tugas paper mata kuliah tsk

13
TUGAS PAPER MATA KULIAH TEORI SOSIOLOGI KLASIK Nama : Alfiansyah Eka S. NIM : D0311010 Prodi : Sosiologi (B) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Upload: silvie-nurlia-dewi

Post on 30-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

TUGAS PAPER MATA KULIAH

TEORI SOSIOLOGI KLASIK

Nama : Alfiansyah Eka S.

NIM : D0311010

Prodi : Sosiologi (B)

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2011/2012

Page 2: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

1.) Aguste Comte (1798-1857)

Comte dikenal sebagai bapak sosiologi, hal ini dikarenakan dia yang pertama

kali memperkenalkan istilah ‘Sosiologi’. Selain itu juga Comte juga untuk

pertama kalinya mengaplikasikan metode ilmiah ke dalam ilmu sosial. Dan Comte

juga percaya bahwa studi sosiologi haruslah ilmiah. Dalam kehidupannya, Comte

sangat terusik dengan adanya anarki di tengah-tengah masyarakat Perancis,

sehingga dia memunculkan pemikiran kritisnya, dia mengembangkan pandangan

ilmiahnya yang kita kenal dengan istilah “positivisme” atau “filsafat politik”.

Pemikiran Comte tersebut untuk menyerang apa yang dipandang Comte sebagai

filsafat negatif dan destruktif dari pencerahan. Sejalan dengan pemikiran Comte

tersebut dipengaruhi oleh pemikir Katholik kontrarevoliusi Perancis (de Bonald

dan de Maistre). Namun apa yang dikemukakan oleh Comte memiliki 2

kelebihan, yaitu:

a) Menurut pendapatnya, tidak mungkin untuk kembali lagi ke zaman

pertengahan dikarenakan telah berkembangnya secara canggih ilmu

pengetahuan dan industri yang menjadikan hal tersebut mustahil.

b) Comte mengembangkan sistem teoriis yang lebih canggih daripada para

pendahulunya, yaitu sebuah sistem teoritis yang cukup untuk membangun

sosiologi awal.

Comte mengembangkan fisika sosial, dimana fisika sosial disini menunjukkan

bahwa Comte berusaha membangun sosiologi dengan ‘ilmu-ilmu keras’, dimana

ilmu ini menurrut Comte akan menjadi sebuah dominan dalam menelaah statika

atau struktur sosial yang ada dan dinamika sosial atau perubahan sosial. Namun

dalam hal ini, Comte merasa bahwa dinamika sosial lebih penting daripada statika

sosial. Hal ini mencerminkan bahwa Comte minat terhadap reformasi sosial

sebagai akibat penyakit yang ditimbulkan oleh adanya Revolusi perancis dan

pencerahan. Dari beberapa hal tersebut, disini kita akan terbawa terhadap dasar

pendekatan Comte yang dikenal dengan teori evolusi atau hukum tiga tahap. Teori

Page 3: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

ini menurut Comte bukan hanya dunia yang menjalani proses ini, tetapi kelompok

manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, dan bahkan pikiran pun melalui

tiga tahap tersebut. Tahap tersebut antara lain: tahap teologis, tahap metafisis, dan

tahap positivistik.

Untuk tahap yang pertama adalah tahap teologis. Di dalam tahap ini,

sistem ide utama dititikberatkan pada kepaercayaan bahwa kekuatan supranatural

dan figur-figur religius, yang berwjud manusia, menjadi akar segalanya. Dan

secara khusus bahwa dunia dan fisik dipandang sebagai dua hal yang dibuat

Tuhan. Selanjutnya, tahap yang kedua adalah tahap metafisis. Dalam tahap ini

dicirikan bahwa kekuatan abstrak seperti “alam”, dan bukannya Tuhan yang

dipersonalisasikan, diyakini dapat menjelaskan segalanya. Dan yang ketiga adalah

tahap positivistik, dimana tahap ini dicirikan oleh kepercayaaan terhadap ilmu

pengetahuan. Jadi disini, Comte melakukan perubahan atas segala kekacauan yang

terjadi pada dunia, maka dia melakukan perubahan dengan melalui perubahan

intelektual, sehingga hanya sedikit alasan untuk melakukan revolusi politik dan

sosial.

Dan pada akhirnya, Comte percaya bahwa pada hakikatnya sosiologi akan

menjadi kekuatan ilmiah dominan di dunia karena kemampuan khasnya untuk

menafsirkan hukum sosial dan mengembangkan reformasi yang ditujukan bagi

penyelesaian masalah di dalam sistem tersebut.

2.) Karl Marx (1818-1883)

Pada mulanya Marx memulai karyanya yang paling terkenal, yaitu The

Manifesto of the Communist Party (Marx dan Engels 1848/1948), dengan

kalimat sebagai beriikut: “Ada hantu yang tengah menghantui Eropa, yaitu

hantu komunisme. Disini, Mark dikenal banyak orang menjadi sebagai ikon

ketimbang sebagai seorang pemikir yang berjasa dalam suatu studi serius. Dia

sering dikritik, sebagaimana dia juga sering dipuji oleh orang yang pada

Page 4: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

dasarnya tidak pernah membaca karyanya. Selain itu juga, Marx bisa menulis

karangan yang jelas dan inspiratif, namun dalam hal penulisan, Marx

seringkali memakai kosakata yang berasal dari tradisi filsafat yang rumit dan

dia membuat istilah-istilah tersebut semakin sulit dipahami ketika secara

implisit memberi definisi baru ketika memakainya.Namun dalam hal ini

banyak orang telah berpendapat bahwa teori-teori yang telah disampaikan Karl

Marx telah kehilangan relevansinya, namun dari hal ini kita mengakui bahwa

Mark telah memberi kita sebuah analisis tentang kapitalisme, maka kita akan

bisa melihat bahwa teori-teorinya justru lebih relevan saat ini.

Untuk teori Dialetika, sebenarnya telah muncul selama berabad-abad.

Dialetika muncul dengan didasari karena adanya arti penting kontradiksi,

dalam hal ini Marx juga menerima arti penting kontradiksi-kontradiksi ini

untuk perubahan historis. Namun dalam hal ini berbeda dengan pendapat

Hegel, Marx tidak percaya bahwa kontradiksi-kontradiksi ini dapat

dipecahkan di dalam pemahaman kita, yakni, di dalam pikiran-pikiran kita.

Dan bagi Marx, kontradiksi-kontradiksi ini memang benar-benar ada.

Dialetika dalam hal ini lebih membawa kita kepada minat untuk mengkaji

konflik dan kontradiksi-kontradiksi yang terjadi di antara berbagai level

realitas sosial, ketimbang minat sosiologi tradisional terhadap level-level yang

saling berhubungan dengan teratur dengan suatu keseluruhan yang kohesif.

Teori selanjutnya adalah Alienasi, dalam hal ini Marx berpendapat bahwa

dalam hubungan yang inheren antara kerja dan sifat dasar manusia telah

diselwengkan oleh kapitalisme, dan Marx menyebut hal ini dengan alienasi.

Walaupun individulah yang mengalami alienasi dalam masyarakat kapitalis,

fokus analitis dasar Marx adalah struktur kapitalisme yang jadi biang alienasi

ini. Dalam hal ini, Marx menggunakan konsep alienasi untuk menyatakan

pengaruh produksi kapitalis terhadap manusia dan terhadap masyarakat.

Alienasi terdiri dari empat unsur dasar, yang pertama adalah para pekerja di

dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari aktivitas produktif. Yang kedua,

pekerja tidak hanya teralienasi dari aktivitas-aktivitas produktif, akan tetapi

Page 5: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

juga dari tujuan aktivitas-aktivitas tersebut. Yang ketiga, para pekerja di dalam

kapitalisme teralienasi dari sesama pekerja. Dan yang keempat atau terakhir

adalah para pekerja dalam masyarakat kapitalis teralienasi dari potensi

kemanusiaan mereka sendiri. Dan dari alienasi ini Marx menekankan bahwa

kontradiksi ini tidak bisa dipecahkan di dalam pikiran.

Untuk selanjutnya Marx mengamati dua hal, yaitu proletariat dan kapitalis.

Kita tahu bahwa proletariat adalah para pekarja yang menjual kerja mereka

dan tidak memiliki alat-alat produksi sendiri, sedangkan kapitalis adalah orang

yang memberi upah para pekerja sekaligus memiliki alat-alat produksi. Dalam

pengertian kapitalis sebelumnya adala uang yang menghasilkan lebih banyak

uang, dengan kata lain uang lebih banyak digunakan untuk diinvestasikan

ketimbang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.

Namun menurut Marx, kapital bukan hanya itu saja, melainkan kapital juga

merupakan sebuah relasi sosial tertentu. Dengan kata lain, uang akan menjadi

kapital karena adanya relasi sosial antara proletariat yang bekerja dan harus

membeli produk dengan orang yang menginvestasikan uangnya. Dan dari hal

ini Marx mengungkapkan bahwa inilah relasi kekuasaan, yaitu kapital tidak

bisa berjalan dan meningkat kecuali dengan mengeksploitasi orang-orang

yang bekerja secara aktual. Dan para kapitalis adalah orang-orang yang hidup

dari keuntungan kapital mereka, dan bisa dilihat bahwa mereka adalah pewaris

eksploitasi ploretariat.

Dari hal diatas yang mengungkapkan bahwa adanya eksploitasi kaum

ploretariat oleh kapitalis, dan dari hal itu memunculkan dan mendorong

terjadinya konflik kelas. Marx sering menggunakan istilah kelas di dalam

setiap tulisan-tulisannya, tetapi dia tidak pernah mendefinisikan secara

sistematis apa yang dimaksud dengan istilah ini. Dalam sebelumnya kelas

didefinisikan sebagai sesuatu yang berpotensi menimbulkan konflik. Sebelum

mendefinisikan sebuah kelas, diperlukan suatu teori tentang dimana suatu

konflik berpotensi terjadi di dalam masyarakat. Ada dua macam kelas yang

dikemukakan oleh Marx, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Kelas borjuis

Page 6: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

disini merupakan nama khusus yang diberikan kepada kaum kapitalis dimana

mereka memiliki alat-alat produksi dan mempekerjakan pekerja upah. konflik

muncul karena adanya kontradiksi antara kerja dan kapitalisme. Dan disini

Marx melihat bahwa kontradiksi kapitalisme tidak hanya menyebabkan

revolusi proletariat, tetapi juga krisis-krisis individual dan sosial yang

menimpa masyarakat modern.

3.) Max Weber (1864- 1920)

Max weber merupakan sosok paling terkenal dan paling berpengaruh terhadap

teori sosiologi. Namun gagasan-gagasan teori yang diungkapkan oleh Weber

menentang teorisasi yang murni abstrak, justru teori-teorinya bersandar pada

penelitian empiris, yang biasanya historis. Weber disini percaya bahwa sejarah

terdiri dari bentangan fenomena yang spesifik yang tiada habisnya. Dalam hal ini,

weber merasa bahwa sosiolog mempunyai kelebihan daripada ilmuwan alam.

Dalam teori yang pertama adalah Verstehen atau pemahaman. Verstehen

berasal dari bahasa Jerman yang berarti pemahaman, dalam penafsiran verstehen

oleh Weber dipakai dalam penelitian historis dan menjadi sumbangan weber yang

paling kontroversial dan paling banyak dikenal terhadap metodologi sosiologi

kotemporer. Dalam penggunaan kata verstehen oleh weber, banyak ditemukan di

kalangan sejarawan Jerman pada zamannya dan berasal dari bidang yang dikenal

dengan hermeneutika. Bagi weber, verstehen melibatkan penelitian sistematis dan

ketat dan bukan sekadar merasakan teks atau fenomena sosial.

Selain itu juga, weber juga mengkaji agama. Dimana salah satu perhatian

utamanya adalah hubungan antara berbagai agama dunia dengan perkembangan

sistem ekonomi kapitalis yang terjadi di barat. Dengan faktor agam tersebut,

weber terlihat membangun citranya sendiri berdasarkan karya Marx. Dalam hal ini

weber menciptakan tipologi jalan keselamatan, yaitu yang pertama adalah

Asketisisme. Asketisisme adalah jenis religiositas yang cakupannya begitu luas,

Page 7: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

yang menggabungkan orientasi pada tindakan dengan komitmen orang beriman

untuk meninggalkan kenikmatan dunia. Dan agam Asketis dibagi menjadi dua

subtipe, yang pertama, asketisme dunia lain, yang meliputi serangkaian norma dan

nilai yang memerintahkan para pengikut agar tidak bekerja di dunia sekuler dan

melawan hawa nafsu. Dan yang kedua, asketisisme duniawi, dimana di dalam

agama ini tidak menolak dunia, namun ia secara aktif menyuarakan anggotanya

untuk bekerja di dunia, sehingga mereka dapat menemukan keselamatan atau

paling tidak tanda-tandanya.Selain asketsisme muncul pula mistisisme yang berisi

kotemplasi, emosi, dan pengucilan diri. Dan weber membaginya, yaitu mistisisme

yang menolak dunia dan mistisisme duniawi.

Dalam karyanya yang berjudul The Protestant Ethnic and The Spirit of

Capitalism, weber melacak dampak protestanisme asketis terutama calvinisme.

Dalam karyanya, weber menjelaskan bahwa minat utamanya adalah lahirnya

rasionalisme barat. Ia menghubungkan dengan perkembangan pararel rasionalisasi

ilmu pengetahuan, hukum, politik, seni, arsitektur, sastra, universitas, dan

pemerintahan. Menurut pandangan weber, semangat kapitalisme tidak dapat

didefinisikan begitu saja berdasarkan kerakusan ekonomi, dalam hal banyak,

justru sebaliknya. Namun, protestanisme berhasil mengaalihkan upaya untuk

mencari keuntungan menjadi semacam jihad moral. Pada level teoritis, dengan

menegaskan bahwa weber menguraikan hubungan antara satu etos (protestanisme)

dengan etos lain (semanagat kapitalisme) dan weber mampu menjaga analisisnya

tetap pada level sistem gagasan. Weber pernah mengatakan bahwa protestanisme,

khususnya calvinisme, sangat penting bagi kelahiran kapitalisme, namun

calvinisme tidak lagi diperlukan lagi bagi berlanjutnya ekonomi sistem-sistem

tersebut. Calvinisme adalah menjadi salah satu tang menarik perhatian weber,

salah satu ciri calvisme adalah gagasan bahwa hanya sejumlah kecil orang terpilih

yang memperoleh keselamatan. Selain hal itu, calvisme juga memiliki kaita yang

lebih spesifik. Untuk yang pertama, kapitalis bisa mengejar kepentingan ekonomi

mereka dan merasa bahwa hal ini bukan sekedar kepentingan diri, namun

melainkan tugas etis mereka. Kedua, calvisme membekali kapitalis yang tengah

Page 8: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

tumbuh. Ketiga, calvisme menglegitimasi ketimpangan sistem stratifikasi dengan

memberikan kapitalis.

Ditengah-tengah hal tersebut weber sempat berfikir, mengapa kapitalisme

tidak muncul di masyarakat lain?, tentu hal ini membuat weber penasaran. Disini

weber mencoba membandingkan dengan masyarakat cina. Di cina, terdapat tradisi

penguasaan secara intens dan persaingan bebas. Selain itu juga weber menemui

berbagai kendala strukrural, diantaranya yang pertama, terdapat struktur

komunitas khas china dimana hal ini dipersatukan dalam sebuah ikatan

kekerabatan yang erat dan dalam bentuk wangsa. Wangsa dipimpin oleh

seseorang yang tertua yang menjadi pendukung tradisionalisme. Yang kedua

adalah struktur negara cina yang sangat patrimonial, dan diatur oleh tradisi, hak

prerogatif, dan favoritisme. Kendala yang ketiga adalah sifat bahasa cina. Menurut

weber, bahasa cina berlawanan dengan rasionalitas karena mempersulit pemikiran

sistematis.selain itu juga, weber juga melihat dua agama di cina yang dominan,

yaitu konfusianisme dan taoisme yang berlawanan dengan berkembangnya

semangat kapitalisme.

Dari hal ini dapat diketahui bahwa weber melakukan studi bagaimana barat

mengembangkan sistem keagamaan rasional (calvinisme) yang memainkan peran

kunci dalam kelahiran sistem ekonomi rasional (kapitalisme). selain itu juga,

weber juga melakukan pembelajaran terhadap masyarakat lain yang menghambat

pertumbuhan sistem ekonomi rasional.

Page 9: Tugas Paper Mata Kuliah Tsk

DaftarPustaka

1. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2011. TeoriTeoriSosiologiKlasik. Yogyakarta:KreasiWacana.