uji aktivitas bioflavonoid rutin dari daun singkong %28manihot uttilissima pohl%29 terhadap waktu...

25

Click here to load reader

Upload: allan-posumah

Post on 03-Aug-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

ARTIKEL

HIBAH STRATEGIS NASIONAL

PENGEMBANGAN OBAT HERBAL TERSTANDAR DARI BIOFLAVONOID DAUN SINGKONG UNTUK PENGOBATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)

Oleh Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt.Dr. M. Husni Mukhtar, MS, DEA, Apt.

Dr. Henny Lucida, Apt.Drs. Yufri Aldi, MS, Apt.

Dibiayai oleh DIKTI

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian

Nomor : 120/H.16/Pl/HB.PSN/IV/2009 tanggal16 April 2009

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

APRIL– OKTOBER 2009

FAKULTAS FARMASI

Page 2: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

UJI AKTIVITAS BIOFLAVONOID RUTIN DARI DAUN SINGKONG (Manihot

uttilissima Pohl) TERHADAP WAKTU PEMBEKUAN DARAH DAN JUMLAH

SEL TROMBOSIT

Resta Oktiani**, Yufri Aldi*, Amri Bakhtiar*

*Fakultas Farmasi Univ. Andalas Padang.

**Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis Padang.

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas bioflavonoid rutin dari daun

singkong (Manihot uttilissima Pohl.) terhadap waktu pembekuan darah dan jumlah sel

trombosit. Parameter yang diamati berupa waktu perdarahan, waktu pembekuan darah

dengan metoda Slide dan jumlah trombosit dengan metoda penghitungan langsung,.

Perlakuan terhadap hewan percobaan dilakukan selama 35 hari. Hari 1-14 hewan

diinduksi dengan sodium fenitoin 39 mg/kg BB secara oral, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian sodium fenitoin penginduksi bersama bioflavonoid secara oral dengan variasi

dosis 1, 5, 10, 50, 100 mg/kg BB sampai hari ke-35. Efeknya diamati pada hari ke-1, 7,

14, 21, 28, dan 35.

Dari penelitian didapatkan bahwa pemberian bioflavonoid rutin dapat

mempersingkat waktu perdarahan, memperpendek waktu pembekuan darah dan

meningkatkan jumlah trombosit mencit putih betina pada setiap dosis secara sangat

bermakna (p<0,01). Dosis 100 mg/ kg BB telah memberikan efek yang maksimal dalam

mempersingkat waktu perdarahan dan pembekuan serta meningkatkan jumlah tombosit.

Page 3: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

PENDAHULUAN

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang berkembang cepat di

sebagian besar wilayah tropik dan subtropik. Lebih dari 2,5 milyar orang sekarang hidup

di wilayah yang beresiko infeksi demam berdarah dengan kecepatan penyerangan

penyakit ini di daerah endemik mencapai satu per seribu sampai satu per seratus orang

dalam satu populasi. Saat ini WHO masih menganggap bahwa demam berdarah

merupakan penyakit yang belum bisa dikendalikan. Insiden penyakit demam berdarah

selalu meningkat setiap tahunnya, dan rasio kasus kematian yang disebabkan oleh

penyakit ini mencapai 5% diseluruh dunia. Indonesia termasuk daerah endemik demam

berdarah utama di wilayah Asia yang dalam jarak 5 – 20 tahun dapat timbul endemik

( Rigau, 2004, Tao, 2004).

Pada demam berdarah nilai trombosit akan menurun sehingga terjadi

trombositopenia yang menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh

darah dan memanjangnya masa pendarahan. Jika ini terus berlanjut dapat mengakibatkan

terjadinya syok dan fatal (Hendarwanto, 1996). Sejauh ini, mekanisme patogeneseis

demam berdarah belum diketahui dengan jelas, sehingga belum ada vaksin maupun obat

yang efektif untuk mencegah atau mengatasi penyakit ini (Swaminathan,2003). Dewasa

ini penanganan pasien demam berdarah masih bersifat suportif, yaitu dengan mengatasi

kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah

kapiler, dan pemberian suspensi trombosit pada kasus pendarahan (Siswono,2004).

Cara lain untuk mengatasi serangan demam DBD adalah dengan membangkitkan

respon imun spesifik, yaitu peningkatan kadar antibodi dan jumlah sel limfosit, karena

komponen inilah yang dapat menyerang infeksi yang bersifat intraseluler. Proses

pembangkitan respon imun spesifik dimulai dengan pengenalan antigen virus oleh sel

terinfeksi melalui MHC kelas I kepada CD8 yang terdapat pada sel TCL. Selanjutnya sel

TCL melepaskan perforin dan granizym sehingga sel yang terinfeksi oleh virus akan

hancur. Cel yang hancur akan disingkirkan melalui apoktosis dan fagositosis oleh

magrofak. Sel yang terinfeksi virus juga melepaskan sitokin, yaitu IL1 dan sitokin ini

akan menstimulasi kerja dari makrofag dan NK sel yang bertujuan dalam menghancurkan

sel yang terinfeksi. Dengan aktifnya magrofak, maka dimulai pula penyajian MHC kelas

Page 4: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

II ke sel B dan sel Th dan selanjutnya dihasilkan antibodi khusus (IgG) terhadap virus

yang menginfeksi. Dengan adanya antibody maka protein virus akan diikat dan proses

penghancuranya semakin kuat melalui komplemen, NK sel dan magrofak. Sel yang

terinfeksi oleh virus juga dapat menghasilkan interferon dan produktivitas interferon ini

akan meningkat setelah dihasilkan IL1 oleh sel tersebut. Interferon ini dapat pula

menghambat perlekatan virus pada reseptor sel tetangga dan menghambat proliferasinya

jika telah memasuki sel tetangga (Torrence), 2005, Virella, 2007).

Untuk mengatasi hal tersebut telah banyak usaha yang dilakukan, baik dengan

mencegah penyebaran maupun usaha mencari obat yang efektif untuk penanganan pasien

demam berdarah. Salah satunya adalah penelitian preklinis yang dilakukan oleh

Soeprapto Ma’at tehadap ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava) untuk pengobatan

demam berdarah yang terbukti mampu meningkatkan jumlah trombosit penderita demam

berdarah. Aktivitas ini diduga disebabkan oleh adanya kandungan kelompok senyawa

tannin dan flavonoid. Diketahui senyawa flavonoid yang terdapat dalam daun jambu biji

adalah kuersetin (Siswono,2004).

Bioaktivitas kuersetin yang telah diketahui antara lain secara in vitro mampu

menghambat agregasi trombosit dan menghambat produksi tromboksan A2

(Anonimous,2004). Selain itu, kuersetin juga memiliki aktivitas menurunkan

permeabilitas pembuluh darah, dan pada kombinasi dengan vitamin C dapat memberi

aktivitas sebagai antivirus (Cody,1984). Diduga senyawa ini juga dapat meningkatkan

jumlah antibodi dan sel T sitotoksik. Selain itu kuersetin diketahui dapat meningkatkan

jumlah trombosit dan memperpendek waktu pendarahan mencit yang diinduksi dengan

fenilbutazon (Aldi et al., 2006).

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dicoba melihat efek bioflavonoid dari

daun singkong terhadap jumlah trombosit, waktu pendarahan, waktu pembekuan dan

terhadap sistim imun spesifik berupa penentuan jumlah antibodi dan jumlah limfosit.

Page 5: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

METODOLOGI PENELITIAN

1.1. Persiapan Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan adalah mencit putih betina dengan umur 2-3 bulan dengan

berat antara 20-30 gram, sebanyak 30 ekor, dikelompokkan secara acak menjadi 6

kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Sebelum diperlakukan mencit

diadaptasi selama 7 hari dengan diberi makan dan minum yang cukup. Mencit yang akan

digunakan adalah mencit yang sehat dan tidak menunjukkkan penurunan berat badan

berarti (deviasi maksimal 10%) serta secara visual menunjukkan prilaku yang normal.

1.2. Pembuatan Sediaan Uji.

Sediaan uji dibuat dengan mensuspensikan rutin dengan penambahan Na CMC

1%. Rutin ditimbang berdasarkan konsentrasi masing-masing dosis. Konsentrasi dihitung

dengan rumus :

Konsentrasi (mg/ml) = Dosis (mg / kgBB) x Berat Badan (kgBB)

Volume Administrasi Obat (mL)

Volume sediaan uji yang diberikan adalah 1% dari berat badan mencit. Rutin yang akan

disuspensikan ditimbang berdasarkan konsentrasi yang diperlukan untuk masing-masing

dosis pada volume tertentu. Selanjutnya zat yang telah ditimbang tersebut didispersikan

dalam NaCMC 1% dari volume yang akan dibuat lalu dicukupkan volumenya dengan air

suling.

1.3. Pembuatan Suspensi Natrium fenitoin

Dosis Na. fenitoin sebagai antitrombosit pada manusia adalah 300 mg/kgBB.

Dosis ini dikonversikan pada mencit, dimana faktor konversi dari manusia (70 kg) untuk

mencit (20 g) adalah 0,0026, sehingga didapatkan dosis untuk mencit 300 mg x 0,0026 =

0,78 mg/20 g BB = 39 mg/kgBB.

Volume sediaan yang diberikan pada mencit adalah 1% dari berat badan, sehingga

konsentrasi yang didapatkan untuk Na fenitoin adalah 3,9 mg/mL. Na. fenitoin

Page 6: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

disuspensikan dalam NaCMC 1%. 1 g NaCMC ditaburkan diatas 20 mL air panas,

biarkan 15 menit sampai mengembang dan warna larutan jadi bening. Na. Fenitoin

ditimbang kemudian digerus halus. Tambahkan NaCMC yang telah dikembangkan

sedikit demi sedikit sambil digerus hingga homogen. Kemudian cukupkan dengan air

suling sampai 100 mL.

1.4. Perlakuan terhadap Hewan Percobaan

Hewan percobaan dibagi menjadi 6 kelompok secara acak, tiap kelompok terdiri dari 5

ekor mencit. Perlakuan untuk masing-masing kelompok adalah :

1. Kelompok 1 (kontrol), diberi suspensi Na. fenitoin penginduksi pada dosis 300

mg/kgBB

2. Kelompok 2, diberi suspensi Na. Fenitoin penginduksi dan larutan uji dosis 1

mg/kgBB

3. Kelompok 3, diberi suspensi Na. Fenitoin penginduksi dan larutan uji dosis 5

mg/kgBB

4. Kelompok 4, diberi suspensi Na. Fenitoin penginduksi dan larutan uji dosis 10

mg/kgBB

5. Kelompok 5, diberi suspensi Na. Fenitoin penginduksi dan larutan uji dosis 50

mg/kgBB

6. Kelompok 6, diberi suspensi Na. Fenitoin penginduksi dan larutan uji dosis 100

mg/kgBB

Semua kelompok diberi suspensi sediaan oral. Perlakuan pada hewan percobaan

dilakukan satu kali sehari pada pagi hari selama 35 hari. Hari pertama sampai hari

keempat belas hewan kelompok uji hanya diberi Na.Fenitoin penginduksi, kemudian

dilanjutkan dengan pemberian Na. fenitoin bersama rutin dari hari kelima belas sampai

hari ketiga puluh lima. Pengamatan dan penghitungan jumlah sel trombosit dilakukan

pada hari ke-1, 7, 14, 21, 28 dan 35.

Page 7: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

1.5. Penentuan Waktu Pendarahan

Hewan Percobaan dimasukkan kedalam suatu tabung yang diberi penutup yang

diberi lubang kecil untuk mengeluarkan ekor. Ujung ekor mencit dibersihkan terlebih

dahulu dengan etanol 96%, kemudian dengan gunting yang telah disterilkan ekor mencit

dipotong sepanjang 5 mm dari ujung ekor pada hari pertama dan untuk hari ke-7, 14, 21,

28, dan 35 ekor dipotong 5 mm dari ujung pada mencit yang sama. Pengamatan waktu

pendarahan dilakukan mulai saat pemotongan sampai dengan terbentuknya bekuan darah

peda ujung ekor mencit tersebut.

1.6. Penentuan waktu Pembekuan Darah

Pengamatan waktu pembekuan dilakukan dengan metode Slide. Teteskan 3 tetes

darah yang cukup besar diatas objek glass yang kering dan bersih, saat mulai meneteskan

darah, stopwatch diaktifkan, tiap detik gerakkan ujung jarum melalaui tetesan pertama

sampai terlihat benang fibrin. Begitu pula pada tetes kedua dan ketiga. Waktu

terbentuknya benang fibrin pada tetes pertama, kedua dan ketiga dirata-ratakan dan

dicatat sebagai waktu pembekuan darah.

1.7. Penghitungan Jumlah Trombosit

a. Mengisi Pipet Eritrosit

Pipet eritrosit terlebih dahulu dibilas dengan larutan ammonium oksalat 1 % sampai

garis tanda 1, lalu bilasan dibuang. Ekor mencit dipotong, bersihkan darah pada ekor

yang dipotong dengan tissue, biarkan darah keluar kemudian dihisap sampai garis tanda

0,5, kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet dihapus dengan tissue lagi.

Kemudian masukkan ujung pipet kedalam larutan ammonium oksalat 1% sambil

menahan darah pada garis tanda tadi, kemudian dihisap larutan ammonium oksalat

tersebut perlahan – lahan sampai garis tanda 101. Pipet diangkat dari larutan, tutup ujung

pipet dengan ujung jari dan karet penghisap dilepaskan, dikocok pipet tersebut selama

15-30 detik.

Page 8: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

b. Mengisi kamar hitung

Kamar hitung yang bersih dengan kaca penutupnya diletakkan terpasang

mendatar diatas meja. Pipet yang diisi tadi dikocok selama 3 menit terus menerus. 3-4

tetes pertama dari cairan yang terdapat dalam pipet dibuang dan segera disentuhkan ujung

pipet pada permukaan kamar itu dengan menyinggung pinggir kaca penutup, biarkan

kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan penuh. Kemudian kamar hitung yang

telah terisi cairan diinkubasi selama 10-15 menit didalam cawan Petri yang dilengkapi

denghan kapas basah, kemudian ditutup.

c. Menghitung jumlah trombosit

Kondensor diturunkan atau diafragma dikecilkandan posisi meja mikroskop

dalam keadaan datar. Kamar hitung diletakkan dibawah objektif. Perbesaran yang

digunakan adalah 10x untuk melihat kamar hitung, kamar hitung yang digunakan untuk

melihat sel trombosit adalah kamar hitung yang ditengah-tengah ( 25 bidang ). Dan untuk

menghitung jumlah sel trombosit digunakan perbesaran 40x. Kemudian dihitung semua

sel trombosit pada 25 bidang tersebut. Hasil yang didapatkan dikalikan 2000, didapatkan

jumlah sel trombosit per mL darah.

Jumlah trombosit = jumlah trombosit yang dihitung X factor pengenceran

Volume yang dihitung ( μl )

Bila jumlah sel trombosit yang dihitung 25 bidang besar sama dengan N maka

Jumlah trombosit = N x 200 = 2000 x N / ml darah

0,1

Page 9: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih

betina, disamping untuk keseragaman dalam penelitian, juga karena sifat anatomi dan

fisiologi mencit putih hamper sama dengan manusia, selain itu biaya lebih murah serta

mudah penanganannya.

Pada penelitian ini digunakan 6 kelompok mencit yang masing-masingnya diberi

perlakuan yang berbeda. Kelompok kontrol positif diberi induksi fenitoin. Pemberian

induksi ini berguna untuk memperpanjang waktu pendarahan dimana fenitoin bekerja

melalui penghambatan enzim siklooksigenase secara irreversible. Dengan adanya

hambatan terhadap enzim ini, akan menghambat tromboksan A2 ( TXA2 ) didalam

trombosit dan prostasiklin dipembuluh darah, sebagai akibatnya terjadi pengurangan

agregasi trombosit sehingga waktu pendarahan mencit akan diperpanjang. Dosis fenitoin

ang diberikan adalah 0,26 mg/20 grBB mencit.

Dalam penelitian ini diamati efek dari rutin dalam berbagai dosis dan lama

pemberiannya terhadap waktu pendarahan dan waktu pembekuan darah hewan

percobaan. Perlakuan pada mencit dilakukan selama 35 hari, ini bertujuan untuk melihat

pengaruh lamanya pemberian rutin terhadap sfek yang diberikan. Pengamatan dilakukan

pada hari 1, 7, 14, 21, 28, dan 35 bertujuan untuk melihat sejauh mana efek yang

diberikan pada hari pengamatan yang berbeda.

Dari hasil penelitian didapatkan data yang cukup beragam pada masing-masing

kelompok hewan percobaan. Hal ini diduga disebabkan oleh keseragaman individu dan

kondisi fisiologis dari masing-masing individu hewan percobaan selama perlakuan dan

dapat juga dipengaruhi oleh hal lain seperti keadaan lingkungan, posisi ekor, dan cara

pemotongan ekor. Dari data terlihat bahwa waktu pendarahan kelompok kontrol positif

rata-rata adalah 334,13 detik dan waktu pembekuan rata-rata adalah 209,83 detik. Hasil

lengkapnya dapat dilihat Tabel I berikut ini.

Page 10: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

Waktu perdarahan diamati dengan cara memotong ekor mencit yang

diperkenalkan pertama kali oleh Dőttl dan Ripke (1936) dan merupakan cara yang paling

umum digunakan pada percobaan farmakologi. Pada cara ini ekor mencit dipotong

sepanjang 5 mm dan diamati waktu perdarahannya mulai dari terjadinya perdarahan

sampai terbentuk bekuan darah pada luka tersebut. Sedangkan waktu pembekuan diamati

dengan menggunakan metoda Slide. Pada cara ini darah diteteskan pada kaca objek

sebanyak tiga tetes, pada tetesan pertama dengan bantuan jarum, darah digoyang sambil

diangkat setiap detik sampai terbentuk benang fibrin, setelah benang fibrin terbentuk

kemudian dilakukan hal yang sama pada tetesan ke dua dan tetesan ketiga. Waktu

pembekuan merupakan rata-rata waktu terbentuknya benang fibrin pada tetesan kedua

dan ketiga. Sedangkan tetesan pertama hanya digunakan sebagai kontrol untuk

menentukan mulainya waktu pembekuan. Jumlah trombosit dihitung secara langsung

dengan metoda Brecher and Cronkite menggunakan larutan amonium oksalat 1% sebagai

antikoagulan dan agen hemolitik. Pada cara ini darah yang telah diambil diencerkan

dengan antikoagulan didalam pipet hemositometer dan kemudian trombosit dihitung

dalam sebuah kamar hitung. Larutan amoniom oksalat 1% dapat melisis eritosit dan

leukosit, serta membeningkan trombosit, sehingga pada pengamatan dibawah mikroskop

dengan memutar Fine Focusing Knop, trombosit akan terlihat bening, sedangkan

eritrosit, leukosit dan kotoran lain akan terlihat berwarna hitam.

Page 11: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

Tabel 1. Waktu rata-rata pendarahan mencit putih betina pada hari ke 1, 7, 14, 21, dan

35 yang induksi dengan fenitoin natrium dosis 39 mg/kg.

Waktu Hari Ke-

Kelompok

I II III IV V VI

1 262 dtk 216,2 dtk 307 dtk 227 dtk 226 dtk 176,4 dtk

7 213,6 dtk 247 dtk 226 dtk 234 dtk 317 dtk 193,2 dtk

14 323,2 dtk 281,4 dtk 241,2 dtk 242 dtk 323 dtk 223,4 dtk

21 384 dtk 181 dtk 218 dtk 200,8 dtk 195 dtk 187,4 dtk

28 405 dtk 128 dtk 223,6 dtk 195 dtk 162 dtk 140,6 dtk

35 417 dtk 96 dtk 187 dtk 182,2dtk 160dtk 123,4dtk

Keterangan :

I = fenitoin 0,26 mg/kgBB

II = dosis 1 mg/kgBB

III = dosis 5 mg/kgBB

IV = dosis 10 mg/kgBB

V = dosis 50 mg/kgBB

VI = dosis 100mg/kgBB

Pemberian rutin terhadap kelompok hewan secara umum memberikan gambaran

bahwa rutin dapat mempersingkat waktu pendarahan dan pembekuan pada mencit,

dimana efeknya meningkat sebanding dengan meningkatnya dosis dan lama pemberian.

Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 12: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

Tabel 2. Waktu rata-rata pembekuan darah mencit putih betina pada hari 1, 7, 14, 21,

28 dan 35 yang induksi dengan fenitoin natrium dosis 39 mg/kg.

Waktu Hari Ke-

Kelompok

I II III IV V VI

1 146 dtk 262 dtk 152 dtk 208,6dtk 233 dtk 296 dtk

7 157 dtk 213,4 dtk 128 dtk 191,2dtk 219,2dtk 247,4dtk

14 192 dtk 172,8 dtk 140 dtk 180 dtk 188 dtk 162,8dtk

21 225 dtk 163,2 dtk 122,6 dtk 159,4dtk 157 dtk 112 dtk

28 246 dtk 160 dtk 86,2 dtk 134 dtk 119,2dtk 100,8dtk

35 293 dtk 110,5 dtk 80,4 dtk 125 dtk 92,6 dtk 72 dtk

Keterangan :

I = fenitoin 0,26 mg/kgBB

II = dosis 1 mg/kgBB

III = dosis 5 mg/kgBB

IV = dosis 10 mg/kgBB

V = dosis 50 mg/kgBB

VI = dosis 100mg/kgBB

Pada penelitian ini juga dilihat pengaruh pemberian rutin terhadap jumlah

trombosit. Trombosit diamati pada kamar hitung. Hasil yang didapatkan pada

pengamatan ini sangat bervariasi, hal ini disebabkan oleh banyak factor seperti volume

yang darah tidak tepat, penggunaan kamar hitung, darah tidak homogen sewaktu

diencerkan dengan larutan pengencer. Gambar trombosit dapat dilihat Gambar 1 dan hasil

penghitungan jumlah sel trombosit hasil lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 13: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

Gambar 1. Trombosit pada hemositometer dengan perbesaran 400 kali

Tabel 3. Jumlah rata-rata trombosit mencit putih betina pada hari 1,7, 14, 21, 28 dan

35 yang induksi dengan fenitoin natrium dosis 39 mg/kg.

Hari Jumlah trombosit ( per ml darah )

1 384.000

7 317.00

14 282.000

21 400.000

28 423.000

35 519,000

Page 14: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

Keterangan :

I = fenitoin 0,26 mg/kgBB

II = dosis 1 mg/kgBB

III = dosis 5 mg/kgBB

IV = dosis 10 mg/kgBB

V = dosis 50 mg/kgBB

VI = dosis 100mg/kgBB

Dari hasil pada dosis 100 mg/kgBB jumlah trombosit menunjukkan peningkatan

dengan semakin lamanya waktu pemberiandan hal ini didukung oleh data waktu

pendarahan dan pembekuan hewan yang semakin singkat disbanding hari-hari

sebelumnya.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian tentang uji rutin terhadap waktu pendarahan dan

pembekuan darah serta jumlah trombosit, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Rutin dapat mempersingkat waktu pendarahan dan pembekuan darah mencit putih

betina

2. Dosis 100 mg/kgBB memberikan hasil yang lebih baik dalam mempersingkat waktu

pendarahan dan pembekuan darah pada hari ke 1, 7, 14, 21, 28, dan 35 secara

bermakna.

3. Rutin meningkatkan jumlah trombosit dari mencit putih betina yang diinduksi dengan

fenitoin natrium.

Page 15: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 1995, Quercetin, diambil dari PDR Health http://www.PDR-healt.com -

Aldi Y., A. Rusdi, A. Bakhtiar, D.R. Dewi, 2001, Pengaruh Rutin Terhadap Degranulasi Mastosit

Secara In Vitro, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 6(1), 25-31.

Bakhtiar, A., J. Jubahar, Mahyuddin, A. Ahmad, dan H. Rivai, 1994,Teknik memperoleh Rutin

dari Daun Singkong, Limbah Pabrik Tapioka dan Diversifikasi Pemanfaatannya, Laporan

Penelitian Hibah Bersaing II,

Bakhtiar, A., M. Jusuf, Y. Rizal, 1997, “Teknik Produksi Rutin untuk Bahan Baku Obat dan

Indsutri serta Tepung Daun untuk Makan Ternak dari Daun Singkong (Manihot esculenta

Crantz), Laporan Riset Unggulan Terpadu III,.

Bakhtiar A., M.H. Mukhtar, D. Oesman, 2003, The Effect of Rutin From Cassava Leaves

(Manihot esculenta Cranzt) on Gastric Ulcer of Albino Rats. International Symposium on

Biomedicines Bogor, 18-19 September.

Bakhtiar A., 2007, Tempe daun Singkong, Paten No. P00200700553.

Chang C, Yang M, Wen H, Chern J, (2002), Estimation of Total Flavonoid Content in Propolis

by Two Complementary Colorimetric Methods, Journal Food Drug Analysis, 10, 178-

182.

Cody, Mildred M, 1984 “Substances Without Vitamin Status”, Hand Book of Vitamin, Marcel

Dekker inc, Carolina,

Page 16: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

Effendi, Z., 2007, Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik Dalam Tubuh, Senin, 26 Februari diakses dari = http://www.goggle.com, Maret, 2003.

Fitrah J., 1998, Uji Efek Kuersetin Sebagai Tabir Surya Dalam Sediaan Krim, Jurusan Farmasi

Universitas Andalas

Harborne, J.B, and T.J. Mabry, 1982, The Flavonoids : Advances in Research, Champmann and

Hall, London,

Hendarwanto, 1996, “Dengue”, Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1, edisi 13, Balai Penerbit FKUI,

Jakarta,

Hoffbrand, A.V. , and J.E. , Petit., 1996, “ Essential Haematologi ” , diterjemahkan oleh 1.

Darmawan, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta,.

Hoffbrand, A.V., dan J.E. Pettit, 1996, Essential Haematologi, Diterjemahkan oleh I. Darmawan, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta,.

Hudson, L. and F.C. Hay, 1997, “ Practical Immunology “, Blackwell Scientific publ., Oxford,

Iyas A., A. Bakhtiar, Osmita R., 1994, Uji Efek Tabir Surya dari Rutin dan Sediaan Krim,

Proceeding Seminar Ilmiah Peningkatan Mutu Pendidikan Farmasi dalam Menyukseskan Pembangunan Bidang Kesehatan.

Kasim M., 1998, Perkembangan Bintil Akar dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai pada Pemberian

Berbagai Konsentrasi Kuersetin, Laporan Penelitian DPP.

Kresno, S. B. , 2001, “ Imunologi Diagnosa dan Prosedur Laboratorium ”, edisi IV, Universitas

Indonesia Jakarta,.

Kusmardi, S. Kumala dan E.E. Triana, Efek Imunomodulator Ekstrak Daun Ketepeng Cina

Page 17: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

Rice, S., “ Imunomudulator Baru dalam terapi “, diakses dari http://www.sinarharapan.co.id/berita/0608/18/ipt04.html

Lieberman HA, 1990, Drug Dosage Form: Dispersed System, Marcel DekkerMurniyenti, 1998, Pembuatan Tablet Kombinasi Asam Askorbat dan Rutin dari Daun Ubi Kayu

(Manihot esculenta Cranzt), Hasil penelitian yang tidak dipublikasikan.

Rahim, F., 2001, Uji Penetrasi Kuersetin Dalam Sediaan Krim Tabir Surya, Jurusan Farmasi

Universitas Andalas

Ratnawita, 1998, Pembuatan Tablet Rutin dari Daun Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz),

Jurusan Farmasi Universitas Andalas

Rigau-Perez JG, Duane J.Gubler, Gary G. Clark, 2004, “Prevention of Specific Infectious

Diseases”Travelers’ Health : Yellow Book. http://www2.ncid.cdc.gov –

Robinovitch, M., 2007, Proffesional and non-Proffesional Phagocytes an Introduction. Trends In

Cell

Rusastra I. W., Telaah Aspek Produksi dan Konsumsi Serta Pemasaran Ubi Kayu Nasional 1998.

Simanjuntak R., A. Bakhtiar, R. Dahlan, 1998, Studi Farmakokinetik Tablet Rutin dai Manihot

esculenta Crantz, Jurusan Farmasi Universitas Andalas.

Sandi N.H., A. Bakhtiar, D. Dahlan, 1998, Kinetika Degradasi Rutin Dalam Larutan Dapar,

Jurusan Farmasi Universitas Andalas

Sari, Y., A. Bakhtiar, V. Hosiana , 2001, Uji Penetrasi Rutin Dalam Sediaan Krim Tabir Surya,

Jurusan Farmasi Universitas Andalas.

Siswono, Ekstrak Daun Jambu Biji Naikkan Trombosit Penderita DB, diambil dari

Page 18: Uji Aktivitas Bioflavonoid Rutin Dari Daun Singkong %28manihot Uttilissima Pohl%29 Terhadap Waktu Pembekuan Darah Dan Jumlah Sel Trombosit-2009-Art

http://www.MediaIndonesia.co.id , 13 Maret 2004

Supandiman, I. ,et al.1997. , “ Pedoman Terapi Haematologi Onkologi “ , Penerbit Alumni,

Bandung,

Swaminathan,S., Navin Khanna, “2003, Viral Vaccines for Dengue : The Present and The Future

“, Dengue Buletin, volume 27, http://w3.whosea.org –

Tao Peng, Junley Zang, Jing An, 2004, “The Animal Models for Dengue Virus Infection”,

Dengue Buletin , volume 28, Torrence, P.F., 2005, Antiviral Drug Discovery For Emerging Diseases And Bioterrorism, John

Wiley & Sons, Inc., New Jersey.

Virella, G., 2007, Medical Immunology, Sixth Edition, Informa Healthcare USA, Inc.New York.