tugas komunitas iii konsul
DESCRIPTION
KOMUNITASTRANSCRIPT
TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH
Disusun Oleh :
Kelompok 1:
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS SUMBAR
KAMPUS II BUKITTINGGI
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Auliani Annisa Febri
Aspri Mesfarika
Atikah Nurul Huda DV
Darliana
Emil Wahyu Andria
Diky Laksono Segoro
Feri Randani
Doni
Gina Zulfia Arni
Isra Aini
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur senangtiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah Memberikan
pengetahuan kepada kita dan terus mencari nilai-nilai kehidupan yang sejatinya adalah ridha Ilahi.
Salawat dan salam kepada baginda Muhammad SAW yang berjuang demi tegaknya nilai-nilai
kemanusiaan.
Mahasiswa adalah emban masyarakat, amanah dari Tuhan sehingga kita perlu berakselerasi
menuju nilai-nilai intelektualitas. Seorang mahsasiswa yang kemudian mampu menjalankan tugas dan
tanggung jawab kepada masyarakat, dengan harapan tercapainya kesejahteraan di bidang kesehatan.
Pada kesempatan ini secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
teman-teman dan kerabat yang telah memberi petunjuk dan dorongan untuk menyelesaikan makalah
ini.
Akhirnya Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini ke depan. Amin
Terima Kasih
Bukittinggi, 30 Maret 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar belakang manusia
yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan
masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan
kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus
anak usia sekolah. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat
yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang
didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.
Ditemukan sebagian besar anak SD yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup
banyak, antara lain murid yang bermasalah pada gigi, murid yang tidak tidak mencuci tangan sebelum
makan dengan persentase, murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan persentase, murid
tidak biasa memakai alas kaki, murid tidak biasa potong kuku, murid yang mempunyai kebiasaan mandi
1 kali sehari. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi
seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan
pemberian asuhan keperawatan.
Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah maka
diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah tersebut baik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari Sekolah dan Komunitas?
2. Bagaimana sejarah dari sekolah?
3. Apa saja ruang lingkup sekolah?
4. Bagaimana peran perawat dalam kmunitas anak usia sekolah?
5. Bagaimana model keperawatan usia sekolah?
6. Apa saja kebijakan dan program pemerintah terkait kesehatan anak usia sekolah?
C. Tujuan
1. Menegetahui defenisi dari Sekolah dan Komunitas.
2. Mengetahui sejarah dari sekolah.
3. Mengetahui ruang lingkup sekolah.
4. Mengetahui peran perawat dalam kmunitas anak usia sekolah.
5. Mengetahui model keperawatan usia sekolah.
6. Mengetahui kebijakan dan program pemerintah terkait kesehatan anak usia sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sekolah dan Komunitas
1. Defenisi Sekolah
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki
arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang
bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu
untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari
cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Pengertian sekolah sendiri adalah suatu lembaga yang memang dirancang khusus untuk
pengajaran para murid (siswa) di bawah pengawasan para guru. Kebanyakan dalam sebuah negara
mempunyai model sistem pendidikan formal yang mana hal ini sifatnya wajib. Selain itu sistem ini
jugalah yang membuat para siswa bisa mengalami kemajuan dengan melalui
serangkaian sekolah tersebut.
1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah
dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak
denga usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar
pendidikan 9 tahun.
2. Tahap perkembangan anak usia sekolah
a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis dan kritis fantasis semakin kuat
sehingga sering kali terjadi konflik sendiri, penuh dengan cita – cita .
b. Aspek sosial
Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki kecenderungan
untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.
c. Aspek kognitif
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak termotivasi dan
mengerti hal – hal sistematik
3. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah
Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut Duval dam Miller Carter dan Mc Goldrik
dalam Friedman (1980) :
1. Mensosialisasikan anak - anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat .
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga
2. Defenisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial
tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu
agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk)
terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Berdasarkan umur
kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang anak usia sekolah yaitu:
a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia antara 7-
15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.
b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun
B. Sejarah Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau “murid”) di
bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya
wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-
sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya
termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah
menyelesaikan pendidikan dasar.
Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan
mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-
sekolah menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun).
Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah sekolah
menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah
ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-
tradisional.
Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin
untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus
bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau
sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan
prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan
perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer.
Dalam homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar
gedung sekolah tradisional.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup MP Menurut Objek Garapan adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar
(PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru
sampai mereka meninggalkan sekolah (eksit), karena telah tamat, meninggal dunia, putus
sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik
sekolah.
2. Manajemen Personel merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diuahakaan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu para pegawai di
sekolah, sehinggga mereka dapat memabntu/menunjang kegiaatan-kegiatan sekolah
(khususnya PBM) secara efektif dan eisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Para personel harus dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan
bergairaah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.
3. Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan
secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara komntinu terhadap situasi
belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
etalah ditetapkan. Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum meiputi 3 pokok
kegiatan, yakni kegiatan yang behubungan dengan guru, peserta didik, dan seluruh civitas
Akademika (warga sekolah).
4. Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proseskegiatan yang
direncanakan dn diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu tehadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap paki (ready or usea0 dalam PBM
sehingga PBM semakin efektif dan efisein guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
5. Manajemen biaya perndidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksnakan/diusahakan secar sengaja dan besungguh-sungguh, serta pembinaan scar kontinu
terhadap beya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan
smakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Kegiatannya meliputi pengumpulan/penerimaan dana yang sah (dana utun, SPP,
sumbangan BP3, donasi, dan usaha-usaha halal lainnya), penggunaan dana, dan
pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkaityang berwenang.
6. Manajemen Tata laksana/Tata usaha sekolah/pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina
kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis (clerical work) dis ekolah, agar PBM semakin
efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan epndidikan yang tealah ditetapkan.
Manajemen tata laksana merupakan serangakian kegiatan mencatat, menyimpan,
menggandakan, menghimpun, mengolah, dan mengirim benda-benda trertulis serta warkat
yang pada hakikatnya menunjang seluruh garapan manajemen sekolah.
7. Manajemen Organisasi Pendidikan merupakan seluruh proseskegitan yang direncanakan dan
dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
kontinu terhadap pembagian kerja dan tata kerja sekolah, sehingga kegiatan operasional
pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.
8. Manajemen Hubungan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk
mendapatkan simapati dari masyarakat pada umumnya serta publiknya pada khususnya,
sehingga kegiatan operasional sekolah/pendidikan secara efektif dan efisien, demi membantu
tercapainya tujuah pendidikan yang telah ditetapkan.
D. Peranan sekolah dalam pendidikan
Peranan sekolah dalam pendidikan yang merupakan tingkatan kedua setelah pendidikan
dalam keluarga. Peranan sekolah yakni mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan
memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Peran seorang guru yang
sebagai pendidik harus memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.
Guru yang ada di sekolah merupakan pendidik formal secara langsung
menerima kepercayaan dari sekolah maupun masyarakat untuk memangku jabatan dan
tanggungjawab pendidikan. Selain dari guru, sekolah juga butuh adanya alat sebagai pelengkap
berkembangnya pendidikan. Yang dimaksud alat pendidikan disini yakni suatu tindakan atau situasi
yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu atau yang ingin
dicapainya. Antara lain berupa hukuman dan ganjaran, perintah dan larangan, pujian dan celaan,
contoh serta kebiasaan.
Selain itu juga pada gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, keadaan alat-alat
pelajaran, dan fasilitas-fasilitas lainnya. Perubahan perilaku pada dasarnya dipengaruhi oleh
pendidikan yang ia terima sepanjang hayatnya, pendidikan ini bukan saja sebatas yang formal
seperti sekolah atau kursus-kursus namun dalam arti luas artinya segala sesuatu yang diterima
manusia melalui panca indera itu menjadi bagain dari pendidikan. Melihat, mendengar, merasa, dan
meraba merupakan komponen penting dalam pendidikan, dan itu sangat-sangat mudah ia dapatkan
dari lingkungan, baik lingkungan pendidikan formal atau non formal.
E. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah
1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan keperawatan yang
berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan
penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat
CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga.
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah antara lain :
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam membuat keputusan
dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat
melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian,
psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah, menetapkan
penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia sekolah,
menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada
anak usia sekolah.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk memenuhi
kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak
pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di masyarakat
dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan,
mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi, membantu anak
usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia sekolah,
mendesiminasikan hasil riset.
h. Care giver
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa keperawatan,
merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil
intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan kebutuhan
advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil keputusan,
mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.
F. Model keperawatan sekolah
Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan pendekatan
Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup
sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling
mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane,
2000 dalam Ervin, 2002).
Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:
A. Data inti komunitas, terdiri dari:
1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah menurut jenis
kelamin, golongan umur.
2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia sekolah
berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi
keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.
B. Data sub system
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1. Lingkungan Fisik
Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas anak usia
sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas, kader
UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.
Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak usia sekolah.
2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan bila
ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.
3. Ekonomi :Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang
jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.
4. Keamanan dan transportasi.
a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk
layanan antar jemput siswa
5. Politik dan pemerintahan : Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib
sekolah yang harus dipatuhi seluruh siswa.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua, peran
guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,
keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia
sekolah.
7. Pendidikan : Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan
sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.
8. Rekreasi : Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat
anak usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.
G. Program pemerintah berkaitan kesehatan anak sekolah
Pemerintah dalam rangka mewujudkan INDONESIA SEHAT telah melakukan berbagai
perubahan dalam sector kesehatan. Dimulai dari amandemen undang-undang, pembentukan
undang-undang baru seperti undang-undang perlindungan anak dan undang-undang pornografi
jika ditinjau dari kesehatan jiwa masyarakat.
Pada awalnya pemerintah telah membentuk undang-undang kesehatan. Namun secara lebih
khusus lagi pemerintah membentuk undang-undang perlindungan anak yang mencakup segala hal
tentang anak atau seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk yang masih dalam kandungan.
Semua hal mengenai anak dimuat dalam undang-undang ini, termasuk juga didalamnya mengenai
kesehatan anak.
Dalam undang – undang pokok kesehatan no.9 tahun 1960 pasal 3 ayat (1) disebutkan
bahwa “Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan hidup yang sehat adalah penting
untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat.” Dengan disebutkannya hal tersebut,
secara tidak langsung menandakan bahwa pemerintah sangat memperhatikan anak sebagai tunas-
tunas bangsa dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya (kesehatannya).
Pemerintah juga memandang anak sebagai manusia seutuhnya yang juga termasuk makhluk
holistic. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan berbagai undang-undang yang melindungi
rakyat pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.
Undang undang yang dikeluarkan pemerintah tersebut antara lain :
1. UU PERLINDUNGAN ANAK no.23 tahun 2002 pasal 44 – 47 Pasal 44
(1) Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyeleng-garakan upaya kesehatan yang
komprehensif bagi anak, agar setiap anak
memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak
dalam kandungan.
(2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat.
(3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun
rujukan.
(4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan
secara cuma-cuma bagi keluarga yang tidak mampu.
(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 45
(1) Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak
dalam kandungan.
(2) Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tanggung jawab
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pemerintah wajib memenuhinya.
(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 46
Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir
terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.
Dalam UU Kesehatan no.23 tahun 1992 pasal 21 disebutkan bahwa :
Pasal 21
(1) Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dan
makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar dan atau
persyaratan kesehatan.
(2) Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang berisi :
a. bahan yang dipakai;
b. komposisi setiap bahan;
c. tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa;
d. ketentuan lainnya.
(3) Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan
kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang
untuk diedarkan, ditarik dan peredaran, dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Ketentuan mengenai pengamanan makanan dan minuman sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
H. Kebijakan Pemerintah terhadap Kesehatan Anak
Strategi Pembangunan Kesehatan menuju indonesia sehat 2010 mengisyaratkan bahwa
pembangunan kesehatan ditujukan pada upaya menyehatkan bangsa. Indikator keberhasilannya antara
lain ditentukan oleh angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan
kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil,
ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan
kejadian sakit di kalangan ibu.
Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau diramalkan
sebelumnya sehingga ibu hamil harus sedekat mungkin pada sarana pelayanan ndicator emergency
dasar. Penyebab utama kematian Ibu adalah Perdarahan, Infeksi, Eklampsi, Partus lama dan Komplikasi
Abortus. Perdarahan merupakan sebab kematian utama. Dengan demikian sangat pentingnya
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan karena sebagian besar komplikasi terjadi pada saat
sekitar persalinan, sedang sebab utama kematian bayi baru lahir adalah Asfiksia, Infeksi dan Hipotermi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Upaya peningkatan derajat kesehatan keluarga dilakukan melalui program pembinaan
kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan
Anak Usia Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur.
Era Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota untuk lebih proaktif didalam
mengembangkan program yang mempunyai daya ungkit dalam akselerasi penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sesuai situasi dan kemampuan daerah masing-masing
mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu indicator penting keberhasilan program kesehatan
Indonesia.
PROGRAM POKOK KIA
1. Program ANC
2. Deteksi risti ibu hamil
3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
4. Rujukan kasus risti ibu hamil
5. Pemeriksaan BBL (Neonatus), bayi dan balita
6. Penanganan neonatal yang berisiko
7. Pelayanan kesehatan bayi umur 1 bulan sampai 1 tahun
8. Pelayanan kesehatan balita
9. Pelayanan kesehatan pra school
Salah satu kebijakan pemerintah yang lainnya adalah dengan membentuk Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI). Yang dalam salah satu pemenuhan tugasnya mengajukan berbagai upaya
melindungi anak dalam bidang kesehatan. Diantaranya adalah dengan menjauhkan anak usia dini dari
merokok. Yang dengan cara Pengendalian yang efektif dan pemihakan pemerintah yang lebih tegas.
Untuk itu yang harus dilakukan adalah membuat peraturan perundang-undangan untuk mencegah
bahaya rokok pada anak berupa :
1. Anak tidak boleh merokok
2. Anak tidak boleh membeli rokok
3. Orang dewasa tidak boleh menjual rokok pada anak
4. Orang tua tidak boleh merokok di depan anak.
5. Orang dewasa tidak boleh merokok di depan ibu yang sedang hamil.
6. Ibu yang sedang hamil tidak boleh merokok.
7. Iklan rokok tidak boleh mengambil sasaran anak-anak.
Tujuan Pemerintah memilihkan kualitas kesehatan untuk anak
• Menciptakan Generasi penerus bangsa yang sehat dan bangsa yang kuat.
• Mensejahterakan kehidupan semua penduduk.
• Menciptakan kehidupan yang layak pada setiap anak, serta persiapan untuknya dimasa depan.
• Sebagai alat pencegahan dan pengobatan terhadap kesehatan anak.
• Sebagai Proteksi kesehatan anak terhadap jajanan dan makanan yang berbahaya
Program Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi
tantangan utama dan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian anak.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Unilever Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan keunggulan “brand” dan misi sosialnya.
Komitmen ini diwujudkan melalui program Pendidikan Kesehatan Masyarakat yang dibentuk oleh
Unilever Indonesia sejak hampir 8 tahun yang lalu. Program pendidikan kesehatan ini ditujukan untuk
anak dibawah lima tahun (balita), siswa sekolah dasar, kelompok pemuda di sekolah tingkat menengah
maupun atas serta untuk ibu hamil dan menyusui. Kelompok ini akan mendapatkan edukasi agar terjadi
peningkatan pemahaman dan praktik gaya hidup sehat yang berkelanjutan.
Yayasan Unilever Indonesia sudah melalukan edukasi kepada 2 juta orang, dan telah mencetak tidak
kurang dari 50.000 agen perubahan.
Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat dilaksanakan selaras dengan bisnis korporasi; dalam model
yang berskala kecil, melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan yang relevan, dan dapat
direplikasi segera setelah program sukses dilaksanakan.
Sejak berdiri tahun 2005, Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat, dilaksanakan melalui kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1. Program Promosi Kesehatan Terpadu
Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung masyarakat Indonesia menjadi lebih sehat
melalui pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat dikalangan sekolah dasar serta para ibu.
Sampai saat ini, program ini telah mencapai lebih dari 2 juta penerima manfaat dan sebagian
besar dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah yang relevan dan mitra LSM lokal
bersama dengan masyarakat setempat, seperti rincian berikut;
a. Program Sekolah
Melalui program ini, Yayasan Unilever Indonesia memperkuat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
dan merevitalisasi keberadaan Dokter Kecil sebagai agen perubahan. Melalui program ini juga,
siswa yang mendapatkan prestasi tingkat 1 sampai dengan 6 akan didorong untuk lebih sering
mempraktekan kebiasaan cuci tangan dengan sabun serta menggosok gigi sesudah sarapan dan
sebelum tidur malam.
Pesan tentang kesehatan juga terus diberikan kepada ibu-ibu disekitar posyandu karena ibu
akan menyampaikan pesan kesehatan ini ke anak-anak mereka.
Program ini dilaksanakan di 40 kota dan kabupaten di 6 provinsi; Sumatera Utara, Jawa Barat,
DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Program ini memperkuat keberadaan
dan kemampuan dokter kecil sebagai agen perubahan di tingkat sekolah dasar.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tujuan dari program ini adalah untuk menjadikan setiap anak balita usia pra-sekolah dan taman
kanak-kanak untuk menjadi lebih sehat, cerdas dan bahagia dengan mempraktekkan pola hidup
bersih dan sehat sejak usia dini. Yayasan Unilever Indonesia mempromosikan dua praktek dasar
yaitu mencuci tangan pakai sabun serta sikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur malam.
Pembelajaran yang kreatif, diet seimbang dan perawatan yang baik dipromosikan melalui orang
tua dari anak-anak yang berpartisipasi di program ini.
Program ini dilaksanakan di Jawa Timur dan mendorong para ibu serta pengasuh anak untuk
memperhatikan tumbuh kembang anak di bawah usia 5 tahun.
b. Desa Sehat
Program ini memberdayakan semua sumber daya masyarakat untuk menciptakan keluarga dan
lingkungan masyarakat yang sehat melalui peningkatan praktek gaya hidup bersih dan sehat,
diet seimbang, pengelolaan sampah agar tercipta lingkungan yang sehat.
Program ini dilaksanakan di 25 desa yang tersebar di dua provinsi (Yogyakarta dan Jawa Timur).
c. Pasar Sehat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat diantara para
pelaku ekonomi di pasar, sehingga pada akhirnya akan menciptakan pasar yang dapat menarik
lebih banyak pengunjung.
Program ini dilaksanakan di dua provinsi (Yogyakarta dan Jawa Timur) dan mencakup 10 pasar
tradisional dan memberdayakan kemampuan sekitar 4000 pedagang.
2. HIV-AIDS Prevention Campaign Program
Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dengan 30% dari penduduknya adalah
kelompok usia 10-24 tahun. Sebuah survei perilaku di ibu kota Jakarta dan Surabaya
menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa pria dan wanita yang aktif melakukan kegiatan
seksual dari tahun ke tahun. Namun, pengetahuan tentang HIV / AIDS masih rendah dan
menyebabkan tingginya faktor perserbaran infeksi di Indonesia.
Sejak tahun 2006, Yayasan telah mulai melakukan program pencegahan persebaran HIV/AIDS
yang menargetkan siswa SMP dan SMA. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan
kesadaran tentang HIV / AIDS dan bagaimana mencegahnya. Lebih dari 50.000 siswa telah
mendapatkan manfaat melalui program ini.
3. Program Nutrisi
Dari tahun 2007 sampai 2010, program ini dilaksanakan melalui kemitraan dengan United
Nations World Food Programme (PBB) yang dinamakan Together for Child Vitality. Tujuan utama
dari program ini adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi di kalangan siswa sekolah
dasar. Melalui program ini, Yayasan Unilever Indonesia melengkapi program School Feeding
Program (Program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah - PMTAS) dengan
menyelenggarakan pendidikan kesehatan dan gizi. Sekitar 75 sekolah dasar dan 37.500 anak-
anak di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan manfaat dari
kerjasama ini.
Pada tahun 2009, Unilever turut menjadi penggagas Project Laser Beam, suatu kemitraan publik-
swasta internasional yang melibatkan UN-World Food Programme dan organisasi sektor swasta.
Kerjasama ini bertujuan untuk mempercepat pemberantasan masalah gizi anak, khususnya anak
usia bawah lima tahun (Balita) dan juga faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan
kebersihan, ketersediaan air dan mata pencaharian di Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2011,
Unilever Indonesia mengembangkan serangkaian alat bantu edukasi yang bahan – bahannya
telah diuji untuk memastikan bahwa media tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima
manfaat, dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan
dan kebersihan di sekolah dasar terpilih pada tahun 2012. Sementara itu, tidak kurang dari
9.500 siswa akan memiliki akses ke program PMT-AS.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial tertentu.
Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di
komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap
timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang menjadi sasaran pengkajian adalah
anak usia sekolah.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan
pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti (core)
mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang
saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan
dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi
B. Saran
Mahasiswa telah mengupayakan menyelesaikan makalah ini, tentunya dengan semangat dan
kerja keras dari kami. Kami sangat senang jika makalah ini dibaca dan dikoreksi bila ada kekeliruan di
dalamnya. Sebagai mahasiswa yang mengharapkan transfer ilmu dari para staf pengajar.