uji desinfektan dan antiseptik

13
Laporan Praktikum Hari/Tgl : Kamis, 18 Oktober 2012 Sanitasi Dan Higiene Dosen : Mrr. Lukie T, STP, Msi Asisten : Wira Yani Febi H UJI KAPASITAS DESINFEKRAN, ANTISEPTIK, DAN UJI DAYA BAKTERIOSTATIK KRISTAL VIOLET TERHADDAP BAKTERI Oleh: Rico Fernando T J3E111044 Salma Fikriyah J3E111062 Aqmila Muthi Rafa J3E111066 Chintia Hutagalung J3E111089 Nia Alliffiana J3E111133

Upload: rico-fernando-theo

Post on 05-Aug-2015

726 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

Uji Desinfektan dan Antiseptik

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Desinfektan dan Antiseptik

Laporan Praktikum Hari/Tgl : Kamis, 18 Oktober 2012

Sanitasi Dan Higiene Dosen : Mrr. Lukie T, STP, Msi

Asisten : Wira Yani Febi H

UJI KAPASITAS DESINFEKRAN, ANTISEPTIK, DAN UJI

DAYA BAKTERIOSTATIK KRISTAL VIOLET TERHADDAP

BAKTERI

Oleh:

Rico Fernando T J3E111044

Salma Fikriyah J3E111062

Aqmila Muthi Rafa J3E111066

Chintia Hutagalung J3E111089

Nia Alliffiana J3E111133

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

Page 2: Uji Desinfektan dan Antiseptik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengetahui apakah suatu disinfektan masih tetap

dapat digunakan tanpa kehilangan efektivitasnya dan daya bakteriostatik selektif

dari larutan kristal violet terhadap bakteri.

Page 3: Uji Desinfektan dan Antiseptik

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Bakteriostatik KV Terhadap Bakteri

Kelompok

Tingkat Pengenceran 10-3 10-4 10-5

Sa Ec Sa Ec Sa Ec

1+  +  +++  +++ ++  ++ + + +++ +++ ++ ++

2                      

3-  -   +  + +  + - + + + + +

4 -  - +   + +++  +++- - + + +++ +++

5 + +   ++ ++  +++  +++ ++ + ++ ++ +++ +++

6 -  - ++   ++ +++   +++- - ++ ++ +++ +++

7- + ++ ++ +++ +++ - +  +++   +++ +  + 

Keterangan: Ec: Escherichia coli Sa: Staphylococcus aureus

- : Tidak ada pertumbuhan

+ : Ada Pertumbuhan

++ : Pertumbuhan agak banyak

+++ : Pertumbuhan banyak

++++ : Pertumbuhan sangat banyak

2.2 Pembahasan

2.2.1 Uji Daya Bakteriostatik Larutan Kristal Violet Terhadap Bakte

. Antimikroba adalah suatu senyawa kimia khas yang dihasilkan

oleh organisme hidup termasuk struktur analoginya yang dibuat secara

sintetik yang dalam konsentrasi rendah mampu menghambat proses

penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme

Page 4: Uji Desinfektan dan Antiseptik

(Siswandono dan Soekardjo 1995). Senyawa antimikroba adalah senyawa

kimia atau biologis yang dapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas

mikroba (Pelczar dan Chan 1986). Berbagai faktor yang mempengaruhi

penghambatan mikroorganisme mencakup kepadatan populasi

mikroorganisme, kepekaan terhadap bahan antimikrobial, volume bahan

yang disterilkan, lamanya bahan antimikrobial diaplikasikan pada

mikroorganisme, konsentrasi bahan antimikrobial, suhu dan kandungan

bahan organik. Protein akan mengurangi daya kerja desinfektan

sedangkan panas mempercepat daya kerjanya. Berdasarkan sifatnya bahan

kimia yang mematikan pertumbuhan disebut bakterisidal, sedangkan

bahan kimia yang menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik

(Lay 1994).

Bahan antimikrobial dapat bersifat bakteriotstaik pada konsentrasi

rendah, namun bersifat baktersidal pada konstetrasi tinggi. Zat perwarna

tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya

kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun

beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung

pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu

berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel.

Pada praktikum ini, dilakukan pengujian daya bakteriostatik

larutan kristal violet terhadap bakteri. Pengujian dilakukan menggunakan

larutan kritsal violet 0,1 % (10-3). Diambil sebanyak 1 ml dari larutan

kritsal violet 0,1 % (10-3) lalu dipindahkan ke dalam tabung reaksi 9 ml

(10-4). Kemudian diambil sebanyak 1 ml dari pengenceran (10-4) ke dalam

tabung reaksi (10-5). Setiap pengenceran yang dilakukan terlebih dahulu

divortex untuk menghomogenkan larutan. Setelah larutan homogen dan

pengenceran selesai, kemudian dari setiap pengenceran (10-3-10-5) diambil

1 ml lalu dimasukkan ke dalam cawan petri untuk selanjutnya dilakukan

pleting atau pemupukan secara duplo dari setip pengenceran (10-3-10-5).

Kemudian dituangkan NA sebanyak 15 ml ke masing-masing cawan dan

digoyangkan membentuk angka 8 untuk meratakan sehingga pada saat

membeku agar merata pada setiap bagian cawan. Setelah agar beku,

Page 5: Uji Desinfektan dan Antiseptik

dilakukan pemupukan kultur Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

dengan cara digores langsung pada cawan petri yang telah dibagi dalam

dua bagian. Kemudian diinkubasi selama 2 hari pada suhu 35oC dan

diamati secara kualitatif.

Setelah diinkubasi selama dua hari, hasil pengamatan pada tingkat

pengenceran 10-3, pada kelompok 1 menunjukkan hasil (+) atau adanya

pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting

ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 3 menunjukkan hasil (-) atau tidak adanya

pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting

ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 3 menunjukkan hasil (-) atau tidak adanya

pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting

ke-1 dan hasil (+) atau adanya pertumbuhan Staphylococcus aureus

pleting ke-2. Pada kelompok 4 menunjukkan hasil (-) atau tidak adanya

pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting

ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 5 menunjukkan hasil (+) atau adanya

pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting

ke-1, hasil (+) atau adanya pertumbuhan Staphylococcus aureus, hasil (++)

atau pertumbuhan Escherichia coli yang agak banyak pleting ke-2. Pada

Pada kelompok 6 menunjukkan hasil (-) atau tidak adanya pertumbuhan

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2.

Pada kelompok 7 menunjukkan hasil (-) atau tidak adanya pertumbuhan

Escherichia coli dan hasil (+) atau adanya pertumbuhan Staphylococcus

aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2.

Hasil pengamatan pada tingkat pengenceran 10-4, pada kelompok 1

menunjukkan hasil (+++) atau pertumbuhan yang banyak dari Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2. Pada

kelompok 3, menunjukkan hasil (+) atau adanya pertumbuhan Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2. Pada

kelompok 4, menunjukkan hasil (+) atau adanya pertumbuhan Escherichia

coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2. Pada

kelompok 5, menunjukkan hasil (++) atau adanya pertumbuhan yang agak

banyak atau meningkat pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

Page 6: Uji Desinfektan dan Antiseptik

untuk pleting ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 6, menunjukkan hasil (++)

atau adanya pertumbuhan yang agak banyak atau meningkat pada

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2.

Pada kelompok 7, menunjukkan hasil (++) atau adanya pertumbuhan yang

agak banyak atau meningkat pada Escherichia coli dan Staphylococcus

aureus untuk pleting ke-1 dan hasil (+++) atau adanya pertumbuhan yang

banyak pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting ke-

2.

Hasil pengamatan pada tingkat pengenceran 10-5, Pada kelompok

1, menunjukkan hasil (++) atau adanya pertumbuhan yang agak banyak

atau meningkat pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk

pleting ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 3, menunjukkan hasil (+) atau

adanya pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk

pleting ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 4, menunjukkan hasil (+++) atau

adanya pertumbuhan yang banyak pada Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 5,

menunjukkan hasil (+++) atau adanya pertumbuhan yang banyak pada

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan ke-2.

Pada kelompok 6, menunjukkan hasil (+++) atau adanya pertumbuhan

yang banyak pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk

pleting ke-1 dan ke-2. Pada kelompok 7, menunjukkan hasil (+++) atau

adanya pertumbuhan yang banyak pada Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus untuk pleting ke-1 dan menunjukkan hasil (+) atau

adanya pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus untuk

pleting ke-1 dan ke-2.

Hasil pengamatan secara kualitatif pada pemupukan atau pleting

yang dilakukan pada setiap pengenceran memperlihatkan bahwa

pertumbuhan bakteri Escherichia coli Staphylococcus aureus mengalami

peningkatan seiring peningkatan pengenceran yang dilakukan. Konsentrasi

larutan kristal violet memperlihatkan efektivitas yang berbeda-beda

sebagai bahan antimikrobial. Pada konsetrasi rendah, kristal violet hanya

dapat menghambat pertumbuhan mikroba atau bersifat sebagai

Page 7: Uji Desinfektan dan Antiseptik

bakteriotstaik. Pada konsentrasi tinggi, kristal violet selain dapat

menghambat pertumbuhan mikroba, tetapi juga dapat mematikan mikroba

atau bersifat baktersidal. Berdasarkan sifatnya bahan kimia yang

mematikan pertumbuhan disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia

yang menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik (Lay 1994).

Kristal violet merusak dinding sel mikroba dengan menghambat

sintesis ensim atau inaktivasi ensim, sehingga menyebabkan hilangnya

viabilitas dan sering menyebabkan sel lisis. Dinding sel bakteri

menentukan bentuk karakteristik dan berfungsi melindungi bagian dalam

sel terhadap perubahan tekanan osmotik dan kondisi lingkungan lainnya.

Bakteri gram positif struktur dinding selnya relatif sederhana dan gram

negatif relatif lebih komplek. Dinding sel bakteri gram positif tersusun

atas lapisan peptidoglikan relatif tebal, dikelilingi lapisan teichoic acid dan

pada beberapa spesies mempunyai lapisan polisakarida.

Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan

relatif tipis, dikelilingi lapisan lipoprotein, lipopolisakarida, fosfolipid dan

beberapa protein. Peptidoglikan pada kedua jenis bakteri merupakan

komponen yang menentukan rigiditas pada gram positif dan berperanan

pada integritas gram negatif. Oleh karena itu, gangguan pada sintesis

komponen ini dapat menyebabkan sel lisis dan dapat menyebabkan

kematian sel. Bahan antimikroba yang menyebabkan gangguan sintesis

lapisan ini aktivitasnya akan lebih nyata pada bakteri gram positif.

Aktivitas penghambatan atau membinasakan hanya dilakukan selama

pertumbuhan sel dan aktivitasnya dapat ditiadakan dengan menaikkan

tekanan osmotik media untuk mencegah pecahnya sel.

Sel mikroba dalam memelihara kelangsungan hidupnya perlu

mensintesis protein yang berlangsung di dalam ribosom bekerja sama

dengan mRNA dan tRNA. Bahan antimikroba seperti bakteriostatik

mengganggu sintesis protein dan asam nukleat mikroba sehingg akan

menghambat perrtumbuhan sel mikroba. Asam nukleat merupakan bagian

yang sangat vital bagi perkembangbiakan sel. Pertumbuhan sel

kebanyakan tergantung pada sintesis DNA sedangkan RNA diperlukan

Page 8: Uji Desinfektan dan Antiseptik

untuk transkripsi dan menentukan informasi sintesis protein dan enzim.

Jenis-jenis RNA yaitu t-RNA, r-RNA, m-RNA, masing-masing

mempunyai peranan pada sintesis protein. Begitu pentingnya asam nukleat

bagi sel, maka gangguan sintesis DNA atau RNA dapat memblokir

pertumbuhan sel. 

Page 9: Uji Desinfektan dan Antiseptik

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa kristal violet

dalam konsentrasi rendah bersifat bakteriostatik dan dalam konsentrasi tinggi

bersifat bakterisidal. Pertumbuhan mikroba akan semakin sedikit dengan

meningkatnya konstraasi kristal violet. Bakteri gram negatif (Escherichia coli)

lebih rentan daripada bakteri gram positif (Staphylococcus aureu) pada efektivitas

bakteriostatik.

Hakim, J. 2008. Tanah dan sabun tanah sebagai bahan antimikroba terhadap air liur anjing. Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor

Anonim. 2010. Laporan praktikum uji sensitifitas. http://www .hasilbudaya.com [13Oktober 2012]

Page 10: Uji Desinfektan dan Antiseptik