tugas individu ii
DESCRIPTION
Peradaban IslamTRANSCRIPT
Sejarah Peradaban Islam
Tugas Individu Sejarah Peradaban Islam
Artikel Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Oleh: Devan Firmansyah (2131000430391)
Kelas 2013 H Jurusan Pendidikan Sejarah & Sosiologi
“Aku tidak ingin berbicara persoalan agama. Disana hanya kutemukan orang-orang
fanatik dan buta yang mengatasnamakan agama untuk melegalisasikan penindasan dan
ketidakadilan. Menganggap dirinya memahami kalimat Tuhan dan menjadi satu-satunya
representatif Tuhan di dunia. Karena Agama yang sebenarnya adalah apa yang ada
dihatimu, Ia akan menuntunmu untuk menegakkan kesejahteraan, keadilan dan kebenaran.
Karena itu merupakan alasan mengapa engkau dilahirkan.”
-Kalimat Pendeta kepada Kesatria Salib dalam film Kingdom of Heaven-
P erang salib merupakan sejarah yang memiliki cukup banyak sudut pandang
dan sarat akan kepentingan. Umat Islam, Kristen bahkan Yahudi memiliki
versi sejarah yang berbeda dalam perang salib. Satu kaum mengunggulkan
“cerita” dalam sejarah perang salib terhadap kaum yang lain. Bagaimanapun, meskipun
kondisi saat itu merupakan situasi dimana negara-negara di dunia sedang gencar-gencarnya
melakukan ekspansi. Terlepas apakah perluasan kenegaraan tersebut terlepas dari sentimen
agama maupun tidak. Namun, pada kenyataan yang terjadi dalam perang salib peperangan
perluasan daerah “jajahan” tersebut mengatasnamakan agama. Meyakini bahwa agama
yang mereka bawa sebagai penyelamat dan meyakini bahwa meninggal dalam
peperangan merupakan jalan menuju surga.
Terdapat perbedaan catatan sejarah mengenai terjadinya perang salib. Sebagian besar
literatur menyebutkan bahwa terdapat sembilan peristiwa perang salib ditambah tiga
peristiwa perang salib berdasarkan momentum peristiwa, sehingga tercatat dua belas
peristiwa perang salib. Sementara Dr. Th. Van den End dan Dr. Christiaan de Jonge dalam
buku Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam mengutarakan bahwa perang salib terjadi
sebanyak tujuh kali. Sedangkan Dr. Badri Yatim, M.A. dalam bukunya Sejarah Peradaban
Islam membagi dalam 3 periode. Bahkan, untuk tahun peristiwa-pun terdapat perbedaan.
Perbedaan ini berangkat dari standarisasi sudut pandang yang tidak sama mengenai perang
salib, faktor, nilai yang terkandung dan dampaknya, meskipun berangkat dari fakta yang
sama. Page | 1
Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
A. Metodologi Sejarah
Sebagian besar orang menganggap bahwasanya sejarah merupakan bagian dari masa
lalu yang tidak perlu diketahui, apalagi dipelajari. Sejarah seakan menjadi “romantisme
patriotis” yang dibanggakan, dielukan atau bahkan mengecewakan. Tidak cukup banyak
orang yang menganalisa bahkan mengambil pelajaran berharga dari sejarah. Karena sejarah
memang tidak pernah berulang, akan tetapi pola sejarah akan tetap berulang. Seperti halnya
spiral, dimana putarannya tidak akan bertemu dengan putaran sebelumnya.
Dalam artikel ini, kami mencoba untuk memadukan berbagai literatur yang kami
dapatkan. Bukan untuk melakukan resume melainkan menganalisa menggunakan metodologi
penulisan sejarah yang diperkenalkan oleh Kuntowijoyo. Menghadirkan penulisan sejarah
perang salib menurut sudut pandang dan metodologi yang kami gunakan. Dua metode
penulisan sejarah yang kami gunakan yaitu, model lingkaran sentral dan model jangka
panjang-menengah-pendek. Model lingkaran sentral merupakan metodologi penulisan yang
mencoba untuk menganalisa keterkaitan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Dan sejauh
mana faktor-faktor yang berada di luar peristiwa dapat mempengaruhi terbentuknya peristiwa
tersebut. Karena dinamika sejarah merupakan alur logis dari serentetan peristiwa sejarah yang
saling bertautan.
Sedangkan model jangka panjang-menengah-pendek merupakan pendekatan
keberlangsungan sejarah dalam tiga fase. Pertama, ialah sejarah jangka panjang yang
perubahannya lamban, merupakan perulangan yang konstan dan perkembangan waktu yang
tidak dapat dilihat. Kedua, ialah perkembangan sejarah yang dapat dirasakan ritme dan
dinamika dari peristiwa sejarah. Ketiga, ialah sejarah jangka pendek yang serba cepat, pendek
dan terfokus pada titik tekan peristiwa sejarah.
Menggunakan dua metodologi di atas, kami lebih menitikberatkan pada faktor
terbentuknya dan dampak dari perang salib. Meskipun dampak perang salib tidak dapat kami
hadirkan sebagaimana pembahasan dalam faktor-faktor terbentuknya perang salib. Namun,
kami tetap mencoba untuk menghadirkan peristiwa “peperangan” salib sebaik mungkin.
Meskipun demikian, penggunaan model lingkaran interval dan model jangka panjang-
menengah-pendek dalam menganalisa perang salib sangat tergantung pada literatur yang
kami dapatkan. Terlebih literatur tersebut –seringkali- menyampaikan tafsiran subyektif
penulis atas peristiwa yang terjadi. Sehingga menjadi bias antara fakta sejarah dan “fakta”
penulis atas sejarah.
Page | 2 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
B. Faktor Terbentuknya Perang Salib
Perang Salib merupakan sejarah yang tidak mudah terhapus dalam ingatan masyarakat
dunia. Bahkan ketika Paus Benediktus XVI secara “tidak sengaja”, memberikan kuliah di
Jerman, telah menghina umat muslim. Hal tersebut dianggap dapat menjadi pemicu perang
salib di abad ke-21 (Republika, 17 Sept. 2006). Namun, Paus bersedia untuk memberikan
klarifikasi dan memenuhi permintaan umat muslim dunia atas dirinya untuk memberikan
pernyataan maaf (Metro TV, 18 Sept. 2006, 17.00 WIB). Hal ini menunjukkan bahwasanya
perang salib teridentik sebagai perseteruan dua agama samawi, yaitu Islam dan Kristen.
a. Faktor Sejarah
Peristiwa (awal) penting terkait dengan perang salib, adalah ekspansi yang dilakukan
oleh Alp Arselan yaitu peristiwa Manzikart tahun 1071 M (464 H). Tentara Alp Arselan yang
berkekuatan 15.000 prajurit berhasil mengalahkan tentara berjumlah 200.000 orang; yang
terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Perancis dan Armenia. Dr. Badri
Yatim, M.A. menyebutkan bahwa peristiwa tersebut menanamkan benih permusuhan dan
kebencian orang-orang kristen terhadap umat Islam (2003: 76).
Pada tahun 1076 M (471 H) Dinasti Seljuk dapat merebut Bait Al-Maqdis dari
kekuasaan dinasti Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir. Penguasa Seljuk, khalifah Abdul
Hakim, menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen yang ingin berziarah ke sana.
Peraturan tersebut dirasakan sangat memberatkan mereka . Dan jauh sebelum kedua peristiwa
di atas terjadi; diperkirakan pada tahun 1009 tersebar berita di Eropa bahwa Gereja Sepulcher
dihancurkan oleh penguasa Mesir, al-Hakim bi Amr Allah .
Pada tahun 1085 raja-raja Kristen di Spanyol Utara melancarkan serangan untuk
merebut Spanyol dari tangan orang Islam. Gagasan menolong Byzantium, yang sedang
diserang tentara Turki, dan membebaskan Palestina telah dilontarkan oleh Paus Gregorius VII
(1073-1085). Namun, hal tersebut terhambat oleh perpecahan antara Byzantium dan Paus
dimana kedua belah pihak saling mengutuk dan melakukan tekanan kekuasaan; yang dimulai
sejak tahun 1054.
Page | 3 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
b. Faktor Agama
Berbagai literatur umumnya menuliskan bahwa faktor utama dari sisi agama ialah
sejak Dinasti Seljuk merebut Baitul Maqdis dari Dinasti Fathimiyah. Ketika itu umat Kristen
merasa tidak lagi bebas untuk menunaikan ibadah (baca: berziarah) ke sana. Mereka yang
pulang dari ziarah sering mendapat perlakuan jelek dari orang-orang Seljuk. Selain itu
khalifah Abdul Hakim menaikkan pajak ziarah bagi orang-orang Kristen Eropa. Hal ini
memicu kemarahan Paus Urbanus II yang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan
perampokan dan sebuah kewajiban untuk merebut kembali Baitul Maqdis. Selain itu, Paus
juga menjanjikan kejayaan, kesejahteraan, emas, dan tanah di Palestina, serta surga bagi para
ksatria yang mau berperang.
Namun, perang salib tidak terlepas dari penyebaran agama Islam ke berbagai daerah
yang menjadi kota-kota penting dan tempat suci umat Kristen. Seperti halnya beberapa
kawasan Iran dan Syria (632), penaklukan Syria, Mesopotamia dan Palestina (636), Mesir
(637), penaklukan Cyprus dan Afrika Utara (645), peperangan melawan Byzantium (646)
kemudian terjadi peperangan di laut melawan Byzantium (647) hingga musnahnya kerajaan
Parsi pada tahun yang sama. Tidak hanya sampai disitu, penyebaran Islam juga
mengharuskan serangan atas Konstatinopel (677) kemudian terjadi kembali pada 716,
penaklukan Spanyol, Sind dan Transoksian (711) hingga serangan atas bagian selatan
Perancis (792). Serta berbagai peristiwa penaklukan lainnya dalam melakukan ekspansi serta
dakwah Islam.
c. Faktor Politik
Pada sinode di Clermont Perancis, Paus Urbanus II (1088-1099) memulai inisiatif
mempersatukan dunia Kristen (yang saat itu terbelah antara Romawi Barat di Roma dan
Romawi Timur atau Byzantium di Konstantinopel). Kebetulan saat itu raja Byzantium sedang
merasa terancam oleh ekspansi kekuasaan Saljuk, yakni orang-orang Turki yang sudah
memeluk Islam.
Ketika terasa cukup sulit untuk mempersatukan para pemimpin dunia Kristen dengan
ego dan ambisinya masing-masing, maka dicarilah suatu musuh bersama. Dan musuh itu
ditemukan: umat Islam. Sasaran jangka pendeknyapun didefinisikan: pembebasan tempat-
tempat suci Kristen di bumi Islam, termasuk Baitul Maqdis. Adapun sasaran jangka
panjangnya adalah melumat umat Islam.
Page | 4 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
Sementara itu, umat Islam justru terpecah tidak hanya secara “pandangan” terhadap
agama, namun juga hingga politik. Mereka yang bersebarangan tidak dapat bersatu padu
dalam melawan Kristen. Hingga akhirnya Sholahudin al-Ayubi datang dan menyatukan
kembali.
d. Faktor Sosial-Ekonomi
Stratifikasi sosial masyarakat Eropa ketika itu terdiri atas kaum gereja, bangsawan
serta ksatria dan rakyat jelata. Mayoritas dari mereka adalah rakyat jelata yang harus tunduk
pada tuan tanah, terbebani pajak dan kewajiban lainnya. Gereja memobilisir mereka untuk
turut serta dalam perang salib dengan janji akan diberi kebebasan dan kesejahteraan yang
lebih baik bila dapat memenangkan peperangan.
Masyarakat Eropa memberlakukan dikriminasi terhadap rakyat jelata. Di Eropa
ketetapan hukum waris, bahwa hanya anak tertua yang berhak menerima waris. Jika anak
tertua meninggal, maka harta waris harus diserahkan kepada gereja. Hal ini menyebabkan
anak miskin meningkat; kemudian diarahkan untuk turut berperang.
Sementara, meluasnya daerah kekuasaan Islam berdampak pada beragam pola
pemahaman, budaya dan cara beragama. Sehingga nilai-nilai Islam sebagai rahmatan lil
alamin belum dapat meresapi seluruh daerah kekuasaan Islam. Tidak sedikit perlakuan buruk
yang dilakukan oleh kaum muslim terhadap orang-orang Kristen; utamanya mereka yang
hendak berziarah ke Baitul Maqdis. Namun, dengan meluasnya daerah kekuasaan,
perekonomian muslim di timur tengah mengalami kemajuan yang pesat.
C. Sejarah Perang Salib
a. Perang Salib I (1099)
Serangan salib pertama, pada tahuan 1099, di bawah Gottfried von Bouillon merebut
Yerusalem (Baitul Maqdis). Kemudian mendirikan negara-negara boneka di wilayah yang
diduduki tentara salib. Pasukan salib berkuasa di daerah Yerusalem tepatnya pada bulan Juli
1099. Mereka terus berada di kota ini sampai dikalahkan oleh Sholahudin al-Ayubi pada
tahun 1187. Dalam kekuasaan mereka, Dome of the Rock dijadikan gereja, sedangkan masjid
al-Aqsha dijadikan kantor pusat para Ksatria Biarawan (Knight Templar’s).
Page | 5 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
b. Perang Salib II (1147-1149)
Pasukan salib berusaha merebut wilayah-wilayah di sepanjang pantai laut tengah, baik
yang dikuasai muslim maupun bukan, seperti wilayah Athena, Korinthia dan beberapa pulau-
pulau Yunani.
c. Perang Salib III (1189-1192)
Serangan salib ketiga terjadi setelah Sholahuddin al Ayubi berhasil mempersatukan
kembali wilayah-wilayah Islam di Mesir dan Syria. Pada 1171, Sholahuddin berhasil
menyingkirkan kekuasaan Fathimiyah di Mesir yang merupakan separatisme dari Khilafah di
Bagdad; dan mendirikan pemerintahan Ayubiah tahun 1175 M yang loyal kepada Khalifah.
Pada 1187 Sholahudin berhasil merebut kembali Yerusalem. Serangan salib ketiga
dipimpin oleh tokoh-tokoh Eropa yang terkenal, yaitu Friedrich I Barbarosa dari Jerman,
Richard I Lionheart dari Inggris dan Phillip II dari Perancis. Namun, di antara mereka terjadi
perselisihan dan persaingan yang tidak sehat. Sehingga Friedrich mati tenggelam, Richard
tertawan, dan Phillip bergegas kembali ke Perancis.
d. Perang Salib IV (1202-1204)
Perang salib keempat terjadi ketika pasukan salib dari Eropa Barat ingin mendirikan
kerajaan Norman (Eropa Barat) di atas puing-puing Yunani. Paus Innocentius III menyatakan
pasukan salib telah murtad. Di Konstatinopel (Roma) permintaan pendirian kerajaan Norman
menimbulkan perlawanan rakyat, hingga akhirnya tentara salib Eropa Barat membakar kota
tersebut. Kemudian mendudukan kaisar dari mereka; dimana sebelumnya selalu dikuasai oleh
orang Yunani.
e. Perang Salib Anak-anak (1212)
Peperangan pada tahun ini merupakan perang salib yang menoreh sejarah tersendiri
yang tidak akan dilupakan oleh dunia. Hanya 201 dari 50.000 anak-anak yang pergi ke Baitul
Maqdis kembali dalam keadaan masih hidup. Selama perjalanan sebagian dari mereka
meninggal karena kelaparan, dijual sebagai budak oleh kapten kapal dan sebagian lagi
ditawan sepanjang perjalanan ke Tanah Suci.
Page | 6 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
f. Perang Salib V (1218-1221)
Paus Innocentius dan Konzil Lateran IV, yang juga menetapkan undang-undang dan
berbagai aturan anti Yahudi, mengumumkan serangan salib kelima. Untuk mendapatkan
kembali kontrol atas pasukan salib, jabatan raja Yerusalem digantikan oleh wakil Paus.
Jabatan sebagai raja Yerusalem hanyalah “formalitas de yure”, tanpa kekuasaan
sesungguhnya. Karena secara de facto, Yerusalem telah direbut kembali oleh Sholahuddin al
Ayubi.
g. Perang Salib VI (1228-1229)
Serangan salib keenam dipimpin oleh kaisar Jerman Freidrich II. Sebagai “orang yang
dimurtadkan” dia berhasil merebut kembali Jerusalem. Paus terpaksa mengakui dia sebagai
raja Yerusalem. Sepuluh tahun kemudian Yerusalem berhasil direbut kembali oleh kaum
muslimin.
h. Perang Salib VII (1248-1254)
Serangan salib ketujuh (1248-1254) dipimpin oleh IX dari Perancis yang telah
dinobatkan sebagai “orang suci” oleh Paus Bonifatius VIII. Meski di negerinya Ludwig
dikenal sebagai penegak hukum yang baik, namun ia tidak cakap memimpin organisasi
sehingga justru tertangkap di Mesir. Terdapat pula beberapa peristiwa peperangan setelah
perang salib ketujuh, namun mempertimbangkan keterkaitan dan konsistensi literatur,
terdapat kerancuan yang lebih besar terhadap apakah peristiwa tersebut merupakan bagian
dari perang salib atau tidak.
D. Dampak Perang Salib
Bangsa Eropa belajar berbagai disiplin ilmu yang saat itu berkembang di dunia Islam
lalu mengarangnya dalam buku-buku yang bagi dunia Barat tetap terasa mencerahkan.
Mereka juga mentransfer industri dan teknologi konstruksi dari kaum muslimin, sehingga
pasca perang salib terjadi pembangunan yang besar-besaran di Eropa. Gustav Lebon berkata:
“Jika dikaji hasil perang salib dengan lebih mendalam, maka didapati banyak hal yang sangat
positif dan urgen. Interaksi bangsa Eropa selama dua abad masa keberadaan pasukan salib di
dunia Islam boleh dikatakan faktor dominan terhadap kemajuan peradaban di Eropa. Perang
salib membuahkan hasil gemilang yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.”Page | 7
Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
Perang salib menghabiskan aset umat Islam baik harta benda maupun putra-putra
terbaik. Kemiskinan terjadi karena seluruh kekayaan negara dialokasikan untuk perang.
Dekadensi moral terjadi karena perang memakan habis orang laki-laki dan pemuda.
Kemunduran ilmu pengetahuan terjadi karena umat Islam menghabiskan seluruh waktunya
untuk memikirkan perang sehingga para ulama tidak punya waktu untuk mengadakan
penemuan-penemuan dan karya-karya baru kecuali yang berhubungan dengan dunia perang.
Namun, peperangan salib selama kurang lebih 200 tahun telah memberikan warna
kepada dunia Islam dan Kristen. Utamanya dalam bidang pemikiran, peradaban, ilmu dan
teknologi. Bahkan, sejarah mencatat bahwa perang salib merupakan jembatan awal antara
kebudayaan Islam dan bangsa Eropa. Meskipun terdapat luka sejarah dan sensitifitas yang
mengiringi pertautan dua peradaban tersebut. Dan tetap membekas hingga saat ini dimana
kurang lebih 8 abad perang salib telah berlalu.
E. Epilog: Dialektika Antara Agama, Sosial dan Politik
Kami tidak dapat menemukan literatur yang menggambarkan dengan jelas mengenai
situasi politik, ekonomi, sosial dan intelektual pada masa per-perang salib dengan detail.
Karena sebagian besar literatur -baik buku, makalah maupun artikel internet- lebih menitik
beratkan pada faktor aktor dan sistem struktur “peperangan” dan “kepentingan politik”.
Bahkan sebagian literatur menggunakan sudut pandang yang memberikan alasan-alasan dan
melakukan pembenaran terjadinya perang salib atas nama agama.
Meskipun tidak mungkin untuk menutup diri dan melepaskan fakta mengenai adanya
“benturan” antara Kristen dan Islam pada saat itu. Perang salib terjadi tidak hanya terkait
dengan persoalan agama, namun juga terkait persoalan politik dan kondisi sosial. Karena
dalam ranah kenegaraan, agama tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya pengaruh politik dan
sosial. Dan hal ini tidak hanya terjadi di pihak Kristen –Eropa- namun juga Islam –Timur
Tengah.
Pandangan dunia saat ini, menganggap Islam adalah agama yang dibangun dari
landasan terorisme. Dimana pilar-pilar kesuksesan dakwahnya dibangun diatas darah dan
teror terhadap rakyat sipil. Hal ini tidak terlepas skenario besar yang memanfaatkan sejarah;
dengan mencitrakan bahwasanya terjadinya perang salib merupakan upaya pembelaan diri
umat Kristiani terhadap “penjajahan” umat Islam sejak tahun 632 masehi. Menjadi sebuah
perenungan bagi umat Islam saat ini, sebagaimana yang disampaikan oleh Edward W. Said,
mengenai bagaimana kekuatan media dan pengetahuan pakar telah menentukan cara pandang
Page | 8 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
kita terhadap dunia, dan cara pandang dunia terhadap kita.
Perang Salib mungkin telah usai, akan tetapi perang salib berikutnya merupakan
perang pemikiran. Sebagaimana banyak dikutip oleh ulama dan cendekiawan muslim dunia.
Namun yang perlu dicermati bahwasanya perang pemikiran tersebut bukan sekedar perang
dalam tataran dakwah agama. Melainkan bagaimana memanfaatkan kekuatan pengetahuan,
negara, politik, ekonomi dan media untuk menyudutkan umat Islam. Dan harus kita akui
bersama, bahwasanya umat Islam sangatlah lemah dalam memanfaatkan “organ sayap”
perang pemikiran tersebut.
“Sekalipun gelapnya malam telah merampas semangat dan senyuman dari mataku,
namun ia tidak dapat menyembunyikan nyala semangat perjuangan dari hatiku”
Sumber Artikel: Adzrohanimah. 2010. Perang Salib dan Dampaknya. Diakses dari dan
teersedia di: https://adzrohanimah.wordpress.com/2010/08/17/perang-salib-dan-dampaknya/
Tanggal Akses: 31 Oktober 2015: 18:09 WIB.
Analisis Artikel
Telah dijelaskan diatas bahwa perang salib terjadi karena banyak faktor kepentingan
antara lain ekonomi, politik dan juga agama. Para tokoh yang terlibat dari perang salib
tersebut mengunakan legitimasi atas nama “agama” untuk memuluskan berbagai macam
kepentingan mereka hal ini benar adanya. Agama dijadikan tameng alasan untuk menguasai
suatu daerah dan kekayaannya. Dalam agama Islam, penganutnya ingin menyebarkan
agamanya begitu pun juga umat Kristen karena telah kita ketahui sebelumnya bahwa kedua
agama tersebut adalah agama “misi” yang wajib disebarkan menurut pandangan agamanya
dengan mengatasnamakan perintah Tuhan.
Dalam sejarah perkembangannya, agama Islam sangatlah pesat pengaruhnya langsung
meluap dari dataran Arabia ke Asia dan Eropa, berbagai pengetahuan dan teknologi yang
maju telah ditemukan para cendekiawan Muslim sehingga menambah maju peradaban
mereka. Sementara disisi lain peradaban Kristen mengalami masa ‘dark age’ yang cukup
lama. Pertemuan keduanya menyadarkan bahwa peradaban Kristen cukup tertinggal dari
peradaban Islam. Mereka merasa terjajah oleh perkembangannya dan hal ini pulalah yang
menjadi salah satu penyebab konflik karena umat Kristen merasa terjajah baik secara
ekonomi maupun hak beribadah mereka karena kota suci mereka direbut oleh umat Islam.
Page | 9 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Sejarah Peradaban Islam
Page | 10 Perang Salib dan Dampaknya Bagi Politik & Ekonomi
Perang salib yang panjang seperti dijelaskan diatas terus berpengaruh pada masa masa
selanjutnya. Ketika transfer ilmu terjadi atas pertemuan kedua peradaban tersebut makan
peradaban Kristen bangkit. Sebagai contoh saat laut Mediterania dikuasai umat Islam Turki,
dan kegiatan perdagangan dikuasai oleh umat Islam maka para orang-orang Kristen ini
memutar otak untuk mencari jalan keluar. Mereka membuka rute-rute baru menuju sumber-
sumber bahan dagangan yang mereka butuhkan misalnya rempah & rempah dan emas
sekaligus mereka berkeinginan untuk menyebarkan agamanya. Akhirnya benua-benua baru
ditemukan dan penjajahan atas benua Asia, Afrika, Australia dan Amerika dimulai. Para
penjajah ini berhasil mengeruk keuntungan dari jajahan mereka sehingga menjadi makmurlah
negara-negara mereka itu.
Disisi lain umat Islam cukup tertinggal karena banyak faktor baik dari dalam
maupaun faktor luar seperti perpecahan diantara umatnya sendiri dan dampak banyak
kehilangan harta dan orang-orang terbaiknya, para cendekian muslim saat perang salib
banyak juga kurang meluangkan waktu untuk memikirkan karya-karya dan penemuan terbaru
mereka dikarenakan waktu. Biaya dan tenaganya habis digunakan untuk memikirkan perang
yang menguras tenaga. Sehingga dalam bidang ekonomi dan politik sekarang dikuasai oleh
barat bahkan orang-orang barat ini memanfaatkan kekuatan pengetahuan, negara, politik,
ekonomi dan media untuk menyudutkan umat Islam. Dan harus kita akui bersama,
bahwasanya umat Islam sangatlah lemah dalam memanfaatkan “organ sayap” perang
pemikiran tersebut seperti yang dipaparkan dalam artikel diatas.
Kiranya jika ingin berjaya lagi seperti sedia kala maka umat Islam harus bersatu mulai
menggali lagi ajaran yang telah diturunkan dari Tuhannya, fokus dalam membangun dan
menemukan ilmu pengetahuan dan mulai berpikiran ‘terbuka’. Niscaya umat Islam dapat
kembali berjaya atau bahkan lebih berjaya dari pada masa sebelum perang salib berlangsung.
Semoga (Dev).
*****************************