tumor jinak palpebra.ray
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor jinak dan tumor ganas kulit kebanyakan dapat berkembang menuju kulit
periokular, timbul mulai dari lapisan epidermis dermis atau struktur adneksa
palpebra.1Tumor ganas palpebra (kelopak mata) merupakan tumor ganas yang sering
dijumpai dan dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit.8 Tumor ganas yang paling
sering mengenai palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel squamous,
karsinoma sel sebasea dan melanoma. Sedangkantumor jinak palpebra seperti
hemangioma dan xanthalesma bertambah banyak dengan meningkatnya usia.13
Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas palpebra yang sering
ditemukan.11Sembilan puluh lima persen karsinoma palpebra berjenis sel basal dan sisa
lima persen terdiri atas karsinoma sel squamosa, karsinoma kelenjar meibom, dan
tumor – tumor lain yang jarang seperti karsinoma sel Merkel dan karsinoma kelenjar
keringat.13
Melanoma maligna merupakan tumor ganas palpebra yang paling jarang tetapi
paling ganas dan banyak menimbulkan kematian.8,11 Hemangioma kapiler merupakan
tumor palpebra yang paling sering ditemukan pada anak. Hemangioma kapiler atau
hemangiomastrawberrydapat mengenai kulit pada 10% bayi dan tampaknya lebih
sering pada bayi prematur dan anak kembar. Tumor ini biasanya muncul pada waktu
lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi yang berwarna merah terang, bertambah
besar dalam beberapa minggu hingga bulanan, dan mengalami involusi pada usia
sekolah.1,2
Tumor palpebra kebanyakan mudah dikenali secara klinis, dan eksisi dilakukan
dengan alasan kosmetik.Meskipun begitu lesi ganas sering kali sulit dikenali secara
klinis dan biopsy harus selalu dilakukan pada kecurigaan keganasan.13
1
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
2/28
BAB II
ANATOMI PALPEBRA
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan
konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior
menyatu dengan pipi.13
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapiskulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).13
1.Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,
dan elastis,dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2.Muskulus Orbikularis okuli
Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya
mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati
tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat
di dalam palpebral dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum
orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita.
Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.
3.Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis
subaponeurotik dari kujlit kepala.
4.Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat
yang disebuttarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong
kelopak mata dengan kelenjar Meibom.
2
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
3/28
5.Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva
palpebra, yang melekat erat pada tarsus.
Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2 mm. Ia dipisahkan
oleh gariskelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian
anterior terdiri dari bulumata, glandula Zeiss dan Moll.13
Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata
atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke atas; bulu
mata bawah melengkung ke bawah. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea
kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah
modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.13
Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini
terdapatmuara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula
Meibom atau tarsal)1
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra,
berupa elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior
dan inferior. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui
kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.13 Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara
kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis.
3
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
4/28
Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut
tajam.10
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang
terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra
orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior
dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.13
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian
otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan
berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih
dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis
superior). Di palpebra inferior, retractor utama adalah muskulus rektus inferior, yang
menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan
berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbicularis okuli. Otot polos dari
retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior
dipasok oleh nervus okulomotoris.13
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan
sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak
mata bawah oleh cabang kedua nervus V.13
BAB III
4
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
5/28
TUMOR JINAK PALPEBRA
3.1 HEMANGIOMA
3.1.1 Pengertian
Hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra yang paling sering ditemukan
pada anak. Hemangioma kapiler atau hemangiomastrawberrydapat mengenai kulit
pada 10% bayi dan tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan anak kembar.
Tumor ini biasanya muncul pada waktu lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi
yang berwarna merah terang, bertambah besar dalam beberapa minggu hingga
bulanan, dan mengalami involusi pada usia sekolah.1
Hemangioma merupakan pertumbuhanhamartomatousyang terdiri dari sel-sel endotel
kapiler yang berproliferasi. Hemangioma ditemukan pada fase awal pertumbuhan aktif
pada bayi dengan periode selanjutnya berupa regresi dan involusi.2
3.1.2. Klasifikasi
Secara histologik hemangioma dibedakan berdasarkan besarnya pembuluh
darah yang terlibat, menjadi 3 jenis, yaitu:
3
a)Hemangioma kapiler yang terdiri atas:
• hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus,strawberry nevus)
• granuloma piogenik
• cherry-spot (ruby-spot), angioma senilis
5
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
6/28
b)hemangioma kavernosum (hemangioma matang)
• hemangioma keratotik
• hamartoma vaskular.
c)Telangiektasis
• nevus flameus
• angiokeratoma
• spider angioma
Dari segi praktisnya, umumnya para ahli memakai sistem pembagian sebagai berikut:3
I. Hemangioma kapiler
II. Hemangioma kavernosum
III. Hemangioma campuran
Gambar 1. Hemangioma kapiler pada bayi perempuan 2 bulan mengenai palpebra superior kanan
dan orbita dengan pergeseran bola mata dan induksi kelainan refraksi astigmat 8 D.
Perkembangan dalam karakteristik biologi dari lesi vaskuler telah merevisi
klasifikasi dari hemangioma. Klasifikasi lesi vaskuler yang digunakan saat ini mampu
membedakan dengan jelas gambaran klinis, histopatologi, dan prognosis antara
hemangioma dan malformasi vaskuler. Istilah lama hemangioma kapiler dan
6
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
7/28
hemangiomastrawberrydiubah menjadi satu istilah saja yaitu hemangioma. Sebaliknya,
hemangioma kavernosa, port-wine stains, dan limfangioma merupakan bagian dari
malformasi vaskuler. Penamaan ini telah dimasukkan ke dalam literatur kedokteran
tetapi belum digunakan secara konsisten pada literature mata.2
3.1.3 Etiologi4
Sampai saat ini, patogenesis terjadinya hemangioma masih belum diketahui.
Meskipun growth factor, hormonal, dan pengaruh mekanik di perkirakan menjadi
penyebab proliferasi abnormal pada jaringan hemangioma, tapi penyebab utama yang
menimbulkan defek pada hemangiogenesis masih belum jelas. Dan belum terbukti
sampai saat ini tentang pengaruh genetik.
Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang berlanjut
sampai beberapa bulan setelah lahir. Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan ke-4
setelah lahir. Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting pada fase
proliferasi dan involusi hemangioma. Pertumbuhan endotel yang cepat pada
hemangioma mempunyai kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor.
Proliferasi endotel dipengaruhi oleh agen angiogenik. Angiogenik bekerja
melalui dua cara:
Secara langsung mempengaruhi mitosis endotel pembuluh darah,
Secara tidak langsung mempengaruhi makrofag, mast cell, dan sel T helper.
Heparin yang dilepaskan makrofag menstimuli migrasi sel endotel dan pertumbuhan
kapiler. Di samping heparin sendiri berperan sebagai agen angiogenesis. Efekangiogenesis ini dihambat oleh adanya protamin, kartilago, dan beberapa
kortikosteroid. Konsep inhibisi kortikosteroid ini diterapkan untuk terapi pada
beberapa jenis hemangioma pada fase involusi.
7
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
8/28
Angioplastin, salah fragmen internal dari plasminogen merupakan inhibitor
potent dan spesifik untuk proliferasi endotel. Makrofag meghasilkan stimulator
ataupun inhibitor angiogenesis. Pada fase proliferasi, jaringan hemangioma di infiltrasi
oleh makrofag danmast cell, sedangkan pada fase involusi terdapat infiltrasi monosit.
Diperkirakan infiltrasi makrofag dipengaruhi oleh Monocyte chemoattractant protein-1
(MCP-1), suatu glikoprotein yang berperan sebagai kemotaksis mediator. Zat ini
dihasilkan oleh sel otot polos pembuluh darah pada fase proliferasi, tetapi tidak
dihasilkan oleh hemangioma pada fase involusi ataupun malformasi vaskuler.
Keberadaan MCP-1 dapat di-down-regulasi oleh deksametason dan interferon alfa.
Interferon alfa terbukti menghambat migrasi endotel yang disebabkan oleh stimulus
kemotaksis. Hal ini memberikan efek tambahan interferon alfa dalam menurunkan
jumlah dan aktifitas makrofag. Bukti-bukti di atas menjelaskan efek deksametason dan
interferon alfa pada hemangioma pada fase proliferasi.
Penyakit sistemik yang berkaitan dengan hemangioma. PHACE(S) merupakan
singkatan dari posterior fossa malformations(Dandy-Walkermalformation), hemangioma,
anomali arteri,coartation of the aorta(koartasio aorta),cardiac defect(kelainan jantung),
eye bnormalities(kelainan mata, termasuk peningkatan vaskuler retina, mikroftalmia,
hipoplasia nervus optikus, eksoftalmus, hemangioma koroid, strabismus, coloboma,
katarak, dan glaukoma),sternal clefting(celah sternum) dansupraumbilical raphe.
Sindrom PHACE(S) harus dipertimbangkan pada setiap bayi yang lahir dengan
hemangioma fasial yang besar, segmental, dan seperti plak yang mengenai 1 atau lebih
dermatom.
3,7
8
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
9/28
Gambar. Hemangioma plak pada bayi dengan sindrom PHACE(S).(Dikutip dari Kepustakaan 3)
3.1.4 Epidemiologi4
Prevalensi hemangioma infantil ± 1- 3% pada neonatus dan ± 10% pada bayi
sampai dengan umur 1 tahun. Lokasi tersering yaitu pada kepala dan leher (60%), dan
faktor resiko yang telah teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di
bawah 1500 gram. Rasio kejadian perempuan disbanding laki-laki 3:1. Hemangioma
infantil lebih sering terjadi di ras kaukasia daripada ras di Afrika maupun Amerika.
Lesi hemangioma infantil tidak ada pada saat kelahiran. Seiring dengan
bertambahnya usia, resiko hemangioma infantil, pada usia 5 tahun meningkat 50%,
pada usia 7 meningkatkan 70%, dan 90% pada usia 9 tahun. Mereka bermanifestasi
pada bulan pertama kehidupan, menunjukkan fase proliferasi yang cepat dan perlahan-
lahan berinvolusi menuju bentuk lesi yang sempurna.
3.1.5 Gambaran Klinis
Gambaran klinis hemangioma berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Hemangioma kapiler tampak beberapa hari sesudah lahir.Strawberry nevus terlihat
sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah
menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan.
Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang,
9
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
10/28
dan ada yang subkutan berwarna kebiru-biruan. Involusi spontan ditandai oleh
memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.5
Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa macula eritematosa
atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya merupakan tonjolan yang
timbul dari permukaan, bila ditekan mengempis dan pucat lalu akan cepat
menggembung lagi apabila dilepas dan kembali berwarna merah keunguan. Lesi terdiri
atas elemen vaskular yang matang. Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan,
kadang-kadang bersifat permanen.5
Gambaran klinis hemangioma campuran merupakan gabungan dari jenis kapiler
dan jenis kavernosum. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang
pada perkembangannya dapat memberikan gambaran keratotik dan verukosa. Sebagian
besar ditemukan pada ekstremitas inferior dan biasanya unilateral.5
3.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Ketersediaan alat-alat canggih saat ini memungkinkan pencitraan massa orbita
untuk dibedakan secara non-invasif dalam banyak kasus. Untuk evaluasi diagnostik
pada orbita, CT-Scan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap tulang, sedangkan MRI
terutama untuk jaringan lemak. Selain itu, di tangan yang berpengalaman, USG juga
dapat memberikan informasi penting dalam diagnosis massa orbita.2
Jika diagnosis hemangioma belum jelas secara klinis, MRI sangat berguna untuk
membedakan hemangioma dari neurofibroma pleksiformis, malformasi limfatik, dan
rhabdomiosarkoma, dimana masing-masing berhubungan dengan pertumbuhan dan
proliferasi yang cepat atau proptosis yang progresif. MRI atau USG Doppler dapat
menggambarkan perluasan tumor ke posterior apabila tidak dapat dipastikan secara
klinis.2
10
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
11/28
Gambar 3. A, Eversi kongenital palpebra superior dengan edema, eritema, dan prolaps konjungtiva
supratarsal. Eversi terjadi persisten walaupun telah diberikan antibiotik maupun steroid topikal. B, Gambaran MRI
sagital pada mata yang sakit menunjukkan adanya hemangioma kapiler pada konjungtiva superior. , !enampakan "
hari setelah injeksi steroid intaslesi# lesi dan eversi palpebra menghilang.
(Dikutip dari Kepustakaan 3)
Gambaran histopatologi tergantung dari stadium perkembangan hemangioma.
Lesi awal tampak banyak sel dengan sarang-sarang padat sel endotel dan selalu
berhubungan dengan pembentukan lumen vaskuler yang kecil. Lesi yang terbentuk
secara khas menunjukkan saluran kapiler yang berkembang dengan baik, rata, dan
mengandung endotel dengan konfigurasi lobuler. Lesi involusi menunjukkan
peningkatan fibrosis dan hyalinisasi dinding kapiler dengan oklusi lumen.2
Gambar 5. Hemangioma kapiler. A, Bayi dengan hemangioma kapiler mulipel.B, !erhaikan pem"uluhdarah kapiler "erukuran ke#il dan proli$era%i %el endoelial &inak.(Dikutip dari Kepustakaan 3)
3.1.7 Penatalaksanaan
11
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
12/28
Observasi dilakukan apabila hemangioma berukuran kecil dan tidak ada risiko
terjadinya ambliopia, baik akibat obstruksi aksis visual maupun astigmat terinduksi.2
Hemangioma yang belum mengalami komplikasi sebagian besar mendapat terapi
konservatif, baik hemangioma kapiler, kavernosa maupun campuran. Hal ini
disebabkan lesi ini kebanyakan akan mengalami involusi spontan. Pada banyak kasus
hemangioma yang mendapatkan terapi konservatif mempunyai hasil yang lebih baik
daripada terapi pembedahan baik secara fungsional maupun kosmetik. Terdapat dua
cara pengobatan pada hemangioma, yaitu:3
Terapi konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran
dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu
terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai
umur 5 tahun. Hemangioma superfisial atau hemangiomastrawberry sering tidak
diterapi. Apabila hemangioma ini dibiarkan hilang sendiri, hasilnya kulit terlihat
normal.5
Terapi aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah
hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan
tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami
ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami
pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan.3
Terapi kompresiTerdapat dua macam terapi kompresi yang dapat digunakan yaitucontinous
compressiondengan menggunakan bebat elastik danintermittentpneumatic
compressiondengan menggunakan pompaWright Linear.Diduga dengan penekanan
12
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
13/28
yang diberikan, akan terjadi pengosongan pembuluh darah yang akan menyebabkan
rusaknya sel-sel endothelial yang akan menyebabkan involusi dini dari hemangioma.12
Terapi kortikosteroid
Steroid digunakan selama fase proliferatif tumor untuk menghentikan
pertumbuhan dan mempercepat involusi lesi. Steroid dapat digunakan secara topikal,
intralesi, atau sistemik. Krim clobetasol propionate 0,05% topikal dapat digunakan pada
lesi superfisial yang kecil. Injeksi intralesi kombinasi antara steroid kerja panjang dan
kerja singkat sering digunakan pada hemangioma periorbita terlokalisir (sebaiknya
digunakan sediaan steroid yang terbukti dapat digunakan untuk suntikan intralesi).
Jika hemangioma difus atau meluas ke posterior orbita, digunakan steroid sistemik
dengan dosis anjuran prednison atau prednisolon 2-5 mg/kg BB/hari. Terapi dengan
kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi
yang tumbuh cepat.2
Steroid dihubungkan dengan banyak komplikasi sehingga perlu
dipertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Supresi adrenal dan retardasi
pertumbuhan dapat terjadi pada semua cara penggunaan, termasuk krim topikal.
Injeksi intralesi berisiko menyebabkan emboli arteri retinalis bilateral, atrofi lemak
subkutan linier, dan depigmentasi palpebra. Imunisasi perlu ditunda pada anak-anak
yang mendapat terapi steroid dosis tinggi. Dianjurkan untuk berkonsultasi dengan
dokter spesialis anak.2
Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah:
a.Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital, b.Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik,
c.Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium,
d.Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia,
e. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.7
13
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
14/28
Hemangioma kavernosum yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu
penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi untuk mengurangi ukuran lesi
secara cepat, sehingga penglihatan bisa pulih. Hemangioma kavernosum atau
hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi
langsung pada hemangioma. Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang
lama dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung,
serta pertumbuhan terhambat.7
Terapi pembedahan
Indikasi pembedahan tergantung dari ukuran dan lokasi hemangioma yang akan
dieksisi. Karena itu pemeriksaan radiologi dan penunjang lainnya sangat diperlukan
untuk menegakkan diagnosa secara akurat. Adapun indikasi dilakukannya terapi
pembedahan pada hemangioma adalah:
a.Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam
beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar,
b.Hemangioma raksasa dengan trombositopenia,
#. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7
tahun.6
Eksisi hemangioma periorbita dapat dilakukan dengan mudah pada beberapa lesi yang
terlokalisir dengan baik. Pada kasus lain, pembedahan rekonstruksi dapat dilakukan
bertahun-tahun setelah terapi medis.2
Embolisasi sebelum pembedahan dapat sangat berguna apabila hemangioma
yang akan dieksisi mempunyai ukuran yang besar dan lokasi yang sulit dijangkaudengan pembedahan. Embolisasi akan mengecilkan ukuran hemangioma dan
mengurangi resiko perdarahan pada saat pembedahan.6
14
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
15/28
Gambar 7. A, Bayi laki'laki u%ia 5 "ulan dengan hemangioma kapiler "er"aa% ega% padapalpe"ra kiri. (e$rak%i %e"elum pem"edahan '6.00 )8.00 * 40o. B, 6 "ulan pa%#a pem"edahan,a%igma erinduk%i elah mem"aik dan rek$rak%i men&adi '0.25 )0,25 * 80o (Dikutip dari Kepustakaan 3)
Terapi radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:
a.Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan
tulangnya masih sangat aktif,
b.Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka panjang,
c.Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan
bila diperlukan suatu tindakan.3
Terapi sklerotik
Terapi ini diberikan dengan cara menyuntikan bahan sklerotik pada lesi
hemangioma, misalnya dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%,
atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri
dan menimbulkan sikatriks.3
Terapi pembekuan
Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair. Dianggap cukup efektif
diberikan pada hemangioma tipe superfisial, akan tetapi terapi ini jarang dilakukan
karena dilaporkan menyebakan sikatrik paska terapi.6
Terapi embolisasi
15
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
16/28
Embolisasi merupakan tehnik memposisikan bahan yang bersifat trombus
kedalam lumen pembuluh darah melalui kateter arteri dengan panduan fluoroskopi.
Embolisasi dilakukan apabila modalitas terapi yang lain tidak dapat dilakukan atau
sebagai persiapan pembedahan. Pembuntuan pembuluh darah ini dapat bersifat
permanen, semi permanen atau sementara, tergantung jenis bahan yang digunakan.
Banyak bahan embolisasi yang digunakan, antara lain
methacrylate spheres, balon kateter, cyanoacrylate, karet silicon, wol, katun, spon
gelatin, spon polyvinyl alcohol.6
Terapi laser
Penyinaran hemangioma dengan laser dapat dilakukan dengan
menggunakan pulsed-dye laser (PDL), dimana jenis laser ini dianggap efektif terutama
untuk jenisPort-Wine stain.Pulsed-dye laserdapat digunakan untuk mengobati
hemangioma superfisial dengan beberapa komplikasi, tetapi berefek kecil terhadap
komponen tumor yang lebih dalam. Jenis laser ini memiliki keuntungan bila
dibandingkan dengan jenis laser lain karena efek keloid yang ditimbulkan minimal.5
Kemoterapi
Vincristine merupakan alternatif yang dapat dipertimbangkan tetapi masih
dalam penelitian. Vinkristin merupakan terapi lini kedua lainnya yang dapat digunakan
pada anak-anak yang tidak berhasil diterapi dengan kortikosteroid dan juga dianggap
efektif pada anak-anak yang menderita SindromKassabach-Merritt.Vinkristin diberikan
secara intravena dengan angka keberhasilan lebih dari 80%. Efek samping dari terapi ini
adalah peripheral neuropathy, konstipasi dan rambut rontok. Siklofosfamid jarangdigunakan pada tumor vaskuler yang jinak karena mempunyai efek toksisitas yang
sangat besar.5
16
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
17/28
3.1.8 Komplikasi
Morbiditas hemangioma mata sangat bergantung dari seberapa besar ukurannya
mengisi rongga mata. Komplikasi yang paling sering dari hemangioma adalah
ambliopia deprivasi pada mata yang terkena jika lesi cukup besar untuk menghalangi
aksis visual. Hal ini dapat ditemukan pada 43-60% pasien dengan hemangioma
palpebra. Jika lesi cukup besar untuk menyebabkan distorsi kornea dan astigmat, maka
ambliopia anisometrik dapat terjadi.1,2
Selain itu, perdarahan juga merupakan komplikasi yang paling sering terjadi.
Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah
karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di
bawahnya terus tumbuh.6
Ulkus dapat menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi,
perdarahan dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi
akibat ruptur.6
III.2MOLLUSCUM CONTAGIOSUM
3.2.1 Definisi
Molluscum contagiosum adalah infeksi virus pada epidermis yang sering
mengenai kelopak mata. Dahulunya molluscum contagiosum paling sering mengenai
anak–anak tapi baru–baru ini telah diketahui bahwa penyakit ini lebih sering terdapat
pada orang dewasa dengan sindrom defisiensi imun (AIDS). Pada anak – anak,
penularan penyakit ini adalah melalui kontak langsung dengan individu yang terinfeksi
dan autoinokulasi sedangkan pada orang dewasa umumnya menular melalui
hubungan seksual. Molluscum contagiosum merupakan infeksi pox virus pada kulit
yang juga bisa menyebabkan lesi pada wajah, batang tubuh dan bagian proksimal
ekstremitas.8
17
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
18/28
3.2.2 Epidemiologi
Molluskum contagiosum lebih sering terlihat pada anak dibawah usia 15 tahun,
sekitar 80 % kasus dilaporkan bahwa anak – anak yang terkena pada usia 1 – 4 tahun
yang paling parah keadaannya.9
3.2.3 Etiologi
Penyebab molluskum contagiosum adalah Poxvirus. Virus ini bereplikasi di
dalam sel epitel host. Masa inkubasi dari virus ini adalah sekitar 2 minggu.10
3.2.4 Manifestasi Klinik
Infeksi molluskum contagiosum biasanya muncul sebagai satu atau lebih lesi
yang terpisah satu dengan yang lain, lesi berupa papul yang berukuran 1 – 5 mm.
Setiap lesi biasanya memiliki umbilisasi di tengahnya dimana dari bagian tengah lesi
tersebut dapat muncul detritus. Sebagai akibat dari penyebaran partikel virus ke dalam
konjungtiva forniks dapat mengakibatkan konjungtivitis follicular kronik yang jika
tidak diobati maka hal ini akan dapat menyebabkan pannus kornea dan dapat
menimbulkan trachoma.
Molluscum contagiosum juga dapat menyebabkan dermatitis eksematosa di
periorbita. Pada pasien yang terinfeksi HIV, lesi cenderung lebih besar dan lebih agresif.
Keterlibatan kelopak mata bilateral dapat terjadi pada anak – anak dengan
immunosupresan. Infeksi molluscum kontagiosum bisa menjadi tanda awal dari AIDS.8
3.2.5 Patologi
Secara histopatologi, khas dari lesi molluscum kontagiosum menunjukkan
acanthosis invasive dan degenerasi sel – sel epitel yang mengisi bagian tengah lesi dan
terdapat juga sejumlah badan inklusi intrasitoplasma.8
18
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
19/28
3.2.6 Tatalaksana
Pengobatan yang paling umum digunakan adalah insisi dan kuretase dari bagian
tengah lesi. Krioterapi dan kularpengobatan dengan laser telah digunakan sebagian
besar untuk lesi ekstraokular. Krioterapi hiperfokal dengan anestesi local dilaorkan
menjadi metode yang lebih aman untuk molluscum kontagiosum kelopak mata yang
multiple pada pasien AIDS. Topikal trichoroacetic acid tretinoin, asam salisilat dan
cantharidhin juga telah digunakan. Sekali lesi dihilangkan secara total, hal ini akan
memperkecil angka kekambuhan.8
3.3 NEVUS
3.3.1 Defenisi
Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum terjadi pada
kebanyakan orang. Nevus berasal dari melanosit,yaitu sel yang memproduksi pigmen.
Permukaan dari nevus bisa halus ataupun berbenjol – benjol tergantung pada jumlah
keratin yang dikandungnya. Pada tahi lalat bisa terdapat beberapa rambut dengan
ukuran panjangnya yang bervariasi. Warna dari nevus bervariasi mulai dari sewarna
kulit hingga coklat dan hitam tergantung pada jumlah dan lokasi dari melanin dan
19
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
20/28
pigmen di dalam tumor. Nevus dengan warna yang lebih gelap memiliki pigmen yang
lebih dekat ke permukaan.11
Gambar.Nevus
3.3.2 Klasifikasi
a). Junctional nevus
Junctional nevus biasanya datar dan berbatas tegas dengan warna coklat yang
seragam. Dinamakan junctional nevus karena sel – sel nevus ini terletak pada
perbatasan antara epidermis dan dermis. Nevus ini memiliki potensi yang rendah
untuk berubah menjadi suatu keganasan.
b). Intradermal nevus
Intradermal nevus umumnya meninggi di atas kulit dan merupakan jenis nevus
yang paling umum. Nevus ini biasanya berwarna coklat hingga hitam. Nevus
intradermal sering terdapat pada pinggir kelopak mata dan bulu mata pada kelopak
mata yang ditumbuhi nevus tersebut dapat tumbuh normal diatas nevus. Nevus ini
juga bisa tumbuh pada alis mata dan bulu–bulu alis mata juga dapat tumbuh baik padanevus. Oleh karena itu sebagian besar ahli berpendapat bahwa nevus ini tidak memiliki
potensi keganasan.
20
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
21/28
c). Compound nevus
Compound nevus adalah nevus yang berasal dari gabungan dari komponen
jaringan pembatas antara epidermis dan dermis dengan komponen jaringan dermis
kulit. Nevus ini memiliki potensi keganasan yang rendah.
d). Nevus biru
Nevus biru biasanya datar tetapi dapat pula berupa nodul yang berbatas tegas.
Nevus ini dapat berwarna biru, abu–abu hingga hitam. Warna biru-hitam dari nevus ini
dikarenakan karena letaknya yang jauh lebih dalam dari kulit yang di atasnya.
e). Congenital oculodermal melanocytosis (nevus of Ota)
Adalah jenis dari nevus biru dari kulit di sekitar bola mata yang berhubungan
dengan nevus biru dari konjungtiva dan perluasan dari nevus di uvea. Nevus ini biasa
mengenai ras kulit hitam dan oriental dan jarang mengenai ras kaukasia. Nevus ini
berpotensi untuk menjadi ganas khususnya jika mengenai ras kaukasia.11
3.3.3 Tatalaksana
Walaupun dari tampilan klinis dan riwayat penyakit membantu dalam membuat
diagnosis klinis, biopsy biasanya diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis nevus.
Biopsi insisi bisa dilakukan jika lesi berukuran besar dan untuk memastikan diagnosis.
Biopsi eksisi juga dapat dilakukan jika nevus ingin dihilangkan karena alasan kosmetik
selain juga untuk konfirmasi diagnosis. Nevus tidak sensitive terhadap radioterapi
sehingga bedah eksisi adalah cara terbaik untuk menghilangkan tumor ini.11
3. 4 XANTHELASMA
3.4.1 Defenisi
Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis yang
paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang dikenal. Selain itu
21
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
22/28
Xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesetrol di bawah kulit dengan batas
tegas berwarna kekuningan biasanya di permukaan anterior papelbra,sehingga sering
disebut xanthelasma palpebra.12,13
3.4.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat jarang ditemukan xanthelasma. Secara global,xanthelasma
juga merupakan kasus jarang di populasi umum. Pada studi kasus pasien dengan
xanthomatosis, xanthelasma lebih sering dijumpai pada wanita dengan persenan 32%
dan 17,4% pada laki-laki. Onset timbulnya xanthelasma berkisar antara 15 – 73 tahun
dengan puncak pada decade 40an dan 50 an. Xanthelasma jarang ditemukan pada anak-
anak dan remaja.12
3.4.3 Patofisiologi
Setengah pasien xanthelasma mempunyai kelainan lipid. Erupsi
Xanthomasdapat ditemui pada hiperlipidemia primer dan sekunder. Kelainan
geneticprimer termasuk dislipoproteinemia, hipertrigliseridimia dan defisiensi
lipaselipoprotein yang diturunkan. Diabetes yang tidak terkontrol jugamenyebabkan
hiperlipidemia sekunder. Xanthelasma juga bisa terjadi padapasien dengan lipid
normal dalam darah yang mempunyai HDL kolesterolrendah atau kelainan lain
lipoprotein.12
3.4.4 Manifestasi Klinis
Timbul plak irregular di kulit, warna kekuningan sering kali disekitar mata.
Ukuran xanthelasma bervariasi berkisar antara 2 – 30 mm, ada kalanya simetris dan
cenderung bersifat permanen. Pasien tidak mengeluh gatal, biasanya mengeluh untuk
alasan estetika. Xanthelasma atau xanthelasma palpebra biasanya terdapat di sisi
22
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
23/28
medial kelopak mata atas. Lesi berwarna kekuningan dan lembut berupa plaque berisi
deposit lemak dengan batas tegas. Lesi akan bertambah besar danbertambah
jumlahnya. Biasanya lesi-lesi ini tidak mempengaruhi fungsi kelopak mata, tetapi ptosis
harus diperiksa bila ditemukan.12
3.4.5 Pemeriksaan Laboratorium
Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid,
makadisarankan untuk pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan LDL.
Xanthelasmabiasanya dapat didiagnosa dengan jelas secara klinis dan jarang kelainan
lain memberi gambaran klinis sama. Jika ada keraguan, eksisi bedah dan
analisispatologi sebaiknya dilakukan.12
3.4.6 Pemeriksaan Histologi
Xanthelasma tersusun atas sel-sel xanthoma. Sel-sel ini merupakan histiosit dengan
deposit lemak intraseluler terutama dalam retikuler dermis atas. Lipid utama yang
disimpan pada hiperlipidemia dan xanthelasma normolipid adalah kolesterol.
Kebanyakan kolesterol ini adalah yang teresterifikasi.12
23
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
24/28
3.4.7 Tatalaksana
Pembatasan diet dan penggunaan obat-obatan penurun lipid serum, hanya
memberikan respon pengobatan yang kecil terhadap xanthelasma.1 Terdapat beberapa
pilihan tindakan untuk menghilangkanxanthelasmapalpebrarum, yaitu eksisi bedah,
argon dan karbondioksida ablasilaser, kauterisasi kimia, electrodesiccation, dan
cryotherapy.12,13
Eksisi Bedah12
Pada lesi liniar yang kecil, eksisi lebih disarankan, karena scar akan berbaur
dengan jaringan sekitar. Pada eksisi lebih tebal, kelopak mata bawah cenderung mudah
terjadi scar karena jaringan yang diambil juga lebih tebal. Eksisi sederhana pada lesi
yang lebih luas beresiko menyebablan retraksi kelopak mata, ektropion, sehingga
membutuhkan cara rekonstruksi lain. Pengangkatan xanthelasma sudah menjadi bagian
dari bedah kosmetik.
Pengangkatan dengan laser karbondioksida dan argon
Yaitu menambah hemostasis, memberikan visualisasi lebih baik, tanpa
penjahitan dan lebih cepat, namun scar dan perubahan pigmen dapat terjadi.12
Kauterisasi kimia
penggunaan chloracetic acid efektif untuk menghilangkan xanthelasma. zat ini
mengendapkan dan mengkoagulasikan protein dan lipid. Monochloroacetic acid,
dichloroacetic acid, dan trichloroacetic acid dilaporkan memberi hasil yang baik.
Haygood menggunakan kurang dari 0.01ml dari 100% dichloracetic acid dengan hasil
yang sempurna dan scar minimal.
12
Elektrodesikasi dan cryoterapi
Tindakan ini dapat menghancurkan xanthelasma superficial tetapi
membutuhkan terapi berulang. Cryoterapi dapat menyebabkan scardan
hipopigmentasi.12
24
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
25/28
3.4.8 Prognosis
Kekambuhan sering terjadi. Pasien harus mengetahui bahwa dari penelitian yang
dilakukan pada eksisi bedah dapat terjadi kekambuhan pada 40% pasien. Persentase ini
lebih tinggi dengan eksisi sekunder. Kegagalan ini terjadi pada tahun pertama dengan
persentase 26% dan lebih sering terjadipada pasien dengan sindrom hiperlipidemia dan
bila terjadi pada 4 kelopak mata sekaligus.12
25
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
26/28
DAFTAR PUSTAKA
1.Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS.Dermal Neoplasms. In: Skuta GL, Cantor LB, Weiss
JS. Basic and Clinical Science Course: Ophthalmic Pathology and Intraocular
Tumors 2011-2012. Singapore: American Academy of Ophthalmology; 2011. p.
219-20.
2.Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS.Benign Tumors. In: Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS.
Basic and Clinical Science Course: Pediatric Ophthalomology and Strabismus
2011-2012. Singapore: American Academy of Ophthalmology; 2011. p. 338-41.
3.Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2005. Hal 242-4
4.Marchuk DA.Pathogenesis of Hemangioma. Journal Clinical Investigations Vol.107;
2001.
5.Mulliken J.B.Vascular Anomalies. In: Aston S, Beasley R, Thorne C, Editors. Grabb
and Smith's Plastic Surgery. 5th ed. Philadelphia : Lippincot-Raven Publ; 1997. p.
191-200
6.Oski F, Deangelis C, Feigen R. Hemangioma. In: Julia A. McMillan, Catherine D.
Deangelis, Ralph D, editors. Principle and Practice of Pediatrics. 2nd edition.
Philadelphia : WB Saunders Co; 1999. p.802-12
7.Hasan Q, Tan T.S, Gush J, Peters S, Davis P.Steroid Therapy of a Proliferating
Hemangioma: Histochemical and Molecular Changes. J Pediatr 2000; 105: 117-20.
8.Eyelid, Conjungtival, and Orbital Tumors : An Atlas and Text . Second Edition.
Jerry A. Shields and Carol L. Shields. Penerbit : Wolters Kluwer Health. Hal: 206.
9.Artikel yg ditulis oleh Christian Nordqvist. What is Molluscum conatagiosum ?
What causes Molluscum contagiosum ?. 18 Feb 2010. Diunduh dr http:/
www.medicalnewstoday.com/articles
10.Ocular Molluscum contagiosum- A case report. Nigwekar Shubhangi. Pravara
Med Rev 2009: 4
26
http://www.medicalnewstoday.com/articleshttp://www.medicalnewstoday.com/articles
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
27/28
11.Eyelid Tumors clinical diagnosis & surgical treatment. Second edition. Jay justin
older. 2003 hal : 38 – 40.
12.Roy, Hampton Sr. Xanthelasma. 2008
http://emedicine.medscape.com/article/1213423-overview diakses tanggal 17
Agustus 2012
13.Vaughan & Asbury.Oftamologi Umum Edisi 17. 2010. Jakarta: EGC.
14.American Academy of Ophtalmology.Orbit, Eyelids, and Lacrimal System.Basic
and Clinical Science Course, Section 7. The Foundation of AAO.San Fransisco:
American Academy of Ophtalmology : 2011-2012; 168-172.
15.Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu Penykit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. FKUI.
Jakarta : 2007 ; 235-236.
16.Rahman, Ardizal.Tumor. Bahan kuliah blok 19 : 2011
http://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/02/a002-ca-kulit.pdf
17.Shield JA. Diagnosis and menagement of orbital tumors,philadelphia: WB
Saunders,1989;hal 350-352
18.Laporan tahunan 1990,Sub.Bagian Tumor Mata FKUI-RSCM
19.Sabders N,Bedotto CB.recurrent carsinoma in situ of the conjunctiva and cornea
(bowen's disease). Am j ophthalmol 1972;74:688-93\
20.Fraundfedler FT,wingsfield D Management of intraepithelial conjunctiva tumors
and squamos celll carcinoma
21.Ilifl WJ, Marback R,Green R.Invasive squamous cell carsinoma of the conjunctiva
22.Michael L Glassman MD. Sebaceous Gland Carcinoma. 2010. Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/. Accessed 17 Agustus, 2012.
23.Nurchaliza Hazaria Siregar. Karsinoma Kelenjar Sebasea. Majalah Kedokteran
Nusantara.2006, h. 48-51.
24.M. Spencer James, MD. Dermatologic Manifestation of Sebaceous
Carcinoma.2012. Available from:
URL:http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.html. Accessed 17 Agustus,
2012.
27
http://emedicine.medscape.com/article/1213423-overviewhttp://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/02/a002-ca-kulit.pdfhttp://emedicine.medscape.com/http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.htmlhttp://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.htmlhttp://emedicine.medscape.com/article/1213423-overviewhttp://forbetterhealth.files.wordpress.com/2009/02/a002-ca-kulit.pdfhttp://emedicine.medscape.com/http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.html
-
8/16/2019 Tumor Jinak Palpebra.ray
28/28
25.Susan R.Carter, MD. Eyelid Disorders: Diagnosis and Management.2008.
Available from: URL:http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.html. Accessed
17 Agustus, 2010.
26.Mark R. Levine, MD, FACS. Malignant Melanoma of the Eyelids an IncreasingThreat.2003.
Available from: URL: http://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=6622.
Accessed 17 Agustus, 2012.
27.Mounir Bashour, MD, CM, FRCS(C), PhD, FACS.Pigmented Lesions of the
Eyelid. 2008. Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/. Accessed
17 Agustus, 2012.
28.Fatma Asyari. Kelainan Mata pada Sindrom Imunodefisiensi. Cermin Dunia
Kedokteran No. 87, 1993. h.15
29. Jacqueline Freudenthal MD.Kaposi Sarcoma. 2010. Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/. Accessed 17 Agustus, 2012
28
http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.htmlhttp://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.htmlhttp://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=6622http://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=6622http://emedicine.medscape.com/http://emedicine.medscape.com/http://emedicine.medscape.com/http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.htmlhttp://www.osnsupersite.com/view.aspx?rid=6622http://emedicine.medscape.com/http://emedicine.medscape.com/