uji kekerasan 6
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
1/27
1
BAB II
UJI KEKERASAN (HARDNESS TEST
)
2.1 PENDAHULUAN
2.1.1 Latar Belakang
Kekerasan ( Hardnes s)adalah salah satu sifat mekanik dari suatu
material.Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang
dalam penggunaanya akan mengalami pergesekan dan deformasi plastis. Maka
dapat didefinisikan bahwa kekerasam sebagai kemampuan suatu material untuk
menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan) sebelum terjadi deformasi
plastis pada material tersebut.
Didalam pengaplikasiannya, pengujian kekerasan ada berbagai macam
menurut metode yang dipakai, diantaranya:
a. Metode Goresan ( scratch test)
Pengujian kekerasan dengan cara menggores material dan dicocokkan bekas
goresannya dengan skala Mohs.
b. Metode Pantulan
Pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantulan pemukul melalui berat
dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji.
c. Metode Lekukan
Pengujian kekerasan dengan pengidentasian sejumlah beban terhadap permukaan
material dengan penetrator.
Salah satu pengujian kekerasan yang sering digunakan dan tidak
menghendaki keahlian khusus adalah pengujian kekerasan Rockwell ,
menggunakan mesin Rockwell hardness tester.
Pengujian dengan metode Rockwell menggunakan penetrator yang ditekan
dalam benda uji.Harga kekerasan didapat dari perbedaan kedalaman dari beban
mayor dan minor. Jadi pengujian kekerasan Rockwell didasarkan pada kedalaman
masuknya penekan benda uji.Makin keras benda uji, makin dangkal masuknya
penekan benda uji. [1]
http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
2/27
2
2.1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan yang didapatkan dalam melakukan praktikum pengujian tarik
ialah:
1. Melakukan pengujian kekerasan material.
2. Menentukan, membedakan kekerasan material : alumunium, kuningan,
baja, besi cor, tembaga.
3. Mengetahui kekerasan material dengan menggunakan metode
kekerasan Rockwell.[ 2 ]
2.2 DASAR TEORI
2.2.1 Pengertian Kekerasan
Kekerasan ( Hardness) adalah salah satu sifat mekanik ( Mechanical
properties) dari suatu material yang menunjukan ketahanan suatu material
terhadap deformasi plastis. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya
untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan ( frictional
force).
Ada 3 metode yang sering dipakai untuk mendapatkan nilai kekerasan
suatu material yaitu Metode Goresan (contohnya : metode skala Mohs, metode
jarum penggores dari intan), Metode Pantulan (contohnya : metode Scleroscope),
dan Metode Lekukan (contohnya: metode Brinell, metode Rockwell, metode
Vickers, metode Meyer). [2]
2.2.2 Metoda Uji Kekerasan
Ada 3 metode yang dipakai untuk mendapatkan kekerasan suatu materialdiantaranya adalah :
A.
Metode Goresan
Pengujian dengan cara goresan (scratch test) ialah pengujian kekerasan
terhadap bahan (logam), dimana dalam penentuan kekerasannya dilakukan
dengan mencari kesebandingan dari bahan yang dijadikan standar pengujian,
yakni bahan-bahan yang teruji dan memenuhi syarat pengujian sebagaimana
disebutkan di atas, yang disusun pada skala kekerasan yang disebut Skala Mohsyakni susunan dari 10 macam bahan mineral disusun dari skala 1 sampai skala 10
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
3/27
3
dari yang terlunak sampai yang terkeras. Pada skala mana dari 10 jenis bahan ini
yang dianggap sebanding bekas goresannya, maka inilah angka kekerasan logam
tersebut, misalnya angka kekerasannya 7 pada skala Mohs, artinya kekerasannya
sebanding dengan bahan ke 7 yang digoreskan pada permukaan bahan tersebut.
Gambar 2.1 Scratch Tester. [3]
B. Metode Pantulan
Metode pantulan adalah metode yang menentukan kekerasan suatu
material dengan alat Scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul
(hammer ) melalui berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap
permukaan benda uji. Tinggi pantulan (rebound ) yang dihasilkan mewakili
kekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukkan oleh dial
pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi. (contohnya
:metode Scleroscope).
Gambar 2.2 Scleroscope Type SH-D. [3]
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
4/27
4
C. Metode Lekukan
Metode ini adalah metode yang sering digunakan, yang terbagi menjadi 3
metode yaitu :
a. Metode Brinell
Metode ini berupa pengidentasian sejumlah beban terhadap permukaan
material dengan penetrator yang digunakan berupa bola baja yang dikeraskan
dengan diameter 10 mm 0,0045 mm dan standar bebannya antara 500 s.d 3000
kgf. Lama penekanan antara 10 s/d 30 detik. Bola harus berupa baja yang
dikeraskan, ditemper, dan dengan kekerasan minimum 850 VPN.
Gambar 2.3 Metode Brinell. [3]
HB =22(2/ d D D D
P
=
Dt
P
Dimana : HB = nilai kekerasan brinell
P = beban yang diterapkan (kg)
D = diameter bola (mm)
d = diameter lekukan (mm)
t = kedalaman jejak
Diameter lekukan diukur menggunakan mikroskop khusus. Dalam penulisan
simbol HB, dilengkapi dengan indeks: diameter bola, beban, dan waktu
pembebanan.
Contoh: 315/50//250/20, artinya:
315 adalah kekerasan menurut brinell
50 adalah diameter bola
250 adalah beban
20 adalah waktu
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
5/27
5
b.
Metode Rockwell
Dalam metode ini penetrator ditekan dalam benda uji. Harga kekerasan
didapat dari perbedaan kedalaman dari beban mayor dan minor. Jadi nilai
kekerasan didasarkan pada kedalaman bekas penekanan. Pengujian kekerasan
rockwell didasarkan pada kedalaman masuknya penekan benda uji. Makin keras
benda yang akan diuji, makin dangkal masuknya penekan tersebut. Metode ini
sangat cepat dan cocok untuk pengujian massal. Karena hasilnya dapat secara
langsung dibaca pada jarum penunjuk, maka metode ini sangat efektif untuk
pengetesan massal. [2]
Gambar 2.4 Rockwell Hardness Tester HR-150A. [4]
Tabel 2.1 Skala Kekerasan Rockwell [5]
Skala Beban Mayor (Kgf) Tipe Indentor Tipe Material Uji
A 601/16” bola intan
kerucut
Sangat keras, tungsten,
karbida
B 100 1/16” bola
Kekerasan sedang, baja
karbon rendah dan sedang,
kuningan, perunggu
C 150 Intan kerucut
Baja keras, paduan yang
dikeraskan, baja hasil
tempering
D 100 1/8” bola Besi cor, paduan
alumunium, magnesium yg
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
6/27
6
dianealing
E 100 Intan Kerucut Baja kawakan
F 60 1/16” bola Kuningan yang dianealing
dan tembaga
G 150 1/8” bola Tembaga, berilium, fosfor,
perunggu
H 60 1/8” bola Pelat alumunium, timah
K 150 ¼” bola Besi cor, paduan
alumunium, timah
L 60 ¼” bola Plastik, logam lunak
M 100 ¼” bola Plastik, logam lunak
R 60 ¼” bola Plastik, logam lunak
S 100 ½” bola Plastik, logam lunak
V 150 ½” bola Plastik, logam lunak
c. Metode Vickers
Metode ini mirip dengan metode Brinell, tetapi penetrator yang digunakan
berupa intan berbentuk piramida dengan dasar bujur sangkar dan sudut puncak
1360. Beban yang digunakan biasanya antara 1 s/d 120 kg.[2]
HV = 1,854
²
Dimana :HV = Nilai kekerasan Vickers
P = Beban yang diterapkan
D = Diagonal rata-rata
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
7/27
7
Gambar 2.5 Metode vickers. [2]
2.2.3 Nilai Konversi Kekerasan
Data konversi kekerasan telah ditentukan secara eksperimen dan
ditemukan bergantung pada tipe dan karakteristik material. Data konversi yang
paling dapat dipercaya ada pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.6 Perbandingan dari beberapa skala kekerasan [3]
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
8/27
8
Tabel konversi yang detail untuk bermacam-macam logam dan campuran
dimuat dalam ASTM Standard E 140, “Standard Hardness Conversion Tables for
Metals.” ASTM digunakan untuk mengonversi nilai kekerasan dari satu nilai
kekerasan ke nilai kekerasan lainnya. ASTM E 140 berisi tabel konversi seperti
berikut:
Tabel 2.2 konversi nilai kekerasan ASTM E 140 [5]
ROCKWELL STANDARD Vickers Krop
C A B 10 kg ≥500 g
150kg HRC 60kg HRA 100 HRB HV HK
70.0 86.5 78.5 1076 972
69.0 86.0 78.0 1004 946
68.0 85.6 76.1 940 920
67.0 85.0 75.4 900 895
66.0 84.5 74.1 865 870
65.0 83.9 74.5 822 866
64.0 83.4 73.8 800 822
63.0 82.8 73.0 772 799
.62.0 82.3 72.2 746 776
61.0 81.8 71.5 720 754
60.0 81.2 70.7 697 732
59.0 80.7 69.9 674 710
58.0 80.1 69.2 653 690
57.0 79.6 68.5 633 670
56.0 79.0 67.7 613 650
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
9/27
9
Tabel 2.3 HV, HRA, HB, HRF dan ∂ [5]
HRC HRA 15N 30N 45N HV HRC HRA 15N 30N 45N HV
68 85.6 93.2 84.4 75.4 940 43 72. 0 82.0 62.0 46.7 423
67 85.5 92.9 83.6 74.2 900 42 71.5 81.5 61.3 45.5 421
66 84.5 92.5 82.8 73.3 865 41 70.9 80.9 60.4 44.3 402
65 83.9 92.2 81.9 72.0 832 40 70.4 80.4 59.5 43.1 392
64 83.4 91.8 81.1 71.0 800 39 69.9 79.9 58.6 41.9 382
63 82.8 91.4 80.1 69.9 722 38 69.4 79.4 57.7 40.8 372
62 82.3 91.1 79.3 68.8 746 37 68.8 78.8 56.8 39.6 363
61 81.8 90.7 78.4 67.7 720 36 68.4 78.3 55.9 38.4 354
60 81.2 90.2 77.5 66.6 697 35 67.9 77.7 55.0 37.2 345
59 80.7 89.8 76.6 65.5 674 34 67.4 77.2 54.2 36.1 336
58 80.1 89.3 75.7 64.3 653 33 66.8 76.6 53.3 34.9 327
57 79.6 88.9 74.8 63.2 633 32 66.3 76.1 52.1 33.7 318
56 79.50 88.3 73.9 62.0 613 31 65.8 75.6 51.3 32.5 310
55 78.5 87.9 73.0 60.9 595 30 65.3 75,0 50.4 31.3 302
54 78. 0 87.4 72.0 59.3 577 29 64.6 74.5 49.5 30.1 294
53 77.4 86.9 71.2 58.6 560 28 64.3 73.9 48.8 28.9 286
52 76.8 86.4 70.2 57.4 544 27 63.8 73.3 47.7 27.8 279
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
10/27
10
2.3 METODOLOGI PENGUJIAN
2.3.1 Alat dan Bahan percobaan
A. Peralatan yang digunakan antara lain :
1.
Vernier Caliper
Gambar 2.6 Vernier Caliper [6]
2. Precision HardnessTester Rockwell
Gambar 2.7 Precision HardnessTester Rockwell secara keseluruhan
[6]
1
2
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
11/27
11
Gambar 2.7.a Indicator[6]
Gambar 2.7.b. proper weight, reset monitor, crack handle,
handwhell, [6]
3
4
5
6
7
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
12/27
12
Gambar 2.6.c. Anvil [6]
Gambar 2.7.d. Penetrator [6]
7
8
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
13/27
13
3.
Mesin Polis
Gambar 2.8 Mesin Polis [6]
4. Amplas
Amplas yang digunakan bernomor 120 dan 600
Gambar 2.9. Amplas[6]
A. Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:
a.
Material tanpa perlakuan :
Baja ST-40, baja ST-60, besi cor, kuningan, tembaga, dan alumunium
b. Material perlakuan panas dengan pendinginan udara :
Baja ST-40, baja ST-60, dan besi cor
c. Material perlakuan panas dengan pendinginan air :
Baja ST-40, baja ST-60, dan besi cor
9
10
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
14/27
14
Berikut gambar dari spesimen uji kekerasan :
Gambar 2.10 Spesimen Uji Kekerasan [6]
Keterangan Gambar
1. Vernier Caliper
2. Precision HardnessTester Rockwell secara keseluruhan
3. Indicator
4. Proper weight
5.
Reset monitor
6. Crack handle,
7. Handwhell
8.
Penetrator
9. Mesin Polis
10. .Amplas
11.
Spesimen Uji Kekerasan
11
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
15/27
15
2.3.2 Langkah Percobaan
Berikut ini ialah langkah-langkah dari praktikum pengujian kekerasan
dengan menggunakan metode rockwel :
A.
Membersihkan permukaan benda uji dan mengamplasnya sehingga kedua
permukaan tersebut benar-benar rata dan sejajar.
B. Memasang penetrator diamond atau steel ball sesuai dengan jenis material
yang akan diuji.
C. Memasang benda uji pada kedudukannya (anvil ) lalu kencangkan dengan
memutar handwheel searah jarum jam hingga spesimen menyentuh penetrator
dan jarum kecil pada dial indikator menuju titik merah
D. Mengatur dial indicator sehingga jarum besar pada garis indicator C atau B
E. Mengatur handle skala beban mayor
F.
Menekan handle pembebanan ke depan untuk pengetesan pembebanan utama.
Pada saat itu jarum panjang akan berputar anticlockwise dan handle pelepas
beban kedepan secara perlahan.
G. Setelah jarum panjang berhenti tekan handle pelepas beban untuk
menghilangkan pengetesan pembebanan utama.
H. Melakukan pembacaan pada indikator. Untuk pengujian dengan
diamond penetratorbaca pada garis bagian luar indikator(garis warna hitam).
Untuk pengujian dengan steel ball penetratorbaca pada bagian dalam indicator
(garis warna merah)
I.
Memutar handwheel berlawanan jarum jam untuk menurunkan spesimen.
J. Melakukan pengujian di 3 titik/3 kali pengukuran untuk masing-masing benda
uji
K. Membersihkan dan rapikan alat uji bila tidak digunakan lagi
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
16/27
16
2.3.3 Diagram Alir Pengujian
Mulai
Mengamplas spesimen
Memasang penetrator HRA
atau HRB
Memasan s esimen ada anvil
Memutar handwheel hingga spesimen
menyentuh penetraor
Mengatur jarum besar dial indikator
pada B/C
Memberi beban minor hingga jarum
menunjukkan skala merah
Mengatur handel skala beban
mayor
Tarik handel pemberi beban
Setelah 30 detik tekan handle pelepas beban
Setelah 30 detik tekan handle pelepas beban
A
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
17/27
17
Melepas spesimen dengan cara memutar handwheel
berlawanan jarum jam
Membersihkan dan merapikan alat
Selesai
Mencatat hasil pada dial indikator
HRA (angka hitam), HRB (angka merah)
A
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
18/27
18
2.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
2.4.1 Data Hasil Pengujian
Tabel 2.4 Hasil pengujian material nonperlakuan:
No Spesimen Nilai Kekerasan
Rata-rata Diamond (60 kgf) Steel Ball (100 kgf)
1 Baja ST 40
55.5 -
55.3355 -
55.5 -
2 Baja ST 60
57.5 -
57.3357 -
57.5 -
3 Besi Cor
52.5 -
51.6751 -
51.5 -
4 Kuningan
- 74
71.33- 70
- 70
5 Tembaga
- 40
39.67- 38
- 41
6 Aluminium
- 106.5
103.67- 102
- 102.5
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
19/27
19
Tabel 2.5 Hasil pengujian material dengan perlakuan panas dengan pendingin
udara:
No Spesimen Nilai Kekerasan
Rata – rata Diamond (60 kgf) Steel Ball (100 kgf)
1 Baja ST 40
50 -
50.551 -
50.5 -
2 Baja ST 60
53.5 -
54.1654.5 -
54.5 -
3 Besi Cor
52 -
5252.5 -
51.5 -
Tabel 2.6 Hasil pengujian material dengan perlakuan panas dengan pendingin air:
No Spesimen Nilai Kekerasan
Rata – rata Diamond (60 kgf) Steel Ball (100 kgf)
1 Baja ST 40
72.5 -
72.6773 -
72.5 -
2 Baja ST 60
59.5 -
60.1660.5 -
60.5 -
3 Besi Cor
52.5 -
52.8354 -
52. -
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
20/27
20
2.4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan
1. Rumus Perhitungan Keseksamaan Kekerasan Rockwell :
HR =)1(
)( 2
nn
HR HRn
HR sesungguhnya = HR HR
Rumus Perhitungan Keseksamaan Nilai Kekerasan:
Keseksamaan = ( 1 - HR
HR ) 100%
Galat Pengukuran Rockwell :
Ralat Nisbi = %100
HR
HR
2. Perhitungan data untuk material ferrous
a. Contoh perhitungan skala HRA ( ferrous) pada spesimen no. 1
δ HR =6
0.17= 0.08
HR = )( HR HR = ( 55.330.08) HR
Ralat Nisbi = %100
HR
HR =
83.50
028.0×100%= 0.15%
Keseksamaan = %1001
HR
HR =
83.50
028.01 ×100%= 99,85%
b. Contoh perhitungan skala HRA (ferrous) pada spesimen no. 4
δ HR
= 6
0.05
= 0.09
HR = )( HR HR = (71.330.09) HR
Ralat Nisbi = %100
HR
HR =
33.71
04.0×100%= 0.16%
Keseksamaan = %1001
HR
HR =
33.71
04.01 ×100% = 99.84%
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
21/27
1
Tabel 2.7 Pengolahan Data Material HRA ( Ferrous)
No Spesimen HRn HR (HRn - HR )² ∑(HRn - HR )² δHR HR =( HR ± δHR) Keseksamaan (%) Ralat Nisbi (%)
1.Baja ST 40 Non
Perlakuan
55.5
55.33
0.03
0.040.08
55.33±0.0899.85 0.15
55 0.11
55.5 0.03
2.Baja ST 40
Perlakuan Udara
50
50.5
0.25
00.00
50.5±0100.00 0.00
51 0.25
50.5 0.00
3.Baja ST 40
Perlakuan Air
72.5
72.67
0.03
0.050.09
72.67±0.0999.87 0.13
73 0.11
72.5 0.03
4.Baja ST 60 Non
Perlakuan
57.5
57.330.03
0.050.09
57.33±0.999.84 0.16
57 0.11
57.5 0.03
5.Baja ST 60
Perlakuan Udara
53.5
54.16
0.44
0.440.27
54.16±0.2799.50 0.50
!54.5 0.12
54.5 0.12
6.Baja ST 60
Perlakuan Air
59.5
60.16
0.44
0.440.27
60.16±0.2799.55 0.45
60.5 0.12
60.5 0.12
7.Besi Cor Non
Perlakuan
52.5
51.67
0.69
0.210.19
51.67±0.1999.64 0.36
51 0.45
51.5 0.03
8. Besi Cor PerlakuanUdara
52
52
0.00
0 0.00 52±0 100.00 0.0052.5 0.25
51.5 0.25
9.Besi Cor Perlakuan
Air
52.552.83
0.11
0.57 0.31 52.83±0.31 99.42 0.5854 1.37
52. 0.69
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
22/27
1
3.
Perhitungan data untuk material non ferrous
a. Contoh perhitungan skala HRB (non ferrous) pada spesimen no. 1
δ HR =6
3.59= 0.77
HR = )( HR HR = (73.670.77) HR
Ralat Nisbi = %100
HR
HR =
67.73
11.0×100%= 0.15%
Keseksamaan = %1001
HR
HR
=
67.73
11.0
1 ×100%= 99.85%
b.
Contoh perhitungan skala HRB (non ferrous) padaspesimen no. 3
δ HR =6
3.85= 0.80
HR = )( HR HR = (6.670.80) HR
Ralat Nisbi = %100
HR
HR =
67.6
03.0×100%= 0.77%
Keseksamaan = %1001
HR
HR =
67.6
03.01 ×100%= 99.55%
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
23/27
2
Tabel 2.8 Pengolahan Data Material HRB ( Non Ferrous)
No. Spesimen HRn HR (HRn - HR
)²∑(HRn - HR )² δHR HR =( HR±δHR ) Keseksamaan Ralat Nisbi
1. Kuningan
74
71.33
7.13
3.590.77
73.67±3.59 99.851.0870 1.77
70 1.77
2. Tembaga
40
39.67
0.11
0.910.39
40.33±0.39 99.820.9838 2.79
41 1.77
3. Alumunium
106.5
103.67
8.01
3.85 0.80 6.67±0.80 99.55 0.77102 2.79
102.5 1.37
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
24/27
1
2.5 ANALISA DATA
2.5.1 Grafik dan Analisa Grafik
A. Material Non Perlakuan
Gambar 2.11 Grafik Nilai Kekerasan Material Non Perlakuan
Analisa:
Berdasarkan data pada gambar 2.11, terjadi penyimpangan pada data hasil
pengujian kekerasan. Seharusnya sesuai referensi nilai kekerasan besi cor lebih
besar daripada baja ST-40 dan ST-60 karena besi cor memiliki kandungan karbon
paling besar. Sedangkan untuk nilai kekerasan kuningan, tembaga dan aluminium
terjadi, seharusnya kuningan memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi daripada
aluminium, karena tembaga mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada
aluminium. Hal ini dapat saja terjadi disebabkan waktu penetrasi kurang lama
B. Material Perlakuan Panas dengan Pendinginan Air
Gambar 2.12 Grafik Nilai Kekerasan Material Perlakuan Panas denganPendinginan Air
0
20
40
60
80
100
120
0
10
20
30
40
50
6070
80
Baja ST-40 Baja ST-60 Besi Cor
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
25/27
2
Analisa:
Berdasarkan data pada gambar 2.12, terjadi penyimpangan pada data hasil
pengujian kekerasan. Seharusnya nilai kekerasan besi cor lebih besar daripada
baja ST 40 dan ST-60 karena besi cor memiliki kandungan karbon paling besar
dibanding baja ST 60 dan baja ST 40. Hal ini dapat saja terjadi disebabkan oleh
ketidaktelitian praktikan dalam membaca dial indicator pada alat uji kekerasan.
C.
Material Perlakuan Panas dengan Pendinginan Udara
Gambar 2.13 Grafik Nilai Kekerasan Material Perlakuan Panas dengan
Pendinginan Udara
Analisa:
Berdasarkan data pengujian, terjadi penyimpangan terhadap nilai kekerasan
ketiga spesimen. Seharusnya nilai kekerasan besi cor lebih besar daripada ST-60
karena besi cor memiliki kandungan karbon paling besar dibanding baja ST 60
dan baja ST 40. Hal ini dapat saja terjadi disebabkan oleh Spesimen tertukar
dengan specimen yang lain
48
49
50
51
52
53
54
55
Baja ST 40 Baja ST 60 Besi Cor
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
26/27
3
2.2 PENUTUP
2.6.1 Kesimpulan
1. Uji kekerasan adalah suatu proses percobaan untuk mengetahui nilai kekerasan
dari suatu material. Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap
deformasi plastis.
2. Ada 3 metode yang dipakai untuk mendapatkan kekerasan suatu material yaitu
Metode Goresan, Metode pantulan, dan metode Lekukan
3. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil kekerasan sebagai
berikuta.
Untuk material ferrous non perlakuan: Baja ST 40 dengan kekerasan 55.33Kgf.
Baja ST 60 dengan kekerasan 57.33 Kgf. Besi cor dengan kekerasan 51.67 Kgf
dengan skala HRa.
b.
Untuk material ferrous dengan perlakuan panas dengan pendingin udara: Baja
ST 40 dengan kekerasan 50.5 Kgf. Baja St 60 dengan kekersan 54.16 Kgf. Besi
cor dengan kekerasan 52 Kgf dengan skala HRa.
c.
Untuk material ferrous dengan perlakuan panas dengan pendingin air: Baja ST
40 dengan kekerasan 72.67 kgf. Baja St 60 dengan kekersan 60.16 Kgf. Besi
cor dengan kekerasan 52.83Kgf dengan skala Hra.
d.
Untuk material non ferrous : Kuningan dengan kekerasan 71.33 Kgf, Tembaga
dengan kekerasan 39.67 Kgf, aluminium dengan kekerasan 103.67 Kgf dengan
skala HRb.
4. Kekerasan material akan berbeda tergantung dari perlakuan panas yang
didapatkan.
2.6.2 Saran
Untuk mendapatkan hasil pengujian yang akurat maka sebaiknya
1. Polishing dilakukan sesempurna mungkin, sehingga didapat permukaan yang
benar – benar rata dan halus
2. Memasang penetrator dengan tepat, jangan menekan di tempat yang sama
3.
Tetap memperhatikan lama waktu penekanan setiap percobaan4. Membaca skala dengan tepat
-
8/20/2019 Uji Kekerasan 6
27/27
DAFTAR PUSTAKA
[1] Dieter, Goerge . Mechanical Metallurgy
[2] Job Sheet Praktikum Struktur dan Sifat Material , 2014
[3] Vander Voort,George. Metallography
[4] Laboratorium Metalurgi Fisik Jurusan Teknik Mesin Universitas
Diponegoro
[5] William D. Callister, Jr .2007. Fundamentals of Material Science and
Engineering 7th edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
[6] Ilmu Pengetahuan Bahan, BJM Bemer
[7] www.shu.ac.uk/research/meri.instr./hard.htm
[8]
http://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOO
KLET
200-971.pdf
http://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLET