tugas kelompok 1 makalah
TRANSCRIPT
Page 1 of 20
TUGAS TERSTRUKTUR
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH
“PETUNJUK PRAKTIS UNTUK PETANI DALAM MEMILIH BENIH DURIAN
DI NURSERY”
Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknologi Produksi Benih : Ibu Sisca Fajriani
Oleh :
Kelompok 5
YOSUA SIHOTANG 115040201111092
YOANITA FADLILAH I 115040201111167
WAHYUNITA PRETIWI 115040201111181
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Page 2 of 20
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat-Nya, kami
dapat menyelesaikan Makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada Ibu Sisca Fajriani, selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi
Produksi Benih kelas kami yang telah memberikan tugas berupa makalah
kelompok. Dalam penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga
saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Page 3 of 20
DAFTAR ISI
Kata pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar isi ................................................................................................................. 3
1. Latar belakang ................................................................................................... 4
2. Alasan menggunakan benih yang tersertifikasi ................................................. 6
3. Pemilihan spesies (genetic selection) .............................................................. 10
4. Pemilihan/ produksi benih bebas penyakit ...................................................... 11
5. Metode perbanyakan benih ............................................................................. 11
6. 10 indikator praktis yang harus ditanyakan petani kepada penangkar untuk
memastikan benih bermutu ...................................................................... 17
7. Kesimpulan ...................................................................................................... 20
Page 4 of 20
1. Latar Belakang
Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia
Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri
khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai
duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian
adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya,
namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.
Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal
tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud
dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-
jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan
di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D.
oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis).
Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-
kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio,
Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui
keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat
untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa
Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan
(Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan),
sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).
Rumor yang berkembang di masyarakat yang merugikan bagi durian yaitu
kandungan kolesterol. Sampailah pada suatu hari di salah satu program televisi
swasta nasional yang menampilkan durian Lae yang dikatakan tidak mengandung
kolesterol. Informasi ini betul, tetapi tidak tepat. Karena sejatinya, belum ada
diatas dunia ini tanaman yang menghasilkan kolesterol. Bahkan sebenarnya 80%
kolesterol berasal dari sintesa di dalam tubuh kita sendiri dan sisanya 20% berasal
dari lemak hewani. Demikian juga rumor tentang kandungan alcohol pada durian.
Lagi-lagi informasi ini sangat tidak tepat. Karena sesungguhnya tidak ada
tanaman di atas bumi ini yang menghasilkan alkohol, kecuali karena fermentasi
Page 5 of 20
gula atau karbohidrat yang dikandungnya. Lalu bagaimana sebenarnya kandungan
gizi durian.
Kalau soal rasa, tidak ada yang memungkiri sensasinya rasa durian.
Hingga dalam refensi barat disebutkan ‘smells like hell, but tastes like heaven -
baunya seperti di neraka tapi rasanya seperti di surga’. Kalau kita di Indonesia
mendeskripsi rasa durian hanya kategori manis, manis legit atau manis sedikit
pahit, justru orang barat mendeskripsikan lebih lengkap lagi, antara lain yang
ditulis oleh seorang naturalis dari Inggris, Alfred Russel Wallace, yang antara lain
mengatakan bahwa durian merupakan buah seperti puding yang diperkaya dengan
rasa almond, kadang-kadang seperti rasa es krim keju, bercampur saus bawang,
anggur, dan bermacam rasa yang unik. Ia juga memiliki daging buah yang pulen,
dan tidaklah bertambah unsur rasa lain kecuali semakin menambah kelezatannya.
Durian mengandung nutrisi penting dalam jumlah yang tinggi melebihi
buah lain. Hingga dikatakan oleh seorang penulis dari Thailand bahwa`kandungan
nutrisi durian berkelas ‘bintang lima’. Diantara kandungan nutrisi yang penting
tersebut adalah vit B, vit C, zat besi, kalium, magnesium, fosfor, seng, thiamin,
riblofavin, omega 3 dan 6. Selain itu durian juga banyak mengandung
phytonurient, polyphenol, phytosterol, antioksidan, organosulfur, dan tryptophan.
Disamping itu juga zat gizi umum seperti karbohidrat, lemak tak jenuh dan protein
Di dalam catatan pengobatan tradisional dikatakan bahwa durian memiliki
manfaat sebagai penghangat badan, meningkatkan kebugaran mental, dan
Page 6 of 20
penambah vitalitas kaum pria (aphrodisiac). Untuk yang terakhir ini ada ucapan
terkenal di Malaysia ‘saat durian mulai jatuh, maka sarung mulai naik’.
Sedangkan penelitian modern telah menemukan bahwa kandungan zat khusus
pada durian memberikan peranan yang penting pada kesehatan manusia.
Phytonutrient misalnya, merupakan zat alami yang banyak terdapat pada
durian juga kebanyakan buah-buahan dan sayuran. Walaupun pelum dapat
diidentifikasi sejara gambling (intangible) namun diakui zat ini memberikan
manfaat bagi pemeliharaan kesehatan bersama dengan vitamin, mineral dan serat.
Peneliti dari Ohio State university bahkan menyatakan bahwa zat ini adalah
vitamin-vitamin masa depan. Phytonutrient ditengarai mampu menonaktifkan zat
penyebab kanker, meningkatkan sistim kekebalan tubuh, mencegah katarak dan
menurunkan resiko terhadap penyakit-penyakit kronis seperti kanker, diabetes,
jantung dan hipertensi.
Durian banyak mengandung zat antioksidant dan polyphenol yang
dikatakan memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada antioksidan yang
berupa vitamin. Sedangkan durian memiliki kedua jenis antioksidan ini, baik
vitamin (vit C) maupun non-vitamin. Umumnya disebutkan kandungan vitamin C
pada durian berkisar dari 22.9-107, bahkan dari analisa yang dilakukan Balitbu
Tropika dijumpai ada durian yang mengandung sampai 200 mg/100 gram daging
buah. Ini merupakan angka tertinggi untuk kandungan vitamin pada buah.
2. Pertimbangan mengapa menggunakan benih yang tersertifikasi
Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman adalah
benih. Benih bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya,
iklim menentukan tingkat hasil tanaman. Meskipun tersedia sarana produksi lain
yang cukup, tetapi bila digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan
rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih murni
dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya,
mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup
daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu
penampilan benih secara prima dilihat secara fisik seperti ukuran homogen,
bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik.
Page 7 of 20
Sertifikasi Benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara
perbanyakan, produksi dan pengolahan benih yang sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia (Lita Sutopo,
Teknologi Benih). Tujuan dilakukannya sertifikasi benih adalah untuk memelihara
kemurnian genetik benih dari varietas unggul serta menyediakannya secara
kontinyu bagi para petani.
Sertifikasi benih merupakan salah satu cara untuk melakukan pengawasan
terhadap mutu benih baik dilapangan maupun di laboratorium sehingga tingkat
kemurnian benih tetap terjamin. Pemberian sertifikat atau label atas perbanyakan
benih ini dilakukan dengan aturan yang berlalu. Kegiatan sertifikasi ini melalui
pemeriksaan di lapangan, pengawasan pada waktu panen, pengolahan, dan
pengambilan contoh benih. Dari hasil pemeriksaan tersebut kemudian ditetapkan
lulus atau tidak.
Sertifikasi benih ini tidak hanya berdasarkan hasil pemeriksaan di
lapangan, tetapi juga hasil pengujian laboratorium sesuai dengan standart mutu
yang berlaku, serta pengawasan pemasangan label. Hal ini merupakan tugas Balai
Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSP). Disamping itu, masih masih diadakan
Page 8 of 20
kegiatan kegiatan penilaian terhadap kultivar atau varietas yang meliputi
sertifikasi benih, pengujian benih dilaboratorium, dan pengawasan benih
dipasaran. Penilaian dilakukan terhadap calon pohon induk yang akan
dipergunakan sebagai materi perbanyakan bibit dikemudian hari. Maksud
penilaian adalah untuk mendapatkan kepastian bahwa pohon induk tersebut
merupakan pohon unggul yang telah mantap dan berbuah minimal tiga kali atau
tiga musim. Jika berdasarkan hasil penelitian calon pohon induk itu memenuhi
syarat, maka akan ditetapkan sebagai pohon induk dan diberi label yang terbuat
dari seng dengan ukuran 12x 23cm berwarna orange. Pada label tersebut
tercantum jenis tanaman, varietas, nomor registrasi, dan nama produsen yang
melakukan penangkaran bibit bermutu (berlabel) tersebut. Penggunaan benih
bersertifikat merupakan kunci utama untuk menghasilkan produk hortikultura
berkualitas. Oleh karena itu ketersediaan benih bersertifikat sesuai prinsip 7 tepat
(jenis, varietas, waktu, lokasi, jumlah dan harga yang terjangkau) harus terpenuhi.
Berbagai lembaga terkait harus bersinergi mulai dari lembaga penelitian dan
pengembangan, produksi dan penggandaan benih, sertifikasi dan pengawasan
peredaran, serta dukungan aspek lainnya yang meliputi sarana prasarana selama
proses produksi sampai pengelolaan benih sehingga benih siap edar di pasaran.
Benih unggul harus mempunyai sifat–sifat unggul seperti potensi hasil
tinggi, cepat berbuah, tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, tahan terhadap
stres lingkungan dan sebagainya. Selama ini petani yang sudah menggunakan
benih bermutu jumlahnya terbatas, terutama karena adanya bantuan pemerintah,
sedangkan jika tidak ada bantuan lebih banyak menggunakan gabah hasil panen.
Benih bermutu tidak harus berupa benih bersertifikat yang diperoleh dari
produsen benih tetapi dapat diproduksi sendiri asalkan dengan metode yang benar.
Untuk memproduksi benih bermutu harus diperhatikan mulai beberapa aspek
budidaya dari penyiapan lahan sampai panen, antara lain pengaturan jarak tanam,
pemupukan, pengairan, perlindungan terhadap organisme pengganggu tanaman,
roguing serta pemanenan. Untuk menghasilkan benih bermutu, budidaya tanaman
diperlakukan berbeda dibanding untuk produksi. Jarak tanam dibuat lebih lebar
agar antar tanaman tidak terjadi kompetisi, pemupukan harus dilakukan dengan
tepat (baik jenis, dosis dan konsentrasi, waktu dan frekuensi serta pemupukan)
Page 9 of 20
agar pertumbuhan tanaman optimal, dan perlu dilakukan roguing yaitu
pembuangan tanaman tipe simpang atau tanaman yang tidak dikehendaki
misalnya gulma, jenis lain, kultivar lain akibat terjadinya segregasi, mutasi dan
lain-lain.
Selain itu pemanenan juga harus dilakukan dengan baik, dianjurkan secara
manual (dengan tangan) agar tidak terjadi kerusakan mekanis yang dapat
menurunkan kualitas benih, serta dilakukan pada tingkat masak fisiologis yang
ditandai dengan terjadinya kehilangan air yang cukup besar dan terjadi perubahan
warna daun dari hijau menjadi kekuningan, terbentuk lapisan pemisah (absicion
layer) pada buah sehingga buah mudah lepas dari induknya. Untuk mendapatkan
benih bermutu dan tahan disimpan, biji yang sudah dipanen perlu dikeringkan
sampai dengan kadar air tertentu (misalnya padi 13 %, kedelai 11 %), kemudian
dilakukan pembersihan dan pemilahan. Untuk menunggu benih sampai saatnya
ditanam dan untuk mempertahankan mutunya selama disimpan, benih perlu
dikemas dengan bahan kemasan (wadah) yang kedap udara seperti toples, kaleng,
plastik poly etilen atau yang lainnya. “Keuntungan penggunaan benih bermutu
buatan sendiri adalah dapat dilakukan secara mandiri dan kualitasnya tidak kalah
dibanding dengan benih dari produsen benih. Dengan demikian, petani dapat
menghemat biaya produksi untuk membeli benih dan bahkan jika sudah mapan
dapat diajukan untuk mendapat sertifikasi dari pihak yang berwenang.
Dalam benih bersertifikat tertulis jelas tentang rincian beberapa hal yang meliputi:
a. Deskripsi varietas, sumber benih, peralatan panen dan processing
Benih bersertifikat mencantumkan jelas pada kemasannya tentang deskripsi
varietas, sumber/asal benih. Selain itu Peralatan panen dan processing yang
digunakan untuk panen pun terjamin karena diawasi oleh pengawas benih.
b. Areal Penanaman
Pada komoditas yang bersertifikat terdapat rincian yang jelas tentang areal
penanaman suatu komoditas. Apakah spesifik areal (terbatas pada area tertentu)
atau multi areal (dapat ditanam diareal manapun).
c. Hasil Analisis Laboratorium
Untuk menilai hasil benih dari pertanaman memenuhi standart benih
bersertifikat maka diadakan analisis laboratorium oleh Pengawas Benih dan
Page 10 of 20
Pengujian Benih dan Pengujian Mutu oleh Analis Benih. Hasil analisis dan
pemeriksaaan biasanya meliputi persentase daya kecambah.
d. Label dan Segel :
Dalam ketentuan yang sudah ditetapkan juga tercantum bahwa proses
sertifikasi selesai apabila benih telah dipasang label dan segel. Label yang
digunakan adalah label yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih. Serta warna label disesuaikan dengan kelas benih yang
dihasilkan.
Ketentuan pemakaian label adalah sebagai berikut :
Benih Penjenis (BS)/Breeder Seed (BS) warna label putih, Benih Dasar
(BD)/Foundation Seed (FS) warna label putih, Benih Pokok (BP)/Stock Seed
(SS) warna label ungu, dan Benih Sebar (BR) /Extension Seed (ES) warna
label biru.
3. Pemilihan spesies/genetic selection
Ketepatan dalam memilih yang benar-benar unggul merupakan salah satu
faktor penting demi suksesnya pembudidayaan durian. Tepat memilih bibit
unggul, berarti awal sukses telah tercapai.
Perlu diperhatikan, bahwa upaya memilih bibit unggul bukanlah upaya
yang bisa dianggap enteng. Mungkin jalan pintas bisa dilakukan., yakni dapat
dibeli dari dinas atau balai pembibitan yang benar-benar bisa dipercaya. Jika hal
ini bisa dilakukan, maka salah satu pekerjaan kita telah teratasi. Jika tidak
mendapat dari dinas atau balai pembibitan durian yang benar-benar bisa dipercaya
dan dapat menyediakan jumlah bibit dalam partai besar misalnya, mungikn jalan
lain bisa ditempuh dengan cara membeli di tempat-tempat penjualan bibit.
Membeli bibit di tempat-tempat penjualan bibit durian, memang mudah
kita lakukan, tetapi permasalahannya, mungkin kita tidak bisa mendapatkan bibit
yang benar-benar kita kehendaki. Mungkin saja penjual menawarkan bibit
berkultivar matahari. Setelah kita tanam, 5-6 tahun kemudian mulai berbuah,
ternyata buah yang kita dapatkan tidak ada tanda-tanda bahwa durian itu kultivar
matahari misalnya, atau produksi buahnya sangat rendah. Jika yang kita tanam 1-2
pohon, mungkin tidak seberapa kekecewaan kita. Tetapi jika yang kita tanam
Page 11 of 20
mencapai puluhan atau bahkan sampai ratusan pohon, berapa besar kalkulasi
biaya yang telah kita keluarkan.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan itu, maka dalam
memilih bibit harus benar-benar cermat. Dan jalan yang paling aman ialah
mengenali cara-cara pembuatan bibit itu sendiri, sehingga bisa membuat sendiri
atau menyuruh orang lain tetapi kita bisa mengawasinya secara langsung. Dengan
demikian, bibit yang kita dapatkan benar-benar sesuai dengan yang kita
kehendaki.
4. Pemilihan/produksi benih bebas penyakit
Penggunaan benih yang baik, bersih, dan sehat dapat mengurangi jumlah
pemakaian benih dan tanam ulang serta memiliki daya kecambah dan tumbuh
yang tinggi sehingga pertanaman menjadi seragam. Pertumbuhan awal yang kuat
dapat mengurangi masalah gulma dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
serangan hama/penyakit. Kombinasi faktor ini dapat memberikan tambahan hasil
panen antar 5-20%. Adapun ciri benih bermutu antara lain benih murni dari suatu
varietas, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah di atas 80% dengan bibit
yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lain. Benih
seyogianya diberi label secara tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, dapat
diusahakan dengan membeli benih bersertifikat yang murni dan berlabel, atau
benih bermutu yang diproduksi petani, atau dapat kita pilih dan seleksi sendiri
dari pertanaman yang kita budidayakan.
5. Metode perbanyakan benih Durian
Metode perbanyakan benih durian dapat dilakukan melalui cara generatif
(dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).
1. Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu
agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada
tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan
diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya.
Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan
Page 12 of 20
beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya.
Setelah itu biji ditanam.
2. Pengadaan bibit dengan cara vegetatif
Tujuan perbanyakan secara vegetatif adalah cara agar sifat pohon induk jenis
unggul dapat diturunkan kepada bibit turunannya sehingga lebih cepat
berbuah. Perbanyakan vegetative ini dapat dilakukan dengan cara okulasi,
penyusuan, cangkok, dan penyambungan
a. Okulasi
Bibit durian yang akan diokulasi harus memenuhi syarat, antara
lain : berasal dari biji yang sehat dan tua; berasl dari tanaman induk yang
sehat, subur, system perakarannya bagus, dan produktif. Biji-biji tersebut
harus ditumbuhkan, kemudian dipilih biji-biji yang pertumbuhannya
sempurna. Setelah bibit-bibit tersebut berumur 8 10 bulan, sudah dapat
dilakukan okulasi. Cara untuk melakukan okulasi pada tanaman durian ini
tidak jauh berbeda dengan cara okulasi pada tanaman lain :
Mula-mula kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya
(sekitar 1 cm jaraknya). Mata tunas yang dipilih adalah mata yang berjarak
20 cm dari permukaan tanah. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke
bawah sepanjang 2 3 cm sehingga mirip lidah. Kemudian, kulit yang
mirip lidah ini dipotong menjadi 2/3-nya. diambil dari pohon induk untuk
batang atas (disayat dibentuk perisai) di antara kulit. Setelah selesai
dilakukan okulasi, dua minggu kemudian diperiksa apakah perisai mata
tunas masih berwarna hijau atau tidak. Kalau masih berwarna hijau, berarti
Page 13 of 20
okulasi tersebut berhasil. Jika berwarna coklat, berarti okulasi tersebut
gagal.
b. Penyusuan
Keuntungan perbanyakan tanaman durian dengan penyusuan
adalah tingkat keberhasilannya tinggi, tanaman lebih cepat berbuah, kuat
dan kokoh, dan dapat menyediakan bibit tanaman dalam jumlah yang
cukup besar dalam waktu singkat.
Pekerjaan penyusuan bibit durian mensyaratkan : Dilakukan pada
musim kering sebagaimana pada okulasi. Menyediakan calon batang
dengan menyemaikan pada biji buah durian yang memiliki perakaran baik.
Menyiapkan calon batang atas dari pohon induk yang berkultivar unggul.
Mencari calon batang atas dari ranting yang besarnya sama persis dengan
batang semaian (batang bawah). Menyiapkan tangga penyangga polibag,
jika pohon induknya cukup tinggi.
Adapun proses pengerjaan menyusukan bibit durian adalah sebagai
berikut : Setelah menemukan calon batang atas yang besarnya sama persis,
sayatlah batang atas dan batang bawah (bibit) dengan sayatan sama
bentuk, panjang dan lebarnya. Kedua, Belah luka sayatan itu ditempelkan
secara tepat, jangan sampai ada bagian yang menyimpang. Ikatlah
tempelan itu menggunakan tali sampai luka tempelan betul-betul rapat
Page 14 of 20
melekat. 2-3 minggu kemudian, periksa pertumbuhan batang atas. Jika
dedaunan tidak layu, berarti penyusuan berhasil. Jika kebugaran dedaunan
batang atas dipastikan tumbuh dengan baik, maka potonglah bagian
dedaunan bagian bawah. Jika pucuk batang atas betul-betul sempurna,
bibit dipisahkan dari pohon induknya. Tempatkanlah bibit baru itu
beberapa waktu pada lokasi persemaian yang tersedia. Ada dua model
penyusuan, yakni susuk dan sayatan. Model tusuk / susuk Tanaman calon
batang atas dibelah setengah bagian menuju ke arah pucuk. Panjang
belahan antara 1 1.5 cm, diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah
sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon
batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing.
Selanjutnya, bagian yag runcing tadi disisipkanke belahan calon batang
atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah
lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia. Selama masa
penyusuan, batang yang disatukan tidak boleh bergeser, oleh karena itu,
tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk
(batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan
penyambungan. Susuan tersebut juga harus disiram agar tetap hidup.
Biasanya, setelah 3 6 bulan kemudian tanaman tersebut dapat dipisahkan
dari induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan.
Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3
bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil jika
diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau yang belum
berkayu keras sebab batang-batang tersebut lebih mudah dan lebih cepat
bersatu dan hidup.
Langkah-langkah penyambungan durian model sayatan adalah
sebagai berikut : Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas
dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama; Kedua batang
disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang
tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama; Setelah kedua batang
tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada
sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
Page 15 of 20
Setelah 2 - 3 minggu, sambungannya tadi dapat dilihat hasilnya apabila
batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama, berarti
penyusuan tersebut berhasil. Kalau sambungan sudah berhasil, pucuk
batang bawah dipotong atau dibuang, sedangkan pucuk batang atas
dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuha pucuk batang atas sudah
sempurna pangkal batang atas juga dipotong. Dengan demikian, akan
terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman dari biji,
sedangkan batang atas dari ranting atau cabang pohon durian dewasa.
c. Cangkok
Batang durian yang akan dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang
sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, dan memiliki susunan percabangan
yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (Ø = 2 2.5 cm),
kulit masih tampak hijau-kecoklatan (cabang muda). Waktu mencangkok
yang tepat adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan.
Pencangkokan bisa juga dilakukan pada musim kering, tetapi harus dilakukan
penyiraman secara rutin, dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.
Page 16 of 20
d. Sambungan Biasa (Enten)
Sambungan biasa atau grafting atau enten mensyaratkan :
a. Menyiapkan calon batang bawah dengan menyemai biji buah durian
sampai berumur 1,5-2 bulan.
b. Menyiapkan calon batang atas dari durian yang berkultivar unggul.
Adapun proses pengerjaan grafting bibit durian adalah sebagai berikut :
Potonglah 2 batang bawah setinggi kerang lebih 10 cm dari permukaan
tanah. 3 cm. Potonglah batang atas kurang lebih 10 cm dengan tunas
sedikitnya 2 buah dan daun-daun yang ada pun dipotong kurang lebih 2-3
cm. Masukkanlah ujung batang atas tepat pada ujung batang bawah,
kemudian ikatlah rapat-rapat sambungan itu menggunakan tali plastik.
Siramlah batang beserta tanah dalam polibag dengan air secukupnya.
Kemudian tutuplah seluruh bagian bibit menggunakan plastik diikatkan
pada lingkaran polibag. 3 minggu kemudian, tutup (kerudung) plastik
dibuka.
Page 17 of 20
6. 10 indikator praktis yang harus ditanyakan petani kepada penangkar
untuk memastikan benih bermutu
Untuk memastikan mutu benih durian, terdapat beberapa hal teknis maupun
non-teknis yang harus diperhatikan petani saat akan membeli benih durian
kepada penangkar atau saat di nursery. Adapun hal-hal teknis mengenai benih /
bibit durian yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Asli dari induknya (True to type)
Apabila hendak membeli bibit hendaknya mengetahui asal-usul benih yang
digunakan untuk pembibitan. Pastikan benih yang dipilih tersebut berasal
dari induk yang jelas, misalnya jelas varietasnya.
2. Tidak terserang hama atau penyakit
Pada saat membeli bibit hendaknya teliti untuk menyeleksi tanaman tersebut
apakah bebas dari serangan hama atau penyakit. Karena bibit yang tidak
sehat akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada
siklus/fase selanjutnya.
3. Sifat/keunggulan pada bibit
Suatu tanaman memiliki sifat yang berbeda antara satu tanaman dengan
tanaman lainnya. Pada saat membeli bibit hal yang perlu diperhatikan
selanjutnya adalah apakah suatu tanaman tersebut memiliki sifat unggul
tertentu. Misalnya hasil yang tinggi atau ketahanan terhadap suatu penyakit
atau hama tertentu, buah lebih manis atau memiliki ukuran yang lebih besar.
Hal ini selanjutnya yang akan menentukan pemasaran hasil panen. Buah
yang memiliki sifat unggul dominan cenderung lebih diminati dipasaran
serta memiliki nilai tambah tersendiri.
4. Daya adaptasi atau terdapat persyaratan khusus dalam budidaya
Perlu diperhatikan juga dalam pembelian bibit yaitu syarat tumbuh
komoditas/varietas. Apakah tanaman tersebut hanya dapat tumbuh didaerah
tertentu ataukah memiliki daya adaptasi yang luas. Apakah memiliki
persyaratan khusus. Karena hal ini juga akan mempengaruhi optimalnya
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Sehingga hal ini
langsung berkaitan dengan penyediaan kondisi lingkungan yang tepat agar
hasilnya pun dapat optimal.
Page 18 of 20
5. Keseragaman Ukuran
Pada saat membeli bibit kita juga perlu cermat dalam melihat apakah bibit
yang kita beli memiliki ukuran yang seragam atau tidak. Indikator fisik yang
dapat diamati jika benih tersebut unggul antara lain dapat dilihat dari
keseragaman ukuran tanaman tersebut. Jika pada awal fase pertumbuhan
memiliki ukuran yang seragam maka minimal terdapat jaminan bahwa bibit
tersebut akan memiliki waktu panen yang hampir bersamaan ketika ditanam
dikebun, terutama jika ditanam dalam skala yang luas.
6. Memperhatikan sambungan/okulasi
Pada bibit sambungan atau okulasi, bekas sambungannya tampak mulus,
tidak meninggalkan luka yang terbuka.Adanya luka pada sambungan dapat
menjadi tempat masuknya bibit penyakit. Demikian pula pertumbuhan
batang sambungan antara batang atas dan bawah tampak rata, lengkungan
yang ditimbulkan bekas tempelan mata tunas okulasi hanya tampak sedikit.
Kulit batang tampak mulus dan bebas dari bercakbercak akibat serangan
cendawan atau bakteri.
7. Pertumbuhan daun tanaman dipilih yang kelihatan lebat, subur dan segar
Pada daun tidak tampak bercak-bercak, berlubang, atau bentuk cacat lainnya
yang menandakan adanya gejala serangan hama dan penyakit. Untuk
melihat apakah bibit bebas dari hama dan penyakit, tidak dapat dilihat
secara sepintas. Namun, untuk lebih pastinya kita perlu tahu dahulu gejala-
gejala serangan penyakit tersebut.
8. Meneliti dengan cermat batang utama (kekokohan)
Seringkali pembeli tertipu dengan penampilan bibit yang tampak seperti
memiliki batang utama yang lurus dan kokoh karena ditopang dengan ajir
(penopang). Sebaiknya dipastikan dahulu apakah setelah penopangnya
dilepas, bibit masih berdiri lurus dan kokoh atau tidak. Bibit yang
pertumbuhannya melengkung biasanya berasal dari mata tunas ranting yang
tumbuh menyamping (terutama di bagian bawah tajuk pohon induk). Entres
seperti ini tidak baik untuk dijadikan batang atas. Sebagai contoh pada
tanaman durian jika bibit seperti ini dipaksakan ditanam, akan dihasilkan
tanaman dewasa yang tumbuhnya melengkung dan memiliki percabangan
Page 19 of 20
yang tidak teratur atau hanya tumbuh ke arah samping saja. Jika
penanamannya dipaksakan menggunakan ajir, sampai ketinggian tiga meter
mungkin masih tumbuh lurus, tetapi setelah itu, batang utama biasanya
tumbuh menjadi dua dan pertumbuhan cabangnya menjadi tidak teratur.
Kondisi tanaman seperti ini kurang menguntungkan. Dengan percabangan
yang tidak teratur dan sedikit, tempat munculnya buah jadi terbatas sehingga
produksi buahpun tidak banyak.
9. Bibit bersertifikat
Dalam memilih dan membeli bibit, keberadaan sertifikat sangat penting
diperhatikan. Apalagi bagi pembeli yang awam sekali dengan masalah bibit.
Pembeli mudah tertipu hanya dengan melihat penampilan bibit yang sehat,
pertumbuhannya baik dan diiming-imingi pedagang dengan varietas yang
baik. Padahal bibit tersebut belum tentu terjamin keasliannya. Meskipun
keberadaan sertifikat tidak dapat menjamin seratus persen keaslian bibit,
tetapi paling tidak dapat mengurangi resiko tertipu. Tujuan dari registrasi
dan sertifikasi adalah untuk menjamin secara hukum (yuridis) kebenaran
bibit yang dihasilkan dari pohon induk yang telah ditentukan sehingga
konsumen tidak dirugikan. Dengan kata lain, bibit yang telah diberi label
lebih terjamin secara hukum tentang keaslian varietas dan cara
perbanyakannya. Hal ini dimungkinkan karena bibit yang berlabel
diproduksi di bawah pengawasan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
(BPSB).
10. Memiliki Pengetahuan tentang bibit yang akan dibeli
Selain faktor teknis yang telah dibahas diatas, perlu juga dipertimbangkan
faktor non teknis yang seringkali kurang diperhatikan sehingga
menyebabkan kerugian. Karena faktor ini pula, konsumen sering tertipu
oleh penjual bibit yang tidak bertanggung jawab. Sebaiknya sebelum
membeli kita dituntut memiiki pengetahuan minimal syarat tumbuh atau
kriteria bibit yang akan dibeli. Hal ini dilakukan agar terhindar dari niat
jelek (penipuan) terhadap diri kita. Misalnya bersikap terlalu awam dalam
masalah bibit tanaman. Sikap seperti ini dapat mengundang penjual untuk
menipu karena menganggap pembeli mudah dibohongi. Tampil sewajarnya
Page 20 of 20
dan tidak kelihatan seperti awam sekali, tetapi tidak pula berlebihan atau
sok tahu.
7. Kesimpulan
Durian merupakan salah satu buah yang diminati dipasaran. Adapun dalam
pemilihan benih unggul dan bermutu salah satu hal yag harus diperhatikan adalah
Sertifikasi benih, yang merupakan salah satu cara untuk melakukan pengawasan
terhadap mutu benih baik dilapangan maupun di laboratorium sehingga tingkat
kemurnian benih tetap terjamin.
Dalam pemilihan bibit unggul durian beberapa hal yang perlu diperhatikan
pemilihan terhadap spesies (genetic selection) maupun pemilihan/ produksi benih
bebas penyakit serta metode perbanyakan benih. Adapun 10 indikator yang harus
ditanyakan petani kepada penangkar untuk memastikan benih bermutu, meliputi:
Tanaman merupakan tanaman yang berasal usul jelas (asli dari induknya),
tidak terserang hama atau penyakit, keunggulan pada bibit, persyaratan khusus
dalam budidaya/daya adaptasi, keseragaman ukuran, memperhatikan
sambungan/okulasi bibit, pertumbuhan daun tanaman lebat, meneliti batang
utama, bibit bersertifikat(sertifikasi benih), dan memiliki pengetahuan tentang
komoditas/bibit sebelum membeli/ memilih.