universitas indonesia asuhan keperawatan keluarga...

Download UNIVERSITAS INDONESIA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351510-PR-Putri Chairiah.pdf · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... BAB 3 LAPORAN KASUS

If you can't read please download the document

Upload: buikien

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 1 Universitas Indonesia

    UNIVERSITAS INDONESIA

    ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA IBU R DENGAN

    KETIDAKEFEKTIFAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DIRI PADA

    MASALAH KESEHATAN DIABETES MELITUS DI RW 05

    KELURAHAN CISALAK PASAR, CIMANGGIS, DEPOK

    KARYA ILMIAH AKHIR NERS

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

    PUTRI CHAIRIAH

    1006823482

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

    PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

    DEPOK JULI 2013

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya,

    saya dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah akhir dengan judul Asuhan

    keperawatan keluarga Ibu R dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada

    masalah kesehatan diabetes mellitus di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis,

    Depok tepat pada waktunya. Karya ilmiah ini banyak mendapat bantuan dan dukungan

    dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima

    kasih kepada yang terhormat :

    1. Dewi Irawaty, MA.,PhD., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

    Indonesia

    2. Ibu Ns. Henny Permatasari, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Kom, sebagai koordinator

    mata ajar Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan sekaligus

    pembimbing penulis yang telah memberikan ide, bimbingan, semangat, arahan

    dengan penuh kesabaran pada kami selama praktik di Lapangan.

    3. Seluruh dosen komunitas Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang

    telah memberikan arahan dan bimbingan selama melakukan praktik di lapangan

    4. Ibu Ns. Diah Ratnawati, S.Kep., M.Kep yang sudah membantu membimbing kami

    selama di lapangan

    5. Ketua RW 05 yang telah mengijinkan kami melakukan praktik asuhan keperawatan

    keluarga pada warga yang memiliki masalah kesehatan

    6. Ibu Een selaku ketua kader untuk masalah kesehatan DM di RW 05 yang telah

    banyak membantu dalam mencari keluarga kelolaan dan membantu selama

    pelaksanaan praktik komunitas di lapangan

    7. Keluarga Ibu Ropiah sebagai klien kelolaan utama

    8. Ibu-ibu kader RW 05 yang semangatnya luar biasa dalam mengikuti rangkaian

    kegiatan selama praktik di RW 05

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    9. Semua teman-teman seperjuangan program profesi angkatan 2012/2013 khususnya

    teman-teman di peminatan keperawatan komunitas yang telah banyak membantu,

    memberikan dorongan dan semangat untuk terus maju.

    10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, tanpa

    mengurangi rasa terimakasih

    Layaknya pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa

    laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis

    harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

    Depok, Juli 2013

    Penulis

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    ABSTRAKNama : Putri ChairiahProgram Studi : Profesi KeperawatanJudul : Asuhan Keperawatan Keluarga Ibu R dengan Ketidakefektifan

    Pemeliharaan Kesehatan Diri Pada Masalah Kesehatan DiabetesMelitus di RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

    Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada penderita DM terjadikarena ketidaktahuan dan ketidakpatuhan klien untuk melakukan manajemenperawatan DM terutama pada manajemen diet. Karya ilmiah akhir ners inimemberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga yang telah diberikankepada keluarga Ibu R dengan masalah keperawatan ketidakefektifanpemeliharaan kesehatan pada diabetes melitus. Intervensi keperawatan unggulanyang dilakukan manajemen diet dengan menerapkan prinsip 3 J dan kepatuhan.Evaluasi yang didapat adalah keluarga menerapkan pola makan sesuai denganprinsip 3 J dan berdasarkan kebutuhan kalori yang dibutuhkan klien. Saran yangdiberikan adalah keluarga memonitor dan mengevaluasi pola makan klien sehari-hari.

    Kata Kunci: manajemen diet, prinsip 3 J

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    ABSTRACT

    Name : Putri Chairiah

    Study Program : Faculty of Nursing

    Title : Family Nursing Mrs. R with Ineffective

    Personal Health Care In Diabetes Health Problems Mellitus in

    RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

    Ineffectiveness of self health care in people with diabetes occurs due to ignorance andpoor adherence to treatment DM client. Ners end of this scientific work gives anoverview of family nursing care that has been given to the family of Mrs. R with nursingissues ineffectiveness of health care in diabetes mellitus. Superior nursing interventionsperformed by applying the principles of dietary management 3 J. Evaluation is obtainedapplying family diet in accordance with the principle of 3 J. Advice given is the familymonitor and evaluate the client's diet everyday.

    Keywords: dietary management, principle 3 J

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iPERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iiiKATA PENGANTAR .................................................................................... ivLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... viABSTRAK ....................................................................................................... viiABSTRACT...................................................................................................... viiiDAFTAR ISI ................................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiBAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ......................................................................... 11.2 Tujuan Penulisan ..................................................................... 71.3 Manfaat Penulisan .................................................................... 8

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Masyarakat Perkotaan.................................................................. 102.2 Diabetes Mellitus Sebagai Penyakit Degeneratif Pada Masyarakat

    Perkotaan ..................................................................................... 112.3 Peran Perawat Dalam Konsep Masalah Kesehatan DM.............. 112.4 Konsep Keluarga Dewasa............................................................ 122.5 Proses Keperawatan Keluarga ..................................................... 16

    BAB 3 LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN3.1 Pengkajian ................................................................................... 233.2 Rencana Keperawatan ................................................................. 253.3 Implementasi Keperawatan ......................................................... 303.4 Hasil dan Evaluasi ....................................................................... 35

    BAB 4 ANALISA SITUASI4.1 Profil Lahan Praktik..................................................................... 404.2 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan Teori

    Terkait KKMP ............................................................................ 424.3 Analisis Program Inovasi Implementasi Keperawatan dengan

    Konsep dan Penelitian Terkait..................................................... 484.4 Alternatif Pemecahan yang Dapat Dilakukan ............................. 50

    BAB 5 PENUTUP5.1 Simpulan...................................................................................... 525.2 Saran ............................................................................................ 54

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Pengkajian Keluarga Kelolaan

    Lampiran 2 : Rencana Keperawatan Keluarga Kelolaan

    Lampiran 3 : Implementasi dan Evaluasi Keluarga Kelolaan

    Lampiran 4 : Leaflet Diabetes Melitus

    Lampiran 5 : Leaflet Aktivitas Fisik dan Olahraga

    Lampiran 6 : Lembar Balik Diet DM

    Lampiran 7 : Evaluasi Tingkat Kemandirian Keluarga

    Lampiran 8 : Jadwal Aktivitas Sehari-hari dan Makan

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kota adalah sebuah pemukiman yang menyusun sebuah wilayah dan menciptakan

    ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian sebuah daerah pedalaman yang lebih

    besar berdasarkan hierarki-hierarki tertentu (Rapoport dalam Zahnd, 2006). Kota

    dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan seperti bangunan besar bagi

    pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, dan sebagainya. Secara umum ada dua

    faktor yang menyebabkan terjadinya perpindahan dari desa ke kota, yaitu faktor

    daya tarik kota dan daya dorong dari desa (Muhi, 2011). Terbentuknya sebuah kota

    bervariasi tetapi memiliki inti yang sama. Terbentuknya kota juga bisa dikatakan

    dengan diawali sebuah tempat pertemuan antara penduduk sebuah desa dengan

    penduduk sekitar desa itu baik untuk transaksi keperluan di sekitar tempat itu dan

    kemudian pemukiman itu menjadi besar. Proses urbanisasi dapat terjadi dengan

    lambat atau cepat. Proses perpindahan ini disebabkan oleh daerah yang termasuk

    menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibukota, tempat tersebut letaknya sangat

    strategis untuk membuka usaha atau melakukan usaha perekonomian, dan

    munculnya industri-industri yang memproduksi barang-barang atau jasa.

    Daya tarik kehidupan perkotaan dan tuntutan kehidupan yang semakin tinggi

    menyebabkan semakin banyak penduduk Indonesia yang beralih untuk tinggal dan

    beraktivitas di kawasan perkotaan. Kota menjadi tempat pusat penyediaan barang

    dan jasa di wilayah sekelilingnya yang mengakibatkan potensi daya tarik daerah-

    daerah kecil disekelilingnya untuk datang ke kota. Keterbelakangan pembangunan

    di daerah pedesaan yang merupakan daya dorong dari desa turut berkontribusi

    terhadap perpindahan penduduk pedesaan ke perkotaan. Adanya pemusatan dan

    penambahan jumlah penduduk perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih

    awal mengingat akan adanya beberapa persoalan wilayah perkotaan yang akan

    muncul. Daerah perkotaan menjadi kewalahan menghadapi tingginya arus

    perpindahan tersebut sehingga timbul berbagai macam permasalahan. Permasalahan

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    yang ditimbulkan akibat dari dampak migrasi tersebut adalah munculnya masalah

    sosial seperti peningkatan pengangguran, peningkatan masyarakat miskin,

    gelandangan, masalah transportasi yaitu kemacetan, peningkatan masalah kesehatan,

    tingginya angka kejadian kriminal, dan sebagainya (Muhi, 2011).

    Kehidupan yang serba modern dan adanya fenomena budaya konsumerisme

    akhirnya membentuk budaya tersendiri masyarakat perkotaan. Budaya tersebut

    membuat masyarakat perkotaan untuk beralih dari makanan keluarga tradisional

    menjadi makanan cepat saji dan berlemak (Anderson & McFarlane, 2007). Tingkat

    kesehatan masyarakat perkotaan belum tentu lebih baik dilihat dari budaya yang

    dimiliki mereka selain itu juga disebabkan karena terdapatnya pola makan buruk,

    tekanan lingkungan sanitasi yang buruk, dan perilaku hidup yang tidak sehat.

    Peningkatan pendapatan dan perubahan gaya hidup seperti pola makan buruk,

    perilaku hidup yang tidak sehat tersebut terutama di kota-kota besar

    menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif seperti Penyakit Jantung

    Koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia, Diabetes Mellitus (DM), dan lain-lain.

    Perubahan gaya hidup terutama dalam hal pola makan dari pedesaan yang banyak

    mengandung sayuran dan serat ke pola makan perkotaan yang cepat saji dengan tinggi

    karbohidrat dan kolesterol. Perubahan pola makan ini berpotensial menimbulkan

    berbagai macam penyakit degeneratif seperti yang dijelaskan diatas. Fenomena tersebut

    malah menimbulkan masalah kesehatan salah satu diantaranya adalah penyakit

    diabetes melitus.

    Pemerintah berupaya mengendalikan DM di Indonesia dengan cara seperti edukasi

    (pendidikan kesehatan), terapi gizi medis (diet), latihan jasmani dan intervensi

    farmakologis merupakan upaya dalam pengendalian DM yang didasarkan pada 5

    pilar penatalaksanaan DM (PERKENI, 2011). Salah satu dari upaya pemerintah

    menanggulangi masalah diabetes mellitus di Indonesia adalah dengan membentuk

    organisasi PERKENI dan mengikuti program WHO untuk menjadikan tanggal 14

    November sebagai hari DM. Pendidikan kesehatan atau edukasi terkait DM terus

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    dilakukan melalui berbagai media, seperti penyuluhan, penyebaran leaflet.

    Pengelolaan diet dan senam DM juga tak luput dalam upaya mengendalikan DM.

    Penanganan DM di Indonesia belum berjalan secara optimal sehingga upaya-upaya

    tersebut tidak menunjukkan hasil yang signifikan melainkan menambah angka

    kejadian baru. Masih banyaknya penderita diabetes yang belum teridentifikasi. Hal

    ini disebabkan banyak faktor yang menjadi kendala salah satunya adalah

    ketidakpatuhan pasien DM terhadap manajemen pola makan. Ketidakpatuhan ini

    merupakan salah satu kendala pada pelayanan diabetes karena penanganan

    manajemen pola makan merupakan bagian utama keberhasilan penatalaksanaan

    diabetes.

    Peran perawat komunitas dalam menangani masalah DM adalah memberdayakan

    masyarakat dalam pelayanan promotif dan preventif yang berkesinambungan

    dengan pelayanan kuratif dan rehabilitatif ditujukan kepada individu, keluarga,

    kelompok dan masyarakat. Perawat berfokus pada primary health care atau

    pelayanan kesehatan primer pada masalah DM. Landasan primary health care

    adalah prinsip sehat dimulai dari tempat tinggal dan lingkungan kerja mereka

    sendiri, yaitu mulai dari rumah, sekolah, masyarakat, dan tempat kerja (Anderson &

    McFarlane, 2007). Asas pelayanan kesehatan primer perawat komunitas adalah

    memberdayakan keluarga dan masyarakat untuk membentuk suatu komunitas yang

    sehat. Model asuhan keperawatan yang diberikan berbasis comunity as partner.

    Disini komunitas dijadikan sebagai mitra dalam meningkatkan taraf kesehatan

    masyarakat perkotaan.

    Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes

    Melitus (DM) di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Riskesdas (2007) mencatat

    bahwa 6 dari 100 orang dewasa di Indonesia mengidap diabetes (5,7%) yang

    bervariasi di beberapa kota besar di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar

    (Riskesdas) tahun 2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat

    DM pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-

    2 yaitu 14,7% dan daerah pedesaan, DM menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Kota

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Depok merupakan salah satu kota berkembang yang memberikan daya tarik pada

    masyarakat pedesaan di sekitarnya. Salah satu masalah sosial yang akibat dari

    dampak itu adalah masalah kesehatan, yaitu prevalensi angka kejadian diabetes

    mellitus di Kota Depok.

    Kota Depok mempunyai angka kejadian diabetes yang tinggi. Prevelansi kesakitan

    diabetes di Kota Depok pada rentang usia 25-64 tahun adalah sebesar 8% dengan

    prevalensi untuk kadar rentang usia 55-64 tahun adalah sebesar 21,5%. Sedangkan

    prevelansi untuk kadar glukosa darah puasa diatas normal adalah sebesar 6,1%

    pada rentang usia 25-64 tahun. Prevelansi tertinggi diperoleh pada rentang usia 55-

    64 tahun yakni sebesar 15,2%. Sedangkan untuk prevelansi gula darah sewaktu

    diatas normal mencapai 3,2% pada rentang usia 25-64 tahun, dengan prevalensi

    tertinggi pada rentang usia 55-64 tahun yakni sebesar 7% (Kemenkes & WHO,

    2007 dalam Wibisono, 2012). Beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi

    berkaitan dengan tingginya prevalensi diabetes di Kota Depok, yaitu tingginya

    angka harapan hidup, kurangnya kesadaran akan pemeriksaan kesehatan,

    kurangnya kesadaran akan faktor resiko, persepsi yang salah tentang pola makan,

    indeks massa tubuh, dan gaya hidup sedenter (Wibisono, 2012).

    Wilayah RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok

    didapatkan jumlah penderita diabetes mellitus sebanyak 20 orang yang tak

    teridentifikasi dengan usia antara 40-60 tahun (Profesi, 2013). Sebelumnya ada 18

    orang yang ditemukan menderita DM (Ratnawati, 2013). Jumlah penderita diabetes

    di RW 05 menjadi 48 orang Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 70% warga

    memiliki kebiasaan makan makanan yang berisiko terhadap diabetes melitus.

    Makanan yang beresiko tersebut adalah makanan yang mengandung kadar gula

    tinggi seperti nasi, gula pasir dan gula jawa, dan roti. Terdapat 38,75% responden

    mengakui mengkonsumsi teh manis dan kopi lebih dari tiga kali sehari. Hasil

    penelitian juga menunjukkan 50% warga tidak dapat mengatur porsi dan jenis

    makanan yang dikonsumsi. 36% warga tidak melakukan olah raga secara rutin.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Salah satu keluarga di wilayah RW 05, yaitu keluarga Ibu R teridentifikasi sebagai

    salah satu penemuan kasus baru DM dimana Ibu R sebagai penderita DM baru.

    Hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ibu R teridentifikasi DM baru pada bulan

    Mei 2013 ini diyakinkan dengan hasil kadar gula darah sewaktu pada tanggal 22

    Mei 2013 sebesar 263 mg/dl, 156 mg/dl pada tanggal 25 Mei 2013 dan 200 mg/dl

    pada tanggal 29 Mei 2013. Ibu R mengakui mempunyai kebiasaan mengemil

    makanan dan minuman manis seperti gorengan dan teh manis pada pagi dan sore

    hari dengan gula pasir 2 sendok makan untuk satu cangkir, memiliki pola makan

    yang tidak teratur dimana jumlah makan bisa 3-4 x/hari. Begitu pula dengan

    aktivitas fisik sehari-hari yang dilakukan Ibu R adalah hanya rutinitas semata tidak

    adanya aktivitas fisik khusus atau olah raga yang terjadwal untuk kebugaran dirinya.

    Ibu R mengatakan bahwa ibu dan kakaknya mengidap sakit ini juga namun dirinya

    tidak tahu jika Ibu R juga beresiko terkena penyakit ini. Tanda-tanda vital pada Ibu

    R masih dalam rentang normal, yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, heart rate 80

    x/menit, pernafasan 18 x/menit, dan suhu tubuh 36C. Ibu R dilakukan pengukuran

    berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar perut (LP). BB: 52 kg, TB: 148 cm,

    dan LP: 90 cm. Ibu R menjelaskan bahwa dirinya dan keluarga tidak mempunyai

    pengetahuan tentang penyakit ini.

    Hasil dari identifikasi data-data tersebut penulis melakukan perencanaan

    keperawatan dengan diawali penegakkan masalah keperawatan yang terjadi pada

    keluarga Ibu R, yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R

    dengan DM. Kemudian dilakukan intervensi keperawatan, yaitu pemberian

    pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan

    dan perawatan di rumah bagi penderita diabetes mellitus; berperan sebagai fasilitator

    keluarga dalam pengambilan keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit,

    yaitu dengan penyediaan leaflet DM, lembar balik diet DM, dan pengukuran kadar

    gula darah sewaktu tiap pertemuan. Cara perawatan di rumah yang dilakukan adalah

    pengaktifan kehadiran Ibu R untuk mengikuti senam lansia dan DM di lingkungan

    RW 05, pengaturan pola makan/diet, dan perawatan kaki dengan menggunakan

    sandal atau rendam air hangat. Intervensi unggulan perawat yang dilakukan pada Ibu

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    R adalah mengenai manajemen diet. Keluarga diberi penjelasan terlebih dahulu

    mengenai gizi seimbang, triguna makanan, makanan yang dianjurkan dan tidak

    dianjurkan, dan jenis makanan pengganti. Selanjutnya bersama-sama menyusun

    menu sehari berdasarkan kebutuhan kalori perhari dengan mempertimbangkan

    makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari dan mampu dibeli oleh keluarga.

    Data-data yang ditemukan pada keluarga Ibu R membuat perawat menerapkan

    manajemen DM pada Ibu R. Rekomendasi American Diabetes Association (ADA)

    2003 menyatakan bahwa kontrol metabolik yang baik perlu dukungan dari dokter,

    perawat, pasien sendiri dan keluarga. Perawat memberikan asuhan keperawatan

    sesuai dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan

    untuk merawat anggota keluarga, merawat angota keluarga dengan perawatan

    sederhana, mampu memodifikasi lingkungan serta menggunakan fasilitas pelayanan

    kesehatan yang ada. Perawat berperan sebagai pendidik kesehatan, konsuler,

    fasilitator dan pemberi asuhan keperawatan bagi keluarga sehingga diharapkan

    masalah diabetes mellitus mampu diatasi oleh keluarga (Helvie, 1998 dalam

    penelitian Badriah, 2011). Manajemen DM yang diunggulkan untuk intervensi pada

    keluarga Ibu R adalah manajemen diet dengan menggunakan pendekatan lima tugas

    kesehatan keluarga. Manajemen diet yang diberikan berdasarkan pedoman

    PERKENI (2011). Perencanaan pola makan yang baik dan sehat merupakan kunci

    sukses manajemen DM. Seluruh penderita harus melakukan diet dengan pembatasan

    kalori, terlebih untuk penderita dengan kondisi kegemukan. Menu dan jumlah kalori

    yang tepat umumnya dihitung berdasarkan kondisi individu pasien. Perencanaan

    makan merupakan salah satu pilar pengelolaan DM, meski sampai saat ini tidak ada

    satupun perencanaan makan yang sesuai untuk semua pasien, namun ada standar

    yang dianjurkan yaitu makanan dengan komposisi yang seimbang dalam

    karbohidrat, protein, dan lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:

    karbohidrat = 60-70 %, protein = 10-15 %, dan lemak = 20-25 % (Arjatmo, 2006).

    Modifikasi lingkungan yang diberikan perawat dan disepakati oleh keluarga dalam

    hal mencegah peningkatan kadar gula darah adalah dengan menghindari pembelian

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    makanan ringan goreng-gorengan, pembatasan konsumsi teh manis dengan kadar

    gula pasir tinggi, mengganti jenis makanan ngemil yang tinggi karbohidrat dengan

    buah-buahan yang dianjurkan untuk penderita DM. Keluarga juga ditinggalkan

    catatan berupa buku yang memuat tentang Activity Daily Living (ADL), jenis,

    jumlah, jadwal makan Ibu R. Catatan ini dipantau oleh anak-anak Ibu R, dengan

    adanya catatan ini keluarga dan Ibu R patuh terhadap manajemen dietnya. Pelayanan

    kesehatan yang dilakukan adalah menghubungkan keluarga dengan kader Posbindu

    di RW 05 dan petugas kesehatan Puskesmas.

    Hasil evaluasi dari tujuh kali kunjungan ke keluarga Ibu R tercatat bahwa asuhan

    keperawatan yang dilakukan baru tercapai keberhasilannya sebahagian. Indikator

    keberhasilan manajemen diet dilihat dari hasil pemeriksaan gula darah sewaktu yang

    dilakukan setiap kali pertemuan dan prinsip 3 J yang dilakukan. Kadar gula darah

    awal Ibu R adalah 263 mg/dl pada tanggal 22 Mei 2013 lalu mengalami penurunan

    dan peningkatan yang pada akhir kunjungan yaitu pada tanggal 22 Juni 2013

    didapatkan hasil gula darah sewaktu 189 mg/dl. Fluktuasi ini disebabkan banyak

    faktor salah satunya adalah kepatuhan. Keluarga belum mengubah pola hidup

    dengan menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak.

    Perencanaan pola makan Ibu R teratur namun Ibu R masih mudah tergoda atas

    kebiasaannya, yaitu mengemil makanan tinggi karbohidrat seperti gorengan. Tanda-

    tanda vital Ibu R berada pada rentang normal selama intervensi, yaitu tekanan darah:

    110/70 mmHg, heart rate: 80 x/menit, pernafasan: 20 x/menit, dan suhu: 36C.

    Berat badan dan lingkar perut Ibu R tidak mengalami penurunan atau peningkatan.

    1.2 Tujuan penulisan

    1.2.1 Tujuan umum

    Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan

    pada keluarga Ibu R dengan masalah keperawatan ketidakefektifan

    pemeliharaan kesehatan pada diabetes mellitus.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    1.2.2 Tujuan khusus

    a. Memberikan gambaran proses pengkajian pada keluarga Ibu R di RT 07

    RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

    b. Memberikan gambaran perencanaan keperawatan keluarga yang

    dilakukan pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak

    Pasar, Cimanggis, Depok

    c. Memberikan gambaran penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan

    intervensi unggulan pengelolaan diet yang dilakukan pada keluarga Ibu

    R di RT 07 RW 05 Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

    d. Memberikan gambaran hasil dan evaluasi atas penerapan asuhan

    keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ibu R di RT 07 RW 05

    Kelurahan Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok

    1.3 Manfaat penulisan

    1.3.1 Keluarga

    Diharapkan dengan tersusunnya laporan asuhan keperawatan ini keluarga

    dapat meningkatkan kemandiriannya dengan masalah ketidakefektifan

    pemeliharaan kesehatan diri dengan mengenal penyakit diabetes mellitus,

    mengatur pola makan atau diet untuk penderita DM, dan olahraga khusus

    untuk penderita DM dengan tujuan peningkatan kualitas hidup anggota

    keluarga yang menderita DM.

    1.3.2 Kader

    a. Teridentifikasinya penderita DM baru, yaitu keluarga Ibu R dalam hal ini

    Ibu R yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dapat menjadi

    perhatian khusus para kader untuk menindaklanjuti kemandirian keluarga

    atas asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada keluarga Ibu R.

    b. Diharapkan para kader dapat memotivasi dan memberikan

    penyuluhan kesehatan pada keluarga yang mempunyai anggota

    keluarga yang menderita DM pada khususnya dan warga secara

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    umum untuk meningkatkan taraf hidup dan kesehatannya dengan

    melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

    1.3.3 Perawat Puskesmas

    a. Mengetahui angka kejadian dan penyebab diabetes mellitus di

    lingkungan Kelurahan Cisalak Pasar khususnya RW 05 bagi pemegang

    program PERKESMAS dengan melakukan antisipasi atas peningkatan

    angka kejadian penyakit diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas

    Cimanggis khususnya di lingkungan Kelurahaan Cisalak Pasar dengan

    mengaktifkan para kader, melakukan penyuluhan baik di dalam

    Puskesmas atau di luar Puskesmas, pengaktifan leaflet diabetes mellitus

    di Puskesmas

    b. Laporan asuhan keperawatan ini dapat sebagai rekomendasi perawat

    untuk memberikan asuhan keperawatan individu dan keluarga pada

    masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri dengan diabetes

    mellitus yang dijumpai di puskesmas.

    1.3.4 Keilmuan

    Penyusunan laporan atas hasil pemberian asuhan keperawatan dengan

    masalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri dengan masalah

    kesehatan diabetes mellitus dapat dijadikan referensi bagi perawat atau

    mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga di

    komunitas.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    2.1 Masalah Perkotaan

    Kota merupakan hasil peradaban manusia dimana peradaban ini mengalami sejarah

    pertumbuhan, perkembangan kemudian menjadi kota besar kemudian kota ini yang

    menunjukkan pula dinamika masyarakat atau manusi (Rapoport dalam Zahnd,

    2006). Sebuah kota memiliki ciri-ciri yang membedakan antara kota dan pedesaan.

    Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk fisik, ekonomi, jumlah penduduk, aspek

    sosial dan aspek hukum (Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K.D., 2010). Bentuk

    fisik dari perkotaan adalah munculnya gedung-gedung bertingkat, bentuk rumah

    modern, dan alat transportasi canggih. Kota dapat dipandang sebagai suatu gaya

    hidup, yang mengalami aneka perubahan yang pesat, dan perubahan mobilitas

    sosial. Akibat aneka perubahan yang pesat itu menimbulkan masalah-masalah sosial

    seperti masalah keamanan, ekonomi, pendidikan, politik, tenaga kerja dan

    kesehatan. Masalah kesehatan yang menjadi fokus dari penulisan laporan ini

    disebabkan oleh gaya hidup, kurang aktifitas fisik atau olah raga, pola makan yang

    tidak sehat, pencemaran atau polusi udara, polusi air, dan polusi tanah.

    Pada penulisan laporan ini hanya memfokuskan pada masalah kesehatan perkotaan

    sehingga menimbulkan diabetes mellitus. Faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi,

    stres psikososial merupakan penyebab utama terjadinya penyakit ini. Selain itu, gaya

    hidup dan struktur sosial yang semakin kompetitif tentu mengakibatkan tingkat stres

    psikis yang juga semakin tinggi dan ini juga dapat memicu akselerasi penambahan

    jumlah penyandang diabetes. Faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, stres

    psikososial merupakan penyebab utama terjadinya penyakit ini. Selain itu, gaya

    hidup dan struktur sosial yang semakin kompetitif tentu mengakibatkan tingkat stres

    psikis yang juga semakin tinggi dan ini juga dapat memicu akselerasi penambahan

    jumlah penyandang diabetes. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dalam

    Kemenkes (2012) menyatakan bahwa hampir 80% prevalensi diabetes melitus

    adalah DM tipe 2 dengan penyebabnya yaitu gaya hidup yang tidak sehat atau

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    terkait pola makan. Diet atau pola makan yang sehat, aktivitas fisik secara teratur,

    menjaga berat badan normal dan menghindari penggunaan tembakau dapat

    mencegah atau menunda timbulnya diabetes tipe 2.

    2.2 Diabetes Melitus Sebagai Penyakit Degeneratif Pada Masyarakat Perkotaan

    Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan

    hiperglikemia yang diakibatkan dari kurangnya sekresi insulin, gangguan

    metabolisme insulin, atau keduanya (Smeltzer, 2010). Seseorang dikatakan terkena

    DM jika didapatkan hasil kadar gula sewaktu diatas 200 mg/dl dan gula darah puasa

    diatas 140 mg/dl (PERKENI, 2011). Diabetes mellitus dibagi menjadi 3 tipe, yaitu

    diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, dan diabetes mellitus gestasional

    (WHO, 2008). Penyebab dari DM adalah keturunan/genetik, usia, pola makan, stress,

    obesitas, kurangnya aktifitas fisik/olah raga, dan infeksi. Tanda dan gejala dari DM

    adalah cepat lapar, sering haus, cepat lelah dan mengantuk, terjadi penurunan berat

    badan, pandangan kabur, gairah seks menurun, baal atau kesemutan di ekstremitas

    terutama kaki, luka sukar sembuh dan sering BAK di malam hari. DM jika tidak

    ditangani lebih lanjut akan menyebabkan komplikasi berupa penyakit jantung

    koroner, stroke, hipertensi, mata rabun atau kebutaan, gagal ginjal, sepsis, dan

    kematian.

    Penyakit DM ini mudah terjadi di masyarkat perkotaan karena faktor-faktor berikut

    ini, yaitu faktor genetik, gaya hidup, tingkat polusi, dan stres psikososial. Tuntutan

    dan mobilitas pada masyarakat perkotaan yang tinggi menyebabkan gaya hidup

    yang tidak sehat sehingga rentan terkena penyakit degeneratif seperti DM.

    2.3 Peran Perawat Dalam Konsep Masalah Kesehatan DMMasalah diabetes pada masyarakat perkotaan diperlukan penanganan dari perawat

    komunitas. Sebagai perawat komunitas, perannya dibutuhkan untuk mengatasi masalah

    kesehatan masyarakat perkotaan baik pada keluarga atau komunitas besar khususnya DM.

    Perawat komunitas mempunyai banyak peran dalam melakukan intervensi keperawatan.

    Helvie (1998) dalam Badriah (2011) menjelaskan peran perawat komunitas, dua

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    diantaranya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) dan sebagai

    pendidik kesehatan. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat berperan dalam

    melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi

    dan evaluasi. Pada peran pendidik kesehatan, perawat mengkaji kebutuhan dan

    memotivasi pembelajaran klien berdasarkan rencana dari model pendidikan yang

    akan diterapkan dan melakukan rencana yang telah ditetapkan. Peran perawat dalam

    hal ini membantu klien dalam memberikan informasi agar klien mampu membuat

    pilihan dan memelihara atau mendapatkan autonomi.

    2.4 Konsep Keluarga Dewasa

    Keluarga dewasa ini dimulai dari anak berusia 19 atau 20 tahun atau saat anak telah

    menyelesaikan SMU atau kuliahnya namun dapat juga lebih cepat jika anak sudah

    menikah dan meninggalkan orang tua. Lama tahap ini biasanya enam atau tujuh

    tahun, bebarapa tahun belakangan ini tahap VI dalam keluarga menjadi lebih lama

    karena lebih banyak anak yang telah dewasa tinggal di rumah setelah mereka

    menyelesaikan sekolahnya dan mulai bekerja. Pada umumnya anak yang telah

    dewasa ini mempunyai motif untuk mengurangi pengeluaran karena tingginya biaya

    hidup mandiri. Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya

    anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan kosongnya

    rumah, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

    tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum

    berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua (Friedman, Bowden, & Jones,

    2003).

    Fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh puncak tahun-tahun persiapan bagi anak

    yang telah siap untuk kehidupan dewasa yang mandiri. Orang tua, pada saat mereka

    melepaskan anak-anaknya pergi, melepaskan peran mereka sebagai orang tua yang

    telah dijalankan selama 20 tahun atau lebih dan mereka kembali ke pasangan hidup

    mereka. Orang tua lebih berkonsentrasi pada kehidupan pribadi bersama pasangan

    hidupnya. LeShan (1973) dalam Friedman, Bowden, & Jones (2003) memandang

    tahap ini sebagai suatu tantangan terhadap hubungan pernikahan orang tua. Ketika

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    anak pergi, pernikahan menghadapi masa krisis. Masa krisis yang dimaksud adalah

    perasaan orang tua yang merasa dirinya apakah sudah tidak menjadi orang tua bagi

    anak-anaknya yang telah keluar dari rumah. Namun di sisi lain, mereka juga merasa

    puas bahwa anak-anaknya telah melaksanakan tanggung jawab sebagai orang

    dewasa dan tetap berhubungan dekat dengan mereka.

    Fase ini juga menjadi waktu yang tersulit bagi orang tua wanita dimana mereka

    merasa telah kehilangan peran sebagai pengasuh anak yang telah meninggalkannya

    sehingga timbul perasaan hampa. Sebagian besar orang tua wanita tetap melanjutkan

    kehidupannya dalam pekerjaan dan dalam menjalankan peran sebagai seorang

    pasangan (Aldous, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Bagi orang tua

    pria pada tahap ini merasakan kehilangan kemaskulinannya seperti rendahnya

    tingkat energi dan kepuasan seksual, kekhawatiran akan gambaran dirinya seperti

    tanda-tanda penuaan, dan kekhawatiran yang berkaitan dengan keuangan. Di tahap

    ini, keluarga berperan sebagai bangunan yang membentuk kebersamaan hidup yang

    baru. Orang tua wanita dan pria bersama-sama menjaga kehidupan pernikahan yang

    kadar perselisihannya berkurang dibandingkan sewaktu tahun-tahun perawatan anak

    yang belum mandiri (Aldous, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

    2.4.1 Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa

    Tahap siklus kehidupan keluarga dewasa berada pada tahap ke VI, yaitu

    keluarga melepaskan anak dewasa muda. Keluarga membantu anak tertua untuk

    terjun ke dunia luar, disamping itu orang tua mempunyai keterlibatan dengan

    anak terkecilnya untuk membuat mereka mandiri. Keluarga dipandang sebagai

    penanggung jawab utama sebagai generasi mendatang, untuk keturunan, dan

    secara sekunder hanya bertanggung jawab pada generasi sebelumnya, yaitu

    orang tua (Roth, 1996 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003).

    Di tahap ini terdapat tugas perkembangan keluarga, yaitu memperluas lingkaran

    keluarga terhadap anak dewasa muda, termasuk memasukkan anggota keluarga

    baru yang berasal dari pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, dan

    membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit. Tugas

    perkembangan keluarga sangat penting jika keluarga berpindah dari rumah

    tangga dengan anak ke rumah tangga dengan pasangan suami-istri. Tujuan

    utama keluarga adalah menata ulang keluarga dalam unit berkelanjutan ketika

    melepaskan dewasa muda yang telah dewasa ke dalam kehidupan mereka sendiri

    (Duvall & Miller, 1985 dalam Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Selama tahap

    ini, pasangan baru (orang tua yang ditinggal oleh anaknya) memikul peran

    sebagai kakek/nenek, perubahan lain dalam peran dan citra diri mereka.

    Tugas perkembangan keluarga lainnya adalah memfokuskan kembali hubungan

    pernikahan. Pada saat anak telah dilepas oleh keluarga, orang tua harus

    mempelajari kemandirian kembali. Orang tua harus menyesuaikan kembali

    hubungan mereka, yaitu dengan berhubungan satu sama lain sebagai pasangan

    baru dan terutama bukan hanya sebagai orang tua. Agar tahap ini dipenuhi,

    anak-anak harus mandiri, sementara pada saat yang sama, mereka harus

    mempertahankan ikatan dan pertalian dengan orang tua. Membantu orang tua

    suami dan istri yang sakit merupakan tugas perkembangan selanjutnya. Tugas

    perkembangan ini melakukan aktivitas seperti menelepon, memberikan

    dukungan, membantu finansial, menyediakan transportasi, dan mengunjungi

    serta merawat orang tua mereka di rumah.

    2.4.2 Kemungkinan Masalah Kesehatan Pada Keluarga Dewasa

    Perhatian masalah kesehatan utama yang terjadi pada tahap siklus kehidupan

    keluarga dewasa tahap VI adalah komunikasi isu antara orang tua dan anak

    dewasa muda, masalah transisi peran bagi suami dan istri, kedaruratan masalah

    kesehatan kronik faktor-faktor predisposisi seperti tingginya kadar kolesterol,

    obesitas, dan tekanan darah tinggi, perencanaan keluarga bagi anak dewasa

    muda, perhatian terhadap menopause, efek yang berkaitan dengan meminum

    alkohol, merokok, dan praktik diet yang buruk yang telah berlangsung dalam

    jangka panjang, dan gaya hidup sehat.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Masalah kesehatan keluarga dewasa akan muncul jika ada tugas perkembangan

    yang belum terpenuhi. Hal ini dapat menjadi sumber stressor bagi keluarga yang

    beresiko terhadap timbulnya berbagai masalah degeneratif seperti jantung,

    hipertensi diabetes melitus. Aktivitas yang minim dan pola makan yang tidak

    tidak teratur diduga menjadi penyebab utama banyaknya angka kejadian DM

    pada keluarga. Kurang pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah

    kesehatan, memutuskan serta melakukan perawatan sederhana didalam keluarga

    berdampak pada munculnya berbagai komplikasi.

    2.4.3 Peran Perawat Dalam Tumbuh Kembang Keluarga Dewasa

    Disini perawat berperan sebagai pemberi edukasi atau pendidik tentang masalah

    kesehatan kronik, masalah menopause pada wanita, fasilitator dalam komunikasi

    orang tua dan anak dewasa muda, konsultan bagi anak dewasa muda yang akan

    membina hubungan berkeluarga. Pada tahap ini adanya masalah kesehatan

    kronik dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diabetes mellitus.

    Penyakit ini umumnya muncul pada usia dewasa untuk diabetes tipe 2. Perawat

    juga berperan sebagai konsultan keluarga mengenai masalah kesehatan diabetes

    mellitus dan pemberi asuhan keperawatan masalah diabetes mellitus.

    2.4.3.1 Pendidik

    Pemberian informasi kesehatan sangat penting kepada keluarga. Dengan

    mengetahui informasi kesehatan yang benar maka keluarga memiliki

    pengetahuan yang tinggi tentang masalah kesehatan terutama tentang

    diabetes.

    2.4.3.2 Pemberi asuhan keperawatan

    Perawat memberikan asuhan secara langsung kepada klien dan keluarga

    dalam bentuk perawatan langsung. Perawat mendemonstrasikan secara

    langsung bagaimana cara perawatan sederhana dirumah bagi penderita

    diabetes dan memandirikan keluarga.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    2.4.3.3 Fasilitator

    Perawat melakukan kerja sama dengan lintas layanan kesehatan yang

    lain. Disini perawat melakukan kerjasama dengan fasilitas pelayanan

    kesehatan dimana ada anggota atau keluarga yang membutuhkan

    pelayanan fasilitas kesehatan lanjutan.

    2.4.3.4 Koordinator

    Perawat melakukan koordinasi terhadap asuhan keperawatan keluarga

    dengan keluarga dan kader.

    2.4.3.5 Pengawas Kesehatan

    Perawat berperan melakukan pengawasan selama memberikan asuhan

    keperawatan keluarga. Dengan pemantauan secara terus menerus

    diharapkan keluarga mampu meningkatkan perawatan terhadap anggota

    keluarga yang sedang sakit. Pengawasan ini bertujuan untuk mengetahui

    rencana yang telah dibuat sudah berjalan lancar atau tidak.

    2.5 Proses Keperawatan Keluarga

    2.5.1 Pengkajian

    Pengkajian dimulai dari data umum, tahap perkembangan, lingkungan,

    struktur keluarga, fungsi keluarga, dan stress dan koping keluarga.

    Pengkajian data umum menyangkut nama kepala keluarga, jumlah

    anggota keluarga, tipe keluarga, pendidikan, suku, agama, status sosial

    ekonomi dan aktivitas rekreasi keluarga, riwayat dan tahap

    perkembangan keluarga seperti tahap tumbuh kembang keluarga saat ini,

    tugas perkembangan keluarga, riwayat keluarga inti apakah ada anggota

    keluarga yang saat ini mengalami masalah kesehatan DM dan riwayat

    keluarga sebelumnya apakah anggota keluarga memiliki riwayat

    keturunan DM.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Lingkungan menjadi tahap pengkajian selanjutnya meliputi karakteristik

    rumah, karakteristik tetangga dan komunitas, mobilitas geografis

    keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat serta

    sistem pendukung keluarga. Begitu pula dengan pangkajian terhadap

    pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran dan

    nilai dan norma keluarga merupakan bagian dari struktur keluarga. Stress

    dan koping keluarga, harapan keluarga dan pemeriksaan fisik,

    pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan penunjang seperti

    pemeriksaan kadar gula darah sewaktu juga penting dilakukan untuk

    menunjang penegakan masalah keperawatan.

    Pengkajian selanjutnya adalah tentang fungsi perawatan keluarga yang

    seringkali dikaitkan dengan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu kemampuan

    dalam mengenal masalah kesehatan, kemampuan dalam memutuskan,

    kemampuan dalam merawat, memodifikasi lingkungan, dan pemanfaatan

    pelayanan kesehatan. Tugas kesehatan pertama mengkaji sejauh mana

    pengetahuan keluarga tentang DM (pengertian, tanda dan gejala,

    penyebab, akibat dan cara perawatan). Kedua, pengkajian tugas

    kesehatannya adalah kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

    untuk mengatasi masalah kesehatan DM. Kemampuan keluarga dalam

    melakukan perawatan anggota keluarga yang sakit menjadi pengkajian

    tugas kesehatan ketiga dimana perawat mengkaji seberapa jauh

    kemampuan keluarga dapat melakukan perawatan anggota keluarga

    dengan masalah kesehatan DM yang meliputi manajemen diet, motivasi

    minum obat secara teratur, perawatan kaki, motivasi olahraga teratur

    (senam DM dan senam kaki) dan kontrol gula darah. Pengkajian

    modifikasi lingkungan dilakukan dengan melihat dan menanyakan usaha

    apa saja yang sudah lakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah

    kesehatan DM dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan rumah.

    Terakhir yang perlu dikaji adalah kemampuan keluarga dalam

    memanfaatkan fasilitas kesehatan. Apakah keluarga mengetahui fasilitas

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    kesehatan yang terdekat dengan tempat tinggalnya dan menggunakan

    fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh

    anggota keluarganya dengan masalah kesehatan DM.

    2.5.2 Rencana Keperawatan Keluarga dengan DM

    Perencanaan dapat dirancang setelah ditemukan masalah-masalah

    keperawatan yang muncul. Masalah keperawatan tersebut kemudian

    dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan yang

    sering muncul pada keluarga dengan DM adalah ketidakefektifan

    pemeliharaan kesehatan diri, ketidakefektifan manajemen kesehatan

    diri, kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri, ketidakefektifan

    regimen terapeutik, dan ketidakseimbangan kadar glukosa darah, dan

    lain-lain (NANDA, 2012-2014).

    Rencana keperawatan diberikan berdasarkan tujuan untuk mencapai 5

    tugas kesehatan keluarga yang sudah dikaji seperti diatas. Keluarga

    diberikan pengenalan dan penjelasan mengenai DM (pengertian,

    penyebab, tanda dan gejala, akibat lebih lanjut). Keluarga difasilitasi

    untuk memutuskan melakukan perawatan anggota keluarga yang

    mengalami masalah kesehatan DM. Kemudian keluarga diajarkan cara

    perawatan anggota keluarga dengan masalah kesehatan DM. PERKENI

    (2011) menyebutkan lima pilar manajemen perawatan DM, meliputi

    pengaturan diet, pendidikan kesehatan/edukasi, aktifitas fisik dan olah

    raga, pengobatan, dan pengukuran gula darah dan HbA1c secara

    berkala.

    Intervensi yang dilakukan keluarga meliputi semua unsur lima pilar

    manajemen tersebut namun intervensi perawatan anggota keluarga

    unggulan yang dilakukan adalah pengaturan diet. Intervensi dilakukan

    berawal dengan menyebutkan arti penting diet, gizi seimbang, triguna

    makanan, jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan dibatasi, jenis

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    makanan pengganti dan prinsip 3 J. Kemudian pengaturan diet ini

    dikembangkan cara pemantauannya untuk klien dan keluarga. Disini

    keluarga diberikan buku yang berisi daftar aktivitas sehari-hari dan

    jadwal makan. Keluarga berperan aktif dalam perawatan anggota

    keluarga yang sakit.

    Pengaturan diet makanan meliputi pengendalian diet dan pengendalian

    berat badan yang merupakan dasar penatalaksanaan diabetes. Pengaturan

    nutrisi pada penderita diabetes dimaksudkan untuk mencapai tujuan

    mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal,

    mencapai dan mempertahankan kadar serum lipid dan lipoprotein yang

    optimal untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler, mencapai dan

    mempertahankan tekanan darah mendekati normal, mencegah atau

    memperlambat perkembangan komplikasi kronik dari diabetes,

    meningkatkan kesehatan secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas

    hidup, dan mempertahankan kemampuan untuk dapat menikmati

    makanan dengan hanya pembatasan makanan tertentu (PERKENI, 2011).

    Prinsip pengaturan diet makanan pada penderita diabetes hampir sama

    dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang

    mengandung gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat

    gizi masing-masing individu (PERKENI, 2011). Pada penderita diabetes

    perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jenis, jadwal

    makan, dan jumlah makanan terutama pada mereka yang menggunakan

    obat penurun glukosa darah atau insulin (PERKENI, 2011). Prinsip

    makan ini dikenal dengan istilah 3 J.

    Komposisi jenis makanan untuk diabetesi yang dianjurkan terdiri dari

    triguna makanan dimana mengandung zat tenaga (karbohidrat), zat

    pengatur (sayur dan buah) dan zat pembangun (protein) (Almatsier,

    2004). Zat tenaga (karbohidrat) yang dianjurkan adalah beras, jagung,

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    kentang, roti, gandum, talas, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dan mie. Ada pula

    zat tenaga yang tidak dianjurkan terlebih lagi dikonsumsi terlalu

    berlebihan, misalnya gula pasir, gula merah, permen, dodol, coklat, selai,

    madu, sirup, limun, minuman ringan, susu kental manis, es krim, kue,

    dan buah kalengan. Lemak boleh dikonsumsi namun harus dibatasi

    jumlahnya, misalnya kuning telur, jeroan, dan goreng-gorengan. Zat

    pembangun (protein) yang dianjurkan adalah seperti kacang-kacangan,

    tempe, dan tahu, ikan, ayam, daging, dan susu. Zat pengatur hampir

    semua dianjurkan karena mengandung vitamin dan mineral yang

    dibutuhkan tubuh. Ada pula buah-buahan yang perlu dibatasi karena

    buah-buahan ini yang terlalu manis misalnya durian, rambutan, nangka,

    alpukat, sawo, jeruk, nanas, dan anggur (Tjokroprawiro, 2007).

    PERKENI (2011) menjelaskan komposisi makanan yang dianjurkan

    untuk diabetesi mengandung 45-60% karbohidrat, 20-25 % lemak, 10-

    20% protein.

    Jadwal makan atau frekuensi makan diabetesi umumnya dibagi menjadi

    6, yaitu 3 porsi besar dan 3 porsi kecil, yaitu sarapan, selingan pagi,

    makan siang, selingan sore, makan malam dan selingan malam dengan

    jeda waktu tiap 3 jam sekali (Tjokroprawiro, 2007). Ini dilakukan dengan

    tujuan untuk membagi secara merata pemsukan kalori sepanjang harinya,

    sehingga menghindari kenaikan kadar gula darah yang terlalu tinggi.

    Jumlah makanan yang dibutuhkan penderita diabetes berbeda-beda, hal

    ini dapat ditentukan berdasarkan berat badan (obesitas, kurus atau ideal),

    jenis kelamin, usia, dan cara hidup atau aktifitas fisik. Jumlah makanan

    diabetesi tergantung dari kebutuhan energi atau kalorinya sehari-hari.

    Jumlah makanan dalam bentuk kalori dikonversi kedalam ukuran rumah

    tangga (ukuran gelas, potongan, sendok).

    Kebutuhan energi/kalori seseorang adalah konsumsi energi dari makanan

    yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang

    sesuai dengan kesehatan jangka panjang, dan yang memungkinkan

    pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi

    (WHO, 1985 dalam Almatsier, 2004). Ada beberapa cara untuk

    menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan penderita diabetes.

    1. Tentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)

    IMT = Berat Badan (kg)

    Tinggi Badan (meter)2

    a. Berat badan kurang, jika IMT kurang dari 18,5 kg/m2

    b. Berat badan normal, jika IMT antara 18,5 22,9 kg/m2

    c. Berat badan lebih, jika IMT lebih atau sama dengan 23 kg/m2

    2. Menentukan Status Gizi

    Dengan cara menentukan berat badan ideal, dengan rumus:

    Berat badan ideal = 90% x (TB-100) x 1 kg (catatan: untuk wanita dengan

    tinggi badan kurang dari 150 cm atau pria dengan tinggi badan kurang dari

    160 cm, maka tidak dikurangi 100). Makna hasil penghitungan:

    a. Berat badan kurang, jika kurang dari 90% berat badan ideal

    b. Berat badan normal, jika antara 90-110% berat badan ideal

    3. Menentukan Kebutuhan Kalori Perhari

    Kalori basal

    Pria : Berat badan ideal (kg) x 30 kal/kg

    Wanita : Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg

    Koreksi (penyesuian)

    a) Umur

    Lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal

    b) Aktivitas

    Ringan: + 10% x kalori basal

    Sedang: + 20% x kalori basal

    Berat: + 37% x kalori basal

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    2.5.3 Implementasi Keperawatan Keluarga dengan DM

    Mendiskusikan bersama keluarga mengenai DM (pengertian, penyebab,

    tanda dan gejala). Membantu keluarga mengidentifikasi anggota keluarga

    dengan masalah DM. Memberikan informasi mengenai akibat lanjut atau

    komplikasi dari DM. Memotivasi dan membantu keluarga untuk

    memutuskan merawat anggota keluarga yang mengalami DM.

    Mendiskusikan bersama keluarga mengenai cara merawat anggota

    keluarga dengan DM. Mendiskusikan bersama keluarga tentang

    pengaturan diet makanan seperti cara menyusun menu sehari-hari,

    menyajikan makanan, dan cara menyimpan bahan makanan yang

    mengandung tinggi gula jauh dari tempat memasak. Mendiskusikan

    bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat

    tinggal

    2.5.4 Evaluasi

    Evaluasi dilakukan setiap kali selesai memberikan tindakan keperawatan.

    Evaluasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian intervensi

    yang sudah dilakukan oleh perawat. Evaluasi yang dilakukan dilihat dari

    sudah sejauh mana pengetahuan keluarga dan klien mengenai pengertian,

    tanda dan gejala, penyebab, akibat dan cara perawatan DM. Sementara

    itu, untuk pengaturan diet makanan sendiri evaluasi hasil dilakukan

    berdasarkan salah satu tujuan penatalaksanaan diet DM yaitu mencapai

    atau mendekati kadar gula darah sewaktu normal dan kepatuhan pasien

    DM terhadap prinsip gizi dan pengaturan makan. Hal ini sesuai dengan

    pendapat Purba (2008), yaitu kepatuhan pasien DM terhadap prinsip gizi

    dan perencanaan makan merupakan kunci keberhasilan sekaligus kendala

    dalam penatalaksanaan DM.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    BAB III

    LAPORAN KASUS KELUARGA KELOLAAN

    3.1 Pengkajian

    3.1.1 Data Umum

    Keluarga Ibu R (50 tahun) merupakan tipe keluarga extended yang terdiri dari

    ibu, anak, dan cucu. Ibu R mempunyai jumlah anak 7 orang dari hasil kedua

    perkawinannya. Enam orang dari suami pertama dan 1 orang dari suami kedua.

    Saat ini anak Ibu R yang tinggal bersama adalah An.M (34 tahun), An.Ad (30

    tahun), dan An.R (9 tahun). Cucu yang tinggal bersama dengan Ibu R adalah

    cucu dari anak pertamanya, yaitu An.Ar (7 tahun). Pendidikan terakhir Ibu R

    adalah SD. Tahap pertumbuhan dan perkembangan keluarga Ibu R berada pada

    tahap VI perkembangan keluarga. Ada 2 orang anaknya yang belum menikah

    meskipun usia mereka sudah berumur diatas 30 tahun.

    3.1.2 Data Terfokus

    Pengkajian dilakukan pertama kali tanggal 22 mei 2013 disaat ada implementasi

    1 dengan masyarakat RW 05, yaitu senam DM di rumah salah satu warga RT 02

    RW 05. Saat itu Ibu R dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu ternyata

    didapat hasil 263 mg/dl. Ibu R kaget saat hasil gula darahnya tinggi karena saat

    bulan Maret dan April Ibu R melakukan pengecekan gula darah saat

    pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar oleh mahasiswa praktik profesi

    keperawatan Universitas Indonesia. Hasil gula darahnya adalah 130 mg/dl dan

    140 mg/dl.

    Pengkajian kedua dan ketiga dilakukan pada tanggal 23 dan 25 Mei 2013.

    Tanggal 23 Mei 2013 TD: 110/70 mmHg, HR: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, S:

    36C. Disini didapat data bahwa Ibu R mempunyai riwayat kesehatan keluarga

    dengan DM. Penyakit ini juga diderita oleh ibu dan kakak laki-lakinya. namun ia

    tidak tahu jika ia juga beresiko terkena penyakit ini. Ibu R mengatakan ibunya

    sudah lama menderita DM, pernah mengalami koma karena penyakit ini. Kakak

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Ibu R saat ini juga sedang dalam pengobatan DM dengan minum obat setiap

    hari.

    Ibu R mempunyai pola makan yang tidak sehat. Ibu R suka sekali mengemil

    makanan manis dan gorengan. Pola makan Ibu R adalah 3x sehari. Sarapan

    biasanya dengan membeli nasi uduk dengan gorengan bakwan atau tempe.

    Makan siang dengan apa yang dimasaknya atau jika tidak masak Ibu R akan

    membeli lauk matang. Jadwal makan Ibu R tidak teratur hanya mengandalkan

    situasi perut dengan maksud akan makan disaat dirinya lapar. Namun biasanya

    sarapan dilakukan pada pukul 06.30, makan siang pukul 12.00-13.00 dan makan

    malam pukul 19.00. Ibu R tidak mengetahui kalau pola hidup dan makannya

    akan membuatnya terkena penyakit gula. Ibu R tidak tahu tentang pola makan

    yang teratur, jenis makanan apa saja yang boleh dimakan untuk orang seperti

    dirinya yang mempunyai gula darah tinggi. Pemeriksaan fisik yang ditemukan

    pada Ibu R adalah BB: 52 kg, TB: 148 cm LP: 90 cm, IMT: 23,7 kg/m2

    (normal), BBI: 43,2 52,8 kg. Tidak ada luka. Turgor kulit baik. Konjungtiva

    tidak anemis. Tidak ada edema di ekstremitas.

    Di hari ini didapatkan data bahwa An.Ad sedang mengalami sakit ISPA dengan

    keluhan demam, batuk dan pilek. Suhu tubuh An.Ad adalah 38C. Batuk

    berdahak dan suka mengeluarkan cairan bening dari hidung (ingus).

    Tanggal 25 Mei 2013 didapatkan data bahwa keluarga Ibu R tidak pernah

    berolahraga. Ibu R mengatakan tidak tahu ada kegiatan senam atau olahraga

    yang diadakan oleh masyarakat RW 05. Ibu R mengatakan jika dirinya sudah

    cukup mengeluarkan keringat karena bekerja sebagai ibu rumah tangga.

    Pekerjaan rumah yang banyak dan menguras tenaganya membuat Ibu R merasa

    tidak perlu secara khusus untuk berolahraga. Ibu R ingin mengatasi masalah ini

    dengan pencegahan dan pengobatan alternatif tanpa minum obat sepanjang

    hidupnya.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Pada saat pengkajian juga didapatkan data bahwa An.M mempunyai kebiasaan

    kesehatan yang beresiko, yaitu merokok dengan jumlah rokok 1-2 bungkus

    perhari, minum kopi dan begadang. An.M mengakui kebiasaannya itu buruk dan

    dapat menyebabkan masalah kesehatan namun sulit untuk dihentikan karena ini

    bisa jadi salah satu hiburan bagi dirinya. Keluarga terutama Ibu R juga sudah

    mencoba mengingatkan An. M.

    3.2 Rencana Keperawatan

    Rencana keperawatan terdiri dari penegakkan masalah keperawatan yang

    dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan.

    3.2.1 Diagnosis Keperawatan

    Berdasarkan hasil pengkajian diatas, didapatkan masalah keperawatan

    pada keluarga Ibu R adalah hipertermia pada Anak Ad, ketidakefektifan

    pemeliharaan kesehatan diri pada Ibu R, dan perilaku kesehatan

    cenderung beresiko pada Anak M.

    3.2.2 Intervensi Keperawatan

    Rencana keperawatan yang akan dibahas dibawah ini adalah mengenai

    masalah keperawatan ketidekefektifan pemeliharaan kesehatan diri pada

    Ibu R dengan masalah DM yang merupakan menjadi intervensi

    keperawatan unggulan penulis.

    3.2.2.1 Tujuan Umum

    Tujuan umumnya adalah setelah dilakukan kunjungan sebanyak delapan

    kali selama 45-60 menit, keluarga mampu mengenal, memutuskan, dan

    merawat anggota keluarga dengan DM pada Ibu R.

    3.2.2.2 Tujuan Khusus

    Tujuan khusus yang akan diharapkan adalah keluarga mampu mengenal

    DM yang diderita Ibu R, memutuskan untuk merawat Ibu R dengan DM,

    melakukan cara perawatan DM terutama diet untuk Ibu R, memodifikasi

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    lingkungan untuk Ibu R dengan DM, dan memanfaatkan fasilitas

    pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah DM pada Ibu R.

    a. Tujuan Khusus 1

    Keluarga mampu mengenal DM dengan menyebutkan definisi

    diabetes mellitus. DM adalah hasil kadar gula sewaktu diatas 200

    mg/dl dan gula darah puasa diatas 140 mg/dl. Keluarga mampu

    menyebutkan 4 dari 6 penyebabnya, yaitu keturunan, pola makan

    yang tidak teratur, virus, stress, obesitas, kurangnya aktifitas fisik

    atau olah raga, dan infeksi. Keluarga mampu menyebutkan 7 dari 9

    tanda dan gejala diabetes mellitus, yaitu sering kencing, sering lapar

    sering haus, rasa gatal, mudah lelah, luka yang sulit sembuh atau

    infeksi pada kulit, pandangan kabur, dan kesemutan atau baal.

    Setelah mengetahui pengertian, penyebab, dan tanda dan gejala DM,

    kemudian keluarga bersama perawat mengidentifikasi anggota

    keluarga yang mengalami masalah diabetes mellitus.

    b. Tujuan Khusus 2

    Keluarga mampu memutuskan untuk merawat anggota keluarga

    untuk mengatasi masalah DM dengan menyebutkan 4 dari 6 akibat

    diabetes melitus : penyakit jantung, penyakit jantung, penyakit ginjal,

    penyakit stroke, penyakit gangguan penglihatan pada mata, luka sulit

    sembuh, dan kematian. Setelah mengetahui akibatnya, keluarga

    memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah DM.

    c. Tujuan Khusus 3

    Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan DM

    menyebutkan 3 dari 5 cara mengatasi masalah diabetes melitus:

    manajemen diet, aktivitas dan olah raga (senam DM dan senam kaki),

    pengobatan, manajemen stress, dan pemeriksaan berkala kadar gula

    darah dan HbA1c. Menyebutkan 6 dari 8 cara pencegahan DM untuk

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    jangka panjang, yaitu penanganan faktor resiko (kadar gula darah

    dalam batas normal, mengendalikan tekanan darah dan kadar lemak

    darah) dengan cara diet seimbang DM, olah raga, minum obat,

    perawatan kebersihan umum (kulit, mulut), kontrol ulang

    (pemeriksaan rutin), mengurangi frekuensi makan makanan yang

    manis dan berlemak, memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-

    buahan dalam jumlah gizi seimbang (diet DM), perawatan kaki dan

    senam kaki dengan rutin, senam DM, dan mempertahankan berat

    badan ideal.

    Pada TUK 3 ini, intervensi keperawatan unggulan yang dilakukan

    adalah mengenai manajemen diet. Keluarga mampu menyebutkan

    definisi dari diet. Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh

    seseorang berdasarkan kebutuhan tubuhnya sesuai dengan gizi yang

    seimbang. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang

    mengandung zat gizi dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

    tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman dan variasi

    makanan. Susunan makanan yang dianjurkan dengan memenuhi

    triguna makanan, yaitu zat tenaga, pembangun, dan pengatur.

    Menyebutkan prinsip perencanaan makanan bagi penderita diabetes,

    yaitu makanan yang seimbang dengan komposisi karbohidrat 45-

    65%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%, makan teratur, meliputi

    Jadwal, Jumlah, dan Jenis makanan (3 J), dan pengaturan makanan

    harus memperhatikan kebutuhan kalori sehari, yang didasarkan pada

    tinggi badan, berat badan, jenis aktivitas serta umur. Makanan dapat

    diganti dengan bahan makanan penukar yang memiliki kadar gula

    yang rendah.

    Keluarga juga mengetahui contoh makanan yang dianjurkan dan

    tidak dianjurkan untuk penderita diabetes. Jenis zat tenaga atau

    karbohidrat yang dianjurkan adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu,

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    ubi jalar, kentang, talas, sagu, roti, dan mie. Karbohidrat yang tidak

    dianjurkan adalah gula pasir, gula merah, permen, dodol, coklat,

    selai, madu, sirop, limun, minuman ringan, susu kental manis, es

    krim, kue manis, kue tart, buah kalengan, dendeng, dan abon. Lemak

    hewani harus dibatasi bagi penderita diabetes, misalnya kuning telur

    dan jeroan, serta goreng-gorengan.

    Zat pembangun (protein) yang dianjurkan adalah seperti kacang-

    kacangan, tempe, dan tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil

    olahnya. Zat pengatur yang dianjurkan adalah buah dan sayur

    mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Selain itu

    buah dan sayuran juga mengandung serat menjaga kebiasaan buang

    air besar yang sehat dan teratur. Buah yang perlu dibatasi adalah

    buah yang terlalu manis misalnya durian, nangka, rambutan, sawo,

    jeruk, alpukat, nanas, dan anggur.

    Menyusun jadwal menu seimbang sehari-hari dan menyediakan

    menu seimbang sesuai dengan bahan makanan yang ada di keluarga

    berdasarkan :

    a. IMT Ibu R adalah 23,73 kg/m2 yang artinya berat badan Ibu R mengalami

    kelebihan

    b. Status gizi

    Berat badan ideal = 90% x (148-100) x 1 kg

    = 43,2 kg

    BBI = 43,2 52,8 kg

    c. Kebutuhan kalori

    Kalori basal wanita

    Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg = 43,2 x 25 = 1080

    Umur lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal = -5% x 1080 = -54

    Aktivitas ringan : + 10% x kalori basal = + 10% x 1080 = +108

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Total kebutuhan kalori Ibu R sehari-hari adalah 1080-54+108 = 1134 kalori

    Setelah mengetahui kebutuhan kalori, keluarga mengkonversi jumlah kebutuhan

    kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan, sendok). Menentukan

    jadwal makan :

    - Sarapan : pukul 06.00

    - Selingan 1 : pukul 09.00

    - Makan siang : pukul 12.00

    - Selingan 2 : pukul 15.00

    - Makan malam : pukul 18.00

    - Selingan 3 : pukul 21.00

    Mampu meredemonstrasikan cara memilih dan mengolah bahan makanan

    sesuai dengan ukuran rumah tangga

    d. Tujuan Khusus 4

    Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota

    keluarga dengan masalah diabetes melitus dengan menyajikan

    makanan yang sedikit menggandung gula, makanan tinggi serat,

    makanan sayuran dan buah-buahan, melakukan olahraga senam DM

    dengan teratur, melakukan perawatan kaki dan senam kaki dengan

    teratur, memelihara kebersihan rumah (jangan meletakkan barang

    sembarang), menggunakan alas kaki saat berjalan keluar dari rumah,

    melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan teratur. Keluarga

    mengemil buah sebagai pengganti makanan bergoreng namun jika

    masih ingin mengkonsumsi makanan bergoreng, keluarga tidak

    makan didepan Ibu R. Ibu R diberikan buku atau catatan yang

    dipantau oleh anak-anaknya berisi jumlah, jadwal, jenis makanan,

    aktivitas sehari-hari, dan pemantau kadar gula darah.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    e. Tujuan Khusus 5

    Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk

    menjaga kadar gula tetap stabil dengan menyebutkan 3 dari 4 fasilitas

    kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal keluarga Ibu R, yaitu

    puskesmas, rumah sakit, poswindu dan dokter praktik. Ibu R

    mengunjungi Poswindu untuk mengecek kesehatan dan kadar gula

    darahnya setiap bulan.

    3.3 Implementasi

    Implementasi keperawatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan

    kesehatan tentang diabetes melitus dan cara merawat anggota keluarga yang

    sedang sakit. Implementasi diterapkan berdasarkan lima tugas kesehatan

    keluarga. Implementasi dilakukan pertama kali pada tanggal 22 Mei 2013.

    Implementasi ini dilakukan selama 20 menit setelah senam DM selesai

    dilaksanakan pada pukul 08.30-08.50. Implementasi ini bertujuan untuk

    mencapai tujuan khusus satu dan dua. Implementasi yang diberikan pertama kali

    berupa pengenalan tentang DM yang meliputi definisi, tanda dan gejala,

    penyebab dan akibat yang ditimbulkan oleh diabetes mellitus, cara perawatan

    DM di rumah, pengidentifikasi anggota keluarga yang mengalami DM.

    Pengenalan ini dengan menggunakan media leaflet. Implementasi dihadiri oleh

    Ibu R dan anak keenam Ibu R. Implementasi dilakukan dengan cara diskusi,

    tanya jawab, dan demonstrasi.

    Pada tujuan khusus kedua, keluarga memutuskan merawat salah satu anggota

    keluarga yang mempunyai masalah DM, maka perawat memberikan informasi

    mengenai akibat lebih lanjut atau komplikasi dari diabetes melitus dan

    memotivasi keluarga Ibu R untuk memutuskan merawat anggota keluarga yang

    mengalami diabetes melitus. Implementasi TUK 1 dan 2 dilakukan selama 2 kali

    pertemuan, yaitu pada tanggal 22 dan 24 Mei 2013. Hal ini disebabkan dari daya

    tangkap dan tingkat pendidikan Ibu R yang harus dilakukan secara berulang-

    ulang.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Setelah ada keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita

    DM, maka tujuan khusus ketiga dilakukan pertama kali pada tanggal 25 Mei

    2013 pada pukul 10.00-11.00 dan dilakukan pengulangan terkait materi yang

    sudah diberikan. Perawatan DM yang pertama dijelaskan adalah tentang

    aktivitas fisik dan olahraga. Disini perawat menjelaskan perbedaan dari aktivitas

    fisik dan olahraga, manfaat dari olahraga, dan senam DM. Keluarga dimotivasi

    untuk mengingatkan Ibu R untuk ikut senam DM yang sedang dicanangkan

    bersama kader setiap Sabtu dan senam lansia di Posbindu setiap hari Kamis

    pagi. Saat implementasi dilakukan pemeriksaan gula darah Ibu R, yaitu 156

    mg/dl.

    Intervensi unggulan yang dilakukan pada keluarga Ibu R adalah manajemen diet.

    Perencanaan diet ini dititikberatkan pada pengaturan makan berdasarkan prinsip

    3 J dan kepatuhan. Perawat menjelaskan perawatan anggota keluarga yang

    menderita DM dengan diet pada tanggal 29 Mei 2013. Perawat menjelaskan

    pengertian diet DM, jenis-jenis zat makanan yang harus ada dalam makanan

    (triguna makanan), jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.

    Setelah itu dilakukan perhitungan kalori Ibu R dan penyusunan menu sehari-

    hari. Media yang digunakan adalah lembar balik, food models dan gambar-

    gambar makanan. Pemeriksaan gula darah sewaktu Ibu R adalah 200 mg/dl.

    Didapatkan hasil perhitungan kalori untuk Ibu R adalah:

    a. IMT Ibu R adalah 23,73 kg/m2 yang artinya berat badan Ibu R mengalami

    kelebihan

    b. Status gizi

    Berat badan ideal = 90% x (148-100) x 1 kg

    = 43,2 kg

    BBI = 43,2 52,8 kg

    c. Kebutuhan kalori

    Kalori basal wanita

    Berat badan ideal (kg) x 25 kal/kg = 43,2 x 25 = 1080

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Umur, lebih dari 40 tahun: - 5% x kalori basal = -5% x 1080 = -54

    Aktivitas, ringan : + 10% x kalori basal = + 10% x 1080 = +108

    Total kebutuhan kalori Ibu R sehari-hari adalah 1080-54+108 = 1134 kalori

    Implementasi selanjutnya pada tanggal 31 Mei 2013 tentang penyusunan menu

    sehari-hari bersama keluarga Ibu R sesuai dengan kemampuan daya beli

    keluarga dan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Media yang digunakan pada

    saat melakukan implementasi berupa lembar balik, daftar makanan pengganti

    dan contoh makanan. Hasil gula darah sewaktu Ibu R pada hari ini adalah 212

    mg/dl. Ibu R mengaku saat ini pikirannya sedang pusing karena masalah anak

    pertamanya. Implementasi pengaturan makanan menggunakan prinsip 3 J yaitu

    jenis, jumlah, dan jadwal. Perawat mendiskusikan contoh makan yang

    dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi Ibu R yang sedang mengalami diabetes.

    Setelah mengetahui jenis makanan yang mengandung triguna makanan, perawat

    bersama keluarga menyusun menu seimbang Jenis makanan yang disusun sesuai

    dengan daya beli keluarga, dan terjangkau baik dari ketersediaan, kualitas dan

    kuantitas makanan.

    Setelah mengetahui jenis makanan, perawat mengganti jumlah dari kebutuhan

    kedalam ukuran rumah tangga (ukuran gelas, potongan, sendok). Diharapkan

    setelah penggantian jumlah kebutuhan, keluarga dengan mudah mampu

    mengatur diet makanan bagi penderita diabetes. Keluarga Ibu R memahami

    ukuran konversi rumah tangga. Ibu R ditanyakan tentang jadwal makan sehari-

    harinya kemudian dilakukan penentuan jadwal sesuai dengan prinsip 3 J. Jadwal

    makanan Ibu R terdiri dari sarapan pukul 06.00, selingan 1 pukul 09.00, makan

    siang pukul 12.00, selingan 2 pukul 15.00, makan malam pukul 18.00, dan

    selingan 3 pukul 21.00.

    Pada tanggal 1 Juni 2013 dilakukan implementasi lanjutan tentang pengaturan

    diet. Setelah keluarga memahami mengenai jumlah, jenis, dan jadwal, perawat

    bersama keluarga Ibu R mendemonstrasikan langsung cara menyediakan makan

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    dengan menggunakan ukuran rumah tangga. Perawat menggunakan sendok nasi

    milik keluarga Ibu R untuk mengukur jumlah nasi yang harus dikonsumsi oleh

    Ibu R setelah itu ditimbang, yaitu sebanyak 1 sendok nasi penuh. Perawat

    meminta keluarga untuk mendemonstraasikan langsung jumlah makanan yang

    harus dikonsumsi dalam sehari dengan menggunakan ukuran rumah tangga.

    Menu yang disusun pun sederhana salah satu contohnya adalah nasi 1 sendok

    penuh, ikan kembung goreng ukuran sedang 1 ekor, tempe goreng 1 potong,

    sayur tumis kangkung satu mangkuk, dan pisang satu buah.

    Pada tanggal 4 Juni 2013 dilakukan kunjungan rumah yang tidak terjadwalkan,

    dilakukan evaluasi mengenai pola makan Ibu R. Disini didapatkan data bahwa

    Ibu R mulai mengatur pola makannya menjadi 3 porsi besar dan 2 porsi kecil. 1

    porsi kecil pada malam hari tidak dilakukan dikarenakan Ibu R tidak terbiasa

    makan setelah pukul 19.00. Jadwal makan Ibu R setiap harinya belum disiplin

    masih berubah-ubah jam namun sudah dilakukan setiap 3 jam sekali. Prinsip 3 J

    mulai dilaksanakan.

    Tanggal 7 Juni 2013 dilakukan kunjungan rumah untuk diet pada penderita DM,

    Didapatkan hasil pemeriksaan gula darah 198 mg/dl. Pengulangan makanan

    yang telah dimakan selama 24 jam yang ditanyakan kepada Ibu R didapat data

    bahwa Ibu R masih belum patuh pada pengaturan diet yang telah dianjurkan dan

    disepakati bersama. Ibu R masih mengemil gorengan walaupun jumlahnya tidak

    seperti dulu lagi. Jadwal makan Ibu R masih berubah-ubah jamnya meskipun

    sudah tiap 3 jam setiap harinya. Kepatuhan Ibu R masih kurang dan Ibu R

    mudah tergoda dengan lingkungan sekitar. Hal ini membuat tujuan khusus tiga

    belum tercapai sepenuhnya dimana salah satu evaluasi standarnya adalah

    mengubah pola hidup dengan menghindari makanan yang mengandung banyak

    gula dan lemak serta makan secara teratur atau terjadwal.

    Perawat bersama keluarga melakukan kesepakatan bersama untuk lebih menaati

    anjuran pengaturan diet yang telah ditentukan. Negosiasi yang dilakukan adalah

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    dengan mencontoh ulang jumlah makanan yang harus dikonsumsi tidak hanya

    kepada anak Ibu R nomor 5 dan 6 tetapi pada anak nomor 1 dan 4 yang tinggal

    bersama Ibu R. Dibuatlah buku atau catatan diet dan aktivitas sehari-hari.

    Disepakati adanya salah seorang anak Ibu R yang bertanggung jawab

    sepenuhnya untuk mengisi buku atau catatan diet dan ADL. Setelah itu dilihat

    perubahan keluhan antara sebelum dan setelah diatur pola makannya, dengan

    hasil GDS. Keluarga diberikan waktu selama seminggu untuk mengatur pola

    makan Ibu R. Setelah 7 hari keluarga mengatur pola makan, didapatkan hasil

    GDS menurun dan keluhan lemas, kesemutan, pusing tidak dirasakan lagi oleh

    Ibu R. Keadaan ini mendorong Ibu R bertekad untuk cepat sembuh.

    Tujuan khusus keempat perawat bersama keluarga mencoba modifikasi

    lingkungan bagi penderita diabetes ini dilakukan tanggal 13 Juni 2013. Perawat

    mendiskusikan bersama keluarga bagaimana cara menyajikan makanan yang

    sedikit menggandung gula, makanan tinggi serat, makanan sayuran dan buah-

    buahan, melakukan olahraga senam DM dengan teratur, melakukan perawatan

    kaki dan senam kaki dengan teratur, memelihara kebersihan rumah (jangan

    meletakkan barang sembarang), menggunakan alas kaki saat berjalan keluar dari

    rumah, melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan teratur.

    Keluarga mengemil buah sebagai pengganti makanan bergoreng namun jika

    masih ingin mengkonsumsi makanan bergoreng, keluarga tidak makan didepan

    Ibu R. Makanan yang disajikan harus hangat, menarik, dan pemilihan bahan

    makan yang sehat dalam hal ini bahan makanan terhindar dari zat-zat kimia,

    kuman ataupun bakteri. Perawat menganjurkan saat membeli makanan

    perhatikan penampilan bahan makanan apakah masih baik atau sudah buruk.

    Pengolahan makanan yang dianjurkan pada keluarga Ibu R adalah tidak

    digoreng melainkan direbus atau dikukus. Selain itu catatan atau buku diet dan

    ADL Ibu R diisi oleh anak-anak Ibu R. Disamping itu keluarga Ibu R terutama

    Ibu R yang masak untuk seluruh anggota keluarga dianjurkan untuk masak

    berbeda dengan anggota keluarga lain saat akan memberikan bumbu masak

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    seperti gula, kecap dan penyedap lainya untuk diri Ibu R. Ibu R sudah memakai

    alas kaki baik di luar atau dalam rumah untuk menghindari luka yang tidak

    terasa di kaki. Kadar GDS pada tanggal ini adalah 200 mg/dl.

    Pada tujuan khusus kelima keluarga berencana mengunjungi pelayanan

    kesehatan dan menjelaskan kapan Ibu R segera ke pelayanan kesehatan.

    Implementasi ini dilakukan disela-sela intervensi modifkasi lingkungan. Saat ini

    pelayanan kesehatan yang keluarga Ibu R percaya untuk mengatasi masalah DM

    Ibu R adalah Posbindu. Ibu R tidak ingin ke pelayanan kesehatan lainnya

    dikarenakan takut akan diberikan obat-obat anti diabetes. Ibu R tidak ingin

    minum obat sepanjang hidupnya. Posbindu dikunjungi setiap bulan dengan

    penanggung jawab pemberi pelayanan kesehatan adalah bidan wilayah. Disini

    Ibu R dicek kesehatan dan pemeriksaan kadar glukosa. Ibu R mengikuti terapi

    alternatif ceragem untuk mengatasi keluhan fisik. Hal ini menurut Ibu R sangat

    manjur dirasakan untuk mengatasi keluhan tersebut.

    Pada tanggal 22 Juni 2013 perawat melakukan evaluasi sumatif pada keluarga

    Ibu R. Disini dilakukan pengecekan gula darah pada Ibu R didapatkan hasil gula

    darahnya adalah 189 mg/dl, menganjurkan ibu R untuk tetap menerapkan diet

    yang diberikan dan diajarkan oleh perawat, mengikuti senam setiap minggu,

    mengikuti terapi alternatif, melakukan modifikasi lingkungan, dan ke fasilitas

    pelayanan kesehatan jika mengalami gangguan pada kesehatan Ibu R.

    3.4 Hasil dan Evaluasi

    Asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ibu R khususnya Ibu R dengan DM

    dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan, terdiri dari tahap pengkajian keluarga

    selama 2 kali pertemuan dan tahap implementasi untuk mengatasi masalah DM

    sebanyak 6 kali pertemuan. Hasil dan evaluasi pada implementasi pertama

    didapatkan bahwa Ibu R diketahui belum sepenuhnya mengerti tentang DM

    sehingga selalu dilakukan penjelasan tentang DM dari pengertian sampai cara

    perawatan di rumah setiap kunjungan. Pengenalan sampai pemutusan merawat

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    anggota keluarga yang sakit baru tercapai selama 2 kali kunjungan. Pemeriksaan

    kadar gula darah sewaktu yang dilakukan mengalami ketidakstabilan, ini dapat

    dilihat dari daftar hasil kadar gula darah Ibu R selama kunjungan.

    Pada tanggal 31 Mei 2013, setelah dilakukan intervensi keperawatan tentang diet

    berupa perhitungan kebutuhan kalori dan penyusunan menu untuk penderita

    DM, didapatkan hasil gula darah sewaktu Ibu R pada hari itu adalah 212 mg/dl.

    Selain dilakukan intervensi untuk diet disini Ibu R diajarkan tentang tehnik

    relaksasi tarik nafas dalam dan guided imagery untuk mengatasi masalah yang

    sedang berlangsung didalam keluarga.

    Perawat kemudian mengevaluasi kembali pengaturan diet yang diberikan pada

    Ibu R. Hasilnya didapatkan bahwa Ibu R masih mengkonsumsi gorengan yang

    dibeli dari luar walaupun jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya. Ibu R juga

    mengatakan sudah mengurangi minum teh manis. Kemudian perawat

    memotivasi kembali Ibu R dan keluarga untuk mematuhi pengaturan diet yang

    diberikan dengan menjelaskan kembali jenis makanan pengganti yang dapat

    dikonsumsi oleh Ibu R agar tidak merasa bosan dengan menu yang diberikan.

    Perawat meminta keluarga sebagai pengawas makan Ibu R, terutama dalam hal

    ini adalah anak nomor 5 dan 6 yang selalu ada di rumah. Perawat memberikan

    dukungan positif atas usaha yang dilakukan oleh Ibu R dan keluarga, dan

    perawat tetap menyarankan Ibu R untuk mengunjungi pelayanan kesehatan

    sesegera mungkin untuk mengantisipasi kadar gula darah Ibu R yang tidak

    stabil.

    Pada tanggal 7 Juni 2013 didapatkan hasil pemeriksaan kadar gula darah Ibu R

    mengalami penurunan, yaitu 198 mg/dl. Hasil ini menggembirakan Ibu R

    meskipun hasil dari pengulangan jenis makanan yang telah dimakan sebelumnya

    menjelaskan tentang pengaturan diet yang belum sepenuh hati dilakukan Ibu R.

    Saat ditanyakan alasannya bahwa Ibu R masih mudah tergoda atau mudah

    teralih. Perawat juga memberikan buku pintar DM untuk aktivitas sehari-hari

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Ibu R agar mempunyai aktifitas padat sehingga tidak sempat untuk memikirkan

    lapar dan pengontrol diet Ibu R.

    Perawat melakukan evaluasi sumatif kepada keluarga Ibu R. Keluarga

    mengatakan bahwa penyakit diabetes mellitus adalah penyakit gula dimana

    kadar gula darahnya tinggi melebihi normal. Kadar gula darah yang normal

    adalah 120 140 mg/dl Keluarga juga mengatakan penyebabnya adalah makan

    tidak teratur dimana jadwal dan jumlahnya asal saja, banyak makan yang manis-

    manis, keturunan, stress dan jarang berolahraga. Keluarga mengatakan tanda dan

    gejalanya adalah mata mulai kabur, kesemutan, mudah lapar, cepat lelah, dan

    penurunan berat badan. Kemudian keluarga mengatakan bahwa penyakit gula ini

    dapat menyebabkan kebutaan, stroke, penyakit ginjal dan penyakit jantung jika

    tidak diobati dengan segera. Cara merawat yang dapat dilakukan di rumah

    adalah dengan diet, olahraga dan memeriksakan ke pelayanan kesehatan.

    Keluarga mendemonstrasikan pembuatan menu sehari dengan bantuan perawat.

    Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan mana saja yang dapat

    digunakan untuk memeriksakan kesehatannya terutama bagi anggota keluarga

    yang menderita DM. Kadar gula darah Ibu R mengalami penurunan setelah Ibu

    R patuh mengikuti aturan manajemen diet yang diterapkan. Diharapkan setelah

    pelepasan Ibu R dari mahasiswa ke keluarga dan kader, tidak terjadi peningkatan

    kadar gula darah.

    Keluarga mengatasi masalah DM pada Ibu R dengan mengatur pola makan,

    senam, perawatan kaki serta manajemen stress. Pengaturan pola makan keluarga

    Ibu R menggunakan prinsip 3 J. Hasil yang diperoleh bahwa jadwal makan dari

    3-4 kali sehari porsi besar perlahan menurun menjadi 3 kali sehari dan 2 kali

    porsi kecil (selingan) meski jam makan kadang teratur namun keluarga Ibu R

    akan berusaha mengikuti jadwal makan. Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu

    mengalami fluktuasi akibat ketidakpatuhan Ibu R, yaitu 263 mg/dl 156 mg/dl

    200 mg/dl212 mg/dl198 mg/dl189 mg/dl.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada keluarga Ibu R khususnya Ibu R

    selama enam minggu didapatkan data bahwa Ibu R tidak mudah lelah, kadar

    gula darah mulai mengalami penurunan kearah normal, dan pola makan mulai

    berubah. Dapat dilihat bahwa keluarga sudah mandiri dalam mengatur pola

    makan, sehingga tingkat kemandirian dari tingkat mandiri II menjadi

    mandiri III. Tingkat kemandirian II adalah selama praktek dan melakukan

    kunjungan rumah, keluarga selalu menerima kehadiran perawat dengan sikap

    ramah dan terbuka sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama.

    Keluarga dan mahasiswa selalu menyepakati kontrak yang telah ditentukan.

    Apabila keluarga ada acara dan kegiatan pada saat kontrak yang telah disepakati,

    keluarga memberitahukan kepada mahasiswa terlebih dahulu dan keluarga

    dengan terbuka mau membicarakan masalah kesehatan yang ada dengan

    mahasiswa.

    Setelah dilakukan asuhan keperawatan tingkat kemandirian keluarga meningkat

    menjadi III, yaitu keluarga menerima pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai

    dengan rencana keperawatan. Keluarga bersama mahasiwa menganalisis

    masalah yang ditemukan. Masalah atau diagnosa keperawatan yang ada disusun

    secara prioritas bersama keluarga dan direncanakan intervensi untuk

    mengatasinya. Keluarga belum mampu sepenuhnya melakukan pencegahan dan

    tindakan promosi kesehatan secara aktif.

    Pencapaian hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada keluarga Ibu R

    dinilai tercapai atau berhasil sebahagian, hal ini diperlihatkan pada TUK 3 yang

    belum tercapai sepenuhnya, yaitu pada perubahan pola hidup dengan

    menghindari makanan yang mengandung banyak gula dan lemak dan jadwal

    makan yang teratur belum dapat dipatuhi sepenuhnya oleh Ibu R.

    Rencana tindak lanjut untuk keluarga Ibu R adalah menganjurkan dan

    memotivasi Ibu R untuk mengunjungi pelayanan kesehatan minimal sekali

    dalam sebulan, memotivasi keluarga untuk selalu menyajikan makan dengan

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    porsi yang sesuai, jenis yang dianjurkan dan makan sesuai dengan jadwal yang

    telah diatur, dan memonitring Ibu R melalui buku atau catatan diet dan ADL.

    Asuhan keperawatan ..., Putri Chairiah, FIK UI, 2013

  • Universitas Indonesia

    BAB IV

    ANALISA SITUASI

    4.1 Profil Lahan Praktik

    Kelurahan Cisalak Pasar masuk dalam wilayah kecamatan Cimanggis, Depok.

    Kelurahan ini memiliki 8 rukun warga (RW). RW 08 merupakan kompleks

    perumahan yang mayoritas dihuni oleh warga dengan status ekonomi menengah

    keatas sedangkan 7 RW lainnya merupakan kampung yang mayoritas status

    ekonomi warganya adalah menengah kebawah. Kelurahan Cisalak Pasar belum

    memiliki puskesmas kelurahan, sehingga fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

    pertama yang dapat dijangkau oleh warganya adalah puskesmas kecamatan

    Cimanggis yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari kelurahan Cisalak Pasar.

    Terdapat satu pasar di kelurahan ini yang terletak di RW 04 dan jaraknya dekat

    dengan rumah warga.

    RW 05 yang merupakan salah satu bagian dari kelurahan Cisalak Pasar mempunyai

    batasan di jalan Radar AURI, jalan Soka, jalan Gadog, jalan Anggrek dan jalan

    Masjid. Wilayah RW 05 dapat dibilang luas. Kawasan RW 05 berbatasan langsung

    dengan RW 06. RW 05 terdiri dari 9 RT dengan 2 RT masuk pada komplek

    perumahan AURI dan perumahan anggrek, yaitu pada RT 03 dan RT