udah mepet nih cerpen

5

Click here to load reader

Upload: muhamad-munir-st

Post on 07-Jun-2015

140 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Cerpenku yang serius tapi kukrjakan dalam waktu yang idak serius...Habis waktunya mepet sih.But, ini bukan akhir tapi awal dari karir baruku..Insya-Allah.

TRANSCRIPT

Page 1: UDAH MEPET NIH Cerpen

UDAH MEPET NIH

Oleh : Muhamad Munir

“Masya Allah!”, sekarang udah pukul 08.03 wib, seperti yang tertera pada sudut kanan

bawah dari program windows pada laptopku. Udah satu minggu tugas membuat cerpen

ini diberikan oleh teman-teman panitia Pelatihan Menulis FLP Universitas Negeri

Malang (FLP-UM) kepadaku dan teman-teman peserta yang lain. Aku gak tau apakah

tugas yang baru aku pegang satu jam menjelang pertemuan hari ketiga Pelatihan Menulis

FLP-UM hari Minggu jam sembilan ini akan rampung atau tidak. Just do it!.

”Udah deh nulis aja”, begitu yang muncul di benakku. Mengingat dalam seminggu

terakhir ini aku sibuk banget dan banyak kegiatan. Maklumlah, saben harinya aku kerja

di perusahaan konsultan enjinering mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.30 wib, itupun

aku berangkat dari rumah lebih pagi, sekitar pukul 06.15 wib karena harus mengantarkan

si kecil berangkat sekolah di Madrasah Jalan Bandung. Sementara di kantor kegiatanku

juga lagi padat, disamping pekerjaan utama dalam Tim Desain Rehab Daerah Irigasi

Kukusan –Lombok Timur, juga sibuk koordinasi dengan para pengurus dan pengelola di

koperasi karyawan Sabuyase. Maklumlah aku di koperasi itu sebagai Ketua dan minggu-

minggu ini adalah waktunya ‘deadline’ pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) yang telah

kami sepakati. Belum lagi sudah dua minggu ini teman-teman di kantor menggelar

perlombaan-perlombaan yang menarik untuk diikuti.

Sedangkan pada malam harinya, aku sudah cukup lelah. Terutama minggu ini ketika aku

harus menyiapkan materi khutbah untuk Jumat kemaren serta menyiapkan form-form

jadwal Imam Sholat Tarawih, Jadwal Penceramah menjelang buka puasa, serta membuat

undangan rapat koordinasi teman-teman pengurus masjid di kampungku.

Baru hari Sabtu kemaren aku mulai punya waktu untuk memikirkan tema dan judul apa

yang akan aku tulis sebagai judul cerpen yang ditugaskan oleh Panitia. Yang terlintas di

kepalaku kemaren adalah tentang aborsi, sebuah cerpen tendensius yang mengungkapkan

Cerpen Oleh Muhamad Munir, 24 Agustus 2008 1

Page 2: UDAH MEPET NIH Cerpen

pertikaian lelaki dan perempuan dan larangan yang kuat atau dominant untuk

menghindari aborsi dan menghindari perbuatan zina. Tapi sayang, ide itu masih dalam

angan-angan saja, tidak segera aku tuangkan dalam tulisan cerpen yang aku maksudkan.

Hingga akhirnya minggu pagi hari ini, aku sempatkan untuk membaca makalah ‘Kupas

Tuntas Cerpen’ yang diberikan oleh mas Karkono seminggu yang lalu. Namun, sekali

lagi, baru aku baca belum sampai tiga lembar, waktu udah menunjukkan pukul delapan.

Artinya satu jam lagi aku harus sudah di gedung Eramedia lantai 2 untuk mengikuti

pelatihan hari ketiga. Sementara makalah itu sendiri terdiri atas lima belas halaman.

Sampai akhirnya aku putuskan untuk menulis cerita dan keadaan yang meninmpaku ini

saja sebagai cerpen yang hendak aku kumpulkan nanti ketika ketemu panitia. Aku sadar,

sebenarnya menulis dengan tergesa-gesa tentunya tak lebih baik hasilnya dibandingkan

dengan yang dikerjakan dengan terencana. Ketika menulis dengan terencana, maka akan

ada kesempatan untuk membuat kerangka (outline) terlebih dahulu, kemudian ada waktu

untuk membaca referensi atau tulisan-tulisan dengan topic terkait, dan setelah

menuangkan dalam tulisan juga masih ada kesempatan untuk memeriksa kembali alur

cerita maupun pengetikannnya. “Yah, idelanya memang demikian” desahku.

“Wooow…” sekarang udah memasuki pukul 08.33 wib, waktu sudah berjalan setengah

jam. Tulisanku baru mencapai 3.355 karakter, demikian setelah aku lihat pada nilai

statistik pada File Properties ini. Aku ingat tulisan yang diminta oleh panitia adalah

sekitar 7.500 karakter termasuk spasi atau setara dengan 6 halaman folio spasi satu

setengah.

“Yowis-lah, terusin nulismu!” begitu kata hati ini untuk menyemangatiku melanjutkan

tulisan yang mudah-mudahan tidak terlalu jelek ini.

(Jeda)

“Duh apa lagi ya yang mau aku tulissss?” agak nervous juga aku jadinya. Aku belum

ganti pakaian, sebentara waktuku tinggal dua puluh satu menit lagi.

Cerpen Oleh Muhamad Munir, 24 Agustus 2008 2

Page 3: UDAH MEPET NIH Cerpen

Oya, ini ada lagi yang masih pas untuk aku tulis, melengkapi cerpen mefet-fet-fet ini.

Aku tadi pagi menyadari kalau aku sukanya yang mepet-mepet dalam mengerjakan tugas.

Mungkin ini pola yang sudah terbangun di kehidupanku, meski ini kurang baik, namun

nyatanya dari sekian pengalaman yang aku alami atau bahasa ilmiahnya ‘berdasarkan

pengalaman empiris’ walaupun dalam kondisi yang mepet tersebut, semua pekerjaan

akhirnya rampung juga. Memang sih, ketika waktu sudah mepet, dan deadline sudah

benar-benar mendekati ajalnya aku (aku atau kita ya) akan terpacu sepacu-pacunya untuk

mengajar waktu yang tertinggal, untuk melakukan tugas dengan sepenuh konsentrasi dan

tentunya jangan sampai ada yang coba-coba mengganggunya.

Bersyukur aku punya alat bantu buat ngetik, bersyukur juga cerpen yang harus aku

kumpulkan tidak dalam bentuk print-out tetapi cukup file elektronik saja. Sehingga

sebentar lagi setelah tulisan ini aku anggap selesai segera aku salin atau aku copy ke

Flashdisk dan tinggal nyerahkan filenya ke mas Karkono, Trainer bagian Penulisan

Cerpen itu.

“Cck Cck Cck…” suara dari lidah dan gigi atas bawahku spontan keluar, ketika mata ini

menyaksikan bagian kanan bawah program Windows XP ini yang ternyata kini sudah

menunjukkan pukul 08.53 wib artinya tau nggak?, artinya tujuh menit lagi, Yah TUJUH

Menit lagi aku harus sudah tiba di Gedung Eramedia.

“Ayo!, Ayo! Ayo!, segera berkemas, tuh bajumu juga belum ganti, sarungmu juga belum

kamu lepas, flashdiskmu juga belum kamu siapkan, dan seterusnya-dan seterusnya”

desakku pada diriku sendiri.

Aku periksa karakter lagi, alhamdulillah sekarang udah mencapai 5511 karakter termasuk

spasi. Alhamdulillah aku anggap cukuplah cerpenku ini, aku rasa tidak terlalu jelek. Yah

inilah cerpen mepet dengan judul “UDAH MEPET NIH”. Selamat Membaca.

Cerpen Oleh Muhamad Munir, 24 Agustus 2008 3

Page 4: UDAH MEPET NIH Cerpen

Cerpen Oleh Muhamad Munir, 24 Agustus 2008 4