tugas puil
TRANSCRIPT
Bagian 9 Pengusahaan instalasi listrik
9.1 Ruang Lingkup
Mengatur pengusahaan instalasi listrik yang meliputi perancangan, pembangunan,
pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta
pengamanannya.
9.2 Izin 9.2.1 Setiap orang atau badan perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi
listrik harus mendapat izin kerja dari instansi yang berwenang.
9.2.2 Setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan rancangan instalasi yang dibuat oleh
perancang yang mendapat izin kerja dari instansi yang berwenang.
9.3 Pelaporan
Para petugas pelayanan instalasi diwajibkan untuk segera melaporkan secara tertulis kepada
atasannya yang bertanggung jawab, segala kejadian dan keadaan yang mungkin membahayakan.
9.4 Proteksi pemasangan instalasi listrik
9.4.1 Pencegahan bahaya kebakaran
9.4.1.1 Instalasi listrik harus dirancang, dipasang dan digunakan demikian rupa sehingga
tidak menimbulkan bahaya kebakaran.
9.4.1.2 Pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan demikian rupa sehingga
penjalaran kebakaran dapat dicegah dan atau dibatasi.
9.4.1.3 Jika penyekat kebakaran tertembus oleh kabel, maka lubang sekitar kabel
tersebut harus ditutup dengan bahan yang memenuhi syarat tahan api.
9.4.2 Perlengkapan listrik yang diperbaiki atau diganti
9.4.2.1 Jika karakteristik perlengkapan listrik berubah atau
jika pelat tanda pengenal asli terlepas, maka harus dipasang pelat tanda pengenal
baru dan tanda pengenal orang yang memperbaiki.
9.4.2.2 Jika perlengkapan listrik yang mempunyai kemampuan yang tepat tidak dapat
diperoleh, maka harus digunakan perlengkapan listrik yang mempunyai kemampuan
yang lebih besar.
9.4.3 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik
9.4.3.1 Periksa dan uji instalasi listrik yang selesai dipasang atau yang mengalami
perubahan.
9.4.3.2
a) Berbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan.
b) Perlengkapan listrik yang dipasang.
c) Cara memasang perlengkapan listrik.
d) Polaritas.
e) Pembumian.
f) Resistans isolasi.
g) Kesinambungan sirkit.
h) Fungsi proteksi sistem instalasi listrik.
9.4.3.3 Semua perlengkapan pada instalasi listrik harus memenuhi standar yang berlaku.
9.4.4 Pemasangan Instalasi listrik harus disertai dengan gambar instalasi dan bila perlu disertai
pula dengan keterangan tentang cara melayani perlengkapan listrik.
9.4.5 Pemasangan papan dan tanda peringatan.
9.4.5.1 Pasang tanda peringatan terhadap perlengkapan listrik yang dapat membahayakan.
9.4.5.2 Setiap orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam ruang kerja listrik.
9.4.5.3 Papan dan tanda peringatan bahaya listrik untuk tegangan menengah harus
dilengkapi dengan tanda kilat berwarna merah.
9.4.5.4 Ukuran papan dan tanda peringatan sekurang-kurangnya 10 cm x 15 cm.
9.4.5.5 Kalimat peringatan harus ditulis dalam bahasa yang jelas dan dimengerti.
9.4.6 Pemasangan instrumen ukur dan gawai kendali.
9.4.6.1 Dalam instalasi listrik untuk pembangkitan atau pengubahan daya listrik harus ada
instrumen ukur dan gawai kendali yang baik dan tepat.
9.4.6.2 Instrumen ukur dan gawai kendali harus dipasang secara baik dan tepat.
9.4.6.3 Instrumen ukur dan gawai kendali pada PHB harus secara periodik dibaca atau
diperiksa.
9.4.6.4 Penghantar masuk untuk kumparan tegangan dari instrumen ukur dan gawai kendali
harus diberi proteksi.
9.5 Pemasangan instalasi listrik 9.5.1 Persyaratan umum pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan
harus memenuhi ketentuan peraturan.
9.5.2 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik.
9.5.2.1 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik harus mentaati
ketentuan dalam PUIL 2000.
9.5.2.2 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik harus
menggunakan tenaga kerja yang terlatih.
9.5.2.3 Perancang, pemasang dan pemeriksa instalasi listrik wajib memenuhi ketentuan
keselamatan dan kesehatan
9.5.3 Tenaga kerja.
9.5.3.1 Petugas instalasi listrik harus mengerti dan memahami peraturan kelistrikan dan
keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.
9.5.3.2 Orang yang mengawasi pemasangan instalasi listrik harus mengerti dan memahami
peraturan kelistrikan dan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.
9.5.3.3 Orang yang mengerjakan pemasangan instalasi listrik harus sehat jasmani dan rohani
serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan.
9.5.4 Tempat kerja pemasangan instalasi listrik.
9.5.4.1 Tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus memenuhi syarat keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9.5.4.2 Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus tersedia perkakas kerja,
perlengkapan keselamatan, perlengkapan pemadam api ringan, perlengkapan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, dan rambu-rambu kerja.
9.5.4.3 Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik apabila menggunakan perlengkapan
yang dapat menimbulkan kecelakaan atau kebakaran wajib dilakukan pengamanan optimal.
9.5.4.4 Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus selalu ada pengawas.
9.5.5 Pamasangan rambu bahaya dan papan pemberitahuan.
9.5.5.1 Tempat kerja pemasangan instalasi, yang dapat mengganggu ketertiban umum,
harus diberi rambu bahaya dan papan pemberitahuan yang menyebutkan dengan jelas
pekerjaan yang sedang berlangsung di situ serta bahaya yang mungkin ditimbulkannya, dan
harus dilingkupi pagar dan diterangi lampu pada tempat yang pencahayaannya kurang.
9.5.5.2 Dalam berbagai ruang kerja listrik yang berbahaya seperti bengkel, pabrik dan
sebagainya harus dipasang gambar instalasi listrik, papan peringatan dan tanda larangan,
poster keselamatan kerja, perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK),
perlengkapan pemadam kebakaran dan sebagainya.
9.5.6 Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik.
9.5.6.1 Jika pekerjaan pemasangan instalasi listrik telah selesai, pelaksana pekerjaan
pemasangan instalasi tersebut harus secara tertulis memberitahukan kepada instansi yang
berwenang bahwa pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik, memenuhi syarat proteksi
sebagaimana diatur dalam PUIL 2000.
9.5.6.2 Hasil pemeriksaan dan pengujian instalasi menurut 9.4.3, harus dinyatakan secara
tertulis oleh pemeriksa dan penguji yang ditugaskan.
9.5.6.3 Instalasi listrik harus diperiksa dan diuji secara periodik sesuai ketentuan/standar.
9.5.6.4 Meskipun instalasi listrik dinilai baik oleh instansi yang berwenang, pelaksana
instalasi listrik tetap terikat oleh ketentuan tersebut yang berlaku.
9.5.7 Uji coba instalasi listrik.
9.5.7.1 Instalasi yang telah diperiksa dan diuji harus diuji kembali dengan tegangan
kerjanya.
9.5.7.2 Pada waktu uji coba, semua piranti yang terpasang dan akan digunakan harus
dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun serempak sesuai dengan rancangan dan
tujuan penggunaannya.
9.5.7.3 Hasil pemeriksaan dan pengujian, harus dilaporkan dalam bentuk Berita Acara .
9.5.7.4 Jika uji coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba itu harus
dihentikan dan hanya dapat diulang setelah instalasi diperbaiki.
9.5.8 Wewenang dan tanggung jawab.
9.5.8.1 Perancang suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rancangan instalasi listrik.
9.5.8.2 Pelaksana instalasi listrik bertanggung jawab atas pemasangan instalasi listrik sesuai
dengan rancangan instalasi listrik.
9.5.8.3 Jika terjadi kecelakaan yang diakibatkan oleh karena instalasi tersebut diubah dan
atau ditambah oleh pengguna instalasi atau pemasang instalasi lain.
9.5.8.4 Setiap pengguna instalasi listrik bertanggung jawab atas penggunaan yang aman.
9.5.8.5 Instansi yang berwenang berhak memerintahkan penghentian
penggunaan instalasi listrik yang dapat membahayakan keselamatan umum atau
keselamatan kerja.
9.6 Pengaturan instalasi bangunan bertingkat 9.6.1 PHB Utama untuk pengaturan seluruh instalasi gedung bertingkat sebaiknya
dipasang pada lantai jalan masuk gedung tersebut.
9.6.2 Pada setiap lantai gedung bertingkat harus dipasang sakelar masuk untuk
pengaturan seluruh instalasi pada lantai yang bersangkutan.
9.6.3 Pada setiap unit rumah tinggal dari setiap lantai harus dipasang sakelar masuk untuk
pengaturan instalasi unit rumah tinggal tersebut.
9.7 Pemasangan kabel tanah
9.7.1
a) Kesesuaian dengan tujuan penggunaannya.
b) Bukti pengesahan yang harus tertera padanya.
c) Kerusakannya sejauh yang dapat dilihat.
d) Resistans isolasinya.
9.7.2 Setelah kabel terpasang dalam parit galia, hal-hal berikut harus dilakukan:
a) Tanah dan pasir bakal penimbun kabel bebas dari benda tajam.
b) Kabel harus ditempatkan rambu kabel yang jelas, kokoh dan awet.
c) Kabel harus dilindungi dengan pelindung kabel seperti batu pelindung, pipa beton dan
pipa besi.
9.7.3 Untuk keselamatan manusia dan keandalan kabel tanah yang sudah ditanam,
sebelum kabel itu diberi tegangan kerja, resistans isolasinya harus diukur dan kabelnya diuji
pada tegangan ujinya.
9.8 Pemasangan penghantar udara tegangan rendah (TR) dan
tegangan menengah (TM)
9.8.1 Pada sambungan listrik berderet untuk beberapa bangunan terpisah dengan
sambungan dari suatu tiang jaringan tegangan rendah ke tiang atap bangunan pertama,
kemudian ke tiang atap bangunan kedua, dan seterusnya harus diperhatikan daya tahan
tiang atap bangunan terhadap tarikan kawat dan kemungkinan pembongkaran salah satu
bangunan antara.
9.8.2 Untuk menjaga keselamatan umum jika pembongkaran, jarak dari tiang jaringan tegangan
rendah ke tiang atap atau dari tiang atap ke tiang atap berikutnya tidak boleh lebih dari 30 m.
9.8.3 Bangunan berderet yang rapat, seperti antara lain rumah petak, dikecualikan dari ketentuan
dalam 9.8.2 di atas.
9.9 Keselamatan dalam pekerjaan 9.9.1 Memasuki ruang kerja listrik.
9.9.1.1 Seseorang yang memasuki ruang kerja listrik harus:
a) Mendapat izin dari petugas yang berwenang.
b) Ditemani paling sedikit oleh seorang.
c) Dalam keadaan jasmani dan rohani sehat, menggunakan pakaian kering, waspada
terhadap bahaya yang mungkin timbul, dan mengetahui dengan pasti apa yang akan
dilakukannya dalam ruang tersebut.
d) Membawa atau memakai perlengkapan pengaman yang diperlukan.
e) Memperhatikan rambu peringatan dan menjaga agar badan dan anggota badan berada
dalam jarak yang aman dari perlengkapan listrik yang bertegangan.
9.9.1.2 Ruang kerja listrik yang dimasuki harus mendapat penerangan yang cukup.
9.9.2 Bekerja pada keadaan tidak bertegangan
9.9.2.1 Perlengkapan listrik yang akan dikerjakan pada keadaan tidak bertegangan harus
dibebaskan dari tegangan.
9.9.2.2 Memastikan
bahwa perlengkapan yang akan dikerjakan telah bebas dari tegangan.
9.9.2.3 Perlengkapan yang akan dikerjakan harus dibumikan secara baik.
9.9.2.4 Orang yang ditugasi memimpin pekerjaan pembebasan tegangan, harus
mempunyai surat penugasan dari atasannya yang berwenang.
9.9.2.5 Pekerjaan baru boleh dilaksanakan jika syarat telah dipenuhi.
9.9.2.6 Sebelum melaksanakan pekerjaan, setiap sakelar/pemisah sirkit yang
memungkinkan penyaluran tegangan harus terkunci/digembok dan anak kuncinya harus
disimpan oleh petugas yang diberi wewenang untuk memimpin pekerjaan tersebut.
9.9.2.7 Jika transformator yang dihubungkan paralel hendak dibebaskan dari tegangan,
sakelar pada kedua sisi tegangan harus dibuka.
9.9.2.8 Bekerja pada travers jalur udara harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Tenaga kerja harus mendapat surat izin terlebih dahulu dari petugas yang
berwenang.
b) Bekerja harus selalu di bawah pengawasan seorang ahli yang berada di tempat
pekerjaan.
c) Sabuk pengaman harus dipakai.
9.9.2.9 Pada sirkit ganda, jika pekerjaan dilakukan pada salah satu sirkit sedangkan sirkit
yang lain masih bertegangan, masing-masing kawat penghantar pada sirkit yang dilakukan
pekerjaan, harus dihubungkan dengan penghantar pembumi pada kedua ujung sirkit dan
juga pada suatu tempat yang berdekatan dengan tempat akan dilakukan pekerjaan, dengan
maksud untuk menghindarkan terjadinya kejutan karena induksi dari sirkit listrik yang
bertegangan.
9.9.2.10 Membuang muatan listrik dapat dilakukan sebagai berikut:
a) Jika pada perlengkapan listrik tersebut terpasang gawai pembumian permanen, muatan
listrik dapat dibuang menurut prosedur yang telah ditentukan.
b) Jika pada perlengkapan listrik tersebut tidak terpasang gawai pembumi, muatan listrik
dapat dibuang dengan cara yang ditentukan.
9.9.2.11 Sebelum suatu kabel tanah dipotong, orang yang diperintahkan memotong kabel
tanah itu harus sudah yakin bahwa kabel tanah tersebut telah bebas dari tegangan dan
kedua ujungnya telah dibumikan, dan ia juga harus telah melihat bahwa suatu paku besi
yang diikat dengan penghantar pembumi telah dipakukan dalam inti kabel tanah ditempat
dimana kabel tanah tersebut harus dipotong.
9.9.2.12 Jika melepas penghantar pembumi yang tidak permanen, maka yang dibuka
terlebih dahulu adalah ikatan pada perlengkapan listrik yang biasa bertegangan, dan
kemudian baru ikatan pada pembumi.
9.9.3 Bekerja pada keadaan bertegangan.
9.9.3.1 Syarat:
a) Tenaga kerja harus sedikit-dikitnya dua orang.
b) Tenaga kerja harus dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
c) Tenaga kerja harus berdiri ditempat yang berisolasi.
d) Tenaga kerja harus menggunakan pengaman badan yang sesuai.
e) Semua perlengkapan harus diperiksa.
f) Keadaan cuaca harus baik.
9.9.3.2 Dilarang bekerja dalam keadaan bertegangan di:
a) Ruang dengan bahaya kebakaran atau bahaya ledakan.
b) Ruang lembab dan ruang sangat panas.
9.9.3.3 Pekerja dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan
telanjang meskipun ia telah membuat dirinya terisolasi dari bumi.
9.9.3.4 Untuk pelaksanaan pekerjaan pencabangan kabel tanah dalam keadaan
bertegangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Tenaga kerja wajib memakai gawai pengaman.
b) Memotong selubung logam harus dengan perkakas khusus.
c) Jarak rambat antara ujung selubung logam setelah dipotong dan penghantar yang
isolasinya akan dikupas harus cukup.
d) Setiap inti kabel tanah harus dilapisi isolasi tambahan yang cukup.
9.9.4 Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan.
9.9.4.1 Jarak minimum aman dari perlengkapan yang bertegangan ialah batas jarak
terdekat orang dapat bekerja dengan aman dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
perlengkapan tersebut.
9.9.4.2 Tenaga kerja yang bekerja di dekat tegangan yang lebih tinggi dari pada tegangan
perlengkapan yang sedang dikerjakannya harus tahu pasti bahwa perlengkapan tersebut
bebas dari kebocoran isolasi atau dari imbas yang membahayakan, dan perlengkapan itu
harus dibumikan.
9.9.4.3 Di dekat perlengkapan listrik yang bertegangan dilarang menggunakan pengukur
panjang atau tali dari logam, atau tali dengan anyaman benang logam.
9.9.4.4 Di dekat bagian bertegangan yang terbuka, dilarang menggunakan tangga kayu
atau tangga bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan
arus listrik.
9.9.4.5 Jika jarak aman kerja tidak dapat dipenuhi, tenaga
kerja harus menggunakan pengaman dari bahan isolasi yang secara listrik dapat menyekat
bagian yang bertegangan.
9.10 Pelayanan 9.10.1 Pelayanan.
9.10.1.1 Yang dimaksud dengan pelayanan instalasi listrik ialah segala kegiatan yang
mencakup antara lain menyalurkan, memindahkan, mengatur, membagi dan memutus
listrik.
9.10.1.2 Pelayanan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga aman.
9.10.1.3 Pasal ini berlaku bagi pelayanan instalasi listrik arus kuat.
9.10.2 Petugas pelayanan.
9.10.2.1 Pelayanan instalasi listrik harus dilakukan oleh tenaga kerja yang khusus.
9.10.2.2 Penanggung jawab ahli ialah seorang ahli yang ditunjuk oleh pengurus setempat.
9.10.2.3 Perlengkapan listrik yang bertegangan menengah atau tinggi harus dilayani
dengan menggunakan perkakas yang baik.
10.3 Ruang bebas Setiap bagian dimana harus diadakan pemeriksaan dan pelayanan, harus diatur demikian
rupa sehingga orang yang berwenang dapat leluasa menjalankan tugasnya.
9.10.4 Pengusahaan instalasi besar (di atas 200 kVA) harus
diselenggarakan dengan suatu organisasi yang baik dan tepat untuk melayani instalasi
tersebut, dan mempunyai seorang ahli yang terlatih sebagai penanggung jawab.
9.10.5 Cara membebaskan tegangan
9.10.5.1 Agar dapat bekerja dengan aman dibagian instalasi listrik yang memerlukan
kondisi tidak bertegangan, tindakan berikut harus dilakukan secara berturut.
9.10.5.2 Dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa, harta benda, atau instalasi
listrik, seseorang yang mengetahui tentang listrik tanpa memberitahukan kepada
petugas,dibenarkan mengambil tindakan cepat.
9.10.6 Mengamankan keadaan tidak bertegangan.
a) Diperiksa dan dipastikan.
b) Dibumikan.
c) Penghantar instalasi yang dibebaskan dari tegangan harus dibumikan secara efektif di
tempat pemutusan.
d) Pada pemutus dan pemisah yang mungkin memberikan tegangan kepada bagian
instalasi yang akan dibuat tidak bertegangan harus dipasang rambu peringatan.
e) Jika bagian instalasi yang harus dibuat tidak bertegangan mempunyai kemungkinan
mendapatkan aliran listrik dari sumber lain.
9.10.7 Cara memulihkan tegangan:
a) Semua gawai pembumi harus ditiadakan dan dihitung jumlahnya sesuai catatan.
b) Hubungan pembumian dari bagian yang dalam keadaan kerja bertegangan, harus
diputus, mula-mula pada bagian tersebut, baru kemudian pada pembumian.
c) Ahli yang bertanggung jawab atas pekerjaan atau pengawas, harus yakin bahwa semua
pekerjaan instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan aman untuk diberi tegangan listrik
kembali.
d) Penanggung jawab yang ahli harus tahu pasti bahwa semua tenaga kerja yang
bersangkutan telah meninggalkan tempat kerja mereka.
e) Semua patron pengaman lebur yang dikeluarkan harus dipasang kembali, dan pemisah
harus dimasukkan.
f) Saluran masuk dihubungkan kembali dan rambu peringatan dicabut.
9.11 Hal yang tidak dibenarkan dalam pelayanan. 9.11.1 Orang yang tidak berwenang dilarang melayani atau mendekati.
9.11.2 Dilarang melayani instalasi listrik tanpa perintah dari penanggung jawab.
9.11.3 Dilarang melayani instalasi listrik :
a) Seorang diri.
b) Dalam keadaan gelap.
c) Dalam keadaan badan atau pakaian basah.
d) Dalam keadaan jasmani dan rohani tidak sehat.
9.11.4 Pada instalasi rumah, seseorang yang mengerti listrik dapat melayani instalasi
listrik seorang diri.
9.12 Pemeliharaan. 9.12.1 Ketentuan.
9.12.1.1 Ruang lingkup pemeliharaan instalasi listrik meliputi program pemeriksaan,
perawatan, perbaikan, dan uji
ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah ditentukan, agar keadaan instalasi
selalu baik dan bersih, penggunaannya aman, dan gangguan serta kerusakan mudah
diketahui, dicegah, atau diperkecil.
9.12.1.2 Ketentuan pemeliharaan.
9.12.1.2.1 Seluruh instalasi listrik harus
terpelihara dengan baik.
9.12.1.2.2 Karena instalasi mengalami keausan, penuaan atau kerusakan yang akan
mengganggu instalasi maka secara berkala instalasi harus diperiksa.
9.12.1.2.3 Isolasi pada waktunya harus disterilkan.
9.12.1.2.4 Perlengkapan tertentu harus secara berkala diperiksa dan diuji.
9.12.1.2.5 Dalam melaksanakan pemeliharaan tidak boleh menggunakan perkakas
kerja dari bahan yang magnetik dekat pada medan magnet perlengkapan listrik.
9.12.1.2.6 Pelindung dan pengaman, yang selama melaksanakan pemeliharaan
dibuka atau dipindahkan, harus segera dipasang kembali setelah pekerjaan selesai.
9.12.1.3 Pemeriksaan berkala.
9.12.1.3.1 Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan.
9.12.1.3.2 Hasil pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dibuat dalam laporan.
9.12.2 Gejala kerusakan isolasi dan gejala ketidakwajaran, yang dapat mengakibatkan bahaya atau
kerusakan, harus segera dicari penyebabnya dan diperbaiki atau diganti.
9.12.3 Penerangan di tempat perlengkapan listrik.
9.12.4 Pengingat.
9.12.5 Rambu peringatan.
9.13 Pemeliharaan ruang dan instalasi khusus. 9.13.1 Ruang dengan bahaya ledakan:
a) Tidak diizinkan mengadakan perbaikan dan perluasan instalasi pada keadaan bertegangan
kecuali untuk keadaan tertentu diatur lain.
b) Keadaan aman dari perlengkapan listrik harus tetap terpelihara dengan baik.
9.13.2 Bahan mudah terbakar jangan disimpan atau ditempatkan di daerah yang dapat
membahayakan instalasi listrik.
9.13.3 Instalasi darurat.
9.13.3.1 Instalasi listrik yang disiapkan untukmelayani keadaan darurat harus diperiksa dan
dicoba secara berkala.
9.13.3.2 Jika digunakan genset sebagai sumber tenaga listrik, ketentuan dalam 8.21 harus
dipenuhi.
9.13.4 Instalasi sementara.
Pemeliharaan semua instalasi listrik sementara di lapangan pembangunan, harus diawasi
oleh orang yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas keamanan menggunakan,
mengubah dan menambah instalasi.