tugas
DESCRIPTION
lkf;kj ;gk;kg;k;k;akg;laasldkjf;laksdjflkajf;kjf;lakj;flkjf;lkjflskjf;lajfiej;aljeifj;alsijflsiejflkdjfdkfkajsdkfjeij;alkjflsejflkdjflaisjfije lkjsfljfkjfjjflsjdlkfjalsekjf lksdjfkdjflkjdfkjafjaTRANSCRIPT
TUGAS
TEKNIK BUDIDAYA
TANAMAN HORTIKULTURA
“BUDIDAYA BAWANG PUTIH”
Oleh:
Dionisius Andhika Diandra
134 100 044
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2013
A. Latar Belakang
Bawang putih (Allium sativum L) selain merupakan jenis sayuran yang penting, juga
merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru ekonomi dalam pembangunan pertanian.
Bawang putih ini dianggap sebagai komoditas potensial terutama untuk subsitusi impor dan
dalam hubungannya dengan penghematan devisa. Perkembangan terakhir (2006), impor
bawang putih indonesia berjumlah 295 ribu ton dengan nilai tidak kurang dari US$ 103 juta
atau sebesar Rp 927 milyar, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang putih sampai saat ini adalah varietas
bawang putih yang berkembang di indonesia umumnya memiliki potensi hasil yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan potensi hasil bawang putih di daerah subtropis. Begitu
pula tingkat pengusahaanya terbatas di daerah dataran tinggi (> 800 m dpl). Dengan demikian
dengan adanya jenis-jenis bawang putih yang cocok diusahakan di dataran rendah merupakan
peluang baru dalam pembangunan pertanian khususnya untuk ekstensifikasi bawang putih
dalam negeri bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi bawang putih yang terus meningkat tiap
tahunnya. Menurut data Susenas, konsumsi per kapita bawang putih penduduk indonesia
mencapai 1,13 kg/tahun sehingga kebutuhan bawang putih nasional per tahun mencapai
sekitar 250 ribu ton. D.I.Yogyakarta mempunyai varietas bawang putih dataran rendah yaitu
Lumbu Putih.
B. PERSYARATAN EKOLOGIS
1. Tanaman bawang putih dataran rendah tumbuh pada hampir semua jenis tanah, namun
yang
2. terbaik pada tanah bertekstur sedang (lempung sampai lempung berpasir).
3. pH tanah yang cocok adalah 5,6 – 6,8 dan drainasenya baik.
4. Walaupun umumnya bawang putih ini tahan suhu panas, namun hanya dapat tumbuh
dengan
5. baik pada daerah yang memiliki suhu yang dingin (<25` c pada bulan-bulan tertentu).
6. Suhu dingin tersebut diperlukan terutama pada saat pembentukan dan pembesaran umbi
7. tanaman. Di Indonesia, waktu tanam terbaik untuk bawang putih dataran rendah yaitu
bulan Mei, Juni atau Juli.
C. TEKNOLOGI BUDIDAYA
1. Lahan dibuat bedengan dengan lebar bedengan 1,2 – 1,75 m, dengan jarak perit antar
bedengan 40 – 50 cm; sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan lahan yang
tersedia.
2. Kemudian diidtirahatkan sekitar 2 minggu, selanjutnya diolah 2 – 3 kali sehingga
permukaan tanahnya cukup halus.
3. Sebelum penanaman, perlu dicek pH tanahnya, jika < 5,6 perlu dilakukan
pengapurandengan dosis 1,5 – 3, ton per ha.
4. 2 – 3 hari sebelum tanam dilakukan pemberian pupuk dasar yaitu menggunakan pupuk
kandang (10 – 15 ton/ha) atau pupuk kompos (2 ton /ha) dan SP-36 sebanyak 200 –
300kg /ha.
5. Umbi bibit yang telah siseleksi (dalam bentuk siung-siung) ditanam dibedengan dengan
kedalaman 1/4 – 1/2 tinggi siung bibit, kemudian ditutp dengan mulsa jerami padi setebal
3 – 5 cm.
6. Pemupukan susulan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pada umur 15, 30 dan 45 hari
setelah tanam dengan menggunakan campuran pupuk 200 kg ZA + 100kg Urea + 100 kg
KCL per ha untuk setiap kali pemberian pupuk susulan. Caranya, pupuk disebar antara
barisan tanaman kemudian diikuti dengan penyiraman.
D. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Bawang yang ditanam kadang-kadang tidak tumbuh karena kesalahan teknis
penanaman atau faktor bibit. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dalam suatu lahan ada
tanaman yang tidak tumbuh sama sekali, ada yang tumbuh lalu mati, dan ada yang
pertumbuhannya tidak sempurna. Jika keadaan ini dibiarkan, maka produksi yang
dikehendaki tidak tercapai. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan pertumbuhan yang seragam,
seminggu setelah tanam dilakukan penyulaman terhadap bibit yang tidak tumbuh atau
pertumbuhannya tampak tidak sempurna. Biasanya untuk penyualaman dipersiapkan bibit
yang ditanam di sekitar tanaman pokok atau disiapkan di tempat khusus. Persiapan bibit
cadangan ini dilakukan bersamaan dengan penanaman tanaman pokok.
Penyiangan
Pada penanaman bawang putih, penyiangan dan penggemburan dapat dilakukan dua
kali atau lebih. Hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan selama satu musim tanam.
Penyiangan dan penggemburan yang pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3-2
minggu setelah tanam. Adapun penyiangan berikutnya dilaksanakan pada umur 4-5 minggu
setelah tanam. Apabila gulma masih leluasa tumbuh, perlu disiang lagi. Pada saat umbi mulai
terbentuk, penyiangan dan penggemburan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak akar dan umbi baru.
Pembubunan
Dalam penanaman bawang putih perlu dilakukan pembubunan. Pembubunan terutama
dilakukan pada tepi bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya
mengambil tanah dari selokan/ parit di sekeliling bedengan, agar bedengan menjadi lebih
tinggi dan parit menjadi lebih dalam sehingga drainase menjadi normal kembali.
Pembubunan juga berfungsi memperbaiki struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan
tanah tertutup kembali sehingga tanaman berdiri kuat dan ukuran umbi yang dihasilkan dapat
lebih besar-besar.
Pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan dengan 2 tahap, yaitu sebelum tanam atau bersamaan
dengan penanaman sebagai pupuk dasar dan sesudah penanaman sebagai pupuk susulan.
Unsur hara utama yang diperlukan dalam pemupukan adalah N, P, dan K dalam bentuk N,
P2O5, dan K2O. Unsur-unsurhara lainnya dapat terpenuhi dengan pemberian pupuk kandang.
Perkiraan dosis dan waktu aplikasi pemupukan Bawang putih memerlukan sulfur dalam
jumlah yang cukup banyak. Unsur ini mempengaruhi rasa dan aroma khas bawang putih.
Oleh sebab itu, apabila menggunakan KCl sebagai sumber kalium, maka sebagai sumber
nitrogen sebaiknya menggunakan pupuk ZA. Jika sebagai sumber nitrogen digunakan Urea,
maka untuk sumber kalium sebaiknya digunakan ZK.
Hal ini dilakukan agar kebutuhan sulfur tetap terpenuhi. Berdasarkan kebutuhan unsur
hara di atas, jumlah pupuk yang akan digunakan dapat dihitung berdasarkan jenis dan
kandungan unsur haranya. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan mebenamkan pupuk di
dalam larikan disamping barisan tanaman seperti cara memberikan pupuk dasar. Penggunaan
pupuk anorganik ini dapat diimbangi dengan pemberian pupuk organik maupun kompos yang
diseseuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Pemberian air dapat dilakukan dengan menggunakan gembor atau dengan
menggenangi saluran air di sekitar bedengan. Cara yang terakhir dinamakan sistem leb.
Penyiraman dengan gembor, untuk bawang yang baru ditanam, diusahakan lubang
gembornya kecil agar air yang keluar juga kecil sehingga tidak merusak tanah di sekitar bibit.
Jika air yang keluar besar, maka posisi benih dapat berubah, bahkan dapat mengeluarkannya
dari dalam tanah. Pada awal penanaman, penyiraman dilakukan setiap hari. Setelah tanaman
tumbuh baik, frekuensi pemberian air dijarangkan, menjadi seminggu sekali. Pemberian air
dihentikan pada saat tanaman sudah tua atau menjelang panen, kira-kira berumur 3 bulan
sesudah tanam atau pada saat daun tanaman sudah mulai menguning.
E. Panen
Ciri dan Umur Panen
Bawang putih yang akan dipanen harus mencapai cukup umur. Tergantung pada
varietas dan daerah, umur panen yang biasa dijadikan pedoman adalah antara 90-120 hari.
Ciri bawang putih yang siap panen adalah sekitar 50 prosen daun telah menguning/kering dan
tangkai batang keras.
Cara Panen
Bawang putih didaratan rendah biasanya telah siap dipanen pada umur 80 – 100 hari
tergantung keadaan kesuburan tanaman dilapangan. Ciri tanaman bawang putih siap dipanen,
daun tanaman 50 % telah menguning atau kering dan tangkai batangnya sudah keras. Cara
panen dapatdilakukan dengan pencabutan langsung terutama pada tanah yang ringan dan
pencukilan dilakukan pada tanah-tanah bertekstur agak berat. Hasil tanaman diikat sebanyak
30 tangkai tiap ikat dan dijemur selama 1 – 2 minggu.
Periode Panen
Tanaman bawang putih dapat dipanen setelah berumur 95-125 hari untuk varietas
lumbu hijau dan umur antara 85-100 hari untuk varietas lumbu kuning. Setelah pemanenan,
lahan dapat ditanami kembali setelah dibiarkan selama beberapa minggu dan diolah terlebih
dahulu atau dapat pula ditanami tanaman lainnya untuk melakukan rotasi tanaman.
F. Pascapanen
Pengumpulan
Setelah dipanen dilakukan pengumpulan dengan cara mengikat batang semu bawang
putih menjadi ikatan-ikatan kecil dan diletakkan di atas anyaman daun kelapa sambil
dikeringkan untuk menjaga dari kerusakan dan mutunya tetap baik. Penyortiran dan
Penggolongan Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan umbiumbi bawang putih menurut
ukuran dan mutunya. Sebelum dilakukan penyortiran, umbi-umbi yang sudah kering
dibersihkan. Akar dan daunnnya dipotong hingga hanya tersisa pangkal batang semu
sepanjang ± 2 cm. Ukuran atau kriteria sortasi umbi bawang putih adalah:
1. keseragaman warna menurut jenis.
2. ketuaan/umur umbi.
3. tingkat kekeringan.
4. kekompakan susunan siung.
5. bebas hama dan penyakit.
6. bentuk umbi (bulat atau lonjong).
7. ukuran besar-kecilnya umbi.
Berdasarkan ukuran umbi, bawang putih dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas, yaitu.
i. kelas A: umbi yang diameternya lebih dari 4 cm.
ii. kelas B: umbi yang diameternya antara 3-4 cm.
iii. kelas C: umbi yang diameternya antara 2-3 cm.
iv. kelas D: umbi yang kecil atau yang pecah dan rusak.
Penyimpanan
Dalam jumlah kecil, bawang putih biasanya disimpan dengan cara digantung ikatan-
ikatannyadi atas para-para. Setiap ikatan beratnya sekitar 2 kg. Para-paranya dibuat dari kayu
atau bambu dan diletakkan diatas dapur. Cara seperti ini sangat menguntungkan karena setiap
kali dapur dinyalakan, bawang putih terkena asap. Pengasapan merupakan cara pengawetan
yang cukup baik. Dalam jumlah besar, caranya adalah disimpan di dalam gudang. Gudang
yang akan digunakan harus mempunyai ventilasi agar bisa terjadi peredaran udara yang baik.
Suhu ruangan yang diperlukan antara 25-30oC. Jika suhu ruangan terlalu tinggi, akan terjadi
proses pertunasan yang cepat. Kelembaban ruangan yang baik adalah 60-70 prosen.
Pengemasan dan Pengangkutan
Untuk memudahkan pengangkutan bawang putih dimasukkan ke dalam karung goni
atau karung plastik dengan anyaman tertentu. Alat pengangkutan bisa bermacam-macam, bisa
gerobak, becak, sepeda atau kendaraan bermotor.
Gambar.1. Tanaman bawang putih Gambar.2. Keratan rentas seulas bawang putih.
Bawang putih yang telah dituai dijemur sebelum disimpan untuk kegunaan lain.