tugas makalah

20
BOLEHKAH QURBAN PLUS AQIQAH MENURUT SYARA’ MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Pendidikan Agama ISlam Yang dibina oleh Bapak Dr. Yusuf Hanafi, M. Fil I DISUSUN OLEH: AHMAD MUBAROK (120121410935) Offering B UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Upload: amuba-ma

Post on 10-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas Pai tep

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS makalah

BOLEHKAH QURBAN PLUS AQIQAH MENURUT SYARA’

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Pendidikan Agama ISlam

Yang dibina oleh Bapak Dr. Yusuf Hanafi, M. Fil I

DISUSUN OLEH:

AHMAD MUBAROK

(120121410935)

Offering B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

OKTOBER 2012

Page 2: TUGAS makalah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................1

DAFTAR ISI ................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan ...................................................................................................

1.1 Latar Belakang ................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................

Bab II Pembahasan ....................................................................................................

2.1 Konsep Islam Tentang Qurban .......................................................................

2.1.1 Pengertian Kurban……………………………………………………

2.1.2 Hukum Berkurban……………………………………………………

2.1.3 Pelaksanaan Qurban ……................................………………………

2.1.4 Hikmah dari Berkurban………………………………………………

2.2 Konsep Islam Tentang Aqiqah .......................................................................

2.2.1 Pengertian Aqiqah……………………………………………………

2.2.2 Pendapat Para Fuqaha Mengenai Aqiqah ...........................................

2.2.3 Waktu Aqiqah ……….................................................………………

2.2.4 Hukum Umum Aqiqah ........................................................................

2.2.5 Hikmah Aqiqah ...................................................................................

2.3 Persamaan dan Perbedaan Qurban dan Aqiqah .............................................

2.4 Ijtihad dari beberapa Ulama ...........................................................................

Bab III Penutup .........................................................................................................

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................

3.2 Saran ...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

Page 3: TUGAS makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibadah korban merupakan suatu ibadah yang sangat digalakkan didalam islam,khususnya

bagi mereka yang berkemampuan dari segi kewangan.Ibadah korban telah disyariatkan oleh Allah

SWT pada tahun kedua Hijrah.

Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya kami (ALLAH) telah memberi engkau (wahai Muhammad) kebaikan yang banyak.

Maha sembahyanglah engkau karena Tuhanmu dan sembelihlah (korbanmu)”.(QS.Al-kautsar 1-2).

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Aqiqah merupakan salah satu ajaran islam yang di contohkan rasulullah SAW. Aqiqah

mengandung hikmah dan manfaat positif yang bisa kita petik di dalamnya. Di laksanakan pada hari

ke tujuh dalam kelahiran seorang bayi. Dan Aqiqah hukumnya sunnah muakad (mendekati wajib),

bahkan sebagian ulama menyatakan wajib. Setiap orang tua mendambahkan anak yang shaleh,

berbakti dan mengalirkan kebahagiaan kepada kedua orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara

penting untuk menanamkan nilai-nilai ruhaniah kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah di

harapkan sang bayi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Di tumbuhkan dan di

kembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-nilai ilahiyah.

Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita yang tergadai. Aqiqah juga

merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugerah, sekaligus amanah yang di berikan allah SWT

terhadap kita. Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah rasul SAW, yang merupakan

perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah tersebut mulai jarang di laksanakan oleh kaum

muslimin.

Page 4: TUGAS makalah
Page 5: TUGAS makalah
Page 6: TUGAS makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Islam tentang Qurban

2.1.1 Pengertian Qurban

Qurban adalah penyembelihan binatang qurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji

(selepas sholat Idul Adha) dan hari-hari Tasyriq yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijjah kerena

beribadah kepada  Allah s.w.t.

Daripada Aisyah r.a Nabi Muhammad s.a.w. telah bersabda yang bermaksud: "Tiada

suatu amalan yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, yang lebih dicintai

Allah selain daripada menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu pada

hari kiamat kelak akan datang berserta dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-

kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah

diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala) qurban itu."     

(Riwayat al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)

Zaid bin Arqam berkata: "Mereka telah bertanya, Wahai Rasullullah, apakah Udhhiyah

(Qurban) itu? Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Ia sunnah bagi bapa kamu Nabi Ibrahim."

Mereka bertanya lagi: Apakah ia untuk kita? Rasulullah s.a.w. menjawab: "Dengan tiap-tiap

helai bulu satu kebaikan." Mereka bertanya: "maka bulu yang halus pula? Rasullullah s.a.w

bersabda yang bermaksud "Dengan tiap-tiap helai bulu yang halus itu satu kebaikan."     

(Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah).

2.1.2 Hukum Qurban

Sebagian ulama berpendapat bahwa kurban itu wajib, sedangkan sebagian lain

berpenadpat sunat. Alasan yang menyatakan wajib yaitu firman Allah dalam surat Al-Kautsar

ayat 2.

Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berqurbanlah. (QS. Al-Kautsar: 2)

Sedangkan alasan yang menyatakan bahwa kurban itu sunah adalah sabda rasulullah

yang berbunyi:

”Saya disuruh menyembelih kurban dan kurban itu sunah bagi kamu.” (Riwayat Tirmidzi)

Page 7: TUGAS makalah

Hukumnya Sunnat Muakkad (sunnat yang dikuatkan) atas orang yang memenuhi syarat-

syarat seperti berikut:

a.Islam

b.Merdeka (Bukan hamba)

c.Baligh lagi berakal

d.Mampu untuk berqurban

Binatang yang sah dijadikan kurban ialah yang tidak bercacat, misalnya pincang, sangat

kurus, sakit, putus telinga, putus ekornya, dan telah berumur sebagai berikut:

a.Domba (Da’ni) yang telah nerumur satu tahun lebih atau sudah berganti giginya.

b.Kambing yang sudah nerumur dua tahun lebih.

c.Unta yang telah berumur lima tahun lebih.

d.Sapi, kerbau yang telah berumur dua tahun lebih.

Seekor kambing hanya untuk satu orang , diqiyaskan dengan denda menninggalkan

wajib haji. Tetapi seekor unta, kerbau, dan sapi boleh buat kurban tujuh orang. Sebagaimana

hadits riwayat muslim yaitu :

Dari jabir,”Kami telah menyembelih kurban bersama-sama Rasulullah Saw, pada tahun

Hudaibiyah, seekor unta untuk tujuh orang.” (Riwayat muslim).

Walaupun hukum berqurban itu sunnat tetapi menjadi wajib jika dinazarkan. Sabda 

Rasullullah s.a.w: "Barang siapa yang bernazar untuk melakukan taat kepada Allah, maka

hendaklah dia melakukannya." (Fiqh al-Sunnah).

2.1.3 Pelaksanaan Qurban

a. Binatang yang diqurbankan adalah jenis unta, lembu atau kerbau, kambing biasa yang

berumur dua tahun, jika biri-biri telah berumur satu tahun atau telah gugur giginya

sesudah enam bulan meskipun belum cukup satu tahun.

b. Binatang itu disyaratkan tidak cacat, tidak buta sebelah atau kedua-duanya, kakinya tidak

pincang, tidak terlalu kurus, tidak terpotong lidahnya, tidak mengandung atau baru

melahirkan anak, tidak berpenyakit atau berkudis. Binatang yang hendak disembelih itu

haruslah sehat sehingga kita sayang kepadanya.

c. Waktu menyembelihnya sesudah terbit matahari pada Hari Raya Haji dan sesudah selesai

sholat Idul Adha dan dua khutbah pendek, tetapi afdhalnya ialah ketika matahari naik

seluruhnya pada Hari Raya Haji sehingga tiga hari sesuadah Hari Raya Haji (hari-hari

Tastriq iaitu 11,12 dan 13 Zulhijjah).

d. Daging qurban sunnat, orang yang berkorban disunnatkan memakan sedikit daging

qurbannya.

Page 8: TUGAS makalah

Pembagian daging qurban sunnat terdapat tiga cara yang utamanya adalah mengikut urutan

sepererti berikut:

1. Lebih utama orang yang berqurban mengambil hati binatang qurbannya dan baki

seluruh dagingnya disedekahkan

2. Orang yang berqurban itu mengambil satu pertiga daripada jumlah daging qurban, dua

pertiga lagi disedekahkannya.

3. Orang yang berqurban mengambil satu pertiga daripada jumlah daging, satu pertiga lagi

disedekahkan kepada fakir miskin dan satu pertiga lagi dihadiahkan kepada orang yang

mampu. Sabda  Rasullullah s.a.w: "Makanlah oleh kamu sedekahkanlah dan

simpanlah."

2.1.4 Hikmah Qurban

1. Menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim a.s.

2. Menididik jiwa ke arah taqwa dan mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.

3. Mengikis sifat tamak dan mewujudkan sifat murah hati, mau membelanjakan

harta di jalan Allah s.w.t.

4. Menghapus dosa dan mengharapkan keridhoan Allah s.w.t.

5. Menjalin hubungan kasih sayang antar sesama manusia, terutama antara golongan

berada dengan golongan yang kurang bernasib baik.

6. Akan memperoleh kendaraan atau tunggangan ketika akan melewati Sirat Al-

Mustaqim di akhirat kelak. Sabda Nabi Muhammad saw, “ muliakanlah qurban

kamu karena ia menjadi tunggangan kamu di titian pada hari kiamat.

2.2 Konsep Islam tentang Aqiqah

2.2.1 Pengertian Aqiqah

Aqiqah menurut syara’ berarti menyembelih kambing untuk anak pada hari ketujuh dari

kelahirannya.

2.2.2 Pendapat Para Fuqaha Mengenai Aqiqah ...........................................

Ada tiga pendapat para ahli fiqih dan imam mujtahid tentang disyari’atkannya aqiqah:

Pertama: Mereka yang berpendapat disunatkan dan dianjurkan, yaitu Imam Malik,

penduduk Madinah, Imam Syafi’i dan sahabat-sahabatnya, Imam Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur

dan sebagian besar ahli fiqih, ilmu dan ijtihad. Mereka berargumantasi dengan hadits-hadits

yang telah disebutkan. Mereka juga menolak pendapat orang-orang yang berpendapat bahwa

aqiqah itu wajib dengan ungkapan sebagai berikut:

Page 9: TUGAS makalah

a. Jika aqiqah itu wajib, tentu kewajibannya akan diketahui dalam ad-din. Sebab, ini

merupakan tuntutan. Dan tentu Rasulullah saw, akan menjelaskan wajibnya kepada

umat dengan suatu keterangan yang diperkuat dengan hujjah.

b. Rasulullah saw, telah menggarisbawahi persoalan aqiqah ini dengan kesukaan orang

yang melakukannya. Beliau bersabda:

يفعل فل عنه اينسك حب فا ولد له ولد منBarang siapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai untuk membaktikannya

(mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melalukannya.

c. Perbuatan Rasulullah saw, di dalam persoalan aqiqah ini tidak menunjukan hukum

wajib. Tetapi menunjukan suatu anjuran.

Kedua: Pendapat yang mengatakan bahwa aqiqah itu diwajibkan. Mereka adalah Imam

Al-Hasan Al-Bashri, Al-Lits Ibnu Sa’ad dan lain-lain. Mereka berargumentasi dengan hadits

yang diriwayatkan Muraidah dan Ishaq bin Ruhawiah:

الخمس ت الصلوا على ن يعرضو كما العقيقة على مة القيا يوم يعرضون اس الن أنSesungguhnya manusia pada hari kiamat nanti akan dimintakan

pertanggungjawabannya atas aqiqah, sebagaimana akan dimintai pertanggungjawabannya

atas shalat-shalat lima waktu.

Wajah istidlal-nya (pengambilan dalilnya) adalah, bahwa anak itu tidak akan dapat

memberikan syafa’at kepada kedua orang tuanya sebelum di aqiqahi. Inilah yang menguatkan

kewajibannya.

Ketiga, pendapat yang menolak bahwa aqiqah itu disyariatkan. Mereka adalah para ahli

fiqih Hanafiyyah. Argumentasi yang dikemukakan adalah hadits yang diriwayatkan Al-

Baihaqi dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw, ditanya

tentang aqiqah, beliau menjawab:

بعقيقته تهن مر م غال كلAku tidak menyukai aqiqah-aqiqah.

Mereka juga berargumentasi dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari

Abi Rafi’ ra, bahwa ketika ibu Al-Hasan bin Ali’, Fatimah ra, ingin mengaqiqahinya dengan

dua biri-biri, Rasulullah saw, bersabda:

- - -, , ولد ثم ولد ثم الفضة من اى الورق من بوزنه فتصدقى رأسه أحلقى ولكن تعقى ال

لك, ذ مثل فصنعت .حسين

Janganlah engkau mengaqiqahinya, tetapi cukurlah rambut kepalanya dan bersedekahlah

dengan perak sebanyak berat timbangan rambutnya itu. Kemudian dilahirkanlah Husain

dan ia melakukan seperti itu.

Page 10: TUGAS makalah

Kebanyakan ahli fiqih, ilmu dan ijtihad, bahwa zhahir hadits-hadits yang telah

disebutkan tadi menguatkan segi disunatkan dan dan dianjurkannya aqiqah.

Mereka telah menjawab hadits-hadits yang dijadikan sebagai argumentasi para ahli fiqih

Hanafiyyah tentang penolakan mereka terhadap disyariatkannya aqiqah. Mereka mengatakan

bahwa hadits-hadits yang dijadikan argumentasi itu tidak berarti apa-apa dan tidak sah untuk

dijadikan sebagai dalil terhadap penolakan disyariatkannya aqiqah. Akan halnya Amr bin

Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda, “Aku tidak

menyukai aqiqah-aqiqah”, maka siyaqu I-hadits (susunan katanya) dan sebab-sebab keluar

hadits itu menunjukan bahwa aqiqah adalah sunat dan dianjurkan. Lafazh hadits itu

sebenarnya adalah demikian: Rasulullah saw, ditanya tentang aqiqah. Beliau menjawab, “Aku

tidak menyukai aqiqah-aqiqah”. Seakan-akan beliau tidak menyukai nama, yakni

dinamakannya sesembelihan dengan aqiqah.1 Mereka berkata, “Wahai Rasulullah,

sesungguhnya kami hanya bertanya tentang salah seorang diantara kami yang dikaruniai

seorang anak”. Beliau bersabda, “Barang siapa diantara kamu menyukai untuk membaktikan

(mengaqiqahi) anaknya, maka hendaklah ia melalukannya. Bagi anak laki-laki dua ekor

kambing yang mencukupi dan bagi anak perempuan satu ekor kambing”.

Adapun istidlal mereka dengan hadits Abu Rafi’, “Janganlah engkau mengaqiqahinya,

tetapi cukurlah rambut kepalanya . . .”, tidaklah menunjukan dimakruhkannya aqiqah. Sebab,

Rasulullah saw, tidak suka membebani Fatimah ra, dengan aqiqah, sehingga beliau bersabda,

“Janganlah engkau mengaqiqahinya . . .” dan beliau telah mengaqiqahi mereka berdua (Al-

Hasan dan Al-Husain). Maka sudah cukup bagi Fatimah untuk menyajikan makanan-makanan

saja. Di antara hadits-hadits yang menguatkan bahwa Rasulullah saw telah mengaqiqahi

mereka berdua adalah sebagai berikut:

Abu Daud meriwayatkan dari Ayyub dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ra:

كبشا كبشا لحسين وا لحسن ا عن عق م وسل عليه لله ا صلى لله ا ل رسو ن .أBahwa sesungguhnya Rasulullah saw, telah mengaqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain satu

kambing satu kambing.

Jarir bin Hazim telah menceritakan dari Qatadah dari Anas:

كبشين لحسين وا لحسن ا عن عق م وسل عليه لله ا صل بى الن .أن

1 Dari zhahir hadits ini, segolongan fuqaha menganbil dalil bahwa kata-kata aqiqah itu diganti dengan nasikah, karena Rasulullah saw, tidak menyukai nama aqiqah. Segolongan lain mengatakan bahwa beliau tidak membenci nama itu, dan mereka berpendapat bahwa hal itu adalah mubah, karena banyak hadits menamakan sembelihan itu dengan aqiqah.Perpaduan antara kedua pendapat diatas, bahwa hendaknya seorang Muslim hendaknya menggunakan kata-kata nasikah dan menjadikannya sebagai asal. Jika pada suatu ketika, ia menggunakan nama aqiqah untuk menjelaskan hukum dan menerangkan maksud, maka hal itu dibolehkan. Di sinilah terdapat titik temu hadits-hadits itu.

Page 11: TUGAS makalah

Bahwa sesungguhnya Rasulullah saw, telah mengaqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dua

kambing.

Yahya bin Sa’id telah menceritakan dari Amirah dari Aisyah bahwasanya ia berkata:

لسابع ا يوم لحسين وا الحسن عن م وسل عليه لله ا صلى لله ا رسول .عق

Rasulullah saw, telah mengaqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain pada hari ketujuh (dari

kelahiran mereka).

Ringkasnya, mengaqiqahi anak itu adalah sunat dan dianjurkan. Ini menurut

kebanyakan imam dan ahli fiqih. Oleh karena itu hendaklah orang tua melakukannya, jika

memang memungkinkan dan mampu menghidupkan sunnah Rasulullah saw ini. Sehingga ia

menerima keutamaan dan pahala dari sisi Allah swt, dapat menambah makna kasih sayang,

kecintaan dan mempererat tali ikatan sosial antara kaum kerabat dan keluarga, tetangga dan

handai taulan, yaitu ketika mereka menghadiri walimah aqiqah itu, sehingga rasa turut

merasakan kebahagiaan atas lahir dan hadirnya sang anak. Di samping itu ia dapat

mewujudkan sumbangan jaminan sosial, yaitu ketika sebagian kaum fakir miskin turut

mengambil bagian di dalam aqiqah itu.

Alangkah agung dan luhurnya Islam serta dasar-dasar syariat di dalam menanamkan

rasa kasih sayang dan kecintaan di dalam masyarakat, termasuk di dalam membina keadilan

sosial dalam kelas-kelas masyarakat miskin.

2.2.3 Waktu Aqiqah

Di dalam hadis Samurah disebutkan:

. يسمى و ابع الس يوم عنه تذبح بعقيقته، مرتهن الغالم“Anak itu digadaikan dengan aqiqahnya. Disembelihkan (binatang) baginya pada hari

ketujuh (dari kelahirannya) dan diberi nama.”

Hadis ini menunjukan, bahwa waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan aqiqah

adalah hari ketujuh dari kelahirannya. Tetapi ada pula pendapat yang menyatakan, bahwa

penetapan hari ketujuh itu bukan merupakan suatu anjuran. Jika diaqiqahi pada hari keempat,

kedelapan, kesepuluh atau setelah itu, maka aqiqah itu pun telah cukup.

Imam Malik berkata:

Pada lahirnya, penetapan hari ketujuh itu hanya bersifat anjuran. Sekiranya

menyembelihnya pada hari keempat, kedelapan atau kesepuluh atau setelahnya, aqiqah itu

telah cukup. Artinya, jika seorang bapak merasa mampu menyembelih aqiqah pada hari

ketujuh, maka hal itu lebih utama, sesuai dengan perbuatan Nabi Saw. Namun jika hal itu

terasa menyulitkan, maka diperbolehkan untuk melaksanakannya pada hari berapa saja

sebagaimana pendapat Imam Malik.Dengan demikian , maka dalam perintah menyembelih

aqiqah ini terdapat kelonggaran waktu dan kemudahan.

Page 12: TUGAS makalah

العسر بكم يريد وال اليسر بكم الله يريد“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.”(Al

Baqarah:185)

2.2.4 Hukum Umum Aqiqah

Ada beberapa hukum umum yang berkaitan dengan masalah aqiqah yang harus

diperhatikan:

a. Para ulama sepakat, bahwa semua hal yang dibolehkan di dalam aqiqah adalah juga hal

yang diperbolehkan di dalam kurban. Adapun hal-hal yang diperbolehkan di dalam

aqiqah adalah sebagai berikut:

1) Hendaknya binatang itu berumur satu tahun lebih atau memasuki dua tahun, jika

binatang itu biri-biri atau kambing.

2) Hendaknya binatang sembelihan itu tidak cacat.

3) Sapi atau kerbau, tidak sah kecuali sudah mencapai umur dua tahun dan

memasuki tahun ketiga.

b. Tidak boleh kooperatif, misalnya tujuh orang bergabung untuk melaksanakan aqiqah.

c. Sebagai ganti kambing, boleh menyembelih unta atau sapi. Argumentasi orang yang

membolehkan aqiqah dengan unta atau sapi adalah hadis riwayat Ibnul-Mundzir dari

Nabi Saw, bahwa beliau bersabda:

دما عنه فاهريقوا عقيقة، الغالم مع“Anak itu harus diaqiqahi.Maka alirkanlah darah untuknhya.”

d. Diperbolehkan mengadakan pesta aqiqah dengan mengundang orang-orang lain yang

dikehendaki untuk makan bersama.

e. Dianjurkan, agar aqiqah itu disembelih atas nama anak yang dilahirkan. Diriwayatkan

oleh Ibnul-Mundzir dari Aisyah ra. Bahwa Nabi Saw. Bersabda,”Sembelihan atas

namanya (anak yang dilahirkan) dan ucapkanlah,’Dengan menyebut nama Allah. Ya

Allah, bagi-Mulah dan kepada-Mulah kupersembahkan aqiqah si Fulan ini.”

2.2.5 Hikmah Aqiqah

a. Aqiqah itu merupakan suatu pengorbanan yang akan mendekatkan anak kepada Allah

pada awal menghirup udara kehidupan.

b. Suatu penebusan bagi anak dari berbagai musibah dan kehancuran.

c. Bayaran utang anak untuk memberikan syafa’at kepada orang tuanya.

d. Sebagai media menampakkan rasa gembira dengan melaksanakan syariat islam dan

bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak umat Rasulullah Saw, pada

hari kiamat.

Page 13: TUGAS makalah

e. Dapat memberikan sumber jaminan sosial dan menghapus gejala kemiskinan di dalam

masyarakat.

2.3 Persamaan dan Perbedaan Qurban dan Aqiqah

Qurban dan Aqiqah punya banyak persamaan dan perbedaan. Di antara persamaannya

adalah sama-sama ibadah ritual dengan cara penyembelihan hewan. Dagingnya sama-sama

boleh dimakan oleh yang menyembelihnya, meskipun sebaiknya sebagian diberikan kepada

fakir miskin, tapi boleh juga diberikan sebagai hadiah. Hal ini berdasarkan hadis Aisyah ra.

Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak

perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan

disedekahkan pada hari ketujuh. (HR Al-Baihaqi).

Kemudian dilihat dari pengertiannya saja, antara aqiqah dan qurban memang jelas

berbeda hampir dari semua sisi. Berikut beberapa perbedaan antara aqiqah dan qurban ialah

1. Aqiqah dilakukan dalam rangka menyambut kelahiran anak sebagai tanda kesyukuran

kepada Allah, sedangkan secara histori qurban merupakan bentuk peringatan peristiwa

pengorbanan Nabi Ibrahim dan anaknya, Isma‘il.

2. Daging ‘aqiqah boleh diberikan kepada orang kaya manakala daging qurban hanya

boleh diberi kepada fakir miskin.

3. Dari segi waktu pelaksanaanya, ibadah qurban hanya boleh dilakukan pada hari tertentu

saja, yaitu tanggal 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Dimulai sejak selesainya shalat 'Idul

Adha. Sedangkan aqiqah dilakukan lantaran adanya kelahiran bayi, yang dilakukan

penyembelihannya pada hari ketujuh menurut riwayat yang kuat. Sebagian ulama

membolehkannya pada hari ke 14, bahkan pendapat yang lebih luas, membolehkan

kapan saja.

4. Daging qurban sunat disedekahkan secara mentah, sedangkan daging ‘aqiqah sunat

disedekahkan setelah dimasak.

Page 14: TUGAS makalah