tugas sistem komunikasi bergerak (1)
DESCRIPTION
SiskomberTRANSCRIPT
TUGAS
SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK
Dosen
Ir. Irmayani, MT
INTERFERENSI DAN HANDOFF
ULFAR12221789
ANGKATAN VI
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI (S1)
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2013
1. INTERFRENSI
1.1 Pengertian Interferensi
Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi
dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua
gelombang tersebut. Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua
gelombang saling menghilangkan.
Gambar 1.1 Interfernsi Gelombang
1.2 Frekuensi Reuse
Daerah cakupan pelayanan sistem seluler terbagi atas daerah-daerah kecil yang
disebut sel, dari Setiap sel terdapat BS. Kumpulan beberapa sel disebut Cluster.Setiap BS
yang bersebelahan Menggunakan sekumpulan frekuensi yang berbeda dengan sel yang
disebelahnya. Frekuensi yang sama dapat Digunakan oleh sel lain di mana jarak kedua sel
yang menggunakan frekuensi yang sama sedemikian Sehingga pengaruh interferensi antara
kanal dapat di minimalkan.
Gambar di bawah memperlihatkan konsep Pemakaian frekuency reuse pada
komunikasi Seluler. Label sel yang sama menunjukan pemakain Sekelompok frekuency
kanal
Gambar 1.2 Konsep Frequency reuse
Cakupan daerah pelayanan (coverage area) pd komunikasi seluler berbentuk Tidak
beraturan. Pada prakteknya cakupan daerah pelayanan sangat di pengaruhi Oleh kondisi
permukaan tanah, propogasi gelombang dan kondisi sekelilinginya. Untuk pendekatan
analisis, cakupan daerah pelayanan pada mulanya didekati sebagai Bentuk hexagonal, persegi
empat dan segitiga
Pendekatan daerah pelayanan bentuk hexagonal memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1. Tidak adanya tumpang tindih daerah pelayanan.
2. BS yang di perlukan sedikit.
3. Antena yang di gunakan pada BS adalah antena omni-directional dan cakupan
hexagonal mendekati cakupan antena omni-directional tersebut.
4. Biaya yang lebih murah di banding dengan bentuk segi empat atau segi tiga.
Jarak minimum antar sel yang di perbolehkan pemakain frekuensi yang sama pada sel
lain sangat di Pengaruhi oleh beberapa hal berikut :
1. Jumlah co-channel sel yang di perlukan.
2. Entuk Geografis.
3. Tinggi antenna.
4. Daya yang di pancarkan oleh BS.
Penggunaan ulang frekuensi yang dimaksudkan adalah menggunakan kanal radio pada
frekuensi yang sama dalam satu kawasan layanan oleh beberapa BTS. Jarak antara satu BTS
dengan BTS yang bersangkutan diatur cukup jauh sedemikan untuk menghidari interferensi.
Dalam satu kawasan layanan lokasi, letak beberapa BTS itu mengikuti satu pola tertentu yang
disebut pola pengulangan frekuensi (frequency reuse pattern) yang dinyatakan oleh satu
faktor, K,
Gambar1.3 Sistem koordinat Hexagonal
Memperlihatkan sistem koordinat pad hexagonal, terlihat bahwa jarak D antara
C1(u1v1) dan C2(u2v2) dapat di nyatakan sebagai :
Jarak frequency reuse D dgn bentuk hexagonal dinyatakan oleh :
D =
Di mana N adalah jumlah sel dalam satu cluster. Bentruk pola pemakaian frekuency Reuse
Di perlihatkan pada gambar 1.4. Untuk Nilai N = 4,7,12 dan 19
Pada gambar 1.4. memberikan nilai D sebagai berikut :
Bila (u1,v1) = (0,0) dan (u2,v2) = (I,j) maka jarak D dapat di tulis : D =
a. N = 4 , maka D = 3.46 R
b. N = 7 , maka D = 4.6 R
c. N = 12, maka D = 7 R
d. N = 19, maka D = 7.55 R
Gambar 1.4 Pola pemakaian Frequency reuse untuk N = 4, 7, 12, dan 19
Bila jumlah total kanal full-duplex sebanyak U, dan setiap sel memiliki Beberapa
grup yang terdiri atas K kanal, dan banyaknya sel adalah N, Maka diperoleh hubungan
U = k N
Yang menyatakan jumlah kanal radio yang dapat di gunakan dalam komunikasi
Seluler.Sekumpulan N sel dalam satu sistem di sebut cluster. Bila cluster di ulang sebanyak
M kali, maka jumlah total kanal dalam sistem C dinyatakan oleh
C = M k N = U M
Selain menyatakan jumlah sel dalam satu cluster, N menyatakan ukuran cluster. Bila
N di Perkecil, sedang daerah cakupan tetap maka di perlukan banyak cluster yg berarti
kapasitas Sistem meningkat. Bila ukuran cluster besar maka perbandingan antara jari-jari sel
terhadap Sel co-channel adalah besar. Sebaliknya bila ukuran cluster kecil maka jarak
antarsel makin dekat, Dalam perancangan, di pilih nilai N sedemikian rupa sehingga
kapasitas sistem tetap Besar.
Faktor fequency reuse dinyatakan oleh 1/N.
1.3. INTERFERENSI DAN KAPASITAS KOMUNIKASI SELULER
Unjuk kerja komunikasi seluler sangat dibatasi oleh kehadiran interferensi
Sumber-sumber yang dapat menyebabkan interferensi adalah :
1. MS lain dalam satu sel
2. Panggilan dalam proses dari sel sebelah
3. BS lain yang beroperasi pada frekuensi yang sama
4. Peralatan lain.
Interferensi pada kanal suara dapat menyebabkan cross talk, sedang pada kanal Kontrol dapat
menyebabkan call blocking.
1.4 Inteferensi Pada sistem komunikasi
Ada 2 macam interferensi yaitu,
1. Interferensi antarkanal atau co-channel interferensi (CCI)
2. Interferensi kanal sebelah atau adjacent channel interference (ACI).
1.5 Co-Channel Interference (CCI)
Interferensi saluran bersama atau dalam bahasa Inggrisnya, co-channel interference,
adalah satu kejadian dalam sistem terestrial dimana terdapat dua kanal atau lebih yang
bekerja dengan frekuensi sama, yang masing-masing saling terganggu dan mengganggu.
Akibat keadaan itu, maka satu receiver akan menangkap beberapa kanal tertentu dari dua atau
lebih pemancar yang juga bekerja pada frekuensi tersebut. Tingkat atau level penerimaannya
bergantung dari jarak dua atau lebih pemancar itu berada dari receiver bersangkutan.
Interferensi ko-kanal atau CCI disebabkan oleh sel yang menggunakan frekuensi
Yang sama, Dimana sel ini disebut sebagai sel co-channel. CCI ini tidak dapat dihilangkan
dengan memperbesar Daya pembawa di pemancar. Ini karena, bila daya dinaikkan maka akan
menaikkan daya Interferensi yg berasal dari sel co-channel. Untuk menghilangkan pengaruh
interferensi, maka Jarak sel co-channel harus dipisahkan sedemikian sehingga secara fisik
tidak terpengaruh oleh propogasi gelombang.
CCI tidak dipengaruhi oleh daya pemancar tetapi merupakan fungsi jari-jari sel, R dan jarak
Sel co-channel, D. Parameter co-channel reuse, Q di definisikan sebagai perbandingan D/R
Yang dinyatakan sebagai :
Q = D / R = 3. N
Semakin besar Q, maka semakin besar jarak sel co-channel yang akan mengurangi pengaruh
Interferensi. Nilai Q yangg besar juga akan meningkatkan kualitas transmisi disebabkan
dengan mengecilnya level co-channel interference. Nilai Q yang kecil menyebabkan
kapasitas sistem Meningkat karena ukuran cluster menjadi kecil.
Perbandingan sinyal terhadap interfernce atau signal to interference ratio (SIR) dinyatakan
oleh :
Seperti telah diketahui bahwa daya yang diterima oleh suatu receiver akan semakin turun
dengan makin jauh jarak receiver dari transmitter. Dapat di katakan untuk daya yang
disebabkan oleh Suatu sumber penginterferensi pada komunikasi seluler sebanding dengan
jarak sebagai D-n,
Dimana n adalah faktor rugi-rugi propogasi (2<n<5). Untuk jumlah kanal penyebab
interferensi I=6, didapat nilai SIR sebagai :
Untuk sistem dengan jarak kanal penyebab interferensi adalah sama (Dk = D) Didapat :
S = daya dari sinyal
Ik = daya sinya interfrensi
1.6 Adjacent Channel Interference (ACI)
Interferensi kanal sebelah disebabkan oleh interferensi sinyal yang berasal Dari sel
sebelah. Penyebab adjacent channel interferensi adalah karena Tidak sempurnanya frekuensi
operasi dari filter pada receiver. Penggunaan Receiver ini mengakibatkan frekuensi yang
berdekatan dapat lolos dari filter. Interferensi ini akan menjadi masalah yang serius bila kanal
yang bersebelahan Dari pengguna tersebut mentransmisikan informasi pada frekuensi yang
sangat Dekat dengan frekuensi pengguna. Fenomena ini disebut sebagai efek near-far
Dimana daya dari transmisitter yang terdekat menganggu kerja dari receiver ketika menerima
sinyal dari transmitter yang jauh. Efek dari adjacent channel Interference dapat di perkecil
dengan proses filterisasi yang baik dan pembagian kanal (channel assignment) yang baik.
Channel assignment dilakukan dengan memberikan jarak frekuensi pemisah yang cukup
besar antara satu kanal dengan kanal yang lainnya.
ACI yang terjadi ditentukan oleh nilai dari parameter Adjacent Channel Interference
Ratio (ACIR). ACIR merupakan nilai perbandingan antara besarnya daya total yang
ditransmisikan dari suatu sumber (BS atau MS) dengan besarnya daya interferensi yang
diterima oleh receiver dari sistem atau operator yang lain. Nilai ACIR merupakan kombinasi
dari nilai dari ACLR dan ACS. Adjacent Channel Leakage Ratio (ACLR) merupakan nilai
perbandingan antara besarnya daya yang ditransmisikan dengan besarnya daya yang diterima
setelah melewati filter pada receiver dari sistem atau operator lain yang berada pada kanal
yang berdekatan. Adjacent Channel Selectivity (ACS) merupakan parameter yang
menunjukkan kemampuan receiver untuk menerima suatu sinyal pada kanal frekuensi yang
telah ditetapkan dan menunjukkan kemampuan receiver untuk menolak sinyal lain yang
berada pada kanal yang berdekatan. ACS juga merupakan nilai perbandingan antara
attenuasi filter penerima dari suatu kanal frekuensi dan attenuasi filter penerima dari sistem
lain yang memiliki kanal frekuensi yang berdekatan.
Gambar 1.2 Ilustrasi terjadinya Adjacent Channel Interference.
Gambar 1.2 menunjukkan suatu ilustrasi timbulnya ACI yang terjadi antara dua operator
selular seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Operator A merupakan sistem yang akan
mengalami interferensi dari Operator B. Interferensi tersebut dapat terjadi karena Operator B
yang memancarkan sebagian sinyalnya kepada kanal frekuensi dari Operator A sesuai dengan
nilai ACLR dari pemancar Operator B. Selain itu, dapat juga terjadi karena Operator A yang
menerima sebagian sinyal dari kanal frekuensi Operator B yang disebabkan oleh nilai ACS
dari receiver Operator A. Jadi, kombinasi dari interferensi tersebut yang menentukan
besarnya nilai ACIR sesuai dengan persamaan berikut :
ACI dapat timbul pada saat proses uplink dan downlink. Pada proses uplink, interferensi
yang terjadi didominasi dan disebabkan oleh pemancar MS. Hal tersebut disebabkan oleh
nilai ACLRMS yang jauh lebih kecil dari nilai ACSBS . Pada proses downlink, interferensi
disebabkan oleh receiver MS karena nilai ACSMS jauh lebih kecil dari nilai ACLRBS .
Jadi, nilai ACIR baik pada uplink maupun downlink ditentukan oleh nilai ACLR dan ACS
dari MS seperti yang ditunjukkan pada persamaan berikut :
Besarnya tingkat ACI dapat dipengaruhi oleh posisi dari MS dalam suatu sel. Daya
interferensi akibat ACI dapat semakin besar dibandingkan sinyal yang dipancarkan oleh
suatu MS ketika MS tersebut letaknya terlalu dekat dengan BS operator lain pada adjacent
channel akan tetapi jauh dari BS yang seharusnya.ACI dapat diminimalisasi dengan
melakukan perbaikan pada proses filtering dan penetapan kanal yang digunakan (channel
assignments). Dengan menjaga jarak frekuensi antara kanal pada suatu sel sebesar mungkin,
maka adjacent channel interference dapat direduksi.
2. HANDOVER
2.1 Pengertian Handoff atau Handover (HO)
Handoff (HO) adalah pengalihan panggilan dari satu sel ke sel lain ketika sebuah
telepon seluler bergerak melewati wilayah cakupan layanan lintas sel. Peristiwa ini juga
dikenal dengan istilah “Handover”(HO). Yang pertama berlaku bagi sel yang ditinggalkan,
karena ia melepaskan ; sedangkan yang terakhir berlaku bagi sel yang didatangi, karena ia
menrima. Dalam prakteknya, pelaksanaan hand-off bukan hanya antar sel, melainkan juga
antar MTSC ataupun antar sector. Selain itu, juga ada handoff antar operator telekomunikasi
seluler bergerak. Secara sederhana, peristiwa handoff dapat ditunjukkan dalam proses alur
lintasan pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Kondisi Handover
2.2 Jenis Handover
Lee (1995), secara umum mengelompokkan jenis handover ke dalam 2 (dua)
kategori, yakni berdasarkan kekuatan sinyal (signal strength) dan berdasarkan perbandingan
sinyal pembawa dengan interferensi (carrier-to-interference ratio,C/I). Dalam kategori
pertama, handover terjadi pada level ambang kekuatan sinyal (signal- strength threshold
level) – 100 dBm untuk noise-limited systems dan – 95 dBm untuk interference-limited
BA C
Hand off A ke B
Hand off B ke C
Arah Pegerakan MS
systems. Dalam kategori kedua, handover terjadi pada perbatasan sel dengan nilai C/I
sebesar 18 dB.
Dalam implementasi teknisnya, pengelompokan handover mengacu pada dua
pertimbangan; yang pertama berdasarkan pengguna atau sel yang mengalaminya, sedangkan
yang kedua berdasarkan pelaku kontrol atau yang mengkoordinir pelaksanaannya. Dalam
pendekatan pertama dikenal 3 (tiga) jenis handover, yaitu hard handover, soft handover
dan softer handover. Pada pendekatan yang kedua, dikenal 4(empat) jenis handover,
yaitu :intrasel handover, intra BSC (Base Service Center) handover, Intra MTSO handover
dan Inter MTSO handover.
Yang pertama dari pendekatan pertama adalah Hard handover; yaitu pengalihan
panggilan yang dilakukan atas pengguna bergerak dengan pemutusan hubungan komunikasi
terhadap sel asal sebelum komunikasi ke sel tujuan (baru) tersambung. Makanya itu,jenis ini
sering disebut “break-before-make”. Hal ini bisa terjadi kalau ada perubahan frekuensi
komunikasi, sehingga untuk menggunakan kanal frekuensi baru, kanal frekuensi lama harus
diputuskan terlebih dahulu (inter-frequency hard handover)..Proses pengalihan panggilan
dalam kasus ini disertai dengan jedah. komunikasi, karena pengguna bergerak mengalami
pemutusan hubungan. Misalnya, dalam sistem FDMA (Frequency Division Multiple
Access), atau dari CDMA (Code Division Multiple Access) ke sistem lainnya.
Kedua, soft handover, yakni pengalihan panggilan dilakukan tanpa adanya
pemutusan komunikasi. Hal ini dapat dilakukan karena operator yang mengelola layanan
komunikasi menggunakan sistem CDMA dengan karakter UMTS (Universal Mobile
Telephone System), sehingga pergerakan pengguna bergerak selalu mendapatkan layanan
dengan kanal frekuensi yang sama, sekalipun melintasi sel yang berbeda (intra-frequency
soft handover). Faktor uatamanya semata – mata adalah melemahnya sinyal komunikasi
karena berada pada posisi yang makin jauh dari BTS yang melayaninya. Jadi, pergerakan
pengguna bergerak hingga mencapai posisi perbatasan sel pun tetap mendapatkan layanan
komunikasi, yang segera disusul dengan pelayanan oleh BTS pada sel yang baru. Dengan
demikian, selama beberapa saat, pengguna bergerak mendapatkan layanan paralel yang
diterima secara serentak dari dua BTS atau sel yang berdekatan. Gambaran awal tentang
handover dalam komunikasi bergerak seluler, sebenarnya mengacu pada realitas seperti ini.
Ketiga, softer handover, yakni pengalihan panggilan bagi pengguna bergerak yang
selain memanfaatkan frekuensi yang sama juga berada dalam sel atau BTS yang sama. Yang
berbeda adalah sektor (bagian sel yang telah dipecah karena kepadatan lalulintas komunikasi
dalam sel tersebut), di mana pengguna bergerak berpindah dari satu sektor ke sektor yang
lain dalam sel yang sama. Dalam hal ini pengguna bergerak akan mendapatkan layanan
sinyal komunikasi yang lebih kuat karena memanfaatkan perangkat sektor sesuai posisi di
mana pengguna bergerak tersebut berada. Fitur laynan komunikasi seperti ini terdapat dalam
CDMA 2000.
Yang pertama dari pendekatan kedua adalah Intrasel handover; yaitu pengalihan
informasi yang dikirim dari satu kanal ke kanal yang lain dalam sel yang sama. Jadi
dikendalikan oleh BTS yang sama Intra BSC handover yaitu pengalihan komunikasi yang
dikendalikan oleh BSC. Sejumlah BTS yang berbeda, tapi berada dalam kendali BSC yang
sama, Intra MTSO handover, pengalihan komunikasi antar BTS yang berada pada BSC yang
berbeda, namun dalam wil layananayah MTSO yang sama. Sedangkan Inter MTSO
handover , pengalihan komunikasi yang dikendalikan dengan komunikasi antara dua MTSO
yang berbeda dengan masing – masing BTS yang berada dalam wilayah cakupan (coverage
area) layanannya.
Bahkan, dalam upaya peningkatan kinerja aplikasi ICT (Information and
Communication Technology) secara umum, juga dikenal vertical handover dan horizontal
handover. Yang pertama adalah pemutusan satu di antara dua aplikasi teknologi secara
paralel untuk menguatkan dukungan terhadap sebuah struktur jaringan yang lebih tinggi
(pengalihan dari fungsi ganda ke fungsi tunggal dengan memilih dan kemudian sekaligus
meninggalkan salah satunya). Sedangkan yang kedua adalah pengalihan dari suatu fungsi
lama ke fungsi baru untuk memperluas fungsi jaringan. Jarak dan kekuatan sinyal
komunikasi merupakan dua faktor yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap
kemungkinan dilakukannya handover dalam komunikasi bergerak seluler. Namun keduanya
menjadi bagian yang sangat penting ditetapkan lebih awal, yakni ketika perancangan
infrastruktur pendukung sistem (communication backbone) dimulai. Oleh karena itu, analisis
mengenai peluang keberhasilan handover biasanya dikaitkan dengan beberapa faktor
berikut : interferensi, pengaturan (setting) parameter, kondisi dan kualitas hardware BTS,
kualitas coverage area dan mekanisme hubungan antar sel yang berdekatan (neighbouring
cell relation).
2.3 Perbandingan Jenis Handover
Kelebihan hard handover, paling cocok dipakai dalam sistem yang menggunakan
hanya satu panggilan per kanal frekuensi. Konsekuensinya, sebagai penyesuaian terhadap
mekanisme handover ini, maka perangkat keras telepon yang dibutuhkan tidak perlu
memiliki kemampuan untuk menerima dua atau lebih sinyal secara paralel, sehingga
disainnya lebih sederhana dan sekaligus lebih murah. Kekurangannya, jika handover gagal,
maka panggilan (komunikasi) akan terputus sementara atau bahkan berakhir secara tidak
normal. Oleh karena itu, teknologi yang memanfaatkan hard handover biasanya memiliki
prosedur yang dapat membangun kembali (re-establish) koneksi ke sel asal jika koneksi ke
sel tujuan tidak berhasil. Sekalipun demikian, upaya membangun kembali koneksi tidak
selalu bisa dilakukan, karena panggilan bisa berakhir. Bahkan, kalaupun bisa, sangat
mungkin mengakibatkan keterputusan panggilan (komunikasi) sementara.
Kelebihan soft handover adalah bahwa hubungan ke sel asal hanya akan diputuskan
manakala hubungan yang handal ke sel tujuan sudah terbangun. Oleh karena itu,
kemungkinan terjadinya penghentian secara tidak normal atau kegagalan handover lebih
kecil. Namun demikian, kelebihan utama yang sesungguhnya adalah karena pemeliharaan
kualitas dan kestabilan kanal frekuensi yang dipakai pada semua sel dilakukan serentak,
sehingga panggilan (komunikasi) hanya akan gagal apabila seluruh kanal frekuensi
mengalami interferensi atau gangguan (fading) yang serius pada saat yang sama.
Gambar 2. 2. Perbandingan anatara hard dan soft handover
Selain itu, gangguan dan interferensi dalam kanal yang berbeda tidak terkait satu
dengan yang lain sehingga peluang berpindahnya gangguan dan interferensi yang di alami
oleh kanal tertentu ke kanal yang bebeda sangat kecil. Oleh karena itu, keandalan hubungan
menjadi lebih tinggi kualitasnya apabila sebua panggilan menggunakan mekanisme soft
handover. Dalam jaringan seluler, sebagian besar handover terjadi pada tempat yang kualitas
layanannya buruk (poor coverage) di mana panggilan seringkali menjadi tidak handal karena
kanal frekuensinya mengalami gangguan dan interferensi. Dalam kondisi yang demikian,
soft handover memperbaiki keandalan panggilan sehingga gangguan dan interferensi pada
sebuah kanal tidak kritis.
Namun, konsekuensi dari kelebihan ini menjadikan komponen perangkat keras lebih
kompleks dalam telepon – termasuk harganya pun lebih mahal, karena harus memiliki
kemampuan mengolah beberapa kanal frekuensi secara parallel. Nilai lain yang harus
dibayar untuk soft handover adalah penggunaan beberapa kanal frekuensi dalam jaringan
hanya untuk sebuah panggilan. Hal ini akan mengurangi jumlah kanal frekuensi bebas yang
tersisa dan praktis mengurangi kapasitas jaringan. Dengan mengatur durasi soft handover
dan ukuran wilayah di mana handover itu terjadi, perancang jaringan dapat menyeimbangkan
antara manfaat keandalan panggilan ekstra dengan nilai pengurangan kapasitas.
2.4 Tujuan Handover
Berdasarkan tujuannya, ada tiga jenis handover, yaitu:
1. Rescue handover : dilakukan untuk menyelamatkan kesinambungan komunikasi.
Dasar pertimbangannya adalah kekuatan sinyal transmisi antara MS – BTS, level
signal dan delay propagasi.
2. Confinement handover : dilakukan untuk memperkecil peluang terjadinya
interferensi (MS selalu mencari sel dengan sinyal yang terkuat). Acuannya adalah
kualitas transmisi uplink dan downlink antara MS dan BTS.
3. Traffic handover : dilakukan untuk mengamankan beban sel agar tidak bertahan
dalam kondisi kelebihan beban (overload). Dengan handover, bebannya akan
berkurang, karena pada saat layanan komunikasi diambil alih oleh sel lain secara
praktis sel yang pertama mengalami pengurangan beban trafik percakapan, khususnya
panggilan terakhir ( mengalami unload atas sel tersebut). Ini bisa terjadi pada lokasi
tertentu yang dipadati oleh pengguna komunikasi bergerak seluler. Acuannya adalah
kemampuan MTSO dan BSC untuk mengetahui beban trafik BTS. MTSO kemudian
menetapkan sejumlah MS untuk segera melakukan handover agar tidak terjadi
pembebanan trafik yang berlebih (overload traffic).
Secara umum, untuk pelaksanaan handover perlu dipertimbangkan aspek berikut:
a. Sedapat mungkin MS (Mobile Station – pengguna bergerak) tidak merasakan
terjadinya handover, dengan memperpendek waktu dan menggunakan interpolasi
suara.
b. Berusaha memperkecil error pada saat melakukan estimasi kebutuhan handover
c. Diusahakan melakukan sharing dengan menggunakan kanal – kanal frekuensi yang
sama pada sel yang berbeda yang ditopang oleh adanya koordinasi antara sel yang
dituju dengan sel yang ditinggalkan.
2.5 Parameter Handover
Ada beberapa parameter yang dapat menimbulkan handover, yaitu sebagai berikut:
1. Parameter Radio (Radio parameters)
a. Kualitas sinyal yang diterima (RX QUAL) terlalu rendah atau BER terlalu tinggi.
b. Level sinyal yang diterima (RX LEV- pada uplink dan downlink) terlalu rendah
c. Handover jarak MS-BTS (Timing Advance)
d. Power Budget handover ( handover dilakukan kepada sel yang mempunyai level
sinyal lebih baik dibandingkan dengan yang diterima)
2. Parameter Jaringan (network parameters)
a. Serving cell congestion ( benturan layanan sel)
b. Jarak MS-BTS yang sangat jauh karena pengembangan / perluasan sel
Sedangkan parameter yang dipertimbangkan dalam proses penetapan handover
adalah sebagai berikut :
1. Static Data (Data Statis)
a. Maximum transmit power dari MS
b. Maximum transit power dari BTS yg melayani
c. Maximum transit power BTS tetangga
2. Pengukuran yang dibuat oleh MS
a. Downlink transmission quality (BER)
b. Downlink reception level pada sel pelayan
c. Downlink reception level sel tetangga
3. Pengukuran yang dibuat oleh BTS
a. Uplink transmission quality
b. Uplink reception level on current channel (knal frekuensi yang sedang digunakan)
c. Tming Advance
4. Pertimbangan Trafik (Traffic Consideration)
Kapasitas dan beban trafik sel pelayan maupun sel tetangga.
2.6 Penutup
Pemahaman tentang handover memberikan pengayaan dan penguatan pertimbangan
bagi seorang perancang sistem komunikasi seluler bergerak dalam menetapkan ukuran sel
dengan segenap perangkat layanan yang dibutuhkan. Dan secara khusus, sebagai salah satu
faktor signifikan dalam komunikasi lintas sel, fenomena handover menarik diteliti lebih jauh
untuk memelihara stabilitas sistem komunikasi seluler, terutama dengan makin pesatnya
pertumbuhan jumlah pengguna dengan intensitas komunikasi (outgoing call dan incoming
call) yang sangat tinggi.
REFERENSI :
INTERFRENSI
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Interferensi, 13 April 2013.
[2] Yoke B. Agung ST., “Perencanaan Sistem Ter-senterial , BAB 4 - Interferensi Saluran
Bersama (Co channel Interference)”, FT Mecu Buana.
[3] Budianto. Bambang, “Analisis Pengaruh Interferensi Terhadap Kapasitas Sel Pada Sistem
WCDMA”,FT UI, 2009.
HANDOVER
[4]Paronda. Abdul Hafid, “Handover Dalam Komunikasi Bergerak selular”.