uji benedict

52
1. UJI MOLISH A. LANDASAN TEORI UJI MOLISH Manusia sebagi makhluk yang memiliki akal dan pikiran. Jika ditinjau dari hal tersebut, maka selayaknya manusia membutuhkan energi yang cukup untuk dirinya agar mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk dapat memperoleh cukup energi setiap harinya. Manusia dapat melakukan kegiatan makan, yaitu proses memasukkan bahan makanan ke dalam tubuh melalui mulut, dan dilanjutkan dengan pemprosesan zat makanan tersebut oleh sistem pencernaan makanan, hingga terperoleh cukup energi yang berasal dari zat makanan tersebut yang sebenarnya adalah senyawa kimia. Contoh senyawa kimia tersebut : karbodidrat. Karbohidrat ('hidrat dari karbon ', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani sákcharon, berarti "gula ") merupakan sumber utama kalori yang dikonsumsi oleh manusia, sebagian besar hewan, dan berbagai mikroorganisme. Secara biokimia , karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton ) dan banyak gugus hidroksil . Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH 2 O) n , yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Klasifikasi karbohidrat : Berdasarkan jumlah unit gulanya, karbohidrat dapat digolongkan menjadi monosakarida (gula sederhana), disakarida, oligosakarida, dan polisakarida (kata “Sakaridaditurunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula.

Upload: rika-ariska

Post on 30-Dec-2014

218 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Benedict

1. UJI MOLISH

A. LANDASAN TEORI UJI MOLISH

Manusia sebagi makhluk yang memiliki akal dan pikiran. Jika ditinjau dari hal

tersebut, maka selayaknya manusia membutuhkan energi yang cukup untuk dirinya agar

mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Banyak cara yang dilakukan

manusia untuk dapat memperoleh cukup energi setiap harinya. Manusia dapat melakukan

kegiatan makan, yaitu proses memasukkan bahan makanan ke dalam tubuh melalui mulut,

dan dilanjutkan dengan pemprosesan zat makanan tersebut oleh sistem pencernaan makanan,

hingga terperoleh cukup energi yang berasal dari zat makanan tersebut yang sebenarnya

adalah senyawa kimia. Contoh senyawa kimia tersebut : karbodidrat. Karbohidrat ('hidrat dari

karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani sákcharon, berarti "gula") merupakan

sumber utama kalori yang dikonsumsi oleh manusia, sebagian besar hewan, dan berbagai

mikroorganisme. Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau

polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.

Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan

banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa

yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak

terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki

rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.

Klasifikasi karbohidrat :

Berdasarkan jumlah unit gulanya, karbohidrat dapat digolongkan menjadi

monosakarida (gula sederhana), disakarida, oligosakarida, dan polisakarida (kata “Sakarida”

diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti gula.

Page 2: Uji Benedict

1. Monosakarida

Merupakan karbohidrat atau gula yang paling sederhana yang dapat diartikan

molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan

cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbohidrat yang lain. Monosakarida berupa

kristal padat yang larut dalam air, tidak larut dalam pelaryt nonpolar, tidak berwarna, dan

biasanya berasa manis. Contoh : Glukosa, fruktosa, galaktosa, dan pentosa.

2. Disakarida

Adalah karbohidrat yang molekulnya terdiri atas dua molekul monosakarida.

Disakarida terbentuk dari reaksi polimerisasi kondensasi dengan melepaskan satu molekul air.

Ikatan yang menghubungkan kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida. Ikatan ini

terbentuk jika gugus hidroksil dari salah satu gula bereaksi dengan atom karbon anomer pada

gula yang kedua. Contoh : Maltosa, laktosa, sukrosa.

3. Oligosakarida

Merupakan karbohidrat yang terdiri dari 3-10 molekul monosakarida. Oligosakarida

tidak terdapat secara bebas, tetapi dapat tergabung pada rantai polipeptida protein.

Oligosakarida biasanya dapat berupa Disakarida, trisakarida, tetrasakarida. Contohnya :

rafinosa.

4. Polisakarida

Merupakan polimer kompleks dari monosakarida, disakarida, maupun oligosakarida

sehingga memilki berat molekul yang besar. Jadi, polisakarida termasuk makromolekul.

Polisakarida berperan penting bagi makhluk hidup karena berfungsi sebagai penyusun

struktur dan penyimpan energi.

Polisakarida dapat digolongkan menjadi 2 golongan, yaitu homopolisakarida dan

heteropolisakarida. Homopolisakarida adalah polisakarida yang mengandung satu unit

monosakarida, misalnya pati yang hanya mengandung unit glukosa. Sedangkan,

heteropolisakarida mengandung dua jenis atau lebih unit monosakarida, misalnya asam

hialoronat paada jaringan pengikat yang mengandung residu dari dua jenis unit gula secara

bergantian. Tidak berbentuk kristal, umumnya tidak larut dalam air, dan tidak berasa.

Contonya: Pati, glikogen, selulosa. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.

Page 3: Uji Benedict

Uji molish Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat

pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi

pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang

merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam

pereaksi molish. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan

memberikan hasil positif.

Merupakan cara untuk menemukan ada tidaknya karbohidrat secara umum. Dalam

larutan encer, walaupun dipanaskan, pada monosakarida umumnya stabil. Tetapi, bila

dipanaskan dengan asam kuat yang pekat, maka monosakarida akan menghasilkan furfural

atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural ini merupakan hasil reaksi atau pelepasan

molekul air dari senyawa. Oleh karena furfural atau derivatnya membentuk senyawa yang

berwarna bila direaksikan dengan α naftol atau timol, reksi ini dapat dijadikan reaksi pengenal

untuk karbohidrat.

Apabila ditambahkan pada larutan glukosa misalnya, kemudian ditambahkan asam

sulfat pekat, maka terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan iti akan

terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dan α nafthol.

Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena

sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat

mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis

akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak

ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan

ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Molish

. Menentukan atau menunjukkan adanya karbohidrat pada bahan uji (glukosa, fruktosa,

sukrosa, selulosa, maltosa, laktosa), melalui uji molis.

Menunjukkan adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum komposisinya

pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine

Page 4: Uji Benedict

C. Manfaat Uji Molish

Dapat mengetahui adanya karbohidrat yang terdapat di dalam bahan uji (glukosa,

fruktosa, sukrosa, selulosa, maltosa, laktosa), melalui uji molis.

Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara

umum komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda,

masak, dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine dan dapat menambah

informasi tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji.

D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

1. Tabung reaksi, 1. H2SO4 pekat

2. Pipet tetes, 2. Pereaksi molis (larutan α-nepthol 10% di dalam

etanol/metanol)

3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%

4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%

5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%

6. Larutan Sukrosa 1%

7. Larutan Selulosa 1%

8. Larutan maltosa 1%

9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan

busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

E. Langkah Kerja Uji Molish

1. Siapkan semua jenis karbohidrat dengan konsentrasi 1%(Glukosa, fruktosa, laktosa,

sukrosa, selulosa, maltosa) dan ekstrak buah (mangga muda, masak, busuk; pepaya muda,

masak, dan busuk)

2. Masukkan 2 ml bahan uji kedalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda

3. Beri tanda pada masing-masing tabung reaksi agar tidak tertukar, sehingga didapatkan

hasil yang akurat

4. Tambahkan 2-3 tetes pereaksi Molish, kocok perlahan-lahan selama 5 detik

5. Miringkan tabung reaksi, teteskan 1 ml (± 20 tetes) H2SO4 melalui dinding tabung reaksi

Page 5: Uji Benedict
Page 6: Uji Benedict

Praktikum Uji Molish Larutan karbohidrat :

Selulosa2 ml

Maltosa2 ml

Laktosa2 ml

Sukrosa 2 ml

Fruktosa 2 ml

Glukosa 2 ml

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Page 7: Uji Benedict

Praktikum Uji Molish Ekstrak buah :

Pepaya busuk2 ml

Pepaya masak2 ml

Pepaya muda2 ml

Mangga busuk 2 ml

Mangga masak2 ml

Mangga muda 2 ml

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

- diberi tanda

- ditambahkan 2-3 tetes molish

- dikocok selama 5 detik

- dimiringkan tabungnya

- ditetesi 1 ml H2SO4 pekat

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Catat hasilnya, apakah terbentuk

cincin

Page 8: Uji Benedict
Page 9: Uji Benedict

F. Data Uji Molis

No. PerlakuanHasil Pengamatan

Sebelum Sesudah

1. 2 ml larutan glukosa 1% + 3

tetes molish + 1 ml H2SO4

Glukosa = tidak

berwarna

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange jernih, terdapat

cincin berwarna ungu pada

perbatasan larutan.

Warnanya keruh, terjadi

peningkatan suhu (panas)

2. 2 ml larutan fruktosa 1% + 3

tetes molish + 1 ml H2SO4

Fruktosa = Tidak

berwarna

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh (++), warna

keruh (+++), terbentuk cincin

merah ungu, terjadi

peningkatan suhu (panas)

3. 2 ml larutan sukrosa 1% + 3

tetes molish + 1 ml H2SO4

Sukrosa = Tidak

berwarna

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh, warnanya

menjadi keruh (+), terbentuk

cincin ungu, terjadi

peningkatan suhu (panas)

4. 2 ml larutan laktosa 1% + 3

tetes molish + 1 ml H2SO4

Laktosa = Tidak

berwarna

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

5. 2 ml larutan maltosa 1% + 3

tetes molish + 1 ml H2SO4

Maltosa = Tidak

berwarna

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh (+), warna

keruh (+), terbentuk cincin

ungu, terjadi peningkatan

suhu (panas)

6. 2 ml larutan selulosa 1% + 3 Selulosa = Tidak Orange gelap, warna keruh

Page 10: Uji Benedict

tetes molish + 1 ml H2SO4 berwarna

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

(+), terbentuk cincin ungu,

terjadi peningkatan suhu

(panas)

7. 2 ml ekstrak mangga muda 1%

+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4

Ekstrak mangga

muda = kuning jernih

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange jernih, cincin ungu

tampak kurang jelas, warna

keruh (+), terjadi

peningkatan suhu (panas)

8. 2 ml ekstrak mangga masak1%

+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4

Ekstrak mangga

masak = kuning

jernih

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh (+), warna

coklat keruh (++), terbentuk

cincin ungu, terjadi

peningkatan suhu (panas)

9. 2 ml ekstrak mangga busuk 1%

+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4

Ekstrak mangga

busuk = kuning jernih

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh (+), warna

coklat keruh, cincin ungu

tampak jelas, terjadi

peningkatan suhu (panas)

10. 2 ml ekstrak pepaya muda 1%

+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4

Ekstrak pepaya muda

= kuning jernih

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh (+), warna

keruh, cincin ungu tampak

kurang jelas, terjadi

peningkatan suhu (panas)

11. 2 ml ekstrak pepaya masak 1%

+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4

Ekstrak pepaya

masak = kuning

jernih

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh (++), warna

keruh (+), cincin ungu

tampak paling jelas, terjadi

peningkatan suhu (panas)

Page 11: Uji Benedict

12. 2 ml ekstrak pepaya busuk 1%

+ 3 tetes molish + 1 ml H2SO4

Ekstrak pepaya busuk

= kuning jernih

Molish = coklat gelap

H2SO4 = Hitam

Orange keruh gelap, warna

keruh (+++), cincin ungu

tampak jelas, terjadi

peningkatan suhu (panas)

G. Analisis Data

Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Larutan 2 ml glukosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat

gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H2SO4

pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange jernih. Pada larutan tersebut

terbentuk cincin berwarna ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara

furtural α-napthol. Larutan glukosa merupakan monosakarida yang memiliki ikatan karbon

pendek sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

2. Larutan 2 ml fruktosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat

gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H2SO4

pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange keruh (++). Pada larutan tersebut

terbentuk cincin berwarna merah ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara

furtural α-napthol. Larutan fruktosa merupakan monosakarida yang memiliki ikatan karbon

pendek sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

3. Larutan 2 ml sukrosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat

gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H2SO4

pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange keruh. Pada larutan tersebut

terbentuk cincin berwarna ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara

furtural α-napthol. Larutan sukrosa merupakan disakarida yang memiliki ikatan karbon

panjang sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

4. Larutan 2 ml laktosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat

gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H2SO4

pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange. Pada larutan tersebut terbentuk

cincin berwarna ungu pekat di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-

Page 12: Uji Benedict

napthol. Larutan laktosa merupakan disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang

sehingga terbentuk cincin ungu jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

5. Larutan 2 ml maltosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat

gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H2SO4

pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange keruh (+). Pada larutan tersebut

terbentuk cincin berwarna ungu di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara

furtural α-napthol. Larutan maltosa merupakan disakarida yang memiliki ikatan karbon

panjang sehingga terbentuk cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

6. Larutan 2 ml selulosa 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish (berwarna coklat

gelap) terbentuk larutan yang berwarna coklat muda. Larutan tersebut ditambah 1 ml H2SO4

pekat (berwarna hitam), terbentuk larutan berwarna orange gelap. Pada larutan tersebut

terbentuk cincin berwarna ungu gelap di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara

furtural α-napthol. Larutan selulosa merupakan polisakarida yang memiliki ikatan karbon

sangat panjang sehingga terbentuk cincin ungu gelap di perbatasannya, terjadi peningkatan

suhu (panas).

7. Larutan 2 ml ekstrak mangga muda 1% (kuning jernih) ditambah 2-3 tetes molish

(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk

larutan berwarna orange keruh gelap. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu

kurang jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.

Ekstrak mangga muda mengandung monosakarida yang memiliki ikatan karbon pendek

sehingga terbentuk cincin ungu kurang jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu

(panas).

8. Larutan 2 ml ekstrak mangga masak 1% (kuning keruh) ditambah 2-3 tetes molish

(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk

larutan berwarna orange keruh(+). Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu di

perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol. Ekstrak mangga

masak mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang sehingga terbentuk

cincin ungu di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

9. Larutan 2 ml ekstrak mangga busuk 1% (orange kekuningan) ditambah 2-3 tetes molish

(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk

larutan berwarna orange keruh. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu

tampak jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.

Page 13: Uji Benedict

Ekstrak mangga busuk mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang

sehingga terbentuk cincin ungu tampak jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan

suhu(panas).

10. Larutan 2 ml ekstrak pepaya muda 1% (tidak berwarna) ditambah 2-3 tetes molish

(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk

larutan berwarna orange keruh. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu

kurang jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.

Ekstrak pepaya muda mengandung monosakarida yang memiliki ikatan karbon pendek

sehingga terbentuk cincin ungu kurang jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan

suhu(panas).

11. Larutan 2 ml ekstrak pepaya masak 1% (agak keruh (+)) ditambah 2-3 tetes molish

(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk

larutan berwarna orange keruh(++). Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu

jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol. Ekstrak

pepaya masak mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang sehingga

terbentuk cincin ungu jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan suhu (panas).

12. Larutan 2 ml ekstrak pepaya busuk 1% (keruh (++)) ditambah 2-3 tetes molish

(berwarna coklat gelap), kemudian ditambah 1 ml H2SO4 pekat (berwarna hitam), terbentuk

larutan berwarna orange keruh gelap. Pada larutan tersebut terbentuk cincin berwarna ungu

tampak sangat jelas di perbatasan, hal ini karena reaksi kondensasi antara furtural α-napthol.

Ekstrak pepaya busuk mengandung disakarida yang memiliki ikatan karbon panjang

sehingga terbentuk cincin ungu tampak sangat jelas di perbatasannya, terjadi peningkatan

suhu (panas).

H. Pembahasan Uji Molish

Pada praktikum uji molish kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi karbohidrat pada

bahan yang diuji baik yang telah diketahui maupun pada buah-buahan yang belum diketahui

kandungan karbohidratnya. Pada uji molish ini terbentuk cincin yang berwarna ungu yang

terdapat diperbatasan kedua lapisan larutan tersebut. Cincin ini terbentuk karena terjadi reaksi

kondensasi antara furfural dengan α-napthol. Karena larutan molish ini adalah larutan α-

napthol 10% dalam etanol/methanol. Intensitas warna pada cincin pun berbeda-beda, pada

monosakarida cincin yang dibentuk adalah ungu muda-ungu, hal ini disebabkan ikatan

Page 14: Uji Benedict

karbonnya pendek. Pada disakarida dan polisakarida, cincin yang terbentuk memilki warna

ungu- ungu gelap karena ikatan karbonnya panjang.

I. Kesimpulan Uji Molish

Pereaksi molish merupakan pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya

karbohidrat dalam suatu zat makanan atau yang lainnya. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi

senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa

hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural Pada uji

molish ini akan berhasil dengan ditandai terbentuknya cincin yang berwarna ungu. Cincin

tesebut akan tampai tipis, karena ikatan karbonnya pendek, warnanya jika terkandung

monosakarida dan akan berwarna tebal jika terkandung disakarida atau polisakarida, karena

memilki ikatan karbon panjang. Hal ini diakibatkan adanya reaksi kondensasi anatar furfural

dengan α-napthol (pereaksi molish). Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Monosakarida,

disakarida, dan polisakarida akan memberikan hasil positif.

J. Daftar Pustaka

1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.

Page 15: Uji Benedict

2. UJI BENEDICT

A. LANDASAN TEORI UJI BENEDICT

Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natriumkarbonat dan

natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu yang

kemudian mengendap sebagai (Cu2O). adanya natriumkarbonat dan natriumsitrat membuat

pereaksi benedict bersifat basa lemah. Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk

enedid yang mudah teroksidasi. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan

trekalosa akan bereaksi positif bila dilakukan uji benedict. Larutan temabaga yang alkalis bila

direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk

Cupro Oksida (Cu2O) yang berwarna hijau, merah orange atau merah bata dan adanya

endapan merah bata pada dasar tabung reaksi.

Pereaksi benedict dapat menditeksi gula dengan konsentrasi 0,01%. Endapan Cu2O

dapat berubah warna merah, kuning atau larutan hitam kekuningan bergantung pada warna

asal dan jumlah gula pereduksi yang direaksikan.

Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk enedid yang mudah teroksidasi.

Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trekalosa akan bereaksi positif bila

dilakukan uji benedict. Larutan tembaga yang alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang

mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk Cupro Oksida (Cu2O) yang

berwarna hijau, merah orange atau merah bata dan adanya endapan merah bata pada dasar

tabung reaksi. Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi (yang

memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa.

Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas

dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk

mencegah terjadinya pengendapan CuCO3.

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat)

pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti

laktosa dan maltosa.Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika,

Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati

dan studi di University of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk

Page 16: Uji Benedict

mendalami Physiology dan metabolisme di Department of Physiological Chemistry.

Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid

dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah

gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan

berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif

dengan pereaksi benedict.

Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan,

sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan

dalam waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi

biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat

(kandungan glukosa tinggi).

Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua

monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa

sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak

bersifat pereduksi.

Uji Benedict dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine

yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine

diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis

gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit

diabetes.

Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena

sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat

mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis

akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak

ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan

ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Benedict

Page 17: Uji Benedict

Menunjukkan adanya zat-zat yang mereduksi dalam suasana alkalis dan dapat

membedakan sakarida gula yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak dapat mereduksi)

melalui uji benedict

Menunjukkan adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum komposisinya

pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine

C. Manfaat Uji Benedict

Dapat menetahui dan memahami tentang zat-zat yang mereduksi dalam suasana

alkalis dan dapat membedakan sakarida gula yang dapat mereduksi dan sakarida yang tidak

dapat mereduksi) melalui uji benedict.

Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara

umum komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda,

masak, dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine, dan menambah

informasi tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji.

D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

a. Tabung reaksi, 1. Spirtus

b. Pipet tetes, 2. Pereaksi benedict

3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%

4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%

5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%

6. Pembakar spirtus

6. Larutan Sukrosa 1%

7. Larutan Selulosa 1%

8. Larutan maltosa 1%

9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan

busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

Page 18: Uji Benedict

E. Langkah Kerja Uji Benedict

1. Siapkan semua jenis karbohidrat dengan konsentrasi 1%(Glukosa, fruktosa, laktosa,

sukrosa, selulosa, maltosa) dan ekstrak buah (mangga muda, masak, busuk; pepaya muda,

masak, dan busuk)

2. Masukkan 5 tetes bahan uji kedalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda

3. Beri tanda pada masing-masing tabung reaksi agar tidak tertukar, sehingga didapatkan

hasil yang akurat

4. Tambahkan pereaksi benedict

5. Kemudian panaskan dalam waterbath atau pembakar spirtus selama 5 menit

6. Biarkan dingin dan bandingkan perubahan warna yang terjadi

7. Catat hasilnya.

Page 19: Uji Benedict
Page 20: Uji Benedict

Praktikum Uji Benedict Larutan Karbohidrat :

Selulosa5 tetes

Maltosa5 tetes

Laktosa5 tetes

Sukrosa 5 tetes

Fruktosa 5 tetes

Glukosa 5 tetes

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 21: Uji Benedict

Praktikum Uji Benedict Ekstrak Buah :

Pepaya busuk5 tetes

Pepaya masak5 tetes

Pepaya muda5 tetes

Mangga busuk 5 tetes

Mangga masak5 tetes

Mangga muda 5 tetes

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict

- dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi benedict - dipanaskan selama 5 menit

- didinginkan

- dicatat perubahan warnanya

Hasil praktikumHasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 22: Uji Benedict

F. Data Uji Benedict

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

Sebelum Sesudah1. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes glukosa 1% dipanaskan,

dan diamati perubahan

warnanya

Glukosa = tidak

berwarna

Benedict = Biru

Terdapat 2 lapisan :

- Lapisan atas = biru

- Lapisan bawah =kemerahan

Ada endapan warna merah2. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes fruktosa 1% dipanaskan,

dan diamati perubahan

warnanya

Fruktosa = tidak

berwarna

Benedict = Biru

Terdapat 2 lapisan :

- Lapisan atas = biru

kemerahan

- Lapisan bawah =kemerahan

Ada endapan warna merah

tapi hanya sedikit3. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes sukrosa 1% dipanaskan,

dan diamati perubahan

warnanya

Sukrosa = tidak

berwarna

Benedict = Biru

Terdapat endapan putih pada

dasar tabung dan terdapat

warna larutan biru

4. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes laktosa 1% dipanaskan,

dan diamati perubahan

warnanya

Laktosa = tidak

berwarna

Benedict = Biru

Terdapat 2 lapisan :

- Lapisan atas = biru

kemerahan

-Lapisan bawah =merah bata

Ada endapan warna merah

bata5. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes maltosa 1% dipanaskan,

dan diamati perubahan

warnanya

Maltosa = tidak

berwarna

Benedict = Biru

Terjadi perubahan warna

menjadi biru kehijauan tanpa

adanya endapan

6. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes selulosa 1% dipanaskan,

dan diamati perubahan

warnanya

Selulosa = tidak

berwarna

Benedict = Biru

Warna tidak berubah, tetap

biru (+) tidak terdapat

endapan

7. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes ekstrak mangga muda 1%

dipanaskan, dan diamati

perubahan warnanya

Ektrak mangga muda

= kuning jernih

Benedict = Biru

Ada 1 lapisan berwarna biru.

Mengandung sukrosa, tidak

muncul endapan

8. 2 ml Pereaksi benedict + 5 Ekstrak mangga Terdapat 2 lapisan :

Page 23: Uji Benedict

tetes ekstrak mangga masak

1% dipanaskan, dan diamati

perubahan warnanya

masak = kuning

jernih

Benedict = Biru

- Atas = biru kemerahan

- Bawah =kuning kemerahan

Mengandung fruktosa9. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes ekstrak mangga busuk

1% dipanaskan, dan diamati

perubahan warnanya

Ekstrak mangga

busuk = orange

kekuningan

Benedict = Biru

Terdapat 2 lapisan :

- Atas = biru kehijauan

- Bawah =kuning kemerahan

Ada endapan, mengandung

laktosa10. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes ekstrak pepaya muda 1%

dipanaskan, dan diamati

perubahan warnanya

Ekstrak pepaya muda

= tidak berwarna

Benedict = Biru

Berwarna biru, tidak terdapat

endapan, mengandung

selulosa

11. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes ekstrak pepaya masak 1%

dipanaskan, dan diamati

perubahan warnanya

Ekstrak pepaya

masak = agak keruh

(+)

Benedict = Biru

Terdapat 1 lapisan warna

biru keruh, tidak terdapat

endapan, mengandung

maltosa

12. 2 ml Pereaksi benedict + 5

tetes ektrak pepaya busuk 1%

dipanaskan, dan diamati

perubahan warnanya

Ekstrak pepaya busuk

= agak keruh (++)

Benedict = Biru

Terdapat 1 lapisan yaitu

warna biru, tidak membentuk

endapan, dan mengandung

selulosa

G. Analisis Data

Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes glukosa (tidak berwarna)

terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk

dua lapisan berbeda yaitu : lapisan atas berwarna biru dan lapisan bawah berwarna

kemerahan. Terdapat pula endapan berwarna merah. Hal ini disebabkan karena pada larutan

ini mempunyai gugus aldehid. Aldehid merupakan gula pereduksi yang lebih muda

dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi dengan karbohidrat yang mempunyai

gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah (merah bata).

2. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes fruktosa (tidak berwarna)

terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk

dua lapisan berbeda yaitu : lapisan atas berwarna biru kemerahan dan lapisan bawah

berwarna kemerahan. Terdapat pula endapan berwarna merah dalam jumlah yang sedikit.

Page 24: Uji Benedict

Hal ini disebabkan karena pada larutan ini mempunyai gugus aldehid. Aldehid merupakan

gula pereduksi yang lebih muda dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi

dengan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O

yang berwarna merah (merah bata).

3. Pereaksi benedict 2ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes sukrosa (tidak berwarna)

terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk

endapan putih pada dasar tabung dan warna larutan biru. Hal ini disebabkan karena pada

larutan ini bukan gula pereduksi. Pada sukrosa tidak memilki gugus hemiasetal, karena

sukrosa dalam air tidak mengalami kesimbangan dalam bentuk aldehid dan tidak

mempunyai gugus hydrogen sehingga tidak dapat dioksidasi dengan pereaksi tersebut.

4. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes laktosa (tidak berwarna)

terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk

dua lapisan berbeda yaitu : lapisan atas berwarna biru kemerahan dan lapisan bawah

berwarna merah bata. Terdapat pula endapan berwarna merah bata. Hal ini disebabkan

karena pada larutan ini mempunyai gugus aldehid. Aldehid merupakan gula pereduksi yang

lebih muda dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi dengan karbohidrat yang

mempunyai gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah

(merah bata).

5. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes maltosa (tidak berwarna)

terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga tidak

terbentuk endapan pada dasar tabung dan warna larutan biru kehijauan. Hal ini disebabkan

karena pada larutan ini bukan gula pereduksi.

6. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes selulosa (tidak berwarna)

terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga tidak

terbentuk endapan pada dasar tabung dan warna larutan biru. Hal ini disebabkan karena

pada larutan ini bukan gula pereduksi.

7. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak mangga muda (kuning

jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk satu lapisan warna biru dan tidak

terbentuk endapan . Hal ini disebabkan karena ekstrak mangga muda mengandung sukrosa

dan sukrosa merupakan bukan gula pereduksi. Pada sukrosa tidak memilki gugus

hemiasetal, karena sukrosa lam air tidak mengalami kesimbangan dalam bentuk aldehid dan

tidak mempunyai gugus hydrogen sehingga tidak dapat dioksidasi dengan pereaksi tersebut.

Page 25: Uji Benedict

8. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak mangga masak (kuning

keruh). Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk dua lapisan berbeda yaitu :

lapisan atas berwarna biru kemerahan dan lapisan bawah berwarna kuning kemerahan.

Terdapat pula endapan berwarna merah dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan

karena ekstrak mangga masak mengandung fruktosa dan fruktosa mempunyai gugus

aldehid. Aldehid merupakan gula pereduksi yang lebih muda dioksidasi. Apabila larutan

tembaga alkalis direduksi dengan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan

membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah (merah bata).

9. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak mangga busuk (orange

kekuningan. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga terbentuk dua lapisan berbeda yaitu :

lapisan atas berwarna biru kehijauan dan lapisan bawah berwarna kuning kemerahan.

Terdapat pula endapan berwarna merah dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan

karena ekstrak mangga busuk mengandung laktosa dan laktosa mempunyai gugus aldehid.

Aldehid merupakan gula pereduksi yang lebih muda dioksidasi. Apabila larutan tembaga

alkalis direduksi dengan karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan

membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah (merah bata).

10. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak pepaya muda (tidak

berwarna) terbentuk larutan yang berwarna biru. Lalu larutan tersebut dipanaskan hingga

tidak terbentuk endapan pada dasar tabung dan warna larutan biru. Hal ini disebabkan

karena pada larutan ini bukan gula pereduksi.

11. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak pepaya masak (agak

keruh (+)) terbentuk larutan yang berwarna biru agak keruh (+). Lalu larutan tersebut

dipanaskan hingga terbentik satu lapisan warna biru keruh dan tidak terbentuk endapan. Hal

ini disebabkan karena pada larutan ini bukan gula pereduksi. Larutan ini mengandung

maltosa

12. Pereaksi benedict 2 ml (berwarna biru) ditambah 5 tetes ekstrak pepaya busuk (keruh (+

+)) terbentuk larutan yang berwarna biru keruh (++). Lalu larutan tersebut dipanaskan

hingga tidak terbetuk endapan dan terbetuk satu lapidsan berwarbna biru keruh.Hal ini

disebabkan karena pada larutan ini bukan gula pereduksi. Larutan ini mengandung selulosa.

H. Pembahasan Uji Benedict

Page 26: Uji Benedict

Kandungan pada glukosa 1%, fruktosa 1%, laktosa 1% setelah dipanaskan kemudian

didinginkan maka terbentuk endapan di bagian dasar tabung yaitu berwarna merah (merah

bata). Hal ini dikarenakan larutan ini mengandung gugus aldehid. Aldehid merupakan gula

pereduksi yang lebih mudah dioksidasi. Apabila larutan tembaga alkalis direduksi dengan

karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid maka akan membentuk endapan Cu2O yang

berwarna merah (merah bata). Sama halnya pada ekstrak mangga masak yang mengandung

fruktosa dan mangga busuk yang mengandung laktosa yang mengandung gugus aldehid.

Kandungan pada Sukrosa 1%, maltosa 1%, selulosa 1%setelah dipanaskan kemudian

didinginkan tidak mengalami perubahan warna atau terbentuktidak tidak terbentuk endapan

warna merah (merah bata) pada dasar tabung. Hal ini dikarenakan pada larutan karbohidrat

tersebut bukanlah gula pereduksi. Pada sukrosa tidak memilki gugus hemiasetal, oleh karena

itu sukrosa di dalam air tidak berada dalam keseibangan dengan suatu bentuk aldehid atau

keton dan sukrosa tidak menunjukkan nutarotasi dan karena jenis karbohidrat ini tidak

memiliki gugus hydrogen yang menempel pada atom karbon karbonil sehin gga tidak dapat

dioksidasi dengan pereaksi tersebut.

I. Kesimpulan Uji Benedict

Uji benedict bertujuan untuk menunjukkan zat-zat yang mereduksi dalam suasana

alkalis dan membedakan gula yang tereduksi dan gula yang tidak tereduksi. Gula yang

menjadi bahan uji ini umumnya adalah gula yang tereduksi, hal ini ditunjukkan adanya

endapan warna merah yang terdapat di dasar tabung reaksi. Endapan ini sebenarnya adalah

endapan Cu2O yang terbentuk dari ion Cu+. Lain halnya dengan sukrosa, maltosa, dan

selulosa, gula ini ketika dipanaskan tidak membentuk endapan. Ini artinya adalah gula yang

tidak tereduksi.

J. Daftar Pustaka Uji Benedict

1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.

3. UJI SELIWANOFF

Page 27: Uji Benedict

A. LANDASAN TEORI UJI SELIWANOFF

Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa.

Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut

mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia

adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat

terdehidrasi daripada aldosa.

Seliwanoff-Reaction

Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:

• Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula

sederhana.

• Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan zat

berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat berwarna

merah muda.

Fruktosa dan sukrosa merupakan dua jenis gula yang memberikan uji positif. Sukrosa

menghasilkan uji positif karena ia adalah disakarida yang terdiri dari furktosa dan

glukosaUntuk menentukan adanya gula yang mengandung gugus laktosa (terdiri dari

galaktosa dan glukosa) digunakan uji seliwanoff. Prinsip pengujian ini berdasarkan atas

pembentukan 4-hidroksi Metil Furfural yang akan membentuk suatu senyawa yang berwarna

ungu dengan adanya resinol ( 1,3-dihidroksi benzene ) di dalam asam HCl. Dengan pereaksi

ini mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi

dengan resinol membentuk senyawa yang berwarna merah. Pereaksi seliwanoff ini khas untuk

menunjukkan adanya ketosa.

Page 28: Uji Benedict

Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena

sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat

mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis

akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak

ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan

ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Seliwanoff

Menentukan adanya gugus laktosa (fruktosa) melalui uji seliwanoff

C. Manfaat Uji Seliwanoff

. Dapat mengetahui dan menentukan gugus laktosa (fruktosa) melalui uji seliwanoff.

Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum

komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak,

dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine, dan menambah informasi

tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji

D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

1. Tabung reaksi, 1. Spirtus

2. Pipet tetes, 2. Pereaksi seliwanoff

(0,05%resorsinol di HCl 3N)

3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%

4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%

5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%

6. Pembakar spirtus

7. Pencatat waktu 6. Larutan Sukrosa 1%

7. Larutan Selulosa 1%

8. Larutan maltosa 1%

9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan

busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

Page 29: Uji Benedict

E. Langkah Kerja Uji Seliwanoff

1. Siapkan semua jenis karbohidrat dengan konsentrasi 1%(Glukosa, fruktosa, laktosa,

sukrosa, selulosa, maltosa) dan ekstrak buah (mangga muda, masak, busuk; pepaya muda,

masak, dan busuk)

2. Masukkan 2 tetes bahan uji kedalam masing-masing tabung reaksi yang berbeda

3. Beri tanda pada masing-masing tabung reaksi agar tidak tertukar, sehingga didapatkan

hasil yang akurat

4. Tambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff kedalam tabung reaksi

5. Kemudian panaskan dalam waterbath atau pembakar spirtus sampai terbentuk warna

6. Catat kecepatan terbentuknya warna dari masing-masing tabung reaksi

7. Catat hasilnya.

Page 30: Uji Benedict

Praktikum Uji Seliwanoff Larutan Karbohidrat :

Selulosa2 tetes

Amilum2 tetes

Laktosa2 tetes

Sukrosa 2 tetes

Fruktosa 2 tetes

Glukosa 2 tetes

- diberi tanda

- ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

Hasil praktikumHasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 31: Uji Benedict

Praktikum Uji Seliwanoff Ekstrak Buah :

Pepaya busuk2 tetes

Pepaya masak2 tetes

Pepaya muda2 tetes

Mangga busuk 2 tetes

Mangga masak2 tetes

Mangga muda 2 tetes

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

- diberi tanda

- ditambahkan pereaksi seliwanoff

- dipanaskan sampai berubah warna

- dicatat waktu perubahan warna

Hasil praktikumHasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 32: Uji Benedict

F. Data Uji Seliwanoff

No. PerlakuanHasil pengamatan

Sebelum Sesudah1. 2 tetes Amilum 1% + 1 ml

pereaksi seliwanoff

dipanaskan,lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Amilum = tidak

berwarna

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Amilum + seliwanoff = hijau

muda

Pada waktu = 7,58 menit

2. 2 tetes Glukosa 1% + 1 ml

pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Glukosa = tidak

berwarna

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Glukosa 1% + seliwanoff =

kuning kemerahan

Pada waktu = 7,52 menit

3. 2 tetes Fruktosa 1% + 1 ml

pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Fruktosa = tidak

berwarna

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Fruktosa 1% + seliwanoff =

Orange

Pada waktu = 6,12 menit

4. 2 tetes Sukrosa 1% + 1 ml

pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Sukrosa = tidak

berwarna

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Sukrosa 1% + seliwanoff =

kuning

Pada waktu = 5,72 menit

5. 2 tetes Laktosa 1% + 1 ml

pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Laktosa = tidak

berwarna

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Laktosa 1% + seliwanoff =

kuning muda

Pada waktu = 7,02 menit

6. 2 tetes Selulosa 1% + 1 ml

pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Selulosa = tidak

berwarna

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Selulosa 1% + seliwanoff =

hijau muda

Pada waktu = 8,00 menit

7. 2 tetes Ekstrak mangga muda

1% + 1 ml pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Ekstrak mangga

muda = kuning jernih

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Ekstrak mangga muda +

seliwanoff = kuning keruh (+

+)

Pada waktu 2,3,5 menit8. 2 tetes Ekstrak mangga masak

1% + 1 ml pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Ekstrak mangga

masak = Kuning

jernih

Pereaksi seliwanoff =

Ekstrak mangga masak +

seliwanoff = orange keruh (+

++)

Pada waktu = 15 menit

Page 33: Uji Benedict

Kuning jernih9. 2 tetes Ekstrak mangga busuk

1% + 1 ml pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Ekstrak mangga

busuk = orange

kekuningan

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Ekstrak mangga busuk +

seliwanoff = kuning keruh(+

+)

Pada waktu = 22 menit

10. 2 tetes Ekstrak pepaya muda

1% + 1 ml pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Ekstrak pepaya muda

= tidak berwarna

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Ekstrak pepaya muda +

seliwanoff = kuning jernih(+)

Pada waktu = 19 menit

11 2 tetes Ekstrak pepaya masak

1% + 1 ml pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Ekstrak pepaya

masak = agak keruh

(+)

Pereaksi seliwanoff=

Kuning jernih

Ekstrak pepaya masak +

seliwanoff = orange (+)

Pada waktu = 17 menit

12. 2 tetes Ekstrak pepaya busuk

1% + 1 ml pereaksi seliwanoff

dipanaskan, lalu dicatat

kecepatan berubahnya warna

Ekstrak pepaya busuk

= agak keruh (++)

Pereaksi seliwanoff =

Kuning jernih

Ekstrak pepaya busuk +

seliwanoff = orange (++)

Pada waktu = 18 menit

G. Analisis Data

Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Pada larutan amilum 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi

seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah

warna menjadi hijau muda. Perubahan warna ini terjadi pada 7,58 menit. Hal ini karena

pada amilum tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton.

2. Pada larutan glukosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi

seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah

warna menjadi kuning kamerahan. Perubahan warna ini terjadi pada 7,52 menit. Hal ini

karena pada glukosa tidak memiliki gugus laktosa.

3. Pada larutan fruktosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi

seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah

warna menjadi orange. Perubahan warna ini terjadi pada 6,12 menit. Hal ini karena pada

fruktosa tidak memiliki gugus keton, melainkan gugus aldehid sehingga pada waktu

Page 34: Uji Benedict

menguji karbohidrat dengan menggunakan seliwanoff tidak terjadi pembentukan 4-

Hidroksimetil Furfural, maka tidak membentuk senyawa yang berwarna merah.

4. Pada larutan sukrosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi

seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah

warna menjadikuning. Perubahan warna ini terjadi pada 5,72 menit. Hal ini karena pada

sukrosa terdiri dari glukosa dan fruktosa. Mula-mula Hidrolsimetilfurfural yang selanjutnya

sereaksi dengan resolsimol membentuk senyawa lain.

5. Pada larutan laktosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi

seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah

warna menjadi kuning muda. Perubahan warna ini terjadi pada 7,02 menit. Hal ini karena

pada laktosa tidak memiliki gugus laktosa.

6. Pada larutan selulosa 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml pereaksi

seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut berubah

warna menjadi hijau muda. Perubahan warna ini terjadi pada 8,00 menit. Hal ini karena

pada selulosa tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton.

7. Pada ekstrak mangga muda 1% sebanyak 2 tetes (kuning jernih) ditambahkan 1 ml

pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut

berubah warna menjadi kuning (++). Perubahan warna ini terjadi pada 2,3,5 menit. Hal ini

karena pada ekstrak mangga muda tidak memiliki gugus laktosa.

8. Pada ekstrak mangga masak 1% sebanyak 2 tetes (kuning agak keruh (+)) ditambahkan 1

ml pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan

tersebut berubah warna menjadi orange (+++). Perubahan warna ini terjadi pada 15 menit.

Hal ini karena pada ekstrak mangga masak tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus

keton

9. Pada larutan ekstrak mangga busuk 1% sebanyak 2 tetes (orange keruh (++))

ditambahkan 1 ml pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan,

maka larutan tersebut berubah warna menjadi kuning bening (++). Perubahan warna ini

terjadi pada 22 menit. Hal ini karena pada ekstrak mangga busuk tidak memiliki gugus

laktosa, maupun gugus keton

10. Pada larutan pepaya muda 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml

pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut

Page 35: Uji Benedict

berubah warna menjadi kuning bening. Perubahan warna ini terjadi pada 19 menit. Hal ini

karena pada ekstrak pepaya muda tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton

11. Pada larutan pepaya masak 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml

pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut

berubah warna menjadi orange (+). Perubahan warna ini terjadi pada 17 menit. Hal ini

karena pada ekstrak pepaya muda tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton

12. Pada larutan pepaya busuk 1% sebanyak 2 tetes (tidak berwarna) ditambahkan 1 ml

pereaksi seliwanoff(Kuning jernih). Lalu larutan tersebut dipanaskan, maka larutan tersebut

berubah warna menjadi orange keruh (++). Perubahan warna ini terjadi pada 18 menit. Hal

ini karena pada ekstrak pepaya muda tidak memiliki gugus laktosa, maupun gugus keton

H. Pembahasan Uji Seliwanoff

Seliwanoff bertujuan untuk menunjukkan adanya gugus laktosa atau fruktosa dengan

diberi seliwanoff tidak menunjukkan perubahan warna, hal ini disebabkan bahwa jenis

karbohidrat ini bukanlah termasuk gula yang mengandung gugus keton, melainkan aldehid

sehingga pada waktu pengujian tidak terjadi pembentukan 4-Hidroksimetil Furfural maka

tidak terbentuk senyawa yang berwarna merah.

Dapat juga terbentuk warna kuning, hijau dan orange, hal ini disebabkan karena pada

gula-gula tersebut tidak memilki gugus laktosa.

I. Kesimpulan Uji Seliwanoff

Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan ketosa.

Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut

mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia

adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa lebih cepat

terdehidrasi daripada aldosa.

Pengujian ini bertujuan menunjukkan adanya gugus laktosa. Pada gula-gula yang diuji

akan berubah warna menjadi kuning, orange dan hijau. Pengujian ini digunakan untuk

membedakan sukrosa dari fruktosa.

J. Daftar Purtaka Uji Seliwanoff

Page 36: Uji Benedict

1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek

Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.

4. UJI IODINE

A. LANDASAN TEORI UJI IODINE

Page 37: Uji Benedict

Amilum merupakan polisakarida yang banyak terdapat di alam., yaitu pada sebagian

besar tumbuhan. Strukturnya berupa lingakaran terdiri atas 6 molekul heksosa dalam ikatan 1-

4, sacara α-glukosidis untuk beberapa zat yang ditemukan 250-300 molekul sisa glukosa.

Amilum berfungsi sebagai cadangan makana.

Amilum terdiri dari 2 macam polisakarida yaitu Amilosa (kira-kira 20%-28%) sisanya

amilopektin. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas

lebih dari 1000 unit glukosa. Butir pati ini tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi

dalam air dipanaskan akan tetapi suatu latutan koloid kental. Larutan koloid ini apabila diberi

larutan iodine aka berwarna biru. Warna biru tersebut disebabkan oleh molekul amilosa yang

membentuk senyawa. Amilopektik dengan iodine akan memberikan warna ungu atau merah

lembayung. Glikogen dalam bentuknya seperti Amilopektin dan lebih banyak bercabang, dan

bereaksi dengan iodine glikogen akan menghasilkan warna merah.

Uji ini juga dilakukan untuk mengetahui jenis karbohidrat yang ada pada buah, karena

sejalah dengan proses pematangan buah biasanya kandungan karbohidratdalam buah dapat

mengalami perubahan komposisi akibat aktivitas enzim. Pada buah yang masak dan manis

akan banyak ditemukan glukosa dan fruktosa, sedangkan pada buah yang mentah banyak

ditemukan karbohidrat dalam bentuk amilum dan tidak menutup kemungkinan akan

ditemukan bentuk karbohidrat yang lain.

B. Tujuan Uji Iodine

Menunjukkan adanya polisakarida, terutama amilum dan membedakan amilum dari

glikogen, melalui uji iodine

Menunjukkan adanya karbohidrat yang belum dikenal secara umum komposisinya pada

buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda, masak, dan busuk) melalui uji

molis, benedict, seliwanoff, dan iodine.

C. Manfaat Uji Iodine

Dapat mengetahui dan menunjukkan adanya polisakarida, terutama amilum dan

membedakan amilum dari glikogen, melalui uji iodine

Dapat memahami dan mengetahui adanya karbohidrat yang belum dikenal secara

umum komposisinya pada buah-buahan (mangga muda, masak, dan busuk; pepaya muda,

Page 38: Uji Benedict

masak, dan busuk) melalui uji molis, benedict, seliwanoff, dan iodine, dan menambah

informasi tentang kandungan-kandungan yang ada pada bahan uji.

D. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :

1. Tabung reaksi, 1. Spirtus

2. Pipet tetes, 2. Pereaksi iodine

3. Rak tabung reaksi, 3. Larutan Glukosa 1%

4. Penjepit tabung reaksi, 4. Larutan fruktosa 1%

5. Gelas ukur, 5. Larutan laktosa 1%

6. Pembakar spirtus

6. Larutan Sukrosa 1%

7. Larutan Selulosa 1%

8. Larutan maltosa 1%

9. Ekstrak buah-buahan (mangga muda, masak, dan

busuk; pepaya muda, masak, dan busuk)

E. Langkah Kerja Uji Iodine

1. Siapkan bahan uji berupa selulosa 1%, amilum 1%, ekstrak pepaya muda 1%, pepaya

masak 1%, pepaya busuk 1%, mangga muda 1%, mangga masak 1%, dan mangga busuk 1%.

2. Siapkan tiga tabung reaksi dan isikan masing-masing 3 ml larutan uji

3. Tambahkan 2 tetes air(bersifat netral) ke dalam tabung pertama, 2 tetes HCl ke dalam

tabung kedua, 2 tetes NaOH ke dalam tabung ketiga.

4. Kocok semua tabung, lalu tambahkan 1 tetes larutan iodine kedalam masing-masing

tabung

5. Perhatikan perubahan warnanya

6. Panaskan tabung yang berwarna lalu dinginkan. Perhatikan perubahan warna yang terjadi

7. Catat hasilnya

Page 39: Uji Benedict
Page 40: Uji Benedict

Praktikum Uji Iodine Larutan Karbohidrat :

Selulosa2 tetes

Selulosa2 tetes

Selulosa2 tetes

Amilum 2 tetes

Amilum 2 tetes

Amilum 2 tetes

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

Hasil praktikumHasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 41: Uji Benedict

Praktikum Uji Iodine Ekstrak Buah :

Mangga masak( III ) 2 tetes

Mangga masak( II ) 2 tetes

Mangga masak ( I ) 2 tetes

Mangga muda( III ) 2 tetes

Mangga muda ( II ) 2 tetes

Mangga muda ( I ) 2 tetes

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

Hasil praktikumHasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 42: Uji Benedict

Praktikum Uji Iodine Ekstrak Buah :

Pepaya muda ( III ) 2 tetes

Pepaya muda ( II ) 2 tetes

Pepaya muda ( I ) 2 tetes

Mangga busuk( III ) 2 tetes

Mangga busuk ( II ) 2 tetes

Mangga busuk ( I ) 2 tetes

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

Hasil praktikumHasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 43: Uji Benedict

Praktikum Uji Iodine Ekstrak Buah :

Pepaya busuk ( III ) 2 tetes

Pepaya busuk ( II ) 2 tetes

Pepaya busuk( I ) 2 tetes

Pepaya masak ( III ) 2 tetes

Pepaya masak ( II ) 2 tetes

Pepaya masak ( I ) 2 tetes

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

- ditambahkan 2 tetes air (bersifat netral)

- dikocok sampai larut

- ditambahkan 1 tetes iodine, perhatikan perubahan warna

- dipanaskan, lalu didinginkan

- diamati perubahan yang terjadi

Hasil praktikumHasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum Hasil praktikum

Page 44: Uji Benedict

F. Data Uji Iodine

No. Bahan PerlakuanHasil Pengamatan

Sebelum Sesudah1. Amilum 1% - Tabung 1 :

3 ml amilum 1% + aquades

2 tetes + 1 tetes iodine

- Tabung 2 :

3 ml amilum 1% + 2 tetes

HCl 6N + 1tetes iodine

- Tabung 3 :

3 ml amilum 1% + 2 tetes

NaOH 6N + 1 tetes iodine

* Tabung tersebut lalu

didinginkan

- Amilum :

Tidak berwarna

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Biru

- Tabung 2 :

Biru tua

- Tabung 3 :

Tidak berwarna

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Putih keruh

- Tabung 2 :

Putih jernih

- Tabung 3 :

Kuning jernih

2. Selulosa 1% - Tabung 1 :

3 ml selulosa 1% + 2 tetes

aquades + 1 tetes iodine

- Tabung 2 :

3 ml selulosa 1% + 2 tetes

HCl 6N + 1 tetes iodine

- Tabung 3 :

3 ml selulosa 1% + 2 tetes

NaOH 6N + 1 tetes iodine

* Tabung tersebut lalu

dipanaskan

- Selulosa :

Tidak berwarna

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Kuning

- Tabung 2 :

Kuning

- Tabung 3 :

Tidak berwarna

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Kuning muda

Page 45: Uji Benedict

- Tabung 2 :

Kuning muda

- Tabung 3 :

Tidak berwarna 3. Ekstrak mangga

muda 1%

- Tabung 1 :

3 ml ekstrak mangga muda

1% + 2 tetes aquades + 1

tetes iodine

- Tabung 2 :

3 ml ekstrak mangga muda

1% + 2 tetes HCl 6N + 1

tetes iodine

- Tabung 3 :

3 ml ekstrak mangga muda

1% + 2 tetes NaOH 6N + 1

tetes iodine

* Tabung tersebut lalu

dipanaskan

- Ekstrak

mangga muda :

Kuning jernih

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

-Tabung 1 :

Kuning muda

- Tabung 2 :

Kuning

- Tabung 3 :

Tidak berwarna

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Biru

- Tabung 2 :

Kuning muda

- Tabung 3 :

Kuning4. Ekstrak mangga

masak 1%

- Tabung 1 :

3 ml ekstrak mangga

masak 1% + 2 tetes

aquades + 1 tetes iodine

- Tabung 2 :

3 ml ekstrak mangga

masak 1% + 2 tetes HCl

6N + 1 tetes iodine

- Tabung 3 :

3 ml ekstrak mangga

masak 1% + 2 tetes NaOH

6N + 1 tetes iodine

* Tabung tersebut lalu

dipanaskan

- Ekstrak

mangga masak :

Kuning keruh

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Ungu

- Tabung 2 :

Hijau muda

- Tabung 3 :

Kuning muda

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Putih keruh

- Tabung 2 :

Biru

Page 46: Uji Benedict

- Tabung 3 :

Kuning

5. Ekstrak

mangga busuk

1%

- Tabung 1 :

3 ml ekstrak mangga busuk

1% + 2 tetes aquades + 1

tetes iodine

- Tabung 2 :

3 ml ekstrak mangga busuk

1% + 2 tetes HCl 6N + 1

tetes iodine

- Tabung 3 :

3 ml ekstrak mangga busuk

1% + 2 tetes NaOH 6 N +

1 tetes iodine

* Tabung tersebut, lalu

dipanaskan

- Ekstrak

mangga busuk :

Orange

kekuningan

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Ungu

- Tabung 2 :

Kuning

- Tabung 3 :

Tidak berwarna

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Putih keruh

- Tabung 2 :

Kuning muda

- Tabung 3 :

Kuning muda6. Ekstrak pepaya

muda 1%

- Tabung 1 :

3 ml ekstrak pepaya muda

1% + 2 tetes aquades + 1

tetes iodine

- Tabung 2 :

3 ml ekstrak pepaya muda

1% + 2 tetes HCl 6N + 1

tetes iodine

- Tabung 3 :

3 ml ekstrak pepaya muda

1% + 2 tetes NaOH 6N + 1

tetes iodine

* Tabung tersebut, lalu

dipanaskan

- Ekstrak

pepaya muda :

Tidak berwarna

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Kuning

- Tabung 2 :

Hitam

- Tabung 3 :

Kuning

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Tidak berwarna

- Tabung 2 :

Kuning

- Tabung 3 :

Page 47: Uji Benedict

Kuning7. Ekstrak pepaya

masak 1%

- Tabung 1 :

3 ml ekstrak pepaya masak

1% + 2 tetes aquades + 1

tetes iodine

- Tabung 2 :

3 ml ekstrak pepaya masak

1% + 2 tetes HCl 6N + 1

tetes iodine

- Tabung 3 :

3 ml ekstrak pepaya masak

1% + 2 tetes NaOH 6N + 1

tetes iodine

* Tabung tersebut, lalu

dipanaskan

- Ekstrak

pepaya masak :

Tidak berwarna

agak keruh (+)

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Kuning

- Tabung 2 :

Kuning

- Tabung 3 :

Kuning

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Tidak berwarna

- Tabung 2 :

Tidak berwarna

- Tabung 3 :

Kuning8. Ekstrak pepaya

busuk 1%

- Tabung 1 :

3 ml ekstrak pepaya busuk

1% + 2 tetes aquades + 2

tetes iodine

-Tabung 2 :

3 ml ekstrak pepaya busuk

1% + 2 tetes HCl 6N + 1

tetes iodine

-Tabung 3 :

3 ml ekstrak pepaya busuk

1% + 2 tetes NaOH 6N + 1

tetes iodine

* Tabung tersebut, lalu

dipanaskan

- Ekstrak

pepaya busuk :

Tidak berwarna

keruh (++)

- Aquades :

Tidak berwarna

- HCl : Tidak

berwarna

- NaOH :Tidak

berwarna

- Iodine : Biru

tua

Sebelum

dipanaskan :

- Tabung 1 :

Kuning

- Tabung 2 :

Kuning

- Tabung 3 :

Tidak berwarna

Sesudah

dipanaskan :

- Tabung 1:

Tidak berwarna

- Tabung 2 :

Kuning

- Tabung 3 :

Kuning

Page 48: Uji Benedict

G. Analisis Data Uji Iodine

Berdasarkan data diatas, maka dapat saya sebagai praktikan dapat menganalisis, yaitu :

1. Pada 3 ml amilum 1% (tidak berwarna), dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada masing-

masing tabung reaksi yang berisi amilum tersebut, pada tabung 1: ditambahkan 2 tetes

aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan

tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan biru jernih, lalu

panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi putih keruh. Hal ini dikarenakan iodine

akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.

Pada tabung 2 : amilum 1% ditambahkan 2 tetes HCl 6(tidak berwarna), maka terbentuk

larutan tidak berwarna, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)

menjadi larutan biru tua, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna putih jernih. Hal ini

dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna. Tabung 3 : amilum 1% ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana)

berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes

iodine (berwarna biru) menjadi larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi

perubahan warna menjadi kuning jernih. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi

dengan basa kuat (NaOH).

2. Pada 3 ml selulosa 1% (tidak berwarna), dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada masing-

masing tabung reaksi yang berisi selulosa tersebut, pada tabung 1: ditambahkan 2 tetes

aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan

tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan kuning, lalu panaskan

hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning muda. Hal ini dikarenakan iodine akan akan

memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Pada tabung

2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutan tidak berwarna,

kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan kuning,

lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning muda. Hal ini dikarenakan iodine

akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.

Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan tidak

berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi

larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tida

berwarna. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

Page 49: Uji Benedict

3. Pada 3 ml ekstrak mangga muda 1% (kuning jernih), dibagi menjadi tiga tabung reaksi.

Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak mangga muda tersebut, pada tabung

1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) kemudian larutan tersebut ditambahkan 1

tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan kuning muda , lalu panaskan hingga terjadi

perubahan warna menjadi biru. Hal ini dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi

positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2

tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutankuning jernih, kemudian larutan ini

ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan kunng, lalu panaskan hingga

terjadi perubahan warna kuning muda. Hal ini dikarenakan iodine akan akan memberikan

reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan

2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian

larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan tidak berwarna,

lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine

tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

4. Pada 3 ml ekstrak mangga masak (kuning keruh (+)), dibagi menjadi tiga tabung reaksi.

Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak mangga masak tersebut, pada tabung

1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan kuning, kemudian

larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan ungu, lalu

panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi putih keruh. Hal ini dikarenakan iodine

akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.

Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutan

kuning, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan

hijau muda, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna biru. Hal ini dikarenakan iodine

akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.

Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan

kuning, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi

larutan kuning muda, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Hal

ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

5. Pada 3 ml ekstrak mangga busuk (orange keruh (+)), dibagi menjadi tiga tabung reaksi.

Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak mangga busuk tersebut, pada tabung

1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan orange, kemudian

larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan ungu, lalu

Page 50: Uji Benedict

panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi putih keruh. Hal ini dikarenakan iodine

akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.

Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka terbentuk larutan

orange, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi larutan

kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning muda. Hal ini dikarenakan

iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan

warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah menjadi larutan

orange, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru) menjadi

larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi kuning

muda. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

6. Pada 3 ml ekstrak pepaya muda (tidak berwarna) dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada

masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak pepaya muda tersebut, pada tabung 1:

ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna,

kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan

kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna. Hal ini

dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka

terbentuk tidak berwarna, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)

menjadi larutan hitam, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning. Hal ini

dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah

menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine

(berwarna biru) menjadi larutankuning, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan warna

menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH).

7. Pada 3 ml ekstrak pepaya masak (agak keruh (+)) dibagi menjadi tiga tabung reaksi. Pada

masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak pepaya masak tersebut, pada tabung 1:

ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutan tidak berwarna,

kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan

kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna. Hal ini

dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka

terbentuk tidak berwarna, kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)

menjadi larutan kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna tidak berwarna. Hal

Page 51: Uji Benedict

ini dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan

adanya perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana)

berubah menjadi larutan tidak berwarna, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes

iodine (berwarna biru) menjadi larutan kuning, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan

warna menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat

(NaOH).

8. Pada 3 ml ekstrak pepaya busuk (kuning keruh (++)) dibagi menjadi tiga tabung reaksi.

Pada masing-masing tabung reaksi yang berisi ekstrak pepaya busuk tersebut, pada tabung

1: ditambahkan 2 tetes aquades (tidak berwarna) berubah menjadi larutanagak keruh (+),

kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine (berwarba biru) menjadi larutan

kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna menjadi tidak berwarna. Hal ini

dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna. Pada tabung 2 : ditambahkan 2 tetes HCl 6 (tidak berwarna), maka

terbentuk agak keruh (+), kemudian larutan ini ditambahkan 1 tetes iodine (berwarna biru)

menjadi larutan kuning, lalu panaskan hingga terjadi perubahan warna kuning. Hal ini

dikarenakan iodine akan akan memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya

perubahan warna. Tabung 3 : ditambahkan 2 tetes NaOH 6N (tidak berwana) berubah

menjadi larutan agak keruh (+), kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 tetes iodine

(berwarna biru) menjadi larutan tidak berwarna, lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan

warna menjadi kuning. Hal ini dikarenakan iodine tidak dapat bereaksi dengan basa kuat

(NaOH).

H. Pembahasan Uji Iodine

Uji iodine ini bila ditambah dengan aquades + iodine akan berubah warna dari bening

menjadi biru, begitu pula saat penambahan HCl akan berubah warna, lain halnya saat

penambahan NaOH tidak terjadi perubahan warna, dikarenakan iodine tidak dapar bereaksi

dengan basa kaut (NaOH), hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perubahan warna pada

larutan. Sedangkan pada saat penambahan aquades(netral) dan HCl (asam kuat), iodine akan

memberikan reaksi positif yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna.

Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat

menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,

sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga

dapat membedakan amilum dan glikogen.

Page 52: Uji Benedict

I. Kesimpulan Uji Iodine

Iodine dapar bereaksi dengan H2O dan asam kuat (misalnya HCl) membentuk

karbohidrat (jenis polisakarida terutama amilum dan selulosa), hal ini di buktikan adanya

perubahan warna pada larutan yakni warna larutan menjadi biru. Iodine tidak dapat bereaksi

dengan basa kuat (NaOH) hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perubahan warna pada

larutan.

Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat

menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,

sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah. Oleh karena itu uji iod ini juga

dapat membedakan amilum dan glikogen.

J. Daftar Pustaka Uji Iodine

1. Fessenden dan Fessenden.1992. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Akademik. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik.

3. Girindra, Aisjah. 1986. BIOKIMIA I. Jakarta: Gramedia.

4. Suharsini, Maria. 2007. Kimia dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca exact.