uin syarif hidayatullah -...

155
POLA ASUH PEMBINA TERHADAF> SANITRI DI PONDOK PESANTREN DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH GARUT Oleh: CATUR TRESNA RUSWARADITFl'.A NIM: 103070028987 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian per.syaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi ($.Psi) FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Upload: ngoxuyen

Post on 02-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

POLA ASUH PEMBINA TERHADAF> SANITRI

DI PONDOK PESANTREN DARUL ARQAM

MUHAMMADIYAH GARUT

Oleh:

CATUR TRESNA RUSWARADITFl'.A

NIM: 103070028987

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian per.syaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi ($.Psi)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

POLA ASUH PEMBINA TERHADAP SANTRI

DI PONDOK PESANTREN DARUL ARQAM

MUHAMMADIYAH GARUT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk mememuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Catur Tresna Ruswaraditra

NIM: 103070028987

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I, Pembimbing II,

~ (-Bamban di Ph.D

NIP. 150 326 891 NIP. 150 293 234

FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H / 2008 M

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

PENGESAHAN PANITIA UJllAN

Skripsi yang berjudul POLA ASUH PEMBINA TERHADAP SANTRI DI

PONDOK PESANTREN DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH GARUT

telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 06

Februari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, Februari 2008

Ketua Mer Jkap Anggota,

,:,/\-1~ Ora. H'. Net Hartati M.Psi. NIP. 150 21 38

Penguji I

Sidang Munaqasyah

Sekretaris Merangkap Anggota

Anggota:

Penguji II

Ors. Rachmat Mulyono. M.Si NIP. 150 293 240

Pernbirnbing I Pembimbing II

Bamban Su adi Ph. D NIP. 150 326 891

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

MOTTO

Jadilah Sukses Berdasarkan Penilaian Tuhan

Lakukanlah Sekuat Tenaga bukan semampunya

lngatlah selalu dan perbaiki kesalahan yang pernah kita

pe?rbuat, k@mudian

Lupakan ke?baikan yang pernah kita perbuat

(AAGymj

"Ke bahagiaan ada pada ji~ra yang be rs yukur"

(Andy F Noya)

"<Pada setiap satu ~suutan terdapat 6anyak,~mudahan. Sunggufi, setefali ftesuutan adiz ~mudahan-~mudafian. :Malig apa6ifa f«imu CJ'e{afi sefesai ( dari. sesuatu urusan), R§tjalignfali dengan sungguli-sungguli (umsan) yang fain. <Dan Uanya ~patfa <Iufianmufali liendak,nya /igmu 6erliarap" (Jlf-Insyiroli: 5-8)

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

KATA PENGANTAR

Tiada kata indah selain memuji dan bersyukur kepada Allah SWT yang

dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walau dalam

menjalaninya penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Tak lupa

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah pada Kanj13ng Nabi

Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang

telah membimbing manusia keluar dari masa kegelapan menuju masa yang

penuh asa.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada

insan-insan yang menjadi penyemangat penulis di saat-saat genting tanpa

inspirasi dan mengajarkan berbagai hal mengenai kehidupan.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Bapak dan !bu tercinta yang selalu mendampingi tanpa mengenal kata

lelah yang dengan doa dan semangatnya terus mendukung tiada henti

agar penulis cepat menyelesaikan skripsi. Kedua kakaku Owi Tresna R

sekeluarga, dan Tri Tresna R sekeluarga yang banyak mewarnai

kehidupan penulis. Kalian merupakan anugerah untukku, terima kasih

Allah atas keluarga yang hebat ini.

2. Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si., Oekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si., Pembantu Oekan I Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

..

4. Prof. Hamdan Yasun, M.Si., Ketua Bidang Psikolooi Sosial dan

Pembimbing Akademik kelas A Fakultas Psikologi 2003 yang telah

memberikan banyak arahan dan pengalamannya kepada penulis.

5. Bambang Suryadi, Ph.D Pembimbing I yang telah memberikan banyak

masukan untuk perbaikan skripsi pada penulis.

6. Solicha, S.Ag. Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu

pribadinya untuk memberi koreksi pada skripsi penulis.

7. Seluruh staff pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

bersedia memberikan secercah harapan masa depan selama proses

perkuliahan. Jajaran akademik dan karyawan Fakultas Psikologi lbu

Sri, Pak Miftah lbu Syariah dan lbu Nur, dkk, yang sabar mendengar

keluhan-keluhan dan direpotkan dalam menyusun nilai-nilai penulis

yang tak beraturan.

8. Pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Daerah

Garut beserta seluruh staff pengajar dan pembina yang telah

memberikan keleluasaan dan kemudahan bagi penulis dalam

mengadakan penelitian.

9. Siti Rahmi Rahimah yang sudah memberikan begitu banyak perhatian

dan kesabaran bagi perkembangan penulisan skripsi ini.

1 O. The Kostan Family (Dani dan Yusuf) Plus Uwa Ramdan, dengan

kalian kuliah serasa penuh makna. Arif, Badru, Yamani, Sugih, Indra,

Adit, dan Cupie atas kerja samanya selama perkuliahan. Semua

orang-orang luar biasa angkatan 2003 kelas A, lta, Maya, Tika, Yeyen,

lea, Nca, Rida, dan lain-lain yang banyak memberi warna kehidupan.

Persahabatan kita selamanya.

11. Anak-anak The MIB (Koko, Uut, Boncu, Jurig, Uum, Hendra, Abi, dll),

GEMC DA Club (Evi, Fani, Annisa, lsni, Lulu, dll) dan keluarga besar

IKADAM yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu atas kenangan­

kenangan yang telah kalian ukir selama skripsi ini dibuat. Kamaludin

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

dan keluarga untuk pencerahan hidup di saat tiada asa. Juga kepada

Gina dan Agung atas dukungan teknisnya.

12. Terima kasih juga buat persaudaraan sesama lnteristi dimana saja

sebagai penambah spirit dalam mengerjakan skripsi ini ketika jenuh.

Dan untuk semua pihak yang turut membantu penyusunan skripsi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu namanya karena keterbatasan ruang. Hanya

doa yang bisa penulis panjatkan, semoga bantuan dan kebaikan yang telah

mereka berikan menjadi amal ibadah yang diterima di sisi Allah SWT.

Jakarta, Januari 2008

Penulis

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

ABSTRAK

(C) Catur Tresna Ruswaraditra

(A) Fakultas Psikologi (B) Januari 2008

(D) Pola Asuh Pembina Terhadap Santri Di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut

(E) xi+ 108 (F) Pendidikan dalam jenjang menengah merupakan jembatan darl

pendidikan dasar ke pendidikan tinggi. Oleh karena itu pendic:fikan menengah menjadi sangat penting. Lembaga pendidikan pesantren yang berada dalam jenjang pendidikan menengah bahkan membekali anak didiknya dengan menambahkan berbagai ilmu agama. Hal ini dimaksudkan untuk memiliki generasi yang unggul dalam ilmu dan akhlak. Pola asuh pembina terhadap santri merupakan faktor yang turut berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan di pesantren. Upaya untuk mendukung terlaksananya visi dan misi pesantren ini meliputi aspek pengasuhan, kontrol, harapan, dan komunikasi. Perkembangan zaman yang cepat dan penuh kemajuan juga berbagai perubahan dalam pesantren itu sendiri membuat peran pembina menjadi semakin vital sebagai pengganti orang tua.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola asuh pembina terhadap santri di pondok pesantren. Pola asuh yang dimaksudkan adalah segala bentuk interaksi pengasuhan antara pembina dan santri, baik yang berbentuk otoriter, demokratis, permisif indifferent, atau permisif indulgent.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik analisa data penelitian menggunakan metode perbandingan tetap. Lokasi pelaksanaan penelitian di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Subjek dalam penelitian ini adalah pembina yang di tugaskan membina santri oleh pimpinan pondok pesantren di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Jumlah subjek sebanyak tiga orang.

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang didapat dari tiga orang pembina menggunakan pola asuh demokratis. Dapat disimpulkan bahwa pola asuh pembina terhadap santri di pondc>k pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut adalah demokratis.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

: '.

Untuk perkembangan lebih lanjut maka ada beberapa saran yakni; perlu adanya penambahan jumlah sampel termasuk membandingkannya dengan santri, serta mempertimbangkan aspek lainnya, seperti kelekatan santri dengan pembina, efektifitas rasio pembina dengan santri, dan tingkat ekonomi pembina dalam menggambarkan pola asuh responden.

(G) 35 (1993-2007)

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Halaman Judul

Halaman Persetujuan

Halaman Pengesahan

Motto

Persembahan

DAFTAR ISi

Kata Pengantar ...................................................................................... i

Abstrak ................................................................................................... iv

Daftar lsi ................................................................................................ v

Daftar Tabel ........................................................................................... viii

Daftar Bagan .......................................................................................... ix

Daftar Lampiran ..................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1-10

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

1.2. ldentifikasi Masalah ........................................................................ 6

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 6

1.3.1. Pembatasan Masalah ............................................................. 6

1.3.2. Perumusan Masalah ............................................................... 7

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 7

1.4. 1. Tujuan Penelitian ................................................................... 7

1.4.2. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

1.5. Sistematika Penulisan .................................................................... 8

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 11-30

2.1. Pola Asuh ........................................................................................ 11

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

2.1.1. Definisi Pola Asuh .................................................................. 11

2.1.2. Tipe-tipe Pola Asuh ................................................................ 14

2.1.3. Faktor-faktor Pola Asuh ......................................................... 19

2.2. Pondok Pesantren ........................................................................... 20

2.2.1. Definisi Pesantren .................................................................. 20

2.2.2. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren .................... 22

2.2.3. Kultur Kehidupan Pondok Pesantren ..................................... 23

2.2.4. Jenis-jenis Pondok Pesantren ................................................ 26

2.2.5. Jenis-jenis Santri. ................................................................... 27

2.2.6. Program Pengasuhan ............................................................ 27

2.3. Pola Asuh Pembina Terhadap Santri di Pondok Pesantren ............. 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 31-42

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 31

3.1. 1. Pendekatan Penelitian ............................................................ 31

3.1.2. Metode Penelitian .................................................................. 32

3.2. Definisi Variabel dan Definisi Operasional. ...................................... 33

3.3. Subjek Penelitian ............................................................................ 35

3.3.1. Responden ............................................................................. 35

3.3.2. Karakteristik Subjek ................................................................ 35

3.4. Sumber dan Jenis Data ................................................................... 36

3.5. Teknik dan lnstrumen Pengumpulan Data ....................................... 36

3.5.2. Wawancara ............................................................................. 37

3.5.3. Observasi. ............................................................................... 39

3.6. Teknik Analisa Data ........................................................................ 39

3.6.3. Analisa Data Kualitatif ............................................................. 39

3. 7. Prosedur Penelitian ........................................................................ .40

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

i.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 43-102

4.1. Gambaran Urn um Responden ........................................................ .43

4.2. Riwayat Kasus dan Analisa Kasus ................................................. .44

4.2.1 Kasus ES ................................................................................. .46

4.2.2 Kasus NH .................................................................................. 63

4.2.3 KasusAY .................................................................................. 78

4.3. Analisa Perbandingan Antar Kasus .................................................. 93

4.4. Hasil Tambahan .............................................................................. 97

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 103-108

5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 103

5.2. Diskusi ............................................................................................ 103

5.3. Saran .............................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 109-111

LAMPIRAN .................................................................................... 112-139

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Pola Asuh ................................................................ 34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ............................................... 38

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ............................................. .44

Tabel 4.2 Kategori Pola Asuh ............................................................... .45

Tabel 4.3 Analisa Kasus ES .................................................................. 61

Tabel 4.4 Analisa Kasus NH .................................................................. 76

Tabel 4.5 Analisa Kasus AY .................................................................. 91

Tabel 4.6 Analisa Perbandingan Antar Kasus ........................................ 93

Tabel 4.7 Latar Belakang Responden .................................................... 98

Tabel 4.8 Skor Skala Pola Asuh ............................................................ 101

Tabel 4.9 Kategori Skala Pola Asuh ...................................................... 102

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

Gambar 2.1 Skema perbandingan pola asuh dan jenis pe1santren ......... 30

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

' '-!

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi .................................................... 1 ·12

Lampiran 2. Surat lzin Penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Syahid .... 113

Lampiran 3. Surat lzin Telah Melaksanakan Penelitian dari Pondok Pesantren

Darul Arqam Muhammadiyah Garut.. ..................................................... 114

Lampiran 4. Angket Penelitian Untuk Pembina ...................................... 115

Lampiran 5. Kunci Jawaban Angket.. ..................................................... 120

Lampiran 6. Validitas .............................................................................. 123

Lampiran 7. Reliabilitas .......................................................................... 125

Lampiran 8. Data Hasil Penelitian Pembina ........................................... 127

Lampiran 9. Surat Permohonan Kesediaan Wawancara ........................ 133

Lampiran 10. Pedoman Wawancara ...................................................... 135

Lampiran 11. Lembar Observasi ............................................................ 139

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis membahas mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

1.1. latar Belakang Masalah

Pondol< pesantren bukanlah institusi pendidikan baru, melainkan institusi

pendidikan tertua di Indonesia. Bahkan pesantren jika disandingkan dengan

lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia dianggap sebagai

produk budaya Indonesia yang indigenous (asli). Pada zaman penjajahan,

institusi ini bukan hanya tempat membina ilmu tetapi juga dijadikan basis

perjuangan dalam mengusir penjajahan bangsa-bangsa asing seperti

Belanda dan Jepang.

Dalam pendidikan pesantren figur Kiai sangat kental kebeiradaannya sebagai

seseorang yang dihormati. Biasanya Kiai adalah seorang pendiri sekaligus

pemilik pesantren yang mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada anak didiknya

yang disebut santri. Cara pengajarannya unik, dikenal dua cara yang paling

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

um um digunakan yaitu bandongan dan sorogan. Metode bandongan atau

layanan kolektif mengharuskan para santrinya mendengarkan Kiai

membacakan naskah-naskah keagamaan yang berbahasa Arab sambil

memberi catatan. Metode sorogan adalah santri yang membacakan kitab,

sementara Kiai atau ustadz yang sudah mahir menyimak sambil

mengevaluasi bacaan santri. Para santri yang mendapatkan pendidikan di

pesantren ini ada yang tinggal di asrama dikenal dengan nama santri mukim

dan ada yang tinggal di rumahnya masing-masing dikenal dengan nama

santri kalong.

2

Pondol< pesantren dapat menghasilkan lulusan yang berk.ualitas, baik secara

intelektual maupun perilaku. Pola pendidikannya mengharusk.an para santri

tinggal dalam asrama, selain bertujuan agar lebih fokus dalam mempelajari

ilmu-ilmu agama dan umum, juga mengajarkan kemandirian. Namun pola

seperti ini memiliki pengaruh yang tidak dapat diabaikan juga bukan jaminan

bahwa masalah tidak akan ada. Karena pengasuhan berpindah dari orang

tua masing-masing kepada pola pengasuhan di pondok pesantren.

Saat ini perkembangan pesantren telah sangat meluas di tanah air, terdapat

ribuan pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia baik pesantren

tradisional maupun pesantren modern. Data Statistik dari Departemen

Agama (dalam Mastuki, 2003: 4) tahun 1977 jumlah pesantren masih sekitar

4.195 buah buah dengan santri sekitar 677.394 orang. Peningkatan yang

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

signifikan terlihat dalam dua dasawarsa kemudian tahun ·1977, di mana

pesantren berjumlah 9.388 buah dengan jumlah santri mencapai 1. 770. 768

orang. Data terakhir Depag tahun 2001 menunjukkan jumlah pesantren

seluruh Indonesia sudah mencapai 11.312 buah dengan :santri sebanyak

2.737.805 orang.

Namun bukan hanya jumlahnya saja yang mengalami perkembangan, dari

segi kualitas pesantren juga mengalami perkembangan. Dari

penyelenggaraan pendidikan pun sejak tahun 1970-an be1ntuk-bentuk

pendidikan yang diselenggarakan di pesantren sudah sangat bervariasi.

Sistem pembelajaran tradisional yang berlaku, yaitu sorogan, bandongan,

balaghan, dan halaqah mulai diseimbangkan dengan sist19m pembelajaran

modern. Dalam aspek kurikulum juga mengalami perubahan, bila dahulu

pesantren hanya mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan saja kini beberapa

pesantren banyak yang telah mengadopsi ilmu-ilmu umum untuk diajarkan

kepada para santrinya.

Dengan semakin berkembangnya pesantren sebagai institusi pendidikan,

berkembang pula cara pengasuhan terhadap santri, karena santri tinggal di

asrarna atau pondok sebagai tempat tinggal sekaligus tempat untuk belajar

hidup rnandiri. Dhofier (dalam Zarkasyi, 2005: 70) mengatakan Sistern

asrarna ini rnerupakan ciri khas tradisi pesantren yang rneimbedakannya

3

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

dengan sistem pendidikan Islam lain seperti sistem pendidikan di daerah

Minangkabau yang disebut surau.

Kini cara pengasuhan di banyak pondok pesantren tidak hanya berpusat

pada satu figur Kiai saja, akan tetapi melibatkan para pengasuh lainnya;

ustadz, ustadzah, pembina atau apapun istilahnya. Hal ini dikarenakan

banyak pesantren yang memiliki jumlah santri yang cukup banyak, sehingga

dibutuhkan tenaga pengasuh yang lebih banyak pula untuk membina santri

yang tinggal di asrama.

Pola asuh yang diterapkan di asrama oleh pembina cenderung bergaya

authoritarian atau terpusat pada satu figur saja. Melalui gaya pengasuhan

seperti ini diharapkan santri akan patuh dan berkembang ke arah yang

diinginl<an atau dikehendaki oleh pihak pondol< pesantren. Penelitian yang

dilakul<an oleh Muhtar (2005) membuktikan terdapat perbedaan kontribusi

dari kebervariasian pola asuh authoritarian terhadap kebeirvariasian prestasi

belajar santri mul<im dan santri non·mukim.

•Ada perbedaan kontribusi dari kebervariasian pola asuh otoriter terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri nonmukim. Harga t yang diperoleh sebesar 2,570 apabila dikonsultasikan l<epada t tabel pada derajat l<ebebasan 110 dan taraf signifil<ansi 5% diperoleh harga sebesar 1, 980, oleh karena t hitung > t tabel, berarti ada perbedaan kontribusi l<ebervariasian pola asuh otoriter terhadap prestasi belajar santri rnukim dan santri nonmukim"

4

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bagaimana pola asuh

authoritarian berpengaruh terhadap kondisi santri yang tinggal di pondok

pesantren bila dibandingkan dengan gaya pola asuh yan{l lainnya seperti

permisif dan demokratis. Pengaruh yang menonjol salah satunya terhadap

prestasi belajar. Oleh karena itu para pembina harus merniliki pengetahuan

yang lebih mendalam mengenai pengasuhan.

5

Latar belakang santri yang berbeda-beda dan jumlahnya yang banyak

menyebabkan pola asuh yang dijalankan pembina tidaklah mudah dilakukan.

Para santri datang dengan membawa kebiasaan pengasuhan dari orang

tuanya masing-masing yang berbeda-beda dan kemudian harus mengikuti

gaya pengasuhan di pondok pesantren. Belum lagi jika p~mggantian kelas

terjadi, maka penggantian pembina pun bisa jadi berubah. Hal ini menjadi

masalah tersendiri tak hanya bagi santri tapi juga pembina, pengasuh,

ustadz, ustadzah sebagai pengasuh di pondok pesantren. Kesulitan lain jika

rasio pengasuh tidak berimbang dengan jumlah santri. Pcmdok pesantren

yang menggunkan sistem asrama di mana jumlah santrinya dikelompokan

dalam jumlah yang besar dengan tenaga yang minim akan mengurangi

intensifnya bimbingan yang diberikan terhadap santri mukim.

Berpijak dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti "Pola Asuh

Pembina Terhadap Santri Di Pondok Pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Garut".

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di alas penulis dapat mengidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

6

1. Bagaimana pola asuh pembina terhadap santri di pondok pesantren

Darul Arqam Muhammadiyah Garut?

2 Apakah pola asuh yang dilakukan pembina di pondok pesantren

Darul Arqam Muhammadiyah Garut dapat mengatasi problem keterpisahan

santri dengan orang tuanya?

3. Apakah pola asuh yang dilakukan pembina di pondok pesantren

Darul Arqam Muhammadiyah Garut dapat mengganti peran orang tua santri?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan tidak meluas dan lebih terarah, penulis memberikan

batasan pada penelitian ini terhadap:

1. Jenis pola asuh yang dimaksud oleh penulis mencakup keseluruhan

macam-macam pola asuh, yaitu: otoriter, demokratif, dan permisif.

2. Pembina yang dimaksud oleh penulis adalah orang yang ditunjuk

secara khusus oleh pimpinan pondok pesantren yang bertugas sebagai

pengganti orang tua bagi santri baik sebagai usatdz, santri senior, maupun

yang tidak memiliki kegiatan lain selain membina santri.

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

3. Santri yang dimaksud oleh penulis adalah santri mukim, yaitu santri

yang tinggal di asrama sebagai tempat istirahat, dan kegiatan-kegiatan

rumah tangga lainnya.

4. Pondok pesantren yang dimaksud oleh penulis adalah pondok

pesantren khalafi atau disebut juga pondok pesantren yang sudah

menggabungkan kurikulum agama dan umum. Selain itu pola pengasuhan

yang diberikan kepada santri tidak lagi terpusat pada satu orang saja,

melainkan dibagi kepada kelompok-kelompok atau kelas-kelas dengan

melibatkan banyak pembina.

1.3.2. Perumusan Masalah

Untuk memudahkan penulis menjawab masalah tersebut diatas, maka

penulis mencoba merumuskannya dalam bentuk rumusan masalah sebagai

berikut:

Bagaimana pola asuh pembina terhadap santri di pondok pesantren Darul

Arqam Muhammadiyah Garut ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

7

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola asuh pembina

terhadap santri di pondok pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

8

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi

upaya pengembangan ilmu-ilmu psikologi melalui data-data yang

diperoleh dari proses penelitian ini, khususnya dalam bidang

Psikologi Perkembangan.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

a. Penulis sebagai bahan kajian yang berguna terutama dalam

bidang psikologi perkembangan khususnya pengasuhan di

pondok pesantren.

b. Pihak Pondok Pesantren sebagai bahan evaluasi bagi

peningkatan pola asuh di pondok pesantren.

c. Pemerhati atau peneliti lain sebagai referensi guna

melakukan penelitian serupa yang lebih komprehensif.

Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya

menghimpun data tentang pola asuh terhadap santri di pondok pesantren.

1.5. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan kaidah penulisan

American Psychology Assosiation (APA) style yang mengacu pada Pedoman

Penyusunan dan Penulisan Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

9

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004. Untuk mengetahui gambaran tentang

hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan

sistematika penulisan skripsi ini dalam lima bab, yakni:

Bab 1 Pendahuluan

Berisi: Latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika

penulisan.

Bab 2 Kajian Pustaka

Berisi: Pola asuh; Definisi pola asuh, tipe-tipe pola asuh, indikator pola

asuh. Pondok pesantren; definisi pesantren, sejarah dan

perkembangan pondok pesantren, kultur kehidupan pondok pesantren,

jenis-jenis pondok pesantren, jenis-jenis santri, dan program

pengasuhan. Disertakan juga kerangka berpikir mengenai pola asuh

pembina terhadap santri di pondok pesantren.

Bab 3 Metodologi Penelitian

Berisi: Jenis Penelitian; Pendekatan penelitian, metode penelitian,

definisi variable dan definisi operasional, subjek penelitian; populasi

dan sampel, karakteristik subjek, sumber dan jenis data, teknik

pengambilan sampel; teknik dan instrument pengumpulan data, teknik

analisa data, serta prosedur penelitian.

Bab 4 Hasil Penelitian

Meliputi: gambaran umum responden; uji instrumen penelitian; hasil

penelitian; riwayat dan analisa kasus; perbandingan antar kasus.

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

10

Bab 5 Penutup

Berisi: kesimpulan; diskusi; dan saran.

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

Seperti yang telah diuraikan dalam bab pendahuluan, penelitian ini bertujuan

untuk melihat bagaimana pola asuh pembina terhadap santri pondok

pesantren. Berdasarkan tujuan tersebut, maka dalam bab ini akan dibahas

berturut-turut mengenai pola asuh, pesantren, pembina, santri, program

pengasuhan dan kerangka berfikir.

2.1. Pola Asuh

2.1.1. Definisi Pola Asuh

Baumrind (dalam Boyd, 2006: 202) mengatakan ketika anak memasuki usia

remaja (9 -21 tahun), orang tua harus memberikan model tingkah laku

kemandirian sesuai dengan usia mereka. Proses-proses interaksi seperti ini,

secara umum disebut pengasuhan.

Hurfocl< (2002) berpendapat kecenderungan cara-cara yang dilakukan orang

tua terhadap anak merupakan cerminan pola asuh yang clilakukan oleh orang

tua itu sendiri.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

12

Tarmudji menyatakan, pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak

dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini

berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan, serta

melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma

yang ada dalam masyarakat (Tarmudji, 2007).

Sedangkan Menurut Slavin (dalam Mukhtar, 2005) pola asuh orang tua

adalah pola perilaku yang digunakan orang tua untuk berhubungan dengan

anak-anak.

Bagi seorang anak interaksi pertama kali yang terjadi dalam kehidupannya

adalah dengan keluarga. Oleh karena itu keluarga khususnya orang tua

mempunyai peranan yang sangat penting dalarn proses turnbuhkernbangnya

anak rnenuju kedewasaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hess bahwa

lbu dan Ayah rnernpunyai peranaan yang sangat penting dalarn

perkembangan sikap-sikap positif anak kecil terhadap pembelajaran dan

pendidikan (Santrock, 2006: 247).

Jadi berdasarkan pengertian-pengertian di atas yang dimaksud dengan pola

asuh menurut penulis di sini adalah bahwa pola asuh merupakan

kecenderungan cara-cara yang dilakukan orang tua terhadap anak dengan

memberikan model tingkah laku yang berarti mendidik, membimbing dan

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai kEidewasaan sesuai

dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

13

Baumrind (dalam Boyd, 2006: 202) mengidentifikasikan adanya empat aspek

pola asuh, yaitu:

1. Kehangatan atau pengasuhan, yaitu orang tua menunjukan

ekspresi-ekspresi kehangatan dan kasih sayang terhadap anak dan

menunjukan rasa bangga akan prestasi yang diperoleh anak.

2. Kejelasan dan konsistensi peraturan, yaitu orano tua berusaha

untuk mengontrol kebebasan, inisiatif, dan tingkah laku anaknya.

3. Tingkat pengharapan, di mana Baumrind menguraikan dalam masa

dari tuntutan kedewasaan, yaitu orang tua menekankan pada anak untuk

mengoptimalkan kemampuan agar lebih dewasa dalam s1agala hal.

4. Komunikasi antara orang tua dan anak, yaitu orang tua meminta

pendapat anak disertai dengan alasan yang jelas ketika anak menuntut

pemenuhan kebutuhannya

Dari empat aspek pola asuh tersebut Baumrind (dalam B<>yd, 2006: 202)

mengidentifikasikan tiga pola, atau tipe pengasuhan. Tipe pengasuhan

permisif adalah tinggi dalam pengasuhan namun rendah dalam tuntutan

kedewasaan, kontrol dan komunikasi. Tipe otoriter adalah tinggi dalam

kontrol dan tuntutan kedewasaan namun rendah dalam piangasuhan dan

komunikasi. Tipe demokratis adalah tinggi dalam keempat dimensi tersebut.

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

14

2.1.2. Tipe-tipe pola asuh

Elannor Maccoby dan John Martin (dalam Boyd, 2006: 202) mengajukan

variasi sistem kategori milik Baumrind. Mereka mengkate!;JOrikan keluarga

dalam dua dimensi: tingkat tuntutan atau kontrol dan kuar\titas penerimaan

melawan penolakan. Pemotongan dari dua dimensi ini mEmciptakan empat

tipe, tiga tipe dari Baumrind yaitu otoriter, demokratis, dan permisif. Maccoby

dan Martin mengkonsepkan jumlah tambahan sebuah tipe keempat, tipe

pengasuhan tidak melibatkan (Permisif Indifferent). Tipe pengasuhan

Pennisif Indifferent sebuah tipe pengasuhan yang rendah dalam

pengasuhan, tuntutan, kontrol, dan komunikasi.

a. Pola Asuh Otoriter

Pengasuhan yang otoriter adalah suatu gaya membatasi dan menghukum

yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan

menghormati pekerjaan dan usaha. Orang tua yang otoriter menetapkan

batas-batas yang tegas dan tidak memberikan peluang yang besar kepada

anak-anak untuk berbicara (bermusyawarah). Pengasuhan yang otoriter

diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak-anak (Santrock, 2006: 257).

Anak yang berkembang atau tumbuh dalam keluarga otoriter -dengan level

yang tinggi dalam tuntutan namun relatif rendah dalam kehangatan dan

komunikasi- anak akan kurang baik di sekolah. Memiliki harga diri yang

rendah, dan mereka memiliki tipikal kemampuan keterampilan yang rendah

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

15

dengan teman sebaya daripada anak-anak dari tipe keluarga lainnya.

Beberapa dari anak-anak ini terlihat mengganti hak; lainnya mungkin

mempertihatkan agresivitas tinggi atau indikasi lainnya adalah di luar kontrol

(Boyd, 2006: 202).

Elizabeth Hurlock menyatakan bahkan setelah anak bertambah besar, orang

tua yang menggunakan pengendalian otoriter yang kaku jarang

mengendurkan pengendalian mereka atau menghilangkan hukuman badan.

Tambahan pula, mereka tidak mendorong anak untuk dengan mandiri

mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan den1Jan tindakan

mereka. Sebaliknya mereka, hanya mengatakan apa yan1J harus dilakukan.

Jadi anak-anak kehilangan kesempatan untuk belajar bagaimana

mengendalikan perilaku mereka sendiri (Hurlock, 2002: 9a).

b. Pola Asuh Demokratis

Pengasuhan yang demokratis mendorong anak-anak agar mandiri tetapi

masih menetapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan

mereka. Musyawarah verbal yang ekstensif dimungkinkan, dan orang tua

memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada a1nak. Pengasuhan

yang demokratis diasosiasikan dengan kompetensi sosial, anak-anak

(Santrock, 2006: 258).

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

16

Hasil yang positif paling konsisten memiliki hubungan dengan pola asuh

demokratis. Yang mana orang tua dengan kedua kontrol dan penerimaan

yang tinggi, penetapan batasan yang jelas namun juga merespon kebutuhan

individual anak-anak. Anak-anak dengan latar belakang tipikal orang tua yang

seperti itu menunjukan harga diri yang lebih tinggi dan lebih mandiri, namun

mereka juga mungkin untuk tunduk dengan permintaan orang tua dan

mungkin memperlihatkan tingkah laku yang lebih penolong (simpatik) yang

bagus. Mereka percaya diri dan berorientasi prestasi di sekolah dengan

kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya

dengan gaya pengasuhan yang lain (Boyd, 2006: 203).

Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk

membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini

lebih menekankan aspek hukumannya. Disiplin demokratis menggunakan

hukuman dan penghargaan, dengan penekanan yang lebih besar pada

penghargaan. Hukuman hanya digunakan bila terdapat bukti bahwa anak­

anak secara sadar msnolak melakukan apa yang diharapkan dari mereka.

Falsafah yang mendasari didiplin demokratis ini adalah falsafah bahwa

disiplin berbentuk mengajar anak dan mengembangkan kendali atas perilaku

mereka sendiri sehingga mereka akan melakukan apa yang benar meskipun

tidak ada penjaga yang mengancam mereka dengan hukuman bila mereka

melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan (Hurlock, 2002: 94).

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

17

c. Pola Asuh Permisif Indulgent

Pengasuhan yang Permisif Indulgent ialah suatu gaya pengasuhan di mana

orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi sedikit

batas atau kendali terhadap mereka. Pengasuhan yang permisif indulgent

diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak, khususnya kurangnya

kendali diri (Santrock, 2006: 258).

Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua pemurah dan serba

membolehkan juga menunjukan sebuah hasil yang negatif. Penelitian

menemukan bahwa anak-anak ini sedikit lebih buruk dalam sekolah sejak

remaja dan mungkin menjadi yang kedua daripada agresifitas (fakta-fakta jika

orang tua spesifik permisif ke arah agresifitas) dan agak belum matang dalam

tingkah laku mereka dengan teman sebaya dan di sekolah. Mereka mungkin

kurang menggunakan kemampuan merespon dan mereka kurang mandiri

(Boyd, 2006: 203).

Akibat buruk yang harus diterima anak sehubungan dengan pola asuh orang

tua yang seperti ini jelas tidak sedikit. Di antaranya anak jadi sama sekali

tidak belajar mengontrol diri. la selalu menuntut orang lain untuk menuruti

keinginannya tapi tidak berusaha belajar menghormati orang lain. Anak pun

cenderung mendominasi orang lain, sehingga punya kesulitan dalam

berteman (Kriswanto, 2007).

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

d. Pola Asuh Permisif Indifferent

Pengasuhan yang permisif indiferent ialah suatu gaya di rnana orang tua

sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, tipe pengasuhan ini

diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak, khususnya kurang kendali

diri (Santrock, 2006: 258).

18

Hasil yang paling konsisten negatif adalah berhubungan dengan empat pola,

tidak melibatkan, atau mengabaikan gaya pengasuhan. Dari diskusi aman,

dan kelekatan gelisah bahwa satu dari karakteristik keluarga sering

ditemukan dalam tempo bayi sebuah kegelisahan atau peinghindaran adalah

"ketidaktersediaan kejiwaan" dari ibu. lbu mungkin depresi atau mungkin

ditenggelamkan dengan masalah-masalah lain dalam hidupnya dan mungkin

mudah bukan membuat koneksi terdalam manapun dari anak. Demikian juga,

orang tua mungkin mengalihkan dari pengasuhan oleh aktifitas yang lebih

aktif. Dalam masa remaja, sebagai contoh, remaja dari keluarga yang

mengabaikan lebih impulsif dan anti sosial, kurang kompeten dengan teman

sebaya mereka dan sangat rendah orientasi berprestasinya disekolah (Boyd,

2006: 203).

Pola asuh seperti ini tentu akan menimbulkan serangkaian dampak buruk. Di

antaranya anak akan mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol

diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian yang

penting untuk orang tuanya (Kriswanto, 2007).

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

2.1.3. Faktor-faktor Pola Asuh

Pola Asuh orangtua terhadap anak dapat terbentuk oleh karena beberapa

faktor, dari beberapa faktor tersebut ada yang merupakan faktor internal,

yaitu berasal dari dalam diri orang tersebut dan faktor eksternal yang

merupakan hasil dari pengalaman dan belajar. Menurut Elder (dalam

Kurniasih, 2004) menjelaskan bahwa faktor-faktor pola asuh meliputi:

19

a. Pola asuh yang diterima orangtua ketika masih anak-anak. Orang

tua cenderung menerapkan pola asuh yang sama dengan yang mereka

terima ketika masih anak-anak, dalam hal ini orang tua mengidentifikasi pola

pengasuhan yang didapatkannya adalah model yang paling diidentifikasi

anak dalam tingkah laku mereka.

b. Pendidikan orang tua. Orang tua berpendidikan yang baik

cenderung menerapkan pola asuh permisif dan demokratis ketimbang orang

tua dengan pendidikan terbatas, ini disebabkan karena pendidikan lebih

membantu orang tua untuk memahami kebutuhan anak

c. Status sosial ekonomi. Orang tua dengan keadaan ekonomi yang

berlebih cenderung menerapkan pola asuh permisif, ini biasanya disebabkan

orang tua menganggap uang bisa menggantikan semua hal yang dibutuhkan

oleh anak seperti perhatian dan kasih sayang.

d. Konsep tentang peran orang tua. Orang tua yang memegang

konsep tradisional cenderung menerapkan pola asuh otoriter, sedangkan

orang tua yang memegang konsep modern cenderung menerapkan pola

asuh permisif dan demokratis.

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

20

e. Kepribadian orang tua. Orang tua dengan kepribadian introvet dan

konservatif lebih menerapkan pola pengasuhan anak secara ketat dan

otoriter.

f. Kepribadian anak. Anak ekstrovet biasanya lebih terbuka terhadap

rangsangan yang diberikan orang tuanya, hal ini yang membuat orang tua

mengetahui kebutuhan dan kemandirian anak.

g. Faktor nilai yang dianut orang tua. Orang tua yang menganut nilai

barat lebih berpegang pada konsep equlitarian yaitu orang tua sejajar dengan

anak, sedangkan orang tua yang menganut nilai ketimuran lebih berpegang

pada konsep kepatuhan.

h. Usia anak. Tingkah laku dan sikap orang tua sangat dipengaruhi

oleh usia anak, sehingga dalam menerapkan pola asuh juga disesuaikan

dengan usia anak.

2.2. Pondok Pesantren

2.2.1. Definisi Pesantren

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata pondok dan pesantren

memilil<i makna sinonim. Pesantren secara bahasa berarti asrama tempat

murid-murid belajar mengaji (agama Islam). Dan pondok loerarti tempat

tinggal sementara, yang jika dipakai dalam pembicaraan mengenai kegiatan

menuntut ilmu agama berarti pesantren (Khoerwadarminta, 1993).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

21

Menurut Dhofier (seperti dikutip Mansur, 2005: 95) Pesantren berasal dari

kata santri yang mendapat awalan pe dan akhiran an, berarti tempat tinggal

para santri. lstilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru ngaji,

dan ada juga yang mengatakan bahwa santri mempunyai arti orang yang

tahu buku-buku suci, buku agama, atau buku-buku tentang ilmu-ilmu

pengetahuan.

Pondok Pesantren menurut Arifin (seperti dikutip Qomar, 2007: 2)

berarti, suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui

masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (komplek) di rnana santri-santri

menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang

sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau

beberapa orang Kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta

independen dalam segala hal.

Menurut Syarif (dalam Mansur, 2005: 96) Pesantren menipakan lembaga

pendidikan Islam yang sekurang-kurangnya mempunyai tiga ciri umum yaitu

Kiai sebagai figur sentral, asrama sebagai tempat tinggal para santri, masjid

sebagai pusat kegiatan, adanya pendidikan dan pengajaran agama Islam

melalui kitab dengan metode wetonan (bandongan), sorogan, dan

musyawarah yang sebagian sekarang telah berkembang dengan sistem

klasikal atau madrasah.

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

22

Sugarda (dalam Zarkasyi 2005: 59 - 60) mengemukakan bahwa kata santri

berarti orang yang belajar agama Islam, sehingga pesantren mempunyai arti

tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam.

2.2.2. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren

Sejarah masuknya agama Islam di Indonesia adalah karena penyebaran

agama Islam oleh mubaligh-mubaligh pertama dengan ptmerangan dan

amalan serta melalui pendidikan berbentuk pondok pesantren. Kemudian

mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan keadaan,

waktu dan tempat. Maka tepatlah jika dikatakan bahwa pondok pesantren

adalah lembaga pendidikan pertama yang dikenal oleh umat Islam di

Indonesia (Mansur, 2005: 97).

Salah satu upaya penyebaran agama Islam kepada mas11arakat Jawa adalah

melalui jalur pendidikan. Lembaga pendidikan Islam yang didirikan pada

masa awal penyebaran Islam merupakan prototype dari sistem pendidikan

pesantren. Pendidikan Islam pada waktu itu difokuskan pada ajaran-ajaran

Islam baik yang terdapat dalam al-Qur'an, Hadist, maupun yang telah

dikupas oleh ulama-ulama salaf seperti yang tertuang dalam kitab-kitab klasik

(Zarkasyi, 2005: 57).

Bruinessen (seperti dikutip Mastuki, 2003: 2 - 3) menyebutkan pada masa

awal-awal, pesantren sudah memiliki tingkatan yang berbeda-beda.

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

23

Tingkatan pesantren paing sederhana hanya mengajarkan cara membaca

huruf Arab dan Al-Qur'an. Sementara, pesantren yang agak tinggi adalah

pesantrenn yang mengajarkkan berbagai kitab fiqih, ilmu akidah, dan kadang­

kadang amalan sufi, di samping tata bahara Arab (Nahwu Sharf).

Mastuki (2003: 3) mengatakan pada paruh kedua abad k13 - 20 mengamati

adanya dorongan arus besar dari pendidikan ala Barat yang dikembangkan

pemerintah Belanda dengan mengenalkan sistem sekolal1. Di kalangan

pemimpin-pemimpin Islam, kenyataan ini direspon secara positif dengan

memperkenalkan sistem pendidikan berjenjang dengan nama "madrasah"

(yang dalam beberapa hal berbeda dengan sistem sekolah).

2.2.3. Kultur Kehidupan Pondok Pesantren

Pada dasarnya pesantren memiliki tradisi yang tidak bisa dilepaskan dari

pesantren itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, di sini dikutip tradisi-tradisi (bentuk

fisik) meminjam istilah Dhofier (dalam Zarkasyi, 2005: 67), ada 5 elemen

pesantren, yaitu;

a. Kiai. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang ciri-cirinya

dipengaruhi dan ditentukan oleh pribadi pendiri dan pimpinannya. Di sinilah

signifikansi Kiai. Kiai merupakan elemen yang paling esensial dalam

pendirian, perkembangan, dan pengurusan pesantren, sebab umumnya Kiai

menjadi pendirinya. Sebagai pemimpin pesantren, keberhasilan pesantren

banyak tergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karisma dan wibawa,

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

serta keterampilan Kiai. Oleh karena itu, wajar kalau hidup mati pesantren

tergantung Kiainya.

24

Salah satu tradisi pesantren adalah tradisi penghormatan santri kepada guru

dan Kiai. Prinsip yang menjadi patokan hidup santri yang tinggal di pesantren

adalah kemauan menerima realitas hidup alias sanggup rnenanggung

penderitaan atau tabah untuk hidup apa adanya. Apabila tiada perjuangan,

tidak akan ada kemajuan; tiada kemajuan tidak ada kemerdekaan; tiada

kemerdekaan tidak akan ada kebudayaan. Artinya, semakin besar cobaan

dan keprihatinan yang dilewati santri dalam menuntut ilmu Allah, semakin

besar pula ilmu yang diperoleh dan sekaligus memperolel1 pahala yang

banyak (Madjid, 1997: 3).

Imam Bawani (dalam Yasmadi, 2002: 63) mengibaratkan keberadaan

seorang Kiai dalam lingkungan pesantren laksana jantunfJ bagi kehidupan

manusia. lntensitas Kiai memperlihatkan peran yang otoriter disebabkan

karena Kiailah perintis, pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan bahkan

juga pemilik tunggal sebuah pesantren.

b. Masjid yang merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan

pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik

para santri. Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

25

pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam

tradisional.

c. Santri yaitu siswa yang tinggal di pesantren guna menyerahkan diri.

Dalam pesantren santri diajarkan hidup dalam suasana kejujuran, jauh dari

sifat serakah, apalagi menghalalkan segala cara. Dalam sistem pendidikan

tradional, hubungan santri dan Kiai sangat erat.

d. Asrama, Pondok. pesantren pada dasarnya sebuah asrama

pendidikan Islam tradisional dimana para santrinya tinggal bersama dan

belajar di bawah bimbingan Kiai. Asrama fetaknya di dalam komplek

pesantren. Kecil-besarnya asrama tergantung jumlah santrinya. Faktor

urgensi asrama di antaranya mayoritas pesantren berada di desa, dimana

tidak ada akomodasi yang cukup menampung santri-santri.

e. Pengajaran kitab-kitab Islam klasik. Entah berdiam sementara atau

agak lama, pengajaran kitab klasik mesti diterima oleh santri. Pengajaran ini

diperoleh melalui pengajian-pengajian. Kitab-kitab klasik iini di antaranya;

nahwu, sharaf, fiqhi, usul fiqhi, hadis, tafsir, tasawuf, dan tauhid.

Di samping itu, pendidikan disiplin sangat ditekankan di pesantren. Mulai dari

bangun sampai kembali lagi ke tempat tidur, jadualnya telah diatur. Bagi yang

melanggar akan dikenakan sanksi, baik berupa sanksi fisik, penugasan, atau

drop-out. Oleh karena itu, santri yang berhasil melewati hari-hari yang penuh

disiplin selama di pesantren, umumnya budaya disiplin melekat dalam dirinya

ketika telah berada di tengah-tengah masyarakat.

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

26

Semua itu dimaksudkan agar out put pesantren menjadi manusia yang

memiliki kesadaran tinggi bahwa ajaran Islam merupakan welstanchaung

yang bersifat menyeluruh. Yaitu, aspek Tuhan, manusia, dan alam

terintegrasi dalam sistem nilai pendidikan di pesantren. Dengan demikian,

para santri memiliki tujuan yang konkret dalam mengarungi hidup, baik hidup

di dunia maupun di akhirat (Madjid, 1997: 4).

2.2.4. Jenis-jenis Pondok Pesantren

Dhofier (seperti dikutip oleh Qomar, 2007: 16 - 17) memandang dari

perspektif keterbukaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi,

kemudian membagi pesantren menjadi dua kategori yaitu pesantren sa/afi

dan khalafi.

Pesantren jenis salafi merupakan jenis pesantren yang tt~tap

mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti

pendidikannya. Di pesantren ini pengajaran pengetahuan umum tidak

diberikan. Tradisi masa lalu sangat dipertahankan. Pemakaian sistem

madrasah hanya untuk memudahkan sistem sorogan seperti yang dilakukan

di lembaga-lembaga pengajaran bentuk lama. Pada umumnya pesantren

dalam bentuk inilah yang menggunakan sistem sorogan clan weton.

Sedangkan pesantren khalafi dapat menerima hal-hal baru yang dinilai baik

di samping tetap mempertahankan tradisi lama yang baik. Pesantren jenis ini

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

27

telah memasukan pelajaran-pelajaran umum di madrasah dengan sistem

klasikal yang dikembangkan dan membuka sekolah-sekolah umum di dalam

lingkungan pesantren. Tetapi pengajaran kitab islam klasik masih tetap

dipertahankan. Pesantren dalam bentuk ini diklasifikasikan sebagai

pesantren modem di mana tradisi salaf sudah ditinggalkan sama sekali.

2.2.5. Jenis-jenis Santri

Penggolongkan jenis santri seperti dilakukan oleh Dhofier yang

mengklasifikasikan santri ke dalam dua kelompok, yaitu santri kalong dan

santri mukim (Zarkasyi, 2005: 69).

Madjid (dalam Yasmadi, 2002: 66) menjelaskan bahwa Santri kalong

merupakan santri yang tidak menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah

masing-masing sesudah selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren.

Sedangkan santri mukirn ialah santri yang menetap di dalarn pondok

pesantren dan biasanya berasal dari daerah jauh.

2.2.6. Program Pengasuhan

Partisipasi pernbina dalam program bimbingan di sekolah sangat diperlukan,

rnengingat pernbina rnerupakan bagian terbesar dari keseluruhan petugas

pesantren. Di sarnping itu pembina rnerniliki banyak kesempatan khusus

untuk berhubungan langsung dengan santri (Mastuki, 2003: 156).

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Khusus dalam kaitan dengan program bimbingan ini, Mai;tuki menyebutkan

pembina memiliki tugas sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-rnasalah yang

dirasakan santri di kelas yang berjenjang maupun konvensional {pondokan,

asrama).

2) Mengidentifikasi gejala-gejala salah penyesuaian (mal.:1djustment) pada

diri murid/santri.

3) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan santri di pesantren.

4) Melengkapi bimbingan kelompok di dalam kelas atau pondokan.

28

5) Melengkapi rencana-rencana yang telah dirumuskan oleh santri bersama

penyuluh.

6) Mengajar sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan santri.

7) Mengumpulkan informasi dan data tentang santri.

8) Melaksanakan kontak dengan masyarakat, dengan orang tua santri.

9) Melaksanakan penyuluhan terbatas, karena hubungan baik dapat mudah

terjalin antara pembina dengan santri.

2.3. Pola Asuh Pembina Terhadap Santri di Pondok Pesantren

Pondok pesantren telah mengalami perkembangan dari masa ke rnasa, baik

dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Hal ini dilakukan untuk

rnemenuhi kebutuhan dan tantangan zarnan yang dernikian berubah juga.

Bila dahulu di pondok pesantren hanya mengajarkan cara rnembaca huruf Al­

Qur'an saja atau rnengajarkan beberapa ilrnu agarna Islam, kini telah banyak

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

pesantren yang telah mengkombinasikan dengan berbagai mata pelajaran

seperti yang diberikan di dalam pendidikan formal.

29

Pendidikan di pondok pesantren tak lepas dari adanya pemgasramaan bagi

santri-antrinya yang menginap untuk mendapatkan materi-materi pelajaran.

Di samping itu sekaligus mendidik santri dari kehidupan rnandiri, karena di

pondol< pesantren para santrinya terutama santri mukim tidak tinggal lagi di

rumah masing-masing yang mungkin dapat dibantu segala sesuatunya oleh

para orang tuanya.

Berbicara mengenai pengasramaan santri berarti ada penggantian peran

orang tua di sana. Para pengasuh seperti pembina ditugaskan untuk

mengasuh anak didiknya (santri), mendampinginya bila ada kendala seputar

kehidupan di pondok pesantren. Dalam hal ini pengasuh akan menggunakan

cara untuk dapat mengasuh santri yang jumlahnya banya.k. Apalagi mereka

yang datang dari latar belakang yang beraneka ragam.

Dengan demikian segala hal yang berkaitan dengan pen~1asuhan di pondok

pesantren merupakan pola asuh di pondok pesantren itu sendiri. Dan pola

asuh di pondok pesantren tidak lepas dari pengasuh sebagai pengganti

peran orang tua. Tentunya setiap pengasuh mempunyai c~ra yang berbeda

dalam menangani setiap anak didiknya. Hal seperti ini memjadi masalah

tersendiri bagi pengasuh.

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Cara yang berbeda pula di lakukan oleh dua jenis pesantren. Untuk lebih

jelasnya berikut ini skema yang membandingkan antara keempat tipe pola

asuh yaitu otoriter, demokratris, permisif indulgent, dan permisif indifferent

dengan dua jenis pesantren yaitu salafi dan khalafi:

Gambar2.1

Skema perbandingan tipe pola as uh dengan jenis pesantren

Jenis Pesantren lndikator

- otoritas Kiai, pengasuh tunggaf

- jumlah santri yang sedikit - pengajaran tradisional,

satu metode - keterbatasan informasi

- pengasuhan kolektif - jumlah santri yang banyak - pengajaran modem,

berbagai metode - perkembangan teknologi

dan komunikasi

PolaAsuh

-+ Otoriter

-+ Demokratris

30

Dari skema di atas terlihat bahwa pondok pesantren sa/al'i cenderung otoriter

dan pondok pesantren kha/afi cenderung demokratis.

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis membahas mengenai jenis penelitian, pendekatan dan

metode penelitian, definisi variabel dan operasional, subj1ak penelitian,

responden dan karakteristik subjek, sumber dan jenis data, teknik dan

instrumen pengumpulan data, teknik analisa data, serta prosedur penelitian.

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan

kualitatif. Penggunaan pendekatan penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran umum yang lebih objektif juga gambaran dinamika fenomenologis

dari subjek penelitian secara mendalam. Pendekatan kualitatif digunakan

untuk memperdalam masalah penelitian, dan memahami gejala atau

permasalahan sesuai perspektif subjek yang mengalaminya.

Berkaitan dengan kedua pendekatan tersebut Bogdan dan Taylor (Moleong,

2007: 4) mendefinisikan "metode kualitatiF sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang­

orang dan perilaku yang dapat diamati.

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Ada dua alasan yang mendasari penulis untuk menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif, yaitu:

32

1. Karena dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah mengenai

proses pengasuhan di pondok pesantren.

2. Untuk lebih memaknai kegiatan interaktif ini, kare•na penulis

seyogyanya berinteraksi langsung dengan para responden, antara

lain dengan menginterview dalam latar alamiah.

3.1.2. Metode penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan adalah studi kasus (case study).

Punch (Poerwandari, 2001: 65) yang didefinisikan sebagai kasus adalah

fenomena yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi, meski batas-batas

antara fenomena dan konteks tidak sepenuhnya jelas. Kasus itu dapat

berupa individu, peran, kelompok kecil, organisasi, atau bahkan suatu

bangsa. Kasus dapat pula berupa keputusan, kebijakan, proses, atau suatu

peristiwa kasus tertentu.

Alasan penulis menggunakan studi kasus (case study) aclalah dengan

metode ini penulis ingin mendapatkan gambaran dari per'!anyaan

"bagaimana" secara mendetil tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter­

karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari indiviclu, yang kemudian

dari sifat-sifat di atas akan dijadikan suatu hal yang bersi1at umum.

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

33

3.2. Definisi Variabel dan Definisi Operasional

Definisi pola asuh yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada definisi

pola asuh orang tua yang diungkapkan oleh Tarmudji (2007) yakni pola asuh

orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini dapat berarti orang tua

mendidik, membimbing, mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk

mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yan!~ ada dalam

masyarakat. Pengasuhan orang tua tersebut dibagi menjadi empat kategori

utama berdasarkan Maccoby dan Martin (dalam Boyd, 2006), yaitu:

a. Pola Asuh Otoriter

Adalah, tinggi dalam kontrol dan tuntutan kedewasaan, namun rendah

dalam pengasuhan dan komunikasi.

b. Pola Asuh Demokratis

Adalah, tinggi dalam kontrol, tuntutan kedewasaan, pe1ngasuhan dan

komunikasi.

c. Pola Asuh Permisif Indulgent

Adalah, tinggi dalam pengasuhan, namun rendah dalam kontrol, tuntutan

kedewasaan dan komunikasi.

d. Pola Asuh Permisif Indifferent

Adalah, rendah dalam pengasuhan, tuntutan kedewasaan, kontrol, dan

komunikasi.

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Berikut bagan pola asuh berdasarkan empat kategori ternebut :

Tipe Pola Asuh

Otoriter

Demokratis

Permisif Indulgent

Permisif Indifferent

Tabel 3.1

Kategori Pola Asuh

lndikator

Pengasuhan Kontrol Harapan

Rendah Tinggi Tinggi

Tinggi Tinggi Tinggi

Tinggi Rendah Rend ah

Rend ah Rend ah f;tendah

34

Komunikasi

Rend ah

Tinggi

Rendah

Rendah

Pondok Pesantren yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pondok

pesantren khalafi (modern) yang memiliki sistem pengasuhan yang

dijalanl<an oleh pembina. Pondol< Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah

Garut adalah salah satu pesantren yang menggunakan sistem tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka definisi operasional dalam penelitian

ini adalah pola asuh yang digunakan pembina di pesantre1n dalam mengasuh

para santri selama dua puluh empat jam. Dalam hal ini pcila asuh pembina

terhadap santri yang terdapat di Pondok Pesantren Darul Arqam

Muhammadiyah Garut.

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

3.3. Subjek Penelitian

3.3.1. Responden

Dalam penelitian ini penulis menunjuk tiga orang sebagai responden atau

subjek penelitian. Penentuan jumlah subjek ini adalah untuk jumlah sampel

yang disesuaikan dengan fenomena yang akan diamati.

35

Adapun bentuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara

purposive sampling, yaitu subjek dipilih berdasarkan pertimbangan dan

tujuan tertentu. Hal ini seperti diungkapkan Patton (dalam Poerwandari,

2001) bahwa penelitian kualitatif umumnya menggunakan pendekatan

purposif. Sampel tidak diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti

kriteria tertentu.

3.3.2. Karakteristik Subjek

Adapun karakteristik sampel yang digunakan oleh penulis adalah pembina

yang ditunjuk secara resmi oleh pondok pesantren untuk menggantikan

peran orang tua di Pondok Pesantren berusia minimal 25 tahun. Baik

pembina untuk kalangan santri putra maupun santri putri dengan lama masa

membina di pondok minimal dua tahun dan memiliki latar pendidikan Sarjana

51.

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

3.4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data penelitian ini primer dan sekunder. Data primer adalah data

yang diperoleh secara langsung melalui skala dan wawancara. Sementara

data sekunder adalah data yang diperoleh dari observasi dan bahan-bahan

dokurnentasi, seperti buku-buku, dan referensi lainnya

Menurut Lofland dan Lofland (dalarn Moleong, 2007: 157). sumber data

utarna dalam penelitian Kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokurnen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal

itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalarn kata-kata, dan tindakan,

surnber data tertulis, foto, dan statistik

Berdasarkan pendapat di atas penulis rnenggunakan kata-kata, tindakan,

surnber data tertulis, foto dan data statistik sebagai surnb13r data.

3.5. Teknik dan lnsfrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalarn pem~litian ini adalah

rnelalui wawancara rnendalarn (in-depth interview) sebagai rnetode utarna

(primer) dan observasi sebagai teknik penunjang (sekunder). Untuk

memperoleh data kualitatif, penulis menggunakan wawancara dengan

pedoman urnurn.

36

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

37

Patton (dalam Moleong, 2007: 187) mengatakan jenis wawancara dengan

petunjuk umum mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis

besar wawancara. Pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan

secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi pt~tunjuk secara garis

besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok- pokok

yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.

3.5.1. Wawancara

Wawancara di sini adafah untuk memperoleh gambaran rnengenai pola asuh

yang dilakukan oleh pembina. Wawancara dilakukan kepada subjek yang

rnernunculkan fenornena tertentu dan bersedia untuk diwawancarai. Jumlah

subjek yang akan diwawancarai adalah sebanyak tiga orang pembina.

Wawancara ini dilakukan setelah kuesioner disebar dan diisi oleh subjek

dengan tujuan mendapatkan responden yang sesuai den!~an karakteristik

penelitian.

Wawancara dalarn penelitian ini rnernerlukan pedoman wawancara agar

melalui wawancara didapatkan data-data yang tidak menirimpang dari tujuan

penelitian. Dalarn teknik wawancara ini, pewawancara dapat rnemodifikasi,

rnengulangi, rnenguraikan pertanyaan yang ditanyakan dan dapat mengikuti

jawaban responden asal tidak menyimpang dari tujuan wawancara. Selain

itu,pedoman wawancara juga sebagai alat bantu untuk mt:ilakukan

kategorisasi jawaban sehingga mernudahkan analisis.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

38

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini dibuat tidak hanya

berdasarkan teori teori pada bab dua dan permasalahan di bab satu.

Pedoman wawancara juga mengacu pada teori yang dirangkum dari berbagai

penelitian mengenai pola asuh.

Berikut isi dari kisi-kisi pedoman wawancara yang dibuat oleh penulis;

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pedoman wawancara

No. lndikator Sub lndikator 1. Gambaran dan riwayat • Latar belakang keluarga

responden • Latar belakang p(~ndidikan • Pengalaman mengasuh/membina • Motivasi menjadi Pembina • Awai mula mengasuh, proses

adaptasi kepada :santri • Perasaan pada waktu mengasuh

2. Pengetahuan mengenai pofa • Pengertian pola asuh dan macam-as uh macamnya

" Pentingnya pengasuhan " Orang yang berperan • Tempat-tempat pengasuhan • Pengasuhan yan!~ baik • Pengarahan mengenai pengasuhan • Hal-hal penting yang patut

dipersiapkan untuk mengasuh 3. Aspek-aspek tentang pola " Kehangatan dan pengasuhan

asuh di pondok pesantren • Kontrol (kejelasan dan konsistensi peratur1;1n)

• Harapan (tuntutan kedewasaan) • Komunikasi terhadap santri " Jenis Pola Asuh vang diaunakan

4. Output yang diharapkan dari • Secara individu (pribadi) pola asuh di pondok • Terhadap keluarga dan hubungan pesantren sosial

• Baai oesantren

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

39

3.5.2. Observasi

Metode observasi digunakan untuk memperoleh informasi perilaku manusia

yang menggunakan tempat-tempat umum baik untuk bemosialisasi maupun

untuk melakukan kegiatan mandiri. Metode ini menggunakan pendekatan

pengamatan terhadap objek yang diamati. Dalam penelitian ini observasi

digunakan sebagai metode sekunder untuk menunjang metode primer yaitu

wawancara.

3.6. Teknik Analisa Data

3.6.1. Analisa Data Kualitatif

Sedangkan dalam mengolah data kualitatif, maka penulis menggunakan

teknik analisis kualitatif.

Analisis data yang dilakukan mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Organisasi data, karena data kualitatif sangat beragam dan banyak

sehingga mesti disusun secara rapi, sistematis, dan selengkap

mungkin.

2. Pemberian kode, Coding dimaksudkan untuk dapat

mengorganisasikan dan mensistematisasi data sec:ara lengkap dan

mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik

yang dipelajari, dengan demikian peneliti dapat menemukan makna

dari data yang dikumpulkan (Poerwandari, 2001: 86)

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

40

3. Melakukan analisis data, pada tahap ini penulis menggunakan metode

perbandingan tetap dari Glaser dan Strauss (dalam Moleong, 2007:

288), yaitu dalam menganalisis datanya secara tetap membandingkan

satu data utama (datum) dengan datum lainnya, kemudian secara

tetap membandingkan satu kategori dengan kategori lainnya.

4. Selanjutnya dilakukan lnterpretasi, menurut Kvale (Poerwandari, 2001:

95) linterpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih

ekstensif (luas) sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif

mengenai apa yang sedang diteliti dan menginterpretasi data melalui

perspektif tersebut.

3.7. Prosedur Penelitian

Ada beberapa tahapan yang akan penulis lalui untuk menyelesaikan

penelitian ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

Tahap 1 Persiapan Penelitian

Sebelum melakukan pengambilan data di lapangan terlebih dahulu

penulis melakukan beberapa persiapan terutama yang berkaitan

dengan pedoman wawancara, menemukan subjek yang memenuhi

kriteria penelitian dan bersedia untuk diwawancarai, serta menyiapkan

alat bantu untuk merekam hasil wawancara.

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

41

Tahap2 Pembuatan Pedoman Wawancara.

Pedoman wawancara ini dibuat berdasarkan tujuan penelitian dan

teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian seperti yang

telah dicantumkan dalam kajian pustaka. Pedoman wawancara ini juga

digunakan agar wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian.

Tahap 3 Mempersiapkan Alat Bantu Perekam

Untuk memudahkan berlangsungnya wawancara maka jawaban­

jawaban yang diberikan subjek direkam, hal tersebut sesuai dengan

yang dikemukakan Poerwandari bahwa setepat mungkin wawancara

perlu direkam dan dibuat transkrip secara verbatim (Poerwandari,

2001 ). Oleh karena itu, diperlukan tape recorder dan perlengkapan

lainnya.

Tahap 4 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah pedoman wawancara dibuat, tape recorder beserta

perlengkapannya siap untuk digunakan, maka penulis menghubungi

semua subjek membuat janji mengenai tempat dan waktu untuk

proses wawancara yang lebih mendalam. Dalam tahap penelitian ini

penulis meminta kesediaan subjek untuk mengisi angket dan untuk

diwawancarai. Kemudian menjelaskan tujuan penelitian serta berapa

lama penelitian tersebut akan berlangsung. Dalam penelitian ini

pencatatan hanya dilakukan secara garis besarnya saja. Untuk

membantu agar seluruh hasil penelitian dapat direfcam penulis

menggunakan tape recorder.

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

42

Tahap5 Pengolahan Data

Hasil wawancara di lapangan yang telah direkam kernudian

dipindahkan secara verbatim ke dalarn bentuk naskah (teks}.

Sistimatika penulisan naskah digunakan dengan aara rnernilah-rnilah

hasil wawancara berdasarkan pedornan wawancara. Data-data yang

telah diproses dari hasil wawancara akan dianalisa1 secara kualitatif,

yaitu rnenggambarkan data dengan kata atau kalirnat yang dipisah­

pisahkan rnenurut kategori tertentu. Kernudian analisis akan dilakukan

juga per subjek, untuk rnelihat keunikan rnasing-rnasing rnasalah yang

dihadapi subjek, serta dilakukan analisa secara keseluruhan. Lalu

diinterpretasi untuk mernperoleh gambaran secara urnurn dan dibuat

ringkasannya. Sehingga memudahkan melihat gambaran hasil

penelitian dan perbedaan dari masing-rnasing subjek penelitian.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

BAB4

1PEMBAHASAN DAN ANAL1S1S !DAT A

Pada bab ini penuiis menjelaskan data dan hasil dari penelitian kualitatif. Dalam

penelitian kualitatif berisi tentang garnbaran urnurn responden, riwayat kasus,

analisa kasus, perbandingan antar kasus, dan data tarnbahan.

4. 1. Gambaran Umum Responden

Adapun pengarnbilan responden sebagai sampel penelitian kualitatif adalah

sebanyak tiga orang pernbina yang berada di pondok pesantn~n Darul Arqam

Garut. Terdiri dari dua orang laki-laki masing-masing berusia 28 tahun dan 40

tahun, dan satu orang perernpuan berusia 39 tahun yang telah dipilih

berdasarkan karakteristik subjek penelitian. Berdasarkan identitas responden

yang didapatkan, maka gambaran umum dari responden berdasarkan jenis

kelamin, pendidikan terakhir, usia, pekerjaan, suku bangsa, status, dan masa

kerja membina secara umum adalah sebagai berikut:

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

44

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden

Nama lnisial ES NH AY

Jenis Kelamin p L L

Pendidikan S1 S1 S1

Teralkhir

Usia 39Tahun 40Tahun 28Tahun

Pekerjaan Pembina I guru I Pembina I Guru I Pembina I Guru

pembina lrmawati Staff keuangan

Suku Bangsa Sunda Sunda Sunda

Status Menikah Menikah Single

Masakerja 12 12 2

Membina

4 . 2. Riwayat Kasus dan Analisa Kasus

Untuk analisa kasus, penulis menggunakan indikator berupa e1mpat dimensi pola

asuh dari Baumrind (dalam Boyd, 2006: 202) yaitu:

1. Kehangatan atau pengasuhan

2. Kejelasan dan konsistensi peraturan (kontrol)

3. Tingkat pengharapan (tuntutan)

4. Komunikasi

Berdasarkan empat dimensi pola asuh di atas, penulis mengkategorikan empat

tipe pola asuh. Keempat tipe pola asuh tersebut diambil tiga dari Baumrind

(dalam Boyd, 2006: 202), yaitu otoriter, demokratis, dan perm!sif. Satu dari

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Maccoby dan Martin (dalam Boyd, 2006: 202) yaitu tipe pola asuh tidak

melibatkan (Uninvolvecf).

45

Cara untuk mengetahui subyek termasuk ke dalam klasifikasi tipe pola asuh

tertentu, dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tipe Pola Asuh

Otoriter

Demokratis

Permisif Indulgent

Permisif Indifferent

Tabel 4.2

Kategori Pola Asuh

lndikator

Pengasuhan Kontrol Harapan

Rend ah Tinggi Tinggi

Tinggi Tinggi Tinggi

Tinggi Rendah Rendah

Rendah Rendah Rend ah

Komunikasi

Rendah

Tinggi

Rend ah

Rendah

Untuk mengukur tinggi rendahnya indikator, berdasarkan kepada karakteristik

masing-masing tipe pola asuh. Disebut kategori tinggi, apabila terdapat hal-hal

seperti; menunjukkan ekspresi kehangatan dan kasih sayang, menunjukkan rasa

bangga akan prestasi yang diperoleh oleh anak, berusaha mengontrol

kebebasan, inisiatif, dan tingkah laku anak, ada penekanan kepada anak untuk

mengoptimalkan semua kemampuan yang dimilikinya, serta memberikan alasan

yang jelas pada saat pemenuhan kebutuhan anak. Sedangkan yang disebut

kategori rendah, apabila terdapat hal-hal seperti; menghukum dan menuntut

tanpa adanya konfirmasi, menuntut secara berlebihan, tidak rnemberikan

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

peluang yang besar untuk bermusyawarah, tidak menetapkan batasan yang

tegas, tidak terlibat dalam kehidupan anak, dan sedikit kendali terhadap anak.

Berikut satu persatu hasil analisa kasus terhadap setiap subyE~k:

4. 2. 1. Kasus ES

Riwayat Kasus ES

46

ES adalah seorang wanita berkeluarga berusia 29 tahun kelahiran kota Kembang

Bandung yang besar bersama bibinya hingga SMA. ES diadopsi karena bibinya

tidak mempunyai anak, sehingga meminta kepada kedua orang tuanya agar

dapat merawatnya hingga besar. Anak sulung dari enam bersaudara ini memulai

pendidikan sekolah dasar hingga tiga sekolah karena seringnya berpindah

tempat. Sedangkan jenjang pendidikan kuliahnya, ES tempuh di salah satu

perguruan tinggi swasta di Solo yang mana mengantarkan dirinya kepada suami

yang diikutinya hingga saat ini. Wawancara dengan ES berlangsung dua kali

kareha keterbatasan waktu. Wawancara pertama dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 22 September 2007 pukul 10.50 hingga 11.30 WIB bertempat di ruang

mahkamah pondok pesahtren. Ketika proses wawancara berlangsung ES

memakai pakaian resmi yaitu seragam karena usai mengajar di kelas. ES

mengenakan baju berwarna cokelat, serta celana dan kerudung hitam.

Wawancara kedua dilaksanakan di tempat yang sama pada keesokan harinya

yaitu hari Minggu tanggal 23 September 2007 pukul 14.00 hingga 15.00 WIB.

Kali ini ES mengenakan baju dan kerudung berwarna kuning dan celana hitam.

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

47

Selama proses wawancara berlangsung ES tampak serius meimperhatikan setiap

pertanyaan yang diajukan oleh interviewer kepadanya. Hal ini terlihat dari alis

matanya yang sering meruncing. Namun secara keseluruhan ES tetap terlihat

santai dan senang diwawancarai, ES juga suka tertawa ketika membicarakan

hal-hal yang lucu. Dengan suara rendah dan intonasi yang terkadang naik turun,

ES dengan lugas menjawab setiap pertanyaan. Meskipun pada saat

diadakannya wawancara tidak terdapat kehadiran orang lain, !Jangguan sempat

terjadi ketika beberapa pembina lain sebanyak dua orang mernasuki ruangan

untuk mencari suatu barang yang tertinggal, sehingga wawarn::ara sempat

terhenti selama Hrna menit.

ES mulai membina sejak tahun 1994. Awai mula membina di pesantren ini

karena ikut suami yang telah 1ebih dulu bekerja di sini. Meskipun orang tua

asuhnya sempat keberatan karena akan merasa kesepian, tetapi mereka

mengerti yang harus diikuti adalah suami, akhimya diizinkan juga untuk bekerja

di pesantren dengan izin yang tidak dilakukan secara formal.

"Ortu ikut saja pada yang ngasuh karena dari awal seperti itu .. Meskipun sempat ada sedikit keberatan dari bapak yang mengasuh. Karena akan merasa kesepian. /bu sempat mfnta izin meskipun secara tidak resmi. Tetapi karena o/'$ng tua juga mengerti I paham yang harus diikuti adalah suami, akhimya tetap mengizinkan ibu untuk membina disini."

Bila dibandingkan dengan jurusan yang diambil ketika kuliah s:aat itu memang

tidak berhubungan dengan apa yang dikerjakannya sekarang. Apalagi ES

berasal dari keluarga yang berlatar belakang bukan dari lingkungan pondok

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

48

pesantren. Hanya yang menjadi pertimbangan adalah pelajaran-pelajaran agama

yang pemah dipelajarinya dari SD sampai kuliah. ES juga sernpat belajar dan

membaca pengetahuan seputar psikologi agama yang mungkin membantunya

dalam membina santriwati selama ini. Menurut apa yang dituturkannya tidak

pemah terbayang sebelumnya menjadi seorang pembina, kartma di jurusan yang

diambilnya di Universitas tersebut yang tergambar paling menjadi penyuluh,

pegawai di KUA atau di BKKBN. Karena yang tergambar padst saat kuliah adalah

melanjutkan studi saja. Alasan lain yang menguatkan ES untuk membina adalah

karena biaya kuliahnya adalah beasiswa dari sebuah organisasi kemasyarakatan

bemama Muhammadiyah. ES mendapatkan beasiswa tersebut karena lolos

seleksi mewakili Jawa Barat bersama seorang temannya dari lima orang yang

mendaftar. Program ini diadakan untuk menjadi pembinaan kader

Muhammadiyah. Dan pesantren yang ES diami saat ini berada dalam naungan

Muhammadiyah, sehingga ES berpikir sekaligus mengabdi saja.

"Masuk ke UMS itu beasiswa dari utusan masing-masing wilaJrah muhammadiyah. Setiap wilayah boteh mengirim berapa saja esat tutus seteksi. Dari jabar ada lima orang peserta yang tu/us dua orang ibu dan pa Ncep. Programnya untuk kader muhammadiyah. Yang tergambar ada/ah melanjutkan studi aja. Lapangan pekerjaan ushutudin adatah di tapangan itu sendiri. Seperti di KUA, BKKBN ataujadi penyutuh. Ga ada gambaran untukj;!ldi pembina"

Berdasarkan pengakuan ES menjadi pembina adalah keinginan dirinya sendiri.

Karena ES mempunyai pendapat apabila telah lulus kuliah tentunya harus cari

kerja, apa saja yang mampu akan dikerjakannya. Apalagi ES seorang wanita,

mau apa lagi, paling menikah dan lain-lain. Ternyata beberapa hari setelah

menikah ES ditawari oleh pimpinan untuk bekerja di pesantren menjadi pembina

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

49

santri perempuan. Baginya mengapa tidak untuk dilakukan, apalagi suarni juga

menganjurkan.

"Setelah lu/us tentunya cari kerja, apa saja yang kita mampu saya akan kerjakan, ketika menikah ditawari o/eh pimpinan untuk kerja disini. Ya kenapa tidak. Suami juga menganjurkan meskipun semua keputusan ada di tangan ibu. Sudah Ju/us kuliah mau apa? Ap.alagi wanita., paling menikah ... dll. Nikah Si:Jtelah tutus. Karena bapak sudah mengajar disini. Pak farid ada/ah kakak kelas ibu. empat hari nikah (19 Juni) /angsung siap siap buat ngajar di tahun ajaran baru bu/an juli."

ES mengaku belum pemah mengasuh sebelumnya, hanya saja ES memiliki

orang tua asuh yang mempunyai panti asuhan, mungkin pengalaman secara

tidak langsung. Karena pada saat itu ES masih berusia anak-anak atau masih di

SD, ketika telah SMP bapak sudah tidak lagi mengurusi panti asuhan tersebut.

Hanya ES suka bergaul dengan anak-anak di panti asuhan,

"Dari segi pengalaman orang tua ada. Pengasuh atau bapak ;mgkat ibu yang berada di jalan karapitan punya panti asuhan bernama taman harapan. Punya (pimpinan cabang) PC Lengkong. Bapak waktu itu berlugas disitu. Namun pada saat itu ibu masih usia SD (anak-anak) pada saat SMP udah imgga, hanya ibu bergau/ dengan mereka. n

Analisa Kaisus ES

Pola asuh menurut ES adalah membina atau membimbing anak-anak sesuai visi

dan rnisi pondok pesantren. Menjadikan anal< lebih baik. ES menyebutkan ada

dua macam pola asuh, satu pola asuh yang bersifat langsung, kedua pola asuh

tidak langsung. Yang dimaksud dengan pola asuh Jangsung adalah pembina

melakukan pembinaan langsung terhadap santri seperti di Darul Arqam (DA)

sebagaimana yang dilakukan orang tua di rumah. Karena harapan pondok

adalah pembina dapat mengganti peran orang tua santri di pondok pesantren.

Sedangkan pola asuh bertingkat pembina memiliki wakil-wakil dalam membina

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

50

santri, dalam hal ini kakak kelas mereka atau para senior yang telah lulus namun

belum meneruskan studi.

"Menurut ibu po/a asuh yaitu membina atau membimbing anak-anak sesuai visi dan misi pondok pesantren. Menjadikan anak lebih baik. Maccrm-macam po/a asuh yang ibu ketahui yaitu Pola asuh langsung dan bertingkat. Yang disebut Pola asuh /angsung yaitu pembina !angsung membina anak asuh (santri) seperti di Darul Arqam (DA). Pola asuh secara langsung, yang dilakul(an pembina terhadap anak asuhnya. Sebagaimana dilakukan orangtua di rumah. Pada mu/anya Kiai Miskun du/u berpegang teguh agar santri tidak diasuh o/eh kakak kelasnya. Tetapi o/eh pembina yang bertugas mengganti peran orang tua di pondok pesantren, pembina yang ditunjuk dan sampai sekarang tidak pemah berubah yaitu po/a asuh secara langsung, karena harapan pondok pembina dapat berperan sebagai pengganti orang tua. Sedangkan bertingkat arlinya pembina memiliki bawahan-bawahan, dalam ha/ ini kakak ke/as mereka atau para senior. Mereka/ah yang membina santri."

Dalam membina ES menganggap santri sebagai anak sendiri meskipun tetap

saja berbeda. Bila anak sendiri ES mengaku dapat bebas mernarahi dan tidak

ada beban terhadap siapapun atau apapun. Tetapi jika terhadap anak asuh rasa

sayangnya sama terhadap anak-anak yang lain, hanya dalam pemberian

hukumannya mesti mempertimbangkan banyak hal. Karena bukan anak kita

sendiri, sehingga bila nanti ketika dimarahi santri melapor kepada orang tuanya

bagaimana pertanggung jawabanya.

"Anak sendiri bebas ngemarah-marahin ga ada beban untuk clpa-apa. istilahnya milik kita sendiri jadi ka/au punya sa/ah dimarah-marahin juga ga apa-apa. Tapi kalau anak asuh kasih sayangnya sama ke anak-anak yang le1in. Tetapi dalam pemberian hukuman mesti memperlimbangkan banyak ha/ karena bukan anak kita sendiri, karena anak orang. Anak sendiri di ceprat-cepret lidak ada yang marah. Tapi kalau anak orang, nanti dia bilang sama orang tuanya bagaimana? Tapi ka/au kasih sayang sama."

ES mengaku waktu membina dalam waktu satu tahun tidaklah cukup, karena

rata-rata satu kelas santri yang dibina berjumlah 40 Orang. SEilama 24 jam sehari

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

51

hanya dapat membina santri sesuai dengan kemampuannya saja. Dalam

mempersiapkan pembinaan ES menyebutkan ada persiapan yang khusus,

karena setiap menghadapi tahun ajaran baru selalu diadakan rapat pembina satu

hari menjelang libur. Dalam rapat tersebut ditetapkan pembini:1-pembina yang

akan menangani kelas berapa saja di tahun ajaran baru. Jadi IES dapat

mempersiapkan dan merancang akan melakukan apa saja nainti, juga mencari

tahu latar belakang santri yang akan diasuhnya kemudian hari. Selain itu

sebagian besar santri sudah ES kenal, karena ES lebih banyak ditunjuk untuk

membina kelas-kelas besar. ES mengaku dalam menghadapi kelas besar bila

diajak curhat atau bicara, santri-santri dapat mengerti. Bila melanggar peraturan

tinggal ditanya balik saja apakah hal itu baik untuk dirinya atau tidak. Lain halnya

terhadap kelas kecil, harus banyak bicara dan memanjakan. ES mengaku

kesulitan jika ditunjuk untuk menangani kelas kecil karena dirinya merasa kurang

dapat bersabar.

''Tidak cukup. Rata-rata 40 orang ibu membina. Selama 24 jam bisa membina paling sekemampuan ibu saja. Biasanya ibu membina anak besar. Tidak pemah kelas 1 (satu) karena dari segi kesabaran ibu kurang. Kan harus banyak ngomong. Harus manjain kurang bisa. Ka/au ditunjuk ke/as besar tidak begitu kesulitan. Diajak curhat atau bicara mereka bisa nyambung, kalau melanggar tinggal dibalikan saja, bagus ga buat kamu. Ka/au di ke/as 2 (dua) dan 3(tiga) pemah membina cuma satu tahun. Ka/au anak kecil paling nangis, nah ibu kurang bisa sabar"

Bagi ES hal yang paling berpengaruh dalam pembinaan adalah perhatian yang

dilakukan oleh pembina kepada santri. Oleh karena itu pembina memiliki

peranan yang sangat berpengaruh terhadap pola asuh. Akan berbeda seorang

anak yang diasuh dengan cukup perhatian dengan anak yang dibiarkan saja.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

52

Dalam pengasuhan di Darul Arqam bila pembinanya acuh ata1J tidak

memperhatikan perkembangan anak didiknya, para santri akan membuat ulah

untuk diperhatikan. Pada dasamya santri suka dan senang diperhatikan atau

diasuh. Bila perhatian bisa maksimal maka pengaruhnya akani baik. Kalau

pengasuhannya tidak maksimal akan kurang baik. Selain itu faktor bawaan dari

rumah, faktor sosial cara santri bergaul dengan teman-temannya, dan

kemampuan anak untuk belajar disekolah merupakan hal-hal yang mesti

diperhatikan akan berpengaruh terhadap anak.

uTentu berbeda, ada anak yang diasuh dengan perhatian yani1 cukup dengan anak yang dibiarkan sa1a. Jangan jauh-jauh, coba saja lihat dalam keluarga. Beda anak yang ke/uarganya broken home dengan keluarga yang perhatiannya cukup atau baik baik.sama juga dengan po/a asuh di DA, kalau pembinanya acuh tidak memperhatikan perkembangan anak-anak didiknya/asuhnya. Mereka akan membuat ulah untuk pengen diperhatikan. Pada dasamya mereka pengen dilihat, senang diperhatikan atau diasuh. Yang paling berpengaruh adafah perhatian, kalau perhatian bisa maksimal maka pengaruhnya ,akan baik. Ka/au pengasuhannya tidak maksimal akan kurang baik. Dan faktor-faktor lain yang berpengaruh diantaranya faktor bawaan dari rumah, faktor sosial setelah mereka beradaptasidengan teman-temannya. Atau kemampuan anak· untuk bersekolah. Sekolah itu sendiri. Menghadapi masalah itu sendiri, dan masl'h banyak lagi ha/­ha/ yang berpengaruh."

" Pengasuhan

Terhadap santri yang rnenderita sakit ES akan rnelihat dulu kcmdisinya. Bila

hanya panas saja cukup dikompres, tetapi jika sampai mengaiami kejang-kejang

selama satu malam dan telah dibawa ke dokter pesantren, m21ka orang tua santri

tersebut dihubungi untuk dibawa pulang agar perawatannya le1bih intensif. Tugas­

tugas santri pun ditunda agar istirahat lebih dulu, bila kelihatan sudah agak baik

baru difanjutkan kembali. Sedangkan untuk santri yang sakitnya berhubungan

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

53

dengan mental sebisa mungkin diatasi oleh ES dengan hati-hati. Akan digali

permasalahannya sampai sejauh apa namun tidak tenalu dalam upaya yang

dilakukan pondok untuk mengatasinya. Sebagai contoh santri yang sudah

merasa tidak betah tinggal di pondok, ES akan memberikan perhatian lebih.

Tetapi hat tersebut tidak ditampakkan di depan teman-temannya yang lain,

seperti diajak ke rumah ES lalu diajak ngobrol. Jika ES sakit, tugas digantikan

oleh kepala sekolah, atau memanggil santri yang telah dianggap dewasa untuk

membimbing teman-temannya. Pada saat ES sakit ada perasaan pada dirinya

ingin dijenguk oleh santri namun tidak memaksakan kepada santri untuk datang.

"Bila santri sakit ibu dilihat saja dulu. Sakit ringan, sedang atau berat. Ka/au panas saja, dilongok dahu/u, dikompres, di/akukan sendiri sebisa mungkin, jika agak sedang dibawa ke dokter. Ka/au berat seperti kejang jam 1 ma/am (kolik) dan setelah diberi obat tetap saja, lalu dibawa ke rumah sakit (terus dibawa ke orang tuanya). Terhadap tugasnya dilihat dulu, jika ringan disuruh istirahat, kalau kelihatan udah agak baik si/ahkan dilakukan lag; tugasnya. Ka/au sakit mental ga terlalu dalam, ya sejauh mana dikoreknya, ka/au bisa diatasi ya diatasi. Contohnya ada anak yang ngerasa intimidasi anak yang lain. Ditangani setahun febih dengan ekstra hati-hati, afhamdulillah sekarang berubah sudah lebih baik. Apalagi mengasuh anak itu lagi. Sekarang dia menyadari kesalahannya bahwa hat itu tidak baik (sikapnya selama ini). Ada anak yang punya .keluhan hanya untuk diperhatikan saja"

Santri yang dibina oleh ES tidak terlihat tegang atau takut ketil<a ES mengontrol

ke asrama atau bertemu di jalan. Namun bila ada santri yang l:>erbuat tidak benar

akan malu dengan sendirinya. Karena berdasarkan pengakua11 ES, beliau ingin

membina hubungan yang harmonis, sehingga bila terjadi sesuatu ES akan

sebisa mungkin menyikapinya dengan tenang tidak dengan marah-marah.

Pertama ES akan mengajak santri untuk ngobrol, biasanya santri akan mengaku

lebih dulu sebelum ES menunjukan kesalahannya.

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

54

"Anak-anak waktu ketemu ibu, tidak tegang, tidak takut tapi malu sendiri bi/a ada santri yang berbuat yang tidak benar. Diajak ngobrol, merasa berdosa ya me/akukan ha/ itu. Tidak disikapi dengan marah. Ka/au dia punya salah, dia akan mengaku dutuan sebelum ibu menunjukan kesalahannya. /bu ingin membentuk hubungan yang harmonis sama anak. terkadang kita waktuny,9 marah ya marah. Ka/au susah diatur ya marah. Tapi sekalinya marah mereka p;rada takut"

Waktu-waktu yang digunakan ES untuk mengontrol anak-anak di asrama adalah

lima kali waktu shalat ditambah waktu-waktu berangkat ke kelas yaitu pagi, sore,

dan malam hari. Sekali waktu ES suka mengontrol ketika kegiatan belajar

mengajar berlangsung di kelas. Sedangkan pada hari libur atau hari Jum'at ES

mengaku hanya sesekali mengontrol ke asrama untul< me1iha1: sejauh apa

kedewasaan santri yang dibinanya. Selain itu karena anak-anak perlu waktu

istirahat

"ngontrol yang wajibya sehari lima kali (waktu shalat) ditambah waktu-waktu berangkat seko/ah pagi, sore, ma/am. (de/apan kali wajib) ka/ctu hari biasa. Suka ngontrol pas jam be/ajar, pu/ang ngajar jam 07.00 sampai jam 09.00 pagi tidak ke rumah ke asrama dulu."

Bagi santri yang terlambat bangun tidur ES akan memberikan toleransi bila

sehari sebelumnya sibuk karena ada kegiatan, sehingga men1iakibatkan santri

kecapaian. Meskipun begitu ES tetap menegaskan untuk ban1iun dan siap-siap

untuk shalat subuh. Setelah membangunkan ES akan langsung pergi ke

mushola untuk menghindari dirinya masbuk (shalat berjama'ah namun tertinggal

beberapa raka'at dari imam). Sehabis shalat baru ES kembali ke asrama untuk

mengontrbl santri apakah masih ada yang tidur atau tidak. Bila ada sl!lntri yang

melakukan kesalahan berulang kali ES akan memanggil orann tuanya. Hl:ll ini

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

55

dimaksudkan agar orang tua mengerti akan kelemahan anakniya sehingga ada

perhatian.

"Ngontrol mulai dari jam 04. 00 sebelum subuh, kalau yang kemarinnya sibuk mereka capek, suka masih ada yang tidur, bukan pada bangun. Ka/au keadaannya biasa-biasa saja, tenang gitu kadang suka mend1~patkan anak-anak yang suka shalat tahhajud, ngaji Al-qur'an, di/. Ka/au hari biasa ga da yang ke/ewat shalat subuh. Tapi kecuali hari Jum'at, kadang ngebangunin kadang ngga, soalnya libur. Cuma sesekali suka ngontrol juga. Nguji kemandirian mereka bisa atau ngga ya, banyak yang kesiangan. Kesiangan tahu karena tidak dibangunkan. Jadi kemandirian kurang. Tapi tidak semua, kaclang dibangunin, juga diberi peringatan. Jangan seperti itu /agi."

ES menyadari terhadap cara belajar santri kurang begitu men~gontrol. Bila di

kelas menjadi tanggung jawab wali kelas, sedangkan di asrama kesulitan karena

waktu yang padat. Meskipun begitu ES tidak melepaskan tanggung jawab,

caranya ketika ES mengajar di kelas dan di sela-sela waktu p(~fajaran kosong ES

memperhatikan anak, sehingga tetap mengetahui kondisi analk didiknya.

"Terhadap cara be/ajar santri sekarang kebetulan ada wali kelas, ya. Dibagi dua tugasnya. satu lagi wali kelas selain pembina. Jadi yang lebih ngontrol be/ajar ya mereka. Tapi ibu juga ga lepas begitu aja tanggungjawab. /bu juga kan sesekali ngajar. Jadi tahu juga kondisi si anak. Yang semangat belajamya kurang, kembang kempis atau lemah."

• Kontrol

ES akan menyikapi santri yang bertengkar, saling menyindir, atau bersengketa

dengan memanggil semua yang terlibat untuk didamaikan. Mereka disatukan

untuk dicari tahu permasalahannya. Kemudian diselesaikan d1~ngan jalan

musyawarah. Ditanyai semua pihak yang terkait, kemudian diluruskan duduk

perkaranya. Bila kejadiannya terulang sampai tiga kali baru dipanggil orang tua

yang bersangkutan.

"Secara fisik mungkin jarang terjadi perlengkaran. Cuma mun17kin berantem secara lisan. Silih sindir atau berupa ancaman. Untuk anak kelas besar jarang

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

56

atau bahkan tidak ada. Cara penanggulangannya kalau masa.lahnya saling sindir, atau paling juga sengketa, biasanya anak itu nge/uh. P13/ing dipanggil keduanya kemudian di islahkan, dikasih penjelasan, untuk kerukunan, iya se/esai gitu. Disatukan, diminta damai. Hanya permasalahannya dicari dulu, kemudian diluruskan bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan dengan cara musyawarah. Dengan saling mengerti dan memahami. Seperti yang dibilan£1 tadi ada yang mengulang terus menerus. Di catatan kasus saja banyak. ltu l'>e!jenjang satu kali diperingati, dua kali dinasihatin, tiga kali dipanggil orang tua."

ES tidak terlalu mengatur waktu bermain anak. Karena jadwal di pondok sudah

ada, paling santri memanfaatkan waktu-waktu istirahat saja. Bila terdapat jam

pelajaran kosong ES akan bertanya dulu kepada santri apakah ada tugas,

kemudian diajak berdiskusi. ES merasa mengobrol dengan santri adalah sebuah

keharusan, karena itu sebagai bentuk komunikasi dengan anak. Dengan

mengobrol itulah ES dapat mengetahui permasalahan santri.

"Waktu bermain di DA santri memakai waktu istirahat siang setiap hari mulai jam 12.00 sampai jam 15.00 dan harijum'at full untuk istirahat, untuk refreshing. Waktu kosong pas be/ajar sekolah digunakan santri untuk tidur, baca, badminton, olah raga (seadanya). /bu juga suka nanya ada tugas tidak, kalau tidak diajak ngobrol atau diskusi. Ka/au lagi mengajar tidak sempat, jadi anak-anak ke asrama."

Yang paling tegas ES lakukan adalah terhadap waktu shalat santri, dirinya akan

menggiring santri setiap waktu-waktu shalat wajib. Langsung ditegur bila masih

ada yang belum benar shalatnya, langsung diluruskan bila ada yang bergurau.

ES tidak dapat mentolerir bagi santri yang melalaikan shalat, hal itu adalah

kewajiban, sehingga tidak dianggap wajar bila ada yang lalai. Meskipun sakit

tetap harus dilaksanakan semampunya. Hanya bila ES dalam kondisi capek atau

kurang segar kadang suka terlewatkan hingga lupa memperhatikan santri.

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

"Pemah lupa tidak memperhatikan santri, ya .. kadang-kadang kalau lagi capek ya sekali-kali. Ka/au kefewat capek ya sukalah yang namanya kondisi badan kecapean yang kurang segar kadang terlewatkem"

• Harapan

Terhadap harapan dan cita-cita santri ES mengarahkan agar mencapainya

57

sesuai dengan kemampuan minat dan bakatnya. ES mengaku cara memotivasi

santri adalah dengan menekankan bahwa di Darul Arqam itu adalah untuk

belajar, punya tanggung jawab, sehingga setelah lulus bisa berhasil dan sukses.

ES benar-benar memberikan tuntutan kepada santri belajar dEmgan sungguh-

sungguh untuk memudahkan dia mendapatkan beasiswa ketika lulus. Karena

kuliah dengan beasiswa adalah keuntungan tersendiri, jika bukan santri yang

mengupayakannya siapa lagi.

"Terhadap harapan dan cita-cita ibu mengarahkan sesuai dengan kemampuan minat dan bakatnya santri sendiri, ibu selalu memotivasi kepada mereka bahwa disini untuk be/ajar. Punya tanggung jawab dan sebagainya. Sehingga harapannya setelah tu/us sukses dan berhasi/."

Bila ES menyuruh atau meminta tolong hal pribadi kepada santri akan

dilakukannya secara langsung, hanya jarang terjadi. Sedangkan menyuruh santri

untuk beres-beres, membersihkan asrama dan lingkungannya ES memberikan

kontrol yang cukup. Meskipun tidak diabsen tetap ES pantau, sehingga bila

ketahuan ada yang malas atau tidak bekerja akan ditegur atau dipanggil.

" ... mm .. h ga sih kayaknya cuman minta tolong "neng tolong de>ng ambilin kunci. Ka!au nyuruh bersih-bersih (.11adzofah) hat itu sudah dijadwal. Ka/au ada yang tidak kerja atau ma/as, dipanggil aja. Dia juga tidak pemah m~1cam-macam, "ya bu mau", Tapi maunya itu kadang belok kemana dulu. Tapi te1'ap dipantau, tidak hanya sekedar menyuruh dan terserah mau diketjakan atau tidak. "

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

58

Terhadap santri yang kurang terhadap prestasi belajar ES akan memberikan

bimbingan, lalu mencari kelebihan yang ia punya dan memberikan kesempatan

untuk mengembangkannya. ES juga memberikan motivasi kepada santri yang

kurang untuk mengejar prestasi semampunya, karena asalkan ia rajin siapapun

bisa. Oleh karena itu psychotest yang diberikan BK kepada santri sangat

membantu ES dalam melihat kekurangan dan kelebihan santri secara spesifik.

Sedangkan terhadap santri yang berprestasi ES tidak perlu melakukan apa-apa

lagi karena sudah bisa berkembang sendiri, malah kalau bisa membantu

temannya yang lain. Hanya berdasarkan pengakuan ES mereka yang

berprestasi akan mendapatkan penghargaan langsung dari pondok.

"Terhadap yang kurang kita tetap memberikan bimbingan. Setiap anak ada kekurangan dan ke/ebihan. Kita cari kelebihan anak itu, mung,f<in di bidang o/ah raga atau keterampilan, pada ha/ tersebut kita memberikan ke,sempatan itu. Terhadap anak yang sudah bisa tidak dapat perlakuan yang istimewa, justru karena yang berprestasi kita justru tidak perfu memperlakukan apa-apa /agi, ya dia sudah berkembang sendiri, hanya diharapkan dapat meml)antu temannya yang lain."

Terhadap cara berbusana santri ES menyebutkan sudah ada aturan yang baku.

Bila ada yang melanggar akan dipangil, lalu ditanya mengapa sampai melanggar

dan diserahkan ke mahkamah untuk ditindaklanjuti. ES mengakui jenis hukuman

yang diterima santri saat ini lebih ke aran yang mendidik seperti menghapal Al-

Qur'an.

"Terhadap cara berbusana sekarang kita sudah punya peraturan yang baku tentang berbusana. Secara seragam kafau ada anak yang mefanggar dipanggil .. ditanya kenapa melanggar dan fain sebagainya ada saja yang metanggar, kalau melanggar diserahkan ke mahkamah. Satu kali dikasih peringatan, dua kali masih peringatan ditambah hukuman berupa ayat Al-Qur'an, tiga kali kelipatan 10"

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

59

Bila ES melakukan kesalahan terhadap santri akan mengakuinya lalu meminta

maaf. Hal itu tidak akan membuatnya turun wibawa apalagi m1:mjaga gengsi. ES

siap untuk dikritik oleh santri bila memang salah, bahkan membebaskan santri

untuk mengutarakan keberatannya.

"kalau ibu sih siap saja dikritik sama santri, bahkan bebas-bebas /ah bagi anak kalau misalkan ibu salah. Misalnya, ada permasafahan pada ,;1nak, kemudian ibu marah, setelah diungkapkan alasannya temyata ibu yang salah. Ya ibu minta maaf. /bu tidakjaga gengsi atau turun wibawa. Ka/au meman~1 ibu salah ya ibu mengakui. Tidak ada manusia yang sempuma. Kadang-kadang manusia juga suka sa/ah."

• Komunikasi

Cara berkomunikasi ES terhadap santri mengenai pembinaan yang akan

dilakukannya yaitu dengan memberi tahu dulu di kelas di awal tahun pengajaran.

ES memberikan arahan-arahan dengan menjelaskan seperti apa gambaran

dirinya. Harapannya agar santri mengerti, memahami bahwa clirinya sudah

sepantasnya bertindak dewasa, mempunyai tanggung jawab pribadi, sehingga

dapat melakukan sesuatu dengan kesadarannya sendiri.

"Pemah buat kontrak tapi dalam waktu be/ajar santri, contoh yang datang terlambat terus masuk kelas. Seperti tahun ini (semester ini) ibu ke anak-anak kelas 2 (dua) dan 3 (tiga). "Pokoknyajika kalian tidak punya b11ku catatan, sering bolos sekolah, ibu akan akan melaporkan pembina. Dan bi/a t•9tap begitu juga ibu akan minta orang tua ka/ian yang datang". Kalt!IU kontrak ketj& dengan santri tentang pengasuhan, be/um ya, be/um pemah kalau ke pengasuhan. Karena kalau ke pengasuhan istilahnya hanya lebih ke membimbing dan memotivasi santri saja. Ka/au kontrak ketja seperti ini be/um pemah dilakukan"

Bila selesai belajar di kelas ES mengharapkan santri untuk mEmgerjakan yang

wajibnya terlebih dahulu. ES mengharapkan santri dapat men!;;iusahakan dirinya

menempatkan waktu, bila seusai sekolah harus siap-siap shalat berjamaah maka

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

60

harus dilakukannya. Namun ES suka memberikan toleransi istirahat bila memang

santri merasa kelelahan sebelum akhirnya pergi ke mushola.

"Sele/ah be/ajar dike/as, seusai be/ajar di sekolah kewajibannJra kan ada shalat berjamaah, santri diusahakan harus bisa menempatkan waktunya. Nanti kalau setelah sha/at baru bisa istirahat dan makan. Kerjakan dulu yeing wajibnya."

ES memberikan kebebasan kepada santri untuk mengatur kasur, lemari dan

semua yang ada di asrama. Cuma bila terlihat tidak enak dilihat. sumpek, susah

bersih-bersih ES selalu memberi saran yang bagus seperti apa. Hal itu karena

santri yang menempati asrama, berarti santri yang lebih tahu E~naknya seperti

apa. Mungkin juga santri menginginkan perubahan, suasana baru yang lebih

segar, bagi ES hal itu diserahkan kepada santri.

"Yang mengatur lemari dan kasur kebanyakan sih anak-anak, cuma kalau kelihatannya sumpek banget, ga enak dilihat, kadang ibu suka beri saran juga, gini /ah. Susah bersih-bersih, ga enak coba diganti suasanannya yang /ebih baru, yang lebih enak buat mereka sendiri. Terserah mereka maunya seperti apa."

T erhadap kegiatan ekstrakulikuler ES selalu mendukung kegiatan yang santri

lakukan asalkan tidak mengganggu waktu belajar di kelas. Hal itu karena ES

merupakan pembina IRM (OSIS di pesantren), sehingga sesekali suka ikut

mempersiapkan juga. Begitupun untuk lomba·lomba yang diadakan di luar

pondok. Bahkan bila ES ditunjuk sebagai pembinanya akan .ikut mengantar santri

yang berlomba. Oleh karena itu harapan agar santri berprestasi sangat besar.

Santri dituntut agar berprestasi sebaik mungkin, tidak dibiarkan saja, karena ES

merasa sayang sudah tanggung ikut bertanding berarti harus l:>erprestasi.

''Terhadap l<egiatan ekstra ya sesekali /ah suka ngobrol juga, ;3palagi tugas ibu memang disini. Jadi ya dobe!. Sekali waktu suka ikut mempen~iapkan juga kan, mulai dari segala macem seperti proposal ibu yang periksa, jadi ya .. gimana. !bu

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

61

mendukung ya .. selama kegiatan itu tidak mengganggu waktu belajamya selama kegiatan itu bagus ya kita dukung. Seperti waktu kemarin ada kegiatan, tidak sampai tuntas acaranya kena waktu be/ajar. Tapi kata ibu "Usahakan selesaikan dulu". Waktu adzan juga kadang belum beres acranya. Acara tinggal dikit lagi dan beres-beres nya. Kadang ada anak yang tidak masuk ke/as sore harinya setelah kegiatan itu."

Untuk memudahkan melihat analisa pada kasus ES dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.3

Analisa Kasus ES

Aspek-Aspek Pola Asuh Di Pondck Pcs::mtr:m lndik"'·~p I UW• 1

A.Pengasuhan 1. Menghadapi santri yang mengalami sakit

- Tindakan pertama x - Cara perawatannya -2. Menghadapi santri yang

mengalami kesulitan - Penanganannya x 3. Menghadapi santri yang

mengalami kecelakaan - Dalam suatu kegiatan x

(bermain, olah raga, training, dll)

- Tindakan pertama x - Cara perawatannya -4. Harapan kepada santri -

ketika pembina sakit 5. Sikap saat mengontrol x

keadaan santri di asrama

B. Kontrol 1. Menghadapi santri yang terlambat

- Bangun kesiangan x - Masuk kelas -- Melakukannya berulang x

kali -

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

62

2. Mengatur cara belajar santri

3. Menghadapi santri yang berkelahi

- penanggulangannya x 4. Mengatur waktu bermain -

santri 5. Cara mendidik santri shalat x

C. Harapan 1. Mengenai prestasi belajar - Nilai-nilai ujian santri x - Penanganan bagi santri x

yang prestasinya kurang baik

- Santri berprestasi -2. Menuntut harapan dan cita- x

cita santri 3. Memberikan perintah -

kepada santri 4. Mengatur cara berbusana -5. Melakukan kesalahan x

kepada santri

D. Komunikasi 1. Mengobrol dengan santri x 2. Membuat kesepakatan x

dengan santri 3. Harapan seusai santri x

belajar di kelas 4. Mengatur tata letak kasur -

atau lemari di asrama 5. Mengatur kegiatan yang

diikuti santri - seperti olah raga, x

ekstrakulikuler, lomba, dll. - kerja bakti -

Keterangan; x: Tmgg1 -: Rendah

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

4. 2. 2. Kasus NH

Riwayat Kasus NH

63

NH adalah seorang pria berurnah tangga rnerniliki seorang istri dan ernpat orang

anak. Anak ke dua dari tiga bersaudara ini lahir 40 tahun yang lalu. NH rnernulai

pendidikan dasar di SD Muhamrnadiyah 1 LIO, lalu rnelanjutkan SMP dan SMA

di Pondok Darul Arqarn Muharnrnadiyah Garut. Pendidikan terakhir NH adalah

sarjana S1 di UMS Solo Jurusan Muarnalah Jinayah Fakultas Hukurn.

Wawancara dengan NH berlangsung dua kali karena waktu yang padat bagi

responden. Wawancara pertarna dilakukan pada hari Jurn'at tanggal 5 Oktober

2007 pukul 10.00 s.d 11.45 berternpat di ruang kantor ponpes .. Pada saat proses

wawancara berlangsung NH rnengenakan kaos berkerah. BelYl!arna putih, celana

kain, dan sendal kulit. Wawancara kedua dilaksanakan pada hari yang sama

pukul 13.30 s.d 15.10 di kediarnan beliau di komplek pembina ponpes. Selarna

proses wawancara berlangsung NH bersikap baik terhadap interview. Hal ini

tarnpak dari antusiasrne yang di perlihatkan responden. Secara keseluruhan NH

cukup responsif terhadap setiap pertanyaan yang diajukan. Catatan khusus bagi

NH adalah sering rnembolak-balikan koran yang berada di hadapannya dan

rnelihat kanan kiri seolah-olah menunjukan kurang percaya diri atau kurang

fokus. Ketika rnenjawab NH bersuara datar dan lurus dengan sikap suka

bergoyang-goyang. Gangguan yang terjadi selama proses wawancara tidak

banyak, hanya cukup rnengganggu, seperti ada telepon berdering, diminta

rnelakukan sesuatu oleh salah satu staff pondok, anaknya yang sering bolak-

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

64

batik, bermain, dan menangis. Hal ini sempat menghentikan proses wawancara

beberapa saat saja.

NH mulai bekerja di Darul Arqam sejak tahun 1993. Pada saat itu pondok

membutuhkan pembina yang dapat mendampingi pembina yang lebih dahulu

bekerja di DA Selain itu karena komitmen NH saat menjadi santri terhadap Kiai

.Miskun, Alm (Pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam saat itu) untuk

mengembangkan pesantren. Hal yang juga menguatkan dalam pengambilan

keputusan menjadi pembina adalah pengabdian kepada Muhammadiyah yang

memberikan beasiswa pendidikan. NH mengakui cita-cita awal sebenamya ingin

mengambil jurusan Farmasi, menjadi analis karena ketika di pesantren guru

Kimia adalah favoritnya. Tetapi karena tidak lulus di Farmasi dan terlanjur tidak

enak sudah sekolah gratis di DA akhimya melanjutkan di Pondok Sobroni sambil

kuliah di UMS. Pondok Sobroni adalah sekolah pengkaderan yang

mahasiswanya dipersiapkan menjadi kader Muhammadiyah. NH juga

menyebutkan ingin meneruskan apa yang dilakukan pendahulunya, yaitu

kakeknya sendiri yang merupakan kader Muhammadiyah. Dengan menjadi

pembina di DA NH berarti melakukan perjuangan di Muhammadiyah juga.

"Pertama jadi pembina meminta izin sama Ortu pasti, tentu karena kita lulusan DA sudah komitmen terhadap pa Kiai Miskun persisnya di DA untuk mengembangkan DA. Sekarang ya sudah di DA saja, meskipun bukan tempat mencari uang. Oulu waktu di DA inginnya masuk farmasi jadi analis, awalnya UMS hanya pilihan kedua. Namun karena tidal< tutus di farma~:i dan juga sudah kandung tidak enak karena sekolah tidak bayar, ya sudah dilanjutkan di Sobron. Perla ma sekolah pengkaderan sekolah yang dipersiapkan untuk jadi kader Muhammadiyah. Karena dulu kakek adalah kader Muhammadiyah. Ya sudah bapak me/anjutkan apa yang sudah pendahulu lakukan, berjucmg di Muhammadiyahn

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

65

Berdasarkan pengakuan NH menjadi pembina adalah pekerjaan yang

menyenangkan, hal ini karena NH sempat mempunyai pengalaman membina di

Pondok Sobroni selama 3 tahun. Membina mahasiswa dari berbagai daerah dan

wilayah. Sehingga ketika membina santri pondok pesantren sudah terbiasa.

Hanya NH merasa lebih cocok membina kelas-kelas besar atau santri yang akan

menghadapi ujian naik tingkat seperti kelas 3 SMP atau 3 SMA.

" .. .jadi cukup menyenangi menjadi pembina, tidak djadikan sebuah tekanan menjadi pembina itu. Karena sudah punya konsep dari sana, ketika kita membina di Sobron. Sebelum di DA, pemah ngasuh di Pondok Hajjah Nuriyah Sobron. Jadi pondok itu ada/ah proyek UMS. Dulu Pa Jazman,Alm punya ide untuk mempunyai kader pada tingkat mahasiswa (Perguruan Tinggi)."

Berdasarkan pengakuan NH menjadi pembina ada1ah keinginan dirinya sendiri

karena pengalaman membina di Pondok Sobroni jadi ingin membina. Karena

terbiasa membina mahasiswa NH lebih menginginkan membina kelas-kelas

besar seperti kelas 4 (empat), 5 (lima) dan 6 (enam). Hal ini dikarenakan bila

membina kelas kecil dirasa kurang berkembang dan sistem yang diterapkannya

berupa doktrin-doktrin terhadap anak. Motivasi kuat yang melandasi NH menjadi

pembina adalah karena ingin mengabdi, berjuang mengembangkan

Muhammadiyah. Jadi kesimpulannya agar ada penerus atau kader yang

meneruskan agama kita, organisasi kita sehingga siap menghadapi tantangan di

masa depan. Memperkuat barisan untuk menciptakan pondasi yang kokoh.

"Menjadi pembina itu keinginan sendiri karena ada pengalaman membina di pondok sobroni jadi pengen membina. Tetapi inginnya membina tidak kelas yang kecil-kecil, soalnya tidak akan berkembang juga. Ka/au yang kecil kan sistemnya doktrin, akhirnya setelah negosiasi sama pak /yet disimpan di kelas 6. Waktu kita kuliah diajarkan bahwa nanti bagaimana seandainya kita tidak mendidik kader untuk meneruskan agama kita, organisasi kit~1, akhimya kan

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

kalau tahun sekian, tahun sekian, bagaimana kalau adanya pasar bebas, modemisasi, globafisasi. Sedangkan kita tidak punya pondasi yang kuat. n

Analisa Kasus NH

66

Pola asuh menurut NH adalah bagaimana cara mengasuh anak, supaya anak itu

senantiasa hidup sesuai aturan yang ada. Jadi pola asuh yan{J dimaksud bisa

juga membimbing dan memberi arahan kepada santri berdasa1rkan aturan yang

ada. NH mengungkapkan tidak begitu mengetahui macam-macam pola asuh

hanya mungkin secara teknik, atau cara menghadapi berbagai macam

kepribadian santri beliau mengetahuinya. NH menyakini akan pentingnya pola

asuh dilakukan agar dalam membimbing anak dapat lebih terarah. Konsep pola

asuh harus tetap ada meskipun hanya berdasarkan pengalaman saja.

"Yang dimaksud dengan pola asuh yaitu bagaimana cara mengasuh anak, supaya anak itu senantiasa hidup sesuai aturan yang ada, jadi mengarahkan, membimbing, memberikan arahan sehingga berdasarkan aturan yang ada, sedangkan mengenai macam-macam po/a asuh yang bapak ketahui palingjuga tekniknya, cara menghadapi anu .. anu ... seperti anu .. anu .. "

NH menuturkan dalam membina santri terkadang seperti men1~hadapi anak-

anak, dan kadang-kadang menghadapi teman. Seperti menghadapi anak-anak

karena ada manjanya, tetapi tidak dianggap macam-macam dan tetap disikapi.

Sedangkan dianggap teman karena bersikap dewasa, sehinQt1a pola pikirnya

juga dewasa.

"Santti pemah bapak anggap sebagai anak sendiri, pemah ada bagaimana ya, udah mah jauh dari orang tuanya, mereka dititipkan. Pada prinsipnya ketika dalam binaan pada hakikatnya sebagai anak sendiri, walaupun tidak 100%. Karena bagaimanapun kan hubungan darah itu berbeda .. kad19ng-kadang kita menganggap kita punya tanggung jawab kalau ada anak saya yang kena ini

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

maka saya hams terjun, misafkan anak saya kecefakaan, atau anak saya sakit kita mesti tanggung jawab kafau ada disini."

67

NH mengaku dalam menghadapi ajaran baru tidak ada persiapan khusus apalagi

jika NH membina kelas yang sama dengan tahun sebelumnya. Seperti tahun lalu

membina kelas 6 (enam), tahun ini membina kelas 6 (enam) lagi, meskipun anak

yang diasuh tampaknya tidak bermasalah. NH hanya menerapkan apa yang

dibina kemarin dengan sisi baik yang dipertahankan dan sisi kurang baik yang

dibuang. Kecuali bila harus membina kelas lain di tahun berikutnya. NH

menyebutkan hal itu tidak bisa disamakan, karena setiap kelas berbeda. Bila

terjadi seperti itu harus dikonsep lagi, dengan cara menanyakan terlebih dahulu

kepada pembina yang menangani sebelumnya.

"Karena kita sebefumnya di kefas 6 (enam)sekarang dike/as fi (enam) fagi. /tu tampaknya fidak bennasafah, menerapkan apa yang dibina kemarin, sisi baiknya kita pertahankan, sisi jefeknya kita buang. Lain hafnya kalau kita diminta membina kefas 3 (tiga), nah itu fa/u kita betfikir fagi untuk menanganinya tidak bisa disamakan ketika kita menangani kelas 6 (enam) jadi mesti dikonsep lagi, kita buat lagi programnya. Otomatis kita bertanya dulu, dengan pembina yang menangani sebelumnya."

Bagi NH ada dua hal yang berpengaruh dalam pengasuhan, yang pertama

adalah bakat, dan kedua adalah lingkungan. Bakat adalah pembawaan seorang

anak yang memang sudah ada ketika anak masuk ke Darul Arqam. Sedangkan

lingkungan adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan (asrama, jarak yang

cukup dekat ke pusat kota) terhadap anak. Sehingga ada dua pihak yang

mempengaruhi perkembangan anak. Yang pertama dari struktural seperti

pimpinan dan jajaran staf pondok agar bisa dijadikan contoh atau suri tauladan.

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

68

Kedua adalah pembina yang masuk secara langsung kepada santri. Diantara

kedua pihak tersebut pembinalah yang sangat berperan men~1hadapi pola asuh.

Karena pembina harus jeli melihat pengaruh-pengaruh kejiwaan bagi santri dan

bakat yang dimiliki anak sedini mungkin.

"Hal-ha/ yang berpengaruh terhadap pengasuhan adalah bahwa manusia dibentuk o/eh dua ha/ ya11u bakat dan fingkungan. Lingkungan ada/ah bagaimana kita mengkondisikan /ingkungan, Darul Arqam kan dekat dengan pusat kota. Jadi kalau sering dibiarkan keluar atau mudah dibebaskan ke kota akan sulit untuk menetralisasinya. Yang kedua bakat, jadi ada anak yang dari sananya sudah masuk kesini punya pembawaan yang kurang baik, seperti ada kebiasaan­kebiasaan yang suka dimanjakan oleh orang tuanya, sementara disini tidak, akhimya ken memberontak."

• Pengasuhan

NH akan bertanya dulu kepada santri yang sakit, sudah ke baiai pengobatan

(BP} untuk diperiksa, sudah minum obat atau belum. NH akan meminta kepada

santri lainnya untuk mengantar atau menemani temannya yang sakit ke BP.

Apalagi saat ini sudah ada dana kesehatan jadi lebih mudah dalam menangani

santri yang sakit karena tidak bayar. Terhadap tugas-tugas yang sedang santri

kerjakan NH menganjurkan untuk ditunda dulu, bila ada ujian bisa susulan. Bila

kondisinya sangat berat seperti terkena tifus atau penyakit menular, disarankan

dibawa pulang ke rumah. Karena kondisi di pesantren yang kurang

memungkinkan untuk perawatan intensif, sebaliknya di rumah ada orang tua

yang lebih memperhatikan. Sedangkan NH mengakui bila dirinya sakit, secara

alami ingin anak-anak asuhnya mengerti bapaknya sakit. Tapi tetap suka

memaksakan diri ke asrama, khawatir ada anak yang kurang i1ehat atau ada

masalah.

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

69

"kafau anak sakit ditanya dufu, sudah ke BP befum untuk diperiksa, sudah minum obat be/um, /agi pu/a sekarang kan ada dana kesehatan di BP itu, jadi tidak bayar, anal< membayar Rp 60.000 per tahun. Terus ditanya sudah sehat be/um. Ada seorang yang diminta totong untuk mengantar atau menemaninya ke BP. Sekarang kan ada beberapa orang yang kena penyakit harus terus menerus minum obat, tidak bofeh keluar ya diingatkan. Ka/au ada ulangan atau ujian bisa susu/an tetapi, kalau mendingan atau sakitnya "bisa masuk kE1/as melaksanakan tugasnya" ya kita sarankan itu. Ka/au yang parah seperti tifus atau penyakit menular ya di sarankan dibawa pulang ke rumah. Soa/nya kondisi disini kurang memungkinkan atau tidak kundusif. Ka/au di rumah kan ada yang memperflatikan lebih."

Bila terdapat anak yang masih sulit beradaptasi langkah pertama yang NH

lakukan adalah mengamankannya. Memisahkannya dengan anak yang lain,

kemudian mengambil seseorang untuk menemaninya, membimbingnya sambil

terus diawasi. Hal ini untuk menghindari terjadinya korban apabila tetap

dipaksakan menyatu di asrama yang tidak dapat menerimanya.

" ... bahkan ada anak yang dikucilkan, kita sangat hati-hati dalam menangani ha/ seperti ini, yang satu ini kita /ihat kamar ini, kamar ini tidak ada yang menerima, daripada dipaksakan ma/ah ada korban, akhirnya kita pisahkan dan mengambil satu orang untuk menemaninya, membimbing dia tapi diawasi tidak /epas, kita juga selalu tanya atau berkomunikasi sama temannya itu, bagaimana sekarang keadaan anak itu, kayak gini .. dan kita juga sela/u berkomunikasi dengan orang itu (anak yang dikucifkan) secara langsung. Tapi pada akhimya ya susah juga, soa/nya dimana-mana bersama, makan bersama, ketemu anak-anak lagi, di seko/ah juga, akhimya ya bisa juga beradaptasi. Ya yang pert.ama di amankan dulu."

Bila ada santri yang terjatuh ketika olah raga atau bermain, tindakan yang NH

lakukan adalah membawanya ke pengobatan alternatif, dan bila terlampau parah

akan dirawat di rumah. Terhadap santri yang melakukan hal teirsebut berulang

kali NH memaklumi, apalagi ketika yang dilakukannya adalah hobinya tidak

menjadi soal. NH juga mempunyai perkiraan, tidak begitu mengkhawatirkan bagi

anak-anak di kelas besar.

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

70

" .. terhadap anak yang kecelakaan atau jatuh,biasanya kalau ;;1da yang sakit terjatuh atau kesaleo dibawa ke tempat pengobatan khusus, Ice Wanaraja (pa Adin), khususnya sekarang yang sering main basket. Disana di urut, bawa mobil. Ka/au parah ya dipulangkan, kadang-kadang ga kapok, main rieui jatuh deui. Ya namanya juga hobi susah ya, waktu di Praktek Kerja Lapangan (PKL) ada yang bilang lalaki mah entong kapokan, lamun geus labuh terus keun deui weh labuhna. Tapi biasa/ah sebatas hoby, tidakjadi soal, kitajuga punya perkiraan, untuk kelas besar tidak terlalu khawatir."

Dalam sehari NH mengontrol empat sampai lima kali sehari, tt~patnya ketika

waktu-waktu shalat wajib tiba. NH mengakui keadaan di asrama waktu

menggiring ada saja anak yang masih kaget. Namun pada prinsipnya anak-anak

jika diajak itu mau, apalagi diabsen. Anak-anak juga senang diperhatikan, ingin

disapa, dan ditanya. Sekalipun ada ketegangan NH merasa dialah yang harus

mengerti lebih dulu, paling dilaporkannya ke mahkamah untuk ditindaklanjuti.

" .. yang pasti waktu-waktu shalat empat sampai lima ka/i sehati, waktu bapak ngontrol ke asrama keadaanya ada yang masih kaget garabag gurubug, kadang­kadang kumaha kitu /ah pas mau dzuhur setelah pu/ang sekolah, ngago/er, reup .. terus dibangunkeun. Tapi pada prinsipnya anak-anak kalau diajak itu mau, apalagi ka/au di absen.

• Kontrol

Bila ada santri yang bangun kesiangan dan sudah beberapa kali dibangunkan

masih susah NH akan dipukul perlahan. Tapi bila santri kesiangan karena tidak

dibangunkan olehnya akan ditanya dulu, dilihat alasannya masuk akal atau tidak.

Hal ini sama halnya ketika santri terlambat datang ke pondok. Bila alasannya

tidak diterima NH meminta agar orang tuanya menghubungi NH.

"kalau sudah beberapa kali dibangunkan masih susah ya di Cf.tpret, tapi kalau kesiangan karena tidak dibangunkan paling ya ditanya gitu, yang jelas /ah "kenapa kamu terlambat?" seperti juga jika terlambat datang ke pondok, bila alasannya bisa diterima it's OK, tapi kalau tidak, diminta menghubungi orang tuanya, terus orang tuanya nelepon ke bapak."

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

71

Terhadap cara belajar santri berdasarkan pengalarnan NH adalah hanya jika ada

ulangan atau ujian, NH akan bertanya kepada santri apakah sudah menghapal

atau belum. Sekalipun belurn belajar tidak rnenuntut untuk menghapal saat itu

juga, semuanya diserahkan kepada rnasing-rnasing individu. Bila ketahuan ada

santri yang hasil ujiannya kurang baik NH akan bertanya kepada yang

bersangkutan. Kernudian NH menghubungkan dengan Pengembangan Minat

dan Bakat (PMDK), bila nilai seperti itu rnasuk raport akan sulit diterima oleh

perguruan tinggi. NH tidak rnenuntut terlalu keras, karena dirasa berat oleh

santri.

"ini mah penga/amannya karena dike/as anu besar jadi pengontro/annya.yang perlama adalah sama anak-anak apakah ada ulangan, talaran, atau apa ada yang diapafin kita nanya sudah menghapal atau be/um, kalau sudah ya bagus, kalau be/um ya menghapal, tetapi tidak harus ayo .. sekarang menghapal sekarang! Diserahkan kepada masing-masing, tapi pengawasannya semacam itu. ketika ada yang kelihatan hasilnya kurang ya ditanya, kenc3pa hasil u/angannya seperli ini? kurang menghapal ya?anu .. anu .. akhirnya ya kita balikan, ya inilah hasilnya jika kita kurang menghapal, dihubungkan dengan nilai itu. Ka/au nilai segini masuk raporl dan kamu mau PMDK itu sulit, itu dihubungkan terus jadi dituntut intina teh. Tapi ka/au dituntut terfa/u keras ki~las 6 mah engap."

Menghadapi santri yang main hakim sendiri NH akan rnengambil tindakan yang

tegas karena pada prinsipnya ha1 tersebut tidak dibenarkan. NH rnenuturkan bila

mendapatkan perilaku santri yang berrnasalah dengan ternannya sendiri harus

melalui jalur yang ada. Yaitu, melaporkan kepada pembina, seihingga pembina

lah yang akan menindaklanjuti. NH mengaku bagi santri di kelas besar mungkin

tidak terjadi lagi pertengkaran, hanya paling menghakimi sendiri bila ada yang

mencuri. Bila hal ini terjadi NH mengumpulkan semua pihak yang terkait untuk

dimintai keterangan lalu melaporkannya kepada orang tua.

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

72

____________ , ______ '"""""

"yang menghakimi seperti terhadap yang mencuri ada, anu teu ngaku dipukul. Akhimya kita, berurusan dengan orang tua keduanya juga anak-anaknya. Caranya kita kumputkan semua korban den pelaku. Setelah se/esai baru ke orang tuanya. Alhamduli//ah mengerti soatnya katau tidak mengerti susah. Paling sama yang berwajib, itu juga awatnya tidak ketahuan juga, tapi karena ada bekasnya. Tahun yang lalu masih saja terjadi ha/ seperti itu."

NH akan memberikan waktu kepada santri untuk bermain asalkan tidak

mengganggu aktifitas yang ada, tidak berlebihan, dan hanya untuk refreshing.

NH menganggap santri membutuhkan penyegaran dengan bermain, karena

serius terus bagi santri akan terasa kurang baik. NH menyarankan bila ingin

bermain siang hari karena waktu yang cukup lama, namun tidak semuanya

dipakai bermain, santri juga harus bisa menggunakannya untuk istirahat jadi

seimbang.

"selama ha/ itu tidak mengganggu aktifitas yang ada, tidak ap11-apa, dikasih waktu /ah, asal tidak betebihan. Lagi pula serius terus kan tidak baik. Ya lumayan /ah mereka itu main basket ke pengko/an, main komputer, kadang main PS 2, intinya yang pertama untuk refreshing. Asa/kan tidak ganggu be/ajar atau ke_giatan yang normal tidak ketagihan atau sebatas main begilu mah tidak apa­apa. Tapi kalau sudah diluar itu mah sebenamya lingkungann,va yang kurang baik"

Mengenai waktu-waktu sh1;1lat NH menuturkan bahwa hal itu adalah sebuah

keharusan. Bahkan sanksi yang diterima santri akan keras bila terbukti lalai.

Demikian juga terhadap kewajiban agama lainnya seperti pua:;a, bila sampai

terjadi langsung dipanggil dan diadukan kepada orang tuanya.

"shatat mah harus, kadang sangsinya keras. Tetapi sampai santrinya pada tidak metaksanakan shalat, tidak kelihatan /ah yang seperti itu. lnsy,a Allah /ah mereka pada metaksanakan shatat, puasa. /tu kan kewajiban agama, J?arus seperti itu mah. Dulu ada santri yang tidak puasa ketemu makan es kelapa muda, langsung dipanggil. kenapa? ma/es, langsung dipanggil orang tuanya. Langsung disangsikan. Namun asalkan logis kalau putri mah bisa kan. Tapi jangan terlalu menampakan."

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

73

• Harapan

Terhadap prestasi belajar santri NH melihat dulu dari raport, bila dibandingkan

pada kelas sebelumnya temyata menurun, santri akan dipanggil. NH hanya

memotivasi santri untuk bisa berprestasi dengan baik, namun bila terdapat

kesulitan NH berusaha bertanya kepada santri. Konsentrasi NH adalah

membimbing kepada yang kurang. Terhadap mereka yang mampu hanya tinggal

mengembangkannya saja, tinggal diberi penghargaan bila berprestasi.

"Terhadap prestasi be/ajar ya .. kita hanya motivasi saja, dengan melihat report. Prestasi be/ajar kan dilihatnya dari rapport. Kadang-kadang dibandingkan sekarang dari ke/as 5 (lima) ni/ainya bagus, temyata pas kelas 6 (enam) turun. Paling dipanggif kenapa bisa begitu, apa ada kesulitan dimana gitu, dll."

NH mengaku tidak pernah menuntut santri mengenai cita-cita yang akan diraih,

karena berdasarkan angket yang diberikan anak-anak sudah memiliki cita-cita

tinggi. Tugas NH adalah mengarahkan santri, bila jalan yang ditempuh salah

akan diluruskan. Seperti santri yang akan melanjutkan studi ke perguruan tinggi

agar tidak memilih jurusan yang terdapat mata pelajaran yan~i kurang

dikuasainya.

"kalau dilihat dari angket yang mereka isi itu fuar biasa inginnya setinggi fangit, anak-anak kita istimewa. Dari sana kita hanya mengarahkan. Karena ada test minat dan bakat itu sangat membantu. Jadi tidak perlu dituntut juga mereka sudah punya cita-cita yang tinggi."

Mengenai cara santri berpakaian NH menyebutkan sudah ada arahan yang

positif dan aturan dari pondok. Kriteria pakaian yang baik sudah ada, sehingga

bila melanggar maka pakaiannya akan diambil. NH selalu menekankan bila ingin

hidup nyaman, hiduplah berdasarkan peraturan.

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

"sekarang sudah ada arahan yang positif, ada kriteria pakaiarmya seperti ini .. malah kalau tidak sesuai kriteria pakaiannya akan diambil. Jadi dari pondok sendiri sudah ada aturannya. Jadi bapak hanya tinggal mengingatkan saja. lni aturannya seperti ini .. tolong kalau kita ingin hidup nyaman kita hidup berdasarkan peraturan."

74

NH memberikan kebebasan kepada santri untuk mengobrol kapan saja, baginya

boleh-boleh saja asalkan diatur waktunya. Atau bila keadaannya mendesak

santri boleh langsung rnenghadap di kantor. Oleh karena itu f\IH juga

rnernbolehkan santri untuk rnengkritik dirinya. Bila berbuat salah NH akan

rnerninta rnaaf kepada santri, dirinya tidak merasa turun wibawa, bagi NH justru

akan dipandang tidak baik jika sikap kita biasa-biasa saja.

"mengobrol dengan santri bo/eh, seringnya dike/as atau di mi~sjid membentuk kelompok-kelompok. Bo/eh kapan saja. ya di atur waktunya. Misa/kan ada masa/ah, ya langsung datang saja ke kantor. mengkritik boleh, tapi kalau kita melakukan kesa/ahan, yang wajar ya biasa aja. Ma/ah kadang santri yang mengkritik bapak."

• Komunikasi

NH rnengaku tidak pernah rnernbuat kontrak mernbina, lebih baik langsung saja

ditegur kalau anak berbuat salah. Namun sekalipun seperti itu NH suka

rnenyarnpaikan harapan-harapannya kepada santri dengan cc:1ra formal di kelas

pada sela-sela belajar dan perorangan di asrama. Untuk jam keluar kelas NH

tidak memberikan penekanan harus melakukan sesuatu pada santri. Karena

sudah terjadwal dari pondok jadi tergantung kondisinya.

"Lebih baik langsung saja, kalau anak berbuat apa di tegor. Cara memberi tahu keinginan bapak pertama di kelas, secara formal di sela-se/a l>elajar. Kita bertemu massal, karena dike/as kan tidak seorang. Tapi lain halnya jika di asrama, itu mah perorangan .. "

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

NH mengaku membebaskan kepada santri untuk mengatur letak kasur dan

lemari di asrama. Hanya bila keadaannya terlalu sumpek NH akan melakukan

dialog dengan santri, memberi tahu jika tidak cocok. Kendala yang NH alami

adalah kadang-kadang santri sulit diarahkan.

"Paling gitu suka di kasih tahu ka/au tidak cocokjangan kayak gini. Tapi memberikan kebebasan kepada santri untuk mengatumya. Asalkan posisinya tidak ada yang tertutup (rimbun). Sekarang tidak 100% ke am1k paling 50: 50. Sekarang anak pengennya ini anu .. anu .. jadi dialog /ah."

Untuk kebersihan massal NH cukup mengontrol santri yang ikut atau tidak.

Berdasarkan penuturannya hal seperti itu tidak sampai diabsen, tetapi bila

ketahuan tidak bekerja akan ditegur. Karena hal ini baik untuk bersosialisasi

dengan masyarakat.

75

"program kerja bakti, dikoordinasikan sama /RM. Nadzofah m.<issal dikontrol juga. Tapi kita juga punya program. kita sendiri turun juga. Ke/as 6 (enam) ya disekitar kelas 6 (enam). Tidak diabsen, tapi kalau ada yang tidak ikut ya ditanya."

Terhadap kegiatan ekstra, atau kegiatan tambahan seperti olah raga dan lomba-

lomba di luar pondok NH akan mengizinkannya bila ada surat resmi. Diusahakan

waktu yang digunakannya adalah siang hari, dan tidak mengganggu pelajaran

karena prestasi akademik lebih penting. NH juga mengutarakcin mengenai pekan

olah raga pesantren saat ini sulit terwujud, disamping anak-anak suka kelelahan

kadang-kadang juga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan terganggunya

aktifitas belajar. Padahal NH mengakui hal itu bagus untuk santri sebagai

hiburan, bahkan pembina juga suka ikut terlibat.

"Untuk sekarang kegiatan pekan olah raga pesantren tidak ad,9 waktunya, susah, selain itu anak-anak suka kecapaian, kadang-kadang anak kecefakaan. Jadi

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

mengganggu ke belajamyajuga. Tapi hiburanjuga bagi mereka. Bapak ikut mempersiapkan juga, ya kita mendukung saja. Pembina juga suka terlibat. lkut main, ikut jadi wasitnya."

Untuk memudahkan melihat analisa pada kasus NH dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.4

Analisa Kasus NH

Jl•spek-Aspek Pola Asuh Di Pondok Pesantren lndikator

A.Pengasuhan 1. Menghadapi santri yang mengalami sakit

- Tindakan pertama x - Cara perawatannya -2. Menghadapi santri yang

mengalami kesulitan - Penanganannya x 3. Menghadapi santri yang

mengalami kecelakaan - Dalam suatu kegiatan -

(bermain, olah raga, training, dll)

- Tindakan pertama x - Cara perawatannya -4. Harapan kepada santri -

ketika pembina sakit 5. Sikap saat mengontrol x

keadaan santri di asrama

B. Kontrol 1. Menghadapi santri yang terlambat

- Bangun kesiangan -- Masuk kelas x - Melakukannya berulang x

kali . 2. Mengatur cara belajar

santri

76

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

77

3. Menghadapi santri yang berkelahi

- Penannggulangannya -4. Mengatur waktu be1main -

santri 5. Cara mendidik santri x

shalat

C. Harapan 1. Mengenai prestasi belajar - Nilai-nilai ujian santri x - Penanganan bagi santri x

yang prestasinya kurang baik

- Santri berprestasi -2. Menuntut harapan dan -

cita-cita santri 3. Memberikan perintah x

kepada santri 4. Mengatur cara berbusana x 5. Melakukan kesalahan x

kepada santri

D. Komunikasi 1. Mengobrol dengan santri x 2. Membuat kesepakatan -

dengan santri 3. Harapan seusai santri -

belajar di kelas 4. Mengatur tata letak kasur x

atau lemari di asrama 5. Mengatur kegiatan yang

diikuti santri - seperti olah raga, x

ekstrakulikuler, lomba, dll. - kerja bakti x

Keterangan; x: Tinggi -: Rendah

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

4. 2. 3. Kasus AY

Riwayat Kasus A Y

78

AY adalah seorang pria lajang berusia 28 tahun kelahiran Buah Batu Bandung.

AY berasal dari keluarga sederhana dan bukan berlatar belak1~ng pesantren,

hanya AY mempunyai bapak yang rajin ke mesjid, mengurus mesjid. Anak ke 10

dari 12 bersaudara ini merupakan satu-satunya anak yang ma.suk dalam

pendidikan pesantren, AY juga satu-satunya di keluarga yang mengecap bangku

kuliah. Pada masa kecil AY memulai sekolah di SD Nilem Bua:h Batu Bandung,

SMP dan SMA di Pondok Pesantren Darul Arqam, kemudian kuliah di IAIN

Bandung jurusan Jinayah Siyasah (Pidana Politik Islam) Fakultas Syariah dan

Hukum. Wawancara dengan AY berlangsung satu kali dilakukan hari Sabtu

tanggal 06 Oktober 2007 bertempat di mesjid Al-Islam Bandung. Pada saat

proses wawancara berlangsung A Y mengenakan baju kuning kotak,kotak dan

celana hitam. AY juga membawa kertas-kertas gulungan dan Jbeberapa foto

kopian. Selama proses wawancara A Y bersikap komunikatif, blsa diajak bicara

dengan nyaman, bahkan sesekali AY tidak segan meminta saran kepada

interviewer. Secara keseluruhan wawancara berlangsung dengan baik, tercatat

hanya .satu kali mengalami gangguan ketika mesjid ada pengumuman

mengumpulkan zakat. Dengan suara, rendah dan berat, AY menjawab setiap

pertanyaan dengan jelas.

Seperti dituturkan oleh A Y, beliau memulai membina di pondok sejak 3 tahun

Jalu. Memang masih relatif baru, namun waktu sesingkat itu dirasa A Y sudah

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

79

cukup memberikan .pengalaman. Pada saat mengajukan lamaran di pondok AY

langsung bertemu dengan pejabat sementara (PJS) pondok pesantren. Waktu itu

awalnya lngin mengajar, hanya saat itu posisi pembina lah yang kosong, namun

akhirnya ada juga jam mengajar bagi AY. Sebelumnya AY sernpat bekerja di

bengkel 1em.pat perakitan spare part motor hanya merasa kurang berkernbang.

Setelah direnungkan A Y memutuskan untuk kembali l<e Darul Arqam melalui

proses berflkir yang panjang. Salah satu pertimbangan yang melatarbelakangi

keputusannya adalah mengabulkan keinginan Bapaknya. Yaitu, ada seorang

anaknya yang bergerak di bidang agama. Karena A Y dari kecil belajar agama

terus menerus hingga kuliah di perguruan tinggi Islam. Karena background

agama yang kuat, A Y merasa ilmunya berada disini, seperti bisa bergerak di

Darul Arqam dan mengikuti alur-alur pendidikannya. Oleh kamna itu AY

mempunyai .kepercayaan diri yang tinggi dan berani masuk kembali ke Darul

Arqam.

"Dulu saya bekerja di tetangga, di bengkel, bikin-bikin spare p.ert motor, tapi kayaknya ilmu saya disini kurang berkembang, paling di bagian administrasi. Befikir, berfikir, dan berfikir, akhimya saya memutuskan untuk kembali ke Pondok Pesantren Darul Arqam, saya berlemu Pa Rodia (PJS: ponpes) waktu mau mulai tahun ajaran baru 2005-2006. Langsung masukan !amaran ya memberanikan diri saja, karena i/munya ada disini back ground nya ada disini kayaknya saya bisa bergeraknya disini, jadi aja ke Darul Arqam. Karena ilmunya ada disini, backgroundnya ada disini, kayaknya saya bisa berf1erak disini, jadi aja ke Daro/ Arqam."

A Y mengakui kembalinya ke Darul Arqam merupakan mumi keinginan dirinya

sendiri. Sempat terflkirkan ootuk mendapat.pengalaman dulu sebelum akhimya

ke pesantren, hanya setelah dikonsultasikan dengan lbu, A Y ll;mgsung

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

80

memutuskan melamar di Darul Arqam. Karena berdasarkan pt~nuturannya

pengalaman itu relatif, bisa dibicarakan dengan teman. Motivasi yang menjadi

acuan A Y adalah ingin melihat adik-adik kelas A Y sekarang menjadi lebih baik

darinya. A Y mengakui ingin melihat pesantren yang menjadi ti~mpat belajarnya

dulu berkembang. A Y merasa senang saat ini pesantren tersebut begitu

majunya, jadi A Y termotivasi untuk dipertahankan agar lebih bagus lagi. A Y

berharap anak-anak didiknya tidak melakukan kesalahan-kesalahan melainkan

meniru kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan A Y.

"Pengen sendiri mumi, cuma dulu berfikir ingin earl pengalamim dulu, di luar atau di berbagai tempat supaya dapat pengalaman sebelum ke sini. Cuma kata ibu kenapa ga dari sekarang aja, ha/ itu kan bisa di konsulkan same temen, ya yang namanya pengataman kan relatif. Motivasinya pengen lihat adik-adik kelas saya lebih baik dari saya dulu. Pengen lihat pesantren saya, almamater saya Jebih dari saya dulu. Diant;;iranyajuga saya senang Darul Arqam begitu majunya, jadi motivasinya buat saya juga. Darul Arqam sekarang udah bagus kayak gini, jadi seneng gitu melihatnya, jadi ada motivasi untuk mempertahankan supaya lebih bagus lagi. lntinya sih pengen lihat anak-anak didik saya, adik-adik ke/as saya jadi lebih dari saya, atau saya pemah /akukan kejelekan supava tidak melakukan atau ada kebaikan yang bisa ditiru kurang lebih itu."

Analisa Kasus A Y

Pola Asuh menurut A Y adalah terjalinnya komunikasi yang baik antara, pembina,

santri, dan orang tua santri. Sehingga perkembangan santri di pondok dapat

terlihat dan terkontrol dengan baik. Untuk mendukung hal itu dapat terwujud AY

membuat kartu kegiatan kepada santri yang berisi tentang mengaji Al-Qur'an,

shalat tahajud, shalat dhuha, puasa senin kamis, dan lain-lain. Kartu tersebut

yang akhirnya menjadi sarana komunikasi antara pernbina, santri, dan orang tua

santri. Cara kerjanya adalah setiap kegiatan ditandatangani oleh AY dan pada

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

akhir bulan diberikan kepada orang tua masing-masing untuk ditandatangani,

diketahui oleh orang tua.

"Mungkin begini, saya ngasih kartu kepada santri, kartu kegial'an, seperti kartu hatam Al-Qur'an. Hal ini saya pribadi yang punya inisiatif sendiri. /tu salah satunya diisi, pada akhimya pas /ibur bulanan dikasihkan sama orang tua. Jadi ada komunikasi antara saya, santri, dan orang tua. Tapi ada kartu yang sebe/umnya seperti shalat tahajjud betjamaah, shaum senin kamis, terus kegiatan-kegiatan seperti shalat tepat waktu, ke mesjid tepat waktu, dan kegiatan-kegiatan yang saya sebutkan tadi, HWllRM, hat itu bisa saya tanda tangani anak aktifnya dimana saja. /tu dikasihkan ke orang tuc1. /tu po/a asuh saya seperti itu. Nanti setelah ditandatangani o/eh orang tua dikembalikan lagi kepada saya. Jadi ada komunikasi, orang tua tahu anaknya diapakan, bagaimana perkembangannya. Harapan saya terwakili oleh kartu tersebut."

81

Dalam mempersiapkan diri menghadapi pembinaan A Y mengakui suka mencari

buku-buku umum yang akan dijadikan acuannya dalam membina di samping

yang telah diberikan oleh pondok. A Y mengakui kurang mengenal macam-

macam pola asuh, hanya A Y meyakini di pondok harus ada polanya. Karena

membina anak santri bukan satu hari saja melainkan terus-memerus sepanjang

tahun maka harus ada pola hubungan yang terjalin antara santri dan pembina.

Hubungan yang dimaksud adalah hubungan yang harmonis tidak saling benci

dan memarahi, di sisi lain peraturan harus tetap ditegakkan.

"Saya suka mencari-cari buku yang dijadikan acuan untuk mengasuh ditambah dari pondok beberapa .. Karena saya membina anak itu tidak sehari saja. Terus menerus selama satu tahun. Jadi mesti ada po/a hubungan yc1ng dijalin. Hubungan yang harmonis tidak bisa dalam hubungan yang saling memarahi, sating benci. Jadi artinya berpedoman terhadap peraturan itu sendiri, itu yang sulit. Kita juga harus menekankan peraturan jadi anak-anak e1.mderung membangkang. n

Dalam menghadapi ajaran baru, yang berarti awal dari suatu pengasuhan, A Y

mengaku tidak ada persiapan khusus. Tetapi yang pasti kalau kaitannya sebagai

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

82

pekerja (bagian dari aparatur pondok). bila ada instruksi dari atas harus membina

kelas tertentu hanya mempersiapkan mental saja. Tinggal bila ada keberatan

atau perlu bantuan bisa dikonsultasikan kepada kepala sekolah dan pembina

senior yang lebih berpengalaman. Ada dua faktor yang diyakini oleh A Y

mempengaruhi pola asuh. Latar belakang santri dan lingkungan tempat

bergaulnya. Yang paling berperan dalam pembentukan kepribadian santri adalah

teman-temannya sendiri. Jadi santri secara alamiah berkembang sendiri,

perbandingannya guru-guru hanya sebatas pelajaran di kelas, dan pembina

hanya beberapa jam mengasuh anak. Sehingga yang menjadi catatan bagi A Y

adalah mengkondisikan anak-anak agar yang lainnya mengikuti. AY merasa bila

pembina mengasuh 2-5 orang santri atau paling banyak satu asrama saja akan

lebih efektif. Sebagai posisi yang strategis pembina sangat berperan dalam

pengasuhan. Tetapi jika satu pembina mengharuskan mengasuh 40 hingga 50

orang santri akhirnya pola hidup di pesantren itulah yang ben~tr-benar bekerja

dalam pembentukan kepribadian santri.

"Saya tidak ada parsiapan khusus, tapi yang pasti kalau barkaitannya sebagai aparatur pondok I pakerja, kalau instruksinya dari atas harus membina ke/as 2, siapin saja metal. Ya siaplah kalau misa/nya agak keberatan, biasanya di konsultasikan sama kepala sekolah atau pembina yang lebih senior, atau berpengalaman, Latar belakang pendidikan, karakter anak, kondisi anak, latar belakang, ikut berpemgaruh, dan yang paling mempengaruhi 1=idalah pembina itu sendiri. Pembina itu bisa terpengaruh o/eh gab, banyak baca l>uku, banyak be/ajar, pengalaman, ya sarana dan prasarana. ltu memang membantu, tapi kepembinaannya saya sangat ideal bi/a satu pembina itu hanya membina dua sampai lima orang santri dalam satu kelas. Ka/au satu pembina harus membina 40 sampai 50 orang santri, akan apa adanya dan itu artinya po/a hidup di pesantren itu yang akhirnya bekerja"

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

83

• Pengasuhan

A Y mengatakan santri yang sedang menghadapi masalah dis1~rahkan kepada

santrinya sendiri. Tergantung kecakapan dirinya, bila berani dia

mengkomunikasikan dengan pembina atau diselesaikan sendnri dengan curhat

kepada temannya. Terhadap santri yang mengalami sakit ditanya dulu seberat

apa penyakitnya. Karena menurut A Y terkadang santri hanya perlu istirahat saja

tidak perlu sampai dibawa ke dokter bila sakitnya tidak benar-lbenar parah.

Bila terdapat anak yang masih kurang dapat beradaptasi A Y aijak curhat dan

mengutamakan dalam memberikan pengarahan, bagaimana ~;upaya bisa

beradaptasi. Dan yang paling panting anak tersebut tidak menjadi bahan ejekan

atau intimidasi bagi teman yang lain.

"Bila santri menghadapi masalah tergantung kecakapannya s<mtri juga, bi/a santri tersebut berani mengkomunikasikan ke pembina, dia ngomong. Ka/au tidak ya diselesaikan sendiri atau curhat sama teman sebayanya. • "Terutama si anaknya dikasih pengarahan atau sering curhat, bagaimananya supaya bisa beradaptasi. Terus yang kedua yang penting si anak itu tidakiadi bulan-bulanan yang lain, jangan jadi bahan ejekan, jangan jadi bah an intimidasi itu yang penting."

A Y merasa harus membuat anak-anak merasa senang ketika dirinya ngontrol ke

asrama. A Y tidak ingin begitu masuk ke asrama langsung mernberikan peraturan

karena akan terkesan kaku. Oleh karena itu AY mengharuskan dirinya untuk bisa

beradaptasi dengan mereka. Meskipun pernah ada ketegangan diakuinya bila

NH mendapat penekanan dari atas.

"Saya harus membuat anak-anak merasa senang. Soalnya saya masuk, terus tiba-tiba langsung kasih peraturan kesannya kan kaku jadi haius bisa beradaptasi ke mereka, jadi setiap kali saya masuk tuh suasananya hangat, tapi peraturan tetap jafan. n

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

84

Ketika dirinya sakit A Y merasa kesulitan merawat dirinya karena tidak ada yang

membantu sehingga anak-anak tidak terkontrol. Oleh karena itu AV

mendewasakan beberapa anak untuk mewakili dirinya melakukan tugas rutin

yang ringan seperti mengabsen anak-anak ke mesjid atau ke l<elas. Terhadap

tugas anak-anak A Y merasa kurang dapat mengontrol apalagi dalam kondisi

sakit. A Y merasa membina lima sampai enam santri atau satu pembina untuk

satu asrama sudah maksimal. Sedangkan saat ini A Y membina rata-rata 40

sarnpai 50 santri, sangat sulit baginya bisa terkontrol semuan~1a.

"Pemah a/ami sakit karena menang kondisi tubuh tidak nyamtrn. Satu kesulitan pribadi sulit mekan atau minum obat, tidak ada yang bantu, /el)ih jauh lagi ka/au haros ke anak kayaknya sudah aja mati total, kalau lagi sakit. Ga bisa diajak ke mesjid atau ke kelas."

Terhadap kegiatan ekstra kurikuler AV akui disini dia memberikan perhatian yang

besar. Justru di luar kelas A Y mencari potensi anak asuhnya ~:arena A Y kurang

dapat mengontrol belajar anak di kelas. Begitu anak rnengalarni cedera l<etika

rnengikuti kegiatan ekstra A Y langsung menanganinya dengan rnernbawa santri

tersebut ke dokter atau pengobatan tradisional. Yang dapat membuat AY kesal

adalah kejadian cedera ini terulang dalam waktu yang berdekatan, meskipun

sebenamya A Y menganggap hat tersebut wajar. Santri juga punya dunia

berrnain sendiri sehingga resiko ke arah tersebut sangat besar.

"Terhadap kegiatan ekstra ka/au saya perhatiannya sangat besar, karena se/ain saya tidak bisa mengontrol anak kegiatan dike/as karena ada wali kelas. Saya justro di luar itu. Mencari potensi anak berada di luar kelaslekstrakulikuler. Tapi perasaan kesa/ juga suka ada ketika baro aja kemaren ada temennya yang celaka, sekarang ada lagi yang sakit biasa itu mah."

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

85

AV mengakui bahwa pada intinya semua kembali ke pembina, anak malas

karena pembina, anak terlambat bangun karena pembina. Jadi bagi AV peran

pembina sangat penting, meskipun santri suka ada yang tidur hingga larut malam

tapi bila bangunnya kesiangan kebanyakan karena pembinanya terlambat

membangunkan. AV tidak begitu marah bila santri terlambat karena dia juga

terlambat. tapi AV akan sangat kesal jika membangunkan santri sudah maksimal

dan anak-anak tetap terlambat.

"Ka/au bangun kesiangan itu. Kebanyakan karena pembinany,<J tapi memang ada /ah ya karena santrinya bi/a tidurterla/u ma/am. Tapi sebenamya ka/au pembinannya datang lebih awal santri juga tidak akan ma/as, jadi tidak pas adzan membangunkannya"

Terhadap cara belajar santri AV tidak memberikan arahan adanya pengetatan

jam belajar. Menurut pengetahuan AV waktu belajar mandiri santri paling efektif

ketika ada ulangan umum. Pada saat ulangan umum AV baru dapat mengontrol

cara belajar santri, berbeda dengan ulangan harian yang belum optimal.

"Ka/au mau ulangan mah kurang tahu, tapi usaha saya ke arah sana ada. Jadi saya menghubungi ketua ke/as, tolong kalau ada ulangan informasikan kepada saya. Yah tujuannya untuk ketika mau ulangan teh ngapa/keun. Ada usaha ke arah sana ta,oi be/um optimal. Pemah nemenin paling pas ulangan umum. ftu pasti saya temenin misalkan ada dua waktu itu ngapa/in. Misalkan subu/J dan habis dzuhur jadi saya temenin. Ka/au tidak bakal kalalabur, jc.1di saya pun harus ikut stand by satu jam mah, baca Al-Q atau buku mereka ngapa/in, setelah itu saya ke/uar."

• Kontrol

AV menyadari konflik sosial sangat rentan dan tidak dapat dihindari bila tinggal di

asrama. Jadi jika ada santri yang bertengkar AV akan memberikan pengarahan-

pengarahan, yaitu dengan bertanya terlebih dahulu mengapa bisa terjadi, tanpa

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

86

perlu dihukurn rnereka bisa berdarnai lagi dengan diajak ngobrol. Hanya yang

tidak terkontrol oleh A Y adalah frekuensi terjadinya konflik hingga ada anak yang

rnelaporkan kepadanya.

"Paling dikasih pengarahan-pengarahan ka/au ada santri yang berantem, karena tidak bisa dihindari konflik sosialnya rentan banget kalau diasrama. Gesekannya sangat banyak potensi-potensi untuk menghasilkan konflik ada saja."

Terhadap waktu benllain santri A Y mengutarakan ada waktu khusus yaitu malarn

Jum'at dan hari Jum'at. Namun bila AY mengetahui ada jam pelajaran kosong

tidak lantas santri disuruh pulang, atau bila ada permintaan dari anak untuk

mengisi kelas A Y akan diisi dulu dengan arahan-arahan yang sifatnya

mendadak. Meskipun hanya beberapa menit masuk kelas, hal ini untuk membuat

kesan bahwa tidak bebas setiap ada guru yang tidak hadir.

"Ada waktu khusus ma/em Jum'at dan hari Jum'at. Untuk lebifl mendekatkan saya dengan santri diajak main ke rumah. Nonton film kalau hari jum'atnya silahkan main ke mana. Ka/au waktu jam kosong atau guru tid'ak hadir di kelas hat itu bagian wali ke/as, kalau tidak kembali lagi ke pembina nanti saya isi pengarahan yang bersifat aksidental. Yang saat itu sedang te1jadi apa nih gejala­geja/a yang timbul. Baru boleh pulang."

Dalam membina santri untuk melakukan shalat AY selalu membawa absen. AY

mengakui anak-anak yang tidak ke mesjid akan dihukum rnen!gepel lantai namun

hanya diberi absen saja biasanya mereka sudah pada takut. A Y merasa jika

intensitas ke asramanya cukup maka santri pun sedikit yang lalai dalam

shalatnya. AY mengupayakan agar masbuk (shalat berjama'al1 namun tertinggal

beberapa raka'at dari tmam) dalam sholat menjadi hal yang tabu, biasanya AY

akan mengingatkan bila ada yang masbuk akan dilaporkan kepada orang

tuanya.

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

87

"Wajib lima kali sehari, ka/au ada yang ketahuan ga ke mesjid, disuruh ngepel. Tapi dikasih absen saja mereka sudah ketakutan. Justru mereka ma/ah pengen kelihatan hadir ada absen teh memang jangan dibiarkan saja anak-anak itu digiring, diabsen "Pak saya hadir pak, saya hadir" mungkin an.sk aliyah tidak seperti itu."

• Harapan

Terhadap prestasi belajar santri A Y mengakui dapat melihatnya dari raport

agama yang diisi olehnya, selain itu melihat keseharian santri di asrama atau

ketika masuk kelas. AY rnerasa terbentur pada jumlah santri yang banyak

sehingga banyak yang tidak terperhatikan. Untuk memaksimaikan hal tersebut

A Y mesti memaksimalkan tenaga dan fikiran ekstra selain diperlukan agenda

khusus. Narnun sebisa rnungkin A Y rnernberikan rnotivasi kepada anak untuk

rajin belajar, menulis dan rnernbaca.

"Ka/au pembina tuh tahu di bidang agama karena mengisi rapport juga yang pelajaran agama dj pesantren. Tapi selain raportjuga pembina tahu prestasi anak ka/au anak dia ini seperti apa. Dilihat dari kesehariannya atau masuk kelas, atau dari teman-temannya. lnformasi tahu/ah pembina seperti apa kalau santri itu seperli ini. Sete/ah itu dikonsu/tasikan kepada orang tua bahwa anaknya seperti ini. Gunanya untuk dicari penyebabnya setelah itu dibimbing lagi. Tapi sekali lagi terbentur di jum/ah santri atau anak yang banyak"

AY rnernberikan garnbaran kepada santri tentang alumni-alumni yang sudah

lulus dan berhasil lalu kernbali lagi ke Darul Arqarn untuk memotivasi anak-anak

dalarn rnenentukan cita-cita mereka. A Y selalu rnemberikan SE~cara keseluruhan

arahan agar santri merniliki cita-cita yang tinggi tidak perorangan. A Y rnenuntut

santri secara tidak langsung dengan rnernasukkan anak-anak ke berbagai

kegiatan, harapannya akan tirnbul kernampuan-kernarnpuan santri sesuai bidang

yang santri tersebut inginkan.

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

"Saya kasih gambarannya kepada alumni yang sudah pada lulus banyak yang kembali ke Darul Arqam untuk memberikan sesuatu seperti materi atau di seminar-seminar saya kasih motivasi kesana. Setiap orang tidak , tapi secara keseluruhan saya arahkan untuk mempunyai cita-cita yang tin,ggi"

AY tetap memperhatikan cara berpakaian santri tidak mernbia1rkan dan tidak

menekankan untuk berbusana lslami. A Y memahami budaya di pondok pada

88

masa-masa tertentu ingin mencari idola, sehingga suka mencoba-coba hat yang

baru bahkan dianggapnya gaul. Hanya jika kurang pantas A Y menegurkan

dengan menyindir. Hal tersebut A Y sadari adalah hal yang wajar meskipun

sebenarnya A Y lebih menyukai anak-anak berpakaian nyantri.

"saya tidak membiarkan 100%jangan tapijuga harus menekankan harus islami juga tidak. Karena kultur gitu di DA itu gararau/, /agipula anak-anak pada masa mencoba gitu yach. lngin mencari ido/a jadi /ebih terbiarkan sEifauh ini. Semisa/ celana yang modis, tapi dibiarkan 100% juga tidak. Ada lagi gak pakaian mode/2 seperti ini? Nanti diganti yah, atau cara lainnya disindir, manel'I kasep euy, buukna a/us. Tapi sigana kumaha lamun dikopeah sigana hese. Diheureuyan weh."

Santri dibolehkan A Y untuk mengkritik dirinya, hanya bentuknya lebih ke arah

dialog. AY merasa pembina harus siap dengan berbagai reaki;i yang keluar dari

santri, bahkan bila dirinya sampai melakukan kesalahan kepada santri. A Y akan

menganggap hal yang wajar bila santri memang nakal dan berbuat salah, dan

dilakukan bukan karena faktor kesengajaan santri untuk melulcai pembina.

"Bo/eh santri mengkritik tapi lebih ke dialog, perlu diskusi, dan yang namanya pembina harus siap dengan berbagai reaksi yang akan kefuar dari santri. Bahkan ketika pembina mengeluarkan pendapat, statement, atau atun9n harus siap menghadapi timbaf batik dari santri. Ada yang begini .. begini .. "

Dal(lm memerintah atau menyuruh kepada santri AY mengakui jarang dilakukan

kecuali bila dalam kondisi terdesak. Sebagai contoh sesuatu yang akan

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

89

menjatuhkan wibawa, seperti membawa makanan ke rumah, AV meminta tolong

kepada santri, dan reaksi anak pun merasa senang karena tenaganya terpakai.

"Minta tolong, ya paling beres kamar, kalau untuk kepentingan pribadi tidak itu mah, pemah sesekali ketika da/am kondisi terdesak misalkan bawa makanan ke asrama. Sesuatu yang akan menjatuhkan wibawa pembina. /tu biasanya saya minta tolong ke santri dan biasanya santri tuh ketika dimintai tolong sama pembina tuh ya seneng aja, ngerasa kepake, tapi ha/ tertentu saja."

AV memberikan penuturan bahwa mengobrol dengan santri adalah sebuah

keharusan. Karena menjalin komunikasi dengan santri itu san9at penting. Dan

AV merasa senang lagi bila santri yang memulai lebih dulu. Tidak ada waktu

khusus untuk mengobrol, tidak terlalu serius, dan jika ada keperluan saja.

"Menjalin komunikasi sangat penting, justru saya seneng santri yang memulai lebih dahulu bertanya berarti si santri teh aktif, tidak pasif. Ka/au kita hanya satu pertanyaan dia menjawab dengan dua pertanyaan, mereka ya seperti itu. Waktunya ga ada waktu khusus, setiap waktu/ah ketika bertemu Cuma kadang­kadang ngobro/nya pun tidak terlalu serius, ya ketika ada kepE1rluan saja ngobrol."

• Komunikasi

A Y mengaku pernah membuat kontrak membina dengan sant1·i tetapi tidak

tertulis. Misalkan mengenai santri yang tidak ke mesjid atau k1~ kelas AV

memberikan penjelasan dahulu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah A Y

memberikan punishment (hukuman), karena mereka sebenamya sudah tahu

peraturannya.

"Pemah tapi tidak secara tertu/is, kurang lebih saya bilang baflwa tentang menyikapi anak yang tidak ke mesjid atau ke kelas ketika saya masuk ke kelas berulang kali, tapi santri tidak melakukan apa yang diharuskan dikerjakan saya bertanya salah siapa? Sa/ah dari santri, tapi ka/au mungkin saya tidak ke asrama itu hapak anggap wajar, mungkin kesa/ahan ada di tangan bapak juga. Hal itu pemah terungkap, untuk mempermudah punishment. Jadi sebetulnya mereka tuh sudah tahu aturannya atau rambu-rambunya. kadang peraturan itu dibuat

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

o/eh santri sendiri. Sehingga bisa saya sosialisasikan dulu kepada santri atau anak-anak jadi sekalipun kita memberikan punishment tidak fE1nggung lagi."

Menghadapi kelas-kelas kecil A Y akan mengatur santri mengEmai tata letak

kasur dan lemari di asrama. Namun bila santri mulai susah diatur A Y tetap

90

menekankan terhadap kebersihan dan kenyamanan asrarna. :Sehingga tidak sulit

bagi AY dalam membangunkan anak-anak. AY juga memahami bahwa anak

memerlukan penyegaran dan mendapat suasana baru, jadi nyaman di asrama

dan tidak jenuh.

"Saya tuh kelas satu mesti harus diatur, begini. Ke/as dua mereka sudah mulai susah diatur tapi tetap menekankan kepada anak mengenai kebersihan dan kenyamanan asrama tetap. Diantaranya, mudah membersihk1m, membangunkan mereka, tidak jadi bahan persembunyian. ltu juga bahan refreshing bagi anak. Maksudnya da/am perubahan itu mendapat suasana baru. Jadi nyaman di asrama, ga jenuh di asrama. Jadi saya biarkan, tapi tetap dibeiri rambu-rambu juga, supaya pas ke asrama bersih."

Dalam menghadapi kebersihan massal A Y mengontrol terus anak-anak hingga

selesai. Jika terdapat santri yang tidak bekerja, biasanya anak:-anak sendiri yang

menghukum dan melaporkan kepadanya.

"Jarang bahkan hampirtidak ada, terus pemah ada dicanangkan satu minggu seka/i, pernah berjalan sekitar setengah bulan, tiga bulan ga ada lagi. Pemah ada dulu waktu diadakan kerja bakti, tidak diabsen tapi langsung dibagikan tugas oleh saya. Kalau ada yang tidak beketja biasanya anak-anak sendiri yang menghukum "Pa tuh si anu ga ketja .. pa tah si eta" jadi anak-s1nak takut sendiri dengan anak yang lain."

Karena jadwal pondok yang sangat padat setelah pulang dari kelas santri

diharuskan siap-siap untuk kegiatan berikutnya, tergantung kondisi saat itu.

Namun meskipun begitu A Y tetap memberikan toleransi kepada anak-anak untuk

istirahat dulu sebelum shalat ke mesjid.

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

91

"Sele/ah putang dari ketas ada yang dituntut ke mesjid paling, setetah ke mesjid ga da Jagi paling tergantung jadwat kegiatan hari itu. Ka/au mfaatkan ada jadwat kursus, berarli mereka harus kursus, katau ada pencak silat b1~rarli harus itu du/u. Atau jadwat hari rabu Korps Muba/igh Remaja (KMR), Korps Qori-Qori'ah Remaja (KQR) harus siap-siap. tiap hari itu padat, selalu ada kegiatan, tapi siang hari senin-kamis ada. Seminggu ada saja kegiatan. Pu/ang dari kelas sebelum ke kesjid boleh istirahat du/u, tidur dulu, ga apa-apa tapi pada akl'limya harus ke mesjid, ngagiring ge bapak katau jam 12.00 mah agak lunak, lihat mereka kecapean"

Untuk memudahkan melihat analisa pada kasus AY dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.5

Analisa Kasus A Y

Aspek-Aspek Pola Asuh Di Pondok Pesantren lndikator

A.Pengasuhan 1. Menghadapi santri yang mengalami sakit

- Tindakan pertama x - Cara perawatannya x 2. Menghadapi santri yang

mengalami kesulitan - Penanganannya x 3. Menghadapi santri yang

mengalami kecelakaan - Dalam suatu kegiatan x

(bermain, olah raga, training, dll)

- Tindakan pertama x - Cara perawatannya -4. Harapan kepada santri -

ketika pembina sakit 5. Sikap saat mengontrol x

keadaan santri di asrama

Page 107: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

92

B. Kontrol 1. Menghadapi santri yang terlambat

- Bangun kesiangan x - Masukkelas -- Melakukannya berulang -

kali 2. Mengatur cara belajar -

santri 3. Menghadapi santri yang

berkelahi - penannggulangannya x 4. Mengatur waktu bennain x

santri 5. Cara mendidik santri shalat x

C. Harapan 1. Mengenai prestasi belajar - Nilai-nilai ujian santri -- Penanganan bagi santri x

yang prestasinya kurang baik

- Santri berprestasi x 2. Menuntut harapan dan x

cita-cita santri 3. Memberikan perintah x

kepada santri 4. Mengatur cara berbusana x 5. Melakukan kesalahan -

keoada santri 0. Komunikasi 1. Mengobrol dengan santri x

2. Membuat kesepakatan x dengan santri

3. Harapan seusai santri x belajar di kelas

4. Mengatur tata letak kasur x atau lemari di asrama

5. Mengatur kegiatan yang diikuti santri

- seperti olah raga, x ekstrakulikuler, lomba, dll.

- kerja bakti x

Keterangan; x: Tinggi -: Rendcih

Page 108: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

93

4. 3. Perbandingan Ant.ar Kasus

Setelah peneliti menjabarkan gambaran data hasil wawancara dan observasi

tiap-tiap kasus, selanjutnya penulis melakukan analisa perbandingan antar kasus

yang didapat. Analisa ini bertujuan untulk melihat perbedaan clan persamaan

yang dialami tiap-tiap subyek penelitian. Analisa ini digambarkan dalam sebuah

tabel untuk memudahkan cara melihatnya. Adapun tabel analisa perbandingan

antar kasus, sebagai berikut;

Tabel 4.6

Tabel Perbandingan Antar Kasus

Aspek-Aspek Pola Asuh Di Pondok Pesaniren ES NH I AY

A.Pengasuhan 1. Menghadapi santri yang mengalami sakit

- Tindakan pertama x x x - Cara perawatannya - - x 2. Menghadapi santri yang

mengalami kesulitan - Penanganannya x x x 3. Menghadapi santri yang

mengalami kecelakaan - Dalam suatu kegiatan x - x

(bermain, olah raga, training, dll)

- Tindakan pertama x x x - Cara perawatannya - - -4. Harapan kepada santri - - -

ketika pembina sakit 5. Sikap saat mengontrol x x x

keadaan santri di asrama

Page 109: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

94

B. Kontrol 1. Menghadapi santri yang terlambat

- Bangun kesiangan x - x - Masukkelas - x -- Melakukannya berulang kali x x -2. Mengatur cara belajar santri - - -3. Menghadapi santri yang

berkelahi - penannggulangannya x - x 4. Mengatur waktu bermain - - x

santri 5. Cara mendidik santri shalat x x x

C. Harapan 1. Mengenai prestasi belajar - Nilai-nilai ujian santri x x -- Penanganan bagi santri x x x

yang prestasinya kurang baik

- Santri berprestasi - - x 2. Menuntut harapan dan cita- x - x

cita santri 3. Memberikan perintah - x x

kepada santri 4. Mengatur cara berbusana - x x 5. Melakukan kesalahan x x -

kepada santri

D. Komunikasi 1. Mengobrol dengan santri x x x 2. Membuat kesepakatan x - x

dengan santri 3. Harapan seusai santri x - x

belajar di kelas 4. Mengatur tata letak kasur - x x

atau lemari di asrama 5. Mengatur kegiatan yang

diikuti santri - seperti olah raga, x x x

ekstrakulikuler, lomba, dll. - kerja bakti - x x

Keterangan; x: Tinggi -: Rendah

Page 110: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

95

Pada tabel 4.6 di atas, terlihat bahwa terdapat beberapa perb!~daan dan

persamaan dalam aspek-aspek pola asuh pada ketiga orang subyak. Pada

aspek pengasuhan dalam hal harapan ketika pembina sakit, dan perawatan

ketika santri mengalami kecelakaan, menunjukkan ketiga subyek memiliki tingkat

pengasuhan yang rendah. Sedangkan tingkat pengasuhan yang tinggi pada

ketiga subyek terdapat dalam hal tindakan pertama ketika santri sakit,

kecelakaan, dan sikap mengontrol di asrama. Pada indikator lainnya

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada aspek ini AY meimiliki tingkat

pengasuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ES dan NH. Tingkat

pengasuhan paling rendah dimiliki oleh NH. Namun secara umum ketiga subyek

memiliki tingkat pengasuhan yang positif atau tinggi.

Dari ketiga kasus di atas, terlihat bahwa aspek kontrol merupa1kan titik terlemah

dibandingkan aspek-aspek pola asuh lainnya. Dengan demikian, bahwa jumlah

santri yang banyak mempunyai pengaruh yang cukup tinggi bagi para pembina

dalam mengontrol kondisi santri. Walaupun aspek kontrol bukan selalu yang

menjadi kendala bagi subyek, namun setiap subyek merasakan keberatan

mengenai banyaknya jumlah santri yang dibina. Secara umum pada NH terlihat

jelas tingkat kontrol yang rendah dibandingkan A Y dan ES. Pada aspek ini

terdapat dua hal yang bisa disebut menonjol. Pertama, dalam mengatur cara

belajar santri, ketiga subyek sama-sama menunjukan tingkat kontrol yang

rendah. Kedua, dalam mendidik santri shalat, ketiga subyek terlihat sepakat

menunjukkan tingkat kontrol yang tinggi. Hal ini menurut ES adalah kewajiban

Page 111: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

agama yang tidak dapat ditolerir bagi semua santri. Bagi NH merupakan

keharusan yang tidak dapat ditawar. Bagi A Y menyebutkan ingin agar masbuk

dalam shalat menjadi hal yang tabu untuk santri.

96

Pada aspek harapan ketiga subjek menunjukkan hasil yang positif. Hal ini terlihat

pada tabel 4.6 tidak terdapat tingkat harapan yang rendah dalam hal yang sama.

Namun tercatat hanya satu indikator yang ketiganya sama-sama menunjukan

tingkat harapan yang tinggi, yaitu dalam hal penanganan santri yang kurang

berprestasi. Hal ini dikarenakan pembina menganggap santri yang telah mampu

berprestasi sudah berkembang dengan sendirinya, bahkan diharapkan dapat

membimbing santri lainnya. Oleh karena itu pada kasus ES fokus pembinaan

kepada santri yang kurang dalam hal prestasi akan mendapatkan perhatian

lebih. Hal yang sama dirasakan NH dan A Y. Penanganan santri yang kurang

menunjukan tingkat pengharapan yang tinggi.

Sama halnya seperti pada aspek harapan, aspek komunikasi pada ketiga subyek

memiliki hasil yang bervariasi. Tidak terdapat indikator yang ketiganya memiliki

tingkat komunikasi yang rendah. Namun di sini ada dua indikator yang ketiganya

menunjukan tingkat komunikasi yang tinggi yaitu, mengobrol dengan santri dan

mengatur kegiatan santri dalam kegiatan ekstra, olah raga, maupun lomba. Pada

AY aspek komunikasi terlihat sangat menonjol dibandingkan ES dan NH. Hal ini

ditunjukan oleh tabel 4.6 AY memiliki tingkat komunikasi yang tinggi pada seluruh

indikator.

Page 112: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

97

Berdasarkan analisa antar kasus aspek-aspek pola asuh di pondok pesantren

terlihat tipe pola asuh apa yang digunakan oleh ketiga subyek yaitu demokratis.

Hal ini secara keseluruhan ditunjukan pada tabel yang memberikan gambaran

ketiga subyek memiliki tingkat yang tinggi di semua aspek. Hanya secara umum

A Y terlihat lebih tinggi dibanding ES dan NH. Sedangkan perbandingan ES dan

NH tidak jauh berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan pola asuh yang

digunakan pembina di pondok pesantren adalah demokratis. Yaitu memiliki

tingkatan yang tinggi pada semua aspek pola asuh, pengasuhan, kontrol,

harapan dan komunikasi. Namun tingkatan tinggi dalam setiap aspek berbeda,

aspek pengasuhan merupakan yang paling kuat dilakukan oleh subyek

sedangkan yang paling lemah terdapat pada aspek kontrol. M1~skipun begitu

setiap subyek merasakan perlu adanya pola asuh di pondok pesantren.

4.4. Hasil Tambahan

Berdasarkan identitas responden yang didapatkan sebanyak '15 orang pembina

yang berada di Pondok Pesantren Darul Arqam Garut, maka latar belakang dari

responden berdasarkan jenis kelamin, status, pendidikan, usia, dan pengalaman

membina digambarkan pada tabel 4.7 di bawah ini:

Page 113: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

98

label 4.7

latar Belakang Responden

latar Belakang n F Jenis Kelamin

L 9 62.5% p 6 37.5%

Usia 28-38 Tahun 8 56 . .25% 39-49 Tahun 6 37.5%

50-61 Tahun 1 6.25%

Pendidikan Formal

D1 1 6.25%

02 1 6.:<!5%

S1 12 7!5%

S2 1 6.25%

lama Masa Kerja

1-10 Tahun 8 56.:25% 11-20 Tahun 4 2!5% 21-30 Tahun 3 18.75%

Status Pernikahan

Berkeluarga 13. 87.5%

Single 2 125%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwl'! subjel< paling banyak ad.alah Laki-l1:1ki •'

yi:titu sembilan orang atau 62.5%, sedangl<an subjek per0mpuan berjumlah enam

orang at9u 37%, dari total suQi~I< 15 ora11~- J;lari na~il daladi-atas menunjukan,

bahW<i\ R~mbina pria lebih banyak dibutuhkan ten.a~ dan pikirannya bagi

~ P~-w:itren Darul Arqam Muhammadiyah Garut. Hal ini dikarenakan

jj,!Jlllab santri putra febih banyak dibandingkan dengan santri putri.

Page 114: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

99

Berdasarkan usia subjek tanpa memperhatikan perbedaan jenis kelamin, secara

keseluruhan subjek penelitian yang paling banyak adalah mereka yang berusia

28-38 tahun, sebanyak delapan orang atau 56,25 %. Sedangkan untuk jumlah

yang paling sedikit adalah pada kategori usia 50-61 tahun yaitu sebanyak satu

orang atau 6,25% dari total subjek 15 orang. Dengan hasil data ini menunjukan

bahwa masa usia 28-38 tahun merupakan masa yang paling clinamis dan

produktif bagi seorang pembina di Pondok Pesantren Darul Arqam

Muhammacliyah Garut. Hal ini dikarenakan dengan bertambahnya usia

seseorang beban hidup yang ditanggungnya pun lebih banyak sehingga turut

mempengaruhi pengasuhan di pondok pesantren.

Berdasarkan pendidikan formal subjek, dapat dilihat bahwa yang paling banyak

adalah yang berpendidikan formal S1 yaitu sebanyak 12 oran1~ atau 75 %.

Sedangkan yang paling sedikit adalah mereka yang berpendiclikan formal 01,

02, dan S2 yaitu masing-masing sebanyak satu orang atau 6,25 %, dari total

subjek 15 orang. Dari hasil data di atas menunjukan bahwa Pondok Pesantren

lebih banyak memilih pembina yang berlatar belakang pendidikan formal S 1, hal

ini dikarenakan pembina yang berlatar belakang S1 dianggap cukup memenuhi

standar ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk membina para santri.

Berdasarkan lama masa kerja subjek, dapat dilihat bahwa yang paling banyak

adalah subjek yang bekerja pada rentang 1-10 tahun, yaitu sebanyak delapan

orang atau 56,25 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah m1~reka yang bekerja

Page 115: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

100

pada rentang masa kerja 21-30 tahun, yai!u sebanyak tiga ora1ng atau 18,7 %,

dari total subjek 15 orang. Dari hasil data di alas menunjukan bahwa pembina

yang telah bekerja selama lebih dari 10 tahun di pesantren ini mulai berkurang,

hal ini dimungkinkan karena dua hal; karena pembina yang telah bekerja di

pesantren ini selama lebih dari 1 o tahun, ada yang berhenti, pindah jabatan atau

pindah kerja dari pondok pesantren Darul Arqam atau mungkin juga dikarenakan

pesantren ini melakukan peremajaan pembinaan, dengan cara mengganti

pembina-pembina lama yang sudah kurang berkomp1~ten dengan pembina­

pembina yang baru yang masih semangat dan berkompeten.

Berdasarkan status pernikahan, secara keseluruhan subjek pi:melitian yang

paling banyak adalah mereka yang sudah berkeluarga atau menikah, sebanyak

13 orang atau 87,5 %. Sedangkan untukjumlah yang single atau belum menikah

yaitu sebanyak dua orang arau 12,5% dari total subjek 15 orang. Dengan hasil

data ini menunjukan bahwa status berkeluarga atau yang telal1 menikah menjadi

hal yang cukup dipertimbangkan untuk seorang pembina bagi Pondok Pesantren

Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Penulis juga memberikan kuesioner kepada 15 orang pembina, lalu penulis

memberikan skor ke dalam empat kategori, yang terbagi menjadi, skor satu (1)

untuk pola asuh ototriter, skor dua (2) untuk pola asuh demokratis, skor tiga (3)

untuk pola asuh permisif indulgent, dan skor empat (4) untuk pola asuh permisif

Indifferent.

Page 116: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Skor pola asuh untuk pengukuran skala pola asuh dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.8

Skor Skala Pola Asuh

Skor Pola Asuh

1 Otoriter

2 Demokratis

3 Permisif Indulgent

4 Permisif Indifferent

IOI

Dalam pengukuran skala pola asuh ini, peneliti menentukan pola asuh yang

dipakai responden dengan cara melihat skor pola asuh yang terbanyak yang

ada pada responden. Setelah ditetapkan norma seperti di atas, maka peneliti

dapat mendiagnosis responden yang mempunyai pola asuh, otoriter,

demokrastis, permisif Indulgent, dan permisif Indifferent dengan memasukkan

jumlah skor responden ke dalam interval pola asuh. Interval te1rsebut di susun

berdasarkan skor terendah dan tertinggi dalam setiap kategori pola asuh. Di

bawah ini disajikan tabel frekuensi responden yang mengunakan masing-masing

kategori skala pola asuh.

Page 117: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

102

Tabel 4.7

Kategori Skala Pola Asuh

Pola Asuh Interval Frekwensi Persen (%)

Otoriter 33-57 0 0%

Demokratis 58-82 15 100%

Permisif Indulgent 83-107 0 0%

Permisif Indifferent 108-133 0 0%

Total 15 100 %

Berdasarkan dari daftar distribusi di atas terlihat secara keseluruhan subjek

penelitian yang paling banyak menggunakan pola asuh demokratis sebanyak 15

orang atau 100 %. Sedangkan untuk pola asuh otoriter, permi:sif indulgent, dan

permisif indifferent tidak ada yang menggunakannya atau 0 % dari total subjek

15 orang. Dengan hasil data ini menunjukan bahwa pola asuh yang digunakan

pembina Pondok Pesantren Darul Arqam Mt.lhammadiyah Garut secara umum

adalah demokratis.

Page 118: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN !SARAN

Pada bab ini penulis membahas mengenai kesimpulan, diskusi dan saran

untuk subjek penelitian maupun penelitian berikutnya.

5. 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data tentang pola asuh pembina terhadap santri di

Pondok Pesantren dapat disimpulkan bahwa pembina di Pondok Pesantren

Darul Arqam Muhammadiyah Garut memiliki pola asuh deimokratis yang

meliputi empat aspek pola asuh, yaitu pengasuhan, kontrol, harapan, dan

komunikasi.

5. 2. IDiskusi

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa pola asuh pembina terhadap santri

di Pondok Pesantren Darul Arqam adalah demokratis. Yang berarti hasil

penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Mukhtar (2005) yang

mengatakan bahwa ada perbedaan kontribusi dari kebervariasian pola asuh

otoriter terhadap kebervariasian prestasi belajar santri mukim dan santri

nonmukim. Juga tidak sama dengan pendapat Bawani (dl:tlam Yasrnadi,

Page 119: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

104

2002: 63) yang menyatakan keberadaan seorang Kiai dalam lingkungan

pesantren diibaratkan laksana jantung bagi kehidupan manusia. lntensitas

Kiai memperlihatkan peran yang otoriter disebabl<an karena Kiailah perintis,

pendiri, pengelola, pengasuh, pemimpin, dan bahkan pemilik tunggal sebuah

pesantren. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan kuesioner yang penulis

sebarkan kepada keseluruhan pembina yang berjumlah 15 orang. Dari

kuesioner tersebut terlihat semua pembina menggunaka111 pola asuh

demokratis.

Hal ini menjelaskan bahwa pola asuh di pondok pesantren kini mengalami

perubahan. Bila melihat sejarah faktor Kiai dahulu begitu dominan dalam

pengasuhan sehingga tak heran bila pola asuh yang terbentuk adalah pola

asuh otoriter. Akan tetapi perubahan yang terjadi seperti penambahan jumlah

santri yang semakin banyak, dan perkembangan zaman cli bidang teknologi

dan informasi menuntut pesantren untuk menyesuaikan diri dengah tetap

mempertahankan tradisi yang telah ada sebelumnya. Sedlangkan pada aspek

pengasuhan kini tidak lagi terpusat kepl:ida satu figur Kiai saja melainkan

secara kolektif oleh para pembina santri.

Perubahan ini pun mempengaruhi Pondok Pesantren Darul Arqam untuk

membuat kebijakan baru dalam hal pola asuh di pondok pesantren. Salah

satunya adalah memisahkan tugas pembina sebagai wali kelas santri. Dalam

Page 120: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

105

satu kelas ditunjuk dua orang yang bertanggungjawab untuk mengurus santri,

satu orang bertugas sebagai pembina di asrama dan yang lainnya bertugas

sebagai wali kelas.

Dari hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan pada tiga orang

pembina pondok pesantren Darul Arqam di Garut, penulis mendapatkan

gambaran fenomena di pesantren berkaitan tentang pola asuh pembina

terhadap santri di pondok pesantren Darul Arqam Garut. Hasil analisa data

wawancara memberikan gambaran lebih mendalam men9enai pola asuh

demokratis yang dilakukan pembina terhadap santri. Hal ini dapat dilihat dari

tingginya keempat dimensi pola asuh yang dimiliki oleh pembina. Empat

dimensi pola asuh yang dimaksud adalah aspek pengasuhan, kontrol,

harapan, dan komunikasi. Masalah yang paling terlihat dailarn penelitian ini

yaitu rendahnya aspek kontrol dalam pola asuh pernbina 1terhadap santri. Hal

ini lebih disebabkan karena banyak jurnlah santri yang harus diasuh oleh

seorang pembina. Oleh karena itu untuk rnencapai hasil yang rnaksimal

dalam mengasuh, hal ini tergantung bagairnana pembina menggunakan

waktunya untuk mengontrol santri dalam jumlah yang ban yak.

Pada hasil analisa data wawancara juga rnampu mengun1~kapkan mengenai

persepsi rnengenai pola asuh, latar belakang dan riwayat pembina. Hal itu

merupakan bagian tak terpisahkan sebagai faktor yang bEirpengaruh

Page 121: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

106

terhadap pola asuh pembina kepada santri. Sebagai contoh, pembina yang

ketika masa sekolahnya di lingkungan pondok pesantren tentu memiliki

pengalaman bagaimana rasanya diasuh oleh pembina. Hal ini berpengaruh

terhadap bagaimana seorang pembina mengasuh santri. Dengan

mempelajari cara pengasuhan yang ia dapatkan semasa di pondok

pesantren, pembina sudah memiliki gambaran bagaimana cara mengasuh

santri. Apalagi bagi pembina yang sebelum mengasuh di Pondok Pesantren

Darul Arqam pernah mengasuh di tempat lain. Hasil lain yang didapat adalah

mengenai pekerjaan sebagai pembina merupakan pengabdian. Baik kepada ,

pesantren, organisasi maupun kepada Islam itu sendiri.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembina yang tinggi dalam

keempat dimensi pola asuh, mengakibatkan santri menjacli bersemangat

dalam belajar dan mengejar prestasi yang merupakan salah satu tujuan dari

institusi pendidikan dalam hal ini pondok pesantren. Dengan tercapainya

tujuan pondok pesantren dalam proses pengasuhan hal ini cepat atau lambat

akan meningkatkan keuntungan bagi pondok pesantren. Oleh karena itu,

pimpinan pondok pesantren perlu memperhatikan pola· asuh pembinanya

agar pembina-pembina dapat memberikan pengasuhan yang optimal kepada

santri.

Page 122: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

5. 3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini ada beberapa hal yang dapat

dipertimbangkan sebagai saran praktis, baik untuk kepentingan pembina

maupun pihak pondok pesantren.

107

1. Kepada pimpinan pondok pesantren, agar lebih memperhatikan dan

memberikan solusi yang baik kepada pembinanya berkaitan tentang

pola asuhnya, khususnya pada pembina-pembina yang mempunyai

tingkat yang rendah pada aspek pola asuhnya, agar pembina merasa

nyaman dan bersemangat dalam bekerja, sehingga tercipta pola asuh

yang baik terhadap santri.

2. Bagi pembina sebaiknya lebih terbuka untuk mengungkapkan

permasalahan pola asuhnya kepada pimpinan pondok pesantren,

namun dalam proses perbaikannya, pembina juga harus ikut membantu

pimpinan untuk menjadikan pola asuh terhadap santri menjadi lebih

baik, dengan mematuhi aturan-aturan yang telah dibuat oleh pimpinan

pondok pesantren.

Saran-saran teoritis bagi penelitian-penelitian selanjutnya;

1. Penulis menyadari bahwa, dalam proses penulisan skripsi ini terdapat

beberapa kekurangan dan kelemahan terutama dalam proses

penelitiannya, maka pada peneliti selanjutnya yang berkeinginan untuk

Page 123: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

108

melakukan penelitian dengan tema masalah yang sama, disarankan

untuk memperdalam kajian permasalahan, menghubungkannya dengan

variabel lain dan menambah jumlah sampel yang berbeda termasuk

membandingkannya dengan santri.

2. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan dalam men1mambarkan pola

asuh yang hanya mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia, masa

kerja, status pernikahan dan latar belakang pendidikan terakhir

responden. Untuk penelitian selanjutnya, dianjurkan untuk melakukan

penelitian dengan menggambarkan pola asuh yang mempertimbangkan

aspek lain, misalnya kelekatan pembina dengan orang tua santri,

efektifitas pola asuh dengan rasio jumlah santri yang diasuh, tingkat

ekonomi pembina.

Page 124: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

109

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2003), Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2003). Penyusunan Seka/a Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Boyd, D & Bee H. (2006), Life Span Development, 4hEdition, Boston: Pearson Education, Inc

Bhuono, A (2005). Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI

Hurlock, E. B. (2002). Perkembangan Anak, Ji/id 1 &2. Jakarta: Erlangga

Khoerwadarminta, W. J. S. (1993). Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kriswanto, C. I. 4 Tipe Pola Asuh Orang Tua. tanggal 30 April 2007. www.tabloid­nakita.com

Madjid, N. (1997). Bilik-Bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina

Mansur, Junaedi, dan Mahfud. (2005). Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Depag RI

Martin, C. A (1997). Parenting, A Life Span Perspective. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc

Mastuki, H. S. (2003). Managemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka

Moleong, L. J. (2007). Metodo/ogi Penelitian Kua/itatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya

\/lonk's, F. J. (2004). Psiko/ogi Perkembangan, Pengantar Dan Berbagai Kegiatannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

\/luhammad, A (1993). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta:

=>ustaka Amani

Mukhtar, M. (2005). Kontribusi Kebervariasian Pola Asuh, Konsep Diri, Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kebervariasian Prestasi Belajar Santri Mukim dan Santri Non Mukim. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia

Vlulyadi, K. (1999). Pengaruh Gaya Pengasuhan Orangtua Terhadap Tingkah Laku Prososial Remaja Pada Remaja Akhir Jumal Psikologi Vol. 11. No. 1. Maret 2003. Bandung: UNPAD

Page 125: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

110

Mulyana, D. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigms Baru I/mu Komunikasi dan I/mu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Netty, Hartati, dkk. (2004). Pedoman Penyusunan dan Penuli.san Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Papalia, D.E, Olds, S.W & Feldrnans, R. D. (2004). Human Development glhEdition. New York: McGraw Hill

Partanto, Pius Adan M. Dahlan Al-Barry. (1994). Kamus llmiafl Populer. Surabaya: Arko la

Poerwandari, K. (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 UI

Qornar, M. (2007). Pesantren, Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi lnstitusi. Bandung: PT. Erlangga

Santrock, J. W. (2006). Life Span Development, Perkembang;;m Masa Hidup, jilid I Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Santrock, J. W. (2006). A Topical Approach to Life Span Development, f.lh Edition. California: Brooks Cole Publishing Company

Sarlito, W. S. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers

Shaffer, D.D. (1999). Developmental Psychology, Childhooo' & Adolesence, rfh Edition. California: Brooks/Cole Publishing Company

Singgih, D. G. (2003). Perkembangan Manusia dari Mass ke masa. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulya

Strage & Brandt. (1999). Authoritative Parenting and College Students' Academic Adjustment an Success. Journal Of Educational Psychology. Vol. 91. No. 1. 146-156

Sudarwan, D. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia

Sururin. (2003). I/mu Jiwa Agama. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

rarsis, T. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Agresivitt~s Remaja,. tanggal 30 April 2007. www.depdiknas.go.id

lasta, R. Muller, S.A & Ellis, S. (2004). Child Psychology, 467Edition. USA: John Willey & Sons. Inc

(asmadi. (2002). Modemisasi Pesantren, Kritik Nurcho/is Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press

Page 126: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

111

Yin, R. K. (2004). Studi Kasus, Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Yusuf, M. (1996). Faktor-Faktor lntelektif Dan Non-lntelektif Vang Mempengaruhi Hasil Belajar, Studi Korelasi Antara lntelegensi, Kreativitas, Pola Asuh Orangtua Dan Perilaku Belajar Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Berprestasi Unggul. Tesis. Jakarta: Universitas lndonesta

Zarkasyi, A. S. (2005). Gontor & Pembaharuan Pendidikan Pe:santren. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Zikri, N. I. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dan Sikap Remaja Terhadap Premarital Sex Di OKI Jakarta. (2003). Tesis. Jakarta: Program Pasca Sarjana UI

Page 127: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

LAMPIRAN .. LAMPIR.AN

Page 128: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGJ

JI. Kerta Mukti No. 5 Cireundeu Ciputat Jakarta Selatan 15419 Telp. 7433060 Fax. 74714714

Nomor: F.l .71/ICM.01.5/~2fl007 Lamp. : I (satu) berkas Perihal : Perpanjangan Bimbingan Skripsi

Kepada Yth. I. Bambang Suryadi, Ph. D 2. Solicha, S. Ag Dosen Fak.Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Assalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 4 Januari 2008

Dengan ini kami mengharapkan kesediaan Bapak/lbu/Saudara/i untuk menjadi Pembimbing penulisan skripsi mabasiswa :

Nama Nomor Pokok Fakultas Judul Skripsi

Catur Tresna 103070028987 Psikologi

: "Dinamika Pola Asuh Pembina Terhadap Santri di Pondok Pesantren Darul Arqam Garut".

Judul tersebut telab disetujui oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik pada tanggal 28 Desember 2007 dengan out line, abstraksi dan daftar pustaka terlan1pir. Bimbingan skripsi ini kami mohon dapat diselesaikan dalan1 waktu 6 (enam) bulan, yakni sampai dengan tanggal 28 Maret 2008. Setelahjudul tersebut dikonsultasikan dengan Pembimbing dan terjadi perubahan, maka segera dilaporkan ke Pembantu Dekan Bidang Akademik dan laporan berikutnya dilaksanakan pada bulan ketiga dan kelima.

Demikian atas kesediaan Bapak /Ibu/ Saudara/i kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

fembusan: l. Dekan ( Sebagai laporan )

Page 129: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

FAKULTAS PSIKOLOGI

\rta Mukti No.5 Cireudeu Ciputat Jakarta Selatan 15419 Telp. (021) 7433060 Fax. 74714714

.or J.

: Ft. 71/0T.Ol.7/ ~)tl /VI!l/2007 Jakarta, l 4 Agustus 2007

: lzin Pene1itian

Kepada Yth. Pimpinan Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah di Garut

Assalrnnu'alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :

Nam a Tempat/T gl Lahir Alamat

: Catur Tresna Ruswaraditra : Bogor, 24 Februari 1985 : Pancasan No.90 Rtl/12 Pasir Jaya Bogor Barat

adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Semester NomorPokok Tahun Akademik Program

IX (Sembilan) 103070028987 2007/2008 Strata I (S-1)

Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : "Pola Asuh Pembina terhadap santri di Pondok Pes:mtren Dllrul Arqam Muhammadiyah Garut" mahasiswa tersebut memerlukan izin Penelitian di lembaga yang Bapak/Ibu/Saudara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.

Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Page 130: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

l:-ij~! ;;y~_,~..,~~i/~,;f.d~ iJ1l>.J MA'HAD DARUL ARQ.AM MUHAMMADIYAH

DAERAH IGARUT JI. Ciledug No. 284 I 36 <(J 0262-233804 Fax. 02Ei2- 243816 Garut- 44i8i

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

NO. : 092 I III.4 IF I KET I MDA I 2007

Pimpinan Ma'had Dami Arqam Muhammadiyah Daerah Gamt menerangkan dengan

sesungguhnya bahwa :

Nama

NIM

: CATUR TRESNARUSWARADITRA

: 103070028987

Jumsan/Fakultas : Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta

telah melaksanakan Penelitian dalam rangka penyusunan Skripsi dengan judul

"POLA ASUH PEMBINA TERHADAP SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL

ARQAM MUHAMMADIYAH GARUT"

Demikian Surat keterangan ini kami buat untuk menjadi maklum.

Garut, 24 Oktober 2007

Page 131: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Pengantar

Dengan Hormat,

Salam teriring doa saya sampaikan, semoga Bapak/lbu SE1lalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : Catur Tresna Ruswaraditra

NIM : 103070028987

Semester : VIII (Delapan)

Fakultas : Psikologi

Universitas : Universitas Islam Negeri (UI N) Syarif Hidayatullah Jakarta

115

Dengan ini bermaksud mengadakan penelitian dengan ju1:!ul "Pola Asuh Pembina di Pondok Pesantren", dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat kecenderungan tipe pola asuh yang dipakai pembina di pondok pesantren. Penelitian ini tidak melihal: baik buruknya kinerja kerja Anda, akan tetapi kontribusi dari Anda akan sangat membantu dalam proses penelitian ilmiah ini.

Pada halaman berikut ini, Anda akan menjumpai beberapa pernyataan, dimana pada setiap pernyataan disediakan beberapa kemungkinan yang dapat Anda pilih sebagai jawaban. Saya berharap Anda membaca setiap pemyataan dengan teliti sehingga jawaban yang Anda pilih sesuai dengtm pemikiran dan keadaan Anda yang sebenamya.

Dalam hal ini tak ada jawaban yang benar atau yang salah. Oleh karena itu saya mohon kepada Bapak/lbu bisa memberlkan jawaban secara apa adanya untuk semua pemyataan yang telah disediakan. Adapun informai~i atau data yang Anda berikan akan sangat berrnanfaat bagi penelitian ini dan dijamin kerahasiannya.

Atas kesediaan Bapak/lbu meluangkan waktu untuk menoisi kuesioner ini, saya mengucapkan terima kasih.

Peneliti

Page 132: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

116

Data Prlbadi

1. Na ma

2. Jenis kelamin

3. Usia

4. Pembina Kelas

5. Pendidikan terakhir

6. Pengalaman Membina : Tahun

Petunjuk

Di bawah ini terdapat pemyataan yang berkenaan dengan "Pola Asuh Pembina di Pondok Pesantren", jawablah dengan melingkari huruf pada salah satu pemyataan yang anda anggap sesuai diri anda. Tak ada jawaban yang salah, semua jawaban benar bila pilihan jawaban Anda sesuai dengan pemikiran dan kmidaan Anda yang sebenamya. Adapun contoh pernyataan dan alternatif pilihan ja11o/aban itu adalah :

1. Dalam membina saya memberlakukan santri

a. Sebagai siswa/siswi yang harus taat pada peraturan yang berlaku

@sebagai siswa/siswi yang mempunyai potensi untuk dikembangkan

c. Sebagai anak sendiri

d. Sebagai manusia biasa

Page 133: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

t>. Hasil aKhir aclalah KesepaKatan antara santri dan pembina c. Santri tidak mempunyai hak berpandapat d. Pembina tidak peduli dengan hal ini

3ila ada santri yang sakit, make saya akan a. Memperhatikan perawatan, menyuruh santri untuk istirahat

dan menjaga santri b. Tidak memperhatikan perawatan, dan tetap menyuruh santri

tidak boleh melupakan tugas-tugas rutin c. Tidak peduli d. Memperhatikan perawatan, memanjakan serta melayani

semua kebutuhan santri

3ila terdapat nilai ujian santri yang jelek a. Menghukum dan mempermalukan di hadapan santri lainnya b. Menerima apa adanya c. Kecewa, tetapi tetap memberi semangat terhadap santri d. Tidak peduli

lila terdapat santri yang tidak memenuhi janji dengan pembina, make a. Tidak peduli den diam saja b. langsung menghukum santri c. Menannyakan alasan santri den memperingatkannya agar

tidak mengulanginya lagi d. Memaklumi

lila nilai rapor ada santri yang jelek, make pembina akan a. Menanyakan kesulitan yang santri alami den mencari jalan

keluar yang balk untuk meningkatkan prestasi b. Menghukum den membodoh-bodohkan santri c. Tidak peduli d. Menerima apa adanya

lila santri mengikuti lomba olah raga, maka saya akan a. Mempersulit santri b. Tidak peduli c. Pembina ikut mempersiapkan keperluan untuk mengikuti

lomba d. Semua keperluan disiapkan oleh pembina

c. Tidak menghiraukan d. Menangani sepenuhnya kesulitan santri

8. Terhadap harapan clan cita-cita a. Tidak mempedulikan b. Menuntt..~ untuk diwujudkan secara wajar c. Menganggap hal tersebut mengganggu kegiatan belajar

mengajar d. Tidak menuntut sama sekali

9. Pada waktu liburan pesantren a. Memberi santri banyak tugas b. Memberi kebebasan sepenuhnya terhadap santri c. Menanyakan dan mengarahkan kegiatan yang akan dilakukan

semasa liburan d. Tidak peduli

10. Bila ada seorang santri yang menjadi juara kales a. Bangga den terus memberikan semangat b. Merendahkan prestasi yang dicapai oleh santri tersebut c. Diam saja d. Sangat bangga, sehingga bebas menentukan ape yang

diinginkannya

11 . Dalam hal prestasi santri a. Tidak pernah menuntut den menerima ape adanya b. Sama saja tidak ada yang berbeda c. Menuntut untuk dapat berprestasi sebaik mungkin d. Tidak peduli

12. Bila santri lalai mengerjakan tugas rutin a. Pembina tidak tahu yang santri kerjakan b. Menghukum santri tersebut c. Maklum d. Memperingatkan agar lain kali ia tidak mengulanginya lagi

13. Bila Santri bangun kesiangan dan terlambat mengikuti kegiatan belajm mengajar

a. Menghukum santri b. Tidak peduli c. Menanyakan kenapa bisa kesiangan dan memperingatkan

agar tidak mengulanginya lagi d. Menyuruh agar segera bersiap-siap

Page 134: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

bisa melakukannya b. Bangga dan terus memberi semangat c. Bangga sekali hingga mengistimewakannya dari santri yang

Iain d. Tidak peduli

lila terdapat santri yang jatuh hingga terluka a. Memarahinya kenapa ha! itu sampai terjadi b. Tidak peduli c. Menannyakan bagaimana hal itu bisa terjadi, dan

menyuruhnya untuk lebih hati-hati lain kali d. Sedih, dan terus merawat hingga sembuh

'erhadap kegiatan yang diikuti oleh santri a. Tidak menyukai b. Tidak peduli c. Memberi kebebasan aktif, walaupun tidak harus berprestasi d. Mendukung atas kemampuan yang dimiliki oleh santri

· erhadap cara belajar santri a. Menjaga ketat jam belajar santri, harus sesuai dengan

paraturan pondok b. Membebaskan santri untuk belajar atau tidak c. Menemani belajar jika memiliki waktu d. Tidak peduli

lila saya sakit a. Menginginkan ada santri yang menjenguk dan menanyakan

keadaannya bila ada waktu b. Santri harus siap bila sewaktu-waktu dibutuhkan dan tetap

harus mengikuti aturan yang berlaku, karena barangsiapa yang melanggar akan dihukum beral

c. Santri tetap bebas, terserah saja d. Tidak pemah minta bantuan kepada santri

Illa ketahuan terdapat santri mengubah letak kasur dan lemari di 1srama

a. Tidak mempedulikannya b. Bila ide santri lebih baik, maka pembina tidak keberatan c. Menghukum karena tidak izin dahulu, juga karena tidak sesuai

dengan yang dianjurkan oleh pembina d. Pembina tidak akan marah, dan membebaskan santri untuk

mengubahnya sesuai dengan keinginan mereka

kegiatan bagi masing-masing santri c. Setuju-setuju saja, terserah santri maunya apa d. Pembina mendorong untuk berprestasi, jenis kegiatannya

terserah kepada masing-masing santri namun menyarankan agar sesuai dengan minat dan kemampuan

21. Bila sedang diadakan kerja bakti a. Membebaskan santri untuk ikul atau tidak b. Menghukum santri bila ada yang tidak mengiku!i c. Pembina tidak mengetahui kegiatan semua santri d. Bila tidak ada yang harus dikerjakan santri terlebih dahulu,

pembina mengharapkan agar santri turut serta

22. Pada waklu memerintahkan sesuatu a. Memberitahu dengan cara yang baik b. Menuntut agar segala sesuatunya harus dilaksanakan dengan

benar c. Tidak pernah menyuruh apapun d. Terserah nau dilaksanakannya perintah itu atau tidak

23. Bila ada santri yang berkelahi a. Oibiarkan saja b. Oimarahi dan menghukum keduanya atau semua yang terliba't c. Membela kepada santri yang tertihat lemah d. Menyuruh mereka untuk berdamai, dan menjelaskan bahwa

berkelahi itu tidak baik

24. Terhadap waktu bermain santri a. Melarang bermain seenaknya, karena mengganggu kegiatan

KBM b. Boleh bermain kapan saja, terserah santri karena sudah besar

bisa mengatur diri sendiri c. Boleh melakukannya di waklu yang kosong dan tidak ada

kegiatan dan tugas yang harus dilakukan lebih dulu d. Tidak pernah memperhatikan

Page 135: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

b. Langsung menghukum karena tidak disiplin c. Tidak pernah mengontrol semuanya, mungkin ada satu atau

dua orang saja d. Memaklumi k8rena padatnya jadwal yang telah diatur di

ponclok pesantren

iila pempina pada saat tertentu melakukan kesalahan a. Santri boleh mengkritik b. Tetap rnenganggap santri yang salah untuk menjaga wibawa c. Meminta maaf, karena wajar jika manusia melakukan salah d. Diam saja

·emadap tata care berpakaian santri a. Tidak pemah mengatur b. Memberikan pengarahan yang baik tentang tata cara

berbusana c. Harus berbusana rnuslim/muslimah kalau tidak dihukum d. Membolehkan pakaian apa saja yang penting nyaman dan

sopan

•endapat anda bila pembina mengobrol dengan santri a. Hanya membuang-buang waktu dan tidak sopan b. Soleh 1<apan saja c. Soleh saja, asalkan wa!<tunya disesuaikan dengan

bahasannya d. Tidak pernah mengobrol

·emadap waktu masuk ke kelas pada kegiatan belajar mengajar a. Kapan sa]a karena menganggap santri sudah dewasa b. Harus tetap waktu apapun yang terjadi untuk membiasakan

hidup disiplin c. Kurang memperha!ikan d. Membolehkan izin atau telat bila alasannya dapat

dipertanggungjawabkan

~eadaan di asrama bila pembina sedang mengontrol seperti apa a. Membosankan b. Tenang dan nyaman, terjalin hubungan yang harmonis antara

santri dan pembina c. Terlihat ada ketegangan antara pembina dan santri d. Biasa-biasa saja

b. Harus selalu hadir dan diawasi dengan ketat, bila tidak datani~ akan clihukum

c. Terserah santri ingin hadir atau tidak d. Santri diharapkan hadir untuk menanmbah wawasan dan

informasi agar !idak ketinggalan

32. Seusai belajar di kelas a. Harus langsung bersiap mengerjakan tugas yang lain, karenai

waktu adalah pedang b. Tidak memperhatikan c. Soleh pulang kapan saja dan bebas menentukan kegiatan

apapun setelahnya d. Soleh lstirahat sejenak, namun tidak boleh berlama-lama

karena jadwal kegiatan sudah ditentukan

33. Bila ada santri yang ketahuan mencuri a. Langsung menghukum karena bersalah melakukan

pelanggaran b. Menyelesaikan dengan bijak dan menanyakan motif dia

mencuri c. Memberikan perhatian lebih, mungkin santri kurang mendapat

perhatian d. Oiblarkan saja, tidak pernah tahu

SP.L)?l:MJ!'l' :MP/N<jP/11.'J.Jl'l(Jl!N '1.tE~:MJ! 'K)tSJJ(

Page 136: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

b. Hasil akhir adalah kesepakatan antara santri dan pembina (2) c. Santri tidak mempunyai hak berpendapat ( 1) d. Pembina tidak peduli dengan hal ini (4)

lila ada santri yang sakit, maka saya akan (P) a. Memperhatikan perawatan, menyuruh santri untuk istirahat

dan menjaga santri (2) b. Tidak memperhatikan perawatan, dan tetap menyuruh santri

tidak boleh melupaken tugas-tugas rutin (1) c. Tidak peduli (4) d. Memperhatikan perawatan, memanjaken serta melayani

semue kebutuhan santri (3}

lila terdapat nilai ujian santri yang jelek (T) a. Menghukum dan mempermalukan di hadapen santri lainnya

(1} b. Menerima ape adanya (3) c. Kecewa, tetapi tetap memberi semangat terhadap santri (2} d. Tidak peduli ( 4)

lila terdapat santri yang tidak memenuhi janji dengan pembina, maka K)

a. Tidak peduli dan diam saja (4) b. Langsung menghukum santri (1) c. Menannyakan alasan santri dan memperingatkannya agar

tidak mengulanginya lagi (2) d. Memaklumi (3)

lila nilai rapor ada santri yang jelek, maka pembina akan (n a. Menanyakan kesuli!an yang santri alami dan mencari jalan

keluar yang baik untuk meningkatkan prestasi (2) b. Menghukum dan membodoh-bodohkan santri ( 1 ) c. Tidak peduli (4) d. Menerima apa adanya (3)

lila santri mengikuti lomba olah raga, make saya akan (K) a. Mempersulit santri ( 1) b. Tidak peduli (4) c. Pembina ikut mempersiapkan keperluan untuk mengikuti

lomba (2) d. Semua keperluan disiapkan oleh pembina (3)

c. Tidak menghiraukan (4) d. Menangani sepenuhnya kesulitan santri (3)

8. Terhadap harapan dan cita-cita (T) a. Tidak mempedulikan (4) b. Menuntut untuk diwujudkan secara \vajar (2) c. Menganggap hal tersebut mengganggu kegiatan belajar

mengajar (1) d. Tidak menuntut sama sekali (3)

9. Pada waklu liburan pesantren (C) a. Memberi santri banyak tugas (1) b. Memberi kebebasan sepenuhnya terhadap santri (3) c. Menanyakan dan mengarahkan kegiatan yang akan dilakukan

semasa llburan (2) d. Tidak peduli ( 4)

10. Bila ada seorang santri yang menjadi juara kelas {T) a. Bangga dan terus mamberikan semangat (2) b. Merendahken prestesi yang dicapei oleh santri tersebut (1) c. Diem saja (4) d. Sangat bangga, sehingga bebas menenlukan apa yang

diinginkannya (3)

11 . Dalam hal prestasi santri m a. Tidak pernah menuntut dan menerima apa adanya (3) b. Sama saja tidak ada yang berbeda ( 1 ) c. Menuntut untuk dapat berprestasi sebaik mungkin (2) d. Tidak peduli ( 4)

12. Bila santri lalai mengerjakan tugas rutin (C) a. Pembina tidak tahu yang santri kerjakan (4) b. Menghukum santri tersebut (1) c. Maklum (3) d. Memperingatkan agar lain kali ia tidak mengulanginya lagi (2)

13. Bila Santri bangun kesiangan dan terlambat mengikuti kegiatan belajar mengajar ( C)

a. Menghukum santri ( 1) b. Tidak peduli ( 4) c. Menanyakan kenapa bisa kesiangan dan memperingatkan

agar tldak mengulanginya lagi (2) d. Menyuruh agar segera bersiap-siap (3)

Page 137: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

01sa metaKuKannya ( 1 ) b. Bangga dan terus memberi semangat (2) c. Bangga sekali hingga mengistimewakannya dari santri yang

lain (3) d. Tidak peduli ( 4}

:ila terdapat santri yang jatuh hingga terluka (P) a. Memarahinya kenapa hal itu sampai terjadi ( 1) b. Tidak peduli ( 4) c. Menannyakan bagaimana hal itu bisa terjadi, dan

menyuruhnya untuk lebih hati-hati lain kali (2) d. Sedih, dan terus merawat hingga sembuh (3)

'erhadap kegiatan yang diikuti oleh santri (K} a. Tidak menyukai (1) b. Tidak peduli { 4} c. Memberi kebebasen aktif, walaupun tidek harus berprestasi

(3) d. Mendukung etas kemampuen yang dimiliki oleh santri (2)

·amadap cara belajar santri (C} a. Menjega ketat jam belajar santri, harus sesuai dengan

peraturan pondok (1) b. Membebaskan santri untuk belajar alau tidak (3) c. Menemani belajar jika memiliki waktu (2) d. Tidak peduli { 4)

:ila saya sakit {P} a. Menginginkan ada santri yang menjenguk dan menanyakan

keadaannya bila ada waktu (2) b. Santri herus siep bila sewaktu-waktu dibutuhken dan tetap

harus mengikuti aturan yang berlaku, karena barangsiapa yang melanggar akan dihukum be rat ( 1 }

c. Santri tetap bebas, terserah saja (3) d. Tidak pernah minta bantuan kepada santri { 4)

b. Bila ide santri lebih baik, maka pernbina tidak keberatan (2) c. Menghukum karena tidak izln dahulu, juga karena tidak sesuai

dengan yang dianjurkan oleh pembina ( 1} d. Pembina tidak akan marah, den membebasken santri untuk

mengubahnya sesuai dengan keinginan mereka (3)

20. Dal am mengikuti kegiatan ekstra kurikuler (T) a. Tidak peduli (4) b. Harus aktif dan berprestasi, dan pembina menentukan jenis

kegiatan bagi rnasing-masing santri { 1 } c. Setuju-setuju saja, terserah santri maunya apa (3) d. Pembina mendorong untuk berprestasi, jenis kegiatannye

terserah kepada masing-masing santri namun menyarankan agar sesuai dengan minat dan kemampuan (2)

21. Bila sedang diadekan kerje bekti (K) a. Membebaskan santri untuk ikul atau tidak (3) b. Menghukum santri bila ade yang tidak mengikuti ( 1 ) c. Pembina tidak mengetahui kegiatan semua santri ( 4) d. Bila tidak ada yang harus dikerjakan santri terlebih dahulu,

pembina mengharapkan agar santri turut serta (2)

22. Pada waktu memerintahkan sesuatu (T) a. Memberitahu dengan care yang baik (2) b. Menuntut agar segala sesuatunya harus dilaksanakan denga1n

benar (1) c. Tidak pernah menyuruh apapun ( 4} d. Terserah nau dilaksanakannya perintah itu atau tidak (3)

23. Bila ada santri yang berkelahi (C) a. Dibiarkan saja ( 4) b. Dimerahi dan menghukum keduanya atau semua yang terliba1t

(1} c. Membela kepada santri yang terlihat lemah (3) d. Menyuruh mereka untuk berdamai, dan menjelaskan bahwa

barkelahi itu tidak baik (2)

Page 138: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

b. Boleh bennain kapan saja, terserah santri karena sudah besar bisa rnengatur diri sendiri (3)

c. Boleh rnelakukannya di waktu yang kosong dan tidak ada kegiatan dan tugas yang harus dilakukan lebih dulu (2)

d. Tidak pemah rnernperhatlkan (4)

lila ada santri yang lalai dalarn shalat (C) a. Merninta penjelasan mengapa bisa terjadi hal tersebut dan

rnernberitahu bahwa lalai dalarn shalat itu berdosa (2) b. Langsung menghukurn karena tidak disiplin (1) c. Tidak pemah mengontrol sernuanya, rnungkin ada satu atau

dua orang saja ( 4) d. Mernaklurni karena padatnya jadwal yang telah diatur di

pondok pesantren (3)

rna pernbina pada saat tertentu rnelakukan kesalahan (T) a. Santri boleh mengkritik (3) b. Tetap rnenganggap santri yang salah untuk rnenjaga wibawa

(1) c. Meminta rnaaf, karena wajar jika rnanusia rnelakukan salah (2) d. Diam saja ( 4)

:erhadap tata cara berpakaian santri (T) a. Tidak pemah mengatur (4) b. Memberikan pengarahan yang baik tentang tata cara

berbusana (2) c. Harus berbusana muslirn/muslirnah kalau tidak dihukum ( 1) d. Membofehkan pakaian apa saja yang panting nyarnan dan

sopan (3)

•endapat anda bila pembina mengobrol dengan santri (K) a. Han ya membuang-buang waktu dan tidak so pan ( 1 ) b. Boleh kapan saja (3) c. Boleh saja, asalkan waktunya disesuaikan dengan

bahasannya (2) d. Tidak pemah rnengobrol (4)

Ket : P=Pengasuhan, C=Kontrol, T=Tuntutan, K=Komunikasi, l=Otoriter, 2=Demokratis, 3=Permisif Indulgent, 4=Permisf Indifferent

b. Harus te!ap waktu apapun yang terjadi untuk membiasakan hidup disiplin (1)

c. Kurang memperhatikan ( 4) d. Membolehkan izin atau telat bila alasannya dapat

dipertanggungjawabkan (2)

30. Keadaan di asrama bila pembina sedang mengontrol seperti ape (P) a. Membosankan (4) b. Tenang dan nyaman, terjalin hubungan yang hannonis antam

santri dan pembina (2) c. Terlihat ada ketegangan antara pembina dan santri ( 1) d. Biasa-biasa saja (3)

31. Terhadap kegiatan yang dilakulan di Mesjid atau aula yang sifatnya bukan kegiatan belajar mengajar, sepertl ceramah umurn (C)

a. Kurang mengontrol ha! ini (4) b. Harus selalu hadir dan diawasi dengan ketat, bila tidak datani~

akan dihukum (1) c. Terserah sanlri ingin hadir atau tidak (3) d. San!ri diharapkan hadir untuk menanmbah wawasan dan

infonnasi agar tidak ketinggalan (2)

32. Seusai belajar di kelas (K) a. Harus langsung bersiap rnengerjakan tugas yang lain, karena

waktu adalah pedang (1) b. Tidak rnemperhatikan (4) c. Boleh pulang kapan saja dan bebas rnenentukan kegiatan

apapun setelahnya (3) d. Boleh istirahat sejenak, narnun tidak boleh berlarna-lama

karena jadwal kegiatan sudah ditentukan (2)

33. Bila ada sanl<i yang ketahuan mencuri (C) a. Langsung menghukum karena bersalah melakukan

pelanggaran (1) b. Menyelesaikan dengan bijak dan menanyakan motif dia

mencuri (2) c. Memberikan perhatian lebih, mungkin santri kurang mendapat

perhatian (3) d. Dibiarkan saja, tidak pernah tahu (4)

Page 139: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Validitas Warnings

rhe space saver method Is used. That Is, the covariance matrix ls not calCJ.!1€\li;>d: or I used in the analysis.

Case Processing Summary

N ;,;ases Valid 40

Excluded' " u

Total 40

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,731 52

O,{,

100,0 ,0

100,0

123

Page 140: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

124

Item-Total statistics

Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

rAr<uv001 102,3750 41,ng ,266 ,727 IAR00002 102,9000 42,092 ,004 ,733 IAR00003 102,4000 42,605 ,039 ,732 IAR00004 102,3250 40,943 ,399 ,722 IAR00005 102,5500 43,074 ,085 ,743 IAR00006 102,6000 44,451 -,298 ,748 IAR00007 102,4250 41,379 ,670 ,723 IAROOOOB 102,4500 42,767 ,000 ,732 IAR00009 102,4000 43,015 -,103 ,735 IAR00010 102,3500 40,541 ,551 ,718 IAR00011 102,4750 43,640 -,430 ,738 IAR00012 102,4250 43,020 ... 134 ,734 IAR00013 102,2250 43,307 -,122 ,741 IAR00014 102,3750 39,830 ,453 ,716 IAR00015 102,4000 42,554 ,057 ,731 IAR00016 102,4000 40,349 ,459 ,718 /AR00017 102,4500 43,433 ,182 ,739 IAR00018 101,8750 41,343 ,100 ,734 IAR00019 102,2750 40,204 ,364 ,720 IAR00020 102,4500 42,510 ,069 ,731 /AR00021 102,4000 41,221 ,279 ,725 IAR00022 102,4500 38,356 ,750 ,704 IAR00023 102,4000 42,041 ,114 ,730 IAR00024 102,4000 42,810 -,032 ,733 /AR00025 101,9250 42,943 M,065 ,739 /AR00026 102.4500 42,459 ,087 ,731 IAR00027 102,5000 44,923 -,391 ,750 IAR00028 102,4500 42,787 ,000 ,732 /AR00029 102,4000 42,503 ,075 ,731 IAR00030 102,1750 39,379 ,443 ,715 IAR00031 103,0250 39,563 ,381 ,717 /AR00032 102,2000 37,292 ,278 ,728 IAR00033 102,3250 39,866 ,363 ,719 /AR00034 102,4000 39,169 ,603 ,711 IAR00035 102,6750 40,225 ,252 ,725

IAR00036 102,4500 43,331 M,123 ,742 IAR00037 102,7000 40,318 ,312 ,722 IAR00038 102,5000 42,256 ,161 ,729 IAR00039 102,7750 42,743 -,()32 ,737 IAR00040 102,4750 39,384 ,524 ,713 IAR00041 102,4750 37,126 ,755 ,697 IAR00042 102,2750 41,692 ,152 ,729 IAR00043 102,4250 39,328 ,429 ,715 IAR00044 102,1500 39,977 ,347 ,720 IAR00045 102,5500 43,074 -.085 ,746 IAR00045 102,9250 42,533 .. ,021 ,746 /AR00047 102,n5o 37,615 ,383 ,715 IAR00048 102,2500 40,705 ,198 ,728 IAR00049 102,5750 39,943 ,392 ,718 /AROOOSO 102,4250 38,456 ,511 ,710 IAR00051 102,4250 42,404 ,050 ,732 IAR00052 102,5000 41, 179 ,366 ,723

Page 141: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Reliabilitas

Warnings

rhe space saver method is used. That is, the covariance matrb: Is not ca!c,.!!ate".! or I 1sed in the analysis.

Case Processing Summary

N :::ases Valid 40

Excluded' 0 Total 40

a. Ustwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Aloha

,854 N of Items

33

% 100,0

,0 100,0

125

Page 142: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

126

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach''s Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

VAR00001 64,5750 47,789 ,393 ,850 VAROOoo: 64,6000 48,862 ,130 ,854 VAROOOO• 64,5250 47,640 ,337 ,851 VAROOOO~ 64,6250 47,984 ,594 ,850 VAR0001l 64,5500 46,767 ,590 ,847 VAR0001• 64,5750 46,353 ,423 ,848 VAROOOH 64,6000 49,374 -,036 ,856 VAROOOH 64,6000 46,554 ,491 ,847 VAROOOH 64,4750 45,743 ,490 ,846 VAR0002C 64,6500 49,054 ,065 ,855 VAR00021 64,6000 47,374 ,333 ,851 VAR0002: 64,6500 44,592 ,746 ,840 VAR0002: 64,6000 47,938 ,227 ,853 VAR0002E 64,6500 48,849 ,130 ,854 VAR0002! 64,6000 49,323 -,020 ,856 VAR0003( 64,3750 45,369 ,487 ,846 VAR00031 65,2250 45,666 ,410 ,848 VAR0003: 64,4000 43,067 ,308 ,863 VAR0003: 64,5250 45,435 ,468 ,847 VAR0003' 64,6000 45,528 ,589 ,844 VAR0003l 64,8750 47,446 ,157 ,857 VAR0003i 64,9000 46,144 ,389 ,849 VAR0003E 64,7000 48,985 ,090 ,854 VAR0004C 64,6750 45,404 ,569 ,844 VAR00041 64,6750 42,840 ,813 ,836 VAR0004: 64,4750 48,153 ,155 ,855 VAR0004: 64,6250 46,035 ,376 ,849 VAR0004• 64,3500 46,438 ,332 ,851 VAR0004i 64,9750 42,230 ,524 ,845 VAR0004l 64,4500 46,767 ,239 ,854 VAR0004! 64,7750 45,666 ,485 ,846 VAR00051 64,6250 43,728 ,634 ,841 VAR0005: 64,7000 48,010 ,274 ,852

Page 143: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

r-c:11u1u11\ctn I1'H::ll\n1r memolna Ke1as1KavonrKamar c - nem 1 1tem2 item 3 Item 4 RS L 36 Berkeluaraa ~;1 10 Ketua Pembimblna i'lentar 2 1 2 2 '!S p 28 Sinale $1 9 Asrama Putri 13entar 2 2 2 3 IA L 39 Berkeluaraa 03 2 Asrama Putri 13entar 2 2 2 2

p 36 Berkeluaraa Muallimien 2 Asrama Putri \3entar 2 1 2 2 ~ L 39 Berkeluaraa Muattimien 13 Asrama Putra !3entar 2 1 2 2 IA p 25 Sinole S1 2 Asrama Putra 13entar 2 1 2 2 . p 35 Berkeluama Muallimien 12 Asrama Putri 13entar 2 1 2 2 IA L 27 Single Alivah 1 Pembina Kelas l~ancaboQo 2 2 2 2 s L 23 Sinale Aliyah 2 Kelas 1 Ruano 5 l~ancaboao 3 1 3 3 I L 22 Sin11le /\livah 2 Pembina Kelas Rancabnno 2 2 2 3 iR L 22 Sina le PKSDIMl·STAIDA 2 Kelas 1 Kamara· Rancaboao 3 2 2 2

L 30 Sin!lle $1 1 Kalas 7 ·8·9 l~ancabono 2 1 2 2 L 21 Sina le J\liw>n 1 Kelas 7 l~ancaboao 2 1 2 2

- L 38 Berkeluama $~1 11 Asrama Putra Rancaboao 2 1 2 2 ~ L 38 Berkelu"m" Muallimien 3 l~ancaboao 2 1 2 2 M p 38 Berkeluam" [)3-STAI 6 Umum l~ancaboao 2 2 2 2 : p 35 Berkeluaroa ~)1 3 Kelas 2 Mualimin !~ancabooo 2 2 2 2 ~ L 24 Sino le llMK-STAIDA 1 Kelas IV Putra Mualimin-Mualimat 2 1 2 3 i L 66 Berkeluarn" ~:>LTA 17 Kalas 1-2-3 Putra Mualimin-Mualimat 2 2 2 2 ~ p 62 Berkelua""' SLTP 17 Kelas 1-2-3 Putri Mualimin-Mualimat 2 2 2 2

< L 25 Sinate SLTA 1 Asrama Putra Rancabanoo 2 2 2 2 ~A L 22 Sina le SMA 1 Ravon Putra Rancabanoo 2 2 2 2

< L 24 Sinale STKIP Bale Endah 2 Pembina Oroanisasi RG Rancabanoo 2 1 3 2 ~ L 35 Berkeluaraa Alivah 14 Asrama Putra Rancabanao 2 2 2 2 ~ p 30 Sina le 81 5 konselor Rancabanao 2 2 2 3 ) p 39 Berkeluama 81 12 Kelas 5Pi DA 2 1 2 2 I L 29 Berkeluaraa 81 2 Kelas 2Pa B DA 2 2 2 2 1 L 40 Berkeluarga S.1 12 Kelas6Pa DA 2 2 2 2 . -··-< p 32 Berkefua"'a D2 8 Kelas2Pi DA 2 2 2 2 s L 31 Berkeluam<> S1 8 Kelas 3PaA DA 2 2 2 2

< p 36 Sina le 81-STAIM 12 Keiss 3Pi DA 2 1 2 2 \ L 35 Berkeluama $1 2 Kelas4Pa DA 2 2 2 2

' L 28 Sini:ile S1 2 Kelas2PaA DA 2 1 2 2 i L 43 Berkeluaraa 81 22 Kelas Illa B DA 2 1 2 2 , L 30 Berkeluaraa S2 3 Kalas IV Pa DA 2 1 2 2 \ L 30 Berkelu..ma D1 2 KelasVPa DA 2 2 2 2 <MN L 61 Berkeluaraa S1-STAI Siliwanai 27 Kelas fpaA DA 3 1 2 2

p 45 Berkeluama SMA-Pesantren 6 Kelast Pi DA 2 2 2 2 ) p 29 Berkeluama S1 4 Kelas4Pi DA 2 2 2 2 s p 44 Berkeluama S1 15 Kelas VI Pi DA 2 2 2 2

Total 83 82 82 85

Page 144: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

llC"HI V llefll Q HCHll ll:CITIO nern tJ nem·1v nem-1·1 11em-1.c:: aem ·1_, nem l'f. ~tern io nem 10 nem 11 nem 11:1 item 19 11em 20 Item 21 Item 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 ;: 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1. 3 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 4 2 3 2 4J 2 2 3 4 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 1 1 ' 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 ' 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2' 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 3 1 2 3 ~: 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 -~- 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 :. 2 2 2 2

''' 2 . '

2 ,,, .2 ' 2 2 ----- 2

' 2 ' _2 2 - ~-.

,2 ' ',2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

76 74 81 80 82 84 79 81 89 83 82 82 80 103 87 80 82 80

Page 145: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

II.CHI Jf:..;;J ncrn L-t l\CUI ~V na1u "'°' llC"UI Jf:.f H.CHI Jf:.0 llCHl~'O TlClll UU ncn1 .JI nen1 "~ I 11.t:HTI .JU nern v.. 1 nem ~::> n:em .,o 1tem~1 nem .3D nem ;:s:J

2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 4. 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 1 2 2

I 3 2 3 2 2 2 2 2 1 4. 2 2. 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2

! 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 I 2 3 3 3 2 2 2 3 1 3 4 2 1 1 1 2 2 I 2 2 3 2 1 2 2 4 2 4 2 4 3 2 3 2 2 I 3 2 2 2 2 2 2 3 3 31 4 3 1 1 3 2 1 i 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 2 2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 1

2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2. 1 2 2 2 2 l 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 ! 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2. 2 2 2 2 2 I 3 3 2 2 i 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 I 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 i 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 2 i 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1. 2 2 2 3 1 2 2 i 1 2 3 2 2 2 2 3 1 1 1 2 1 2. 1 2 1 I 2 2 2 2 4 2 2 2 1 1 2 2. 1 1 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 4. 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2

i 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 - -2

..

'2 -2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 3 1 4 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 4 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 ·2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1

82 82 101 80 78 so 82 91 57 90 85 82 71 80 70 78 67

Page 146: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

, . .,.v H¥111 "'TI ll¥1ll "T.:;. l\1;;111 .,. ... llWlll "T"T l\'Qll I .,.._, HQlll .,.V ILQlll "'Tl HQlll "tO llQlll "ti::r llt::llll ;;JV llC'rll VI fllCHI ~.C Jum1an 2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2: 2 104 2 2 3 2 3 2 1 1 2 1 2 2 2 104 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 2 110 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 103 2 1 1 1 2 2 1 1 3 2 2 2' 2 101 2 2 2 1 2 1 3 4 4 1 2 2! 2 S7 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 21' 2 103 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 4f\ 3 112 3 2 2 1 2 1 1 2 3 2 4 21 2 110 4 4 2 3 3 2 2 4 3 2 3 2r 2 132 2 4 3 3 3 2 1 4 3 4 4 21 2 1~1

2 1 3 3 2 1 1 1 2 2 3 2, 2 1C4 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 100 2 2 3 2 2 1 1 2 3 21 2 2 2 105 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2, 2 103 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2, 2 1C6 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2, 1 $9 1 2 3 3 3 2 1 1 3 2 2 2 2 1C6 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1t4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2. 2 2, 2 1()1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2! 1 94 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 95 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 103 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2, 2 102 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2! 2 106 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 100 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 102 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 100 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 103 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 103 2 2 2 2 4 4 1 1 3 1 2 2 2 105 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 105 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 101 2 2 3 1 3 2 2 1 2 1 2 2 2 105 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 109 2 2 2 3 4 1 3 4 1 2 2 1 2 110 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 103 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 102 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 106 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 100

79 79 87 81 92 76 61 67 88 75 81 81 78

Page 147: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Pembina K Usla Status Pengalaman KelaslRayonl Tempat

Pendidikan terakhir memblna Ka mar Item 1 Item 2 ltem3 Item 4 Item 5 Items Item 7 Items ltem9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 114 ' 39 Berkeluaroa 51 12 Kelas5Pi DA 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

29 Berken 1~N"la 51 2 Kelas2Pa8 DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 Berkeluar~ 51 12 KelasSPa DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

' 32 Berkeluaroa D2 8 Kelas2Pi DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 Berkeluama St 8 Kelas 3Pa A DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

' 36 Single 51-STAIM 12 Kelas 3Pi DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 Berkeluaraa 51 2 Kelas4Pa DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 Sin~ 51 2 Kelaa2PaA DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 43 Berkeluam• 51 22 Kelas lnaB DA 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 30 Berkeluarn• 52 3 Kelas IV Pa DA 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 30 Berkenmrna 01 2 KelasVPa DA 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 61 Berkeu~rrHO> 51-STAI Slliwa"'" 27 Keras ml'! A DA 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

' 45 Berketuar~ SMA-Pesantren 6 Kelas I Pi DA 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 ~ 2 2 2 ' 29 Berkeluaraa $1 4 Kelas4PI DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

' 44 Berkeluarga 51 15 Kelas VI Pi DA 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

31 30 30 30 30 29 30 31 32 30 31 30 30 30

Page 148: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Item 16 Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 ltem22 ltem23 Item 24 Item 25 ltem26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Item 31 Item 32 Item 33 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 63 D 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 66 D 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 62 D 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 64 D 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 64 D 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 1 3 1 2 2 64 D 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 65 D 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 63 D 3 1 4 2 2 2 1 2 2 2 3 1 3 1 2 1 2 2 67 D 2 3 : 2 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 70 D 3 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 3 4 4 1 2 2 2 73 D 2 2 1 2 2 ·1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 64 D 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 64 D 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 67 D 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 64 D

32 23 31 30 29 31 26 30 30 29 31 29 36 23 31 27 27 30

Page 149: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

133

SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN WAWANCARA

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Salam sejahtera bagi kita semua semoga dalam lindungan Allah SWT.

1alawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW,

ng telah membawa kita dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh dengan nilai­

ai yang suci dan terang dengan cahaya Al-Qur'an.

Banyak faktor penting yang menunjang tercapainya visi dan misi pesantren,

lah satunya adalah pola pengasuhan terhadap santri. Seiriing dengan perubahan

man, maka kebutuhkan penanganan yang tepat agar potensi-potensi santri dapat

rkembang dengan baik, terasa perlu mendapat perhatian tersendiri. Tujuan dari

1dakannya wawancara ini adalah untuk mendapatkan gambaran bagaimana pola

uh di pondok pesantren. Hal-hal yang peneliti perlukan dari bapak/ibu selaku

;ponden yaitu memberikan gambaran mengenai pola asuh di pondok pesantren. Dan

likatornya berupa pengasuhan, kontrol, harapan, dan komunikasi.

Untuk itu perkenankanlah saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam

1gri Syarif Hidayatullah Jakarta meminta waktu dan keterangan dari bapak/ibu untuk

~lakukan wawancara dan penelitian mengenai "Pola Asul1 Pembina Terhadap

'ntri Di Pondok Pesantren".

Demikianlah permohonan ini saya sampaikan. Semoga waktu yang diberikan

mjadi amal ibadah di hadapan Allah SWT.

Wassalamu'a/aikum Wr. Wb

Jakarta, September 2007

neliti

:tur Tresna R

Page 150: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

PERNYATAAN KESEDIAAN

1ngan ini saya menyatakan bahwa saya :

1ma Lengkap

1ma Panggilan

mpat Tanggal Lahir

1ia

rndidikan

!ku Bangsa

1erahAsal

134

Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-benarnya

tuk keperfuan penyusunan skripsi dengan judul "Pola Asuil1 Pembina Terhadap

'ntri Di Pondok Pesantren" yang disusun oleh saudara Catur Tresna R (mahasiswa

kultas Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Wawancara ini berkaitan dengan pengalaman mengasuh santri, wawasan

1ngenai pengasuhan dan aspek-aspek yang terkait mengenai pola asuh yang

1unakan di pondok pesantren. Wawancara ini juga mengguna~:an alat bantu pencatat

ta dan alat perekam wawancara berupa alat rekam (tape recorder).

Adapun data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan satu hal panting dan

1asia, serta semata-mata untuk keperluan skripsi. Apabila terdapat data yang masih

iang lengkap, maka saya bersedia untuk diwawancarai kembali.

Wassalam,

erviewe

turTresna R

Jakarta, September 2007

Interviewer

Page 151: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

135 PEDOMAN WA W ANCARA PENELITIAN SKIUPSI

"Pola Asuli Pemhi11a Terlladap Sa11tri di Po11dok Pesa11tre11"

No. Aspek Item Pertanyaan Gambaran Umum l'embina

1. Gambaran Pribadi Resuonden

A. La tar Belakang I. Bisa anda ceritakan sedikit mengenai keluarga Keluarga anda? Kedua orang tua masih ada?Asal bapak ibu

dari mana? Pekerjaan mereka? Jumlab saudara anda? Anda anak ke?

2. Bagaimana pendapat mereka mengenai anda menjadi Pembina? Apakah anda memnta izin kepada mereka? Bila ya bagaimana?

3. Adakah keluarga anda yang ikut bekerja di pondok pesantren? Apakah anda berasal dari keluarga pesantren?

B. La tar Belakang 1. Dimana sajakah anda mengikuti jenjang Pendidikan pendidikan?SD,SMP ,SMA,dan PT?

2. Bisa anda ceritakan sedikit mengena1 latar belakang pendidikan anda?

3. Apa yang anda harapkan dari pendidikan anda? Apa keinginan anda sebelumjadi Pembina?

2. Riwavat Pembina A. Pengalaman 1. Bagaimana perasaan anda menjadi Pembina?

Membina Anda senang menjadi Pembina? 2. Apakah menjadi Pembina adalah keinginan anda

sendiri? Bila tidak siapa yang menganjurkan? Apa yang menjadi motivasi anda untulc menjadi Pembina?

3. Pemah mengasuh sebelumnya? Bila ya dimana saja, dan berapa lama?

4. Sampai saat ini sudah berapa lama anda menjadi Pembina?

5. Pada saat mengasuh bagaimana perasaan anda? Apa yang anda pikirkan? M<~nghadapi orang lain atau menganggap anak sendiri?

6. Bagaimana menghadapi awal dan akhir dari pengasuhan? Bagimana menghadapi tahun ajaran baru? Bagaimana menghadapi anak barn yang akan anda asuh? Apakab mudab atau sulit? Apa yang anda lakukan pertama kali?

7. Ceritakan hal-hal yang berkesan selama ------L=--q C'l-.1-- ..1 •• 1 __ --..l- -- __ _:_..i.: n---L.: __ o

Page 152: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

3. Pengetahuan Mengenai Pola Asuh Secara Umum

Pem!etahuan Senutar Pola Asuh

A. Pengertian As uh

Pola 1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan pola asuh?

2. Berapa macam pola asuh yang anda kenal? 3. Pola asuh yang mana menurut anda yang sesuai

dengan diri anda? Bisa andac jelaskan alasannya? Apakah itu yang terbaik bagi perkembangan anak?

4. Pentingkah pola asuh dilakukan? Bila ya, sepenting apakah?

5. Hal-ha! apa menurut anda yang mesti dipersiapkan dalam pengasuhan? Apakah perlu ada persiapan secara khusus?

6. Menurut anda, adakah hal-hal yang berpengaruh terhadap cara pengasuhan? Bila ya apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya? Bagaimana ha! itu berpengaruh?

7. Siapa saja yang berperan dalam ha! pengasuhan anak?

4. Pandangan Mengenai Pola Asuh Di Pondok Pesantren

A. Pengertian pengasuhan pembinaan

I. Menurut anda pengasuhan di pondok pesantren I seperti apa? Apakah sama dengan pengasuhan

orang tua terhadap anaknya? Bisa anda jelaskan? Apakah Pembina menggantikan peran orang tua santri di pondok pesantren?

2. Menurut anda pola asuh tipe apa yang digunakan di ponpes?

3. Apakah menurut anda pengasuhan yang ada sekarang ini sudah baik? Bagaimana seharusnya? Pola asuh tipe apa yang cocok digunakan di ponpes? Apa saja kelebihan cl.an kekurangan pengasuhan di pondok pesantren? Apa dampaknya terhadap perkembangan anak?

4. Menurut anda hal-hal apa yang mesti dipersiapkan dalam pengasuhan di ponpes? Apakah perlu ada persiapan ikhusus?

5. Menurut anda adakah yang berpengaruh terhadap pengasuhan di ponpes? Bila ya apa saja fitktor­faktor yang mempengaruhinya? Bagaimana hal itu berpengaruh?

6. Siapa saja yang berperan dalam ha! pengasuhan rli nnncinlc np_Q::1ntrPn? i~rl::11r::1h n1=1no::1r::1h::1n

136

Page 153: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

5. Aspek-Aspek Tentang Pola Asuh Di Pondok Pesantren

A. Pengasuhan

B. Kontrol

C. Harapan

7. Bagaimana perasaan anda terhadap santri yang sedang anda asuh? Seperti anak asuh atau anak sendiri? Pernahkah anda mengeluh selama membina? Bila ya apa saja? Seperti apa?

Indikator Pola Asuh

1. Bila ada santri yang sakit apa yang anda lakukan pertama kali? Bagaimana anda merawatnya?

2. Pemahkah anda menemuk:an santri yang menjumpai kesulitan? Bagaimana anda menanganinya?

3. Pemahkah anda menemuk:an santri yang mengalami kecelakaan atau terjatuh dalam suatu kegiatan (bermain, olah raga, acara pengkaderan)? Bagaimana anda menanganinya?

4. Ketika anda sakit apa yang anda harapkan dari santri?

5. Dalam sehari berapa kali anda mengontrol keadaan santri di asrarna? Bagaimana keadaannva ketika anda mengontrol?

1. Pemahkah anda menemukan santri yang bangun kesiangan? Apa yang anda lakukan? Apakah ada santri yang melakukan perbuatan tersebut berulang kali? Bagaimana cara mengatasinya?

2. Apa yang anda lakukan te:rhadap cara belajar santri?

3. Adakah santri yang berkelahi? Bagaimana cara menannggulanginya?

4. Apa yang anda lakukan terhadap waktu bermain santri?

5. Bagaimana cara anda mendidik mereka shalat? 1. Pemahkah anda membahas mengenai prestasi

belajar terhadap santri? Nilai-nilai ujiannya? Bagaimana menghadapi santri yang prestasinya baik ataupunjelek?

2. Terhadap harapan dan cita-·cita mereka apakah anda pernah menuntut melakukan sesuatu?

3. Pernahkah anda memerintah:kan sesuatu terhadap santri? Pada waktu memerintahkan sesuatu apa yang anda lakukan?

4. Terhadap cara berbusana apakah anda menuntut sesuatu kepada santri? Bagaimana pandangan anda mengenai cara berpakaian santri sekarang ini?

5. Pemah:kah anda melakukan kesalahan terhadap c;:.~ntri? 'R.iln v~ l-"tn!l ugna ~nrl~ inffinlrl:ln rl•:irri

137

Page 154: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

138 D. Komunikasi l. Pernahkah anda mengobrol dengan santri? Apa

pendapat anda bila santri mengobrol dengan Pembina?

2. Apakah anda pemah membuat kontrak kerja atau apapun istilahnya terhadap santri? Seperti bangun tidur jam berapa? Bagaimana anda mengkomunikasikan keinginan anda?

3. Seusai belajar di kelas apa yang anda harapkan? 4. Bila ada santri yang mengubah tata letak kasur

atau lemari di asrama apa yang anda lakukan? 5. Terhadap kegiatan yang diikuti santri, seperti

olah raga atau kegiatan ekstra, apa yang anda lakukan? Pernahkah diadakah kerja bakti di ponpes? Apa yang anda bicarakan mengenai ha! ini?

Output 6. Output Yang

Diharapkan Dari Pola Asuh di Pondok Pesantren

A. Secara Individu l. Secara pribadi apa yang anda harapkan terhadap basil pengasuhan anda terhadap santri ( dirinya semdiri)? Apakah merubah karakter yang tadinya jelek jadi baik? Atau biarka1n anak berkembang den mm sendirinva?

B. Secara Hubungan 2. Anda mengharapkan anak asuh anda memiliki Sosial dan Keluarga hubungan seperti apa te,rhadap lingkungan

keluarganya? Dan terhadap lingkungan sosialnya seperti apa?

c. Sebagai Alumni 3. Terhadap pesantren apa yang anda harapkan dari santri vang anda asuh?

Page 155: UIN SYARIF HIDAYATULLAH - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24443/1/CATUR... · penuh asa. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

Subjek

T anggal Observasi

Wawancara ke

Waktu (pukul)

Tempat

Catatan Lapangan :

139

LEMBAR OBSERVASI

: 1/2/3

: ....... s/d ..... .

1. Keadaan tempat wawancara, cuaca dan kehadiran pihak lain di sekitar

tempat wawancara.

2. Gambaran fisik dan penampilan subyek.

3. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara; (suara, intonasi,

sikap tubuh, antusiasme, sikap kepada interviewer, dll)

4. Gangguan dan hambatan selama wawancara.

5. Catatan khusus selama wawancara.