tugas profesi keguruan

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar). Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang melimpah, tetapi terletak pada sumber daya alam yang berkualitas. Sumber daya alam Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 1

Upload: ayrin-ren-edogawa

Post on 28-Jun-2015

270 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas profesi keguruan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 pasal 3

dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka

dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar

kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan

siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990

tentang Pendidikan Dasar). 

Pendidikan dasar merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan

pendidikan nasional. Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada

sumber daya alam yang melimpah, tetapi terletak pada sumber daya alam yang

berkualitas. Sumber daya alam yang berkualitas adalah sumber daya manusia,

maka diperlukan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai

kekayaan negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan

bangsa. 

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam

proses pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan proses

pendidikan, adalah proses interaksi antara masukan alat dan masukan mentah.

Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat adalah

tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media

pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan, sistem

penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 1

Page 2: tugas profesi keguruan

persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat

tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah

yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang

layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani

oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut. 

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 2

Page 3: tugas profesi keguruan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian bimbingan

Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan

supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi di dalam kehidupannya (Oemar Hamalik, 2000:193). 

Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu

perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara

maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi

dirinya maupun bagi masyarakat (Tim Pengembangan MKDK IKIP

Semarang, 1990:11). 

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa

bimbingan dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk bantuan yang

diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya

seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self

understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self

direction), dan merealisasikan dirinya (self realization). 

Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui

wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang

mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106). 

Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang

supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk

dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan

datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39). Ciri-ciri pokok konseling, yaitu: 

1. adanya bantuan dari seorang ahli, 

2. proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling, 

3. bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar

memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah

guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 3

Page 4: tugas profesi keguruan

B. Program Bimbingan di Sekolah

Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif

bila mana dimulai dari adanya program yang disusun dengan baik. Program

bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka

pemberian layanan bimbingan dan konseling.

1. Pengertian program Bimbingan

Menurut pendapat Hotch dan Costor yg dikutip oleh Gipson dan

Mitchel (1981) program bimbingan dan konseling adalah suatu program

yang memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu

inddividu dalam mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu

menyangkut dua factor, yaitu: (1). Factor pelaksana atau orang yang akan

memberikan bimbingan dan (2). Factor-faktor yang berkaitan dengan

perlengkapan, metode, bentuk layanan siswa-siswa, dan sebagainya, yang

mempunyai kaitan dengan kegiatan bimbingan (Abu Ahmadi, 1977).

Rochman Natawidjaja dan moh. Surya (1985) menyatakan

bahwa program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan

memberikan banyak keuntungan seperti:

a. Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami perananya

masing-masing dan mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus

melakukan upaya secara tetap

b. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang

sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan

siswa yang dibimbingnya.

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi

bimbingan dan konseling, yaitu: 

a. Fungsi penyaluran ( distributif ) 

Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu

menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program

pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 4

Page 5: tugas profesi keguruan

jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan

bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu

fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di

sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok

belajar, dan lain-lain. 

b. Fungsi penyesuaian ( adjustif ) 

Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa

untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai

teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu

menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-

kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha

mengembangkan dirinya secara optimal. 

c. Fungsi adaptasi ( adaptif ) 

Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf

sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran

dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi

ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan

minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru.

Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman

belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh

pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan

dan minat (Sugiyo, 1987:14) 

3. Langkah-Langkah penyususnan program Bimbingan

Rochman Natawidtjaja dan Moh.Surya mengutip langkah-langkah

penyusunan program bimbingan yang dikemukakan oleh Miller. Surya

(1985) seperti berikut:

a. Tahap persiapan

b. Pertemuan-pertemuan pemulaan dengan para konselor yang telah

ditunjuuk oleh pemimpin sekolah

c. Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program

bimbingan

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 5

Page 6: tugas profesi keguruan

d. Pembentukan panitia penyelenggaraan program

4. Variasi Program Bimbingan menurut jenjang pendidikan

Winkel (1991) memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan

dalam menyusun program bimbingan ditingkat pendidikan tertentu, yaitu:

a. Menyusun tujuan jenjang pendidikan tertentu, seperti yang telah

dirumuskan.

b. Menyusun tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan.

c. Menyusun pola dasar yang telah dipedomani dalam memberikan

layanan.

d. Menentukan komponen-komponen bimbingan yang telah

diprioritaskan.

e. Menentukan bimbingan yang sebaiknya diutamakan.

f. Menentukan tenaga-tenaga bimbingan yang dapat dimanfaatkan.

Selain itu, program bimbingan hendaknya disesuaikan dengan individu

yang hendak dilayani, misalnya:

a. Pendidikan taman kanak-kanak.

b. Program bimbingan disekolah dasar.

c. Program bimbingan dilanjutan tingkat pertama.

d. Program bimbingan dilanjutan tingkat atas.

e. Program bimbingan diperguruan tinggi.

5. Tenaga Bimbingan di Sekolah Beserta Fungsi dan Perananya

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagaian yang

integral dari keseluruhan proses pendidikan disekolah. Oleh kaerna itu,

pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah menjadi tanggung jawab

bersama antara personil sekolah, yaitu: kepala sekolah, guru-guru, wali

kelas dan petugas lainnya. (Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya, 1985).

Misalnya, ada seorang siswa yang memperoleh presyasi belajar rendah.

Setelah dideteksi ternyata factor penyebabbnya adalah ketidak mampuanya

untuk berkonsentrasi dalam belajar, kaerna hubungan dengan kedua orang

tuanya tidak harmonis, atau bayaran uang sekolahnya tidak beres. Dia

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 6

Page 7: tugas profesi keguruan

perlu pengajaran perbaikan, kaerna penguasaan materi jauh ketinggalan

dari teman-temannya, tetapi bersamaan itu masalah lingkungannya juga

perlu diintervensi dengan usaha bersama dengan pihak terkait.

Gambaran masalah ini menunjukkan bahwa penanganan masalah

siswa perlu melibatkan kepala sekolah (untuk masalah uang sekolah),

konselor (untuk masalah hubungan dengan orang tua), dan guru (untuk

pengajaran perbaikan). Dengan demikian perlu diadakanya keterpaduan

diantara personel sekolah dalam pelaksanaan bimbingan.

6. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling disekolah

merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Program bimbingan disekolah

merupakan bagaian yang berintegrasi dengan seluruh kegiatan pendidikan.

Dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C dinyatakan bahwa kepala

sekolah berperan langsung sebagai kordinator bimbingan dan berwenang

untuk menentukan garis kebijaksanaan bimbingan sedangkan konselor

merupakan pembantu kepala sekolah yang bertanggung jawab kepada

kepala sekolah.

7. Mekanisme Implementasi Program bimbingan dan Konseling di

Sekolah

Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah,

konselor beserta personel lainnya perlu memperhatikan komponen

kegiatan sebagai berikut:

a. Komponen Pemrosesan Data

b. Komponen Kegiatan Pemberian Informasi

c. Komponen Kegiatan Konseling

d. Komponen Pelaksana

e. Komponen Metode atau Alat

f. Komponen Waktu Kegiatan

g. Komponen Sumber Data

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 7

Page 8: tugas profesi keguruan

C. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah

Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat

dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas

Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas

yang harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan tugas ini

dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan

bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya

kegiatan itu. Prilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan muridnya,

misalnya guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang,

hubungan guru dan siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk

mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu

menjadi terbatas, dan sebagainya. Oleh kaerna itu, guru harus dapat

menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar.

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar.

Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat

penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran

yang dirumuskan. 

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru

dalam kegiatan BK, yaitu: 

a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar

informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi

kegiatan akademik maupun umum. 

b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,

jadwal pelajaran dan lain-lain. 

c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan

serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,

menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)

sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 8

Page 9: tugas profesi keguruan

d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 

e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar. 

f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan dan pengetahuan. 

g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam

proses belajar-mengajar. 

h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 

i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik

dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga

dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. 

2. Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di luar Kelas

Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas, dalam

kegiatan proses belajar mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga

kegiatan-kegiatan bimbingan diluar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu

antara lain:

a. Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)

b. Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa

c. Melakukan kunjungan rumah (home visit)

d. Menyelenggarakan kelompok belajar

D. Kerja Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar perlu adanya kerja

sama antara guru dengan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan bimbingan disekolah

perlu dukungan atau bantuan guru. Karena layanan bimbingan disekolah akan

lebih efektif bila guru dapat bekerja sama dengan konselor sekolah dalam

proses pembelajaran. Konselor mempunyai keterbatasan dalam hal yang

berkaitan dengan: (1) kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa (2)

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 9

Page 10: tugas profesi keguruan

keterbatasan konselor tidak memungkinkan dapat memberikan semua layanan

seperti, memberikan pengajaran perbaikan untuk study tertentu.

Dilain pihak guru juga mempunyai keterbatasan. Menurut Koestor

partowisastro (1982) keterbatasan seorang guru antara lain adalah:

1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah siswa yang bermacam-

macam, kaerna guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu

2. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi

ditambah tugas yang banyak untuk memecahkan berbagai masalah siswa.

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 10

Page 11: tugas profesi keguruan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru kelas dalam

pelaksanaan Bimbingan Konseling di Sekolah sangat penting sekali. Sejalan

diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi, guru kelas mempunyai

peran yang sentral dalam kegiatan BK. Peran tersebut mencakupi peran sebagai

informator, organisator, motivator, director, inisiator, transmitter, fasilitator,

mediator, dan evaluator. Peran tersebut tidak dapat berjalan sendiri-sendiri,

namun merupakan sebuah sistem yang saling melengkapi dalam kegiatan

Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis

Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan

bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan

tercapai dengan baik apabila tidak memiliki sistem pengelolaan yang bermutu.

Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Untuk itu

diperlukan guru pembimbing yang profesional dalam mengelola kegiatan

Bimbingan Konseling berbasis kompetensi di sekolah. 

B. Saran

Sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan,

tentunya kita diorientasikan untuk menjadi guru di masa yang akan datang,

maka hendaknya disamping kita bisa memahami segala materi pembelajaran

yang akan kita berikan kepada anak didik kita hendaknya kita juga sanggup

untuk memebrikan bimbingan dan konseling kepada para peserta didik kita

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 11

Page 12: tugas profesi keguruan

DAFTAR PUSTAKA

re-searchengines.com/rustanti40708.html. (30-11-2010. 20.30)

Soetjipto, dkk. Profesi Keguruan. 2009. Jakarta: rieneka cipta.

Sugiyo, dkk. 1987. Bimbingan dan Konseling Sekolah. Semarang: FIP IKIP Semarang. 

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Tamita Jaya Utama.

Profesi Keguruan. Pend ADM. Perkantoran Vb | 12