tugas fisio blok 12

15

Click here to load reader

Upload: lia-damayanti-egc

Post on 12-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ckck

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Fisio Blok 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK RESPIROLOGI

SPIROMETRI

NAMA : LIA DAMAYANTI

NIM : 04101001063

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

1 | P a g e

Page 2: Tugas Fisio Blok 12

Jawablah pertanyaan di bawah ini :

1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas

pernafasan seseorang ?

Jawab :

- Umur

Semakin bertambah umur seseorang, irama pernapasan semakin lama

karena umur mempengaruhi perkembangan paru-paru. Proses penuaan

atau bertambahnya umur, dapat meningkatkan resiko mortalitasdan morbiditas.

Selain itu juga dapat terjadi penurunan volume paru statis, arus

puncak ekspirasi maksimal, daya regang paru, dan tekanan O2

paru. Aktivitas refleks saluran napas berkurang pada orang yang lanjut

usia, akibatnya kemampuan daya pembersih saluran napas juga berkurang.

Insiden tertinggi gangguan pernapasan biasanya pada usia dewasa muda .

Pada wan i t a f r ekuens i mencapa i maks ima l pada u s i a

40 -50 t ahun , sedangkan pada pria frekuensi terus meningkat sampai

sekurang-kurangnya mencapaiusia 60 tahun.

- Jenis kelamin

volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25

persen lebih kecil daripada pria.

- Tinggi badan

- Pos i s i t ubuh .

N i l a i kapas i t a s f ungs i pa ru l eb ih r endah pada pos i s i

t i du r   dibandingkan posisi berdiri. Pada posisi tegak, ventilasi persatuan volume

paru di bagian basis paru lebih besar dibandingkan dengan bagian apeks.

Hal ini terjadi karena pada awal inspirasi, tekanan intrapleura di

bagian basis paru kurang negatif dibandingkan bagian apeks,

sehingga perbedaan tekanan intrapulmonal-intrapleura di bagian basis

lebih kecil dan jaringan paru kurang teregang. Keadaan

tersebut menyebabkan persentase volume paru maksimal posisi berdiri

lebih besar nilainya. 2 | P a g e

Page 3: Tugas Fisio Blok 12

- K e k u a t a n o t o t - o t o t p e r n a p a s a n . P e n g u k u r a n

k a p a s i t a s f u n g s i p a r u b e r m a n f a a t dalam

memberikan informasi mengenai kekuatan otot-otot

pernapasan. Apabila nilai kapasitas normal tetapi nilai FEV1

menurun, maka dapat mengakibatkan rasa nyeri, contohnya pada

penderita asma.

- Ukuran dan bentuk anatomi tubuh.

Obesitas meningkatkan resiko penurunan kapasitas residu

ekspirasi dan volume cadangan ekspirasi dengan semakin

beratnya tubuh. Pada pasien obesitas, volume cadangan ekspirasi

lebih kecil daripada kapasitas vital sehingga dapat mengakibatkan sumbatan

saluran napas.

- Daya pengembangan pa ru ( compliance) .

Pen ingka t an vo lume da l am pa ru menghasilkan tekanan

positif, sedangkan penurunan volume dalam paru menimbulkan

tekanan negatif. Perbandingan antara perubahan volume paru dengan

satuan perubahan tekanan saluran udara menggambarkan

compliance jaringan paru dan dinding dada.C o m p l i a n c e

p a r u s e d i k i t l e b i h b e s a r a p a b i l a d i u k u r s e l a m a

p e n g e m p i s a n p a r u dibandingkan diukur selama pengembangan paru. 

- M a s a k e r j a d a n r i w a y a t p e k e r j a a n .

S e m a k i n l a m a t e n a g a k e r j a b e k e r j a

p a d a lingkungan yang menyebabkan gangguan kesehatan, maka

penurunan fungsi paru padaorang tersebut akan bertambah dari waktu ke

waktu.

- R i w a y a t p e n y a k i t p a r u .

B a n y a k p a r a p e k e r j a y a n g t e r k e n a g a n g g u a n

p e r n a p a s a n  bukan karena keturunan, melainkan akibat tertular

oleh kuman atau basilnya. Biasanyakuman tersebut berasal dari lingkungan

rumah, pasar, terminal, stasiun, lingkungan kerja,ataupun tempat-tempat umum

lainnya.3 | P a g e

Page 4: Tugas Fisio Blok 12

- O l a h r a g a r u t i n .

K e b i a s a a n o l a h r a g a a k a n m e n i n g k a t k a n d e n y u t

j a n t u n g , f u n g s i  paru, dan metabolisme saat istirahat.

- Kebiasaan merokok.

Tembakau merupakan penyebab penyakit gangguan fungsi

paru- paru yang bersifat kronis dan obstruktif, yang pada akhirnya

dapat menurunkan dayatahan tubuh.

Namun pada praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kapasitas pernafasan adalah jenis kelamin, umur, dan tinggi badan.

2. Mengapa percobaan ini tidak dapat mengukur residual volume,

functional residual capacity, dan total lung capacity ?

Jawab :

Karena spirometer merupakan pengukuran dengan metode ekspirasi,

sedangkan residual volume, functional residual capacity, dan total lung

capacity tidak dapat diukur dengan metode ekspirasi.

3. Pada literature, ada ukuran yang disebut forced expiratory volume

one second (FEV1). Coba jelaskan apa maksudnya ? Apa tujuan

mengukur FEV1 ? apakah bisa diukur dengan percobaan ini ?

Jelaskan

Jawab :

- Forced Expiratory Volume in First Second (FEV1)

adalah volume udara yang dikeluarkan pada detik pertama dimulai

dengan hembusan nafas kuat pada pernafasan penuh. Lama ekspirasi

pertama pada orang n o r m a l b e r k i s a r a n t a r a 4 - 5 d e t i k

d a n p a d a d e t i k p e r t a m a o r a n g n o r m a l

d a p a t mengeluarkan udara pernapasan sebesar 80% dari nilai

VC. Fase detik pertama inid i ka t akan l eb ih pe n t i ng da r i

f a s e - f a s e s e l an ju tn ya . Adanya ob s t ruk s i

pe rnapa sa nd i da sa rkan a t a s be sa rny a vo lum e pa da de t i k

4 | P a g e

Page 5: Tugas Fisio Blok 12

pe r t a ma t e r s e bu t . I n t e rp r e t a s i t i dak  didasarkan pada nilai

absolutnya tetapi pada perbandingan nilai FEV1 dengan FVC. Bila FEV1/FVC

kurang dari 75 % berarti abnormal. Pada penyakit obstruktif seperti bronkitiskronik

atau emfisema terjadi pengurangan FEV1 yang lebih besar dibandingkan

kapasitasvital (kapasitas vital mungkin normal) sehingga rasio FEV1/FVC kurang

dari 75%.

- Tujuan pengukuran FEV1 adalah mengukur volume paru secara

dinamik dan statis serta menilai perubahan atau gangguan pada faal

paru.

- FEV 1 tidak bisa diukur pada percobaan ini karena tidak ada grafik

volume

Tabel hasil praktikum

Nama Sex TB Usia TV VC ERV IRV Vol

1

mnt

Vol

1

jam

Vol 1

hari

O₂ 1

hari

Azka Perempuan 159cm 20 500cc 2700cc 700cc 1500cc 11

L

660

L

15.840

L

3326,4

L

Melani Perempuan 155cm 19 300cc 2500cc 900cc 1300cc 5,4

L

324

L

7776

L

1632,96

L

5 | P a g e

Page 6: Tugas Fisio Blok 12

Cara menghitung ERV, IRV, vol 1 menit, vol 1 jam, vol 1 hari, dan O₂ 1 hari

Nama : Azka

FEV : 1200cc

VT : 500cc

FEV=VT+ERV

ERV = FEV – VT

= 1200cc – 500cc

ERV = 700cc

IRV = VC – VT – ERV

= 2700cc – 500cc – 700cc

IRV = 1500cc

Vol 1 menit = VT X RR

= 500cc X 22

= 11000cc

Vol 1 menit = 11 L

Vol 1 jam = VT X RR X 60

= 500cc X 22 X 60

= 660000cc

Vol 1 jam = 660 L

Vol 1 hari = VT X RR X 60 X 24

= 500cc X 22 X 60 X 24

= 15840000cc

Vol 1 hari = 15840 L

O₂ 1 hari = VT X RR X 60 X 24 X 21%

= 500cc X 22 X 60 X 24 X 21%

= 3326400cc ; O ₂ 1 hari = 3326,4 L

6 | P a g e

Page 7: Tugas Fisio Blok 12

Nama : Melani

FEV : 1200cc

VT : 300cc

FEV = VT + ERV

ERV = FEV – VT

= 1200cc – 300cc

ERV = 900cc

IRV = VC – VT – ERV

= 2500cc – 300cc- 900cc

IRV = 1300cc

Vol 1 menit = VT X RR

= 300cc X 18

= 5400cc

Vol 1 menit = 5,4 L

Vol 1 jam = VT X RR X 60

= 300cc X 18 X 60

= 324000cc

Vol 1 jam = 324 L

Vol 1 hari = VT X RR X 60 X 24

= 300cc X 18 X 60 X 24

= 7776000cc

Vol 1 hari = 7776 L

O₂ 1 hari = VT X RR X 60 X 24 X 21%

= 300cc X 18 X 60 X 24 X 21%

= 1632960cc

O ₂ 1 hari = 1632,96 L

7 | P a g e

Page 8: Tugas Fisio Blok 12

Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan yaitu praktikum spirometri

untuk menganalisa kapasitas pernafasan manusia dengan menilai volume tidal,

volume capacity dan FEV, didapaatkan hasil :

Volume tidal didapat dengan mengukur volume udara saat ekspirasi

normal namun sebelumnya dilakukan inspirasi normal. pada naracoba pertama

didapatkan hasil 500cc berarti normal karena nilai normal volume tidal seseorang

adalah 500cc. Pada naracoba kedua didapatkan hasil 300cc, tidak sesuai dengan

nilai normal hal ini dikarenakan kesalahan naracoba dalam melakukan

pengukuran atau belum siapnya kondisi naracoba. Karena jika dilihat pada faktor-

faktor yang memepengaruhi kapasitas pernafasan seseorang (TB, jenis kelamin,

dan umur), seharusnya volume tidal naracoba pertama lebih rendah dibanding

volume tidal pada naracoba kedua. Pada praktikum ini kami tidak dapat

membandingkan antara volume tidal pada wanita dan pada pria, dikarenakan yang

menjadi naracoba semuanya wanita.

Volume capacity (VC) didapat dengan cara inspirasi semaksimal mungkin

lalu ekspirasi semaksimal mungkin. Volume capasity dapat menggambarkan

kemampuan paru untuk mengembang, nilai normal volume capacity (VC) untuk

wanita adalah 4200cc sedangkan pada pria nilai normalnya 6000cc. Berdasarkan

hasil peraktikum didapat pada naracoba pertama 2700cc dan pada naracoba kedua

2500cc, volume capacity (VC) pada kedua naracoba tersebut tidak sesuai dengan

nilai normal. Hal ini dapat dikarenakan kesalahan dari yang memberikan

instruksi/pengamat dan dari naracoba sebab pada spirometri dibutuhkan ketelitian

dan kemampuan dari instruktur/pengamat dalam mengarahkan naracoba serta

kepatuhan naracoba juga sangat mempengaruhi. Jika berdasarkan teori yang ada

mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas pernafasan,

kemungkinan pada kedua naracoba dikarenakan pengembangan paru yang kurang

maksimal bisa juga karena kurang olahraga.

FEV (forced expiratory volume) didapatkan dengan inspirasi normal

kemudian ekspirasi semaksimal mungkin. Didapatkan hasil pada naracoba

8 | P a g e

Page 9: Tugas Fisio Blok 12

pertama dan kedua sebesar 1200cc. Didapatkan hasil yang sama pada kedua

naracoba, kemumgkinan kemampuan mengekspirasi kedua naracoba sama.

ERV (expiratory reserve volume) adalah volume udara ekstra maksimal

yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal,

jumlah normalnya pada pria sebesar 1000cc dan pada wanita 700cc. Dapat juga

didapatkan melalui rumus: ERV = FEV – VT. Pada hasil praktikum didapat pada

naracoba pertama sebesar 700cc dan naracoba kedua sebesar 900cc. Hal ini

dikarenakan adanya perbedaan pada volume tidal, sedangkan kedua FEV

naracoba sama sehingga didapatkan hasil pada ERV yang berbeda pula.

IRV (inspiratory reserve volume) adalah volume udara ekstra yang dapat

diinpirasi setelah dan diatas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat,

jumlah normalnya pada pria 3300cc dan pada wanita 1900cc. Dapat juga

didapatkan melalui rumus: IRV = VC – VT – ERV. Pada hasil praktikum didapat

pada naracoba pertama sebesar 1500cc dan pada naracoba kedua sebesar 1300cc,

nilai IRV pada kedua naracoba tidak sesuai dengan nilai normal, dapat

dikarenakan kesalahan dalam pelaksaannya. Dapat juga dikarenakan tidak

sesuainya dengan nilai normal pada VC (volume capacity) pada kedua naracoba,

volume tidal pada naracoba yang kedua, ERV yang tidak sesuai dengan nilai

normal pada naracoba kedua sehingga nilai IRVnya pun tidak sesuai dengan nilai

normal.

Setelah dilakukan pengukuran kapasitas pernafasan dilakukanpula

pengukuran respiratory rate dan didapatkan hasil, pada naracoba pertama 22 kali

dan pada naracoba kedua 18 kali. Nilai respiratory keduanya normal. Berdasarkan

hasil pengukuran respiratory rate dan volume tidal dapat dilakukan perhitungan

volume pernafasan dan O2 yang dikonsumsi dalam 1 hari, hasil pengukuran

tersebut terdapat pada tabel hasil praktikum.

9 | P a g e

Page 10: Tugas Fisio Blok 12

Kesimpulan

Spirometri adalah metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan

mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru menggunakan

alat yang bernama spirometer dan hasil pengukurannya disebut spirogram.

Volume paru terdiri dari volume tidal (VT), ERV (expiratory reserve

volume), IRV (inspiratory reserve volume), dan (VR) volume residu.

Kapasitas pernafasan seseorang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,

tinggi badan, posisi tubuh, kekuatan fungsi otot pernafasan, ukuran dan

bentuk anatomi tubuh, daya pengembangan paru (compliance), masa kerja

dan riwayat pekerjaan, riwayat penyakit paru, olahraga rutin, dan

kebiasaan merokok.

Pada percobaan ini tidak dapat mengukur residual volume, functional

residual capacity, dan total lung capacity, karena spirometer merupakan

pengukuran dengan metode ekspirasi, sedangkan residual volume,

functional residual capacity, dan total lung capacity tidak dapat diukur

dengan metode ekspirasi.

forced expiratory volume one second (FEV1) adalah volume udara yang

dikeluarkan pada detik pertama dimulai dengan hembusan nafas kuat pada

pernafasan penuh. Bertujuan untuk mengukur volume paru secara dinamik

dan statis serta menilai perubahan atau gangguan pada faal paru.

FEV1 tidak bisa diukur pada percobaan ini karena tidak ada grafik volume.

10 | P a g e