tugas jamsostek observasi3
TRANSCRIPT
TUGAS OBSERVASI
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
DI JAMSOSTEK CABANG SURAKARTA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
Disusun oleh:
LAELA KHOMSATUN
K7409091
BKK PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi dalam dunia usaha memegang peranan penting karena akuntansi dapat
memberikan informasi mengenai data yang dinyatakan dalam satuan uang. Untuk dapat
mengumpulkan dan keuangan yang baik diperlukan suatu sistem akuntansi yang baik pula.
Perkembangan teknologi informasi membawa dampak terhadap hampir seluruh aspek
dan pengolahan bisnis. Pada saat ini pemanfaatan teknologi informasi sudah tidak dapat
diabaikan lagi. Sistem informasi akuntansi menghasilkan dan menyediakan informasi-
informasi keuangan yag menjadi dasar pemikiran utama dan pengambilan keptusan secara
ekonomis dan yuridis serta dapat mempengaruhi kelangsungan hidup, seperti manajer,
karyawan serta pihak ekstern perusahaan seperti pemerintah, investor dan kreditor.
Informasi keuangan yang tidak relevan akan menghasilkan keputusan yang salah.
Keputusan yang salah akan mengakibatkan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada
perusahaan atau organisasi juga akan salah. Kesalahan akan mengganggu kegiatan
operasional termasuk kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Oleh sebab
itu setiap organisasi atau perusahaan baik besar maupun kecil dituntut harus memiliki sistem
informasi yang baik dan handal, sehingga menghasilkan informasi yang relevan, akurat, dan
tepat waktu. Demikian perusahaan dituntut untuk menghasilkan informasi yang baik demi
kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan alasan tersebut di atas dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen, saya melakukan observasi mengenai Sistem Informasi Akuntansi di
Jamsostek cabang Surakarta yang terletak di jalan Bayangkara No. 42. Observasi dilakukan
pada hari Jumat, 8 Juni 2012 dengan Ibu Kristiana Martanti, verifikator anggaran dan pajak
sebagai narasumber.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Jamsostek
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab
dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada
masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti
halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial
berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan
masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang,
dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan
Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan
untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan
Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan
Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja,
secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan
hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh
suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33
tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang
mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti
program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah
penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995
ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan
minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian
berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau
seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan
Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini
berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada
pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun
produktivitas kerja.
Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga
Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan
perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya
bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan
pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa
depan bangsa.
B. Visi dan Misi
Visi:
Menjadi lembaga jaminan sosial tenaga kerja terpercaya yang unggul dalam
pelayanan dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya.
Misi:
Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan
dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi;
- Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga.
- Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga
kerja dan meningkatkan produktivitas.
- Negara: Berperan serta dalam pembangunan.
C. Nilai-nilai Perusahaan
Iman : Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas.
Profesional : Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif terhadap
perubahan dan pembaharuan.
Teladan : Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan
(reward dan encouragement), pemberdayaan.
Integritas : Berani, komitmen, keterbukaan.
Kerjasama : Kebersamaan, menghargai pendapat, menghargai orang lain.
D. Program-program Jamsostek
1. Program Jaminan Hari Tua
Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar
bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian
terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus
penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya
risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga
kerja.
Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat
terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal
dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja
dan/atau membutuhkan perawatan medis Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
ini menggunakan mekanisme Asuransi Sosial.
2. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu
program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah
kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit,
kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara efektif
dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan diberikan
KPK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan. Manfaat JPK bagi perusahaan yakni perusahaan dapat memiliki
tenaga kerja yang sehat, dapat konsentrasi dalam bekerja sehingga lebih produktif.
3. Program Jaminan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko yang harus
dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi
hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko-
risiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun
mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha
memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar
antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha.
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi
bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja
sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja. Iuran
untuk program JKK ini sepenuhnya dibayarkan oleh perusahaan. Perincian besarnya
iuran berdasarkan kelompok jenis usaha sebagaimana tercantum pada iuran.
4. Program Jaminan Kematian
Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program
Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian
diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya
pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran
Program Jaminan Kematian sebesar 0,3% dengan jaminan kematian yang diberikan
adalah Rp 21.000.000,- terdiri dari Rp 14.200.000,- santunan kematian dan Rp 2
juta biaya pemakaman dan santunan berkala.
Program ini memberikan manfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti:
- Santunan Kematian: Rp 14.200.000,-
- Biaya Pemakaman: Rp 2.000.000,-
- Santunan Berkala: Rp 200.000,-/ bulan (selama 24 bulan)
*) sesuai dengan PP Nomor 76 Tahun 2007
5. Sektor Informal
Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK)
adalah orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha
ekonomi informal.
Tujuannya memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut
kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-
risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal
dunia. Dan juga memperluas cakupan kepesertaan program jaminan sosial tenaga
kerja.
6. Sektor Konstruksi
Sektor Konstruksi ini merupakan program jaminan sosial bagi Tenaga Kerja
Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu pada Sektor Jasa
Konstruksi yang diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor:
KEP-196/MEN/1999 Tanggal 29 September 1999
Tahap Kepesertaan, setiap Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang
melaksanakan proyek Jasa Konstruksi dan pekerjaan borongan lainnya wajib
mempertanggungkan semua tenaga kerja (borongan/harian lepas dan musiman) yang
bekerja pada proyek tersebut kedalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan
Jaminan Kematian (JKM).
E. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu media untuk mendapatkan informasi. Peran
akuntansi dalam suatu perusahaan semakin meningkat sejalan dengan semakin besarnya
skala informasi dan kompleksnya kegiatan. Selain untuk mencatat, mengikhtisarkan,
melaporkan laporan keuangan, akuntansi juga menginterprestasikan dari dsar ekonomi
untuk kepentingan manajemen.
Oleh karena itu, informasi akuntansi merupakan kegiatan terpenting dari seluruh
informasi yang diperlukan oleh perusahaan. Informasi akuntansi terutama berhubungan
dengan data keuangan dari suatu perusahaan dan agar data keuangan dapat dimanfaatkan
dengan baik oleh manajemen maupun pihak luar perusahaan, maka data tersebut perlu
disusun dalam bentuk yang sesuai, dan diperlukan suatu sistem yang mengatur arus data
akuntansi dalam perusahaan. Dalam hal ini, akuntansi merupakan suatu kegiatan yang
menghubungkan sumber data tersebut dengan pemakaian informasi.
Untuk istilah SIA meliputi pemanfaatan teknologi informasi untuk menyediakan
informasi bagi para pemakainya. Fungsi informasi bertanggungjawab untuk mengolah
data. Pengolahan data merupakan aplikasi sistem informasi akuntansi yang paling
mendasar bagi setiap perusahaan. Dapat diketahui Sistem Informasi Akuntansi adalah
suatu kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan untuk
mengolah/memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat.
F. Pemakai SIA (Brainware)
Di Jamsostek, SIA digunakan oleh Kepala Bidang Keuangan dan staffnya.
Beberapa tugas dari Kepala Bidang Keuangan antara lain:
a) Merencanakan cashflow berdasrkan RKAP yang telah disetujui untuk digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Kator Cabang.
b) Melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaan dan pengeluaran keuangan untuk
pengendalian anggaran.
c) Memberikan otorisasi pengeluaran kas atau bank sesuai dengan batas
kewenanganya.
d) Mengendalikan saldo rekening koran dan melakukan rekonsilisasi bank untuk
mengendalikan keuangan sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan bank.
e) Melakukan cash opname secra periodik maupun insidentil sebagai bahan
pertanggungjawaban.
f) Melakukan investasi sesuai dengan kebijakan perusahaan untuk mendapatkan hasil
investasi yang maksimal.
g) Pengendalian laporan pertanggungjawaban keuangan, pengendalian anggaran, pajak,
cashflow dan investasi.
h) Menerbitkan neraca percobaan secara periodik.
i) Menyelenggarakan dan mengendalikan administrasi keuangan DPKP/PUKK.
j) Mengendalikan rekening antara untuk tertib administrasi keuangan.
k) Melakukan koordinasi atas tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan intern maupun
ekstern.
l) Menyusun laporan kegiatan secara tepat waktu.
Kepala Bidang Keuangan mempunyai 4 (empat) staf yang masing-masing bertugas:
- Verifikator Akuntansi
Tugasnya: melakukan pencatatan semua transaksi dengan tertib dan benar guna
penerbitan neraca percobaan.
- Verifikator Anggaran dan Perpajakan
Tugasnya: memonitor penggunaan anggaran dan melaksanakan administrasi
perpajakan.
- Pembukuan
Tugasnya: membukukan, merekapitulasi, dan mengajukan transaksi secara harian.
- Kasir
Tugasnya: melaksanakan pembayaran dan penerimaan uang tunai secara benar dan
akurat.
G. Aplikasi Dalam Sistem Informasi Akuntansi Jamsostek
Dalam penggunaan SIA, Kantor Jamsostek Cabang Surakarta menggunakan
aplikasi antara lain SIPT, DPKP, PKBL yang dilakukan secara online untuk
memudahkan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan di perusahaan. Untuk
menggunakan aplikasi tersebut tidak semua pegawai dapat mengakses atau log in ke
aplikasi yang dijalanka secara online tersebut. Setiap pegawai mempunyai ID dan
pasword yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya masing-masing ketika akan
menggunakan aplikasi tersebut.
SIPT online adalah aplikasi terpadu yang mengintegrasikan modul Sistem
Informasi Pelayanan Terpadu (SIPT) dan Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan
(SIAK). Sesuai dengan namanya, aplikasi SIPT online bersifat online realtime, artinya
setiap pengguna terhubung secara langsung-antar kantor cabang, wilayah dan pusat dan
setiap perubahan yang terjadi (insert, delete, update) akan mengubah database di pusat
pada saat itu juga.
SIPT online menerapkan sistem terpusat (sentralisasi), yaitu database dan aplikasi
terpusat pada suatu server yang terletak di pusat data (data center) kantor pusat. Berbeda
dengan SIPT4 yang menerapkan sistem terdistribusi. Salah satu ciri dari sitem terpusat
adalah dengan adanya sistem sekuriti yang ketat. Sudah menjadi kaidah umum bahwa
sekurity berbanding terbalik dengan prinsip user friendly, dengan kata lainsebuah sistem
yang dibuat semakin secure maka seringkali kenyamanan pengguna menjadi terganggu.
Contoh konkrit pada SIPT online adalah sistem workflo, yaitu mekanisme approval yang
diterapkan pada klaim jaminan dan beberapa proses koreksi data. SIPT online hanyalah
sebuah alat bantu (tools) dari sebuah proses bisnis Jamsostek yang telah berubah sejak
diterbitkannya keputusan direksi nomor KEP/289/112004 tanggal 25 November 2004.
Keputusan direksi inilah yang dijadikan dasar sebagai aturan main dlam pengembangan
aplikasi SIPT online.
Fitur yang terdapat dalam SIPT online antara lain ada fitur koreksi saldo, entry
data TK tertingga, pembatalan rekon, role Kabid JPK dan lain-lain. Berikut ini gambar
tampilan SIPT online.
Untuk dapat masuk di
program tersebut setiap
pegawai mempunyai ID
dan pasword yang
berbeda-beda, sehingga
keamanan lebih terjaga.
Dalam Sistem
Informasi Akuntansi,
ketika ingin
memasukkan data
yang berhubungan
dengan kepesertaan
dengan iurannya maka pegawai/staff bagian keuangan Jamsostek akan masuk ke aplikasi
SIPT ini. Jika sudah masuk dengan menggunakan username-nya maka akan tampil seperti
gambar di atas. Kemudian kita dapat memilih tulisan SIPT ONLINE. Kemudian akan
muncul tampilan seprti ini.
Setelah itu dapat diisikan pada bagian transaksi pembayaran, yaitu tanggal
dimana hari itu ada transaksi yang dilakukan oleh peserta, besarnya pph, pembulatan,
nilai transaksi, dan semua bagian dri transaksi pembayaran adalah yang mengisi bagian
keuangan.
Dalam SIPT online segala bentuk laporan keuangan yang diinginkan oleh
perusahaan dapat tersaji dengan cepat, seperti laporan neraca, laba rugi, tentang iuran
peserta, besarnya segala macam tentang laporan keuangan maka bagian keuangan akan
dengan mudah menyajikan laporan-laporan tersebut dengan SIPT online tersebut.
Untuk aplikasi DPKP dan PKBL menjadi satu aplikasi yaitu dpkp-pkbl online.
Jadi ketika pengguna akan memasukkan data peserta harus dipahami terlebih dahulu
program yang diikuti oleh peserta, apakah itu DPKP atau PKBL. Maka ketika sudah
masuk di aplikasi tersebut harus milih salah satu yang sesuai dengan apa yang kita akan
kerjakan. Misal DPKP berati kita pilih yang DPKP, seperti gambar di bawah ini.
DPKP, kepanjangan dari Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta merupakan
dana yang dihimpun dan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan peserta program
Jamsostek yang diambil dari sebagian dana hasil keuntungan PT. Jamsostek (Persero).
Sedangkan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) merupakan
kerjasama antara BUMN dengan Usaha Kecil yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana
dari bagian laba BUMN, sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN
No.Kep-236/MBU/2003. Kelompok Usaha Kecil ini dapat berbadan hukum seperti PT,
Koperasi, CV, Fa atau tidak berbadan hukum atau Perorangan.
Aplikasi ini ketika digunakan oleh bagian keuangan, yang menggunakan
username dari pegawai tersebut maka akan muncul aplikasi ini yang berhubungan
dengan keuangan. Tampilan jika aplikasi ini digunakan oleh bagian keuangan adalah
seperti berikut:
Jadi jika bagian keuangan masuk di aplikasi DPKP/PKBL online ini maka di
bagian subtitle-nya diantaranya terdapat “keuangan” dan “laporan”, seperti yang terlihat
pada gambar di atas. Selain bagian keuangan, tidak terdapat subtitle keuangan. Misalnya
pengguna adalah bagian pemasaran/pelayanan maka akan munculnya yaitu
“operasional”, tidak akan ada “keuangan”.
Sedangkan untuk PKBL online, gambarnya seperti berikut ini.
Pada subtitle keuangan pada PKBL online, terdapat dua sub yaitu kemitraan dan
bina lingkungan. Jadi pengguna harus terlebih dahulu mengetahui peserta itu ikutnya
PKBL kemitraan atau PKBL bina lingkungan.
H. Jaringan dan Hardware yang Mendukung SIA
Jamsostek cabang Surakarta menggunakan jaringan speedy dari telkom untuk
menjalankan segala aktifitas di kantor tersebut yang berhubungan dengan aplikasi yang
harus terhubung secara online.
Sistem Informasi Akuntansi di Jamsostek didukung juga dengan adanya hardware
yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan perusahaan, antara lain
monitor, mouse, printer, CPU. Selain hardware yang mendukung dalam SIA-nya,
brainware juga sangat menentukan keberhasilan dari Sistem Informasi Akuntansi di
Jamsostek sendiri. Brainware harus mempunyai pengetahuan yang baik dalam bidang
akuntansi dan paham juga dengan program-program dari Jamsostek itu sendiri.
I. Alur Penyusunan Laporan Keuangan
Transaksi kantor caba
Mekanisme Penyampaian Laporan Keuangan Program Dpkp & Kbl
Transaksi terima drop
Transaksi penerimaan&beban
Transaksi penyaluran
Transaksi pengembalian
Transaksi transf ke kapu
Transaksi AJP
DATA CENTER LAPORAN KEUANGAN KACAB
Lap. Keu. Kantor cabang paling lambat tgl 5 setelah bulan laporan
Lap. Keu. Sub gabungan kantor wilayah paling lambat tgl 10 setelah bulan laporan
Lap. Keu gabungan kantor pusat paling lambat minggu ke III setelah bulan laporan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sistem Informasi Akuntansi di Jamsostek sudah berjalan dengan baik. Cara kerja pegawainya
sudah menggunakan teknologi yang memadai juga. Dalam mempermudah kerjanya mereka
menggunakan aplikasi-aplikasi yang sudah ditentukan oleh Jamsostek dari pusat, seperti
SIPT online, DPKP-PKBL online. Dengan demikian, proses pengolahan datanya lebih mudah
dan hasilnya lebih valid untuk dapat dijadikan sebagai arah dalam pengambilan keputusan.