universitas indonesia - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-pr-evelina.pdf ·...

113
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK. JL. RAYA BOGOR KM 38, DEPOK PERIODE 1 FEBRUARI 28 MARET 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER EVELINA, S. Farm 1206313053 ANGKATAN LXXVI FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2013 Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Upload: doankiet

Post on 27-Aug-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK.

JL. RAYA BOGOR KM 38, DEPOK

PERIODE 1 FEBRUARI – 28 MARET 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

EVELINA, S. Farm

1206313053

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK.

JL. RAYA BOGOR KM 38, DEPOK

PERIODE 1 FEBRUARI – 28 MARET 2013

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker

EVELINA, S. Farm

1206313053

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

iii

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pada Praktek

Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai kelulusan

pada Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi. Penulis menyadari bahwa

tugas akhir ini dapat Penulis buat dan selesaikan karena bantuan dari berbagai

pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak I Made Adhi G., S.Si., Apt. sebagai pembimbing yang telah

memberikan bimbingan selama melaksanakan PKPA di PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk. dan menyusun tugas akhir.

2. Bapak Sutriyo, M.Si., Apt. sebagai dosen pembimbing dari Program Profesi

Apoteker Fakultas Farmasi UI, yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan selama melaksanakan PKPA dan menyusun tugas akhir.

3. Bapak Drs. M. Sumarno, Apt. sebagai Plant Director PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk. yang telah mengizinkan dan memberikan

fasilitas kepada para mahasiswa peserta PKPA.

4. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi

UI.

5. Bapak Dr. Harmita, Apt., sebagai Ketua Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi UI yang telah memberikan dukungan dan motivasi selama penulis

menempuh pendidikan di Farmasi UI.

6. Bapak Heilman Yunansyah, ST, selaku Continous Improvement Manager PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. yang telah memberikan saran dan

berbagi ilmu pengetahuan selama pelaksanaan PKPA dan penyusunan tugas

akhir.

7. Ibu Ika Kartikaningrum selaku GMP and Technical Training Section Head

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, atas saran dan ilmu pengetahuan

yang diberikan selama pelaksanaan hingga penyusunan laporan PKPA.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

v

8. Seluruh manager dan karyawan di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis melaksanakan PKPA.

9. Seluruh staf pengajar dan karyawan Program Profesi Apoteker Fakultas

Farmasi yang telah banyak memberikan bekal ilmu, berbagi pengalaman, dan

pengetahuan kepada penulis selama masa studi di Fakultas Farmasi.

10. Seluruh teman-teman Apoteker UI angkatan LXXVI yang mendukung dan

bekerja sama selama perkuliahan dan pelaksanaan PKPA.

11. Ayah, Ibu, kakak dan sahabat karib yang telah memberikan dukungan moral

dan material yang tidak terhingga kepada penulis.

12. Semua pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan selama PKPA

dan penyusunan laporan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga tugas akhir ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Penulis

2013

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Evelina

NPM : 1206313053

Program Studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis Karya : Laporan Praktek Kerja

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya akhir saya yang berjudul :

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk. Jl. Raya Bogor Km 38, Depok Periode 1 Februari – 28 Maret 2013

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/format-

kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 30 Juli 2013

Yang menyatakan

(Evelina)

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR .............. vi

DAFTAR ISI .................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 3

2.1 Industri Farmasi ................................................................................ 3

2.2 Pengertian Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ...................... 6

2.3 Aspek-aspek CPOB ........................................................................... 8

2.3.1 Manajemen Mutu ....................................................................... 8

2.3.2 Personalia................................................................................... 11

2.3.3 Bangunan dan Fasilitas .............................................................. 11

2.3.4 Peralatan .................................................................................... 13

2.3.5 Sanitasi dan Higiene .................................................................. 15

2.3.6 Produksi ..................................................................................... 16

2.3.7 Pengawasan Mutu ...................................................................... 18

2.3.8 Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit Persetujuan Pemasok ...... 19

2.3.9 Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan ............. 20

2.3.10 Dokumentasi .............................................................................. 22

2.3.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak ......................... 24

2.3.12 Kualifikasi dan Validasi ............................................................ 24

2.4 Kompetensi Apoteker Praktisi Industri ............................................. 25

2.4.1 CareGiver ................................................................................... 25

2.4.2 Decision Maker.......................................................................... 26

2.4.3 Communicator ........................................................................... 26

2.4.4 Leader ........................................................................................ 26

2.4.5 Manager ..................................................................................... 26

2.4.6 Life Long Learner ...................................................................... 27

2.4.7 Teacher ...................................................................................... 27

BAB 3 TINJAUAN KEGIATAN ........................................................... 28

3.1 PT. Taisho Pharmaceutical International .......................................... 28

3.2 PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk........................................ 29

3.3 Value Stream ..................................................................................... 30

3.3.1 Value Stream Cream .................................................................. 30

3.3.2 Value Stream Liquid .................................................................. 31

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

viii

3.3.3 Value Stream Diamond .............................................................. 31

3.4 Plant Logistic .................................................................................... 31

3.4.1 Warehouse (Gudang) ................................................................. 31

3.4.2 PPIC and S&OP......................................................................... 35

3.4.3 New Product Planning & Shipment Coordinator ...................... 36

3.5 Quality Operational Departement .................................................... 36

3.5.1. Quality Control (QC)................................................................. 36

3.5.2. Quality Assurance (QA)............................................................. 38

3.5.3. Training ..................................................................................... 42

3.6 Technical Service Departement ........................................................ 42

3.6.1 Manufacturing Technology ........................................................ 43

3.6.2 Packaging Development ............................................................ 44

3.7 Maintanance Engineering and EHS Departement ............................ 45

3.7.1 Maintenance and Engineering ................................................... 45

3.7.2 Occupancy ................................................................................. 46

3.7.3 Utility ......................................................................................... 46

3.7.4 Project ....................................................................................... 47

3.7.5 Environment, Health, and Safety Committee............................. 48

3.8 Lean Continous Improvement ........................................................... 51

BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................... 52

4. 1. Manajemen mutu ............................................................................... 52

4. 2. Personalia .......................................................................................... 52

4. 3. Bangunan dan fasilitas ...................................................................... 53

4. 4. Peralatan ............................................................................................ 54

4. 5. Sanitasi dan Higiene .......................................................................... 55

4. 6. Produksi ............................................................................................ 56

4. 7. Pengawasan Mutu ............................................................................. 60

4.7.1 Kualifikasi, Kalibrasi, dan Maintenance Alat Laboratorium .... 61

4.7.2 Penanganan Reference Standard ................................................ 61

4.7.3 Program Uji Stabilitas ............................................................... 62

4.7.4 Validasi Metode Analisis........................................................... 62

4.7.5 Pengujian Sampel bahan Baku dan Bahan Pengemas ............... 62

4.7.6 Monitoring Program Air dan Lingkungan ................................. 62

4. 8. Inspeksi Diri dan Audit Mutu ........................................................... 63

4.8.1 Inspeksi Diri .............................................................................. 63

4.8.2 Audit Mutu ................................................................................ 64

4. 9. Penanganan Keluhan Terhadap Obat, Penarikan Kembali Obat

dan Obat Kembalian .......................................................................... 64

4. 10. Dokumentasi ..................................................................................... 66

4. 11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak ................................. 67

4.11.1 Pemberi Kontrak ........................................................................ 67

4.11.2 Penerima Kontrak ...................................................................... 68

4.11.3 Kontrak ...................................................................................... 68

4. 12. Kualifikasi dan Validasi .................................................................... 68

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

ix

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 71

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 71

5.2. Saran .................................................................................................. 71

DAFTAR ACUAN ....................................................................................... 72

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk ........................................................................ 73

Lampiran 2. Struktur organisasi Value Stream Cream .............................. 74

Lampiran 3. Struktur organisasi Value Stream Liquid .............................. 75

Lampiran 4. Struktur organisasi Value Stream Diamond .......................... 76

Lampiran 5. Struktur organisasi Plant Logistic Department ..................... 77

Lampiran 6. Label identifikasi material di warehouse .............................. 78

Lampiran 7. Struktur organisasi Quality Operational Department ............ 79

Lampiran 8. Struktur organisasi Maintenance Engineering and

EHS Department ................................................................... 80

Lampiran 9. Diagram HVAC .................................................................... 81

Lampiran 10. Alur pengolahan Purified Water ........................................... 82

Lampiran 11. Struktur organisasi Lean Continous Improvement ............... 83

Lampiran 12. Label kebersihan ................................................................... 84

Lampiran 13. Label In Process .................................................................... 85

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negera

Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan

dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan

ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. Setiap orang

memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

kesehatan dan pelayan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau (Presiden

Republik Indonesia, 2009).

Industri farmasi merupakan salah satu industri strategis yang menyangkut

kesehatan manusia. Melalui perannya dalam bidang pembuatan obat, industri

farmasi dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Industri

farmasi memiliki moral dan tanggung jawab sosial untuk senantiasa menghasilkan

produk obat yang memenuhi standar mutu, khasiat, dan keamanan. Oleh karena

itu, industri farmasi menjadi salah satu industri yang dikontrol dan diawasi dengan

ketat oleh pemerintah dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baik

dalam segi perizinan, produksi, peredaran, maupun kualitas obat yang diedarkan.

Industri farmasi harus memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang

Baik (CPOB) dalam melakukan produksi obat jadi. Dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 dijelaskan

bahwa pedoman pembuatan obat yang baik dan benar diseluruh aspek kegiatan

produksi bertujuan untuk memastikan bahwa sifat maupun mutu obat yang

dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan

sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pedoman ini juga dimaksudkan untuk

digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan aturan internal

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

2

Universitas Indonesia

sesuai kebutuhan (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,

2012).

Apoteker memiliki peran yang penting dalam industri farmasi agar obat

yang dihasilkan bermutu, aman dan berkhasiat. Kedudukan Apoteker diatur dalam

CPOB, yaitu sebagai penanggung jawab produksi, pengawasan mutu dan

pemastian mutu sehingga seorang Apoteker dituntuk untuk memiliki wawasan,

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam mengaplikasikan dan

mengembangkan ilmunya secara professional agar dapat mengatasi permasalahan-

permasalahan yang muncul di industri farmasi.

Calon Apoteker perlu mendapat bekal pengetahuan dan pengalaman yang

memadai agar memenuhi standart kompetensi yang diperlukan. Salah satu cara

untuk mencapainya adalah melalui kegiaan praktek kerja profesi di industri

farmasi. Oleh karena itu, Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk. menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker

(PKPA). Pada PKPA ini peserta mendapat tugas untuk mengamati dan

mempelajari langsung kegiatan yang dilaksanakan di PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia. Pelaksaan praktek kerja berlangsung dari tanggal 1 Februari 2013

hingga 28 Maret 2013. Melalui praktek kerja ini diharapkan mahasiswa calon

Apoteker dapat mengambil manfaat dan ilmu sebanyak mungkin yang dapat

diaplikasikan dengan baik untuk kepentingan dunia kesehatan.

1.2 Tujuan

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di industri farmasi bagi pada

calon Apoteker bertujuan untuk :

a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang segala aspek industri

farmasi yang berhubungan dengan CPOB serta mengetahui penerapan CPOB

di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

b. Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab Apoteker dalam

industri farmasi khususnya di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. yang

diharapkan dapat menjadi bekal untuk menghadapi dunia kerja yang

sesungguhnya.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1 Industri Farmasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1799/MENKES/PER/XII/2010, industri farmasi adalah badan usaha yang

memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat

atau bahan obat meliputi seluruh tahapan kegiatan dalam menghasilkan obat mulai

dari pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan,

pengawasan mutu, dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk

didistribusikan. Setiap industri farmasi wajib memiliki izin industri farmasi dari

Direktur Jenderal. Wewenang pemberian izin dilimpahkan kepada Badan

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan harus memenuhi persyaratan Cara

Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Persyaratan lain untuk memperoleh izin

industri farmasi terdiri atas (Menteri Kesehatan, 2010):

a. Berbadan usaha berupa perseroan terbatas.

b. Memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat.

c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

d. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga Negara

Indonesia masing-masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu,

produksi, dan pengawasan mutu.

e. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung

dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian.

f. Industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB yang dibuktikan dengan

sertifikat CPOB.

g. Pengajuan permohonan persetujuan prinsip untuk pendirian usaha industri

farmasi diajukan kepada Direktur Jenderal. Permohonan persetujuan prinsip

dilakukan oleh industri Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal

Dalam Negeri, harus memperoleh Surat Persetujuan Penanaman Modal dari

instansi yang menyelenggarakan urusan penanaman modal sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan. Persetujuan prinsip diberikan setelah

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

4

Universitas Indonesia

pemohon memperoleh persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari

kepala BPOM.

h. Setiap industri farmasi wajib melakukan farmakovigilans. Bila industri

farmasi menemukan obat dan atau bahan obat hasil produksinya yang tidak

memenuhi standar dan atau persyaratan keamanan, khasiat/keamanan dan

mutu, industri farmasi wajib melaporkan hal tersebut kepada Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan.

Persyaratan pada poin (a) dan (b) tidak diperlukan bagi pemohon izin

industri farmasi milik Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara

Republik Indonesia (Menteri Kesehatan, 2010).

Izin usaha industri farmasi diberikan kepada pemohon yang telah siap

berproduksi sesuai persyaratan CPOB. Izin industri farmasi diberikan oleh

Menteri Kesehatan dan wewenang pemberian izin dilimpahkan kepada Badan

Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) (Menteri Kesehatan, 2010).

Setelah selesai melaksanakan tahap persetujuan prinsip, industri farmasi

dapat mengajukan permohonan izin industri farmasi. Permohonan izin industri

farmasi diajukan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala

Badan dan kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Surat permohonan izin

industri farmasi harus ditandatangani oleh direktur utama dan apoteker

penanggung jawab pemastian mutu dengan kelengkapan sebagai berikut:

a. Fotokopi persetujuan prinsip Industri Farmasi.

b. Surat Persetujuan Penanaman Modal untuk Industri Farmasi dalam rangka

Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri.

c. Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan.

d. Jumlah tenaga kerja dan kualifikasinya.

e. Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan

Lingkungan /Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

f. Rekomendasi kelengkapan administratif izin industri farmasi dari kepala dinas

kesehatan provinsi.

g. Rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB dari Kepala Badan.

h. Daftar pustaka wajib seperti Farmakope Indonesia edisi terakhir.

i. Asli surat pernyataan kesediaan bekerja penuh dari masing-masing apoteker

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

5

Universitas Indonesia

penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu,

dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu.

j. Fotokopi surat pengangkatan bagi masing-masing apoteker penanggung jawab

produksi, apoteker penanggung jawab pengawasan mutu, dan apoteker

penanggung jawab pemastian mutu dari pimpinan perusahaan.

k. Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dari masing-

masing apoteker penanggung jawab produksi, apoteker penanggung jawab

pengawasan mutu, dan apoteker penanggung jawab pemastian mutu.

l. Surat pernyataan komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung

atau tidak langsung dalam pelanggaran perundang-undangan di bidang

kefarmasian.

Persyaratan registrasi obat dalam negeri menurut peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1010/MENKES/PER/XI/2008 sebagai

berikut:

a. Registrasi obat produksi dalam negeri hanya dilakukan oleh industri farmasi

yang memiliki izin industri farmasi yang dikeluarkan oleh Menteri.

b. Industri farmasi yang dimaksud tersebut harus memenuhi persyaratan CPOB.

c. Pemenuhan persyaratan CPOB yang dimaksud dibuktikan dengan sertifikat

CPOB yang dikeluarkan oleh Kepala Badan.

Izin industri farmasi berlaku untuk seterusnya selama Industri Farmasi

yang bersangkutan masih berproduksi dan memenuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan. Industri farmasi yang menghasilkan obat atau bahan obat

dapat mendistribusikan atau menyalurkan hasil produksinya langsung kepada

pedagang besar farmasi, apotek, instalasi farmasi rumah sakit, pusat kesehatan

masyarakat, klinik, dan toko obat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan (Menteri Kesehatan, 2010).

Industri farmasi wajib menyampaikan laporan industri kepada Direktorat

Jenderal BPOM mengenai kegiatan usahanya setiap 6 bulan, meliputi jumlah dan

nilai produksi setiap obat atau bahan obat yang dihasilkan dan setiap 1 tahun

untuk laporan lengkapnya (Menteri Kesehatan, 2010).

Jika industri farmasi melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dalam

Peraturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

6

Universitas Indonesia

Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010, dapat dikenakan sanksi administratif berupa

(Menteri Kesehatan, 2010) :

a. Peringatan secara tertulis.

b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah untuk

penarikan kembali obat atau bahan obat dari peredaran bagi obat atau bahan

obat yang tidak memenuhi standar dan persyaratan keamanan,

khasiat/kemanfaatan, atau mutu.

c. Perintah pemusnahan obat atau bahan obat, jika terbukti tidak memenuhi

persyaratan keamanan, khasiat/kemanfaatan, atau mutu.

d. Penghentian sementara kegiatan.

e. Pembekuan izin industri farmasi atau pencabutan izin industri farmasi.

2.2 Pengertian Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) (Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2012)

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) adalah pedoman pembuatan obat

yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan

persyaratan dan tujuan penggunaan. Pada prinsipnya, CPOB bertujuan untuk

menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek

produksi dan pengendalian mutu.

Persyaratan dasar dari CPOB adalah:

a. Semua proses pembuatan obat dijabarkan dengan jelas, dikaji secara sistematis

berdasarkan pengalaman dan terbukti mampu secara konsisten menghasilkan

obat yang memenuhi persyaratan mutu dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

b. Tahap proses yang kritis dalam pembuatan, pengawasan proses dan sarana

penunjang serta perubahannya yang signifikan divalidasi.

c. Tersedia semua sarana yang diperlukan dalam CPOB termasuk: personil yang

terkualifikasi dan terlatih; bangunan dan sarana dengan luas yang memadai;

peralatan dan sarana penunjang yang sesuai; bahan, wadah dan label yang

benar; prosedur dan instruksi yang disetujui; tempat penyimpanan dan

transportasi yang memadai.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

7

Universitas Indonesia

d. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang

jelas, tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana

yang tersedia.

e. Operator memperoleh pelatihan untuk menjalankan prosedur secara benar.

f. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama

pembuatan yang menunjukkan bahwa semua langkah yang dipersyaratkan

dalam prosedur dan instruksi yang ditetapkan benar-benar dilaksanakan dan

jumlah serta mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi.

g. Catatan pembuatan termasuk distribusi yang memungkinkan penelusuran

riwayat bets secara lengkap, disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk

yang mudah diakses.

h. Penyimpanan dan distribusi obat yang dapat memperkecil risiko terhadap

mutu obat.

i. Tersedia sistem penarikan kembali bets obat manapun dari peredaran.

j. Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu

diinvestigasi serta dilakukan tindakan perbaikan yang tepat dan pencegahan

pengulangan kembali keluhan.

Pelanggaran terhadap ketentuan Pedoman CPOB dapat dikenai sanksi

administratif sebagai berikut:

a. Peringatan.

b. Peringatan keras.

c. Penghentian sementara kegiatan.

d. Pembekuan Sertifikat CPOB/CPBBAOB.

e. Pencabutan Sertifikat CPOB/CPBBAOB.

f. Rekomendasi pencabutan izin industri farmasi.

Perkembangan yang sangat pesat dalam teknologi farmasi dewasa ini

mengakibatkan berbagai perubahan yang sangat cepat pula dalam konsep serta

persyaratan CPOB. Hal ini sesuai dengan filosofi yang akan berubah mengikuti

perkembangan atau teknologi dalam bidang farmasi. Demikian pula

perkembangan penerapan CPOB di Indonesia. CPOB pertama keluar pada tahun

1988. Pada tahun 1989, Petunjuk Operasional Penerapan CPOB diterbitkan agar

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

8

Universitas Indonesia

pedoman tersebut dapat diterapkan secara efektif diindustri farmasi. Dalam

perkembangannya, CPOB 1988 direvisi pada tahun 2001 lalu direvisi kembali

pada tahun 2006. Karena kedinamisan tersebut, CPOB tahun 2006 pun kembali

direvisi di tahun 2012.

2.3 Aspek-aspek CPOB (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia, 2012)

Berdasarkan pedoman CPOB tahun 2012, aspek CPOB meliputi

manajemen mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan

higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan

keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian,

dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, serta kualifikasi dan

validasi. Berikut ini adalah 12 aspek CPOB tersebut, yaitu :

2.3.1. Manajemen Mutu

Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan

tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen

izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan

penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen

bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”,

yang memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran di semua departemen di dalam

perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu

secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang

didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar serta menginkorporasi

Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan Manajemen

Risiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan dimonitor efektivitasnya.

Unsur dasar manajemen mutu adalah:

a. Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi,

prosedur, proses dan sumber daya

b. Tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan

tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang

dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

9

Universitas Indonesia

Semua bagian sistem Pemastian Mutu hendaklah didukung dengan

ketersediaan personil yang kompeten, bangunan dan sarana serta peralatan yang

cukup dan memadai. Tambahan tanggung jawab legal hendaklah diberikan kepada

kepala Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik

secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu dari obat

yang dihasilkan. Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat

dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai

dengan tujuan pemakaiannya. Karena itu Pemastian Mutu mencakup CPOB

ditambah dengan faktor lain di luar Pedoman ini, seperti desain dan

pengembangan produk. Sistem Pemastian Mutu yang benar dan tepat bagi

pembuatan obat hendaklah memastikan bahwa:

a. Desain dan pengembangan obat dilakukan dengan cara yang memperhatikan

persyaratan CPOB.

b. Semua langkah produksi dan pengawasan diuraikan secara jelas dan CPOB

diterapkan.

c. Tanggung jawab manajerial diuraikan dengan jelas dalam uraian jabatan.

d. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan, pemasokan dan penggunaan bahan

awal dan pengemas yang benar.

e. Semua pengawasan terhadap produk antara dan pengawasan selama-proses

lain serta dilakukan validasi.

f. Pengkajian terhadap semua dokumen terkait dengan proses, pengemasan dan

pengujian tiap bets, dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan

untuk distribusi produk jadi. Penilaian hendaklah meliputi semua faktor yang

relevan termasuk kondisi produksi, hasil pengujian selama-proses, pengkajian

dokumen pembuatan (termasuk pengemasan), pengkajian penyimpangan dari

prosedur yang telah ditetapkan, pemenuhan persyaratan dari Spesifikasi

Produk Jadi, dan pemeriksaan produk dalam kemasan akhir.

g. Obat tidak dijual atau didistribusikan sebelum kepala Manajemen Mutu

(Pemastian Mutu) menyatakan bahwa tiap bets produksi dibuat dan

dikendalikan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam izin edar dan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

10

Universitas Indonesia

peraturan lain yang berkaitan dengan aspek produksi, pengawasan mutu, dan

pelulusan produk.

h. Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa, sedapat

mungkin, produk disimpan, didistribusikan, dan selanjutnya ditangani

sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga selama masa simpan obat.

i. Tersedia prosedur inspeksi diri dan/atau audit mutu yang secara berkala

mengevaluasi efektivitas dan penerapan sistem Pemastian Mutu.

j. Pemasok bahan awal dan bahan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk

memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan.

k. Penyimpangan dilaporkan, diselidiki, dan dicatat.

l. Tersedia sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak pada mutu

produk.

m. Prosedur pengolahan ulang produk dievaluasi dan disetujui.

n. Evaluasi berkala mutu obat dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses dan

memastikan perbaikan proses yang berkesinambungan.

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan

pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi,

dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang

diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan

tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok

sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.

Manajemen risiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan

penilaian, pengendalian dan pengkajian risiko terhadap mutu suatu produk. Hal ini

dapat diaplikasikan secara proaktif maupun retrospektif. Manajemen risiko mutu

hendaklah memastikan bahwa:

a. evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan pengetahuan secara

ilmiah, pengalaman dengan proses, dan pada akhirnya terkait pada

perlindungan pasien.

b. tingkat usaha, formalitas dan dokumentasi dari proses manajemen risiko mutu

sepadan dengan tingkat risiko.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

11

Universitas Indonesia

2.3.2. Personalia

Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan

sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh

sebab itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang

terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap

personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat.

Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB serta memperoleh pelatihan

awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang berkaitan

dengan pekerjaannya.

Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan

berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil hendaklah

tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindarkan risiko

terhadap mutu obat. Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi. Tugas

spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi penanggung jawab hendaklah

dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Tugas mereka boleh didelegasikan

kepada wakil yang ditunjuk serta mempunyai tingkat kualifikasi yang memadai.

Hendaklah aspek penerapan CPOB tidak ada yang terlewatkan ataupun tumpang

tindih dalam tanggung jawab yang tercantum pada uraian tugas.

Personil Kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian

Pengawasan Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Posisi

utama tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan

kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) / kepala bagian Pengawasan

Mutu harus independen satu terhadap yang lain.

2.3.3. Bangunan dan Fasilitas

Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain,

konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat

dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan

desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi

kekeliruan, pencemaran silang dan kesalahan lain, serta memudahkan

pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindarkan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

12

Universitas Indonesia

pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat

menurunkan mutu obat.

Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindarkan

pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah

dan air serta dari kegiatan industri lain yang berdekatan. Apabila letak bangunan

tidak sesuai, hendaklah diambil tindakan pencegahan yang efektif terhadap

pencemaran tersebut.

Bangunan dan fasilitas hendaklah didesain, dikonstruksi, dilengkapi dan

dirawat sedemikian agar memperoleh perlindungan maksimal terhadap pengaruh

cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarang serangga, burung,

binatang pengerat, kutu atau hewan lain. Hendaklah tersedia prosedur untuk

pengendalian binatang pengerat dan hama. Bangunan dan fasilitas hendaklah

dirawat dengan cermat, dibersihkan dan, bila perlu, didisinfeksi sesuai prosedur

tertulis rinci. Catatan pembersihan dan disinfeksi hendaklah disimpan.

Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area

penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dirawat

dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah ditinjau secara teratur

dan diperbaiki di mana perlu. Perbaikan serta perawatan bangunan dan fasilitas

hendaklah dilakukan hati-hati agar kegiatan tersebut tidak memengaruhi mutu

obat. Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah

tepat agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan

penyimpanan, atau terhadap ketepatan / ketelitian fungsi dari peralatan.

Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan :

a. Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di

dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan.

b. Pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi

personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau

produk selain yang sedang diproses.

Tindakan pencegahan hendaklah diambil untuk mencegah personil yang

tidak berkepentingan masuk. Area produksi, area penyimpanan dan area

pengawasan mutu tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

13

Universitas Indonesia

yang tidak bekerja di area tersebut. Kegiatan di bawah ini hendaklah dilakukan di

area yang ditentukan:

a. Penerimaan bahan.

b. Karantina barang masuk.

c. Penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas.

d. Penimbangan dan penyerahan bahan atau produk.

e. Pengolahan.

f. Pencucian peralatan.

g. Penyimpanan peralatan.

h. Penyimpanan produk ruahan.

i. Pengemasan.

j. Karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir.

k. Pengiriman produk.

l. Laboratorium pengawasan mutu.

2.3.4. Peralatan

Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi

yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan

tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets-ke-bets dan

untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah

kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran, dan hal-hal yang umumnya

berdampak buruk pada mutu produk.

Desain dan konstruksi peralatan harus memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. Peralatan manufaktur hendaklah didesain, ditempatkan dan dirawat sesuai

dengan tujuannya.

b. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk antara atau

produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau absorbsi yang dapat

memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas yang ditentukan.

c. Bahan yang diperlukan untuk peng-operasian alat khusus, misalnya pelumas

atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang sedang diolah

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

14

Universitas Indonesia

sehingga tidak memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian bahan awal,

produk antara ataupun produk jadi.

d. Peralatan tidak boleh merusak produk akibat katup bocor, tetesan pelumas dan

hal sejenis atau karena perbaikan, perawatan, modifikasi dan adaptasi yang

tidak tepat.

e. Peralatan manufaktur hendaklah didesain sedemikian rupa agar mudah

dibersihkan. Peralatan tersebut hendaklah dibersihkan sesuai prosedur tertulis

yang rinci serta disimpan dalam keadaan bersih dan kering.

f. Peralatan pencucian dan pembersihan hendaklah dipilih dan digunakan agar

tidak menjadi sumber pencemaran.

g. Peralatan produksi yang digunakan hendaklah tidak berakibat buruk pada

produk. Bagian alat produksi yang bersentuhan dengan produk tidak boleh

bersifat reaktif, aditif atau absorbtif yang dapat memengaruhi mutu dan

berakibat buruk pada produk.

h. Semua peralatan khusus untuk pengolahan bahan mudah terbakar atau bahan

kimia atau yang ditempatkan di area di mana digunakan bahan mudah

terbakar, hendaklah dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap

eksplosi serta dibumikan dengan benar.

i. Hendaklah tersedia alat timbang dan alat ukur dengan rentang dan ketelitian

yang tepat untuk proses produksi dan pengawasan.

j. Peralatan untuk mengukur, menimbang, mencatat, dan mengendalikan

hendaklah dikalibrasi dan diperiksa pada interval waktu tertentu dengan

metode yang ditetapkan. Catatan yang memadai dari pengujian tersebut

hendaklah disimpan.

k. Filter cairan yang digunakan untuk proses produksi hendaklah tidak

melepaskan serat ke dalam produk. Filter yang mengandung asbes tidak boleh

digunakan walaupun sesudahnya disaring kembali menggunakan filter khusus

yang tidak melepaskan serat.

l. Pipa air suling, air deionisasi dan bila perlu pipa air lain untuk produksi

hendaklah disanitasi sesuai prosedur tertulis. Prosedur tersebut hendaklah

berisi rincian batas cemaran mikroba dan tindakan yang harus dilakukan.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

15

Universitas Indonesia

2.3.5. Sanitasi dan Higiene

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap

aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil,

bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, bahan

pembersih dan desinfeksi, dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber

pencemaran produk. Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui

suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

Tiap personil yang masuk ke area pembuatan hendaklah mengenakan

pakaian pelindung yang sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakannya. Prosedur

higiene perorangan termasuk persyaratan untuk mengenakan pakaian pelindung

hendaklah diberlakukan bagi semua personil yang memasuki area produksi, baik

karyawan purnawaktu, paruhwaktu atau bukan karyawan yang berada di area

pabrik, misal karyawan kontraktor, pengunjung, anggota manajemen senior dan

inspektur. Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan untuk

keselamatan personil, hendaklah personil mengenakan pakaian pelindung yang

bersih dan sesuai dengan tugasnya termasuk penutup rambut. Pakaian kerja kotor

dan lap pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam

wadah tertutup hingga saat pencucian, dan bila perlu, didisinfeksi atau

disterilisasi.

Program higiene yang rinci hendaklah dibuat dan diadaptasikan terhadap

berbagai kebutuhan di dalam area pembuatan. Program tersebut hendaklah

mencakup prosedur yang berkaitan dengan kesehatan, praktik higiene, dan

pakaian pelindung personil. Prosedur hendaklah dipahami dan dipatuhi secara

ketat oleh setiap personil yang bertugas di area produksi dan pengawasan.

Program higiene hendaklah dipromosikan oleh manajemen dan dibahas secara

luas selama sesi pelatihan.

Semua personil hendaklah menjalani pemeriksaan kesehatan pada saat

direkrut. Merupakan suatu kewajiban bagi industri agar tersedia instruksi yang

memastikan bahwa keadaan kesehatan personil yang dapat memengaruhi mutu

produk diberitahukan kepada manajemen industri. Sesudah pemeriksaan

kesehatan awal hendaklah dilakukan pemeriksaan kesehatan kerja dan kesehatan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

16

Universitas Indonesia

personil secara berkala. Petugas pemeriksa visual hendaklah menjalani

pemeriksaan mata secara berkala.

Semua personil hendaklah menerapkan higiene perorangan yang baik.

Hendaklah mereka dilatih mengenai penerapan higiene perorangan. Semua

personil yang berhubungan dengan proses pembuatan hendaklah memerhatikan

tingkat higiene perorangan yang tinggi. Tiap personil yang mengidap penyakit

atau menderita luka terbuka yang dapat merugikan mutu produk hendaklah

dilarang menangani bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang diproses,

dan obat jadi sampai kondisi personil tersebut dipertimbangkan tidak lagi

menimbulkan risiko. Semua personil hendaklah diperintahkan dan didorong untuk

melaporkan kepada atasan langsung tiap keadaan (pabrik, peralatan atau personil)

yang menurut penilaian mereka dapat merugikan produk. Hendaklah dihindarkan

persentuhan langsung antara tangan operator dengan bahan awal, produk antara

dan produk ruahan yang terbuka, bahan pengemas primer dan juga dengan bagian

peralatan yang bersentuhan dengan produk.

Personil hendaklah diinstruksikan supaya menggunakan sarana mencuci

tangan dan mencuci tangannya sebelum memasuki area produksi. Untuk tujuan itu

perlu dipasang poster yang sesuai. Merokok, makan, minum, mengunyah,

memelihara tanaman, menyimpan makanan, minuman, bahan untuk merokok atau

obat pribadi hanya diperbolehkan di area tertentu dan dilarang dalam area

produksi, laboratorium, area gudang, dan area lain yang mungkin berdampak

terhadap mutu produk.

2.3.6. Produksi

Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan; dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa

menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi

ketentuan izin pembuatan dan izin edar. Produksi hendaklah dilakukan dan

diawasi oleh personil yang kompeten. Penanganan bahan dan produk jadi, seperti :

penerimaan dan karantina, pengambilan sampel, penyimpanan, penandaan,

penimbangan, pengolahan, pengemasan, dan distribusi hendaklah dilakukan

sesuai dengan prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat. Seluruh bahan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

17

Universitas Indonesia

yang diterima hendaklah diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya dengan

pesanan. Wadah hendaklah dibersihkan dimana perlu dan diberi penandaan

dengan data yang diperlukan. Kerusakan wadah dan masalah lain yang dapat

berdampak merugikan terhadap mutu bahan hendaklah diselidiki, dicatat, dan

dilaporkan kepada Bagian Pengawasan Mutu. Bahan yang diterima dan produk

jadi hendaklah dikarantina secara fisik atau administratif segera setelah diterima

atau diolah, sampai dinyatakan lulus untuk pemakaian atau distribusi.

Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani

seperti penerimaan bahan awal. Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan

pada kondisi seperti yang ditetapkan pabrik pembuat dan disimpan secara teratur

untuk memudahkan segregasi antar bets dan rotasi stok. Pemeriksaan hasil nyata

dan rekonsiliasi jumlah hendaklah dilakukan sedemikian untuk memastikan tidak

ada penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan. Pengolahan produk yang

berbeda tidak boleh dilakukan secara bersamaan atau bergantian dalam ruang

kerja yang sama kecuali tidak ada risiko terjadi kecampurbauran ataupun

kontaminasi silang.

Produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap pencemaran mikroba

atau pencemaran lain pada tiap tahap pengolahan. Bila bekerja dengan bahan atau

produk kering, hendaklah dilakukan tindakan khusus untuk mencegah debu timbul

serta penyebarannya. Hal ini terutama dilakukan pada penanganan bahan yang

sangat aktif atau menyebabkan sensitisasi. Selama pengolahan, semua bahan,

wadah produk ruahan, peralatan atau mesin produksi dan bila perlu ruang kerja

yang dipakai hendaklah diberi label atau penandaan dari produk atau bahan yang

sedang diolah, kekuatan (bila ada) dan nomor bets. Bila perlu, penandaan ini

hendaklah juga menyebutkan tahapan proses produksi.

Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas, tidak berarti ganda

dan dengan format yang telah ditetapkan. Label yang berwarna sering kali sangat

membantu untuk menunjukkan status (misal: karantina, diluluskan, ditolak,

bersih, dan lain-lain).

Pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan pipa penyalur dan alat lain

untuk transfer produk dari satu ke tempat lain telah terhubung dengan benar.

Penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur sedapat mungkin dihindarkan.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

18

Universitas Indonesia

Bila terjadi penyimpangan maka hendaklah ada persetujuan tertulis dari kepala

bagian Pemastian Mutu dan bila perlu melibatkan bagian Pengawasan Mutu.

Akses ke fasilitas produksi hendaklah dibatasi hanya untuk personil yang

berwenang. Pada umumnya pembuatan produk nonobat hendaklah dihindarkan

dibuat di area dan dengan peralatan untuk produk obat.

2.3.7. Pengawasan Mutu

Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan

Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten

mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Keterlibatan dan

komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan

keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai

kepada distribusi produk jadi.

Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian

serta termasuk pengaturan, dokumentasi, dan prosedur pelulusan yang

memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan

tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai

mutunya telah dibuktikan memenuhi persyaratan.

Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga

harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu produk.

Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal yang

fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan

memuaskan.

Tiap pemegang izin pembuatan harus mempunyai Bagian Pengawasan

Mutu. Bagian ini harus independen dari bagian lain dan di bawah tanggung jawab

dan wewenang seorang dengan kualifikasi dan pengalaman yang sesuai, yang

membawahi satu atau beberapa laboratorium. Sarana yang memadai harus tersedia

untuk memastikan bahwa segala kegiatan Pengawasan Mutu dilaksanakan dengan

efektif dan dapat diandalkan.

Bagian Pengawasan Mutu secara keseluruhan juga mempunyai tanggung

jawab, antara lain adalah:

a. Membuat, memvalidasi, dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

19

Universitas Indonesia

b. Menyimpan sampel pembanding dari bahan dan produk.

c. Memastikan pelabelan yang benar pada wadah bahan dan produk.

d. Memastikan pelaksanaan pemantauan stabilitas dari produk.

e. Ikut serta pada investigasi dari keluhan yang terkait dengan mutu produk.

Semua kegiatan tersebut hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur

tertulis, dan dicatat di mana perlu. Dokumentasi dan prosedur pelulusan yang

diterapkan bagian Pengawasan Mutu hendaklah menjamin bahwa pengujian yang

diperlukan telah dilakukan sebelum bahan digunakan dalam produksi dan produk

disetujui sebelum didistribusikan.

2.3.8. Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek

produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan CPOB.

Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan dalam

pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan.

Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang

kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan CPOB secara

obyektif.

Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin serta pada situasi khusus,

misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi penolakan

yang berulang. Semua saran untuk tindakan perbaikan supaya dilaksanakan.

Prosedur dan catatan inspeksi diri hendaklah didokumentasikan dan dibuat

program tindak lanjut yang efektif. Hendaklah dibuat instruksi tertulis untuk

inspeksi diri yang menyajikan standar persyaratan minimal dan seragam. Daftar

ini hendaklah berisi pertanyaan mengenai ketentuan CPOB yang mencakup antara

lain:

a. Personalia.

b. Bangunan termasuk fasilitas untuk personil.

c. Perawatan bangunan dan peralatan.

d. Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, dan obat jadi.

e. Peralatan.

f. Pengolahan dan pengawasan selama-proses.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

20

Universitas Indonesia

g. Pengawasan Mutu.

h. Dokumentasi.

i. Sanitasi dan higiene.

j. Program validasi dan revalidasi.

k. Kalibrasi alat atau sistem pengukuran.

l. Prosedur penarikan kembali obat jadi.

m. Penanganan keluhan.

n. Pengawasan label.

o. Hasil inspeksi diri sebelumnya dan tindakan perbaikan.

Aspek-aspek tersebut hendaklah diperiksa secara berkala menurut program

yang telah disusun untuk memverifikasi kepatuhan terhadap prinsip Pemastian

Mutu.

Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh

personil perusahaan yang kompeten. Manajemen hendaklah membentuk tim

inspeksi diri yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan

memahami CPOB. Audit independen oleh pihak ketiga juga dapat bermanfaat.

Inspeksi diri dapat dilaksanakan per bagian sesuai dengan kebutuhan perusahaan,

namun inspeksi diri yang menyeluruh hendaklah dilaksanakan minimal 1 (satu)

kali dalam setahun. Frekuensi inspeksi diri hendaklah tertulis dalam prosedur

inspeksi diri. Semua hasil inspeksi diri hendaklah dicatat. Laporan hendaklah

mencakup semua hasil pengamatan yang dilakukan selama inspeksi dan bila

memungkinkan saran untuk tindakan perbaikan.

Pernyataan dari tindakan yang dilakukan hendaklah dicatat. Hendaklah ada

program penindak-lanjutan yang efektif. Manajemen perusahaan hendaklah

mengevaluasi baik laporan inspeksi diri maupun tindakan perbaikan bila

diperlukan.

2.3.9. Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan

Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan

terjadi kerusakan obat harus dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis.

Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem,

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

21

Universitas Indonesia

bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat

dari peredaran secara cepat dan efektif.

Hendaklah ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk menangani

keluhan dan memutuskan tindakan yang hendak dilakukan bersama staf yang

memadai untuk membantunya. Apabila personil tersebut bukan kepala bagian

Manajemen Mutu (Pemastian Mutu), maka ia hendaklah memahami cara

penanganan seluruh keluhan, penyelidikan atau penarikan kembali produk.

Hendaklah tersedia prosedur tertulis yang merinci penyelidikan, evaluasi, tindak

lanjut yang sesuai, termasuk pertimbangan untuk penarikan kembali produk,

dalam menanggapi keluhan terhadap obat yang diduga cacat. Penanganan keluhan

dan laporan suatu produk termasuk hasil evaluasi dari penyelidikan serta tindak

lanjut yang dilakukan hendaklah dicatat dan dilaporkan kepada manajemen atau

bagian yang terkait.

Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan kembali dari satu

atau beberapa produk atau seluruh bets produk tertentu dari peredaran yang

dilakukan apabila ditemukan produk yang cacat mutu atau bila ada laporan

mengenai reaksi yang merugikan yang serius serta berisiko terhadap kesehatan.

Hendaklah ditunjuk personil yang bertanggung jawab untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan penarikan kembali produk dan hendaklah ditunjang oleh staf

yang memadai untuk menangani semua aspek penarikan kembali sesuai dengan

tingkat urgensinya. Personil tersebut hendaklah independen terhadap bagian

penjualan dan pemasaran. Jika personil ini bukan kepala bagian Manajemen Mutu

(Pemastian Mutu), maka ia hendaklah memahami segala operasi penarikan

kembali. Hendaklah tersedia prosedur tertulis, yang diperiksa secara berkala dan

dimutakhirkan jika perlu, untuk mengatur segala tindakan penarikan kembali.

Operasi penarikan kembali hendaklah mampu untuk dilakukan segera dan tiap

saat.

Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar, yang kemudian ke

industri farmasi karena keluhan mengenai kerusakan, daluwarsa, atau alasan lain

misalnya kondisi wadah atau kemasan yang dapat menimbulkan keraguan akan

identitas, mutu, jumlah dan keamanan obat yang bersangkutan. Tiap keluhan yang

menyangkut kerusakan produk dicatat yang mencakup rincian mengenai asal usul

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

22

Universitas Indonesia

keluhan dan diselidiki secara menyeluruh dan mendalam. Kepala bagian

Pengawasan Mutu dilibatkan dalam pengkajian masalah tersebut.

Jika produk pada suatu bets ditemukan atau diduga cacat, maka

dipertimbangkan untuk memastikan apakah bets lain juga terpengaruh. Khusus

bets yang mengandung hasil pengolahan ulang dari bets yang cacat diselidiki.

Setelah melakukan penyelidikan dan evaluasi terhadap laporan dan keluhan

mengenai suatu produk dilakukan tindak lanjut mencakup tindakan perbaikan bila

diperlukan, penarikan kembali satu bets atau seluruh produk akhir yang

bersangkutan, dan tindakan lain yang tepat. Catatan keluhan dikaji secara berkala

untuk mengidentifikasi hal yang spesifik atau masalah yang berulang terjadi, yang

memerlukan perhatian dan kemungkinan penarikan kembali produk dari

peredaran.

2.3.10. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan

dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.

Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap

personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga

memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena

hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, Dokumen Produksi

Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan

harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen

adalah sangat penting.

Spesifikasi menguraikan secara rinci persyaratan yang harus dipenuhi

produk atau bahan yang digunakan atau diperoleh selama pembuatan. Dokumen

ini merupakan dasar untuk mengevaluasi mutu. Dokumen Produksi Induk,

Prosedur Pengolahan Induk, dan Prosedur Pengemasan Induk (Formula

Pembuatan, Instruksi Pengolahan dan Instruksi Pengemasan) menyatakan seluruh

bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan serta menguraikan semua

operasi pengolahan dan pengemasan. Prosedur berisi cara untuk melaksanakan

operasi tertentu, misalnya: pembersihan, berpakaian, pengendalian lingkungan,

pengambilan sampel, pengujian, dan pengoperasian peralatan. Metode dan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

23

Universitas Indonesia

instruksi ditulis dengan bahasa yang jelas, tidak bermakna ganda, dan dapat

diterapkan secara spesifik pada sarana yang tersedia; merupakan kewajiban dari

suatu industri untuk memiliki instruksi dari setiap tahapan proses yang jelas dan

terperinci. Laporan berisi ringkasan hasil yang diperoleh. Catatan menyajikan

riwayat tiap bets produk, termasuk distribusinya dan semua keadaan yang relevan

yang berpengaruh pada mutu produk akhir.

Dokumen hendaklah didesain, disiapkan, dikaji, dan didistribusikan

dengan cermat. Bagian dokumen pembuatan dan hendaklah sesuai dengan

dokumen persetujuan izin edar yang relevan. Dokumen hendaklah disetujui,

ditandatangani dan diberi tanggal oleh personil yang sesuai dan diberi wewenang.

Isi dokumen hendaklah tidak bermakna ganda; judul, sifat dan tujuannya

hendaklah dinyatakan dengan jelas. Penampilan dokumen hendaklah dibuat rapi

dan mudah diperiksa. Dokumen hasil reproduksi hendaklah jelas dan terbaca.

Reproduksi dokumen kerja dari dokumen induk tidak boleh menimbulkan

kekeliruan yang disebabkan proses reproduksi. Dokumen hendaklah dikaji ulang

secara berkala dan dijaga agar selalu mutakhir. Bila suatu dokumen direvisi,

hendaklah dijalankan suatu sistem untuk menghindarkan penggunaan dokumen

yang sudah tidak berlaku secara tidak sengaja.

Dokumen hendaklah tidak ditulistangan; namun, bila dokumen

memerlukan pencatatan data, maka pencatatan ini hendaklah ditulis-tangan

dengan jelas, terbaca, dan tidak dapat dihapus. Hendaklah disediakan ruang yang

cukup untuk mencatat data. Semua perubahan yang dilakukan terhadap pencatatan

pada dokumen hendaklah ditandatangani dan diberi tanggal; perubahan hendaklah

memungkinkan pembacaan informasi semula. Di mana perlu, alasan perubahan

hendaklah dicatat. Pencatatan hendaklah dibuat atau dilengkapi pada tiap langkah

yang dilakukan dan sedemikian rupa sehingga semua aktivitas yang signifikan

mengenai pembuatan obat dapat ditelusuri. Catatan pembuatan hendaklah

disimpan selama paling sedikit satu tahun setelah tanggal daluwarsa produk jadi.

Data dapat dicatat dengan menggunakan sistem pengolahan data

elektronis, cara fotografis atau cara lain yang dapat diandalkan, namun prosedur

rinci berkaitan dengan sistem yang digunakan hendaklah tersedia, dan akurasi

catatan hendaklah diperiksa. Apabila dokumentasi dikelola dengan menggunakan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

24

Universitas Indonesia

metode pengolahan data elektronis, hanya personil yang diberi wewenang boleh

memasukkan atau memodifikasi data dalam komputer dan hendaklah perubahan

dan penghapusannya dicatat; akses hendaklah dibatasi dengan menggunakan kata

sandi (password) atau dengan cara lain, dan hasil entri dari data kritis hendaklah

diperiksa secara independen. Catatan bets yang disimpan secara elektronis

hendaklah dilindungi dengan transfer pendukung (back-up transfer) menggunakan

pita magnet, mikrofilm, kertas atau cara lain. Adalah sangat penting bahwa data

selalu tersedia selama kurun waktu penyimpanan

2.3.11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat

menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan.

Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat

secara jelas yang menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing

pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk

untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen

Mutu (Pemastian Mutu).

Kontrak tertulis hendaklah dibuat meliputi pembuatan dan/atau analisis

obat yang dikontrakkan dan semua pengaturan teknis terkait. Semua pengaturan

untuk pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak termasuk usul perubahan

dalam pengaturan teknis atau pengaturan lain hendaklah sesuai dengan izin edar

untuk produk bersangkutan. Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, pelulusan

akhir harus diberikan oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu)

Pemberi Kontrak.

2.3.12. Kualifikasi dan Validasi

Kualifikasi adalah segala kegiatan pembuktian dan pendokumentasian

bahwa sebuah sistem dan atau alat sudah terpasang dan berfungsi secara benar

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kualifikasi merupakan tahap awal yang

harus dilakukan sebelum validasi. Kualifikasi terdiri dari Kualifikasi Desain (KD),

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

25

Universitas Indonesia

Kualifikasi Instalasi (KI), Kualifikasi Operasional (KO), dan Kualifikasi Kinerja

(KK).

CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang

perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari kegiatan

yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan dan proses yang

dapat memengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi. Pendekatan dengan kajian

risiko hendaklah digunakan untuk menentukan ruang lingkup dan cakupan

validasi.

Seluruh kegiatan validasi hendaklah direncanakan. Unsur utama program

validasi hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di dalam Rencana

Induk Validasi (RIV) atau dokumen setara. RIV hendaklah merupakan dokumen

yang singkat, tepat dan jelas. RIV hendaklah mencakup sekurang-kurangnya data

sebagai berikut:

a. Kebijakan validasi.

b. Struktur organisasi kegiatan validasi.

c. Ringkasan fasilitas, sistem, peralatan, dan proses yang akan divalidasi.

d. Format dokumen: format protokol dan laporan validasi, perencanaan dan

jadwal pelaksanaan.

e. Pengendalian perubahan.

f. Acuan dokumen yang digunakan.

2.4. Kompetensi Apoteker Praktisi Industri (World Health Organization,

1997)

Peran apoteker dalam industri farmasi yang digariskan oleh WHO yang

dikenal dengan istilah “seven star pharmacist” meliputi:

2.4.1. Care Giver

Apoteker harus menjadi pemberi pelayanan. Bentuk pelayanan yang

diberikan dalam industri farmasi berupa informasi obat, efek samping obat,

teknologi dalam pembuatan obat, regulasi obat, dan informasi analitis mengenai

hal yang berhubungan dengan obat kepada dokter, sejawat, dan profesi kesehatan

lain. Dalam memberikan pelayanan, apoteker harus mampu berinteraksi dengan

individu dan kelompok dalam lingkungan industri seperti registrasi, formulasi,

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

26

Universitas Indonesia

pengawasan mutu, penjaminan mutu, produksi, maupun di luar industri seperti

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam registrasi dan pengawasan

mutu obat, Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kefarmasian.

2.4.2. Decision Maker

Apoteker mendasarkan pekerjaanya pada ketepatan, keefikasian dan biaya

yang efektif dan efisien terhadap seluruh penggunaan sumber daya misalnya

pengendalian bahan awal dan obat jadi, alokasi dana yang sesuai dengan

kebutuhan, operasi mesin-mesin produksi, prosedur yang tepat dalam

memproduksi obat, pemanfaatan sumber daya manusia dan strategi yang tepat

dalam memasarkan dan memperkenalkan obat kepada masyarakat. Untuk

mencapai tujuan tersebut kemampuan dan keterampilan apoteker perlu diukur

untuk kemudian hasilnya dijadikan dasar dalam penentuan pendidikan dan

pelatihan yang diperlukan.

2.4.3. Communicator

Apoteker mempunyai kedudukan penting dalam berhubungan dengan

masyarakat maupun praktisi kesehatan lain. Oleh karena itu, oleh karena itu ia

harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang cukup baik. Komunikasi

tersebut meliputi komunikasi verbal, nonverbal, mendengar dan kemampuan

menulis dengan menggunakan bahasa sesuai kebutuhan.

2.4.4. Leader

Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin.

Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang

empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil

keputusan.

2.4.5. Manager

Apoteker harus mampu mengelola seluruh sumber daya yang ada di

industri farmasi dan dapat mengakumulasikannya untuk meningkatkan kinerja

industri dari waktu ke waktu.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

27

Universitas Indonesia

2.4.6. Life Long Learner

Belajar terus-menerus dan melakukan interaksi yang baik dengan rekan-

rekan sejawat di industri farmasi untuk meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan.

2.4.7. Teacher

Bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai

hal-hal yang berhubungan dengan dunia industri kepada sejawat apoteker dalam

praktek kerja lapangan, dalam seminar mengenai aspek-aspek industri farmasi,

dan lain-lain.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

28 Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN KEGIATAN

3.1 PT. Taisho Pharmaceutical Internasional

PT. Taisho Pharmaceutical didirikan pada tanggal 12 Oktober 1912 dan

didirikan di Bunkyo Ward di Tokyo, Jepang pada 5 Mei 1928 untuk pembuatan

obat OTC dengan formulasi yang berbeda. Taisho berkomitmen untuk berperan

dalam kesehatan masyarakat dengan atau tanpa peresepan. Sosok kunci pada

perusahaan ini adalah Shoji Uehara yang kemudian ditunjuk sebagai pimpinan

perusahaan. Taisho memproduksi obat-obat resep maupun OTC selain produk

bermanfaat lainnya.

Produk Taisho untuk peresepan yang terkenal adalah antibiotik

klaritromisin dengan nama paten Clarith & Tomiron, antibiotik lainnya dan

Ancaron untuk pengobatan aritmia. Obat-obat OTC Taisho yang populer

diantaranya adalah makanan/minuman kesehatan yang kaya nutrisi (Lipovitan-D,

Livita), rangkaian makanan untuk penggunaan kesehatan khusus, Pabron-adalah

obat untuk pilek, pengobatan gastrointestinal Kanpro Ichoyaku, Colac-yang

efektif untuk sistem pencernaan, dan RiUp-efektif bekerja untuk gangguan

kebotakan pada pria.

PT. Taisho Pharmaceutical telah menandatangani kerjasama dengan

Toyama Chemical untuk menjual produk-produknya. Taisho memahami dengan

baik makanan apa yang ideal dikonsumsi oleh orang-orang di sekitar, oleh sebab

itu Taisho membuat berbagai minuman dan makanan kesehatan kaya gizi yang

mencakup berbagai merek populer seperti Zena, Lipovitan dan Livita. Disamping

berkecimpung dalam bisnis penyediaan obat, perusahaan juga selalu fokus pada

kegiatan pengobatan penyakit yang berkaitan dengan SSP, diabetes, imunologi,

alergi dan berbagai penyakit menular. Setelah lebih dari sembilan dekade, Taisho

berhasil menjaga eksistensinya dalam pasar kesehatan global dan telah dipercaya

oleh konsumen seluruh dunia.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

29

Universitas Indonesia

3.2 PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

Sebelum Taisho Pharmaceutical masuk ke Indonesia, pabrik ini dulunya

adalah milik perusahaan Squibb yang berdiri pada 8 juli 1970 sebagai perusahaan

modal asing yang diberi nama PT. Squibb Indonesia. Pada tahun 1991 perusahaan

Squibb di seluruh dunia bergabung dengan perusahaan Bristol yang sebelumnya

telah bergabung bersama perusahaan Mead Johnson dan berubah nama menjadi

PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia (BMSI). Seluruh saham PT. BMSI

selanjutnya dibeli oleh PT. Taisho Pharmaceutical pada tahun 2009, dan namanya

pun berubah menjadi PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Struktur

organisasi PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. terdapat pada Lampiran 1.

Pabrik PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia berlokasi di Jl. Raya Bogor

Km 38, Cilangkap-Cimanggis, Depok, Jawa Barat 16958, Indonesia. Sedangkan

kantor pusat terletak di Wisma Tamara Lt. 10, Jl. Jend. Sudirman Kav. 24, Jakarta

12920. Pabrik PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia memiliki luas lahan

22.970 m2 meliputi bangunan kantor, kantin, mushola, dan bangunan pabrik yang

terdiri dari area proses (grey area), area pengemasan (black area), laboratorium

QC, gudang, area teknik mesin, gudang bahan mudah terbakar, dan sarana

pengolahan air dan limbah.

Produksi PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia dibagi menjadi tiga value

stream yaitu Value Stream Liquid, Value Stream Cream, dan Value Stream

Diamond. Value stream adalah suatu sistem yang membagi pekerjaan agar lebih

terfokus pada masing-masing pekerjaan di masing-masing value stream. Value

stream mengatur perencanaan produksi untuk memenuhi permintaan pasar khusus

untuk masing-masing produk, dengan data permintaan dan kebutuhan bahan baku

maupun bahan pengemas yang berasal dari Plant Logistic. Plant Logistic

merupakan departemen yang mengatur semua perencanaan penjualan, pembelian,

dan penyimpanan untuk semua produk.

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia memproduksi produk jadi untuk

wilayah Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, dan

Hongkong. Seluruh penyalur di provinsi-provinsi di Indonesia menyediakan

produk-produk yang dibuat di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia. PT. Taisho

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

30

Universitas Indonesia

Pharmaceutical Indonesia menerima toll manufacturing dari PT. Johnson &

Johnson Indonesia divisi pharma.

3.3 Value Stream

Setiap value stream dipimpin oleh seorang manager yang membawahi

seorang supervisor dan seorang scheduler. Scheduler bertugas mengatur semua

perencanaan produksi. Supervisor bertanggung jawab langsung pada manager

untuk mengatur, mengontrol dan meningkatkan kemampuan sumber daya

manusia, bahan baku setengah jadi/jadi dan mesin-mesin produksi di dalam

wilayah tanggung jawabnya guna memaksimalkan efisiensi, meminimalkan biaya

dan menghasilkan bahan setengah jadi/jadi yang memenuhi standar kebutuhan

pelanggan. Jadi, supervisor bertugas untuk menjamin seluruh proses produksi

sesuai dengan standar operasional yang berlaku dan memenuhi persyaratan CPOB

serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Supervisor membawahi line leader

mixing, line leader packaging, bagian IPC (In Process Control) dan teknisi.

3.3.1 Value Stream Cream

Pada Value Stream Cream, line leader mixing membawahi operator

dispensing dan operator mixing serta bertugas untuk memastikan bahwa kegiatan

dispensing dan mixing berjalan dengan lancar. Line leader packaging membawahi

operator filling dan operator cartoning, serta bertugas untuk memastikan bahwa

kegiatan packaging (filling dan cartoning) berjalan dengan lancar. Line leader

bertanggung jawab langsung kepada supervisor. Struktur organisasi value stream

cream tersaji dalam Lampiran 2.

Selain itu, terdapat seorang scheduler yang bertugas untuk merencanakan

produksi dalam beberapa bulan kedepan. Schedule biasanya dibuat untuk 3 bulan

kedepan. Untuk dapat merencanakan produksi, seorang scheduler berarti harus

dapat merencanakan produk apa yang akan diproduksi (sesuai pesanan baik lokal

maupun ekspor dan forecasting) dan waktu produksi serta material apa saja yang

dibutuhkan untuk produksi tersebut. Setelah itu nantinya akan diperoleh monthly

production plan dan detail (weekly) production schedule.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

31

Universitas Indonesia

3.3.2 Value Stream Liquid

Pada Value Stream Tempra, line leader mixing membawahi operator

dispensing dan operator mixing serta bertugas untuk memastikan bahwa kegiatan

dispensing dan mixing berjalan dengan lancar. Line leader packaging membawahi

operator CVC line dan operator KapsAll line, serta bertugas untuk memastikan

bahwa kegiatan packaging berjalan dengan lancar. Struktur organisasi Value

Stream Liquid tersaji dalam Lampiran 3.

Varian produk liquid antara lain Acetaminophen Syrup Grape

Flavor,Strawberry Flavor, Mango flavor, and Strawberry Flavor.

3.3.3 Value Stream Diamond

Sama seperti dua value stream yang lain, value stream ini dipimpin oleh

seorang kepala bagian (manager) yang membawahi langsung production foreman.

Production Foreman membawahi line leader manufacturing dan line leader

packaging. Line leader manufacturing membawahi langsung operator dispensing

dan operator mixing serta bertugas untuk memastikan bahwa kegiatan dispensing

dan mixing berjalan dengan lancar. Sedangkan line leader packaging membawahi

langsung senior packer dan packer. Struktur organisasi value stream diamond

terlampir dalam Lampiran 4.

Produk yang dihasilkan oleh value stream diamond antara lain

multivitamin, serta produk-produk toll in dari PT. Johnson & Johnson divisi

pharma antara lain krim dan serbuk anti jamur.

3.4 Departemen Plant Logistic (PL)

Departemen Plant Logistic bertugas untuk menerima dan menyimpan

material inventori, mengatur kestabilan persediaan, dan mengkoordinasi serta

merencanakan produk baru. Struktur organisasi Plant Logistic tersaji dalam

Lampiran 5. Departemen Plant Logistic memiliki tiga seksi yaitu:

3.4.1 Warehouse (Gudang)

Sesuai CPOB 2006, gudang yang dimiliki oleh PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk, memiliki kapasitas yang memadai untuk menyimpan bahan dan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

32

Universitas Indonesia

produk dengan rapi dan teratur, bersih, kering, dan mendapat penerangan yang

cukup.

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia memiliki 5 sistem gudang yang

terhubung langsung dengan area produksi, yaitu gudang RM (Raw material),

gudang PM (Packaging Material), gudang FG (Finish Good), Gudang RJ

(Rejected) dan gudang TO (Technical Operation). Setiap material yang disimpan

di gudang diberi label identifikasi material seperti yang tersaji dalam Lampiran 6.

a. Gudang RM (Raw material)

Gudang RM merupakan tempat penyimpanan dan penerimaan bahan baku

dan bahan pengemas primer. Gudang RM terdiri dari beberapa ruang

penyimpanan yang dibedakan berdasarkan suhunya, antara lain temperatur ruang

(> 25- 30oC), ruang suhu sejuk (15-25

oC atau AC room) dan ruang dingin (2-8

oC).

Penyimpanan barang di gudang menggunakan sistem nomer kode yang terhubung

dengan sistem komputer online menggunakan sistem BPCS (Bussiness Planing

Control System). Pada ruang temperatur sejuk atau AC room terdapat lemari

khusus untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti: alkohol,

eter, isopropil alkohol dan lain-lain. Di dalam gudang raw material penyimpanan

dipisahkan berdasarkan value stream masing-masing (raw material tempra, raw

material diamond, raw material counterpain).

b. Gudang PM (Packaging Material)

Gudang PM adalah tempat menyimpan bahan pengemas sekunder,

termasuk brosur dan label. Sama seperti bahan baku dan bahan pengemas,

penerimaan barang bahan pengemas sekunder juga harus dilakukan prosedur

pengecekan. Barang yang sudah diperiksa baru boleh masuk ke dalam gudang

PM. Pengeluaran bahan pengemas sekunder dari gudang PM dilakukan

berdasarkan SO (Shop Order) yang dikeluarkan. Bahan pengemas sekunder

seperti master Box, dus, brosur dan label tersebut kemudian akan dikirim ke setiap

line produksi berdasarkan SO (Shop order) tersebut. Gudang PM selalu dalam

keadaan terkunci untuk mencegah penyalahgunaan packaging material yang

belum terpakai.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

33

Universitas Indonesia

c. Gudang FG (Finished Good)

Gudang FG adalah gudang untuk menyimpan produk jadi yang sudah di

release oleh QA yang ditujukan untuk penjualan. Alur masuk produk ke gudang

FG dimulai dengan diterimanya BPP (bukti pengiriman produk) dari departemen

produksi. Bagian Gudang FG akan memeriksa kesesuaian antara BPP dengan

produk, jika sudah sesuai maka produk akan dipindahkan ke dalam gudang baik

secara fisik maupun secara komputerisasi. Selama proses pemindahan itu, produk

masih dalam status karantina sambil menunggu hasil pemeriksaan QC. Jika hasil

memenuhi persyaratan maka status produk tersebut adalah approve, sedangkan

jika tidak memenuhi persyaratan maka statusnya adalah reject. Selanjutnya

produk akan dipindahkan ke lokasi sesuai status yang ditetapkan oleh QA. Alur

keluar barang dimulai dengan mengecek keberadaan SO (Shop Order) di

reservation inquiry. Jika ada, SO dikirim ke departemen supply chain untuk

diverifikasi. Reservasi dapat dilakukan secara otomatis ataupun manual jika perlu.

Selanjutnya, registrasi reservasi dicetak dan dilakukan penyimpanan produk yang

diminta sesuai SO. Produk yang telah disiapkan dimasukan ke dalam mobil

angkutan sambil diperiksa kesesuaian produk list muat barang dan berita acara

loading barang. Setelah diperiksa kesesuaiannya, kemudian dapat dibuat surat

pengantar barang keluar (SPBK) atau Surat Pengantar Delivery Product (SPDP)

berdasarkan list muat barang. Hasil print out SPDP/SPBK yang telah disahkan

tersebut diserahkan kepada sopir ekspedisi, diparaf sehingga produk yang dipesan

tersebut siap diantarkan. SPDP/SPBK yang asli diserahkan ke Departemen

Finance paling lambat satu hari setelahnya.

d. Gudang RJ (Rejected)

Gudang RJ adalah tempat barang-barang status reject untuk dikembalikan

atau dimusnahkan, baik bahan baku, pengemas, maupun produk jadi, gudang ini

terpisah dengan yang lain dan dikunci.

e. Gudang TO

Gudang TO adalah tempat untuk menyimpan produk jadi yang akan

diekspor serta untuk produk PT. Johnson & Johnson Indonesia divisi pharma

yang telah di-release oleh QA dan siap untuk di jual.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

34

Universitas Indonesia

Alur proses penerimaan bahan baku dan bahan pengemas primer dibagian

gudang diawali dengan penerimaan material beserta dokumen terkait oleh petugas

penerimaan barang. Petugas penerimaan kemudian melakukan pengecekan

terhadap barang yang akan diterima, meliputi pengecekan kesesuaian surat jalan

dengan surat pesanan, nama material, jumlah yang akan diterima, kondisi barang

(bersih/kotor, rusak/tidak) serta kondisi segel pengaman. Pengecekan dilakukan

dua kali oleh orang yang berbeda (second checker). Jika hasil pengecekan sesuai,

maka petugas membuat receiving report (RC) empat rangkap dimana rangkap

pertama diserahkan pada capacity planning, rangkap kedua untuk arsip QA,

rangkap ke tiga untuk QA dispotion, dan rangkap ke empat untuk arsip gudang.

petugas gudang kemudian menempatkan material pada area terpisah dan

memasukan data status karantina secara komputerisasi.

Pada saat karantina, departemen QC akan mencetak perintah untuk

melakukan sampling, kemudian lembar sampling diteruskan kepada inspektor.

Hasil sampling dikirim ke laboratorium untuk diperiksa baik secara fisik, kimia

maupun mikrobiologi (jika perlu). Jika material sesuai dengan spesifikasi, maka

petugas QA akan mengganti status karantina (H) menjadi status approved (A)

secara komputerisasi yang terhubung pada sistem BPCS. Jika material tidak

sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, maka petugas QA akan

menetapkan status reject pada material dan material tersebut akan dipindahkan ke

lokasi terpisah untuk dikembalikan.

Pengeluaran barang dari gudang menggunakan sistem FEFO (First

Expired First Out) secara komputerisasi berdasarkan expired date material dari

QC. Bahan baku yang akan dikeluarkan, akan ditimbang sesuai perintah SO yang

dikeluarkan oleh super capacity planning tiap value stream. Selanjutnya bahan

baku dan kemasan primer akan dikirim ke setiap line produksi untuk dilakukan

proses produksi. Jika terjadi kelebihan bahan yang dikirim atau terjadi pembatalan

SO, maka bagian produksi akan mengeluarkan RS (Returned slip) kepada bagian

gudang dan mengirim kembali bahan tersebut.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

35

Universitas Indonesia

3.4.2 Production Planning Inventory Control (PPIC) and Sales &Opertaion

Planning (S&OP)

Departemen PPIC dipimpin oleh seorang Supervisor yang bertanggung

jawab kepada Plant Logistic Manager, yang memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan koordinasi internal dengan departemen yang terkait untuk

menjaga kestabilan persediaan barang dan kelancaran proses distribusi.

b. Membuat inventory forecast untuk setiap item barang sesuai dengan

target/kebutuhan departemen pemasaran.

c. Menyusun organisasi kerja dan menetapkan alokasi tenaga kerja yang

dibutuhkan.

d. Menyiapkan struktur sistem dan mekanisme kerja serta peralatan pendukung.

e. Menyusun anggaran operasional departemen.

f. Menyelenggarakan pengelolaan gudang yang meliputi kegiatan receiving

staging/pallet storage dan shipping sesuai dengan sistem dan ketentuan yang

berlaku.

g. Melakukan pengawasan setiap jenis persediaan barang melalui mekanisme

stock.

h. Mengikuti dan melaksanakan program pelatihan yang diselenggarakan

perusahaan.

i. Memberikan pelatihan dan bimbingan kerja kepada bawahannya serta

melakukan pengawasan dan teguran kepada setiap karyawan yang melakukan

kesalahan kerja.

j. Memelihara disiplin kerja setiap karyawan dan menjaga ketertiban dan

keamanan lingkungan kerja serta secara berkala melaksanakan penilaian

prestasi kerja bawahannya.

k. Membina hubungan kerja yang baik dengan berbagai pihak untuk ikut serta

menciptakan suasana kerja yang kondusif dan dinamis.

l. Memberikan usulan/ide kepada atasan dalam usaha meningkatkan kualitas dan

kuantitas kerja.

m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan secara lisan maupun tertulis

oleh atasan atau direksi.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

36

Universitas Indonesia

n. Menangani keluhan distributor mengenai pengiriman barang, keadaan barang

rusak/expired dan hal-hal terkait dengan masalah distributor.

o. Menyiapkan perjanjian kerjasama dengan Perusahaan Expedisi.

p. Melakukan evaluasi berkala mengenai kinerja expedisi yang meliputi

kecepatan dan ketepatan waktu, keamanan dan keutuhan jumlah barang serta

tarif yang diberlakukan.

q. Melakukan koordinasi untuk produk Toll Manufacturing Out.

3.4.3 New Product Planning & Shipment Coordinator

Divisi ini memiliki tugas sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi pengiriman produk.

b. Penjadwalan item produk baru.

c. Mengkoordinasi validasi prosses produk baru.

d. Mencari supplier baru sebagai alternative vendor.

e. Efisiensi desain kemasan baru.

3.5 Quality Operation Department

Quality Operation Department terdiri dari tiga seksi yaitu seksi Quality

Control (QC), seksi Quality Assurance (QA), dan Training. Ketiga bagian

tersebut dikepalai oleh seorang section head yang bertanggung jawab pada

manager Quality Operation. Struktur organisasi Quality Operation tersaji dalam

Lampiran 7.

3.5.1. Quality Control (QC)

Bagian Quality Control memiliki tugas antara lain :

a. Melakukan pengujian terhadap bahan baku, bahan pengemas, produk antara,

produk ruahan dan obat jadi serta menyimpan sampel pertinggal, stabilitas

produk.

b. Mengajukan data lengkap ke QA untuk menolak atau meluluskan setiap bets

bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi.

c. Melakukan analisa terhadap sampel pertinggal dari obat yang dikomplain jika

diperlukan.

d. Mengadakan uji stabilitas.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

37

Universitas Indonesia

e. Melakukan penanganan reference standar.

f. Melakukan pemantauan rutin untuk ruang produksi dan sistem penunjang (air,

compresor, dan kualitas udara).

g. Melakukan analisa untuk kegiatan validasi proses, pembersihan, dan sistem

penunjang.

Ruangan dalam QC terdiri dari laboratorium kimia, laboratorium

mikrobiologi, ruang instrumen, ruang timbang, lemari asam, ruang cuci, dan

ruang administrasi. Kegiatan yang dilakukan dalam laboratorium fisika-kimia QC

adalah melakukan analisa sampel secara kimia (antara lain: penguukuran assay,

pH, disolusi, dan disintegrasi) dan pemeriksaan secara fisika (uji secara visual

terhadap warna, bau, rasa, dan particle size). Dalam laboratorium mikrobiologi

dilakukan uji potensi vitamin, uji kontaminasi mikroba terhadap bahan baku dan

produk jadi (pewarnaan gram, uji biokimia, morfologi kimia) dan pemantauan

lingkungan, meliputi pemantauan air dan pemantauan area produksi.

Pemeriksaan air dilakukan berdasarkan pembagian jenis air, yaitu:

a. Deep well water (air sumur) dilakukan setiap satu bulan sekali.

b. City water (air PDAM) dilakukan setiap satu bulan sekali.

c. Process water (air yang diberi perlakuan dengan menambahkan chlorine dan

akan diproses menjadi cold water atau hot water) dilakukan setiap satu bulan

sekali.

d. Cold water adalah air dari process water yang hanya digunakan untuk

membersihkan peralatan dan mesin di area produksi atau di area QC.

e. Hot water (air dari process water yang mengalami proses pemanasan dan

digunakan untuk membersihkan peralatan dan mesin di area produksi)

dilakukan setiap satu bulan sekali.

f. Purified water adalah air yang dihasilkan melalui proses yang sesuai

(deionisasi) dilakukan setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan.

Pemantauan kondisi pada area produksi dilakukan dengan berbagai

metode, antara lain :

a. Pemaparan Cawan Petri yang dilakukan pada area kerja (work level) saat

operasional dan atau saat tidak ada aktivitas (at rest) minimal 1 kali sebulan.

b. Pemantauan Udara yang dilakukan pada grey area minimal 1 kali sebulan.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

38

Universitas Indonesia

c. Compress Dry Air (Sistem Udara Kering Bertekanan) adalah semua mesin

atau peralatan dan instrumen yang digunakan dalam pemampatan dan

pembersihan udara tekanan yang telah ditentukan. Pemeriksaan terhadap

Compress Dry Air dilakukan setiap bulan.

d. Particle Monitoring yang bertujuan untuk mengetahui kualitas udara dengan

cara memantau jumlah partikel pada suatu ruangan.

e. Swab Test untuk memantau kontaminasi dan mengetahui jumlah

mikroorganisme yang terdapat pada permukaan suatu peralatan ataupun

ruangan. Alat yang harus diperiksa antara lain alat baru dari pemasok dan

kontak langsung dengan produk, alat yang kontak langsung dengan produk

dan mengalami reparasi di luar area manufacturing (grey area) dan/atau di

luar area pabrik, alat yang sedang dalam proses cleaning validation.

Sedangkan ruangan yang harus diperiksa adalah:

a) Bagian ruangan grey area dan black area yang tercemar oleh suatu

mikroorganisme (dinding, lantai, langit-langit)

b) Bila status kebersihan grey area meragukan. Misalnya: setelah perbaikan

ruangan/bagian ruangan, Air Handling Unit (AHU) dimatikan dalam waktu

yang cukup lama

Hasil analisis semua bahan baku, bahan pengemas, produk ruahan, produk

obat, uji stabilitas, air, dan pemantauan mikroba di ruangan produksi yang tidak

memenuhi persyaratan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a) Out of Internal/Alert limit (OAL), apabila hasil analisa berada di luar

spesifikasi internal atau alert limit yaitu spesifikasi yang telah ditetapkan

perusahaan.

b) Out of Official Specification (OOS), apabila hasil analisa berada diluar

spesifikasi yang tercantum dalam farmakope atau yang telah ditetapkan oleh

Badan POM.

3.5.2. Quality Assurance (QA)

Seksi Quality Assurance (QA) atau bagian pemastian mutu memegang

peranan penting dalam proses pembuatan obat yang baik. QA bertugas membuat

kebijakan mutu dan memastian mutu obat yang diproduksi agar senantiasa

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

39

Universitas Indonesia

memenuhi standar mutu sesuai dengan tujuan penggunaannya. Bagian ini

bertanggung jawab dalam memastikan bahwa sistem yang berjalan dalam

melakukan produksi obat telah sesuai ketentuan, mulai dari bahan awal, kondisi

lingkungan produksi, proses produksi, pengemasan, peralatan yang digunakan,

dokumentasi, validasi serta inspeksi diri. Disamping itu QA juga bertugas dalam

meluluskan atau menolak produk jadi. Produk jadi akan ditolak bila berdasarkan

hasil pemeriksaan QC tidak memenuhi persyaratan atau terjadi penyimpangan saat

proses produksi.

Bagian QA dipimpin oleh seorang QA Section Head yang membawahi

bagian GMP Compliance, QA inspector, APR, batch record review; document

control; validation & qualification; registration. Bagian GMP Compliance

bertugas melaksanakan audit (internal dan eksternal) dan melakukan investigasi

terkait alert, deviasi dan keluhan yang terjadi. Bagian ini juga bertugas untuk

melakukan pemeriksaan IPO (Inspeksi Pra Operasional) yang meliputi

pemeriksaan kondisi ruangan, aliran udara dan memverifikasi hasil produksi.

Apabila terjadi keluhan dari pelanggan yang dilaporkan oleh bagian marketing,

QA staff akan mendaftarkan keluhan tersebut ke dalam database complaint untuk

kemudian diinformasikan kepada departemen terkait. Bagian ini bertanggung

jawab dalam memastikan bahwa sistem yang berjalan dalam melakukan produksi

obat telah sesuai ketentuan, mulai dari bahan yang digunakan (berasal dari

approved vendor dan sudah di-release), kondisi lingkungan produksi (HVAC,

AHU, magnehelic, suhu, Rh), proses pengolahan, proses pengemasan, peralatan

yang digunakan, dan dokumentasi.

Tinjauan produk tahunan (APR) merupakan bagian dari tugas QA juga.

Kegiatan ini dilakukan untuk memonitor dan menilai seluruh rangakaian kegiatan

dalam menghasilkan produk selama setahun. Selain itu bagian ini juga bertugas

untuk melakukan kajian catatan bets yaitu melakukan pemeriksaan kesesuian MI

(Manufacturing Instruction) dengan yang dilakukan pada proses produksi.

Disamping itu terdapat fungsi document control untuk memastikan bahwa

dokumen yang digunakan di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk,

merupakan dokumen yang valid. Dokumen yang hendak didistribusikan harus

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

40

Universitas Indonesia

disetujui, ditanda tangani dan diberi tanggal dan nomor dokumen terlebih dahulu

oleh personel yang sesuai dan mempunyai wewenang agar dapat dikatakan valid.

Di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk., validasi perlu dilakukan

untuk setiap peralatan dan proses produksi. Prosedur pembersihan juga harus di

validasi untuk konfirmasi efektivitas prosedur tersebut. Validasi juga perlu

dilakukan jika terdapat perubahan baik perubahan mayor maupun minor, untuk

memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mempengaruhi mutu produk yang

dihasilkan sehingga mutu produk tetap sesuai dengan spesifikasi yang

dipersyaratkan. Kegiatan validasi yang dilakukan oleh subdepartemen ini antara

lain :

a. Validasi proses (Process Validation)

Validasi proses adalah validasi yang dilakukan terhadap proses suatu

produk, mulai dari penimbangan (dispensing) hingga pencetakan (compressing)

untuk sediaan solid atau hingga pengemasan primer (primary packaging) untuk

sediaan semisolid dan liquid. Validasi proses lengkap (full validation) dilakukan

sebelum produk dipasarkan, dilakukan terhadap 3 batch pertama yang dihasilkan.

Validasi ulang (full revalidation) dilakukan jika terdapat perubahan-perubahan

pada formula, supplier atau pemasok bahan baku, ukuran bets, proses pembuatan,

lokasi pembuatan, dan alat yang digunakan.

Pada umumnya validasi proses dilakukan sebelum produk dipasarkan

(validasi prospektif). Validasi prospektif dilakukan terhadap tiga bets berurutan

pada skala produksi. Setelah validasi selesai dan sukses, bets validasi dapat dijual.

Dalam keadaan tertentu, jika hal tersebut tidak memungkinkan, validasi dapat

juga dilakukan selama proses produksi rutin dilakukan (validasi konkuren). Untuk

validasi konkurent juga dilakukan terhadap tiga bets berurutan dan tiap bets dapat

dijual sebelum validasi selesai. Proses yang sudah berjalan hendaklah juga

divalidasi (validasi retrospektif). Pada umumnya validasi retrospektif memerlukan

data dari sepuluh sampai tiga puluh bets berurutan untuk menilai konsistensi

proses, namun jumlah bets yang lebih sedikit dimungkinkan bila dapat

dijustifikasi (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2012).

Perlu atau tidaknya dilakukan validasi serta jumlah batch validasi

tergantung pada jenis perubahan dan dampaknya terhadap status validasi dan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

41

Universitas Indonesia

registrasi obat. Sebagai contoh, menurut Peraturan Kepala BPOM No.

HK.03.1.23.10.11.08481 tahun 2011 jika terjadi perubahan pabrik bahan aktif

dipersyaratkan untuk dilakukan tiga batch validasi prospektif. Sedangkan untuk

perubahan pabrik bahan baku pembantu dipersyaratkan dilakukan satu batch

validasi konkurent.

b. Validasi pembersihan alat (Cleaning Validation)

Validasi pembersihan alat dilakukan untuk membuktikan bahwa prosedur

pembersihan alat secara konsisten dan reprodusibel dapat menghilangkan residu

bahan aktif, bahan pembersih, dan mikrobiologi (jika perlu). Validasi

pembersihan mencakup pemeriksaan visual, pengujian residu bahan aktif dan

bahan pembersih (uji kimia) serta pemeriksaan residu mikroba (uji mikrobiologi)

jika diperlukan. Sampling untuk pengujian dan pemeriksaan residu umumnya

dilakukan dengan metode swab. Metode bilas dipilih sebagai alternatif jika

metode swab tidak dapat digunakan (untuk bagian-bagian yang sulit terjangkau).

Validasi pembersihan alat dilakukan pada setiap peralatan non-dedicated

dan dedicated yang kontak dengan produk. Alat-alat yang dimaksud di sini

mencakup semua peralatan produksi dan pengemasan primer di area produksi,

termasuk area dispensing. Peralatan dedicated adalah peralatan yang digunakan

untuk memproduksi satu produk dengan satu potensi. Peralatan non-dedicated

peralatan yang digunakan untuk memproduksi dua atau lebih produk dengan zat

aktif yang berbeda atau satu produk yang memiliki dua atau lebih potensi.

Selama proses validasi, alat harus dikarantina dan tidak boleh digunakan

sampai diperoleh hasil pemeriksaan yang memenuhi syarat. Jika hasil pengujian

dan pemeriksaan dari QC memenuhi syarat, subdepartemen validation akan

menginformasikan bahwa alat sudah dapat digunakan dan selanjutnya dibuat

laporan validasipembersihan. Laporan validasi pembersihan ini berlaku sebagai

informasi resmi dan terdokumentasi tentang status keberhasilan atau kegagalan

validasi pembersihan.

c. Kualifikasi

Kualifikasi merupakan segala kegiatan pembuktian dan pendokumentasian

bahwa suatu sistem dan/atau alat sudah terpasang dan berfungsi secara benar

sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kualifikasi dibagi menjadi empat

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

42

Universitas Indonesia

meliputi Kualifikasi Desain, Instalasi, Operasional dan Kinerja. Kualifikasi

Kinerja bertujuan untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan dapat

berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Kualifikasi Kinerja atau

PQ baru dapat dilakukan setelah kualifikasi instalasi (Instlatation

Qualification/IQ) dan kualifikasi operasional (Operational Qualification/OQ). Di

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk., IQ dan OQ dilakukan oleh departemen

Maintenance, Engineering & Environment, Health and Safety (ME & EHS). PQ

dapat tergabung dalam validasi proses sehingga tidak ada SOP (Standard

Operating Prosedure) ataupun laporan khusus tentang PQ mesin-mesin produksi.

Untuk mesin-mesin pengemas yang tidak termasuk dalam validasi proses,

dilakukan kualifikasi pengemasan.

3.5.3. Training

Bagian ini bertugas untuk menyiapkan modul training untuk karyawan

baru berupa Job Function Training (JFT) dan GMP refreshment untuk karyawan

lama setiap dua kali dalam satu tahun. Training karyawan baru meliputi training

tentang GMP; Halal; Environment, Health, and Safety (EHS); dan Continuous

Improvement (CI). Selain karyawan baru, mahasiswa yang melaksanakan PKPA

di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, juga mendapatkan pelatihan

mengenai GMP dan EHS sebelum mulai melaksanakan kegiatan PKPA.

Training diberikan oleh personel yang telah terkualifikasi. Pada setiap

akhir training, akan dilakukan evaluasi terhadap personel yang mengikuti training

berupa test tertulis (wajib dilakukan untuk karyawan baru; dapat dilakukan untuk

karyawan lama), observasi atau diskusi (untuk karyawan lama). Personel pada

level di bawah foreman harus memiliki score hasil evaluasi ≥ 80. Sedangkan

personel pada level di atas foreman harus memiliki score hasil evaluasi ≥ 90. Bila

score yang diperoleh berada di bawah score yang telah ditetapkan tersebut, maka

karyawan tersebut harus mengikuti training ulang.

3.6 Technical Service Departement

Technical Service (TS) adalah suatu departemen yang ada di PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia yang bertanggung jawab terhadap hal-hal teknis yang

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

43

Universitas Indonesia

berkaitan dengan proses produksi. Di bawah departemen ini terdapat 2 sub

departemen, yaitu Manufacturing Technology dan Packaging Development.

Masing-masing sub departemen tersebut merupakan suatu tim yang terdiri dari

satu orang atau lebih spesialis yang bertanggung jawab langsung kepada TS

manager.

3.6.1 Manufacturing Technology

Manufacturing Technology adalah suatu bagian yang bertugas melakukan

pengembangan produk baru. Bagian ini hampir menyerupai departemen Research

and Development dan dipegang oleh satu atau lebih spesialis dengan latar

belakang pendidikan apoteker. Akan tetapi di PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia merupakan perusahaan afiliasi dimana formula produk baru berasal dari

Taisho Pharmaceutical pusat, maka formula yang ada sudah baku dan tidak boleh

diubah-ubah. Tugas sub departemen ini adalah melakukan evaluasi terhadap

formula dan metode yang ada dapat diterapkan atau tidak, bagaimana ketersediaan

bahan bakunya, bagaimana cara memproduksinya, hingga pengemasannya. Hasil

yang didapat dengan formula yang sama seringkali tidak sesuai dengan keinginan.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perbedaan atau

perubahan manufacturer atau vendor bahan baku, perbedaan merk dan jenis

peralatan yang digunakan, dan tidak dijelaskannya proses teknis dengan rinci pada

formula yang diberikan, seperti kecepatan pengadukan, dan lain-lain.

Setelah produk tersebut dianalisa, maka akan dilakukan perhitungan

Production Cost dan Cost of Good Sold (COGS). Bila COGS tidak diterima maka

proses pengembangan dihentikan, sedangkan bila COGS diterima maka proses

pengembangan dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu:

a. Jika diperlukan mesin baru maka dilakukan kualifikasi mesin.

b. Menentukan strategi validasi pembersihan.

c. Permintaan sampel material untuk keperluan trial bila material tidak tersedia

dalam inventori.

d. Kualifikasi metode analisa sebelum metoda analisa tersebut digunakan untuk

merilis produk komersial.

e. Pengembangan bahan pengemas bila diperlukan desain bahan kemas baru.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

44

Universitas Indonesia

Kemudian Manufacturing Technologist akan menyiapkan protokol trial

dan melakukan trial produksi pada:

a. Skala laboratorium untuk memberi gambaran karakteristik produk.

b. Skala pilot dengan menggunakan peralatan yang memiliki prinsip kerja yang

sama dengan yang akan digunakan untuk proses produksi skala komersil pada

kondisi sesuai dengan persyaratan GMP.

c. Skala komersil bila diperlukan untuk menentukan parameter yang lebih

optimal.

Hasil dari trial skala pilot (setelah dikemas ke dalam kemasan primer yang

akan dipasarkan) digunakan sebagai sampel uji stabilitas produk sebelum

dipasarkan. Setelah hasil uji stabilitas dikaji oleh Stability Group untuk ditentukan

waktu kadaluarsanya maka bagian registrasi akan mendaftarkan produk jadi ini ke

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Setelah didapatkan nomor

registrasi, dilakukan validasi proses sediaan farmasi dan bets komersil dapat

diproduksi setelah mendapat persetujuan.

3.6.2 Packaging Development

Bahan pengemas (kemasan) memegang peranan penting dalam penentuan

nilai jual suatu produk terutama untuk produk-produk OTC. Kemasan juga

diperlukan dalam registrasi produk baru ke BPOM. Hal-hal yang terkait dengan

pengembangan kemasan dilakukan oleh bagian sub departemen Packaging

Development. Di dalam sub departemen ini terdapat dua bagian, yaitu Artwork

Development dan Packaging Technology. Tugas utama dari sub departemen ini

adalah mengembangkan kemasan, meliputi penentuan nomor kode, pembuatan

kemasan yang baru atau perubahan serta perancangan barcode pada kemasan.

Perubahan kemasan antara lain berupa perubahan dimensi atau ukuran kemasan,

perubahan jenis material, perubahan desain (teks, tampilan, warna, dan lain-lain).

Hal-hal yang dapat menyebabkan perubahan kemasan, antara lain perubahan

registrasi BPOM, perubahan desain dari bagian marketing, penyesuaian dengan

spesifikasi mesin, dan perubahan atau alternatif material, perubahan mesin dari

supplier.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

45

Universitas Indonesia

Selain bertugas mengembangkan kemasan, sub departemen ini juga

bertanggung jawab untuk membuat master dokumen pengemasan, dokumen

spesifikasi dan daftar bahan pengemas, membuat surat perintah pemusnahan

kemasan dengan nomor kode lama, memasukkan data kemasan dan dokumen

terkait ke dalam sistem packaging database, serta menyimpan artwork atau desain

kemasan asli.

3.7 Maintenance Engineering dan EHS Department

Maintenance Engineering and EHS Department atau biasa disebut

Departemen ME & EHS adalah salah satu departemen penting yang menunjang

proses di dalam industri farmasi. Departemen ini berfungsi sebagai penunjang

fasilitas, peralatan, sarana penunjang, pengembangan sistem atau proses,

mengatur atau merencanakan proyek serta lingkungan, kesehatan, dan

keselamatan untuk semua departemen yang terdapat di PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. Struktur organisasi ME-EHS dapat dilihat pada Lampiran 8.

3.7.1 Maintenance and Engineering

Secara umum, kegiatan maintenance mencakup perencanaan dan

penyediaan peralatan-peralatan di produksi dan laboratorium QC seperti

perencanaan dan penyediaan mesin baru, penanganan mesin baru, administrasi

spare part, serta kalibrasi dan kualifikasi. Untuk mesin-mesin yang telah ada

dilakukan trouble shooter (perbaikan mesin-mesin yang mengalami masalah kecil

saat running), repair (perbaikan mesin-mesin yang mengalami masalah saat

running yang menyebabkan kerusakan serius), Development and Improvement

(memodifikasi bagian mesin, performance upgrade, improvisasi sistem kerja

mesin), spare part (penyediaan suku cadang untuk mesin-mesin produksi), dan

preventive maintenance (perawatan berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan

pada mesin). Preventive Maintenance (PM) meliputi pengecekan oleh teknisi saat

jadwal PM, penambahan bagian-bagian mesin, pengecekan bagian-bagian mesin.

Untuk perawatan berkala dibagi menjadi 3 tipe yaitu: Tipe A : Perawatan

berkala yang dilakukan setiap empat bulan sekali, Tipe B : Perawatan berkala

yang dilakukan setiap delapan bulan sekali, Tipe C : Perawatan berkala yang

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

46

Universitas Indonesia

dilakukan setiap satu tahun sekali. Untuk mesin-mesin baru dilakukan tahap-tahap

berikut Commisioning yaitu pemastian mesin sesuai dengan permintaan,

Kualifikasi, antaralain: Installation Qualification dan Operational Qualification,

Rekualifikasi, dan Verifikasi.

3.7.2 Occupancy

Occupancy merupakan salah satu bagian di departemen ME & EHS di PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. yang berfungsi menyediakan fasilitas-

fasilitas di industri farmasi. Fasilitas yang tersedia antara lain: bangunan,

drainase, konstruksi, sanitary, gardener, dan pest control.

3.7.3 Utility

Utility merupakan bagian yang menyediakan fasilitas penunjang, seperti

pengolahan air, electrical, steam, HVAC (Heating Ventilating Air Conditioning),

LAN, telephone line, boiler, compressor, generator set, dan lain-lain. HVAC

adalah sistem yang mendistribusikan udara yang dirancang sesuai dengan kriteria

yang diinginkan parameternya seperti temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,

velocity, dan ukuran partikel karena hal ini merupakan sesuatu yang bersifat kritis

yang dapat mempengaruhi kondisi pembuatan obat secara baik dan benar. Skema

instalasi HVAC tersaji dalam Lampiran 9. Sistem HVAC terdiri dari beberapa

sistem, yaitu :

a. AHU (Air Handling Unit) berfungsi untuk mendistribusikan udara untuk

setiap ruangan.

b. Chiller berfungsi untuk mengkondisikan temperatur yang didistribusikan

AHU.

c. Heating Coil (Hot Water Distribution) berfungsi untuk mengkondisikan RH

(Relative Humidity).

d. Ducting yang berfungsi sebagai saluran udara.

e. Filter yang berfungsi untuk menyaring udara.

Kombinasi diatas dapat diatur untuk mendapatkan suhu, kelembapan dan ukuran

partikel yang sesuai.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

47

Universitas Indonesia

Water distribution system di indusri farmasi umumnya terdiri dari :

a. Potable Water System yaitu suatu sistem yang menyediakan fasilitas air untuk

keperluan toilet, penyiraman tanaman, pembersihan bagian-bagian non

produksi.

b. Process Water System yaitu suatu sistem yang menyediakan fasilitas air untuk

keperluan produksi seperti pencucian mesin, pencucian ruangan

c. Purified Water System yaitu suatu sistem yang menyediakan fasilitas purified

water yang digunakan untuk keperluan produksi seperti bahan dasar,

pencampuran raw material, pencucian peralatan produksi.

Di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, sebelum diolah menjadi

potable water, pada raw water dilakukan penyaringan menggunakan sand filter

dan catridge filter. Pada tahap ini air sudah dapat digunakan untuk sarana kamar

mandi/toilet. Untuk menjadi potable water, air disaring lagi menggunakan sand

filter dan melalui tahap Reverse osmosis, yaitu teknik pembuatan air murni yang

dapat menurunkan hingga 95% Total Dissolve Solids (TDS) di dalam air. Reverse

osmosis terdiri dari lapisan filter yang sangat halus (hingga 0,0001 mikron).

Setelah itu, dilakukan penambahan antiscalant sehingga dapat digunakan untuk

pencucian peralatan, ruangan, cuci tangan, dan lain-lain.

Dalam pengolahan menjadi purified water, air ditambahkan dengan

NaOCl, disaring menggunakan zeolite filter, carbon filter dan softener, kemudian

ditambahkan NaOH untuk meningkatkan pH air sesuai spesifikasi. Kemudian air

ditampung dan diolah melalui tahap catridge filter serta reverse osmosis, dan

disterilisasi menggunakan sinar UV serta dilakukan deionisasi

(electrodeionization), sehingga menjadi purified water. Purified water system juga

dilengkapi dengan looping system sehingga memungkinkan air tersebut disirkulasi

selama 24 jam. Alur pengolahan purified water secara garis besar tergambar

dalam Lampiran 10.

3.7.4 Project

Project merupakan bagian yang mengatur, merancang, menyeleksi project-

project baru atau modifikasi. Ruang lingkup dari project meliputi Budgetting

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

48

Universitas Indonesia

(pembiayaan), Schedulling (penjadwalan), Planning (perencanaan), dan Project

Execution (Eksekusi project)

3.7.5 Environment, Health and Safety Comittee

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. dalam menjalankan bisnis

bertekad untuk menjaga lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja para

karyawan, kontraktor, pelanggan serta masyarakat dengan cara yang aman serta

ramah lingkungan. Oleh karena itu, dibentuk suatu komite yang bertanggung

jawab dalam menangani lingkungan kesehatan dan keselamatan kerja yaitu EHS

committee.

EHS (Environment, Health and Safety) adalah sistem pengelolaan kualitas

lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang akan mempengaruhi tingkat

kesehatan dan keselamatan pekerja maupun lingkungan pabrik secara umum.

Program yang dijalankan pada EHS committee antara lain:

a. Total Recordable Case Risk (TRCR) yaitu tingkat resiko kasus yang terekam.

Kasus yang dilaporkan merupakan kasus mayor yaitu kasus-kasus yang

membuat pekerja harus dirawat oleh dokter.

b. Day Away from Work Case Risk (DAWCR) yaitu tingkat kasus yang

menyebabkan pekerja meninggalkan pekerjaannya.

c. EHS comittee meeting yaitu pertemuan bulanan untuk mendiskusikan kasus-

kasus dan program-program yang dilakukan oleh EHS committee.

d. Self Inspection Program (SIP) yaitu program inspeksi diri yang dilakukan

oleh EHS untuk mengidentifikasi proses atau temuan yang berpotensi

menimbulkan bahaya. Pada SIP ini akan dibuat daftar pertanyaan yang

mencakup tentang penanganan dan penyimpanan bahan kimia, pencegahan

kebakaran dan persiapan keadaan gawat darurat, alat pelindung diri, kepatuhan

terhadap prosedur, keadaan botol gas bertekanan, peralatan listrik dan

perawatan, ruangan kerja, incinerator dan pengolahan limbah.

e. Near miss yaitu keadaan hampir celaka. Near miss yang dialami oleh

karyawan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia harus dilaporkan kepada EHS

committee. Near miss perlu didokumentasikan untuk menghindari terjadinya

kecelakaan dalam tingkat yang lebih parah.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

49

Universitas Indonesia

f. Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga

keselamatan dan kesehatan kerja serta pemeliharaan lingkungan hidup.

Kegiatan pelatihan diberikan oleh kordinator tiap departemen dibantu oleh

karyawan dari departemen tersebut.

g. Komunikasi yaitu pembahasan mengenai kebijakan EHS di tiap departemen

melalui kegiatan safety talk yang dilakukan tiap bulan. Bentuk komunikasi

lain yang dilakukan EHS yaitu menyediakan informasi tentang kebijakan EHS

di tempat yang mudah dibaca oleh semua karyawan misalnya di majalah

dinding tiap departemen.

h. Kualitas dari hasil keluaran Waste Water Treatment Plant (WWTP) di bawah

standar kelas I yaitu EHS menetapkan nilai COD kurang dari 100 ppm dan

nilai BOD kurang dari 75 ppm.

i. Mengurangi biaya pembuangan limbah dengan cara mengurangi limbah yang

dihasilkan sehingga limbah yang ditampung akan berkurang.

j. Konservasi air dengan meningkatkan kemungkinan penggunaan air hasil

pengolahan WWTP untuk toilet dan pertamanan.

EHS committee juga bertanggung jawab dalam pengelolaan limbah yang

meliputi penyimpanan sementara, pengambilan, pengolahan, pengemasan,

pemberian label, penyimpanan hinggga pembuangan dan/atau pemusanahan

semua sampah atau limbah yang terdapat di area PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. Setiap limbah harus mempunyai penandaan limbah kemudian

dilakukan pemisahan berdasarkan bentuknya yaitu bahan kemas atau bahan baku.

Tiap bahan baku juga dibedakan lagi berdasarkan bentuknya padat atau cairan

serta berdasarkan jenisnya yaitu bahan berbahaya dan beracun (B3) atau non B3.

Penanganan limbah non B3 yaitu dikembalikan ke suppplier (jika status bahan

direject oleh QC), dijual atau dihancurkan di incinerator. Limbah B3 dapat

dikembalikan ke supllier (jika status bahan direject oleh QC), dijual atau dikirim

ke perusahaan pengolah limbah bersertifikat (PPLI). Persyaratan penanganan

limbah adalah sebagai berikut:

a. Pekerja harus memakai alat pelindung diri yang sesuai.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

50

Universitas Indonesia

b. Semua limbah yang dihasilkan oleh setiap departemen ditampung di tempat

penampungan awal yang disediakan dengan benar dan aman, serta diberi

label.

c. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang telah dikemas harus diberi

label yang sesuai kemudian disimpan di ruang B3 storage room, lama

penyimpanan tidak boleh lebih 90 hari.

d. Tempat limbah diberi penandaan yang menunjukkan kelompok limbah.

Penanganan limbah yang menjadi tanggung jawab EHS committee antara lain:

a. Waste Water Treatment Plant (WWTP)

WWTP untuk pengolahan limbah cair dari proses pencucian mesin atau

peralatan laboratorium, dan limbah cair dari proses USP water. Pengolahan ini

dimulai dari pengumpulan limbah dalam tangki pengumpul kemudian limbah

dialirkan ke dalam tangki equalisasi untuk mencampur semua limbah yang

terkumpul. Pada limbah dilakukan pre-treatment yaitu dengan penambahan

koagulan dan basa (NaOH). Lumpur yang mengendap dipisahkan dari cairan dan

dikirim ke PPLI. Bagian limbah cair memiliki nilai COD yang masih tinggi,

sehingga dilakukan proses pengolahan selanjutnya menggunakan bakteri aerob.

Limbah yang sudah memenuhi syarat COD, BOD dan jumlah bakteri kemudian

dikumpulkan dalam penjernihan limbah (clarifier unit). Pada proses penjernihan

limbah ini dilakukan pendiaman selama 2 hari dan endapan dikumpulkan. Bagian

cairan dimasukkan dalam penyaringan dan dialirkan melalui karbon untuk

menghilangkan bau. Limbah cair yang sudah bersih dan telah memenuhi syarat

COD dan BOD kemudian dialirkan ke sungai. Pemantauan kualitas air limbah

dilakukan setiap bulan.

b. Pengolahan limbah oleh Perusahaan Pengolah Limbah bersertifikat (PPLI)

Semua limbah yang diolah PPLI ini merupakan limbah yang tergolong B3

seperti produk kembalian atau produk reject anti kanker, limbah campuran asam,

basa, pelarut organik, raw material reject yang tergolong bahan berbahaya atau

beracun (B3), produk ruahan dalam jumlah besar, limbah berbahaya lainnya

seperti pacahan termometer, material mengandung asbes, pereaksi padat dari

laboratorium, solar atau pelumas bekas.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

51

Universitas Indonesia

c. Pengolahan limbah oleh dinas kebersihan

Pengolahan limbah oleh dinas kebersihan untuk limbah domestik, limbah

botol-botol bekas yang sudah dibersihkan, abu sisa pembakaran insinerator.

d. Penimbunan limbah

Penimbunan hanya diperbolehkan untuk rumput dan daun.

3.8 Lean Continuous Improvement (LCI)

Lean Continuous Improvement (LCI) merupakan departemen yang

langsung berada di bawah Plant Director. Struktur organisasi LCI dapat dilihat

pada Lampiran 11. LCI melakukan perbaikan secara terus-menerus dengan

menyusun dan mengatur proses perbaikan operasional yang berkesinambungan

dalam pengembangan proses atau sistem. Tujuan CI adalah peningkatan kualitas

produk agar lebih baik (cepat, akurat, mudah, murah, aman, kualitas) sehingga

dapat bersaing dengan perusahaan lain dan memberikan keuntungan kepada

perusahaan, karyawan, dan pelanggan; memperbaiki kesalahan kerja; menjadi

sarana penerapan ide-ide dari technical operation; serta membangun budaya

kepemimpinan dan pertanggungjawaban. Pelaksanaan LCI meliputi perencanaan,

perbaikan, improvement, dan review kondisi pada saat ini.

Lean Continuous Improvement memiliki langkah perbaikan dalam

berbagai aspek yang dilaksanakan secara rutin dan dilakukan di seluruh bagian

terkecil di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Kegiatan dimulai dari

inovasi strategi, penentuan area improvement, membuat tim khusus yang dikenal

dengan nama Small Group Activity (SGA). Setiap kelompok SGA akan membuat

proposal perbaikan terkait bagiannya masing-masing dan melakukan penelitian

serta perbaikan, kemudian mengevaluasi hasil dari perbaikan tersebut. Setelah

melakukan kegiatan tersebut, hasil perbaikan akan dipersentasikan oleh masing-

masing grup. Kemudian dilaksanakan review terhadap perbaikan yang dilakukan.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

52 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Pembuatan obat yang dilakukan oleh industri farmasi di Indonesia

mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh Badan POM. Pedoman tersebut

dikenal dengan Cara Pembuatan Obat yang baik. PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. merupakan salah satu industri farmasi di Indonesia. Sebagai

industri farmasi, PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk harus menerapkan

semua aspek yang ada di CPOB untuk dapat memperoleh izin produksi dan dapat

memasarkan produknya di Indonesia. Aspek-aspek CPOB yang harus diterapkan

di industri farmasi adalah manajemen mutu, personalia, bangunan, peralatan,

sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu,

penanganan terhadap keluhan obat, penarikan obat yang beredar dan obat

kembalian, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, dokumentasi, serta

kualifikasi dan validasi.

4. 1 Manajemen Mutu

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, telah menerapkan aspek

manajemen mutu yang meliputi pengawasan dan pemastian mutu berdasarkan

CPOB. Seluruh bahan (bahan baku, bahan pengemas, produk ruahan dan produk

jadi), seluruh proses serta peralatan yang digunakan selama proses produksi

terjaga kualitasnya dengan penerapan sistem pengawasan dan pemastian mutu

yang memadai.

Selama proses produksi dan pengemasan produk, QA inspector akan

mengawasi dan memastikan bahwa produksi berjalan sesuai prosedur yang sudah

ditentukan. QA inspector juga akan memeriksa kelengkapan catatan pengolahan

bets.

4. 2 Personalia

Dalam melaksanakan sistem manajemen mutu, PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. didukung oleh personil yang terkualifikasi yang ada disetiap

departemen dengan pembagian tanggung jawab yang adil dan sesuai dengan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

53

Universitas Indonesia

kapasitasnya. Setiap bidang pekerjaan memiliki job description masing-masing

yang jelas dan rinci.

Penerapan CPOB pada aspek personalia di PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. antara lain adalah adanya personil yang terkualifikasi dalam

jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Setiap karyawan baru di

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk harus mengikuti GMP training, EHS

training, HALAL training dan Job Function Training terlebih dahulu sebelum

mulai bekerja. GMP training tidak hanya dilaksanakan pada awal masuk, tetapi

secara berkala 3 bulan sekali yang wajib diikuti oleh semua personil yang

pekerjaannya terkait mutu produk. Karyawan yang membutuhkan keahlian khusus

diberikan pelatihan khusus untuk pemahaman teori dan pelaksanaan kualifikasi

untuk pemahaman cara prakteknya. Contoh kegiatannya adalah training SGA

(Small Group Activity), pelatihan untuk analis di laboratorium QO Departement

atau operator mesin di Manufacturing Department, pelatihan keselamatan kerja,

dan lain-lain. Training serta pelatihan yang diadakan PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. Ini dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

4. 3 Bangunan dan Fasilitas

Bangunan dan fasilitas yang terdapat di PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia memiliki desain, ukuran, dan konstruksi serta letak strategis yang sesuai

dengan kebutuhan produksi dan bentuk sediaan yang dibuat. Kondisi bangunan

dan fasilitasnya pun terawat dengan baik. Ruangan-ruangan dibuat terpisah dan

masing-masing dirancang untuk setiap satu proses dan produk, agar kerja lebih

efisien dan mencegah kontaminasi silang.

Desain dari dinding bangunan berbentuk lengkungan sehingga mudah

untuk pembersihan, sanitasi dan perawatan. Selain itu, perlindungan dari adanya

serangga, burung, binatang pengerat, kutu atau hewan lain (pest control system)

juga diberikan disetiap bangunan dan fasilitas yang ada di PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk.

Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban, dan ventilasi diatur

dengan baik pada bangunan dan fasilitas agar tidak mengakibatkan dampak yang

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

54

Universitas Indonesia

merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk selama

proses pembuatan dan penyimpanan.

Bangunan di Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. dibagi menjadi dua

area, yaitu grey area dan black area yang dipisahkan oleh ruang penyangga (air

lock). Grey area meliputi area dispensing, mixing, dan filling (packaging primer),

sedangkan black area meliputi packaging sekunder, laboratorium dan gudang.

Ruang produksi di grey area juga terpisah antara produk semisolid-likuid dan

solid. Ruangan ini dipisahkan oleh ruang penyangga (airlock) karena adanya

perbedaan kelembaban untuk produk semisolid-liquid dan solid.

Pintu area produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar,

seperti pintu bahaya kebakaran, diamankan sedemikian rupa dengan menjaga agar

area tersebut tetap bebas (keep clean area). Pintu di dalam area produksi yang

berfungsi sebagai barrier terhadap pencemaran silang selalu ditutup apabila

sedang tidak digunakan.

Sarana pendukung yang terdapat di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk. antara lain: ruang istirahat, mushola, dan kantin yang terletak terpisah

dengan area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Terdapat pula ruang

loker untuk karyawan pria dan wanita untuk menyimpan barang-barang, dan

gowning room untuk mengganti pakaian kerja dan membersihkan diri.

Toilet juga disediakan dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses serta

tidak berhubungan langsung dengan area produksi atau area penyimpanan. Ruang

ganti pakaian berhubungan langsung dengan area produksi namun letaknya

terpisah. Selain itu terdapat pula bengkel perbaikan dan perawatan peralatan

(Engineering Workshop) yang berhubungan dengan area produksi namun terletak

terpisah dari area produksi.

4. 4 Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

untuk pembuatan obat memiliki desain dan konstruksi yang sesuai dengan

fungsinya, ukuran yang memadai, telah terkualifikasi dengan baik, dan mudah

dalam pembersihan serta perawatan.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

55

Universitas Indonesia

Permukaan peralatan yang bersentuhan langsung dengan bahan awal,

produk antara atau produk jadi terbuat dari stainless steel sehingga tidak

menimbulkan reaksi yang dapat mempengaruhi identitas, mutu, atau kemurnian

produk diluar batas yang ditentukan.

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia memiliki beberapa peralatan yang

digunakan khusus untuk produksi tiap line masing-masing value stream agar tidak

terjadi kontaminasi silang.

Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, memeriksa, dan

mencatat diperiksa ketepatannya dan dikalibrasi sesuai dengan program dan

prosedur yang ditetapkan. Hasil pemeriksaan dan kalibrasi selalu

didokumentasikan dan disimpan dengan baik. Pemeriksaan dan kalibrasi serta

pendokumentasiannya dilakukan oleh Maintenance Engineering dan EHS

Departement.

Mesin diletakkan sedemikian rupa agar mempermudah pekerjaan dan

pergerakan operator. Peralatan yang digunakan diletakan dengan rapi dan diberi

penandaan sesuai fungsinya. Pipa tidak langsung menempel ke tembok dan diberi

penandaan yang jelas untuk menunjukan isi dan arah aliran.

Setiap mesin dan peralatan memiliki log book yang memuat data : kapan

mesin digunakan, siapa yang menggunakan, digunakan untuk produk apa dan

nomor bets berapa, kapan mesin dibersihkan, siapa yang membersihkan,

bagaimana cara pembersihannya. Mesin dan peralatan yang telah dibersihkan dan

dikeringkan, diberi label penandaan (label status kebersihan) yang menandakan

mesin itu sudah bersih dan siap pakai untuk proses produksi selanjutnya. Contoh

label kebersihan yang digunakan terlampir dalam Lampiran 12.

4. 5 Sanitasi dan Higiene

Sanitasi dan higiene di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia selalu

diperhatikan agar selalu berada dalam tingkat sanitasi dan kebersihan yang tinggi.

Hal ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan tetap terjaga kualitasnya.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

56

Universitas Indonesia

Sanitasi dan higiene yang diterapkan di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

mencakup :

a. Setiap karyawan tetap PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia menjalani

pemeriksaan kesehatan setiap tahun. Personil yang mengidap penyakit atau

luka terbuka dilarang untuk bekerja di area produksi.

b. Setiap karyawan juga harus melakukan prosedur personal hygiene seperti

mencuci tangan sebelum masuk ke ruang produksi, memakai pakaian produksi

dengan benar, tidak memakai perhiasan dan make up berlebihan ketika masuk

ke ruang produksi, dan lain-lain.

c. Setiap perpindahan area, misal dari grey area ke black area, personil

diwajibkan mengganti pakaiannya atau menggunakan pakaian pelindung

khusus tambahan, termasuk penutup kepala dan penutup sepatu untuk

mencegah kontaminasi dari black area ke grey area yang lebih bersih.

d. Sentuhan langsung dengan bahan awal, produk antara dan produk ruahan tidak

diperbolehkan sehingga operator diwajibkan mengenakan sarung tangan

ketika bekerja. Sarung tangan ketika bekerja di suatu ruangan juga tidak boleh

di bawa ke ruangan lain untuk menghindari kontaminasi silang.

e. Tidak boleh membawa makanan/minuman dan merokok di dalam ruang

produksi. Kegiatan-kegiatan ini hanya dapat dilakukan di ruangan-ruangan

tertentu, seperti kantin atau pantry untuk makan dan minum dan tempat

khusus merokok yang disediakan oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

yang berada dekat parkir motor.

f. Setiap ruangan di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia dilengkapi dengan

sistem ventilasi yang sesuai dan terdapat toilet, tempat cuci serta sarana

pembersihan lainnya dalam jumlah yang memadai dan mudah ditemukan di

area PT. Taisho Pharmaceutical dan Indonesia.

4. 6 Produksi

Produksi di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia selalu dilaksanakan

sesuai prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang

berlaku untuk menjamin produksi senantiasa menghasilkan produk yang

memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

57

Universitas Indonesia

edar (registrasi). Produksi dilaksanakan oleh operator dan diawasi oleh personil

yang kompeten, mulai dari line leader, foreman, maupun supervisor.

CPOB yang diterapkan pada tahapan produksi di PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia antara lain dalam hal:

a. Pengadaan, penimbangan, penyerahan bahan awal.

Pengadaan bahan awal yang terdiri dari bahan baku dan bahan pengemas

dibeli dari agen atau supplier yang telah dievaluasi dan disetujui oleh QA agar

dipastikan mutunya selalu terjaga. Tata cara penerimaan bahan awal yaitu periksa

dokumen pengiriman, periksa keutuhan kemasan, bersihkan wadah luar, beli label

identitas (identification material), letakkan di area karantina, pemeriksaan sampel

bahan awal oleh QC.

Bahan awal disimpan di gudang (warehouse) yang luas dan selalu dijaga

kebersihannya. Ruang penyimpanan bahan awal diklasifikasikan berdasarkan sifat

tiap bahan awal, yaitu ruang khusus bahan yang mudah terbakar, temperatur ruang

(> 25- 30OC), ruang suhu sejuk (15-25OC atau AC Room) dan ruang dingin (2-8OC/

cool room). Ruang penyimpanan bahan awal juga dikendalikan cahaya dan

kelembabannya. Pengeluaran bahan awal dari gudang menggunakan sistem FEFO

(First Expired First Out), artinya bahan awal yang digunakan terlebih dahulu yang

datangnya awal dan masa expirednya yang lebih cepat.

Pada area penyerahan bahan awal (stage in), hanya bahan-bahan yang

telah dikeluarkan Shop Order saja yang ditempatkan di daerah penyerahan berupa

airlock yang menghubungkan antara ruang penimbangan dengan area gudang.

Bahan-bahan yang akan ditimbang diletakan di pallet. Satu pallet hanya untuk

bahan-bahan dari satu bets.

Hasil penimbangan diletakkan di dalam wadah stainless steel yang

kemudian dibungkus dengan plastik yang diikat kencang dan diletakkan pada

pallet di area penyerahan (stage out) untuk proses pengolahan. Dokumen yang

harus dilengkapi setelah proses penimbangan adalah SO (Shop Order), MI

(Manufacturing Instruction), summary dispensing report, dan label (label

kebersihan, dispensing label tiap kontainer).

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

58

Universitas Indonesia

b. Validasi proses

Sebelum suatu Prosedur Pengolahan Induk diterapkan, harus dibuktikan

prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin dan proses yang telah

ditetapkan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan akan

senantiasa menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dengan cara

validasi proses. Adanya perubahan yang berarti dalam proses, peralatan, atau

bahan juga harus dilakukan validasi ulang untuk menjamin bahwa perubahan

tersebut akan tetap menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu.

c. Pencegahan pencemaran silang

Pencemaran silang dalam proses produksi harus dihindari dengan tindakan

teknis atau pengaturan yang tepat, misalnya produksi tiap sediaan atau proses

yang berbeda dilakukan di dalam ruang yang terpisah, tersedia ruang penyangga

udara dan penghisap udara yang memisahkan area grey dan black, memakai

pakaian pelindung yang sesuai dengan area dimana produk yang berisiko tinggi

terhadap pencemaran silang di proses, melaksanakan prosedur pembersihan dan

dekontaminasi yang terbukti efektif, pengujian residu dan menggunakan label

status kebersihan pada alat.

d. Sistem penomoran bets/lot

Sistem penomoran bets menjelaskan tahun dan bulan pembuatan serta nomor bets

dan lot produk tertentu. Contoh sistem penomoran bets di PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia adalah sebagai berikut:

1J3531

1 : tahun 2011

J : bulan kesembilan (September)

353 : nomor bets

1 : nomor lot

e. Pengolahan

Masing-masing ruangan di area produksi hanya digunakan untuk

pembuatan 1 (satu) bets produk. Di dalam ruang pembuatan produk tersebut tidak

boleh terdapat produk lain, walaupun merupakan produk yang sama yang hanya

berbeda bets. Terdapat Work in Process (WIP) Room sebagai area penyerahan

produk ruahan yang selanjutnya akan dikemas primer. Selain itu, pada line T

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

59

Universitas Indonesia

(Value Stream Liquid) tidak digunakan area penyerahan, dikarenakan terdapat

pipa penghubung antara mesin pengolah dengan mesin pengemas primer.

Kondisi lingkungan di area pengolahan dipantau dan dikendalikan

sehingga selalu berada pada tingkat yang dipersyaratkan untuk kegiatan

pengolahan. Kondisi lingkungan yang diperhatikan antara lain Air Handling Unit

(AHU) dan tekanan udara ruangan yang dipantau pagi hari dan siang hari.

Sebelum kegiatan pengolahan dimulai, operator mempersiapkan jalur

pengolahan untuk memastikan bahwa area pengolahan dan peralatan bersih serta

bebas dari bahan awal, produk atau dokumen yang tidak diperlukan untuk

kegiatan pengolahan yang akan dilakukan. Semua peralatan yang dipakai dalam

pengolahan diperiksa sebelum digunakan. Sebelum digunakan, baik ruangan,

mesin, dan peralatan dinyatakan bersih secara tertulis pada label kebersihan untuk

masing-masing ruangan, mesin, dan peralatan. Pada setiap ruangan yang sedang

digunakan untuk pengolahan harus dilengkapi dengan label In Process yang

menyatakan nama produk yang sedang diolah, nomer bets, dan kuantitasnya.

Contoh label In Process tersaji pada Lampiran 13.

Semua kegiatan pengolahan dilaksanakan mengikuti prosedur yang

tertulis, yaitu Manufacturing Instruction (MI). Setiap terjadinya penyimpangan

dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada line leader, foreman, supervisor,

bahkan section head bila perlu. Semua produk antara dan ruahan diberi label

dengan benar dan dikarantina sampai diluluskan oleh bagian Pengawasan Mutu

dan diberi label “H” (Hold) sedangkan apabila telah diluluskan diberi label “A”

(Approved). Semua pengawasan selama proses yang dipersyaratkan dicatat

dengan akurat pada saat pelaksanaannya. Penyimpanan produk dalam proses

harus mengikuti ketentuan batas waktu maupun kondisi yang telah ditetapkan.

f. Pengemasan

Pengemasan dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat untuk

menjaga identitas, keutuhan, dan mutu produk akhir yang dikemas. Semua

kegiatan pengemasan dilaksanakan sesuai dengan Packaging Instruction dan

menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam Prosedur Pengemasan

Induk. Rincian pelaksanaan pengemasan dicatat dalam Catatan Pengemasan Bets.

Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, dilakukan pemeriksaan untuk memastikan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

60

Universitas Indonesia

bahwa area kerja dan peralatan telah bersih serta bebas dari produk lain, sisa

produk lain atau dokumen lain yang tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan

yang bersangkutan.

g. Pengembalian

Bahan awal, produk ruahan, produk jadi, bahan pengemas dari sisa proses

dikembalikan ke gudang penyimpanan dihitung dan didokumentasikan. Setiap

bahan yang dikembalikan, diberi label “return of material” yang berisi antara lain:

nama produk, nomor bets, proses yang telah berlangsung, jumlah yang

dikembalikan serta tanda tangan dan paraf operator.

h. Pengawasan selama proses

Terdapat prosedur tertulis yang menjelaskan teknik pengambilan sampel,

pengujian atau pemeriksaan yang harus dilakukan selama proses dari tiap bets

produk yang dilaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala

bagian Pemastian Mutu (QA Section Head) dan hasilnya didokumentasikan.

Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel pada

awal, tengah, dan akhir proses oleh personil yang terkualifikasi. Hasil

pengujian/inspeksi selama proses hendaklah dicatat dan dokumen tersebut

hendaklah menjadi bagian dari catatan bets.

i. Pengiriman dan pengangkutan

Bahan obat dan obat diangkut dengan cara sedemikian rupa sehingga

keutuhannya dan kondisi penyimpanan terjaga. Catatan pengiriman menyatakan

minimal tanggal pengiriman, nama dan alamat pengirim, uraian tentang produk,

kondisi pengangkutan dan penyimpanan. Catatan pengiriman harus

terdokumentasi dengan rapih. Semua catatan mudah diakses dan tersedia apabila

diminta. Bagian pengiriman dan pengangkutan di bawah pengawasan bagian

gudang (warehouse).

4.7 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas obat yang

dihasilkan selalu konsisten memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Semua

kegiatan yang dilaksanakan di laboratorium pengawasan mutu harus berpedoman

pada Good Laboratory Practice (GLP) sehingga laboratorium kimia dan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

61

Universitas Indonesia

mikrobiologi dirancang dengan baik serta dilengkapi dengan peralatan yang

memadai untuk menunjang pemeriksaan kemasan, bahan awal, produk ruahan,

maupun produk jadi. Dalam laboratorium tersebut, terdapat beberapa ruang untuk

masing-masing kegiatan yang berbeda, yaitu ruang untuk laboratorium kimia,

laboratorium mikrobiologi, ruangan instrumen, ruangan timbang, lemari asam,

ruang cuci, dan ruang administrasi. Ruang lingkup kerja pengawasan mutu yang

dilakukan yaitu :

4.7.1 Kualifikasi, kalibrasi, dan maintenance alat laboratorium

Dalam kualifikasi alat laboratorium terdapat tiga level, yaitu level 1 untuk

alat yang tidak perlu dikualifikasi dan dikalibrasi, contohnya shaker; level 2 untuk

alat yang perlu dikalibrasi saja, contohnya timer, termometer, penggaris; dan level

3 untuk alat yang perlu dikualifikasi dan dikalibrasi, contohnya HPLC, GC, dan

AAS. Kalibrasi dan maintenance alat laboratorium dilakukan periodik setiap enam

bulan sekali oleh vendor dan departemen ME.

4.7.2 Penanganan reference standard

Baku pembanding, pereaksi kimia, peralatan harus dikontrol dengan baik

untuk menunjang hasil analisis yang akurat. Baku pembanding ditangani oleh

penanggung jawab reference standard. Sumber reference standard yang

digunakan berasal dari Sigma, Adrich. Pada wadah baku pembanding tertera nama

standar, kode, nomor lot, potensi atau kadar, tanggal pembuatan, tanggal

kadaluarsa, dan kondisi penyimpanannya. Penyimpanan baku pembanding

disesuaikan dengan kondisi penyimpanan masing-masing. Pengujian bahan baku,

produk ruahan dan produk jadi dilakukan berdasarkan testing standard sedangkan

pengujian bahan kemas dilakukan berdasarkan purchase specification yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Pengontrolan untuk bahan kimia dimulai dengan

pemberian label yang mencantumkan identitas, tanggal dibuat, serta tanggal

kadaluwarsanya. Penyimpanan bahan kimia dan pereaksi disesuaikan dengan

kondisi penyimpanan masing-masing.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

62

Universitas Indonesia

4.7.3 Program Uji Stabilitas

Pengujian stabilitas produk dilakukan pada produk yang sudah beredar

(post market stability) untuk mengetahui kestabilan produk selama di pasaran dan

tiap satu bets produk per tahun. Jenis uji stabilitas yang dilakukan adalah

accelerated stability dan long term stability. Kondisi uji stabilitas mengikuti

ASEAN guideline. Bagian pengawasan mutu juga bertugas menangani pengujian

stabilitas retain sampel yang bertujuan untuk pembuktian kestabilan produk jika

ada keluhan dari konsumen.

4.7.4 Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis dilakukan untuk membuktikan bahwa metode

analisis tersebut menghasilkan hasil uji yang tepat dan konsisten. Metode analisis

yang berasal dari buku standar (compendial) hanya dilakukan verifikasi,

sedangkan metode analisis non compendial dilakukan validasi dengan

memperhatikan parameter akurasi, presisi, spesifitas, limit deteksi, limit

kuantifikasi, linearitas, dan rudgeness.

4.7.5 Pengujian sampel bahan baku dan bahan pengemas.

Pengujian sampel dilakukan di sampling room di bawah sampling booth.

Jumlah sampel yang diambil dari wadah (container) berdasarkan Masterlist

Quantity Sampling Raw Material PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

Secara umum, jumlah sampel yang diambil menggunakan rumus √n + 1 untuk

bahan baku yang lebih dari 3 wadah. Jika kurang dari 3 wadah, semua wadah

harus disampling.

4.7.6 Monitoring Program Air dan Lingkungan.

Kualitas air yang digunakan dikontrol dengan ketat. Pengawasan kualitas

air dilakukan terhadap purified water, potable dan hot water, serta process water.

Pengawasan purified water dilakukan tiap hari untuk memeriksa kualitas dan

kondisi purified water yang didistribusikan, tiap minggu untuk memeriksa

kualitas dan kondisi tempat penyimpanan purified water (storage tank), dan tiap

bulan untuk memeriksa kualitas dan kondisi purified water ditempat pemakainnya

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

63

Universitas Indonesia

seperti di lab dan area produksi grey. Parameter yang diuji adalah kejernihan,

TPC, pseudomonas, TOC, dan kondutivitas. Pengawasan terhadap potable dan hot

water dilakukan tiap sebulan sekali untuk memeriksa kualitas dan kondisi di

tempat pemakaiannya. Parameter yang diuji adalah TPC, coliform, dan

pseudomonas. Pengawasan process water dilakukan untuk memeriksa kualitas

dan kondisi sumber air untuk purified water, potable water dan hot water yang

berasal dari air sumur dan air PAM.

4.8 Inspeksi Diri dan Audit Mutu

4.8.1 Inspeksi Diri

Inspeksi diri bertujuan untuk menilai apakah seluruh aspek produksi dan

pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB. Program inspeksi diri merupakan

langkah peninjauan kembali sarana, prasarana, dan seluruh tata kerja pabrik yang

mungkin dapat berpengaruh pada jaminan mutu. Dengan adanya inspeksi diri

maka dapat dilakukan perbaikan terus menerus terhadap berbagai kelemahan yang

mungkin timbul. Inspeksi diri juga bertujuan untuk mengetahui cacat kritis,

berdampak kecil, berdampak besar. Dengan demikian langkah-langkah

pencegahan dan perbaikan cacat tersebut dapat segera ditentukan.

Inspeksi diri adalah kegiatan penilaian yang dilakukan secara reguler,

sistematis, dan objektif. Reguler berarti rutin, terdapat jadwal pelaksanaan

inspeksi diri dalam jangka waktu tertentu untuk menjamin tercapainya kesesuaian

secara kontinyu. Inspeksi juga harus dilakukan secara sistematis, dalam artian

terdapat langkah-langkah pengerjaan yang jelas dan daftar hal-hal yang harus

diperiksa untuk mendapatkan standar inspeksi yang seragam. Objektif artinya

inspeksi dilakukan oleh seseorang yang tidak terkait dengan departemen yang

sedang diperiksa. Inspeksi diri harus dilakukan oleh suatu tim auditor yang

kompeten serta memahami peraturan atau regulasi yang terkait secara teoritis

maupun praktis. Laporan inspeksi diri mencakup hasil, penilaian, kesimpulan dan

usulan tindakan perbaikan. Hasil dari inspeksi diri ini dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan baru, agar penyimpangan yang

terjadi tidak terulang kembali.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

64

Universitas Indonesia

Inspeksi dilakukan terhadap semua departemen yang terdapat di PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. minimal 1 kali per tahun dan dilaporkan

oleh QA. Pelaksanaan inspeksi dilakukan oleh suatu tim yang minimal terdiri dari

2 orang yang dipimpin oleh personil dari divisi QA dan anggotanya dari

departemen yang diinspeksi, orang tersebut harus kompeten dan bersifat

independen. Tindakan perbaikan dan pencegahan akan dilakukan oleh departemen

yang bersangkutan jika pada saat inspeksi ditemukan ada hal-hal yang tidak sesuai

dengan penerapan CPOB.

4.8.2 Audit Mutu

Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari

sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu. Audit

yang dilakukan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. bersifat internal

maupun eksternal (BPOM dan PT. Johnson &Johnson Indonesia). Selain itu, PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. juga melakukan audit kepada pihak luar

(vendor audit), yaitu pemasok dan distributor yang bekerja sama dengan

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. agar tetap memenuhi standar yang ada.

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. menerapkan sistem rating terhadap

para pemasok. Rating ini diberikan berdasarkan pada hasil audit di lapangan.

Audit terhadap pemasok dilakukan secara berkala dan frekuensinya berdasarkan

pada rating pemasok dan sifat bahan yang dipasok.

4.9 Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Obat dan

Produk Kembalian

Keluhan terhadap produk obat dibagi menjadi dua, yaitu keluhan yang

menyangkut efek samping obat dan menyangkut keluhan teknis kualitas obat.

Keluhan terhadap obat dapat berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Keluhan

dari dalam perusahaan dapat berasal dari semua pihak yang berhubungan dengan

kegiatan produksi. Keluhan dari luar perusahaan dapat berasal dari distributor,

dokter, pasien, apoteker, rumah sakit atau klinik, pemerintah (BPOM), dan media

massa. Semua keluhan yang berasal dari luar perusahaan, pertama-tama akan

ditangani oleh bagian marketting yang akan menyaring keluhan tersebut. Laporan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

65

Universitas Indonesia

kemudian dikirim ke bagian QA beserta dengan contoh obatnya. Setelah diketahui

penyebabnya, maka dibuat laporan dan dikirimkan ke bagian marketing agar dapat

disampaikan kepada customer. Berdasarkan hasil investigasi dapat dilakukan

tindakan perbaikan sebagai tindakan pencegahan sementara jika diperlukan atau

tindakan lain yang tepat.

Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan kembali dari satu

atau beberapa bets atau seluruh bets tertentu dari peredaran. Penarikan kembali

obat jadi dilakukan bila ditemukan ada produk obat yang tidak memenuhi

persyaratan mutu atas dasar pertimbangan adanya efek samping obat yang dapat

berpengaruh terhadap kesehatan. Penarikan obat jadi ini dapat dilakukan atas

keinginan produsen (misal karena kestabilan obat tidak baik) atau keinginan

badan POM.

Setiap masalah kualitas harus diberitahukan kepada QA Section Head,

kemudian akan dilakukan pengkajian ulang apakah masalah tersebut berpotensi

menyebabkan penarikan produk. QA Section Head kemudian segera melaporkan

kepada manajer QO dan direktur Tecnical Operation jika ada potensi penarikan

produk. Bila dianggap berpotensi terjadinya penarikan produk, maka harus segera

diadakan investigasi untuk mengetahui uraian mengenai produk, bets-bets terkait

sumber produk serta rincian masalah yang berpotensi penarikan produk tersebut.

QO manager akan melaporkan masalah ini ke headquarter Taisho pharmaceutical

International, kemudian akan dibentuk PRC (Product Review Committee). PRC

selanjutnya akan mengkaji ulang semua informasi yang ada, bila dianggap perlu

dilakukan penarikan maka PRC akan membentuk PAC (Product Action

Committee) untuk melakukan aktivitas penarikan ulang. PAC akan

menginformasikan hal ini ke bagian marketing yang kemudian akan

memberitahukan penarikan produk kepada BPOM dan distributor sesuai dengan

tingkat distribusi produk yang akan ditarik tersebut. Produk yang dikembalikan

akan diterima oleh bagian warehouse dan dibuat laporan penerimaan produk yang

dikembalikan. Produk tersebut kemudian akan dimusnahkan dan dibuat berita

acara pemusnahannya, PAC kemudian akan melaporkan hasil penarikan tersebut

kepada PRC. Produk kembalian adalah obat jadi yang telah beredar yang

kemudian dikembalikan ke industri farmasi karena keluhan mengenai kerusakan,

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

66

Universitas Indonesia

kadaluarsa atau alasan lain, misalnya karena kondisi wadah atau kemasan yang

dapat menimbulkan keraguan akan identitas, mutu, jumlah dan keamanan obat

yang bersangkutan. Dalam penanganan produk kembalian, QA bertanggung jawab

untuk memeriksa kondisi fisik produk kembalian dan dokumen yang

menyertainya, menyaksikan dan membuat berita acara proses pemusnahan,

membuat label hold untuk produk re-stock atau label reject untuk produk expired,

defective dan damage.

4.10 Dokumentasi

Setiap kegiatan dan proses yang dilakukan di PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. selalu didokumentasikan dengan baik. Setiap dokumen yang ada

di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. telah didesain, disiapkan dan dikaji

sedemikian rupa serta didistribusikan dengan cermat ke seluruh bagian yang

berkepentingan. Dokumen yang hendak didistribusikan harus disetujui,

ditandatangani dan diberi tanggal terlebih dahulu oleh personel yang sesuai dan

mempunyai wewenang agar dapat dikatakan valid. Seluruh dokumen, selain

tersedia dalam bentuk hard copy juga terdapat dalam bentuk soft copy dan

disimpan oleh personel yang berkepentingan. Dalam dokumentasi kegiatan yang

telah dilaksanakan, tidak boleh ada kolom kosong, tetapi harus diberi tanda NA

(Not Applicable) dan setiap perubahan yang dilakukan terhadap pencatatan

dokumen (koreksi penulisan) sebaiknya dihindari, tetapi jika terpaksa maka harus

diberi paraf dan tanggal. Perubahan tersebut juga harus memungkinkan

pembacaan informasi semula (tidak dihilangkan).

Pengkajian dokumen juga perlu dilakukan karena setiap dokumen

memiliki “life cycle”. Pengkajian ulang tersebut dilakukan oleh QA Document

Controler. Setiap perubahan yang dilakukan harus dicantumkan dalam histori

yang terdapat dalam dokumen hasil revisi. Dokumen yang ada di PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk. untuk pedoman dalam melaksanakan kegiatan

telah meliputi semua dokumen penting yang dipersyaratkan CPOB, antara lain:

TS (Testing Standard) yang berisi spesifikasi masing-masing bahan dan produk,

MI (Manufacturing Instruction) dan PI (Packaging Instruction) yaitu prosedur

pengolahan dan pengemasan induk, Batch record yang isinya meliputi catatan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

67

Universitas Indonesia

pengolahan bets dan pengemasan bets. Setiap batch record produk disertai dengan

dokumen lengkap yang terdiri dari SO (Shop Order) hingga Lab Report yang

menyatakan bahwa bets tersebut lulus pengujian sehingga dapat dirilis.

Selain dokumen tersebut, ada pula SOP (Standard Operating Procedure)

untuk prosedur umum selain produksi, misal SOP validasi pembersihan alat-alat,

WI (Working Instruction) untuk prosedur praktis, misal WI pembersihan dan

pengoprasian mesin Mixing; GM (General Methode) yang berisi metode-metode

baku untuk pengujian di laboratorium, dan lain lain. Pendokumentasian lain yang

dilakukan adalah pendokumentasian kegiatan artinya setiap kalinya selesai

melakukan kegiatan, hasilnya dilaporkan dalam bentuk antara lain: log book, lab

report, raw data hasil analisa (misal print out hasil penimbangan), label

kebersihan, sampling form, dan lain-lain. Adanya kejadian-kejadian yang tidak

diinginkan yang terjadi selama proses produksi dilaporkan, diinvestigasi dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan penyimpangan (terkait produk) atau isu

EHS (terkait kecelakaan kerja).

4.11 Pembuatan dan Analisis berdasarkan Kontrak

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. memiliki kontrak dengan salah

satu perusahaan farmasi yaitu PT. Johnson & Johnson Indonesia divisi pharma.

Adanya kontrak tertulis antara PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. dengan

PT. Janssen Cilag Indonesia dengan jelas menentukan tanggung jawab dan

kewajiban masing-masing pihak, meliputi pembuatan dan analisis obat yang

dikontrakkan dan semua pengaturan teknis terkait yang sesuai dengan izin edar

untuk produk tersebut. Di dalam kontrak tersebut, PT. Johnson & Johnson

Indonesia divisi pharma diizinkan untuk melakukan audit sarana dari PT. Taisho

Pharmaceutical Indonesia Tbk. Contoh produk PT. Johnson & Johnson Indonesia

divisi pharma yang diproduksi oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

adalah serbuk anti jamur.

4.11.1 Pemberi Kontrak

PT. Johnson & Johnson Indonesia divisi pharma bertanggung jawab untuk

menilai kompetensi PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. dalam

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

68

Universitas Indonesia

melaksanakan tugas atau pengujian yang diperlukan dan memastikan bahwa

prinsip dan pedoman CPOB diikuti. PT. Jansssen Cilag Indonesia menyediakan

semua informasi yang diperlukan kepada PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk. untuk melaksanakan pekerjaan kontrak sesuai izin edar dan persyaratan legal

lain. PT. Johnson & Johnson Indonesia divisi pharma memastikan bahwa semua

produk yang diproses dan bahan yang dikirimkan oleh PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. memenuhi spesifikasi yang ditetapkan atau produk telah

diluluskan oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

4.11.2 Penerima Kontrak

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. telah mempunyai gedung dan

peralatan yang memadai, pengetahuan dan pengalaman, serta personil yang

kompeten untuk melakukan tugas yang diberikan oleh PT. Johnson & Johnson

Indonesia divisi pharma dengan baik. PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

juga telah memiliki sertifikat CPOB, maka pembuatan obat berdasarkan kontrak

ini dapat dilakukan.

4.11.3 Kontrak

Kontrak dibuat antara PT. Johnson & Johnson Indonesia divisi pharma

dan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. dengan menetapkan tanggung

jawab masing-masing pihak yang berhubungan dengan produksi dan pengendalian

mutu produk. Pada kontrak diuraikan secara jelas penanggung jawab pengadaan,

pengujian, dan pelulusan bahan, produksi, dan pengendalian mutu, termasuk

pengawasan selama proses, dan penanggung jawab pengambilan sampel dan

fungsi analisis. Kontrak juga memuat izin PT. Johnson & Johnson Indonesia

divisi pharma untuk menginspeksi sarana PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk. merupakan subjek untuk diinspeksi oleh Otoritas Pengawasan Obat (OPO).

4.12 Kualifikasi dan Validasi

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. sebagai salah satu industri

farmasi telah menerapkan kualifikasi dan validasi dalam kegiatannya. Kualifikasi

dilakukan untuk memastikan alat maupun ruangan yang digunakan memenuhi

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

69

Universitas Indonesia

standar spesifikasi atau tidak. Penilaian dapat dilakukan dengan mengevaluasi

dokumen kalibrasi alat dan catatan pemeliharaan sehingga tidak perlu dilakukan

rekualifikasi jika alat masih memenuhi spesifikasi dan sesuai dengan standar yang

ditetapkan. Installation Qualification (IQ) dan Operational Qualification (OQ) di

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. dilakukan oleh Departemen

Maintenance and Engineering, sementara Performance Qualification (PQ)

dilakukan oleh Validation Specialist setelah IQ dan OQ selesai dilaksanakan,

dikaji dan disetujui.

Setiap sistem dan peralatan yang ada di PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia Tbk. telah terkualifikasi. PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

memiliki bagian tersendiri yang khusus mengurus validasi, yaitu validation yang

dibawahi oleh TS (Technical Service) Department. Seluruh kegiatan validasi di

PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. memiliki perencanaan yang tertuang

dalam bentuk Validation Master Plan. Protokol validasi tersedia untuk setiap

validasi maupun kualifikasi dan setiap kali selesai melakukan validasi dibuat

laporan yang mengacu pada protokol tersebut.

Validasi yang dilakukan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.,

meliputi validasi proses/pengemasan, validasi pembersihan, validasi metode

analisis dan validasi sistem komputer. Validasi tersebut dilakukan terhadap

fasilitas, peralatan dan proses yang dapat mempengaruhi mutu produk.Validasi

proses lengkap (Full Validation) dilaksanakan sebelum produk dipasarkan

(validasi prospektif). Setiap perubahan dalam proses yang sedang berjalan akan

dievaluasi, baik berupa Confirmation Study ataupun Acceptance Trial (validasi

konkuren). Validasi pembersihan (Cleaning Validation) dilakukan untuk setiap

prosedur pembersihan alat yang digunakan dalam produksi. Selain validasi

pembersihan, ada juga Campaign Study untuk menilai jumlah maksimum

campaign yang dapat digunakan pada proses produksi rutin dan Dirty Holding

Time Study untuk menilai lama maksimum alat boleh dalam keadaan kotor. Secara

berkala fasilitas, sistem, peralatan, dan proses termasuk proses pembersihan

dievaluasi untuk konfirmasi bahwa validasi sebelumnya masih berlaku. Evaluasi

proses yang telah tervalidasi akan dibuat dalam bentuk laporan Validation

Assestment. Jika hasil laporan Validation Assestment menunjukkan adanya

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

70

Universitas Indonesia

perubahan signifikan dalam proses yang dapat mempengaruhi mutu produk, maka

akan dilakukan validasi ulang.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

71 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan selama PKPA di PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk., dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. telah menerapkan aspek CPOB

dengan baik yang meliputi manajemen mutu, personalia, bangunan dan

fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi, pengawasan mutu, inspeksi

diri dan audit mutu, penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali

obat dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan

kontrak, serta kualifikasi dan validasi.

b. Peran dan tanggung jawab apoteker dalam industri farmasi khususnya di PT.

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. adalah di departemen Produksi,

departemen Quality Operational yang terdiri dari bagian Pemastian Mutu dan

bagian Pengawasan Mutu, Departement Technical Service.

5.2 Saran

a. Penerapan aspek CPOB di PT Taisho Pharmaceutical sudah baik dan harus

tingkatkan.

b. Sebaiknya mahasiswa peserta PKPA dapat terlibat langsung di semua

departemen yang menjadi tanggung jawab utama Apoteker dalam industri

farmasi.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

72

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Pedoman Cara

Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan. (2010). Peraturan Menteri Kesehaan Republik Indonesia

Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi. Jakarta :

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2011).

Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik

Indonesia Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun 2011 Tentang Kriteria

dan Tata Laksana Registrasi Obat. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.

World Health Organization. (1997). The Role of Pharmacist in The Health Care

System. Report of A Third WHO Consultative Group on The Role.

Vancouver, Canada.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

73

Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.

Plant

Director

Production

Department

QO

Department

ME – EHS

Department

Plant

Logistic

Department

Lean

Continous

Improvement

Department

Value

Stream

Cream

Value

Stream

Liquid

Value

Stream

Diamond

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

74

Lampiran 2. Struktur organisasi Value Stream Cream

Value Stream Manager

Supervisor

Line Leader Manufacturing

Operator

Line Leader Packaging

Operator

Scheduler

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

75

Lampiran 3. Struktur organisasi Value Stream Liquid

Value Stream Manager

Production Foreman

Line Leader Manufacturing

Operator

Line Leader Packaging

Operator

Scheduler

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

76

Lampiran 4. Struktur organisasi Value Stream Diamond

Value Stream Manager

Production Foreman

Line Leader Manufacturing

Operator

Line Leader Packaging

Operator

Scheduler

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

77

Lampiran 5. Struktur organisasi Plant Logistic Departement

Plant Logistic Manager

Warehouse Supervisor PPIC and S&Op

Supervisor

New Product Planning & Shipment Coordinator

Administration Logistic

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

78

Lampiran 6. Label identifikasi material di warehouse

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

79

QO Manager

QC Section Head

Raw material

Packing Material

Sampler Calibration

QC Foreman

Mikro

Finish Good

Environment

QA Section Head

QA GMP Compliance

QA Inspector, APR, Batch Record Review

QA Document Control

QA Validation & Qualification

QA Registration & Audit

Training

Section Head

Administration Personel

Lampiran 7. Struktur organisasi Quality Operation Departement

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

80

Lampiran 8. Struktur organisasi ME-EHS

ME-EHS Manager

Utility Supervisor

Occupancy Supervisor

Production Facility

Maintenance FM

EHS Supervisor

2nd Shift Section Head

& Project Coordinator

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

81

Lampiran 9. Diagram HVAC

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

82

Lampiran 10. Alur pengolahan Purified Water (PW)

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

83

Lampiran 11. Struktur organisasi Lean Continuous Improvement

Plant Director

LCI Manager

LCI Foreman

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

84

Lampiran 12. Label kebersihan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

85

Lampiran 13. Label In Process

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA TBK.

JL. RAYA BOGOR KM 38, DEPOK

PERIODE 1 FEBRUARI – 28 MARET 2013

KAJIAN PENGAMBILAN SAMPEL IPC PRODUK SIRUP

PENURUN PANAS UNTUK ANAK DALAM INTERVAL

WAKTU SATU JAM

EVELINA, S. Farm

1206313053

ANGKATAN LXXVI

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2013

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3

2.1 Pengawasan Mutu ............................................................................ 3

2.2 Pengawasan Selama Proses ............................................................. 3

2.3 Pengambilan Sampel ....................................................................... 4

2.4 Uji Beda Dua Nilai Tengah ............................................................. 4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 7

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..................................................... 7

3.2 Rancangan dan Bahan Percobaan .................................................... 8

3.3 Metode Analisis ............................................................................... 8

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 9

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 14

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 14

5.2. Saran ................................................................................................ 14

DAFTAR ACUAN ......................................................................................... 15

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Hasil uji normalitas produk sirup penurun panas

untuk anak ukuran 60 mL ............................................................... 10

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas produk sirup penurun panas

untuk anak ukuran 120 mL .............................................................. 10

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas produk sirup penurun panas

untuk anak ukuran 15 mL ................................................................ 10

Tabel 4.4 Hasil uji Mann Whitney produk sirup penurun panas

untuk anak ukuran 60 mL ................................................................ 11

Tabel 4.5 Hasil uji Mann Whitney produk sirup penurun panas

untuk anak ukuran 120 mL .............................................................. 11

Tabel 4.6 Hasil uji Mann Whitney produk sirup penurun panas

untuk anak ukuran 15 mL ................................................................ 11

Tabel 4.7 Hasil uji Normalitas pada ukuran 60 ml perbandingan

intrabets ........................................................................................... 12

Tabel 4.8 Hasil uji Mann Whitney pada ukuran 60 ml perbandingan

intrabets ........................................................................................... 12

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aspek CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang penting dalam

industri farmasi agar obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan

penggunaannya adalah bagian pemastian mutu, bagian pengendalian mutu dan

bagian produksi. Produksi itu sendiri dapat didefiniskan sebagai suatu proses

pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dalam melaksanakan proses

produksi, industri farmasi membutuhkan bahan awal dan bahan pengemas yang

bermutu sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan perusahaan agar dihasilkan

produk yang terjamin mutunya sesuai dengan tujuan penggunaannya, baik dari

segi kualitas bahan maupun ketepatan jadwal kedatangan bahan tersebut oleh

pemasok.

Agar proses produksi berjalan dengan baik, seluruh karyawan yang

bekerja pada bagian produksi tersebut harus mematuhi setiap tahap yang tertulis

pada Prosedur Pengolahan dan Prosedur Pengemasan selama proses produksi.

Operator juga harus mengetahui standar produk yang baik pada setiap proses

produksi sehingga kualitas, keamanan, dan manfaat dari produk dapat terjaga

dengan baik.

Pada proses produksi terdapat prosedur tervalidasi yang harus dimonitor

dengan melakukan pengawasan selama proses (In-process Controls/IPC) yang

sesuai. IPC harus didesain sedemikian rupa untuk menjamin efektivitas pada

setiap tahap produksi. IPC yang dilakukan untuk pembuatan cairan oral mencakup

pH dan volume pengisian (European Directorate for the Quality of Medicines &

HealthCare, 2011). Kegiatan IPC yang dilakukan selama pembuatan cairan sirup

penurun panas untuk anak yang diproduksi oleh PT. Taisho Pharmaceutical

Indonesia adalah uji pH, specific gravity, dan viskositas. Sedangkan pengujian

IPC untuk tahap pengemasan dilakukan dalam tiga aspek yaitu : uji kebocoran, uji

kekencangan tutup botol, dan uji volume netto. Frekuensi pengambilan sampel

untuk IPC dilakukan setiap tiga puluh menit. Pada proses filling produk cairan

tersebut masih sering dilakukan intervensi manual pada proses pemasangan tutup

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

2

Universitas Indonesia

botol. Dengan jumlah operator yang dialokasikan untuk proses ini dan beban

pekerjaannya maka ingin dipertimbangkan untuk melakukan efisiensi proses

produksi. Sebagai salah satu upaya efisiensi proses produksi di perusahaan ialah

dengan mempertimbangkan kemungkinan mengurangi frekuensi IPC menjadi

setiap satu jam. Metode Statistika Inferensia dapat digunakan sebagai metode

saintifik untuk menarik kesimpulan adanya ataukah tidak adanya perbedaan yang

signifikan antara hasil pengambilan sampel yang dilakukan setiap interval waktu

setengah jam dibandingkan dengan hasil dari sampel setiap interval waktu satu

jam terhadap data IPC volume netto. Dengan perkataan lain efisiensi proses

produksi pada perusahaan tersebut akan terealisasikan sekiranya dari hasil

pengujian dengan menggunakan kaidah statistika diperoleh bahwa nilai tengah

populasi dari kedua jenis interval waktu observasi tersebut tidak berbeda

signifikan.

1.2. Tujuan

Mengkaji kemungkinan menurunkan separuh dari frekuensi pengambilan

sampel dalam pengawasan selama proses pengisian produk cairan penurun panas

untuk anak, dengan melakukan pengujian secara statistik dari hasil observasi

setiap interval waktu satu jam dengan hasil observasi lainnya setiap interval waktu

setengah jam.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

3 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengawasan Mutu

Industri farmasi harus membuat obat agar sesuai dengan tujuan

penggunaanya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar

(registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan penggunanya

karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen bertanggung jawab

untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu kebijakan mutu. Hal ini memerlukan

partisipasi dan komitmen jajaran semua departemen dalam perusahaan termasuk

bagian produksi.

Pada pedoman CPOB bab 1 mengenai Manajemen Mutu dan bab 7

mengenai Pengawasan Mutu dijelaskan bahwa pengawasan mutu merupakan hal

dasar dalam pembuatan obat yang baik, untuk memberikan kepastian bahwa

produk secara konsisten memiliki mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.

Pengawasan mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian,

serta dengan organisasi dan dokumentasi dan prosedur pelulusan yang

memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan

bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum

diluluskan tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan

memenuhi syarat (BPOM, 2012).

Setiap industri farmasi hendaklah mempunyai fungsi Pengawasan Mutu

yang independen dari bagian lain. Sumber daya yang memadai sebaiknya tersedia

untuk memastikan bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu dapat dilaksanakan

secara efektif dan dapat diandalkan (BPOM, 2012).

2.2. Pengawasan Selama Proses

Proses produksi dijalankan mengikuti pedoman CPOB. Seperti yang

tertulis pada buku CPOB bab 6 tentang Produksi mengenai Pengawasan Selama

Proses, dinyatakan bahwa selama proses produksi berlangsung, dilakukan

pengawasan selama proses untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan

obat. Pengawasan selama proses produksi ini dilakukan sesuai dengan prosedur

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

4

Universitas Indonesia

tertulis yang menjelaskan pengambilan sampel, metode pengujian atau

pemeriksaan yang telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian

Mutu) dan hasilnya dicatat. Prosedur tertulis untuk pengawasan selama proses

hendaklah dipatuhi. Prosedur tersebut sebaiknya menjelaskan titik pengambilan

sampel, frekuensi pengambilan sampel, jumlah sampel yang diambil, spesifikasi

yang harus diperiksa dan batasan penerimaan untuk tiap spesifikasi. Hasil

pengujian selama proses hendaklah dicatat dan dokumen tersebut menjadi bagian

dari Catatan Bets (BPOM, 2012).

2.3. Pengambilan sampel

Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek pengamatan yang

menjadi perhatian kita terhadap karakteristik yang akan dievaluasi, misalnya umur

rata-rata suatu produk lampu pijar jenis dan merek tertentu. Banyaknya

pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Dalam

inferensia statistik untuk memperoleh kesimpulan mengenai suatu karakteristik

dari populasi sudah barang tentu tidak realisitik untuk mengamati keseluruhan

individu yang menyusun populasi karena terkendala waktu, biaya, dan tenaga,

serta dalam beberapa kasus sangat mustahil dilakukan. Oleh karena itu, dapat

diambil sebagian anggota populasi yang representatif untuk membantu menarik

kesimpulan yang valid akan karakteristik dari populasi tersebut. Sebagian anggota

populasi itu, yang dikenal dengan nama sampel, jelas merupakan suatu himpunan

bagian dari populasi (Walpole, 1992).

Sampel representatif dan terandalkan merupakan replika skala kecil dari

populasi dan dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah peluang dalam teknik

pengambilan sampel, antara lain simple random sampling, stratified random

sampling, cluster sampling, dan systematic sampling. Pengambilan sampel setiap

interval waktu yang periodik di perusahaan tersebut tergolong dalam teknik

systematic sampling, sehingga akibatnya penarikan kesimpulan tentang

karakteristik populasi dengan kaidah statistika akan sah selama asumsi untuk

teknik itu terpenuhi sebagaimana akan diulas di bawah ini (Walpole, 1992).

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

5

Universitas Indonesia

2.4. Uji Beda Dua Nilai Tengah

Dalam mengambil keputusan secara ilmiah kita harus membuat pernyataan

dugaan tentang satu atau lebih populasi, yang disebut hipotesis statistik. Hipotesis

yang ingin diuji itu dilambangkan dengan H0 dan dikenal sebagai hipotesis nol.

Benar atau salahnya suatu hipotesis tidak akan pernah diketahui dengan pasti,

kecuali bila kita memeriksa seluruh populasi. Dengan menggunakan sampel, yang

sesuai dengan kaidah statistika, kita dapat memutuskan apakah hipotesis tersebut

kemungkinan besar benar ataukah salah. Penerimaan suatu hipotesis statistik

merupakan akibat tidak cukupnya bukti untuk menolaknya, dan tidak berimplikasi

bahwa hipotesis itu benar. Penolakan H0 mengakibatkan diterimanya hipotesis

alternatif, yang dilambangkan dengan H1 (Walpole, 1992).

Dalam mengambil keputusan dari pengujian hipotesis mungkin terjadi dua

jenis kesalahan seperti terangkum di bawah ini (Surjadi, 1976).

Keputusan

H0 ditolak H0 diterima

H0 benar Kesalahan jenis I (α) Benar

H0 salah benar Kesalahan jenis II ()

Dalam pengujian statistik upaya yang dilakukan ialah membuat α, yang dikenal

sebagai taraf nyata atau level of significance, harus sekecil-kecilnya dan juga

sekecil-kecilnya. Dalam praktiknya biasanya α dipilih bernilai 0.05 atau 0.01.

Nilai α =0.05 dimaknai dalam 100 kali menolak H0 ada sebanyak 5 kali menolak

H0 padahal H0 benar (Surjadi, 1976).

Ada dua pendekatan untuk menguji beda nilai tengah dari dua populasi

sama dengan nol, artinya nilai tengah kedua populasi itu identik. Pendekatan

pertama dengan menggunakan metode statistika parametrik, yang validitasnya

berdasarkan pada asumsi populasi berdistribusi normal. Sedangkan pendekatan

lainnya tanpa menggunakan asumsi distribusi normal dari populasi atau biasa

disebut dengan statistika nonparametrik (statistika bebas sebaran – distribution

free). Dalam bahasa statistika populasi pertama direferensikan dengan variabel

acak X dan populasi kedua direferensikan dengan variable acak Y, sedangkan

hipotesisnya berbentuk H0 : μx = μy atau μx - μy = 0 versus H1: μx ≠ μy atau

μx - μy ≠ 0. (Walpole, 1992; Surjadi, 1976).

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

6

Universitas Indonesia

2.4.1. Pengujian Beda Dua Nilai Tengah dengan Statistika Parametrik

Statistik uji t-student digunakan untuk menguji beda dua nilai tengah

populasi dengan asumsi (Siegel, 1986):

a. Observasi-observasi yang dilakukan harus saling independen (variable acak X

dan Y saling indpenden).

b. Observasi harus ditarik dari populasi yang terdistribusi normal.

c. Variabel yang terlibat harus diukur setidaknya dalam skala interval.

Statistik ujinya berbentuk :

dalam hal 1 =2, serta dalam bentuk

dalam hal 1 ≠ 2 (Walpole, 1992).

2.4.2. Pengujian Beda Dua Nilai Tengah dengan Statistika Nonparametrik

Prosedur nonparametrik untuk membandingkan beda nilai tengah dua

populasi bukan normal yang kontinu bila dua sampel bebas diambil dari kedua

populasi itu digunakan Uji Mann-Whitney, atau uji U dengan menggunakan data

yang telah dikonversikan menjadi peringkat. Dalam hal jumlah sampel dari

populasi pertama dan kedua sebesar n1 dan/atau n2 lebih dari 20 maka statistik

pengujiannya ialah

yang mempunyai distribusi normal

baku (Walpole, 1992; Siegel, 1986).

2.4.3. Pengujian Asumsi Distribusi Normal

Uji Kolmogorov-Smirnov-Lilliefors digunakan untuk memeriksa apakah

suatu populasi berdistribusi normal. Hipotesis nolnya berupa Ho : sampel acak

berasal dari populasi memiliki distribusi normal. Sedangkan hipotesis

alternativenya H1 : sampel acak bukan berasal dari populasi dengan distribusi

normal. Cara pengambilan keputusan yang berlaku pada pengujian ini adalah

dengan menolak H0 ketika tingkat signifikansi < 5% dan menerima H0 jika

signifikansi > 5% (Conover, 1980; Uyanto, 2009).

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

7 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. yang

berloksi di Jl. Raya Bogor Km 38, Depok. Penelitian berlangsung dari tanggal 1

Februari 2013 hingga 28 Maret 2013 dengan melakukan observasi proses

pengemasan primer (filling) produk sirup penurun panas untuk anak.

3.2. Rancangan dan Bahan Percobaan

Untuk dapat memenuhi asumsi dasar pengujian statistika bahwa kedua

populasi amatan tersebut saling bebas dan juga mewakili berbagai kemungkinan

yang akan terjadi selama proses produksi, seperti perbedaan kualitas operator,

perbedaan specific gravity, ataupun faktor lain yang mungkin terkait secara actual,

pada pengujian volume netto produk sirup penurun panas untuk anak, maka telah

disusun rancangan dan bahan percobaan untuk interval waktu tiga puluh menit

dan satu jam pada beberapa ukuran volume, yaitu pada ukuran 120 ml untuk

mewakili ukuran besar, ukuran 60 ml untuk mewakili ukuran sedang, dan ukuran

15 ml untuk mewakili ukuran kecil.

3.2.1. Pengujian antar bets

a. Observasi data IPC volume netto dilakukan terhadap 3 bets proses produksi

untuk volume netto ukuran 60 ml dan 120 ml; sampel diambil dari masing-

masing bets dalam setiap interval waktu 30 menit. Jumlah sampel pada

masing-masing bets dan volume netto tercantum pada tabel berikut.

Volume Produk Frekuensi Banyaknya Amatan (Botol)

Bets A Bets B Bets C

60 mL

30 menit 130 130 130

1 jam 70 70 70

120 mL

30 menit 100 90 100

1 jam 50 50 50

Data ini digunakan untuk pengujian diterima atau tidaknya hipotesis nol

bahwa nilai tengah observasi setiap 30 menit dari bets yang satu sama dengan

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

8

Universitas Indonesia

nilai tengah observasi setiap jam dari bets yang lainnya. Dengan demikian ada

sebanyak 6 proses pengujian hipotesis kesamaan nilai tengah volume netto

antar bets dengan waktu yang berlainan.

b. Observasi data IPC volume netto dilakukan terhadap 2 bets proses produksi

untuk volume netto ukuran 15 ml, sampel diambil dari masing-masing bets

dalam setiap interval waktu 30 menit. Jumlah sampel pada masing-masing

bets tercantum dalam tabel berikut.

Volume Produk Frekuensi Banyaknya Amatan (Botol)

Bets A Bets B

15 mL 30 menit 270 290

1 jam 140 150

Dalam hal ini ada sebanyak 1 proses pengujian hipotesis nilai tengah

volume netto antar bets dengan waktu yang berlainan.

3.2.2. Pengujian dalam satu bets

Observasi data IPC volume netto dilakukan terhadap satu bets proses

produksi untuk volume netto ukuran 60 ml, tetapi dengan cara sampelnya diambil

dalam setiap interval waktu 30 menit dan setiap interval waktu satu jam dalam

periode waktu yang berlainan. Dengan demikian sampel dari populasi 30 menit

ada sebanyak 140 unit amatan dan sampel dari populasi 1 jam ada sebanyak 70

unit amatan. Dalam hal ini ada sebanyak satu kali proses pengujian hipotesis nilai

tengah volume netto dalam bets yang sama dengan waktu yang berlainan.

3.3. Metode Analisis

Pengolahan data diawali dengan pengujian asumsi kenormalan data dari

setiap populasi. Dalam hal asumsi kenormalan dipenuhi, maka pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan metode statistika parametrik dengan uji t student,

sedangkan dalam hal asumsi tersebut tidak terpenuhi, maka digunakan metode

statistika nonparametrik sebagaimana telah dijelaskan pada tinjauan pustaka.

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan paket SPSS versi 19.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

9 Universitas Indonesia

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian IPC terhadap produk sirup penurun panas untuk anak dilakukan

pada saat proses pembuatan dan pengemasan. Pada tahap pembuatan dilakukan

IPC untuk pH, viskositas, dan specific gravity setelah selesai dilakukan proses

mixing. Sedangkan pada tahap pengemasan primer dilakukan IPC untuk volume

netto, uji kebocoran, dan uji kekencangan tutup botol. Proses IPC untuk

pengemasan primer dilakukan setiap 30 menit selama proses pengemasan

berlangsung. Pengujian volume netto dilakukan dengan menimbang sepuluh botol

kosong kemudian botol tersebut dilewatkan pada mesin filling dan ditimbang

kembali sesuai urutannya setelah terisi bulk. Jika terdapat dua botol dari sampel

yang diambil tidak masuk spesifikasi penerimaan maka mesin harus disesuaikan

kembali. Jumlah sampel IPC volume netto untuk setiap kali sampling berdasarkan

jumlah nozzel pengisian yang digunakan pada mesin filling. Untuk uji kebocoran

dilakukan juga terhadap sepuluh botol dan dimasukkan ke dalam vaccum

chamber. Sedangkan kualitas kekencangan tutup botol diperiksa menggunakan

torque meter terhadap lima botol.

Hasil uji Liliefors untuk memeriksa asumsi apakah data IPC volume netto

memiliki distribusi normal tercantum pada Tabel 4.1 (untuk ukuran 60 mL), Tabel

4.2 (untuk ukuran 120 mL), dan Tabel 4.3 (untuk ukuran 15 mL).

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas produk sirup penurun panas untuk anak ukuran

60 mL Tests of Normality

Class

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Volume 60 mL bets A 1/2 jam .182 130 .000 .867 130 .000

1 jam .176 70 .000 .880 70 .000

Volume 60 mL bets B 1/2 jam .079 130 .043 .983 130 .097

1 jam .090 70 .200* .990 70 .873

Volume 60 mL bets C 1/2 jam .073 130 .082 .974 130 .012

1 jam .076 70 .200* .972 70 .112

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

10

Universitas Indonesia

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas produk sirup penurun panas untuk anak ukuran 120

mL

Tests of Normality

Class

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Volume 120 mL bets A 1/2 jam .173 100 .000 .888 100 .000

1 jam .220 50 .000 .832 50 .000

Volume 120 mL bets C 1/2 jam .136 100 .000 .917 100 .000

1 jam .220 50 .000 .853 50 .000

Volume 120 mL bets B 1/2 jam .196 90 .000 .655 90 .000

1 jam .287 50 .000 .563 50 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.3 Hasil uji normalitas produk sirup penurun panas untuk anak ukuran 15

mL Tests of Normality

Class

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Volume 15 mL bets A 1/2 jam .108 270 .000 .958 270 .000

1 jam .112 140 .000 .952 140 .000

Volume 15 mL bets B 1/2 jam .080 290 .000 .948 290 .000

1 jam .065 150 .200* .984 150 .071

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pada data IPC volume

netto produk sirup penurun panas untuk anak ukuran 60 ml, sampel data 30 menit

bets A dan bets B tidak terdistribusi normal. Sedangkan untuk bets C diketahui

bahwa distribusi sampel data normal. Untuk data satu jam pada bets B dan C

nampak data terdistribusi normal. Pada data produk sirup penurun panas untuk

anak ukuran 120 ml, data ketiga bets baik pada frekuensi 30 menit maupun satu

jam yang diamati diketahui tidak terdistribusi normal. Pada produk sirup penurun

panas untuk anak ukuran 15 ml untuk frekuensi 30 menit bets A maupun bets B

nampak data tidak terdistribusi normal, sedangkan untuk frekuensi satu jam

nampak pada bets B data terdistribusi normal.

Oleh karena sebagian besar data yang didapat tidak terdistribusi normal

maka prosedur pengujian yang valid untuk beda dua nilai tengah ialah dengan uji

Mann Whitney. Pengujian dilakukan dalam satu bets dan antar bets, untuk melihat

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

11

Universitas Indonesia

apakah terdapat perbedaan bermakna antara frekuensi pengujian tiga puluh menit

dengan satu jam. Hasil uji Mann Whitney untuk pengujian antar bets dapat dilihat

pada Tabel 4.4 untuk produk sirup penurun panas untuk anak ukuran 60 mL,

Tabel 4.5 untuk produk sirup penurun panas untuk anak ukuran 120 mL, dan

Tabel 4.6 untuk produk sirup penurun panas untuk anak ukuran 15 mL.

Tabel 4.4 Hasil uji Mann Whitney produk sirup penurun panas untuk anak ukuran

60 mL

Volume 60

mL Bets A

½ jam vs

B 1jam

Volume 60

mL Bets A

½ jam vs

C 1 jam

Volume 60

mL Bets B

½ jam vs

A 1jam

Volume 60

mL Bets B

½ jam vs

C 1 jam

Volume 60

mL Bets C

½ jam vs

A 1jam

Volume 60

mL Bets C

½ jam vs

B 1 jam

Mann-Whitney U 4423.500 3546.500 3665.000 3678.000 3329.000 3392.500

Wilcoxon W 6908.500 12061.500 6150.000 12193.000 5814.000 5877.500

Z -.324 -2.571 -2.268 -2.234 -3.128 -2.966

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.746 .010 .023 .025 .002 .003

Tabel 4.5. Hasil uji Mann Whitney produk sirup penurun panas untuk anak

ukuran 120 mL

Volume

120 mL

Bets A ½

jam vs

B 1 jam

Volume

120 mL

Bets A ½

jam vs

C 1jam

Volume

120 mL

Bets B ½

jam vs

A 1jam

Volume

120 mL

Bets B ½

jam vs

C 1jam

Volume

120 mL

Bets C ½

jam vs

A 1jam

Volume

120 mL

Bets C ½

jam vs

B 1jam

Mann-Whitney U 1775.000 1325.500 1332.500 1863.000 1351.000 1886.000

Wilcoxon W 3050.000 2600.500 5427.500 3138.000 6401.000 6936.000

Z -2.892 -4.685 -3.993 -1.685 -4.583 -2.450

Asymp. Sig. (2-

tailed)

.004 .000 .000 .092 .000 .014

Tabel 4.6. Hasil uji Mann Whitney produk sirup penurun panas untuk anak

ukuran 15 mL

Test Statisticsa

“Volume 15” Bets A 1/2 jam

vs Bets B 1jam

“Volume 15” Bets B 1jam

vs A 1/2 jam

Mann-Whitney U 12553.000 10446.500

Wilcoxon W 22423.000 47031.500

Z -6.427 -8.243

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000

a. Grouping Variable: Class

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

12

Universitas Indonesia

Dari hasil pengujian Mann Whitney nampak bahwa mayoritas kombinasi

data yang dihasilkan terdapat perbedaan bermakna, kecuali untuk dua kombinasi

berikut ini: ukuran 60 ml bets A 30 menit terhadap bets B satu jam dan ukuran

120 ml bets B 30 menit dan bets C satu jam.

Selain mengamati data IPC volume netto yang terdokumentasi, dilakukan

juga uji coba terhadap satu bets ukuran 60 ml dimana data untuk pengambilan

satu jam diambil diluar data IPC yang terdokumentasi. Hasil pengujian normalitas

dan Mann Whitney tersaji dalam Tabel 4.7 dan Tabel 4.8.

Tabel 4.7 Hasil uji Normalitas pada ukuran 60 ml perbandingan intra bets

Tests of Normality

Class

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Volume 60 mL

½ jam vs 1 jam

1/2 jam .100 140 .002 .974 140 .008

1 jam .102 70 .071 .963 70 .035

a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.8. Hasil uji Mann Whitney pada ukuran 60 ml perbandingan intra bets

Test Statisticsa

Volume 60 mL ½ jam vs 1 jam

Mann-Whitney U 3901.500

Wilcoxon W 13771.500

Z -2.406

Asymp. Sig. (2-tailed) .016

a. Grouping Variable: Class

Pada percobaan yang terakhir dilakukan ini data yang didapat pada

interval waktu pengujian setiap tiga puluh menit menunjukkan bahwa data tidak

terdistribusi normal. Sedangkan untuk pengujian pada interval waktu satu jam

nampak data terdistribusi normal. Ketika diujikan dengan menggunakan metode

Mann Whitney untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan antara kedua kelompok

uji tersebut didapat tingkat signifikansi sebesar 0.016 yang nilainya lebih kecil

dari 0.05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok pengujian setiap interval

tiga puluh menit dengan satu jam.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

13

Universitas Indonesia

Dari sebanyak lima belas bentuk pengujian hipotesis beda dua nilai tengah

ternyata hanya ada dua buah yang hipotesis nolnya diterima. Hal ini berarti ada

peluang sebesar 0.87 terhadap kejadian adanya perbedaan hasil observasi setiap

interval waktu 30 menit dengan setiap interval waktu satu jam. Hal ini tampaknya

terjadi karena pada saat pengambilan sampel IPC yang terdokumentasi

menunjukkan kinerja mesin filling yang digunakan untuk produk sirup penurun

panas untuk anak belum optimum. Disamping itu pula pola penyimpangan yang

dihasilkan oleh mesin tidak teratur dan pada beberapa kali kesempatan sudah

dilakukan adjustment kecil dalam interval waktu kurang dari 1 jam. Akibatnya

risiko untuk mengurangi frekuensi pengambilan sampel akan lebih besar

memberikan kemungkinan produk yang diluar spesifikasi.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

14 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dengan inferensia statistik nonparametrik terungkap

bahwa mayoritas data, sebanyak 0.86 persen, memberikan indikasi adanya

perbedaan bermakna antara frekuensi pengujian setiap tiga puluh menit dengan

setiap satu jam. Hal ini dapat pula ditafsirkan bahwa kinerja mesin filling belum

optimal dan dalam beberapa kesempatan masih membutuhkan intervensi manual

pada kisaran kurang dari satu jam. Dengan mengurangi frekuensi uji volume netto

produk cairan sirup penurun panas untuk anak menjadi setiap satu jam sekali

berisiko cukup tinggi (peluang gagal sebesar 0.86) menghasilkan produk dengan

volume netto yang di luar batas kisaran yang telah ditetapkan.

5. 2. Saran

Sebaiknya dilakukan kajian pengambilan sampel dalam setiap interval

waktu minimal mesin produksi harus disesuaikan agar proses produksi kembali

berjalan normal.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/20351115-PR-Evelina.pdf · Peralatan ... Kualifikasi, Kalibrasi, dan . Maintenance. Alat Laboratorium.... 61

15

Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Cara

Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan

Makanan Republik Indonesia., 5-6, 45, 52.

Conover, W.J., (1980). Practical Nonparametric Statistics 2ed. United States of

America : John Wiley & Sons. Inc., 357-363.

European Directorate for the Quality of Medicines & HealthCare. (2011). The

Second Supplement of The International Pharmacopoeia 4th

Edition.

France. May 27, 2013. http://apps.who.int/phint/en/p/docf/

Siegel, S. (1986). Statistik Nonparametrik. (Zanzawi Suyuti dan Landung

Simatupang, penerjemah). Jakarta : Gramedia., 23-24, 145-159.

Surjadi, P.A., (1976). Pendahuluan Teori Kemungkinan dan Statistika. Bandung :

Penerbit – universitas ITB.

Uyanto, S.S., (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Walpole, R.E. (1992). Pengantar Statistika Edisi ke-3. (Ir. Bambang Sumantri,

penerjemah). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Laporan praktek…., Evelina, FF, 2013