tugas reume pondasi2

Upload: deoneka

Post on 19-Jul-2015

164 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PONDASI TIANG PANCANG Secara definitif, tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari berbagai bahan bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah. Hal tersebut dapat merupakan distribusi vertikal dari beban sepanjang poros tiang pancang aau pemakaian beban secara langsung terhadap lapisan yang lebih rendah sepanjang ujung tiang pancang. Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi (struktur serta penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung yang lebih baik. Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya angkat akibat tingginya muka air tanah dan gaya dinamis akibat gempa. Jika dilihat dari pemakaiannya, maka pondasi tiang pancang dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu tiang pancang tunggal dengan tiang pancang kelompok. Sedangkan, bila dilihat dari bahan yang dipakai menjadi tiang pancang, maka tiang pancang dapat dibedakan menjadi tiang pancang kayu, tiang pancang baja, tiang pancang beton pracetak, tiang pancamg beton prategang dan tiang pancang komposit.

Kegunaan Pondasi Tiang Pancang

Secara terperinci, kegunaan dari pondasi tiang pancang ini meliputi beberapa hal, yaitu diantaranya adalah : 1. Untuk membawa beban-beban konstruksi di atas permukaan tanah ke dalam tanah melalui lapisan tanah. Dalam hal ini, trasfer gaya yang terjadi tidak hanya menyangkut beban gaya vertikasl saja, namun juga meliputi gaya lateral.U 2. ntuk menahan gaya desakan ke atas yang sering kali menyebabkan terjadinya kegagalan guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah di bawah bidang batas air jenuh. Pondasi telapak dapat juga dipakai untuk menopang kaki-kaki menara terhadap kegagalan guling, dimana gaya momen yang dihasilkan dari beban horisontal (dalam hal ini beban angin) dapat ditahan oleh gaya friksi tanah terhadap permukaan pondasi tiang pancang. 3. Dapat memampatkan endapan tak berkohesi yang bebas lepas di dalam tanah dengan melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran

2

dorongan saat pemancangan. Dalam pelaksanaannya, pondasi tiang pancang tersebut dapat ditarik keluar kemudian. 4. Mengontrol penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi. 5. Membuat tanah di bawah pondasi sebuah mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekwensi alamiah dari sistem mesin tersebut bila dijalankan. Dalam hal ini, transfer beban dinamis akibat getaran (vibrasi) sebuah mesin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa harus mengubah struktur tanah, dimana tanah menjadi kaku dan teredam dari vibrasi mesin. 6. Sebagai faktor keamanan tambahan di bawah tumpuan jembatan dan tiang khususnya, jika erosi merupakan persoalan yang potensial. Dengan adanya pondasi tiang pancang, kegagalan gelincir yang dapat disebabkan oleh erosi dan beban horisontal akan dapat diatasi. 7. Dalam konstruksi yang didirikan pada lepas pantai, pondasi tiang pancang digunakan untuk meneruskan beben-beban yang terjadi di atas permukaan air pada struktur ke dalam air dan ke dalam dasar tanah yang mendasari air tersebut. Hal ini berlaku pada pondasi tiang pancang yang ditanamkan sebagian ke dalam tanah pada dasar air dan yang terpengaruh oleh beban vertikal dan tekuk serta beban lateral. Dengan demikian, dengan dipakainya pondasi tiang pancang pada suatu struktur pada lepas pantai, selain memanfaatkan daya dukung tanah seperti pondasi pada umumnya, juga memanfaatkan daya dukung air untuk menjaga kestabilan struktur. Macam macam Tiang pancang jika dilihat dari bahan penyusunnya ada 3 yaitu : 1. Tiang pancang beton 2. Tiang pancang kayu 3. Tiang pancang baja

3

Pondasi Tiang Pancang Baja

Pondasi tiang pancang baja biasanya berbentuk profil H ataupun berbentuk pipa baja. Pada tiang pancang baja pipa, dapat dipilih dengan ujung terbuka bebas ataupun tertutup. Sering kali tiang baja pipa dilakukan pengisian dengan pengecoran beton setelah pemancangan, namun dalam beberapa hal dan kondisi, pengecoran tersebut dirasakan tidak perlu dilakukan. Berdasarkan pengalaman, bentuk ujung terbuka lebih menguntungkan dari segi kedalaman penetrasi dan dapat dikombinasikan dengan pengeboran bila diperlukan, misalnya penetrasi tiang pada tanah berbatu.

Penyambungan Tiang Pancang Baja

Sambungan-sambngan pada tiang pancang baja dibuat dengan cara yang sama dengan kolom baja, yaitu yang paling umum dengan cara mengelas atau dengan pemakaian baut. Pada beberapa proyek kecil, penyambungan telah dilakukan dengan lebih dahulu dan dipatenkan sebelum pemancangan dilakukan. Untuk tiang pancang baja berbentuk profil H, pelat-pelat badan (web plates) dibuat dalam bentuk dua saluran belakang ke belakang, dengan panjang yang cukup pas dengan badan dan flens bagian dalam. Sambungan ini kemudian dilas ke badan tersebut memotong ujungnya dan flens dilas bagian ujung tumpulnya untuk menyempurnakan sambungan. Penyambungan tiang pancang pipa terdiri dari sebuah cincin yang berbingkai (ledged ring). Penyambingan dilakukan dengan mengelas sekeliling sambungan pipa tersebut yang kemudian ditutup dengan bingkai cincin yang juga dilas secara keliling ke pada kedua dua pipa yang telah disambung tersebut. Biasanya sambungan ini akan membangun kekuatan tiang pancang dalam kompresi, kelenturan dan geseran untuk memenuhi persyaratan kode bangunan.

Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Tiang Pancang Baja

Pondasi tiang pancang baja tersebut pada umumnya ringan, kuat dan mampu menahan beban yang berat. Penyambungan tiangpun dapat dilakukan dengan sangat mudah. Namun pondasi tiang pancang baja mempunyai kelemahan, yaitu dapat terjadinya korosi pada tiang baja.yang dilakukan oleh asam maupun air. Asam adalah suatu kondisi kimiawi, di mana bahan tersebut ber-pH kurang dari 7. Namun

4

penelitian menunjukkan, bahwa pemancangan terhadap tanah alamiah tak terganggu, maka korosi tidak menjadi tidak menjadi masalah. Namun, jika pemancangan dilakukan terhadap tanah urugkan, maka besar kemungkinannya terjadinya korosi pada tiang pancang baja. PONDASI SUMURAN Pondasi sumuran dilakukan dengan cara dibor adalah elemen dasar yang mendalam. Pondasi sumuran dibor biasa dilakukan untuk mendukung jembatan dan menandatangani struktur. Poros dibor dianggap di mana kondisi pijakan yang sedemikian rupa sehingga struktur tersebut beban perlu dilakukan untuk sebuah formasi batuan dan kondisi berikut:

a. Pondasi akan memiliki tumpukan pendek (10 kaki (3 meter) atau kurang) dan itu adalahtidak ada penetrasi tumpukan bisa diperoleh untuk jangkar ujung dari tumpukan tanpa predrilling. b. Tabel air relatif tinggi dan dengan demikian, untuk membangun pondasi pada pembentukan, sebuah cofferdam yang mendalam akan diperlukan.

Pengalaman sebelumnya mungkin juga menunjukkan cofferdam akan sulit untuk menutup. c. Sebuah yayasan pijakan yang menyebar akan ekonomis karena kedalaman dari formasi batuan akan membutuhkan jumlah yang berlebihan menopang dan penggalian. d. Ada kekhawatiran tentang getaran mengemudi tumpukan, kebisingan

1. Keuntungan dari Menggunakan Poros dibor. a. Sebuah poros dibor tunggal menggantikan sekelompok tumpukan dan topi tumpukan mereka. b. Shaft dapat dibangun dalam tanah lebih padat dan lebih mudah daripada mengendarai tumpukan. c. Tidak ada kebisingan atau getaran tanah dibandingkan dengan tumpukan mengemudi.

5

d. Tumpukan didorong ke tanah dapat menghasilkan tanah naik-turun yang dapat menyebabkan sebelumnya tumpukan didorong untuk bergerak lateral. e. Dasar sebuah poros dibor dapat diperbesar untuk memberikan perlawanan yang lebih besar untuk mengangkat (di bawah-reaming atau "lonceng"). f. Permukaan di mana dasar dari poros dibor dibangun dapat diperiksa secara visual. g. Shaft dibor memiliki resistansi yang sangat tinggi untuk beban lateral.

2. Kekurangan dari Poros dibor. a. Perancang membutuhkan pengetahuan yang lebih besar dari kondisi bawah permukaan. b. Volume beton yang besar memerlukan pengawasan hati-hati. c. Shaft dibor dapat menyebabkan hilangnya tanah untuk dipertahankan struktur yang berdekatan, dan dengan demikian,mungkin meningkat kewajiban. d. Pemeriksaan dan pengawasan yang jauh lebih kompleks dan mahal.

PONDASI BORE PILE

Bore pile dipasang ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan dan dicor beton. Tiang ini biasanya, dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik ke atas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang (Gambar 2.2). Ada berbagai jenis pondasi bore pile yaitu: 1. Bore pile lurus untuk tanah keras; 2. Bore pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel; 3. Bore pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapesium; 4. Bore pile lurus untuk tanah berbatu-batuan.

6

5.

Gambar : Jenis-jenis Bore pile (Braja M. Das, 1941)

Ada beberapa alasan digunakannya pondasi bore pile dalam konstruksi : 1. Bore pile tunggal dapat digunakan pada tiang kelompok atau pile cap. 2. Kedalaman tiang dapat divariasikan. 3. Bore pile dapat didirikan sebelum penyelesaian tahapan selanjutnya. 4. Ketika proses pemancangan dilakukan, getaran tanah akan mengakibatkan kerusakan pada bangunan yang ada di dekatnya, tetapi dengan penggunaaan pondasi bore pile hal ini dapat dicegah. 5. Pada pondasi tiang pancang, proses pemancangan pada tanah lempung akan membuat tanah bergelombang dan menyebabkan tiang pancang sebelumnya bergerak ke samping. Hal ini tidak terjadi pada konstruksi pondasi bore pile. 6. Selama pelaksanaan pondasi bore pile tidak ada suara yang ditimbulkan oleh alat pancang seperti yang terjadi pada pelaksanaan pondasi tiang pancang. 7. Karena dasar dari pondasi bore pile dapat diperbesar, hal ini memberikan ketahanan yang besar untuk gaya keatas. 8. Permukaan diatas dimana dasar bore pile didirikan dapat diperiksa secara langsung.

7

9. Pondasi bore pile punya ketahanan yang tinggi terhadap beban lateral.

Beberapa kelemahan dari pondasi bore pile : 1. Keadaan cuaca yang buruk dapat mempersulit pengeboran dan pembetonan. 2. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah berkerikil. 3. Pengecoran beton sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik. 4. Pembesaran ujung bawah tiang tidak dapat dilakukan bila tanah berupa pasir. 5. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tanah terhadap tiang. 6. Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak dilakukan. 7. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak beton, untuk pekerjaan kecil mengakibatkan biayanya sangat melonjak. 8. Walaupun peneterasi sampai ke tanah pendukung pondasi dianggap telah terpenuhi, kadang-kadang terjadi bahwa tiang pendukung kurang sempurna karena adanya lumpur yang tertimbun di dasar. Ditinjau dari segi pelaksanaannya pondasi bore pile dapat dibedakan menjadi 3 macam type:

1. Sistem Augering Pada sistem ini selain augernya sendiri, untuk kondisi lapangan pada tanah yang mudah longsor diperlukan casing atau bentonite slurry sebagai panahan longsor. Penggunaan bentonite slurry untuk kondisi lapisan tanah yang

permeabilitynya besar tidak disarankan, karena akan membuat bentonite slurry yang banyak dengan terjadinya perembesan melalui lapangan permeable tersebut.

8

2. Sistem Grabbing Pada penggunaan sistem ini diperlukan casing (continuous semirotary motion casing) sebagai penahan kelongsoran. Casing tersebut dimasukkan ke dalam

tanah dengan cara ditekan sambil diputar. Sistem ini sebenarnya cocok untuk semua kondisi tanah, tetapi yang paling sesuai adalah kondisi tanah yang sulit ditembus.

3. Sistem Wash Boring Pada sistem ini diperlukan casing sebagai penahan kelongsoran dan juga pompa air untuk sirkulasi airnya yang dipakai untuk pengeboran. Sistem ini cocok untuk kondisi tanah pasir lepas. Untuk jenis bore pile ini perlu diberikan tambahan tulangan praktis untuk penahan gaya lateral yang terjadi. Penulangan minimum 2% dari luas penampang tiang. Pada saat ini ada tiga metode dasar pengeboran (variable-variable tempat proyek mungkin juga memerlukan perpaduan beberapa metode), yaitu:

1. Metode Kering Rangkaian pembuatannya seperti pada (Gambar 2.3). Pertama sumuran digali (dan dasarnya dibentuk lonceng jika perlu). Kemudian sumuran diisi sebagian dengan beton dan kerangka tulangan dipasang dan setelah itu sumuran telah selesai dikerjakan. Harap diingat bahwa kerangka tulangan tidak boleh dimasukkan sampai mencapai dasar sumuran karena diperlukan pelindung beton minimum, tetapi kerangka tulangan boleh diperpanjang sampai akhir mendekati kedalaman penuh dari pada hanya mencapai kira kira setengahnya saja. Metode ini membutuhkan tanah tempat proyek yang tak berlekuk (kohesif) dan permukaan air di bawah dasar sumuran atau jika permeabilitasnya cukup rendah, sumuran bisa digali (mungkin juga dipompa) dan dibeton sebelum sumuran terisi air cukup banyak sehingga bisa mempengaruhi kekuatan beton.

9

Gambar : Metode kering konstruksi pilar yang dibor 2. Metode Acuan Metode ini diuraikan seperti pada (Gambar 2.4). Pada metode ini, acuan dipakai pada tempat-tempat proyek yang mungkin terjadi lekukan atau deformasi lateral yang belebihan terhadap rongga sumur (sharf cavity). Metode ini juga dipakai sebagai sambungan-perapat (seal) lubang terhadap masuknya air tanah tetapi hal ini membutuhkan lapisan tanah yang tak bisa ditembus (kedap) air di bawah daerah lekukan tempat acuan bisa dipasang (disok). Perlu kita ingat bahwa sebelum casing dimasukkan, suatu adonan spesi encer (slurry) digunakan untuk mempertahamkan lubang. Setelah acuan dipasang, adonan dikeluarkan dan sumur diperdalam kering. hingga pada kedalaman yang diperlukan dalam keadaan

10

Bergantung pada kebutuhan site dan proyek, sumuran di bawah acuan akan dikurangi paling tidak sampai ID acuan kadang-kadang 25 sampai 50 mm kurangnya untuk jarak ruang bor tanah (auger) yang lebih baik. Acuan bisa saja ditinggalkan dalam sumuran atau bisa juga dikeluarkan jika dibiarkan ditempat, maka ruangan melingkar antara OD acuan dan tanah (yang diisi dengan adonan atau lumpur hasil pengeboran) diganti dengan adukan encer (grout) maka adonan akan dipindahkan sehingga rongga tersebut diisi dengan adukan encer. keatas puncak

Gambar : Metode acuan konstruksi pilar yang dibor

3. Metode Adonan Metode ini bisa diterapkan pada semua keadaan yang membutuhkan acuan. Hal ini diperlukan jika tidak mungkin mendapatkan penahan air (water seal) yang sesuai dengan acuan untuk menjaga agar air tidak masuk ke dalam rongga sumuran diuraikan dalam (shaft cavity). Langkah-langkah metode ini

11

(Gambar 2.5).

Gambar : Metode adonan konstruksi pilar yang dibor

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini adalah: a. Jangan membiarkan adonan terlalu lama dalam sumuran sehingga terbentuk lapisan penyaring yang terlalu tebal pada dinding sumuran karena lapisan yang tebal sukar untuk digeserkan oleh beton selama pengisian sumuran; b. Memompa adonan keluar dan partikel-partikel yang lebih besar dalam suspensi dipisahkan dengan memakai adonan conditioned yang dikembalikan lagi kedalam sumuran sebelum beton;

12

c. Hati-hati

sewaktu

menggali

lempung

melalui

adonan,

sehingga

penarikan kepingan yang besar tidak menyebabkan tekanan atau pengisapan pori negatif yang bisa meruntuhkan sebagian dari sumuran. Setelah sumuran selesai digali, tulangan kerangka dimasukkan ke dalam sumuran dan corong pipa-cor (treme) dipasang (urutan ini perlu diperhatikan sehingga corong pipa-cor tidak perlu ditarik sewaktu akan memasang kerangka (cage) dan lalu dipasang kembali yang pasti akan mengakibatkan terputusnya pembentukan lapisan adonan dalam sumuran). Beton dipompa dengan hati-hati sehingga corong pipa-cor selalu terendam dalam beton sehingga hanya ada sedikit daerah permukaan yang terbuka dan yang terkontaminasi oleh adonan.

3. Pengaruh Pemasangan Bore Pile

1. Bore pile dalam tanah granuler Pada waktu pengeboran, biasanya dibutuhkan tabung luar (casing) sebagai pelindung terhadap longsoran dinding galian dan larutan tertentu kadang-kadang juga digunakan dengan maksud yang sama untuk melindungi dinding galian tersebut. Gangguan kepadatan tanah, terjadi saat tabung pelindung ditarik keatas saat pengecoran. Karena itu, dalam hitungan bore pile di dalam tanah pasir, Tomlinson (1975) menyarankan untuk menggunakan sudut gesek dalam () ultimit dari contoh terganggu, kecuali jika tiang diletakkan pada kerikil padat dimana dinding lubang yang bergelombang tidak terjadi. Jika pemadatan yang seksama diberikan pada beton yang berada di dasar tiang, maka gangguan kepadatan tanah dapat dieliminasi sehingga sudut geser dalam () pada kondisi padat dapat digunakan. Akan tetapi, pemadatan tersebut mungkin sulit dikerjakan karena terhalang oleh tulangan beton. 2. Bore pile dalam tanah kohesif Penelitian pengaruh pekerjaan pemasangan bore pile pada adhesi antara dinding tiang dan tanah sekitarnya, menunjukkan bahwa nilai adhesi lebih kecil dari pada nilai kohesi tak terdrainase (undrained cohesion) tanah sebelum

13

pemasangan tiang. Hal ini, adalah akibat dari pelunakan lempung disekitar dinding lubang. Pelunakan tersebut adalah pengaruh dari bertambahnya kadar air lempung oleh pengaruh-pengaruh air pada pengecoran beton, pengaliran air tanah ke zone yang bertekanan yang lebih rendah disekitar lubang bor, dan air yang dipakai untuk pelaksanaan pembuatan lubang bor. Pelunakan pada tanah lempung dapat dikurangi jika pengeboran dan pengecoran dilaksanakan dalam waktu 1 atau 2 jam (Palmer dan Holland 1966). Pelaksanaan pengeboran juga mempengaruhi kondisi dasar lubang yang di buat. Hal ini, mengakibatkan pelunakan dan gangguan tanah lempung di dasar lubang, yang berakibat menambah besarnya penurunan. Pengaruh gangguan ini sangat besar terutama bila diameter ujung tiang diperbesar, dimana tahanan ujungnya sebagian ditumpu oleh ujung tiang. Karena itu, penting untuk membersihkan dasar lubang. Gangguan yang lain dapat pula terjadi akibat pemasangan tiang yang tidak baik, seperti: pengeboran yang melengkung, pemisahan campuran beton saat pengecoran dan pelengkungan tulangan beton saat pemasangan. Hal-hal tersebut, perlu diperhatikan saat pemasangan.

4. Pemakaian tiang yang dibor Pilar pilar yang di bor bisa dipakai pada hampir semua kasus yang memerlukan pondasi pondasi tiang pancang. Jika proyek memerlukan pemakaian pondsi dalam, seseorang perlu mengadakan analisis perbandingan untuk menentukan mana yang lebih ekonomis antara tiang tiang pancang atau pilar pilar yang di bor.

Tiang yang dibor mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut : 1. Kedalaman tiang dapat bervariasi; 2. Tidak ada resiko kenaikan muka air tanah; 3. Memerlukan lebih sedikit tiang yang dibor yang berdiameter besar; 4. Tanah dapat diperiksa dan dicocokan dengan data laboraturium; 5. Eliminasi sungkup tiang (pile caps) seperti pantek-pantek penyambung (dowels) bisa dipasang dalam beton basah pada tempat yang diperlukan

14

dalam rencana meskipun pusat pilar agak tidak ditempatkan segaris (misaligned) sebagai sambungan kolom; 6. Meniadakan cukup banyak getaran (vibrasi) dan suara gaduh yang biasanya merupakan akibat dari pendorongan tiang pancang; 7. Bisa menembus tanah berangkal yang dapat mengakibatkan tiang-tiang pancang yang didorong bengkok. Berangkal yang berukuran dipindahkan.

kurangdari sepertiga diameter sumuran biasa

lansung

Berangkal lainnya bisa dihancurkan dengan alat sementara bisa dipasang sebagai jalan masuk

khusus atau acuan untuk penggalian

dengan tangan dan penghancuran bebatuan yang lebih besar; 8. Lebih mudah memperluas bagian puncak sumuran tiang memungkinkan momen-momen lentur yang lebih besar; 9. Sumuran yang berdiameter lebih besar memungkinkan pemeriksaaan lansung kapasitas dukung dan tanah yang lebih besar; 10. Penulangan tidak diperngaruhi oleh tegangan pada waktu pengangkutan dan pemancangan; sehingga

Beberapa kelemahan tiang yang dibor, antara lain: 1. Keadaan pembetonan; 2. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau tanah kerikil. cuaca yang buruk dapat mempersulit pengeboran dan

5. Metode Pelaksanaan Pondasi Bore Pile dengan metode kerja Kelly bar

Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.

15

Tahapan pekerjaan pondasi bore pile adalah sebagai berikut : A. Persiapan Lokasi dan Setting Out 1. Dilaksanakan pengukuran pada area yang akan menjadi lokasi pekerjaan pembuatan tiang bor. Koordinat - koordinat tiang bor yang direncanakan mengacu pada BM (Bench Mark) yang ada dilokasi pekerjaan. 2. Dilaksanakan stripping, cut and fill pada lokasi pembuatan tiang bor, agar kinerja peralatan yang digunakan effisien dan stabil. 3. Dipersiapkan akses yang akan dilalui truk truk mixer dari batching plant ke lokasi pembuatan tiang bor, agar terjadi kendala yang signifikan pada saaat pengecoran tiang bor. B. Daftar Peralatan Utama Untuk Pekerjaan Pembuatan Tiang Bor 1. Hydraulic/Mechanical bored pile ring 2. Service Crane 3. Vibro Hammer 4. Peralatan Las 5. Peralatan Potong (oksigen dan LPG ) 6. Temporary Casing 7. Perlengkapan Bor (soil auger, bucket, rock auger, core barrel, chisel) 8. Accessoris (sorong tremie, pipa tremie, plat landasan, dll)

C. Proses Pelaksanaan Pekerjaan 1. Mesin bor yang digunakan dilengkapi dengan kelly bar dan soil auger. Mesin ini mempunyai kemampuan maksimum membuat tian bor sampai dengan kedalaman 40 meter. 2. Setelah mempersiapkan posisi/ titik yang akan di bor, mesin bergerak menuju titik, kemudian meletakan soil auger tetap dititik tersebut dan setting Kelly bar pada posisi vertikal 3. Pengeboran dapat dimulai pada pengeboran awal, maka segera dipasang preliminary casing panjang 3 6 meter pada lubang bagian atas. Pemasangan casing ini membantu juga dalam proses pengeboran pondasi tiang bor, karena dianggap sebagai leading sehingga prosses pengeboran pada kedalaman selanjutnya dapat tegak / lurus.

16

4. Setelah pegeboran menemukan air tanah, soil kesulitan mendapatkan tanah, maka perlu diganti dengan bore bucket yang mempunyai kemampuan menagkap/mengumpulkan tanah pengeboran,core diperlukan, keras/batu. 5. Prosses pengeboran dilanjutkan sampai dengan kedalaman yang direncanakan dan dikomfirmasikan kepada pengawas. 6. Setelah kedalaman tiang bor rencana sudah tercapai, maka dilaksnakan pembersihan lubang dengan cleaning bucket. Lubang sudah dianggap bersih jika bahan yang terangkat dalam cleaning bucket berupa ait. Praktis dasar lubang dinyatakan bersih/bebas dari endapan dan siap untuk melaksanakan pengecoran. barrel

jika dalam proses pengeboran menemukan lapisan tanah

D. Instalasi Besi Keranjang Tiang Bor (Reinforcement Cage) 1. Keranjang besi tiang bor di pabrikasi di area yang tidak jauh dari lokasi pengecoran dan dibuat per section sesuai dengan tinggi angkat maksimum service crane. Sehingga akan memudahkan proses handling keranjang besi ke dalam lubang bor. 2. Besi keranjang tiang bor yang sudah siap diangkat dan dimasukan ke dalam lubang bor dengan menggunakan service crane. Joint per section didambung dengan cara pengelasan. 3. Keranjang besi tinag bor terpsaang sesuai dengan cut off level yang telah direncanakan.

E. Proses Pengecoran Lubang Bor 1. Lubang yang sudah siap cor (kondisi besi keranjang tiang bor sudah terinstalisasi dalam lubang), kemudian dilaksanakan install pipa trimie, dimana panjang pipa trimie sesuai dengan kedalaman pipa. 2. Pesanlah beton siap pakai (concrete ready mix) yang mempunyai nilai slump 182 cm, agar beton dapat mengalir dengan mudah melalui pipa tremie yang berdiameter 8 = 20 cm. Setelah truk truck mixer beton tiba dilokasi proyek, pengecoran dapat segera di mulai. Beton lansung dituang

17

dari truck mixer menuju lubang tremie melalui corong tremie yang sudah disediakan. 3. Selama pengecoran berlansung dan terutama pada saat pemotongan pipa tremie, agar ujung dari pipa tremie yang bawah selalu dijaga terendam dibawah lapisan beton yang paling awal dituang kedalam lubang. 4. Penuangan beton dilajutkan sampai dengan 1.00 meter di atas cut off level. Maksudnya agar beton yang paling awal (yang terccampur dengan endapan lumpur) dapat terbuang. Selain itu untuk meyakinkan bahwa beton baik (tidak terkontaminasi) tercampur sampai dengan cut off level yang telah ditentukan. 5. Setelah proses pengecoran selesai, casing dicabut secara perlahan lahan. Hal ini untuk menjaga agar tidak terjadi kelongsoran (gap) antara besi keranjang bagian luar dan pinggir lubang, juga segresi dari beton sepanjang permukaan beton (shaff). 6. Apabila diperlukan, sebelum proses pencabutan casing selesai, lakukan pengisian casing sementara tersebut dengan beton secukupnya. Beton baru dalam casing diharapkan dapat mengalir kedalam ruang ruang kosong pada permukaan beton yang terjadi akibat pencabutan casing.

18

1.

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(g) Gambar 2.6 Metode Pelaksanaan Pondasi Bore pile :

(h)

( Metode Pekerjaan Pondasi Bore pile oleh PT WASKITA KARYA)

19

6. Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek

Ditinjau dari cara mendukung beban, tiang dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam (Hardiyatmo, 2002), yaitu : 1. Tiang dukung ujung (end bearing pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya ditentukan oleh tahanan ujung tiang. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zone tanah yang lunak yang berada diatas tanah keras. Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan dasar atau lapisan keras lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan tidak mengakibatkan penurunan berlebihan. Kapasitas tiang sepenuhnya ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang (Gambar 2.7a). 2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya (Gambar 2.7b). Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.

(a)

(b)

Gambar 2.7 Tiang ditinjau dari cara mendukung bebannya ( Hardiyatmo, 2002)