universitas indonesia laporan praktek …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-pr-triani...

152
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. GUARDIAN PHARMATAMA KAWASAN INDUSTRI MANIS JALAN GATOT SUBROTO KM 8,5, GANDASARI, JATIUWUNG, TANGERANG PERIODE 6 JANUARI 28 FEBRUARI 2014 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER TRIANI DIAN ANGGRAINI, S.Farm. 1306344330 ANGKATAN LXXIII FAKULTAS FARMASI PROGRAM PROFESI APOTEKER DEPOK JUNI 2014 Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Upload: phamanh

Post on 05-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. GUARDIAN PHARMATAMA KAWASAN INDUSTRI

MANIS JALAN GATOT SUBROTO KM 8,5, GANDASARI,

JATIUWUNG, TANGERANG

PERIODE 6 JANUARI – 28 FEBRUARI 2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

TRIANI DIAN ANGGRAINI, S.Farm.

1306344330

ANGKATAN LXXIII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

JUNI 2014

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

ii

ii

UNIVERSITAS INDONESIA

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. GUARDIAN PHARMATAMA KAWASAN INDUSTRI

MANIS JALAN GATOT SUBROTO KM 8,5, GANDASARI,

JATIUWUNG, TANGERANG

PERIODE 6 JANUARI – 28 FEBRUARI 2014

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi apoteker

TRIANI DIAN ANGGRAINI, S.Farm.

1306344330

ANGKATAN LXXII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK JUNI 2014

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

iii

iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa

laporan praktek kerja profesi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai

dengan peraturan yang berlaku di Universitas Indonesia.

Jika di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan Plagiarisme, saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh

Universitas Indonesia kepada saya.

Depok, Juni 2014

Triani Dian Anggraini

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

iv

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan praktek kerja profesi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua baik yang dikutip atau dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Triani Dian Anggraini

NPM : 1306344330

Tanda Tangan :

Tanggal : Juni 2014

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

v

v

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Profesi ini diajukan oleh :

Nama : Triani Dian Anggraini, S.Farm

NPM : 1306344330

Program Studi : Apoteker – Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

Judul Skripsi : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Guardian

Pharmatama Kawasan Industri Manis Jalan Gatot Subroto

KM 8,5, Gandasari, Jatiuwung, Tangerang Periode 6

Januari – 28 Februari 2014

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Apoteker pada

Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Dra. Anni M. Wulandari, Apt ( )

Pembimbing II : Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S. ( )

Penguji I : ( )

Penguji II : ( )

Penguji III : ( )

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 28 Juni 2014

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi Apoteker

di PT. Guardian Pharmatama di Kawasan Industri Manis Jl. Manis Raya Km 8,5,

Jatiuwung, Tangerang. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Guardian

Phamatama dilaksanakan pada bulan Januari dan Februari 2014 dan merupakan

salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Apoteker.

pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan serta dorongan baik

moril maupun materil.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada:

1. Dra. Anni M. Wulandari, Apt., selaku plant manager, yang telah

mengizinkan dan memberikan fasilitas kepada mahasiswa Praktek Kerja

Profesi Apoteker

2. Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S selaku pembimbing PKPA dari fakultas

Farmasi Universitas Indonesia

3. Dr. Harmita, Apt selaku Pembimbing Akademik atas segala perhatian,

motivasi, dan bimbingan akademiknya selama ini.

4. Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt. Selaku Dekan Farmasi Universitas Indonesia

5. Dr. Hayun, M.Si., selaku Ketua Program Profesi Apoteker Universitas

Indonesia

6. Sylvistri Mayasari, S.Farm., Apt., selaku pembimbing tugas umum dan QA

Assistant Manager PT. Guardian Pharmatama.

7. Faizah Septiani, S.Farm., Apt., selaku pembimbing tugas khusus dan TSS

Assistant Manager PT. Guardian Pharmatama

8. Seluruh staf dan karyawan PT. Guardian Pharmatama, Tangerang yang telah

memberikan bantuan, pengalaman, bimbingan dan kerjasama selama

pelaksanaan PKPA

9. Teman-teman Program Profesi Apoteker angkatan 78 Universitas Indonesia

10. Seluruh pihak yang telah membantu demi kelancaran pengerjaan laporan ini

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

vii

vii

Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan

praktek kerja ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran

agar dapat memperbaiki diri di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat

berguna bagi siapapun yang membacanya.

Penulis

2014

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

viii

viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini :

Nama : Triani Dian Anggraini

NPM : 1306344330

Program studi : Apoteker

Fakultas : Farmasi

Jenis Karya : Laporan kerja praktek profesi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker

di PT. Guardian Pharmatama Kawasan Industri Manis Jalan Gatot Subroto KM

8,5 Gandasari, Jatiuwung, Tangerang Periode 6 Januari – 28 Februari 2014

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 28 Juni 2014

Yang menyatakan

(Triani Dian Anggraini)

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

ix

ix

ABSTRAK

Nama : Triani Dian Anggraini, S.Farm.

NPM : 1306344330

Program Studi : Profesi Apoteker

Judul : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker di PT. Guardian

Pharmatama Kawasan Industri Manis Jalan Gatot

Subroto KM 8,5 Gandasari, Jatiuwung, Tangerang

Periode 6 Januari – 28 Februari 2014

Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT. Guardian Pharmatama,

Tangerang. Kegiatan PKPA ini bertujuan agar mahasiswa profesi apoteker dapat

melihat langsung aktivitas yang berlangsung dalam suatu industri farmasi,

memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang segala aspek yang terkait di

industri farmasi terutama dalam hal penerapan CPOB di PT. Guardian

Pharmatama dan dapat memiliki pemahaman yang mendalam mengenai peran dan

tugas apoteker di industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan berjudul Protokol

Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada Sediaan Tablet Non Salut,

Tablet Salut, dan Krim. Tugas khusus ini bertujuan untuk menambah pengetahuan

mahasiswa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan protokol validasi

proses dari tiga bentuk sediaan, memahami pelaksanaan dan proses pembuatan

protokol validasi proses di PT. Guardian Pharmatama, dan memahami pihak-

pihak yang terlibat dalam pelaksanaan validasi proses.

Kata kunci : farmasi, industri, protokol, PT. Guardian Pharmatama, validasi

proses

Tugas umum : xiv + 104 halaman; 21 lampiran

Tugas khusus : iii + 28 halaman; 2 lampiran

Daftar Acuan Tugas Umum : 3 (2006 - 2008)

Daftar Acuan Tugas Khusus : 5 (2009 - 2012)

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

x

x

ABSTRACT

Name : Triani Dian Anggraini, S.Farm.

NPM : 1306344330

Study Program : Apothecary Profession

Title : Report of Pharmacist Profession Internship at Guardian

Pharmatama, Kawasan Industri Manis Jl. Gatot Subroto

Km 8,5, Gandasari, Jatiuwung, Tangerang in January 6th

- February 28th 2014

Pharmacist Internship Program at PT. Guardian Pharmatama, Tangerang. This

Pharmacist Internship Program activity is intended to allow the apothecary

profession students to directly see the activity that takes place in the

pharmaceutical industry, to gain knowledge and insight into all aspects related to

the pharmaceutical industry especially in terms of the GMP implementation at PT.

Pfizer Indonesia, and to understand the role and duties of pharmacist in the

pharmaceutical industry. The special assignment that is given is entitled Process

Validation Protocol of Production and Packaging in Tablet , Tablet Coating, and

Cream. This special assignment aims to increase the knowledge of students on

matters releating to the making of Process Validation in three dosage forms,

understanding implementation and making of process validation protocol in PT.

Guardian Pharmatama, and understanding the parties involved the implemantation

of the process validation.

Keywords : GMP, pharmaceutical industry, process validation,

protocol, PT. Guardian Pharmatama

General Assignment : xiv + 104 pages; 21 appendices

Specific Assignment : iii + 28 pages; 2 appendices

Bibliography of General Assignment: 3 (2006 - 2008)

Bibliography of Specific Assignment: 5 (2009 - 2012)

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

LEMBAR JUDUL…………………………………………………………… ii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………… v

KATA PENGANTAR………………………………………………………. vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.................. vii

ABSTRAK....................................................................................................... viii

ABSTRACT.................................................................................................... ix

DAFTAR ISI………………………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xiv

1. PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1

1.2 Tujuan………………………………………………………………. 2

2. TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI….……………………… 3

2.1 Industri Farmasi………………………..…………………………… 3

2.2 Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)….……………………… 6

2.2.1 Manajemen Mutu…………………………………………… 6

2.2.1.1 Pemastian Mutu…………………………………… 7

2.2.1.2 Cara Pembuatan Obat yang Baik…………………. 7

2.2.1.3 Pengawasan Mutu………………………………… 7

2.2.1.4 Pengkajian Mutu Produk………………………….. 8

2.2.1.5 Manajemen Risiko Mutu………………………….. 8

2.2.2 Personalia…………………………………………………… 8

2.2.3 Bangunan dan Fasilitas……………………………………... 9

2.2.4 Peralatan……………………………………………………. 10

2.2.5 Sanitasi dan Higiene………………………………………… 11

2.2.6 Produksi…………………………………………………….. 12

2.2.7 Pengawasan Mutu…………………………………………… 16

2.2.8 Inspeksi Diri, Audit Mutu, dan Audit&Persetujuan Pemasok 17

2.2.9 Penanganan Keluhan dan Penarikan Kembali Produk……... 18

2.2.10 Dokumentasi………………………………………………… 18

2.2.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak……………... 19

2.2.12 Kualifikasi dan Validasi…………………………………….. 19

3. TINJAUAN PT. GUARDIAN PHARMATAMA……………………. 21

3.1 Sejarah Perusahaan………………………………………………… 21

3.2 Visi dan Misi………………………………………………………. 21

3.2.1 Visi…………………………………………………………. 21

3.2.2 Misi…………………………………………………………. 21

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

xii

3.2.3 Kebijakan Mutu…………………………………………….. 22

3.3 Struktur Organisasi………………………………………………… 22

3.3.1 Departemen QA (Quality Assurance)………………………. 23

3.3.1.1 Pelulusan produk jadi……………………………… 23

3.3.1.2 Penanganan penyimpangan batch…………………. 23

3.3.1.3 Penanganan barang kembalian…………………….. 23

3.3.2 Departemen TSS (Technical Support Service)……………… 25

3.3.2.1 Validasi……………………………………………. 26

3.3.2.2 Stabilitas…………………………………………… 27

3.3.3 Departemen Research and Development (R&D)…………… 30

3.3.3.1 Research and Development Formulasi…………….. 30

3.3.3.2 Research and Development Analisa dan Registrasi.. 32

3.3.4 Departemen QC Bahan Awal dan Produk Jadi & IPC……… 36

3.3.4.1 Quality Control Bahan Awal……………………… 36

3.3.4.2 Quality Control Produk Jadi & IPC……………….. 41

3.3.5 Departemen Quality Control Bahan kemas…………………. 43

3.3.6 Departemen Warehouse…………………………………….. 45

3.3.6.1 Prosedur Penerimaan Bahan Baku dan Kemas……. 48

3.3.6.2 Prosedur Keluar Masuk Barang ke Ruang Produksi 48

3.3.6.3 Prosedur Keluar Barang ke Distributor……………. 49

3.3.6.4 Prosedur Penerimaan Barang Kembalian………….. 49

3.3.7 Departemen Produksi………………………………………... 49

3.3.7.1 Proses Produksi Tablet Biasa………………………. 50

3.3.7.2 Proses Produksi Tablet Salut………………………. 50

3.3.7.3 Proses Produksi Kapsul……………………………. 51

3.3.7.4 Proses Produksi Sirup……………………………… 51

3.3.7.5 Proses Produksi Suspensi………………………….. 51

3.3.7.6 Proses Produksi Sediaan Semi Solid………………. 52

3.3.8 Departemen Engineering……………………………………. 57

3.3.8.1 Maintenance……………………………………….. 58

3.3.8.2 Utility………………………………………………. 59

3.3.9 Departemen Information System…………………………….. 69

3.3.10 Departemen PPIC (Product Planning and Inventary Control) 70

3.3.10.1 Product Planning…………………………………... 70

3.3.10.2 Invemtory Control………………………………….. 71

4. PEMBAHASAN…………………………………………………………. 73

4.1 Manajemen Mutu……………………………………………………. 74

4.2 Personalia……………………………………………………………. 75

4.3 Bangunan dan Fasilitas……………………………………………… 76

4.4 Peralatan…………………………………………………………….. 77

4.5 Sanitasi dan Higiene………………………………………………… 77

4.6 Produksi……………………………………………………………... 79

4.7 Pengawasan Mutu…………………………………………………… 80

4.8 Inspeksi Diri dan Audit Mutu……………………………………….. 82

4.9 Penanganan Keluhan………………………………………………… 82

4.10 Dokumentasi………………………………………………………… 83

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

xiii

4.11 Instalasi Pengolahan Air Limbah………………………………….... 84

4.12 Kualifikasi dan Validasi…………………………………………….. 85

5. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 86

5.1 Kesimpulan…........................……………………………………... 86

5.2 Saran................................................……………………….……. 86

DAFTAR ACUAN…………………………………………………………... 87

LAMPIRAN………………………………………………………………….. 88

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Guardian Pharmatama……..…….... 90

Lampiran 2. Struktur organisasi Departemen QA………………….……. 91

Lampiran 3. Struktur organisasi Departemen Technical Support Service.. 91

Lampiran 4. Struktur organisasi Departemen R&D Formulasi……..……. 92

Lampiran 5. Struktur organisasi Departemen QC Bahan Kemas……….... 92

Lampiran 6. Struktur organisasi Departemen QC Bahan Awal dan IPC… 93

Lampiran 7. Struktur organisasi Departemen Warehouse…………..…… 93

Lampiran 8. Struktur organisasi Departemen Engineering……………… 94

Lampiran 9. Struktur organisasi Departemen R&D Analisa & Registrasi.. 94

Lampiran 10. Struktur organisasi Departemen Produksi………………….. 95

Lampiran 11. Struktur organisasi Departemen PPIC……………………… 96

Lampiran 12 . Tahapan pelulusan produk jadi……………………………... 97

Lampiran 13. Alur penulusuran kalibrasi alat……………………..………. 98

Lampiran 14. Alur proses produksi sediaan solid………………………… 99

Lampiran 15. Alur proses produksi sediaan krim………………………… 100

Lampiran 16. Alur proses produksi sediaan salep………………………… 101

Lampiran 17. Label “karantina” PT. Guardian Pharmatama……………… 102

Lampiran 18. Label “release” PT. Guardian Pharmatam…………………. 102

Lampiran 19. Label “Reject” PT. Guardian Pharmatama………………… 103

Lampiran 20. Label “Telah disampling” PT. Guardian Pharmatama……... 103

Lampiran 21. Label “Hold” PT. Guardian Pharmatama…………………... 104

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

1

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan

dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan

ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional. Setiap orang

mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

kesehatan dan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2009)

Industri farmasi merupakan salah satu industri strategis yang menyangkut

kesehatan manusia dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan masyarakat

melalui aktivitasnya dalam bidang pembuatan obat.Industri farmasi mempunyai

kewajiban moral dan tanggung jawab sosial untuk senantiasa menghasilkan

produk obat yang memenuhi standar mutu, khasiat dan keamanan. Oleh karena

itu, industri farmasi menjadi salah satu industri yang dikontrol dan diawasi dengan

ketat oleh pemerintah dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) baik

ditinjau dari segi perizinan, produksi, peredaran, maupun kualitas obat yang

diedarkan.

Dalam pembuatan obat, industri farmasi harus memenuhi persyaratan

CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) seperti yang tercantum dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010

yang merupakan pedoman pembuatan obat yang baik dan benar pada seluruh

aspek rangkaian produksi yang bertujuan untuk memastikan bahwa sifat maupun

mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah

ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaanya. Pedoman ini juga

1

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 16: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

2

Universitas Indonesia

dimaksudkan untuk digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan

aturan internal sesuai kebutuhan (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia, 2006).

Salah satu tenaga inti dalam industri farmasi yang turut berperan dalam

menghasilkan obat yang bermutu, aman, dan berkhasiat adalah Apoteker.

Kedudukan Apoteker juga diatur dalam CPOB, yaitu sebagai penanggung jawab

produksi, pengawasan mutu dan pemastian mutu sehingga seorang Apoteker

dituntut untuk mempunyai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

dalam mengaplikasikan dan mengembangkan ilmunya secara profesional agar

dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di industri farmasi.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, calon Apoteker perlu

mendapatkan bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai yang salah satu

caranya dapat diperoleh melalui kegiatan praktek kerja profesi di industri farmasi.

Oleh karena itu, Universitas Indonesia bekerja sama dengan PT. Guardian

Pharmatama untuk menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA).

Pada PKPA ini peserta mendapat tugas untuk mengamati dan mempelajari

langsung kegiatan yang dilaksanakan di PT. Guardian Pharmatama.Pelaksanaan

praktek kerja berlangsung dari tanggal 2 Januari – 28 Februari 2014.Dengan

adanya praktek kerja ini diharapkan mahasiswa calon Apoteker dapat mengambil

manfaat dan ilmu sebanyak mungkin agar nantinya dapat diaplikasikan dengan

baik untuk kepentingan dunia kesehatan.

1.2 Tujuan

Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di industri farmasi bagi para

calon Apoteker bertujuan untuk:

1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang segala aspek industri

farmasi yang berhubungan dengan CPOB serta mengetahui penerapan CPOB

di PT. Guardian Pharmatama.

2. Mengetahui dan memahami peran dan tanggung jawab Apoteker dalam

industri farmasi khususnya di PT. Guardian Pharmatama. yang diharapkan

dapat menjadi bekal untuk menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 17: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

3

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI

2.1 Industri Farmasi

Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

1799/MENKES/PER/XII/2010 mengatur mengenai industri farmasi.Industri

Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk

melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.Sedangkan yang dimaksud

dengan obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Bahan obat

adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan

dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi.

Pembuatan Obat adalah seluruh tahapan kegiatan untuk menghasilkan obat, yang

meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan,

pengawasan mutu dan pemastian mutu sampai diperoleh obat untuk

didistribusikan.

Berdasarkan pasal 2 Permenkes No. 1799/MENKES/PER/XII/2010,

proses pembuatan obat dan/atau bahan obat hanya dapat dilakukan oleh industri

farmasi.Industri farmasi mempunyai fungsi untuk membuat obat dan/atau bahan

obat, mendidik dan melatih, serta melakukan penelitian dan pengembangan.

Industri farmasi dapat melakukan kegiatan proses pembuatan obat

dan/atau bahan obat untuk semua tahapan dan/atau sebagian tahapan. Industri

farmasi yang melakukan kegiatan proses pembuatan obat dan/atau bahan obat

untuk sebagian tahapan harus berdasarkan penelitian dan pengembangan yang

menyangkut produk sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Produk hasil penelitian dan pengembangan tersebut dapat digunakan untuk proses

tahapan awal pembuatan oleh industri farmasi di Indonesia.

Berdasarkan pasal 4 Permenkes No. 1799/MENKES/PER/XII/2010, setiap

pendirian industri farmasi wajib memperoleh izin Industri Farmasi dari Direktur

3

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 18: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

4

Universitas Indonesia

Jenderal Bina Farmasi. Persyaratan untuk memperoleh izin industri terdiri atas:

berbadan usaha berupa perseroan terbatas; memiliki rencana investasi dan

kegiatan pembuatan obat; memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; memiliki secara

tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker Warga Negara Indonesia mesing-

masing sebagai penanggungjawab pemastian mutu, produksi dan pengawasan

mutu; komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung maupun tidak

langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang

kefarmasian.

Tahap persetujuan prinsip harus dilalui oleh setiap industri farmasi untuk

dapat memperoleh Izin Usaha Industri Farmasi. Persetujuan prinsip diberikan

kepada industri farmasi agar melakukan persiapan-persiapan dan usaha

pembangunan, pengadaan, pemasangan, instalasi peralatantermasuk produksi

percobaan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan di bidang obat.

Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama jangka waktu tiga tahun, dan setiap

enam bulan sekali perusahaan yang bersangkutan menyampaikan informasi

kemajuan pembangunan proyeknya kepada Direktur Jenderal dari Kementerian

Kesehatan dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.

Pemohon yang telah selesai melaksanakan tahap persetujuan prinsip dapat

mengajukan permohonan izin industri farmasi.Surat permohonan izin industri

farmasi harus ditanda tangani oleh direktur utama dan apoteker penanggung jawab

pemastian mutu dengan memenuhi kelengkapan yang telah

dipersyaratkan.Permohonan izin industri farmasi diajukan kepada Direktur

Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat. Paling lama dalam waktu 20 (dua

puluh) hari sejak diterimanya tembusan permohonan, Kepala Badan akan

melakukan audit pemenuhan persyaratan CPOB dan kepala Dinas Kesehatan

Provinsi melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan administratif. Paling lama

dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi persyaratan

CPOB, Kepala Badan mengeluarkan rekomendasi pemenuhan persyaratan CPOB

kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada kepala dinas provinsi dan

pemohon. Paling lama dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak dinyatakan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 19: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

5

Universitas Indonesia

memenuhi persyaratan administratif, kepala dinas kesehatan provinsi

mengeluarkan rekomendasi pemenuhan persyaratan administratif kepada Direktur

Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan dan pemohon. Paling lama

dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima rekomendasi dari kepala

badan dan kepala Dinkes Provinsi, Direktur Jenderal menerbitkan Izin Industri

Farmasi.

Izin Usaha Industri Farmasi berlaku untuk seterusnya selama perusahaan

tersebut berproduksi dan memenuhi ketentuan perundang-undangan.Industri

farmasi yang melakukan perubahan bermakna tehadap pemenuhan persyaratan

CPOB, baik perubahan kapasitas dan/atau fasilitas produksi wajib melapor dan

mendapat persetujuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap perubahan alamat di lokasi yang sama atau perubahan alamat dan pindah

lokasi, perubahan penanggung jawab, atau nama industri harus dilakukan

perubahan izin.

Setiap pendirian industri farmasi wajib memenuhi ketentuan sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang tata ruang dan lingkungan

hidup.Oleh karena itu, industri farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB yang

dibuktikan dengan sertifikat CPOB. Sertifikat CPOB berlaku selama lima tahun

sepanjang memenuhi persyaratan.

Industri farmasi wajib menyampaikan laporan industri secara berkala

mengenai kegiatan usahanya sekali dalam enam bulan, meliputi jumlah dan nilai

produksi setiap obat yang dihasilkan paling lambat tanggal 15 Januari dan 15 Juli

yang disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala

Badan.

Pencabutan Izin Usaha Industri Farmasi dilakukan bila Perusahaan

Industri Farmasi yang telah mendapat Izin Usaha Industri Farmasi (Depkes RI,

1990) :

a. Melakukan pemindah tanganan hak milik izin usaha industri farmasi dan

perluasan tanpa memiliki izin.

b. Tidak menyampaikan informasi industri tiga kali berturut-turut atau dengan

sengaja menyampaikan informasi yang tidak benar.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 20: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

6

Universitas Indonesia

c. Melakukan pemindahan lokasi industri tanpa persetujuan tertulis terlebih

dahulu dari Menteri Kesehatan RI.

d. Dengan sengaja memproduksi obat atau bahan baku obat yang tidak

memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku (obat palsu).

e. Tidak memenuhi ketentuan dalam izin usaha industri farmasi.

2.2 Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) {(BPOM RI, 2006), (BPOM

RI, 2009) dan (BPOM RI, 2012)}

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat

dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan

tujuan penggunaannya.CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian

mutu.

2.2.1 Manajemen Mutu

Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan

tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen

izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan

penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen

bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”,

yang memerlukan partisipasi dan komitmen jajaran di semua departemen di

dalam perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan

mutu secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu

dan Manajemen Risiko Mutu.Hal ini hendaklah didokumentasikan dan dimonitor

efektivitasnya.

Unsur dasar manajemen mutu adalah:

a. Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi,

prosedur, proses dan sumber daya.

b. Tindakan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan

tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang

dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 21: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

7

Universitas Indonesia

Konsep dasar Pemastian Mutu, Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),

Pengawasan Mutu dan Manajemen Risiko Mutu adalah aspek manajemen mutu

yang saling terkait.

2.2.1.1 Pemastian Mutu

Pemastian mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik

secara tersendiri maupun secara kolektif yang akan mempengaruhi mutu dari obat

yang dihasilkan. Pemastian mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat

dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai

dengan tujuan pemakaiannya. Karena itu pemastian mutu mencakup CPOB

ditambah dengan faktor lain seperti desain dan pengembangan produk.

2.2.1.2 Cara Pembuatan Obat yang Baik

CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat

dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang

sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan

spesifikasi produk.CPOB mencakup Produksi dan Pengawasan Mutu.

2.2.1.3 Pengawasan Mutu

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan

pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi,

dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang

diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan

tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok

sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.

Setiap industri farmasi hendaklah mempunyai fungsi Pengawasan Mutu.

Fungsi ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber daya yang memadai

hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu

dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan.

Pengawasan Mutu secara menyeluruh juga mempunyai tugas lain, antara

lain menetapkan, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan

mutu, mengevaluasi, mengawasi, dan menyimpan baku pembanding, memastikan

kebenaran label wadah bahan dan produk, memastikan bahwa stabilitas dari zat

aktif dan produk jadi dipantau, mengambil bagian dalam investigasi keluhan yang

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 22: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

8

Universitas Indonesia

terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian dalam pemantauan

lingkungan. Semua kegiatan tersebut hendaklah dilaksanakan sesuai dengan

prosedur tertulis dan dicatat.

2.2.1.4 Pengkajian Mutu Produk

Pengkajian Mutu Produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap

semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan

konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan

produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan

untuk produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya

dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil

kajian ulang sebelumnya.

2.2.1.5 Manajemen Risiko Mutu

Manajemen risiko mutu adalah suatu proses sistematis untuk melakukan

penilaian, pengendalian dan pengkajian risiko terhadap mutu suatu produk. Hal ini

dapat diaplikasikan secara proaktif maupun retrospektf. Manajemen risiko mutu

hendaklah memastikan bahwa:

a. Evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan pengetahuan secara

ilmiah, pengalaman dengan proses dan pada akhirnya terkait pada

perlindungan pasien.

b. Tingkat usaha, formalitas dan dokumentasi dari proses manajemen risiko

mutu sepadan dengan tingkat risiko.

2.2.2 Personalia

Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan

sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar.Oleh

sebab itu industri farmasi bertanggung-jawab untuk menyediakan personil yang

terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas.Tiap

personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan

dicatat.Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB dan memperoleh

pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai higiene yang

berkaitan dengan pekerjaan.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 23: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

9

Universitas Indonesia

Personil kunci mencakup kepala bagian Produksi, kepala bagian

Pengawasan Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).Posisi

utama tersebut dijabat oleh personil purnawaktu. Kepala bagian Produksi dan

kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) / kepala bagian Pengawasan

Mutu harus independen satu terhadap yang lain.

Kepala bagian Produksi seharusnya adalah seorang Apoteker yang

terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki

pengalaman praktis yang memadai dalam bidang pembuatan obat dan

keterampilan Managerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya

secara profesional.Kepala bagian Produksi hendaklah diberi kewenangan dan

tanggung jawab penuh dalam produksi obat.

Kepala bagian Pengawasan Mutu hendaklah seorang apoteker

terkualifikasi dan memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman

praktis yang memadai dan keterampilanManagerial sehingga memungkinkan

untuk melaksanakan tugasnya secara profesional. Kepala bagian pengawasan

mutu hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam pengawasan

mutu.

Kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah seorang

Apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai,

memiliki pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan Managerial

sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional. Kepala

bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) hendaklah diberi kewenangan dan

tanggung jawab penuh untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan

sistem mutu/pemastian mutu

Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil

yang karena tugasnya harus berada di dalam area produksi, gudang penyimpanan

atau laboratorium dan bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada

mutu produk. Disamping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil

baru hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan.Pelatihan

berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas penerapannnya

hendaklah dinilai secara berkala.Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada

personil yang bekerja di area dimana pencemaran merupakan bahaya, misalnya

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 24: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

10

Universitas Indonesia

area bersih atau area penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik atau bersifat

sensitisasi.

2.2.3 Bangunan dan Fasilitas

Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat harus memiliki desain, konstruksi

dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik

untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan

harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadinya kekeliruan,

pencemaran-silang dan kesalahan lain, serta memudahkan pembersihan, sanitasi dan

perawatan yang efektif untuk menghindarkan pencemaran silang, penumpukan debu

atau kotoran dan dampak lain yang dapat menurunkan mutu obat.

Letak bangunan hendaklah dapat menghindarkan pencemaran dari

lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air serta dari

kegiatan industri lain yang berdekatan. Bangunan dan fasilitas hendaklah didesain,

dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat sedemikian agar memperoleh perlindungan

maksimal terhadap pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan

bersarang serangga, burung, binatang pengerat, kutu atau hewan lain.Bangunan

dan fasilitas hendaklah dirawat dengan cermat, dibersihkan dan bila perlu

didisinfeksi sesuai prosedur tertulis rinci.Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk

area produksi, laboratorium, area penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling

bangunan hendaklah dirawat dalam kondisi bersih dan rapi. Tenaga listrik, lampu

penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah tepat agar tidak

mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan penyimpanan, atau

terhadap ketepatan/ketelitian fungsi dari peralatan.

Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan :

a. Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di

dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan.

b. Pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi

personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau

produk selain yang sedang diproses.

Tindakan pencegahan hendaklah diambil untuk mencegah personil yang

tidak berkepentingan masuk.Area produksi, area penyimpanan dan area

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 25: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

11

Universitas Indonesia

pengawasan mutu tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil

yang tidak bekerja di area tersebut.

2.2.4. Peralatan

Peralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi

yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan

tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan

untuk memudahkan pembersihan serta perawatan agar dapat mencegah

kontaminasi silang, penumpukan debu atau kotoran dan hal-hal yang umumnya

berdampak buruk pada mutu produk.

Peralatan manufaktur hendaklah didesain, ditempatkan dan dirawat sesuai

dengan tujuannya.Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal,

produk antara atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau

absorbsi yang dapat mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di luar batas

yang ditentukan.Peralatan manufaktur hendaklah didesain sedemikian rupa agar

mudah dibersihkan.

Peralatan hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah risiko

kesalahan atau kontaminasi. Peralatan satu sama lain hendaklah ditempatkan pada

jarak yang cukup untuk menghindarkan kesesakan serta memastikan tidak terjadi

kekeliruan dan kontaminasi produk.

Peralatan hendaklah dirawat sesuai jadwal untuk mencegah malfungsi atau

pencemaran yang dapat mempengaruhi identitas, mutu atau kemurnian produk.

Pelaksanaan perawatan dan pemakaian suatu peralatan utama hendaklah dicatat

dalam buku log alat yang menunjukkan tanggal, waktu, produk, kekuatan dan

nomor setiap bets atau lot yang diolah dengan alat tersebut. Catatan untuk

peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat ditulis dalam

catatan bets.

2.2.5 Sanitasi dan Higiene

Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap

aspek pembuatan obat.Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil,

bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, bahan

pembersih dan desinfeksi, dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 26: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

12

Universitas Indonesia

pencemaran produk.Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui

suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.

Untuk menjamin perlindungan produk dari pencemaran dan untuk

keselamatan personil, hendaklah personil mengenakan pakaian pelindung yang

bersih dan sesuai dengan tugasnya termasuk penutup rambut.Pakaian kerja kotor

dan lap pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam

wadah tertutup hingga saat pencucian, dan bila perlu, didisinfeksi atau

disterilisasi.Hendaklah dihindarkan persentuhan langsung antara tangan operator

dengan bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang terbuka, bahan

pengemas primer dan juga dengan bagian peralatan yang bersentuhan dengan

produk.

Setelah digunakan, peralatan hendaklah dibersihkan baik bagian luar

maupun bagian dalam sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta dijaga

dan disimpan dalam kondisi yang bersih. Tiap kali sebelum dipakai,

kebersihannya diperiksa untuk memastikan bahwa semua produk atau bahan dari

bets sebelumnya telah dihilangkan. Tanpa kecuali, prosedur pembersihan, sanitasi

dan higiene hendaklah divalidasi dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan

efektivitas prosedur memenuhi persyaratan.

2.2.6 Produksi

Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa

menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi

ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi).

Produksi hendaklah dilakukan dan diawasi oleh personil yang

kompeten.Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina,

pengambilan sampel, penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan,

pengemasan, dan distribusi hendaklah dilakukan sesuai dengan prosedur atau

instruksi tertulis dan bila perlu dicatat.Akses ke fasilitas produksi hendaklah

dibatasi hanya untuk personil yang berwenang.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan produksi adalah

sebagai berikut :

a. Bahan Awal

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 27: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

13

Universitas Indonesia

Pembelian bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah disetujui

dan memenuhi spesifikasi yang relevan, dan bila memungkinkan, langsung dari

produsen. Sebelum diluluskan untuk digunakan, tiap bahan awal hendaklah

memenuhi spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam

spesifikasi. Singkatan, kode ataupun nama yang tidak resmi hendaklah tidak

dipakai. Persediaan bahan awal hendaklah diperiksa secara berkala untuk

meyakinkan bahwa wadah tertutup rapat dan diberi label dengan benar, dan dalam

kondisi yang baik.

b. Validasi Proses

Apabila suatu formula pembuatan atau metode preparasi baru diadopsi,

hendaklah diambil langkah untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk

pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan

menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa

menghasilkan produk yang memenuhi syarat mutu. Perubahan signifikan terhadap

proses pembuatan termasuk perubahan peralatan atau bahan yang dapat

mempengaruhi mutu produk dan atau reprodusibilitas proses hendaklah divalidasi.

c. Pencegahan Pencemaran Silang

Pencemaran bahan awal atau produk oleh bahan atau produk lain harus

dihindarkan. Risiko pencemaran silang ini dapat timbul akibat tidak terkendalinya

debu, gas, uap, percikan atau organisme dari bahan atau produk yang sedang

diproses, dari sisa yang tertinggal pada alat dan pakaian kerja operator.Tingkat

risiko pencemaran ini tergantung dari jenis pencemar dan produk yang

tercemar.Tindakan pencegahan terhadap pencemaran silang dan efektifitasnya

hendaklah diperiksa secara berkala sesuai prosedur yang ditetapkan.

d. Sistem Penomoran Bets/Lot

Hendaklah tersedia sistem yang menjelaskan secara rinci penomoran

bets/lot dengan tujuan untuk memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara,

produk ruahan atau produk jadi dapat diidentifikasi. Sistem penomoran bets/lot

yang digunakan pada tahap pengolahan dan tahap pengemasan hendaklah saling

berkaitan dan menjamin bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai secara

berulang.

e. Penimbangan dan Penyerahan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 28: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

14

Universitas Indonesia

Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan

pengemas, produk antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus

produksi dan memerlukan dokumentasi serta rekonsiliasi yang

lengkap.Pengendalian terhadap pengeluaran bahan dan produk tersebut untuk

produksi, dari gudang, area penyerahan, atau antar bagian produksi, adalah sangat

penting.Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan

yang telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih belum daluwarsa yang

boleh diserahkan.Bahan awal, antara dan produk ruahan yang diserahkan

hendaklah diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani oleh supervisor

produksi sebelum dikirim ke area produksi.

f. Pengembalian

Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan hendaklah

tidak dikembalikan ke gudang penyimpanan kecuali memenuhi spesifikasi yang

telah ditetapkan.

g. Operasi Pengolahan – Produk Antara dan Produk Ruahan

Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan hendaklah diperiksa

sebelum dipakai. Kegiatan pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan

bersamaan atau berurutan di dalam ruang yang sama kecuali tidak ada risiko

terjadinya kecampurbauran atau pencemaran silang. Semua kegiatan pengolahan

hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur yang tertulis.Tiap penyimpangan

hendaklah dipertanggungjawabkan dan dilaporkan.

h. Bahan dan Produk Kering

Untuk mengatasi masalah pengendalian debu dan pencemaran silang yang

terjadi pada saat penanganan bahan dan produk kering, perhatian khusus

hendaklah diberikan pada desain, pemeliharaan serta penggunaan sarana dan

peralatan. Apabila layak hendaklah dipakai sistem pembuatan tertutup atau

metode lain yang sesuai. Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk melindungi

produk terhadap pencemaran serpihan logam atau gelas.

i. Produk Cair, Krim dan Salep

Produk cair, krim dan salep mudah terkena kontaminasi terutama terhadap

mikroba atau cemaran lain selama proses pembuatan. Oleh karena itu, tindakan

khusus harus diambil untuk mencegah kontaminasi.Untuk melindungi produk

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 29: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

15

Universitas Indonesia

terhadap kontaminasi disarankan memakai sistem tertutup untuk pengolahan dan

transfer.

j. Bahan Pengemas

Pengadaan, penanganan dan pengawasan bahan pengemas primer dan

bahan pengemas cetak serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang

sama seperti terhadap bahan awal. Untuk menghindarkan kecampurbauran, hanya

satu jenis bahan pengemas cetak atau bahan tertentu saja yang diperbolehkan

diletakkan di tempat kodifikasi pada saat yang sama. Hendaklah ada sekat

pemisah yang memadai antar tempat kodifikasi tersebut.

k. Kegiatan Pengemasan

Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan

menjadi produk jadi.Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian

yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang

dikemas. Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak

lain hendaklah diperiksa dan diverifikasi kebenarannya terhadap Prosedur

Pengemasan Induk atau perintah pengemasan khusus.

l. Pengawasan Selama Proses

Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis

yang menjelaskan pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang harus

dilakukan selama proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai

dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu

(Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk

memantau hasil dan memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin

menjadi penyabab variasi karakteristik produk dalam proses. Selama proses

pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel pada awal, tengah

dan akhir proses oleh personil yang ditunjuk. Hasil pengujian/inspeksi selama

proses hendaklah dicatat, dan dokumen tersebut hendaklah menjadi bagian dari

Catatan Bets.

m. Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan

Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan

disimpan terpisah di “area terlarang” (restricted area). Bahan atau produk tersebut

hendaklah dikembalikan kepada pemasoknya atau, bila dianggap perlu, diolah

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 30: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

16

Universitas Indonesia

ulang atau dimusnahkan. Langkah apa pun yang diambil hendaklah lebih dulu

disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan dicatat.

n. Karantina dan Penyerahan Produk Jadi

Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum

penyerahan ke gudang dan siap untuk didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk

diserahkan ke gudang, pengawasan yanng ketat hendaklah dilaksanakan untuk

memastikan produk dan catatan pengemasan bets memenuhi semua spesifikasi

yang ditentukan. Setelah pelulusan suatu bets/lot oleh bagian Manajemen Mutu

(Pemastian Mutu), produk tersebut hendaklah dipindahkan dari area karantina ke

gudang produk jadi.

o. Catatan Pengendalian Pengiriman Obat

Sistem distribusi hendaklah didesain sedemikian rupa untuk memastikan

produk yang pertama masuk didistribusikan lebih dahulu. Penyimpangan terhadap

konsep first-in first-out (FIFO) atau first-expire first-out (FEFO) hendaklah hanya

diperbolehkan untuk jangka waktu yang pendek dan hanya atas persetujuan

manajemen yang bertanggung jawab.

p. Penyimpanan Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara, Produk Ruahan

dan Produk Jadi

Semua bahan dan produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk

mencegah risiko kecampurbauran atau pencemaran serta memudahkan

pemeriksaan dan pemeliharaan.Bahan dan produk hendaklah diletakkan tidak

langsung di lantai dan dengan jarak yang cukup terhadap sekelilingnya.Bahan dan

produk hendaklah disimpan dengan kondisi lingkungan yang sesuai.Penyimpanan

yang memerlukan kondisi khusus hendaklah disediakan.Kondisi penyimpanan

obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera pada penandaan berdasarkan

hasil uji stabilitas.

2.2.7 Pengawasan Mutu

Pengawasan Mutu merupakan bagian yang esensial dari Cara Pembuatan

Obat yang Baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten

mempunyai mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.Keterlibatan dan

komitmen semua pihak yang berkepentingan pada semua tahap merupakan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 31: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

17

Universitas Indonesia

keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai

kepada distribusi produk jadi.

Pengawasan Mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi, pengujian

serta termasuk pengaturan, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan

bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan

untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah

dibuktikan memenuhi persyaratan.

Pengawasan Mutu tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, tapi juga

harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan mutu

produk.Ketidaktergantungan Pengawasan Mutu dari Produksi dianggap hal yang

fundamental agar Pengawasan Mutu dapat melakukan kegiatan dengan

memuaskan.

2.2.8 Inspeksi Diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok

Tujuan inspeksi diri adalah untuk mengevaluasi apakah semua aspek

produksi dan pengawasan mutu industri farmasi memenuhi ketentuan

CPOB.Program inspeksi diri hendaklah dirancang untuk mendeteksi kelemahan

dalam pelaksanaan CPOB dan untuk menetapkan tindakan perbaikan yang

diperlukan. Inspeksi diri ini hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh

petugas yang kompeten dari perusahaan yang dapat mengevaluasi penerapan

CPOB secara obyektif.

Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin dan disamping itu pada

situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi

penolakan yang berulang.Semua saran untuk tindakan perbaikan supaya

dilaksanakan.Prosedur dan catatan inspeksi diri hendaklah didokumentasikan dan

dibuat program tindak lanjut yang efektif.

Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh

personil-personil perusahaan yang kompeten. Manajemen hendaklah membentuk

tim inspeksi diri yang berpengalaman dalam bidangnya masing-masing dan

memahami CPOB. Audit independen oleh pihak ketiga juga dapat bermanfaat.

Inspeksi diri dapat dilaksanakan per bagian sesuai dengan kebutuhan

perusahaan, namun inspeksi diri yang menyeluruh hendaklah dilaksanakan

minimal 1 (satu) kali dalam setahun.Frekuensi inspeksi diri hendaklah tertulis

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 32: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

18

Universitas Indonesia

dalam prosedur inspeksi diri.Semua hasil inspeksi diri hendaklah dicatat.Laporan

hendaklah mencakup semua hasil pengamatan yang dilakukan selama inspeksi

dan bila memungkinkan saran untuk tindakan perbaikan.

Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri.

Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem

manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkannya. Audit mutu

umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau suatu

timyang dibentuk khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu

juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak.

2.2.9 Penanganan Keluhan Terhadap Produk dan Penarikan Kembali Produk

Semua keluhan dan informasi lain yang berkaitan dengan kemungkinan

terjadi kerusakan obat harus dikaji dengan teliti sesuai dengan prosedur tertulis.

Untuk menangani semua kasus yang mendesak, hendaklah disusun suatu sistem,

bila perlu mencakup penarikan kembali produk yang diketahui atau diduga cacat

dari peredaran secara cepat dan efektif.

Keluhan atau informasi yang bersumber dari dalam industri antara lain

dapat dari bagian produksi, bagian pengawasan mutu, bagian gudang dan bagian

pemasaran sementara dari luar industri antara lain dapat berasal dari pasien,

dokter, paramedis, klinik, rumah sakit, apotek, distributor dan Otoritas

Pengawasan Obat (OPO).

Penarikan kembali produk adalah suatu proses penarikan kembali dari satu

atau beberapa bets atau seluruh bets produk tertentu dari peredaran. Penarikan

kembali produk dari peredaran dilakukan apabila ditemukan produk yang cacat

mutu atau bila ada laporan mengenai reaksi yang merugikan yang serius serta

berisiko terhadap kesehatan.

2.2.10 Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan

dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.

Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap

personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga

memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena

hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi, Dokumen Produksi

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 33: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

19

Universitas Indonesia

Induk/Formula Pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan catatan

harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen

adalah sangat penting.

Spesifikasi menguraikan secara rinci persyaratan yang harus dipenuhi

produk atau bahan yang digunakan atau diperoleh selama pembuatan.Dokumen

ini merupakan dasar untuk mengevaluasi mutu. Dokumen Produksi Induk, Proses

Pengolahan Induk dan Prosedur Pengemasan Induk (Formula Pembuatan,

Instruksi Pengolahan dan Instruksi Pengemasan) menyatakan seluruh bahan awal

dan bahan pengemas yang digunakan serta menguraikan semua operasi

pengolahan dan pengemasan. Prosedur berisi cara untuk melaksanakan operasi

tertentu, misalnya pembersihan, berpakaian, pengendalian lingkungan,

pengambilan sampel, pengujian, dan pengeoperasian peralatan. Catatan

menyajikan riwayat tiap bets produk, termasuk distribusinya dan semua keadaan

yang relevan yang berpengaruh pada mutu produk akhir.

2.2.11 Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindarkan kesalahpahaman yang dapat

menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak

memuaskan.Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus

dibuat secara jelas yang menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-

masing pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets

produk untuk diedarkan yanng menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian

Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

2.2.12 Kualifikasi dan Validasi

CPOB menguraikan prinsip kualifikasi dan validasi yang dilakukan di

industri farmasi.CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasikan

validasi yang perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis

dari kegiatan yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan

dan proses yang dapat mempengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi.

Pendekatan dengan kajian risiko hendaklah digunakan untuk menentukan ruang

lingkup dan cakupan validasi.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 34: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

20

Universitas Indonesia

Seluruh kegiatan validasi hendaklah direncanakan.Unsur utama program

validasi hendaklah dirinci dengan jelas dan didokumentasikan di dalam Rencana

Induk Validasi (RIV) atau dokumen setara. Protokol validasi tertulis hendaklah

dibuat untuk merinci kualifikasi dan validasi yang akan dilakukan. Protokol

hendaklah dikaji dan disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian

Mutu).Protokol validasi hendaklah merinci langkah kritis dan kriteria

penerimaan.Setelah kualifikasi selesai dilaksanakan, hendaklah diberikan

persetujuan tertulis untuk dapat melaksanakan tahap kualifikasi dan validasi

selanjutnya.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 35: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

21

Universitas Indonesia

BAB 3

TINJAUAN PT. GUARDIAN PHARMATAMA

3. 1 Sejarah Perusahaan

PT.Guardian Pharmatama terdiri dari kantor pusat yang terletak

diKompleks Green Ville Maisonette Blok FA 18-19, Jakarta 11510 dan

pabriknyayang terletak di Kawasan Industri Manis Jl. Gatot Subroto Km 8,5,

Gandasari,Jaituwung, Tangerang, Banten. PT. Guadian Pharmatama merupakan

industrifarmasi yang didirikan pada September 1992 menggantikan Industri

FarmasiHasto Husodo.Sejak itu, PT Guardian Pharmatama memiliki Motto

“Quality isour concern”.PT Guardian Pharmatama berkomitmen dalam

menghasilkanproduk yang berkualitas tinggi tanpa memberikan kerugian terhadap

perusahaanmaupun konsumen.

3. 2 Visi dan Misi

3.3.1 Visi

“ To be dominant in health care industry by providing significantsatisfication to

our customers and stakeholders through professional management”

“ Menjadi industri farmasi yang mendominasi di bidang kesehatan dengan cara

memberikan kepuasan kepada konsumen dan seluruh pemilik modal melalui

manajemen yang profesional.”

3.3.2 Misi

To provide a better health for life through:

a. Products niche and continous improvement

b. Delivering quality products

c. Establishing strategic alliances

Untuk menyediakan kesehatan yang lebih baik bagi kehidupan melalui:

a. Menghasilkan produk yang khas dan terus melakukan peningkatan.

b. Mengirim produk yang berkualitas.

c. Mengembangkan hubungan kerjasama yang strategis.

21

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 36: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

22

Universitas Indonesia

3.3.3 Kebijakan Mutu

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi, pucuk

pimpinandan seluruh karyawan PT.Guardian Pharmatama berkomitmen untuk :

a. Menghasilkan produk yang berkualitas, aman, dan berkhasiat dengan

pemenuhan persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik terkini.

b. Mengirim produk tepat waktu kepada seluruh pelanggan.

c. Menjaga kepercayaan publik dengan menjaga kontinuitas terhadap

pelaksanaan Cara Pembuatan Obat yang Baik terkini dan Peraturan

Pemerintah yang berlaku.

d. Terus menerus memperbaiki keefektifan sistem manajemen mutu untuk

menetapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

e. Menilai keberhasilan kinerja sistem manajemen mutu, maka ditetapkan

sasaran mutu PT. Guardian Pharmatama secara menyeluruh yang dijabarkan

melalui sasaran mutu setiap unit kerja.

f. Penetapan dan evaluasi sasaran mutu dilakukan pada rapat manajemen setiap

bulan.

g. Sistem manajemen mutu PT. Guardian Pharmatama selalu ditinjau dan bila

perlu diperbaiki atau disempurnakan pada setiap rapat tinjauan manajemen

yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun.

h. Manajemen Representatif bertanggung jawab dalam mensosialisasikan

kebijakan mutu kepada seluruh PT. Guardian Pharmatama.

3.3 Stuktur Organisasi

PT. Guardian Pharmatama dalam melaksanakan kegiatannya

menggunakan struktur organisasi sedemikian rupa sehingga terlihat jelas tugas,

wewenang dan tanggung jawab dari setiap personilnya.Struktur organisasi PT.

Guardian Pharmatama pada tahun ini ada perubahan dari tahun sebelumnya

dimana ada penambahan dua departemen, yaitu TSS (Technical Support Services)

dan pemecahan R&D Formulasi.Departemen R&D Formulasi dibagi menjadi dua

bagian, yaitu R&D Formulasi solid dan R&D Formulasi Liquid, Semisolid, dan

Toll Manufacturing.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 37: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

23

Universitas Indonesia

PT. Guardian Pharmatama memiliki struktur organisasi yang terdiri dari

beberapa bagian, yaitu : bagian QA (Quality Assurance), TSS (Technical Support

Services), QC (Quality Control), R & D (Research and Development) Formulasi,

R & D (Research and Development) Analisa dan Registrasi, PPIC (Production

Planning Inventory Control), produksi, gudang (Warehouse), Engineering, dan IS

(Information System). Struktur organisasinya dapat dlihat pada lampiran 1.dimana

didalamnya mencakup level manager sampai pada level asisten manager dan

supervisor. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tugas dan tanggung jawab

masing-masing Departemen.

3.3.1 Departemen QA (Quality Assurance)

Departemen QA (Quality Assurance) PT. Guardian Pharmatama dipimpin

oleh seorang QA Manager. QA Manager membawahi Assistant QA Manager dan

membawahi langsung Spv. Pharmacovigilance, Spv. Document Controller, dan

Spv. Trend evaluator. Assistant QA Manager membawahi Inspektor QA, Spv.

Regulatory QA, dan Spv. Sistem Manajemen Mutu. Tugas QA (Quality

Assurance) pada PT. Guardian Pharmatama diantaranya adalah :

3.3.1.1 Pelulusan produk jadi

Departemen QA bertanggung jawab dalam proses pereleasan produk

sebelum didistribusikan. Sebelum bets diluluskan untuk direlease dibutuhkan

pengawasan terhadap kelengkapan dokumen dan investigasi terhadap seluruh

hasil formulasi dan analisa dari sediaan tersebut yang tercantum dalam batch file.

Setelah mendapat persetujuan release daridepartemen QA pada nota PDN

(Product Delivery Note), maka produk jadi pun bisa didistribusikan.

3.3.1.2 Penanganan penyimpangan batch

Seluruh penyimpangan yang terjadi di semua departemen akan dilaporkan

ke Departemen QA. Penyimpangan tersebut akan dianalisis resiko yang

disebabkan oleh penyimpangan tersebut kemudian diputuskan tindakan koreksi

terbaik untuk mencegah terjadinya resiko tadi.

3.3.1.3 Penanganan barang kembalian, penarikan produk, dan keluhan produk

a. Penanganan keluhan produk

Biasanya keluhan terhadap produk berasal dari dokter, apotek maupun

pasien.Keluhan tersebut bisa terhadap kualitas produk, efek yang merugikan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 38: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

24

Universitas Indonesia

ataupun efek terapeutik dari produk tersebut. Keluhan produk tersebut diterima

oleh marketing yang kemudian disampaikan kepada departemen QA, kemudian

Departemen R&D Analisa-Registrasi dan QC akan menganalisis produk yang

dikeluhkan tersebut. Setelah itu, QA akan memberikan surat jawaban ke

Marketing yang berisi alasan dan tindak lanjut terhadap keluhan tersebut.

b. Penanganan produk kembalian

Produk dapat dikembalikan dan digantikan atau di-CN atau dengan batch

baru, akan tetapi harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya:

i. Produk dengan ED ± 1 bulan, misal produk tersebut ED-nya bulan Agustus

maka produk tersebut dapat diganti jika dilaporkannya antara bulan Juli

sampai September.

ii. Kemasan produk masih tersegel terutama untuk sediaan liquid/semi solid

iii. Untuk kondisi khusus, seperti terjadi bencana, produk yang mengalami

kecacatan fisik, seperti pecah atau bocor, label tidak ada, tidak ada penandaan

tanggal kadaluarsa, penanganannya dapat berupa repack atau penggantian

barang.

c. Penarikan kembali obat

Penarikan kembali obat bisa dilakukan oleh Badan POM dan pabrik itu

sendiri.Penarikan yang dilakukan oleh Badan POM disebabkan dari hasil

pemeriksaan yang Badan POM lakukan. Contohnya adalah jika obat tersebut

mempunyai dampak yang membahayakan bagi kesehatan ataupun jika

berdasarkan uji stabilitas on going pada waktu tertentu akan terjadi perubahan

pada sediaan yang dapat membahayakan bagi pasien yang mengkonsumsi obat

tersebut dan bisa juga karena produk tersebut sudah sampai pada masa expired

date-nya maka berdasarkan inisiatif industri sendiri akan ditarik dari peredaran.

QA akan segera memberitahukan pada marketing untuk menarik produk tersebut.

Produk yang ditarik kembali dari peredaran akan dimusnahkan dan dibuat berita

acaranya.

d. Pengkajian produk tahunan (PPT)

Produk tahunan yang akan dikaji hanya untuk produk yang minimal

diproduksi 3 batch dalam tahun tersebut. Pengkajian tersebut meliputi: bahan

baku, bahan kemas, sistem HVAC, pengawasan mutu, produksi, pemantauan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 39: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

25

Universitas Indonesia

lingkungan, pengendalian perubahan, stabilitas, evaluasi keluhan produk dan

barang kembalian serta rekomendasi tindak lanjut. Produk yang dikaji akan

dimasukkan dalam laporan pengkajian produk tahunan.

e. Penanganan Batchfile

Batch file merupakan suatu dokumen yang berisi seluruh rekaman proses

pembuatan suatu batch produk. Batch filedibuat oleh departemen Research and

Development (R&D) Formulasi yang kemudian diisi oleh departemen Produksi,

QC Bahan Awal dan QC Bahan Kemas. Batch file akan disimpan sampai dengan

bulan expired date tiap produk yang ditambah 2 tahun dari bulan expired datenya.

Batch fileyang telah melewati masa simpannya akan dimusnahkan dan dibuat

berita acaranya.

f. Document Controller

Bertugas untuk mengatur distribusi Protap dan KTP (Kontrol Tehadap

Perubahan) dari tiap-tiap departemen. Distribusi protap dilakukan dengan cara

manual dan komputerisasi. Protap yang akan didistribusikan pada setiap

departemen diberikan cap controlled copyyang artinya tidak boleh diperbanyak

sembarangan. Protap berlaku selama 3 tahun kecuali ada perubahan.

DepartemenQA akan mendata protap yang masa berlakunya akan habis setiap

bulan, kemudian DepartemenQA akan mengirimkan reminder ke departemen

terkait. Semua perubahan harus ada KTPnya seperti perubahan desain bahan

kemas yang dapat mempengaruhi registrasi yang berubah.

3.3.2 Departemen TSS (Technical Support Services)

Departemen TSS (Technical Support Services) merupakan departemen

pecahan dari departemen QA (Quality Assurance). TSS dipimpin oleh Manager

TSS yang membawahi dua assisten manager yaitu Asisten Validasi dan Stabilitas

Manager sertaAsisten GMP compliance. Tanggung jawab dan wewenang dari

setiap assistan manager berbeda-beda.

Asisten Manager Validasi dan Stabilitasmembawahi Supervisor Validasi

Proses dan Supervisor Validasi Pembersihan & Stabilitas, masing-masing

Supervisor membawahi dua orang analis. Supervisor Validasi Proses membawahi

analis validasi proses. Tugas Asisten Manager Validasi dan Stabilitas diantaranya:

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 40: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

26

Universitas Indonesia

3.3.2.1 Validasi

TSS hanya menangani validasi proses dan validasi pembersihan,

sedangkan validasi metoda analisis dilakukan oleh bagian R&D An-Reg.

a. Validasi Proses

Validasi proses adalah bukti terdokumentasi yang menunjukkan bahwa

proses yang dioperasikan dalam parameter yang ditetapkan dapat terlaksana

secara efektif dan reprodusibel untuk memproduksi produk antara dan produk jadi

yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan validasi proses dibutuhkan suatu protokol validasi proses agar

validasi yang dilakukan dapat terjamin. Protokol validasi proses merupakan

dokumen yang menguraikan metode kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

rangka validasi suatu sistem atau proses, termasuk metode pengujian dan kriteria

penerimaan atas hasil validasi dengan kata lain protokol merupakan dokumen

kunci bagaimana validasi proses akan dilaksanakan. PT. Guardian Pharmatama

secara konsisten melakukan validasi ulang setiap 5 tahun sekali, namun jika

terjadi perubahan seperti perubahan cara kerja dan mesin yang digunakan pada

proses pengolahan obat, perubahan produsen bahan aktif dan bahan tambahan

yang digunakan, perubahan besar batchsize ≥ 10 kali dari batch sebelumnya,

perubahan terhadap parameter/spesifikasi obat serta perubahan komposisi formula

maka produk tersebut harus segera dilakukan revalidasi, sesuai pedoman yang

termuat dalam protokol revalidasi proses. Hal tersebut dilakukan untuk

memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan memberikan khasiat dan mutu

yang konsisten.

Validasi proses yang dilakukan mulai dari proses pengolahan sampai

proses pengemasan. Validasi proses pengolahan merupakan tindakan pembuktian

bahwa dengan prosedur pengolahan yang digunakan akan senantiasa

menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditentukan. Pendekatan validasi yang digunakan adalah validasi konkuren

dan retrospektif.

b. Validasi Pembersihan

Validasi pembersihan dilakukan bertujuan untuk menunjukkan bahwa

pembersihan yang dilakukan sudah sesuai dengan spesifikasi atau tervalidasi.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 41: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

27

Universitas Indonesia

Validasi ini dilakukan setelah proses produksi selesai dilaksanakan. Setiap alat

memiliki product marker karena tidak semua produk diuji. Parameter yang

digunakan untuk memilih product marker diantaranya adalah produk yang paling

sulit dibersihkan, produk yang paling toksik, kelarutan dalam air atau alkohol, zat

aktif dengan dosis kecil, produk yang paling sering diproduksi. Residu yang

dianalisa yaitu residu zat aktif dan adanya mikrobiologi (bakteri dan

jamur).Penentuan residu zat aktif dapat dilakukan secara fisik (visual) dan kimia

(HPLC).Selain penentuan residu zat aktif juga dilakukan pemeriksaan

mikrobiologi. Sampel yang biasanya digunakan adalah:

i. Air bilasan: bilasan terakhir dengan menggunakan purified water. Air bilasan

tersebut diambil untuk di cek residu dengan HPLC dan Total Organic Carbon

(TOC)

ii. Usapan (swab): pada beberapa bagian alat yang sulit untuk dibersihkan

diusap dengan kapas pada area 5x5 cm. Hasil yang didapatkan kemudian

dikonversikan dengan keadaan (luas mesin) yang sebenarnya. Pendekatan

validasi yang digunakan untuk validasi pembersihan adalah validasi

konkuren.Validasi minimal dilakukan terhadap 3 batch. Jika hasil validasi

tidak memenuhi syarat, validasi dapat diulang kembali. Jika hasil ulangan

tersebut juga tidak memenuhi syarat maka dapat diusulkan perubahan pada

proses pembersihan. Kriteria penerimaan proses pembersihan untuk mikroba

yaitu < 100 koloni/swab dan untuk jamur < 10 koloni/swab. Jika prosedur

pembersihan berubah, maka akan dilakukan revalidasi pembersihan.

3.3.2.2 Stabilitas

Uji stabilitas untuk produk baru dilakukan oleh R&D analisa (2batch

pertama) sampai dengan 24 bulan, selanjutnya dilakukan oleh TSS. Uji stabilitas

yang dilakukan oleh TSS meliputi stabilitas produk rework dan produk telah

dipasarkan (existing) serta produk existing dengan perubahan. Uji stabilitas dari

produk existing masing-masing produk diambil 1 batch pertahunnya. Interval

analisanya yaitu 12 bulan, 24 bulan, 36 bulan, 48 bulan sampai ED+1 tahun

dengan maksimal analisis 5 tahun namun jika produk memiliki ED 5 tahun berarti

analisa hanya sampai 5 tahun. Khusus untuk produk rework, interval analisa

diperketat menjadi tiap 6 bulan karena produk tersebut diluluskan untuk release

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 42: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

28

Universitas Indonesia

dengan pengecualian. Kondisi untuk uji stabilitas dilakukan disuhu 300C ± 2

0C,

kelembaban 75% ± 5% dalam climatic chamber. Hal ini dilakukan untuk

memberikan gambaran produk yang sudah ada di pasaran, memastikan produk

yang ada di pasaran masih memenuhi syarat sampai dengan waktu expired date

dan dapat juga untuk memperpanjang expired date untuk produk selanjutnya. TSS

juga melakukan uji stabilitas post market di mana sampel diambil langsung dari

apotek oleh pihak marketing. Uji stabilitas ini dilakukan untuk beberapa produk

yang mengalami masalah di stabilitas on going..

Assistant Manager GMP Compliance membawahi Supervisor GMP

Compliance yang membawahi inspektor GMP Compliance.Assistant Manager

GMP Compliance memiliki 5 tugas utama:

1. Kalibrasi dan kualifikasi

Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

membandingkan antara hasil pengukuran yang ada dengan standar.Standar yang

digunakan juga harus tertelusur dan memiliki alur penelusuran kalibrasi alat yang

berada pada lampiran.Kalibrasi dilakukan bagi alat yang memiliki parameter

ukur.Tujuan dari dilakukannya kalibrasi adalah untuk menjaga kinerja dari alat

tersebut.Biasanya kalibrasi dilakukan setiap 6 bulan, tapi untuk alat-alat tertentu

bisa lebih sering karena sering digunakan, ataupun bisa lebih jarang

dikalibrasi.Kalibrasi dapat dibagi 2, yaitu kalibrasi internal (kalibrasi yang

dilakukan oleh pihak dalam pabrik yang telah mendapatkan pelatihan kalibrasi)

menggunakan kalibrator yang telah terkalibrasi dan tertelusur, serta kalibrasi

eksternal (dilakukan oleh laboratorium yang telah terakreditasi, contohnya;

HPLC, Spektrofotometer, timbangan, jangka sorong, dll). Proses kalibrasi

termasuk dalam dokumen kualifikasi operasional yang merupakan persyaratan

CPOB. Dalam laporan kalibrasi, harus dicantumkan standar apa yang digunakan

terakhir kali dan kapan terakhir dikalibrasi sehingga dapat tertelusur.

TSS melakukan kualifikasi dalam hal perencanaan, penjadwalan,

persetujuan protokol dan laporan kualifikasi serta rekualifikasi.Sedangkan

pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing departemen yang

bersangkutan. Tahapan kualifikasi yang dilakukan adalah :

a. Kualifikasi design

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 43: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

29

Universitas Indonesia

Kualifikasi yang dilakukan sebelum pembelian alat

b. Kualifikasi instalasi

Kualifikasi yang dilakukan ketika alat baru datang dan akan dilakukan

pemasangan

c. Kualifikasi operasional

Kualifikasi yang dilakukan untuk melihat apakah alat tersebut dapat berjalan

dengan sesuai. Pada kualifikasi operasional, biasanya dilakukan dalam

kondisi ekstrim seperti contoh ketika alat yang tiba-tiba dimatikan, apakah

masih dapat berjalan dengan baik atau tidak

d. Kualifikasi kinerja

Kualifikasi ini dilakukan dengan melihat hasil dari alat tersebut apakah

hasilnya sesuai dengan ekspektasi

Selain terhadap peralatan, kualifikasi juga dilakukan terhadap sarana

penunjang lainnya, yaitu:

a. Sistem tata udara (HVAC)

Kualifikasi kinerja HVAC meliputi parameter suhu, kelembaban relatif,

pertukaran udara. Perbedaan tekanan antara ruang produksi dan ruang

penyangga serta jumlah partikel di udara. Untuk memantau efektifitas kinerja,

juga dilakukan pemeriksaan berkala, yaitu:

i. Pemeriksaan suhu dan RH yang dilakukan setiap hari

ii. Pemeriksaan perbedaan tekanan udara dan pertukaran udara dilakukan

setiap bulan

iii. Pemeriksaan bahan cemaran dilakukan setiap enam bulan.

b. Sistem pengolahan air

c. Sistem udara bertekanan (compressed air)

2. Mengadakan pelatihan bagi karyawan

Bertugas untuk membuat jadwal pelatihan bagi karyawan setiap akhir

tahun.Tiap bulan dilaksanakan realisasi pelatihan bekerjasama dengan HRD.

Departemen yang ingin melakukan pelatihan bagi karyawannya dapat menulis

pada surat yang diedarkan oleh TSS setiap akhir tahun. Pelatihan untuk karyawan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 44: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

30

Universitas Indonesia

dapat dilakukan sendiri oleh bagian pihak internal pabrikdan bisa trainner dari

luar yang di datangkan ke pabrik.

3. Pengendalian perubahan

Pengendalian perubahan terutama berhubungan dengan mutu produk baik

langsung maupun tidak langsung. Departemen yang ingin melakukan perubahan

mengisi form KTP (Kontrol Terhadap Perubahan) yang berisi perubahan yang

dilakukan, alasan perubahan beserta dampak perubahan. Kemudian diedarkan ke

semua departemen yang terkait untuk minta persetujuan perubahan. Siapapun

yang mengusulkan perubahan akan membuat KTP kemudian nanti akan

dievaluasi. Jika disetujui maka perubahan dapat dilakukan dan apabila sudah

disetujui maka acuan yang digunakan selanjutnya untuk proses kegiatan

mengikuti hasil perubahan tersebut.

4. Sertifikasi

Sertifikasi disini merupakan jalur untuk mendapatkan sertifikat CPOB dan

izin industri. Tahapan dari sertifikasi adalah :

a. Izin prinsip yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatansejalan dengan RIP

(Rancangan Induk Pembangunan) yang disetujui oleh BPOM. Jika sudah

disetujui maka baru diperbolehkan membangun

b. Pembangunan selama tiga bulan harus dilaporkan

c. Setelah jadi, siapkan sarana penunjang. Contoh: HVAC, air, udara

bertekanan, boiller, dan sarana yang dipersyaratkan oleh BPOM

d. Mengajukan untuk sertifikat CPOB

3.3.3 Departemen Research and Development (R&D)

3.3.3.1 Research and Development Formulasi

Research and Development Formulasi dikepalai oleh seorang Manager

R&D formulasi dan membawahi seorang Manager formulation, asisten Manager

produk baru solid dan produk BABE, empat orang supervisor formulasi untuk

produk baru dan dua orang supervisor formulasi untuk produk existing, serta

seorang asisten Manager packaging development. R&D formulasi memiliki

tanggung jawab dalam memastikan produk memenuhi spesifikasi dari parameter

yang digunakan yaitu efficacy (manfaat), quality (kualitas), safety (keamanan),

dan consumen satisfaction (kepuasan pelanggan).Tanggung jawab lainnya adalah

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 45: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

31

Universitas Indonesia

menerapkan CPOB yang berlaku saat ini. Di PT. Guardian Pharmatama terdapat

tiga bagian formulasi yaitu:

a. Bagian Formulasi Produk Baru

Formulasi produk baru merupakan suatu trial atau pengembangan obat

baru yang diterima berdasarkan forecast marketing mengacu pada kebutuhan

masyarakat pada saat itu yang belum pernah diedarkan oleh PT. Guardian

Pharmatama. Produk baru akan dibuat berdasarkan dari instruksi atau usulan

produk baru yang belum diedarkan oleh PT Guardian Pharmatama dari marketing

PT Guardian Pharmatama kepada plant Manager, selanjutnya ke R&D Manager

Formulasi dan R&D bagian analisa dan registrasi.Departemen R&D Formulasi

akan mencari formula yang tepat dengan cara studi literatur, studi produk

innovator yang memiliki bahan aktif yang sama kemudian menyusun estimasi

formula baha baku & bahan kemas kemudian akan dikirimkan kepada finance

untuk dilihat estimasi harga produksi produknya Setelah perkiraan formula dan

kemasan yang akan dipakai disetujui, pengembangan produk baru dapat

dilakukan. Kemudian R&D analisa dan registrasi akan melakukan pemeriksaan

bahan aktif yang akan dipakai, apabila sudah direlease akan dipakai untuk

formulasi. Selanjutnya R&D formulasi akan melakukan trial skala laboratorium

dan formula yang diperoleh dari hasil studi literatur. Sampel trial skala

laboratorium yang telah memenuhi persyaratan titik dilanjutkan ke bagian analisa

untuk diperiksa secara kimia, seperti kadar dan disolusinya.

Formula hasil trial skala laboratorium yang telah memenuhi persyaratan

fisik dan kmia, dilanjutkan untuk trial skala pilot dengan jumlah sampel trial lebih

banyak, yaitu 1/10 dari batch-size produksi. Jumlah batch trial pilot adalah

minimal 2 batch. Pada setiap tahap skala pilot produk harus dianalisis terlebih

dahulu oleh R&D analisa. Bulk pada skala pilot dengan jumlah ukurannya adalah

10% dari batch size produksi dan dilakukan dua kali atau secara duplo.

Setelah skala pilot memenuhi spesifikasi fisik dan kimia sampel akan

dikirimkan ke marketing untuk persetujuan bentuk, warna dan kemasan.

Kemudian dilanjutkan dengan uji stabilitas oleh bagian R&D analisa dan

registrasi, selanjutnya mulai membuat registrasi. Setelah mendapat nomor

registrasi, dilakukan proses produksi.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 46: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

32

Universitas Indonesia

b. Bagian Formulasi Produk existing

Formulasi produk existing adalah tahapan formulasi terhadap produk yang

sudah mempunyai NIE (Nomor izin edar) yang artinya sudah diedarkan dan

memiliki perubahan seperti pembesaran batch, perubahan bahan baku, perubahan

mesin, serta memperbaiki kualitas produk seperti perbaikan disolusi. Usulan

pengembangan terhadap produk existing dapat muncul dari Departemen Produksi

jika ada mesin yang diganti, QA, QC, marketing maupun purchasing. Pada bagian

ini akan dilakukan tahapan studi literatur tapi tidak dari awal dan kemudian

dilakukan trial laboratorium, kemudian ke tahap pilot produksi lalu dilakukan

stabilitas dan jika hasilnya memenuhi syarat akan dilanjutkan pada registrasi

untuk diajukan registrasi variasi.

c. Bagian Packaging Development

Bagian ini bertugas untuk mengkoordinasikan sirkulasi desain kemasan yang

diterima dari marketing.Desain kemasannya bisa untuk produk baru, produk

existing yang mengalami perubahan jenis bahan kemas ataupun produk yang

mengalami perpindahan mesin seperti perubahan sealing roll pada mesin

stripping, memeriksa desain bahan pengemas yang akan dibuat meliputi desain

untuk produk baru dan desain untuk produk existing yang mengalami perubahan

bahan pengemas dari marketing. Pemeriksaan meliputi ukuran bahan pengemas,

jenis material bahan kemas, redaksi, tata letak, nomor registrasi, nomor kode dan

spesifikasi bahan pengemas dengan mengacu pada protap-protap yang ada.Desain

kemasan yang telah disetujui oleh departemen terkait yaitu produksi, QC bahan

kemas, registrasi, QA, plant manager dan marketing, kemudian diteruskan ke

purchasing untuk pemesanan material bahan kemas.

Bagian Packaging Development juga bertanggung jawab untuk menyiapkan

FKB (formula pengemasan) dan PAD (Packaging Direction) yang akan digunakan

untuk keperluan produksi. FKB, PAD harus disetujui oleh Departemen Produksi,

QA, QC Bahan Kemas dan plant manager.

3.3.3.2 Research and Development Analisa dan Registrasi

1. Sub Departemen Research and Development Registrasi

Registrasi atau pendaftaran obat dilakukan untuk memperoleh nomor izin

edar.Izin edar tersebut berlaku selama jangka waktu 5 tahun.Bila masa izin edar

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 47: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

33

Universitas Indonesia

tersebut habis maka industri farmasi harus mendaftarkan ulang izin edar dari

produk tersebut. Berdasarkan peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 tahun 2011, registrasi obat

terdiri atas:

i. Registrasi baru

i. Kategori 1 : untuk obat baru, produk biologi, termasuk produk biologi

sejenis

ii. Kategori2 : obat copy

iii. Kategori3 : sediaan lain yang belum mengandung obat

ii. Registrasi variasi

i. Kategori4 : variasi mayor

ii. Kategori5 : variasi minor yang memerlukan persetujuan

iii. Kategori6 : variasi minor dengan notifikasi

iii. Registrasi ulang

Kategori7 : registrasi ulang

Obat yang mendapat izin edar harus memenuhi kriteria berikut:

a. Khasiatnya pasti dan keamanannya memadai dibuktikan melalui uji non

klinik dan uji klinik atau bukti-bukti lain sesuai dengan status perkembangan

ilmu pengetahuan yang bersangkutan.

b. Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai cara

pembuatan obat yang baik (CPOB), spesifikasi dan metode analisis terhadap

semua bahan yang digunakan serta produk jadi dengan bukti yang sahih.

c. Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap, objektif dan tidak

menyesatkan yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional

dan aman.

d. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

e. Khusus untuk psikotropika baru harus memiliki keunggulan dibandingkan

dengan obat yang telah disetujui beredar di Indonesia. Dan untuk kontrasepsi

atau obat lain yang digunakan dalam program nasional dapat dipersyaratkan

uji klinik di Indonesia.

Registrasi obat produksi dalam negeri dilakukan oleh pendaftar yang harus

memenuhi persyaratan yaitu memiliki izin industri farmasi dan memiliki sertifikat

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 48: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

34

Universitas Indonesia

CPOB yang masih berlaku sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan yang

diregistrasi. Proses registrasi dimulai dengan pendaftar mengajukan permohonan

pra registrasi secara online (untuk obat copy) atau secara tertulis kepada BPOM

dengan tujuan untuk menentukan jalur registrasi. Kepala Badan POM

memberikan Hasil Pra Registrasi (HPR).HPR berlaku selama satu tahun sejak

tanggal dikeluarkan. Setelah itu, kemudian baru dilakukan proses registrasi

dengan menyusun dan melengkapi dokumen registrasi.

BPOM akan memberikan suatu surat yaitu approvable letter. Approvable

letter adalah surat yang berisikan informasi NIE (nomor izin edar) yang akan

dicantumkan pada kemasan produk. Kemudian pihak industri farmasi menyiapkan

diri untuk produksi, dengan kemasan sudah mencantumkan NIE.Jika industri

farmasi sudah siap untuk produksi, maka dilakukan konfirmasi terhadap BPOM

untuk dilakukan audit in situ. BPOM akan memeriksa langsung kesesuaian dalam

proses produksi obat tersebut dengan dokumen yang sudah dikumpulkan, dari

awal yaitu formulasi, raw data, hingga log book diperiksa. Jika ada

penyimpangan, maka BPOM akanmeminta surat klarifikasi terhadap

penyimpangan tersebut. Jika semua proses sudah selesai, BPOM akan

mengeluarkan surat dari hasil inspeksinya. Jika dibutuhkan penambahan data

maka BPOM akan memberikan surat permintaan tambahan. Dokumen registrasi

terdiri dari:

a. Bagian I : Dokumen administratif, informasi produk dan penandaan

b. Bagian II : Dokumen mutu

c. Bagian III : Dokumen non klinik (untuk obat baru)

d. Bagian IV : Dokumen klinik (untuk obat baru)

Jika dokumen registrasi memenuhi syarat pendaftaran obat maka BPOM

akan memberikan nomor izin edar. Tahap registrasi dapat selesai dalam jangka

waktu 1-2 tahun. Izin edar terdiri dari 15 digit yaitu:

a. 1 Digit I : Obat dagang (D) atau generik (G)

b. 1 Digit II : Bebas (B), bebas terbatas (T), keras (K), narkotika (N),

psikotropika (P)

c. 1 Digit III : Lokal (L), ekspor (E), atau impor (I)

d. 2 digit IV dan V : periode tahun pendaftaran

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 49: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

35

Universitas Indonesia

e. 3 digit VI, VII, VIII : nomor urut pabrik yang disetujui masing-masing pabrik

(antara 100-1000)

f. 3 digit IX, X, XI : nomor urut obat yang disetujui masing-masing pabrik

g. 2 digit XII dan XIII : Macam bentuk sediaan yang ada.

h. 1 digit XIV : urutan kekuatan dosis (contoh A untuk kekuatan sediaan obat

yang pertama disetujui dan B untuk kekuatan sediaan yang kedua disetujui)

i. 1 digit XV : urutan kemasan yang didaftarkan (contoh 1 untuk kemasan

utama dan 2 untuk kemasan beda kemasan pertama).

2. Sub Departemen Research and Development Analisa

Manager R&D analisa membawahi lima orang supervisor, yaitu supervisor

trial produk jadi, supervisor trial bahan baku, supervisor validasi bahan baku,

supervisor stabilitas dan supervisor validasi produk jadi. Supervisor tersebut

masing-masing membawahi analis. Sub departemen R&D analisa menerima free

sampel dari Departemen purchasing, kemudian dilakukan analisa terhadap sampel

bahan baku tersebut. Kemudian setelah melakukan analisa, R&D analisa

membuatkan ratingmanufacturer tersebut berdasarkan analisa bahan baku. Rating

tersebut dibuat berdasarkan kualitas dari bahan baku itu sendiri serta hasil

pembandingan hasil analisa dengan sertifikat analisis (CoA). Rating tersebut akan

masuk ke departemen terkait yang kemudian akan ditentukan bahan baku yang

dipilih. Jika sudah ditentukan bahan bakunya akan dilakukan trial oleh R&D

formulasi nanti sediaan yang sudah dibuat oleh R&D formulasi akan masuk ke

R&D analisis dan registrasi.

Pengembangan metode analisa menjadi tugas dari supervisor produk

jadi.Pengembangan dilakukan dengan mengacu kepada literatur resmi seperti

USP, BP, JP, Jurnal, literatur lainnya, dan dari COA bahan tersebut. Setelah trial

dan errorterhadap metode analisa dilakukan, metode tersebut disimpan dulu

sampai mencapai trial pilot pada tahap produksi karena nanti sampelnya akan

masuk kembali ke R&D analisis dan registrasi. Kemudian metode tersebut akan

divalidasi meliputi persyaratan validasi pada CPOB dengan batch formula skala

pilot. Metode analisa yang telah divalidasi akan disusun dengan nomor protap

R&D dan didistribusikan ke laboratorium QC. Pada batch pertama skala produksi,

R&D analisa akan melakukan transfer metode analisa ke laboratorium QC.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 50: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

36

Universitas Indonesia

Transfer metode meliputi pelatihan teknis ke Departemen QC mengenai tahapan

analisa dan verifikasi metode antara laboratorium R&D dan laboratorium QC.

Pada trial skala pilot dan 3 batch pertama produksi, sampel produk jadi diambil

untuk uji stabilitas dipercepat pada suhu 40°C ± 1°C dan RH 75% ± 5% selama 6

bulan. Sedangkan uji stabilitas real time pada suhu 30°C ± 1°C dan RH 75% ± 5%

minimal 2 (dua) tahun. Data yang diperoleh lewat uji stabilitas tersebut digunakan

sebagai data dalam menentukan expire date (ED).

3.3.4 Departemen Quality ControlBahan Awal dan Produk Jadi & IPC

Departemen QC merupakan suatu departemen yang melakukan kontrol

atau pengawasan terhadap mutu suatu produk.Departemen QC terbagi menjadi

dua bagian, yakni QC bahan awal dan IPC serta QC bahan kemas.Struktur

organisasi departemen QC terlampir.

3.3.4.1 Quality Control Bahan Awal

Departemen ini terdiri dari bagian bahan awal dan IPC.Untuk QC bahan

awal memeriksa dari bahan awal berupa zat aktif, zat tambahan, air, dan limbah.

Untuk bahan baku zat aktif dan zat tambahan yang baru datang akan diterima dan

diperiksa oleh pihak gudang (warehouse). Pihak gudang akan memeriksa

kelengkapan dokumen, antara lain berupa surat jalan, Purchasing Order (PO),

sertifikat analisis bahan (CoA) dari bahan awal tersebut serta tampilan fisik atau

kemasan luar, kesesuaian label dengan bahan, kesesuaian dengan expired date dan

kondisi bahan awal. Bila kelengkapan dokumen telah tersedia dan pemeriksaan

secara fisik telah memenuhi syarat, maka gudang akan membuat BPB (Bukti

Penerimaan Barang). BPB yang terdiri dari 4 rangkap ini, setelah dikembalikan

oleh QC akan didistribusikan ke berbagai Departemen lainnya seperti QC,

Warehouse, finance dan lain-lain. Departemen QC akan melakukan analisa

sementara Departemen Warehouse akan menentukan nomor kontrol untuk setiap

bahan awal. Pada nomor kontrol terdapat kode RA (Raw Active) untuk zat aktif

dan RT (Raw Tambahan) untuk eksipien.Nomor kontrol itu sendiri

merupakanurutan bahan yang datang pada bulan tersebut. Setelah bahan awal

dianalisa dan mendapatkan status dari departemen QC, maka rangkap ketiga dari

BPB akan diberikan kepada departemen QC sedangkan 3 rangkap lainnya

dikembalikan ke Warehouse.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 51: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

37

Universitas Indonesia

Pihak QC akan melakukan pemeriksaan kesesuaian antara BPB dengan

label bahan awal, kesesuaian antara CoA dengan label bahan awal dan kesesuaian

antara CoA yang datang dengan CoA pada kedatangan sebelumnya. Data-data

tersebut kemudian didokumentasikan pada form checklist kedatangan barang. Jika

disetujui, maka QC bahan awal mengeluarkan form pengambilan sampel.

Bila dokumen yang telah lengkap tersebut diterima dan disetujui, maka

pihak QC akan melakukan analisa mutu terhadap bahan tersebut. Jika terdapat

temuan, maka pihak QC bahan awal membuat surat keluhan yang akan diberikan

kepada departemen purchasing yang nantinya akan diteruskan ke pihak supplier.

Pihak supplier memiliki kewajiban untuk memberikan tanggapan atau jawaban

terhadap surat tersebut dan berdasarkan jawaban tersebut dapat diterima atau tidak

oleh pihak QC. Follow up kepada pihak supplier dilakukan setiap awal minggu.

Penyimpangan didokumentasikan sebagai resume untuk masing-masing supplier

nantinya.

Sampel yang diambil oleh pihak QC bahan awal digunakan untuk analisis

kimia dan analisis mikro (pada bahan awal tertentu). Jumlah sampling ditentukan

berdasarkan:

a. Pola n

Pola ini digunakan untuk bahan baku existing atau hanya jika bahan yang

akan diambil sampelnya diperkirakan homogen dan diperoleh dari pemasok

yang disetujui. Sampel dapat diambil dari bagian manapun dari wadah namun

umumnya pada bagian atas, dimana rumus pola n sebagai berikut.

N = 1 + √n

dimana N adalah jumlah wadah yang dibuka/diambil; n adalah jumlah wadah

yang diterima. Apabila n ≤4 maka sampel diambil tiap wadah.

b. Pola p, digunakan jika bahan homogen, diterima dari pemasok yang disetujui

dan tujuan utama adalah pengujian identitas. Rumusnya yaitu:

P = 0,4 √n

dimana P adalah jumlah wadah yang dibuka/diambil sampel berdasarkan

pembulatan keatas; n adalah jumlah wadah yang diterima.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 52: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

38

Universitas Indonesia

c. Pola r, digunakan untuk bahan yang diperkirakan tidak homogen dan/atau

diterima dari pemasok yang belum dikualifikasi. Pola r dapat digunakan

untuk produk herbal yang digunakan sebagai bahan awal. Rumusnya yaitu:

R = 1,5 √n

dimana R adalah jumlah sampel yang akan diambil berdasarkan pembulatan

ke atas; n adalah jumlah wadah yang diterima/dambil sampel.

Analisa kimia yang dilakukan terdiri dari analisa secara manual seperti titrasi

dan analisis dengan menggunakan instrument analisis seperti HPLC atau

spektrofotomeri.Pengujian ulang (retest) dilakukan pada sampel dengan

mengacu kepada surat/ keterangan dari pemasok bahan awal yang

bersangkutan. Untuk bahan awal yang dibutuhkan oleh produk yang

diproduksi diluar (produk makloon) analisa dilakukan oleh kedua

pihak.Sampel yang dianalisa oleh QC PT. Guardian Pharmatama disampling

oleh perusahaan yang bersangkutan.

Bahan awal dibakukan menggunakan baku pembanding dimana baku

pembanding tersebut telah dibakukan dengan baku pembanding primer. Dua

data hasil analis tersebut kemudian dibandingkan, dengan simpangan deviasi

< 1%. Analisa terhadap bahan awal dilakukan sesuai dengan protap yang

telah tersedia, kemudian hasil dari analisa tersebut dilaporkan dalam HPBA

(Hasil Pemeriksaan Bahan Awal).Waktu pemeriksaan maksimum dari bahan

awal adalah 7 hari.Jika tidak ada permasalahan dan semuanya memenuhi

spesifikasi maka bahan awal dapat diberi status release. Sedangkan jika

terdapat masalah atau sampel tidak memenuhi spesifikasi maka bahan awal

akan diberi statusreject. QC bahan awal juga bertanggung jawab terhadap

penanganan penyimpangan bahan awal.

QC bahan awal juga bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan dan

menyetujui analisa limbah cair. Limbah cair yang terdapat di pabrik PT. Guardian

Pharmatama terdiri dari 2 macam, yaitu:

a. Limbah laboratorium

Limbah ini terdiri dari limbah sisa analisa kimia baik pelarut, fase gerak,

maupun limbah sisa analisis obat jadi serta limbah sisa destruksi

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 53: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

39

Universitas Indonesia

mikrobiologi.Limbah ini dimusnahkan di pihak ketiga dengan beberapa klasifikasi

keamanan.

b. Limbah domestik dan produksi

Limbah ini adalah limbah dari ruang produksi wastafel dan toilet.Limbah

ini diolah dalam waste water treatment oleh Departemen Engineering. Limbah ini

dianalisis 1 minggu sekali di 3 titik yaitu titik inlet (awal),titik bak anaerob dan

titik outlet (akhir), serta setiap 1 bulan sekali pada minggu pertama dilakukan

analisi keluar. Titik inlet dan titik bak anaerob diperiksa setiap hari senin

sementara titik outlet diperiksa setiap hari kamis. Pemerikasaan yang dilakukan

meliputi pemeriksaan pemerian, suhu, pH, BOD (Biochemical OxygenDemand),

COD (Chemical Oxygen demand), DO (Dissolved Oxygen). Hasil pemeriksaan

harus memenuhi spesifikasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup yang berlaku..

Selain melakukan analisa terhadap bahan awal dan limbah, bagian QC

bahan awal juga bertanggung jawab untuk memantau pelaksanaan dan

memberikan persetujuan terhadap kualitas purified water yang digunakan untuk

produksi. Departemen QC dalam melakukan analisa dibantu oleh departemen

Engineering sebagai departemen yang bertanggung jawab dalam melaksanakan

pengolahan purified water untuk produksi tersebut.Adapun parameter yang harus

dianalisa oleh departemen QC terhadap purified water tersebut adalah :

i. Setelah Raw Water Tank, berupa pemerian, kesadahan, total koloni dan E.

coli.

ii. Setelah Raw Water Tank dengan penambahan klorin, berupa pemerian, klorin

≤ 0,5 mg/L, total klorin dan E. coli.

iii. Setelah Multimedia filter, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, kesadahan,

total mikroba dan E. coli.

iv. Setelah carbon Filter, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, kesadahan

total mikroba dan E. coli.

v. Setelah Softener, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbondioksida, kesadahan,

total mikroba dan E. coli.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 54: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

40

Universitas Indonesia

vi. Setelah ReverseOsmosis, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbondioksida, kesadahan,

total mikroba dan E. coli.

vii. Setelah Ultra Filter, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, kesadahan,

total mikroba dan E. coli.

viii. Setelah Ultra Violet, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, TOC (Total

Organic Carbon), logam berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

ix. Setelah Purified Water tank, berupa pemerian, pH, konduktifitas, klorida,

sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, TOC

(Total Organic Carbon), logam berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

x. Ruang Emulsifier, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, TOC, logam

berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

xi. Ruang Mix Liquid, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, TOC, logam

berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

xii. Ruang cuci botol, berupa pemerian, pH, konduktivitas, klorida, sulfat,

kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total, karbon dioksida, TOC, logam

berat, ammonia, total mikroba dan E. coli. Ruang cuci, berupa pemerian, pH,

konduktivitas, klorida, sulfat, kalsium, zat mudah teroksidasi, zat padat total,

karbon dioksida, TOC, logam berat, ammonia, total mikroba dan E. coli.

QC IPC bertanggung jawab dalam pengendalian kualitas produk dari produk

antara (ketika proses produksi masih berjalan) hingga produk ruahan. Pada

kegiatan ini yang melakukan sampling pada saat proses produksi adalah operator

dari departemen produksi. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir intensitas orang

keluar masuk dari ruang produksi yang dapat menyebabkan cross

contamination.Setelah sampel diambil, analis QC bahan awal menyerahkan

kepada pihak analis QC yang akan membawanya ke QC untuk dianalisa lebih

lanjut.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 55: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

41

Universitas Indonesia

Metode analisa yang digunakan oleh pihak QC merupakan hasil transfer metoda

yang dilakukan oleh R&D Analisa dengan departemen QC. R&D Analisa

merancang protap analisa yang kemudian ditetapkan menjadi protap QC setelah

dilakukan transfer metode dan validasi. Sampel yang diterima didokumentasikan

pada buku ekspedisi.

Analis IPC melakukan analisis parameter fisik seperti kekerasan,

ketebalan, diameter, kerapuhan dan dimensi tablet pada awal, tengah dan akhir

proses produksi. Sedangkan untuk analisis secara kimia dilakukan oleh analis QC

di laboratorium seperti penentuan kadar, disolusi, keseragaman kandungan tablet,

serta keseragaman bobot tablet. Analisa dan pengujian ini dilakukan terhadap

produk antara dan produk ruahan.

Produk antara akan dilanjutkan proses pembuatannya bila telah release

oleh departemen QC berdasarkan hasil uji yang didapatkan (telah memenuhi

spesifikasi). Parameter yang dianalisa oleh IPC terdapat pada form HPOJ (Hasil

Pemeriksaan Obat Jadi) termasuk spesifikasi dan hasilnya. Pada saat proses

sampling terdiri dari 3 titik sampling yaitu atas, tengah dan bawah. Namun

terkadang titik sampling bisa mencapai 5 titik bahkan 10 titik hal ini disesuaikan

dengan produk yang diperiksa. Untuk tablet dengan bobot dibawah 250 mg maka

diambil sepuluh titik, bobot 250 mg – 500 mg diambil lima titik, dan bobot diatas

500 mg diambil tiga titik. Analisa dilakukan maksimum dalam 6 hari.Apabila

terjadi perubahan metode analisa, maka metode analisa tersebut harus divalidasi

kembali oleh departemen R&D.

Produk jadi sisa dari analisa harus dimusnahkan ke pihak luar atau pihak

ketiga yang berwenang. Bila terjadi penyimpangan pada proses produksi maka

seluruh departemen akan mengevaluasi setiap hal yang berkaitan dengan produk

tersebut seperti produksi meninjau dari sisi operator, mesin dan prosesnya, atau

QC bahan awal meninjau sumber bahan awal yang digunakan untuk produksi

batch tersebut. Kemudian berdasarkan evaluasi tersebut departemen QA akan

memutuskan tindakan koreksi yang tepat untuk penyimpangan yang terjadi.

3.3.4.2 Quality ControlProduk Jadi dan IPC

Quality Control IPC berjalan dibawah tanggung jawab seorang asisten

manager.Bagian ini terdiri dari 3 subbagian, yaitu QC pengolahan, QC analisa,dan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 56: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

42

Universitas Indonesia

QC mikrobiologi.Masing-masing bagian tersebut dikepalai oleh supervisor yang

membawahi analis. QC IPC bertanggung jawab dalam pengendalian kualitas

produk dari produk awal (ketika proses produksi masih berjalan) hingga produk

ruahan. Pada kegiatan ini yang melakukan sampling pada saat proses produksi

adalah operator dari departemen produksi. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir

intensitas orang keluar masuk dari ruang produksi yang dapat menyebabkan cross

contamination. Setelah produk dinyatakan release oleh IPC, sampel diambil oleh

operator Lab untuk selanjutnyadiserahkan kepada pihak analis QC IPC yang akan

membawanya ke QC untuk dianalisa lebih lanjut. Analis IPC melakukan analisis

parameter fisik seperti kekerasan, ketebalan, diameter, kerapuhan, keseragaman

bobot tablet dan dimensi tablet pada awal, tengah dan akhir proses produksi untuk

solid, dan untuk semi solid dilakukan pemeriksaan dari pemerian, pH, viskositas,

kehalusan, dan homogenitas. Analisis secara kimia dilakukan oleh analis QC di

laboratorium seperti penentuan kadar, disolusi dan keseragaman kandungan

tablet.Analisa dan pengujian ini dilakukan terhadap produk antara dan produk

ruahan.Metode Metode analisa yang digunakan oleh pihak QC mengacu kepada

protap yang telah ditetapkan oleh R&D Analisa yang kemudian berubah menjadi

protap QC setelah dilakukan transfer metode. Sampel yang diterima

didokumentasikan pada buku ekspedisi.Produk antara akan dilanjutkan proses

pembuatannya bila telah release oleh departemen QC berdasarkan hasil uji yang

didapatkan (telah memenuhi spesifikasi). Parameter yang dianalisa oleh IPC

terdapat pada form HPOJ (Hasil Pemeriksaan Obat Jadi) termasuk spesifikasi dan

hasilnya.

Pada saat proses sampling terdiri dari 3 titik sampling yaitu atas, tengah

dan bawah. Namun terkadang titik sampling bisa mencapai 5 titik bahkan 10 titik

hal ini disesuaikan dengan produk yang diperiksa. Untuk tablet dengan bobot

dibawah 250 mg maka diambil sepuluh titik, bobot 250 mg – 500 mg diambil lima

titik, dan bobot diatas 500 mg diambil tiga titik. Analisa dilakukan maksimum

dalam 6 hari dan apabila terjadi perubahan metode analisa, maka metode analisa

tersebut harus divalidasi kembali oleh departemen R&D.

Produk jadi sisa dari analisa harus dimusnahkan ke pihak luar atau pihak

ketiga. Bila terjadi penyimpangan pada proses produksi maka seluruh departemen

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 57: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

43

Universitas Indonesia

akan mengevaluasi setiap hal yang berkaitan dengan produk tersebut

sepertiproduksi meninjau dari sisi operator, mesin dan prosesnya, atau QC bahan

awal meninjau sumber bahan awal yang digunakan untuk produksi batch

tersebut.Kemudian berdasarkan evaluasi tersebut departemen QA akan

memutuskan tindakan koreksi yang tepat untuk penyimpangan yang terjadi.

3.3.5 Departemen Quality Control Bahan Kemas

Pada awalnya QC bahan kemas berada di bawah departemen Quality

Control, bersama dengan QC bahan awal, IPC dan produk jadi.Namun pada tahun

2012, QC bahan kemas dipisah dari departemen lainnya membentuk departemen

QC Bahan Kemas.Struktur organisasi Departemen QC Bahan Kemas terlampir.

Tugas Departemen QC Bahan Kemas, antara lain :

a. Incoming control packaging material

Pengambilan pada kedatangan sampel bahan kemas selain menggunakan

tabel dari AQL (Acceptable Quality Level) yang diadaptasi dari ANSI (American

National Standarization Inspection) juga digunakan pola N. Pada AQL terdapat

special inspection dan general inspection. Cara pengambilan jumlah box sampel

adalah dengan pola N yaitu √n + 1. Sampel yang telah di sampling diberikan label

“Telah Disampling”. Bahan kemas yang telah memenuhi spesifikasi diberi label

“Release” dan yang tidak memenuhi spesifikasi diberikan label “Reject”. Hasil

analisa dari bahan kemas dicatat didalam HPBK atau Hasil Pemeriksaan Bahan

Kemas.

b. IPC pengemasan primer dan sekunder

IPC dilakukan setiap tiga jam sekali selama proses pegemasan primer

(blistering, dan stripping) sedangkan pada proses filling, liquid san semisolid

dilakukan pada saat awal, tengah, dan akhir dari proses filling. IPC pengemasan

sekunder (coding, dan packing) dilakukan setiap tiga jam sekali dan diperiksa

kelengkapannya dalam setiap kemasan produk jadi.

c. Verifikasi visual larutan injeksi

Dilakukan oleh personel yang terlatih.Dilakukan dalam ruangan gelap,

dilakukan pengamatan di bawah lampu visual dengan kekuatan minimal 10000

lux dengan menggunakan latar hitam untuk melihat partikel asing berwarna putih

dan menggunakan latar putih untuk melihat partikel asing berwarna hitam.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 58: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

44

Universitas Indonesia

d. Penyimpanan retained sample

Diambil sebanyak kebutuhan tiga kali pemeriksaan lengkap.Disimpan

pada suhu yang sesuai dengan yang tertera pada etiket, terdapat dua suhu

penyimpanan yakni suhu 15-250C dan suhu 25-30

0C.Penyimpanan produk jadi

dilakukan dalam kemasan utuh (kemasan primer dan kemasan

sekunder).Penyimpanan dilakukan selama dalam rentang daluarsa ditambah satu

tahun (ED + 1).

e. Audit pemasok bahan kemas

Dilakukan pemeriksaan terhadap kriteria penerimaan, jika suplier

memenuhi kriteria penerimaan dapat dimasukkan dalam daftar suplier tetap.

Untuk suplier baru pihak purchasing akan menilai kesesuaian harga terlebih

dahulu sebelum melakukan pemesanan bahan kemas. Audit terhadap suplier

bahan kemas dilakukan oleh QC. Bahan Kemas bekerja sama dengam QA dan

purchasing packaging. Audit terhadap suplier bahan kemas dilakukan setiap tiga

tahun.Hal-hal yang diperiksa meliputi fasilitas, mesin, bangunan, dan pengawasan

mutu dari pemasok tersebut.

Bahan kemas terdiri atas dua macam, yakni printed dan non printed.

Bahan kemas non printed contohnya botol volume 60 ml, vial, dan ampul. Bahan

kemas printed merupakan bahan kemas yang memberikan penandaan dan ciri

khas tertentu kepada suatu produk hasil produksi suatu pabrik (artwork).

Spesifikasi dari bahan kemas tersebut telah ditentukan oleh R&D formulasi.

Kemudian untuk desain bahan kemas printed akan dibuat oleh artwork designer

yang berada di bawah departemen bussines and development. Desain tersebut

disosialisasikan kepada semua bagian dan dilakukan konsultasi antara R&D

formulasi dengan marketing untuk merampungkan desain kemasan menjadi Final

Artwork (FA). FA akan diteruskan ke bagian purchasing untuk dicarikan suplier

pembuat kemudian suplier tersebut akan mengirimkan proofprint sebagai contoh.

Proofprint merupakan berkas yang dibuat oleh suplier untuk memastikan bahwa

suplier mampu memproduksi bahan kemas sesuai dengan kualitas yang diminta

oleh PT. Guardian Pharmatama.Selain dikirimkan kepada Departemen purchasing

FA juga dikirimkan ke Departemen QA dan QC bahan kemas yang selanjutnya

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 59: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

45

Universitas Indonesia

digunakan sebagai dasar dalam pembuatan Spesifikasi Bahan Kemas (SPBK) dan

Hasil Pemeriksaan Bahan Kemas (HPBK).Kemudian HPBK dan proofprint

menjadi acuan dalam penerimaan bahan kemas.Kesesuaian antara HPBK dan

proofprint merupakan indikator penerimaan (masuk dalam spesifikasi).Apabila

bahan kemas yang didapat dari pemasok tidak memenuhi spesifikasi yang telah

ditetapkan, pihak PT. Guardian Pharmatama maka dinyatakan adanya

penyimpangan.

Penyimpangan itu sendiri terbagi 3 yaitu:

1. Minor, penyimpangan yang dapat diabaikan.

2. Mayor, penyimpangan yang masih bisa diterima tapi cukup mengganggu dan

PT. Guardian Pharmatama melayangkan surat keluhan kepada suplier.

3. Kritikal, penyimpangan tidak dapat ditoleransi dan bahan kemas tersebut di

tolak.

3.3.6 Departemen Warehouse

Struktur organisasi dari gudang pabrik PT. Guardian Pharmatama

dikepalai oleh seorang Manager yang membawahi seorang asisten manager dan

tiga orang supervisor yaitu Supervisor Bahan Awal, Supervisor Bahan Kemas dan

Supervisor Produk Jadi. Adapun tanggung jawab di gudang diantaranya:

a. Menangani penerimaan bahan baku dan bahan kemas yang datang dari

pemasok, dan produk jadi dari bagian produksi.

b. Menjaga kondisi dan mengontrol stok barang sesuai dengan sistem

FEFO(First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out).

c. Menyimpan dan menyediakan barang yang dibutuhkan untuk produksi.

d. Menangani pengeluaran barang untuk kebutuhan produksi, penerimaan

sisabarang dari produksi.

e. Mendistribusikan produk jadi ke distributor sesuai dengan Delivery Order.

Sebelum barang masuk ke gudang bahan baku atau gudang bahan kemas,

sebelumnya disimpan di ruang karantina untuk di sampling oleh QC. Setelah hasil

analisa keluar, maka akan ditentukan barang tersebut akan di reject atau di release

(masuk ke gudang masing-masing). Gudang dapat dibagi menjadi 3 bagian besar:

1. Gudang Bahan Baku

Terdapat 3 kondisi penyimpanan bahan baku:

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 60: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

46

Universitas Indonesia

a. Suhu 2-80C, biasanya untuk tempat penyimpanan flavour seperti minyak

ikan.

b. Suhu 15-250C, misalnya untuk penyimpanan soft capsule, cangkang kapsul,

vitamin E dan vitamin C.

c. Suhu < 300C, misalnya untuk penyimpanan gliserin, sorbitol, sukrosa dll.

Gudang bahan baku terbagi atas beberapa bagian:

a. Bahan baku psikotropika dan prekursor

Bahan baku ini disimpan pada suhu 25-300C. Penyimpanannya didalam

tempat khusus yang terkunci.Setiap penggunaannya dicatat dan dilaporkan ke

Badan POM setiap bulannya oleh departemen produksi.

b. Bahan baku beta laktam

Bahan baku beta laktam disimpan di ruangan yang terpisah dari bahan

baku lainnya, yaitu di tempat makloon dari produk tersebut.

c. Bahan additional

Bahan baku ini disimpan pada suhu 15-250C, kecuali untuk bahan baku

yang di COAnya mensyaratkan untuk disimpan pada suhu 2-80C.

d. Bahan baku yang mudah terbakar

Bahan baku yang mudah terbakar seperti alkohol disimpan terpisah dari

gudang bahan baku lainnya dan Badan POM mensyaratkan gudang ini terletak di

ruangan terbuka.

2. Gudang bahan kemas

Gudang bahan kemas dibagi menjadi dua yaitu gudang bahan kemas

primer dan gudang bahan kemas sekunder.Penyimpanan barang dilakukan

terpisah dari masing-masing batchnya, serta menggunakan sistem FIFO.Pada

masing-masing rak ditempelkan nama-nama bahan yang ada pada rak

tersebut.Bahan kemas primer merupakan bahan kemas yang berkontak langsung

dengan produk seperti PLCN, PVC, alufoil, botol, ampul, dll biasanya disimpan

pada suhu 15-250C, sedangkan bahan kemas sekunder bahan pengemas sekunder

seperti box dan shipper yang disimpan pada suhu 25-300C. Untuk leaflet dan label

disimpan di dalam ruangan khusus yang terdapat pada gudang bahan kemas

sekunder.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 61: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

47

Universitas Indonesia

3. Gudang produk jadi (finishing goods)

Sebelum produk jadi di release oleh QA, produk jadi tersebut disimpan di ruang

karantina produksi, setelah dinyatakan release maka akan dipindahkan ke gudang

produk jadi. Untuk produk jadi tersebut ada 5 ruangan, yaitu:

a. R. Psikotropika

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk jadi yang mengandung obat

psikotropika.Ruangan ini terkunci dan dikondisikan pada suhu 25- 300C.

b. R. Produk Jadi

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk jadi pada suhu

<300C.Sebagian besar produk jadi disimpan disini.

c. R. Cool Room

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C. Produk jadi yang biasanya

disimpan disini berupa injeksi, krim, salep, soft capsule,dll.

d. R. Beta laktam

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C, dan dikhususkan untuk

menyimpan produk beta laktam dan derivatnya.

e. R. Cephalosporin

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C, dan dikhususkan untuk produk

cephalosporin dan derivatnya.

f. R. Prekursor

Ruangan ini dikondisikan pada suhu 15-250C, dan dikhususkan untuk produk

prekursor.

Produk jadi yang telah dipasarkan dapat dikembalikan maupun ditarik

kembali untuk kemudian di evaluasi tindak lanjutnnya. Untuk itu disediakan 2

ruangan, yaitu:

a. R. Return Goods

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk-produk yang

dikembalikan oleh distributor yang dikondisikan pada suhu 15-250C.Pengaturan

suhu dan kelembaban pada setiap ruangan di gudang dilakukan setiap hari secara

rutin pada jam 8 pagi dan jam 3 sore.Kelembaban ruangan diatur <

75%.Pembersihan rak-rak di gudang dilakukan secara rutin setiap dua hari

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 62: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

48

Universitas Indonesia

sekali.Perawatan di gudang dari pest dilakukan, berkerjasama dengan PT. Etos

yang menangani pest control terhadap tikus, rayap, nyamuk dan serangga lainnya.

b. R. Rejected Goods

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk-produk kembalian yang

telah berstatus reject (ditolak). Kemudian produk tersebut dipisahkan dari kemas

primernya. Setelah dikumpulkan, kemasan dihancurkan dan produk-produk

tersebut ditimbang dan dipindahkan ke gudang penampungan sementara dan

menunggu proses pemusnahan dari pihak ketiga.

3.3.6.1 Prosedur Penerimaan Bahan Baku dan Bahan Kemas

Bagian PPIC mengirimkan permintaan pembelian (PP) ke bagian

Purchasing. Kemudian bagian pembelian akan mengirimkan Purchasing Order

(PO) ke supplier, sedangkan copy dari PO akan dikirimkan ke bagian gudang.

Pada saat pengiriman barang dari pemasok, surat jalan yang dibawa oleh supplier

diperiksa kesesuaiannya oleh pihak gudang dengan PO yang berisi jenis, jumlah

dan tanggal kebutuhan barang dan suplai yang disetujui. Jika sesuai, maka barang

yang diterima akan disimpan di gudang karantina dan diberi label karantina yang

berwarna kuning dan dibuatkan Bukti Penerimaan Barang (BPB) yang

mencamtumkan nama barang, nomor kontrol, nomor kode, jumlah barang dan

nama pemasok. BPB terdiri dari 4 rangkap, yang asli diberikan kepada bagian

Accounting untuk proses pembayarannya. BPB juga diserahkan ke bagian QC,

setelah QC menerima BPB dari gudang, maka QC akan melakukan sampling dan

menganalisa sampel. Setelah itu baru didapatkan hasil apakah barang yang masuk

tersebut akan direlease (berwarna hijau) yang kemudian disimpan di gudang

bahan baku atau bahan kemas atau direject (berwarna merah) yang kemudian

disimpan di ruang tertentu sebelum diberitahukan dan dikembalikan kepada

pemasok untuk mendapat gantinya.

3.3.6.2 Prosedur Keluar Masuk Barang ke Ruang Produksi

Bagian PPIC akan mengeluarkan FPB (formula Pengolahan Batch) untuk

meminta bahan baku dan FKB (Formula Pengemasan Batch) untuk meminta

bahan kemas sebelum memproduksi suatu batch. Setelah itu bagian gudang akan

melakukan penimbangan sesuai dengan FPB tadi. Hasil penimbangan tadi

kemudian akan di crosscheck (pemeriksaan silang) dengan bagian produksi untuk

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 63: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

49

Universitas Indonesia

memastikan hasil penimbangan pada saat serah terima barang. Jika bagian

produksi kekurangan bahan dan ingin meminta bahan baku diluar FPB, maka

produksi akan mengeluarkan surat permintaan berupa SIV (Store Issue Voucher)

yang disetujui oleh Manager produksi dan diterima oleh manager gudang serta

didokumentasikan oleh bagian akuntansi. Seandainya setelah produksi ternyata

terdapat kelebihan bahan, maka bagian produksi akan mengeluarkan surat

pengembalian SRV (Store ReturnVoucher) yang disetujui oleh Manager produksi

dan diterima oleh manager gudang serta didokumentasikan oleh bagian akuntansi.

Permintaan bahan dari bagian lain seperti R&D dan QC harus menyertakan nota

Bon Permintaan Barang (PB) dan Bon pengembalian (BP) jika ada sisa.

3.3.6.3 Prosedur keluar Barang ke Distributor

Jika pihak distributor membutuhkan kiriman produk, maka distributor

akan membuat Purchasing Order (PO) dan marketing akan membuat Delivery

Instruction Note (DIN) yang berisi nomor kode, nama produk, satuan dan tujuan

pengiriman. DIN yang telah disetujui oleh departemen accounting ini kemudian

dikirim ke Departemen Warehouse. Berdasarkan DIN tersebut, gudang akan

mengeluarkan Delivery Order (DO) untuk diberikan kepada distributor beserta

barang yang dipesan.

3.3.6.4 Prosedur Penerimaan Barang Kembalian

Prosedur penerimaan barang kembalian diawali dengan Departemen QA

akan menentukan disposisi barang yang harus disetujui oleh pihak management.

Jika barang akan di repack, maka bagian produksi akan mengeluarkan SIV.

Setelah produk selesai direpack maka bagian produksi akan mengeluarkan SRV

untuk disimpan kembali di gudang produk jadi.

3.3.7 Departemen Produksi

Departemen produksi dikepalai oleh seorang Manager Produksi Solid yang

membawahi Asisten Manager produksi solid yang secara langsung membawahi

supervisor stripping & blistering, leader dan peutgas sanitasi juga membawahi.

Asisten manajer produksi liquid dan semisolida membawahi supervisor packing

liquid dan semisolida, supervisor packing solid, administrator toll manufacturing

dan administrator produksi.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 64: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

50

Universitas Indonesia

Departemen ini bertanggung jawab terhadap proses pengolahan obat sejak

bahan baku mulai ditimbang oleh departemen gudang hingga pengemasan produk

ruhan yang kemudian akan disimpan ke gudang finished good. Proses pengolahan

tersebut dilaksanakan sesuai dengan jadwal produksi bulanan yang telah disusun

oleh departemen PPIC. Jika jadwal tersebut telah disetujui oleh departemen

produksi, maka jadwal itu akan dipecah menjadi jadwal produksi perminggu.Alur

proses produksi diawali dengan proses penimbangan oleh departemen gudang

hingga proses pengemasan.

3.3.7.1 Proses Produksi Tablet Biasa

Metoda pembuatan tablet yang digunakan di PT. Guardian Pharmatama

ada dua metoda yaitu metoda langsung dan granulasi basah. Proses pembuatan

tablet dengan metoda granulasi basah diawali dari penimbangan terhadap bahan

baku kemudian dilakukan mixing dengan menggunakan mixer. Sebelum itu, bahan

harus diayak terlebih dahulu dengan mesh tertentu.Pencampuran pada mesin

Mixer dilakukan dengan penambahan bahan pengikat yang sebelumnya telah

dilarutkan. Kemudian massa yang dihasilkan dikeringkan. Massa granul yang

telah kering kemudian diayak dengan ukuran mesh tertentu menggunakan

Hammer Granulator. Selanjutnya dilakukan lubrikasi dalam double cone mixer

dengan penambahan bahan pelincir. Setelah semua selesai, dilakukan proses

pencetakan tablet. Sementara itu, untuk proses kempa langsungmembutuhkan

waktu yang lebih singkat, sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, alat dan

ruang produksi. Pada proses kempa langsung, bahan baku yang sudah ditimbang

dilakukan mixing dengan menggunakan mixer. Seteleh dilakukan mixer, massa

langsung dicetak sehingga menjadi tablet.

Proses kempa langsung diawali dengan penimbangan bahan baku yang

dilakukan oleh petugas gudang. Kemudian dilanjutkan dengan proses mixing

dengan menggunakan v-mixer, lalu hasil mixing tersebut dicetak dengan

menggunakan mesin pencetak tablet JCMCO atau CADMACH.

3.3.7.2 Proses Produksi Tablet Salut

Penyalutan yang digunakan di PT. Guardian Pharmatama adalah

penyalutan film. Tablet inti yang akan disalut harus telah lulus uji dari

departemen QC. Pemeriksaan yang dilakukan pada tablet inti seain sesuai dengan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 65: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

51

Universitas Indonesia

persyaratan umum untuk tablet, juga perlu diperhatikan hal-hal lainnya, yaitu

permukaannnya halus, berbentuk cembung, bebas debu dan kerapuhannya

serendah mungkin. Proses penyalutan dilakukan dalam ruang coating

menggunakan mesin “Narong Rama Cota”.

3.3.7.3 Proses Produksi Kapsul

Setelah bahan baku ditimbang, bahan baku kemudian dicampur, kemudian

diperiksa kadar air dan kadar zat aktif oleh departemen QC. Bila telah dinyatakan

lulus uji, maka dilakukan proses pengisian dengan mesin filling kapsul (Chin Yi

tipe ACF-52) atau mesin filling semi otomatis Chuan Yung. Kapsul yang telah

diisi kemudian dimasukkan ke dalam mesin polishing kapsul untuk membersihkan

kapsul dari debu yang menempel dan agar kapsul menjadi mengkilap.

3.3.7.4 Proses Produksi Sirup

Proses produksi sirup diawali dengan pencucian botol dengan purified

water yang selanjutnya dibilas dengan alkohol 70%. Bahan-bahan yang telah lulus

uji oleh departemen QC kemudian ditimbang dan dilarutkan dengan menggunakan

purified water (PW). Setelah itu baru dilakukan pencampuran semua bahan dalam

tangki pencampuran dan dilakukan penambahan PW hingga volume yang

dikehendaki.Pencampuran dan pengadukan dilakukan hingga homogen.Sirup

yang telah jadi, kemudian disaring dan selanjutnya dikarantina sambil menunggu

hasil pemeriksaan dari bagian QC. Pemeriksaan pada sirup meliputi kadar zat

aktif, pH, viskositas, berat jenis dan cemaran mikroba. Jika telah dinyatakan lulus

uji kemudian dilakukan pengisian sirup ke dalam botol. Pengisian dilakukan

menggunakan mesin LF Avanty atau CVC dan dilanjutkan dengan penutupan

botol dengan capperrmachine.Hasil pengisian ini kemudian diperiksa lagi oleh

departemen QC, yang meliputi pemeriksaan keseragaman volume dan kekerasan

segel atau kebocoran.

3.3.7.5 Proses Produksi Suspensi

Proses pembuatan suspensi hampir sama dengan pembuatan sediaan sirup,

hanya saja pada suspensi menggunakan suspending agent agar dapat

menghasilkan suspensi. Pada mulanya, bahan-bahan yang diperlukan untuk

pembuatan suspensi ditimbang terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan

pembuatan sirup dalam Homogenizer hingga dihasilkan larutan sirup yang

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 66: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

52

Universitas Indonesia

homogen dan jernih.Sementara itu juga dibuat larutan suspensi dengan

mendispersikan bahan aktif dan suspending agent dalam PW, dan dilanjutkan

dengan penghalusan larutan suspensi dengan menggunakan Thorax

Homogenizer.Sirup simpex dan larutan suspensi kemudian dicampur dalam

Vacuum Emulsifier mixer. Suspensi yang telah jadi kemudian diperiksa berat

jenisnya, pH, kadar zat aktif dan viskositas, serta cemaran mikrobanya. Jika telah

dinyatakan lulus uji, suspensi akan diisikan ke dalam botol, kemudian diperiksa

lagi oleh QC yang meliputi pemeriksaan keseragaman volume, kekerasan segel

dankebocoran.

3.3.7.6 Proses Produksi Sediaan Semi Solid

Tahapan dalam proses pembuatan salep atau krim diawali dengan

penimbangan bahan baku salep atau krim. Kemudian dilanjutkan dengan proses

pelelehan dan pencampuran. Proses pencampuran diawali dengan pelelehan dan

pencampuran fase air dan fase minyak sehingga menjadi basis krim. Setelah basis

salep atau krim jadi, baru dilakukan pencampuran bahan aktif dalam basis

tersebut. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin vacuum emulsifier

mixer. Fungsi dari vakum disini adalah untuk mengurangi timbulnya buih atau

busa saat proses berjalan. Salep atau krim yang telah jadi kemudian dimasukkan

ke dalam tube alumunium menggunakan mesin Kentex. Mesin ini juga melakukan

pelipatan pada ujung tube dan penomoran batch dengan emboss pada lipatan

tersebut. Selama proses produksi setengah padat, dilakukan pengawasan selama

proses (IPC) yang meliputi homogenitas pada saat pelehan dan pencampuran,

pemeriksaan kadar zat aktif dan pemeriksaan keseragaman bobot pada saat

pengisian tube.

Proses produksi dilakukan di ruang kelas E. Kondisi ruang kelas E ada PT.

Guardian Pharmatama adalah sebagai berikut:

a. Bangunannya kokoh, permukaan bagian dalam ruangan (dinding, lantai dan

langit-langit) licin, menggunakan cat epoxy, mudah dibersihkan dan tidak

membentuk sudut.

b. Bebas dari retakan dan sambungan.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 67: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

53

Universitas Indonesia

c. Memiliki ventilasi dengan sistem pengendali udara HVAC (Heating

Ventilation Air Conditioning) yang mendukung persyaratan untuk ruang

kelasE.

Setiap personil yang bekerja di dalam atau hendak masuk ke dalam ruang

kelas E harus memiliki persyaratan:

a. Menggunakan pakaian pelindung, penutup kepala, sarung tangan, masker dan

sepatu khusus untuk ruang kelas E.

b. Tidak menggunakan arloji, perhiasan atau aksesori dan kosmetika yang

berlebihan.

c. Dalam kondisi sehat, dapat melaksanakan tugas dengan baik yang didukung

dengan data medical check up secara periodik.

d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan mengeringkannya

sebelummemasuki ruang kelas E.

Ruangan yang terdapat pada ruangan kelas E:

a. Ruang timbang

Ruang ini digunakan untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan

dalam proses produksi. Letak ruang timbang berdekatan dengan gudang bahan

baku. Tiap bahan yang akan masuk ke ruang timbang harus melewati ruang

antara. Di dalam ruang timbang tersebut terdapat alat timbang, baik untuk

kapasitas besar maupun kecil. Selain itu terdapat juga dust collector untuk

menyedot debu yang ada pada ruangan tersebut.

b. Ruang Staging

Ruang ini digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang telah ditimbang

dan menunggu untuk diolah pada proses produksi.

c. Ruang Solid Compound

Ruangan ini digunakan untuk proses pencampuran bahan-bahan yang telah

ditimbang. Ruangan ini digunakan pada proses pencampuran untuk pembuatan

sediaan solid yang menggunakan metode granulasi basah. Proses pencampuran

dilakukan dengan menggunakan mesin Diosna mixer.

d. Ruang drying

Pada ruangan ini terjadi proses pengeringan granul menggunakan Fluid

Bed Dryer (FBD).

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 68: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

54

Universitas Indonesia

e. Ruang granulator

Ruangan ini digunakan untuk proses granulasi banas ataupun kering

menggunakan mesin hammer granulator.

f. Ruang mix dry

Ruangan tersebut terdapat alat double cone mixer dan V-mixer untuk

mencampur granulat dengan bahan lubrikan atau bahan pelincir. Doublecone

mixer lebih sering digunakan untuk mixing terakhir pada proses granulasi basah,

sedangkan V-mixer lebih sering digunakan untuk mixing pada proses cetak

lansung dan pada pembuatan kapsul.

g. Ruang cetak tablet

Granul yang telah mendapat status release dari QC selanjutnya akan

dicetak menjadi tablet atau kaplet. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan

mesin JMCO atau CADMACH.

h. Ruang coating

Ruang coating merupakan tempat penyalutan tablet. Jika tablet

memerlukanpenyalutan film, maka tablet akan disalut menggunakan mesin

penyalutNarong Rama Cota.

i. Ruang filling kapsul

Ruangan ini digunakan untuk melakukan pengisian granul ke dalam

cangkang kapsul.Pengisisan dilakukan dengan menggunakan mesin Chin Yi tipe

ACF-52 atau mesin filling semi otomatis Chuan Yung.

j. Ruang Stripping

Ruangan ini digunakan untuk mengemas tablet, kaplet, kapsul dalam

bentukstrip dengan menggunakan mesin ACCEDE, Kung Long atau Chuan Yung.

k. Ruang Blistering

Ruangan ini digunakan untuk mengemas kaplet dalam bentuk blister

menggunakan mesin Lenze atau Ulhmann.

l. Ruang Liquid Compound

Ruangan ini digunakan untuk pencampuran semua bahan yang digunakan

untuk pembuatan sediaan cair. Proses pencampuran dilakukan dengan

menggunakan mesin Thorax Homogenizer.

m. Ruang filling liquid

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 69: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

55

Universitas Indonesia

Ruangan ini digunakan untuk melakukan proses pengisian sediaan cair ke

dalam botol sekaligus menutup botol dengan cap. Pengisian sediaan cair dalm

botol dilakukan dengann menggunakan alat LF Avanty atau CVC, sedangkan

untuk penutupan botol (capping) dilakukan dengan cappermachine.

n. Ruang compound setengah padat

Ruang ini digunakan untuk membuat sediaan setengah padat. Proses

pencampuran dilakukan dengan menggunakan mesin Vacuum Emulsifiermixer.

o. Ruang filling tube

Ruang ini digunakan untuk memasukkan sediaan setengah padat ke dalam

tube alumunium.Filling dilakukan dengan menggunakan mesin Kentex.

p. Ruang clean bottle

Pada ruang ini terdapat oven double door yang menghubungkan ruang

kelas E dan kelas F. Botol-botol yang akan digunakan dicuci dengan PW dan

kemudian dibilas dengan alkohol 70%. Pencucian botol ini dilakukan di ruang

kelas F. Botol yang telah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam oven double

door dari ruangan kelas F. Botol kemudian disterilisasi pada suhu 120°C selama 3

jam, setelah botol kering kemudian diambil dan disimpan diruang kelas E.

q. Ruang WIP

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan produk antara dan produk

ruahan yang menunggu untuk proses selanjutnya.

r. Ruang IPC (In Process Control)

Ruangan ini digunakan untuk mengawasi dan mengontrol kualitas produk

selama proses produksi. Dalam ruangan ini terdapat alat timbangan, disintegration

test, hardness tester sekaligus alat pengukur dimensi tablet dan friability tester.

s. Ruang washing

Ruangan ini digunakan untuk mencuci alat yang telah digunakan untuk

proses produksi.

t. Ruang equipment

Ruangan ini digunakan untuk menyimpan alat atau spare part dari mesin.

u. Ruang R&D

Ruangan ini digunakan oleh bagian R&D untuk melakukan trial dalam

pilot project.Dalam ruangan ini terdapat alat super-mixer mini, FBD mini, thorax

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 70: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

56

Universitas Indonesia

homogenizer mini, mesin cetak tablet mini dan alat uji tap density.Pengontrolan

ruang kelas E dilakukan dengan sedemikian rupa agarsenantiasa memenuhi

persyaratan untuk ruang kelas E. Pengendalian hama atau pest control dilakukan

dengan bekerja sama dengan pihak ketiga. Pengendaliandilakukan terhadap

serangga , nyamuk dan tikus. Pengendalian dilakukan dengancara foggingsetiap1

bulan sekali, sedangkan pengendalian terhadap partikel danmikrobiologi udara

dilakukan dengan pemasangan HEPA (High EfficacyParticulate Air) filter dengan

efisiensi 99,95% pada sitem AHU (Air Handling Unit) dan melakukan desinfeksi

udara (air borne desinfectan). Desinfeksiterhadap udara dalam ruang proses

produksi dilakukan 2 bulan sekali. Desinfektanyang digunakan merupakan derivat

formaldehid.Ruangan produksi disemprot menggunakan cairan desinfektan

(aplikasinya selama ± 5 menit tergantung volume ruangan dan kecepatan

penyemprotan), kemudian udara yang ada di ruang produksi ditarik keluar

menggunakan blower. Sisa residu di udara dapat diantisipasi dengan

mengosongkan ruangan selama 3 jam (tidak ada aktifitas dan tidak ada personil).

Alur Proses Pengemasan

Pengemasan merupakan proses pengolahan produk ruahan menjadi produk

jadi sebelum dikirim ke gudang dan dapat didistribusikan. Kemasan suatu produk

berfungsi untuk memberikan identitas yang berupa nama produk, isi dan

kekuatan, nomor batch, nama pabrik pembuat, nomor registrasi, tanggal

kadaluarsa dan Harga Eceran Tertinggi (HET). Kemasan juga dapt melindungi

produk dari hal-hal yang dapat mengakibatkan berkurangnya khasiat obat,

melindungi dari kerusakan fisik dan kontaminasi.

Proses pengemasan dilakukan di ruang kelas E dan F. Pengemasan primer

dilakukan ada ruang kelas E sedangkan pengemasan sekunder dan tersier

dilakukan di ruang kelas F. PT. Guardian Pharmatama melakukan pengkodean

yang meliputi HET, waktu kadaluarsa dan nomor batch dilakukan dengan 2 cara,

yaitu emboss (cetak timbul langsung pada kemasan primer) dan ink jet.

Pencetakan dengan sistem emboss dilakukan di ruang kelas E, sedangkan sistem

ink jet dilakukan di ruang kelas F pada stiker label untuk kemasan botol, pada

bagian luar kemasan yang telah melewati proses stripping, blistering,

danfillingtube alumunium.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 71: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

57

Universitas Indonesia

Ruang kelas F di PT. Guardian Pharmatama terdiri dari 2 ruang, yaitu

ruang secondary packaging preparation dan ruang packaging.Ruang secondary

packaging preparation digunakan untuk melakukan coding pada stiker

label/etiket, dos, strip, blister dan tube.Coding yang dilakukan pada ruang ini

menggunakan sistem ink jet.Ruang packaging digunakan untuk penempelan etiket

pada botol atau labeling, pengemasan sekunder, pengemasan tersier serta

penimbangan hasil pengemasan.In Process Control (IPC) pada proses

pengemasan dilakukan oleh QC.

Pemeriksaan pada saat pengemasan sekunder meliputi uji kebocoran

kemasan dan estetika. Pada penyelesaian proses pengemasan produk, dilakukan

pemeriksaan akhir oleh QC. Pemeriksaan meliputi kelengkapan kemasan, adanya

etiket, leaflet, sendok takar, nomor batch, waktu kadaluarsa, jenis dan nama

produk serta segel pada box (kemasan sekunder) dan shipper (kemasan tersier).

Setelah produk diperiksa, produk dikemas dalam shipper.Shipper yang telah

disegel kemudian ditimbang dan disimpan dalam ruang karantina produk jadi

sebelum akhirnya dikirim dan disimpan dalam gudang finishing goods setelah

ditetapkan release oleh QA.

3.3.8 Departemen Engineering

Departemen Engineering dipimpin oleh seorang Manager Engineering

yang bertanggung jawab langsung kepada Plant Manager.SupervisorEngineering

dan membawahi dua bagian, yaitu maintenancemanager dan utility

manager.Maintenance manager membawahi supervisor mintenance, planner, dan

production.Utility manager membwahi supervisor utility dan HVAC (lampiran

10).

Managermengontrol tugas yang dikerjakan oleh staf dibawahnya agar

sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku. Supervisor bertugas menangani

masalah administrasi (membuat laporan bulanan, jadwal preventif, logbook),

dokumentasi, penanganan masalah mendesak yang berhubungan dengan QC dan

proses produksi, serta persiapan audit internal (tiap 6 bulan sekali). Staf bertugas

menangani permasalahan yang berkaitan dengan subdivisi mereka.Akan tetapi,

staf antar divisi saling berintegrasi dalam menangani masalah peralatan yang ada

dalam divisi mereka.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 72: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

58

Universitas Indonesia

3.3.8.1 Maintenance

Maintenance merupakan suatu fungsi di dalam perusahaan manufacture

yang sama pentingnya dengan produksi. Konsep dasar yang dimiliki oleh

maintenance adalah pemeliharaan, yaitu aktivitas yang diperlukan untuk menjaga

atau mempertahankan peralatan/ mesin agar selalu dalam kondisi seperti

awal.Maintenance manager bertanggung jawab pada supervisor maintenance,

planner, dan production.Bagian planner bertanggung jawab mengatur jadwal

perawatan maupun pemeliharaan.Bagian production merupakan jembatan antara

departemen produksi dengan engineering.Bagain tersebut berkaitan langsung

dengan protokol terutama alat baru, training mesin, dan

analisistroublesetting.Bagain maintenance bertanggung jawab pada perawatan

mesin untuk menghilangkan corrective dan melakukan preventif.

Maintenance dilakukan bertujuan sebagai berikut.

a. Peralatan atau mesin dapat beroperasi memenuhi kebutuhan sesuai dengan

perencanaan produksi (troubleshooting)

b. Menjaga kualitas peralatan atau mesin

c. Memperpanjang umur peralatan atau mesin akibat usia pakai (preventive)

d. Menjaga modal investasi perusahaan

e. Mengurangi line stop atau downtime pada proses produksi.

Konsep pemeliharaan yang diterapkan pada PT. Guardian Pharmatama

adalah TPM (TotalProductive Maintenance).TPM merupakan yang diikuti oleh

seluruh karyawan yang terlibat dalam suatu perusahaan untuk menghilangkan

breakdown, mengurangi downtime, serta memaksimalkan utilisasi, produksi, dan

kualitas produksi yang dihasilkan.Faktor yang menyebabkan TPM perlu dilakukan

adalah sebagai berikut.

a. Makin ketatnya persaingan antara dunia usaha

b. Tuntutan konsumen akan kualitas semakin tinggi

c. Makin menguatnya tuntutan waktu pengiriman yang singkat dan kebutuhan

konsumen yang bervariasi

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 73: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

59

Universitas Indonesia

d. Lingkungan kerja yang manusiawi, memperpendek jam kerja, dan mengarah

ke industri negara berkembang.

Preventivemaintenance salah satunyadengan melakukan pencucian sistem

HVAC setelah fogging. Sanitasi total dilakukan untuk pembasmian sisa hasil

fogging. Selanjutnya departemen QC melakukan pengecekan mikroba.Sanitasi

tidak dilakukan terhadap mesin produksi karena merupakan tugas dari bagian

produksi. Selain dengan melakukan fogging, tindakan preventive yang dilakukan

juga meliputi monitoring unit sirkulasi dan unit motor fresh air, pelumasan,

monitoring pendingin baling-baling yang ada di sistem HVAC, memeriksa

tekanan liquid, serta instalasi listrik.

3.3.8.2 Utility

Bagian Utility bertugas menangani mesin-mesin pendukung (seperti

Genset, dust collector, compressor) dan juga bertanggung jawab terhadap

pengolahan limbah pabrik yang bekerja sama dengan departemen QC, kelancaran

sarana penunjang, perawatan bangunan pabrik termasuk HVAC (operator).

Lingkup kegiatan di bagian Engineeringmeliputi :

a. Pengontrolan mesin dan sistem HVAC di area produksi

HVAC system di PT Guardian Pharmatama terbagi menjadi 2 zona, yaitu

zona A, dengan ruang lingkup proses produksi sediaan tablet, kaplet, dan kapsul,

dan zona B, dengan ruang lingkup proses produksi sediaan solid dan semi solid.

Penggunaan 2 zona ini dimaksudkan untuk memperketat pencegahan kontaminasi.

HVAC system dilengkapi dengan 3 filter khusus, yaitu washable filter (efisiensi

penyaringan 80-85%), medium filter (efisiensi penyaringan 95%), dan High

Efficiency Particulate Air (HEPA) filter (efisiensi penyaringan 99,997%). Pada

tiap unit HVAC, terdapat unit sirkulasi dan fresh air. Pengontrolan mesin-mesin

dilakukan dengan cara menginspeksi jalannya pengontrolan dengan acuan sesuai

dengan ketetapan CPOBseperti :

i. perbedaan tekanan antara ruang bagian dalam tempat produksi dengan

bagian luar ruangan koridor antara 5-20 Pascal,

ii. pertukaran udaranya 5-20 kali tiap jam untuk ruangan produksi,

iii. suhu ruangan antara 20-27ºC,

iv. Relatif humidity maksimal 70%.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 74: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

60

Universitas Indonesia

b. Kalibrasi mesin

Alat-alat yang dikalibrasi antara lain thermometer, termograf, pressure

grid, vacuum grid, timer pengukuran rpm. Semua alat dikalibrasi menggunakan

kalibrator yang telah tersedia.

c. Sistem Pengendalian Udara

Sistem pengendalian udara dilakukan dengan menggunakan unit AC

sentral yang dialirkan ke ruang-ruang yang memerlukan sirkulasi udara (seperti

ruang produksi) melalui saluran pipa (ducting) mencegah terjadinya kondensasi

(lapisan air yang menempel di saluran pipa AC sentral).Saluran (ducting) tersebut

didistribusikan ke ruangan-ruangan melewati atap ruangan (ductingsupply).

Perbedaan tekanan udara antara ruang produksi dengan koridor diukur

antar 10-15 Pa dengan suhu 20-27o C dan kelembapan (RH) maksimal

70%.Pertukaran udara dalam ruangan sebanyak 5-20 kali per jam.Sistem udara di

ruang produksi menganut sistem koridor bersih, yaitu sistem dengan tekanan

koridor lebih tinggi daripada tekanan di ruangan.Udara dari sistem HVAC masuk

dari atas koridor dan keluar dari bawah.Hal ini dimaksudkan agar seluruh partikel

dapat tersaring.Pengawasan jumlah partikel dilakukan oleh bagian produksi dan

TSS.

d. Purified Water System

Merupakan suatu sistem pengolahan air yang digunakan untuk proses

produksi. Pada proses pengolahan air ini, air yang digunakan adalah air yang

terdapat pada sumur penampungan air. Kemudian air tersebut diproses dengan

menggunakan sistem pemurnian air atau yang dikenal dengan Purified Water

System. Adapun proses yang dilalui dalam pengolahan air tersebut adalah:

1) Pretreatment

Proses ini digunakan untuk menyisihkan mineral-mineral yang terlarut

yang terjadi didalam R/O (Reverse Osmosis) dapat lebih optimum dan membrane

R/O tidak cepat rusak. Proses yang dilalui dalam fase pretreatment adalah:

i. Klorinasi

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 75: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

61

Universitas Indonesia

Air sumur dipompakan masuk ke raw meter storage tank yang terlebih

dahulu telah diinjeksi dengan Na Hipoklorida. Na Hipoklorida ini dalam raw

water storage tankakan melepaskan klorin. Klorin akan memutuskan ikatan

organik, mengoksidasi besi dan oksidan lainnya dan sekaligus sebagai desinfektan

untuk membunuh bakteri yang ada.

ii. Multimedia filter

Berisi anthracite dan silica gravel sebagai media pendukung. Fungsi dari

filter ini adalah mengurangi kotoran dan partikel-partikel yang terdapat dalam air.

Proses penyaringan ini akan berjalan secara terus-menerus. Bila terjadi perbedaan

tekanan pada multimedia filter, hal ini menandakan adanya penumpukan

kotoran/partikel di atas media filter. Maka pada saat ini perlu dilakuka pencucian

terhadap filter. Proses pencucian filter terdiri dari dua tahap yaitu backwash (cuci

balik) dan rinsing (pembilasan).

iii. Activated carbon filter

Fungsi dari filter ini adalah menyerap bau, warna organik dan sisa klorin

yang ada pada air saat melalui media filter. Prinsip penyerapan klorin pada air ini

dengan cara absorbsi. Media utama Activated Carbon Filter adalah karbon aktif

dan silica gravel sebagai media pendukung. Mekanisme kerja dari filter ini adalah

air akan mengalir dari bagian atas filter, melewati media filter dan pori filter,

keluar dari bagian bawah filter, sehingga menyebabkan partikel-partikel dalam air

akan tertahan pada filter bagian atas. Hingga nantinya air yang keluar melalui

filtertersebut akan jernih dan pada saat yang sama media carbon active menyerap

sisa klorin yang masih terdapat pada air. Namun, adanya kotoran yang tertahan

pada pori tersebut akan menyebabkan naiknya tekanan masuk dan menghambat

penyerapan klorin, sehingga proses penyaringan dan pengabsorbsian tidak

berlangsung dengan tidak baik.

Pada saat ini lah perlu dilakukan pencucian terbalik atau backwash

terhadap filter.Aliran yang seharusnya berjalan dari atas kebawah diubah menjadi

dari bawah ke atas. Sehingga partikel yang melekat pada filter dapat dilepaskan

dan pada saat yang sama klorin yang terkandung didalam air dapat membunuh

bakteri yang mulai tumbuh pada bagian bawah filter. Kemudian filter dibilas

dengan tujuan untuk membuang sisa kotoran dan sisa klorin yang terdapat

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 76: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

62

Universitas Indonesia

didalam tabung filter. Proses ini dilakukan secara berkala untuk menghindari

kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme pada media filter.

iv. Water softener

Pada water softener proses yang terjadi adalah pertukaran ion. Kandungan

hardness (kesadahan) yang terdapat dalam air sumur (Ca hardness dan Mg

hardness) ini akan diikat oleh resin kation. Sedangkan resin kation akan

melepaskan Na+ ke dalam air. Proses pertukaran ion Ca

2+ dan Mg

2+ dengan

Na+akan berlangsung terus menerus selama proses sehingga muatan Na

+ akan

berlangsung terus menerus selama proses, sehingga muatan Na+ dalam resin

habis. Pada saat inilah softener memerlukan proses pengaktifan kembali

(regenerasi). Pada waktu regenerasi, ion kalsium dan magnesium yang terikat di

dalam resin akan dilepas dan ditukar kembali dengan ion Na+ dan NaCl sebagai

regeneran, sehingga resin aktif kembali dan siap untuk mengikat ion kalsium dan

magnesium.

2) Reverse osmosis

Setelah proses pretreatment dilakukan, air telah diolah sudah memenuhi

standar sebagai air baku untuk sistem R/O.

i. Antiscalant Dosing System

Pendosisan anti scalant dilakukan untuk membantu menjaga agar

membran tidak mudah rusak oleh adanya oksidator yang masuk kedalam

membran dan mengurangi kecenderungan terjadinya pengendapan pada

permukaan membran.

ii. Cartridgefilter

Berfungsi untuk menyaring sisa partikel yang berukuran diatas 5 mikron

yang masih terdapat di dalam air sehingga tidak mengakibatkan penyumbatan

pada membran R/O.

iii. Reverse osmosis membrane

Sistem penyaringan air dengan menggunakan membran semipermeabel

dengan tekanan tinggi (sesuai spesifikasi). Membran semipermeabel ini

mempunyai pori yang sangat kecil (sekitar 0,0001 mikron) sehingga dapat

memisahkan zat-zat yang terlarut, logam berat, organik, pirogen, koloidal dan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 77: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

63

Universitas Indonesia

bakteri. Pencemaran ini akan terkonsentrasi dan harus disalurkan sebagai

konsetrat atau reject. Proses ini akan menghasilkan air dengan kandungan mineral

yang rendah. Concentrate outlet harus disambungkan ke saluran pembuangan atau

ditampung dalam tangki penampung untuk digunakan bagi keperluan lain yang

tidak memerlukan kualitas air yang tinggi. Saluran konsetrat ini tidak boleh

tertutup rapat sehingga air dapat megalir dengan lancer tanpa adanya penghambat

aliran.

iv. Reverse osmosis circulation system

Sistem sirkulasi digunakan untuk mencegah tumbuhnya biofilm di dalam

membran R/O karena tidak terjadinya aliran air pada saat reverse osmosis tidak

bekerja. Tangki penampungan dan pompa sirkulasi yang berfungsi untuk

menampung air R/O terlebih dahulu dan kemudian digunakan untuk keperluan

sirkulasi dan juga digunakan pada saat chemical cleaning untuk pembersihan

mebran R/O.

v. Reverse osmosis storage

Tangki penampungan air produksi reverse osmosis sebelum dilakukan

proses mixed bed polisher dan ultrafiltration untuk menghasilkan purified water

sesuai standar USP. Tangki R/O ini juga berfungsi untuk sirkulasi pada mixed

bedfilter untuk mencegah terjadinya biofilm, mempertahankan konduktivitas air

sehingga siap untuk pengisian ke purified water storage tank apabila diperlukan.

3) Polisher

i. Mixed Bed Exchanger

Mixed bed exchanger merupakan ion removal polisher untuk mendapatkan

kualitas akhir air murni yang tinggi dengan daya hantar listrik dibawah

1,3microsimens/cm2. Kolom mixed bed exchanger ini berisi resin kation dan anion

yang tercampur secara merata untuk mendapatkan kualitas air yang tinggi.

Resin kimia yang terjadi pada kolom ini dengan cara menukar ion-ion

yang terkandung dalam air, ion positif diikat oleh resin kation sedangkan resin

kation akan melepaskan ion hydrogen dan ion negatif diikat oleh resin anion

sedangkan resin anion melepaskan ion hidroksida.

Jika ion hydrogen dan ion hidroksida yang terdapat pada resin telah habis

tertukar dengan ion-ion positif dan negatif yang terkandung dalam air yang

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 78: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

64

Universitas Indonesia

dialirkan ke dalam kolom mixed bed exchanger. Perlu dilakukan regenerasi untuk

mendapatkan hasil kualitas yang baik lagi.

Proses regenerasi terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

a) Backwash

Dilakukan untuk membuang kotoran sekaligus terjadi proses pemisahan

resin kation dan anion. Resin kation akan berada pada bagian bawah dan resin

anion akan berada pada bagian atas karena adanya perbedaan berat jenis. Saat

pemisahan ini akan terbentuk rongga antara resin menjadi lebih besar sehingga

proses regenerasi dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap ini, air mengalir dari

bawah ke atas lalu keluar menuju saluran buangan umum.

b) Settle

Pada tahap ini tidak ada aliran dalam kolom, sehingga resin kation akan

turun keagian bawah dan resin anion akan berada pada bagian atas.

c) Regenerasi resin anion

Proses ini berlangsung dengan aliran regeneran dari atas ke bawah

(concurrent) melewati resi anion dan keluar melalui kolektor tengah menuju bak

penampungan limbah.

d) Pembilasan resin anion

Proses ini berlangsung dengan aliran air dari atas ke bawah dan keluar dari

kolektor tengah menuju tangki penampung limbah tanpa adaya regeneran masuk.

e) Regenerasi resin kation

Proses ini berlangsung dengan aliran regeneran dari bawah ke atas

(counter current) melewati resin kation lalu keluar dari kolektor tengah menuju

bak penampungan lumbah untuk dinetralkan tanpa adanya regeneran yang masuk.

f) Fast rinse

Proses pembilasan ini berlangsung dengan aliran air dari atas dan dari

bawah bersamaan melewati resin anion dan kation lalu keluar melalui kolektor

tengah menuju tangki penampungan limbah tanpa adanya regeneran yang masuk.

g) Drain down

Tahap ini merupakan persiapan pencampuran resin kation dan resin anion

dengan membuang sebagian air yang ada pada tabung mixed bed hingga diatas

permukaan resin agar dapat melakukan proses pencampuran dengan baik.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 79: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

65

Universitas Indonesia

h) Pencampuran

Tahap ini merupakan tahap pencampuran kembali resin kation dan resin

anion yang telah diregenerasi dengan menggunakan udara yang bebas dari minyak

dengan kapasitas aliran dan tekanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang

maksimal. Pada proses ini udara bertekanan dialirkan dari bagian bawah resin

agar resin kation dapat tercampur dengan anion secara merata.

i) Pembilasan akhir

Pada tahap ini air mengalir dari bagian atas ke bagian bawah lapisan resin

yang telah tercampur lalu keluar dari bagian bawah.

i. Cartridgefilter

Filter yang digunakan untuk menjaga agar tidak ada partikel resin yang

lolos pada saat mixed bedfilter bekerja (dapat juga disebut resin trap). Bagian ini

harus diganti secara berkala untuk memperoleh hasil yang maksimal.

ii. Ultra filter

Merupakan filter akhir sebelum air masuk kedalam ultraviolet sterilizer.

Ukuran porinya sangat kecil 1,1-0,01 micron yang digunakan untuk memastikan

bahwa partikel kotoran yang terkontaminasi dalam tangki penampungan tersaring

dengan baik dan ultraviolet sterilizer dapat bekerja maksimal.

iii. Ultra violet sterilizer

Sinar ultra violet telah dikenal dapat membunuh mikroorganisme.Sinar

UV dapat mebunuh kelompok mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, alga

dan protozoa. Ketika mikroorganisme dihadapkan ke sinar ultra violet, asam

nuklida dari mikroorganisme menyerap energi dan akan merusak DNA dari

mikroorganisme dan menghambat reproduksi dari mikroorganisme tersebut.

Intensitas penyinaran dari sistem ini adalah 30.000 microwatt detik/cm2 dimana

standar pemakaian sinar UV untuk air minum 16.000 microwatt detik/cm2. Selain

intensitas penyinaran yang besar, sistem ini juga perlu didukung filter untuk

menyaring suspended solid yang kemungkinan dapat digunakan sebagai tempat

berlindung bagi mikroorganisme saat dipaparkan dengan UV. Setelah dilewatkan

dalam UV sterilizer ini, air diharapakn benar-benar telah memenuhi persyaratan

secara fisik, kimia dan biologi untuk digunakan sebagai air baku sesuai standar

USP.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 80: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

66

Universitas Indonesia

e. Pengolahan Limbah

Sistem pengolahan air limbah di PT. Guardian Pharmatama dilakukan

terhadap pengolahan limbah cair yang berasal dari produksi (pencucian alat

produksi) dan limbah domestik.Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT.

Guardian Pharmatama didesain pada kapasitas 15 m3 /hari.Ada beberapa

parameter pemeriksaan air limbah di PT Guardian Pharmatama.

1) BOD5 (Biological Oxygent Demand)

BOD5 adalah senyawa-senyawa pencemar yang dapat diurai secara ilmiah

oleh mikroorganisme pengurai.

2) COD (Chemical Oxygent Demand)

COD meliputi semua pencemar yang mengonsumsi oksigen dan dapat

dioksidasi seperti garam-garam mineral serta sebagian besar senyawa organik.

3) TSS (Total Suspended Solid)

4) Total Nitrogen

Nitrogen merupakan zat yang berguna bagi tumbuhan.Akan tetapi nitrogen

yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan jumlah mikroorganisme di dalam

sistem.

5) Fenol Total

Fenol merupakan zat beracun yang dihasilkan dari pemecahan zat-zat

karboksil.

6) pH

pH normal yang dapat diterima di lingkungan adalah 6-7.

Proses yang terdapat dalam pengolahan limbah adalah proses fisika dan

kimia sebagai berikut.

1) Proses penyaringan (screening)

Air limbah yang berasal dari limbah pencucian alat-alat produksi masuk ke

penyaringan I, sedangkan air limbah domestik masuk ke penyaringan

II.Penyaringan ini berfungsi untuk memisahkan air limbah dengan benda padat

terapung seperti daun, plastik, tutup botol, dan lainnya.Dengan tersaringnya

benda-benda padat yang mengapung ini dapat menjaga keawetan peralatan seperti

pompa, mixer dan lain-lain.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 81: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

67

Universitas Indonesia

Fasilitas Desain, yaitu berupa bak saringan terdiri atas 2 bak yang

dilengkapi dengan saringan stainless steel. Ukuran bak 1,5 m, 1,4 m, dan 2 m

(panjang x lebar x kedalaman). Masing-masing bak disekat.

2) Proses Equalisasi

Proses equalisasi yaitu proses penyeragaman karakteristik parameter air

limbah seperti COD, BOD, TSS, pH dan parameter lainnya. Biasanya air limbah

yang masuk ke bak equalisasi ini fluktuatif kandungan parameternya dari setiap

pencucian. Pencucian pertama kali akan lebih tinggi dibanding pencucian kedua

(pembilasan). Air limbah ini berasal dari bak screening atau bak penyaringan

sebagai alat penyalur dengan menggunakan pompa penyalur.

3) Proses Kimia (Koagulasi, Flokulasi dan Netralisasi)

Air yang berasal dari bak equalisai pertama (penampungan hasil cucian

alat produksi) masuk ke bak pengolahan kimia. Pada proses ini disertai

penambahan kapur hingga pH mencapai 9-11 kemudian ditambahkan PAC (Poly

Alumunium Chloride) dengan kecepatan 100-140 rpm atau reducer kontrol berada

di angka nol. Setelah 5-10 menit baru ditambahkan dengan bahan kimia polimer

(flokulen) dengan kekentalan seperti minyak, Kecepatan pengaduk pada proses

flokulasi ini yaitu 40-70 rpm, kebutuhan PAC 400-600 ml/m3 sedangkan flokulan

300-700 mL/m3, dan pH pada proses ini dijaga pada angka 7-8.

4) Bak netralisasi

Air limbah yang sudah diolah dengan proses kimia akan terbentuk agregat-

agregat yang lebih besar, sehingga apabila diendapkan akan lebih mudah

mengendap. Proses pengendapan ini juga terjadi pada koagulasi, flokulasi yang

didiamkan kira-kira 15-30 menit. Lumpurnya dialirkan ke drying bed, sedangkan

air yang beningnya dialirkan ke bak sedimentasi, di bak sedimentasi inilah terjadi

pengendapan yang lebih sempurna. Sistem pengalirannya dengan cara gravitasi

yaitu dengan cara membuka valve di drying bed pertama atau kedua. Setelah

lumpurnya dialirkan ke drying bed seluruhnya kemudian katup ditutup dan dibuka

valve ke bak sedimentasi untuk mengalirkan air limbah yang beningnya.

Untuk mengatur supaya pH mencapai netral 7 (tujuh),maka dilakukan

penambahan kapur. Pada dasarnya air limbah yang didapat pHnya sudah

mendekati 7. Namun karena terjadi proses koagulasi (terjadi penurunan pH

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 82: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

68

Universitas Indonesia

bersifat asam), sehingga pH bisa turun drastis. Oleh sebab itu terlebih dahulu pH

dinaikkan menjadi 9-11 (dengan kapur), kemudian dengan penambahan PAC pH

akan kembali normal 7-8. Penanmbahan kapur ini juga akan mempermudah

proses sedimentasi (pengendapan).

5) Proses Aerasi

Air limbah yang berasal dari equalisasi dua (limbah domestik), langsung

mengalir ke bak aerasi I, kemudian masuk ke bak aerasi II. Pada tahap ini terjadi

penambahan oksigen ke dalam air dengan menggunakan blower.Bak ini

dilengkapi dengan difuser sehingga oksigen yang dimasukkan ke dalam limbah

dapat merata. Pada proses ini juga dimanfaatkan bakteri / lumpur aktif untuk

mengurai bahan organik limbah, sehingga dapat menurunkan BOD5 dan COD

hingga mencapai 90%.

6) Proses Clarifier (Pengendapan Biologi)

Air limbah yang sudah melalui proses aerasi kemudian lumpur aktifnya

diendapkan di clarifier. Dari clarifier ini lumpur aktif ini ada yang di recycledan

ada juga yang akan dibuang melalui drying bed. Secondary clarifier berfungsi

untuk menjaga tersedianya konsentrasi lumpur aktif dalam jumlah yang cukup

pada bak aerasi, sehingga derajat pengolahan yang diperlukan dapat dipenuhi

dalam waktu yang tidak dapat ditentukan.

7) Proses filtrasi

Proses filtrasi ini berfungsi untuk menyaring endapan yang terbawa dan

menurunkan kadar besi dan mangan serta menghilangkan bau.

8) Drying Bed

Drying Bed adalah bak pengering lumpur, bak ini menyaring lumpur yang

berasal dari proses kimia. Pada bak ini dilengkapi media batu kali, batu koral,

pasir, ijuk, dan karung goni.Bak ini diatapi oleh atap transparan sehingga cahaya

matahari dapat menembus lumpur.Air saringannya dialirkan ke bak sedimentasi

kimia.

9) Bak Stabilisasi

Bak stabilisasi merupakan bak indikator dari hasil pengolahan air limbah.

Indikator yang digunakan merupakan ikan mas dan lele. Jika hasil pengolahan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 83: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

69

Universitas Indonesia

limbah baik, maka ikan akan tetap hidup. Jika hasil pengolahan buruk, maka ikan

akan mati.

10) Flow Meter

Agar hasil pengolahan limbah lebih sempurna maka instalasi pengolahan

air limbah ini dilengkapi dengan flow meter berukuran 2 inchi sehingga air limbah

yang diolah setiap harinya dapat terukur.Penambahan zat-zat kimia ke dalam

limbah dilakukan secara manual. Limbah baik hasil pengolahan yang berbentuk

padat, akan dikirimkan ke PT Wastek untuk mengalami pengolahan lebih lanjut.

Sedangkan limbah cair dibuang ke lingkungan setelah memenuhi parameter yang

digunakan.

3.3.9 Departemen Information System

Information System merupakan sistem pendukung proses transaksi yang

terjadi di industri farmasi. Departemen ini bertanggung jawab terhadap semua

sistem komputer yang ada di PT. Guardian Pharmatama untuk menjaga integritas

jaringan dan database, sehingga semua data dari setiap departemen dapat diproses

dengan baik agar dapat memberikan informasi yang diperlukan.

Departemen IS ini dikepalai oleh seorang Manager IS yang membawahi

assistant managertechnical support dan assistant managerprogrammer. Masing-

masing asisten membawahi supervisor dan staff (lampiran 11).

Tugas dan tanggung jawab dari departemen IS antara lain;

a. Maintanance yaitu merawat atau menjaga hardware dan software komputer

yang digunakan di pabrik.

b. Development yaitu mengembangkan sistem komputer yang telah ada di

pabrik.

c. Troubleshooting yaitu memperbaiki kesalahan yang terjadi di pabrik baik

hardware maupun software. Serta membantu user menyelesaikan masalah

yang ada di komputer.

d. Backup data yaitu membuat copy dari databse terakhir, sehingga jika terjadi

kerusakan pada database yang digunakan, backup data dapat digunakan.

e. Mengatur jaringan lokal agar setiap komputer yang masuk dalam jaringan

dapat terhubung dengan baik antara yang satu dengan yang lain.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 84: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

70

Universitas Indonesia

PT. Guardian Pharmatama memiliki suatu aplikasi program khusus yang

membantu jalannya beberapa transaksi di pabrik yaitu GIS Application dan GIS

report.

3.3.10 Departemen PPIC

Departemen PPIC di PT. Guardian Pharmatamadikepalaiseorangmanager

yang membawahidua orang assistant manager PPIC, yaitu PPIC I

untuksediaansoliddanliquidjuga PPIC II untuksediaansemisoliddanmakloon (toll

manufacturing), dimanamasing-masingmembawahisatu orang supervisor

inventory control.

3.3.10.1 Production Planning

Marketing mengeluarkan forecast berdasarkan pada data penjualan selama

3 bulan terakhir. Dengan mempertimbangkan lewat stok finished goods yang ada

di gudang dan produk WIP (work in process) yang masih belum masuk gudang

dan lead time dari produk tersebut, maka produk yang perlu diproduksi dapat

dikalkulasi dan ditentukan. Lead time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk

mengolah suatu produk yaitu sejak bahan awal keluar dari gudang untuk

ditimbang hingga produk jadi masuk gudang. Lead time untuk suatu produk

berbeda-beda.

Rencana produksi dibuat pertama kali lewat estimasi rencana produksi 6

bulanan, kemudian akan dibuat lebih spesifik lagi yaitu rencana produksi bulanan

dan kemudian rencana produksi per minggu sesuai dengan lead time dari masing-

masing produk. Rencana produksi bulanan memiliki ketepatan sekitar 80-90%

untuk dijalankan pada proses produksi. Rencana produksi bulanan ini dikeluarkan

satu minggu sebelum bulan berjalan. Rencana produksi per minggu tersebut akan

dibuat semakin spesifik lagi oleh departemen produksi yaitu rencana produksi

harian oleh scheduler dengan mempertimbangkan lead time produk, satuan batch

size, dan tanggal butuh masuk gudang. Rencana packing bulanan merupakan

sebagai penandaan akhir yang digunakan sebagai panduan barang memasuki

gudang dan diberikan setiap awal bulan. Rencana produksi mingguan memiliki

tingkat ketepatan 99% untuk dijalankan sebagai proses produksi. Rencana

produksi mingguan ini disesuaikan dengan kedatangan material yang biasanya

dikeluarkan setiap hari kamis.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 85: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

71

Universitas Indonesia

Untuk batch file formula pengolahan batch, formula pengemasan batch,

manufacturing direction, dan packaging direction dibuat oleh departemen R&D

formulasi dan salinannya diberikan ke PPIC. Copy MFD dan PAD diberikan

kepada bagian produksi 1 hari sebelum penimbangan dan FPB dan FKB dibuat 3

salinan yaitu untuk bagian accounting, gudang dan melekat pada batch

file.Batchfile ini dikeluarkan sesuai dengan schedule harian yang ditentukan oleh

bagian produksi (scheduler).

Departemen PPIC bertanggung jawab dalam mengendalikan tenggat waktu

proses produksi dengan tanggal butuh. Tanggal butuh merupakan waktu deadline

ketika produk jadi harus masuk ke gudang.Informasi tersebut diberikan oleh

departemen PPIC ke departemen produksi berupa rencana packing bulanan.

Rencana produksi bulanan akan direkap selama 1 tahun ke dalam GIS (Guardian

Information System).

3.3.10.2 Inventory Control

Pengendalian stok bahan yang ada di gudang dilakukan oleh supervisor

inventory control.Setiap produk yang diproduksi PT. Guardian Pharmatama telah

memiliki bill of material tersendiri.Bill of material adalah dokumen yang

mengandung informasi bahan-bahan baku dan bahan kemas yang dibutuhkan

untuk proses produksi utnuk setiap produk. Berdasarkan bill of material tersebut

dibuat suatu laporan yang mengandung informasi tentang jenis bahan yang akan

dibeli (laporan requirement), jumlah dari bahan tersebut dan waktu disaat bahan

tersebut dibutuhkan. Laporan requirement material tersebut kemudian diberikan

ke departemen purchasing. Laporan tersebut akan ditinjau oleh purchasing dan

akan dibuat ratingnya berdasarkan kualitas dan harga dari bahan. Hasil tinjauan

tersebut akan diberikan kembali ke departemen PPIC dan berdasarkan hasil rating

maka PPIC akan membuat permohonan pembelian (PP) dan purchasing akan

membuat Purchasing Order (PO) ke pemasok. Laporan material requirement

dibuat berdasarkan pertimbangan :

a. Jumlah bahan yang ada di gudang.

b. Outstanding PP atau bahan yang telah dipesan tapi belum sampai.

Supervisor IC juga bertanggung jawab atas review outstanding PP yitu jika

sales dari produk turun, maka outstanding PP dapat diundur atau dibatalkan.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 86: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

72

Universitas Indonesia

Kemudian supervisor IC juga bertugas untuk memonitor outstanding PP yaitu

memastikan jadwal kedatangan bahan baku sama dengan waktu kedatangan yang

sesungguhnya. Materi atau bahan baku yang dibutuhkan per produk mengacu

pada FPB (Formula Pengolahan Batch) dan FKB (Formula Pengemasan Batch)

yang telah dibuat oleh departemen R&D (Research and Development). Sedangkan

jadwal produksi mempertimbangkan MFD (Manufacturing Direction) dan PAD

(Packaging Direction).

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 87: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

73

Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

PT. Guardian Pharmatama sebagai industri farmasi yang telah

mendapatkan izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegitan pembuatan

bahan obat atau obat. Pengendalian secara menyeluruh pada pembuatan obat

merupakan hal yang sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima

produk obat yang bermutu tinggi. Produk jadi harus lulus dari serangkaian

pengujian, juga mutu dapat dipertanggungjawabkan hingga dikonsumsi oleh

konsumen. Mutu obat tersebut bergantung pada bahan awal, bahan pengemas,

proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai, dan

personil yang terlibat. Oleh sebab itu, industri farmasi membutuhkan pedoman

sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan. Pedoman ini

mencakup seluruh kegiatan penerimaan bahan, produksi, pengemasan ulang,

pelabelan, pelabelan ulang, pengawasan mutu, pelulusan, penyimpanan, dan

distribusi obat serta pengawasan terkait.

Selama pelaksanaan, proses, hingga terbentuknya bahan obat maupun

produk obat, PT. Guardian Pharmatama telah menerapkan aspek yang telah diatur

dalam pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Adapun aspek CPOB

yang telah diterapkan oleh PT. Guardian Pharmatama meliputi aspek menejemen

mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi,

pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan terhadap

produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi,

pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak, kualifikasi, dan validasi.

PT. Guardian Phamatama memproduksi obat-obat ethical dan Over the

Counter (OTC). PT. Guardian Pharmatama memproduksi obat dalam bentuk

sediaan solid, semisolid, maupun liquid. Untuk produk steril, antibiotik dan sirup

kering, PT. Guardian Pharmatama melakukan kerjasama dan/atau makloon

dengan perusahaan farmasi lainnya. Produk yang diproduksi oleh PT. Guardian

Pharmatama diklasifikasikan bedasarkan efektivitas farmakologinya antara lain

73

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 88: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

74

Universitas Indonesia

golongan obat anti alergi, anti piretik dan analgetik, antibiotik, obat kulit, obat

saluran pencernaan, obat serebrovaskular, suplemen, vitamin, dan lain-lain.

Kualitas obat yang diproduksi oleh suatu perusahaan farmasi dapat terjamin dan

ditingkatkan kualitasnya melalui penerapan CPOB. Hal tersebut telah dibuktikan

dan diterapkan oleh PT. Guardian Pharmatama yang sesuai dengan visi dan misi

perusahaan ini.

4.1 Manajemen Mutu

PT. Guardian Pharmatama merupakan industri farmasi yang harus

membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya,

memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi), dan

tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya. Dalam hal tersebut,

manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan melalui suatu “Kebijakan

Mutu” yang memerlukan partisipasi dan komitmen di semua departemen dalam

perusahaan, juga pemasok dan distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara

konsisten diperlukan sistem manajemen mutu yang didesain secara menyeluruh

dan diterapkan secara benar sesuai dengan CPOB.

Unsur dasar manajemen mutu adalah infrastruktur atau sistem mutu yang

mencakup organisasi, prosedur, proses, dan sumber daya, juga tindakan sistematis

yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang

tinggi. Produk obat yang dihasilkan harus selalu memenuhi persyaratan yang

merupakan tanggung jawab pemastian mutu yang didukung oleh pengawasan

mutu dan departemen lain yang terkait. PT. Guardian Pharmatama didukung

dengan tersedianya personil berkompeten, bangunan, sarana, serta peralatan yang

memadai dalam menjalankan sistem pemastian mutu. PT. Guardian Pharmatama

merupakan perusahaan yang mengutamakan mutu dan menerapkan pemastian

mutu secara konsisten. Selain berpedoman kepada CPOB, PT. Guardian

Pharmatama juga mengadopsi standar dari ISO 9001:2008 dalam manajemen

mutunya.

Sejak Januari 2012, bagian pemastian mutu dan pengawasan mutu PT.

Guardian Pharmatama dipisah, sebelumnya kedua bagian ini digabung dalam

departemen pemastian mutu. Per Januari 2014, departemen pemastian mutu

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 89: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

75

Universitas Indonesia

terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pemastian mutu dan technical support

service (TSS). Hal tersebut dilakukan agar kualitas produk yang dihasilkan lebih

maksimal dengan tanggung jawab lebih detail dan terspesifikasi per departemen.

4.2 Personalia

Sumber daya manusia merupakan hal penting dalam pembentukan dan

penerapan sistem pemastian mutu dan pembuatan obat sesuai dengan persyaratan

CPOB. PT. Guardian Pharmatama berusaha menyediakan personil yang

terkualifikasi dalam jumlah yang memadai. PT. Guardian Pharmatama memiliki

personalia yang tersebar pada kantor Head Office dan pabrik. Karyawan tesebut

berasal dari berbagai tingkat pendidikan, ketrampilan, dan kemampuan sesuai

dengan bidang tugasnya masing-masing. Pembagian bidang karyawan didasarkan

pada lokasi tempat dibutuhkannya bidang tersebut. Sebagai contoh adalah bagaian

pemastian mutu, pengawasan mutu, juga produksi, bagian tersebut terdapat di

pabrik PT. Guardian Pharmatama Tangerang agar lebih mudah untuk memastikan

poduk yang dihasilkan memang sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.

Berdasarkan CPOB, sebuah industri farmasi sekurang-kurangnya memiliki

tiga orang apoteker, yaitu sebagai manajer produksi, manajer pemastian mutu, dan

manajer pengawasan mutu. Syarat tersebut telah dipenuhi oleh PT. Guardian

Pharmatama, bahkan pada beberapa departemen memiliki lebih dari satu orang

apoteker agar lebih dapat menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan. Di

pabrik PT. Guardian Pharmatama terdiri dari sebelas departemen, yaitu Quality

Assurance, Quality Control Bahan Awal & IPC, Quality Control Bahan Kemas,

Technical Support Service (TSS), Research and Development Analisa dan

Registrasi, Research and Development Formulasi, Production Planning and

Inventory Control (PPIC), Production, Warehouse, Information System, dan

Enginering.

PT. Guardian Pharmatama telah menerapkan pelatihan mengenai CPOB

untuk karyawan di setiap bagian. Tugas spesifik dan kewenangan setiap personil

pada posisi penanggung jawab telah tercantumkan dalam uraian tugas tertulis,

sehingga karyawan mempunyai job description yang jelas dan dapat

dipertanggungjawabkan. Kecakapan setiap karyawan selalu dimonitor oleh

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 90: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

76

Universitas Indonesia

masing-masing manajer pada tiap departemen terkait sehingga kesalahan yang

dilakukan oleh karyawan dapat ditelusuri dan segera diatasi dengan CAPA

(Corrective Action Preventive Action).

4.3 Bangunan dan Fasilitas

Bangunan PT. Guardian Pharmatama memiliki desain, konstruksi, seta

letak yang memadai agar memudahkan pelaksanaan kerja, pembersihan, dan

pemeliharaan. Tata letak dan desain dibuat sedemikian lupa sehingga

memperkecil resiko terjadinya kekeliruan maupun pencemaran silang. Letak

bangunan dibuat sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran dari lingkungan

sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah, dan air serta dari kegiatan

industri lain yang berdekatan.

Bangunan ruang produksi dibuat per unit berhubungan yang dipisahkan

dengan sekat dari kaca bening dan tertutup, sehingga menghindari kontaminasi

silang. Lantai, dinding, dan langit-langit di seluruh ruangan bagian dalam

produksi dilapisi epoksi dibuat dengan permukaan yang rata, halus, dan kedap air,

tidak terdapat celah atau sambungan, langit-langit kokoh, sisi sudut setiap ruangan

melengkung (coving) sehingga debu tidak mudah menempel dan mudah

dibesihkan. Tindakan pencegahan terhadap kontaminan juga dilakukan dengan

membedakan antara jalur barang dengan personil.

Area produksi pada PT. Guardian Pharmatama terpisah dengan area

penyimpanan, area pengawasan mutu, dan area pemastian mutu. PT. Guardian

Pharmatama hanya memiliki dua area produksi, yaitu area kelas E (Grey area)

dan area kelas F (Black area) sehingga PT. Guardian Pharmatama hanya dapat

memproduksi sediaan non steril, baik solid, semisolid, maupun likuid. Sedangkan,

sediaan steril dan antibiotika ß-laktam diproduksi dengan cara bekerja sama

dengan perusahaan lain (Toll Manufacturing). Area penyimpanan harus

mempunyai kapasitas yang memadai untuk menyimpan dengan rapi dan teratur

berbagai macam bahan dan produk. Kondisi penyimpanan disesuaikan dengan

kebutuhan dan kestabilan produk, baik suhu maupun kelembaban. Area

pengawasan mutu, yaitu area pengujian sampel dan mikrobiologi terpisah antar

area. Hal tersebut diperlukan untuk melindungi instrumen terhadap gangguan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 91: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

77

Universitas Indonesia

listrik, getaran, kelembaban, atau gangguan lain yang mempengaruhi hasil

pengujian produk. Area pemastian mutu bergabung dengan area registrasi dan

PPIC karena semua dokumen dikumpulkan pada ruangan tersebut.

4.4 Peralatan

Peralatan di PT. Guardian Pharmatama telah didesain dan dikonstruksikan

sesuai dengan tujuan penggunaannya. Peralatan mempunyai ukuran yang

memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat sehingga mutu obat

terjamin seragam dari batch ke batch. Peralatan telah dikualifikasi, baik

kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, kualifikasi kinerja, serta dikalibrasi.

Kalibrasi peralatan dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal atau terprogram

untuk menjamin keseragaman produk yang dihasilkan. Pembersihan dan

perawatan peralatan untuk mencegah kontaminasi silang dan penumpukan debu

atau kotoran turut menentukan mutu produk yang dihasilkan.

Peralatan yang digunakan PT. Guardian Pharmatama telah memenuhi

persyaratan CPOB, yaitu terbuat dari stainless steel, kaca, atau bahan inert untuk

mencegah terjadinya reaksi kimia. Peralatan produksi ditempatkan dalam ruang

produksi yang sesuai dan dalam satu ruangan hanya digunakan untuk pengolahan

satu macam produksi pada satu waktu, sehingga resiko tercampur antara

komponen obat ataupun terjadi komunikasi silang dapat dihindarkan. Setiap

peralatan mempunyai prosedur tetap pengoperasian, pembersihan, dan kalibrasi

sebagai pedoman untuk menghasilkan produk obat yang terjamin dari batch ke

batch.

4.5 Sanitasi dan Higiene

Obat digunakan untuk menjaga kesehatan tubuh, sehingga obat tersebut

harus bebas dari segala pencemaran. Sumber pencemaran dapat dibagi dua, yaitu

partikulat asing dan mikroba. Untuk menjaga higienitas tersebut, maka setiap

orang yang memasuki daerah produksi dan laboratorium harus menaati peraturan

sanitasi, termasuk tamu, teknisi, untuk perbaikan dan perawatan, staf manajemen,

pemerintah dan inspektur mutu, tenaga lepas, dan personalia instruktur.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 92: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

78

Universitas Indonesia

PT. Guardian Pharmatama telah memberikan pelatihan untuk sanitasi dan

higiene dari karyawan. Sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan atau

ruangan, dan peralatan. Pada personalia, higiene diterapkan pada semua karyawan

yang bekerja dalam pabrik, mulai dari adanya pemeriksaan kesehatan sebelum dan

sesudah diterima bekerja sebagai karyawan pabrik secara berkala (karyawan yang

memiliki tugas yang berhubungan dengan visual atau penglihatan dilakukan tes

buta warna, karyawan yang memiliki penyakit infeksi pernafasan, penyakit kulit

atau luka tidak boleh menangani bahan baku, bahan pengemas, dan proses

pembuatan obat sampai penyakit atau luka sembuh).

Setiap karyawan di bagain produksi pada saat memasuki ruang produksi

harus mencuci tangan dengan desinfektan dan menggunakan pakaian khusus yang

bersih dilengkapi dengan penutup rambut dan sepatu khusus. Untuk tamu

disediakan pakaian khusus, kain penutup rambut, dan sepatu khusus. Karyawan

yang akan melakukan proses pengolahan produk harus menggunakan sarung

tangan untuk menghindari kontak langsung antara tangan dengan bahan baku

maupun produk yang dihasilkan. Bagi setiap karyawan baru dilakukan

pemeriksaan kesehatan, sedangkan bagi karyawan lama pemeriksaan kesehatan

dilakukan satu tahun sekali.

Sanitasi untuk bangunan atau ruangan, misalnya pada ruangan produksi

dilakukan setiap kali proses produksi berlangsung yang meliputi kebersihan ruang

dan peralatan setiap kali selesai digunakan. Setiap akan memulai proses produksi

maka peralatan dan ruangan harus dilengkapi dengan label bersih dari departemen

QC. Sanitasi ruangan produksi dilakukan setiap hari sesuai dengan prosedur tetap

sanitasi. Guna menjamin kebersihan ruangan produksi disediakan ruang

penyangga yang berfungsi sebagai pembatas antara grey area dan black area.

Alur barang yang akan masuk runag produksi harus melalui ruang penyangga

yang terpisah dengan ruang penyangga personil. Sistem pest control juga

dilakukan dalam rangka pemeliharaan bangunan untuk menghindari adanya

binatang kecil, tikus, lalat, semut, cicak, atau binatang lainnya dalam bangunan

pabrik.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 93: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

79

Universitas Indonesia

4.6 Produksi

Departemen produksi di PT. Guardian Pharmatama melaksanakan

produksi sesuai dengan jadwal produksi yang dibuat oleh PPIC berdasarkan

forecast bagian marketing dan stok produk jadi yang tersedia. Produk obat yang

dihasilkan oleh PT. Guardian Pharmatama antara lain seperti sediaan tablet, tablet

salut selaput, kaplet, kapsul, krim, sirup, suspensi, balsem, dan shampo; serta

sediaan injeksi, produk yang mengandung ß-laktam dan sefalosporin dikerjakan di

tempat toller.

Pelaksanaan produksi di PT. Guardian Pharmatama ini mengikuti prosedur

yang tecantum dalam manufacturing direction dan packaging direction yang

memuat semua catatan yang berhubungan dengan produksi seperti penimbangan,

prosedur pengolahan sampai dengan pengemasan. Proses produksi dilakukan

dalam ruang dan kondisi yang telah sesuai dengan persyaratan CPOB, juga sistem

serta peralatan yang senantiasa divalidasi. Saat produksi skala pabrik pertama kali

untuk satu produk, depatemen R&D, QC, dan produksi bekerja sama untuk

menentukan parameter-parameter untuk mengoptimalkan pembuatan produk

tersebut.

Proses produksi dilaksanakan oleh operator produksi yang telah

mengalami training terlebih dahulu dan diawasi oleh personil yang kompeten.

Penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina

pengambilan sampel, penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan,

pengemasan, hingga distribusi dilakukan sesuai dengan prosedur atau instruksi

tertulis dan dilakukan dokumentasi dengan pencatatan. Pada saat proses,

dilakukan pemeriksaan hasil produk yang dikenal dengan in process control (IPC)

untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat. Prosedur tertulis yang

menjelaskan pengambilan sampel, pengujian, atau pemeriksaan yang dilakukan

selama proses pada setiap bets produk, PT. Guardian Pharmatam melaksanakan

sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian Pemastian Mutu.

Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi

kinerja operator dari poses produksi yang memungkinkan menjadi penyebab

variasi karakteristik produk dalam proses.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 94: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

80

Universitas Indonesia

4.7 Penjaminan Mutu atau Quality Assurance ( QA )

Sistem penjaminan mutu yang diterapkan PT. Guardian Pharmatama sudah

mencakup seluruh aspek yang diisyaratkan dalam CPOB untuk mengawasi dan

memastikan tiap produk yang dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang

sesuai dengan tujuan penggunaannya. Wewenang departemen QA antara lain

meluluskan obat jadi untuk didistribusikan ke pasaran bila produk tersebut telah

sesuai dengan spesifikasinya atau menolaknya bila tidak cocok dengan

spesifikasinya. Sebelum produk diluluskan untuk didistribusikan maka QA akan

melakukan evaluasi terhadap batch file meliputi penimbangan bahan baku, proses

pengolahan, proses pengemasan dan hasil pengujian QC. Bila hasil evaluasi

memenuhi syarat maka produk dapat diluluskan untuk selanjutnya didistribusikan.

Tugas dan tanggung jawab QA lainnya yaitu melakukan Cleaning validation

(validasi pembersihan), yaitu suatu kegiatan pembuktian yang terdokumentasi

dnegan tujuan untuk memastikan bahwa jumlah kontaminan atau residu zat aktif,

mikrobiologi dan sisa deterjen telah memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

Validasi proses dilakukan terhadap parameter-parameter uji yang

dilakukan selama proses berlangsung hingga menghasilkan produk jadi. Sebelum

melaksanakan validasi proses, perlu dipastikan bahwa seluruh vasilitas, peralatan

dan sistem penunjang berada dalam pengawasan dan terkualifikasi, kemudian

validasi dilaksanakan selama produksi rutin dan validasi proses terhadap produk

yang sudah beredar di pasaran. Validasi ulang diperlukan apabila teradapat

perubahan yang bersifat kritis (penggantian alat atau mesin, reformulasi, dll).

Stabilitas on going dilakukan untuk membuktikan apakah obat tetap stabil

sampai masa expired date habis. Stabilitas ini dilakukan sebagai monitoring untuk

produk existing maupun produk pengolahan ulang (rework) yang berada di

pasaran. Sampel disimpan dalam climatic chamber suhu 30 ± 2°C, RH 75 ± 5%.

Pengujian dilakukan setiap satu tahun untuk produk existing (diambil satu batch

per tahun) sampai dengan ED ditambah satu tahun dan 6 bulan sekali untuk

rework.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 95: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

81

Universitas Indonesia

4.8 Pengawasan Mutu atau Quality Qontrol ( QC )

Bagian pengawasan mutu di PT. Guardian Pharmatama terdiri dari bagian

pengawasan mutu bahan awal dan IPC. Bagian pengawasan mutu bahan awal

telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan melakukan pengujian terhadap

bahan awal sesuai dengan spesifikasi bahan awal, produk antara, produk ruangan

dan produk jadi. Obat yang diproduksi olah PT. Guardian Pharmatama telah

memenuhi beberapa kriteria yang dipersyaratkan dalam CPOB 2012 yaitu:

1. Mengandung bahan aktif sesuai yang dipersyaratkan

2. Bebas dari zat asing

3. Ketersediaan hayati (Bioavaibilitas)

4. Bekerja atau mempunyai efek sesuai yang diinginkan.

Bagian pengawasan mutu memiliki wewenang antara lain untuk

meluluskan bahan awal, produk antara, produk ruahan yang sesuai dengan

spesifikasinya, atau menolaknya bila tidak cocok dengan spesifikasinya termasuk

bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang

ditentukan. Bagian pengawasan mutu juga berwenang dalam melakukan

pengambilan contoh atau sampel barang yang akan diuji serta dalam hal proses

pengujiannya. Personil yang bertugas dalam pengambilan sampel telah

memperoleh pelatihan awal dan berkelanjutan secara teratur tentang cara

pengambilan sampel yang benar. Saat proses produksi berlangsung, dilakukan In

Process Control (IPC) pada setiap tahapan proses produksi. Bagian pengawasan

mutu PT.Guardian Pharmatama telah sesuai dengan CPOB 2012 dimana telah

memiliki otoritas tunggal untuk meluluskan atau menolak bahan awal dan produk

jadi tersebut. Selain itu, karena tidak merupakan bagian dari departemen produksi,

maka dapat dipastikan bahwa departemen pengawasan mutu ini telah berdiri

sendiri atau independen.

PT. Guardian Pharmatama menggunakan metode analisis yang dianjurkan

dalam FI, USP, GP, BP, JP, dan EP serta disesuaikan dengan fasilitas analisa yang

ada dalam laboratorium dalam hal pengendalian mutu baku, bahan pengemas, dan

produk yang dihasilkan. Metode analisis tersebut sebelumnya telah divalidasi atau

diverifikasi oleh bagian analitical research and development. Setiap perubahan

atau modifikasi pada metode tersebut harus divalidasi kembali. Alat-alat analisa

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 96: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

82

Universitas Indonesia

dikalibrasi secara berkala sesuai dengan prosedur yang telah baku. Hal yang

diharapkan dari pelaksanaan tersebut adalah bahwa setiap metode setiap metode

dan analisa memberikan hasil yang sensitif, teliti, dan akurat sehingga dapat

memberikan data yang sesungguhnya. Maka mutu bahan baku, bahan kemas, dan

produk yang dihasilkan selalu dapat dikontrol sesuai spesifikasi yang ditentukan.

Secara aspek bangunan, laboratorium pengawasan mutu PT. Guardian

Pharmatama telah memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB) 2012. Ruangan laboratorium untuk pengujian dibuat terpisah dari

ruangan produksi dan telah dilengkapi dengan perlengkapan yang memadai untuk

menunjang pemeriksaan secara fisika, kimia, dan mikrobiologi terhadap produk

yang diuji. Secara aspek personel, tiap karyawan berkewajiban untuk memakai

pakaian pelindung, yaitu jas laboratorium dan alat pengaman seperti masker dan

sarung tangan yang sesuai dengan keperluan tugasnya.

4.9 Inspeksi diri dan Audit Mutu

Inspeksi diri dau audit mutu merupakan aspek yang penting untuk

dilakukan oleh setiap industri termasuk industri farmasi. Hal tersebut dilakukan

dengan tujuan untuk mengevaluasi apakah semua aspek produksi dan pengawasan

mutu suatu perusahaan farmasi telah memenuhi ketentuan Cara Pembuatan Obat

yang Baik (CPOB) 2012 atau belum. Inspeksi diri dan audit mutu dapat mencegah

maupun memperbaiki kekeliruan serta ketidak disiplinan proses produksi sedini

mungkin. PT. Guardian Pharmatama telah melaksanakan inspeksi diri dan audit

mutu sesuai dengan ketentuan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) 2012

secara rutin. Program kegiatan inspeksi diri PT. Guardian Pharmatama dirancang

dan dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang terkait baik proses

produksi, maupun fasilitas dan infrastrukturnya. Inspeksi diri mencakup aspek

manusia, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta

mencakup sistem manajemennya.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 97: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

83

Universitas Indonesia

4.10 Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk,

dan produk kembalian

Untuk penanganan keluhan produk biasanya keluhan terhadap produk

berasal dari dokter, apotek, maupun pasien. Keluhan tersebut bisa terhadap

kualitas produk, efek yang merugikan, maupun efek terapeutik dari produk

tersebut. Keluhan produk tersebut diterima oleh marketing kemudian disampaikan

kepada departemen QA, kemudian dengan bantuan R&D akan menganalisa

produk yang dikeluhkan. Setelah itu, QA akan memberikan surat jawaban ke

marketing yang berisi alasan dan tindak lanjut terhadap keluhan tersebut. Secara

garis besar, pelaksanaan penanganan keluhan adalah berupa: pendataan (asal

keluhan); investigasi, sampel dan sampel pertinggal; investigasi batch lain; dan

kemungkinan pemalsuan.

Penarikan kembali obat jadi dapat berupa penarikan kembali satu atau

beberapa batch atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi.

Penarikan kembali dilakukan apabila ditemukan adanya produk yang tidak

memenuhi syarat kualitas atau atas dasar penimbangan adanya efek samping yang

tidak diperhitungkan yang merugikan kesehatan. Penarikan kembali seluruh obat

jadi tertentu dapat merupakan tindak lanjut penghentian pembuatan satu jenis obat

jadi yang bersangkutan.

PT. Guardian Pharmatama membagi produk kembalian menjadi dua jenis,

yaitu obat kadaluarsa dan obat yang cacat atau rusak. Produk kembalian diterima

PT. Guardian Pharmatama melalui melalui distributor-distributornya. Pabrik akan

menerima melalui gudang obat jadi. Obat yang diterima akan diperiksa

kelengkapannya, kemudian bagian pengawasan mutu akan melakukan

pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Barang yang diterima

diperiksa jumlahnya, nomor batch, dan dibandingkan dengan retained sample

(contoh pertinggal). Jika obat tersebut sudah kadaluarsa maka akan dimusnahkan,

sedangkan jika dikembalikan ke PT. Guardian Pharmatama tiga bulan sebelum

tanggal kaadaluarsanya, maka produk akan diganti dengan produk yang baru.

Obat kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dapat dimanfaatkan atau

dikembalikan sebagai stock. Jika yang rusak hanya kemasannya saja, maka akan

dilakukan proses pengemasan ulang. Prosedur pemusnahan harus dapat mencegah

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 98: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

84

Universitas Indonesia

terjadinya pencemaran lingkungan dan kemungkinan dimanfaatkan oleh orang

yang tidak bertanggung jawab.

4.11 Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen untuk

perencanaan, pelaksanaan atau penerapan, penyelidikan atau penerapan dan

evaluasi.dalam seluruh aktivitas pembuatan produk (obat). Dokumentasi

menunjukkan bahwa apakah seluruh prosedur, metode, spesifikasi, instruksi,

perencanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian kegiatan pembuatan

obat telah dilaksanakan dengan baik yang digambarkan dengan suatu riwayat

lengkap dan terperinci dari setiap batch sehingga memungkinkan untuk

penyelidikan serta penelusuran terhadap batch yang bersangkutan maupun untuk

memonitor dan mengendalikan bangunan, fasilitas, peralatan dan personil.

Setiap proses yang dilakukan di PT. Guardian Pharmatama memiliki

prosedur yang tetap (standart operating prosedure) yang harus dilaksanakan

dengan baik dan benar oleh setiap karyawan. Seluruh tahap dalam rangkaian

produksi baik manufacturing document maupun laboratorium document

dikumpulkan dalam batch file yang disimpan oleh departemen QA. Batch file

merupakan dokumen yang berisikan semua hal yang berhubungan dengan proses

produksi dan hasil laboratorium dan semua pihak yang melaksanakan proses

tersebut dan hal-hal yang menyimpang. Seluruh kegiatan kalibrasi alat dan

validasi yang dilakukan selalu didokumentasikan. Penanganan semua dokumen

tersebut dilakukan oleh departemen QA.

4.12 Instalasi Pengolahan Air Limbah

Proses pengolahan limbah yang dilakukan di PT. Guardian Pharmatama

hanya untuk limbah domestik (yang berasal dari dapur, kantor, toilet) dan limbah

produksi (yang berasal dari pencucian alat), sedangkan untuk limbah padat

misalnya sisa granul dari proses produksi, barang kembalian dari distributor

dimusnahkan oleh pihak ketiga. Pada proses pengolahan limbah laboratorium,

limbah reagen atau pelarut dikumpulkan lalu disimpan di dalam gudang

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 99: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

85

Universitas Indonesia

penyimpanan limbah dan kemudian dibuat permintaan ke purchasing untuk

dipanggilkan pihak ketiga untuk memusnahkannya.

PT. Guardian Pharmatama telah melakukan pengolahan limbah, namun

masih memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan tersebut antara lain pada

proses filtrasi yang tidak menggunakan karbon aktif, sehingga akibatnya limbah

outlet hasil pengolahan masih berbau dan sedikit berwarna. Kelemahan lainnya,

yaitu pada bak indikator tidak menggunakan indikator yang dipersyaratkan (ikan

mas). Indikator ikan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa limbah yang telah

diolah telah layak untuk dibuang karena telah dianggap aman. Ikan mas yang

dapat hidup di dalam limbah menandakan adanya oksigen yang cukup sehingga

dapat dikatakan satara dengan air. Namun, dari hasil pemeriksaan QC, kadar

Chemical Oxygen Demand (COD), Biologycal Oxygen Demand (BOD), Total

Dissolved Solid (TDS), dan parameter lain masih memenuhi persyaratan.

4.13 Kualifikasi dan Validasi

PT. Guardian Pharmatama telah menerapkan CPOB dalam setiap

kegiatannya, salah satunya adalah melaksanakan validasi. Validasi merupakan

suatu tindakan pembuktian yang sesuai dengan prinsip-prinsip CPOB bahwa

prosedur, proses, peralatan, bahan-bahan, aktivitas, atau sistem telah berfungsi

sesuai yang dipersyaratkan. Validasi ini digunakan sebagai bukti pengendalian

terhadap aspek kritis dari kegiatan yang dilakukan. Selain itu, validasi juga

bertujuan untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas

yang konsisten. Oleh karena itu, diperlukan serangkaian kegiatan untuk

melakukan validasi terhadap prosedur tersebut sehingga proses produksi dapat

menghasilkan produk yang berkualitas secara terus menerus dan reproducible.

Setiap enam bulan bagain tim validasi menyusun rencana validasi induk

(RIV). Rencana induk validasi ini mencakup informasi tentang vasilitas, peralatan

atau proses yang akan divalidasi, format dokumen berupa format protokol,

laporan validasi dan jadwal perencanaan pelaksanaan validasi, acuan dokumen

yang digunakan dan struktur organisasi yang melaksanakan kegiatan validasi

tersebut.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 100: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

86

Universitas Indonesia

Selain melakukan validasi proses, PT. Guardian Pharmatama juga

melakukan validasi pembersihan dan validasi metode analisa. Validasi metode

analisa dilakukan oleh bagian R&D analisa. Selain validasi, PT. Guardian

Pharmatama juga melakukan kualifikasi alat. Kualifikasi alat di PT. Guardian

Pharmatama dilakuakn oleh masing-masing departemen. Kualifikasi yang

dilakuakn diantaranya adalah kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, dan

kualifikasi kinerja. Kualifikasi tersebut memastikan bahwa alat yang dipasang

dapat dioperasikan dengan baik serta telah mencapai kinerja yang diinginkan.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 101: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

87

Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. PT. Guardian Pharmatama telah menerapkan aspek-aspek CPOB dalam

rangka menghasilkan produk yang berkualitas, meliputi aspek manajemen

mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene,

produksi, pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan

keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk

kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak,

kualifikasi dan validasi. Semua proses dan prosedur telah dilaksanakan

berdasarkan konsep Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Aspek-

aspek CPOB telah diimplementasikan serta terdokumentasi dengan baik

dan teratur.

2. Profesi Apoteker memiliki peranan yang penting dalam suatu industri farmasi

yaitu menduduki posisi kunci sebagai tenaga profesional farmasi khususnya

dalam bidang produksi, pengawasan mutu serta pemastian mutu. Hal ini

bertujuan untuk menjamin kualitas produk obat yang dihasilkan.

5.2 Saran

1. Meningkatkan produksi obat baik secara kualitas maupun kuantitas dengan

mengikuti perkembangan teknologi farmasi yang semakin berkembang.

2. Umtuk mempertahankan sekaligus meningkatkan mutu produk, aspek

CPOB dilaksanakan dengan standar kualifikasi lebih tinggi dan/atau ketat.

3. Membuat sarana produksi steril sehingga tidak perlu lagi melakukan toll

manufacturing ke perusahaan lain sehingga dapat meningkatkan

kemandirian dan lebih menjaga dan mengontrol kualitas obat tesebut.

4. Peningkatan disiplin personil khususnya dibagian produksi dalam rangka

menjaga kesehatan dan keselamatan dalam bekerja serta menjaga kualitas

obat yang dihasilkan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 102: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

87 Universitas Indonesia

DAFTAR ACUAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Cara

Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Petunjuk

Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM

RI.

Daris, A. (2008). Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Kefarmasian.

Jakarta: ISFI.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 103: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

88

LAMPIRAN

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 104: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

89

Daftar Lampiran

Lampiran Nomor

Lampiran Gambar 1-23

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 105: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

90

Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Guardian Pharmatama

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 106: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

91

Lampiran 2. Struktur organisasi Departemen Quality Assurance

Lampiran 3. Struktur organisasi Departemen Technical Support Services

Technical Support Services Manager

Assistant Validasi & Stabilitas

Manager

Spv. Validasi proses

Analis validasi proses

Spv. Validasi pembersihan dan stabilitas

Analis validasi

pembersihan dan stabilitas

Assistant GMP

compilance

Spv. GMP compilance

Inspektor GMP

compilance 1

Spv. GMP compilaance

II

Inspektor GMP

compliance 2

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 107: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

92

Lampiran 4. Struktur Organisasi Departemen R&D Formulasi

Lampiran 5. Struktur organisasi Departemen QC Bahan Kemas

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 108: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

93

Lampiran 6. Struktur organisasi Departemen QC Bahan Awal dan IPC

Lampiran 7. Struktur organisasi Departemen Warehouse

Plant Manager

Manager QC Bahan Awal dan IPC

Ass. Man QC Bahan Awal

Spv QC Bahan Awal

Analis

Ass. Man Produk Jadi

Spv Pengolaha

n

Analis

Spv QC Analisa

Analis

Spv QC Mikrobiologi

Analis

SPV Protap

Leader protap

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 109: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

94

Lampiran 8. Struktur organisasi Departemen Engineering

Lampiran 9. Struktur organisasi Departemen R&D Analisa & Registrasi

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 110: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

95

Lampiran 10. Struktur Organisasi Departemen Produksi PT. Guardian Pharmatama

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 111: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

96

Lampiran 11. Struktur organisasi Departemen PPIC

Plant Manager

PPIC Manager

Ass. Manager PPIC II Ass. Manager PPIC I

Spv. Inventory

Control I

Spv. Inventory

Control II

Administrasi PPIC

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 112: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

97

Lampiran 12. Tahapan pelulusan produk jadi

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 113: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

98

Lampiran 13. Alur penelusuran kalibrasi alat

Alat di Industri

Standar kerja yang disimpan oleh bagian kalibrasi di

Industri

Contoh: termometer standar, stopwatch standar

Standar primer (dimiliki oleh laboratorium kalibrasi

yang terakreditasi oleh KAN)

Standar nasional

Standar Internasional

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 114: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

99

Lampiran 14. Alur proses produksi sediaan solid

Penemasan

Penimbangan

Pencampuran

KempaLangsung

Slugging

Penghancuran

Penambahanfase

luar (lubrikasi)

Penambahan

pengikat

(mixing awal)

Penambahan fase

luar (mixing akhir)

Granulating

/ Pengayakan

Pengeringan

Massa granul

Granulasi

kering

Granulasi basah

Coating

Pengayakan

Pencetakan

tablet

Pengemasan primer

Pengemasan

sekunder

tersier

Coding

Pengemasan tersier

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 115: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

100

Lampiran 15. Alur proses produksi sediaan krim

Lampiran 8. Alur Proses Produksi Sediaan Krim

Penimbangan

Pembuatan

basis cream

Pendinginan

Pencampuran

bahan aktif

Pengisian dalam tube (tube filling)

dan embossing tube

Pengemasan

sekunder

Pengemasan

tersier

Fase minyak Fase air

Pencampuran bahan

yang larut dalam air

Peleburan dan pencampuran

fase minyak

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 116: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

101

Lampiran 16. Alur proses produksi sediaan salep

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 117: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

102

Lampiran 17. Label “karantina” PT. Guardian Pharmatama

Lampiran 18. Label “Release” PT. Guardian Pharmatama

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 118: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

103

Lampiran 19. Label “Reject” PT. Guardian Pharmatama

Lampiran 20. Label “Telah disampling” PT. Guardian Pharmatama

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 119: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

104

Lampiran 21. Label “Hold” PT. Guardian Pharmatama

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 120: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

105

Lampiran 22. Alur sistem pengolahan air (purified water system)

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 121: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

106

Lampiran 23. Alur sistem pengolahan limbah

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 122: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS KHUSUS PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

DI PT. GUARDIAN PHARMATAMA TANGERANG

PERIODE 6 JANUARI – 28 FEBRUARI 2014

PROTOKOL VALIDASI PROSES PENGOLAHAN DAN

PENGEMASAN PADA SEDIAAN TABLET NON SALUT,

TABLET SALUT, DAN KRIM

TRIANI DIAN ANGGRAINI, S. Farm.

1306344330

ANGKATAN LXXVIII

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER

DEPOK

FEBRUARI 2014

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 123: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2. Tujuan ......................................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4

2.1. Technical Support Services (TSS) ............................................................................... 4

2.2. Kualifikasi .................................................................................................................... 4

2.3. Validasi Proses ............................................................................................................ 5

2.4. Protokol Validasi ......................................................................................................... 7

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 9

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................................. 9

3.2. Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 9

BAB 4 PEMBAHASAN .................................................................................................... 10

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN ............................................................................... 15

5.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 15

5.2. Saran ............................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 17

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 124: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Protokol Validasi (Proses Pengolahan) .......................................................... 18

Lampiran 2. Protokol Validasi (Proses Pengemasan .......................................................... 23

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 125: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat menurut BPOM Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012

merupakan bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan

untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi

dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,

peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. Menurut pengertian

tersebut, obat tidak hanya dibutuhkan sebagai penyembuh saja tetapi juga sebagai

peningkat kesehatan hingga memperbaiki penampilan dan merawat tubuh.

Perkembangan obat yang bervariasi dan selalu mengikuti tren menjadi daya tarik

bagi industri farmasi untuk mengembangkan produk-produknya. Industri Farmasi

sendiri menurut BPOM Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 merupakan

badan usaha yang memiliki izin dari Mentri Kesehatan dan memiliki sertifikat

CPOB untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Dalam

produksinya, industri farmasi harus menjamin bahwa obat yang diproduksi aman,

bermutu, dan berkhasiat. Untuk mencapai tujuan aman (safety), bermutu (quality),

dan berkhasiat (efficacy) maka dibutuhkan pedoman yang dapat menjadi

persyaratan dari setiap industri farmasi yaitu CPOB.

CPOB adalah cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar

mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaan.

CPOB adalah bagian dari pemastian mutu dan mencakup produksi dan

pengawasan mutu. Industri Farmasi dalam seluruh aspek dan rangkaian kegiatan

pembuatan obat dan/ atau bahan obat wajib menerapkan pedoman CPOB yang

terdiri dari 12 aspek. 12 aspek yang terdapat didalam CPOB yaitu manajemen

mutu; personalia; bangunan dan fasilitas; peralatan; sanitasi dan higiene;

produksi; pengawasan mutu; inspeksi diri, audit mutu dan audit & persetujuan

pemasok; penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kembali produk;

dokumentasi; pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak; kualifikasi dan

validasi menurut peraturan BPOM Nomor HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012

mengenai penerapan pedoman cara pembuatan obat yang baik.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 126: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

2

Universitas Indonesia

Salah satu hal yang penting dalam penerapan CPOB adalah pengendalian

mutu produk yaitu salah satunya dengan kualifikasi dan validasi. Kualifikasi

adalah suatu pembuktian bahwa perlengkapan/mesin yang digunakan dalam suatu

proses akan selalu memberikan hasil yang memenuhi kriteria yang diinginkan

secara konsisten. Sedangkan, validasi merupakan suatu tahap untuk mendapatkan

bukti terdokumentasi yang menjamin bahwa suatu proses spesifik akan

menghasilkan produk dengan spesifikasi yang ditetapkan secara konsisten. Suatu

sistem harus dikualifikasi agar berfungsi dalam proses yang tervalidasi, sedangkan

suatu proses harus divalidasi.

Pada PT. Guardian Pharmatama, salah satu validasi yang dilakukan adalah

validasi proses pengolahan dan proses pengemasan primer yang ditujukan untuk

mendapatkan mutu obat yang memenuhi standar dan konsisten. Validasi proses

adalah bukti terdokumentasi yang menunjukkan bahwa proses yang dioperasikan

dalam parameter yang ditetapkan dapat terlaksana secara efektif dan reprodusibel

untuk memproduksi produk antara atau BAO (Bahan Aktif Obat) yang memenuhi

spesifikasi dan atribut mutu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam

pelaksanaan validasi proses dibutuhkan suatu protokol validasi proses agar

validasi yang dilakukan dapat terjamin. Protokol validasi proses merupakan

dokumen yang menguraikan metode kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

rangka validasi suatu sistem atau proses, termasuk metode pengujian dan kriteria

penerimaan atas hasil validasi dengan kata lain protokol merupakan dokumen

kunci bagaimana validasi proses akan dilaksanakan. PT. Guardian Pharmatama

secara konsisten melakukan validasi ulang setiap 5 tahun sekali, namun jika

terjadi perubahan seperti perubahan cara kerja dan mesin yang digunakan pada

proses pengolahan obat, perubahan produsen bahan aktif dan bahan tambahan

yang digunakan, perubahan besar batchsize ≥ 10 kali dari bets sebelumnya serta

perubahan komposisi formula maka produk tersebut harus segera dilakukan

revalidasi, sesuai pedoman yang termuat dalam protokol revalidasi proses. Hal

tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa setiap produk yang dihasilkan

memberikan khasiat dan mutu yang konsisten.

Setiap bentuk sediaan, memiliki protokol validasi proses yang berbeda-

beda. Dalam tugas khusus ini akan dijabarkan mengenai perbandingan protokol

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 127: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

3

Universitas Indonesia

validasi proses sediaan solid (tablet dan tablet selaput), dan sediaan semisolid

(krim). Pembuatan protokol validasi proses mengacu pada master bets (Dokumen

proses produksi yang terdiri dari Formula Pengolahan Bets,Manufacturing

Direction/Proses Pengolahan Induk, Formula Pengemasan Bets dan Packaging

Direction/Proses Pengemasan Induk).

1.2. Tujuan

1.2.1. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan penyusunan protokol validasi proses dari tiga bentuk sediaan yang

berbeda.

1.2.2. Memahami pelaksanaan dan proses pembuatan protokol validasi proses di

PT. Guardian Pharmatama.

1.2.3. Memahami pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan validasi proses.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 128: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

4 Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Technical Support Services

Departemen Technical Support Services (TSS) merupakan departemen

pecahan dari Departemen QA (Quality Assurance). TSS dipimpin oleh manager

TSS yang membawahi dua asisten manager yaitu assisten manager validasi dan

stabilitas serta asisten manager GMP compliance. Tanggung jawab dan wewenang

dari setiap asisten manager berbeda-beda.

Assistant Manager Validation and Stability membawahi Supervisor

Validasi Proses dan Supervisor Validasi Pembersihan & Stabilitas, masing-

masing Supervisor membawahi dua orang analis. Tugas Assistant Manager

Validation and Stability diantaranya:

1. Validasi

a. Validasi Proses

b. Validasi Pembersihan

2. Stabilitas

Assistant Manager GMP Compliance membawahi Supervisor GMP

Compliance yang membawahi inspektor GMP Compliance dan bagian Document

Controller. Assistant Manager GMP Compliance memiliki 4 tugas utama:

1. Kalibrasi dan kualifikasi

2. Document Controller

3. Mengadakan pelatihan bagi karyawan

4. Pengendalian perubahan

5. Sertifikasi

2.2. Kualifikasi

Sebelum dilakukan validasi proses, kualifikasi yang tepat terhadap

peralatan kritis dan sistem penunjang harus dilaksanakan. Kualifikasi biasanya

dilaksanakan dengan melakukan beberapa kualifikasi, yaitu Kualifikasi Desain

(KD), Kualifikasi Instalasi (KI), Kualifikasi Operasional (KO) dan Kualifikasi

Kinerja (KK).

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 129: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

5

Universitas Indonesia

Kualifikasi Desain (KD) merupakan dokumen yang memverifikasi bahwa

dari fasilitas, sistem dan peralatan yang sesuai untuk tujuan yang diinginkan, yang

telah memenuhi ketentuan CPOB. Kualifikasi Instalasi (KI) adalah dokumentasi

yang memverifikasi bahwa seluruh aspek kunci dari instalasi peralatan atau sistem

telah sesuai dengan tujuan desainnya dan mengikuti rekomendasi yang diberikan

oleh industri pembuat. Yang termasuk kedalam KI adalah instalasi peralataan,

pipa dan sarana penunjang serta instrumentasi yang sesuai dengan spesifikasi dan

gambar teknik yang didesain; pengumpulan dan penyusunan dokumen

pengoperasian dan perawatan peralatan dari pemasok; ketentuan dan persyaratan

dari pemasok; ketentuan dan persyaratan kalibrasi serta verifikasi bahan

konstruksi. Kualifikasi Operasional (KO) adalah dokumentasi yang

memverifikasikan bahwa fasilitas, sistem dan peralatan, yang telah terpasang dan

difungsikan, dapat bekerja secara efektif dan memberi hasil yang dapat terulang,

berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang disetujui. Untuk melakukan KO,

sebelumnya telah dilaksanakan KI, telah dikaji dan disetujui. KO mencakup

pengujian yang perlu dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses, sistem

dan peralatan; pengujian yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup

batas operasional atas dan bawah, sering dikenal sebagai kondisi terburuk (worst

case). Kualifikasi Kinerja (KK) adalah verifikasi terdokumentasi, dengan

peralatan dan sistem penunjang yang terhubung secara bersama, dapat bekerja

secara efektif dan reprodusibel berdasarkan metode proses dan spesifikasi yang

disetujui. KK dilaksanakan setelah dilakukan KI dan KO, yang telah dikaji dan

disetujui. KK mencakup pengujian dengan menggunakan bahan baku, bahan

pengganti yang memenuhi spesifikasi atau produk simulasi yang dilakukan

berdasarkan pengetahuan tentang proses, fasilitas, sistem dan peralatan.

2.3. Validasi Proses

Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai

bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau

mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa

mencapai hasil yang diinginkan.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 130: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

6

Universitas Indonesia

Didalam buku Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik tahun 2012,

Validasi proses (VP) adalah bukti terdokumentasi yang menunjukkan bahwa

proses yang dioperasikan dalam parameter yang ditetapkan dapat terlaksana

secara efektif dan reprodusibel untuk memproduksi produk antara atau bahan aktif

obat (BAO) yang memenuhi spesifikasi dan atribut mutu yang telah ditetapkan

sebelumnya. Terdapat tiga pendekatan validasi, yaitu validasi prospektif, validasi

retrospektif dan validasi konkuren. Validasi prospektif adalah pendekatan yang

diutamakan, tetapi ada pengecualian jika pendekatan lain dapat digunakan.

Validasi prospektif dilaksanakan pada proses pembuatan BAO sebelum distribusi

komersial dari produk akhir obat yang dibuat dari BAO tersebut. Validasi

konkuren adalah validasi yang dilakukan pada saat pembuatan rutin produk untuk

dijual. Validasi retrospektif adalah validasi dari suatu proses untuk suatu produk

yang telah dipasarkan berdasarkan akumulasi data produksi, pengujian dan

pengendalian bets.

Pendekatan validasi retrospektif dapat digunakan untuk atribut mutu dan

parameter proses kritis telah diidentifikasi; kriteria penerimaan dan pengawasan

selama proses telah ditetapkan dengan tepat; tidak ada kegagalan proses/ produk

bermakna yang bukan disebabkan olek kesalahan operator atau kegagalan

peralatan yang tidak berhubungan dengan kesesuaian peralatan dan profil

impuritis BAO telah ditetapkan. Bets yang dipilih untuk validasi retrospektif

merupakan representasi untuk semua bets yang diproduksi selama periode

pengkajian, termasuk bets yang tidak memenuhi spesifikasi dan jumlahnya cukup

untuk menunjukkan konsistensi proses. Sampel pertinggal dapat diuji untuk

memperoleh data untuk memvalidasi proses secara retrospektif. Validasi

konkuren adalah validasi yang dilakukan pada saat pembuatan rutin produk untuk

dijual.

Validasi konkuren dapat diterapkan jika data dari replikasi produksi yang

sudah dibuat tidak tersedia karena jumlah bets BAO yang telah diproduksi

terbatas, bets BAO yang jarang diproduksi atau bets BAO yang diproduksi dengan

proses tervalidasi yang telah dimodifikasi.

Sebelum melakukan validasi, terlebih dahulu melakukan perencanaan

kegiatan validasi dengan terperinci serta mendokumentasikan rencana kegiatan

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 131: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

7

Universitas Indonesia

validasi ke dalam Rencana Induk Validasi (RIV) atau dokumen sementara. RIV

merupakan dokumen yang singkat, tepat dan jelas, yaitu mencakup kebijakan

validasi; struktur organisasi kegiatan validasi; ringkasan fasilitas, sistem, peralatan

dan proses yang akan divalidasi; format dokumen, format protokol dan laporan

validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan; pengendalian perubahan; dan

acuan dokumen yang digunakan.

Laporan validasi mengacu kepada protokol validasi yang merangkum hasil

yang diperoleh, memberikan evaluasi terhadap penyimpangan yang ditemukan

dan menarik kesimpulan yang tepat, termasuk memberikan rekomendasi

perubahan untuk memperbaiki kekurangan.

2.4. Protokol Validasi

Salah satu kebijakan mutu yang dikeluarkan oleh QA dalam sebuah

industri farmasi adalah protokol validasi yang merupakan rencana tertulis yang

menguraikan bagaimana validasi akan dilaksanakan yang meliputi parameter

pengujian, karakterisitik produk, peralatan produksi dan ketentuan nilai-nilai hasil

pengujian yang dapat diterima. Protokol validasi proses merupakan suatu panduan

untuk melakukan validasi proses pengolahan sediaan farmasi, meliputi

pengawasan parameter kritis pada proses pembuatan, pengambilan sampel yang

tepat, kriteria penerimaan sampel, pengujian selama pengolahan serta rincian

kualifikasi dan validasi yang akan dilakukan. Protokol validasi ini selanjutnya

dikaji dan disetujui oleh kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu).

Protokol validasi merinci langkah proses kritis dan kriteria penerimaan

serta tipe validasi yang akan dilaksanakan (misal retrospektif, prospektif,

konkruen) dan jumlah proses produksi. Isi dari protokol validasi proses antara lain

adalah pendahuluan; tujuan; lembar persetujuan; daftar isi; ruang lingkup;

tanggung jawab tim validasi; komposisi formula, besar bets, dan spesifikasi;

informasi dan referensi pemeriksaan bahan awal; peralatan dan ruangan serta

Protap peralatan yang digunakan; alur proses produksi; parameter kritis; pola

pengambilan sampel; analisa data dan kriteria penerimaan.

Dalam suatu protokol validasi proses, lembar persetujuan harus

ditandatangani dari personil dan departemen yang menyiapkan (tim pelaksana)

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 132: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

8

Universitas Indonesia

dan yang melakukan kaji-ulang serta persetujuan (manajemen). Selain itu,

protokol validasi proses juga harus dilengkapi dengan nomor dokumen, nama

produk dan nomor identitas/referensi. Setelah lembar persetujuan, dalam protokol

validasi terdapat ruang lingkup yang harus spesifik untuk produk, terdiri dari

ukuran bets, proses, serta tipe validasi. Informasi bahan awal dalam protokol

validasi juga dicantumkan dari ukuran partikel, densitas, informasi supplier dan

manufacture serta informasi karakteristik kritis lainnya. Peralatan, ruangan, dan

protap yang digunakan juga dicantumkan dengan dilengkapi nomor protap, judul

dan tanggal berlaku. Pada parameter kritis dalam validasi proses, harus

dicantumkan tahapan dan, alat yang digunakan, setting mesin secara teoritis,

setting mesin secara operasional, dan parameter kritis seperti pemerian dan

homogenitas. Setelah itu dicantumkan pola pengambilan sampel dan dicantumkan

tahapnya, jumlah, analisa, posisi pengambilan, dan keterangannya seperti

metodenya analisa kadar zat aktifnya.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 133: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

9 Universitas Indonesia

BAB 3

METODOLOGI PENGKAJIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pengkajian

Penulisan literatur tentang perbandingan protokol validasi proses pada

sediaan tablet non salut, tablet salut, krim pada tanggal 06 Januari – 28 Februari

2014, bertempat di bagian Technical Support Services, PT. Guardian Pharmatama.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penulisan perbandingan protokol validasi

proses pada sediaan tablet salut, non salut, krim yakni melalui penulusuran/ studi

literatur dari PT. Guardian Pharmatana dan literatur lainnya.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 134: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

10 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

Validasi merupakan salah satu aspek dari CPOB yang harus ada dalam

suatu industri farmasi. Validasi dilakukan berdasarkan protokol yang telah

disusun sebelumnya. Pada protokol validasi proses tercantum semua personel

yang terlibat beserta tanggung jawabnya masing-masing untuk memastikan bahwa

prosedur dijalankan sesuai dengan protokol dan seluruh data terdokumentasi

dengan baik. Protokol validasi proses disusun oleh Departemen Tech. Support

Services. Dalam pelaksanaan validasi proses melibatkan beberapa departemen,

antara lain Departemen Engineering, Warehouse, Departemen Pengawasan Mutu

dan Departemen Pemastian Mutu. Pembuatan protokol validasi proses disahkan

oleh Manager Produksi, Manager QA, Manager R&D dan Plant Manager.

PT. Guardian Pharmatama melakukan validasi proses untuk setiap produk

baru dan produk existing. Validasi proses dilakukan secara continue dengan

revalidasi setiap 5 tahun sekali. Produk baru yang akan diproduksi dibuat master

bets oleh departemen R&D yang berisi formula pengolahan dan pengemasan bets

serta proses pengolahan induknya. Dari master bets tersebut akan dibuat protokol

validasi proses oleh Departemen Tech. Support Services yang berisi tahapan

proses produksi, mesin dan ruangan proses produksi yang digunakan serta berisi

spesifikasi-spesifikasi produk antara dan produk ruahan yang ditentukan sesuai

persyaratan. Pembuatan protokol selain mengacu pada master bets juga akan

mengacu pada lembar SPOJ (Spesifikasi Pemeriksaan Obat Jadi) yang dibuat oleh

Departemen R&D Formulasi yang berisi spesifikasi pemerian fisik produk antara

dan produk ruahan serta spesifikasi yang tidak tercantum dalam master bets ,

seperti spesifikasi kadar, disolusi serta keseragaman kandungan (untuk sediaan

dengan zat aktif ≤ 50 mg atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan).

Protokol tersebut akan dipakai untuk melakukan validasi proses dan tidak boleh

diubah selama kegiatan validasi proses berlangsung. Validasi proses yang

dilakukan mulai dari proses pengolahan sampai proses pengemasan.

Validasi proses pengolahan merupakan tindakan pembuktian bahwa

dengan prosedur pengolahan yang digunakan akan senantiasa menghasilkan obat

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 135: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

11

Universitas Indonesia

yang memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Pendekatan validasi yang digunakan adalah validasi konkuren. Validasi ulang

dilakukan jika terjadi perubahan seperti perubahan cara kerja dan mesin yang

digunakan pada proses pengolahan obat, perubahan produsen bahan aktif dan

bahan tambahan yang digunakan, perubahan besar batchsize ≥ 10 kali dari bets

sebelumnya serta perubahan komposisi formula maka produk tersebut harus

segera dilakukan revalidasi, sesuai pedoman yang termuat dalam protokol

revalidasi proses.. Jika tidak terjadi perubahan yang signifikan maka validasi

ulang akan dilakukan setiap 5 tahun.

Selama kegiatan validasi proses berlangsung, setiap tahapan proses

produksi, mesin yang digunakan dan spesifikasi yang tercantum dalam protokol

akan disesuaikan dengan yang sebenarnya terjadi selama proses produksi dan

dilakukan pencatatan jika ditemukan ketidaksesuaian maupun penyimpangan

yang terjadi selama pengamatan berlangsung.

Validasi proses akan dilakukan pada 3 bets berturut-turut. Hasil dari

pengamatan validasi akan dimasukkan dalam laporan validasi proses oleh

Departemen Tech. Support Services. Validasi proses bertujuan untuk

membuktikan bahwa proses pengolahan sampai dengan pengemasan primer

produk obat yang dilakukan dalam batas parameter yang ditetapkan dapat bekerja

secara efektif dan memberi hasil konsisten. Pada protokol validasi proses

tercantum tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab, deskripsi produk dan proses,

komposisi formula, jadwal validasi, kriteria penerimaan, kegagalan pengujian,

validasi ulang dan laporan validasi.

Protokol validasi memiliki isi yang berbeda-beda pada setiap bentuk

sediannya. Perbedaannya berada pada beberapa bagian dan urutannya seperti

parameter kritis dalam proses pembuatan pada setiap sediaan. Pada proses

pembuatan tablet non salut, tablet salut, dan krim parameter kritis hampir sama,

yaitu meliputi tahap pencampuran pada saat pencampuran awal (kecepatan

pengadukan dan waktu pengadukan), serta tahap pencampuran dan pemerian dari

sediaan. Pada proses pembuatan tablet salut, selain parameter kritis yang telah

disebutkan diatas, juga terdapat parameter kritis lain seperti pemerian larutan

penyalut, viskositas larutan penyalut, pemerian penyalut, temperatur yang

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 136: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

12

Universitas Indonesia

digunakan untuk coating, suhu aliran udara masuk, suhu aliran udara keluar,

tekanan kompresor, kecepatan putar “coating pan”, lubang pipa semprot (nozzle),

jarak sprayer dengan tablet, kecepatan pompa.

Pengambilan sampel untuk ketiga bentuk sediaan berbeda. Pada tablet non

salut, protokol untuk pengambilan sampel dilakukan di setiap tahap proses

pembuatan mulai dari tahap pencampuran , pencetakan, proses blistering/stripping

dan codding. Pada tahap pencampuran dilakukan pengambilan sampel setelah

lubrikasi yaitu dengan menguji distribusi partikel untuk mengetahui homogenitas

granul, uji bulk/tapped density untuk mengetahui kemampuan dalam pengempaan,

dan uji kadar zat aktif. Pada proses blistering/stripping dilakukan pengambilan

sampel untuk mengetahui adanya kebocoran strip/blister dan kerusakan pada

strip/blister, sedangkan untuk codding untuk mengetahui kesesuaian nomer bets ,

ED, dan HET yang tercetak. Hal ini dilakukan karena pada setiap tahapan proses

yang mengasilkan produk antara dan produk ruahan harus memenuhi spesifikasi

pemerian & parameter fisik (warna, bentuk tablet, diameter, ketebalan, waktu

hancur, kekerasan, keregasan), kadar, disolusi zat aktif yang telah ditetapkan

dalam spesifikasi produk obat jadi. Untuk tablet salut, protokol untuk

pengambilan sampel sama dengan non salut tetapi terdapat penambahan dalam

pengambilan sampel ketika tahap pembuatan larutan penyalut untuk menentukan

viskositas larutan penyalut dan ketika penyalutan tablet. Pada saat validasi proses

pengemasan, tablet salut dan non salut akan dilakukan proses pengambilan sampel

sesuai ANSI (American National Standard Institute) yang telah dijadikan

pedoman dalam CPOB yang ditentukan dari tingkat inspeksi berdasarkan jumlah

dari blister/strip yang akan digunakan. Jika blister yang digunakan terdapat 5.000

blister, tingkat inspeksinya adalah tingkat II dengan kode L, dengan unit sampel

yang harus diambil ada 200 blister.

Pengambilan sampel untuk sediaan krim hanya dilakukan saat

pencampuran akhir dan proses pengisian. Saat pengisian krim ke dalam tube,

jumlah sampel yang diambil mengacu pada jumlah tube yang direncanakan untuk

dibuat dalam satu bets , kemudian akan ditentukan tingkat inspeksi berdasarkan

jumlah tube tersebut dan akan diketahui jumlah unit sampel yang akan diambil

sama dengan pengambilan sampel pada proses pengemasan bilstering/stripping.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 137: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

13

Universitas Indonesia

Misalnya rencana jumlah tube yang akan dibuat sebanyak 3.921 tube.

Berdasarkan CPOB, tingkat inspeksi untuk jumlah tersebut adalah tingkat II

dengan kode L, maka dapat dilihat dengan kode L total jumlah unit sampel yang

harus diambil adalah 200 tube selama proses pengisian.

Kriteria penerimaan proses pembuatan pada protokol validasi proses

ketiga sediaan berbeda berdasarkan pada rencana pengambilan sampel. Sediaan

tablet non salut dan krim, kriteria penerimaan ditentukan mulai dari proses

pencampuran setiap bahan. Pada tablet kriteria penerimaan di mulai dari yaitu

tahap pencampuran, tahap lubrikasi dan tahap pencetakan tablet non salut,

sedangkan untuk krim mulai dari tahap pembuatan fase minyak, pembuatan fase

air, pembuatan basis krim, pembuatan suspensi bahan aktif sampai tahap

pencampuran akhir dan homogenisasi.

Kriteria penerimaan untuk validasi proses pengemasan primer untuk ketiga

sediaan berbeda berdasarkan jumlah unit sampel yang diambil dalam satu bets dan

mengacu pada ketentuan CPOB. Protokol validasi untuk proses pengemasan

untuk ketiga sediaan berbeda.

Pada sediaan tablet non salut dan salut, protokol pengemasan tercantum

proses stripping dengan spesifikasi mesin, suhu dan lama proses penyetripan,

bahan, jumlah dan ukuran stripping yang digunakan dan proses codding dengan

spesifikasi mesin, dan lama proses codding, sedangkan untuk pengemasan krim,

protokol proses pengemasannya hanya tercantum proses pengisian yang meliputi

spesifikasi mesin, bahan pengemas, lama proses pengisian dan berat krim per

tube. Proses pengisian krim dilakukan setelah tube di emboss sehingga pada

validasi proses pengemasan krim, spesifikasi yang divalidasi hanya pada proses

pengisian.

Pada protokol validasi proses pengemasan, pola untuk pengambilan

sampel untuk validasi pada proses pengisian dari ketiga bentuk sediaan tersebut

juga berbeda. Pada sediaan tablet yang dikemas dengan strip, pola yang dilakukan

adalah dengan mengambil sampel pada bagian luar, tengah dan dalam stripping

tergantung dari panjang strip yang dipakai. Pola pengambilan sampel untuk krim

diambil dari setiap holder pada mesin pengisian yang dilakukan pada setiap menit

yang ditentukan.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 138: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

14

Universitas Indonesia

Validasi proses tablet non salut, salut, dan krim akan dilakukan revalidasi

kembali apabila terjadi perubahan yang berkaitan dengan perubahan supplier/

manufacture bahan baku, perubahan proses, perubahan mesin yang digunakan

serta perubahan bahan kemas. Berdasarkan hal diatas, PT Guardian Pharmatama

telah melakukan salah satu persyaratan CPOB yaitu melakukan validasi proses

dengan menggunakan protokol sebagai acuan dalam melakukan validasi proses

yang sudah ditanda tangani dan disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 139: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

15 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 PT. Guardian Pharmatama telah melakukan validasi proses pengolahan

dan proses pengemasan primer sesuai dengan persyaratan dalam CPOB.

5.1.2 PT. Guardian Pharmatama melakukan validasi proses pengolahan dan

proses pengemasan primer dilakukan untuk produk baru dan produk

existing.

5.1.3 Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan validasi proses produk tablet salut ,

tablet non salut, krim dan adalah Departemen Produksi, Departemen R&D,

Warehouse, Departemen QC, Departemen QA dan Departemen

Engineering.

5.2 Saran

Sebaiknya peserta PKPA juga membuat protokol validasi proses

pengolahan dan pengemasan untuk produk yang pengolahannya dilakukan di luar

pabrik atau produk maklon.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 140: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

16 Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2009). Petunjuk

Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik. 2009. Jakarta:

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Peraturan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor

HK.03.1.33.12.12.8195 Tahun 2012 tentang penerapan pedoman cara

pembuatan obat yang baik. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan

Makanan Republik Indonesia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2012). Pedoman

Cara Pembuatan Obat yang Baik. 2012. Jakarta: Badan Pengawas Obat

dan Makanan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799 Tahun 2010 tentang industri

farmasi. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta: Pemerintah

Republik Indonesia.

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 141: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

LAMPIRAN

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 142: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

18

Lampiran 1. Protokol Validasi (Proses Pengolahan)

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 143: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

19

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 144: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

20

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 145: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

21

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 146: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

22

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 147: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

23

Lampiran 2. Protokol Validasi (Proses pengemasan primer)

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 148: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

24

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 149: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

25

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 150: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

26

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 151: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

27

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014

Page 152: UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20390812-PR-Triani Dian... · Laporan praktekÉ, ... Validasi Proses Pengolahan dan Pengemasan Pada

28

Laporan praktek…, Triani Dian Anggraini, F Far UI, 2014