tugas pe

36
JURNAL SEMINAR Effect of peel and seed removal on the nutritional value and antioxidant activity of tomato (Lycopersicon esculentum L.) fruits DISUSUN OLEH: BERLIANA DWITASARI NABABAN A1F011038 DOSEN PENGAMPU: 1. WIWIT, M.Si 2. ELVINAWATI, M.Si 3. Dr.M. LUTFI FIRDAUS, M.T 4. I NYOMAN CANDRA, M.Sc PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

Upload: berlianablue

Post on 06-Jul-2015

925 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas PE

JURNAL SEMINAR

Effect of peel and seed removal on the nutritional value andantioxidant activity of tomato (Lycopersicon esculentum L.) fruits

DISUSUN OLEH:

BERLIANA DWITASARI NABABAN

A1F011038

DOSEN PENGAMPU:

1. WIWIT, M.Si

2. ELVINAWATI, M.Si

3. Dr.M. LUTFI FIRDAUS, M.T

4. I NYOMAN CANDRA, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2014

Page 2: Tugas PE

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, dan karunia-

Nyasehingga saya dapat menyelesaikan makalah seminar sebagai syarat untuk mengikuti

mata kuliah seminar dengan judul Effect of peel and seed removal on the nutritional value

andantioxidant activity of tomato (Lycopersicon esculentum L.) fruits.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah seminar dan

seluruh pihak yang telah membantu saya sehingga terselesainya penyusunan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan dapat

dipergunakan sebagai salah satu acuan maupun pedoman untuk dapat menambah wawasan

dan pengetahuan serta informasi bagi masyarakat luas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini .

Bengkulu, Maret 2014

Penulis

Berliana D Nababan

Page 3: Tugas PE

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................... ii

Daftar Gambar ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 21.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 21.4 Batasan Masalah ............................................................................................................ 21.5 Manfaat Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tumbuhan Tomat............................................................................................................ 32.2 Karotenoid ...................................................................................................................... 42.3 Antioksidan..................................................................................................................... 42.4 Likopen ........................................................................................................................... 62.5 Spektrofotometri UV-VIS .............................................................................................. 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Bahan .............................................................................................................................. 103.2 Sampel ............................................................................................................................ 103.3 Karakterisasi Fisikokimia ............................................................................................... 103.4 Penentuan Senyawa Antioksidan ................................................................................... 113.5 Aktivitas Antioksidan .................................................................................................... 123.6 Analisis Statistik ............................................................................................................. 13

BAB IV PEMBAHASAN4.1 Parameter Fisikokimia .................................................................................................... 144.2 Senyawa Bioaktif............................................................................................................ 154.3 Kapasitas Antioksidan .................................................................................................... 16

BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 195.2 Saran .............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas PE

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Teh ........................................................................................................... 3

Gambar 2. Komponen UV-VIS ................................................................................................ 7

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan likopen buah segar dan olahan pada tomat ............................................... 6

Page 5: Tugas PE

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Buah tomat (Lycopersicum esculentum L) adalah buah khas Amerika, terdiri dari

berbagai bentuk. Tomat memiliki berbagai vitamin dan senyawa anti penyakit yang baik bagi

kesehatan, terutama Likopen. Tomat mengandung lemak dan kalori dalam jumlah rendah,

bebas kolesterol, dan merupakan sumber serat dan protein yang baik. Selain itu, tomat kaya

akan vitamin A dan C, beta-karoten, kalium dan antioksidan likopen.

Kebanyakan tomat dikonsumsi dalam bentuk bubur atau dimasak yang mana kulit dan

biji umumnya dihilangkan. Ini merupakan hal yang lumrah dimana buah-buahan bila

memungkinkan di kupas terlebih dahulu tetapi biasanya pada kulit dan biji inilah banyak

terdapat kandungan protein, karbohidrat, lipid, mineral, lain sebagainyanya.

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kulit dari buah tomat mengandung fenolat,

flavonoid, likopen, asam askorbat dan aktivitas antioksidan yang lebih banyak dari pada yang

terdapat pada biji. Hasil ini membuat para peneliti ingin meneliti tentang kulit buah tomat

sebagai sarana untuk meningkatkan nilai gizi pada pasta tomat dan untuk meningkatkan

asupan karotenoid (Reboul et al., 2005). Selain merupakan sumber nutrisi yang berharga kulit

tomat juga sebagai organ pelindung dimana memelihara integritas fisik tomat dan mencegah

kerusakan daging.

Biji tomat dapat dimakan dan kaya akan senyawa bioaktif dan mineral namun

biasanya sering dibuang. Studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi gel alam yang

ditemukan di biji tomat dapat membantu menjaga sirkulasi darah yang sehat dengan

mencegah pembekuan pada darah. Dengan berkembangnya pola konsumsi masyarakat,

tomat tidak saja dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk aneka poduk

olahan seperti pasta tomat, jus, bubur dan sebagainya.

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengupasan kulit dan penghilangan biji di

dalam buah tomat dapat mempengaruhi kualitas sebagai bahan makanan, khususnya

mengenai antioksidan peneliti berusaha untuk menjelaskannya dengan mengambil empat

kultivar buah tomat yang diproduksi di Northern Portugal, yaitu, Cereja, chucha, rama dan

redondo.

Page 6: Tugas PE

2

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah

1. Apa saja kandungan senyawa bioaktif di dalam buah tomat?

2. Bagaimana sifat fisikokimia dan aktivitas antioksidan terhadap pengupasan kulit

dan penghilangan biji pada buah tomat?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif di dalam buah tomat

2. Untuk mengetahui sifat fisikokimia dan aktivitas antioksidan terhadap pengupasan

kulit dan penghilangan biji pada buah tomat.

1.4 Batasan Masalah

1. Sampel dari empat kultivar buah tomat diproduksi di Northern Portugal, yaitu,

Cereja, chucha, rama dan redondo.

2. 1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) diperoleh dari Sigma-Aldrich (St Louis,

MO, USA). Metanol, reagen Folin-Ciocalteu, natrium hidroksida, asam linoleat,

dan asam galat dibeli dari Panreac Química SLU (Barcelona, Spanyol).

1.5 Manfaat Penulisan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat tentang nilai gizi dalam buah tomat yang sangat penting. Juga, dapat

mengetahui kegunaan buah tomat sebagai alternatif bahan antioksidan yang penting

bagi tubuh.

Page 7: Tugas PE

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tomat

2.1.1 Tanaman Tomat

Tomat (Lycopersicum esculentum L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang

berpotensi multiguna untuk diolah sebagai produk pangan. Buah tomat tergolong komoditas

yang sangat mudah rusak. Hal ini disebabkan karena memiliki kadar air yang tinggi yaitu lebih

dari 93%, yang mengakibatkan umur simpan pendek, susut bobot tinggi akibat penguapan,

perubahan fisik cepat, serta perubahan fisikokimia.

Kerusakan buah tomat berpengaruh terhadap tingkat kesegaran, selain berakibat terhadap

penurunan mutu fisik, Kerusakan juga menyebabkan penurunan nilai gizi, untuk mengatasinya

tomat perlu diolah lebih lanjut. Tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya

hanya untuk satu kali periode panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang

bisa mencapai 2 meter

Gambar 1. Tanaman tomat

Sumber : wikipedia.org

2.1.2 Taksonomi Tanaman Tomat

Secara taksonomi, tanaman tomat menurut para ahli botani digolongkan sebagai berikut

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Trachebionta

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Page 8: Tugas PE

4

Subkelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum Lycopersicum

Nama binomial : lycopersicon esculentum L.

2.1.3 Manfaat Buah Tomat

Buah tomat dimanfaatkan terutama untuk bumbu masakan sehari-hari, juga bahan baku

industri saus tomat, dimakan segar, diawetkan dalam kaleng, dan berbagai macam bahan

makanan bergizi lainnya. Konsumsi satu buah tomat masak setiap hari selama beberapa bulan,

sangat baik bagi orang yang sedang diet. Komsumsi tomat secara rutin tiap hari dapat membantu

penyembuhan sakit liver, encok, tuberkulose, dan asma (Departemen Kesehatan R.I. (1981)).

Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat, bulat pipih,

keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari kuning, oranye, sampai

merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya pun bervariasi, dari masam hingga

manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak

mengandung air.

2.2 Karotenoid

Karotenoid merupakan kelompok pigmen alami berwarna kuning, jingga, merah jingga yang

dapat ditemui pada tanaman dan hewan. Karotenoid disebut sebagai pigmen lipokromik karena larut

dalam lemak. Pada tumbuhan tingkat tinggi karotenoid didapatkan di daun bersama dengan klorofil,

mereka juga yang memberikan pigmen warna kuning, jingga dan merah pada bunga dan buah.

Karotenid dikelompokkan menjadi dua, yaitu hidrokarbon yang larut di dalam petroleum eter, dan

xantofil ( senyawa turunan oksigen dari karoten) yang larut didalam etanol.

2.3 Antioksidan

Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu senyawa yang dapat

menetralkan radikal bebas. Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak

mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang

dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-

buahan, sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya (Prakash, 2001).

Page 9: Tugas PE

5

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena

mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mencapai

kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk

memperoleh pasangan elektron. Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila

tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan

dini, serta penyakit degeneratif lainnya.

Berkaitan dengan fungsinya, senyawa antioksidan di klasifikasikan dalam lima tipe

antioksidan, yaitu:

1. Primary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa fenol yang mampu memutus rantai reaksi

pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom hidrogen yang

berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk senyawa yang stabil.

Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok ini, misalnya BHA, BHT, PG, TBHQ,

dan tokoferol.

2. Oxygen scavengers , yaitu senyawa-senyawa yang berperan sebagai pengikat oksigen

sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut akan

mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen

akan berkurang. Contoh dari senyawa-senyawa kelompok ini adalah vitamin C (asam

askorbat), askorbilpalminat, asam eritorbat, dan sulfit.

3. Secondary antioxidantsI, yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan untuk

berdekomposisi hidroperoksida menjadi prodak akhir yang stabil. Tipe antioksidan ini

pada umumnya digunakan untuk menstabilkan poliolefin resin. Contohnya, asam

tiodipropionat dan dilauriltiopropionat.

4. Antioxidative Enzime, yaitu enzim yang berperan mencegah terbantuknya radikal bebas.

Contohnya glukose oksidase, superoksidase dismutase(SOD), glutation peroksidase, dan

katalase.

5. Chelators sequestrants.yaitu senyawa-senyawa yang mampu mengikat logam seperti besidan

tembaga yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi lemak. Senyawa yang termasuk

didalamnya adalah asam sitrat, asam amino, ethylenediaminetetra acetid acid (EDTA), dan

fosfolipid.

Page 10: Tugas PE

6

2.4 Likopen

Likopen atau yang sering disebut sebagai α-carotene adalah suatu karotenoid pigmen

merah terang, yang banyak ditemukan dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna

merah. Nama likopen diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon esculantum.

Secara struktural, likopen terbentuk dari delapan unit isoprena. Banyaknya ikatan ganda pada

likopen menyebabkan elektron untuk menuju ke transisi yang lebih tinggi membutuhkan banyak

energi sehingga likopen dapat menyerap sinar yang memiliki panjang gelombang tinggi (sinar

tampak).

Sayuran dan buah yang berwarna merah seperti tomat, semangka, jeruk besar merah muda,

jambu biji, pepaya, strawberry, merupakan sumber utama lilopen. Tidak seperti vitamin C yang

akan hilang atau berkurang apabila buah atau sayur dimasak, likopen justru akan semakin kaya

pada bahan makanan tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. Misalnya,

likopen dalam pasta tomat empat kali lebih banyak dibanding dalam buah tomat segar. Hal ini

disebabkan likopen sangat tidak larut dalam air dan terikat kuat dalam serat.

Tabel 1 Kandungan likopen buah segar dan olahan pada tomat

Likopen merupakan suatu antioksidan yangt sangat kuat. Kemampuannya mengendalikan

singlet oxygen (oksigen dalam bentuk radikal bebas) 100 kali lebih efisien daripada vitamin E.

Singlet oxygen merupakan prooksidan yang terbentuk akibat radiasi sinar ultra violet dan dapat

menyebabkan penuaan dan kerusakan kulit. Selain sebagai anti skin aging, likopene juga

Page 11: Tugas PE

7

memiliki manfaat untuk mencegah penyakit cardiovascular, kencing manis, osteoporosis,

infertility, dan kanker (kanker kolon, payudara, endometrial, paru-paru, pankreas, dan terutama

kanker prostat) (Di Mascio P., Kaiser., dan Sies.,1989).

2.5 Spektrofotometri UV-VIS

Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu

sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai

panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang

gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang

melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga

spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.

(Rohman, 2007).

2.4.1 Instrumen Spektrofotometri UV-VIS

Gambar 2. Instrimen alat UV-VISSumber : repository.usu.ac

Komponen Spektrofotometer UV-VIS sebagai berikut:

1. Sumber cahaya

Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang stabil dan

intensitasnya tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :

a. Lampu Tungsten (Wolfram)

Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip

dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200 nm. Spektrum

radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000 jam pemakaian.

Page 12: Tugas PE

8

b. Lampu Deuterium

Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy radiasinya lurus,

dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam

pemakaian.

2. Wadah Sampel

Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah

sampel adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu

haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral. Dalam instrument, tabung reaksi

silindris kadang-kadang diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung

semacam itu diletakkan secara reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah satu sisi

tabunga dan tanda itu selalu tetap arahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik

bila permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya

menembus larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas berkas.

3. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya

tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian

monokromator, yaitu :

a. Prisma

Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di dapatkan

resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.

b. Grating (kisi difraksi)

Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan

disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi

difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.

c. Celah optis

Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber

radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui

prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.

d. Filter

Filter berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan

merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.

Page 13: Tugas PE

9

4. Detektor

Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah

menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-

angka pada reader (komputer). Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada

berbagai panjang gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati

kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-

violet. Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang.

Jika menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada

sisi yang berlawanan, akan diperoleh pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.

Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati

berkas pada waktu itu. Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm

dan air pada panjang gelombang dibawah 190 nm. Sehingga apabila menggunakan campuran

metanol-air sebagai pelarut, sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari

205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut

5. Visual display/recorder

Merupakan sistem baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalambentuk % Transmitan maupun Absorbansi

Page 14: Tugas PE

10

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Bahan2,6-Dichlorophenol ( reagen), natrium karbonat, asam oksalat, etanol, n-heksana,

aseton, b-karoten, butylated hydroxytoluene (BHT), asam sitrat, petroleum eter, kloroform,

Tween 40 emulsifier, asam askorbat dan 2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil (DPPH) diperoleh dari

Sigma-Aldrich (St Louis, MO, USA). Metanol, reagen Folin-Ciocalteu, natrium hidroksida,

asam linoleat, dan asam galat dibeli dari Panreac Química SLU (Barcelona, Spanyol).

3.2 SampelBuah tomat dari empat kultivar (Cereja, chucha, rama dan redondo), yang diproduksi

secara konvensional, di Utara Portugal. Sekitar 10 kg buah tomat dari masing-masing

kultivar, dimana kematangannya berwarna pink, secara acak diambil dari 10 tanaman tomat

yang berbeda yang terletak di daerah perkebunan yang sama. Buah dikumpulkan lalu

dibersihkan kemudian dipersiapkan tiga kelompok sampel yang berbeda yaitu buah yang

utuh, buah tanpa kulit dan buah tanpa biji. Sampel dihomogenkan menggunakan blender

selama 1 menit sebelum dipindahkan ke dalam wadah kedap udara dan disimpan pada suhu -

20o C.

3.3 Karakterisasi Fisikokimia

Sampel dianalisis untuk kadar air, aktivitas air (aw), total padatan terlarut (TSS), pH,

indeks kematangan (warna) dan keasaman (TA). Sampel air ditentukan dengan uji gravimetri

berikut: 5 g dari masing-masing sampel tomat segar dimasukkan dalam kapsul porselen

ditempatkan di kompor (WTC pengikat Klasse 2.0, Tuttlingen, Jerman) di (105 ±1) oC, dan

ditimbang hingga beratnya konstan. Aw diukur menggunakan Rotronic Hygropalm 9 VCD

(Rotronic Instruments Ltd, Crawley, UK). TSS (oBrix) diukur dalam masing-masing sampel

tomat segar dengan menggunakan refractometer Atago NAR-3T (Atago Co Ltd, Tokyo,

Jepang). Nilai pH sampel diukur dengan menggunakan pH meter (Hanna Instruments, Model

8417, Milano, Italia). Pembacaan warna dilakukan untuk setiap sampel, setelah

homogenisasi, menggunakan Minolta kromameter II Reflectancia CR-2000 (Minolta Limited,

Milton Keynes, Inggris). a * (merah-hijau) dan b * (kuning-biru) nilai-nilai yang digunakan

untuk menghitung nilai sudut hue, h *= tan-1 (b * / a *). Acidity diukur dengan metode titrasi

langsung dengan 0,1 mol / L NaOH (AOAC, 2005). Secara singkat, sampel dengan ~10 g

dicampur dalam 90 ml air suling dan diaduk selama 30 menit. Titrasi dilakukan dengan

Page 15: Tugas PE

11

menggunakan fenolftalein sebagai indikator dan hasilnya dinyatakan sebagai mg asam sitrat

per 100 g sampel.

3.4 Penentuan Senyawa Antioksidan3.4.1 Assay Asam Askorbat

Asam askorbat ditentukan sesuai dengan metode (Klein dan Perry,1982). Secara

singkat, sampel dicampur dengan asam metafosfat (0,1 g / L) selama 45 menit pada suhu

kamar dan disaring melalui kertas saring Whatman No 4. Filtrat (1 ml) dicampur dengan 2,6-

dichlorophenolindophenol dan asam askorbat kemudian dianalisis dengan spektrofotometri

pada panjang gelombang 515 nm menggunakan kurva kalibrasi yang diperoleh dari

pengukuran absorbansi standar asam askorbat. Hasil dinyatakan sebagai miligram asam

askorbat per 100 g berat sampel segar.

3.4.2 Jumlah Fenolik

Menurut (Jang et al. 2007) jumlah total senyawa fenolik ditentukan dengan cara setiap

sampel (~5 g) diekstraksi dengan 100 ml metanol / air (80/20 v / v) selama 1 jam. Setelah itu,

padatan dipisahkan dari ekstrak melalui vakum filtrasi dan 0,2 ml dari masing-masing ekstrak

ditambahkan ke 0,5 ml reagen Folin-Ciocalteu (1:10). Campuran dibiarkan selama 3 menit

pada suhu 25 oC sebelum ditambahkan 0,2 ml larutan jenuh natrium karbonat. Setelah

dibiarkan selama 120 menit pada suhu kamar, pembacaan absorbansi dilakukan dengan

panjang gelombang 725 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Beckman DU-64

spektrofotometer, Beckman Instruments Inc, Fullerton, CA).

Asam askorbat juga bereaksi dengan reagen Folin-Ciocalteu, isi total fenolik dikoreksi

untuk mengetahui gangguan pada asam askorbat (Asami, Hong, Barrett, dan Mitchell,2003).

Dengan menggunakan metodologi yang sama pada kuantifikasi total fenolat dilakukan untuk

standar asam askorbat sehingga kurva kalibrasi diperoleh. Total fenolat kemudian dihitung

dengan menggunakan kurva kalibrasi diperoleh dari mengukur absorbansi standar asam galat

dan dinyatakan dalam mg per 100 g berat basah

3.4.3 Karotenoidβ-karoten dan lycopene yang ditentukan menurut metode Nagata dan Yamashita

(1992). Secara singkat, pigmen dalam ~1 g sampel tomat diekstraksi dengan 20 ml aseton /

heksana (2:3, v / v), dan diukur absorbansi pada panjang gelombang 453 nm, 505 nm, 645

nm, dan 663 nm diukur menggunakan BioTek Synergy reader HT lempeng (GENS5). β-

karoten dan likopen dihitung sesuai dengan persamaan berikut: β-karoten (mg / 100 ml) =

Page 16: Tugas PE

12

0,216 x A663 - 1.220 x A645 - 0.304 x A505 + 0,452 x A453; Likopen (mg/100 ml) = - 0,0458 x

A663 + 0.204 x A645 - 0,304 x A505 + 0.452 x A453, dan selanjutnya dinyatakan dalam mg per

100 g sampel.

3.5 Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan sampel tomat dievaluasi dalam ekstrak metanol dan air yang

diperoleh dengan mencampurkan ~5 g sampel tomat dengan 50 ml metanol atau 50 ml air

dengan pengadukan konstan selama 1 jam. Ekstrak metanol dan air yang diperoleh, setelah

disaring, disimpan dalam atmosfir nitrogen pada -20 oC. Semua langkah eksperimental

dilakukan terlindung dari cahaya dan di bawah suhu terkontrol 25oC.

3.5.1 DPPH Aktivitas RadikalKemampuan anti-radikal ekstrak sampel dievaluasi menurut Brand-Williams, Cuvelier,

dan Berset (1995), dengan sedikit modifikasi. Ekstrak tomat (300 µl) dicampur dengan 2,7 ml

DPPH metanol (6 x 10-5 mol / L). Campuran tersebut dikocok dan pembacaan absorbansi

dilakukan pada panjang gelomban 515 nm. Aktivitas radikal (RSA) dihitung sebagai

persentase dari DPPH inhibisi dengan menggunakan persamaan: % RSA=[(ADPPH-AS) /

ADPPH] x 100, di mana AS merupakan absorbansi ekstrak sampel dengan DPPH dan

ADPPH adalah absorbansi larutan DPPH

3.5.2 Uji antioksidan menggunakan linoleat β-karoten

Aktivitas antioksidan dari ekstrak tomat juga dievaluasi oleh β-karoten model linoleat

(Mi-Yae, Tae-Hun, & Nak-Ju, 2003). Suatu larutan β-karoten disiapkan dengan melarutkan 2

mg dalam 10 ml kloroform dan 2 ml larutan ini dipipet ke dalam labu alas bulat 100 ml.

Setelah kloroform dalam kondisi vakum, 40 mg asam linoleat, 400 mg Tween 40 emulsifier,

dan 100 ml air suling ditambahkan ke dalamnya dan dikocok kuat. Kemudian diambil 5 ml

dan dimasukkan ke tabung reaksi yang berbeda yang berisi 1 ml ekstrak tomat. Begitu emulsi

ditambahkan ke masing-masing tabung, absorbansi dibaca pada panjang gelombang 470 nm.

Tabung ditempatkan pada suhu 50 oC dalam bak air. Pengukuran absorbansi dilanjutkan

sampai warna β-karoten hilang atau tanpa β-karotene. Aktivitas antioksidan dihitung dengan

menggunakan persamaan berikut: Aktivitas antioksidan = ( β-karoten setelah 2 jam dari assay

/ awal β-karoten konten) x 100.

Page 17: Tugas PE

13

BAB IVPEMBAHASAN

4.1 Parameter FisikokimiaMelalui penilaian parameter fisik dan kimia dapat mengetahui kematangan, nutrisi dan

nilai komersial dari buah tomat. Sebagai contoh tekstur tomat , rasa dan penampilan yang sangat

tergantung pada kadar air (aw) , yang merupakan variabel penting dalam menilai kecenderungan

pembusukan akibat bakteri , jamur atau terkontaminasi . PH dan TA merupakan kriteria penting

selama pengolahan buah karena mempengaruhi umur simpan tomat dan digunakan untuk menilai

kualitas keseluruhan buah . Rasanya juga tergantung konsentrasi asam . TSS dinyatakan sebagaioBrix terkait dengan jumlah gula ( terutama glukosa dan fruktosa ) yang ada di dalam tomat

seperti rasa manis dan keasamannya . Warna, selain menjadi parameter yang ada kaitannya

dengan rasa juga sangat menentukan dalam pembelian konsumen dan merupakan indikator dari

jumlah pigmen antioksidan ( terutama likopen ) dalam buah . Semua variabel ini dipengaruhi

oleh pengupasan kulit dan penghilangan biji dalam empat kultivar yang telah diteliti dan

disajikan pada Tabel 1.

Mengupas kulit dan menghilangkan biji tidak berpengaruh pada kelembaban dan kadar

air , yang lebih mempengaruhi adalah pH, warna, TSS dan TA. Pengaruh pengupasan kulit untuk

pH dalam kultivar rama dan redondo kultivar penurunannya ada yang signifikan (p <0,05),

sedangkan untuk kultivar Cereja dan chucha sedikit mengalami peningkatan (p <0,05).

Peningkatan ini dapat dikarenakan kulit kaya akan senyawa pigmen, yaitu karotenoid.

Page 18: Tugas PE

14

Kecuali untuk kultivar chucha, yang mana apabila diamati, terdapat perbedaan untuk TSS

(p > 0,05) yang diperoleh antara dikupas dan tidak dikupas. Untuk kultivar ini, mengupas kulit

menyebabkan penurunan TA dan tetap untuk kultivar Cereja serta meningkat untuk kultivar rama

dan redondo.

Menghilangan biji dapat mengalami peningkatan pH. Ini dikarenakan biji memiliki

kandungan asam organik dan tanin yang tinggi. Menghilangkan biji dapat mengalami penurunan

yang signifikan (p <0,05) di kedua sudut rona dan TA yang secara langsung berkaitan dengan

hilangnya kekuningan yang kaya akan senyawa organik.

Dapat diringkas bahwa parameter fisikokimia yang paling berpengaruh dalam

pengupasan kulit yaitu untuk warna (+3% Cereja, +30% chucha, +9% rama dan +15% redondo)

dan TA (+ 1% Cereja, - 9% chucha, +18% rama dan +9% redondo). Warna Penghilangan bii

juga mempengaruhi yaitu (- 4% Cereja,-5% chucha,- 7% rama dan - 4% redondo) tetapi dapat

mengurangi TA (- 47% Cereja,- 41% chucha,- 24% rama dan - 55% redondo). Mengupas kulit

tomat akan megandung jumlah pigmen yang lebih rendah dan tomat tanpa biji tingkat

keasamannya kurang.

4.2 Senyawa BioaktifSenyawa bioaktif yang paling penting dalam buah tomat adalah likopen karena merupakan

antioksidan yang ampuh melindungi terhadap kanker prostat dan kanker lainnya dengan

menghambat pertumbuhan sel tumor (Giovannucci, 1999). Namun demikian, tomat juga

mengandung senyawa bioaktif lain seperti fenolat (sifat antioksidan untuk melindungi terhadap

trombosis dan tumorigenesis), vitamin C dan β-karoten atau provitamin A (yang memiliki peran

penting dalam penyembuhan luka, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap racun dan

pencegahan kanker (, Shnimizu dan Moriwaki, 2012).

Tabel 2 menunjukkan konsentrasi senyawa bioaktif pada beberapa sampel tomat yang

berbeda. Dari prosedur yang diteliti konsentrasinya senyawa bioaktif yang dimiliki tidak sama

untuk semua varietas tomat. Mengupas kulit lebih berpengaruh pada kandungan likopen (- 80%

dalam kultivar rama,- 73% untuk kultivar Cereja,- 66% untuk kultivar redondo, dan - 65% untuk

kultivar chucha), diikuti oleh β- karoten, jumlah fenolat dan asam askorbat, untuk penghilangan

biji yang mana urutan senyawa bioaktifnya sebagai berikut: fenolat > β-karotene > lycopene >

asam askorbat. Setelah dianalisis, mengupas kulit berpengaruh pada kultivar chucha dan

Redondo, sedangkan menghilangkan biji merugikan bagi kultivar Cereja dan chucha. Hasil ini

Page 19: Tugas PE

15

sesuai karena epidermis buah dan biji kaya akan karotenoid, senyawa fenolik dan asam askorbat,

seperti yang telah dianalisis sebelumnya oleh Toor dan Savage (2005) untuk buah-buahan dari

Excell, Tradiro dan kultivar Flavourine tumbuh di bawah kondisi hidroponik di rumah kaca.

Juga, Chandra dan Ramalingam (2011) melakukan penelitian dengan kultivar India yang mana

antara fraksi kulit, bubur dan biji, diperoleh fraksi kulitlah yang banyak mengandung senyawa

antioksidan. Secara global, hasil yang disajikan dalam Tabel 2 menunjukkan bahwa, setiap kali

kulit dan biji dihilangkan, nilai (p <0,05) mengalami kerugian/penurunan yang signifikan dari

senyawa bioaktif. Ini terlihat secara umum dikarenakan mengupas lebih merugikan daripada

menghilangkan biji.

4.2 Kapasitas AntioksidanKapasitas antioksidan merupakan kemampuan untuk menghambat proses oksidasi. Ini

merupakan senyawa yang penting pada makanan karena oksidasi memainkan peran penting

dalam patogenesis beberapa penyakit manusia dan penuaan. Tomat diakui sebagai makanan

dengan sifat antioksidannya tinggi karena adanya beberapa antioksidan alami yang saling

melengkapi (misalnya likopen, senyawa fenolik, asam askorbat) (George,dkk, 2004).

Dalam penelitian ini, dua metode digunakan untuk mengetahui kapasitas antioksidan

yakni menggunakan DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrilhidrazil ) uji inhibisi dan β-karoten model

linoleat. DPPH merupakan metode yang cepat, sederhana dan murah untuk mengevaluasi

aktivitas antioksidan sampel dengan menguji kemampuan mereka bertindak sebagai pengambil

radikal bebas. Dasar dari metode ini adalah antioksidan bereaksi dengan DPPH radikal bebas dan

mengubahnya menjadi 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazine dengan perubahan warna (warna dari

Page 20: Tugas PE

16

ungu menjadi kuning). Untuk mengoptimalkan kinerja DPPH harus mencari panjang gelombang

serapan maksimumnya terlebih dahulu. Pertama dilakukan optimasi panjang gelombang 400 nm

-800 nm. Pemilihan panjang gelombang ini didasarkan pada warna ungu dimana rentang panjang

gelombangnya 400 nm - 800 nm. Setelah itu diperoleh panjang gelombang maksimum sebesar

515 nm (Prior,dkk, 2005).

Selain aktivitas radikal DPPH, kapasitas antioksidan sampel juga dievaluasi oleh β-karoten

model linoleat. Dalam model ini, asam linoleat radikal bebas terbentuk pada atom hidrogen dari

salah satu kelompok metilen diallylic yang menyerang molekul β-karotene yang sangat jenuh.

Akibatnya, β-karoten teroksidasi dan rusak sebagian, dan sistem kehilangan kromofor serta

warna oranye yang merupakan karakteristik yang dapat dipantau secara spektrofotometri

(Jayaprakasha dan Sakariah, 2001). Hal ini dapat dikurangi atau dicegah dengan antioksidan

yang menyumbangkan atom hidrogen untuk memutus radikal (Prior et al., 2005).

Diketahui bahwa efisiensi setiap tes sangat tergantung pada cara yang disiapkan, seperti

,polaritas pelarut yang digunakan. Tes dilakukan pada ekstrak air dan metanol yang diperoleh

dari sampel tomat. Hasilnya disajikan dalam Tabel 3.

Page 21: Tugas PE

17

Mengupas kulit dan menghilangkan biji dapat mengurangi kemampuan tomat untuk

menangkap DPPH. Namun demikian, penurunan ini tidak identik untuk semua kultivar. Sebagai

contoh, hal ini tidak terlihat untuk ekstrak metanol yang diperoleh dari tomat Cereja maupun

untuk ekstrak air dari kultivar rama setelah mengupas kulit. Di sisi lain, kerugian hampir 23%

dan 7% setelah mengupas kulit dan menghilangkan biji tomat pada kultivar chucha. Mengupas

kulit dapat mempengaruhi kapasitas antioksidan yang cukup besar daripada menghilangkan

bijinya. Hasil ini sesuai dalam literatur mengenai studi buah-buahan (Ju & Howard, 2003;

Luque-Rodriguez, Luque de Castro, & Perez-Juan, 2007; Palma, Pineiro, & Barroso, 2001;

Pineiro, Palma, & Barroso, 2006). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak metanol

memiliki aktivitas antioksidan lebih daripada yang ekstrak air (Tabel 3). Berdasarkan

kelarutannya dari senyawa bioaktif yang dianalisis dalam penelitian ini, senyawa antioksidan

yang ada dalam ekstrak air dapat bercampur dengan asam askorbat (sangat polar), sedangkan

ekstrak metanol mengandung senyawa fenolik. Likopen dan β-karoten adalah molekul

hidrofobik dengan afinitas yang tidak menyukai air dan afinitas yang sangat rendah dalam

metanol, oleh karena itu , jumlahnya dalam ekstrak metanol harus minimal.

Page 22: Tugas PE

18

BAB VPENUTUP

1.1 Kesimpulan1. Senyawa bioaktif yang paling penting dalam buah tomat adalah likopene dimana

merupakan antioksidan yang ampuh untuk melindungi tubuh terhadap kanker.

Tomat juga mengandung senyawa bioaktif lain seperti fenolat, vitamin C, dan β-

karoten atau provitamin A.

2. Pada sifat fisikkokimia mengupas kulit dan menghilangkan biji tidak berpengaruh

pada kelembaban dan kadar air , yang lebih mempengaruhi adalah pH, warna, TSS

dan TA. Yang berpengaruh pada pH untuk pengupasan kulit adalah kultivar rama

dan Redondo. Untuk semua kultivar kecuali kultivar chucha, adanya pengaruh

dalam TSS baik yang dikupas dan yang tidak. Serta yang berpengaruh terhadap TA

adalah kultivar rama dan redondo.

Mengupas kulit dan penghilangan biji dapat mengurangi kemampuan tomat untuk

menangkap DPPH. Namun, penurunan ini tidak untuk semua kultivar. Pada

pengupasan kulit, penurunan tidak terlihat saat digunakan ekstrak metanol yang

diperoleh dari kultivar Cereja dan juga untuk ekstrak air yang diperoleh dari

kultivar rama. Di sisi lain, kerugian hampir 23% dan 7% setelah mengupas kulit

dan menghilangkan biji tomat pada kultivar chucha.

1.2 SaranDapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang identifikasi struktur molekul senyawa

bioaktif dalam ekstrak tomat sebagai antioksidan ataupun penelitian lain yang

berhubungan dengan sapmel buah tomat

Page 23: Tugas PE

19

DAFTAR PUSTAKA MENURUT A.P.A

Antibakteri, A., Sirih, E., Piper, H., Jenie, B. S. L., & Apriyantono, M. T. S. A. (2008).TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN [ Antibacterial Activity of Green Sirih (Piper betle L ) Extract towards Food Pathogens ] HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihanjenis pelarut dengan menggunakan, XIX(1).

Biesaga, M., & Pyrzyn, K. (2013). Stability of bioactive polyphenols from honey duringdifferent extraction methods, 136, 46–54. doi:10.1016/j.foodchem.2012.07.095

Capanoglu, E., Vos, R. C. H. De, Hall, R. D., Boyacioglu, D., & Beekwilder, J. (n.d.). Author ’ spersonal copy Changes in polyphenol content during production of grape juice concentrate.

Fitrial, Y., Astawan, M., Soekarto, S. S., Wiryawan, K. G., Wresdiyati, T., Khairina, R., … Mic,P. (2008). AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI TERATAI ( Nymphaeapubescens Willd ) TERHADAP BAKTERI PATOGEN PENYEBAB DIARE [Antibacterial Activity of Water lily Seed Extract Toward Diarrhea-causing PathogenicBacteria ] METODOLOGI ( Houghton and Raman , 1998 ) teratai Analisis senyawaantimikroba dengan difusi agar Fraksinasi ekstrak biji teratai, XIX(2).

Ilmu, L., Indonesia, P., & Farmasi, P. S. (2011). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ProgramStudi Farmasi, FMIPA -UNPAK, 1(1), 1–9.

Ismail, A., Marjan, Z. M., & Foong, C. W. (2004). Food Chemistry Total antioxidant activity andphenolic content in selected vegetables, 87, 581–586. doi:10.1016/j.foodchem.2004.01.010

Lee, K., Jang, H., & Shibamoto, T. (2013). Formation of carcinogenic 4 ( 5 ) -methylimidazolein caramel model systems : A role of sulphite. FOOD CHEMISTRY, 136(3-4), 1165–1168.doi:10.1016/j.foodchem.2012.09.025

Linsinger, T. P. J., Chaudhry, Q., Dehalu, V., Delahaut, P., Dudkiewicz, A., & Grombe, R.(n.d.). Author ’ s personal copy Validation of methods for the detection and quantificationof engineered nanoparticles in food.

Padalino, L., Mastromatteo, M., Lecce, L., Cozzolino, F., & Nobile, M. A. Del. (2013).Manufacture and characterization of gluten-free spaghetti enriched with vegetable fl our.Journal of Cereal Science, 57(3), 333–342. doi:10.1016/j.jcs.2012.12.010

Pérez-Jiménez, J., Díaz-Rubio, M. E., Mesías, M., Morales, F. J., & Saura-Calixto, F. (2014).Evidence for the formation of maillardized insoluble dietary fiber in bread: A specific kindof dietary fiber in thermally processed food. Food Research International, 55, 391–396.doi:10.1016/j.foodres.2013.11.031

Ravichandran, K., Min, N., Thaw, M., Mohdaly, A. A. A., Gabr, A. M. M., Kastell, A., …Smetanska, I. (2013). Impact of processing of red beet on betalain content and antioxidantactivity. FRIN, 50(2), 670–675. doi:10.1016/j.foodres.2011.07.002

Page 24: Tugas PE

20

Ren, J., Li, Q., Dong, F., Feng, Y., & Guo, Z. (2013). International Journal of BiologicalMacromolecules Phenolic antioxidants-functionalized quaternized chitosan : Synthesis andantioxidant properties. International Journal of Biological Macromolecules, 53, 77–81.doi:10.1016/j.ijbiomac.2012.11.011

Scientifie, M. (2010). Mulawarman Scientifie, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN 1412-498X, 9(Ii), 111–118.

Sgarbi, E., Lazzi, C., Iacopino, L., Bottesini, C., Lambertini, F., Sforza, S., & Gatti, M. (n.d.).Author ’ s personal copy Microbial origin of non proteolytic aminoacyl derivatives in longripened cheeses.

Siah, S., Wood, J. A., Agboola, S., & Konczak, I. (n.d.). Author ’ s personal copy Effects ofsoaking , boiling and autoclaving on the phenolic contents and antioxidant activities of fababeans ( Vicia faba L .) differing in seed coat colours.

Suharti, S., Banowati, A., Hermana, W., & Wiryawan, K. G. (2008). Komposisi dan KandunganKolesterol Karkas Ayam Broiler Diare yang Diberi Tepung Daun Salam ( Syzygiumpolyanthum Wight ) dalam Ransum, 31(2).

Sukadana, I. M. (1907). Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis (,109–116.

Tümen, G., Musa, M., Dündar, E., Dag, A., & Re-, O. (2013). Phenolics profiles of olive fruits (Olea europaea L .) and oils from Ayvalık , Domat and Gemlik varieties at different ripeningstages, 136, 41–45. doi:10.1016/j.foodchem.2012.07.046

Uysal, R. S., Veliog, H. M., Yadegari, R. J., & Rishkan, M. M. (2014). Short communication Anovel method for discrimination of beef and horsemeat using Raman spectroscopy, 148, 37–41. doi:10.1016/j.foodchem.2013.10.006

Vinha, A. F., Alves, R. C., Barreira, S. V. P., Castro, A., Costa, A. S. G., & Oliveira, M. B. P. P.(2014). LWT - Food Science and Technology Effect of peel and seed removal on thenutritional value and antioxidant activity of tomato ( Lycopersicon esculentum L .) fruits.LWT - Food Science and Technology, 55(1), 197–202. doi:10.1016/j.lwt.2013.07.016

Page 25: Tugas PE

21

DAFTAR PUSTAKA MENURUT HARVARD

Antibakteri, A. et al., 2008. TERHADAP BAKTERI PATOGEN PANGAN [ AntibacterialActivity of Green Sirih ( Piper betle L ) Extract towards Food Pathogens ] HASIL DANPEMBAHASAN Pemilihan jenis pelarut dengan menggunakan. , XIX(1).

Biesaga, M. & Pyrzyn, K., 2013. Stability of bioactive polyphenols from honey during differentextraction methods. , 136, pp.46–54.

Boyacı, İ.H. et al., 2014. A novel method for discrimination of beef and horsemeat using Ramanspectroscopy. Food chemistry, 148, pp.37–41. Available at:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24262523 [Accessed May 7, 2014].

Capanoglu, E. et al., Author ’ s personal copy Changes in polyphenol content during productionof grape juice concentrate.

Dağdelen, A. et al., 2013. Phenolics profiles of olive fruits (Olea europaea L.) and oils fromAyvalık, Domat and Gemlik varieties at different ripening stages. Food chemistry, 136(1),pp.41–5. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23017390 [Accessed May 12,2014].

Fitrial, Y. et al., 2008. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI TERATAI ( Nymphaeapubescens Willd ) TERHADAP BAKTERI PATOGEN PENYEBAB DIARE [Antibacterial Activity of Water lily Seed Extract Toward Diarrhea-causing PathogenicBacteria ] METODOLOGI ( Houghton and Raman , 1998 ) teratai Analisis senyawaantimikroba dengan difusi agar Fraksinasi ekstrak biji teratai. , XIX(2).

Ilmu, L., Indonesia, P. & Farmasi, P.S., 2011. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ProgramStudi Farmasi, FMIPA -UNPAK. , 1(1), pp.1–9.

Ismail, a, Marjan, Z. & Foong, C., 2004. Total antioxidant activity and phenolic content inselected vegetables. Food Chemistry, 87(4), pp.581–586. Available at:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0308814604000366 [Accessed April 28, 2014].

Lee, K., Jang, H. & Shibamoto, T., 2013. Formation of carcinogenic 4 ( 5 ) -methylimidazole incaramel model systems : A role of sulphite. FOOD CHEMISTRY, 136(3-4), pp.1165–1168.Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.foodchem.2012.09.025.

Linsinger, T.P.J. et al., Author ’ s personal copy Validation of methods for the detection andquantification of engineered nanoparticles in food.

Padalino, L. et al., 2013. Manufacture and characterization of gluten-free spaghetti enriched withvegetable fl our. Journal of Cereal Science, 57(3), pp.333–342. Available at:http://dx.doi.org/10.1016/j.jcs.2012.12.010.

Page 26: Tugas PE

22

Pérez-Jiménez, J. et al., 2014. Evidence for the formation of maillardized insoluble dietary fiberin bread: A specific kind of dietary fiber in thermally processed food. Food ResearchInternational, 55, pp.391–396. Available at:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0963996913006406 [Accessed May 12, 2014].

Ravichandran, K. et al., 2013. Impact of processing of red beet on betalain content andantioxidant activity. Food Research International, 50(2), pp.670–675. Available at:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S096399691100442X [Accessed May 6, 2014].

Ren, J. et al., 2013. International Journal of Biological Macromolecules Phenolic antioxidants-functionalized quaternized chitosan : Synthesis and antioxidant properties. InternationalJournal of Biological Macromolecules, 53, pp.77–81. Available at:http://dx.doi.org/10.1016/j.ijbiomac.2012.11.011.

Scientifie, M., 2010. Mulawarman Scientifie, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN 1412-498X. , 9(Ii), pp.111–118.

Sgarbi, E. et al., Author ’ s personal copy Microbial origin of non proteolytic aminoacylderivatives in long ripened cheeses.

Siah, S. et al., Author ’ s personal copy Effects of soaking , boiling and autoclaving on thephenolic contents and antioxidant activities of faba beans ( Vicia faba L .) differing in seedcoat colours.

Suharti, S. et al., 2008. Komposisi dan Kandungan Kolesterol Karkas Ayam Broiler Diare yangDiberi Tepung Daun Salam ( Syzygium polyanthum Wight ) dalam Ransum. , 31(2).

Sukadana, I.M., 1907. Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis (. ,pp.109–116.

Vinha, A.F. et al., 2014. LWT - Food Science and Technology Effect of peel and seed removalon the nutritional value and antioxidant activity of tomato ( Lycopersicon esculentum L .)fruits. LWT - Food Science and Technology, 55(1), pp.197–202. Available at:http://dx.doi.org/10.1016/j.lwt.2013.07.016.

Page 27: Tugas PE

23

DAFTAR PUSTAKA MENURUT VANCOUVER

1. Capanoglu E, Vos RCH De, Hall RD, Boyacioglu D, Beekwilder J. Author ’ s personalcopy Changes in polyphenol content during production of grape juice concentrate.

2. Pérez-Jiménez J, Díaz-Rubio ME, Mesías M, Morales FJ, Saura-Calixto F. Evidence forthe formation of maillardized insoluble dietary fiber in bread: A specific kind of dietaryfiber in thermally processed food. Food Res Int [Internet]. 2014 Jan [cited 2014 May12];55:391–6. Available from:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0963996913006406

3. Sgarbi E, Lazzi C, Iacopino L, Bottesini C, Lambertini F, Sforza S, et al. Author ’ spersonal copy Microbial origin of non proteolytic aminoacyl derivatives in long ripenedcheeses.

4. Ravichandran K, Saw NMMT, Mohdaly A a. a., Gabr AMM, Kastell A, Riedel H, et al.Impact of processing of red beet on betalain content and antioxidant activity. Food Res Int[Internet]. Elsevier Ltd; 2013 Mar [cited 2014 May 6];50(2):670–5. Available from:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S096399691100442X

5. Ilmu L, Indonesia P, Farmasi PS. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Program StudiFarmasi, FMIPA -UNPAK. 2011;1(1):1–9.

6. Siah S, Wood JA, Agboola S, Konczak I. Author ’ s personal copy Effects of soaking ,boiling and autoclaving on the phenolic contents and antioxidant activities of faba beans (Vicia faba L .) differing in seed coat colours.

7. Scientifie M. Mulawarman Scientifie, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2010 ISSN 1412-498X. 2010;9(Ii):111–8.

8. Fitrial Y, Astawan M, Soekarto SS, Wiryawan KG, Wresdiyati T, Khairina R, et al.AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI TERATAI ( Nymphaea pubescens Willd )TERHADAP BAKTERI PATOGEN PENYEBAB DIARE [ Antibacterial Activity ofWater lily Seed Extract Toward Diarrhea-causing Pathogenic Bacteria ] METODOLOGI (Houghton and Raman , 1998 ) teratai Analisis senyawa antimikroba dengan difusi agarFraksinasi ekstrak biji teratai. 2008;XIX(2).

9. Antibakteri A, Sirih E, Piper H, Jenie BSL, Apriyantono MTSA. TERHADAP BAKTERIPATOGEN PANGAN [ Antibacterial Activity of Green Sirih ( Piper betle L ) Extracttowards Food Pathogens ] HASIL DAN PEMBAHASAN Pemilihan jenis pelarut denganmenggunakan. 2008;XIX(1).

10. Ismail a, Marjan Z, Foong C. Total antioxidant activity and phenolic content in selectedvegetables. Food Chem [Internet]. 2004 Oct [cited 2014 Apr 28];87(4):581–6. Availablefrom: http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0308814604000366

Page 28: Tugas PE

24

11. Boyacı İH, Temiz HT, Uysal RS, Velioğlu HM, Yadegari RJ, Rishkan MM. A novelmethod for discrimination of beef and horsemeat using Raman spectroscopy. Food Chem[Internet]. 2014 Apr 1 [cited 2014 May 7];148:37–41. Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24262523

12. Linsinger TPJ, Chaudhry Q, Dehalu V, Delahaut P, Dudkiewicz A, Grombe R. Author ’ spersonal copy Validation of methods for the detection and quantification of engineerednanoparticles in food.

13. Biesaga M, Pyrzyn K. Stability of bioactive polyphenols from honey during differentextraction methods. 2013;136:46–54.

14. Dağdelen A, Tümen G, Ozcan MM, Dündar E. Phenolics profiles of olive fruits (Oleaeuropaea L.) and oils from Ayvalık, Domat and Gemlik varieties at different ripeningstages. Food Chem [Internet]. 2013 Jan 1 [cited 2014 May 12];136(1):41–5. Availablefrom: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23017390

15. Lee K, Jang H, Shibamoto T. Formation of carcinogenic 4 ( 5 ) -methylimidazole incaramel model systems : A role of sulphite. FOOD Chem [Internet]. Elsevier Ltd;2013;136(3-4):1165–8. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.foodchem.2012.09.025

16. Sukadana IM. Senyawa antibakteri golongan flavonoid dari buah belimbing manis (.1907;109–16.

17. Padalino L, Mastromatteo M, Lecce L, Cozzolino F, Nobile MA Del. Manufacture andcharacterization of gluten-free spaghetti enriched with vegetable fl our. J Cereal Sci[Internet]. Elsevier Ltd; 2013;57(3):333–42. Available from:http://dx.doi.org/10.1016/j.jcs.2012.12.010

18. Ren J, Li Q, Dong F, Feng Y, Guo Z. Phenolic antioxidants-functionalized quaternizedchitosan: synthesis and antioxidant properties. Int J Biol Macromol [Internet]. ElsevierB.V.; 2013 Feb [cited 2014 May 12];53:77–81. Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23164754

19. Suharti S, Banowati A, Hermana W, Wiryawan KG. Komposisi dan KandunganKolesterol Karkas Ayam Broiler Diare yang Diberi Tepung Daun Salam ( Syzygiumpolyanthum Wight ) dalam Ransum. 2008;31(2).

20. Vinha AF, Alves RC, Barreira SVP, Castro A, Costa ASG, Oliveira MBPP. Effect of peeland seed removal on the nutritional value and antioxidant activity of tomato(Lycopersicon esculentum L.) fruits. LWT - Food Sci Technol [Internet]. Elsevier Ltd;2014 Jan [cited 2014 May 12];55(1):197–202. Available from:http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0023643813002661

Page 29: Tugas PE

ATURAN DAN CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MENURUT HARVAD

Aturan

a. Sumber kutipan yang dinyatakan dalam karya ilmiah harus ada dalam Daftar Pustaka,

dan sebaliknya.

b. Literatur yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka hanya literatur yang menjadi rujukan

dan dikutip dalam karya ilmiah.

c. Daftar pustaka ditulis/diketik satu spasi, berurutan secara alfabetis tanpa nomor.

d. Jika literatur ditulis oleh satu orang, nama penulis ditulis nama belakangnya lebih dulu,

kemudian diikuti singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah, dilanjutkan penulisan

tahun, judul dan identitas lain dari literatur/pustaka yang dirujuk.

e. Jika penulis lebih dari dua orang, nama penulis pertama ditulis seperti aturan “d”,

dilanjutkan penulisan nama penulis kedua dan seterusnya sebagai berikut: nama depan

dan nama tengah (disingkat) dilanjutkan nama belakang. [Untuk penulis kedua dan

seterusnya, penulisan nama depan/tengah (singkatan) dan nama belakang tidak perlu

dibalik seperti penulis pertama].

f. Penulisan daftar pustaka tidak boleh menggunakan et al. sebagai pengganti nama penulis

kedua dan seterusnya (berbeda dengan penulisan sumber kutipan seperti dijelaskan pada

aturan 2.1 huruf e)

g. Kata penghubung seorang/beberapa penulis dengan penulis terakhir menggunakan kata

“dan” (tidak menggunakan simbol “&”; serta tidak menggunakan kata penghubung “and”

walaupun literaturnya berbahasa Inggris, kecuali seluruh naskah ditulis menggunakan

bahasa Inggris).

h. Cara penulisan setiap daftar pustaka berbeda-beda, bergantung pada jenis literatur/

1. pustaka yang menjadi referensi. Untuk lebih jelasnya, lihat contoh.

Cara Penulisan

a. Buku Teks

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun penerbitan, judul buku (cetak miring), edisi buku, nama penerbit, kota

penerbit. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).

Page 30: Tugas PE

Contoh:

Merna T. dan F. F. Al-Thani. 2008. Corporate Risk Management. 2nd ed. John Welly and

Sons Ltd. England.

b. Buku Teks Terjemahan

Aturan penulisan: nama belakang penulis asli, singkatan (inisial) nama depan dan nama

tengah (jika ada), tahun penerbitan, judul buku asli (cetak miring), edisi/cetakan, nama

penerbit, kota penerbit, nama penerjemah, tahun, judul buku (cetak miring), edisi/cetakan,

nama penerbit, kota penerbit. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).

Contoh:

Baudrillard, J. 1970. La Société de Consommation. Nottingham Trent University. Clifton

Lane, Nottingham. Terjemahan J.P. Mayer dan B.S. Turner. 1998. The Consumer

Society: Myths and Structures. Sage Publication Inc. Thousand Oaks. London.

c. Buku Terbitan Lembaga/Badan/Organisasi

Aturan penulisan: nama lembaga/badan/organisasi, tahun penerbitan, judul buku (cetak

miring), edisi/cetakan, nama penerbit, kota penerbit.

Contoh:

Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi. Januari. BPS Jawa

Timur.Surabaya.

d. Buku Terbitan Lembaga/Badan/Organisasi (Berisi Himpunan Peraturan, UU, dan

sejenisnya)

Aturan penulisan: nama lembaga/badan/organisasi, tahun penerbitan, judul peraturan/UU

yang dirujuk (cetak miring), nomor atau seri peraturan/UU, edisi/cetakan, nama penerbit,

kota penerbit.

Contoh:

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2011. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan

Operasi yang Dihentikan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 58

(Revisi 2009). DSAK-IAI. Jakarta.

e. Artikel dalam Jurnal

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal (cetak miring), volume dan nomor

Page 31: Tugas PE

jurnal (nomor jurnal dalam tanda kurung), nomor halaman artikel dalam jurnal. [Jika ada

dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).

Contoh:

Riduwan, A. 2010. Etika dan Perilaku Koruptif dalam Praktik Manajemen Laba. Jurnal

Akuntansi & Auditing Indonesia 14(2): 121-141.

g. Artikel Seminar/Simposium (dalam Prosiding)

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun penerbitan, nama prosiding (cetak miring), nomor dan volume prosiding (jika

ada), tanggal seminar/simposium, penerbit prosiding (jika ada, cetak miring), nomor

halaman artikel dalam prosiding. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf

e).

Contoh:

Dewi, A. R. 2003. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan Terhadap Earnings

Response Coeficient. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya.

Universitas Airlangga: 119-159.

h. Artikel Seminar/Simposium (cetak lepas)

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun penerbitan, nama seminar/simposium (cetak miring), tanggal

seminar/simposium, nomor halaman artikel. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan

2.2 huruf e).

Contoh:

Kalana, I., S. Ngumar, dan I.B. Riharjo. 2012. Independensi Auditor Berbasis Kultur dan

Filsafat Herbert Blumer. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin. 20-23

September: 1-25.

i. Artikel dalam Buku Antologi dengan Editor

Page 32: Tugas PE

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun penerbitan, judul artikel, judul buku (cetak miring), nama editor buku,

penerbit, kota penerbit. [Jika ada dua penulis atau lebih, lihat aturan 2.2 huruf e).

Contoh:

Azra, A. 2005. Pluralisme Islam Dalam Perspektif Historis. Dalam Nilai-Nilai Pluralisme

Islam: Bingkai Gagasan Yang Berserak. Editor M. Sururin. Cetakan 1. Penerbit

Nuansa. Bandung.

j. Skripsi/Tesis/Disertasi

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun, judul skripsi/tesis/disertasi, skripsi/tesis/disertasi (cetak miring), nama

program studi dan/atau perguruan tinggi, kota tempat perguruan tinggi.

Contoh:

Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia

Melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar, dan Jalur Ekspektasi Inflasi Periode

1990:2-2007:1. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga.

Surabaya.

k. Artikel dari Internet

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun, judul, alamat e-mail (cetak miring), tanggal dan jam unduh.

Contoh:

Himman, L.M. 2002. A Moral Change: Business Ethics After Enron. San Diego

University Publication. http:ethics.sandiego.edu/LMH/oped/Enron/index.asp. 27

Januari 2008 (15:23).

l. Makalah Pidato Ilmiah dan semacamnya

Page 33: Tugas PE

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun, judul, sifat/tujuan makalah (cetak miring), nama kegiatan, tanggal kegiatan,

kota tempat kegiatan.

Contoh:

Raka, G. 2003. Menggarisbawahi Peran Idealisme, Karakter dan Komunitas dalam

Transformasi Institusi. Makalah Orasi Ilmiah. Sidang Terbuka Senat Peringatan

Dies Natalis ke-44 Institut Teknologi Bandung. 2 Maret. Bandung.

m. Artikel dari Majalah atau Surat Kabar

Aturan penulisan: nama belakang, singkatan (inisial) nama depan dan nama tengah (jika

ada), tahun, judul artikel (cetak miring), nama majalah/surat kabar, tanggal, halaman,

kota penerbit.

Contoh:

Mangunwijaya, Y.B. 1992. Pendidikan Manusia Merdeka. Harian Kompas. 11 Agustus.

Halaman 15.Jakarta.

n. Berita dari Majalah atau Surat Kabar

Aturan penulisan: nama majalah/surat kabar, tahun, judul berita (cetak miring), nomor

dan/atau volume (jika ada), tanggal, halaman, kota penerbit.

Contoh:

Koran Tempo. 2002. Belajar dari Skandal Enron. 5 Februari. Halaman 21. Jakarta

CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MENURUT VANCOUVER

Penulisan daftar pustaka sesuai dengan sistem Vancouver, yaitu menggunakan nomor

urut sesuai dengan yang terdapat pada akhir kalimat/paragraph. Nomor urut disusun berdasarkan

referensi yang pertama kali dikutip. Tidak menggunakan abstrak sebagai referensi.

Page 34: Tugas PE

Cara penulisan daftar pustaka sistem vancouver :

a. Kepustakaan yang diambil dari jurnal (artikel jurnal dan artikel elektronik) :

Feisal A, Indrawati D, Medyawati R. The effect of timing gutta-percha reduction for post

space preparation to the leakage of non iso root canal filling. KPPIKG 2009 15th

scientific meeting and refresher course in dentistry faculty of dentistry Universitas

Indonesia; 2009 Oct 14-17; Jakarta, Indonesia. Jakarta: FKG UI. P.19-26

b. Kepustakaan yang diambil dari buku: (buku dan buku elektronik) :

Speroff L, Fritz MA. Clinical gynaecologic endocrinology and infertility. 7th ed.

Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2005. Chapter 29, Endometriosis;

P.1103-33.

c. Kepustakaan dari thesis/ disertasi :

Melanie Sadono. Aktivitas biologi, ekstrak batang s.spontaneum 1.sebagai pemutih gigi.

[Disertasi] Jakarta: Universitas Indonesia; 2004

d. Kepustakaan dari laman internet :

The Effect Of Non Surgical Periodontal Therapy on Systemic Immune Response And

Blood Glucose Level Of NIDDM Patients. [internet] 2008. [cited 2010 Feb 14]

Available from:

CARA PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MENURUT A.P.A (AMERICAN

PSYCHOLOGICAL ASSOCIATION)

Berikut beberapa contoh penulisan daftar referensi menurut APA:

a. Sumber yang terbit secara periodik

Daftar referensi yang diperoleh mencantumkan periode yang terdapat dalam jurnal,

majalah, koran dan sejenisnya:

Page 35: Tugas PE

Kernis, M. H., Cornell, D. P., Sun, C., Berry, A., & Harlow, T. (1993). There’s more to

self esteem than whether it is high or low: The importance of stability of self

esteem. Journal of Personality and Social Psychology, 65, 1190-1204.

b. Sumber yang terbit non periodik

Daftar referensi yang diperoleh mencantumkan judul dan subjudul yang terdapat dalam

buku, laporan, brosur, buku manual, dan media audiovisual:

O’Neil, J. M., & Egan, J. (1992). Men’s and woman’s gender role journeys: Metaphor for

healing, transition, and transformation. In B. R. Wainrib (Ed.), Gender issues

accros the life cycle (pp. 107-123). New York: Springer.

c. Sumber referensi dari jurnal (2 penulis):

Klimoski, R., & Palmer, S. (1993). The ADA and the hiring process in organizations.

Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 45, 10-36.

d. Sumber referensi dari jurnal (lebih dari 5 penulis):

Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D., Lengua, L., et al.

(2000). An experimental evaluation of theory-based mother and mother-child

program for children of divorce. Journal of Consulting and Clinical Psychology,

68, 843-856.

e. Sumber referensi dari jurnal di surat kabar:

Zukerman, M., & Kieffer. S. C. (in press). Race differences in face-ism: does facial

prominence imply dominance? Journal of Personality and Social Psychology.

f. Sumber referensi dari majalah dan koran:

Kandel, E. R., & Squire, L. R. (2000, November 10). Neuroscience: Breaking down

scienctific barriers to the study of brain and mind. Science, 290, 1113-1120.

Page 36: Tugas PE

g. Sumber referensi dari Artikel Koran yang tidak ada penulisnya:

The new health-care lexicon. (1993, August/September). Copy Editor, 4, 1-2.

h. Sumber Referensi yang memiliki no issue dan no seri:

Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D. (2000). An

experimental evaluation of theory-based mother and mother-child program for

children of divorce. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 58(1, Serial

No. 231).

i. Sumber Referensi dari Jurnal Tambahan(Supplement):

Wolchik, S. A., West, S. G., Sandler, I. N., Tein, J., Coatsworth, D. (2000). An

experimental evaluation of theory-based mother and mother-child program for

children of divorce. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 24(Suppl. 2),

4-14

j. Sumber referensi dari Buku:

Beck, C. A. J., & Sales, B. D. (2001). Family mediation: Fact, myths, and future

prospects. Washington, DC: American Psychology Association.

k. Sumber dari buku yang direvisi:

Beck, C. A. J., Sales, B. D. (2001). Family mediation: Fact, myths, and future prospects

(Rev. ed.). Washington, DC: American Psychology Association.

l. Sumber dari ensiklopedia atau kamus:

Sadie, S. (Ed.). (1980). The new Grove dictionary of music and musicians (6th ed., Vols.

1-20). London: Macmillan.

m. Sumber dari buku terjemahan bahasa inggris:

Laplace, P. S. (1951). A philosophical essay on probabilities (F. W. Truscott & F. L.

Emory, Trans.). New York: Dover. (Original work published 1814).