uji efek proteksi fraksi etil asetat ekstrak metanol rimpang temu giring (curcuma heyneana val.)...

131
PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET KOLESTEROL TINGGI SKRIPSI Oleh: FAIK FAUZI 06023036 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2011 UJI EFEK PROTEKSI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma h eyneana Val.) TERHADAP

Upload: faik-fauzi

Post on 28-Jul-2015

5.147 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Skripsi Faik FauziApabila anda ingin membutuhkan dokumen ini, silahkan hubungi email saya: [email protected]. Saya dengan senang hati akan mengirimkannya untuk anda..Semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan dan semoga dengan publikasi online skripsi ini menjadi awal dari terbukanya semua akses informasi bagi semua kalangan..

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS JANTAN

GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET KOLESTEROL TINGGI

SKRIPSI

Oleh:

FAIK FAUZI

06023036

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2011

UJI EFEK PROTEKSI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL

RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma h eyneana Val.) TERHADAP

Page 2: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

i

UJI EFEK PROTEKSI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL

RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val.) TERHADAP

PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH JANTAN

GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET KOLESTEROL TINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

mencapai derajat Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

Oleh :

FAIK FAUZI

06023036

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

YOGYAKARTA

2011

Page 3: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Berjudul

UJI EFEK PROTEKSI FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOL

RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val.) TERHADAP

PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH JANTAN

GALUR WISTAR YANG DIBERI DIET KOLESTEROL TINGGI

Oleh:

Faik Fauzi

06023036

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan

pada tanggal 28 September 2011

Mengetahui

Dekan Fakutas Farmasi

Universitas Ahmad Dahlan

Dra. Any Guntarti, M.Si., Apt.

Pembimbing I Pembimbing II

Penguji :

2. Vivi Sofia, M.Si., Apt.

3. Laela Hayu Nurani, M.Si., Apt

4. Moch. Saiful Bachri, M.Si., Ph.D. Apt.

Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU.. Apt, Vivi Sofia, M.Si., Apt.

1. Prof. Dr. Nurfina Aznam, S.U, Apt

Page 4: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Faik Fauzi

NIM : 06023036

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Farmasi

Judul Penelitian : Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang

Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi

Diet Kolesterol Tinggi.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil karya sendiri dan sepanjang

pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain

kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan. Apabila terbukti

pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 28 September 2011

Yang menyatakan,

Faik Fauzi

Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan

faikfauzi@ gmail.com

Page 5: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan,

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan

Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan

perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

(Qs.Al-„Alaq : 1-5)

Syukuri dan Cintai Dirimu Yang Sempurna Dengan Ketidaksempurnaannya

Do all the goods I can, All the best I can, In all times I can, In all

places I can, For all the creatures I can.

Kupersembahkan untuk :

Allah azza wa jalla, Terimakasih atas semua anugerah dan cinta kasih sayang-Mu

Nabi Muhammad SAW, Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah Kepadamu

Umi’ku, Pahlawan hidupku, Atas kekuatan cinta, pengorbanan dan do’a tulus membangkitkan sejuta harapan dan citaku

Almarhum Abah, Atas segalanya yang pernah engkau berikan kepadaku Beribu doa, maaf dan kata cinta serta

hormatku. Maafkan anakmu ini tidak sempat membalas semuanya, Semoga Allah memberikan tempat yang terindah untukmu, Semoga kita kembali bertemu di Surga-Nya kelak.

Kakak-kakakku, Abdul Halim Hafid, Bagus Lintang dan Eva Rizkiana Yang tak pernah jemu menanggapi manjaku

Adikku, Maya Aulia Yang kebahagiaannya mengukir senyumku selama ini.

Sahabat-Sahabatku, Yang jujur menerimaku apa adanya dan menghiasi hidupku

Guru-guru yang menunjukkan peta perjalanan menuju cita-cita

Semua insan yang telah berjasa dalam kehidupanku, Dan Almamaterku yang kudambakan,

Page 6: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’ alamin, Segala puji syukur kepada ALLAH SWT atas

anugerah dan cinta kasih sayangMu yang Maha Dasyat sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat

Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val.) Terhadap

Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi

Diet Kolesterol Tinggi”. Setetes ilmu di hamparan samudera ilmu-Nya. Sholawat

serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan kita semua

mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana di

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa

keberhasilan penulisan skripsi ini atas bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih,

kepada :

1. Prof. Dr. Nurfina Aznam, S.U Apt, selaku Pembimbing I yang penuh

kesabaran dan keikhlasan telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan,

dan semangat selama penelitian dan penyusunan skripsi ini

2. Vivi Sofia, M.Si., Apt, selaku Pembimbing II yang penuh kesabaran dan

keikhlasan telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan, dan semangat

selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Laela Hayu Nurani, M.Si., Apt, selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan koreksi yang membangun kepada penulis.

4. Moch. Saiful Bachri, M.Si., Ph.D. Apt, selaku penguji yang telah

memberikan pengarahan dan saran untuk penyusunan skripsi ini.

Page 7: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

vi

5. Dra. Any Guntarti, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Ahmad Dahlan Yogyakarta

6. Dr. Tedjo Yuwono, Apt. selaku dosen wali yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan serta semangat selama masa perkuliahan.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta.

8. Pimpinan dan staf Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta dan Laboratorium Penelitian.

9. Pimpinan dan staf karyawan Perpustakaan Kampus 3 UAD atas bantuan,

kepercayaaan, dan perhatiannya dalam memberikan pelayanan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Umi’ (Sakinah) dan Almarhum Abah (Muhammad Nagib) yang telah

memberikan limpahan kasih sayang yang tiada henti, pengorbanan, doa,

bimbingan, nasehat, dukungan dan semangat yang senantiasa mengiringi

langkah kehidupanku.

11. Kakak-kakakku (Abdul Halim Hafid, Eva Rizkiana, Bagus Lintang dan

adikku (Maya Aulia) terima kasih atas semangat dan motivasi yang telah

diberikan.

12. Kawan-kawan seperjuangan skripsi (Edy Budiarto dan Firman Adi K.) dan

sekelompok skripsi temu giring (Mahesya Hendra P., Annisa Soraya, Ade

Fahrani, M. Fariez, Haryadi, Tofan Pranoto, dan Nurul Akbar) Terima kasih

atas kerjasama selama ini hingga skripsi dapat terselesaikan.

13. Sahabat-sahabat pencari ridho Allah, di Al-Amin Yogyakarta yang

memberikanku semangat dan nasehat pencerah hati.

14. Sahabat-sahabatku di Yogyakarta, Al Hafidz, Dony Iswandi, Taufik

Septianto, Suhatno, Pepen Nur E., Robbi Najini dan Annisa Firdaus. Terima

Page 8: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

vii

kasih atas persahabatan yang selama ini terjalin. Motivasi dari kalian is the

best!.

15. Teman-teman seperjuangan di Alfa ’06 (Assosiasi Laskar Kelas A Farmasi

UAD 2006). Terima kasih atas atas kebersamaan yang selama ini terjalin,

Terima kasih telah membantu penulis selama kegiatan perkuliahan dan

praktikum. Salam hangat dari penulis.

16. Kawan-kawan di BEMF Farmasi UAD 2008-2010, terutama Divisi Keilmuan

dan Pengembangan Farmasi (Anindyajati Novita K., Edwien Daru A., Al

Hafidz, Via Hayati dan Septina Prasastia) yang telah memberi sentuhan dan

warna dalam hatiku. Tetaplah berjuang kawan...

17. Kawan-kawan di Kost Putra Bali Green. Terima kasih atas persahabatan yang

terjalin selama ini. I know you’re all will be great people.

18. Google Inc. Terima kasih atas mesin pencarimu yang menjadi pintu segala

sumber ilmu di dunia ini bagiku.

19. Kepada semua insan yang tidak bisa penulis sebut satu persatu atas bantuan

yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

Semoga segala bantuan serta bimbingan yang telah diberikan pada penulis

menjadi amal sholeh serta mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

baik dari segi penyusunan maupun dari segi penulisan. Maka penulis mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 28 September 2011

Penulis

Page 9: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

INTISARI ........................................................................................................ xiv

ABSTRACT ...................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 3

C. Batasan Masalah .................................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik ..................................................................................... 6

1. Obat Tradisional ............................................................................ 6

2. Tanaman Temu Giring (Curcuma Heyneana, Val.) ...................... 7

3. Teknik Penyarian........................................................................... 17

4. Lemak ............................................................................................ 21

5. Kolesterol ...................................................................................... 30

Page 10: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

ix

6. Hiperlipidemia ............................................................................... 35

7. Obat Antilipemika ......................................................................... 42

8. Simvastatin .................................................................................... 49

B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 50

C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 51

D. Hipotesis .............................................................................................. 52

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian .................................................................................. 53

B. Variabel Penelitian ............................................................................... 53

C. Bahan dan Alat .................................................................................... 53

1. Bahan ............................................................................................... 54

2. Alat .................................................................................................. 54

D. Cara Kerja ........................................................................................... 55

1. Persiapan Sediaan Uji.................................................................... 55

2. Perlakuan Terhadap Hewan Uji ................................................... 59

3. Penetapan Kadar Kolesterol .......................................................... 61

E. Analisa Data ......................................................................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Serbuk Rimpang Temu Giring .......................................... 64

B. Pembuatan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Temu Giring .............. 65

C. Pembuatan Pakan Diet Lemak Tinggi .................................................. 66

D. Induksi Hiperkolesterolemia ................................................................ 67

E. Pengambilan Sampel Darah Hewan Uji ............................................... 71

F. Penetapan Kadar Kolesterol Darah ...................................................... 72

G. Analisis Kadar Kolesterol .................................................................... 77

H. Perhitungan Persen Proteksi ................................................................. 80

Page 11: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 84

B. Saran .................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86

LAMPIRAN ................................................................................................... 89

Page 12: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur kimia tanin .................................................................. 12

Gambar 2. Struktur kurkumin .................................................................... 15

Gambar 3. Struktur kimia steroid ............................................................... 31

Gambar 4. Struktur kimia kolesterol .......................................................... 32

Gambar 5. Biosintesis kolesterol ................................................................ 34

Gambar 6. Struktur simvastatin .................................................................. 50

Gambar 7. Diagram alur jalannya penelitian ............................................. 61

Gambar 8. Skema preparasi sampel dan penetapan kadar kolesterol ......... 62

Gambar 9. Grafik berat badan tikus tiap kelompok pada tiap minggu ...... 69

Gambar 10. Mekanisme reaksi penetapan kadar kolesterol ......................... 74

Gambar 11. Grafik kadar kolestrol tiap kelompok pada periode I dan II .... 75

Page 13: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Jenis lipoprotein, ukuran, komposisi, dan asalnya ................... 26

Tabel II. Klasifikasi hiperlipoproteinemia primer Frederickson ........... 37

Tabel III. Komposisi bahan pakan hewan uji ........................................... 54

Tabel IV. Komposisi bahan reagen kit dari Diagnostic System

International (Diasys) ............................................................... 55

Tabel V. Komposisi larutan sampel, standard dan reagen ...................... 62

Tabel VI. Purata berat badan tikus tiap kelompok pada tiap minggu ...... 68

Tabel VII. Purata kadar kolesterol (mg/dl) setiap kelompok perlakuan

pada periode I dan II ................................................................ 75

Tabel VIII. Hasil Uji t Tukey selisih kadar kolesterol antar kelompok

perlakuan pada periode 1 dan periode 2 ................................... 78

Tabel IX. Purata persen proteksi terhadap kenaikan kadar kolesterol

kelompok perlakuan dihitung terhadap kelompok II ............... 80

Tabel X. Hasil uji t Tukey terhadap persen proteksi antar kelompok

perlakuan .................................................................................. 82

Page 14: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Temu Giring .................. 90

Lampiran 2. Data Absorbansi Serum Darah, kadar kolesterol serta

selisihnya pada periode 1 dan 2 (sebelum dilakukan

penolakan data) ........................................................................ 91

Lampiran 3. Data Absorbansi Serum Darah, kadar kolesterol serta

selisihnya pada periode 1 dan 2 (setelah dilakukan penolakan

data) .......................................................................................... 93

Lampiran 4. Data berat badan tikus tiap kelompok perlakuan tiap hari

selama 2 minggu perlakuan ...................................................... 95

Lampiran 5. Uji Statistik Selisih Berat Badan Periode 1 dan Periode 2 ....... 99

Lampiran 6. Uji Statistik Selisih Kadar Kolesterol Periode 1 dan Periode 2 103

Lampiran 7. Perhitungan Persen Proteksi ..................................................... 108

Lampiran 8. Uji Statistik Terhadap Persen Proteksi ..................................... 109

Lampiran 9. Gambar-gambar ........................................................................ 112

Page 15: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

xiv

INTISARI

Rimpang temu giring (Curcuma heyneana Val.) merupakan salah satu

tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan kadar

kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek proteksi fraksi heksan

ekstrak metanol temu giring terhadap kadar kolesterol tikus putih jantan galur Wistar

yang diberi diet kolesterol tinggi.

Dalam penelitian ini menggunakan 42 ekor tikus jantan galur Wistar

berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 gram yang terbagi ke dalam 7

kelompok perlakuan dengan 6 ekor tikus pada masing-masing kelompok. Kelompok

1 diberi pakan standar dan kelompok 2 diberi diet kolesterol tinggi serta pakan

standar. Kelompok 3 diberi pakan standar, diet kolesterol tinggi dan larutan CMC Na

1%. Kelompok 4 diberi pakan standar, diet kolesterol tinggi dan simvastatin dengan

dosis 0,9 mg/Kg BB. Sedangkan kelompok 5, 6 dan 7 diberi pakan standar, diet

kolesterol tinggi serta fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring dengan dosis

masing-masing 25 mg/Kg BB, 50 mg/Kg BB serta 75 mg/Kg BB. Keadaan

hiperkolesterolemia dipicu dengan menggunakan emulsi lemak sapi dengan dosis 10

ml/Kg BB. Untuk menentukan kadar kolesterol darah digunakan metode enzymatic

photometric test CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Phenol Antipyrin). Kadar

kolesterol darah ditentukan pada periode 1 dan periode 2. Selisih kadar kolesterol

darah pada periode 1 dan periode 2 dianalisis dengan menggunakan uji anova satu

jalur yang dilanjutkan uji t Tukey dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian fraksi etil asetat ekstrak

metanol temu giring dapat memberikan efek proteksi terhadap peningkatan kadar

kolesterol darah tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet kolesterol tinggi.

Fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring dengan dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg

BB dan 75 mg/kg BB dapat memberikan persen proteksi berturut-turut sebesar

25,54 %, 86,23 % dan 185,81 %. Berdasarkan uji statistik masing-masing dosis

memberikan persen proteksi yang berbeda bermakna dengan yang lainnya.

Kemampuan efek proteksi fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring terhadap

kenaikan kadar kolesterol darah diduga karena kandungan kurkumin dan tanin.

Kata kunci: temu giring, kolesterol, efek proteksi, tanin, kurkumin

Page 16: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

xv

ABSTRACT

Curcuma heyneana rhizome (Curcuma heyneana Val.) is a plant that is often

used as a traditional medicine to lower cholesterol levels. This research was carried

out to determine protective effects of the ethyl asetate fraction of methanolic extract

curcuma heyneana rhizome on serum cholesterol male Wistar rats fed a high

cholesterol diet.

In this study using 42 male Wistar rats aged 2-3 months weighing 150-200

grams are divided into 7 treatment groups with 6 rats in each group. Group 1 was

given a standard diet and group 2 was given a high cholesterol diet and standard diet.

Group 3 was given a standard diet, high cholesterol diet and 1% CMC Na. Group 4

was given a standard diet, high cholesterol diet and simvastatin at a dose of 0.9 mg /

kg BW. While groups of 5, 6 and 7 were given a standard diet, high cholesterol diet

and the ethyl asetate fraction of methanolic extract curcuma heyneana with each

dose of 15 mg/kg BW, 30 mg/kg BW and 60 mg/kg BW. Hypercholesterolemic state

was triggered by using beef fat emulsion with a dose of 10 ml/kg BB. To determine

the blood cholesterol level photometric enzymatic method CHOD-PAP test. Blood

cholesterol levels are determined in period 1 and period 2. Difference in blood

cholesterol levels in period 1 and period 2 in analsis using anova followed a path that

followed Tukey test with confidence level 95%.

The result showed that the ethyl asetate fraction of methanolic extract

curcuma heyneana rhizome can provide a protective effect against elevated levels of

blood cholesterol Wistar strain male rat that induced a high cholesterol diet. The

ethyl asetate fraction of methanolic extract curcuma heyneana rhizome peroral

everyday along 2 week with dose 15 mg/kg BW, 30 mg/kg BW and 60 mg/kg BW

give an row 25,54 %, 86,23 % and 185,81 %. Based on the statistical test of each

dose provides percent protection is significantly different from each other. The

ability of the protective effect of the ethyl asetate fraction of methanolic extract of

the blood cholesterol levels rise because the content of curcumin and tannins that are

in curcuma heyneana.

Keywords: curcuma heyneana, cholesterol, tannins, curcumin

Page 17: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini masyarakat dunia, khususnya dunia barat mulai

memusatkan perhatiannya ke alam, yang terkenal dengan semboyannya back to

nature, mengikuti Asia termasuk Indonesia yang sejak zaman dahulu

memanfaatkan obat-obat dari alam dalam upaya-upaya pelayanan kesehatan di

samping obat-obat farmasetik. Kembalinya perhatian dunia barat ke obat-obat

alam ini tidak lain adalah karena kembali tumbuhnya kepercayaan masyarakat

bahwa obat-obat tradisional dapat memberikan peranannya dalam upaya

pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan kesehatan serta pengobatan penyakit.

Di samping itu diyakini pula bahwa obat-obat tradisional kurang memberikan efek

samping jika dibandingkan dengan obat-obat farmasetik (Hargono, 1996).

Perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat modern serta rendahnya

aktivitas tubuh dan konsumsi serat menyebabkan pembentukan kolesterol yang

berlebihan didalam tubuh. Konsentrasi kolesterol tinggi dalam darah atau

hiperkolesterolemia merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner.

Menurut Murray (1997), kolesterol adalah produk khas hasil metabolisme hewan

seperti kuning telur, daging, hati dan otak. Semua jaringan yang mengandung sel-

sel berinti mampu mensintesis kolesterol. Kolesterol merupakan prekursor semua

steroid seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D

(Dalimartha, 2001). Kolesterol di dalam tubuh diproduksi dalam jumlah yang

diperlukan. Hiperkolesterolemia terjadi jika kadar kolesterol melebihi batas

Page 18: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

2

normal dan dapat berkembang menjadi aterosklerosis pada pembuluh arteri,

berupa penyempitan pembuluh darah terutama di jantung, otak, ginjal, dan mata.

Pada otak, aterosklerosis menyebabkan stroke, sedangkan pada jantung

menyebabkan penyakit jantung koroner. Hiperkolesterolemia dapat terjadi karena

bobot badan, usia, kurang olah raga, stress emosional, gangguan metabolisme,

kelainan genetik, serta diet tinggi kolesterol dan asam lemak jenuh (Setiati 2009).

Selain itu juga dapat terjadi pada wanita yang kekurangan hormon estrogen

(Ganong, 1995).

Dengan meningkatnya jumlah penderita penyakit yang disebabkan

hiperkolesterolemia dari tahun ke tahun maka diperlukan upaya yang serius untuk

mengatasinya dan perlu diperhatikan segala potensi yang dapat dimanfaatkan

untuk mengatasinya. Potensi yang kita miliki berupa obat sintetis dan obat

tradisional. Dengan mengikuti perkembangan zaman yang lebih menyukai obat

tradisional dan semakin tingginya harga obat sintetis sehingga tidak dapat

dijangkau oleh kalangan menengah ke bawah, maka kita harus memanfaatkan

sumber daya alam sebagai obat tradisional dimana alam Indonesia sangat kaya

akan tanaman obat. Salah satu tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai

obat hiperkolesterolemia adalah temu giring. Temu giring mengandung flavonoid

antioksidan dan tanin yang diduga memiliki aktivitas hiperkolesterolemia

(Sudarsono dkk, 1996).

Dari hasil penelitian yang dilakukan Kuswinarti, 2006, dapat disimpulkan

bahwa ekstrak air rimpang temu giring yang diberikan secara oral dengan dosis 2

g/kg. BB selama 14 hari mampu menurunkan kadar kolesterol total secara

Page 19: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

3

bermakna dengan P<0,02 pada tikus yang diinduksi peningkatan kolesterolnya

secara eksogen dan endogen dengan diet kolesterol dan propil tiourasil.

Berdasarkan penelitian diatas maka perlu untuk dilakukan penelitian lebih

lanjut dengan menggunakan pelarut yang berbeda sifat kepolarannya dalam hal ini

etil asetat yang bersifat semi polar mengingat kandungan kimia di dalam temu

giring terdapat senyawa yang bersifat semipolar seperti kurkumin dan tanin yang

diduga dapat berkhasiat sebagai antihiperkolesterolemia. Dengan adanya peneltian

ini harapannya dapat menambah data ilmiah mengenai rimpang temu giring yang

sudah ada dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian yang lebih lanjut.

B. Identifikasi Masalah

1. Apakah fraksi etil asetat ekstrak metanol rimpang temu giring (Curcuma

heyneana Val.) mempunyai efek proteksi terhadap kenaikan kadar kolesterol

dalam darah pada tikus jantan galur Wistar yang diberi diet kolesterol tinggi?

2. Bagaimana pengaruh fraksi etil asetat ekstrak metanol rimpang temu giring

(Curcuma heyneana Val.) dengan pemberian dosis yang berbeda terhadap

kenaikan kadar kolesterol dalam darah pada tikus jantan galur Wistar yang

diberi diet kolesterol tinggi.

3. Bagaimana efek proteksi fraksi etil asetat ekstrak metanol rimpang temu

giring (Curcuma heyneana Val.) dalam darah pada tikus jantan galur Wistar

yang diberi diet kolesterol tinggi jika dibandingkan dengan simvastatin.

Page 20: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

4

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada permasalahan apakah fraksi etil asetat

ekstrak metanol temu giring (Curcuma heyneana Val.) mempunyai efek proteksi

terhadap kenaikan kadar kolestrol darah tikus galur Wistar yang diberi diet

kolesterol tinggi serta mengetahui berapa besar efek proteksi yang dihasilkan.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring (Curcuma heyneana

Val.) mempunyai efek proteksi terhadap kenaikan kadar kolestrol darah darah

tikus galur Wistar yang diberi diet kolesterol tinggi?

2. Berapa dosis fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring (Curcuma

heyneana Val.) yang mempunyai efek proteksi terhadap kenaikan kadar

kolestrol darah darah tikus galur Wistar yang diberi diet kolesterol tinggi?

3. Bagaimana efek proteksi fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring

(Curcuma heyneana Val.) jika dibandingkan dengan Simvastatin dalam

aktivitas proteksi terhadap kenaikan kadar kolestrol darah terhadap hewan uji

yang diberi diet kolesterol tinggi?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk membuktikan aktivitas fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring

(Curcuma heyneana Val.) terhadap kenaikan kadar kolestrol darah tikus puith

jantan galur Wistar.

Page 21: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

5

2. Untuk mengetahui dosis dosis fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring

(Curcuma heyneana Val.) yang dapat memproteksi kenaikan kadar kolestrol

darah darah tikus galur Wistar yang diberi diet kolesterol tinggi.

3. Untuk mengetahui efek proteksi fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring

(Curcuma heyneana Val.) jika dibandingkan dengan simvastatin.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan dan memajukan

sumber daya alam di Indonesia yang terkenal tanaman obat tradisionalnya. Selain

itu, melalui penelitian ini juga dapat memberikan informasi dan data ilmiah

tentang aktivitas fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring (Curcuma heyneana

Val.) dalam mencegah hiperkolesterolemia sehingga dapat dikembangkan menjadi

suatu sediaan obat tradisional yang berasal dari bahan alam khususnya temu

giring sehingga dapat dihasilkan obat antihiperkolesterolemia yang potensial dan

terjangkau oleh masyarakat.

Page 22: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Obat Tradisional

Obat bahan alam yang semula banyak dimanfaatkan secara terbatas di

negara-negara Asia dan Afrika, sekarang sudah meluas sampai ke negara-negara

maju di Benua Eropa dan Amerika. Awalnya obat bahan alam digunakan sebagai

tradisi turun temurun dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan

berkembangnya teknologi baik produksi maupun informasi, uji praklinik dan

klinik dilakukan untuk memperoleh bukti tentang khasiat obat bahan alam.

Berdasarkan cara pembuatan, penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat,

obat bahan alam indonesia dikelompokkan menjadi:

a. Obat Tradisional (Jamu)

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan sarian atau galenik atau dari campuran bahan

tersebut yang telah secara turun-temurun digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman.

b. Obat Herbal Terstandar

Obat Herbal Terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah

dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan

bakunya telah distandarisasi.

Page 23: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

7

c. Fitofarmaka

Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan

khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik. Bahan baku dan

produk jadinya telah distandardisasi (Handayani, 2008).

2. Tanaman Temu Giring (Curcuma Heyneana, Val)

Temu giring banyak ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan kecil atau

peladangan dekat rumah penduduk, terutama di kawasan Jawa Timur. Kini, temu

giring sudah banyak diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman apotik hidup,

terutama di pulau Jawa. Penduduk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat

sudah mengusahakannya sebagai bahan jamu atau obat tradisional yang relatif

menguntungkan (Muhlisah, 1999).

a. Klasifikasi Tanaman

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Jenis : Curcuma heyneana Val.

(Anonim, 2001).

Page 24: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

8

b. Nama Umum dan Nama Daerah

Nama Umum : Temu Giring

Nama Daerah : Temu Giring (Jawa)

(Anonim, 2001).

c. Deskripsi Tanaman

Habitus : Sernak, semusim, tegak, tinggi ± 1 m.

Akar : Akar serabut, kuning kotor.

Batang : Semu, terdiri dari pelepah daun, tegak, permukaan licin,

membentuk rimpang, hijau muda.

Daun : Tunggal, permukaan licin, tepi rata, ujung dan pangkal runcing,

panjang 40-50 cm, lebar 15-18 cm, pertulangan menyirip,

pelepah 25-35 cm, hijau muda.

Bunga : Majemuk, berambut halus, panjang 15-40 cm, kelopak hijau

muda, pangkal meruncing, ujung membulat, mahkota kuning

muda, hijau muda.

(Anonim, 2001).

d. Morfologi

Habitus herba, semusim, tinggi + 1 m. Batang semu, terdiri dari pelepah

daun, tegak, permukaan licin, hijau muda. Daun tunggal, jumlah 3-8, permukaan

licin, tepi rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 40-50 cm, lebar 15-18 cm,

pertulangan menyirip, tangkai daun 25-35 cm, hijau muda. Bunga tersusun

majemuk bulir, berambut halus, panjang ibu tangkai bunga 15-40 cm, kelopak

hijau muda, pangkal meruncing, yang membulat; mahkota putih atau putih di tepi

Page 25: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

9

merah muda. Akar serabut, rimpang keputih-putihan sampai kuning muda,

kadang-kadang berwarna kuning di bagian tengah rimpang (Backer dan Van Den

Brink, 1968).

Rimpang temu giring tumbuh menyebar di sebelah kiri dan kanan batang

secara memanjang sehingga terlihat kurus atau membengkok ke bawah. Secara

kesuluruhan, rimpang temu giring umumnya tumbuh mengarah ke bawah dengan

percabangan berbentuk persegi. Apabila rimpang dibelah, akan terlihat daging

rimpang berwarna kuning, berbau khas temu giring. Rimpang bagian samping

umumnya memiliki rasa lebih pahit (Muhlisah, 1999).

Tanaman ini tumbuh pada daerah hingga ketinggian 750 m di atas

permukaan laut. Temu giring dijumpai sebagai tanaman liar di hutan jati atau di

halaman rumah, terutama di tempat yang teduh. Perbanyakan dilakukan dengan

stek rimpang induk atau rimpang cabang yang bertunas. (Mursito, 2003)

e. Efek Farmakologi dan Kegunaan

Rimpang temu giring berkhasiat sebagai obat cacing pada anak-anak, di

samping itu untuk bahan kosmetika. Untuk obat cacing pada anak-anak dipakai ±

20 gram rimpang segar temu giring, dicuci lalu diparut, ditarnbah 1/2 gelas air

matang dan 1/2 gram garam, diaduk kemudian disaring. Hasil saringan didiamkan

selama 1 jam, diminum pada waktu pagi sebelum makan.

Akar rimpangnya memberikan warna kuning segar serta merupakan bahan

utama dari lulur pada perawatan kulit tradisional Jawa dan sering diberikan untuk

calon pengantin . Akar rimpang yang pahit diberikan bersama dengan tanaman

obat lainnya yang digunakan untuk pengobatan, untuk degenerasi lemak dan juga

Page 26: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

10

digunakan sebagai obat rakyat untuk menjaga stamina. Tanaman ini juga

digunakan di salon kecantikan modern. Akar rimpangnya dianggap sebagai

pendingin dan sabun pembersih, berguna untuk mengatasi penyakit kulit, luka

tergores ringan dan luka. Patinya dapat dibuat menjadi bubur (Aliadi dkk, 1996).

f. Kandungan Kimia

Kandungan kimia rimpang temu giring antara lain minyak atsiri dengan

komponen utama 8(17),12-labdadiene-15,16-dial, tanin dan kurkuminoid yang

terdiri dari kurkumin, desmetoksi-kurkumin dan bis-desmetoksi-kurkumin (Ditjen

POM, 1989), pati, saponin, dan flavonoid (Anonim, 2001).

1) Minyak Atsiri

Pada mulanya istilah minyak atsiri adalah istilah yang digunakan untuk

minyak yang mudah menguap dan diperoleh dari tanaman dengan penyulingan

uap. Definisi ini dimaksudkan untuk membedakan minyak/lemak dengan minyak

atsiri yang berbeda tanaman penghasilnya (Guenther, 1987).

Minyak atsiri yang bersifat mudah menguap ini terdiri dari campuran zat

menguap, dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Setiap substansi

yang bisa menguap memiliki titik didih dan tekanan uap tertentu dan hal ini

dipengaruhi oleh suhu. Pada umumnya tekanan uap ini sangat mudah untuk

persenyawaan yang memiliki titik didih yang sangat tinggi. Selanjutnya intensitas

suatu bau (harum yang dihasilkan dengan beberapa pengecualian pada kondisi

tertentu) merupakan manifestasi dari sifat mudah menguap yang menghasilkan

bau harum tersebut (Guenther, 1987)

Page 27: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

11

Minyak atsiri yang mudah menguap terdapat di dalam kelenjar minyak

khusus di dalam kantung minyak atau di dalam ruang antar sel dalam jaringan

tanaman. Minyak atsiri tersebut harus dibebaskan sebelum disuling yaitu dengan

merajang/memotong jaringan tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak

mungkin, sehingga minyak dapat dengan mudah diuapkan (Guenther, 1987).

Minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid terdapat pada fraksi atsiri

yang tersuling uap. Zat inilah penyebab harum, wangi dan bau yang khas pada

banyak tumbuhan (Harborne, 1996).

Kegunaan minyak atsiri sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal,

bahan analgesik, haemolitik, atau sebagai entienzimatik, sedatif dan stimulan

untuk sakit perut. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang dan

memuakkan. Disamping itu beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai

obat cacing dan sebagai fungisida maupun bakterisida (Guenther, 1987).

2) Tanin

Tanin (Gambar 1) merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke

dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak dijumpai pada tumbuhan.

Tanin dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang

dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan glatin.

Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat

molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan

protein. Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tanin

terkondensasi (condensed tannins) dan tanin terhidrolisiskan (hydrolysable

tannins) (Harbone, 1996).

Page 28: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

12

Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat

tanin yang sangat kompleks mulai dari pengendap protein hingga pengkhelat

logam. Maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin

juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis. Oleh karena itu, semua

penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para peneliti

sekarang (Hagerman, 2002).

Gambar 1. Struktur kimia tanin

Senyawa tanin terdapat luas di dalam tumbuhan berpembuluh. Senyawa

ini merupakan penghambat enzim yang kuat bila terikat dengan protein. Menurut

batasannya tanin dapat bereaksi dengan dengan protein membentuk kopolimer

mantap yang tidak larut di dalam air. Di dalam tumbuhan letak tanin terpisah dari

protein dan sitoplasma tetapi apabila jaringan rusak, misalnya jaringan yang

dimakan oleh hewan maka bisa terjadi reaksi penyamakan. Tanin merupakan

senyawa bakteriostatik terhadap gram positif dan gram negatif (Pramono, 1989)

Secara kimia tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin yang terhidrolisis dan

tanin yang terkondensasi.

Page 29: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

13

a) Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins).

Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk

jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan

asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin

yang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat.

Selain membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin

terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins. Ellagitanin sederhana disebut juga

ester asam hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah menjadi

asam galic jika dilarutkan dalam air.

Tanin jenis penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Deteksi

pendahuluan dalam jaringan lain dengan mengidentifikasi asam galat atau asam

elagat dalam fraksi eter atau etil asetat yang dipekatkan dengan sinar UV akan

tampak bercak ungu yang menjadi gelap bila diuapi NH3 selain itu juga bisa

dengan menggunakan KCKT (Harborne, 1996)

b) Tanin terkondensasi (condensed tannins).

Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi

menghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer

flavonoid yang merupakan senyawa fenol dan telah dibahas pada bab yang lain.

Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan

polimer dari flavonoid yang dihubungkan dengan melalui C8 dengan C4. Salah

satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang

tersusun dari epiccatechin dan catechin.

Page 30: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

14

Tanin jenis ini terdapat di dalam paku-pakuan dan gimnospermae serta

angiospermae terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Tanin terkondensasi dapat

dideteksi langsung dalam jaringan dengan mencelupkannya ke dalam HCl 2M

mendidih selama 30 menit. Bila terdapat warna merah yang dapat diekstraksi

dengan amil atau butil alkohol maka ini merupakan bukti adanya tanin. Selain itu

tanin jenis ini juga dapat dideteksi dengan kromatografi kertas dua arah memakai

fase atas pengembang butanol-asam asetat (14:1:5) diikuti dengan asam asetat

6%. Selain itu dapat pula dideteksi dengan UV dan KCKT (Harborne, 1996).

3) Kurkumin

Kurkumin (Gambar 2) adalah senyawa aktif yang ditemukan pada kunir,

berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6. Kurkumin merupakan salah satu

produk senyawa metabolit sekunder dari tanaman kunyit dan temulawak.

Senyawa ini merupakan golongan karatenoid yaitu pigmen (zat warna) yang larut

dalam lemak berwarna kuning sampai merah. Kurkumin termasuk golongan

senyawa polifenol dengan struktur kimia 1,7-bis (4’hidroksi-3 metoksifenil)-1,6

heptadien 3,5-dion. Kurkumin dapat memiliki dua tautomer yaitu keton dan enol.

Sturktur keton lebih dominan dalam bentuk padat sedangkan struktur enol

ditemukan dalam bentuk cairan. Pada struktur kurkumin terdapat ikatan rangkap

terkonjugasi dan pasangan elektron bebas sehingga berpotensi sebagai ligan.

Kurkumin juga termasuk senyawa β-ketoenolat yang dapat membentuk kompleks

khelat cincin enam yang sangat stabil (Herlinawati, 1984) Kurkumin mempunyai

sifat sebagai antioksidan (Sudarsono dkk, 1996)

Page 31: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

15

Gambar 2. Struktur kimia kurkumin

4) Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder, kemungkinan

keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses fotosintesis sehingga

daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Senyawa flavonoid

adalah senyawa yang mempunyai struktur C6-C3-C6. tiap bagian C6 merupakan

cincin benzen yang terdistribusi dan dihubungkan oleh atom C3 yang merupakan

rantai alifatik Dalam tumbuhan flavonoid terikat pada gula sebagai glikosida dan

aglikon flavonoid yang mungkin terdapat dalam satu tumbuhan dalam bentuk

kombinasi glikosida (Harbone, 1987).

Aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam

berbagai bentuk struktur. Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan

senyawa C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6 (cincin

benzena) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. Kelas-kelas yang

berlainan dalam golongan flavonoid dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik-

oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola yang berlainan.

Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak

reaksi oksidasi, baik secara enzim maupun non enzim. Flavonoid bertindak

Page 32: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

16

sebagai penampung yang baik radikal hidroksi dan superoksida dengan demikian

melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak. Aktivitas

antioksidannya dapat menjelaskan mengapa flavonoid tertentu merupakan

komponen aktif tumbuhan yang digunakan secara tradisional untuk mengobati

gangguan fungsi hati (Robinson, 1995).

Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol alam. Flavonoid

merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tak

tersulih atau suatu gula, sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol,

metanol, butanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air. Adanya

gula yang terikat pada flavonoid cenderung menyebabkan flavonoid lebih mudah

larut dalam air dan dengan demikian campuran pelarut di atas dengan air

merupakan pelarut yang lebih baik untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon yang

kurang polar seperti isoflavon, flavanon, dan flavon serta flavonol yang

termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan

kloroform. Analisa flavonoid lebih baik dengan memeriksa aglikon yang terdapat

dalam ekstrak tumbuhan yang telah dihidrolisis sebelum memperhatikan

kerumitan glikosida yang ada dalam ekstrak asal (Harbone, 1987).

Kegunaan senyawa flavonoid menunjukan aktivitas biologi yang beragam

diantaranya adalah sebagai antivirus, antihistamin, diuretik, antiinflamasi,

antimikroba dan antioksidan (Dewick, 2002).

Page 33: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

17

3. Teknik Penyarian

Berbagai macam metode penyarian yang digunakan tergantung dari wujud

dan kandungan zat dari bahan yang akan disari dan untuk analisis fitokimia

idealnya digunakan jaringan yang masih segar. Cara lain, tumbuhan dapat

dikeringkan sebelum ekstraksi. Bahan harus dikeringkan secepatnya, lebih baik

dengan aliran udara sampai betul-betul kering untuk mencegah perubahan kimia

yang terlalu banyak (Harborne, 1996).

Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat

dalam bentuk yang mempunyai kadar tinggi dan hal ini memudahkan zat

berkhasiat diatur dosis atau konsentrasinya. Ekstrak adalah sediaan yang dapat

kering, kental, dan cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani

menurut cara yang sesuai yaitu maserasi, perkolasi dan penyeduhan dengan air

mendidih. Sebagai cairan penyari digunakan air, eter, atau campuran etanol, atau

campuran etanol air. Penyarian dilakukan diluar pengaruh cahaya matahari

langsung (Anief, 2000)

Metode Penyarian yang sering digunakan adalah infundasi, maserasi,

perkolasi dan alat Soxhlet.

a. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian simplisia dengan air pada suhu 90º C

selama 15 menit. Infundasi umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan

altif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini

menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang.

Page 34: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

18

Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan selama 24

jam.

Infundasi umumnya dilakukan dengan mencampur simplisia yang telah

dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang ditetapkan dengan air

secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian dipanaskan dalam tangas air selama

15 menit, dhitung mulai suhu didalam panci mencapai 90º C, sambil sesekali

diaduk. Infus diserkai sewaktu panas melalui kain flanel. Untuk mencukupi

kekurangan air, ditambahkan air melalui ampasnya (Anonim, 1986)

b. Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan penyari

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif. Zat aktif akan larut dan karena perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif

didalam sel dengan zat aktif yang berada diluar sel, maka larutan yang

konsentrasinya pekat di dalam sel akan didesak keluar. Peristiwa tersebut

berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dan luar

sel. Maserasi dapat dibantu dengan pengadukan yang kontinu (maserasi kinetik).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif

yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah

mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak. Cairan

penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol dan lain-lain. Bila

penyari yang digunakan maka untuk mencegah tumbuhnya kapang dapat

ditambahkan bahan pengawet yang diberikan pada awal penyarian.

Page 35: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

19

Keuntungan penyarian dengan maserasi adalah peralatan yang sederhana,

murah dan pengerjaannya. Kerugian cara maserasi ini adalah membutuhkan waktu

yang lama dan penyarian kurang sempurna.

Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara: 10 bagian simplisia

dengan derajat halus dimasukkan ke dalam bejana, kemudian ditambah dengan air

75 bagian cairan penyari, ditutup, dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari

cahaya, sambil diaduk sesekali secara berulang-ulang. Setelah 5 hari diserkai,

ampas diperas. Kemudian ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan

diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana ditutup,

dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari kemudian endapan

dipisahkan (Anonim, 1986).

c. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan

cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi

adalah sebagai berikut: serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder

yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke

bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan mengalirkan zat aktif dalam

sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh (Anonim, 1986).

Cara perkolasi lebih baik dibandingkan maserasi karena :

1) Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi

dengan lautan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga meningkatkan

derajat perbedaan konsentrasi

Page 36: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

20

2) Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat

mengalir cairan penyari. Kecilnya saluran kapiler tersebut menyebabkan

kecepatan pelarutan cukup untuk mengurangi lapisan batas sehingga dapat

meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Alat yang digunakan untuk perkolasi disebut perkolator, cairan yang

digunakan untuk menyari disebut menstruum atau cairan penyari, larutan zat aktif

yang keluar dari perkolator disebut sari atau perkolat, sedang sisa setelah

dilakukannya penyarian disebut ampas atau sisa perkolasi (Anonim, 1986).

d. Penyarian dengan Alat Soxhlet

Sistem penyarian dengan alat soxhlet disebut juga penyarian

berkesinambungan. Cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia diisikan

ke dalam tabung. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap penyari akan

naik ke atas melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali oleh pendingin

balik. Embun turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan zat-zat aktifnya

dan kembali ke labu. Cairan akan menguap kembali dan berulang seperti proses di

atas.

Keuntungan penyarian dengan alat soxhlet:

1) Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh

hasil yang pekat

2) Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari murni, sehingga dapat menyari zat

aktif lebih banyak

3) Penyarian dapat diteruskan sesuai keperluan tanpa menambah volume cairan

penyari

Page 37: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

21

4) Kerugian penyarian dengan alat soxhlet

5) Cairan penyari dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan

pemanasan kuang cocok

6) Cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan penyari yang baik

harus murni atau campuran azeotrof (Anonim, 1986).

4. Lemak

Lemak merupakan substansi yang tampak seperti lilin dan tidak larut

dalam air. Lemak yang terdapat dalam zat makanan kita umumnya terdiri dari

gabungan tiga gugus asam lemak dan gliserol serta dikenal sebagai trigliserida.

Lemak dalam bahan makanan dapat dbagi menjadi tiga golongan yaitu lemak

jenuh (saturated fat), lemak tidak jenuh tunggal (mono-unsaturated fat) dan

lemak tidak jenuh majemuk (poli-unsaturated fat). Penggolongan menjadi tiga

jenis tersebut penting artinya dalam hubungannya dengan kesehatan jantung dan

pembuluh darah dimana lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh

majemuk merupakan lemak yang baik bagi tubuh untuk memproduksi zat-zat

essensial lainnya bagi tubuh seperti esterogen, progesteron, testosteron dan

sebagainya sedangkan lemak jenuh adalah lemak yang tidak baik untuk

dikonsumsi, yang apabila tidak dimetabolisme oleh hati akan menyebabkan lemak

terakumulasi dalam jaringan perifer dan menyebabkan penyumbatan pembuluh

darah sehingga terjadi penyakit jantung koroner (Soeharto, 2000).

Page 38: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

22

a. Lemak Jenuh

Lemak jenuh pada temperatur kamar berbentuk padat. Sumber lemak

jenuh adalah lemak yang berasal dari binatang. Lemak jenis ini juga terdapat

dalam usus, keju, mentega, es krim, dan minyak yang berasal dari tumbuhan

seperti minyak kelapa, minyak palem, dan lain-lain. Semua makan yang digoreng

dengan dengan minyak tersebut berarti bercampur dengan lemak jenuh berkadar

tinggi. Kita tidak dapat menghindari sama sekali lemak jenuh dari diet kita, karena

banyak makanan yang rendah lemak tetapi mengandung lemak jenuh karena

dimasak dengan lemak yang memiliki kadar lemak jenuh tinggi (Soeharto, 2000)

b. Lemak Tidak Jenuh

Lemak tidak jenuh dibagi menjadi dua yaitu lemak tidak jenuh tunggal dan

lemak tidak jenuh majemuk. Lemak tidak jenuh tunggal adalah lemak yang

sebagian asam lemaknya mono-unsaturated, seperti olive dan anola. Minyak-

minyak tersebut berbentuk cair pada temperatur kamar sedangkan di dalam lemak

tidak jenuh majemuk yang dominan adalah asam lemak poly-unsaturated.

Contohnya minyak bunga matahari, minyak jagung, minyak kedelai, dan lain-lain.

Dari sudut kimia, asam lemak jenuh ini tidak memiliki ikatan diantara

atom-atom karbon di dalam molekulnya, sedangkan asam lemak tidak jenuh

tunggal terdapat satu ikatan rangkap dan asam lemak tidak jenuh majemuk

terdapat dua ikatan rangkap atau lebih (Soeharto, 2000).

Sebagian besar lipid plasmanya tidak bersirkulasi dalam bentuk bebas.

Asam-asam lemak bebas sering disebut FFA (Free Fatty Acids), UFA

(Unesterified Fatty Acids), NEFA (Nonesterified Fatty Acids) terikat pada

Page 39: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

23

albumin, sementara kolesterol, trigliserida dan fosfolipid ditransport dalam bentuk

kompleks lipoprotein. Lipoprotein berfungsi mengangkut lemak dari tempat

pembentukannya menuju tempat penggunaannya. Digambarkan bahwa partikel

lipopretein pada intinya terdapat ester kolestrol dan trigliserida, dikelilingi oleh

fosfolipid, kolestrol non ester, dan apoliprotrein. Zat-zat tersebut beredar dalam

darah sebagai lipopretein larut plasma.

Tubuh mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara:

1) Mengurangi pembentukan liprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang

masuk ke dalam darah

2) Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari

dalam darah.

Lipid plasma diangkut dengan dua cara yaitu jalur eksogen dan endogen:

1) Jalur Eksogen

Trigleserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas

dalam bentuk partikel besar lipoprotein yang disebut kilomikron. Kilomikron ini

akan membawanya ke dalam darah. Kemudian trigliserida dalam kilomikron tadi

mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase sehingga terbentuk asam

lemak bebas dan kilomikron rennant. Asam lemak bebas akan menembus jaringan

lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai cadangan

energi. Sedangkan kilomikron rennant akan dimetabolisme dalam hati sehingga

menghasilkan kolesterol bebas. Kilomikron rennant adalah kilomikron yang telah

dihilangkan sebagian besar tigliseridanya sehingga ukurannya mengecil tetapi

jumlah kolesterolnya tetap (Ganiswara, 1995)

Page 40: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

24

Sebagian kolestrol yang mencapai organ hati diubah menjadi asam

empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus dan membantu proses penyerapan

lemak dari makanan sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran

empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan

mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur endogen. Pada

akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya telah diambil), dibuang dari

aliran darah melalui hati (Ganiswara, 1995)

Kolesterol juga dapat diproduksi oleh jaringan hati dengan bantuan enzim

yang disebut HMG koenzim-A reduktase, Kemudian dikirimkan ke dalam aliran

darah. Asupan kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang

terdapat pada permukaan sel hati (Ganiswara, 1995).

2) Jalur Endogen

Trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati, diangkut secara endogen

dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kaya trigliserida dan

mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga

menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang mengandung

kolesterol paling banyak (60-70%). LDL mengalami katabolisme melalui reseptor

dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat ditekan oleh produksi

kolesterol endogen. Penderita hiperkolesterolemia familial heterozigot

mempunyai kira-kira 50% reseptor LDL yang fungsional. Pada pasien ini,

katabolisme LDL oleh hati dan jaringan perifer berkurang sehingga kadar

kolesterol plasma meningkat. Peningkatan kadar kolesterol sebagian disalurkan ke

dalam makrofag yang akan membentuk sel busa (foam cells) yang berperan dalam

Page 41: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

25

terjadinya aterosklerosis premature. Bentuk homozigot lebih jarang dan lebih

berbahaya sehingga pada usia anak dapat terjadi serangan infark jantung. HDL

berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron di bawah pengaruh

enzim lechitin cholesterolacyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan

mengalami perpindahan dari HDL kepada IDL sehingga dengan demikian terjadi

kebalikan arah transport kolesterol dari perifer menuju hati untuk dikatabolisasi.

Aktivitas ini mungkin berperan sebagai antiaterogenik (Ganiswara, 1995).

Lipid utama dalam lipoprotein adalah kolesterol, trigliserida dan

fosfolipid. Trigliserida dan bentuk teresterifikasi dari kolesterol adalah lipid non

polar yang tidak larut dalam lingkungan berair dan mengisi pusat dari lipoprotein.

Fosfolipid dan sejumlah kecil dari kolesterol bebas yang solubel dalam kedua

lingkungan lipid dan air, melingkupi permukaan partikel dimana berfungsi

sebagai permukaan antara komponen plasma dan inti lipoprotein. Famili dari

protein, apoliprotein, juga berada di permukaan lipoprotein untuk memertahankan

struktur lipoprotein yang spesifik dan nenyediakan permukaan antara lipid dan

lingkungan berair. Protein-protein ini mempunyai peranan-peranan penting pada

regulasi transport lipid dan metabolisme lipoprotein. Pengobatan diarahkan untuk

memperbaiki kelainan lipoprotein, bukan hanya menurunkan kadar total

kolesterol dan trigliserida plasma saja (Tjay dan Raharja, 2007).

Page 42: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

26

Tabel I. Jenis lipoprotein, ukuran, komposisi dan asalnya (Tjay dan Raharja, 2007)

Lipoprotein plasma darah digolongkan berdasarkan densitasnya (gram/ml)

yang juga merupakan gambaran kandungan lipida dari molekul yang

bersangkutan. Semakin besar kandungan lipida molekul ini, semakin rendah

densitasnya dan semakin besar kecenderungan molekul untuk bergerak ke atas

atau mengapung, jika plasma darah disentrifuge pada kecepatan tinggi (Leichner,

1997)

Ada enam keluarga lipoprotein (Tabel I), yang dikelompokkan menurut

besar dan kandungan lipidnya (densitas):

a) Kilomikron

Merupakan lipoprotein terbesar terbentuk di mukosa usus selama absorbsi

produk-produk pencernaan lemak. Sekitar satu jam setelah makan makanan yang

mengandung banyak lemak. Konsentrasi kilomikron dalam plasma dapat

meningkat satu sampai dua persen, dan karena ukuran kilomikron besar, plasma

terlihat keruh dan terkadang kuning, tampak seperti susu (lipemia). Kilomikron

Macam

Lipoprotein

Ukuran

(nm)

Komposisi Asal

Protein Kolesterol Ester

Kolesterol Trigiserida Fosfolipid

Kilomikron 75-

1000 2 2 3 90 3 Usus

Sisa

Kilomikron 30-80 - - - - - Kapiler

VLDL 30-80 8 4 16 55 17 Hati &

usus

IDL 25-40 10 5 25 40 20 VLDL

LDL 20 20 7 46 6 21 IDL

HDL 7,5-10 50 4 16 5 25 Hati &

Usus

Page 43: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

27

dibersihkan dari sirkulasi oleh kegiatan lipoprotein lipase, yang terletak

dipermukaan endotel pembuluh kapiler. Enzim mengkatalisis pemecahan

trigliserida didalam kilomikron tersebut menjadi FFA dan gliserol, yang masuk

sel-sel adipose dan direesterifikasi. Kalau tidak, FFA (Free Fatty Acid) tetap

berada di dalam sirkulasi terikat pada albumin. Kilomikron yang kehabisan

trigliseridanya tetap berada dalam sirkulasi sebagai lipoprotein kaya kolesterol

yang disebut sisa kilomikron. Sisa-sisa ini dibawa ke hati, yang mengikat sisa-sisa

ini dengan reseptor LDL. Kilomikron dan sisa-sisanya merupakan suatu system

transport untuk lipid eksogen yang dimakan. Juga ada system endogen yang

terdiri dari VLDL, IDL, LDL, dan HDL yang mengangkut trigliserida dan

kolesterol ke seluruh tubuh (Ganong, 1998). Kadar kilomikron meningkat setelah

makan, memerlukan 12-16 jam untuk membersihkan semua kilomikron dari

serum. Kilomikronemia pasca makan mereda 8-10 jam sesudah makan. Adanya

kilomikron dalam plasma sewaktu puasa dianggap abnormal. Kilomikron

membentuk lapisan krim di atas plasma yang didinginkan (Ganiswara, 1995).

b) VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

Lipoprotein yang terdiri dari 60% trigliserida (endogen) dan 10-15%

kolesterol dan fosfolipid. Jika plasma pasien didinginkan semalam (40C) maka

peningkatan kadar VLDL tampak sebagai kekeruhan di bawah lapisan atas.

Apabila lapisan atas berupa krim maka kadar kilomikron juga meningkat

(Ganiswara, 1995). VLDL terbentuk di hati dan mengangkut trigliserida yang

terbentuk dari asam lemak dan karbohidrat di hati ke jaringan ekstrahepatis.

Setelah trigliseridanya sebagian dikeluarkan oleh kerja lipoprotein lipase, VLDL

Page 44: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

28

ini menjadi IDL (Ganong, 1998). Karena asam lemak bebas dan gliserol dapat

disintetis dari karbohidrat, maka makanan kaya karbohidrat akan meningkatkan

jumlah VLDL (Ganiswara, 1995).

c) IDL (Intermediate Density Lipoprotein)

Lipoprotein yang sangat rendah densitasnya, yang sebagian besar

trigliseridanya sudah dikeluarkan sehingga konsentrasi kolesterol dan fosfolipid

meningkat (Guyton and Hall, 1997). IDL menyerahkan fosfolipid dan kolesterol

melalui kerja enzim plasma lechitin cholesterol asyltransferase (LCAT),

mengambil ester kolesterol yang terbentuk dari kolesterol di HDL. Beberapa IDL

diambil oleh hati, IDL sisanya kemudian melepaskan lebih banyak trigliserida dan

protein, kemudian di sinusoid-sinusoid hati menjadi LDL (Ganong, 1998). Bila

terdapat dalam jumlah banyak IDL akan terlihat sebagai kekeruhan pada plasma

yang didinginkan meskipun ultrasentifugasi perlu dilakukan untuk memastikan

adanya IDL (Ganiswara, 1995).

d) LDL (Low Density Lipoprotein)

Merupakan IDL dimana hampir semua trigliserida telah dikeluarkan,

meninggalkan terutama konsentrasi kolesterol yang tinggi dan konsentrasi sedang

fosfolipid. LDL menyediakan kolesterol bagi jaringan. Kolesterol adalah

merupakan unsur pokok essensial di membran sel dan digunakan oleh sel kelenjar

untuk membentuk hormon steroid. Di dalam hati dan kebanyakan jaringan

ekstrahepatik, LDL diambil dengan endositosis dengan mediator reseptor. Dalam

proses endositosis berperantara reseptor, situasi ini mencetuskan pelepasan

reseptor LDL yang berdaur ulang ke membran sel sehingga kolesterol terbentuk

Page 45: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

29

dari ester-ester kolesteril oleh lipase asam di dalam lisosom menjadi siap untuk

memenuhi kebutuhan sel tersebut. Kolesterol di dalam sel juga menghambat

sintesis kolesterol intraseluler dengan menghambat HMG-CoA reduktase,

merangsang esterifikasi kelebihan kolesterol yang dilepaskan. Semua reaksi ini

menjadi kendali umpan balik bagi banyaknya kolesterol di dalam sel tersebut.

LDL juga diambil oleh sistem yang berafinitas lebih rendah di dalam makrofag

dan beberapa sel lain. Kalau terlalu terbebani oleh kadar LDL plasma yang tinggi,

makrofag menjadi penuh dengan ester kolesterol dan membentuk sel-sel busa

yang tampak pada awal lesi aterosklerotikdan memainkan suatu bagian pada

pembentukan lesi ini (Ganong, 1998). Kadar LDL serum yang tinggi umumnya

dianggap sangat memperbesar kemungkinan aterosklerosis (Speicher and Smith,

1983). LDL adalah komponen normal plasma pada keadaan puasa. Plasma yang

mengandung LDL kadar tinggi tetap jernih setelah proses pendinginan karena

LDL berukuran relative kecil (Ganiswara, 1995).

e) HDL (High Density Lipoprotein)

Mengandung konsentrasi protein tinggi, kira-kira 50% protein tetapi

konsentrasi kolesterol dan fosfolipid yang lebih kecil (Guyton, 1997). HDL

penting untuk membersihkan kolesterol dan trigliserida dan untuk transport serta

metabolisme ester kolesterol dalam plasma. HDL secara normal terdapat dalam

plasma puasa, tetapi plasma yang didinginkan tetap jernih, walaupun HDL

terdapat dalam jumlah besar karena HDL lebih kecil daripada LDL (Ganiswara,

1995). HDL disintesis di dalam hati dan usus (Ganong, 1998). HDL berfungsi

mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan perifer ke hati, sehingga

Page 46: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

30

penimbunan kolesterol di perifer berkurang. Kadar HDL yang normal atau tinggi

penting dalam menurunkan resiko aterosklerosis baik dengan mencegah

pengendapan tipe-tipe kolesterol lain maupun dengan menghilangkan kolesterol

dari dinding arteri (Speicher and Smith, 1983).

Jadi LDL yang terutama terdiri dari kolesterol (70%) sepertiganya

dikeluarkan oleh hati dan duapertiga sisanya diserap dan dirombak oleh jaringan-

jaringan perifer dimana sel-sel perifer tidak mampu merombak kolesterol, maka

zat ini harus dikembalikan ke hati dan transportnya dilakukan oleh HDL. Selain

itu HDL berdaya, dengan bantuan enzim LCAT, untuk melarutkan kolesterol yang

karena sesuatu sebab telah diendapkan LDL pada dinding pembuluh yang menjadi

aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen. Asupan kolesterol dari darah

juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada permukaan sel hati.

5. Kolesterol

Kolesterol (bahasa Yunani: chole = empedu, stereos = padat) adalah zat

alamiah dengan sifat-sifat berupa lemak dan steroid. Kolesterol merupakan bahan

bangun essensial untuk sintesa zat-zat penting seperti hormon kelamin dan anak

ginjal, glikosida-glikosida jantung dan vitamin D. Kolesterol terdapat dalam

semua sel hidup, misalnya sebagai bahan isolasi sekitar serat-serat saraf dan

disalut-salut sel begitu pula dalam lemak-lemak hewani dan sebagai komponen

utama dari batu-batu empedu. Resorpsinya dari usus hanya terjadi bila terdapat

cukup asam empedu (asam kolat) untuk mengemulsi jumlah kolesterol yang

diresorpsinya berbeda-beda secara individual dan antara lain tergantung dari

Page 47: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

31

susunan makanan (adanya serat-serat) dan lamanya perjalanan di usus, batasnya

terletak antara 200 mg dan 800 mg sehari. Sebagai pedoman dianjurkan 250-300

sehari (Tjay dan Rahardja, 2007).

Proses yang meningkatkan kadar kolesterol adalah 1) Pengambilan

lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh reseptor LDL. 2) Pengambilan

lipoprotein yang mengandung kolesterol oleh lintasan yang tidak diperantai

reseptor. 3) Pengambilan kolesterol bebas dari lipoprotein yang kaya akan

kolesterol itu oleh membran sel. 4) Sintesis kolesterol. 5) Hidrolis ester kolesterol

oleh enzim ester kolesterol hidrolase (Mayes dkk, 1997).

Pada manusia kadar kolesterol total dalam plasma 5,2 mmol/l dan kadar

ini meningkat bersamaan dengan penambahan umur, sekalipun diantara berbagai

individu terdapat variasi yang luas (Mayes dkk, 1997). Kolesterol merupakan

senyawa sterol yaitu bentuk alkohol steroid yang mempunyai ikatan rangkap.

Senyawa steroid yang memiliki struktur yang sama yaitu terdiri dari sistem

gabungan cincin yang disebut siklopentana perhidrofenatrena. Struktur kimia

steroid dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur kimia steroid (Lehninger, 1982)

Page 48: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

32

Sterol merupakan steroid yang mengalami modifikasi, karena kehadiran 1

rantai hidrokarbon yang mengandung 8 sampai 10 atom karbon pada posisi 17 dan

kehadiran hidroksil pada posisi 3 pada cincin. Kolesterol (Gambar 4) mengandung

8 atom karbon, dan mengandung ikatan rangkap pada posisi C5-C6 cincin

siklopentana perhidrofentatre.

Gambar 4. Struktur kimia kolesterol (Poedjiadi, 1994)

Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh.

Kolesterol berasal dari lemak yang menghasilkan 9 kalori. Sementara itu,

karbohidrat dari tepung dan gula hanya menghasilkan 4 kalori. Selain berguna

untuk proses metabolisme, kolesterol untuk membungkus jaringan saraf, meliputi

sel dan sebagai pelarut vitamin. Pada anak-anak, kolesterol dibutuhkan untuk

mengembangkan jaringan otak (Wiryowidagdo dan Sitanggang, 2003).

Resorpsi kolesterol dari usus hanya terjadi bila ada cukup asam empedu

yang berasal dari embedu untuk mengemulsikannya. Tergantung dari susunan

makanannya antara lain jumlah kolesterol, lemak hewani dan serat nabati setiap

hari dapat diserap sebanyak 200-600mg kolesterol. Di samping itu, tubuh

Page 49: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

33

terutama hati membentuk 700-1000 mg kolesterol sehari untuk memenuhi

kebutuhannya (Tjay dan Rahardja 2007).

Biosintesis kolesterol dibagi menjadi lima tahap yaitu: 1) Asam

Mevalonat, yang merupakan senyawa enam karbon disintesis dari asetil-KoA. 2)

Isoprenoid dibentuk dari mevalonat melalui pelepasan CO2. 3) Enam unit

isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk senyawa-antara skualena.

4) Skualena mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk yaitu

lanosterol. 5) Kolesterol dibentuk dari lanosterol melewati beberapa tahap

selanjutnya termasuk pelepasan tiga gugus metil (Mayes dkk, 1997)

Pengaturan sintesis kolesterol dilakukan di dekat awal lintasan yakni pada

tahap HMG-KoA reduktase. Dalam hati terdapat mekanisme dimana HMG-KoA

dihambat oleh mevalonat. Karena penghambatan langsung enzim tersebut oleh

kolesterol tidak dapat diperagakan, kolesterol (atau metabolitnya, misal sterol

teroksigenasi) dapat berkerja melalui represi sintesis enzim reduktase yang baru

atau dengan memicu sintesis enzim yang menguraikan enzim reduktase yang ada.

Sintesis kolesterol juga dihambat oleh LDL-kolesterol reduktase yang ada.

Sintesis juga bisa dihambat oleh LDL-kolesterol yang diambil melalui reseptor

LDL (reseptor E, apo B-100). Variasi diurnal terdapat sejumlah efek pada

aktivitas reduktase yang terjadi lebih cepat daripada yang dapat dijelaskan hanya

oleh perubahan pada kecepatam sintesis protein. Pemberian hormon insulin dan

hormaon tiroid meningkatkan aktivitas HMG-KoA reduktase, sedangkan hormon

glukagon atau glukokortiroid menurunkannya. Enzim tersebut terdapat dalam

bentuk aktif maupun inaktif secara reversibel dapat dimodifikasi oleh mekanisme

Page 50: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

34

fosforilasi-defosforilasi, dimana sebagian diantaranya mungkin bergantung pada

cAMP dan dengan demikian bereaksi segera terhadap hormon glukagon (Mayes

dkk, 1997). Mekanisme biosintesis kolesterol dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Biosintesis kolesterol (Mayes, 1997).

Page 51: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

35

Biosintesis kolesterol dari asetat diringkas dari Gambar 5, enam asam

mevalonat berkondensi untuk membentuk skualen yang kemudian dihidrolis dan

diubah ke kolesterol. Panah putus-putus menunjukkan inhibisi umpan balik oleh

kolesterol menghambat sintetisnya sendiri dengan menghambat HMG-koA

reduktase, enzim yang mengubah β-hidroksi-βmetil glutaril koA ke asam

mevalonat sehingga bila dimasukkan kolesterol diet tinggi maka sintesis hati

menurun serta sebaliknya (Ganong, 1995).

6. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah meningkatnya kadar kolesterol dan atau trigliserida.

Hiperlipidemia didefinisikan sebagai serum kolesterol minimal 200mg/dl atau

serum trigliserida minimal 150 mg/dl (Mihardja, 1999). Hiperlipidemia (lebih

tepat hiperlipoproteinemia) adalah keadaan dimana kadar lipoprotein meningkat.

Dapat dibedakan dua jenis, yakni:

a. Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total)

b. Hipertrigliseridemia dimana kadar trigliserida meningkat (Tjay dan Rahardja,

2007)

c. Hiperlipidemia, kelebihan lipid dalam plasma ini sinonim dengan

hiperlipoproteinemia, istilah yang lebih memberikan gambaran mengenai

abnormalitas metabolik yang sesungguhnya karena lipid plasma sebenarnya

ada dalam bentuk kompleks lipoprotein. hiperlipoproteinemia ini mungkin

primer atau sekunder, akibat diet, penyakit, atau pemberian obat. Bentuk-

bentuk hiperlipoprotein tertentu dihubungkan dengan naiknya kejadian

Page 52: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

36

aterosklerosis, proses patologis yang menyebabkan penyakit jantung koroner

dan penyakit-penyakit serius lainnya (Montgomery dkk, 1983).

Mekanisme terjadinya hiperlipidemia ada bermacam-macam yaitu a)

Akibat lemak yang umumnya tinggi kolesterol, lemak jenuh dan kalori berlebihan.

b) Pengaruh lingkungan, gaya hidup dan alkohol. c) Karena faktor genetik seperti

pada hiperlipidemia primer (Setiati, 2009).

Dalam kebanyakan hal hiperlipidemia bersifat familiar dengan faktor

keturunan dan jarang sudah terdapat sejak lahir. Gejala-gejala yang timbul sangat

khas yaitu xhantomata yaitu bercak-bercak kuning (Yunani xantos) di atas kulit

khususnya pada kelopak mata. Juga keluhan-keluhan perut, pankreatis dan

aterosklerosis (Tjay dan Rahardja, 2007).

Pengobatan hiperproteinemia didasarkan karena adanya hubungan

hiperlipidemia dengan aterosklerosis (koroner dan perifer), pankreatis akut

(dengan hipergliseridemia) dan tendonitis serta xanthom (kosmetik). Pengobatan

hiperkolesterolemia terutama ditujukan pada pasien dengan riwayat aterosklerosis

premature dalam keluarga dan dengan adanya faktor resiko lainnya seperti

diabetes mellitus, hipertensi dan merokok. Pengobatan ini meliputi penyelusuran

jenis kelamin, lipid pasien, lalu pemberian obat sesuai dengan keadaan

patofisiologis penyakit (Ganiswara, 1995).

Ada berbagai macam klasifikasi dislipidemia (tingginya kadar kolesterol

dan trigliserida), diantaranya klasifikasi fenotipik dan klasifikasi patogenik.

Page 53: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

37

a. Klasifikasi Fenotipik

1) Klasifikasi NHLBI

Klasifikasi ini biasa disebut dengan klasifikasi Frederickson yang

membagi hiperlipoproteinemia atas dasar fenotip plasma. Klasifikasi ini

merupakan alat bantu yang penting karena meliputi berbagai kelainan

metabolisme yang berhubungan dengan metabolisme yang berhubungan dengan

hiperlipoproteinemia, mengidentifikasi jenis lipoprotein yang meningkat dengan

gejala klinik serta bermanfaat dalam menentukan pengobatan tanpa memandang

etiologi penyakit. Kekurangannya adalah sistem ini cenderung menggabungkan

jenis penyakit yang secara etiologi berbeda kedalam satu kelas penyakit

(Ganiswara, 1995). Klasifikasi Frederickson ini dapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Klasifikasi Hiperlipoproteinemia Primer Frederickson (Ganiswara,

1995)

Tipe

Peningkatan utama dalam pidana Resiko

aterosklerosis Klinis

Lipoprotein Lipid

I Kilomikron Trigliserid

eksogen Rendah

Hati dan limpa nyeri

perut

IIA LDL Kolesterol Sangat Tinggi

Xantoma, Aerus cornea

IIB VLDL, LDL Trigliserida,

kolesterol Sangat Tinggi

Aerus senilis,

Xanthelasma

III IDL,

Kiloremnants

Kolesterol,

Trigliserida Sangat Tinggi Xanthoma, Nyeri perut

IV VLDL Trigliserida,

endogen Tinggi

Xanthoma,

Lipomaretinalis

V VLDL,

Kilomikron

Trigliserida,

endogen Rendah

Nyeri perut, pankreatis,

Hati & limpa

Page 54: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

38

2) Klasifikasi EAS (European Atherosclerosis Society)

a) Kadar kolesterol darah meningkat (hiperkolesterolemia) bila kadar kolesterol

total ≥ 240 mg/dl

b) Kadar trigliserida darah meningkat (hipertrigliseridemia) bila ≥ 200 mg/dl

c) Kadar kolesterol dan trigliserida darah keduannya meninggi (dislipidemia

campuran) (Dalimartha, 2003).

b. Klasifikasi Patogenik

Klasifikasi ini ada dua macam yaitu dislipidemia primer dan sekunder.

1) Dislipidemia Primer

Dislipidemia primer dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu dislipidemia

poligenik dan dislipidemia monogenik. Contoh kelainan dislipidemia poligenik

diantaranya sebagai berikut:

a) Hiperkolesterolemia poligenik (Common Hipercholesterolemia)

Lebih dari 90% penderita hiperkolesterolemia disebabkan oleh jenis ini.

Kadar kolesterol biasanya meningkat ringan atau sedang, tanpa adanya benjolan

atau bercak berwarna kekuning-kuningan pada kulit yang disebabkan oleh

penimbunan lemak setempat (xanthoma). Penyebab tingginya kolesterol LDL

belum diketahui, tetapi beberapa faktor dianggap berperan seperti adanya

gangguan ringan pada fungsi reseptor LDL, berkurangnya katabolisme kolesterol,

dan penyerapan kolesterol yang meningkat.

b) Hiperkolesterol Familial (FH)

Kelainan ini bersifat autosomal dominan, ada yang bentuk homozigot dan

ada yang heterozigot. Kolesterol-LDL meningkat akibat berkurangnya ataupun

Page 55: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

39

ketidakmampuan reseptor LDL untuk berfungsi dengan baik dan penderitanya

pasti mendapat PJK. Pada bentuk homozigot, kadar kolesterol total berkisar 600-

1000 mg/dl tanpa dapat diobati. Jenis ini jarang ditemukan karena penderitanya

sudah mendapat serangan jantung dan mati mendadak pada usia muda akibat

aterosklerosis yang luas. Pada FH heterozigot, kadar kolesterol total berkisar 350-

600 mg/dl karena reseptor LDL masih bekerja sebagian. Kadang terdapat benjolan

xanthoma di tendon dan lingkaran arkus senilis di mata. Penderita pada umumnya

mendapat infark jantung pada usia sekitar 40-50 tahun. Diagnosis ini perlu

dipikirkan bila dijumpai kolesterol total dengan nilai > 260 mg/dl pada usia < 16

tahun atau > 300 mg/dl pada orang dewasa (Dalimartha, 2003).

2) Dislipidemia Sekunder

Dislipidemia sekunder terjadi akibat mengidap penyakit tertentu.

Dislipidemia sekunder juga bisa terjadi akibat infeksi, stress, dan kurang olah

raga. Berbagai macam obat juga dapat meningkatkan kadar lemak darah, misalnya

tiazid yang digunakan untuk peluruh kencing, retinoid, glukokortikoid, penyekat

beta, progesterone dan androgen. Perempuan yang sudah mati haid (pasca-

menopouse) bila menggunakan terapi estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol

total sebesar 15% dan meningkatkan kolesterol HDL 15% tetapi dapat

meningkatkan kadar trigliserida.

Pada dislipidemia sekunder, resiko terjadi PKV (penyakit kardiovaskuler)

mungkin kurang bila dibandingkan dengan dislipidemia primer karena

peningkatan kadar lemak lebih pendek. Namun, pada hipertrigliseridemia

sekunder yang berat sering menyebabkan panreatitis akut. Dislipidemia sekunder

Page 56: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

40

merupakan kelainan yang reversible. Penanggulangan penyakitnya atau

menghentikan pemakaian obat-obatan tadi akan memperbaiki dislipidemianya

(Dalimartha, 2003).

Arteriosklerosis adalah salah satu penyakit yang ditandai dengan

penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Dikenal tiga bentuk

arteriosklerosis yaitu aterosklerosis, arteriosklerosis monokeberg dan

arteriolosklerosis. Aterosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis yang paling

umum ditemukan, ditandai dengan adanya aterom pada bagian intima arteri yang

berisi kolesterol, zat lipoid dan lipofag. Pembuluh darah yang terkena arteri besar

dan sedang yaitu pembuluh seberal, vertebral, koroner, renar, aorta, dan

pemnbuluh di tungkai (Ganiswara, 1995).

Apabila kadar total kolesterol, LDL, dan trigliserida dalam darah tinggi

dalam waktu yang berkepanjangan, maka kelebihan LDL dan trigliserida yang

melayang-layang di dalam darah menyusup ke dalam dinding lapisan dalam arteri

(faity streak). Peristiwa ini merupakan awal dari terjadinya aterosklerosis. Di

lokasi tersebut endapan cairan pekat yang terdiri dari kolesterol, lemak, kapur, dan

lain-lain menggelembung, makin lama makin banyak yang disebut cholesterol

plaque atau plak. Karena penggelembungan ini, maka dinding atau tutup plak

menjadi rentan untuk pecah. Bila hal tersebut terjadi, maka plak menumpahkan

isinya ke dalam arteri. Keadaan diatas memicu berkumpulnya platelet yaitu

komponen darah yang berfungsi untuk menutup luka. Berkumpulnya platelet dan

zat-zat lain di suatu titik arteri dapat mendorong penggumpalan atau clotting dan

Page 57: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

41

menyumbat darah. Penyumbatan pada arteri koroner itu disebut coronary

thrombosis (Soeharto, 2001).

Peristiwa penyumbatan darah arteri koroner secara total atau okulasi

(occulation) karena pecahnya plak inilah yang merupakan penyebab paling sering

terjadinya serangan jantung atau stroke. Bila penyumbatan terjadi pada arteri ke

otak, bisa menyebabkan stroke (Soeharto, 2001). Timbulnya aterosklerosis

berawal dari tingginya kolesterol-LDL akibat kurangnya pembentukan reseptor

LDL. Hal ini bisa terjadi akbat kelainan genetik seperti hiperkolesterolemia

familial atau jenuhnya reseptor LDL sehubungan konsumsi makanan yang terlalu

banyak mengandung kolesterol tinggi (Dalimartha, 2003).

Komplikasi terpenting dari aterosklerosis adalah penyakit jantung koroner

(PJK), gangguan pembuluh darah serebral dan gangguan pembuluh darah perifer.

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tersbesar di negara yang

telah maju dan makin sering ditemukan di negara kita. Faktor-faktor yang

merupakan predisposisi untuk timbulnya penyakit jantung koroner adalah

hiperlipidemia, hipertensi, kebiasaan merokok, diabetes mellitus, kurang gerak,

keturunan dan stress (Ganiswara, 1995). Aterosklerosis juga dapat menimbulkan

penyakit pembuluh darah perifer seperti caudicatio intermittent dan impotensi

(Dalimartha, 2003).

Page 58: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

42

7. Obat Antilipemika

Obat-obat antilipemika adalah obat-obat yang dapat menurunkan kadar

kolesterol dan atau trigliserida darah yang tinggi. Obat-obat yang kini tersedia

adalah sebagai berikut:

a. Damar Penukar Ion (Damar pengikat Asam Empedu)

Khususnya menurunkan LDL (tipe IIA) dan kolesterol total, dengan rata-

rata 20% bersama nikotinat sampai 40%, tidak bekerja terhadap HDL, trigliserida

dan VLDL dapat dinaikkan.

1) Kolestiramin: Questran

Secara kimiawi damar penukar ion ini adalah polistiren dengan gugusan

NH4 kuarterner, yang tidak direabsorbsi oleh usus. Berkhasiat menurunkan LDL

dan kolesterol total, berdasarkan pengikatan garam empedu dalam usus halus

menjadi kompleks yang dikeluarkan melalui tinja. Kadar asam empedu dalam

plasma menurun dan hati di stimulasi untuk meningkatkan sintesa asam empedu

dari kolesterol. Efeknya adalah turunnya LDL rata-rata 25%.

Kegunaannya, pada hiperkolesterolemia tipe IIA, sedang pada tipe IIB

biasanya kombinasi dengan klofibrat karena tidak efektif terhadap VLDL. Namun

bila dalam waktu 2-3 bulan hasilnya kurang baik, terapi hendaknya dihentikan

(Tjay dan Rahardja, 2007).

2) Kolestipol: Colestid

Penukar ion ini dengan rumus kopolimer triamin memiliki khasiat dan

efek samping yang sama dengan kolestiramin, perbedaaannya adalah tidak berbau

dan tanpa rasa. Digunakan pada hiperkolesterolemia dan pada intoksikasi

Page 59: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

43

digitoksin. Pada penggunaan terus-menerus, kadar kolesterol dapat meningkat.

Kombinasinya dengan nikotinat dapat menurunkan kolesterol sampai 45% (Tjay

dan Rahardja, 2007).

b. Asam Nikotinat dan Acipimox

Terutama menurunkan kadar trigliserida dan VLDL, efeknya terhadap

kolesterol total dan LDL lebih ringan. Berhuubng efek sampingnya yang tidak

enak (vasodilatasi pembuluh muka, flushing) khususnya dipakai sebagai obat

tambahan pada damar dan fibrat.

1) Asam nikotinat: niacin

Asam piridin-3-karbonat ini berkhasiat menurunkan LDL dan VLDL,

sedangkan HDL dinaikkan. Mekanisme kerjanya diperkirakan adalah

dihambatnya sintesa LDL dan VLDL. Pembebasan asam lemak (lipolysis) dari

trigliserida jaringan dihambat pula, sehingga dalam hati tidak tersedia cukup asam

lemak bebas untuk sintesa lipida dan lipoprotein. Dalam tubuh, derivat ini diubah

menjadi nikotinamid. Penggunaannya pada hiperlipidemia tipe II, III, IV, dan V,

juga dikombinasi dengan obat-obat lain (Tjay dan Rahardja, 2007).

2) Acipimox: Olbetam, Nedios

Derivat pirazinkarbonat ini adalah analog dari nikotinat dengan khasiat

dan efek samping yang sama. Selain itu, berkhasiat menghambat pembebasan

asam lemak dari trigliserida, juga menstimulasi lipoprotein lipase di jaringan

lemak, yang berakibat percepatan perombakan VLDL dan trigliserida. Acipimox

terutama digunakan pada hiperlipidemia tipe IIB dan IV.

Page 60: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

44

c. Fibrat

Berkhasiat menurunkan trigliserida dan VLDL dengan kuat, kolesterol

total hanya sedikit. LDL dapat diturunkan pula, HDL dinaikkan sedikit, kecuali

gemfibrozil yang menaikkan HDL dengan kuat. Obat-obat ini dapat menurunkan

secara efektif kadar trigliserida yang tinggi berdasarkan penghambatan

pemasukan kilomikron dari usus ke darah dan aktivasi proteinlipase, juga

digunakan pada HDL campuran.

1) Klofibrat

Ester butirat ini berkhasiat menurunkan kadar VLDL dan trigliserida

berdasarkan stimulasi aktivitas lipoproteinlipase sehingga perombakkan dan

ekskresi trigliserida dan kolesterol dipercepat. Maka, zat ini akan sangat efektif

untuk menurunkan kadar trigliserida, tetapi kerjanya terhadap kolesterol (LDL)

lebih ringan, karena umumnya penurunan VLDL disertai kenaikan LDL.

Digunakan pada trigliserida yang meningkat (Tipe III, ada kalanya tipe IIB dan

IV). Resorbsinya dalam usus lambat tetapi lengkap, di dalam hati segera

dihidrolisa menjadi metabolit aktif. Ekstresinya berlangsung dengan kemih

sebagau glukonida (Tjay dan Rahardja, 2007).

a) Simfibrat (Cholesolvin) merupakan senyawa dari dua molekul klofibrat

dengan khasiat, sift, dan penggunaan yang sama

b) Fenofibrat (Lipanthyl) adalah derivat dengan sifat dan penggunaan yang

sama, tetapi khasiatnya lebih kuat

c) Bezafibrat (Bezalip/retard) adalah derivat dengan sifat dan penggunaan sama

pula (Tjay dan Rahardja, 2002).

Page 61: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

45

2) Gemfibrozil

Derivat asam fibrat ini terutama berkhasiat menurunkan kadar trigliserida

(VLDL) dan kolesterol (LDL), sedangkan kadar HDL dinaikkan. Mekanisme

kerjanya diperkirakan berdasarkan penghambatan produksi VLDL dan stimulasi

lipase untuk merombak trigliserida. Digunakan terutama pada

hipertrigliseridemia, juga pada hiperlipidemia tipe IIB, III, IV, dan V, ada kalanya

bersama obat-obat lain (Tjay dan Rahardja, 2002).

d. Statin

Statin berkhasiat menurunkan dengan kuat kolesterol total, LDL,

trigliserida dan VLDL lebih sedangkan HDL dinaikkan sedikit. Efeknya adalah

berupa peningkatan kuosien HDL. Dapat dikombinasi dengan damar. Zat-zat

statin bila dikombinasikan dengan fibrat dapat meningkatkan resiko akan suatu

gangguan fatal (rhabdomylysis) yang ditandai nyeri otot mendadak, gejala-gejala

flu atau urin gelap.

Obat-obat terbaru dari golongan statin (penghambat reduktase) adalah

lovastatin, simvastatin, paravastatin, flustatin dan artovastatin. Simvastatin dan

pravastatin diturunkan dari produk fermentasi jamur, sedangkan zat-zat lainnya

adalah derivat sintetis. Di samping blockade sintesa kolesterol, statin juga

meningkatan jumlah reseptor LDL. Mekanisme kerjanya berdasarkan

penghambatan enzim HMG-CoA-reduktase yang berperan dalam hati untuk

pengubahan HMG-Co-A menjadi asam mevalonat. Melalui langkah lain akhirnya

menjadi kolesterol. Penggunaannya pada hiperkolesterolemia primer dan familial

Page 62: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

46

untuk mengurangi resiko dan prevensi PJK (Penyakit Jantung Koroner) (Tjay dan

Rahardja, 2007).

1) Simvastatin adalah ester naftyl dari asam butirat, dapat menurunkan LDL dan

kadar kolesterol total dalam 2-4 minggu, VLDL dan trigliserida juga dapat

diturunkan, sedangkan HLD dinaikkan sedikit. Pada umumnya, efek sudah

nyata setelah 2 minggu dan maksimal sesudah 1 bulan. Khasiat menurunkan

LDLnya sangat kuat, tetapi lebih lemah dari atorvastatin.

2) Pravastatin adalah derivat naftalen dengan khasiat, efek samping, dan

penggunaan sama, dan dikatakan urang mengganggu fungsi hati.

3) Fluvastatin adalah derivat indol dengan fluor yang profil kerja dan

penggunaannya sama pula.

4) Artovastatin adalah derivat pyrol terbaru dengan khasiat terkuat dari semua

statin (Tjay dan Rahardja, 2007).

e. Neomisin

Antibiotik ini adalah campuran dari Neomisin A, B, dan C, yang dibentuk

oleh jamur Steroptomyces fradiae. Zat-zat A dan B adalah stereoisomer,

sedangkan C adalah zat perombakan dari A dan B, menurunkan kolesterol dan

LDL dengan jalan mengubah micel dalam rongga usus.

Mekanisme kerjanya mungkin sama dengan damar, yakni mengikat asam

kolat di duodenum hingga absrobsi kolesterol menurun. Ekskresi asam empedu

naik 3-5 kali, hingga depot kolesterol menurun. Efeknya terhadap trigliserida,

VLDL, dan HDL bervariasi. Digunakan pada hiperlipidemia primer, misalnya tipa

Page 63: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

47

IIA. Adakalanya pada hiperkolesterolemia familial dikombinasikan dengan damar

bila obat ini efeknya kurang (Tjay dan Rahardja, 2007).

f. Lipoprotein densitas tinggi (HDL, High Density Lipoprotein)

Saat ini dikenal 3 jenis HDL yaitu HDL1, HDL2, dan HDL3. HDL1

didapatkan pada hewan dan manusia yang mengkonsumsi diet tinggi kolesterol

dan pernah dihubungkan dengan induksi aterosklerosis. Komponen HDL kira-kira

sama pada laki-laki dan perempuan sampai pubertas, kemudian menurun pada

laki-laki sampai 20% lebih rendah dari pada perempuan. Pada individu dengan

nilai lipid yang normal, kadar HDL relative menetap sesudah dewasa (kira-kira 45

mg/dl pada pria dan 54 mg/dl pada wanita).

HDL penting untuk membersihkan trigliserid dan kolesterol, dan untuk

transport serta metabolisme ester kolesterol dalam plasma. HDL biasanya

membawa 20%-25% kolesterol darah. Kadar tinggi HDL2 dan HDL3 dihubungkan

dengan penurunan insiden penyakit dan kematian karena aterosklerosis.

Mekanisme proteksi HDL terhadap penyakit jantung koroner belum diketahui

dengan jelas. HDL berfungsi mengangkut kolesterol dari jaringan perifer ke hati,

sehingga penimbunan kolesterol di perifer berkurang.

Kadar HDL menurun pada kegemukan, perokok, penderita diabetes yang

tidak terkontrol dan pada pemakaian kombinasi estrogen-progestin. HDL secara

normal terdapat dalam plasma puasa, tetapi plasma yang didinginkan tetap jernih

walaupun HDL terdapat dalam jumlah besar karena HDL lebih kecil daripada

LDL (Tjay dan Rahardja, 2007).

Page 64: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

48

g. Bawang Putih

Bawang putih memiliki khasiat anti aterogen (menurunkan LDL

menghambat agregasi trombosit, dan menurunkan tekanan darah). Kandungan

terpentingnya adalah Aliin (S-allyl-L-cysteinsulfoxide) yang oleh enzim ellinase

diubah menjadi zat aktif allicin (diallyl-dithio-sulfoxide). Allicin mampu

mengaktifkan sekresi insulin dan sintesa glikogen hati sehingga dapat berkhasiat

sebagai hipoglikemis (Tjay dan Rahardja, 2007).

h. Minyak Ikan

Sediaan minyak ikan bermanfaat dalam pengobatan hipertrigliserida berat.

Meskipun demikian kadang-kadang minyak ikan dapat memperburuk

hiperkolesterolemia. Minyak ikan dengan kandungan asam lemak-omega-3 (n-3)

EPA dan DHA berkhasiat anti litenis, anti trombotis dan anti hipertensif ringan,

serta berfungsi pula sebagai zat tambahan pada pengobatan dan prevensi PJP. Dari

banyak studi dengan hasil bertentengan dapat di simpulkan bahwa EPA dapat

menurunkan kadar trigliserida dengan meningkatkan kadar trigliserida sampai

dengan 25%, sedangkan kadar LDL dan HDL di naikkan sampai 3%., sehingga

kadar kolesterol total tidak berubah (Tjay dan Raharja, 2007).

i. Serat Nabati

Serat nabati terdiri dari polisakarida yang tidak dapat dicerna oleh flora

usus dan tidak diserap. Yang terpenting adalah selulosa, hemiselulosa, lignin,

pektin, dan jenis gom. Banyak terdapat sebagai dinding sel dari jenis gandum,

sayuran dan buah-buahan. Berkhasiat antilipemis karena menyerap asam empedu,

kemudian dikeluarkan lewat tinja. Tanpa asam empedu dalam plasma menurun

Page 65: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

49

dan hati distimulasi untuk meningkatkan sintesa asam empedu dari kolesterol,

sehingga kadar kolesterol dalam plasma turun (Tjay dan Rahardja, 2007).

j. Vitamin C

Vitamin C dilaporkan berdaya antisklerotik karena dapat memobilisasi

kolesterol dari arteri dan mengangkutnya ke hati, vitamin C menstimulasi

perombakan kolesterol menjadi asam empedu. Pada manusia, dosis dari 500 mg

sehari dikatakan efektif untuk menurunkan kolesterol plasma (Tjay dan Rahardja,

2007).

8. Simvastatin

Ester-naftyl dari asam butirat ini dapat menurunkan kadar LDL dan

kolesterol total dalam 2-4 minggu. VLDL dan trigliserida juga dapat diturunkan

sedangkan HDL dinaikkan sedikit. Pada umumnya efeknya sudah setelah 2

minggu dan maksimal sesudah 1 bulan.

Simvastatin dan pravastatin diturunkan dari produk fermentasi jamur.

Dapat menurunkan LDL 30-50%. Resorpsinya dari usus baik, tetapi mengalami

FPE (First Pass Effect) besar atau dimetabolisme berlebihan di dalam hati

sehingga obat yang sampai ke sirkulasi sistemik hanya sedikit. Di dalam hati

simvastatin inaktif segera diubah menjadi suatu metabolit aktif. Ekskresinya

berlangsung 69% melalui empedu dan tinja serta 13% lewat kemik.

Metabolit utamanya berupa β-asam hidroksi simvastatin. Simvastatin

merupakan prodrug paling poten untuk menghambat HMG-CoA reduktase. Data

pada hewan menunjukkan bahwa simvastatin diserap melalui usus halus.

Page 66: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

50

Simvastatin dan β-asam hidroksi simvastatin diikat protein plasma sebesar 95%

pada darah manusia. Struktur kimia dari simvastatin dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur simvastatin (Ganiswara, 1995)

Mekanisme kerjanya berdasarkan penghambatan enzim HMG-CoA

reduktase, yang berperan essensial dalam hati untuk mengubah HMG-CoA

(hidroximetilglutaril-coenzim A) menjadi asam mevalomat. Melalui langkah lain

akhirnya terbetuk kolesterol.

B. Penelitian yang Relevan

Temu giring (Curcuma heyneana Val.) secara ilmiah telah dibuktikan

dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Ekstrak air rimpang temu giring secara

oral dengan dosis 2 g/kg. BB selama 14 hari mampu menurunkan kadar kolesterol

total secara bermakna dengan P < 0,02. Khasiat temu giring pada dosis dengan

cara ini sama dengan soya lesitin yang diberikan dengan dosis yang sama, hanya

saja soya lesitin lebih bermakna dengan P < 0,01 (Kuswinarti, 1994). Selain itu

juga dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Perasan Rimpang

Page 67: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

51

Temugiring (Curcuma Heyneana Val. Terhadap Kadar Kolesterol Dalam Serum

Darah Kelinci” oleh Oktavianus (1994), hasil penelitian menunjukkan bahwa

perasan rimpang temu giring dengan dosis 20%, 40%, 60% dapat menghambat

peningkatan kadar koleslerol secara signifikan (P < 0,05) dibandingkan dengan

kelompok kontrol. Diduga perasan rimpang mampu menghambat peningkatan

kadar kolesterol serum darah karena dapat menghambat absorbsi kolesterol yang

berasal dari luar (eksogen) atau meningkatkan ekskresi kolesterol melalui feses.

C. Kerangka Berfikir

Salah satu cara untuk menurunkan kadar kolesterol darah agar diperoleh

kadar yang normal adalah menggunakan antihiperkolesterolemia.

Antihiperkolesterolimia adalah obat yang digunakan untuk menurunkan kadar

kolesterol darah. Antihiperkolesterolimia dapat berasal dari senyawa kimia

sintetik, hormon maupun bahan alam. Bahan alam yang dapat digunakan sebagai

antihiperkolesterolimia adalah temu giring.

Pemanfaatan temu giring sebagai antihiperkolesterolimia didukung oleh

adanya pustaka yang menyebutkan bahwa dalam temu giring mengandung tanin

dan kurkumin (Ditjen POM, 1989). Berdasarkan sifatnya tanin dan kurkumin

dapat tersari dalam pelarut semi polar yaitu etil asetat. Oleh karena ini, peneliti

dalam penelitian ini menggunakan pelarut etil asetat. Senyawa tanin yang

terkandung dalam temu giring dapat mengendapkan mukosa protein yang ada di

dalam permukaan usus halus sehingga dapat mengurangi penyerapan makanan.

Dengan demikian proses pengikatan lipid dan kolesterol dapat dihambat. Selain

Page 68: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

52

tanin, kurkumin yang terkandung dalam temu giring juga telah terbukti dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Kurkumin merupakan senyawa

antioksidan yang mampu menghambat berbagai reaksi oksidasi, sehingga

senyawa ini diharapkan mampu menghambat proses oksidasi pada karbon ke-3

dari farnesil pirofosfat sebelum terjadi siklisasi skualen menjadi lanosterol yang

akhirnya terbentuk kolesterol.

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah fraksi etil asetat ekstrak metanol temu

giring dapat mencegah kenaikan kadar kolesterol darah pada tikus putih jantan

galur Wistar yang diberi diet kolesterol tinggi.

Page 69: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan galur Wistar dengan berat

badan 150–200 g berumur kurang 2-3 bulan yang diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

B. Variable Penelitian

1. Variabel bebas meliputi dosis pemberian fraksi etil asetat ekstrak metanol

rimpang temu giring.

2. Variabel terpengaruh meliputi kadar kolesterol darah setelah perlakuan.

3. Variabel terkendali meliputi pemberian pakan standard dan diet kolesterol

tinggi, jenis kelamin, berat badan, usia dan asupan makan tikus serta metode

pengukuran kadar kolesterol darah

.

C. Bahan dan Alat

1. Bahan

a. Bahan Uji

Bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah rimpang temu

giring (Curcuma heyneana Val).

b. Senyawa pembanding

Senyawa yang digunakan sebagai pembanding (kontrol positif) adalah

simvastatin.

Page 70: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

54

c. Pakan Hewan Uji

Makanan standard adalah pakan BR II. Adapun komposisi makanan

standard BR II Comfeed (PT. Jafra Comfeed Indonesia) dapat dilihat pada

Tabel III berikut:

Tabel III. Komposisi bahan pakan hewan uji BR II.

No Nama Komposisi

1 Air maks 12 %

2 Protein kasar min 19 %

3 Lemak kasar min 4 %

4 Serat kasar maks 5 %

5 Abu maks 6,5 %

6 Kalsium 0,9 – 1,1 %

7 Fosfor 0,7 – 0,9 %

8 aa Coccidiostat +

9 Antibiotik +

d. Makanan penginduksi kolesterol

Makanan penginduksi ini berfungsi untuk meningkatkan kadar

kolesterol hewan terdiri dari lemak sapi 5 bagian, kuning telur 10 bagian dan

air hingga 100 bagian.

e. Bahan untuk pengukuran kadar kolesterol

Bahan yang digunakan untuk pengukuran kadar kolesterol yaitu:

reagen kit dari Diagnostic System International (Diasys). Adapun komposisi

reagen kit ini dapat dilihat pada Tabel IV berikut:

Page 71: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

55

Tabel IV. Komposisi bahan reagen kit dari Diagnostic System International

(Diasys)

No Nama Komposisi

1 Good’s Buffer pH 6,7 50 mmol/L

2 Phenol 5 mmol/L

3 4-Aminoantipirine 0,3 mmol/L

4 Cholesterol esterase ≥ 200 U/L

5 Choesterol oksidase ≥ 50 U/L

6 Peroxidase ≥ 3 KU/L

7 Standard 200 mg/dl (5,2 mmol/L)

2. Alat

Digunakan blender, mortir, stamper, timbangan analitik, evaporator, kopor

listrik, penangas air, cawan porselen. Alat lain yang digunakan adalah timbangan

hewan (OHAUS), lemari es, sentrifugator STAT S-208R, pipet Pasteur,

mikropipet, mikrohematokrit, tabung sentrifuga mikro, pipet nerkala, tabung

reaksi, effendorf, spektrofotometer visible Shimadzu.

D. Cara Kerja

1. Persiapan Sediaan Uji

a. Identifikasi Serbuk

Identifikasi tanaman dilakukan di di Laboratorium Biologi Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memastikan

identitas tanaman tersebut sehingga menghindari kesalahan dalam pengambilan

tanaman dan menjaga kemurnian bahan dari tercampurnya dengan tanaman lain.

Page 72: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

56

b. Pembuatan Serbuk Temu Giring

Bagian tanaman temu giring yang diambil adalah bagian rimpangnya yang

sudah tua, dimana proses metabolisme telah sempurna, sehingga diharapkan

kandungan zat aktifnya juga maksimal.

Rimpang yang telah dipilih dicuci dengan air bersih yang mengalir untuk

menghilangkan kotoran, debu, maupun zat-zat kimia seperti insektisida yang

mungkin menempel pada permukaan tanaman. Setelah itu ditiriskan dan diangin-

anginkan kurang lebih 5 jam uintuk mempermudah proses pengeringan.

Pengeringan dilakukan dengan menggunakan lemari pengering pada suhu 50’ C

selama 24 jam. Setelah itu rimpang temu giring diserbuk.

c. Pembuatan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Temu Giring

2,9 Kg rimpang temu giring yang telah diserbuk selanjutnya ditambah

pelarut metanol sebanyak 4500 ml dan didiamkan selama 24 jam sambil sesekali

digojok. Setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring, filtrat yang

diperoleh disimpan dalan kulkas sebagai filtrat 1. Selanjutnya ampas diberi

perlakuan yang sama seperti filtrat 1 hingga diperoleh filtrat 2 dan filtrat 3.

Ketiga filtrat kemudian dicampur dan pelarut diuapkan dengan

menggunakan evaporator. Proses ini dilakukan hingga diperoleh sebanyak 1/3

volume awal atau didapatkan volume tetap. Kemudian dipartisi dengan n-Heksana

menggunakan corong pisah. Ampas dari hasil partisi tersebut dipartisi lagi dengan

etil asetat menggunakan corong pisah, kemudian diuapkan sampai kental

kemudian ditimbang dan diperoleh fraksi sebanyak 62,25 gram fraksi etil asetat

ekstrak metanol atau sebesar 2,15 %.

Page 73: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

57

d. Pembuatan Larutan CMC Na 1%

Serbuk CMC Na Ditimbang sebanyak 1 gram lalu dimasukkan gelas

beker. Larutkan dengan air panas sedikit demi sedikit sambil digerus.sampai

homogen, bila perlu dipanaskan hingga terbentuk gel yang jernih. Kemudian

ditambahkan aquadest sampai volume 100 ml

e. Penetapan Dosis Temu Giring

Dosis temu giring yang secara tradisional digunakan oleh masyarakat

adalah berkisar 5-20 g/hari. Berdasarkan dosis tersebut, maka dosis yang akan

diberikan pada hewan uji adalah 12,5 g/hari

1) Dosis 12,5 g/hari

Dosis untuk tikus (200 g) : 12,5 g x 0,018 : 0,225 g/hari

Dosis fraksi etil asetat :

x 62,25 g

: 5x10-3

g/200 g BB/hari

: 5 mg/200 g BB/hari

: 25 mg/Kg BB/hari

2) Dosis 25 g/hari

Dosis untuk tikus (200 g) : 25 g x 0,018 : 0,45 g/hari

Dosis fraksi etil asetat :

x 62,25 g

: 10x10-3

g/200 g BB/hari

: 10 mg/200 g BB/hari

: 50 mg/kg BB/hari

Page 74: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

58

3) Dosis 37,5 g/hari

Dosis untuk tikus (200 g) : 37,5 g x 0,018 : 0,675 g/hari

Dosis fraksi etil asetat :

x 62,25 g

: 15 mg/200 g BB/hari

: 75 mg/Kg BB/hari

f. Pembuatan Suspensi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Temu Giring

Larutan pembawa yang digunakan sebagai sebagai pensuspensi adalah

CMC Na 1%. Sediaan ini dibuat dengan mensuspensikan fraksi etil asetat temu

giring ke dalam larutan CMC Na. Suspensi fraksi etil asetat temu giring dibuat

dengan 3 konsentrasi yaitu didasarkan peringkat dosis yang diberikan yaitu 5

mg/200 g tikus, dan 10 mg/200 g tikus dan 15 mg/200 g tikus.

g. Pembuatan Pakan Diet Lemak Tinggi

Diet kolesterol tinggi diinduksi dengan pemberian diet lemak tinggi

dengan kuning telur dan lemak sapi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Mauli pada tahun 2005, komposisi 5 bagian lemak sapi, 10 bagian kuning telur

dan air sebagai bahan pembawanya hingga 100 bagian dapat disimpulkan diet

kolesterol tinggi ini dapat menginduksi kenaikan kadar kolesterol darah pada

hewan uji. Pembuatan emulsi ini dimulai dengan menimbang semua bahan yaitu

10 g kuning telur dan 5 g lemak sapi. Lemak sapi dipanaskan hingga meleleh

kemudian ditambahkan dengan kuning telur dan diaduk hingga homogen. Setelah

itu, tambahkan air 15 ml dan diaduk cepat hingga diperoleh korpus emulsi dan

ditambahkan sisa air hingga 100 ml. Pembuatan pakan diet lemak tinggi ini

dilakukan setiap hari selama dua minggu perlakuan diet lemak tinggi karena

Page 75: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

59

apabila dibuat sekaligus pakan menjadi tengik dan berjamur sehingga

dikhawatirkan tikus tidak akan memakannya (Mauli, 2005).

h. Pembuatan Suspensi Simvastatin

Timbang 25 mg simvastatin kemudian ditambah dengan larutan CMC Na

0,1 % hingga 250 ml (konsentrasi 0,1 mg/ml)

Penentuan jumlah suspensi simvastatin yang akan diberikan

Dosis simvastatin untuk manusia : 10 mg/hari

Dosis untuk tikus : 10 mg/hari x 0,018

: 0,18 mg/hari ( 200 g BB )

: 0,9 mg/kg BB

Volume pemberian obat setiap hari, untuk 200 g tikus :

= 1,8 ml

2. Perlakuan Terhadap Hewan Uji

a. Pengelompokan

Tikus yang dijadikan subyek penelitian dikelompokan menjadi 7

kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 tikus. Kelompok subyek

penelitian:

Kelompok 1 : diberi pakan standard

Kelompok 2 : diberi pakan standard + diet kolesterol tinggi

Kelompok 3 : diberi pakan standard + diet kolesterol tinggi + larutan CMC

0,1%

Page 76: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

60

Kelompok 4 : diberi pakan standard + diet kolesterol tinggi + simvastatin

0,9 mg/Kg BB

Kelompok 5 : diberi pakan standard + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 25 mg/Kg BB

Kelompok 6 : diberi pakan standard + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 50 mg/Kg BB

Kelompok 7 : diberi pakan standard + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 75 mg/Kg BB

b. Tikus diadaptasikan selama satu minggu ada tempat percobaan sebelum

digunakan untuk penelitian dengan diberi cukup makan dan minum aquades

ad libitum

c. Tikus ditimbang dan diambil darahnya dan ditetapkan kadar kolesterolnya.

d. Tikus ditimbang dan diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya selama 2

minggu.

e. Setelah 14 hari perlakuan, darah tikus diambil untuk pengkuran kadar

kolesterol total.

f. Setiap kali akan diambil darahnya, tikus dipuasakan terlebih dahulu 12-18

jam, tetapi tetap diberi minum ad libitum. Pengambilan darah menggunakan

mikrohematokrit pada mata bagian sinus orbitalis.

Page 77: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

61

Skema jalannya penelitian

42 ekor tikus jantan

Bagi menjadi 7 kelompok

Diadaptasikan selama 7 hari

Dipuasakan 12-18 jam

Diambil darah ± 3 cc, tetapkan kadar kolesterol total

Beri perlakuan sesuai kelompok selama 14 hari

Puasakan 12 -18 jam

Ambil darah tetapkan kadar kolesterol

Analisa statistik

Gambar 7. Diagram alur jalannya penelitian

3. Penetapan kadar kolesterol

a. Preparasi sampel darah

Darah diambil ± 3 cc dari tikus melalui sinus orbitalis dengan

menggunakan mikrohematokrit. Selanjutnya disentrifungsi selama 15 menit

dengan kecepatan 4000 rpm. Bagian jernih (serum) diambil 10 µl dan

digunakan untuk analisis.

b. Penetapan kadar kolesterol

Pemeriksaan kadar kolesterol total serrum darah yaitu dengan

meggunakan metode Enzimatic Photometric Test CHOD-PAP (Cholesterol

Oxidase Phenol Aminoantipyrin). Skema preparasi dapat dilihat pada Gambar

Page 78: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

62

12. Dengan menggunakan mikropipet, dimasukkan ke dalam tabung reaksi

dengan komposisi seperti yang tersaji pada Tabel V.

Tabel V. Komposisi larutan sampel, standard dan reagen

Jenis Blanko Larutan Standard Larutan Sampel

Sampel - - 10 µl

Standard - 10 µl -

Aquades 10 µl - -

Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl

Masing – masing diaduk, inkubasi selama 20 menit pada suhu 20 – 25º C dan

dibaca serapan dalam 60 menit terhadap blanko dengan panjang gelombang 500

nm. Kolesterol total dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan: Ks sp : Kadar kolesterol dalam serum subjek penelitian

A sp : Serapan pada sampel

A st : Serapan pada standard

K st : Kadar kolesterol standard

Skema preparasi sampel dan penetapan kadar kolesterol

Darah diambil ± 2 ml, sentrifugasi selama 15 menit pada 4000 rpm

Serum dihasilkan diambil 10 µl dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan

ditambahkan reagen kit sebanyak 1000 µl

Diinkubasikan selama 20 menit pada suhu 20-25 ºC, Serapan dibaca pada panjang

gelombang 500 nm

Gambar 8. Skema preparasi sampel dan penetapan kadar kolesterol

Page 79: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

63

E. Analisis Data

Hasil pengukuran kadar kolesterol total yang diperoleh dihitung kadar

kolesterol pada dua periode pengambilan darah yaitu sebelum dan sesudah

perlakuan. Kemudian dihitung selisih kadarnya antara periode I dan periode II.

Dari data selisih kadar tersebut kemudian dilakukan analisis statistik untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antar kelompok tiap periode.

Uji pendahuluan dengan uji kolmogorov-Smirnov untuk melihat normalitasnya

dan uji levene umtuk melihat homogenitas variabelnya. Jika didapat hasil

distribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji parametrik denga uji anova

satu jalur. kemudian dilanjutkan dengan uji t rancangan t Tukey’s untuk

menunjukan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antar pasanganan kelompok.

Jika data tidak terdistribusi normal dan atau tidak homogen, maka uji dilakukan

dengan uji non parametrik.

Pada uji statistik parametrik, dilakukan uji Anova satu jalur untuk

mengetahui apakah ada perbedaan kadar kolesterol pada tiap-tiap kelompok dan

uji t Tukey untuk mengetahui letak perbedaan tersebut. Sedangkan apabila

dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik maka digunakan uji Kruskal Wallis

untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar kolesterol pada tiap-tiap kelompok

dan uji Mann Whitney untuk mengetahui letak perbedaan tersebut.

Page 80: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek proteksi fraksi etil

asetat ekstrak metanol rimpang temu giring terhadap peningkatan kadar kolesterol

tikus putih jantan galur Wistar yang diberi diet kolesterol tinggi. Hewan uji yang

digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar umur 2-3 bulan dimana

metabolismenya telah sempurna dengan berat badan 150-200 gram. Tikus

merupakan salah satu hewan laboratorium yang pembawaannya tenang dan

mudah ditangani serta memiliki kesamaan fisiologi dengan manusia. Pada tikus

galur Wistar mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi dan merupakan model

yang cocok untuk berbagai macam penelitian. Menurut Murwani, et al (2006),

tikus putih jantan galur Wistar dapat dipakai sebagai hewan model untuk

penelitian yang berhubungan dengan hiperkolesterolemia. Tikus putih jantan galur

Wistar juga memiliki sedikit hormon esterogen sehingga kadar kolesterolnya yang

tidak terpengaruh variasi hormon.

A. Identifikasi Serbuk Rimpang Temu Giring

Dalam penelitian ini, langkah kerja yang pertama dilakukan adalah

identifikasi terhadap serbuk simplisia yang akan digunakan yaitu serbuk temu

giring. Tujuan dari identifikasi adalah memastikan identitas serbuk tersebut

sehingga menghindari kesalahan dalam pengambilan tanaman dan menjaga

kemurnian bahan dari tercampurnya dengan tanaman lain atau bahan lain.

Identifikasi tersebut dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi

Page 81: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

65

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dari hasil identifikasi dapat disimpulkan

bahwa serbuk yang digunakan adalah serbuk rimpang temu giring (Curcuma

heyneanae Val.) dari familia Zingiberaceae. Surat keterangan dari hasil

identifikasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. Pembuatan Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Temu Giring

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Temu Giring.

Bagian tanaman temu giring yang diambil adalah bagian rimpangnya yang sudah

tua, dimana proses metabolisme telah sempurna, sehingga diharapkan kandungan

zat aktifnya juga maksimal.

Rimpang yang telah dipilih dicuci dengan air bersih yang mengalir untuk

menghilangkan kotoran, debu, maupun zat-zat kimia seperti insektisida yang

mungkin menempel pada permukaan tanaman. Setelah itu ditiriskan dan diangin-

anginkan kurang lebih 5 jam uintuk mempermudah proses pengeringan.

Pengeringan dilakukan dengan menggunakan lemari pengering pada suhu 50’ C

selama 24 jam. Setelah itu rimpang temu giring diserbuk.

Bahan yang telah diserbuk sebanyak 2,9 kg selanjutnya ditambah pelarut

metanol sebanyak 4500 ml dan didiamkan selama 24 jam sambil sesekali digojok.

Setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring, filtrat yang diperoleh

disimpan dalan kulkas sebagai filtrat 1. Selanjutnya ampas diberi perlakuan yang

sama seperti filtrat 1 hingga diperoleh filtrat 2 dan 3.

Ketiga filtrat kemudian dicampur dan pelarut diuapkan dengan

menggunakan evaporator. Proses ini dilakukan hingga diperoleh sebanyak 1/3

Page 82: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

66

volume awal atau didapatkan volume tetap. Kemudian dipartisi dengan n-Heksana

menggunakan corong pisah. Ampas dari hasil partisi tersebut dipartisi lagi dengan

etil asetat menggunakan corong pisah, kemudian diuapkan sampai kental dan

ditimbang dan diperoleh fraksi sebanyak 62,25 gram fraksi etil asetat dan ekstrak

metanol atau sebesar 2,15 %. Fraksi etil asetat yang diperoleh dari ekstrak

metanol yang dipartisi setelah sebelumnya terlebih dahulu dipartisi dengan n-

heksan sehingga diperoleh zat-zat yang larut dalan etil asetat yaitu zat-zat yang

bersifat semipolar.

C. Pembuatan Pakan Diet Lemak Tinggi

Lemak yang digunakan adalah lemak sapi, yang merupakan lemak hewani

yang mengandung asam lemak jenuh yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kadar lipid plasma. Pemberian pakan sebagai upaya meningkatkan kolesterol ini

adalah dengan pemberian lemak sapi yang dibuat dalam bentuk emulsi yang

diberikan peroral dengan injeksi jarum oral selain itu diberikan makanan standar

BR II.

Pembuatan emulsi ini dimulai dengan menimbang semua bahan yaitu 10 g

kuning telur dan 5 g lemak sapi. Lemak sapi dipanaskan hingga meleleh kemudian

dimasukkan ke dalam mortir hangat dan tambahkan emulgator kuning telur aduk

hingga homogen kemudian tambahkan air 15 ml dan diaduk cepat hingga

diperoleh korpus emulsi dan ditambahkan sisa air hingga 100 ml. Mortir dijaga

agar tetap hangat untuk menghindari lemak sapi mengeras kembali atau

melengket pada mortir. Namun sebaiknya mortir jangan terlalu panas karena dapat

Page 83: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

67

mengakibatkan kuning telur sebagai emulgator akan menggumpal sehingga akan

mengganggu terbentuknya emulsi yang stabil. Selain sebagai emulgator, kuning

telur disini juga bisa meningkatkan kadar kolesterol karena mengandung kadar

kolesterol yang tinggi.

Sediaan emulsi tidak boleh disimpan dalam waktu yang lama karena

adanya air dalam sediaan ini dapat mengakibatkan tumbuhnya kapang atau jamur

sehingga bisa membusuk dalam penyimpanan oleh karena itu emulsi selalu dibuat

baru setiap harinya. Selain itu emulgator yang digunakan kuning telur tidak tahan

lama dalam penyimpanan karena mudah membusuk sehingga dikhawatirkan tikus

tidak akan memakannya dan memuntahkannya.

D. Induksi Hiperkolesterolemia

Keadaan hiperkolesterolemia pada hewan uji diinduksi dengan diet lemak

tinggi berupa emulsi lemak sapi yang diberikan sebelum pemberian pakan standar

BR II karena apabila diberikan sesudah pemberian makanan BR II dikhawatirkan

tikus akan kekenyangan sehingga ketika pemberian emulsi secara oral dengan

injeksi oral, tikus akan memuntahkannya.

Emulsi lemak sapi merupakan lipid hewani yang mengandung asam lemak

jenuh sehingga dapat menaikkan kadar kolesterol sedangkan pada kuning telur

mengandung kolesterol yang tinggi yaitu rata-rata 213 mg (Brown, 2000). Pada

percobaan yang telah dilakukan oleh Mauli (2005) dibuktikan bahwa pemberian

emulsi lemak sapi tersebut sebanyak 2 ml/200 gram tikus secara terus menerus

Page 84: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

68

selama 14 hari sudah dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol

total secara signifikan.

Pemberian emulsi lemak sapi tersebut dilakukan setiap hari yang diberikan

sebelum pemberian pakan BR II. Pemberian diet kolesterol tinggi pada tikus

secara oral dapat menyebabkan turunnya nafsu makan nafsu makan tikus selama

periode hiperkolesteolemia. Hal tersebut ditandai dengan berkurangnya asupan

pakan pada kelompok dengan perlakuan hiperkolesterol apabila dibandingkan

dengan kelompok normal. Keadaan hiperkolesterolemia dalam penelitian ini

ditandai oleh kadar kadar kolesterol diatas normal diatas normal. Kadar kolesterol

serum normal kurang dari 200 mg/100 ml sementara trigliserida kurang dari 125

mg/100ml (Djamhuri 1995).

Selama penelitian, telah terjadi kenaikan berat badan tikus pada masing

kelompok sebelum perlakuan (periode 1) maupun sesudah perlakuan

hiperkolesterolemia (periode 2). Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari

selama perlakuan, hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan berat badan

selain itu juga untuk menentukan volume pemberian sediaan selama periode 2.

Purata berat badan tikus setiap minggunya dapat dilihat pada Tabel VI.

Tabel VI. Purata berat badan tikus tiap kelompok pada tiap minggu

Kelompok Purata Berat Badan (gram)

Minggu I Minggu II Minggu III

1 176,93 ± 12,90 180,07 ± 13,13 183,34 ± 12,87

2 178,47 ± 15,23 185,30 ± 14,80 194,62 ± 15,23

3 180,8 ± 8,70 189,57 ± 8,27 199,83 ± 8,31

4 181,47 ± 7,15 183,47 ± 7,17 186,15 ± 6,97

5 179,37 ± 9,12 185,83 ± 9,48 192,97 ± 9,63

6 178,68 ± 12,42 183,77 ± 12,68 189,68 ± 11,76

7 177,88 ± 8,23 181,82 ± 7,03 186,52 ± 7,27

Page 85: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

69

Purata berat badan tikus tiap kelompok pada tiap minggu dapat dilihat

pada Gambar 9.

Gambar 9. Grafik berat badan tikus tiap kelompok pada tiap minggu.

Pada Tabel IV dan Gambar 9 menunjukkan adanya peningkatan berat

badan pada tiap kelompok perlakuan setiap minggunya. Kenaikan ini terjadi

karena tikus mengalami pertumbuhan dan perkembangan selama percobaan

walaupun kecepatan pada masing-masing tikus berbeda.(Ganong, 1995).

Peningkatan berat badan tikus ini juga dapat disebabkan oleh pemberian diet

kolesterol tinggi serta tempat hidup (kandang) yang sempit sehingga kurang

memungkinkan untuk bergerak sehingga energi yang diperoleh dari makanan

hanya sedikit dipergunakan dan menimbulkan sisa energi akan disimpan dalam

tubuh sehingga menyebabkan kegemukan pada hewan uji, karena terjadi

ketidakseimbangan penggunaan energi antara yang diperoleh dengan yang

digunakan.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada masing-masing

perlakuan antar kelompok dan apakah pemberian diet kolesterol berpengaruh pada

peningkatan berat badan tikus selama penelitian maka dilakukan uji statistik

175

180

185

190

195

200

205

Minggu I Minggu II Minggu III

Be

rat

Bad

am (

gram

)

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

Kelompok V

kelompok VI

Kelompok VII

Page 86: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

70

terhadap selisih berat badan pada periode 1 dan 2. Pengujian dimulai dengan

melakukan perhitungan selisih berat badan antara periode 1 dan periode 2,

kemudian data tersebut digunakan dalam analisis statistik. Dari data selisih berat

badan hewan uji pada masing-masing kelompok kemudian dilakukan uji

Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau

tidak. Dari uji ini diperoleh kesimpulan bahwa data terdistribusi normal karena

nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,930 atau lebih besar dari 0,05. Uji

Levene selanjutnya dilakukan untuk mengetahui homogenitas data. Dari uji

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,150 sehingga dapat disimpulkan bahwa

data homogen karena nilai signiifikansinya lebih besar dari 0,05.

Uji analisis terhadap berat badan ini dilanjutkan dengan uji parametrik.

Hal ini dikarenakan datanya terdistribusi normal dan mempunyai varian yang

homogen. Uji parametrik ini dilakukan dengan menggunakan ANOVA satu jalur.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar kelompok dimana

terdapat perbedaan jika nilai signifikansi dari uji ini lebih kecil dari 0,05.

Berdasarkan uji ini diketahui bahwa terdapat adanya perbedaan antar kelompok

karena nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000. Selanjutnya untuk

mengetahui letak perbedaan tersebut maka dilakukan uji Tukey. Hasil uji t Tukey

terhadap berat badan hewan uji secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5.

Berdasarkan uji t Tukey yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa diet

kolesterol tinggi dapat meningkatkan berat badan hewan uji, ini disimpulkan dari

nilai signifikansi sebesar 0,000 antara kelompok I dengan kelompok II.

Selanjutnya pada kelompok II dan kelompok III, dari hasil analisis diketahui

Page 87: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

71

terdapat perbedaan tidak bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa larutan CMC Na

tidak mempengaruhi peningkatan berat badan hewan uji.

Pada kelompok IV apabila dibandingkan dengan kelompok II diperoleh

kesimpulan bahwa kedua kelompok tersebut berbeda bermakna. Hal ini

menunjukkan bahwa simvastatin mempunyai pengaruh dalam kenaikan berat

badan dimana pada penelitian ini pemberian simvastatin mampu mencegah

kenaikan berat badan hewan uji. Hasil analisis pada kelompok VI dan VII

diperoleh perbedaan bermakna dengan kelompok II. Hal ini berarti bahwa fraksi

etil asetat ekstrak metanol temu giring pada dosis 50 mg/kg BB dan 75 mg/kg BB

dapat mencegah kenaikan berat badan hewan uji. Tetapi pada kelompok V,

kelompok pemberian fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring dengan dosis

25 mg/kg BB menunjukkan perbedaan tidak bermakna sehingga dapat

disimpulkan pada dosis tersebut temu giring tidak mempunyai pengaruh terhadap

berat badan hewan uji.

E. Pengambilan Sampel Darah Hewan Uji

Pada penelitian ini dilakukan 2 kali proses pengambilan sampel darah

hewan uji. Pengambilan darah yang pertama dilakukan pada hari ke-7 setelah

adaptasi atau satu hari sebelum perlakuan, sedangkan pengambilan darah ke-2

dilakukan pada hari ke-14 perlakuan, atau hari ke-21 penelitian.

Pengambilan darah tikus dilakukan secara sinus orbitalis dengan

menggunakan mikrohematokrit karena dengan menggunakan cara ini proses

pengambilannya lebih mudah, memungkinkan untuk mendapatkan darah dalam

Page 88: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

72

jumlah yang cukup karena pembuluh arteri banyak terdapat di mata, tidak

membutuhkan anestesi selain itu juga proses recovery lebih cepat dan lebih

beretika. Sebelumnya Tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam dengan

tetap diberi air minum dengan maksud mengurangi pengaruh asupan makanan

terhadap kadar kolesterol darah. Volume darah diambil kurang lebih 2 ml.

F. Penetapan Kadar Kolesterol Darah

Sampel darah yang telah didapatkan melalui sinus orbitalis selanjutnya

disentrifugasi untuk mendapatkan serumnya. Serum digunakan disini dengan

pertimbangan lebih mudah untuk mendapatkannya dan tidak membutuhkan

koagulan. Sentrifugasi dilakukan dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit

hingga diperoleh dual lapisan yang terpisah, bagian atas yang tidak berwarna

(bening) merupakan serum. Serum diambil 10µl dengan mikropipet kemudian

serum ditambahkan dengan CHOD-PAP 1000µl dan dilakukan vortex agar

campuran tersebut homogen kemudian diiinkubasi pada suhu 20-25º C selama 25

menit. Tujuan dari inkubasi ini adalah agar reaksi berjalan stabil pada saat

pembacaan absorbansi sehingga data absorbansi yang diperoleh stabil dan baik.

Pengukuran dilakukan dengan spektofotometri karena memiliki karakteristik

pengukuran terhadap kolesterol darah sehingga memiliki akurasi yang baik dan

memuaskan (Speicher dan Smith, 1997).

Kadar kolesterol serum ditetapkan dengan metode enzimatik kolesterol

oksidase melalui penambahan reagen kit kolesterol, CHOD-PAP. Metode ini

dipilih karena kolesterol dapat bereaksi dengan reagen CHOD-PAP sehingga

Page 89: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

73

terbentuk quinoneimine yang merupakan berwarna merah dapat ditetapkan

intensitas warnanya dengan menggunakan spektrofotometer visibel dengan

panjang gelombang serapan maksimal 500 nm. Intensitas warna yang terbentuk

akan berbanding lurus dengan kadar kolesterol darah pada sampel uji. Metode

enzimatik kolesterol oksidase ini merupakan salah satu metode yang dapat

dilakukan dengan cepat, tidak membutuhkan banyak tindakan sehingga

mempunyai presisi yang cukup baik. Menurut Sidhi (1991) dasar dari metode

enzimatik kolesterol oksidase terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama adalah proses

hidrolisis dari ester kolesterol dengan menggunakan enzim kolesterol esterase

sehingga dihasilkan kolesterol dan asam lemak. Pada tahap kedua adalah

kolesterol akan mengalami oksidasi oleh oksigen dengan bantuan enzim kolesterol

oksidase sebagai katalisator, sehingga akan terbentuk peroksida (H2O2) dan

kolestenon. Tahap yang terakhir adalah pengukuran penggunaan oksigen maupun

peroksida yang terbentuk direaksikan dengan fenol dan 4-aminoantipirin dengan

bantuan katalisator peroksidase sehingga akan terbentuk senyawa Quinoneimine

yang dapat diukur intensitas warnanya dengan menggunakan spektrofotometer.

Mekanisme reaksinya seperti pada Gambar 10.

Page 90: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

74

Gambar 10. Mekanisme reaksi penetapan kadar kolesterol (Sonnenwirth dan

Jarret, 1980)

Dari data absorbansi yang diperoleh kemudian dilakukan penetapan kadar

kolesterol total darah hewan uji pada periode I dan periode II. Hasil Purata kadar

kolesterol total secara lengkap tersaji pada Tabel VII.

Page 91: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

75

Tabel VII. Purata kadar kolesterol (mg/dl) setiap kelompok perlakuan pada

periode I dan periode II

Kelompok Periode 1 (mg/dl) Periode 2 (mg/dl) Perubahan (mg/dl)

I 66,12 ± 4,93 69,38 ± 4,08 - 3,26

II 105,87 ± 5,38 136,55 ± 10,88 + 30,68

III 101,52 ± 12,08 125,56 ± 12,05 - 24,04

IV 126,57 ± 11,15 90,02 ± 14,04 - 36,55

V 56,74 ± 11,49 79,59 ± 9,17 + 22,85

VI 69,55 ± 14,64 73,77 ± 14,68 + 4,22

VII 95, 11 ± 9,09 68,76 ± 8,07 - 26,35

Keterangan:

+ : Terjadi kenaikan kadar kolesterol dari periode 1 ke periode 2

- : Terjadi penurunan kadar kolesterol dari periode 1 ke periode 2

Perubahan kadar kolestrol pada tiap-tiap kelompok perlakuan dapat dilihat

pula pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik kadar kolestrol tiap kelompok pada periode I dan II.

Berdasarkan Tabel VII dan grafik pada Gambar 11 dapat diketahui secara

jelas bahwa perbedaan nilai purata kadar kolesterol yang diperoleh dari masing-

masing kelompok percobaan bahwa pemberian diet kolesterol tinggi mampu

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Periode 1 Periode 2

Kad

ar m

g/m

l

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

Kelompok V

Kelompok VI

Kelompok VII

Page 92: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

76

meningkatkan kadar kolesterol. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan grafik

sebelum pemberian diet kolesterol tinggi (periode 1) dibandingkan dengan setelah

pemberian kolesterol tinggi (periode 2) pada kelompok II. Pada kelompok III

juga terjadi kenaikan kadar kolesterol yang signifikan dari hal ini dapat

disimpulkan bahwa CMC Na tidak memiliki efek terhadap peningkatan kadar

kolesterol yang dipicu oleh diet kolesterol tinggi.

Dari perubahan kadar kolesterol pada kelompok II dan III tersebut dapat

disimpulkan bahwa pemberian diet kolesterol tinggi mampu meningkatkan kadar

kolesterol darah dan CMC Na tidak mempunyai efek terhadap kadar kolesterol

darah. Asumsi ini ditegakkan berdasarkan kelompok I yang hanya terjadi sedikit

kenaikan kadar kolesterol darah yaitu sebesar 3,26 mg/dL. Adapun kenaikan yang

terjadi pada kelompok I yang tidak diberi diet kolesterol tinggi disebabkan oleh

asupan pakan standar BR II yang mengandung kolesterol. Pada kelompok IV, VI

dan VII masing mempunyai efek menghambat peningkatan kadar kolesterol yang

disebabkan diet kolesterol tinggi bahkan tejadi penurunan pada periode 2, bahkan

pada kelompok VII efek proteksinya hampir sama dengan kelompok IV, hanya

pada kelompok V masih tejadi peningkatan walaupun masih lebih rendah

dibandingkan dengan kelompok II sedangkan pada kelompok VI, pemberian

fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring dengan dosis 50 mg/kg BB tidak

terjadi penurunan kadar kolesterol namun nilainya tidak jauh berbeda

dibandingkan dengan kelompok kontrol normal yaitu 0,96. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa dengan dosis tersebut ekstrak ini sudah dapat menghambat

kenaikan kadar kolesterol darah sehingga kadar kolesterol menjadi normal dan

Page 93: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

77

belum sampai dengan menurunkan kadar kolesterol darah hewan uji. Untuk

mengetahui perbedaan kadar kolesterol antar kelompok maka dilakukan uji

statistik terhadap selisih kolesterol pada periode 1 dan 2.

G. Analisis Kadar Kolesterol

Analisis kadar kolesterol ini digunakan untuk besarnya perbedaan pada

masing-masing perlakuan. Analisis ini dimulai dengan melakukan perhitungan

selisih data kadar kolesterol pada tiap kelompok antara periode 1 dan 2 dan

kemudian data selisih kadar ini diuji dalam analisis statistik. Pengujian diawali

dengan uji Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan untuk mengetahui data

terdistribusi normal atau tidak. Nilai signifikansi yang diperoleh di Uji

Kolmogorov Smirnov tersebut adalah sebesar 0,410 dari nilai tersebut dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi normal karena karena nilai signifikansinya

lebih besar dari 0,05. Uji Levene kemudian dilakukan untuk melihat homogenitas

data. Dari uji ini diperoleh kesimpulan bahwa data homogen karena nilai

signifikansi yang diperoleh sebesar 0,130 atau lebih besar dari 0,05.

Uji analisis ini kemudian dilanjutkan dengan uji parametrik karena datanya

terdistribusi normal dan variannya homogen dalam hal ini digunakan ANOVA

satu jalur. ANOVA satu jalur dipilih karena sampel lebih dari dua, terdistribusi

normal, varian sama / homogen, sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain

dan satu jalur karena faktor yang dibandingkan hanya satu yaitu kadar kolesterol

total. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kadar kolesterol total

pada masing-masing perlakuan dimana apabila nilai signifikansi lebih kecil dari

Page 94: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

78

0,05 maka terdapat perbedaan demikian juga sebaliknya apabila nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05 maka berbeda tak bermakna. Selanjutnya untuk mengetahui

letak perbedaan antar kelompok perlakuan dianalisis dengan menggunakan uji t

Tukey. Dari uji ini diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan bermakna antar

kelompok dan juga perbedaan yang tidak bermakna antar kelompok. Hasil uji t

Tukey secara lengkap tersaji pada Tabel VIII.

Tabel VIII. Hasil Uji t Tukey selisih kadar kolesterol antar kelompok perlakuan

pada periode 1 dan periode 2

Kelompok Signifikansi Kesimpulan

I vs II 0.000 Berbeda bermakna

I vs III 0.000 Berbeda bermakna

I vs IV 0.000 Berbeda bermakna

I vs V 0.000 Berbeda bermakna

I vs VI 1.000 Berbeda tidak bermakna

I vs VII 0.000 Berbeda bermakna

II vs III 0.471 Berbeda tidak bermakna

II vs IV 0.000 Berbeda bermakna

II vs V 0.287 Berbeda bermakna

II vs VI 0.000 Berbeda bermakna

II vs VII 0.000 Berbeda bermakna

III vs IV 0.000 Berbeda bermakna

III vs V 1.000 Berbeda bermakna

III vs VI 0.000 Berbeda bermakna

III vs VII 0.000 Berbeda bermakna

IV vs V 0.000 Berbeda bermakna

IV vs VI 0.000 Berbeda bermakna

IV vs VII 0.082 Berbeda tidak bermakna

V vs VI 0.000 Berbeda bermakna

V vs VII 0.000 Berbeda bermakna

VI vs VII 0.000 Berbeda bermakna

Berdasarkan data pada Tabel VIII dapat diketahui bahwa antara kelompok

I dan kelompok II menunjukkan signifikansi 0,000 yang berarti terdapat

perbedaan bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa diet kolesterol tinggi yang

Page 95: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

79

diberikan pada hewan uji dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. Sedangkan

pada kelompok II dan kelompok III, hasil analisis menyimpulkan terdapat

perbedaan tidak bermakna, hal ini menunjukkan bahwa larutan CMC Na yang

digunakan sebagai pensuspensi tidak mempunyai efek terhadap kadar kolesterol

darah selain itu juga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa apabila

terjadi perubahan kadar kolesterol hewan uji pada penelitian ini bukan disebabkan

larutan CMC Na melainkan karena zat yang diuji.

Pada kelompok IV, VI, dan VII dengan kelompok II dalam tabel hasil uji

analisis diperoleh kesimpulan bahwa data berbeda bermakna. Hal ini

menunjukkan bahwa baik simvastatin maupun fraksi etil asetat ekstrak metanol

temu giring pada dosis 50 mg/Kg BB dan 75 mg/Kg BB mempunyai efek proteksi

untuk mencegah terjadinya peningkatan kolesterol tinggi dalam darah pada hewan

uji. Tetapi pada kelompok V, kelompok pemberian fraksi etil asetat ekstrak

metanol temu giring dosis 25 mg/Kg BB menunjukkan perbedaan tidak bermakna

dengan kelompok II. Hal ini berarti pada dosis 25 mg/Kg BB, fraksi etil asetat

ekstrak temu giring belum mampu mencegah terjadinya hiperkolesterolemia.

Pada kelompok IV dengan kelompok V, VI dan VII hasil statistik

menunjukkan perbedaan bermakna pada kelompok V dan VI, sedangkan

perbedaan tidak bermakna terjadi pada kelompok VII. Hal ini dapat diperoleh

kesimpulan bahwa fraksi etil asetat ekstrak temu giring pada dosis 25 mg/kg BB

dan 50 mg/kg BB memberikan efek proteksi yang berbeda dengan kelompok

simvastatin dengan 0,9 mg/kg BB dan pada kelompok fraksi etil asetat ekstrak

Page 96: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

80

temu giring pada dosis 25 mg/kg BB memberikan efek proteksi terhadap kenaikan

kadar kolesterol yang sama dengan simvastatin.

Pada kelompok perlakuan temu giring V, VI dan VII masing-masing

terdapat perbedaan yang bermakna sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-

masing dosis fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring mempunyai

kemampuan yang berbeda dalam mencegah kenaikan kadar kolesterol darah

hewan uji dimana fraksi etil asetat ekstrak metanol pada dosis 75 mg/Kg BB

menyebabkan penurunan kadar kolesterol darah yang paling besar dibanding

dengan dosis 25 mg/kg BB dan 50 mg Kg/BB.

H. Perhitungan Persen Proteksi

Untuk megetahui tingkat proteksi pada masing-masing kelompok

dilakukan perhitungan persen proteksi. Perhitungan ini secara lengkap dapat

dilihat di Lampiran 7. Hasil dari perhitungan persen proteksi ini dapat dilihat pada

Tabel IX.

Tabel IX. Purata persen proteksi terhadap kenaikan kadar kolesterol kelompok

perlakuan dihitung terhadap kelompok II

No. Kelompok Persen Proteksi (%)

1 Kelompok IV 219,13 ± 15,27

2 Kelompok V 25,54 ± 10,02

3 Kelompok VI 86,23 ± 2,78

4 Kelompok VII 185,81 ± 5,55

Persen proteksi diperoleh dari purata selisih kadar kolesterol kelompok II

pada periode 2 dengan selisih kadar kolesterol darah kelompok perlakuan

(simvastatin dan temu giring) dibagi purata selisih kadar kolesterol kelompok II

Page 97: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

81

pada periode 2 dalam persen. Pada tabel menunjukkan bahwa simvastatin dan

fraksi etil asetat temu giring dapat memproteksi peningkatan kadar kolesterol.

Simvastatin dapat mencegah peningkatan kadar kolesterol sebesar 219,13 % dari

nilai persen proteksi ini dapat disimpulkan bahwa simvastatin selain dapat

mencegah juga dapat menurunkan kadar kolesterol darah sedangkan pada fraksi

etil asetat ekstrak temu giring dengan dosis 25 mg/Kg BB, 50 mg/Kg BB, 75

mg/Kg BB masing-masing dapat memproteksi kenaikan kadar kolesterol darah

berturut-turut sebesar 25,54 %, 86,23 % dan 185,81 %. Dari hasil perhitungan

persen proteksi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok fraksi etil

asetat ekstrak temu giring memiliki efek proteksi. Selain itu, semakin besar dosis

fraksi etil asetat ekstrak temu giring yang diberikan kepada hewan uji maka akan

semakin besar pula efek proteksinya, dimana pada penelitian ini, fraksi etil asetat

ekstrak temu giring dengan dosis 75 mg/Kg BB mempunyai aktivitas proteksi

yang paling besar.

Uji statistik terhadap hasil perhitungan persen proteksi selanjutnya

dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelompok IV, V, VI

dan VII. Dari data persen proteksi pada hewan uji masing-masing kelompok

dilakukan uji Kolmogrov Smirnov untuk mengetahui apakah data terdistribusi

normal atau tidak. Dari uji ini dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi nomal

hal ini karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 yaitu 0,349.

Selanjutnya dilakukan Uji Levene untuk mengetahui homogenitas data. Dari uji

ini didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,241 sehingga dapat disimpulkan bahwa

data homogen karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05.

Page 98: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

82

Uji analisis terhadap persen proteksi ini dilanjutkan dengan uji parametrik

karena datanya terdistribusi normal dan variannya homogen dalam hal ini

digunakan ANOVA satu jalur. Berdasarkan uji Anova satu jalur ini diketahui

adanya perbedaan antar kelompok yang dilihat dari besarnya nilai sigfikansi yang

lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan uji Anova satu jalur dengan metode t Tukey

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada perbedaan antar kelompok perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji t Tukey, dari

uji ini dapat diketahui apakah ada perbedaan yang bermakna diantara semua

kelompok perlakuan. Hasil uji t Tukey terhadap persen proteksi antar kelompok

perlakuan tersaji pada Tabel X.

Tabel X. Hasil uji t Tukey terhadap persen proteksi terhadap kenaikan kadar

kolesterol antar kelompok perlakuan

Kelompok Signifikansi Kesimpulan

IV vs V 0.000 Berbeda bermakna

IV vs VI 0,000 Berbeda bermakna

IV vs VII 0,002 Berbeda bermakna

V vs VI 0,000 Berbeda bermakna

V vs VII 0,000 Berbeda bermakna

VI vs VII 0,000 Berbeda bermakna

Berdasarkan Tabel X dapat diperoleh kesimpulan bahwa simvastatin dosis

0,9 mg/Kg BB dan fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring dengan dosis 25

mg/Kg BB, 50 mg/Kg BB dan 75 mg/Kg BB mempunyai persen proteksi yang

berbeda bermakna.

Kemampuan efek proteksi fraksi etil asetat ekstrak metanol terhadap

kenaikan kadar kolesterol darah diduga karena kandungan kurkumin dan tanin.

Kurkumin dapat menurunkan kadar kolesterol darah melalui tiga cara yaitu

menghambat penyerapan kolesterol di usus, peningkatan kapasitas pengikatan

Page 99: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

83

LDL Reseptor dan peningkatan aktivitas enzim cholesterol-7 alpha-hydroxylase

enzim (Peschel, 2006). Selain itu sebagai antioksidan, kurkumin juga berperan

dalam menghambat biosintesis kolesterol. Dalam biosintesis kolesterol terdapat

tahap oksidasi pada karbon ketiga dari skualen sebelum terjadi siklisasi skualen

menjadi lanosterol yang akhirnya menjadi kolesterol sehingga sintesis kolesterol

bisa dihambat. Tanin yang juga terkandung di dalam temu giring mampu

menurunkan kadar kolesterol dengan membentuk ikatan komplek dengan protein

di usus yang akan melapisi mukosa usus sehingga absorbsi kolesterol yang berasal

dari luar (eksogen) dapat dihambat (Oktavianus, 1994). Dengan dihambatnya

proses penyerapan kolesterol di dalam saluran pencernaan maka kadar kolesterol

yang masuk ke dalam pembuluh darah menjadi berkurang dan kolesterol yang

tidak terabsorbsi tadi akan dikeluarkan bersama feses (Astawan, 2010).

Page 100: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik, dapat disimpulkan bahwa:

1. Fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring (Curcuma Heyneanae Val.)

dapat memberikan efek proteksi terhadap peningkatan kadar kolesterol

darah tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet kolesterol tinggi.

2. Fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring (Curcuma Heyneanae Val.)

dengan dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB dan 75 mg/kg BB dapat

memberikan persen proteksi berturut-turut sebesar 25,54 %, 86,23 % dan

185,81 %. dan berdasarkan uji statistik masing-masing dosis memberikan

persen proteksi yang berbeda bermakna dengan yang lainnya.

3. Kemampuan fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring (Curcuma

Heyneanae Val.) dengan dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB dan 75 mg/kg

BB dalam memproteksi terjadinya peningkatan kadar kolesterol total

berbeda bermakna jika dibandingkan dengan simvastatin.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk:

1. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan zat aktif

dari fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring yang dapat mencegah

peningkatan kadar kolesterol darah.

Page 101: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

85

2. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana

mekanisme dari fraksi etil asetat ekstrak metanol temu giring dalam

mencegah peningkatan kadar kolesterol darah.

Page 102: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

86

DAFTAR PUSTAKA

Aliadi, A., Sudibya, R. B., Hargono, F., Djoko, Staryadi, Pramono, S., 1996,

Tanaman Obat Pilihan, Penerbit Yayasan Sidowayah, Yogyakarta. hal.

62-65

Anief, M., 1990, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

hal. 170-171

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta hal. 8-12, 15-16, 21, 26

Anonim, 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia l Jilid II, Badan penelitian

dan Pengembangan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

hal. 105

Astawan, M., 2010, Menilik Nutrisi dan Zat Anti Gizi Leguminosa, Graha Medika,

Jakarta

Backer, C.A., Backhuizen van den Brink, R.C., 1965, Flora of Java, Volume III,

N.V.P. Noordhoff, Gronigen, The Netherlands

Dalimartha, Setiawan, 2001, 36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan

Kolesterol, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta, hal 12

Dewick, P.M., 2002, Medical Natural Products A Biosyntetic Approach, Second

Edition,, John Wiley dan Sons Inc, New York, USA, hal. 13-15

Ditjen POM., 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Jakarta, Departemen

Kesehatan RI. Hal. 169 – 171

Ganiswara, S.G.,1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Bagian Farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 365-368, 372-

377, 471-472

Ganong, W.F., 1995, Buku Ajar Fisio Kedokteran Edisi 14, Penerbit ECG,

Jakarta, hal. 280

Guenther, E, 1987, Minyak Atsiri I, Diterjemahkan S. Kateren, Jilid I, Penerbit

Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 19-20, 92, 103

Handayani, Lestari dan Suharmiati, Cara Benar Meracik Obat Tradisional,

Agromedia Pustaka, Jakarta, hal. 3-6

Hagerman, A.E., Zhao, Y., dan Johnson, S. 1997. Methods for Determination of

Condensed and Hydrolysable Tannins. American Chemical Society.

Washington D.C.

Page 103: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

87

Harbone, J.B., 1996, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganilis

Tumbuhan, diterjemahkan Kokasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, Edisi

Kedua, Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung, hal 102-108

Hargono, Djoko, 1996, Sekelumit Mengenai Obat Nabati dan Sistim Imunitas,

Cermin Dunia Kedokteran Edisi 108. Departemen Kesehatan RI, Jakarta,

hal 5

Herlinawati, 1984, Isolasi Zat Warna dari Curcuma Heyneana Rhizoma serta

Penentuan Sifat Kimia Fisikanya, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta

Kuswinarti, 1989, Efek Ekstrak Temu Giring Terhadap Kadar Kolesterol Darah

Tikus Jantan, Tesis, Institut Teknologi Bandung, Bandung

Lehninger, A. L., 1982, Dasar-Dasar Biokimia (Principle of Biochemistry) Jilid

I, Diterjemahkan oleh Widjaya, M. T, Erlangga, Jakarta, hal. 355

Mauli, I., 2005, Pengaruh Perasan Segar Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Terhadap

Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diberi Diet

Kolesterol Tinggi, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan,

Yogyakarta

Mayes, P.A., Murray, Robert K., David A Bender, Kathleen M. Botham, P.J.

Kennelly, V.W. Rodwell, dan P.A. Weil, 1997, Biokimia Harper, Edisi 24,

diterjemahkan oleh dr. Andry Hartono, Penerbit EGC, Jakarta, hal. 277-

282

Montgomery, R., Robert, D., Arthur. 1993. Biokimia: Suatu Pendekatan

Berorientasi Kasus Jilid 2, Penerbit Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta, hal. 719, 724-727

Muhlisah, F. 1999, Temu-temuan dan Empon-empon: Budi Daya dan

Manfaatnya, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, hal. 53–54

Mursito, Bambang. 2003. Ramuan Tradisional Untuk Pelangsing Tubuh. Penebar

Swadaya. Jakarta, hal. 82-83

Oktavianus, 2004, Pengaruh Pemberian Perasan Rimpang Temugiring (Curcuma

heyneana Val. V. Zijp) terhadap kadar kolesterol dalam serum darah

kelinci, Skripsi, Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya

Peschel, Dieter, 2006, Curcumin Induces Changes in Expression of Genes

Involved in Cholesterol Homeostasis, Institute of Nutritional Sciences,

Halle, Germany

Pramono, S.,1989, Diktat Petunjuk Pemisahan Flavonoid, Universitas Gadjah

Mada Press, Yogyakarta, hal. 12-14

Page 104: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

88

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI,

Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Institut Teknologi Bandung,

Bandung, hal. 191-192

Setiati, Eni, 2009, Bahaya Kolesterol, Penerbit Dokter Books, Yogyakarta, hal.

14-27

Sidhi, P, 1991, Perbandingan Penetapan Kadar Kolesterol Metode CHOD-PAP,

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Soeharto, Iman, 2000, Penyakit Jantung Koroner, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta

Speiccher, C.E., Smith J.W.E., 1997, Handbook of Lipoprotein Testing, AACC

Press, Washington, hal. 25-48

Sudarsono, Pudjoarinto, A. Gunawan, D., Wahyuono S., I.A., Drajad, M.

Wibowo, S,. Dan Ngatidjan, 1996, Tumbuhan Obat Edisi I, Pusat

Penelitian Obat Tradisional Universitas Gajah Mada, Yogykarta, hal. 62

Tjay, T. H., Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan

Efek-efek Sampingnya, Edisi V, Elex Media Kompotindo Kelompok

Gramedia, Jakarta, hal. 569-575

Wiryowidagdo, S., Sitanggang, M., 2003. Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung

Darah Tinggi dan Kolesterol, Agromedia Pustaka, Jakarta, hal. 23-24

Page 105: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

LAMPIRAN

Page 106: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

90

Lampiran 1. Surat Keterangan Hasil Determinasi Temu Giring

Page 107: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

91

Lampiran 2. Data Absorbansi Serum Darah, kadar kolesterol serta

selisihnya pada periode 1 dan 2 (sebelum dilakukan

penolakan data)

Kelompok No.

Tikus

Periode I Periode II Selisih

Absorbansi Kadar Absorbansi Kadar

I

1 0.1490 104.05 0.1782 122.90 -18.85

2 0.0863 60.27 0.1316 90.76 -30.49

3 0.0876 61.17 0.1022 72.48 -11.31

4 0.1538 107.40 0.1293 89.17 18.23

5 0.1630 113.83 0.1676 115.59 -1.76

6 0.1532 106.98 0.1378 95.03 11.95

7 0.0909 63.48 0.0929 64.07 -0.59

8 0.1037 72.42 0.1054 72.69 -0.27

9 0.0965 67.39 0.0990 68.28 -0.89

II

1 0.1624 113.41 0.2179 150.28 -36.87

2 0.1195 83.45 0.1724 118.90 -35.45

3 0.1472 102.79 0.1796 123.86 -21.07

4 0.1135 79.26 0.1602 110.48 -31.22

5 0.1517 105.94 0.1996 137.66 -31.72

6 0.1451 101.33 0.1949 134.41 -33.08

III

1 0.1531 106.91 0.1742 120.14 -13.23

2 0.1019 71.16 0.1416 97.66 -26.5

3 0.1205 84.15 0.1626 112.14 -27.90

4 0.1600 111.73 0.2026 139.72 -27.99

5 0.0853 59.57 0.1407 97.03 -37.46

6 0.1479 103.28 0.1890 130.34 27.06

IV

1 0.1228 85.75 0.0591 40.76 44.99

2 0.0933 65.15 0.1544 106.48 -41.33

3 0.1754 122.49 0.1231 84.90 37.59

4 0.1857 129.68 0.1277 88.07 41.61

5 0.1631 113.90 0.1119 77.17 36.73

6 0.2008 140.22 0.1594 109.93 30.29

Page 108: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

92

V

1 0.1646 114.94 0.1639 113.03 1.91

2 0.0741 51.75 0.1106 76.28 -24.53

3 0.0686 47.91 0.1062 73.24 -25.33

4 0.0645 45.04 0.0998 68.82 -23.78

5 0.0833 58.17 0.1203 82.97 -24.80

6 0.1031 71.99 0.1309 90.27 -18.28

VI

1 0.0370 25.84 0.0853 58.83 -32.99

2 0.0876 61.17 0.0959 66.14 -4.97

3 0.0892 62.29 0.0970 66.90 -4.61

4 0.0906 63.27 0.0961 66.28 -3.01

5 0.1111 77.58 0.1159 79.93 -2.35

6 0.1310 91.48 0.1389 95.79 -4.31

VII

1 0.1212 84.63 0.0875 60.34 24.29

2 0.1144 79.89 0.0889 61.31 18.58

3 0.1327 92.67 0.0967 66.69 25.89

4 0.1384 96.65 0.0990 68.28 28.37

5 0.1525 106.49 0.1156 79.72 26.77

6 0.1895 132.33 0.1320 91.03 41.30

Keterangan:

Kelompok I : diberi pakan standar

Kelompok II : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi

Kelompok III : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + larutan

CMC 0,1%

Kelompok IV : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + simvastatin

0,9 mg/Kg BB

Kelompok V : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 25 mg/Kg BB

Kelompok VI : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 50 mg/Kg BB

Kelompok VII : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

Page 109: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

93

Lampiran 3. Data Absorbansi Serum Darah, kadar kolesterol serta

selisihnya pada periode 1 dan 2 (setelah dilakukan penolakan

data)

Kelompok No.

Tikus

Periode I Periode II Selisih

Absorbansi Kadar Absorbansi Kadar

I

3 0.0876 61.17 0.1022 72.48 -11.31

7 0.0909 63.48 0.0929 64.07 -0.59

8 0.1037 72.42 0.1054 72.69 -0.27

9 0.0965 67.39 0.0990 68.28 -0.89

II

1 0.1624 113.41 0.2179 150.28 -36.87

3 0.1472 102.79 0.1796 123.86 -21.07

5 0.1517 105.94 0.1996 137.66 -31.72

6 0.1451 101.33 0.1949 134.41 -33.08

III

1 0.1531 106.91 0.1742 120.14 -13.23

3 0.1205 84.15 0.1626 112.14 -27.90

4 0.1600 111.73 0.2026 139.72 -27.99

6 0.1479 103.28 0.1890 130.34 27.06

IV

3 0.1754 122.49 0.1231 84.90 37.59

4 0.1857 129.68 0.1277 88.07 41.61

5 0.1631 113.90 0.1119 77.17 36.73

6 0.2008 140.22 0.1594 109.93 30.29

V

2 0.0741 51.75 0.1106 76.28 -24.53

4 0.0645 45.04 0.0998 68.82 -23.78

5 0.0833 58.17 0.1203 82.97 -24.80

6 0.1031 71.99 0.1309 90.27 -18.28

VI

2 0.0876 61.17 0.0959 66.14 -4.97

3 0.0892 62.29 0.0970 66.90 -4.61

4 0.0906 63.27 0.0961 66.28 -3.01

6 0.1310 91.48 0.1389 95.79 -4.31

VII

1 0.1212 84.63 0.0875 60.34 24.29

3 0.1327 92.67 0.0967 66.69 25.89

4 0.1384 96.65 0.0990 68.28 28.37

5 0.1525 106.49 0.1156 79.72 26.77

Page 110: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

94

Keterangan:

Kelompok I : diberi pakan standar.

Kelompok II : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi

Kelompok III : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + larutan

CMC 0,1%

Kelompok IV : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + simvastatin

0,9 mg/Kg BB

Kelompok V : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 25 mg/Kg BB

Kelompok VI : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 50 mg/Kg BB

Kelompok VII : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

Page 111: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

95

Lampiran 4. Data berat badan tikus tiap kelompok perlakuan tiap hari selama

2 minggu perlakuan

Hari No.

Tikus

Kelompok

1 2 3 4 5 6 7

1

1 164,5 170,3 170,3 182,9 184,2 179,1 172,5

2 184,1 153,4 175,0 173,8 175,5 190,1 168,3

3 170,5 182,3 176,3 180,3 169,4 183,6 182,5

4 175,8 185,2 183,4 181,4 172,4 187,5 176,2

5 154,8 181,2 185,3 194,3 180,2 176,2 191,7

6 191,5 198,4 194,5 176,1 194,5 155,6 176,1

7 173,4

8 182,5

9 195,3

2

1 164,8 171,9 171,6 183,4 185,7 179,9 172,9

2 183,9 154,5 177,5 173,9 176,9 191,2 169,2

3 170,8 183,1 177,2 180,6 170,5 184,5 182,6

4 176,1 186,5 184,4 181,7 173,6 188,3 177,1

5 155,0 182,3 186,7 194,7 181,1 177,0 192,4

6 191,7 199,9 196,7 176,5 195,7 155,9 177,7

7 173,8

8 182,9

9 195,6

3

1 165,3 173,1 173,2 183,6 186,8 181,1 173,8

2 184,4 155,6 178,4 174,3 178,1 191,9 170,0

3 171,3 184,7 177,9 180,9 171,4 185,4 183,0

4 176,8 187,8 185,7 182,1 174,7 189,2 177,6

5 155,5 183,4 187,3 195,0 182,4 177,8 193,0

6 192,1 201,0 198,1 176,6 196,2 156,8 178,2

7 174,0

8 183,2

9 195,9

4

1 166,0 174,5 174,5 184,0 188,1 182,3 174,2

2 185,1 156,4 179,7 174,6 179,3 193,0 171,4

3 171,8 185,9 178,9 181,4 172,7 186,1 183,5

4 177,3 188,7 187,3 182,3 175,5 190,4 178,2

5 156,0 184,4 189,1 195,6 183,6 178,5 193,5

6 192,4 202,3 200,0 177,1 197,6 157,5 178,6

7 174,4

8 183,7

9 196,3

Page 112: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

96

5

1 166,9 176,1 176,0 184,2 189,3 183,1 175,4

2 186,2 157,8 181,2 174,9 180,4 194,3 173,9

3 172,3 187,2 180,1 181,8 172,3 186,8 183,6

4 178,1 190,3 189,2 182,9 177,0 191,5 178,7

5 156,7 185,7 190,4 195,7 185,0 179,9 193,9

6 193,0 203,5 200,8 177,6 198,8 158,5 179,1

7 174,9

8 184,3

9 196,9

6

1 167,9 178,2 177,5 184,3 190,8 184,3 176,7

2 187,3 159,1 182,6 175,2 181,5 194,9 174,1

3 173,1 188,4 182,3 182,3 173,6 187,3 183,5

4 178,8 191,0 191,4 182,0 177,8 192,7 179,0

5 157,4 186,8 192,5 196,4 186,7 181,3 194,6

6 193,8 204,2 201,4 178,4 199,4 159,2 179,4

7 175,3

8 185,1

9 197,4

7

1 168,4 179,4 180,1 184,1 192,5 185,2 178,0

2 190,1 160,6 183,8 175,2 182,1 195,4 175,2

3 172,8 187,3 184,7 182,5 174,2 187,7 183,4

4 178,4 191,2 192,1 183,2 178,9 193,4 179,4

5 157,7 187,9 194,2 196,5 187,1 180,5 195,1

6 194,1 205,4 202,5 179,3 200,2 160,4 179,8

7 175,1

8 185,7

9 198,3

8

1 169,1 180,8 182,1 184,9 192,3 186,7 178,9

2 189,6 161,7 184,3 175,7 183,2 196,1 176,2

3 174,3 189,1 185,4 182,9 175,6 188,3 183,9

4 179,1 191,8 193,7 183,6 179,5 194,1 179,8

5 157,2 189,1 196,1 197,0 188,4 182,4 195,7

6 193,5 206,7 203,6 179,9 201,7 161,3 180,3

7 175,6

8 185,9

9 199,0

Page 113: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

97

9

1 170,5 182,0 184,5 185,3 193,7 187,3 179,3

2 188,4 162,8 185,7 176,0 184,5 197,8 177,2

3 175,2 190,4 186,2 183,1 176,8 189,4 184,5

4 180,0 192,4 193,9 184,0 180,7 195,0 180,6

5 157,9 190,3 197,3 197,4 189,8 182,7 196,4

6 193,3 207,6 204,9 180,5 202,9 161,9 181,1

7 175,8

8 186,4

9 199,3

10

1 170,9 183,2 185,7 185,7 194,9 188,6 180,5

2 189,3 164,1 186,8 176,4 185,7 198,5 178,0

3 175,7 191,7 187,9 183,8 178,0 190,2 185,0

4 180,9 193,2 195,1 184,5 182,1 195,9 181,3

5 158,5 191,2 198,6 197,7 190,5 183,4 197,2

6 194,3 209,0 206,3 180,9 203,7 162,7 181,9

7 176,1

8 186,9

9 199,7

11

1 171,4 184,7 187,3 185,9 196,3 189,2 181,2

2 190,1 165,4 188,1 176,9 186,3 199,3 178,1

3 176,4 193,0 189,0 184,3 179,9 190,9 185,6

4 181,5 194,0 197,4 184,7 183,2 196,8 181,9

5 158,9 192,3 200,3 198,1 192,0 183,9 197,8

6 194,8 210,1 208,6 181,3 204,6 163,5 182,4

7 176,6

8 187,3

9 200,3

12

1 171,8 185,9 188,4 186,2 197,8 190,1 181,7

2 190,7 166,8 189,3 177,4 187,5 198,9 179,0

3 177,0 193,9 190,3 184,6 181,0 191,5 185,9

4 182,0 195,3 199,0 185,1 184,0 197,5 182,4

5 159,4 193,2 203,4 198,4 192,9 184,7 198,6

6 195,1 211,3 210,1 181,8 206,0 165,0 183,1

7 177,1

8 187,8

9 201,0

Page 114: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

98

13

1 172,1 187,1 190,3 186,6 198,8 190,5 182,9

2 191,4 168,0 191,2 177,8 188,5 199,6 179,5

3 177,7 194,5 191,8 184,9 180,0 192,3 186,9

4 182,7 196,1 202,5 185,6 184,5 198,4 183,4

5 160,4 194,7 204,6 198,7 193,9 185,8 199,6

6 195,5 213,1 211,3 182,4 206,8 166,0 184,4

7 177,5

8 188,3

9 201,4

14

1 172,3 188,2 192,3 186,7 200,1 191,1 183,2

2 192,5 169,2 192,9 178,1 189,2 200,1 180,3

3 178,5 197,3 195,5 184,9 181,7 193,5 186,8

4 183,4 203,2 205,7 185,8 185,1 198,8 183,4

5 160,1 195,4 207,1 198,9 194,3 186,7 200,7

6 195,6 214,4 213,5 182,5 207,4 167,9 184,7

7 177,2

8 188,8

9 201,7

Keterangan:

Kelompok I : diberi pakan standar

Kelompok II : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi

Kelompok III : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + larutan

CMC 0,1%

Kelompok IV : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + simvastatin

0,9 mg/Kg BB

Kelompok V : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 25 mg/Kg BB

Kelompok VI : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 50 mg/Kg BB

Kelompok VII : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

Page 115: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

99

Lampiran 5. Uji Statistik Selisih Berat Badan Periode I dan Peiode II

A. Uji Kolmogorov Smirnov

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kelompok 28 4,00 2,037 1 7

Berat Badan 28 11,3679 5,49795 3,80 22,30

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berat Badan

N 28

Normal Parametersa,b

Mean 11,3679

Std. Deviation 5,49795

Most Extreme Differences Absolute ,103

Positive ,103

Negative -,084

Kolmogorov-Smirnov Z ,543

Asymp. Sig. (2-tailed) ,930

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 116: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

100

B. Uji Levene

Descriptives

Berat Badan

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

Kelompok I 4 6,1250 1,73469 ,86735 3,3647 8,8853 3,80 8,00

Kelompok II 4 15,7750 1,59661 ,79831 13,2344 18,3156 14,20 17,90

Kelompok III 4 20,6250 1,76706 ,88353 17,8132 23,4368 19,00 22,30

Kelompok IV 4 5,0000 ,93808 ,46904 3,5073 6,4927 4,40 6,40

Kelompok V 4 13,3500 ,66081 ,33040 12,2985 14,4015 12,70 14,10

Kelompok VI 4 10,8750 1,14419 ,57209 9,0543 12,6957 9,90 12,30

Kelompok VII 4 7,8250 2,75121 1,37561 3,4472 12,2028 4,30 10,70

Total 28 11,3679 5,49795 1,03901 9,2360 13,4997 3,80 22,30

Test of Homogeneity of Variances

Berat Badan

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,791 6 21 ,150

ANOVA

Berat Badan

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 759,514 6 126,586 46,944 ,000

Within Groups 56,628 21 2,697

Total 816,141 27

Page 117: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

101

C. Uji Parametrik ANOVA Satu Jalur: t Tukey

Multiple Comparisons

Berat Badan

Tukey HSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kelompok I Kelompok II -9,65000* 1,16115 ,000 -13,4247 -5,8753

Kelompok III -14,50000* 1,16115 ,000 -18,2747 -10,7253

Kelompok IV 1,12500 1,16115 ,955 -2,6497 4,8997

Kelompok V -7,22500* 1,16115 ,000 -10,9997 -3,4503

Kelompok VI -4,75000* 1,16115 ,008 -8,5247 -,9753

Kelompok VII -1,70000 1,16115 ,762 -5,4747 2,0747

Kelompok II Kelompok I 9,65000* 1,16115 ,000 5,8753 13,4247

Kelompok III -4,85000* 1,16115 ,057 -8,6247 -1,0753

Kelompok IV 10,77500* 1,16115 ,000 7,0003 14,5497

Kelompok V 2,42500 1,16115 ,394 -1,3497 6,1997

Kelompok VI 4,90000* 1,16115 ,006 1,1253 8,6747

Kelompok VII 7,95000* 1,16115 ,000 4,1753 11,7247

Kelompok III Kelompok I 14,50000* 1,16115 ,000 10,7253 18,2747

Kelompok II 4,85000* 1,16115 ,057 1,0753 8,6247

Kelompok IV 15,62500* 1,16115 ,000 11,8503 19,3997

Kelompok V 7,27500* 1,16115 ,000 3,5003 11,0497

Kelompok VI 9,75000* 1,16115 ,000 5,9753 13,5247

Kelompok VII 12,80000* 1,16115 ,000 9,0253 16,5747

Kelompok IV Kelompok I -1,12500 1,16115 ,955 -4,8997 2,6497

Kelompok II -10,77500* 1,16115 ,000 -14,5497 -7,0003

Kelompok III -15,62500* 1,16115 ,000 -19,3997 -11,8503

Kelompok V -8,35000* 1,16115 ,000 -12,1247 -4,5753

Kelompok VI -5,87500* 1,16115 ,001 -9,6497 -2,1003

Kelompok VII -2,82500 1,16115 ,234 -6,5997 ,9497

Kelompok V Kelompok I 7,22500* 1,16115 ,000 3,4503 10,9997

Kelompok II -2,42500 1,16115 ,394 -6,1997 1,3497

Kelompok III -7,27500* 1,16115 ,000 -11,0497 -3,5003

Kelompok IV 8,35000* 1,16115 ,000 4,5753 12,1247

Kelompok VI 2,47500 1,16115 ,371 -1,2997 6,2497

Kelompok VII 5,52500* 1,16115 ,002 1,7503 9,2997

Page 118: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

102

Kelompok VI Kelompok I 4,75000* 1,16115 ,008 ,9753 8,5247

Kelompok II -4,90000* 1,16115 ,006 -8,6747 -1,1253

Kelompok III -9,75000* 1,16115 ,000 -13,5247 -5,9753

Kelompok IV 5,87500* 1,16115 ,001 2,1003 9,6497

Kelompok V -2,47500 1,16115 ,371 -6,2497 1,2997

Kelompok VII 3,05000 1,16115 ,168 -,7247 6,8247

Kelompok VII Kelompok I 1,70000 1,16115 ,762 -2,0747 5,4747

Kelompok II -7,95000* 1,16115 ,000 -11,7247 -4,1753

Kelompok III -12,80000* 1,16115 ,000 -16,5747 -9,0253

Kelompok IV 2,82500 1,16115 ,234 -,9497 6,5997

Kelompok V -5,52500* 1,16115 ,002 -9,2997 -1,7503

Kelompok VI -3,05000 1,16115 ,168 -6,8247 ,7247

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets: Berat Badan

Tukey HSDa

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5

Kelompok IV 4 5,0000

Kelompok I 4 6,1250

Kelompok VII 4 7,8250 7,8250

Kelompok VI 4 10,8750 10,8750

Kelompok V 4 13,3500 13,3500

Kelompok II 4 15,7750

Kelompok III 4 20,6250

Sig. ,234 ,168 ,371 ,394 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 119: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

103

Lampiran 6. Uji Statistik Selisih Kadar Kolesterol Periode I dan Peiode II

A. Uji Kolmogorov Smirnov

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Selisih 28 -3,1689 24,79817 -36,87 41,61

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Selisih

N 28

Normal Parametersa,b

Mean -3,1689

Std. Deviation 24,79817

Most Extreme Differences Absolute ,168

Positive ,168

Negative -,152

Kolmogorov-Smirnov Z ,888

Asymp. Sig. (2-tailed) ,410

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 120: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

104

B. Uji Levene

Descriptives

Selisih

N Mean Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval

for Mean Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

Kelompok I 4 -3,2650 5,36930 2,68465 -11,8088 5,2788 -11,31 -,27

Kelompok II 4 -30,6850 6,77027 3,38514 -41,4580 -19,9120 -36,87 -21,07

Kelompok III 4 -24,0450 7,22215 3,61108 -35,5371 -12,5529 -27,99 -13,23

Kelompok IV 4 36,5550 4,68704 2,34352 29,0969 44,0131 30,29 41,61

Kelompok V 4 -22,8475 3,07542 1,53771 -27,7412 -17,9538 -24,80 -18,28

Kelompok VI 4 -4,2250 ,85376 ,42688 -5,5835 -2,8665 -4,97 -3,01

Kelompok VII 4 26,3300 1,70396 ,85198 23,6186 29,0414 24,29 28,37

Total 28 -3,1689 24,79817 4,68641 -12,7847 6,4468 -36,87 41,61

Test of Homogeneity of Variances

Selisih

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,891 6 21 ,130

ANOVA

Selisih

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 16117,970 6 2686,328 116,159 ,000

Within Groups 485,653 21 23,126

Total 16603,623 27

Page 121: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

105

C. Uji Parametrik ANOVA Satu Jalur: t Tukey

Post Hoc Test: Multiple Comparisons

Selisih

Tukey HSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kelompok I Kelompok II 27,42000* 3,40047 ,000 16,3658 38,4742

Kelompok III 20,78000* 3,40047 ,000 9,7258 31,8342

Kelompok IV -39,82000* 3,40047 ,000 -50,8742 -28,7658

Kelompok V 19,58250* 3,40047 ,000 8,5283 30,6367

Kelompok VI ,96000 3,40047 1,000 -10,0942 12,0142

Kelompok VII -29,59500* 3,40047 ,000 -40,6492 -18,5408

Kelompok II Kelompok I -27,42000* 3,40047 ,000 -38,4742 -16,3658

Kelompok III -6,64000 3,40047 ,471 -17,6942 4,4142

Kelompok IV -67,24000* 3,40047 ,000 -78,2942 -56,1858

Kelompok V -7,83750 3,40047 ,287 -18,8917 3,2167

Kelompok VI -26,46000* 3,40047 ,000 -37,5142 -15,4058

Kelompok VII -57,01500* 3,40047 ,000 -68,0692 -45,9608

Kelompok III Kelompok I -20,78000* 3,40047 ,000 -31,8342 -9,7258

Kelompok II 6,64000 3,40047 ,471 -4,4142 17,6942

Kelompok IV -60,60000* 3,40047 ,000 -71,6542 -49,5458

Kelompok V -1,19750 3,40047 1,000 -12,2517 9,8567

Kelompok VI -19,82000* 3,40047 ,000 -30,8742 -8,7658

Kelompok VII -50,37500* 3,40047 ,000 -61,4292 -39,3208

Kelompok IV Kelompok I 39,82000* 3,40047 ,000 28,7658 50,8742

Kelompok II 67,24000* 3,40047 ,000 56,1858 78,2942

Kelompok III 60,60000* 3,40047 ,000 49,5458 71,6542

Kelompok V 59,40250* 3,40047 ,000 48,3483 70,4567

Kelompok VI 40,78000* 3,40047 ,000 29,7258 51,8342

Kelompok VII 10,22500 3,40047 ,082 -,8292 21,2792

Kelompok V Kelompok I -19,58250* 3,40047 ,000 -30,6367 -8,5283

Kelompok II 7,83750 3,40047 ,287 -3,2167 18,8917

Kelompok III 1,19750 3,40047 1,000 -9,8567 12,2517

Kelompok IV -59,40250* 3,40047 ,000 -70,4567 -48,3483

Kelompok VI -18,62250* 3,40047 ,000 -29,6767 -7,5683

Kelompok VII -49,17750* 3,40047 ,000 -60,2317 -38,1233

Page 122: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

106

Kelompok VI Kelompok I -,96000 3,40047 1,000 -12,0142 10,0942

Kelompok II 26,46000* 3,40047 ,000 15,4058 37,5142

Kelompok III 19,82000* 3,40047 ,000 8,7658 30,8742

Kelompok IV -40,78000* 3,40047 ,000 -51,8342 -29,7258

Kelompok V 18,62250* 3,40047 ,000 7,5683 29,6767

Kelompok VII -30,55500* 3,40047 ,000 -41,6092 -19,5008

Kelompok VII Kelompok I 29,59500* 3,40047 ,000 18,5408 40,6492

Kelompok II 57,01500* 3,40047 ,000 45,9608 68,0692

Kelompok III 50,37500* 3,40047 ,000 39,3208 61,4292

Kelompok IV -10,22500 3,40047 ,082 -21,2792 ,8292

Kelompok V 49,17750* 3,40047 ,000 38,1233 60,2317

Kelompok VI 30,55500* 3,40047 ,000 19,5008 41,6092

*. The mean difference is significant at the 0.05 level

Homogeneous Subsets: Selisih Kadar Kolesterol

Tukey HSDa

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kelompok II 4 -30,6850

Kelompok III 4 -24,0450

Kelompok V 4 -22,8475

Kelompok VI 4 -4,2250

Kelompok I 4 -3,2650

Kelompok VII 4 26,3300

Kelompok IV 4 36,5550

Sig. ,287 1,000 ,082

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 123: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

107

Keterangan:

Kelompok I : diberi pakan standar

Kelompok II : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi

Kelompok III : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + larutan

CMC 0,1%

Kelompok IV : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + simvastatin

0,9 mg/Kg BB

Kelompok V : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 25 mg/Kg BB

Kelompok VI : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

asetat ekstrak metanol temu giring 50 mg/Kg BB

Kelompok VII : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil

Page 124: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

108

Lampiran 7. Perhitungan Persen Proteksi

Rumus Persen Proteksi:

Persen Proteksi =

Keterangan:

P : Purata selisih kadar kolesterol tikus kelompok II (-30,685 mg /dl)

Q : Selisih kadar kolesterol tikus kelompok perlakuan (mg/dl)

Tabel Perhitungan Persen Proteksi

Kelompok Nomor

Tikus

Selisih Kadar

Kolesterol Persen Proteksi

IV 3 30,29 198,71

IV 4 37,59 222,50

IV 5 41,61 235,60

IV 6 36,73 219,70

V 2 -24,53 20,06

V 4 -23,78 22,50

V 5 -24,80 19,18

V 6 -18,28 40,43

VI 2 -4,97 83,80

VI 3 -4,61 84,98

VI 4 -3,01 90,19

VI 6 -4,31 85,95

VII 1 28,37 195,46

VII 3 24,29 179,16

VII 4 25,89 184,37

VII 5 26,77 187,24

Keterangan:

Kelompok IV : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + simvastatin 0,9

mg/Kg BB

Kelompok V : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil asetat

ekstrak metanol temu giring 25 mg/Kg BB

Kelompok VI : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil asetat

ekstrak metanol temu giring 50 mg/Kg BB

Kelompok VII : diberi pakan standar + diet kolesterol tinggi + fraksi etil ekstrak

metanol temu giring 50 mg/Kg BB

Page 125: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

109

Lampiran 8. Uji Statistik Terhadap Persen Proteksi

A. Uji Kolmogorov Smirnov

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kelompok 16 5,50 1,155 4 7

Berat Badan 16 129,1775 80,27019 19,18 235,60

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berat Badan

N 16

Normal Parametersa,b

Mean 129,1775

Std. Deviation 80,27019

Most Extreme Differences Absolute ,233

Positive ,186

Negative -,233

Kolmogorov-Smirnov Z ,933

Asymp. Sig. (2-tailed) ,349

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 126: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

110

B. Uji Levene

Descriptives

Persen Proteksi

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

Kelompok IV 4 219,1299 15,27470 7,63735 194,824

4

243,435

3

198,71 235,60

Kelompok V 4 25,5418 10,02256 5,01128 9,5937 41,4899 19,18 40,43

Kelompok VI 4 86,2311 2,78232 1,39116 81,8038 90,6584 83,80 90,19

Kelompok VII 4 185,8074 5,55306 2,77653 176,971

2

194,643

6

179,16 192,46

Total 16 129,1775 80,27019 20,06755 86,4046 171,950

5

19,18 235,60

Test of Homogeneity of Variances

Persen Proteksi

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,600 3 12 ,241

ANOVA

Persen Proteksi

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 95532,520 3 31844,173 342,092 ,000

Within Groups 1117,038 12 93,087

Total 96649,558 15

Page 127: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

111

C. Uji Parametrik ANOVA Satu Jalur: t Tukey

Multiple Comparisons

Persen Proteksi

Tukey HSD

(I) Kelompok (J) Kelompok

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kelompok IV Kelompok V 193,58807* 6,82226 ,000 173,3335 213,8427

Kelompok VI 132,89881* 6,82226 ,000 112,6442 153,1534

Kelompok VII 33,32247* 6,82226 ,002 13,0678 53,5771

Kelompok V Kelompok IV -193,58807* 6,82226 ,000 -213,8427 -173,3335

Kelompok VI -60,68926* 6,82226 ,000 -80,9439 -40,4346

Kelompok VII -160,26560* 6,82226 ,000 -180,5202 -140,0110

Kelompok VI Kelompok IV -132,89881* 6,82226 ,000 -153,1534 -112,6442

Kelompok V 60,68926* 6,82226 ,000 40,4346 80,9439

Kelompok VII -99,57634* 6,82226 ,000 -119,8310 -79,3217

Kelompok VII Kelompok IV -33,32247* 6,82226 ,002 -53,5771 -13,0678

Kelompok V 160,26560* 6,82226 ,000 140,0110 180,5202

Kelompok VI 99,57634* 6,82226 ,000 79,3217 119,8310

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets: Persen Proteksi

Tukey HSDa

Kelompok N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Kelompok V 4 25,5418

Kelompok VI 4 86,2311

Kelompok VII 4 185,8074

Kelompok IV 4 219,1299

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.

Page 128: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

112

Lampiran 9. Gambar-gambar

Gambar Pakan Standar BR II

Gambar Emulsi Lemak Sapi

Page 129: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

113

Gambar Fraksi Etil Asetat Ekstrak Temu Giring dosis 25 mg/kg BB, 50 mg/kg BB

dan 75 mg/kg BB

Gambar kondisi tikus di dalam kandang individu.

Page 130: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

114

Gambar pemberian emulsi minyak sapi

Page 131: Uji Efek Proteksi Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanol Rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val.) Terhadap Peningkatan Kadar Kolesterol Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberi Diet

115

Gambar pengambilan darah secara sinus orbitalis.

Gambar alat sentrifugasi

Gambar alat spektrometer