tugas karya ilmiah
DESCRIPTION
hjkvkjxcnvTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Indonesia memiliki mangrove yang terluas di dunia dan juga memiliki
keragaman hayati yang terbesar serta struktur paling bervariasi. Keadaan
alam yang sangat besar ini memberikan tanggung jawab yang besar bagi
masyarakat dunia untuk melestarikanya, sekaligus memberikan kesempatan
bagi pihak-pihak yang ingin mempelajari, melestarikan dan menikmatinya.
Mangrove sebagai salah satu aset Nasional dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan informasi
mengenai Morfologi Genus Rhizophora.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis menyampaikan Puji dan
Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi mereka yang membutukannya..
Manado,…..Oktober 2011
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… ii
1 . PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
2 . MORFOLOGI …………………………………………………………… 4
2.1 AKAR…………………………………………………………….. 4
2.2 Daun……………………………………………………………... 7
2.3 Buah……………………………………………………………... 12
2.4 Bunga…………………………………………………………… 14
3.DESKRIPSI MORFOLOGI………………………………………………. 16
3.1 Deskripsi spesies………………………………………………. 16
3.1.1 Rhizophora apiculata…………………………………. 16
3.1.2 Rhizophora mucronata.............................................. 20
3.1.3 Rhizophora stylosa...................................................... 23
3.1.4 Rhizophora mangle…………………………………….. 26
3.1.5 Rhizophora racemosa………………………………. 30
3.1.6 Rhizophora samoensis............................................. 32
3.1.7 Rhizophora x lamarcki…………………………………. 35
4. PENUTUP………………………………………………………………….. 37
DAFTAR PUSTAKA
2
DAFTAR GAMBAR
No Teks
Halaman
1. Bentuk-bentuk akar mangrove……………………………………… 5
2. Bentuk-bentuk Daun Mangrove……………………………………. 6
3. susunan daun pada Rhizophora…………………………………... 7
4. Komposisi Daun Rhizophora……………………………………….. 7
5. Ujung Daun Rhizophora…………………………………………….. 7
6. Buah Rhizophora dengan bagian-bagiannya.............................. 9
7. posisi bungga Rhizophora………………………………………….. 10
8. Bungga majemuk Rhizophora……………………………………… 10
9. Rhizophora apiculata................................................................... 13
10. Rhizophora mucronata................................................................ 16
11.Rhizophora stylosa...................................................................... 19
12.Rhizophora mangle………………………………………………….. 23
13.Rhizophora racemosa………………………………………………. 26
14.Rhizophora samoensis................................................................ 28
15.Rhizophora x lamarckii……………………………………………… 30
1. PENDAHULUAN
3
Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang
pantai atau muara sungai yang di pengaruhi oleh pasang-surut air laut. Istilah
mangrove digunakan untuk semua tumbuhan yang hidup di lingkungan khas
(Nontji 1993). Kata mangrove merupakan perpaduan dari bahasa Portugis
“mangue” yang berarti tumbuhan dan bahasa Inggris “grove” yang berarti
belukar atau hutan kecil (Dawes,1981). Mangrove adalah sebutan umum
yang digunakan untuk menggambarkan suatau varietas komunitas pantai
tropik dan sedikit subtropik yang didominasi oleh beberapa species pohon
yang khas atau semak-semak yang memepunyai kemampuan tumbuh dalam
perairan asin (Nybakken 1992)
Menurut Nontji (1987), mangrove dikenal mempunyai keragaman jenis
yang tinggi,seluruh tercatat sebanyak 89 jenis diantaranya berupa pohon
dan selebihnya berupa terna ( 5 jenis), perdu ( 9 jenis), epifit (29 jenis) dan
parasit (2 jenis). Beberapa contoh mangrove yang dapat berupa pohon
antara lain bakau (Rhizophora), api-api (Avicennia), pedada (Sonneratia),
tanjang (Bruguiera) nyirih (Xylocarpus), tengar (Ceriops) dan buta-buta
(Exoecaria).
Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang bersifat kompleks
dan dinamis, namun labil. Kompleks karena hutan mangrove dan perairan
merupakan habitat berbagai satwa dan biota, dinamis karena hutan
mangrove dapat terus tumbuh dan berkembang serta mengalami suksesi
sesuai dengan perubahannya. Labil karena mudah rusak dan sulit untuk
pulih kembali. Vegetasi mangrove merupakan salah satu potensi
sumberdaya alam yang produktif. Penggunaan area mangrove untuk
4
berbagai kepentingan lahan seperti lahan pertanian, pertambakan udang
dan ikan, pengusaha hutan dan pemukiman terjadi hampir di seluruh
Indonesia (Onrizal 2005 ).
Secara umum fungsi hutan mangrove yaitu menjaga garis pantai agar
tetap stabil, dan mencegah erosi. Hutan mangrove juga berperan sebagai
tempat persembunyian, tempat berkembang biak atau bertumbuh, tempat
mencari makan, tempat bertelur dan memijah bagi hewan perairan maupun
hewan darat. Dari segi ekonomi dan sosial, hutan mangrove berperan dalam
kemampuan dalam menyediakan produk, yakni produk ekonomis yang
langsung diambil, sedangkan manfaat hutan mangrove bagi kehidupan
masyarakat kayunya dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar, arang, serta
kayu untuk bahan bagunan dan perabot rumah tangga, bahkan kulitnya
mengandung tannin yang dapat digunakan sebagai penyamak atau
pengawet jaring alat tangkap ikan (Perciyai dan Wosmessley 1975 dalam
Poniskori 2001, Naamin 1990, Nontji (1993),dan Simbolon 1990). Manfaat
lain dari hutan mangrove yaitu sebagai tempat wahana wisata misalnya,
kawasan wisata dan sebagai tempat pendidikan, konservasi dan penelitian.
Rhizophora merupakan jenis tumbuhan mangrove yang termasuk
dalam family Rhizophoraceae, yang biasanya disebut sebagai bakau,
Rhizophora yang berarti "pembawa akar" dalam bahasa Yunani. Rhizophora
berkembang di belakang spesies utama pada daerah peralihan yang
kadang-kadang dipengaruhi oleh pasang surut.(Anonimous,2010).
Pada daerah yang normal, jenis ini berkembang pada daerah
berlumpur dan umumnya terdapat di daerah pesisir pantai. Tumbuhan ini
5
mampu menangkap dan menahan endapan menstabilkan tanah habitatnya,
serta bertindak sebagai pionir yang memagari daratan dari kondisi laut dan
angin dalam pembentukan formasi hutan mangrove di kawasan pantai.
Didasarkan pada pentingnya keberadaan hutan mangrove di perairan
pantai maka pengetahuan mengenai karakteristik morfologi mangrove genus
Rhizophora perlu dipelajari baik untuk kepentingan ilmiah maupun
kepentingan pengetahuan mangrove itu sendiri sebagai bahan informasi.
II. MORFOLOGI
6
Hutan mangrove tumbuh dan berkembang pada daerah landai di
muara sungai dan pesisir pantai yang di pengaruhi oleh pasang surut air laut
sehingga memiliki kondisi lingkungan yang ekstrim yang dapat menyebabkan
terganggunya metabolisme tumbuhan dan pada akirnya mengakibatkan
rendahnya laju pertumbuhan mangrove. Dengan kondisi lingkungan seperti
itu beberapa jenis mangrove mengembangkan mekanisme yang
memungkinkan mereka bertahan hidup dan bereproduksi (Nugroho et al,
1990)
Ada beberapa karakteristik morfologi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jenis tumbuhan mangrove, yaitu: daun, bunga dan buah
serta akarnya (Bengen 1999). Dari setiap jenis tumbuhan mangrove masing-
masing mempunyai ciri-ciri khusus atau bentuk yang khas yang dapat
dibedakan dengan jenis mangrove lain, baik itu daun, buah maupun sistem
perakarannya.
2.1 Akar
Berdasarkan perakarannya, flora mangrove dibagi ke dalam lima
kategori, yaitu: pohon (tree), semak (shrub), liana (vine), paku/palem
(fern/palm), dan herba/rumput (herb/grass). Flora mangrove memiliki
sistem perakaran yang khas, sehingga bisa digunakan untuk pengenalan di
lapangan. Bentuk-bentuk perakaran tumbuhan mangrove yang khas
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Akar nafas (pneumatophore). Akar yang tumbuh tegak, muncul dari
dalam tanah, pada kulitnya terdapat celah-celah kecil yang berguna
7
untuk pernapasan. Akar nafas ini terdapat pada Avicennia, Xylocarpus
dan Sonneratia.
b. Akar lutut (knee root). Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel
yang pada awalnya tumbuh ke arah permukaan substrat kemudian
melengkung menuju ke substrat lagi. Akar lutut seperti ini terdapat pada
Bruguiera spp.
c. Akar tunjang (stilt root). Akar tunjang merupakan akar (cabang-cabang
akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini
terdapat pada Rhizophora spp.
d. Akar papan (buttress root). Akar papan hampir sama dengan akar
tunjang tetapi akar ini melebar menjadi bentuk lempeng, mirip struktur
silet. Akar ini terdapat pada Heritiera.
e. Akar gantung (aerial root). Akar gantung adalah akar yang tidak
bercabang yang muncul dari batang atau cabang bagian bawah tetapi
biasanya tidak mencapai substrat. Akar gantung terdapat pada
Rhizophora, Avicennia dan Acanthus.
Pada umumnya marga pohon mangrove mempunyai satu atau lebih
tipe akar. Berbagai bentuk perakaran tersebut merupan salah satu cara
adaptasi tumbuhan mangrove terhadap kondisi habitat yang sering
tergenang air pasang,sehingga tanahnya bersifat anaerob.
Pohon bakau (Rhizophora spp),yang biasanya tumbuh di zona terluar
mengembangkan akar tunjang (stilt root) untuk bertahan dari ganasnya
gelombang. Kebanyakan mangrove memiliki lentisel atau lubang pori pada
pepangan untuk bernapas (Supriharyono 2000). Pada Rhizophora akar
8
panjang dan bercabang-cabang muncul dari pangkal batang untuk
menyangga batang. Akar ini dikenal sebagai prop root dan pada akhirnya
akan menjadi stilt root apabila batang yang disangganya terangkat ke atas
hingga tidak lagi menyentuh tanah. Akar penyangga membantu tegaknya
pohon karena memiliki pangkal yang luas untuk mendukung di lumpur yang
lembut dan tidak stabil. Juga membantu aerasi ketika terekspos pada saat
laut surut.
Gambar. Bentuk-bentuk perakaran tumbuhan yang sering dijumpai di hutan
mangrove. (a) akar tunjang, (b) akar lutut, (c) akar nafas, (d) akar
papan (Onrizal. 2008)
2.2 Daun
9
Daun-daun tumbuhan mangrove kuat dan mengandung banyak
air dan mempunyai jaringan internal penyimpanan air dan konsentrasi
garamnya tinggi (mengatur keseimbangan garam), karena daunnya memiliki
struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan (Sukardjo, S.1996).
Menurut Noor dkk (2006) menyatakan ada lima bentuk daun mangrove yang
umum ditemukan yaitu:
Elips (elliptic): panjang daun 2 kali lebarnya,melebar di bagian tengah
dan kedua ujungnya berukuran hampir sama.
Bulat memanjang (oblong) : panjang daun 2-3 kali lebarnya, bagian
pangkal dan ujung daun runcing.
Lanset (lanceolate): panjang daun 3-5 kali lebarnya,bagian pangkal dan
ujung daun runcing.
Bulat telur (ovate) : bentuk daun melebar di bagian tengah,kebanyakan
berbentuk elips
Bulat telur terbalik (obovate) : bentuk daun seperti telur terbalik.
Rhizophora merupakan jenis mangrove yang umum dijumpai, karena
penyebaranya luas. Jenis ini dapat tumbuh sampai 25 m. Bentuk daunnya
lebar dan panjangnya (obovate) dan bulat telur (ellips) mencapai 20 cm,
berwarna hijau pada bagian atasnya dan hijau muda pada bagian bawahnya,
daun tersusun dalam rumpun sampai ujung tangkai.
10
elliptic oblong lanceolate ovate obovate spathulatez
Gambar. bentuk-bentuk daun Mangrove (Noor dkk. 2006)
Aristate/ Acuminate
Gambar. Ujung Daun Rhizophora (Onrizal. 2008)
11
Opposite
Gambar. susunan daun pada Rhizophora (Onrizal. 2008)
Tunggal
Gambar. Komposisi Daun Rhizophora (Onrizal. 2008)
2.3 Buah
Hampir semua jenis mangove memiliki biji atau buah yang dapat
mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Banyak
jenis mangrove memiliki biji bersifat vivipar yakni biji atau benihnya telah
berkecambah atau memiliki anakan pada buah sebelum buahnya gugur dari
pohon, misalnya biji bakau (Rhizophora) yang mana bijinya telah
berkecambah dan mengeluarkan akar panjang berupa tombak manakala
masih bergantung pada tangkainya (propagul). Ketika jatuh biji ini dapat
langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawah air pasang,
tersangkut dan tumbuh pada daerah lain.
Morfologi buah yang spesifik tersebut merupakan bentuk adaptasi,yakni
antisipasi terhadap habitat yang tergenang dan substratnya yang berlumpur,
dimana biji mangrove telah berkecambah selagi masih melekat pada pohon
induknya. Fenomena ini disebut vivipari dan kriptovivipari
Vivipari adalah perkecambahan dimana embrio keluar dari perikarp selagi
masih menempel pada ranting pohon, kadang-kadang berlangsung lama
pada pohon induknya. Vivipari terjadi pada Bruguiera, Ceriops, Rhizophora,
Kandelia dan Nypa.
Kriptovivipari adalah perkecambahan dimana embrio berkembang dalam
buah, tapi tidak mencukupi untuk keluar dari pericarp. Kriptovivipari terjadi
pada Aegialitis, Acanthus, Avicennia, Laguncularia dan Pelliciera. Viviparitas
ini merupakan mekanisme adaptasi terhadap beberapa aspek lingkungan,
diantaranya bertujuan untuk mempercepat perakaran, pengaturan kadar
garam, keseimbangan ion, perkembangan daya apung dan memperpanjang
12
waktu memperoleh nutrisi dari induk. Namaun juga di temukan buah seperti
bola dengan benih normal yang mana mengalami proses dimana mereka
memecah diri dan menyebarkan benihnya pada saat mencapai air. Buah
seperti ini biasanya ditemukan pada spesies Sonneratia dan Xylocarpus.
Gambar . Beberapa Contoh Buah Mangrove
( Sumber : Noot.dkk, 2006 )
2.4 Bunga
13
Bunganya berwarna putih dan berukuran kecil, berbentuk memanjang
dengan ukuran mencapai 60 cm meruncing pada bagian unjungnya.
(Sumber Gambar. Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis
Vegetasi Hutan Mangrove)
2.5. Kulit Batang
Kulit batangnya berwarna coklat hingga abu-abu, gelap dengan
permukaan yang kasar.
Bab III. Deskripsi Morfologi
14
Cyme
Gambar Bungga majemuk RhisophoraAxillary
Gambar posisi bungga
ppadaRhisophora
3.1Rhizophora apiculata BI.
Nama setempat : bakau minyak ,bakau tandok, bakau akik,bakau
puteh,bakau kacang, bakau leutik, akik, bangka minyak, donggo akit,
jangkar, abat, parai, mangi-mangi, slengkreng, tinjang, wako.
Deskripsi umum
Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter batang
mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian
5 meter,dan kadang-kadang memiliki akar udara yang keluar dari cabang.
Kulit kayu berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah.
Daun
Berkulit, warna hijau tua dengan hijau muda pada bagian tengah dan
kemerahan dibagian bawah. Gagang daun panjangnya 17-15 mm dan
warnanya kemerahan. Unit dan Letak sederhana dan berlawanan. Bentuk:
elips menyempit. Ujung: meruncing . Ukuran :17-19 cm
Bunga :
Biseksual,kepala bunga kekuningan yang terletak pada gagang
berukuran < 14 mm. Letak : di ketiak daun. Formasi: kelopak (12 bunga per
kelopak). Daun Makota: 4 , kuning putih, tidak ada rambut , panjangnya 9-
11 mm. Kelopak bunga: 4 ; kuning kecoklatan, melengkung. Benang sari:
11-12; tak bertangkai
Buah
Buah kasar berbentuk bulat memanjang hingga seperti buah pir,warna
coklat,panjang 2-3,5 cm, berisis satu biji fertil. Hipokotil silindris,
15
berbintik ,berwarna hijau jingga.leher kotilodon berwarna merah jika sudah
matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-38 cm dan diameter 1-2 cm.
Ekologi
Tumbuh pada tanah berlumpur, halus , dalam dan tergenang pada
saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang lebih keras yang
bercampur dengan pasir. Tingkat dominasi dapat mencapai 90% dari
vegetasi yang tumbuh di suatu lokasi. Menyukai perairan pasang surut yang
memiliki pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen.
Penyebaran
Sri Langka, Malaysia , Indonesia hingga Australia Tropis dan kepulauan
Pasifik.
Kelimpahan : melimpah di Indonesia, tersebar jarang di Australia.
Manfaat
Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan
arang.kulit kayu berisis hingga 30 % tanin (per sen berat kering). Cabang
akar dapat digunakan sebagai jangkar dengan diberi batu. Di Jawa acapkali
ditanam di pinggiran tambak untuk melindungi pematang. Sering digunakan
sabagai tanaman penghijauan
16
Rhizhopora apiculata BI.
Gambar 1 : Rhizophora apiculata (Noor, dkk.2006)
17
3.2 Rhizophora mucronata LmK.
Nama Setempat : Bangka itam, dongo korap, bakau hitam, bakau korap,
bakau merah, jankar, lenggayong, belukap, lolaro.
Deskripsi umum
Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi 30 m.
Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit kayu berwarna gelap
hingga hitam dan terdapat celah horizontal. Akar tunjang dan akar udara
yang tumbuh dari percabangan bagian bawah.
Daun
Daun berkulit, gagang daun berwarna hijau, panjang 2,5-5,5 cm.
Pinak daun terletak pada pangkal gagang daun dan berukuran 5,5-8,5 cm.
Unit dan Letak: sederhana dan berlawanan. Bentuk: elips melebar hingga
bulat memanjang. Ujung:meruncing. Ukuran: 11-23x5-13 cm.
Bunga
Gagang kepala bunga seperti cagak,bersifat biseksual, masing-
masing menempel pada gagang individu yang panjangnya 2,5-5 cm. Letak :
di ketiak bunga. Formasi : kelompok (4-8 bunga per kelompok). Daun
mahkota :4; putih, ada rambut , 9 mm. Kelopak bunga :4; kuning
pucat,panjangnya 13-19 mm. Benang sari: 8; tak bertangkai.
Buah
Buah lonjong atau panjang hingga berbentuk telur berukuran 5-7
cm,berwarna hijau kecoklatan, seringkali kasar dibagian pangkal, berbiji
tunggal. Hipokotil silindris, kasar dan berbintik. Leher kotilodon kuning ketika
matang. Ukuran: Hipokotil : panjang 36-70 cm dan diameter 2-3 cm.
18
Ekologi
Di areal yang sama dengan R.apiculata tetapi lebih toleran terhadap
substrat yang lebih keras dan pasir. Pada umumnya tumbuh dalam
kelompok, dekat atau pada pematang sungai pasang surut dan di muara
sungai, jarang sekali tumbuh pada daerah yang jauh dari air pasang surut.
Penyebaran
Afrika Timur, Madagaskar, Mauritania, Asia Tenggara, Malaysia,
Indonesia, Melanesia dan Mikronesia.
Manfaat
Kayu digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Tanin dari kulit kayu
digunakan untuk perwarnaan, dan kadang-kadang digunakan sebagai obat
dalam kasus hematuria (pendarahan pada air seni). kadang-kadang ditanam
di sepanjang tambak untuk melindungi pematang.
19
Rhizophora mucronata LmK.
Gambar 2. Rhizophora mucronata (Noor, dkk.2006)
20
3.3 Rhizophora stylosa Griff.
Nama setempat : bakau , bako-kurap, slindur, tongke besar, wako, bangko.
Deskripsi umum
Pohon dengan satu atau banyak batang, tinggi hingga 10 m. Kulit
kayu halus, bercelah, berwarna abu-abu hingga hitam. Memiliki akar tunjang
dengan panjang hingga 3 m, dan akar udara yang tumbuh dari cabang
bawah.
Daun
Daun berkulit, berbintik teratur di lapisan bawah. Gagang daun
berwarna hijau, panjang gagang 1-3,5 cm, dengan pinak daun panjang 4-6
cm. Unik dan Letak: sederhana dan berlawanan. Bentuk : elips melebar.
Ujung: meruncing.
Bunga
Gagang kepala bunga seperti cagak, biseksual, masing-masing
menempel pada gagang individu yang panjangnya 2,5-5 cm. Letak: di ketiak
daun. Formasi: kelopak (8-16 bunga per kelopak). Daun mahkota: 4 ;putih,
ada rambut, 8 mm. Kelopak bunga :4; kuning hijau, panjangnya 13-19 mm.
Benang sari: 8; dan sebuah tangkai putik, panjang 4-6 mm
Buah
Panjangnya 2,5-4 cm, berbentuk buah pir, berwarna coklat, berisi satu
biji fertil. Hipokotil silindris, berbintik agak halus. Leher kotilodon kuning
kehijauan ketika matang. Ukuran: hipokotil: panjang 20-35 cm (kadang
sampai 50 cm) dan diameter 1,5-2,0 cm.
21
Ekologi
Tumbuh pada habitat yang beragam di daerah pasang surut:lupur,
pasir dan batu. Menyukai bagian sungai pasang surut, tetapi juga sebagai
jenis pionir di lingkungan pesisir atau pada bagian daratan dari mangrove.
Satu jenis relung khas yang bisa ditempatihnya adalah tepian mangrove
pada pulau atau substrat karang. Menghasilkan bunga dan buah sepanjang
tahun. kemungkinan diserbuki oleh angin.
Penyebaran
Di Taiwan, Malaysia, Filipina, Indonesia, Papua New Guinea dan
Australia Tropis. Tercatat dari Jawa, Bali, Lombok, Sumatera, Sulawesi,
Sumba, Sumbawa, Maluku dan Papua.
Manfaat
Sabagai bahan bangunan, kayu bakar, dan arang. Masyarakat
Aborigin di Australia mengunakan kayu jenis ini untuk pembuatan bumerang,
tombak serta berbagai objek upacara. Anggur ringan serta minuman untuk
mengobati hematuria (pendarahan pada air seni) dapat di buat dari buahnya.
22
Rhizophora stylosa Griff
Gambar 3. Rhizophora stylosa (Noor. dkk. 2006)
23
3.4 Rhizophora mangle Pierre.
Nama setempat : Bakau merah (USA-Inggris), bakau Amerika (Bahasa
Inggris dan Auatralia), mangle Rojo (Amerika latin, Pasifik dan Pantai
Karibia). Tiri Wai (Fiji), dan Togo (Samoa), mangle Colorado (Spanyol),
mangle dulce (Spanyol).
Deskripsi umum
Mangrove merah mudah dibedakan melalui sistem yang unik akar
penyangga dan benih vivipar. Penyangga akar bakau merah terangkat di
atas air, sehingga memberikan dukungan ekstra dan perlindungan. Mereka
juga membantu pohon untuk memerangi anemia dengan membiarkan
sebuah asupan oksigen langsung melalui struktur akarnya. Pohon dapat
mencapai ketinggian hingga 80 kaki (24 m) tingginya dalam kondisi ideal,
namun umumnya ditemukan di 20 kaki yang lebih sederhana (6,1 m). kulit
adalah tebal dan berwarna abu-abu-coklat.
Daun
Daun berkulit dengan tebal 1 mm, sederhana. Berwarna hijauan
terang dengan panjang 2,5-5,1 cm dan lebar 7-13 cm, dengan margin halus
yang berbentuk bulat telur. Permukaan melengkung dengan Ujung tumpul.
Daunnya muncul terutama pada bulan November-februari di belahan bumi
selatan dan mei - Agustus di belahan bumi utara. Daun jatuh terutama pada
basah periode musim panas, pada bulan oktober-februari di belahan bumi
selatan, dan april-agustus di belahan bumi utara.
24
Bunga
Bunga yang sempurna. Gangang kepalah bunga seperti cagak.
kucup bunga memanjang seperti bulat telur, kelopak bunga : 4, berwarna
krim putih dan berbulu dengan panjang 12 mm dan lebar 4 mm . Benang
sari : 8 berwarna kuning pucat dan coklat keemasan pada saat jatuh . Daun
makhota : 4. bunga terletak dibawa atau di dalam daun bahwa pucuk apical,
tergantung pada species.
Buah
Buah memanjang seperti buah pir dengan panjang 3-4 cm, dengan
permukaan coklat halus. Kuping kelopak menyebar memanjang. Berbiji
tungal. Hipokotil selindris yang halus, berkecambah ketika masih terpasang
pada induknya.
Ekologi
Ditemukan di daerah subtropis dan tropis, memanjang sampai
sekitar 28 °. Berkembang pada garis pantai di air payau dan di rawa rawa
garam, di mana tanaman lain gagal dan menciptakan ekosistem sendiri.
Sering ditemukan di dekat hutan bakau putih (Laguncularia racemosa),
bakau hitam (Avicennia germinans), dan buttonwood (Conocarpus erectus).
Melalui stabilisasi di sekeliling mereka, mangrove merah menciptakan
sebuah komunitas untuk tanaman lain dan hewan (seperti kepiting bakau)
untuk bertahan hidup.
Pertumbuhan optimal pada substrat berlumpur. Akar biasanya
tenggelam di dasar pasir atau tanah liat yang memungkinkan untuk beberapa
perlindungan dari gelombang. Sebagai tanaman vivipar. Pohon-pohon
25
adalah hermaprodit, mampu melakukan penyerbukan sendiri atau angin-
penyerbukan. Pohon tidak mengalami tahap aktif sebagai benih, melainkan
berkembang menjadi sebuah pabrik hidup sebelum meninggalkan pohon
induknya. Sebuah propagul mangrove bisa mengapung di air payau selama
lebih dari setahun sebelum perakaran.
Kelimpahan : tidak umum
Penyebaran : Amerika barat ke pantai timur, Hawai, Afrika, Indo-Pasifik
Barat dan Pasifik selatan.
Manfaat : Kayu, kayu bakar, arang, pewarna dan obat tradisional
Rhizophora mangle pierre.
a. Pohon b. akar
26
c. daun dan pucuk daun d. Bunga
Rhizophora mangle ( Duke. dkk.2006)
e. daun dan bunga f. buah
Gambar 4. Rhizophora mangle ( Duke. dkk.2000)
27
3.5 Rhizophora racemosa C.G.Rogers
Nama setempat : -
Deskripsi
Belukar atau pohon kecil, selalu hijau dengan ketinggian mencapai 8
m. Kulit kayu berwarna coklat-kemerahan, memiliki celah/retakan longitudinal
(khususnya pada batang yang sudah tua), dan tmemiliki akar tunjang.
Daun
Daun agak tebal berdaging, keras/kaku, dan berumpun pada ujung
dahan. Panjang tangkai daun mencapai 10 mm. Unit & Letak: sederhana,
bersilangan. Bentuk: bulat telur menyempit. Ujung: membundar. Ukuran: 2-
10 x 1-2,5 cm.
Bunga
Bunga biseksual, tanpa gagang, berwarna putih cerah, dipenuhi oleh
nektar. Panjang tandan 1-2 cm. Memiliki dua pinak daun berbentuk bulat
telur, panjangnya 1,5 mm pada bagian pangkalnya. Letak: di ujung atau di
ketiak. Formasi: bulir. Daun mahkota: 5; putih, 2-4 x 7-8 mm. Kelopak bunga:
5; hijau (6-8 mm). Benang sari: <10; Panjang benang sari sama atau sedikit
lebih panjang dari daun mahkota.
Buah
Buah berbentuk kembung/elips, berwarna hijau kekuningan, berserat,
berkayu dan padat. Ukuran: panjang 2-4 cm; Diameter 3-5 mm.
Ekologi
Tumbuh di sepanjang tepi vegetasi mangrove. Menyukai substrat
berlumpur padat. Mereka juga terdapat di sepanjang jalur air yang
28
dipengaruhi oleh air tawar. Bunga putih, agak harum dan kaya akan nektar,
diserbuki oleh serangga. Buah berserat teradaptasi untuk penyebaran
melalui air.
Penyebaran
Dari bagian timur Afrika tropis dan Madagaskar sampai Malaysia, di
seluruh Indonesia, PNG, Australia utara dan Polinesia. Hampir tidak
ditemukan di sepanjang pantai yang menghadap Samudera India.
Manfaat
Kayunya keras dan tahan lama, cocok untuk berbagai keperluan
bahan bangunan, seperti jembatan, kapal, furnitur dan sebagainya.
Ukurannya lebih kecil dari L. littorea, sehingga sangat jarang ditemukan kayu
yang berukuran besar. Kulit kayu kadang-kadang digunakan sebagai bahan
pelapis.
Rhizophora racemosa C.G.Rogers
29
a. pohon b. buah
c. daun d. bunga
Gambar 5. Rhizophora racemosa ( Duke. dkk.2006)
3.6 Rhizophora samoensis (L) BI.
Nama Setempat : Togo fafine (Fiji),
Deskripsi Umum
Pohon kecil sampai 6 m atau lebih tinggi, dengan stipula lanset
(lentisel) besar di batang, dan akar gantung yang tumbuh dari batang
Daun
Daun sederhana, oblanceolate pisau berlawanan dengan ujung elips,
kebanyakan 6-12 mm panjang, sedikit berlekuk, margin sedikit revolute,
permukaan, mengkilap, tidak berbulu, permukaan bawah hitam putus-putus,
30
petiole1-2,5 cm.
Bunga
Bunga singkatnya, cymes bract-bantalan aksilaris sering dibagi
menjadi 3 cabang pada node terendah. Kelopak 7-12 mm, kuning dibagi
menjadi 4 lobus lanset. Corolla dari 4 coklat, decidious, kelopak lanset 6-9
mm panjang, berbulu pada permukaan batang. Benang sari 8. Ovary semi-
inferior. Ovarium semi-inferior..
Buah
Buah bulat telur, 2-3 cm panjang dengan kelopak yang terus-menerus
di atas, 1 unggulan, berkecambah saat masih di pabrik untuk menghasilkan
akar, panjang dan sempit.
Ekologi
Tumbuh di rataan terumbu, di sepanjang teluk dan muara, dan
sepanjang tepi hutan mangrove yang didominasi oleh Bruguiera
gymnorrhiza, sering membentuk belukar. Tanaman ini juga membantu
membangun garis pantai dan menyediakan makanan untuk orang dengan
berbagai makhluk laut yang ditemukan di ekosistem mangrove. Melalui
stabilisasi di sekeliling mereka, Rhizophora samoensis menciptakan
sebuah komunitas untuk tanaman lain dan hewan (seperti ikan) untuk
bertahan hidup.
Pertumbuhan optimal pada Substrat berlumpur. Akar biasanya
berada di dasar pasir atau tanah liat yang memungkinkan untuk beberapa
perlindungan dari gelombang. Pohon-pohon adalah hermafrodit, mampu
melakukan penyerbukan sendiri atau angin-penyerbukan. Pohon tidak
31
mengalami tahap aktif sebagai benih, melainkan berkembang menjadi
sebuah individu hidup sebelum meninggalkan pohon induknya. Sebuah
propagul mangrove bisa mengapung di air payau selama lebih dari setahun
sebelum perakaran.
Penyebaran
Tersebar luas di daerah tropis Dunia baru, tapi di Pasifik terbatas ke
New Caledonia, Fiji, Tonga dan Samoa, dan diperkenalkan dan dinaturalisasi
di Hawaii.
Manfaat
Kayunya sering digunakan untuk kayu bakar dan kadang-kadang
dalam konstruksi ringan. Di Fiji dan Tonga, pewarna coklat diperoleh dari
kulit kayu. Akarnya dilaporkan digunakan untuk busur di Fiji.
a. daun b. buah
c.bunga
Gambar. Rhizophora samoensis ( Duke. dkk.2006)
32
3.7 Rhizophora x lamarckii
Rhizophora lamarckii adalah hibrida dari Rhizophora apiculata dan
Rhizophora stylosa
Nama Setempat: -
Deskripsi Umum
Pohon dengan ketinggian mencapai 25 m, dengan diameter batang
mencapai 30 cm. Memiliki perakaran yang khas hingga mencapai ketinggian
2 m. Kulit kayu berwarna abu-abu dengan fisura.
Daun
Berkulit, pisau Daun bulat telur terbalik eliptik dengan pelepah hijau
muda dan titik-titik hitam padat di bawah permukaan apeks. Daun memiliki
spike mucronate jelas dan tangkai daun panjangnya 2-3 cm. Unit dan Letak
:sederhana dan berlawanan. Bentuk : bulat telur. Ujung : meruncing.
Ukuran : panjang 7-15 dan lebar 3-8 cm. Tangkai daun panjangnya 1-4 cm.
Bunga
Biseksual, gagang bunga seperti cagak,masing-masing menempel
pada gagang individu yang panjangnya 2- 4 cm. Letak: di ketiak daun.
Formasi : 2-3 mm. Kelopak bunga : berwarna putih dan sedikit berbulu,
panjangnya 2-3 mm. Benang sari : 8, tak bertangkai. Perbungaan
bercabang samapai 1-2 kali dengan tunas tergantung pada batang.
Buah
Buah lonjong, berwarna coklat seperti buah zaitun. Berbiji tunggal.
Hipokotol cylyndrical. Ukuran Hipokotil : panjangnya 28 cm dengan
33
diameter 1-2 cm. Buah jarang berkembang hingga jatuh tempo.
Penyebaran
Di Australia, Rhizophora X lamarckii ditemukan (di pantai utara Cape
York, Queensland, selatan ke Hinchinbrook Channel di selatan). di wilayah
Pasifik Indo-Barat dalam biome Indomalaya di selat sunda.
Manfaat : -
a. bunga
Gambar 7. Rhizophora x lamarckii (http://wiki.trin.org.au/ Mangroves/Rhizophora_X_lamarckii)
34
4. Penutup
Rhizophora merupakan jenis tumbuhan mangrove yang termasuk
dalam family Rhizophoraceae, yang biasanya disebut sebagai bakau,
Rhizophora yang berarti "pembawa akar" dalam bahasa Yunani. Rhizophora
berkembang di belakang spesies utama pada daerah peralihan yang
kadang-kadang dipengaruhi oleh pasang surut. Pada daerah yang normal,
jenis ini berkembang pada daerah berlumpur dan umumnya terdapat di
daerah pesisir pantai. Tumbuhan ini mampu menangkap dan menahan
endapan menstabilkan tanah habitatnya, serta bertindak sebagai pionir yang
memagari daratan dari kondisi laut dan angin dalam pembentukan formasi
hutan mangrove di kawasan pantai.
Ada beberapa karakteristik morfologi yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jenis tumbuhan mangrove, yaitu: daun, buah serta akarnya.
Pada Rhizophora akar panjang dan bercabang-cabang muncul dari pangkal
batang untuk menyangga batang. Akar ini dikenal sebagai prop root dan
pada akhirnya akan menjadi stilt root apabila batang yang disangganya
terangkat ke atas hingga tidak lagi menyentuh tanah. Bentuk daunnya
obovate dan ellips dan bisa mencapai 20 cm, berwarna hijau pada bagian
atasnya dan hijau muda pada bagian bawahnya, daun tersusun dalam
rumpun samapai ujung tangkai. Buah Rhizophora berbentuk seperti tombak
dan bersifat vivipar yakni biji atau benihnya telah berkecambah atau memiliki
anakan pada buah sebelum buahnya gugur dari pohon. Bunganya berwarna
putih dan berukuran kecil, berbentuk memanjang dengan ukuran mencapai
60 cm meruncing pada bagian unjungnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Duarmas, B. 2011. Karakteristik morfologi beberapa genus Rizophora. Seminar 1. Falkultas perikanan dan ilmu kelautan UNSRAT. MANADO.
Anonimous.2010 Data-data yang ada di mangrove information center.http://wiki.trin.org.au/Mangroves/Rhizophora_X_lamarckii
Anonimous. 2010.Fungsi dan peranan mangrove.http.//Kesemat blogspot.com/.14 november 2010.
Anonimous. 2010 Rhizophoraceae (mangrove family) information center http://en.wikipedia.org/wiki/Rhizophora_mangle.
Bengen, D.G 1999. Pedoman Teknis Pengenalan dan pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kegiatan Sumberdaya Pesisir dan Kelautan , IPB Bogor.
Dawes, J. Clinton, 1981. Marine Botani. A. Wiley Interscience Publication of University Of South Florida.
Duke N. C dan Allen J. A. 2006, Atlantic–East Pacific red mangroves. Species Profiles for Pacific Island Agroforestry (www.traditionaltree.org)
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara, Djambatan, Jakarta.
Noor Y. R. M, Khazali dan Suryadipura I. N. N. 2006. Paduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlasnd Iternational Indonesia Programme. Bogor.
Nybakken J. W 1992, Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove. Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Onrizal. 2005. Adaptasi Tumbuhan Mangrove pada Lingkungan salin dan jenuh air. Jurusan Kehutanan . Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
36
Supriharyono, M.S. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Wilaya pesisir tropis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sukardjo, S. 1996. Fisiologi mangrove suatu catatan pengetahuan. Pelatihan pelestarian dan pengembangan ekosistem mangrove secara terpadu dan berkelanjutan . PSL-PPLH Unirbraw, Malang.
Kusmana, C., Onrizal, & Sudarmadji. 2003. Jenis-jenis pohon mangrove di TelukBintuni, Papua. Fakultas Kehutanan, IPB – Bogor dan PT BUMWI – Jakarta.
.
37