tyroid uh
DESCRIPTION
jurnalTRANSCRIPT
-
1
HUBUNGAN ANTARA GAMBARAN ULTRASONOGRAFI TIROID BERDASARKAN KLASIFIKASI TIRADS DENGAN KLASIFIKASI
SITOPATOLOGI BETHESDA PADA NODUL TIROID
The Relationship between Thyroid Nodular Ultrasonography based on TIRADS and Cytopathology BETHESDA classifications in Nodular Goitre Patients
Ramlah Massing1, Nurlaily idris1, Muhammad Ilyas1, Frans Liyadi1, Cahyono Kaelan2, Arifin Seweng3
1. Bagian Ilmu Radiologi fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin 2. Bagian Ilmu Patologi Anatomi fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin
3. Bagian statistik fakultas kesehatan masyarakat, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: dr. Ramlah Massing Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 081340870554 Email: [email protected]
-
2
ABSTRAK Ultrasonografi tiroid merupakan modalitas radiologik utama dalam mengevaluasi nodul tiroid berbagai penelitian melaporkan variabilitas dalam akurasi diagnostik dalam menentukan nodul tiroid ganas atau jinak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ultrasonografi tiroid berdasarkan klasifikasi TIRADS dengan klasifikasi sitopatologi BETHESDA tiroid pada nodul tiroid. Penelitian ini dilakukan di Bagian Radiologi RS dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Metode penelitian bersifat cross sectional, dilakukan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013. Total sampel 73 orang dengan gejala klinis nodul tiroid, berumur antara 16 77 tahun. Pemeriksaan USG tiroid digunakan untuk menilai nodul tiroid dan menentukan risiko keganasan berdasarkan klasifikasi TIRADS kemudian dibandingkan dengan klasifikasi sitopatologi BETHESDA tiroid. Pada penelitian ini pula dinilai korelasi antara umur, jenis kelamin, klasifikasi TIRADS serta klasifikasi sitopatologi BETHESDA tiroid. Analisis statistik yang dilakukan berdasarkan skala pengukuran yaitu Uji Chi-Square dan uji Korelasi spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang bermakna antara ultrasonografi tiroid berdasarkan klasifikasi TIRADS dengan klasifikasi sitopatologi BETHESDA tiroid. Pada penelitian ini pula ditemukan hasil korelasi yang tidak bermakna antara umur dengan klasifikasi TIRADS, umur dengan klasifikasi BETHESDA tiroid, jenis kelamin dengan klasifikasi TIRADS,jenis kelamin dengan klasifikasi BETHESDA tiroid.
Kata kunci : USG tiroid, Klasifikasi TIRADS, Klasifikasi sitopatologi BETHESDA tiroid, nodul tiroid
ABSTRACT This study aims to find out the relationship between thyroid nodular ultrasonography based on TIRADS and Cytopathology BETHESDA classifications in nodular goitre patients. The research was conducted in the Radiology Departement of dr. Wahidin Sudirohusodo hospital, Makassar from May to August 2013 by using the cross-sectional method. There were 73 samples of people with clinical symptoms of thyroid nodules, aged between 16-77 years old. The Ultrasonography thyroid examination was used to assess the thyroid nodules to determine the risk of malignancy based on the TIRADS classification. The results were then compared with the thyroid Cytopathology BETHESDA classification. There was also an assessment of the correlation between age, gender, TIRADS classification, and thyroid Cytopathology BETHESDA classification. The statistical analysis was conducted based on the measurement scale of Chi-Square and Spearman correlations test. The results reveal that there is significant relationship between Thyroid Nodular Ultrasonography based on TIRADS classifications and the one based on thyroid Cytopathology BETHESDa classification. There is also an insignificant correlation between age, and TIRADS classification, between age and thyroid Cytopathology BETHESDA classification, between age and TIRADS classification, and between gender and thyroid Cytopathology BETHESDA classification Keywords: Thyroid ultrasonography, TIRADS classification, Thyroid
Cytopathology BETHESDA classification, thyroid nodule.
-
3
PENDAHULUAN
Nodul tiroid adalah pembesaran yang teraba pada kelenjar tiroid di daerah leher.
Nodul tiroid merupakan suatu pertumbuhan sederhana yang cepat dari jaringan tiroid normal,
kista berisi cairan, inflamasi (tiroiditis), atau tumor (salah satu dari jinak atau ganas). Nodul
tiroid diindikasikan dengan adanya satu atau beberapa nodul yang berada di dalam kelenjar
tiroid. (Welker MJ dkk. 2003; Hedegus L, 2004)
Nodul tiroid dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, yaitu berdasarkan
jumlah nodul yaitu uninoduler dan multinoduler. berdasarkan kemampuan menangkap
yodium radioaktif, dikenal 3 bentuk nodul tiroid yaitu : nodul dingin, nodul hangat dan nodul
panas serta berdasarkan konsistensinya : nodul lunak, kistik, keras dan sangat keras.(Masjhur
JS, 2006; Hong CY dkk, 2003)
Nodul tiroid merupakan kasus yang sering ditemukan dan dapat disebabkan oleh
berbagai jenis gangguan pada kelenjar tiroid. Meskipun kebanyakan nodul jinak, tetapi sekitar
5% dari nodul yang teraba adalah nodul ganas. (Brennan, 2007; Welker dkk, 2003).
Nodul tiroid umumnya dapat dideteksi dengan menggunakan ultrasonografi sampai
60% dari seluruh populasi. Data dari the Surveillance Epidemiology and End Results (SEER)
terlihat adanya peningkatan prevalensi differensiasi kanker tiroid diseluruh dunia dimana
jumlah terbanyak yang terdeteksi adalah small pappilary carsinoma. Sebagai evaluasi awal
pada pasien dengan nodul tiroid dilakukan selain dengan USG leher sebagai gold standar
dilakukan FNA yang memberikan hasil diagnostik cepat, murah, dan aman. Peningkatan
diagnosis prevalensi karsinoma tiroid dengan menggunakan USG juga meningkatkan
prosedur diagnostik sitologi (Ries LAG dkk, 2007; Hassell LA, 2011;Ross DS, 2006).
Ultrasonografi tiroid merupakan modalitas utama dalam mengevaluasi nodul tiroid.
Dengan menggunakkan ultrasonografi, nodul tiroid tampak sebagai lesi noduler didalam
kelenjar tiroid yang dapat dibedakan dengan parenkim sekitarnya. Beberapa gambaran
ultrasonografi seperti hipoechogenitas, tepi ireguler, mikrokalsifikasi dan bentuk taller than
wide telah diajukan sebagai prediktor keberadaan malignansi tiroid. Meskipun demikian,
berbagai penelitian melaporkan variabilitas dalam akurasi diagnostik yang kemungkinan
saling tumpang tindih dalam menentukan nodul tiroid ganas atau jinak, tanpa memperhatikan
apakah nodul tiroid tersebut memiliki gambaran nodul solid atau kistik (Popli dkk, 2012;
Lee dkk, 2011).
Sebagian peneliti menggunakan USG grey scale seperti Yoon dkk menggunakan
kriteria kalsifikasi perifer (Yoon dkk, 2007) Kim MJ dkk., dengan makrokalsifikasi (Kim dkk,
2008). Beberapa peneliti lainnya menggunakan mikrokalsifikasi, tepi yang ireguler,
-
4
hipogenitas, halo sign dan limfadenopati regional seperti pada Hoang dkk(Hoang dkk., 2007).
Algin O dkk (Algin O dkk, 2010), Iannuccilli JD (Iannuccilli dkk, 2004).
Secara khusus, Horvath dkk, mengajukan Thyroid Imaging Reporting and Data System
(TIRADS) untuk mengembangkan karakteristik ultrasonografi standar dan sistem pelaporan
data untuk lesi tiroid. Meskipun demikian, tidak ada penelitian yang secara
berkesinambungan memanfaatkan klasifikasi ultrasonografi untuk nodul tiroid. (Lee dkk,
2011).
Sistem pelaporan untuk FNA tiroid efektif untuk memfasilitasi komunikasi antar
Sitopatolog, ahli endokrin, ahli bedah, ahli radiologi, dan petugas kesehatan lainnya. Saat ini
ada beberapa klasifikasi tumor tiroid diantaranya yang berdasarkan WHO, AFIP (Armed
Forces of Institute Pathology), maupun BETHESDA. Sehingga untuk menyamakan
komunikasi, sistem pelaporan sitopatologi tiroid klasifikasi BETHESDA digunakan sebagai
pelaporan dengan kategori diagnostik. Klasifikasi BETHESDA merupakan sistem pelaporan
hasil dari sitopatologi yang dapat dinilai validitasnya.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menentukan hubungan antara
gambaran ultrasonografi tiroid berdasarkan klasifikasi TIRADS dengan klasifikasi
sitopatologi BETHESDA pada nodul tiroid.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Merupakan penelitian uji korelasi, desain penelitian adalah cross sectional, sampel
diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling, analisis data menggunakan uji
Chi-square dan uji korelasi Spearman.
Populasi dan sampel
Populasi adalah pasien nodul tiroid yang dikirim ke Bagian Radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi tiroid. Sampel sebanyak 73 sampel dari penderita nodul tiroid,
berumur antara 16-77 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Sampel penelitaian diperoleh
dengan cara consecutive sampling. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah seluruh pasien
nodul tiroid berdasarkan pemeriksaan USG dan bersedia ikut dalam penelitian dengan
mengisi dan menandatangani informed consent. Pasien dengan limfoma leher, pernah
mendapatkan terapi ablasi tiroid (bedah/ radionuklir), terdapat infeksi atau luka di permukaan
kulit leher di atas dan sekitar kelenjar tiroid yang menyulitkan pemeriksaan USG leher akan
dieksklusi.
-
5
Metode pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti. Biodata pasien dicatat pada formulir
kuesioner penelitian. Setiap subjek dilakukan pemeriksaan USG tiroid dengan menggunakan
USG transduser linier frekuensi 7,5-12 MHz. Pasien dalam posisi terlentang dengan leher
diekstensikan. Hasil pemeriksaan USG leher kemudian di klasifikasikan berdasarkan
TIRADS dan dibawa ke dokter yang mengirim selanjutnya menunggu hasil pemeriksaan
sitopatologi dari bagian Patologi Anatomi selanjutnya di klasifikasikan berdasarkan
BETHESDA.
Analisis data
Semua data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisis statistik dengan
menggunakan uji korelasi Chi-square dan uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan
(p=0,000).
HASIL PENELITIAN
Karakteristik sampel
Penelitian ini mengikutkan total sampel : 73 sampel penderita nodul tiroid dari 73
responden ( 13 laki-laki dan 60 perempuan) dengan usia dan jenis kelamin disesuaikan, dan
hasilnya terbanyak pada umur > 40 tahun yaitu 63% dan pada perempuan 82,2%. Tabel 1
memperlihatkan karakteristik sampel untuk tiap kelompok. Frekuensi dan persentase sampel
berdasarkan umur pada keseluruhan sampel. Hasilnya menunjukkan 27 sampel atau 37%
berusia sampai 40 tahun, dan 46 sampel atau 63% berusia di atas 40 tahun. Frekuensi dan
persentase sampel berdasarkan jenis kelamin. Hasilnya menunjukkan jumlah sampel
terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 60 sampel atau 82,2%, sedangkan laki-laki
dengan jumlah 13 sampel atau 17,8%. Frekuensi dan persentase sampel berdasarkan hasil
USG nodul tiroid TIRADS. Hasilnya menunjukkan jumlah sampel terbanyak adalah Jinak
dengan jumlah 50 sampel atau 68,5%, sedangkan ganas dengan jumlah 23 sampel atau 31,5%.
Frekuensi dan persentase sampel berdasarkan Klasifikasi TIRADS. Hasilnya menunjukkan
jumlah sampel terbanyak adalah TIRADS 2 dengan jumlah 28 sampel atau 38,4%. TIRADS
4B dengan jumlah sampel 17 atau 23,33%, TIRADS 3 dengan jumlah sampel 11 atau 15,1%
serta TIRADS 4A dengan jumlah sampel 9 atau 12,3%. TIRADS 5 dengan jumlah sampel 8
atau 11%. Frekuensi dan persentase sampel berdasarkan hasil pemeriksaan sitopatologi
BETHESDA. Hasilnya menunjukkan jumlah sampel terbanyak adalah hasil sitopatologi
BETHESDA jinak dengan jumlah sampel 44 atau 60,3%, sedangkan hasil sitopatologi
-
6
BETHESDA ganas jumlah sampel 29 atau 39,7%. Frekuensi dan persentase sampel
berdasarkan Klasifikasi BETHESDA. Hasilnya menunjukkan jumlah sampel terbanyak
adalah BETHESDA 2 dengan jumlah 40 sampel atau 54,8%. BETHESDA 6 dengan jumlah
sampel 19 atau 26%, BETHESDA 4 dengan jumlah sampel 9 atau 12,3% serta BETHESDA 3
dengan jumlah sampel 3 atau 4,1%. BETHESDA 5 dengan jumlah sampel 2 atau 2,7%.
Analisis statistik
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi-Square dan uji korelasi Spearman
pada tabel 2 analisis kesesuaian Klasifikasi TIRADS dengan BETHESDA menunjukkan
jumlah sampel yang sesuai antara klasifikasi TIRADS dan BETHESDA yaitu 34 sampel atau
46,6%, Ada kesesuaian hasil yang signifikan antara klasifikasi TIRADS dengan klasifikasi
BETHESDA (p
-
7
Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah diutarakan di atas, oleh
karena menghadapi kendala waktu penelitian yang pendek, sehingga jumlah sampel yang
diperoleh sedikit dan sebaran sampel yang tidak merata, sehingga hanya dilakukan uji
korelasi antara Klasifikasi TIRADS dengan hasil sitopatologi Klasisfikasi BETHESDA.
Pada penelitian ini didapatkan beberapa sampel yang berbeda antara hasil penilaian
klasifikasi TIRADS dengan klasifikasi BETHESDA, yang mana pada penilaian TIRADS
merupakan nodul ganas, tetapi pada pemeriksaan sItopatologi merupakan nodul tidak ganas.
Hal ini dapat disebabkan oleh karena pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang
operator-dependent, artinya hasil pemeriksaan USG sangat tergantung pada kemampuan,
keahlian serta keterampilan operator yang melaksanakan pemeriksaan. Apabila operator yang
melakukan pemeriksaan USG memiliki kemampuan, keahlian dan keterampilan yang
mencukupi, maka hasil yang diperoleh dapat menjadi maksimal, demikian pula sebaliknya.
Selain itu, hal lain yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan adalah kemampuan
pemeriksa dalam menilai nodul tiroid, yang akan mempengaruhi hasil penilaian klasifikasi
TIRADS.
Hal lain yang dapat menimbulkan perbedaan antara klasifikasi TIRADS dengan
sitopatologi klasifikasi BETHESDA adalah adanya kemungkinan pada saat dilakukan
pemeriksaan sItopatologi, irisan sampel jaringan yang diambil sangat tipis, sehingga
memungkinkan bagian dari nodul yang diamati bukan bagian nodul yang dinilai pada
pemeriksaan USG.
Pada beberapa kasus struma multinoduler, kemungkinan perbedaan juga bisa terjadi
apabila sampel yang diambil oleh bagian Patologi Anatomi tidak sama dengan yang pernah
dinilai oleh operator USG.
Pada akhirnya, keterampilan dan pengetahuan tentang USG secara umum dan
khususnya tentang tiroid dan TIRADS harus dimiliki oleh setiap operator USG untuk
memudahkan pelaksanaan klasifikasi TIRADS, serta kerjasama yang baik antara bagian
radiologi, bedah dan patologi anatomi sangat dibutuhkan untuk menentukan risiko keganasan
nodul tiroid.
Pemeriksaan TIRADS dapat dipilih untuk deteksi dini dan sebagai pemeriksaan rutin
pada penderita nodul tiroid karena USG tidak bersifat radiatif, sehingga seharusnya semua
klinisi mengirim setiap lesi tiroid ke bagian radiologi untuk USG sehingga ahli patologi dapat
mengarahkan FNAB lebih tepat.
-
8
KESIMPULAN DAN SARAN
Terdapat kesesuaian hasil yang signifikan antara klasifikasi TIRADS berdasarkan
pemeriksaan ultrasonografi dengan klasifikasi BETHESDA berdasarkan pemeriksaan
sitopatologi (p
-
9
Masjhur JS., Nodul tiroid. Dalam : Sudoyo AW., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S., editors. Buku ajar penyakit dalam. Jakarta: Balai penerbit FKUI; 2006. hal. 1953-1958.
Popli MB., Rastogi A., Bhalla PJS., Solanki Y. (2012). Utility of grayscale ultrasound to differentiate benign from malignant thyroid nodules. Indian J Radol Imaging; 22:63-68
Ries LAG., Melbert D., Krapcho M., et al. SEER Cancer Statistics Review, 19752005. Bethesda, National Cancer Institute.(2007). http://seer.cancer.gov/csr/1975_2005/5 Chen AY., Jemal A., Ward EM: Increasing incidenceof differentiated thyroid cancer inthe United States, 1988 2005. Cancer 2009;115: 38013807.)
Ross DS. (2006). Predicting thyroid malignancy (editorial). J Clin Endocrinol Metabol 2006; 91:42534255).
Yoon DY., Lee JW., Chang SK., Choi CS., Seo YL., Kim KH et al .(2007). Peripheral calcification in thyroid nodules. J. Ultrasound Med 2007; 26: 1349-1355.
Welker & Orlov Welker., MJ and Orlov D. (2003). Thyroid Nodules. [cited on December 2012]. Available from : http://[email protected].
Lampiran
Daftar Tabel
Tabel 1. Sebaran sampel berdasarkan karakteristik VARIABEL N %
Jenis Kelamin Laki-laki 13 17,8 Perempuan 60 82,2 Umur 40 tahun 46 63,0 TIRADS Ganas 23 31,5 Jinak 50 68,5 Klasif. TIRADS TIRADS 2 28 38,4 TIRADS 3 11 15,1 TIRADS 4A 9 12,3 TIRADS 4B 17 23,3 TIRADS 5 8 11,0 BETHESDA Cenderung Ganas 29 39,7 Cenderung Jinak 44 60,3 Klasif.BETHESDA BETHESDA 2 40 54,8 BETHESDA 3 3 4,1 BETHESDA 4 9 12,3 BETHESDA 5 2 2,7 BETHESDA 6 19 26,0 Keterangan, % = persentase, n = jumlah sampel
-
10
Tabel 2. Analisis Kesesuaian Klasifikasi TIRADS dengan BETHESDA
Klasifikasi BETHESDA
Total BETHESDA 2 BETHESDA 3 BETHESDA 4 BETHESDA 5 BETHESDA 6 Klasifikasi TIRADS
TIRADS 2
N 25 1 0 2 0 28 % 34,2% 1,4% 0,0% 2,7% 0,0% 38,4%
TIRADS 3
N 11 0 0 0 0 11 % 15,1% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 15,1%
TIRADS 4A
N 2 2 3 0 2 9 % 2,7% 2,7% 4,1% 0,0% 2,7% 12,3%
TIRADS 4B
N 2 0 4 0 11 17 % 2,7% 0,0% 5,5% 0,0% 15,1% 23,3%
TIRADS 5
N 0 0 2 0 6 8 % 0,0% 0,0% 2,7% 0,0% 8,2% 11,0%
Total N 40 3 9 2 19 73 % 54,8% 4,1% 12,3% 2,7% 26,0% 100,0%
Keterangan, % = persentase, n = jumlah sampel
Tabel 3. Sensitivitas dan Spesifisitas TIRADSdibandingkan dengan BETHESDA
BETHESDA
Total Cenderung Ganas Cenderung Jinak TIRADS Ganas 22 1 23
Jinak 7 43 50 Total 29 44 73
Keterangan, n = jumlah sampel