uas praktikum ipa
DESCRIPTION
GOODTRANSCRIPT
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
1. Ciri-Ciri Makhluk Hidup
A. Tujuan Praktikum
Mengamati cirri-ciri makhluk hidup yang ada disekitar tempat tinggal
B. Alat dan Bahan
Alat-alat tulis
Tabel pengamatan
Alam sekitar
C. Cara Kerja
1) Siapkan alat-alat tulis dan table pengamatan yang diperlukan.
2) Pergi ke lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal, seperti kebun, sawah, hutan,
atau lingkungan lainnya, sesuai tempat tinggal anda.
3) Menentukan 10 makhluk hidup (5 hewan dan 5 tumbuhan).
4) Mencatat kesepuluh jenis makhluk hidup tersebut dalam lembar pengamatan.
5) Mengamati ciri-ciri setiap makhluk hidup.
6) Membubuhkan tanda cek (√) sesuai dengan ciri yang diamati, pada tabel.
D. Kajin Teori
Seperti yang telah kita ketahui, makhluk hidup terdiri dari beragam jenisnya. Bahkan,
jika kita mampu menghitungnya terdapat milyaran jenis makhluk hidup yang ada di alam
ini. Setiap makhluk hidup memiliki karakter dan ciri tertentu yang tidak dimiliki individu
lain. Tentunya akan sulit mempelajari makhluk hidup yang sangat beranekaragam
tersebut. oleh karena itu, perlu dicari cara penyelesaiannya. Para ilmuwan telah melakukan
pengelompokkan atau klasifikasi makhluk hidup sebagai solusinya. Klasifikasi akan
mempermudah kita dalam mempelajari makhluk hidup. Dengan klasifikasi objek kajian
akan lebih sederhana. Para ahli Biologi telah membuat cabang Biologi khusus yang
disebut Taksonomi. Taksonomi merupakan ilmu tentang identifikasi tatanama dan
klasifikasi makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu.
Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-iap jenis,
agar mudah dikenal;
2. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya;
3. Mengetahui hubungan kekerabatan antar makhluk hidup; dan
4. Mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Klasifikasi makhluk hidup menggunakan dasar atau kriteria tertentu, yaitu persamaan
ciri atau sifat morfologi, fisiologi, dan anatomi yang terdapat pada makhluk hidup. Sistem
klasifikasi makhluk hidup terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya Taksonomi. Saat ini diketahui terdapat 3 (tiga) system klasifikasi
makhluk hidup, yaitu Sistem Artifisial (Buatan), Sistem Alami, dan Sistem Filogenetik.
Secara berurutan kita mulai dari klasifikasi makhluk hidup menurut Sistem Artifisial atau
buatan.
Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk
hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai
dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat
menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan
(berupa pohon, perdu, semak, ternak dan memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi
dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi
tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh
lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat
reproduksinya.
Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck.
Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya
anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya
seperti yang dikehendaki oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi
(bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki
empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik,
berambut dan lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping
biji satu, berkeping biji dua.
Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli
biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut
Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang
satu dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat
morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa
makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan bio kimia, tetapi berbeda-
beda dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Nama Ilmiah
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menemukan suatu jenis makhluk hidup
dengan sebutan yang berbeda-beda sesuai daerahnya. Misalnya orang Jawa Tengah
menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur, sedangkan di Sumatera Barat
disebut pauh. Nama tersebut hanya dapat dimengerti oleh masyarakat setempat saja.
Untuk memperoleh keseragaman, Corolus Linnaeus meletakkan dasar pemberian
nama makhluk hidup. Dasar cara pemberian nama tersebut dikenal dengan istilahsistem
tata nama ganda atau binomial nomenklatur. Sistem ini digunakan sebagai nama
ilmiah, artinya setiap jenis makhluk hidup mempunyai nama ilmiah yang terdiri atas
dua kata. Kata di depan penulisannya menggunakan huruf kapital menunjukkan nama
marga atau genusnya. Kata di belakang merupakan penunjuk jenis atau epitheton
specificum. Contoh, nama ilmiah padi Oryza sativa. Oriza adalah marganya,
sedangkansativa adalah penunjuk jenisnya.
Bahasa yang digunakan untuk nama ilmiah adalah bahasa Latin. Bahasa Latin
digunakan karena bahasa ini tidak berubah. Sistem klasifikasi yang berkembang saat ini
dikelompokkan ke dalam satu kelompok besar yang disebut dengan kingdom. Ada
sistem klasifikasi tertentu yang mengelompokkan makhluk hidup ke dalam lima
kingdom (kerajaan). Lima kingdom tersebut adalah Monera, Protista, Fungi, Plantae
(tumbuhan) dan Animalia (hewan). Penempatan makhluk hidup dalam suatu kingdom
ini didasarkan atas empat karakteristik. Karakteristik pertama didasarkan pada ada atau
tidak adanya membrane inti sel, kedua atas dasar organisme bersel saru uniseluler) atau
organisme bersel banyak (multiseluler), ketiga yaitu cara membuat makanan (dilakukan
sendiri atau menggantungkan pada makhluk hidup lain) dan yang keempat adalah
didasarkan pada cara gerak dari makhluk hidup tersebut.
E. Hasil Praktikum
Tabel 1.1 Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Makhluk
Hidup
Klasifikasi
Kingdom Fillum/Divisio Ordo Famili Genus Spesies
Tikus
Sawah
Animalia Chordata Rodentia Muridae Rattus Rattus
argentiventer
Cacing Animalia Annelida Haplotaxida Lumbricidae Lumbricus Lumbricus
rubellus
Katak
Sawah
Animalia Chordata Anura Ranidae Fejervarya Fejervarya
cancrivora
Keong
Sawah
Animalia Mollusca Gastropoda Ampullaridae Pila Pila
ampullacea
Belalang Animalia Arthopoda Orthoptera Arccrididae Dissosteira Dissosteria
carolina
Kacang
Hijau
Plantae Spermatopyta Fabales Fabaceae Phaseolus Phaseolus
radiatus. L
Kacang
Buncis
Plantae Spermatopyta Legumirosae Papih oroceace Phaseolus Phaseoulus
vulgaris
Putri
Malu
Plantae Magnoliophyta Fabales Fabaceae Mimosa Mimosa
pudica dushass
Singkong Plantae Magnoliophyta Euphorbiales Euphorbiaceae Manihot Manihot
esculenta
cerantetez
Timun Plantae Magnoliophyta viololes Cucurbitaceae Cucumis Cucumis
sativus. l
Tabel 1.2 Penamaan Ilmiah dan Lokal
Makhluk Hidup Nama Ilmiah Nama Lokal
Tikus Sawah Rattus argentiventer Cucurut
Cacing Lumbricus rubellus Cacing
Katak Sawah Fejervarya cancrivora Bangkong
Keong Sawah Pila ampullacea Keong
Belalang Dissosteria carolina Simet
Kacang Hijau Phaseolus radiatus. L Kajang ijo
Kacang Buncis Phaseoulus vulgaris Kacang buncis
Putri Malu Mimosa pudica dushass Putri malu
Singkong Manihot esculenta cerantetez Dangder
Timun Cucumis sativus. l Bonteng
Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Ciri-Ciri Makhluk Hidup
No Nama Makhluk HidupCiri-ciri Makhluk Hidup *)
1 2 3 4 5
1 Tikus Sawah √ √ √ √ √
2 Cacing √ √ √ √ √
3 Katak Sawah √ √ √ √ √
4 Keong Sawah √ √ √ √ √
5 Belalang √ √ √ √ √
6 Kacang Hijau √ √ √ √ √
7 Kacang Buncis √ √ √ √ √
8 Putri Malu √ √ √ √ √
9 Singkong √ √ √ √ √
10 Timun √ √ √ √ √
*) Keterangan :
1) bergerak dan bereaksi terhadap rangsang;
2) bernapas;
3) perlu makan (nutrisi);
4) tumbuh;
5) berkembang
Tabel 1.4. Perbedaan antara Hewan dan Tumbuhan
No Hewan Tumbuhan
1 Sumber makanan bersifat autotrof Sumber makanan heterotof
2 Tidak memiliki klorofil Berklorofil
3 Mempunyai susunan tubuh dan sejumlah
tipe organ yang tetap
Hidupnya menetap disuatu tempat dengan
organ tubuh yang selalu berganti-ganti
4 Hewan lebih peka dan memiliki sistem
saraf
Tumbuhan ukuran dan bentuk mudah
berubah dengan dipengaruhi kondisi
lingkungan sekitar
5 Tidak ada pembentukan dinding sel Terdapat sitokinesis dan pembentukan
dinding sel
Tabel 1.5. Persamaan antara Hewan dan Tumbuhan
No Hewan Tumbuhan
1 Bergerak Bergerak
2 Tumbuh Tumbuh
3 Bernapas Bernapas
4 Memerlukan makan Memerlukan makan
5 Berkembang Berkembang
F. Pembahasan
Tumbuhan maupun hewan memiliki ciri-ciri yang sama yaitu bergerak dan bereaksi
terhadap rangsang, bernafas, perlu makan, tumbuh, dan berkembang.
Tumbuhan melakukan gerak, akan tetapi tidak semua dapat diamati dengan jelas.
Tumbuhan yang mudah diamati geraknya yaitu daun putri malu dan gerak tidur berbunga
kupu-kupu menjelang senja hari.
Semua tumbuhan melakukan gerak yaitu gerak tumbuh akar dan batang. Gerak lainnya
yaitu gerak reaksi terhadap rangsang misalnya gerak batang dan daun karena cahaya
mengikuti/mengarah ke matahari.
Gerak pada hewan dan tumbuhan berbeda. Jika hewan dapat bergerak organ di tempat
maupun gerak berpindah tempat, maka gerak pada tumbuhan tidak menimbulkan
perpindahan tempat (kecuali tumbuhan bersel tunggal)
Hewan dan tumbuhan sama-sama melakukan pernafasan. Pada tumbuhan oksigen masuk
melalui stomata dan lentisel (tumbuhan tidak punya organ khusus), sedangkan oksigen
masuk ke dalam tubuh hewan melalui organ pernafasan khusus.
Hewan dan tumbuhan memerlukan makan dan air, hanya saja saja berbeda bentuk dan
prosesnya. Tumbuhan makan dengan melakukan fotosintesis, sedangkan hewan
memakan bentuk yang sudah jadi.
Hewan dan tumbuhan sama-sama tumbuh dan berkembang, bertambah ukuran tinggi dan
besar maupun beratnya.
Pertanyaan dan Jawaban :
1. Apakah tumbuhan bergerak dan bereaksi terhadap rangsang?
Jawab : Ya, tumbuhan juga bergerak dan bereaksi terhadap rangsang. Gerak tumbuhan
yaitu gerak taksis (gerak pindah tempat seluruh tubuh pada tumbuhan bersel satu), gerak
nasti (gerak sebagian tubuh, tidak ditentukan arah datangnya rangsang), gerak tropisme
(gerak sebagian tubuh, dipengaruhi arang datangnya rangsang)
2. Jelaskan dalam hal apakah hewan dan tumbuhan memiliki persamaan
Jawab : Persamaan ciri kehidupan pada hewan dan tumbuhan yaitu bergerak dan
bereaksi terhadap rangsang, bernafas, memerlukan makan, serta dapat tumbuh dan
berkembang Perbedaan ciri kehidupan hewan dan tumbuhan:
Tumbuhan :
o reaksi terhadap rangsang lambat/terbatas, umumnya menetap atau bergerak sebagian
tubuh
o tidak memiliki alat pernafasan khusus, mengambil dan mengeluarkan gas secara
pasif
o menyusun zat-zat makanan sendiri
o tumbuh kembang berlangsung selama hidupnya, ada daerah tumbuh tertentu. Bentuk
tubuh menyebar dan bercabang. Jumlah bagian tubuh tak tentu.
Hewan :
o memiliki alat pernafasan khusus. Mengambil dan mengeluarkan gas secara pasif
o Reaksi terhadap rangsang cepat, simultan, aktif dan dapat berpindah tempat
o Makan makhluk hidup lain
o Tumbuh kembang terjadi dalam masa tertentu, serempak pada semua bagian tubuh.
Jumlah bagian tubuh tertentu/pasti.
Kesimpulan
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang sama yaitu bergerak dan bereaksi terhadap rangsang,
bernafas, memerlukan makan, serta dapat tumbuh dan berkembang. Kelima ciri ini pasti
melekat pada makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan meskipun ada sedikit perbedaan
misalnya proses bergerak dan bernafas.
G. Daftar Pustaka
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM GERAK PADA TUMBUHAN
2. Gerak pada Tumbuhan
A. Tujuan Praktikum
1. Mengamati gerak seismonasti
2. Mengamati gerak niktinasti
3. Mengamati gerak geotropisme negative pada tumbuhan
B. Alat dan Bahan
Seismonasti dan Niktinasti
a) Tanaman putri malu dalam pot 2 buah
b) Kotak dari karton warna hitam atau kardus dilapisi kertas hitam 1 buah
c) Stop watch 1 buah
d) Alat-alat tulis dan penggaris
Geotropisme
a) Pot berukuran kecil 1 buah
b) Tanah yang subur secukupnya
c) Biji kacang merah secukupnya
d) Air secukupnya
C. Cara Kerja
1. Seismonasti
Seismonasti
o Sediakan alat dan bahan yang diperlukan
o Pot putri malu sebaiknya disediakan beberapa hari sebelumnya agar ketika
percobaan dalam keadaan segar. Caranya dengan mencari tanaman putri malu
dan memindahkan dengan tanpa mengganggu akarnya (mengikutkan bagian
tanahnya)
o Letakkan pot putrid malu di meja, selanjutnya lakukan sentuhan halus hingga
sentuhan kasar pada bagian daun dengan menggunakan penggaris
o Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja (table yang disediakan)
2. Niktinasti
Niktinasti
o Sediakan dua buah pot putri malu
o Berilah tanda A pada pot petama dan B pada pot kedua
o Letakkan pot A di tempat terang dan terbuka
o Simpanlah pot B di atas meja dan tutup dengan kotak karton atau kardus yang
kedap cahaya (jangan menyentuhnya)
o Biarkan pot B tertutup ½ jam
o Bukalah dengan hati-hati dan jangan sampai menyentuh tanaman
o Amati yang terjadi pada daun putri malu dan bandingkan dengan pot A
o Catatlah hasil pengamatan pada lembar kerja (table yang disediakan)
3. Geotropisme
Geotropisme
o Sediakan dua pot kecil untuk tanaman kacang merah. Tanamlah 3 biji kacang
merah pada setiap pot 1-2 minggu sebelum percobaan dimulai. Pembuatan pot
ini sebaiknya di tempat terang dan terbuka agar tanaman kacang merah
tumbuh dengan tegak.
o Beri label A untuk pot satu dan label B untuk pot lainnya.
o Letakkan pot A dalam keadaan Norman (vertical), dan pot B dalam keadaan
tidur (horizontal)
o Lakukan pengamatan setiap pagi dan sore selama 1 minggu
o Tuangkan hasil pengamatan pada lembar kerja (table yang disiapkan)
D. Kajian Teori
Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak yang dilakukan
oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun manusia. Gerakan pada
tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada
bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas, bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar
daun tertentu. Pada prinsipnya, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan
dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan
tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan melakukan gerakan yang
mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukan
arah tertentu. Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang tergolong iritabilitas dibedakan menjadi
tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasti.
1. Tropis
Tropisme adalah gerakan tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang dari luar. Rangsang
dari luar yang mempengaruhi gerak tumbuhan ada bermacam-macam. Misalnya cahaya,
gravitasi, air atau kelembaban, dan sentuhan atau singgungan. Berdasarkan jenis
rangsangan tersebut, tropisme dibedakan menjadi fototropisme, geotropisme,
hidrotropisme, dan tigmotropisme.
a. Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya.
Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju kearah cahaya, berarti tumbuhan tersebut
melakukan gerak fototropisme positif. Apabila gerakan tumbuhan ini menjauhi arah
cahaya, maka disebut fototropisme negatif. Contoh gerak fototropisme positif adalah
tanaman biji-bijian yang sedang tumbuh tunas.
b. Geotropisme adalah gerakan bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi (gaya tarik)
bumi. Apabila arah pertumbuhan tersebut ke atas, maka termasuk geotropisme negatif.
Akan tetapi, apabila arah pertumbuhan menuju kebawah berarti termasuk gerak
geotropisme positif. Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu
menuju kebawah atau kedalam tanah.
c. Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair.
Arah pertumbuhan menuju temapt yang berair disebut gerka hidrotropisme positif.
Apabila araah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut gerakan
hidrotropisme negatif. Contoh hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung
akar didalam tanah yang selalu menuju ketempat yang mengandung air.
d. Tigmotropisme adalah gerak tumbuhan dari bagian tumbuhan akibat persinggungan.
Contohnya sulur markisa dan batang mentimun yang membelit tanaman lain.
2. Taksis
Tumbuhan umumnya hanya mampu melalukan gerak pada sebagian anggota tubuhnya,
misalnya akar yang mendekati air atau pucuk yang mendekati cahaya. Namun, pada
tumbuhan tingkat rendah mampu melakukan gerak berpindah tempat. Seluruh tubuhnya
berpindah. Misalnya, tumbuhan euglena dan bakteri besi. Gerak seluruh tubuh tumbuhan
yang disebabkan oleh datangnya rangsang disebut gerak taksis. Berdasarkan rangsang
penyebabnya, taksis dibedakan menjadi fototaksis dan kemotaktis. Fototaksis merupakan
gerak seluruh tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh rangsang cahaya. Misalnya gerakan
euglena yang selalu mendekati cahaya.
3. Nasti
Daun putri malu akan menutup apabila disentuh. Dan setelah didiamkan agak lama, daun
tersebut akan membuka kembali. Gerak tersebut sebagai tanggapan atas reaksi yang
datang dari luar, sedangkan arah gerakannya tidak ditentukan oleh arah datangnya
rangsang. Gerakan tersebut disebut gerakan nasti.
E. Data Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Sentuhan Daun
No Jenis Sentuhan Reaksi Daun Putri Malu
Lamanya menutup Jumlah Daun yang Menutup
1 Halus 3 Menit Dari pangkal daun keujung hanya anak
daun diujung saja
2 Agak kasar 4 Menit Dari tengah ke pangkal mengatup
3 Kasar 5 Menit Dari panggal daun ke ujung daun mengatup
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Seismonasti
NoJenis sentuhan pada
putri maluReaksi daun putri malu Keterangan
1 Halus Daun menutup perlahan Waktu cukup lama
2 Sedang Seluruh daun menutup Waktu agak cepat
3 Kasar Seluruh daun dan tangkai menutup Waktunya cepat
Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Niktinasti
No Pot putri maluReaksi putri malu
Mula-mula 30 Menit kemudian
1 Disimpan di tempat terang Membuka Tetap akan membuka
2Ditutup dengan penutup yang
kedap cahayaMembuka Menutup
Tabel 1.4. Gerak Geotropisme
Pengamatan
ke
POT A POT B
1 Belum ada perkembangan Belum ada perkembangan
2 Muncul akar Muncul akar
3 Tumbuh batang Tumbuh batang
4 Batang bertumbuh panjang Batang bertumbuh panjang
5 Batang bertambah panjang Batang bertambah panjang
F. Pembahasan
Seismonasti
Seismonasti adalah gerak pada tumbuhan karena adanya rangsangan berupa getaran.
Daun putri malu akan menutup bila disentuh. Perlakuan sentuhan yang berbeda,
pengaruhnya juga berbeda. Jika sentuhan halus, proses menutupnya lambat. Bila
disentuh dengan sedang, reaksinya agak cepat menutup. Dan jika disentuh dengan kasar
akan dengan cepat menutup daun dan tangkainya. Reakei ini terjadi akibat perubahan
tiba-tiba dalam keseimbangan air yang terjadi pada bantal daun yang kehilangan tekanan
air sehingga daun maupun tangkai mengatup.
Niktinasti
Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh suasana gelap,
sehingga disebut juga gerak tidur. Selain disebabkan oleh suasana gelap, gerak “tidur”
daun-daun tersebut dapat terjadi akibat perubahan tekanan turgor di dalam persendian
daun.
Pengamatan niktinasti pada tumbuhan putri malu, dengan menyimpan putri malu di
tempat terang atau terbuka dan membandingkannya dengan putri malu yang diletakkan
di tempat tertutup atau kedap cahaya. Pada tumbuhan putri malu yang berada di tempat
kedap cahaya, daun-daun putri malu tersebut mulai mengatup. Hal-hal yang
menyebabkannya sama seperti yang terjadi pada saat gerak tidur pada tumbuhan putri
malu.
Geotropisme negatif
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi. Jika arah
geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan akar menuju
tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif, misalnya
gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
Pada pengamatan percobaan, pot A mengalami pertumbuhan batang secara normal
menuju ke atas. Pada pot B yang diletakkan horizontal pertumbuhan batang membelok
dari horizontal menuju arah vertikal secara bertahap selama 7 hari. Hal ini terjadi akibat
gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
Kesimpulan
Sentuhan halus pada daun putri malu menyebabkan gerak menutup daun dengan pelan.
Sentuhan sedang menyebabkan gerak menutup daun dengan agak cepat. Sentuhan
kasarmenyebabkan gerak menutup daun dengan cepat.
Tumbuhan putri malu yang berada di tempat kedap cahaya, daun-daun putri malu tersebut
mulai mengatup. Sedangkan tumbuhan putri malu yang berada di tempat terang, daunnya
tetap membuka.
Tujuan putri malu mengatupkan daunnya ialah sebagai alat untuk pertahanan diri dan
hewan-hewan yang akan mengkonsumsinya dan untuk melindungi simpanan airnya dan
penguapan yang dikarenakan oleh angin.
Kacang tanah dalam pot yang diletakkan horizontal, batangnya akan membengkok ke atas
dan menjauhi tanah. Peristiwa ini disebut geotropisme negative.
G. Daftar Pustaka
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
KOMPONEN PENYUSUN EKOSISTEM
1. Komponen Penyusun Ekosistem
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini antara lain yaitu :
1. Untuk mengkaji komponen biotik dan abiotik penyusun ekosistem.
2. Untuk mengetahui interaksi antar komponen-komponen penyusun ekosistem.
3. Untuk mengetahui rantai makanan atau jaring-jaring makanan pada ekosistem.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
o Kertas
o Alat tulis
o penggaris/pengukur meteran.
o Ekosistem yang akan diamati
C. Cara Kerja1) Cari lokasi pekarangan yang sesuai
2) Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung
3) Hasil observasi dikelompokkan tingkatan trofiknya berdasarkan konsep pyramid
4) Dari tabulasi data, lalu dianalisis dan dibuat rantai makanan dan jaring-jaring
makanan.
D. Kajian Teori
Di alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannya yang
tidak hidup saling berinteraksi berhubungan erat, tak terpisahkan dan saling mempengaruhi
satusama lain yang merupakan suatu system. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara
utuhmenyeluruh antara segenap unsure lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Perludiketahui bahwa didalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Setiap
factoryang berpegaruh terhadap kehidupan dalam suatu organisme dalam proses
perkembangannyadisebut factor lingkungan (abiotik). Tumbuhan dan hewan dalam ekosistem
merupakanbagian yang hidup atau komponen biotic. (Soerjani, 1983)Penggolongan factor
ekologi yang umum, menurut Euwsie, 1990 Factor alam (abiotik) Factor biologi (biotik).
E. Hasil Praktikum1. Tabel Data Komponen Biotik
No Tumbuhan Jumlah
1 Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) 3
2 Keladi hias (Caladium Sp) 2
3 Bungan Asoka (Saraca indica) 1
4 Aglonema 2
5 Rumput (Cyperus rotundus L) Banyak
No Hewan Jumlah
1 Cacing (Lumbricus terrestris) 2
2 Semut (Hymenoptera Sp) Banyak
3 Belalang (Atractomorpha crenulata) 2
4 Tikus (Mus musculus) 1
5 Kucing (Felis silvestris) 2
2. Tabel Data Komponen Abiotik
No Komponen abiotik Jumlah
1 Air Banyak
2 pH Tanah Banyak
3 Suhu dan kelembaban Banyak
4 Intensitas cahaya Terang
5 Batu Banyak
6 Temperatur Banyak
3. Tingkatan Trofik dengan Konsep Piramid
4. Rantai Makanan
Daun keladi dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular, dan setelah
itu ular menjadi decomposer atau mengurai.
5. Jaring-jaring Makanan
Rumput disebut sebagai produsen. Belalang, Ulat, tikus, dan Ayam disebut sebagai
Konsumen I. Burung disebut sebagai Konsumen II. Ular disebut sebagai Konsumen II dan
Konsumen III. Manusia disebut sebagai Konsumen II, Konsumen III, Konsumen IV.
F. Pembahasan
Komponen Abiotik
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimiayang
merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat
hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen
abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi
distribusi organisme, yaitu:
1. Suhu. Proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk
meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2. Air. Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun
beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
3. Garam. Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme
melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan
kandungan garam tinggi.
4. Cahaya matahari. Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi prosesfotosintesis. Air
dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar
permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Digurun, intensitas cahaya yang besar
membuat peningkatan suhu sehingga hewandan tumbuhan tertekan.
5. Tanah dan batu. Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan
komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan
sumber makanannya di tanah.
6. Iklim. Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim
makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu
daerah yang dihuni komunitas tertentu.
Komponen Biotik
Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup
(organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem
selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1) Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat
organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang
berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan
hijau.
2) Heterotrof / Konsumen
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen
heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan
berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur,
dan mikroba.
3) Pengurai / dekomposer
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian
hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur.
Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-
sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu.
Kesimpulan
Dari praktikum komponen biotic dan abiotik pekarangan dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat 9 komponen biotic tumbuhan dan 13 komponen biotic hewan serta 6
komponen abiotik ekosistem. Setelah melakukan pengamatan pada ekosistem pekarangan,
dapat di simpulkan bahwa terdapat keanekaragaman yang cukup tinggi, yaitu terdapat sekitar
28 hewan dan tumbuhan yang hidup pada pekarangan tersebut, walaupun luas pekarangan
tidak terlau luas yaitu 2m x 10m. Komponen – komponen yang mempengaruhi ekosistem di
pekarangan di antaranya yaitu, intensitas cahaya, temperature, suhu dan kelembaban, pH
tanah, dll.
G. Daftar Pustaka
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMUAIAN ZAT CAIR DAN GAS
2. Pemuaian Zat Cair dan Gas
A. Tujuan Pembelajaran
Menguji pemuaian benda gas.
B. Alat dan Bahan
o 1. Botol minuman bekas 1 buah.
o 2. Lilin 1 buah.
o 3. Sedotan minuman 1 buah.
o 4. Baskom/ember 1 buah.
o 5. Lilin mainan/malam secukupnya.
C. Cara Kerja
1. Dengan cara yang sama pada percobaan pemuaian zat cair rakitlah air dan bahan yang
telah disiapkan.
2. Perbedaan pada percobaan ini tidak perlu menggunakan larutan warm yang
dimasukkan dalam botol.
3. Siapkan air dingin (bukan air es) dalam ember atau baskom.
D. Kajian Teori
Suatu benda gas juga akan memuai jika terkena panas/dipanasi. Hasil pemuaian benda
gas bisa berupa gelembung-gelembung gas.
E. Hasil Praktikum
Tabel 1.1 Pemuaian Zat Cair
Waktu Ketinggian Pada Sedotan Keterangan
1 Menit
Pertama
Ada reaksi air naik dengan ketinggian 0-1 cm
pada sedotan Suhu larutan merah sebelum
dimasukan kedalam air panas
0oC
Suhu air panas dalam ember
1800C
1 Menit
Pertama
Ada reaksi pada air larutan terjadi kenaikan 3,5
cm pada sedotan
1 Menit
Pertama
Ada reaksi air naik dengan ketinggian 4,5-5 cm
pada sedotan
1 Menit
Pertama
Ada reaksi air naik dengan ketinggian 5,5 cm
pada sedotan
1 Menit
Pertama
Ada reaksi air naik dengan ketinggian 6,5 cm
pada sedotan
Tabel 1.2. Pemuaian Gas
No Perlakuan Hasil Pengamatan
1 Ujung botol yang ada sedotan
dimasukan kedalam ember yang
mengandung air
Tidak ada reaksi (tidak ada gelembung)
2 Dasar botol; dibakar, ujung botol yang
ada sedotannya dimasukan kedalam
ember yang mengandung air
Pertama, 17 detik terjadi gelembung, 1 menit
11 detik ada beberapa gelembung, semakin
lamanya waktu terdapat banyaknya
gelembung dengan waktu 1 menit 58 detik.
F. Pembahasan
Dari percobaan pertama kita dapat buktikan bahwa pemuaian benda gas terlihat pada
gelembung-gelembung air dalam baskom / ember dan pada percobaan kedua terbukti dengan
adanya balon yang semula kemps karena adanya pemuaian benda gas balon menjadi
mengembang.
KesimpulanBenda gas akan memuai jika dipanaskan / diberi panas (kalor).
G. Daftar Pustaka
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMBAKARAN MEMERLUKAN OKSIGEN
3. Pembakaran Memerlukan Oksigen
A. Tujuan Praktikum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh udara terhadap
nyala api pada pembakaran lilin.
B. Alat dan Bahan
o Lilin
o Gelas bening
o Piring
o Korek api
o Air
C. Cara Kerja
Percobaan 1:
- Menyiapkan alat dan bahan
- Nyalakan lilin di atas piring. Kemudian tutup lilin dengan gelas.
- Sirami dangan air secukupnya setiap hari dan ukur dengan penggaris.
- Amati dan catat apa yang terjadi
Percobaan 2:
- Menyiapkan alat dan bahan
- Nyalakan lilin diatas piring
- Beri air secukupnya pada piring
- Tutup lilin dengan gela
- Amati dan catat apa yang terjadi
D. Kajian Teori
E. Hasil Praktikum
Hasil Percobaan 1:
Ketika Lilin ditutup dengan gelas, ternyata nyala lilin makin redup dan akhirnya padam.
Hasil Percobaan 2:
Seperti pada percobaan 1, lilin pelan-pelan redup kemudian padam. Lalu air yang berada
diluar gelas tersedot masuk ke dalam gelas dan permukaannya naik.
F. Pembahasan
Pada percobaan 1 dapat diketahui bahwa pada saat lilin ditutup dengan gelas, lilin masih
menyala karena masih ada udara dalam gelas. Lalu api memanaskan udara dan kian habis dan
akhirnya lilin padam karena kehabisan udara.
Sementara pada percobaan 2 dapat diamati air masuk ke dalam gelas setelah lilin padam. Hal
ini disebabkan tekanan udara di dalam gelas menyusut karena pembakaran atau nyala lilin,
lalu udara dalam gelas kososng, sehingga air tersedot masuk ke dalam gelas.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka dapat kami ambil kesimpulan yaitu: udara berpengaruh terhadap
pembakaran lilin, dibuktikan dengan padamnya lilin saat lilin ditutup dengan gelas.
Hal ini disebabkan karena ketika terjadi pembakaran dalam gelas, awalnya terjadi
pengembangan udara, pada saat yang sama terjadi peningkatan uap air dalam udara. Lilin
ditutup dengan gelas akan padam karena kehabisan oksigen. Diruang tertutup oksigen
terbatas, hasil pembakarannya Karbondioksida mengumpul digelas, sehingga lilin padam
kehabisan oksigen.
G. Daftar Pustaka
Karmana, Oman.2007. Cerdas Belajar .Jakarta:Grafindo
http://id.wikipedia.org/wiki/Udara
Redaksi Chem-is-try.org
http://en.wikipedia.org/wiki/pressure
http://physics2008.wordpress.com/category/pemuaian
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM SIFAT-SIFAT UDARA
4. Sifat-Sifat Udara
A. Tujuan Praktikum
Melalui percobaan siswa dapat mengungkapkan bahwa udara dapat menempati ruang
B. Alat dan bahanUntuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan alat-alat sebagai berikut :
o Gelas kimia
o Selang plastic
o Bejana serbaguna
o Corong
o Labu elenmeyer
o Air secukupnya
o Plastisin
C. Cara Kerja
Langkah 1
a. Sambungkan salah satu ujung selang dengan kaki corong
Lapisi sambungan itu dengan plastisin
b. Guru menutup salah satu ujung selang dengan ibu jari, kemudian memasukan ujung selang yang
disambung corong kedalam air pada gelas kimia. Corong menghadap ke bawah. Gelas kimia diisi air ±3/4
bagian ( gambar 2 )
c. Siswa mengamati dari dekat apakah ada bagian dari corong yang tidak terisi air, walaupun corong yang
tidak terisi air, walaupun corong itu ditenggelamkan lebih kedalam air. Masing-masing kelompok
mediskusikan hasil pengamatannya.
Langkah 2
Corong di keluarkan dari gelas kimia. Memasukan ujung selang yang disambungkan corong kedalam gelas
kimia, tanpa menutup ujung selang lainnya. ( gambar 3 )
Langkah 3
membalikan labu Erlenmeyer yang penuh berisi air kedalam bejana serbaguna yang berisi air, kemudian
meniupkan udara secara perlahan kedalam labu Erlenmeyer melalui selang plastic. ( gambar 4 )
Langkah 4
siswa mengamati dari dekat apakah ada ruang yang semula di tempati air, kemudian ditempati udara.
D. Kajian Teori
Udara tidak dapat kitra lihat, akan tetapi keberadaannya dapat kita rasakan. Udara menmpati ruang. Di alam ada tiga macam zat, yaitu zat padat, zat cair dan zat gas. Udara yang kita hirup setiap detik itu terdiri dari bermacam-macam gas. Kandungan gas-gas dalam udara tersebut pada keadaan normal (tanpa polutan) yaitu gas nitrogen (N2) 78%, gas oksigen (O2) 21%, karbondioksida (CO2) 0,03%, dari gas-gas lainnya 0,07% . disekeliling kita ada udara walaupun tidak terlihat. Permukaan bumi ini diselimuti udara yang biasa kita sebut atmosfer. Oleh karena itu udara sangat diperlukan bagi makhluk hidup dalam kehidupannya sehari-hari
E. Hasil Praktikum
Tabel 1.1 perbandingan Lamanya Waktu Menyala
Perlakuan Waktu Menyala (maksimal 5 menit)
Lilin 1 ditutup dengan gelas Lilin akan padam
Lilin 2 dibiarkan terbuka Lilin akan tetap menyala
Tabel 1.2 Lamanya Waktu Menyala Lilin saat Mulai ditutup
Perlakuan Lilin menyala ditutup dengan
gelas
Lamanya Waktu dari mulai ditutup
sampai padam (sekon)
Pengulangan 1 ± 08.35 detik
Pengulangan 2 ± 08.45 detik
Pengulangan 3 ± 08.78 detik
Pengulangan 4 ± 08.78 detik
Pengulangan 5 ± 08.81 detik
Rata-rata 08.634 detik
Tabel 1.3. Perubahan Permukaan Air akibat Tekanan
Perlakuan Perubahan Permukaan Air
Mangkok A Ketika lilin ditutup dengan gelas dalam keadaan lilin tidak menyala maka
tidak ada terjadi perubahan permukaan air.
Mangkok B Ketika lilin dalam keadaan menyala kemudian ditutup dengan gelas, lilin
pelan-pelan redup kemudian padam. Lalu air yang berada di luar gelas
tersedot masuk kedalam gelas dan permukaannya naik.
F. Pembahasan G. Daftar Pustaka