tugas pe
TRANSCRIPT
JURNAL SEMINAR
Effect of peel and seed removal on the nutritional value andantioxidant activity of tomato (Lycopersicon esculentum L.) fruits
DISUSUN OLEH:
BERLIANA DWITASARI NABABAN
A1F011038
DOSEN PENGAMPU:
1. WIWIT, M.Si
2. ELVINAWATI, M.Si
3. Dr.M. LUTFI FIRDAUS, M.T
4. I NYOMAN CANDRA, M.Sc
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, dan karunia-
Nyasehingga saya dapat menyelesaikan makalah seminar sebagai syarat untuk mengikuti
mata kuliah seminar dengan judul Effect of peel and seed removal on the nutritional value
andantioxidant activity of tomato (Lycopersicon esculentum L.) fruits.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah seminar dan
seluruh pihak yang telah membantu saya sehingga terselesainya penyusunan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan maupun pedoman untuk dapat menambah wawasan
dan pengetahuan serta informasi bagi masyarakat luas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini .
Bengkulu, Maret 2014
Penulis
Berliana D Nababan
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
Daftar Gambar ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 21.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 21.4 Batasan Masalah ............................................................................................................ 21.5 Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tumbuhan Tomat............................................................................................................ 32.2 Karotenoid ...................................................................................................................... 42.3 Antioksidan..................................................................................................................... 42.4 Likopen ........................................................................................................................... 62.5 Spektrofotometri UV-VIS .............................................................................................. 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Bahan .............................................................................................................................. 103.2 Sampel ............................................................................................................................ 103.3 Karakterisasi Fisikokimia ............................................................................................... 103.4 Penentuan Senyawa Antioksidan ................................................................................... 113.5 Aktivitas Antioksidan .................................................................................................... 123.6 Analisis Statistik ............................................................................................................. 13
BAB IV PEMBAHASAN4.1 Parameter Fisikokimia .................................................................................................... 144.2 Senyawa Bioaktif............................................................................................................ 154.3 Kapasitas Antioksidan .................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 195.2 Saran .............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tanaman Teh ........................................................................................................... 3
Gambar 2. Komponen UV-VIS ................................................................................................ 7
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan likopen buah segar dan olahan pada tomat ............................................... 6
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Buah tomat (Lycopersicum esculentum L) adalah buah khas Amerika, terdiri dari
berbagai bentuk. Tomat memiliki berbagai vitamin dan senyawa anti penyakit yang baik bagi
kesehatan, terutama Likopen. Tomat mengandung lemak dan kalori dalam jumlah rendah,
bebas kolesterol, dan merupakan sumber serat dan protein yang baik. Selain itu, tomat kaya
akan vitamin A dan C, beta-karoten, kalium dan antioksidan likopen.
Kebanyakan tomat dikonsumsi dalam bentuk bubur atau dimasak yang mana kulit dan
biji umumnya dihilangkan. Ini merupakan hal yang lumrah dimana buah-buahan bila
memungkinkan di kupas terlebih dahulu tetapi biasanya pada kulit dan biji inilah banyak
terdapat kandungan protein, karbohidrat, lipid, mineral, lain sebagainyanya.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kulit dari buah tomat mengandung fenolat,
flavonoid, likopen, asam askorbat dan aktivitas antioksidan yang lebih banyak dari pada yang
terdapat pada biji. Hasil ini membuat para peneliti ingin meneliti tentang kulit buah tomat
sebagai sarana untuk meningkatkan nilai gizi pada pasta tomat dan untuk meningkatkan
asupan karotenoid (Reboul et al., 2005). Selain merupakan sumber nutrisi yang berharga kulit
tomat juga sebagai organ pelindung dimana memelihara integritas fisik tomat dan mencegah
kerusakan daging.
Biji tomat dapat dimakan dan kaya akan senyawa bioaktif dan mineral namun
biasanya sering dibuang. Studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi gel alam yang
ditemukan di biji tomat dapat membantu menjaga sirkulasi darah yang sehat dengan
mencegah pembekuan pada darah. Dengan berkembangnya pola konsumsi masyarakat,
tomat tidak saja dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk aneka poduk
olahan seperti pasta tomat, jus, bubur dan sebagainya.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengupasan kulit dan penghilangan biji di
dalam buah tomat dapat mempengaruhi kualitas sebagai bahan makanan, khususnya
mengenai antioksidan peneliti berusaha untuk menjelaskannya dengan mengambil empat
kultivar buah tomat yang diproduksi di Northern Portugal, yaitu, Cereja, chucha, rama dan
redondo.
2
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah
1. Apa saja kandungan senyawa bioaktif di dalam buah tomat?
2. Bagaimana sifat fisikokimia dan aktivitas antioksidan terhadap pengupasan kulit
dan penghilangan biji pada buah tomat?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif di dalam buah tomat
2. Untuk mengetahui sifat fisikokimia dan aktivitas antioksidan terhadap pengupasan
kulit dan penghilangan biji pada buah tomat.
1.4 Batasan Masalah
1. Sampel dari empat kultivar buah tomat diproduksi di Northern Portugal, yaitu,
Cereja, chucha, rama dan redondo.
2. 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) diperoleh dari Sigma-Aldrich (St Louis,
MO, USA). Metanol, reagen Folin-Ciocalteu, natrium hidroksida, asam linoleat,
dan asam galat dibeli dari Panreac Química SLU (Barcelona, Spanyol).
1.5 Manfaat Penulisan
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat tentang nilai gizi dalam buah tomat yang sangat penting. Juga, dapat
mengetahui kegunaan buah tomat sebagai alternatif bahan antioksidan yang penting
bagi tubuh.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tomat
2.1.1 Tanaman Tomat
Tomat (Lycopersicum esculentum L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang
berpotensi multiguna untuk diolah sebagai produk pangan. Buah tomat tergolong komoditas
yang sangat mudah rusak. Hal ini disebabkan karena memiliki kadar air yang tinggi yaitu lebih
dari 93%, yang mengakibatkan umur simpan pendek, susut bobot tinggi akibat penguapan,
perubahan fisik cepat, serta perubahan fisikokimia.
Kerusakan buah tomat berpengaruh terhadap tingkat kesegaran, selain berakibat terhadap
penurunan mutu fisik, Kerusakan juga menyebabkan penurunan nilai gizi, untuk mengatasinya
tomat perlu diolah lebih lanjut. Tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya
hanya untuk satu kali periode panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang
bisa mencapai 2 meter
Gambar 1. Tanaman tomat
Sumber : wikipedia.org
2.1.2 Taksonomi Tanaman Tomat
Secara taksonomi, tanaman tomat menurut para ahli botani digolongkan sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Trachebionta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
4
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : Solanum Lycopersicum
Nama binomial : lycopersicon esculentum L.
2.1.3 Manfaat Buah Tomat
Buah tomat dimanfaatkan terutama untuk bumbu masakan sehari-hari, juga bahan baku
industri saus tomat, dimakan segar, diawetkan dalam kaleng, dan berbagai macam bahan
makanan bergizi lainnya. Konsumsi satu buah tomat masak setiap hari selama beberapa bulan,
sangat baik bagi orang yang sedang diet. Komsumsi tomat secara rutin tiap hari dapat membantu
penyembuhan sakit liver, encok, tuberkulose, dan asma (Departemen Kesehatan R.I. (1981)).
Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat, bulat pipih,
keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari kuning, oranye, sampai
merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya pun bervariasi, dari masam hingga
manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak
mengandung air.
2.2 Karotenoid
Karotenoid merupakan kelompok pigmen alami berwarna kuning, jingga, merah jingga yang
dapat ditemui pada tanaman dan hewan. Karotenoid disebut sebagai pigmen lipokromik karena larut
dalam lemak. Pada tumbuhan tingkat tinggi karotenoid didapatkan di daun bersama dengan klorofil,
mereka juga yang memberikan pigmen warna kuning, jingga dan merah pada bunga dan buah.
Karotenid dikelompokkan menjadi dua, yaitu hidrokarbon yang larut di dalam petroleum eter, dan
xantofil ( senyawa turunan oksigen dari karoten) yang larut didalam etanol.
2.3 Antioksidan
Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu senyawa yang dapat
menetralkan radikal bebas. Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak
mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang
dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-
buahan, sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya (Prakash, 2001).
5
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mencapai
kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk
memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila
tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan
dini, serta penyakit degeneratif lainnya.
Berkaitan dengan fungsinya, senyawa antioksidan di klasifikasikan dalam lima tipe
antioksidan, yaitu:
1. Primary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa fenol yang mampu memutus rantai reaksi
pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom hidrogen yang
berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk senyawa yang stabil.
Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok ini, misalnya BHA, BHT, PG, TBHQ,
dan tokoferol.
2. Oxygen scavengers , yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai pengikat oksigen
sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut akan
mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen
akan berkurang. Contoh dari senyawa-senyawa kelompok ini adalah vitamin C (asam
askorbat), askorbilpalminat, asam eritorbat, dan sulfit.
3. Secondary antioxidantsI, yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan untuk
berdekomposisi hidroperoksida menjadi prodak akhir yang stabil. Tipe antioksidan ini
pada umumnya digunakan untuk menstabilkan poliolefin resin. Contohnya, asam
tiodipropionat dan dilauriltiopropionat.
4. Antioxidative Enzime, yaitu enzim yang berperan mencegah terbantuknya radikal bebas.
Contohnya glukose oksidase, superoksidase dismutase(SOD), glutation peroksidase, dan
katalase.
5. Chelators sequestrants.yaitu senyawa-senyawa yang mampu mengikat logam seperti besidan
tembaga yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi lemak. Senyawa yang termasuk
didalamnya adalah asam sitrat, asam amino, ethylenediaminetetra acetid acid (EDTA), dan
fosfolipid.
6
2.4 Likopen
Likopen atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu karotenoid pigmen
merah terang, yang banyak ditemukan dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna
merah. Nama likopen diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon esculantum.
Secara struktural, likopen terbentuk dari delapan unit isoprena. Banyaknya ikatan ganda pada
likopen menyebabkan elektron untuk menuju ke transisi yang lebih tinggi membutuhkan banyak
energi sehingga likopen dapat menyerap sinar yang memiliki panjang gelombang tinggi (sinar
tampak).
Sayuran dan buah yang berwarna merah seperti tomat, semangka, jeruk besar merah muda,
jambu biji, pepaya, strawberry, merupakan sumber utama lilopen. Tidak seperti vitamin C yang
akan hilang atau berkurang apabila buah atau sayur dimasak, likopen justru akan semakin kaya
pada bahan makanan tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. Misalnya,
likopen dalam pasta tomat empat kali lebih banyak dibanding dalam buah tomat segar. Hal ini
disebabkan likopen sangat tidak larut dalam air dan terikat kuat dalam serat.
Tabel 1 Kandungan likopen buah segar dan olahan pada tomat
Likopen merupakan suatu antioksidan yangt sangat kuat. Kemampuannya mengendalikan
singlet oxygen (oksigen dalam bentuk radikal bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E.
Singlet oxygen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat radiasi sinar ultra violet dan dapat
menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit. Selain sebagai anti skin aging, likopene juga
7
memiliki manfaat untuk mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis, osteoporosis,
infertility, dan kanker (kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru, pankreas, dan terutama
kanker prostat) (Di Mascio P., Kaiser., dan Sies.,1989).
2.5 Spektrofotometri UV-VIS
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu
sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai
panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang
gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
(Rohman, 2007).
2.4.1 Instrumen Spektrofotometri UV-VIS
Gambar 2. Instrimen alat UV-VISSumber : repository.usu.ac
Komponen Spektrofotometer UV-VIS sebagai berikut:
1. Sumber cahaya
Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang stabil dan
intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
a. Lampu Tungsten (Wolfram)
Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip
dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum
radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000 jam pemakaian.
8
b. Lampu Deuterium
Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy radiasinya lurus,
dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam
pemakaian.
2. Wadah Sampel
Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah
sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu
haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral. Dalam instrument, tabung reaksi
silindris kadang-kadang diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung
semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah satu sisi
tabunga dan tanda itu selalu tetap arahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik
bila permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya
menembus larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas berkas.
3. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya
tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian
monokromator, yaitu :
a. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di dapatkan
resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.
b. Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan
disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi
difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.
c. Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber
radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui
prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d. Filter
Filter berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan
merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
9
4. Detektor
Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah
menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-
angka pada reader (komputer). Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada
berbagai panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati
kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-
violet. Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang.
Jika menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada
sisi yang berlawanan, akan diperoleh pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.
Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati
berkas pada waktu itu. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm
dan air pada panjang gelombang dibawah 190 nm. Sehingga apabila menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari
205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut
5. Visual display/recorder
Merupakan sistem baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalambentuk % Transmitan maupun Absorbansi
10
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Bahan2,6-Dichlorophenol ( reagen), natrium karbonat, asam oksalat, etanol, n-heksana,
aseton, b-karoten, butylated hydroxytoluene (BHT), asam sitrat, petroleum eter, kloroform,
Tween 40 emulsifier, asam askorbat dan 2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil (DPPH) diperoleh dari
Sigma-Aldrich (St Louis, MO, USA). Metanol, reagen Folin-Ciocalteu, natrium hidroksida,
asam linoleat, dan asam galat dibeli dari Panreac Química SLU (Barcelona, Spanyol).
3.2 SampelBuah tomat dari empat kultivar (Cereja, chucha, rama dan redondo), yang diproduksi
secara konvensional, di Utara Portugal. Sekitar 10 kg buah tomat dari masing-masing
kultivar, dimana kematangannya berwarna pink, secara acak diambil dari 10 tanaman tomat
yang berbeda yang terletak di daerah perkebunan yang sama. Buah dikumpulkan lalu
dibersihkan kemudian dipersiapkan tiga kelompok sampel yang berbeda yaitu buah yang
utuh, buah tanpa kulit dan buah tanpa biji. Sampel dihomogenkan menggunakan blender
selama 1 menit sebelum dipindahkan ke dalam wadah kedap udara dan disimpan pada suhu -
20o C.
3.3 Karakterisasi Fisikokimia
Sampel dianalisis untuk kadar air, aktivitas air (aw), total padatan terlarut (TSS), pH,
indeks kematangan (warna) dan keasaman (TA). Sampel air ditentukan dengan uji gravimetri
berikut: 5 g dari masing-masing sampel tomat segar dimasukkan dalam kapsul porselen
ditempatkan di kompor (WTC pengikat Klasse 2.0, Tuttlingen, Jerman) di (105 ±1) oC, dan
ditimbang hingga beratnya konstan. Aw diukur menggunakan Rotronic Hygropalm 9 VCD
(Rotronic Instruments Ltd, Crawley, UK). TSS (oBrix) diukur dalam masing-masing sampel
tomat segar dengan menggunakan refractometer Atago NAR-3T (Atago Co Ltd, Tokyo,
Jepang). Nilai pH sampel diukur dengan menggunakan pH meter (Hanna Instruments, Model
8417, Milano, Italia). Pembacaan warna dilakukan untuk setiap sampel, setelah
homogenisasi, menggunakan Minolta kromameter II Reflectancia CR-2000 (Minolta Limited,
Milton Keynes, Inggris). a * (merah-hijau) dan b * (kuning-biru) nilai-nilai yang digunakan
untuk menghitung nilai sudut hue, h *= tan-1 (b * / a *). Acidity diukur dengan metode titrasi
langsung dengan 0,1 mol / L NaOH (AOAC, 2005). Secara singkat, sampel dengan ~10 g
dicampur dalam 90 ml air suling dan diaduk selama 30 menit. Titrasi dilakukan dengan
11
menggunakan fenolftalein sebagai indikator dan hasilnya dinyatakan sebagai mg asam sitrat
per 100 g sampel.
3.4 Penentuan Senyawa Antioksidan3.4.1 Assay Asam Askorbat
Asam askorbat ditentukan sesuai dengan metode (Klein dan Perry,1982). Secara
singkat, sampel dicampur dengan asam metafosfat (0,1 g / L) selama 45 menit pada suhu
kamar dan disaring melalui kertas saring Whatman No 4. Filtrat (1 ml) dicampur dengan 2,6-
dichlorophenolindophenol dan asam askorbat kemudian dianalisis dengan spektrofotometri
pada panjang gelombang 515 nm menggunakan kurva kalibrasi yang diperoleh dari
pengukuran absorbansi standar asam askorbat. Hasil dinyatakan sebagai miligram asam
askorbat per 100 g berat sampel segar.
3.4.2 Jumlah Fenolik
Menurut (Jang et al. 2007) jumlah total senyawa fenolik ditentukan dengan cara setiap
sampel (~5 g) diekstraksi dengan 100 ml metanol / air (80/20 v / v) selama 1 jam. Setelah itu,
padatan dipisahkan dari ekstrak melalui vakum filtrasi dan 0,2 ml dari masing-masing ekstrak
ditambahkan ke 0,5 ml reagen Folin-Ciocalteu (1:10). Campuran dibiarkan selama 3 menit
pada suhu 25 oC sebelum ditambahkan 0,2 ml larutan jenuh natrium karbonat. Setelah
dibiarkan selama 120 menit pada suhu kamar, pembacaan absorbansi dilakukan dengan
panjang gelombang 725 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Beckman DU-64
spektrofotometer, Beckman Instruments Inc, Fullerton, CA).
Asam askorbat juga bereaksi dengan reagen Folin-Ciocalteu, isi total fenolik dikoreksi
untuk mengetahui gangguan pada asam askorbat (Asami, Hong, Barrett, dan Mitchell,2003).
Dengan menggunakan metodologi yang sama pada kuantifikasi total fenolat dilakukan untuk
standar asam askorbat sehingga kurva kalibrasi diperoleh. Total fenolat kemudian dihitung
dengan menggunakan kurva kalibrasi diperoleh dari mengukur absorbansi standar asam galat
dan dinyatakan dalam mg per 100 g berat basah
3.4.3 Karotenoidβ-karoten dan lycopene yang ditentukan menurut metode Nagata dan Yamashita
(1992). Secara singkat, pigmen dalam ~1 g sampel tomat diekstraksi dengan 20 ml aseton /
heksana (2:3, v / v), dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 453 nm, 505 nm, 645
nm, dan 663 nm diukur menggunakan BioTek Synergy reader HT lempeng (GENS5). β-
karoten dan likopen dihitung sesuai dengan persamaan berikut: β-karoten (mg / 100 ml) =
12
0,216 x A663 - 1.220 x A645 - 0.304 x A505 + 0,452 x A453; Likopen (mg/100 ml) = - 0,0458 x
A663 + 0.204 x A645 - 0,304 x A505 + 0.452 x A453, dan selanjutnya dinyatakan dalam mg per
100 g sampel.
3.5 Aktivitas Antioksidan
Aktivitas antioksidan sampel tomat dievaluasi dalam ekstrak metanol dan air yang
diperoleh dengan mencampurkan ~5 g sampel tomat dengan 50 ml metanol atau 50 ml air
dengan pengadukan konstan selama 1 jam. Ekstrak metanol dan air yang diperoleh, setelah
disaring, disimpan dalam atmosfir nitrogen pada -20 oC. Semua langkah eksperimental
dilakukan terlindung dari cahaya dan di bawah suhu terkontrol 25oC.
3.5.1 DPPH Aktivitas RadikalKemampuan anti-radikal ekstrak sampel dievaluasi menurut Brand-Williams, Cuvelier,
dan Berset (1995), dengan sedikit modifikasi. Ekstrak tomat (300 µl) dicampur dengan 2,7 ml
DPPH metanol (6 x 10-5 mol / L). Campuran tersebut dikocok dan pembacaan absorbansi
dilakukan pada panjang gelomban 515 nm. Aktivitas radikal (RSA) dihitung sebagai
persentase dari DPPH inhibisi dengan menggunakan persamaan: % RSA=[(ADPPH-AS) /
ADPPH] x 100, di mana AS merupakan absorbansi ekstrak sampel dengan DPPH dan
ADPPH adalah absorbansi larutan DPPH
3.5.2 Uji antioksidan menggunakan linoleat β-karoten
Aktivitas antioksidan dari ekstrak tomat juga dievaluasi oleh β-karoten model linoleat
(Mi-Yae, Tae-Hun, & Nak-Ju, 2003). Suatu larutan β-karoten disiapkan dengan melarutkan 2
mg dalam 10 ml kloroform dan 2 ml larutan ini dipipet ke dalam labu alas bulat 100 ml.
Setelah kloroform dalam kondisi vakum, 40 mg asam linoleat, 400 mg Tween 40 emulsifier,
dan 100 ml air suling ditambahkan ke dalamnya dan dikocok kuat. Kemudian diambil 5 ml
dan dimasukkan ke tabung reaksi yang berbeda yang berisi 1 ml ekstrak tomat. Begitu emulsi
ditambahkan ke masing-masing tabung, absorbansi dibaca pada panjang gelombang 470 nm.
Tabung ditempatkan pada suhu 50 oC dalam bak air. Pengukuran absorbansi dilanjutkan
sampai warna β-karoten hilang atau tanpa β-karotene. Aktivitas antioksidan dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut: Aktivitas antioksidan = ( β-karoten setelah 2 jam dari assay
/ awal β-karoten konten) x 100.
13
BAB IVPEMBAHASAN
4.1 Parameter FisikokimiaMelalui penilaian parameter fisik dan kimia dapat mengetahui kematangan, nutrisi dan
nilai komersial dari buah tomat. Sebagai contoh tekstur tomat , rasa dan penampilan yang sangat
tergantung pada kadar air (aw) , yang merupakan variabel penting dalam menilai kecenderungan
pembusukan akibat bakteri , jamur atau terkontaminasi . PH dan TA merupakan kriteria penting
selama pengolahan buah karena mempengaruhi umur simpan tomat dan digunakan untuk menilai
kualitas keseluruhan buah . Rasanya juga tergantung konsentrasi asam . TSS dinyatakan sebagaioBrix terkait dengan jumlah gula ( terutama glukosa dan fruktosa ) yang ada di dalam tomat
seperti rasa manis dan keasamannya . Warna, selain menjadi parameter yang ada kaitannya
dengan rasa juga sangat menentukan dalam pembelian konsumen dan merupakan indikator dari
jumlah pigmen antioksidan ( terutama likopen ) dalam buah . Semua variabel ini dipengaruhi
oleh pengupasan kulit dan penghilangan biji dalam empat kultivar yang telah diteliti dan
disajikan pada Tabel 1.
Mengupas kulit dan menghilangkan biji tidak berpengaruh pada kelembaban dan kadar
air , yang lebih mempengaruhi adalah pH, warna, TSS dan TA. Pengaruh pengupasan kulit untuk
pH dalam kultivar rama dan redondo kultivar penurunannya ada yang signifikan (p <0,05),
sedangkan untuk kultivar Cereja dan chucha sedikit mengalami peningkatan (p <0,05).
Peningkatan ini dapat dikarenakan kulit kaya akan senyawa pigmen, yaitu karotenoid.
14
Kecuali untuk kultivar chucha, yang mana apabila diamati, terdapat perbedaan untuk TSS
(p > 0,05) yang diperoleh antara dikupas dan tidak dikupas. Untuk kultivar ini, mengupas kulit
menyebabkan penurunan TA dan tetap untuk kultivar Cereja serta meningkat untuk kultivar rama
dan redondo.
Menghilangan biji dapat mengalami peningkatan pH. Ini dikarenakan biji memiliki
kandungan asam organik dan tanin yang tinggi. Menghilangkan biji dapat mengalami penurunan
yang signifikan (p <0,05) di kedua sudut rona dan TA yang secara langsung berkaitan dengan
hilangnya kekuningan yang kaya akan senyawa organik.
Dapat diringkas bahwa parameter fisikokimia yang paling berpengaruh dalam
pengupasan kulit yaitu untuk warna (+3% Cereja, +30% chucha, +9% rama dan +15% redondo)
dan TA (+ 1% Cereja, - 9% chucha, +18% rama dan +9% redondo). Warna Penghilangan bii
juga mempengaruhi yaitu (- 4% Cereja,-5% chucha,- 7% rama dan - 4% redondo) tetapi dapat
mengurangi TA (- 47% Cereja,- 41% chucha,- 24% rama dan - 55% redondo). Mengupas kulit
tomat akan megandung jumlah pigmen yang lebih rendah dan tomat tanpa biji tingkat
keasamannya kurang.
4.2 Senyawa BioaktifSenyawa bioaktif yang paling penting dalam buah tomat adalah likopen karena merupakan
antioksidan yang ampuh melindungi terhadap kanker prostat dan kanker lainnya dengan
menghambat pertumbuhan sel tumor (Giovannucci, 1999). Namun demikian, tomat juga
mengandung senyawa bioaktif lain seperti fenolat (sifat antioksidan untuk melindungi terhadap
trombosis dan tumorigenesis), vitamin C dan β-karoten atau provitamin A (yang memiliki peran
penting dalam penyembuhan luka, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap racun dan
pencegahan kanker (, Shnimizu dan Moriwaki, 2012).
Tabel 2 menunjukkan konsentrasi senyawa bioaktif pada beberapa sampel tomat yang
berbeda. Dari prosedur yang diteliti konsentrasinya senyawa bioaktif yang dimiliki tidak sama
untuk semua varietas tomat. Mengupas kulit lebih berpengaruh pada kandungan likopen (- 80%
dalam kultivar rama,- 73% untuk kultivar Cereja,- 66% untuk kultivar redondo, dan - 65% untuk
kultivar chucha), diikuti oleh β- karoten, jumlah fenolat dan asam askorbat, untuk penghilangan
biji yang mana urutan senyawa bioaktifnya sebagai berikut: fenolat > β-karotene > lycopene >
asam askorbat. Setelah dianalisis, mengupas kulit berpengaruh pada kultivar chucha dan
Redondo, sedangkan menghilangkan biji merugikan bagi kultivar Cereja dan chucha. Hasil ini
15
sesuai karena epidermis buah dan biji kaya akan karotenoid, senyawa fenolik dan asam askorbat,
seperti yang telah dianalisis sebelumnya oleh Toor dan Savage (2005) untuk buah-buahan dari
Excell, Tradiro dan kultivar Flavourine tumbuh di bawah kondisi hidroponik di rumah kaca.
Juga, Chandra dan Ramalingam (2011) melakukan penelitian dengan kultivar India yang mana
antara fraksi kulit, bubur dan biji, diperoleh fraksi kulitlah yang banyak mengandung senyawa
antioksidan. Secara global, hasil yang disajikan dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa, setiap kali
kulit dan biji dihilangkan, nilai (p <0,05) mengalami kerugian/penurunan yang signifikan dari
senyawa bioaktif. Ini terlihat secara umum dikarenakan mengupas lebih merugikan daripada
menghilangkan biji.
4.2 Kapasitas AntioksidanKapasitas antioksidan merupakan kemampuan untuk menghambat proses oksidasi. Ini
merupakan senyawa yang penting pada makanan karena oksidasi memainkan peran penting
dalam patogenesis beberapa penyakit manusia dan penuaan. Tomat diakui sebagai makanan
dengan sifat antioksidannya tinggi karena adanya beberapa antioksidan alami yang saling
melengkapi (misalnya likopen, senyawa fenolik, asam askorbat) (George,dkk, 2004).
Dalam penelitian ini, dua metode digunakan untuk mengetahui kapasitas antioksidan
yakni menggunakan DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil ) uji inhibisi dan β-karoten model
linoleat. DPPH merupakan metode yang cepat, sederhana dan murah untuk mengevaluasi
aktivitas antioksidan sampel dengan menguji kemampuan mereka bertindak sebagai pengambil
radikal bebas. Dasar dari metode ini adalah antioksidan bereaksi dengan DPPH radikal bebas dan
mengubahnya menjadi 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazine dengan perubahan warna (warna dari
16
ungu menjadi kuning). Untuk mengoptimalkan kinerja DPPH harus mencari panjang gelombang
serapan maksimumnya terlebih dahulu. Pertama dilakukan optimasi panjang gelombang 400 nm
-800 nm. Pemilihan panjang gelombang ini didasarkan pada warna ungu dimana rentang panjang
gelombangnya 400 nm - 800 nm. Setelah itu diperoleh panjang gelombang maksimum sebesar
515 nm (Prior,dkk, 2005).
Selain aktivitas radikal DPPH, kapasitas antioksidan sampel juga dievaluasi oleh β-karoten
model linoleat. Dalam model ini, asam linoleat radikal bebas terbentuk pada atom hidrogen dari
salah satu kelompok metilen diallylic yang menyerang molekul β-karotene yang sangat jenuh.
Akibatnya, β-karoten teroksidasi dan rusak sebagian, dan sistem kehilangan kromofor serta
warna oranye yang merupakan karakteristik yang dapat dipantau secara spektrofotometri
(Jayaprakasha dan Sakariah, 2001). Hal ini dapat dikurangi atau dicegah dengan antioksidan
yang menyumbangkan atom hidrogen untuk memutus radikal (Prior et al., 2005).
Diketahui bahwa efisiensi setiap tes sangat tergantung pada cara yang disiapkan, seperti
,polaritas pelarut yang digunakan. Tes dilakukan pada ekstrak air dan metanol yang diperoleh
dari sampel tomat. Hasilnya disajikan dalam Tabel 3.
17
Mengupas kulit dan menghilangkan biji dapat mengurangi kemampuan tomat untuk
menangkap DPPH. Namun demikian, penurunan ini tidak identik untuk semua kultivar. Sebagai
contoh, hal ini tidak terlihat untuk ekstrak metanol yang diperoleh dari tomat Cereja maupun
untuk ekstrak air dari kultivar rama setelah mengupas kulit. Di sisi lain, kerugian hampir 23%
dan 7% setelah mengupas kulit dan menghilangkan biji tomat pada kultivar chucha. Mengupas
kulit dapat mempengaruhi kapasitas antioksidan yang cukup besar daripada menghilangkan
bijinya. Hasil ini sesuai dalam literatur mengenai studi buah-buahan (Ju & Howard, 2003;
Luque-Rodriguez, Luque de Castro, & Perez-Juan, 2007; Palma, Pineiro, & Barroso, 2001;
Pineiro, Palma, & Barroso, 2006). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak metanol
memiliki aktivitas antioksidan lebih daripada yang ekstrak air (Tabel 3). Berdasarkan
kelarutannya dari senyawa bioaktif yang dianalisis dalam penelitian ini, senyawa antioksidan
yang ada dalam ekstrak air dapat bercampur dengan asam askorbat (sangat polar), sedangkan
ekstrak metanol mengandung senyawa fenolik. Likopen dan β-karoten adalah molekul
hidrofobik dengan afinitas yang tidak menyukai air dan afinitas yang sangat rendah dalam
metanol, oleh karena itu , jumlahnya dalam ekstrak metanol harus minimal.
18
BAB VPENUTUP
1.1 Kesimpulan1. Senyawa bioaktif yang paling penting dalam buah tomat adalah likopene dimana
merupakan antioksidan yang ampuh untuk melindungi tubuh terhadap kanker.
Tomat juga mengandung senyawa bioaktif lain seperti fenolat, vitamin C, dan β-
karoten atau provitamin A.
2. Pada sifat fisikkokimia mengupas kulit dan menghilangkan biji tidak berpengaruh
pada kelembaban dan kadar air , yang lebih mempengaruhi adalah pH, warna, TSS
dan TA. Yang berpengaruh pada pH untuk pengupasan kulit adalah kultivar rama
dan Redondo. Untuk semua kultivar kecuali kultivar chucha, adanya pengaruh
dalam TSS baik yang dikupas dan yang tidak. Serta yang berpengaruh terhadap TA
adalah kultivar rama dan redondo.
Mengupas kulit dan penghilangan biji dapat mengurangi kemampuan tomat untuk
menangkap DPPH. Namun, penurunan ini tidak untuk semua kultivar. Pada
pengupasan kulit, penurunan tidak terlihat saat digunakan ekstrak metanol yang
diperoleh dari kultivar Cereja dan juga untuk ekstrak air yang diperoleh dari
kultivar rama. Di sisi lain, kerugian hampir 23% dan 7% setelah mengupas kulit
dan menghilangkan biji tomat pada kultivar chucha.
1.2 SaranDapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang identifikasi struktur molekul senyawa
bioaktif dalam ekstrak tomat sebagai antioksidan ataupun penelitian lain yang
berhubungan dengan sapmel buah tomat
19
DAFTAR PUSTAKA MENURUT A.P.A
Antibakteri, A., Sirih, E., Piper, H., Jenie, B. S. L., & Apriyantono, M. T. S. A. (2008).TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN [ Antibacterial Activity of Green Sirih (Piper betle L ) Extract towards Food Pathogens ] HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihanjenis pelarut dengan menggunakan, XIX(1).
Biesaga, M., & Pyrzyn, K. (2013). Stability of bioactive polyphenols from honey duringdifferent extraction methods, 136, 46–54. doi:10.1016/j.foodchem.2012.07.095
Capanoglu, E., Vos, R. C. H. De, Hall, R. D., Boyacioglu, D., & Beekwilder, J. (n.d.). Author ’ spersonal copy Changes in polyphenol content during production of grape juice concentrate.
Fitrial, Y., Astawan, M., Soekarto, S. S., Wiryawan, K. G., Wresdiyati, T., Khairina, R., … Mic,P. (2008). AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI TERATAI ( Nymphaeapubescens Willd ) TERHADAP BAKTERI PATOGEN PENYEBAB DIARE [Antibacterial Activity of Water lily Seed Extract Toward Diarrhea-causing PathogenicBacteria ] METODOLOGI ( Houghton and Raman , 1998 ) teratai Analisis senyawaantimikroba dengan difusi agar Fraksinasi ekstrak biji teratai, XIX(2).
Ilmu, L., Indonesia, P., & Farmasi, P. S. (2011). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ProgramStudi Farmasi, FMIPA -UNPAK, 1(1), 1–9.
Ismail, A., Marjan, Z. M., & Foong, C. W. (2004). Food Chemistry Total antioxidant activity andphenolic content in selected vegetables, 87, 581–586. doi:10.1016/j.foodchem.2004.01.010
Lee, K., Jang, H., & Shibamoto, T. (2013). Formation of carcinogenic 4 ( 5 ) -methylimidazolein caramel model systems : A role of sulphite. FOOD CHEMISTRY, 136(3-4), 1165–1168.doi:10.1016/j.foodchem.2012.09.025
Linsinger, T. P. J., Chaudhry, Q., Dehalu, V., Delahaut, P., Dudkiewicz, A., & Grombe, R.(n.d.). Author ’ s personal copy Validation of methods for the detection and quantificationof engineered nanoparticles in food.
Padalino, L., Mastromatteo, M., Lecce, L., Cozzolino, F., & Nobile, M. A. Del. (2013).Manufacture and characterization of gluten-free spaghetti enriched with vegetable fl our.Journal of Cereal Science, 57(3), 333–342. doi:10.1016/j.jcs.2012.12.010
Pérez-Jiménez, J., Díaz-Rubio, M. E., Mesías, M., Morales, F. J., & Saura-Calixto, F. (2014).Evidence for the formation of maillardized insoluble dietary fiber in bread: A specific kindof dietary fiber in thermally processed food. Food Research International, 55, 391–396.doi:10.1016/j.foodres.2013.11.031
Ravichandran, K., Min, N., Thaw, M., Mohdaly, A. A. A., Gabr, A. M. M., Kastell, A., …Smetanska, I. (2013). Impact of processing of red beet on betalain content and antioxidantactivity. FRIN, 50(2), 670–675. doi:10.1016/j.foodres.2011.07.002
20
Ren, J., Li, Q., Dong, F., Feng, Y., & Guo, Z. (2013). International Journal of BiologicalMacromolecules Phenolic antioxidants-functionalized quaternized chitosan : Synthesis andantioxidant properties. International Journal of Biological Macromolecules, 53, 77–81.doi:10.1016/j.ijbiomac.2012.11.011
Scientifie, M. (2010). Mulawarman Scientifie, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN 1412-498X, 9(Ii), 111–118.
Sgarbi, E., Lazzi, C., Iacopino, L., Bottesini, C., Lambertini, F., Sforza, S., & Gatti, M. (n.d.).Author ’ s personal copy Microbial origin of non proteolytic aminoacyl derivatives in longripened cheeses.
Siah, S., Wood, J. A., Agboola, S., & Konczak, I. (n.d.). Author ’ s personal copy Effects ofsoaking , boiling and autoclaving on the phenolic contents and antioxidant activities of fababeans ( Vicia faba L .) differing in seed coat colours.
Suharti, S., Banowati, A., Hermana, W., & Wiryawan, K. G. (2008). Komposisi dan KandunganKolesterol Karkas Ayam Broiler Diare yang Diberi Tepung Daun Salam ( Syzygiumpolyanthum Wight ) dalam Ransum, 31(2).
Sukadana, I. M. (1907). Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis (,109–116.
Tümen, G., Musa, M., Dündar, E., Dag, A., & Re-, O. (2013). Phenolics profiles of olive fruits (Olea europaea L .) and oils from Ayvalık , Domat and Gemlik varieties at different ripeningstages, 136, 41–45. doi:10.1016/j.foodchem.2012.07.046
Uysal, R. S., Veliog, H. M., Yadegari, R. J., & Rishkan, M. M. (2014). Short communication Anovel method for discrimination of beef and horsemeat using Raman spectroscopy, 148, 37–41. doi:10.1016/j.foodchem.2013.10.006
Vinha, A. F., Alves, R. C., Barreira, S. V. P., Castro, A., Costa, A. S. G., & Oliveira, M. B. P. P.(2014). LWT - Food Science and Technology Effect of peel and seed removal on thenutritional value and antioxidant activity of tomato ( Lycopersicon esculentum L .) fruits.LWT - Food Science and Technology, 55(1), 197–202. doi:10.1016/j.lwt.2013.07.016
21
DAFTAR PUSTAKA MENURUT HARVARD
Antibakteri, A. et al., 2008. TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN [ AntibacterialActivity of Green Sirih ( Piper betle L ) Extract towards Food Pathogens ] HASIL DANPEMBAHASAN Pemilihan jenis pelarut dengan menggunakan. , XIX(1).
Biesaga, M. & Pyrzyn, K., 2013. Stability of bioactive polyphenols from honey during differentextraction methods. , 136, pp.46–54.
Boyacı, İ.H. et al., 2014. A novel method for discrimination of beef and horsemeat using Ramanspectroscopy. Food chemistry, 148, pp.37–41. Available at:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24262523 [Accessed May 7, 2014].
Capanoglu, E. et al., Author ’ s personal copy Changes in polyphenol content during productionof grape juice concentrate.
Dağdelen, A. et al., 2013. Phenolics profiles of olive fruits (Olea europaea L.) and oils fromAyvalık, Domat and Gemlik varieties at different ripening stages. Food chemistry, 136(1),pp.41–5. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23017390 [Accessed May 12,2014].
Fitrial, Y. et al., 2008. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI TERATAI ( Nymphaeapubescens Willd ) TERHADAP BAKTERI PATOGEN PENYEBAB DIARE [Antibacterial Activity of Water lily Seed Extract Toward Diarrhea-causing PathogenicBacteria ] METODOLOGI ( Houghton and Raman , 1998 ) teratai Analisis senyawaantimikroba dengan difusi agar Fraksinasi ekstrak biji teratai. , XIX(2).
Ilmu, L., Indonesia, P. & Farmasi, P.S., 2011. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ProgramStudi Farmasi, FMIPA -UNPAK. , 1(1), pp.1–9.
Ismail, a, Marjan, Z. & Foong, C., 2004. Total antioxidant activity and phenolic content inselected vegetables. Food Chemistry, 87(4), pp.581–586. Available at:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0308814604000366 [Accessed April 28, 2014].
Lee, K., Jang, H. & Shibamoto, T., 2013. Formation of carcinogenic 4 ( 5 ) -methylimidazole incaramel model systems : A role of sulphite. FOOD CHEMISTRY, 136(3-4), pp.1165–1168.Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.foodchem.2012.09.025.
Linsinger, T.P.J. et al., Author ’ s personal copy Validation of methods for the detection andquantification of engineered nanoparticles in food.
Padalino, L. et al., 2013. Manufacture and characterization of gluten-free spaghetti enriched withvegetable fl our. Journal of Cereal Science, 57(3), pp.333–342. Available at:http://dx.doi.org/10.1016/j.jcs.2012.12.010.
22
Pérez-Jiménez, J. et al., 2014. Evidence for the formation of maillardized insoluble dietary fiberin bread: A specific kind of dietary fiber in thermally processed food. Food ResearchInternational, 55, pp.391–396. Available at:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0963996913006406 [Accessed May 12, 2014].
Ravichandran, K. et al., 2013. Impact of processing of red beet on betalain content andantioxidant activity. Food Research International, 50(2), pp.670–675. Available at:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S096399691100442X [Accessed May 6, 2014].
Ren, J. et al., 2013. International Journal of Biological Macromolecules Phenolic antioxidants-functionalized quaternized chitosan : Synthesis and antioxidant properties. InternationalJournal of Biological Macromolecules, 53, pp.77–81. Available at:http://dx.doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2012.11.011.
Scientifie, M., 2010. Mulawarman Scientifie, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN 1412-498X. , 9(Ii), pp.111–118.
Sgarbi, E. et al., Author ’ s personal copy Microbial origin of non proteolytic aminoacylderivatives in long ripened cheeses.
Siah, S. et al., Author ’ s personal copy Effects of soaking , boiling and autoclaving on thephenolic contents and antioxidant activities of faba beans ( Vicia faba L .) differing in seedcoat colours.
Suharti, S. et al., 2008. Komposisi dan Kandungan Kolesterol Karkas Ayam Broiler Diare yangDiberi Tepung Daun Salam ( Syzygium polyanthum Wight ) dalam Ransum. , 31(2).
Sukadana, I.M., 1907. Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis (. ,pp.109–116.
Vinha, A.F. et al., 2014. LWT - Food Science and Technology Effect of peel and seed removalon the nutritional value and antioxidant activity of tomato ( Lycopersicon esculentum L .)fruits. LWT - Food Science and Technology, 55(1), pp.197–202. Available at:http://dx.doi.org/10.1016/j.lwt.2013.07.016.
23
DAFTAR PUSTAKA MENURUT VANCOUVER
1. Capanoglu E, Vos RCH De, Hall RD, Boyacioglu D, Beekwilder J. Author ’ s personalcopy Changes in polyphenol content during production of grape juice concentrate.
2. Pérez-Jiménez J, Díaz-Rubio ME, Mesías M, Morales FJ, Saura-Calixto F. Evidence forthe formation of maillardized insoluble dietary fiber in bread: A specific kind of dietaryfiber in thermally processed food. Food Res Int [Internet]. 2014 Jan [cited 2014 May12];55:391–6. Available from:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0963996913006406
3. Sgarbi E, Lazzi C, Iacopino L, Bottesini C, Lambertini F, Sforza S, et al. Author ’ spersonal copy Microbial origin of non proteolytic aminoacyl derivatives in long ripenedcheeses.
4. Ravichandran K, Saw NMMT, Mohdaly A a. a., Gabr AMM, Kastell A, Riedel H, et al.Impact of processing of red beet on betalain content and antioxidant activity. Food Res Int[Internet]. Elsevier Ltd; 2013 Mar [cited 2014 May 6];50(2):670–5. Available from:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S096399691100442X
5. Ilmu L, Indonesia P, Farmasi PS. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Program StudiFarmasi, FMIPA -UNPAK. 2011;1(1):1–9.
6. Siah S, Wood JA, Agboola S, Konczak I. Author ’ s personal copy Effects of soaking ,boiling and autoclaving on the phenolic contents and antioxidant activities of faba beans (Vicia faba L .) differing in seed coat colours.
7. Scientifie M. Mulawarman Scientifie, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN 1412-498X. 2010;9(Ii):111–8.
8. Fitrial Y, Astawan M, Soekarto SS, Wiryawan KG, Wresdiyati T, Khairina R, et al.AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI TERATAI ( Nymphaea pubescens Willd )TERHADAP BAKTERI PATOGEN PENYEBAB DIARE [ Antibacterial Activity ofWater lily Seed Extract Toward Diarrhea-causing Pathogenic Bacteria ] METODOLOGI (Houghton and Raman , 1998 ) teratai Analisis senyawa antimikroba dengan difusi agarFraksinasi ekstrak biji teratai. 2008;XIX(2).
9. Antibakteri A, Sirih E, Piper H, Jenie BSL, Apriyantono MTSA. TERHADAP BAKTERIPATOGEN PANGAN [ Antibacterial Activity of Green Sirih ( Piper betle L ) Extracttowards Food Pathogens ] HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan jenis pelarut denganmenggunakan. 2008;XIX(1).
10. Ismail a, Marjan Z, Foong C. Total antioxidant activity and phenolic content in selectedvegetables. Food Chem [Internet]. 2004 Oct [cited 2014 Apr 28];87(4):581–6. Availablefrom: http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0308814604000366
24
11. Boyacı İH, Temiz HT, Uysal RS, Velioğlu HM, Yadegari RJ, Rishkan MM. A novelmethod for discrimination of beef and horsemeat using Raman spectroscopy. Food Chem[Internet]. 2014 Apr 1 [cited 2014 May 7];148:37–41. Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24262523
12. Linsinger TPJ, Chaudhry Q, Dehalu V, Delahaut P, Dudkiewicz A, Grombe R. Author ’ spersonal copy Validation of methods for the detection and quantification of engineerednanoparticles in food.
13. Biesaga M, Pyrzyn K. Stability of bioactive polyphenols from honey during differentextraction methods. 2013;136:46–54.
14. Dağdelen A, Tümen G, Ozcan MM, Dündar E. Phenolics profiles of olive fruits (Oleaeuropaea L.) and oils from Ayvalık, Domat and Gemlik varieties at different ripeningstages. Food Chem [Internet]. 2013 Jan 1 [cited 2014 May 12];136(1):41–5. Availablefrom: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23017390
15. Lee K, Jang H, Shibamoto T. Formation of carcinogenic 4 ( 5 ) -methylimidazole incaramel model systems : A role of sulphite. FOOD Chem [Internet]. Elsevier Ltd;2013;136(3-4):1165–8. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.foodchem.2012.09.025
16. Sukadana IM. Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis (.1907;109–16.
17. Padalino L, Mastromatteo M, Lecce L, Cozzolino F, Nobile MA Del. Manufacture andcharacterization of gluten-free spaghetti enriched with vegetable fl our. J Cereal Sci[Internet]. Elsevier Ltd; 2013;57(3):333–42. Available from:http://dx.doi.org/10.1016/j.jcs.2012.12.010
18. Ren J, Li Q, Dong F, Feng Y, Guo Z. Phenolic antioxidants-functionalized quaternizedchitosan: synthesis and antioxidant properties. Int J Biol Macromol [Internet]. ElsevierB.V.; 2013 Feb [cited 2014 May 12];53:77–81. Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23164754
19. Suharti S, Banowati A, Hermana W, Wiryawan KG. Komposisi dan KandunganKolesterol Karkas Ayam Broiler Diare yang Diberi Tepung Daun Salam ( Syzygiumpolyanthum Wight ) dalam Ransum. 2008;31(2).
20. Vinha AF, Alves RC, Barreira SVP, Castro A, Costa ASG, Oliveira MBPP. Effect of peeland seed removal on the nutritional value and antioxidant activity of tomato(Lycopersicon esculentum L.) fruits. LWT - Food Sci Technol [Internet]. Elsevier Ltd;2014 Jan [cited 2014 May 12];55(1):197–202. Available from:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0023643813002661
ATURAN DAN CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MENURUT HARVAD
Aturan
a. Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada dalam Daftar Pustaka,
dan sebaliknya.
b. Literatur yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya literatur yang menjadi rujukan
dan dikutip dalam karya ilmiah.
c. Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabetis tanpa nomor.
d. Jika literatur ditulis oleh satu orang, nama penulis ditulis nama belakangnya lebih dulu,
kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, dilanjutkan penulisan
tahun, judul dan identitas lain dari literatur/pustaka yang dirujuk.
e. Jika penulis lebih dari dua orang, nama penulis pertama ditulis seperti aturan “d”,
dilanjutkan penulisan nama penulis kedua dan seterusnya sebagai berikut: nama depan
dan nama tengah (disingkat) dilanjutkan nama belakang. [Untuk penulis kedua dan
seterusnya, penulisan nama depan/tengah (singkatan) dan nama belakang tidak perlu
dibalik seperti penulis pertama].
f. Penulisan daftar pustaka tidak boleh menggunakan et al. sebagai pengganti nama penulis
kedua dan seterusnya (berbeda dengan penulisan sumber kutipan seperti dijelaskan pada
aturan 2.1 huruf e)
g. Kata penghubung seorang/beberapa penulis dengan penulis terakhir menggunakan kata
“dan” (tidak menggunakan simbol “&”; serta tidak menggunakan kata penghubung “and”
walaupun literaturnya berbahasa Inggris, kecuali seluruh naskah ditulis menggunakan
bahasa Inggris).
h. Cara penulisan setiap daftar pustaka berbeda-beda, bergantung pada jenis literatur/
1. pustaka yang menjadi referensi. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh.
Cara Penulisan
a. Buku Teks
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun penerbitan, judul buku (cetak miring), edisi buku, nama penerbit, kota
penerbit. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).
Contoh:
Merna T. dan F. F. Al-Thani. 2008. Corporate Risk Management. 2nd ed. John Welly and
Sons Ltd. England.
b. Buku Teks Terjemahan
Aturan penulisan: nama belakang penulis asli, singkatan (inisial) nama depan dan nama
tengah (jika ada), tahun penerbitan, judul buku asli (cetak miring), edisi/cetakan, nama
penerbit, kota penerbit, nama penerjemah, tahun, judul buku (cetak miring), edisi/cetakan,
nama penerbit, kota penerbit. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).
Contoh:
Baudrillard, J. 1970. La Société de Consommation. Nottingham Trent University. Clifton
Lane, Nottingham. Terjemahan J.P. Mayer dan B.S. Turner. 1998. The Consumer
Society: Myths and Structures. Sage Publication Inc. Thousand Oaks. London.
c. Buku Terbitan Lembaga/Badan/Organisasi
Aturan penulisan: nama lembaga/badan/organisasi, tahun penerbitan, judul buku (cetak
miring), edisi/cetakan, nama penerbit, kota penerbit.
Contoh:
Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Januari. BPS Jawa
Timur.Surabaya.
d. Buku Terbitan Lembaga/Badan/Organisasi (Berisi Himpunan Peraturan, UU, dan
sejenisnya)
Aturan penulisan: nama lembaga/badan/organisasi, tahun penerbitan, judul peraturan/UU
yang dirujuk (cetak miring), nomor atau seri peraturan/UU, edisi/cetakan, nama penerbit,
kota penerbit.
Contoh:
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2011. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 58
(Revisi 2009). DSAK-IAI. Jakarta.
e. Artikel dalam Jurnal
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), volume dan nomor
jurnal (nomor jurnal dalam tanda kurung), nomor halaman artikel dalam jurnal. [Jika ada
dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).
Contoh:
Riduwan, A. 2010. Etika dan Perilaku Koruptif dalam Praktik Manajemen Laba. Jurnal
Akuntansi & Auditing Indonesia 14(2): 121-141.
g. Artikel Seminar/Simposium (dalam Prosiding)
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun penerbitan, nama prosiding (cetak miring), nomor dan volume prosiding (jika
ada), tanggal seminar/simposium, penerbit prosiding (jika ada, cetak miring), nomor
halaman artikel dalam prosiding. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf
e).
Contoh:
Dewi, A. R. 2003. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Earnings
Response Coeficient. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya.
Universitas Airlangga: 119-159.
h. Artikel Seminar/Simposium (cetak lepas)
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun penerbitan, nama seminar/simposium (cetak miring), tanggal
seminar/simposium, nomor halaman artikel. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan
2.2 huruf e).
Contoh:
Kalana, I., S. Ngumar, dan I.B. Riharjo. 2012. Independensi Auditor Berbasis Kultur dan
Filsafat Herbert Blumer. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin. 20-23
September: 1-25.
i. Artikel dalam Buku Antologi dengan Editor
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun penerbitan, judul artikel, judul buku (cetak miring), nama editor buku,
penerbit, kota penerbit. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).
Contoh:
Azra, A. 2005. Pluralisme Islam Dalam Perspektif Historis. Dalam Nilai-Nilai Pluralisme
Islam: Bingkai Gagasan Yang Berserak. Editor M. Sururin. Cetakan 1. Penerbit
Nuansa. Bandung.
j. Skripsi/Tesis/Disertasi
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun, judul skripsi/tesis/disertasi, skripsi/tesis/disertasi (cetak miring), nama
program studi dan/atau perguruan tinggi, kota tempat perguruan tinggi.
Contoh:
Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia
Melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar, dan Jalur Ekspektasi Inflasi Periode
1990:2-2007:1. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga.
Surabaya.
k. Artikel dari Internet
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring), tanggal dan jam unduh.
Contoh:
Himman, L.M. 2002. A Moral Change: Business Ethics After Enron. San Diego
University Publication. http:ethics.sandiego.edu/LMH/oped/Enron/index.asp. 27
Januari 2008 (15:23).
l. Makalah Pidato Ilmiah dan semacamnya
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun, judul, sifat/tujuan makalah (cetak miring), nama kegiatan, tanggal kegiatan,
kota tempat kegiatan.
Contoh:
Raka, G. 2003. Menggarisbawahi Peran Idealisme, Karakter dan Komunitas dalam
Transformasi Institusi. Makalah Orasi Ilmiah. Sidang Terbuka Senat Peringatan
Dies Natalis ke-44 Institut Teknologi Bandung. 2 Maret. Bandung.
m. Artikel dari Majalah atau Surat Kabar
Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika
ada), tahun, judul artikel (cetak miring), nama majalah/surat kabar, tanggal, halaman,
kota penerbit.
Contoh:
Mangunwijaya, Y.B. 1992. Pendidikan Manusia Merdeka. Harian Kompas. 11 Agustus.
Halaman 15.Jakarta.
n. Berita dari Majalah atau Surat Kabar
Aturan penulisan: nama majalah/surat kabar, tahun, judul berita (cetak miring), nomor
dan/atau volume (jika ada), tanggal, halaman, kota penerbit.
Contoh:
Koran Tempo. 2002. Belajar dari Skandal Enron. 5 Februari. Halaman 21. Jakarta
CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MENURUT VANCOUVER
Penulisan daftar pustaka sesuai dengan sistem Vancouver, yaitu menggunakan nomor
urut sesuai dengan yang terdapat pada akhir kalimat/paragraph. Nomor urut disusun berdasarkan
referensi yang pertama kali dikutip. Tidak menggunakan abstrak sebagai referensi.
Cara penulisan daftar pustaka sistem vancouver :
a. Kepustakaan yang diambil dari jurnal (artikel jurnal dan artikel elektronik) :
Feisal A, Indrawati D, Medyawati R. The effect of timing gutta-percha reduction for post
space preparation to the leakage of non iso root canal filling. KPPIKG 2009 15th
scientific meeting and refresher course in dentistry faculty of dentistry Universitas
Indonesia; 2009 Oct 14-17; Jakarta, Indonesia. Jakarta: FKG UI. P.19-26
b. Kepustakaan yang diambil dari buku: (buku dan buku elektronik) :
Speroff L, Fritz MA. Clinical gynaecologic endocrinology and infertility. 7th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2005. Chapter 29, Endometriosis;
P.1103-33.
c. Kepustakaan dari thesis/ disertasi :
Melanie Sadono. Aktivitas biologi, ekstrak batang s.spontaneum 1.sebagai pemutih gigi.
[Disertasi] Jakarta: Universitas Indonesia; 2004
d. Kepustakaan dari laman internet :
The Effect Of Non Surgical Periodontal Therapy on Systemic Immune Response And
Blood Glucose Level Of NIDDM Patients. [internet] 2008. [cited 2010 Feb 14]
Available from:
CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MENURUT A.P.A (AMERICAN
PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION)
Berikut beberapa contoh penulisan daftar referensi menurut APA:
a. Sumber yang terbit secara periodik
Daftar referensi yang diperoleh mencantumkan periode yang terdapat dalam jurnal,
majalah, koran dan sejenisnya:
Kernis, M. H., Cornell, D. P., Sun, C., Berry, A., & Harlow, T. (1993). There’s more to
self esteem than whether it is high or low: The importance of stability of self
esteem. Journal of Personality and Social Psychology, 65, 1190-1204.
b. Sumber yang terbit non periodik
Daftar referensi yang diperoleh mencantumkan judul dan subjudul yang terdapat dalam
buku, laporan, brosur, buku manual, dan media audiovisual:
O’Neil, J. M., & Egan, J. (1992). Men’s and woman’s gender role journeys: Metaphor for
healing, transition, and transformation. In B. R. Wainrib (Ed.), Gender issues
accros the life cycle (pp. 107-123). New York: Springer.
c. Sumber referensi dari jurnal (2 penulis):
Klimoski, R., & Palmer, S. (1993). The ADA and the hiring process in organizations.
Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 45, 10-36.
d. Sumber referensi dari jurnal (lebih dari 5 penulis):
Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D., Lengua, L., et al.
(2000). An experimental evaluation of theory-based mother and mother-child
program for children of divorce. Journal of Consulting and Clinical Psychology,
68, 843-856.
e. Sumber referensi dari jurnal di surat kabar:
Zukerman, M., & Kieffer. S. C. (in press). Race differences in face-ism: does facial
prominence imply dominance? Journal of Personality and Social Psychology.
f. Sumber referensi dari majalah dan koran:
Kandel, E. R., & Squire, L. R. (2000, November 10). Neuroscience: Breaking down
scienctific barriers to the study of brain and mind. Science, 290, 1113-1120.
g. Sumber referensi dari Artikel Koran yang tidak ada penulisnya:
The new health-care lexicon. (1993, August/September). Copy Editor, 4, 1-2.
h. Sumber Referensi yang memiliki no issue dan no seri:
Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D. (2000). An
experimental evaluation of theory-based mother and mother-child program for
children of divorce. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 58(1, Serial
No. 231).
i. Sumber Referensi dari Jurnal Tambahan(Supplement):
Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D. (2000). An
experimental evaluation of theory-based mother and mother-child program for
children of divorce. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 24(Suppl. 2),
4-14
j. Sumber referensi dari Buku:
Beck, C. A. J., & Sales, B. D. (2001). Family mediation: Fact, myths, and future
prospects. Washington, DC: American Psychology Association.
k. Sumber dari buku yang direvisi:
Beck, C. A. J., Sales, B. D. (2001). Family mediation: Fact, myths, and future prospects
(Rev. ed.). Washington, DC: American Psychology Association.
l. Sumber dari ensiklopedia atau kamus:
Sadie, S. (Ed.). (1980). The new Grove dictionary of music and musicians (6th ed., Vols.
1-20). London: Macmillan.
m. Sumber dari buku terjemahan bahasa inggris:
Laplace, P. S. (1951). A philosophical essay on probabilities (F. W. Truscott & F. L.
Emory, Trans.). New York: Dover. (Original work published 1814).