tugas puil

10
Bagian 9 Pengusahaan instalasi listrik 9.1 Ruang Lingkup Mengatur pengusahaan instalasi listrik yang meliputi perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta pengamanannya. 9.2 Izin 9.2.1 Setiap orang atau badan perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik harus mendapat izin kerja dari instansi yang berwenang. 9.2.2 Setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan rancangan instalasi yang dibuat oleh perancang yang mendapat izin kerja dari instansi yang berwenang. 9.3 Pelaporan Para petugas pelayanan instalasi diwajibkan untuk segera melaporkan secara tertulis kepada atasannya yang bertanggung jawab, segala kejadian dan keadaan yang mungkin membahayakan. 9.4 Proteksi pemasangan instalasi listrik 9.4.1 Pencegahan bahaya kebakaran 9.4.1.1 Instalasi listrik harus dirancang, dipasang dan digunakan demikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya kebakaran. 9.4.1.2 Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan demikian rupa sehingga penjalaran kebakaran dapat dicegah dan atau dibatasi. 9.4.1.3 Jika penyekat kebakaran tertembus oleh kabel, maka lubang sekitar kabel tersebut harus ditutup dengan bahan yang memenuhi syarat tahan api. 9.4.2 Perlengkapan listrik yang diperbaiki atau diganti 9.4.2.1 Jika karakteristik perlengkapan listrik berubah atau jika pelat tanda pengenal asli terlepas, maka harus dipasang pelat tanda pengenal baru dan tanda pengenal orang yang memperbaiki. 9.4.2.2 Jika perlengkapan listrik yang mempunyai kemampuan yang tepat tidak dapat diperoleh, maka harus digunakan perlengkapan listrik yang mempunyai kemampuan yang lebih besar. 9.4.3 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik 9.4.3.1 Periksa dan uji instalasi listrik yang selesai dipasang atau yang mengalami perubahan.

Upload: anggi-yoan-libowo

Post on 19-Jan-2017

91 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Bagian 9 Pengusahaan instalasi listrik

9.1 Ruang Lingkup

Mengatur pengusahaan instalasi listrik yang meliputi perancangan, pembangunan,

pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta

pengamanannya.

9.2 Izin 9.2.1 Setiap orang atau badan perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi

listrik harus mendapat izin kerja dari instansi yang berwenang.

9.2.2 Setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan rancangan instalasi yang dibuat oleh

perancang yang mendapat izin kerja dari instansi yang berwenang.

9.3 Pelaporan

Para petugas pelayanan instalasi diwajibkan untuk segera melaporkan secara tertulis kepada

atasannya yang bertanggung jawab, segala kejadian dan keadaan yang mungkin membahayakan.

9.4 Proteksi pemasangan instalasi listrik

9.4.1 Pencegahan bahaya kebakaran

9.4.1.1 Instalasi listrik harus dirancang, dipasang dan digunakan demikian rupa sehingga

tidak menimbulkan bahaya kebakaran.

9.4.1.2 Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan demikian rupa sehingga

penjalaran kebakaran dapat dicegah dan atau dibatasi.

9.4.1.3 Jika penyekat kebakaran tertembus oleh kabel, maka lubang sekitar kabel

tersebut harus ditutup dengan bahan yang memenuhi syarat tahan api.

9.4.2 Perlengkapan listrik yang diperbaiki atau diganti

9.4.2.1 Jika karakteristik perlengkapan listrik berubah atau

jika pelat tanda pengenal asli terlepas, maka harus dipasang pelat tanda pengenal

baru dan tanda pengenal orang yang memperbaiki.

9.4.2.2 Jika perlengkapan listrik yang mempunyai kemampuan yang tepat tidak dapat

diperoleh, maka harus digunakan perlengkapan listrik yang mempunyai kemampuan

yang lebih besar.

9.4.3 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik

9.4.3.1 Periksa dan uji instalasi listrik yang selesai dipasang atau yang mengalami

perubahan.

9.4.3.2

a) Berbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan.

b) Perlengkapan listrik yang dipasang.

c) Cara memasang perlengkapan listrik.

d) Polaritas.

e) Pembumian.

f) Resistans isolasi.

g) Kesinambungan sirkit.

h) Fungsi proteksi sistem instalasi listrik.

9.4.3.3 Semua perlengkapan pada instalasi listrik harus memenuhi standar yang berlaku.

9.4.4 Pemasangan Instalasi listrik harus disertai dengan gambar instalasi dan bila perlu disertai

pula dengan keterangan tentang cara melayani perlengkapan listrik.

9.4.5 Pemasangan papan dan tanda peringatan.

9.4.5.1 Pasang tanda peringatan terhadap perlengkapan listrik yang dapat membahayakan.

9.4.5.2 Setiap orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam ruang kerja listrik.

9.4.5.3 Papan dan tanda peringatan bahaya listrik untuk tegangan menengah harus

dilengkapi dengan tanda kilat berwarna merah.

9.4.5.4 Ukuran papan dan tanda peringatan sekurang-kurangnya 10 cm x 15 cm.

9.4.5.5 Kalimat peringatan harus ditulis dalam bahasa yang jelas dan dimengerti.

9.4.6 Pemasangan instrumen ukur dan gawai kendali.

9.4.6.1 Dalam instalasi listrik untuk pembangkitan atau pengubahan daya listrik harus ada

instrumen ukur dan gawai kendali yang baik dan tepat.

9.4.6.2 Instrumen ukur dan gawai kendali harus dipasang secara baik dan tepat.

9.4.6.3 Instrumen ukur dan gawai kendali pada PHB harus secara periodik dibaca atau

diperiksa.

9.4.6.4 Penghantar masuk untuk kumparan tegangan dari instrumen ukur dan gawai kendali

harus diberi proteksi.

9.5 Pemasangan instalasi listrik 9.5.1 Persyaratan umum pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan

harus memenuhi ketentuan peraturan.

9.5.2 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik.

9.5.2.1 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik harus mentaati

ketentuan dalam PUIL 2000.

9.5.2.2 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik harus

menggunakan tenaga kerja yang terlatih.

9.5.2.3 Perancang, pemasang dan pemeriksa instalasi listrik wajib memenuhi ketentuan

keselamatan dan kesehatan

9.5.3 Tenaga kerja.

9.5.3.1 Petugas instalasi listrik harus mengerti dan memahami peraturan kelistrikan dan

keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.

9.5.3.2 Orang yang mengawasi pemasangan instalasi listrik harus mengerti dan memahami

peraturan kelistrikan dan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.

9.5.3.3 Orang yang mengerjakan pemasangan instalasi listrik harus sehat jasmani dan rohani

serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan.

9.5.4 Tempat kerja pemasangan instalasi listrik.

9.5.4.1 Tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus memenuhi syarat keselamatan dan

kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9.5.4.2 Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus tersedia perkakas kerja,

perlengkapan keselamatan, perlengkapan pemadam api ringan, perlengkapan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, dan rambu-rambu kerja.

9.5.4.3 Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik apabila menggunakan perlengkapan

yang dapat menimbulkan kecelakaan atau kebakaran wajib dilakukan pengamanan optimal.

9.5.4.4 Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus selalu ada pengawas.

9.5.5 Pamasangan rambu bahaya dan papan pemberitahuan.

9.5.5.1 Tempat kerja pemasangan instalasi, yang dapat mengganggu ketertiban umum,

harus diberi rambu bahaya dan papan pemberitahuan yang menyebutkan dengan jelas

pekerjaan yang sedang berlangsung di situ serta bahaya yang mungkin ditimbulkannya, dan

harus dilingkupi pagar dan diterangi lampu pada tempat yang pencahayaannya kurang.

9.5.5.2 Dalam berbagai ruang kerja listrik yang berbahaya seperti bengkel, pabrik dan

sebagainya harus dipasang gambar instalasi listrik, papan peringatan dan tanda larangan,

poster keselamatan kerja, perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK),

perlengkapan pemadam kebakaran dan sebagainya.

9.5.6 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik.

9.5.6.1 Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, pelaksana pekerjaan

pemasangan instalasi tersebut harus secara tertulis memberitahukan kepada instansi yang

berwenang bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik, memenuhi syarat proteksi

sebagaimana diatur dalam PUIL 2000.

9.5.6.2 Hasil pemeriksaan dan pengujian instalasi menurut 9.4.3, harus dinyatakan secara

tertulis oleh pemeriksa dan penguji yang ditugaskan.

9.5.6.3 Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodik sesuai ketentuan/standar.

9.5.6.4 Meskipun instalasi listrik dinilai baik oleh instansi yang berwenang, pelaksana

instalasi listrik tetap terikat oleh ketentuan tersebut yang berlaku.

9.5.7 Uji coba instalasi listrik.

9.5.7.1 Instalasi yang telah diperiksa dan diuji harus diuji kembali dengan tegangan

kerjanya.

9.5.7.2 Pada waktu uji coba, semua piranti yang terpasang dan akan digunakan harus

dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun serempak sesuai dengan rancangan dan

tujuan penggunaannya.

9.5.7.3 Hasil pemeriksaan dan pengujian, harus dilaporkan dalam bentuk Berita Acara .

9.5.7.4 Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba itu harus

dihentikan dan hanya dapat diulang setelah instalasi diperbaiki.

9.5.8 Wewenang dan tanggung jawab.

9.5.8.1 Perancang suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rancangan instalasi listrik.

9.5.8.2 Pelaksana instalasi listrik bertanggung jawab atas pemasangan instalasi listrik sesuai

dengan rancangan instalasi listrik.

9.5.8.3 Jika terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh karena instalasi tersebut diubah dan

atau ditambah oleh pengguna instalasi atau pemasang instalasi lain.

9.5.8.4 Setiap pengguna instalasi listrik bertanggung jawab atas penggunaan yang aman.

9.5.8.5 Instansi yang berwenang berhak memerintahkan penghentian

penggunaan instalasi listrik yang dapat membahayakan keselamatan umum atau

keselamatan kerja.

9.6 Pengaturan instalasi bangunan bertingkat 9.6.1 PHB Utama untuk pengaturan seluruh instalasi gedung bertingkat sebaiknya

dipasang pada lantai jalan masuk gedung tersebut.

9.6.2 Pada setiap lantai gedung bertingkat harus dipasang sakelar masuk untuk

pengaturan seluruh instalasi pada lantai yang bersangkutan.

9.6.3 Pada setiap unit rumah tinggal dari setiap lantai harus dipasang sakelar masuk untuk

pengaturan instalasi unit rumah tinggal tersebut.

9.7 Pemasangan kabel tanah

9.7.1

a) Kesesuaian dengan tujuan penggunaannya.

b) Bukti pengesahan yang harus tertera padanya.

c) Kerusakannya sejauh yang dapat dilihat.

d) Resistans isolasinya.

9.7.2 Setelah kabel terpasang dalam parit galia, hal-hal berikut harus dilakukan:

a) Tanah dan pasir bakal penimbun kabel bebas dari benda tajam.

b) Kabel harus ditempatkan rambu kabel yang jelas, kokoh dan awet.

c) Kabel harus dilindungi dengan pelindung kabel seperti batu pelindung, pipa beton dan

pipa besi.

9.7.3 Untuk keselamatan manusia dan keandalan kabel tanah yang sudah ditanam,

sebelum kabel itu diberi tegangan kerja, resistans isolasinya harus diukur dan kabelnya diuji

pada tegangan ujinya.

9.8 Pemasangan penghantar udara tegangan rendah (TR) dan

tegangan menengah (TM)

9.8.1 Pada sambungan listrik berderet untuk beberapa bangunan terpisah dengan

sambungan dari suatu tiang jaringan tegangan rendah ke tiang atap bangunan pertama,

kemudian ke tiang atap bangunan kedua, dan seterusnya harus diperhatikan daya tahan

tiang atap bangunan terhadap tarikan kawat dan kemungkinan pembongkaran salah satu

bangunan antara.

9.8.2 Untuk menjaga keselamatan umum jika pembongkaran, jarak dari tiang jaringan tegangan

rendah ke tiang atap atau dari tiang atap ke tiang atap berikutnya tidak boleh lebih dari 30 m.

9.8.3 Bangunan berderet yang rapat, seperti antara lain rumah petak, dikecualikan dari ketentuan

dalam 9.8.2 di atas.

9.9 Keselamatan dalam pekerjaan 9.9.1 Memasuki ruang kerja listrik.

9.9.1.1 Seseorang yang memasuki ruang kerja listrik harus:

a) Mendapat izin dari petugas yang berwenang.

b) Ditemani paling sedikit oleh seorang.

c) Dalam keadaan jasmani dan rohani sehat, menggunakan pakaian kering, waspada

terhadap bahaya yang mungkin timbul, dan mengetahui dengan pasti apa yang akan

dilakukannya dalam ruang tersebut.

d) Membawa atau memakai perlengkapan pengaman yang diperlukan.

e) Memperhatikan rambu peringatan dan menjaga agar badan dan anggota badan berada

dalam jarak yang aman dari perlengkapan listrik yang bertegangan.

9.9.1.2 Ruang kerja listrik yang dimasuki harus mendapat penerangan yang cukup.

9.9.2 Bekerja pada keadaan tidak bertegangan

9.9.2.1 Perlengkapan listrik yang akan dikerjakan pada keadaan tidak bertegangan harus

dibebaskan dari tegangan.

9.9.2.2 Memastikan

bahwa perlengkapan yang akan dikerjakan telah bebas dari tegangan.

9.9.2.3 Perlengkapan yang akan dikerjakan harus dibumikan secara baik.

9.9.2.4 Orang yang ditugasi memimpin pekerjaan pembebasan tegangan, harus

mempunyai surat penugasan dari atasannya yang berwenang.

9.9.2.5 Pekerjaan baru boleh dilaksanakan jika syarat telah dipenuhi.

9.9.2.6 Sebelum melaksanakan pekerjaan, setiap sakelar/pemisah sirkit yang

memungkinkan penyaluran tegangan harus terkunci/digembok dan anak kuncinya harus

disimpan oleh petugas yang diberi wewenang untuk memimpin pekerjaan tersebut.

9.9.2.7 Jika transformator yang dihubungkan paralel hendak dibebaskan dari tegangan,

sakelar pada kedua sisi tegangan harus dibuka.

9.9.2.8 Bekerja pada travers jalur udara harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Tenaga kerja harus mendapat surat izin terlebih dahulu dari petugas yang

berwenang.

b) Bekerja harus selalu di bawah pengawasan seorang ahli yang berada di tempat

pekerjaan.

c) Sabuk pengaman harus dipakai.

9.9.2.9 Pada sirkit ganda, jika pekerjaan dilakukan pada salah satu sirkit sedangkan sirkit

yang lain masih bertegangan, masing-masing kawat penghantar pada sirkit yang dilakukan

pekerjaan, harus dihubungkan dengan penghantar pembumi pada kedua ujung sirkit dan

juga pada suatu tempat yang berdekatan dengan tempat akan dilakukan pekerjaan, dengan

maksud untuk menghindarkan terjadinya kejutan karena induksi dari sirkit listrik yang

bertegangan.

9.9.2.10 Membuang muatan listrik dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Jika pada perlengkapan listrik tersebut terpasang gawai pembumian permanen, muatan

listrik dapat dibuang menurut prosedur yang telah ditentukan.

b) Jika pada perlengkapan listrik tersebut tidak terpasang gawai pembumi, muatan listrik

dapat dibuang dengan cara yang ditentukan.

9.9.2.11 Sebelum suatu kabel tanah dipotong, orang yang diperintahkan memotong kabel

tanah itu harus sudah yakin bahwa kabel tanah tersebut telah bebas dari tegangan dan

kedua ujungnya telah dibumikan, dan ia juga harus telah melihat bahwa suatu paku besi

yang diikat dengan penghantar pembumi telah dipakukan dalam inti kabel tanah ditempat

dimana kabel tanah tersebut harus dipotong.

9.9.2.12 Jika melepas penghantar pembumi yang tidak permanen, maka yang dibuka

terlebih dahulu adalah ikatan pada perlengkapan listrik yang biasa bertegangan, dan

kemudian baru ikatan pada pembumi.

9.9.3 Bekerja pada keadaan bertegangan.

9.9.3.1 Syarat:

a) Tenaga kerja harus sedikit-dikitnya dua orang.

b) Tenaga kerja harus dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.

c) Tenaga kerja harus berdiri ditempat yang berisolasi.

d) Tenaga kerja harus menggunakan pengaman badan yang sesuai.

e) Semua perlengkapan harus diperiksa.

f) Keadaan cuaca harus baik.

9.9.3.2 Dilarang bekerja dalam keadaan bertegangan di:

a) Ruang dengan bahaya kebakaran atau bahaya ledakan.

b) Ruang lembab dan ruang sangat panas.

9.9.3.3 Pekerja dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan

telanjang meskipun ia telah membuat dirinya terisolasi dari bumi.

9.9.3.4 Untuk pelaksanaan pekerjaan pencabangan kabel tanah dalam keadaan

bertegangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) Tenaga kerja wajib memakai gawai pengaman.

b) Memotong selubung logam harus dengan perkakas khusus.

c) Jarak rambat antara ujung selubung logam setelah dipotong dan penghantar yang

isolasinya akan dikupas harus cukup.

d) Setiap inti kabel tanah harus dilapisi isolasi tambahan yang cukup.

9.9.4 Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan.

9.9.4.1 Jarak minimum aman dari perlengkapan yang bertegangan ialah batas jarak

terdekat orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh

perlengkapan tersebut.

9.9.4.2 Tenaga kerja yang bekerja di dekat tegangan yang lebih tinggi dari pada tegangan

perlengkapan yang sedang dikerjakannya harus tahu pasti bahwa perlengkapan tersebut

bebas dari kebocoran isolasi atau dari imbas yang membahayakan, dan perlengkapan itu

harus dibumikan.

9.9.4.3 Di dekat perlengkapan listrik yang bertegangan dilarang menggunakan pengukur

panjang atau tali dari logam, atau tali dengan anyaman benang logam.

9.9.4.4 Di dekat bagian bertegangan yang terbuka, dilarang menggunakan tangga kayu

atau tangga bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan

arus listrik.

9.9.4.5 Jika jarak aman kerja tidak dapat dipenuhi, tenaga

kerja harus menggunakan pengaman dari bahan isolasi yang secara listrik dapat menyekat

bagian yang bertegangan.

9.10 Pelayanan 9.10.1 Pelayanan.

9.10.1.1 Yang dimaksud dengan pelayanan instalasi listrik ialah segala kegiatan yang

mencakup antara lain menyalurkan, memindahkan, mengatur, membagi dan memutus

listrik.

9.10.1.2 Pelayanan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga aman.

9.10.1.3 Pasal ini berlaku bagi pelayanan instalasi listrik arus kuat.

9.10.2 Petugas pelayanan.

9.10.2.1 Pelayanan instalasi listrik harus dilakukan oleh tenaga kerja yang khusus.

9.10.2.2 Penanggung jawab ahli ialah seorang ahli yang ditunjuk oleh pengurus setempat.

9.10.2.3 Perlengkapan listrik yang bertegangan menengah atau tinggi harus dilayani

dengan menggunakan perkakas yang baik.

10.3 Ruang bebas Setiap bagian dimana harus diadakan pemeriksaan dan pelayanan, harus diatur demikian

rupa sehingga orang yang berwenang dapat leluasa menjalankan tugasnya.

9.10.4 Pengusahaan instalasi besar (di atas 200 kVA) harus

diselenggarakan dengan suatu organisasi yang baik dan tepat untuk melayani instalasi

tersebut, dan mempunyai seorang ahli yang terlatih sebagai penanggung jawab.

9.10.5 Cara membebaskan tegangan

9.10.5.1 Agar dapat bekerja dengan aman dibagian instalasi listrik yang memerlukan

kondisi tidak bertegangan, tindakan berikut harus dilakukan secara berturut.

9.10.5.2 Dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa, harta benda, atau instalasi

listrik, seseorang yang mengetahui tentang listrik tanpa memberitahukan kepada

petugas,dibenarkan mengambil tindakan cepat.

9.10.6 Mengamankan keadaan tidak bertegangan.

a) Diperiksa dan dipastikan.

b) Dibumikan.

c) Penghantar instalasi yang dibebaskan dari tegangan harus dibumikan secara efektif di

tempat pemutusan.

d) Pada pemutus dan pemisah yang mungkin memberikan tegangan kepada bagian

instalasi yang akan dibuat tidak bertegangan harus dipasang rambu peringatan.

e) Jika bagian instalasi yang harus dibuat tidak bertegangan mempunyai kemungkinan

mendapatkan aliran listrik dari sumber lain.

9.10.7 Cara memulihkan tegangan:

a) Semua gawai pembumi harus ditiadakan dan dihitung jumlahnya sesuai catatan.

b) Hubungan pembumian dari bagian yang dalam keadaan kerja bertegangan, harus

diputus, mula-mula pada bagian tersebut, baru kemudian pada pembumian.

c) Ahli yang bertanggung jawab atas pekerjaan atau pengawas, harus yakin bahwa semua

pekerjaan instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan aman untuk diberi tegangan listrik

kembali.

d) Penanggung jawab yang ahli harus tahu pasti bahwa semua tenaga kerja yang

bersangkutan telah meninggalkan tempat kerja mereka.

e) Semua patron pengaman lebur yang dikeluarkan harus dipasang kembali, dan pemisah

harus dimasukkan.

f) Saluran masuk dihubungkan kembali dan rambu peringatan dicabut.

9.11 Hal yang tidak dibenarkan dalam pelayanan. 9.11.1 Orang yang tidak berwenang dilarang melayani atau mendekati.

9.11.2 Dilarang melayani instalasi listrik tanpa perintah dari penanggung jawab.

9.11.3 Dilarang melayani instalasi listrik :

a) Seorang diri.

b) Dalam keadaan gelap.

c) Dalam keadaan badan atau pakaian basah.

d) Dalam keadaan jasmani dan rohani tidak sehat.

9.11.4 Pada instalasi rumah, seseorang yang mengerti listrik dapat melayani instalasi

listrik seorang diri.

9.12 Pemeliharaan. 9.12.1 Ketentuan.

9.12.1.1 Ruang lingkup pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan,

perawatan, perbaikan, dan uji

ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah ditentukan, agar keadaan instalasi

selalu baik dan bersih, penggunaannya aman, dan gangguan serta kerusakan mudah

diketahui, dicegah, atau diperkecil.

9.12.1.2 Ketentuan pemeliharaan.

9.12.1.2.1 Seluruh instalasi listrik harus

terpelihara dengan baik.

9.12.1.2.2 Karena instalasi mengalami keausan, penuaan atau kerusakan yang akan

mengganggu instalasi maka secara berkala instalasi harus diperiksa.

9.12.1.2.3 Isolasi pada waktunya harus disterilkan.

9.12.1.2.4 Perlengkapan tertentu harus secara berkala diperiksa dan diuji.

9.12.1.2.5 Dalam melaksanakan pemeliharaan tidak boleh menggunakan perkakas

kerja dari bahan yang magnetik dekat pada medan magnet perlengkapan listrik.

9.12.1.2.6 Pelindung dan pengaman, yang selama melaksanakan pemeliharaan

dibuka atau dipindahkan, harus segera dipasang kembali setelah pekerjaan selesai.

9.12.1.3 Pemeriksaan berkala.

9.12.1.3.1 Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan.

9.12.1.3.2 Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dibuat dalam laporan.

9.12.2 Gejala kerusakan isolasi dan gejala ketidakwajaran, yang dapat mengakibatkan bahaya atau

kerusakan, harus segera dicari penyebabnya dan diperbaiki atau diganti.

9.12.3 Penerangan di tempat perlengkapan listrik.

9.12.4 Pengingat.

9.12.5 Rambu peringatan.

9.13 Pemeliharaan ruang dan instalasi khusus. 9.13.1 Ruang dengan bahaya ledakan:

a) Tidak diizinkan mengadakan perbaikan dan perluasan instalasi pada keadaan bertegangan

kecuali untuk keadaan tertentu diatur lain.

b) Keadaan aman dari perlengkapan listrik harus tetap terpelihara dengan baik.

9.13.2 Bahan mudah terbakar jangan disimpan atau ditempatkan di daerah yang dapat

membahayakan instalasi listrik.

9.13.3 Instalasi darurat.

9.13.3.1 Instalasi listrik yang disiapkan untukmelayani keadaan darurat harus diperiksa dan

dicoba secara berkala.

9.13.3.2 Jika digunakan genset sebagai sumber tenaga listrik, ketentuan dalam 8.21 harus

dipenuhi.

9.13.4 Instalasi sementara.

Pemeliharaan semua instalasi listrik sementara di lapangan pembangunan, harus diawasi

oleh orang yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas keamanan menggunakan,

mengubah dan menambah instalasi.