twm bab i-v siap print

101
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal ini didorong karena semakin besarnya tuntutan terhadap organisasi pelayanan kesehatan untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan secara prima terhadap konsumen. Mutu pelayanan kesehatan itu sendiri menurut WHO 1988 adalah penampilan yang sesuai yang berhubungan dengan standar-standar dari suatu intervensi yang diketahui dapat memberikan hasil kepada masyarakat tersebut dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai

Upload: muhammad-ariful-basyar

Post on 18-Jan-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

coba

TRANSCRIPT

Page 1: TWM BAB I-V Siap Print

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan menjadi isu utama dalam

pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global. Hal

ini didorong karena semakin besarnya tuntutan terhadap organisasi

pelayanan kesehatan untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan secara

prima terhadap konsumen.

Mutu pelayanan kesehatan itu sendiri menurut WHO 1988 adalah

penampilan yang sesuai yang berhubungan dengan standar-standar dari

suatu intervensi yang diketahui dapat memberikan hasil kepada masyarakat

tersebut dan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada

kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun

1999 agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat

diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar,

mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.

Pukesmas adalah UPTD (unit pelaksana teknis dinas) kesehatan

kabupaten / kota yg bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja atau organisasi kesehatan fungsional yg

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat & memberikan pelayanan secara menyeluruh &

Page 2: TWM BAB I-V Siap Print

terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok. Puskesmas merupakan satu satuan organisasi yang diberikan

kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kodya untuk

melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di wilayah

kecamatan. Dengan hal tersebut diharapkan puskesmas mampu

melaksanakan penyelenggaraan upaya kesehatan untuk menumbuhkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan sehat yang optimal di masyarakat.

Sebagai ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan,

maka diperlukan sebuah upaya untuk menilai sejauh mana kinerja atau

prestasi puskesmas untuk mencapai tujuan penyelenggaraan upaya kesehatan.

Dengan penilaian kinerja, puskesmas dapat dilakukan analisis tingkat kinerja

puskesmas berdasar rincian nilainnya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya

dapat diketahui serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan

terfokus.

Ruang lingkup dari penilaian kinerja puskesmas terbagi dalam 3

hal, yaitu penilaian terhadap pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan

mutu pelayanan puskesmas.

1. Penilaian terhadap pelayanan kesehatan :

a. Upaya kesehatan wajib

1) Upaya promosi kesehatan

2) Upaya kesehatan lingkungan

3) Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

4) Upaya perbaikan gizi masyarakat

5) Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Page 3: TWM BAB I-V Siap Print

6) Upaya pengobatan

b. Upaya kesehatan pengembangan

1) Upaya perawatan masyarakat

2) Upaya kesehatan jiwa

3) Upaya kesehatan mata

4) Upaya kesehatan usia lanjut.2

2. Penilaian pelaksanaan manajemen puskesmas :

a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian

b. Manajemen sumber daya termasuk alat, obat, keuangan, dan

lainnya.

3. Penilaian terhadap mutu pelayanan puskesmas:

a. Input, pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.

b. Proses, tingkat kepatuhan terhadap standar yang ditentukan

c. Output, menilai indikator mutu pada setiap upaya kesehatan

d. Outcome, mengukur tingkat kepuasan pelanggan

Untuk melakukan Penilian Kinerja Puskesmas, kami melakukan

penilaian kinerja di Puskesmas Kajoran II, kecamatan Kajoran, Kabupaten

Magelang. Dalam upaya untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,

puskesmas Kajoran II mempunyai visi dan misi kegiatan yang dilaksanan.

Visi dari Puskesmas Kajoran II adalah Menjadi Puskesmas Terdepan dan

Terpercaya dalam Pelayanan Kesehatan. Adapun misinya adalah :

1. Mengutamakan Profesionalisme

2. Memberikan pelayanan prima

3. Melestarikan Lingkungan kerja yang sehat

Page 4: TWM BAB I-V Siap Print

Sedangkan filosofi yang dianut oleh Puskesmas Kajoran II yaitu

Memperlakukan Pasien Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan.

B. BATASAN JUDUL

Laporan Hasil Penilaian Manajemen Program dan Mutu Pelayanan

Puskesmas Kajoran II di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang periode

Januari - September 2013.

C. BATASAN MASALAH

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan

yang ada di Puskesmas Kajoran II dan menimbulkan rasa tidak puas sehingga

diharapkan untuk ditangani. Masalah berdasarkan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2013 dan ditetapkan

setelah dilakukan pengambilan data serta analisis masalah.

D. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM

Mengetahui, menganalisa dan mendeskripsikan pelaksanaan

manajemen program dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II

periode Januari –September 2013 serta memberikan alternatif

pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja puskesmas.

2. TUJUAN KHUSUS

a. Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan

minimal) di Puskesmas Kajoran II Periode Januari – September

2013.

b. Mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dalam manajemen

dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari –

September 2013.

Page 5: TWM BAB I-V Siap Print

c. Mencari dan menganalisa simple problem dan complex problem

dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II

Periode Januari – September 2013.

d. Menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen

dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari –

September 2013.

e. Menentukan urutan penyebab masalah dan memprioritaskan

penyebab masalah yang akan diintervensi dalammanajemen dan

mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari –

September 2013.

f. Mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah

dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II

Periode Januari – September 2013.

g. Mengambil keputusan sehingga mampu menyusun rencana

kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen

Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode

Januari – September 2013.

E. Metodologi

Pengumpulan data (data primer dan data sekunder) dilakukan selama

lima hari pada tanggal 08, 09, 11, 12 dan 13 November 2013 di Puskesmas

Kajoran II, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.

Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3)

diperolehdari wawancara (wawancara dengan kepala puskesmas, dokter dan

staf puskesmas),pengamatan dan kuesioner di Puskesmas Kajoran II. Data

sekunder diperoleh dari informasi program pelayanan di puskesmas serta

catatan data tertulis yang ada di puskesmas.

Page 6: TWM BAB I-V Siap Print

Penilaian manajemen Puskesmas di lakukan dengan membandingkan

antara hasil cakupan pada bulan berjalan dengan target pemerintah pada tahun

2013. Data yang digunakan adalah data hasil kegiatan sampai bulan berjalan

(Januari – September 2013). Masalahdidapatkan jika pencapaian kurang dari

80%. Kemudian ditentukan prioritasmasalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari

prioritas masalah tersebut dilakukananalisis penyebab masalah dengan

pendekatan sistern. Kemudian analisis faktor penyebab masalah tersebut

dimasukkan ke dalarn Fish Bone Diagram. Langkah selanjutnya adalah

menganalisis penyebab masalah dengan Paired comparison dan Pareto.

Setelah mendapatkan konfirmasi, dibuat alternatif pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin

untuk dilaksanakan berdasar pada kriteria mutlak dan kriteria keinginan.

Tahap berikutnya berdasar atas keputusan tetap pada saat pengambilan

keputusan kita membuat Plan Of Action.

Page 7: TWM BAB I-V Siap Print

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. LINGKUNGAN

1. Lingkungan Ekternal

a. Batas-batas Wilayah Puskesmas Kajoran II adalah :

1) Utara : Wilayah

kerja Puskesmas Kajoran I

2) Selatan : Kabupaten

Purworejo

3) Barat : Kabupaten

Wonosobo

4) Timur : Kecamatan

Salaman

b.

b.

b.

b.

b.

c.

d.

e.

f.

b. Jumlah Desa Wilayah Kerja

Terdiri dari 14 desa yaitu :

1. Kewaderan 8. Wonogiri

2. Wuwuharjo 9. Mangunrejo

Page 8: TWM BAB I-V Siap Print

3. Pandan sari 10. Krumpakan

4. Pandan Retno 11. Bumi Ayu

5. Bambusari 12. Ngendrosari

6. Sambak 13. Ngargosari

7. Madukoro 14. Lesanpuro

c. Luas wilayah tiap desa wilayah

Tabel 1. Luas Wilayah Tiap Desa (Km2)

Desa Luas Wilayah (Km2)

1. Wuwuharjo 7,19

2. Wonogiri 3,15

3. Kwaderan 2,91

4. Madukoro 0,77

5. Bumiayu 1,35

6. Ngargosari 0,75

7. Lesanpuro 1,75

8. Ngendrosari 1,04

9. Sambak 3,33

10. Bambusari 2,77

11. Pandansari 3,90

12. Pandanretno 4,94

13. Mangurejo 2,35

14. Krumpakan 1,57

Total 37,77

Sumber : Sensus Penduduk 2011

Dari data di atas didapatkan kesimpulan bahwa luas wilayah kerja

dari Puskesmas Kajoran II adalah 37,77 Km2. Wilayah dengan luas

tertinggi yaitu Pandanretno seluas 4,94 Km2 dan Ngargosari 0,75 Km2 .

d. Kependudukan

1) Perkembangan jumlah penduduk menurut desa

Page 9: TWM BAB I-V Siap Print

Tabel 2. Jumlah penduduk tiap desa

No

 Jumlah

PendudukDesa

 

1 Kuwaderan 2,465

2 Wuwuharjo 1,203

3 Pandansari 1,074

4 Pandanretno 724

5 Bambusari 1,482

6 Sambak 776

7 Madukoro 2,128

8 Wonogiri 1,789

9 Mangunrejo 1,711

10 Krumpakan 1,861

11 Bumiayu 1,084

12 Ngendrosari 4,071

13 Ngargosari 946

14 Lesanpuro 2,301

Jumlah   23,615

Sumber: Hasil Sensus Penduduk Kab. Magelang Tahun 2010

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk

yang menjadi cakupan wilayah kerja Puskesmas Kajoran II adalah

sebanyak 23.615 dengan jumlah daerah terbanyak yaitu Ngendrosari

sebanyak 4071 jiwa dan terendah adalah Pandanretno 724 jiwa.

2) Jumlah penduduk berdasar kelompok umur dan jenis kelamin

Tabel 3a. Jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki berdasar

umur

Desa Usia

Page 10: TWM BAB I-V Siap Print

00-04 04-17 18-24 25-59 >60

1. Kuwaderan 114 267 606 213 53

2. Wuwuharjo 57 134 304 106 27

3. Pandansari 51 119 271 95 24

4. Pandanretno 33 77 175 61 15

5. Bambusari 67 156 355 125 31

6. Sambak 37 86 197 70 17

7. Madukoro 97 227 516 181 45

8. Wonogiri 81 189 430 150 38

9. Mangunrejo 82 191 433 152 38

10. Krumpakan 85 199 454 159 39

11. Bumiayu 50 117 265 93 23

12. Ngendrosari 187 438 996 350 87

13. Ngargosaria 42 99 224 79 20

14. Lesanpuro 108 252 572 202 49

Total 1,091 2,551 5,798 2,036 506

Total penduduk laki-laki 11,982

Tabel 3b. Jumlah penduduk jenis kelamin perempuan berdasar

umur

DesaUsia

00-04 04-17 18-24 25-59 >60

2. Kuwaderan 102 234 594 221 61

2. Wuwuharjo 48 111 282 104 30

3. Pandansari 42 96 261 90 25

4. Pandanretno 31 70 177 67 18

5. Bambusari 63 144 366 137 38

Page 11: TWM BAB I-V Siap Print

6. Sambak 31 70 181 68 19

7. Madukoro 89 205 521 193 54

8. Wonogiri 76 177 440 163 45

9. Mangunrejo 68 158 400 148 41

10. Krumpakan 78 178 453 169 47

11. Bumiayu 45 103 262 98 28

12. Ngendrosari 169 388 987 367 102

13. Ngargosari 41 93 235 88 25

14. Lesanpuro 94 216 548 203 57

Total 977 2,243 5,707 2,116 590

Total penduduk perempuan 11,633

Sumber : Sensus Penduduk 2010

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk laki-laki

lebih banyak dibandingkan dengan perempuan 1,03 : 1 yaitu dan

usia terbanyak yaitu 18-24 tahun.

e. Kebijakan Pemerintah Daerah Pusat

Peraturan yang mengatur Puskesmas:

1) UU no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

2) UU no. 22 tahun 1992 tentang otonomi daerah.

3) UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan

daerah

4) Perda No. 5 tahun 2006 tentang tarif Puskesmas di Kabupaten

Magelang

5) Keputusan Bupati Kepala Daerah TK 11 Magelang No. 1884/492 /

Kep/ 2002 Tentang Organisasi Puskesmas.

2. Lingkungan Internal

Page 12: TWM BAB I-V Siap Print

a. Data kesehatan

1. Jumlah PUS, Akseptor Aktif dan Kontrasepsi

Tabel 4. Jumlah PUS, akseptor aktif dan kontrasepsi

Jenis Jumlah %IUD 316 8,81

MOP 40 1,11

MOW 144 4,01

Implant 770 21,46

Suntik 1910 53,23

Pil 365 10,17

Kondom 43 1,20

Jumlah 1268Sumber : Sensus Penduduk 2011

Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis kontrasepsi terbanyak

adalah suntik yaitu sebesar 54,5%.

2. Jumlah sarana kesehatan

Tabel 5. Jumlah sarana kesehatan

Jenis Jumlah %Rumah sakit 0 0

Rumah sakit bersalin 0 0

Poliklinik 0 0

Puskesmas 1 0,7

Pustu 2 1,3

Praktek Dokter 1 0,7

Praktek Bidan 15 10

Poskesdes 12 8

Polindes 2 1,3

Posyandu 117 78

Page 13: TWM BAB I-V Siap Print

Apotik 0 0

Toko Obat 0 0

Jumlah 150 100%

Sumber : Sensus Penduduk 2011

Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis sarana kesehatan

terbanyak adalah posyandu yaitu sebesar 78%.

3. Tenaga kesehatan

Tabel 6. Jumlah tenaga kesehatan

Jenis Jumlah %Dokter Pria 0 0

Dokter Wanita 0 0

Dokter gigi 0 0

Bidan 11 28,2

Perawat 6 15,4

Dukun bayi 22 56,4

Jumlah 39 100%Sumber : Sensus Penduduk 2011

Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis tenaga kesehatan

terbanyak adalah dukun bayi yaitu sebesar 56,4%.

4. Sumber Air Minum

Tabel 7. Sumber Air Minum

Jenis Jumlah %

Air Kemasan 1 0,1

Ledeng 691 12,6

Pompa 16 0,3

Sumur terlindung 424 7,7

Page 14: TWM BAB I-V Siap Print

Sumur tak terlindung 119 2,2

Mata air terlindung 3723 68,3

Mata air tak terlindung 473 8,7

Air Sungai/Hujan 1 0,1

Lainnya 0 0

Jumlah 5448 100%

Sumber : Sensus Penduduk 2011

Dari data di atas disimpulkan bahwa jenis sumber air minum

yang terbanyak adalah mata air terlindung yaitu sebesar 68,3%.

B. MASUKAN

1. MAN / SUMBER DAYA MANUSIA

a. Data pegawai

Tabel 8. Data.pegawai Puskesmas Kajoran II tahun, 2012

Tenaga Kerja Jumlah (orang) Keterangan

Dokter Umum 2 Rasio dokter umum

(2/23683 ) x 10.000 = 0,84

Dokter Gigi 1 Rasio dokter gigi

= (1 /23683 ) x 10.000 = 0,42

Perawat Puskesmas 4 Rasio perawat (5/23683 ) x 10.000 = 2,1

Bidan Puskesmas 2 Rasio bidan

Bidan Desa 12 (16 / 23683) x 10.000=6,76

Petugas PU/Promkes 3

Tenaga Kerja 2

Petugas Gizi 1

Petugas Apotek 1

Petugas Laborat 1

Page 15: TWM BAB I-V Siap Print

Petugas gudang obat 1

Tata Usaha/UP 3

Petugas pendaftaran 1

Jumlah 34

b. Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab

Tabel 9. Pembagian tugas dan tanggungjawab Puskesmas

Kajoran II 2013

No dr. Ma'sumah Kepala Puskesmas

1 Anas Abdul Azis Kasubag T U

2 Solicha Bidan Penyelia

3 MumfaidahSanitarian Pelaksana

4Endang

SulistyowatiBidan Pelaksana

5 dr. Evie Lusita Dokter Umum

6 drg. Lisa Andriyani Dokter Gigi

7 Suprih Mulyani Bidan Desa

8 Estiningsih Bidan Desa

9 Ferry Ali Setiyanto, A,Md.Kep

Perawat

10Hidayati

Nurrohmah, A.Md.Gz

Nutrisionis

11Arni Marstuti

NugrahenyPerawat

Novita Ambaryani Perawat

Page 16: TWM BAB I-V Siap Print

12 Dina Wanita Bidan

13 Sri Ardaningsih Rekam Medik

14 Sutina Dariyati Laborat

15 Nur Rahmawati Bidan

16 Basori Perawat

17 Sulistiyani Bidan Desa

18 Siti Farida Asisten Apoteker

19 JamiatunPengad.

Pendaftaran

20 Daelani Adminitrasi Obat

21 Dewi Cahyani Bidan Desa

22 Marfuatun Bidan Desa

23 Sugiyati Bidan Desa

24 Rizka Amalia Bidan Desa

25 Atik Lestari Bidan Desa

Page 17: TWM BAB I-V Siap Print

26 Yuanita Wahyu A. Bidan Desa

27 Novikasari KN Bidan Desa

28 Endang Sri Lestari Pengad. Umum

29 Ita Uswatun C. Pengad. Umum

30 Hery Widiharto Petugas Kebersihan

31 Slamet Sulaeman Juru Malaria Desa

32 Imam Guruh P. Juru Malaria Desa

33 Data Suratman Juru Malaria Desa

34 Chafid Penjaga Malam

Sumber : data sekunder dari puskesmas Kajoran II tahun 2012

c. Deskripsi Kerja

1) Dokter atau Kepala Puskesmas

Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau kegiatan teknk

penunjang di bidang pelayanan kesehatan, penggerakan

pengembangan kesehatan serta usaha pemberdayaan masyarakat dan

keluarga secara paripurna dan mandiri sesuai wilayah kerjanya.

Rincian:

Page 18: TWM BAB I-V Siap Print

1. Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan

teknis, pedoman teknis maupun pedoman pelaksanaan

lainnya yang berhubungan dengan tugasnya

2. Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang

bermutu melalui upaya rawat jalan, rawat inap, dan

penunjang

3. Melaksanakan usaha penggerakan pembangunan

berwawasan kesehatan melalui upaya pertyehatan

lingkungan, pencegahan dan pernberantasan penyakit

menular, serta upaya khusus sesuai dengan program

spesifik

4. Melaksanakan usaha pemberdayaan masyarakat dan

keluarga melalui upaya, penyuluhan kesehatan masyarakat,

kesehatan keluaga, kesehatan ibu dan anak, keluarga

berencana, dan perbaikan gizi

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan

penyelenggaraan tugas operasional pelayanan kesehatan,

penggerakan pengembangan kesehatan serta usaha

pemeberdayaan masyarakat dan keluarga secara paripurna

dan mandiri

6. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Dokter Umum

a. Tugas Pokok :

Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja

Puskesmas dapat berjalan dengan baik

b. Fungsi :

1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas

2. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah Puskesmas

baik di Puskesmas, Pustu atau Pusling

3. Memberikan bimbingan dan supervisi teknis kepada

penderita dan masyarakat

Page 19: TWM BAB I-V Siap Print

4. Membantu membina lintas sektoral dalam pengembangan

peran masyarakat

5. Melakukan pencatatan dan pelaporan

3) Dokter Gigi

a. Tugas Pokok :

Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di

wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.

b. Fungsi :

1. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.

2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam

wilayah kerja Puskesmas secara teratur

3. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di

Puskesmas

4. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

5. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam

pengembangan peran serta masyarakat

6. Memberikan penyuluhan kesehatan

7. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

4) Perawat Gigi

a. Tugas Pokok

Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.

b. Fungsi

1. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di

puskesmas

2. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan

mengobati gigi yang sakit

3. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang

dokter gigi

4. Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS

(Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

5. Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi

Page 20: TWM BAB I-V Siap Print

5) Tata Usaha

a. Tugas Pokok :

a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan

Puskesmas

b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat

masuk

b. Fungsi

1. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk atau keluar

2. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas

3. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian

Puskesmas

4. Melakukan laporan berkala ketatausahaan

6) Petugas Puskesmas

a. Tugas Pokok :

Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan

Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan

baik.

2. Fungsi :

1. Melaksanakan kegiatan Puskesmas baik di dalam maupun

luar gedung

2. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan

Perkesmas

3. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

4. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di

wilayah kerja Puskesmas

5. Melakukan pendataan sasaran secara periodik

7) Petugas Pengobatan

a. Tugas Pokok :

a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah

Puskesmas

b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif

atas delegasi dari dokter

Page 21: TWM BAB I-V Siap Print

c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan

d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi

e. Melakukan pencatatan dan pelaporan

8) Petugas P2

a. Tugas Pokok :

Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas

b. Fungsi

1. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja

Puskesmas

2. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular

3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit

menular

4. Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan

5. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit

menular atas delegasi dari dokter

6. Melakukan kunjungan rumah

7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain

yang terkait P2

8. Memberikan penyuluhan kesehatan

9. Melakukan pencatatan dan pelaporan

9) Petugas KIA

a. Tugas Pokok :

Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA diwilayah kerja

Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik

b. Fungsi

1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu

menyusui, bayi dan anak

2. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi

3. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil

4. Melakukan pembinaan dukun bayi

5. Melakukan pembinaan kepada bidan desa

Page 22: TWM BAB I-V Siap Print

6. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu

lain yang terkait dengan KIA

7. Melakukan penyuluhan kesehatan

8. Melakukan. pencatatan dan pelaporan

9. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi

10) Petugas Gizi

a. Tugas Pokok :

melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di

wilayah Puskesmas.

b. Fungsi

1. Melaksanakan pemberian makanan tambahan

2. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya

kasus-kasus kurang gizi

3. Membantu meningkatkan,kerja sama lintas sektoral terkait

dengan gizi

4. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi

5. Melakukan pencatatan dan pelaporan

6. Melakukan pembinaan Posyandu

7. Melakukan rujukan kasus gizi

8. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik

11) Petugas Sanitarian

a. Tugas Pokok :

Merubah, mengendalikan atau menghilangkan sernua unsur

fisik dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk

terhadap kesehatan masyarakat.

b. Fungsi

1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air

bersih, jamban keluarga, rumah sehat, kebersihan

lingkungan dan pekarangan

2. Membantu masyarakat dalam pernbuatan sumur,

perlindungan mata air, penampungan air hujan dan sarana

air bersih lainnya

Page 23: TWM BAB I-V Siap Print

3. Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat - tempat

minum

4. Melakukan pencatatan dan pelaporan

5. Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral

6. Ikut serta dalarn Puskesling dan kegiatan terpadu yang

terkait dengan H.S

7. Memberikan penyuluhan kesehatan

8. Pengawasan, penyehatan perumahan

9. Pengawasan pembuangan sampah

10. Pengawasan makanan dan minuman

12) Pelayanan Imunisasi

a. Tugas Pokok :

Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja

Puskesmas.

b. Fungsi

1. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan

Puskesmas

2. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi

3. Melakukan pencatatan dan pelaporan

4. Menyelenggarakan dan mernonitor Cold Chain dari

imunisasi

5. Menyediakan persediam vaksin secara teratur

6. Melakukan sweeping untuk daerah - daerah yang

cakupannya kurang

7. Memberikan penyuluhan kesehatan

13) Petugas Apotek

a. Tugas Pokok :

Memeriksa, meracik dan membungkus obat

b. Fungsi

1. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat

2. Membantu dalarn penyimpanan obat dan administrasi dari

obat di apotik

Page 24: TWM BAB I-V Siap Print

3. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD

4. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat

5. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat

14) Petugas Laboratorium

a. Tugas Pokok :

Melakukan pemeriksaan laboratorium di wilayah

kerja puskesmas

b. Fungsi :

1. Membantu menegakkan diagnosa penyakit

2. Melaksanakan pemeriksaan specimen

3. Membantu rujukan specimen

4. Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan

kegiatan laboratorium

5. Memberikan penyuluhan kesehatan

6. Melakukan pencatatan dan pelaporan

15) Petugas Pendaftaran

a. Tugas Pokok :

Melakukan proses pelayanan di pendaftaran pada semua

pengunjung Puskesmas.

b. Fungsi

1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan

2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses

pendaftaran

3. Memberikan gambar status / catatan medis untuk setiap

pasien

4. Mencatat sernua kunjungan pasien pada buku

5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah

dipergunakan hari tersebut

6. Melakukan pencatatan dan pelaporan

16) Petugas Gudang Obat

a. Tugas Pokok :

Mengelola obat – obat yang ada di Puskesmas

Page 25: TWM BAB I-V Siap Print

b. Fungsi :

1. Membantu dokter atau Kepala Puskesmas dalam

pengelolaan obat di Puskesmas

2. Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas

3. Mengatur penyimpanan obat

4. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat

5. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik

Kesehatan Desa (PKD)

6. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan

pencahayaan dalam obat

2. MATERIAL dan MACHINE

a. Sarana Kesehatan Yang Ada

Puskesmas induk : 1 buah

Puskesmas Pembantu : 2 buah

b. Sarana Penunjang

Penunjang Medis

1) Minor set, alat pengukur vital sign, dan alat diagnostik lainnya

2) Satu dental set

3) Microscope monocular 1 buah

4) Sarana obat : jumiah cukup, jenis terbatas dan dalam keadaan baik

Penunjang Non Medis

Puskesmas rawat jalan yang terdiri dari:

1) Loket pendaftaran

2) Ruang balai pengobatan

3) Ruang KIA / KB

4) Ruang poli gigi

5) Ruang kesling

6) Aula / ruang perternuan

7) Laboratorium

8) Apotek dan gudang obat

9) Kantor kepala Puskesmas

10) Ruang tata usaha dan toilet

Page 26: TWM BAB I-V Siap Print

11) Ruang imunisasi

Sarana Penunjang Lain

1) Mobil puskesling : 1 buah

2) Sepeda Motor : 4 buah

3. MONEY

Biaya operasional Puskesmas Kajoran II berasal dari hal berikut di bawah ini

a. Dana rutin dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),

Retribusi diberikan ke PEMDA dikembalikan ke puskesmas

sebanyak 85%( ±l juta/bulan), 10% untuk manajemen, 30% untuk

jasa medis, 60% untuk operasional kegiatan.

b. Dana tidak rutin, jarnkesmas dari pusat, digunakan untuk kegiatan

operasional Manajemen, persalinan, dan pelayanan kesehatan

dasar dan dana alokasi khusus tergantung program khusus yang

akan dilaksanakan.

C. KOMPONEN PROSES

Berdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di

Puskesmas Kajoran II, diperoleh data sebagai berikut

1. Perencanaan (P1)

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini semua koordinator program menjadi perencana

program Puskesmas. Bahan perencanaan diberikan oleh kepala

Puskesmas dengan mengacu pada hasil evaluasi tahun yang lalu dan

Standar Pelayanan Minimal tahunan. Kepala Puskesmas bersama tim.

mengadakan pengkajian bersama di dalam membuat Perencanaan

Tingkat Puskesmas (PTP). Kemudian Kepala Puskesmas mengadakan

sosialisasi PTP kepada seluruh petugas Puskesmas.

b. Tahap Analisis Situasi

Sumber data diperoleh dari laporan setiap bulan (tanggal 5-10) dari

pemegang program kepada Kepala Puskesmas. Data diolah dengan

Page 27: TWM BAB I-V Siap Print

menggunakan rumus-rumus yang ada di SPM (Standar Pelayanan

Medik) dan disajikan sesuai form yang disajikan Dinkes.

Data pencapaian tahun yang lalu diperoleh dengan cara setiap, bulan

dikumpulkan lalu diolah di akhir tahun. Kemudian dianalisis dan dicari

penyebab masalah sesuai fakta riil yang ada yaitu dengan mengadakan

kunjungan langsung. Kemudian dibuat pemecahan masalahnya.

c. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

Masalah dan penyebab masalah dirumuskan sesuai data riil dengan

turun langsung ke, lapangan oleh Tim Perencanaan Tingkat

Puskesmas. Perumusan pemecahan masalah menggunakan pendekatan

pernecahan masalah secara analitik dan dirumuskan setelah turun

langsung ke lapangan. Kemudian disusun prioritas pemecahan masalah

dan dijadikan RUK.

d. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah menyasun RUK dilakukan penyusunan RPK. Hambatan

hambatan yang diternui dalarn menyusun RPK antara lain perihal dana

dan tenaga untuk turun langsung ke lapangan. Sedangkan hambatan

potensial sudah dianalisis berdasarkan sumber daya yang ada.

Hambatan dana diatasi dengan cara mencari sumber dana yang bisa

didekati untuk digunakan, sedangkan hambatan tenaga diatasi dengan

menggerakkan tenaga yang ada semaksirnal mungkin. Dalarn

penyusunan PTP dibutuhkan dukungan kerja sama lintas program dan

lintas sektoral serta bimbingan teknis.

2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)

a. Pengorganisasian

Puskesmas telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan

fungsi Puskesmas. Terdapat pembagian tugas, wewenang, dan

tanggung jawab setiap staf yang jelas. Walaupun ada perangkapan

tugas dalam sruktur organisasi Puskesmas, tetapi perangkapan tugas

itu tidak mengganggu kelancaran tugas. Setiap staf juga sudah

Page 28: TWM BAB I-V Siap Print

membuat uraian tugasnya dan dalam pelaksanaan tugas setiap petugas

juga sudah membuat jadwal kegiatannya

b. Kerjasama Lintas Program

Penggalangan kerja sarna lintas program dilaksanakan dalam bentuk

Lokakarya Mini. Lokakarya. Mini yang merupakan pertemuan rutin

antara pimpinan dan staf ini dilakukan 12 kali dalam setahun dan

terakhir dilaksanakan pada bulan April 2012. Pada lokakarya ini

dibahas pembagian tugas masing masing staf berupa:

1) Tugas pokok merupakan tugas pelayanan dan pembinaan

kesehatan masyarakat, yaitu tugas yang berhubungan dengan

fungsi Puskesmas dan berhubungan dengan. pelayanan dan

pembinaan kesehatan masyarakat di Puskesmas yang

dilaksanakan dalarn bentuk kegiatan pokok.

2) Tugas integrasi merupakan tugas pengembangan peran serta

masyarakat, yaitu tugas yang dibebankan kepada seseorang yang

berkaitan dengan pengembangan dan pembinaan peran serta

masyarakat.

3) Tugas tambahan merupakan tugas yang dibebankan kepada

setiap petugas berdasarkan kesepakatan bersama serta atas

perintah pimpinan.

4) Masing-masing petugas sesuai tugas pokok, integrasi, dan

tambahan dibuatkan uraian tugas dan uraian kegiatan. Untuk

memudahkan pelaksanaan tugas dibuatkan prosedur kerja yang

merupakan rangkaian kerja yang berkaitan satu sama lain. Selain

itu juga dibuatkan protap-protap baik medis, teknis, maupun

administratif

c. Kerjasama Lintas Sektoral

Puskesmas melakukan kerja sama lintas sektoral dalam. bentuk rapat

koordinasi kecamatan yang dilakukan tiap 3 bulan (tergantung

undangan), juga dapat dilakukan jika ada kegiatan bersama yang

dilaksanakan lintas sektor. Dalam pertemuan rutin ini dibahas

program-program sektoral yang mempunyai kesamaan sasaran

Page 29: TWM BAB I-V Siap Print

dengan program kesehatan. Hasil perternuan tersebut. berbentuk

kesepakatan, pembentukan tim, dan informasi yang kemudian akan

ditindaklanjuti

d. Kerjasama Lintas Wilayah

Puskesmas menjalin kerja sama lintas wilayah dengan Puskesmas

lain terkait dengan masalah kesehatan yang menuntut adanya

keda sama dan kesamaan dalarn tujuan yang ingin dicapai.

e. Motivasi Kerja

Pimpinan Puskesmas bertugas untuk meningkatkan motivasi

kerja staf agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan

dalam bentuk motivasi kesadaran kerja, pujian, dan penghargaan.

Bagi program-prograin yang belum mencapai target seperti diare

dan ISPA, motivasi staf dilakukan dengan cara mencari penyebab

masalah dulu baru dilakukan motivasi staf. Forum dialog antara

staf dengan kepala Puskesmas berada pada lokakarya mini yang

dilakukan setiap bulan. Bagi petugas yang melanggar peraturan

atau melaksanakan tugas tidak sesuai standar diberikan teguran

lisan, bila sudah 3 kali teguran lisan tetap tidak ada perubahan,

maka diberikan teguran tertulis, dan bila sudah 3 kali diberikan

teguran tertulis tetap tidak ada perubahan, maka selanjutnya

dilaporkan kepada Dinas Kesehatan.

f. Pembimbingan

Pembimbingan oleh kepala Puskesmas dilakukan dalam bentuk

penyampaian informasi kebijakan terbaru kepada staf dan

konsultasi jika ada staf yang berkonsultasi sehubungan dengan

masalah tugas yang dihadapinya. Juga tersedia buku rujukan

kepustakaan sebagai bahan peningkatan pengetahuan.

3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)

a. Pengawasan

Pengawasan dilakukan oleh pimpinan Puskesmas dan dibantu oleh

koordinator dari masing-masing kegiatan Puskesmas. Kepala

Page 30: TWM BAB I-V Siap Print

Puskesmas dapat mengawasi secara langsung ataupun mengawasi

para koordinator dari laporan mereka masing-masing setiap bulannya

di Lokakarya Mini. Selain itu juga ada feed back dari Dinas Kesehatan

Kabupaten. Juga ada laporan inventaris barang dan buku laporan

keuangan.

b. Pengendalian

Kepala Puskesmas melakukan pengendalian pelaksanaan program

melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Kepala Puskesmas memiliki

kewenangan melakukan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan.

Selain itu, hasil pemantauan selalu dikomunikasikan dengan pihak

terkait dan dilakukan pengawasan setiap ada kegiatan

c. Penilaian

Untuk meningkatkan hasil dan daya guna, perencanaan dan

pelaksanaan program serta memberi petunjuk dalam pengelolaan

tenaga, dana, dan fasilitas untuk program yang ada pada saat ini dan

yang akan datang dilakukan penilaian dengan memakai instrumen

data cakupan. Tahapannya adalah sebagai berikut

- Menentukan indikator (standar) sesuai target yang ditetapkan

Dinkes Kabupaten

- Menampilkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dengan

dihitung melalui SP2TP, PWS, dan akhimya dirangkum di SPM

- Membandingkan akumulasi hasil kegiatan yang telah

dilaksanakan per tahunnya dengan standar yang diharapkon

- Mencari alasan-alasan terjadinya penyimpangan

- Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan

tersebut

- Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut

D. KOMPONEN KELUARAN

Hasil kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Puskesmas Kajoran II periode Januari – September 2013 :

Keg     Target Cakupan PENCAPAIAN

Page 31: TWM BAB I-V Siap Print

PokokIndikator kinerja Dinkes Hasil  % (kolom 21/target  x 100 %)

Kab. Mgl Keg. (kol.20/7)x100%

< 100 % ≥ 100 % 2011    

KIA          

  A.Pelayanan Kesehatan ibu dan bayi            1 Cakupan Kunjungan bumil K1* 100% 385 119%   119%  2  Cakupan Kunjungan bumil K4  95% 345 107%   112%

  3 Deteksi kasus resiko tinggi Ibu hamil* 100% 124 100%   100%

  4 Ibu hamil resti yg ditangani (PONED) 100% 44 133% 133%

  5Ibu hamil dg komplikasi yg ditangani (PONED) 100% 89 100%   100%

  6  Cakupan pertolongan persalinan  oleh  95% 306 99% 104%      tenaga kes            7 Cakupan Kn1*) ( 6 jam sd 48 jam) 100% 310 105%   105%

  8Cakupan kunjungan neonatus (Kn2) ( hari ke 3 s/d hari ke 7 ) 95% 311 105%   111%

  9Cakupan kunjungan neonatus (Kn3) (  8 hr - 28 hr) 95% 309 105%   110%

  10 Cakupan kunjungan Bayi 90% 279 94%   105%  11  BBLR yg ditangani 100% 21 100%   100%  12 Neonatal resti yg ada / ditemukan* 100% 25 100%   100%

  13Neonatal resti/ komplikasi yg ditangani (PONED) 80% 25 100% 125%

  14 Pembinaan dukun bayi*              a.Jumlah dukun bayi yg terlatih 100% 18.6 107%   107%

    jumlah dukun bayi yg datang            b.Frekuensi pembinaan dukun 100% 9 113% 113%

  B.Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah          

  1Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah  95% 1750 101% 106%

  2Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, 80% 474 101%   126%

    kelas 1 SLTP,SLTA dan setingkat            3 Cakupan pelayanan kesehatan remaja 80% 155 133%   167%

   (penjaringan kelas 1 SLTP,SLTA/sederajat)        

  4 Pembinaan TK                   - Jumlah TK yang dibina* 100% 18 104%   104%               

CPELAYANAN KELUARGA BERENCANA        

         .Jumlah seluruh peserta aktif  80% 3580 79% 99%   D PELAYANAN USILA          a. jml posyandu pra usila dan Usila yg ada* 100% 35 250%   250%  b. cakupan pelayanan pra usila dan Usila  70% 6493 240%   343%               Gizi a Pemantauan dan pertumbuhan balita                   - Balita yg datang dan ditimbang  80% 80,9 80.45   101%

Page 32: TWM BAB I-V Siap Print

(D/S) %

         - Balita yg naik berat badannya (N/D) 80% 80,780.16

%   100%

  b.Cakupan bayi (6-11 bln) yg diberi kapsul vit A dosis tgi 95% 308 148%   156%

    1 kali per tahun          

  c.Cakupan anak balita( 12 - 59 bln) yg diberi kapsul vit A 95% 1536 107%   113%

       2 kali per tahun            d. Balita BGM < 1,5 % 243 1%   106%

  f. Cakupan bufas mendapat kapsul vit A 89% 31576.09

% 85%  

               Pelayanan               a. Institusi yg dibina 70% 37 62% 88%  Kesehatan b.

Jml Tempat Tempat Umum (TTU) yg diperiksa* 100% 49 93% 93%  

Lingkungan c.

Tempat-tempat umum(TTU) yg memenuhi syarat sanitasi 80% 33 47% 59%  

  d.Tmpt Pengolahan Makanan & Penjualan(TP2M) diperiksa* 90% 22 95%   105%

  e. T2PM yg memenuhi syarat sanitasi* 75% 8 26% 34%  

  f.  Rumah  sehat 70% 258 29% 41%    g.  Penduduk yg memanfaatkan jamban 75% 392 105% 139%  h.  Rumah yg mempunyai SPAL 65% 659 126%   193%  i. Rumah/bangunan bebas jentik Aedes 100% 187 247% 98%  P2M              

  a. 

P2 Malaria( khusus utk Pusk Salaman 1, Salaman 2, Kajoran 1, Kajoran 2, Borobudur, Srumbung)        

    - Jumlah penderita yg diperiksa sediaan darahnya:          

    - Slide ACD* 5% 34449.96

%   999%

    - Slide PCD* 2% 3813.77

%   688%  b. P2 TB Paru          

    - Cakupan suspek tb paru* 80% 5428.49

% 35.62%  

     - Penemuan kasus TB  BTA(+) (Case Detection Rate) 70% 4

21.11% 30.15%  

    - Angka konversi(convertion rate) * 80% 1 4% 5.21%                       - Angka kesembuhan (cure rate)  85% 5 21% 24.51%                                 c. P2 ISPA          

   Cakupan balita dg pneumoni yg ditemukan/ 100% 18 20% 20%

    ditangani (sesuai standar)            d.  P2 Diare                         

Page 33: TWM BAB I-V Siap Print

   Balita dg diare yg ditangani sesuai standar 100% 118 222%   222%

                         - CFR/Angka kematian diare   0                       e. P2 Kusta***          

   - Penderita kusta yg selesai berobat (RFT rate) 100%        

  f. Imunisasi              i. - Jumlah bumil yg mendapat TT1* 98% 90 84% 85%      - Jumlah bumil yg mendapat TT2* 95% 82 76% 80%      ii.Jumlah bayi yg mendapat imunisasi :              Desa UCI 100% 13 93% 93%                                    - BCG* 95% 313 106%   111%    - DPT 1* 95% 310 105%   110%    - DPT 3 * 95% 300 102% 106.87%    - Polio 1* 95% 312 106%   111%    - Polio 4* 95% 299 101% 106.51%    - Campak* 95% 325 110%   116%    - Hepatitis B1 ( 0 - 7 Hr)* 95% 308 104%   110%    - Hepatitis B1 total* 95% 320 108%   114%    - Hepatitis B2* 95% 303 103% 107.93%    - Hepatitis B3* 95% 300 102% 106.87%  j. P2 DBD***          

         - Penderita DBD yg ditangani*sesuai standar 100% 0      

PROMKES A

PENYULUHAN KELOMPOK DAN UMUM DIDALAM          

  DAN LUAR GEDUNG PUSKESMAS                           a Rumah tangga sehat 65% 3352 53% 82%    b Bayi yg dapat ASI eksklusif 80% 586 68% 85%                                  c Keluarga sadar gizi (Kadarzi) 80% 63 35% 44%  

  d Posyandu purnama (indikator 2008) 40% 19 39.58%

99%

  e Posyandu mandiri (indikator 2008) 6% 29 60.42%

1007%

Page 34: TWM BAB I-V Siap Print

   f Jumlah kader terlatih* 236 98.33%

98%  

    Jumlah kader aktif* 80% 236 98.33%

  123%

  B. PENYULUHAN DAN PENCEGAHAN DAN PENANG GULANGAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

         

  a Penyuluhan P3 NAPZA* di sekolah 100% 1 300% 300%

  b. Penyuluhan HIV/ AIDS * di sekolah 100% 1 300% 300%

  c Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kes

24% 1 300% 1250%

  C PERKEMBANGAN SEKOLAH SEHAT          

  a. Pembentukan dokter kecil 100% 6 27% 27%  

  b. pembinaan dokter kecil* 100% 6 27% 27%  

               PENGOBATAN

A JANGKAUAN PENGOBATAN RAWAT JALAN

         

  a  Jumlah kasus baru (x) 60% 5236 93%   156%

E. DAMPAK

1. Data Penyakit Terbesar

Pola besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Kajoran

II untuk semua golongan umur periode Januari – Oktober 2013 adalah

sebagai berikut :

Page 35: TWM BAB I-V Siap Print

Tabel 10. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan

Puskesmas Kajoran II periode Januari – Oktober 2013 berdasarkan ICD X

No Diagnosis Jumlah %

Penderita

1. Infeksi akut lain pada saluran nafas

atas

3433

27,0 %

2. Gastritis 1347 10 %

3. Arthritis tidak spesifik 1255 9,8 %

4. Hipertensi primer 1200 9,4 %

5. Pulpa dan jaringan periapikal 755 5,9 %

6. Influenza virus tak teridentifikasi 632 4,9 %

7. Faringitis 468 3,6 %

8. Dermatitis lain 403 3,17 %

9. Diare dan gastroenteritis 398 3,13 %

10. Penyakit kontak alergi 339 2,6 %

Sumber: Data SIMPUS Puskesmas Kajoran II periode Januari-Oktober

2013

Page 36: TWM BAB I-V Siap Print

BAB III

IDENTIFIKASI DAN ANALISA MASALAH

Hasil kegiatan Puskesmas pada bulan Januari – September 2013,

berdasarkan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) telah disebutkan pada bab

sebelumnya. Hasil cakupan kegiatan Puskesmas pada bulan Januari –

September 2013, yang masih menjadi masalah perlu diupayakan alternatif

pemecahannya dengan menggunakan pendekatan sistem, sebagai berikut :

LingkunganLingkungan

InputInput

OutOut-Put OutcomeOutcome

HasilHasil EfekEfek DampakDampak-- KesakitanKesakitan-- KecacatanKecacatan-- KematianKematian

ImpactImpact

MasukanYg Dibutuhkan

Utk DptMelaksanakan

Pekerjaan

Complex ProblemComplex Problem

PENDEKATAN SYSTEM

EnviromentEnviromentMutuMutuCakpnCakpn DampakDampak

SimpelSimpelProblemProblem

PROSESPROSESLangkahLangkahYgYgHrs Hrs DilakukanDilakukanUtkUtk

MencapaiMencapaiTujuanTujuanYgYgTlhTlhDitetapkanDitetapkan. . ( ( P1, P2, P3, P1, P2, P3, DimensiDimensi & &

ProtapProtap, SOP, SOP))

Gambar 3. Kerangka pemikiran pendekatan sistem

Masalah yang timbul terdapat pada output dimana hasil kegiatan

tidak sesuai target Dinkes Kabupaten Magelang 2011. Penyebab masalah

dapat berasal dari proses, input, dan lingkungan. Setelah memprioritaskan

masalah mencari alternatif pemecahan masalah berdasarkan penyebab

masalah dengan pendekatan sistem. Setelah menentukan alternatif

-Man

-Money

-Method

-Machine

-Material

P1

P2

P3

Batas wilayah, Peta wilayah, jumlah desa, luas wilayah tiap desa, kependudukan,

data kesehatan,

Page 37: TWM BAB I-V Siap Print

pemecahan masalah, mengambil keputusan rencana kegiatan kemudian

menyusun rencana kegiatan.

Analisis Hasil

Dari hasil kegiatan Januari – September 2013 di Puskesmas

Kajoran II, Berdasarkan SPM (Standart Pelayanan Minimal) ditemukan

masalah sebagai berikut :

Tabel Program Dalam Standar Pelayanan Minimal yang Masuk Cakupan Masalah dan Besar Masalah

No Masalah Target Pencapaian Besar Masalah

1. Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A

89 % 85% 15%

2. Institusi yang dibina

70% 88% 12%

3. Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi

80 % 59% 41%

4. TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

75% 34% 66%

5. Rumah Sehat 70% 41% 59%6. Cakupan Suspect

TB paru80% 24,7% 75,3%

7. Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)

70% 23,81% 76,19%

8. Angka Konversi TB paru

80% 5,21& 94,79%

9. Angka Kesembuhan (cured) TB paru

85% 24,51% 75,49%

10. Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)

100% 20% 80%

Page 38: TWM BAB I-V Siap Print

11. Jumlah bumil yang mendapat

TT I

98% 85% 15%

12. Jumlah bumil yang mendapat

TT II

95% 80% 20%

13. Rumah Tangga Sehat

65% 82% 18%

14. Bayi yang dapat asli eksklusif

80% 85% 15%

15. Keluarga sadar gizi

80% 44% 56%

16. Pembentukan dan pembinaan dokter kecil

100% 27% 73%

A. Prioritas Masalah

Dari permasalahan yang ada, ditentukan prioritas masalah

berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif dengan 4 kelompok kriteria :

1. kelompok kriteria A : Besarnya masalah

2. kelompok kriteria B : Kegawatan masalah

3. Kelompok kriteria C :kKemudahan dalam

penanggulangan

4. Kelompok kriteria D : PEARL factor

1. KRITERIA A : BESAR MASALAH

K (Kelas) = 1 + 3,3 Log N

K = 1 + 3,3 Log 16 = à4,96à 5 kelas

R ( nilai besar – nilai kecil)

Interval kelas =

Jumlah kelas

(94,79-12)Interval kelas =

5 = 16,558 à 17

Page 39: TWM BAB I-V Siap Print

Tabel besarnya masalah

No Masalah Kelas I 12-28(2)

Kelas II29-45(4)

Kelas III46-62(6)

Kelas IV63-79(8)

Kelas V≥ 80(10)

Nilai

1 Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A

X 2

2 Institusi yang dibina X 2

3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi

X 4

4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

X 8

5 Rumah Sehat X 6

6 Cakupan Suspect TB paru

X 8

7 Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)

X 8

8 Angka Konversi TB paru

X 10

9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru

X 8

10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)

X 10

11 Jumlah bumil yang mendapat TT I

X 2

12 Jumlah bumil yang mendapat TT II

X 2

13 Rumah Tangga Sehat X 2

14 Bayi yang dapat asi eksklusif

X 2

15 Keluarga sadar gizi X 6

16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil

X 8

Page 40: TWM BAB I-V Siap Print

2. KRITERIA B : KEGAWATAN MASALAH

Tingkat Kegawatan dengan bobot 5 :

- Sangat ganas : 5

- Ganas : 4

- Cukup ganas : 3

- Kurang ganas : 2

- Tidak ganas : 1

Tingkat Urgensi dengan bobot 5 :

- Sangat mendesak : 5

- Mendesak : 4

- Cukup mendesak : 3

- Kurang mendesak : 2

- Tidak mendesak : 1

Tingkat Biaya dengan bobot 5 :

- Sangat murah : 5

- Murah : 4

- Cukup murah : 3

- Mahal : 2

- Sangat mahal : 1

Tabel Kegawatan MasalahNo Masalah Urgency Keganasan Biaya Nilai 1 Cakupan Bufas mendapat

kapsul vitamin A3 3 3 9

2 Institusi yang dibina 3 4 2 9

3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi

3 4 2 9

4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

2 4 2 8

5 Rumah Sehat 2 4 2 86 Cakupan Suspect TB paru 4 4 4 12

7 Penemuan kasus TB BTA 4 4 3 11

Page 41: TWM BAB I-V Siap Print

(+) (CDR)8 Angka Konversi TB paru 3 4 2 9

9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru

3 4 2 9

10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)

4 4 3 11

11 Jumlah bumil yang mendapat TT I

3 4 2 9

12 Jumlah bumil yang mendapat TT II

3 4 2 9

13 Rumah Tangga Sehat 2 4 2 8

14 Bayi yang dapat asi eksklusif

4 4 5 13

15 Keluarga sadar gizi 3 4 3 10

16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil

3 3 3 9

3. KRITERIA C : KEMUDAHAN PENANGGULANGAN

Pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah sumber-sumber

& teknologi yang tersedia mampu menyelesaikan masalah.

Makin sulit penanggulangan skor makin kecil

1 2 3 4 5

Sangat sulit Sangat mudah

ditanggulangi ditanggulangi

Dengan bobot 5, dimana :

- Sangat mudah : 5

- Mudah : 4

- Cukup mudah : 3

- Sulit : 2

- Sangat sulit : 1

Page 42: TWM BAB I-V Siap Print

Tabel Kemudahan Penanggulangan

4. KRITERIA D : PEARL FACTOR

No Masalah 1 2 3 4 5 6 7 Nilai1 Cakupan Bufas

mendapat kapsul vitamin A

4 4 3 3 4 4 3 3,5

2 Institusi yang dibina 3 3 3 3 2 4 4 3,1

3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi

2 2 2 2 3 2 2 2,1

4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

2 2 2 2 1 1 2 1,7

5 Rumah Sehat 3 3 2 2 3 2 3 2,56 Cakupan Suspect

TB paru4 4 3 3 4 3 3 3,4

7 Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)

2 3 2 3 2 3 3 2,5

8 Angka Konversi TB paru

3 3 2 3 2 3 2 2,5

9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru

3 3 2 2 2 2 3 2,1

10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)

3 3 3 4 3 3 3 3,1

11 Jumlah bumil yang mendapat TT I

4 3 4 3 3 3 3 3,2

12 Jumlah bumil yang mendapat TT II

3 4 4 3 3 4 3 3,4

13 Rumah Tangga Sehat

2 2 2 3 3 2 1 2,1

14 Bayi yang dapat asi eksklusif

5 5 5 4 4 5 5 4,7

15 Keluarga sadar gizi 3 3 2 2 3 2 1 2,2

16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil

2 2 1 2 3 2 3 2,1

Page 43: TWM BAB I-V Siap Print

Faktor yang saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program

dilaksanakan, faktor-faktor tersebut :

1. Kesesuaian (Propiety)

2. Ekonomi murah (Economic)

3. Dapat diterima (Acceptability)

4. Tersedianya sumber (Resources availability)

5. Legalitas terjamin (Legality)

Tabel Analisa Masalah Dengan PEARL Faktor

No Masalah P E A R L HASIL KALI

1 Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A

1 1 1 1 1 1

2 Institusi yang dibina 1 1 1 1 1 1

3 Tempat – tempat umum yang memenuhi syarat sanitasi

1 0 1 1 1 0

4 TP2M yang memenuhi syarat sanitasi

1 0 1 1 1 0

5 Rumah Sehat 1 0 1 1 1 06 Cakupan Suspect TB paru 1 1 1 1 1 1

7 Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR)

1 1 1 1 1 1

8 Angka Konversi TB paru 1 0 1 1 0 1

9 Angka Kesembuhan (cured) TB paru

1 0 1 1 0 1

10 Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)

1 1 1 1 1 1

11 Jumlah bumil yang mendapat TT I

1 1 1 1 1 1

12 Jumlah bumil yang mendapat TT II

1 1 1 1 1 1

13 Rumah Tangga Sehat 1 0 1 1 1 0

14 Bayi yang dapat asi eksklusif

1 1 1 1 1 1

Page 44: TWM BAB I-V Siap Print

15 Keluarga sadar gizi 1 1 1 1 1 1

16 Pembentukan dan pembinaan dokter kecil

1 1 1 1 1 1

PENETAPAN NILAI

Setelah nilai A,B,C dan D didapat kemudian dimasukkan dalam

formula sebagai berikut :

Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A + B) x C

Nilai Prioritas Total (NPT) = (A + B) x C x D

PENILAIAN

NO

Besar masalah

KriteriaNPD NPT

PrioritasA B C D

Ga Ur Bea N

1

Cakupan Bufas

mendapat kapsul

vitamin A

2 3 3 3 9 3,5 1 38,5 38,5 V

2Institusi yang

dibina2 3 4 2 9 3,1 1 34,1 34,1 IX

3

Tempat – tempat

umum yang memenuhi

syarat sanitasi

4 3 4 2 9 2,1 0 27,3 0

4

TP2M yang memenuhi

syarat sanitasi

8 2 4 2 8 1,7 0 27,2 0

5 Rumah Sehat 6 2 4 2 8 2,5 0 35 0

6Cakupan

Suspect TB paru

8 4 4 4 12 3,4 1 68 68 II

7 Penemuan kasus TB

8 4 4 3 11 2,5 1 47,5 47,5 IV

Page 45: TWM BAB I-V Siap Print

BTA (+) (CDR)

8Angka

Konversi TB paru

10 3 4 2 9 2,5 0 47,5 0

9

Angka Kesembuhan (cured) TB

paru

8 3 4 2 9 2,1 0 35,7 0

10

Cakupan balita dengan

pneumoni yang

ditemukan atau

ditangani (sesuai standar)

10 4 4 3 11 3,1 1 65,1 65,1 III

11

Jumlah bumil yang

mendapat TT I

2 3 4 2 9 3,2 1 35,2 35,2 VIII

12

Jumlah bumil yang

mendapat TT II

2 3 4 2 9 3,4 1 37,4 37,4 VI

13Rumah Tangga Sehat

2 2 4 2 8 2,1 0 21 0

14Bayi yang dapat asli eksklusif

2 4 4 5 13 4,7 1 70,5 70,5 I

15Keluarga sadar gizi

6 3 4 3 10 2,2 1 35,2 35,2 VIII

16

Pembentukan dan

pembinaan dokter kecil

8 3 3 3 9 2,1 1 35,7 35,7 VII

Jadi, berdasarkan penilain dengan metode Hanlon Kuantitatif yang telah dilakukan, maka ditetapkanlah prioritas masalah sebagai berikut :

Masalah ProritasBayi yang dapat asi eksklusiF I

Page 46: TWM BAB I-V Siap Print

Suspect TB paru IICakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar)

III

Penemuan kasus TB BTA (+) (CDR) IVCakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A VJumlah bumil yang mendapat TT II VIPembentukan dan pembinaan dokter kecilKeluarga sadar giziJumlah bumil yang mendapat TT IInstitusi yang dibina

VIIVIIIVIIIIX

Berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif, setelah

melihat 9 masalah di atas kami mengkonfirmasikan kembali kepada

Kepala Puskesmas Kajoran II dan dari 9 masalah tersebut kami

ditugaskan oleh Kepala Puskesmas Kajoran II untuk menyelesaikan

masalah : “Cakupan Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.”

Analisis Penyebab Masalah

Untuk mengetahui penyebab rendahnya cakupan bayi yang

mendapat ASI Eksklusif, digunakan analisis pendekatan sistem. Sistem

Page 47: TWM BAB I-V Siap Print

yang diutarakan pada laporan ini adalah sistem terbuka pelayanan

kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Analisis penyebab masalah menggunakan pendekatan

sistem

Berdasarkan analisis tersebut, kami mengajukan asumsi

penyebab masalah kepada pihak Puskesmas Kajoran II untuk

dikonfirmasi menggunakan analisis pendekatan sistem, kemungkinan

penyebab dari :

1. Input (Man, Money, Material, Method, Machine)

2. Proses (P1, P2, P3)

3. Faktor Lingkungan

A. Kemungkinan Penyebab Masalah

Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara

menyeluruh, digunakan pendekatan sistem yang meliputi input, proses,

Outcome ImpactOutputInput

Kompleks Problem

Simpel Problem

Proses

5M

Lingkungan

P1 P2 P3

Page 48: TWM BAB I-V Siap Print

output, lingkungan, serta QA yang meliputi simpel problem dan

kompleks problem

1. Kemungkinan Penyebab Masalah Manajemen Pelayanan

Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen secara

menyeluruh, digunakan Pendekatan Sistem yang meliputi input,

proses, output, dan lingkungan

Kelebihan Kekurangan

INPUT

Man - Ada tenaga kesehatan

(bidan dan ahli gizi)

- Ada kader posyandu

ahli gizi hanya 1 untuk

membawahi 14 desa

Beban kerja nakes

penanggung jawab ahli

gizi meningkat karena

harus merangkap

membuat SPJ

Money - Ada alokasi dana khusus

untuk penyuluhan

- Dana menggunakan BOK

- Ada Alokasi dana untuk

PMT tetapi terbatas

Material - ada ruangan untuk laktasi tetapi

menggunakan ruang MTBS

- belum ada ruang laktasi

khusus untuk ibu

menyusui yang sedang

mengantri di Puskesmas

Methode - jumlah ibu menyusui ASI

esklusif didapatkan dari

laporan bidan desa setempat

- bentuk kegiatan berupa

penyuluhan tentang ASI

Eksklusif

- Belum adanya SOP

mengenai ASI Eksklusif

- Belum adanya bentuk

kegiatan aktif dari

puskesmas untuk

mengetahui jumlah bayi

yang mendapat ASI

Eksklusif

Machine - - Tidak ada form pencatatan

bayi yang mendapat ASI

ekslusifLINGKUNGAN Eksternal - Letak Puskesmas strategis - Ada RS yang telah

memberikan Susu formula

Page 49: TWM BAB I-V Siap Print

- Puskesmas memiliki 2 pustu ketika bayi baru lahir

internal - -

PROSES

P1 - Program ASI Eksklusif

selalu masuk ke dalam

rencana kerja setiap

tahunnya

- Sudah ada kegiatan

penyuluhan kepada kader

- Kegiatan penyuluhan ke

BUSUI ada, tetapi ikut

kegiatan lainnya missal

posyandu

- SOP mengenai ASI

Eksklusif belum ada

P2 - Pelaksanaan melibatkan

lintas sector yaitu PKK,

perangakat desa

-

P3 - - Belum ada supervisi

khusus kegiatan ASI

Eksklusif

- Pengawasan, penilaian,

dan evaluasi hanya berupa

kata – kata tersirat

2. Kemungkinan Penyebab Masalah Mutu Pelayanan

Dalam menilai mutu pelayanan puskesmas dilakukan simple

problem dan complex problem. Pada simple problem kami

menggunakan Standard Operating Procedure (SOP) untuk menilai

kinerja petugas puskesmas di puskesmas Kajoran II. Pada complex

problem kami menggunakan observasi dan wawancara kepada pasien

terhadap 9 dimensi mutu.

Simple Problem

Page 50: TWM BAB I-V Siap Print

No Kegiatan yang dilakukan petugas Total

Y T TB

1 Menanyakan identitas penderita:

nama

nama bayi

umur

alamat

pekerjaan

X

2 Melakukan pengukuran BB X

3 Melakukan pengukuran PB X

4 Pengukuran lingkar kepala X

5 Mendata seluruh ibu hamil, ibu menyusui dan bayi baru lahir di dalam wilayah kerjanya

X

6 Memberikan penyuluhan di Posyandu bagi ibu hamil dan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI dan ASI ekslusif

X

7 Melakukan kunjungan ke rumah ibu nifas yang tidak datang ke Posyandu

X

8 Menganjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan bayinya serta mempersiapkan diri untuk memberikan ASI dan ASI ekslusif

X

9 Penanganan balita tidak mendapatkan ASI ekslusif

X

JUMLAH TOTAL

Σ Ya = 8 Σ Tidak = 1

Page 51: TWM BAB I-V Siap Print

CR= Jumlah Jawaban IyaJumlah Jawaban Iya dan Tidak

x100 %

CR=89

x100 %=88 , 89 %

Complex Problem

Berikut ini adalah kuesioner dari 9 dimensi mutu yang kami berikan

kepada 20 responden. Kami melakukan wawancara pada masyarakat

yang datang ke Puskesmas Kajoran II pada hari senin11 November 2013

Complex Problem

Tabel Daftar Tilik 9 dimensi mutu pelayanan (kompleks problem)

Masalah Ya Jumlah %

Tidak Jumlah%

Kompetensi Teknik

1. Apakah dokter turun langsung memeriksa pasien ?

20 100 0 0

2. Apakah petugas / dokter menanyakan keluhan dan masalah dengan baik dan lengkap ?

18 90 2 10

3. Apakah petugas / dokter melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan ?

10 50 10 50

4. Apakah dokter / petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah dan detak nadi di tangan (jika panas melakukan pengukuran suhu badan) ?

20 100 0 0

5. Apakah dokter memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita?

15 75 5 25

6. Apakah dokter memberikan penjelasan mengenai efek samping obat?

11 55 9 45

Page 52: TWM BAB I-V Siap Print

Kemudahan akses

1. Apakah lokasi puskesmas mudah dijangkau ?

18 90 2 10

2. Apakah sarana dan transportasi ke puskesmas mudah dijangkau ?

18 90 2 10

3. Apakah pendaftaran di tempat ini mudah ?

20 100 0 0

4. Apakah anda mendapatkan pelayanan yang mudah di tempat dengan menggunakan surat-surat seperti jamkesmas/jamkesda ?

18 90 2 10

5. Apakah biaya puskesmas terjangkau ?

20 100 0 0

Efektivitas

1. Apakah pasien mendapat obat sesusai dengan keluhan ?

20 100 0 0

2. Apakah pemeriksaan dilakukan sesuai dengan keluhan ?

20 100 0 0

3. Apakah warga setempat merasakan manfaat adanya puskesmas ?

20 100 0 0

4. Apakah saat anda datang sampai diperiksa tidak membutuhkan waktu yang lama ?

18 90 2 10

5. Apakah informasi yang anda dapatkan berguna untuk anda ?

20 100 0 0

Efisiensi

1. Apakah petugas / dokter dalam melakukan pelayanan cepat tanggap ?

20 100 0 0

2. Apakah jumlah obat yang diberikan cukup ?

20 100 0 0

3. Apakah biaya yang dibayarkan sesuai dengan pelayanan yang diterima ?

20 100 0 0

4. Apakah anda harus menunggu lama terlebih dahulu sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan?

7 35 13 65

Hubungan antar manusia

1. Apakah petugas / dokter 20 100 0 0

Page 53: TWM BAB I-V Siap Print

memberikan senyuman ? 2. Apakah petugas / dokter ramah

terhadap pasien ? 20 100 0 0

3. Apakah peugas / dokter mendengarkan keluhan pasien dengan baik ?

20 100 0 0

4. Apakah pasien diperlakukan sama atau tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya ?

20 100 0 0

Kesinambungan

1. Apakah penyuluhan dilakukan secara rutin ?

17 85 3 15

2. Apakah program yang dilaksanakan puskesmas secara rutin dan teratur ?

19 95 1 5

3. Apakah anda memeriksakan kesehatan anda ke puskesmas secara teratur?

17 85 3 15

4. Apakah terdapat pelayanan puskesmas keliling di wilayah anda?

17 85 3 15

Keamanan

1. Apakah petugas / dokter cuci tangan sebelum dan sesuadah pemeriksaan ?

6 30 14 70

2. Apakah petugas / dokter menanyakan riwayat alergi pada pasien ?

15 75 5 25

3. Apakah petugas / dokter menggunakan sarung tangan atau penutup mulut saat melakukan pemeriksaan ?

11 55 9 45

4. Apakah alat pemeriksaan yang digunakan oleh petugas kesehatan dalam keadaan bersih?

16 80 4 20

Kenyamanan

1. Apakah ruang tunggu pasien bersih dan nyaman ?

13 65 7 35

2. Apakah ruang pemeriksaan bersih ?

17 85 3 15

3. Apakah toilet bersih ? 11 55 9 45

Page 54: TWM BAB I-V Siap Print

4. Apakah terdapat fasilitas menyenangkan yang bisa anda gunakan untuk menunggu (TV, bacaan, musik, dll) ?

0 0 20 100

5. Apakah ruang tunggu memadai dengan jumlah pasien ?

15 75 5 25

Informasi

1. Apakah ada petunjuk ruang yang jelas ?

16 80 4 20

2. Apakah ada daftar program puskesmas yang jelas ?

19 95 1 5

3. Apakah ada simbol peringatan di puskesmas ?

18 90 2 10

4. Apakah ada poster tentang program dinas kesehatan ?

20 100 0 0

5. Apakah ada penjelasan penyakit pada anggota keluarga yang lain ?

17 85 3 15

6. Apakah petugash kesehatan menjelaskan cara minum obat ?

16 80 4 20

7. Apakah terdapat brosur-brosur yang dapat menambah pengetahuan kesehatan anda ?

14 70 6 30

8. Apakah petugas menggunakan bahasa yang mudah dimengerti ?

20 100 0 0

TOTAL 747 83 % 150 17%

Dari tabel diatas ditemukan beberapa masalah (complex problem) tentang

mutu yang berhubungan dengan kepuasan responden. Masalah mutu yang

timbul yaitu

Dimensi Keterangan %Kompetensi teknik Apakah dokter

memberikan penjelasan tentang penyakit yang diderita

75%

Apakah dokter memberikan penjelasan tentang efek samping obat

55%

Page 55: TWM BAB I-V Siap Print

Efisiensi Apakah anda harus menunggu lama terlebih dahulu sebelum mendapat pelayanan kesehata

35%

Keamanan apakah petugas atau dokter cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

30%

Apakah petugas atau dokter menanyakan riwayat alergi pada pasien

75%

Apakah petugas atau dokter menggunakan sarung tangan atau masker saat melakukan pemeriksaan

55%

Kenyamanan Apakah ruang tunggu pasien bersih dan nyaman

65%

Apakah toilet bersih 55%Apakah terdapat fasilitas menyenangkan (tv, bacaan, musik,dll)

0%

Apakah ruang tunggu memadai dengan jumlah psien

75%

Informasi Apakah terdapat brosur yang dapat menambah pengetahuan kesehatan

70%

Penyebab masalah:

1. Ahli gizi hanya 1 untuk membawahi 14 desa

2. Beban kerja nakes penanggung jawab ahli gizi meningkat

karena harus merangkap membuat SPJ

3. Ada alokasi dana untuk PMT tetapi terbatas

4. Belum ada ruang laktasi khusus untuk ibu menyusui yang

sedang mengantri di Puskesmas

Page 56: TWM BAB I-V Siap Print

5. Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif

6. Belum adanya bentuk kegiatan aktif dari puskesmas untuk

mengetahui jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif

7. Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI ekslusif

8. Ada RS yang telah memberikan Susu formula ketika bayi baru

lahir

9. Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan

lainnya misal posyandu

10. Belum ada supervisi khusus kegiatan ASI Eksklusif

11. Pengawasan, penilaian, dan evaluasi hanya disampaikan sekilas

kepada BUSUI

FISH BONE ANALISIS

Page 57: TWM BAB I-V Siap Print

Cakupan Bayi yang mendapat ASI Ekslusif

MACHINE

METHODE

MAN-Ahli gizi hanya 1 untuk 14 desa-Beban kerja nakes penanggung

ahli gizi meningkat karena harus merangkap membuat SPJ

- Belum ada SOP mengenai ASI Eksklusif

- Belum ada bentuk kegiatan aktif dari puskesmas

- Kegiatan penyuluhan BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan Posyandu

- Belum ada supervise dari rumah ke rumah

- Pengawasan dan evaluasi hanya sekilas

ada alokasi dana untuk PMT tetapi terbatas

Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif

MONEY

ENVIRONMENT

Ada RS yang memberikan susu formula ketika bayi baru lahir

MATERIAL

Belum ada ruang laktasi khusus untuk BUSUI yang sedang mengantri di puskesmas

Page 58: TWM BAB I-V Siap Print

Paired Comparison

Tabel Paired Comparison

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 total1 2 1 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2 4 5 6 7 8 9 10 11 23 4 5 6 7 3 9 10 11 14 5 4 7 4 9 10 11 55 5 5 5 5 5 5 106 7 6 6 10 11 57 7 7 7 11 88 9 10 11 29 9 11 910 11 611 9

Tabel ParetoNo. Penyebab masalah N N

Kumulatif

% %

Kumulatif

1. Belum adanya SOP

mengenai ASI Eksklusif 10 10 17,24% 17,24

2. Pengawasan, penilaian,

dan disampaikan sekilas

kepada BUSUI

9 19 15,5% 32,75

3. Kegiatan penyuluhan ke

BUSUI ada, tetapi ikut

kegiatan lainnya9 28 15,5% 48,25

4. Tidak ada form

pencatatan bayi yang

mendapat ASI Eksklusif

8 36 13,7% 61,95

5. Belum ada supervise 6 42 10,3% 72,25

Page 59: TWM BAB I-V Siap Print

khusus kegiatan ASI

Eksklusif

6. Belum ada ruang laktasi

khusus5 47 8,6% 80,85

7. Belum adanya bentuk

kegiatan aktif dari

puskesmas

5 52 8,6% 89,45

8. Beban kerja nakes

penanggung jawab ahli

gizi meningkat karena

harus merangkap

membuat SPJ

2 54 3,4% 92,85

9. Ada RS yang

memberikan susu

formula ketika bayi baru

lahir

2 56 3,4% 96,25

10. Ahli gizi hanya 1 untuk

14 desa1 57 1,7% 97,95

11. Ada alokasi dana untuk

PMT tetapi terbatas1 58 1,7% 100

TOTAL 58 100%

Page 60: TWM BAB I-V Siap Print

Diagram Pareto

Tabel 26. Diagram pareto

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110

20

40

60

80

100

120

kumulatif% kumulatif

Dari hasil analisa Pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi

penyebab masalah yang nilainya ≤ 80% saat ini dianggap mempunyai

daya ungkit untuk memecahkan masalah. Penyebab masalah tersebut

yaitu :

1. Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif

2. Pengawasan, penilaian, dan evaluasi disampaikan sekilas kepada BUSUI

3. Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan Posyandu

4. Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif

5. Belum ada supervise khusus kegiatan ASI Eksklusif

A. Alternatif pemecahan masalah

Page 61: TWM BAB I-V Siap Print

1. Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam menentukan alternatif pemecahan masalah, dilakukan

intervensi terhadap penyebab utama masalah di atas yang mempunyai

nilai kumulatif sebesar ≤ 80%.

Tabel Alternatif pemecahan masalah

Penyebab masalah Tujuan Sasaran - Alternatif pemecahan

masalah

Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif

Terciptanya SOP di seluruh pelayanan kesehatan

- Tersusunnya SOP

- Tersosialisasinya SOP

- Membuat SOP untuk ASI Eksklusif

- Sosialisai SOP ASI Eksklusif

Pengawasan, penilaian, dan evaluasi hanya berupa kata – kata tersirat

Mengawasi dan mengevaluasi selama dan setelah kegiatan

Terbentuknya badan pengawas

Dibentuknya tim pengawas independen untuk mengawasi secara berkesinambungan.

Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan lainnya

Meningkatkan pengetahuan ibu menyusui secara berkelanjutan

Ibu yang mempunyai bayi, bumil trimester akhir, keluarga, ibu nifas

Mengatur jadwal lebih terencana dan membuat kesepakatan agar pelaksana program lebih patuh.

Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif

Mempermudah pengawasan bayi yang mendapat ASI Eksklusif

Mudahnya pencatatan dan pengawasan bayi yang mendapat ASI eksklusif

Membuat form pencatatan

Belum ada supervise dari rumah ke rumah

Mengawasi proses pelaksanaan pemberian ASI ekslusif

Terlaksananya pemberian ASI Eksklusif dengan benar

Membuat jadwal kunjungan rumah ibu yang mempunyai bayi 0 -6 bulan

B.Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan menggunakan kriteria mutlak dan

kriteria keinginan, dilakukan melalui delapan langkah :

1. Menetapkan tujuan atau sasaran keputusan:

Page 62: TWM BAB I-V Siap Print

a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusifb. Sosialisai SOP ASI Eksklusifc. Dibentuknya tim pengawas independen untuk mengawasi

secara berkesinambungan.d. Mengatur jadwal lebih terencana dan membuat kesepakatan

agar pelaksana program lebih patuh. e. Membuat form pencatatan f. Membuat jadwal kunjungan rumah ibu yang mempunyai bayi

0 -6 bulan

2. Menentukan kriteria mutlak dan kriteria keinginan bagi tercapainya

tujuan

a. Kriteria mutlak :

1) Dana Minimal

2) Tenaga

3) Tingkat keberhasilan tinggi

b. Kriteria keinginan

Berkesinambungan

2. Menetapkan bobot kriteria keinginan :

Biaya pelaksanaan murah : 10

Mudah dilaksanakan : 8

Melibatkan Masyarakat : 6

Pelaksanaan berkesinambungan : 4

3. Inventarisasi alternatif yaitu kemungkinan-kemungkinan cara

mencapai tujuan.

4. Menguji alternatif-alternatif tersebut kedalam:

a. Matriks kriteria mutlak :

Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan. Sedangkan

yang lulus dilanjutkan ke matriks kriteria keinginan.

b. Matriks kriteria keinginan :

1) Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai

terhadap kriteria keinginan yang ada

Page 63: TWM BAB I-V Siap Print

2) Angka setiap nilai alternatif tidak melebihi bobot kriteria

yang bersangkutan

3) Alternatif yang memiliki jumlah tertinggi merupakan

keputusan sementara

Tabel Kriteria mutlakAlternatif Dana

Minimal Tenaga Tingkat

keberhasilan tinggi

L/TL

a. 1 1 1 L

b. 1 1 1 L

c. 0 0 0 TL

d. 1 1 1 L

e. 1 1 1 L

f. 1 0 1 TL

Keterangan :

Untuk jawaban YA diberi skor 1, jawaban TIDAK diberi skor 0

L : LULUS TL : tidak lulus

Tabel Kriteria keinginan

Kriteria BobotAlternatif

Membuat SOP untuk

ASI Eksklusif

Sosialisai SOP ASI Eksklusif

Mengatur jadwal lebih

terencana dan

membuat kesepakat

an agar pelaksana program

lebih

Membuat form

pencatatan

Page 64: TWM BAB I-V Siap Print

patuh.Efektif 10 10 x 4 = 40 10 x 4 =

4010x3=30 10x2=2

0Efisien 8 8 x 4 = 32 8x3=24 8X3=24 8x2=16

Mudah dilaksanakan

6 6 x 4 = 24 6x3= 18 6x3=18 6x3=18

Peran serta kader

4 4 x 3 = 12 4x4=16 4x4=16 4x4=16

Biaya murah 2 2 x 4 = 8 2x3=6 2x4=8 2x2=4

Jumlah 116 104 96 74

Skor1 : sangat mahal / sangat sulit / tidak terlibat / tidak berkesinambung

2 : mahal / sulit / kurang terlibat / kurang bersinambung

3 : cukup / cukup / cukup terlibat / cukup berkesinambung

4 : murah / mudah / mudah terlibat / mudah berkesinambung

5 : sangat murah / sangat mudah / sangat mudah terlibat / sangat mudah berkesinambungan

1. Keputusan sementara

Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil

untuk sementara, keputusan sementara diambil dari 2 skor tertinggi,

yaitu :

a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusif

b. Sosialisai SOP ASI Eksklusif

2. Konsekuensi :

a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusif

1) Faktor penghambat : terbiasa bekerja tanpa SOP

2) Faktor peringan : tersedianya SDM

b. Sosialisai SOP ASI Eksklusif

Page 65: TWM BAB I-V Siap Print

1) Faktor penghambat : tidak hadirnya kader dan petugas

2) Faktor peringan : tersedianya SDM

3. Keputusan tetap

a. Diputuskan untuk menggunakan alternatif pemecahan

masalah, yaitu Pembuatan SOP ASI Eksklusif.

Page 66: TWM BAB I-V Siap Print

Rencana Kegiatan Peningkatan Cakupan Bayi yang mendapat ASI Eksklusif Di Puskemas Kajoran II

kegiatan Tujuan sasaran Metode Tempat dan

waktu

Biaya pelaksana Indicator keberhasilan

Pembuatan SOP -

1. Persiapan

-penyusunan rencana penjadwalan

-pendataan jumlah kader Posyandu di wilayah kerja puskesmas kajoran II

-Menyiapkan

materi yang

digunakan

Terselenggarnya

rencana kegiatan

penyusunan SOP

untuk bayi yang

mendapatkan ASI

Eksklusif

Petugas

pemegang

program,

dokter,

perawat,

bidan, ahli

gizi, dan

kader

Rakor

persiapan

penyusunan

SOP untuk

bayi yang

mendapatkan

ASI

eksklusif

Puskesmas

Kajoran II,

26

November

2013

Dana

operasiona

l

Puskesmas

Kepala

Puskesmas

dan petugas

pemegang

program

- Kehadiran petugas

pemegang program

dan pihak-pihak

terkait sebesar 80%

dari undangan

-

2. Pelaksanaan Terselenggarnya Petugas Rapat Puskesmas Dana Kepala - Kehadiran seluruh

Page 67: TWM BAB I-V Siap Print

dan

penggerakan

Melaksana

kan Rapat

koordinasi

kegiatan

penyusunan SOP

untuk bayi yang

mendapatkan ASI

Eksklusif

pemegang

program,

dokter,

perawat,

bidan, ahli

gizi, dan

kader

koordinasi

penyusunan

SOP untuk

bayi yang

mendapat

ASI

Eksklusif

Kajoran II,

30

November

2013

operasiona

l

Puskesmas

puskesmas,

dan petugas

pemegang

program

anggota rapat

koordinasi

sebanyak 80%

- Terbentuknya SOP

untuk bayi yang

mendapat ASI

Eksklusif

- Peserta rapat

koordinasi

mengetahui dan

memahami isi SOP

100%

3. P

engawasa

n,

penilaian

dan

pengenda

lian

Menginformasikan

hasil

Pemegang

program,

kepala

puskesmas

Pelaporan

dalam

bentuk

makalah

tertulis

Puskesmas

Kajoran II

2

Desember

2013

Dana

operasiona

l

Puskesmas

Pemegang

program

- Kegiatan puskesmas

menjalankan program

ASI Eksklusif sesuai

SOP 100%

-

Page 68: TWM BAB I-V Siap Print

- Membuat pelaporan kegiatan

-Monitoring

dilakukan

oleh Kepala

Puskesmas

Page 69: TWM BAB I-V Siap Print

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil peninjauan di Puskesmas Kajoran II, diuraikan sebagai berikut :

1. Didapatkan data umum dan khusus tentang Puskesmas Kajoran II pada

periode Januari – September 2013

2. Didapatkan hasil identifikasi dan prioritas masalah dalam manajemen

Puskesmas Kajoran II pada periode Januari – September 2013, yaitu : Bayi

yang mendapat ASI Eksklusif, Suspect TB paru, Cakupan balita dengan

pneumoni yang ditemukan atau ditangani (sesuai standar), Penemuan kasus

TB BTA (+) (CDR), Cakupan Bufas mendapat kapsul vitamin A, Jumlah

bumil yang mendapat TT II, Pembentukan dan pembinaan dokter kecil,

Keluarga sadar gizi, Jumlah bumil yang mendapat TT I, dan Institusi yang

dibina.

3. Didapatkan hasil analisis simple problem dan complex problem dalam

manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Kajoran II Periode Januari-

September 2013

4. Didapatkan hasil analisis dan konfirmasi penyebab masalah dalam

manajemen Puskesmas Kajoran II pada periode Januari – September 2013,

yaitu : Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif; Pengawasan,

penilaian, dan evaluasi disampaikan sekilas kepada BUSUI; Kegiatan

penyuluhan ke BUSUI ada tetapi ikut kegiatan Posyandu; Tidak ada form

pencatatan bayi yang mendapat ASI Eksklusif; dan Belum ada supervise

khusus kegiatan ASI Eksklusif.

68

Page 70: TWM BAB I-V Siap Print

5. Ditentukan urutan penyebab masalah dan memprioritaskan penyebab

masalah yang akan diintervensi dalam manajemen Puskesmas Kajoran II

pada periode Januari – September 2013

6. Didapatkan alternative pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam

manajemen Puskesmas Kajoran II pada periode Januari – September 2013

7. Didapatkan keputusan penyusunan rencana kegiatan pemecahan masalah

dalam manajemenn Puskesmas Kajoran II pada periode Januari –

September 2013

Sesuai dengan masalah yang kami angkat yaitu Cakupan Bayi yang mendapat ASI

Ekslusif, penyebab masalahnya adalah :

1. Ahli gizi hanya 1 untuk membawahi 14 desa

2. Beban kerja nakes penanggung jawab ahli gizi meningkat

karena harus merangkap membuat SPJ

3. Ada Alokasi dana untuk PMT tetapi terbatas

4. Belum ada ruang laktasi khusus untuk ibu menyusui yang

sedang mengantri di Puskesmas

5. Belum adanya SOP mengenai ASI Eksklusif

6. Belum adanya bentuk kegiatan aktif dari puskesmas untuk

mengetahui jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif

7. Tidak ada form pencatatan bayi yang mendapat ASI ekslusif

8. Ada RS yang telah memberikan Susu formula ketika bayi baru

lahir

9. Kegiatan penyuluhan ke BUSUI ada, tetapi ikut kegiatan

lainnya misal posyandu

10. Belum ada supervisi khusus kegiatan ASI Eksklusif

11. Pengawasan, penilaian, dan evaluasi hanya disampaikan sekilas

69

Page 71: TWM BAB I-V Siap Print

kepada BUSUI

Beberapa alternative untuk memecahkan masalah yang didapat di Puskesmas Kajoran

II setelah melalui kriteria mutlak dan keinginan adalah sebagai berikut :

a. Membuat SOP untuk ASI Eksklusifb. Sosialisasi SOP ASI Eksklusif

Karena dalam melaksanakan setiap kegiatan Puskesmas dibutuhkan SOP yang jelas,

dan apabila tidak ada SOP akan membuat kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan.

Oleh karena itu alternative pemecahan masalah di Puskesmas Kajoran II adalah :

“Membuat SOP ASI Eksklusif”

B. SARAN

Dalam rangka meningkatkan fungsi puskesmas sebagai ujung tombak untuk

mencapai visi “ Indonesia Sehat 2015” diperlukan manajemen dan quality assurance

atau kualitas pelayanan mutu yang baik. Berdasarkan permasalahan manajemen

Puskesmas Kajoran II yang telah didapatkan, kami menyarankan hal-hal sebagai

berikut :

1. Kepada Kepala Puskesmas : menyelenggarakan rapat koordinasi pembuatan

SOP ASI Eksklusif

2. Kepada petugas pemegang program : Memberdayakan kader dalam pelaksanaan

ASI Eksklusif

3. Kepada kader : Meningkatkan motivasi para kader untuk membantu masyarakat

menerapkan ASI Eksklusif

70

Page 72: TWM BAB I-V Siap Print

BAB V

PENUTUP

Demikian laporan pembahasan tentang manajemen dan permasalahan yang

terdapat di puskesmas Kajoran II Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Dengan

meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan pengendalian serta pengawasan

dan pertanggung jawaban ditemukan masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan

ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.

Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana

teknis dari dinas kesehatan yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan sehingga

perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar tercipta hasil yang maksimal. Dimensi mutu

juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus

memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan

karena cakupan atau kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas

yang baik begitu pula sebaliknya.

Kami menyadari kegiatan ini penting dan bermanfaat bagi para calon dokter,

khususnya yang kelak akan terjun ke puskesmas sebagai health provider, manager,

decision maker, dan communicator sebagai wujud serta dalam pembangunan kesehatan.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat bagi bahan masukan dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Kajoran II.

71

Page 73: TWM BAB I-V Siap Print

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI, 2003, Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/ Kota Sehat, Jakarta.

Departemen Kesehatan, 1998, Paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat 2010, Jakarta.Departemen Kesehatan, 2004, Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor : 128

/Menkes/SK/V/2004 Tahun 2004 tentang Tujuan Pembangunan Kesehatan Tahun 2004, Jakarta : Depkes RI.

Departemen Kesehatan, 2010, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, http:dinkes.demakkab.go.id/v2010/..uu_no36_thn_2009-ttg_kesehatan .pdf

Reinke A, William,  Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas    Manajemen, Yogyakarta, Gadjah Mada University ,Press 1994Notoatmojo Sockidjo Prof, DR, Ilmu Kesehatan Masyarakat,Jakarta, Rineka Cipta , 1997 

Soehardi R, Karnaini, Tedjo Saputro W, et al, Ed : Pedoman Praktis Pelaksanaan

Puskesmas, Balai Pelatihan Kesehatan Kajoran, Magelang.

72