran.
Peneliti mencoba menjabarkan
satu persatu hal-hal yang menjadi cirri-
ciri wanita elegan seperti pada pernyataan
terdahulu. Hal ini akan penulis mulai dari:
1.Wanita yang menjaga lidahnya dan
saling mengingatkan, wanita yang
menjaga lidahnya dan saling
mengingatkan adalah wanita yang
bertutur kata santun mengeluarkan
perkataan yang positif, menyejukkan hati,
lembut, berkata jujur dan benar yang
perkataannya berisi pengetahuan dan
kebijakan bukan wanita yang
kesukaannya bergosip. Selain itu saling mengingatkan orang lain bila akan
terjerumus ke hal-hal yang buruk atau
kesesatan.
“Sebagai teman, saya hanya bisa
mengingatkan. Dik Tin jangan
bermain api. Nanti anda sendiri
yang susah. Kasusnya bisa melebar.
Sebab bisa terjadi kontra unjuk rasa.
Sebab anak-anak” Suara
Mahasiswa” bukan tanpa pengaruh.
Orang yang berpikiranwaras akan
lebih berpihak pada mereka. Tidak
usah macam-macam Dik Tin. Kita
sadari saja bahwa kita ini tidak
bener. Dengan begitu masalahnya
tidak akan meluas.”(MB2003:90)
Bila kita simak kalimat dari
kutipan novel Merpati Biru tersebut,
jelaslah bahwa sangat ada hubungannya
dengan Alquran Surat Al-Ahzab ayat 70 -
71, yang artinya” Hai orang-orang
beriman, bertaqwalah kamu sekalian
kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar, niccaya Allah memperkbaiki
amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-
dosamu. Barang siapa menaati Allah dan
Rasulnya, maka ia telah mendapat
kemenangan yang besar.”
2.Wanita yang menjaga hatinya, menjaga
hati terhadap Tuhannya; wanita yang
menjaga hati terhadap tuhannya adalah
wanita yang memiliki hubungan yang
baik dengan tuhannya menjaga ibadahnya
dan tidak membiarkan cintanya terhadap
prianya lebih besar besar dibanding
cintanya terhadap Tuhannya.
Tiba-tiba hati Ken merasa damai
sekali, Inikah yang diebut sinar Ilahi?
Kata Fatimah temannya satu fakultas
yang selalu mengenakan kerudung itu.
Sinar Ilahi bisa dating dengan
segala cara. Menurut Fatimah sejahat-
jahatnya manusia kalau nur Ilahi sudah
dating manusia itu akan menjadi baik.
Nur Ilahi bisa membuat penjahat bertobat, suami tidak menyeleweng, atau isteri
selalu setia kepada suami, nur Ilahi
membuat pejabat takut korupsi, membuat
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 37
pedagang jujur kalau menimbang barang,
membuat anak patuh
“kamu percaya atau tidak, baru
beberapa menit yang lalu aku sudah
memutuskan untuk berhenti. Mbak
tidak ingin menjadi perempuan
yang terus-terusan kotor. Mbak juga
ingin menjadi manusia yang bersih,
sekalipun harus hidup sederhana.
Mbak Ken berhrap Tuhan
mengampuni” (MB2003:125 )
3.Wanita yang mampu menjaga diri dari
pria playboy dan tidak gampang dipikat
oleh pria. Wanita yang tidak gampangan
atau murahan, wanita yang tidak gampang
jatuh cinta hanya karena ketampanan,
kemampuan atau gombalan pria yang
mengerti dengan tepat bagaimana dirinya
sehingga dia tahu pria seperti apa yang
pantas dan dibutuhkan olehnya, sehingga
tidak dengan mudah jalan dengan banyak
pria dengan dalih” mencari yang cocok”
“ Ken pura-pura tidak mendengar.
Untuk apa mendengar pujian-pujian
gombal macam itu. Ken sudah
kenyang pengalaman menghadapi
para lelaki gombal. Terlalu banyak
memuji, jatuhnya ke seks juga.
“ Wah tawaran yang menarik”
“Terima kasih Zul, tapi maaf aku
tidak bisa terima. “
“Karena aku tidak tertarik untuk
bekerja di perusahaan kamu.
“Terima kasih Zul”
“ Bertahun-tahun kamu menghilang
dan tidak pernah memperlihatkan
batang hidungmu. Aku berusaha
melupakan kamu dan aku berhasil.
Tiba-tiba begitu saja kamu dating
dan menyatakan masih mencintai
aku”
Sungguh tidak pantas, kamu kira kamu dating dengan keperkasaan?
Kamu memamerkan perusahaan
kamu. Kamu hina aku dengan rasa
belas kasihan. Kamu tawari aku
pekerjaan dan sekaligus cinta”
“Tidak Zul, Bagiku sekarang kamu
hanya bagian dari masa laluku. Dan
harap kamu ketahui aku tidak akan
hidup dengan masa lalu. Sebab di
depanku menghampar luas masa
kini dan masa depan.”
“Kamu kira aku perempuan yang
tidak laku. Kamu kira kamu yang
berhak memberikan cinta kepadaku.
Dan rasanya tidak pantas kamu
dating lagi kepadaku dengan cinta,
sementara isteri dan anak-anakmu
menunggu di rumah. Mereka lebih
memerlukan cintamu. Jangan egois.
(MB2003;227- 231 )
4.Menjaga kemurnan hatinya, wanita
yang menjaga kemurnian hatinya adalah
wanita yang tulus dalam melakukan
segala sesuatu tidak ada kepura-puraan,
ikhlas dalam apapun yang dikerjakan
tidak menyimpan “sampah” yang tidak
berguna dalam hatinya. Hal ini bisa
dilihat dalam cuplikan berikut ini
“Saya ingin membantu.”
“Ya saya.”
Ya dia bukan anak setan saudara
Ben. Dia anak manusia, anak anda
dan Isteri anda.
“Tidak. Saya tidak menghibur.”
“Untung apa? Terus terang, saudara
Ben. Saat ini, saya memang sedang
menyusun skripsi tentang pengaruh
kasih saying orang tua terhadap
anak cacat jiwa. Kalau itu saudara
anggap, saya mencari untung dari
penderitaan orang lain, terserahlah.
Tapi bukan itu tujuan saya. Selama
ini, saya hanya melihat anak-anak
itu justeru ditelantarkan orang tua
mereka sendiri. Mereka merasa malu memiliki anak cacat. Padahal,
anak-anak itu tidak salah sama
sekali. Mereka cacat mungkin
akibat perilaku orang tuanya
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 38
sendiri. Setelah mereka lahir tidak
sempurna, dimaki sebagai anak
setan, anak terkutuk. Padahal,
orang-orang itu tidak bisa
mengingkari kenyataan bahwa
mereka darah dagingnya sendiri.
Ben diam saja mendengarkan
penjelasan panjang lebar dari Ken.
“ Padahal, anak-anak itu perlu
pertolongan. Pertama-tama tentu
harus dari orang tuanya sendiri.
Tapi, kalau orang tuanya acuh, dan
tidak peduli. (MB2003;188- 189 )
Kutipan tersebut menggambarkan
betapa murninya hati seorang Ken wanita
yang dicap sebagai sampah masyarakat
masih memiliki hati yang mulia mau
menolong dengan ikhlas pada orang yang
kurang beruntung.
5.Wanita yang mampu menahan
amarahnya sendiri dan menjadi peredam
amarah sesamanya dengan tutur kata dan
bahasa tubuhnya. Hal ini terlihat dalam
cuplikan berikut
“Untung apa? Terus terang, saudara
Ben. Saat ini, saya memang sedang
menyusun skripsi tentang pengaruh
kasih saying orang tua terhadap
anak cacat jiwa. Kalau itu saudara
anggap, saya mencari untung dari
penderitaan orang lain, terserahlah.
Tapi bukan itu tujuan saya. Selama
ini, saya hanya melihat anak-anak
itu justeru ditelantarkan orang tua
mereka sendiri. Mereka merasa
malu memiliki anak cacat. Padahal,
anak-anak itu tidak salah sama
sekali. Mereka cacat mungkin
akibat perilaku orang tuanya
sendiri. Setelah mereka lahir tidak
sempurna, dimaki sebagai anak setan, anak terkutuk. Padahal,
orang-orang itu tidak bisa
mengingkari kenyataan bahwa
mereka darah dagingnya sendiri.
Ben diam saja mendengarkan
penjelasan panjang lebar dari Ken.
“ Padahal, anak-anak itu perlu
pertolongan. Pertama-tama tentu
harus dari orang tuanya sendiri.
Tapi, kalau orang tuanya acuh, dan
tidak peduli. (MB2003;188- 189)
Bila kita simak dengan seksama
dari cuplikan tersebut terlihat sangat jelas,
bahwa wanita tersebut dalam hal ini Ken,
menguasai perasaann amarah pada
dirinya, dan berusaha menenangkan pria
tersebut kemarahan dirinya bisa reda dan
dia bisa menaklukan hatinya. Bahasa
halus dan ketegasannya mampu
meluluhkan hati Ben.
6.Wanita berjiwa besar yang berani
mengakui kesalahannya di muka umum.
Mengakui kesalahan diri sendiri adalah
masalah yang sulit. Akan tetapi bila itu
berhasil dilakukan adalah suatu hal yang
lauar biasa sehingga siapa pun akan
menaruh hormat padanya. Tindakan yang
salah satu sikap elegan yakni mampu
memberikan pernyataan salah
memberikan dukungan pada orang yang
salah adalah sangat terpuj, apalagi
klarifikasi itu dilakukannya di muka
umum. Hal itu bisa kita lihat dalam
cuplikan berikut
“Pak Kunto dan saudara-saudara
sekalian, saya hanya ingin
mencabut dukungan saya kepada
Han untuk meminta saudara Satrio
mundur. Ternyata, Han pengecut.
Kalau ia satria, mengapa harus lri?
Di sini saya tidak perlu merasa malu
menyatakan bahwa saudara Satrio
paling pantas untuk memimpin
Sema. Sekian dan terima kasih.”
(MB2003;266)
Bila kita simak dengan seksama
dari cuplikan tersebut terlihat sangat jelas,
bahwa wanita tersebut sangat berjiwa
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 39
besar sanggup meminta maaf atas
kesalahannya memberikan dukungan pada
orang yang salah.
7.Wanita yang mampu menjaga diri dari
kaum pria sehingga kaum pria
menghargainya bukan pria jadi tertarik
padanya. Wanita yang mampu menjaga
diri di hadapan semua orang terutama
kaum laki-laki adalah salah satu cirri
sikap elegan. Hal ini bisa dilihat dalam
cuplikan berikut,
“ Begini mas Ben. Sekarang sudah
panggil Mas, bagaimana kalau anda
tidak memanggil nona kepada
saya.”
“ Saya Harus panggil apa?”
“ Yah, Ken saja boleh tanpa nona.
Atau Ken dan di depannya ditaruh
dik, jadi Dik Ken.
“ Saya setuju Dik Ken.”
Bila kita simak dengan seksama
dari cuplikan tersebut terlihat sangat jelas,
bahwa wanita tersebut dalam hal ini Ken
mengetahui cara bagaimana dirinya harus
menempatkan dirinya di depan pria agar
pria bisa menghargaiya bukan karena
ketertarikan pada kecantikannya atau
yang lainnya, akan tetapi justeru pada
keluhuran jiwanya dan budi
bahasanya.hal ini juga terlihat dalam
cuplikan berikut,
Ken ingat beberapa waktu lalu
seorang bos dari Jakarta menawari
pekerjaan.Bos itu terus terang
mengatakan ingin menjadikannya
isteri simpanan. Enaknya, jadi aku
bekerja hanya sebagai kedok.
Memang aku pelacur, kotor, nista,
tapi bagiku isteri simpanan lebih
nista. Para lelaki boleh saja
membeli tubuhku tanpa ikatan apa-apa, aku tidak ingin punya ikatan
emosional dengan lelaki manapun
yang punya isteri. Aku tidak ingin
menyita cinta kasih saying seorang
suami terhadap isteri dan anak-
anaknya. (MB2003:81-82).
8. Menjaga kebesaran hatinya, wanita
yang menjaga kebesaran hatinya adalah
wanita yang dalam keadaan apapun,
sekalipun itu menyakitkannya tetap dapat
berbesar hati. Wanita ini bisa berbicara
baik dan tepat meski ada
ketidaksukaannya sehingga terhindar dari
pertengkaran yang membabi buta.
Dalam hidup ini memang banyak
yang tidak terduga . seperti misalnya, Ken
tidak pernah membayangkan akan
bertemu lagi dengan Zulkifli. Dan ia pun
tidak pernah mengharapkan bertemu
dengan Zul, lelaki yang bagi Ken
sotoloyo itu. Apalagi sekarang ini ia
merasa sudah punya Satrio. Bagi Ken
bertemu dengan Zul hanya akan
menggugah kenangan lama yang lebih
banyak pahitnya dibandingkan dengan
manisnya. Zul baginya adalah symbol
masa lalu, sedangkan Satrio merupakan
symbol masa kini dan masa depan.
Karena itulah, ketika sore itu, tiba-
tiba Zul muncul di rumahnya, mula-
mula ia anggap sebuah mimpi di
siang hari. Beberapa menit
kemudian, ia merasakan
(MB2003:225) belum selesai
Melihat cuplikan tersebut nyatalah
bahwa gadis yang bernama Ken adalah
sosok wanita sabar, wanita yang bisa
berbicara baik dan tepat meski ada
ketidaksukaannya sehingga terhindar dari
pertengkaran dengan orang yang
diajaknya berbicara
9.Wanita yang penuh dengan perhatian
terhadap sesamanya
Ken merasakan bahwa sebenarnya
Ben ini baik. Ia tidak melihat di mana letak keberandalan lelaki ini.
Namun, ia tidak tahu bagaimana
perilaku Ben di tempat lain. Ia juga
tidak tahu, mengapa ia dipanggil
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 40
boss di diskotik itu? Apakah ia
memang pemiliknya? Kalau sebagai
pemilik diskotek, kenapa ia harus
merahasiakan kepada isterinya?
Bagi Ken sejauh ini Ben memang
maih misterius. Namun ia tidak
peduli. Sebab bagina yang penting,
ia bisa bertemu dengan Andi. Dan,
ia akan berusaha membantu anak iu
sejauh ia bisa.
Melihat cuplikan tersebut nyatalah
bahwa gadis yang bernama Ken memiliki
naluri dan perasaan Wanita yang penuh
dengan perhatian terhadap sesamanya
yakni sebagai manusia mahluk tuhan. Dia
bisa merasakan bahwa betapa
menderitanya seorang manusia yang lahir
kedunia dalam keadaan cacat tidak
mendapatkan perhatian. Berangkat dari
situlah ia begitu besar hasratnya untuk
menolongnya. Di lain sisi Ken sangat
menghargai lawan bicara saat orang lain
bercerita mengutarakan isi hatinya. Hal in
ibis dilihat dalam cuplikan berikut
“boleh aku cerita, Dik Ken?”
“Silakan Mas Ben. Saya senang
sekali kalau anda mau bercerita
kepada saya. Sebab hal itu berarti
anda memang mempercayai saya.”
Ben lama terdiam seperti tercenung.
Ken dengan sabar menunggu.
Melihat ekspresi wajahnya. Ken
menduga lelaki di depannya itu
sudah lama menanggung beban
berat di hatinya. Mungkin selama
ini, ia tidak tahu kepada siapa ia
harus menumpahkan segala
perasaan. Ben mematikan rokok di
asbak. Memandang Ken.
(MB2003:196-197)
10.Wanita tegar dalam situasi sesulit
apapun. Biasanya wanita akan putus asa bila menghadapi permasalahan yang
sangat rumit, akan tetapi berbeda dengan
tokoh wanita ini. Dia tidak mau larut
dalam kesedihan akibat kebangkrutan
usaha ayahnya dan putus cinta dengan
kekasihnya. Hal ini bisa kita simak dalam
kutipan berikut
“Bapak dan ibu justeru kagum
kepada kamu. Kamu perempuan
kuat, nduk. Kamu bisa dijadikan
contoh. Kamu tidak hancur, ketika
orang tuamu hancur. Kamu tegak
berdiri bagaikan karang di lautan
luas. Kamu bisa mandiri dan bahkan
selama beberapa tahun kamu telah
menjadi tulang punggung keluarga.”
(MB2003:108-109)
Bila kita cermati cuplikan tersebut
nyata bahwa, tokoh wanita tersebut sangat
ulet dan mandiri sehingga mampu
menghidupi diri sendiri, dan keluarga
demi menyambung hidupnya. Dia tidak
ikut hancur bersamaan kebangkrutan
usaha keluarganya.
11.Wanita yang tetap tenang dalam
kondisi sulit dan tetap tersenyum ketika
dirinya menghadapi masalah seberat apa
pun dan lebih memilih diam daripada
membalas,mampu menenangkan dirinya
dan sesamanya. Hal ini terlihat dalam
cuplikan berikut,
Ken diam saja membiarkan Ben
melepaskan emosinya. “ Saya ingin
membantu.” “Dia bukan anak seten
saudara Ben. Dia anak manusia.
Anak anda dan isteri anda.” “ Tidak,
Saya tidak menghibur.” “Untung
apa?” terus terang, saudara Ben.
Saat ini, saya memang sedang
menyusun skripsi terhadap
pengaruh kasih saying orang tua
terhadap anak cacat jiwa. Kalau itu
saudara anggap saya mencari
untung dari penderitaan orang lain,
terserahlah.tapi, bukan itu tujuan
saya. Selama ini, saya hanya melihat anak-anak itu justeru
ditelantarkan orang tua mereka
sendiri. Mereka malu mempunyai
anak cacat. Padahal, anak-anak itu
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 41
tidak memiliki salah sama sekali.
Mereka cacat mungkin akibat
perilaku orang tuanya sendiri.
Setelah mereka lahir tidak
sempurna, dimaki sebagai anak
setan,anak terkutuk. Padahal orang-
orang itu tidak bisa mengingkari
kenyataan , bahwa mereka mereka
darah dagingnya sendiri. “ padahal,
anak-anak itu perlu pertolongan.
Pertama-tama tentu harus dari orang
tuanya sendiri. Tapi, kalau orang
tuanya acuh dan tidak peduli.” Ken
meninggalkan diskotik dengan
perasaan gembira. Ternyata, Ben
tidak seburuk yang dikatakan Vitri
dan Fred. (MB2003:188 – 189)
Dada ken berdebar keras. Tapi ia
mencoba tersenyum. Ia mendekati
kerumunan itu.
“ kamu sudah baca ini?” Wiwied
mendekati Ken.
“Aku sudah baca.”
“Bagaimana komentar kamu?”
“Nggak punya komentar. Mau
komentar apa?”
“Ken ternyata ada juga teman kita
yang begituan.”
Ken diam saja. Apakah Wiwied
menyindirnya? Ken tidak tahu pasti.
Bisa jadi Wiwied menyindirnya.
Tapi bisa jadi memang ia tidak tahu.
(MB2003:64-65)
Menyimak cuplikan tersebut
sangatlah jelas bahwa, bila wanita yang
tetap tenang dalam kondisi sesulit pasti
akan mampu menenangkan sesamanya,
karena pada intinya kemarahan dan emosi
janganlah dilawan dengan kemarahan dan
emosi.
12.Wanita yang tidak gegabah. Wanita akan semakin dihormati dan menjadi
elegan bila dirinya mampu tampil dengan
sempurna bila mampu menghadapi
sesuatu dengan hati-hati dan tidak
gegabah. Hal ini dapat dilihat dalam
cuplikan berikut,
“ Ken mamandang Tinike. Sampai
demikian jauh, pikirnya. Aku harus
hati-hati. Aku belum tahu betul
siapa Tinike. Dan perempuan itu
mengajaknya untuk bermain api. Ia
curiga, jangan-jangan ada pihak lain
yang berdiri di belakang Tinike.”
(MB 2003:88).
“Tadi sudah saya katakana saya
tersinggung. Saya juga marah dan
sakit hati. Namun setelah saya
renungkan, semua itu tidak ada
gunanya. Seperti kata teman saya,
kita ini kan membungkus kotoran.
Kalau kotoran itu orang lain, bukan
salah mereka. Tetapi, salah kita,
karena kita memang membungkus
kotoran. Semua orang tahu dik Tin,
kotoran itu berbau busuk dan orang
yang menciumnya akan uring-
uringan. (MB 2003:89-90)
Melihat kutipan tersebut bila kita
rasakan bahwa Ken merupakan wanita
yang tidak gegabah dalam melangkah.
Dirinya penuh perhitungan dan punya
kewaspadaan tingkat tinggi, apalagi pada
orang yang baru dikenalnya. Hal ini
membuktikan bila dirinya tidak mau
terjebak dengan permainan orang lain
yang akan menjerumuskannya ke lembah
kesesatan.
13. Wanita yang bertanggung jawab atas
tugasnya dan atas dirinya sendiri.
14.Wanita yang mengerti cara
menghadapi, menghargai dan
menghormati dirinya pada sesamanya.
“Selamat pagi, Andi”
Andi tidak peduli. Mungkin ia tidak
mendengar, piker Ken. Ia lebih mendekat. Ken berjongkok di depan
Andi. Ken Menggamit pundak anak
kecil itu. Tiba-tiba,‟plak‟, Andi
memukul lengan Ken dengan kayu
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 42
di tangannya. Ben terkejut dan lari
mendekat.
“Kurang ajar! Kamu apakan tante
Ken? Anda tidak apa-apa?”
Ken tersenyum.
“Tidak apa-apa, Mas Ben.”
Ken tetap berjongkok di depan anak
itu.
“Awas dik Ken, dia bisa melukai
anda.”
“Jangan khawatir, Mas Ben. Ia
masih curiga kepada saya.”
(MB2003:206)
Melihat cuplikan tersebut nyatalah
bahwa, Ken seorang Wanita yang
mengerti cara menghadapi, menghargai
dan menghormati dirinya pada
sesamanya, sehingga ketika berhadapan
dengan orang yang keras, brutal, dan
keterbelakangan mental pun tetap
menjunjung rasa kemanusiaannya.
15.Wanita yang memiliki prinsip dan
pendirian teguh. Manusia hidup memang
harus memiliki prinsip dan pendirian yang
teguh guna menentukan jalan hidupnya.
Apalagi bila harus berhadapan dengan
hal-hal yang memang harus
dipertahankan.seperti halnya dengan
wanita bernama Sito ketika dia
berhadapan dengan keadaan harus
menegakkan kebenaran dirinya tidak malu
dan rendah hati untuk mengakui
kesalahannya dan sanggup meminta maaf.
Hal ini tertuang dalam cuplikan berikut”
“Pak Kunto dan Saudara-saudar
sekalian, saya hanya ingin
mencabut dukungan saya kepada
Han untuk meminta saudara Satrio
mundur. Ternyata, Han pengecut.
Kalau ia satria, mengapa harus laru?
Di sini saya tidak perlu merasa malu menyatakan bahwa saudara Satrio
paling pantas untuk memimpin
Sema. Sekian terima kasih.”
(MB2003:266)
Pada cuplikan tersebut terlihat
sangat jelas bahwa, seseorang yang telah
melakukan suatu kesalahan dengan
memberikan dukungan pada oorang yang
ternyata salah. Akan tetapi beliau dengan
perasaan rendah hati dan jiwa satria
berani mengakui kesalahannya di muka
umum dan menyatakan meminta maaf.
Sikap seperti ini sangat jarang dimiliki
oleh orang lain.
16.Wanita yang mandiri, salah satu
wanita yang elegan adalah adanya
kemandirian hidup yang dijalaninya.
Setelah sekian lama hidup menderita
akibat bangkrut usaha ayahnya ditambah
lagi ditinggalkan lelaki pujaannya akibat
miskin tidaklah membuat tokoh ini putus
asa. Ia mampu bangkit dan mampu
mendogakkan wajahnya tanda ia mampu
mandiri. Hal ini bisa dilihat dalam
cuplikan berikur
“Gombal kamu Satrio. Masa sih,
aku menerima tawarannya? Kamu
kira, aku ingin kembali bergantung
kepada lelaki egois itu. Atau kamu
kira, aku tidak dapat pekerjaan
lain?” MB2003:233)
Dari cuplikan tersebut,
menunjukkan bila tokoh Ken adalah
sosok wanita yang mandiri dalam
menghadapi berbagai hal masalah.
Terbukti ketika ia menolak dengan tegas
tawaran laki-laki mantan pacarnya untuk
bekerja di perusahaannya.
17.Wanita yang mempunyai kerendahan
hati dan kesabaran. Wanita biasanya
memiliki kesabaran sangat luar biasa dan
kerendahan hati. Akan tetapi tidak semua
wanita tidak bisa mewujudkan itu semua. Akan tetapi hal kesabaran dan kerendahan
hati bisa terlihat seorang yang elegan
dalam cuplikan berikut,
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 43
Sebagai perempuan yang sudah
berpengalaman menghadapi berbagai
macam tipe lelaki, Ken menduga apa
yang dikatakan om Broto mungkin hanya
rayuan gombel. Mana ada sih lelaki yang
jatuh cinta kepada pelacur? Memang
banyak lelaki gombel. Gombaaaal?!
“Om Broto, Om Broto. Seanggun-
anggunnya orang seperti saya, ya
tetap kotor.”
Ken mencium wajah Om Broto
dengan lemtut. Mereka
berpandangan. Ternyata tidak
semua lelaki butuk. Biasanya lelaki
tidak mau mengakui kelemahannya.
Biasanya kalau lekali gagal
kesalahan ditimpakan kepada
perempuan.
“Saya ingin mengembalikan uang
ini kepada Om. Saya hanya akan
mengambil bagian Mama Ani.
Rasanya saya tidak pantas
menerima uang ini Om. Om Broto
tidak mengapa-apakan saya.
Apakah pantas Om?” (MB 2003:47-
51)
Melihat cuplikan tersebut terlihat
sangat jelas bahwa meskipun dirinya
sebagai perempuan panggilan, tokoh
tersebut masih memiliki kerendahan hati
dan kesabaran yang tinggi sehingga orang
yang dihadapinya pun merasa segan dan
ketenangan jiwa. Sehingga orang yang
membokinya pun menaruh hormat pada
tokoh Ken meskipun dia seorang
perempuan panggilan.
Seperti itulah kira-kira wanita
elagan itu. memang tidak mudah menjadi
wanita, karna segala tindak tanduk dan
tutur kata bahkan gesture dan bahasa
tubuhnya sering kali menjadi pembicaraan
yang hangat dimana saja, sering disalah mengerti dan begitu banyak peraturan
kepada wanita, harus begini harus begitu,
tapi untuk semua para wanita, tetaplah
menjadi dirimu sendiri, jalankan apapun
yang engkau yakin itu baik untuk dirimu,
selama itu adalah kebenaran
Tetap positif. Jaga pikiranmu dari
segala prasangka buruk tentangnya. Tak
peduli siapa yang menyakiti siapa, ketika
hubungan kalian hancur, kalian berdua
sama-sama mengalami kegagalan. Kalian
berdua menanggung beban yang sama
untuk dapat melanjutkan hidup dengan
utuh setelah kegagalan tersebut. Kalian
berdua sama-sama ingin mencari
kebahagiaan baru, teruslah melangkah
maju seakan kebahagiaanmu telah tampak
di depan sana.
V. PENUTUP
Emas tidak selamanya ada di
tempat yang baik, kadang ada juga ada di
tempat yang sangat kotor. Pantaslah
pepatah ini diberikan pada tokoh cerita
yang ada dalam novel Merpati Biru karya
Achmad Munif. Alasannya jelas bahwa
wanita baik yang memiliki sikap elegan
bisa tampil dari dunia hitam khususnya
prostitusi. Hal ini bisa dibuktikan dari isi
novel ini, sehingga berbagai pelajaran
bisa diambil dari dalam novel ini.
Sebagai saran, janganlah kita
senantiasa memandang remeh sesuatu hal
dari kutit luarnya akan tetapi pelajarilah
dari keseluruhannya, sehingga kita tidak
terjebak dalam zuudzon pada sesuatu
yang kelihatan jelek dari luarnya. Bila
sudah telanjur menilai dari luarnya saja
dan ternyata kenyataanya berbalik 180ᵒ
maka akan malulah kita.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran
Nilai Karakter.Jakarta: PT. Raja
Gravindo Persada.
Arismantoro. 2008. Character Building.
Yogyakarta: Tiara Wacana. Munif, Achkmad. 2003. Merpati Biru.
Yogyakarta: Navila.
Nurgiyatoro,Burhan.1995.Teori
Pengkajian
Universitas Muria Kudus SEMAI (Seminar Masyarakat Ilmiah) I 2018
“Mengungkap Kebenaran melalui Linguistik Forensik” ∣ 44
Fiksi.Yogyakarta:Gajahmada
University Press
Waluyo.Herman J . 2002. Drama, Teori
dan Pengajarannya. Yogyakarta,
Hanindita.
Puspoprojo.W.1999.Filsafat
Moral:Kesusilaan dalam Teori dan
Praktik. Jakarta: Pustaka Grafika.
Ramadani, Dina.2016.Apresiasi Sastra
Prosa Indonesia.
Stanton. Robert. 2007. Teori Fiksi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami
Cerita Rakaan, Jakarta: Pustaka Jaya
Waluyo.Herman J .2002. Drama, Teori
dan Pengajarannya. Yogyakarta,
Hanindita.
W.J.S. Poerwadarminta 2013. Kamus
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-
lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html