tugas newmont

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kerusakan lingkungan merupakan masalah bersama yang harus dipecahkan secara bersama-sama pula. Merebaknya kasus-kasus kerusakan lingkungan mulai dari yang kecil sampai ke tahap yang bersifat serius di Indonesia merupakan dampak dari terakumulasinya kerusakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan tersebut, mulai dari perilaku individu yang tidak care terhadap alam sampai pada masalah yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang mengekploitasi alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Masalah-masalah terkait antara bisnis dan kerusakan lingkungan merupakan masalah kekinian yang patut diselesaikan sesegera mungkin, khususnya di Indonesia. Berbagai persoalan menyangkut kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh kalangan pebisnis kerap kali memiliki sangkut paut dengan cara dan etika dalam menjalankan bisnisnya. Binis yang baik (good business) adalah bisnis yang membawa banyak keuntungan jika di tinjau dari sektor ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang menaati hukum serta peraturan yang berlaku, juga merupakan bisnis yang baik jika baik secara moral dan etika dalam aktivitas bisnisnya.

Upload: randy-chandrana-dinata

Post on 23-Jun-2015

1.000 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS NEWMONT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kerusakan lingkungan merupakan masalah bersama yang harus

dipecahkan secara bersama-sama pula. Merebaknya kasus-kasus kerusakan

lingkungan mulai dari yang kecil sampai ke tahap yang bersifat serius

di Indonesia merupakan dampak dari terakumulasinya kerusakan dalam jangka

waktu yang relatif lama. Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan tersebut, mulai dari perilaku individu yang tidak care terhadap alam

sampai pada masalah yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang

mengekploitasi alam untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Masalah-masalah terkait antara bisnis dan kerusakan lingkungan merupakan

masalah kekinian yang patut diselesaikan sesegera mungkin, khususnya

di Indonesia. Berbagai persoalan menyangkut kerusakan lingkungan yang

dilakukan oleh kalangan pebisnis kerap kali memiliki sangkut paut dengan cara

dan etika dalam menjalankan bisnisnya. Binis yang baik (good business) adalah

bisnis yang membawa banyak keuntungan jika di tinjau dari sektor ekonomi,

bisnis yang baik adalah bisnis yang menaati hukum serta peraturan yang berlaku,

juga merupakan bisnis yang baik jika baik secara moral dan etika dalam aktivitas

bisnisnya.

Maksimalisasi keuntungan merupakan salah satu prinsip dalam kapitalisme,

dalam pijakan teori ini segala cara dapat dilakukan untuk memperoleh keuntungan

yang sebenarnya (sesuai dengan prinsip ekonomi, dengan pengorbanan yang

sekecil-kecilnya berusaha memperoleh hasil yang sebesar-besarnya). Efek dari

mencari keuntungan yang sebesar-besarnya adalah terjadinya eksploitasi tenaga

kerja, ekploitasi lingkungan, serta konsumen.

Berdasarkan studi etika dalam bisnis yang berangsur-angsur mulai diakui

penting akan keberadaannya, tinjauan mengenai kerusakan lingkungan yang

diakibatkan oleh bisnis yang unethical, sarat akan muatan etika dan moral, untuk

itu penulis dalam makalah ini mencoba menguraikan permasalahan tersebut

Page 2: TUGAS NEWMONT

dengan mengambil contoh kasus kerusakan lingkungan Teluk Buyat oleh

perusahaan tambang PT Newmont Minahasa Raya.

B. Alasan Pemilihan Judul

Beberapa alasan yang penulis kemukakan berkaitan dengan pembuatan

makalah dalam pemenuhan tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi, yakni

“Dampak Kerusakan Lingkungan Pertambangan Newmont merupakan

cermin bisnis yang tidak beretika”, antara lain sebagai berikut:

ü Tema lingkungan hidup merupakan tema yang universal, apalagi kita

baru saja memperingati hari bumi sedunia yang jatuh tanggal 22 April

lalu.

ü Masalah pencemaran lingkungan terkait dengan bisnis yangunethical,

merupakan permasalahan yang sedang hangat di negara ini, sehingga

penulis turut berpartisipasi menuangkan aspirasi melalui makalah ini.

ü Pencemaran lingkungan di Teluk Buyat oleh PT. Newmont Minahasa

Raya merupakan peristiwa besar terkait kasus lingkungan hidup

di indonesia yang telah merenggut beberapa korban manusia, serta

rusaknya ekosistem.

ü Dari sisi etika bisnis (terutama etika terhadap lingkungan), Newmont

telah melanggar nilai-nilai etis dalam berbisnis yang sesuai dengan

etika

C. Studi Kasus dan Permasalahan

Studi Kasus

Perusahaan tambang emas Newmont Minahasa Raya (NMR) adalah

perusahaan PMA (Penanam Modal Asing) yakni anak perusahaan Newmont Gold

Company, USA. Naskah kontrak karya PT NMR mendapat persetujuan Presiden

RI tanggal 6 November 1986 yang ditandatangani oleh Soeharto, bersama 33

naskah kontrak karya lainnya yang disetujui waktu itu. Wilayah konsensi dalam

Konrak karya meliputi 527.448 hektar di Desa Ratotok, Kecamatan Belang,

Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Sejak tahun 1986 Newmont melakukan

eksplorasi dan mulai tahun 1996 mulai berproduksi.

Page 3: TUGAS NEWMONT

Bermula dari beroperasinya PT. Newmont Minahasa Raya tersebut mulai

bermunculan masalah-masalah terutama yang berkaitan terhadap pencemaran dan

kerusakan terhadap lingkungan, yakni produksi ikan merosot sebesar 70 persen

dan penghasilan nelayan turun sebesar 50 persen (terjadi pada bulan Juli 1996,

hanya empat bulan setelah NMR mulai mengoperasikan pertambangan mereka),

jenis ikan yang berkurang (Setelah 1997, hanya tinggal 13 jenis ikan saja yang

sekarang bisa ditemukan, padahal sebelumnya terdapat 59 jenis ikan yang

ditemukan disekitar perairan teluk Buyat), sering ditemukan ikan mati secara

massal akibat keracunan, perubahan kontur perairan serta terjadi pendangkalan

akibat limbah yang terus menerus dibuang kelaut, kualitas air bersih masyarakat

menurun, dan yang paling parah adalah timbulnya penyakit-penyakit aneh yang

sebelum Newmont beroperasi tidak ditemukan.

Puncaknya ketika bermula pada tanggal 20 juli 2004, LSM Kelola

Sulawesi Utara menyatakan lebih dari 100 warga Buyat, Ratatotok diduga

menderita penyakit minamata akibat terkontaminasi logam berat Arsen (As) dan

Merkuri (Hg). Gejala minamata tersebut ditemukan berdasarkan hasil penelitian

sejumlah dokter Universitas Sam Ratulangi pada bulan Juli, disamping pernyataan

para nelayan yang harus melaut sejauh 5-6 mil untuk menghindari pencemaran.

Ikan yang diperoleh pun mengalami benjolan dan sejumlah warga setempat

menderita penyakit kulit, kejang dan benjolan. Hal inilah juga dialami oleh salah

seorang bayi yang bernama Andini Lenzun dan akhirnya meninggal dunia. Pada

hari yang sama, empat warga Buyat yang didampingi oleh LBH Kesehatan,

Yayasan Sahabat Perempuan, Yayasan Suara Nurani melaporkan Menkes dan PT.

NMR ke Mabes Polri. Karena Menkes membiarkan terjadinya pencemaran

sehingga warga Buyat mengalami sakit, cacat, dan meninggal. Sementara PT.

NMR dituntut karena telah melakukan pencemaran.

Pada tanggal 21 Juli 2004 Manager Lingkungan dan Presiden Direktur PT.

NMR serta Pelaksana Tugas Mineral dan Batu Bara ESDM menggelar konferensi

pers. PT. NMR membantah pihaknya telah mencemari Laut Buyat dengan alasan

selama ini pihaknya telah mematuhi standar yang telah ditetapkan oleh

pemerintah. Pihak PT. NMR menuding bahwa pencemarnya adalah penambangan

liar (PETI) dan akan melayangkan somasi pada pihak yang menyatakan pihaknya

Page 4: TUGAS NEWMONT

telah melakukan pencemaran. Direktur Eksekutif Nasional WALHI menilai

pemerintah lambat dalam menyikapi kejadian tersebut. Seharusnya sebagai satu-

satunya pertambangan yang beroperasi disana PT. NMR harus ditindak tegas dan

karena itu dalam waktu dekat pihaknya akan menggugat PT. NMR.

Pada 22 juli 2004 Pemerintah memberangkatkan tim terpadu untuk

menyelidiki kasus pencemaran Teluk Buyat di Kabupaten Minahasa dan

Kabupaten Bolaang Mangondow, Sulawesi Utara. Tim itu terdiri atas Mabes

Polri, Kementerian Lingkungan Hidup, Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral, serta Departemen Kesehatan. Mereka akan mencari fakta kasus dugaan

pencemaran lingkungan akibat limbah PT Newmont Minahasa Raya.

Penelitian lain dari dari Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar

Kepolisian Negara RI (Puslabfor Mabes Polri) yang menyebutkan telah terjadi

pencemaran logam berat di Teluk Bayat, Minahasa, Sulawesi Utara. Tidak jauh

berbeda dengan temuan Polri, Tim yang dibentuk oleh Kementrian Lingkungan

Hidup (terdiri dari peneliti Eksekutif Indonesian Centre for Environmental Law

(ICEL), peneliti dari BPPT, LIPI, Universitas Sam Ratulangi, dan KLH) juga

mendapatkan hasil temuan yang sama bahwa telah terjadi pencemaran logam

berat di teluk buyat.

Akhirnya Sesuai dengan rencana dan persetujuan Departemen Energi &

Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Newmont Minahasa Raya (PT NMR) akan

menghentikan pengolahan bijih emas pada 31 Agustus 2004. Selain itu, sejak

tanggal 5 Agustus 2005 sampai dengan 27 Januari 2006 telah dilaksanakan sidang

sebanyak 12 (dua belas) kali di Manado. Pemeriksaan dalam sidang sementara

ditujukan kepada :(i)Terdakwa yaitu PT. Newmont Minahasa Raya (NMR) dan

Direktur PT. NMR ( Sdr. Richard Ness; (ii)Saksi-saksi: (a)Masyarakat warga

Teluk Buyat; (b)Saksi dari pihak PT. NMR yaitu penyusun dokumen AMDAL

PT.NMR; (c)Anggota Tim Teknis Penanganan Kasus Buyat (KLH dan instansi

terkait); (d)Pejabat KLH yang berhubungan dengan kasus tersebut. Namun pada

16 Pebruari 2006 telah terjadi kesepakatan antara pemerintah dan Newmont

Minahasa raya melalui Perjanjian Itikad Baik (Good Will Agreement) dengan

salah satu klausul dalam perjanjian tersebut yakni PT. NMR memberi dana

Page 5: TUGAS NEWMONT

sebesar 30 juta dolar AS (±Rp.300 miliar) untuk program pengembangan

masyarakat dan pemantauan lingkungan di Sulawesi Utara.

Permasalahan

Beberapa masalah terkait makalah dengan judul “Dampak Kerusakan

Lingkungan Pertambangan Newmont merupakan cermin bisnis yang tidak

beretika” dapat di kemukakan sebagai berikut :

1. Pembagian hasil yang tidak adil antara pemerintah dan Newmont

2. Sistem kerja yang tidak ramah lingkungan

3. Limbah yang merusak lingkungan

4. Sikap Newmont terhadap masyarakat sekitar

5. Rehabilitasi pasca produksi yang buruk

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Beberapa definisi terkait dengan makalah “Dampak Kerusakan Lingkungan

Pertambangan Newmont merupakan cermin bisnis yang tidak beretika” sebagai

berikut :

ü Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain;

ü Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah

upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk

sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan,

kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa

depan;

ü Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan

hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turunsampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai

dengan peruntukannya.

Page 6: TUGAS NEWMONT

ü Kerusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan

langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang

pembangunan berkelanjutan;

ü Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan

ü Bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan yang karena sifat atau

konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,

dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;

ü Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa usaha dan/atau kegiatan

yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat

dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan

hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;

ü Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan

hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan;

ü Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan

utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk

keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup

ü Kontrak Karya (KK) adalah perjanjian karya antara Pemerintah Indonesia

dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia untuk melaksanakan usaha

pertambangan bahan galian, tidak termasuk minyak bumi, gas bumi, radio

aktif dan batubara sebagaimana diatur dalam UU No. 11 tahun 1967

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan dan peraturan pelaksanaannya

termasuk perubahan-perubahannya

B. Landasan Teori

Beberapa hal yang mendasari dalam penyusunan makalah ini adalah

sebagai berikut :

Teori Etika

Etika bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etika umum pada suatu

wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Binis

Page 7: TUGAS NEWMONT

yang baik (good business) adalah bisnis yang membawa banyak keuntungan jika

di tinjau dari sektor ekonomi, bisnis yang baik adalah bisnis yang menaati hukum

serta peraturan yang berlaku, juga merupakan bisnis yang baik jika baik secara

moral dan etika dalam aktivitas bisnisnya.

1. Utilitarisme

Utilitarisme berasal dari kata latin utilis yang berarti bermanfaat, menurut teori

ini suatu perbuatan disebut baik jika membawa manfaat bagi sebagian besar

orang/masyarakat secara keseluruhan, atau dirumuskan dalam the greatest

happiness of the great number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang

besar. Utilitarisme sangat menekankan pentingnya konsekuensi perbuatan

dalam menilai baik buruknya, kualitas moral suatu perbuatan tergantung pada

konsekuensi atau akibat yang dibawakan olehnya. Jika suatu perbuatan

mengakibatkan manfaat paling besar, artinya paling memajukan kemakmuran,

kesejahteraan, dan kebahagiaan masyarakat, maka perbuatan itu adalah baik.

2. Deontologi

Istilah Deontology berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban,

menurut teori ini yang menjadi dasar bagi baik atau buruknya suatu perbuatan

adalah kewajiban. Perbuatan tidak pernah menjadi baik karena hasilnya baik,

melainkan hanya karena wajib dilakukan.

3. Teori Hak

Teori ini mendasarkan pada martabat manusia yang sama. Secara individual

siapapun tidak pernah boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan lain.

Keadilan Kompensatoris (Compensatory Justice)

Berdasarkan keadilan ini orang mempunyai kewajiban moral untuk memberikan

kompensasi atau ganti rugi kepada orang atau instansi yang dirugikan. Keadilan

kompensatoris mengacu kepada keadilan yang mesti diterima oleh individu atau

sekelompok individu karena individu atau sekelompok individu tersebut mendapat

kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh pihak lain. Dalam menerapkan

prinsip keadilan kompensatoris perlu diperhatikan beberapa hal, yakni tindakan

yang mengakibatkan kerugian harus salah atau disebabkan oleh kelalaian,

perbuatan seseorang harus sungguh-sungguh menyebabkan kerugian, dan

kerugian harus disebabkan oleh orang yang bebas.

Page 8: TUGAS NEWMONT

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Selain beberapa teori yang telah diutarakan di atas, masih ada satu teori

lagi berkaitan dengan kerusakan dampak lingkungan oleh bisnis, yakni teori

tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab perusahaan adalah tanggung

jawabnya terhadap masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis. Tanggung

jawab sosial dimaksudkan untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan

demi suatu tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung rugi.

C. Pembahasan Kasus kerusakan Lingkungan oleh Newmont

Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan dimuka dapat kita

lakukan pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut sebagai

berikut :

1. Pembagian hasil yang tidak adil antara pemerintah dan Newmont

Tidak jauh berbeda dengan pertambangan umum lainnya,

penambangan emas oleh PT. NMR menyisakan penyesalan bagi seluruh

masyarakat indonesia yang peduli atas sumber daya alam nasional. Data

Jaringan Advokasi Tambang tahun 2004 menunjukan bahwa Produksi

NMR sejak Thn 1999 sebesar adalah 11 Miliar/hari dengan pembagian 70

% di drop oleh NMR dan 30 % di bagi ke pemerintah Pusat dan Daerah.

Media Indonesia (16/12-99), menyebutkan dari keuntungan finansial PT

NMR antara tahun 1994 – 1999 sebesar Rp. 2.823 trilyun disetorkan

kepada pemerintah atau sebesar 470 milyar per tahunnya. Pos-pos

pembagian dananya adalah Pemda Minahasa sebesar 64 %, Pemda Sulut

16 % dan 20 % untuk pemerintah pusat namun belakangan ini alokasi dana

tersebut sempat tidak jelas.

Kalu dihitung-hitung, dengan penghasilan sekitar 11 miliar/hari,

maka dalam setahun PT. NMR memperoleh penghasilan sebesar 3.960

miliar setahun. Dengan disetorkan sebesar 470 miliar, berarti ada bagian

sebesar 3.490 yang menjadi milik NMR. Melihat pembagian yang seperti

itu tampaknya sangat tidak adil bagi negara kita selaku pemilik SDA

tersebut hanya mendapat bagian sekecil itu. Dengan penghasilan rata-rata

11 miliar/hari, terlihat penghasilan Newmont cukup besar, apalagi jika

terdapat hal yang ditutup-tutupi (kemungkinan terjadi, karena dalam

Page 9: TUGAS NEWMONT

kegiatan usaha seperti ini rentan terjadi manipulasi dan korupsi).

Selayaknyalah pemerintah selaku otoritas yang berhak untuk

menghitamputihkan segala permasalahan berkaitan dengan pembagian

hasil yang tidak adil antara pemerintah dan kalangan bisnis, mengambil

pelajaran dari kasus ini, serta kasus-kasus lainnya yang merugikan negara,

sehingga kelak dikemudian hari tidak terjadi kesalahan lagi.

2. Sistem kerja yang tidak ramah lingkungan

Dimanapun, dibelahan bumi bagian manapun, proses produksi

barang tambang selalu menyisakan permasalahan terhadap lingkungan,

karena memang proses tersebut berlangsung di alam yang sama dengan

kehidupan mahluk-mahluk yang lain. Yang jadi permasalahan adalah

bagaimana meminimalisir kemungkinan-kemungkinan terjadinya

pencemaran terhadap lingkungan tersebut. Suatu sistem yang baik

tentunya telah mengakomodasi sampai ke hal-hal yang terkecil sekalipun,

apalagi pencemaran terhadap lingkungan, yang boleh disebut sebagai

permasalahan yang besar. Seperti telah kita lihat bersama bahwa PT.

NMR telah beroperasi tanpa meminimalisir dampak terjadinya

pencemaran terhadap lingkungan, tentunya hal ini sangat merugikan bagi

masyarakat sekitar. Menurunnya kualitas air bersih di beberapa desa

sekitar PT. NMR, kualitas udara, serta pencemaran air yang cukup hebat

telah berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan di daerah

tersebut.

Berlarut-larutnya masalah seperti ini tentu tidak etis,

bagaimanapun etika terhadap alam harus diperhitungkan. Boleh jadi

kondisi seperti ini diakibatkan oleh keinginan untuk memperoleh

keuntungan yang sebesar-besarnya sehingga tidak memperdulikan faktor

lingkungan.

3. Limbah yang merusak lingkungan

Penggunaan sistem STD (Submarine Tailing Disposal), yakni

pembuangan limbah tailing ke laut ternyata sangat berdampak negatif

terhadap lingkungan. Pembuangan limbah terutama tailing ke teluk buyat,

telah mencemarkan perairan teluk buyat, tak ayal lagi mahluk-mahluk laut

Page 10: TUGAS NEWMONT

yang hidup di perairan tersebut terkontaminasi limbah sehingga mati. Ini

terlihat dari seringnya terjadi keracunan ikan secara massal dan terjadinya

penurunan jenis ikan yang hidup di sekitar perairan. Bukan hanya itu

terjadinya, perubahan kontur perairan akibat tailing yang terus

terakumulasi mengakibatkan terjadi pendangkalan di perairan Buyat.

Dapat dikatakan pembuangan tailing ke teluk Buyat telah

menimbulkan efek domino negatif, logisnya seperti ini PT. NMR

membuang tailing ke dasar perairan teluk Buyat, laut menjadi tercemar,

ikan serta mahluk hidup lainnya turut tercemar dan mati. Kemudian

terjadinya pendangkalan perairan serta pencemaran yang kebanyakan

berada disekitar pemukiman penduduk menyebabkan nelayan mesti lebih

jauh dalam menangkap ikan, pada akhirnya pendapatan mereka menurun

sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup amat terbatas pula. Selain itu

efek lain dari pembuangan tailing adalah efeknya terhadap manusia,

tentunya logam-logam limbah tailing tersebut turut terakumulasi

dalam tubuh ikan atau mahluk lain yang dikonsumsi oleh masyarakat

sekitar, juga air laut sekitar serta air yang dikonsumsi oleh masyarakat

turut terkontaminasi sehingga menyebabkan turut terkontaminasinya

manusia dan menimbulkan beragam penyakit aneh yang pada akhirnya

menimbulkan kematian.

Sistem pembuangan tailing ke laut sebenarnya telah di larang keras

dibeberapa negara seperti di Amerika dan Kanada, namun entah dengan

dalih apa mereka mengadopsi sistem tersebut dan diterapkan di Indonesia,

hal ini juga tidak terlepas dari lemahnya sistem hukum di indonesia.

4. Sikap Newmont terhadap masyarakat sekitar

Semenjak beroperasinya PT. NMR ternyata kondisi masyarakat

disekitarnya tak kunjung membaik bahkan kualitas kehidupan masyarakat

cenderung menurun. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian NMR

terhadap masyarakat, padahal kondisi ini bila kita cermati disebabkan oleh

beroperasinya NMR. Sikap NMR sejak kedatangannya yang cenderung

menutup-nutupi informasi kepada masyarakat perihal dampak lingkungan

yang disebabkan pembuangan tailing ke dasar teluk buyat patut menjadi

Page 11: TUGAS NEWMONT

catatan hitam, bahwa NMR tidak beritikad baik. Sikap tidak mengakui

bahwa NMR telah melakukan pencemaran terhadap perairan Teluk Buyat,

padahal telah banyak dilakukan penelitian yang menunjukan NMR telah

mencemari lingkungan merupakan sikap arogan yang sama sekali

berimplikasi negatif terhadap masyarakat. Bahkan sikap NMR menuduh

pihak lain (para pendulang emas tradisional) telah mencerminkan bahwa

NMR tidak memiliki etika dalam berbisnis.

Disamping itu, ditengah maraknya tuntutan masyarakat terhadap

NMR, pihak NMR masih melakukan tindakan pencucian nama baik, yakni

dengan mengkampanyekan perairan buyat tidak tercemar dengan

melakukan kegiatan bakar ikan terpanjang di indonesia.

5. Rehabilitasi pasca produksi yang buruk

Terakhir dalam pembahasan mengenai pencemaran lingkungan di

teluk buyat, proses rehabillitasi merupakan salah satu aktivitas yang perlu

untuk dilakukan, betapapun alam yang telah dieksploitir perlu untuk

dikembalikan ke keadaan semula, hal ini tentunya memakan waktu yang

amat lama, jauh amat lama dibanding dengan terjadinya kerusakan

terhadap alam tersebut. Penanganan rehabilitasi atau perbaikan terhadap

oleh NMR bisa dikatakan setengah hati, proses rehabilitasi tentunya

memerlukan dana serta komitmen yang besar, daerah operasi NMR telah

meninggalkan enam lubang tambang yang mencakup total areal seluas 26

hektar. NMR hanya melakukan sedikit rencana reklamasi untuk beberapa

daerah, termasuk hanya di satu lokasi lubang tambang terbukanya tapi

tidak di limalokasi lainnya. Ini artinya NMR hanya merencanakan untuk

melakukan reklamasi sebesar 15,4 persen dari total areal pertambangan

nya. NMR juga mengatakan bahwa dasar laut teluk Buyat akan kembali

normal setelah hampir tujuh tahun menerima 2.000 ton limbah per hari.

Sikap tersebut tentu saja amat merugikan masyarakat yang tinggal

di daerah tersebut, karena jelas wilayah seluas itu hanya tinggal puing-

puing saja, belum lagi rehabilitasi perairan yang tercemar, itu akan

membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang besar juga, dituntut

Page 12: TUGAS NEWMONT

kesungguhan segenap pihak yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan

segenap permasalahan tersebut.

Tinjauan Etika

Bisnis yang didasari tindakan-tindakan yang disebutkan diatas

amat tidak etis tentunya. Ditinjau dari teori utilitarisme praktek seperti itu

amat bertentangan, tentunya kebijakan PT. NMR dalam membuang tailing

ke dasar perairan teluk buyat hanya menguntungkan segelintir orang saja,

yakni para kapitalis yang mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa

memperhatikan aspek-aspek yang lain. Kalau kita cermati kelompok yang

dirugikanlah yang lebih besar, bukan hanya masyarakat disekitar Teluk

Buyat saat itu, melainkan generasi-generasi yang akan datang di daerah

tersebut serta masyarakat dan bangsa indonesiasecara kesleuruhan.

Belum lagi kalau kita berkaca pada teori Deontologi, tentunya apa

yang dilakukan oleh NMR sangat bertentangan, jika NMR tulus

menjalankan misinya sebagai perusahaan yang peduli terhadap

lingkungan, maka sudah menjadi kewajibannyalah untuk melakukan

perbaikan-perbaikan terhadap sistem kerja, sistem pembuangan

limbahnya, sikap terhadap masyarakat sekitar, serta melakukan rehabilitasi

setelah ditinggalkan, karena memang itulah kewajibannya!

Dalam Teori Hak disebutkan bahwa secara individual siapapun

tidak pernah boleh dikorbankan demi mencapai tujuannya. Hal ini

tentunya telah dilanggar oleh NMR, yakni hak-hak masyarakat untuk

hidup nyaman, sejahtera, sehat dan layak. Belum lagi hak alam yang telah

dilanggar dengan melakukan eksploitasi untuk mengejar keuntungan yang

sebesar-besarnya.

Berkaca pada teori keadilan Distributif yang dikemukakan oleh

Beauchamp dan Bowie, tentunya semua kegiatan negatif NMR telah

bertentangan terutama dengan prinsip hak. Dalam teori tanggung jawab

sosial, selain berorientasi ekonomis, saat ini perusahaan haruslah memiliki

orientasi sosial, tentunya aktivitas-aktivitas yang dimaksud untuk

kepentingan masyarakat disekitar perusahaan itu berada. PT. NMR

sepertinya telah memperlihatkan dirinya sebagai perusahaan yang

Page 13: TUGAS NEWMONT

memiliki tanggung jawab sosial tinggi terhadap masyarakat dan

lingkungannya melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, diantaranya

melalui kegiatan santunan terhadap masyarakat sekitar. Namun sepertinya

kegiatan seperti itu dilakukan sekedar untuk mencuci nama NMR yang

tercoreng akibat kegiatannya yang telah mencemari lingkungan.

Memandang aktivitas PT. NMR dari sudut Keadilan

Kompensatoris, pencemaran lingkungan lingkungan yang dilakukan oleh

NMR jelas-jelas amat merugikan bagi masyarakat, syarat-syarat untuk

menerapkan agar kewajiban kompensatoris telah berlaku dalam kasus ini.

Pertama, tindakan yang dilakukan oleh PT. NMR merupakan tindakan

yang salah karena telah merugikan masyarakat sekitar akibat terjadinya

pencemaran terhadap lingkungan serta beberapa efek negatif terhadap

penghidupan serta kehidupan masyarakat sekitar. Selain itu kerugian yang

diderita oleh masyarakat disinyalir akibat kelalaian PT. NMR dalam

membuang tailingnya kelaut (atau mungkin untuk mendapat keuntungan

yang sebesar-besarnya hal ini disengaja). Kedua, perbuatan seseorang

harus sungguh-sungguh menyebabkan kerugian, untuk hal yang kedua ini

sudah terbukti dan tidak terbantahkan lagi bahwa apa yang dilakukan oleh

PT. NMR daerah Teluk Buyat telah merugikan masyarakat. Ketiga,

kerugian harus disebabkan oleh orang yang bebas. PT. NMR merupakan

suatu badan usaha yang independen dalam arti berusaha sendiri,

melakukan aktivitas bisnis secara sadar, serta tentunya mengetahui apa

yang baik dan buruk bagi lingkungannya.

Untuk itu sutu kompensasi patut diterima oleh masyarakat sekitar,

tetnunya kompensasi itu diwujudkan oleh PT. NMR tidak hanya

menyangkut dengan jumlah nominal terhadap masyarakat saja, melainkan

kompensasi atas alam yang telah dicemari, yakni dengan melakukan

rehabilitasi yang sebaik-baiknya. Sehingga dikemudian hari lingkungan

yang telah ditambang (dieksploitasi), minimal mendekati kondisi sebelum

ditambang.

BAB III

PENUTUP

Page 14: TUGAS NEWMONT

A. Kesimpulan

Berdasakan uraian mengenai kerusakan lingkungan oleh Newmont, dapat

ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Masalah-masalah terkait antara bisnis dan kerusakan lingkungan

merupakan masalah kekinian yang patut diselesaikan sesegera

mungkin, khususnya di indonesia

2. PT. Newmont Minahasa Raya merupakan perusahaan tambang

emas PMA (penanam modal asing) yang merupakan anak

perusahaan Newmont Gold Company, Denver, USA

3. Selama beroperasi di Indonesia, tepatnya di Desa Ratotok,

Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, PT.

NMR telah menimbulkan beberapa masalah kerusakan lingkungan,

yakni pencemaran teluk buyat dengan pembuangan limbah tailing

ke dasar perairan Buyat.

4. Setelah mengalami beberapa kali persidangan, serta sesuai dengan

putusan kementrian energi dan sumber daya PT. NMR

menghentikan produksinya tanggal 31 Agustus 2004

5. Selama beroperasi, selain melakukan pencemaran lingkungan PT.

NMR juga telah melakukan eksploitasi alam sehingga

menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem, yang pada

akhirnya menyebabkan kerugian pada masyarakat sekitar.

B. Saran

Berdasarkan uraian masalah mengenai kerusakan lingkungan oleh

PT. Newmont Minahasa Raya dapat penulis kemukakan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Pemerintah harus mengkaji ulang, serta merevisi peraturan-

peraturan yang sudah tidak sesuai lagi mengenai pertambangan

umum dan lainnya.

2. Penegakan supremasi hukum harus terus dilakukan oleh

pemerintah dan segenap masyarakat

3. Pemerintah harus belajar dari pengalaman-pengalaman seperti

kasus PT. NMR ini agar kelak tidak terjadi hal yang serupa.

Page 15: TUGAS NEWMONT

4. Etika harus ditransformasikan kedalam produk hukum, sehingga

tidak hanya dijadikan sebagai wacana dalam penyelesaian kasus-

kasus seperti PT. NMR ini, melainkan dapat dijadikan sebagai

payung hukum yang kuat