tugas

19

Click here to load reader

Upload: nadia-ananda

Post on 08-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

religion

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManusia ditakdirkan Allah SWT untuk menempati planet bumi bersama dengan makhluk-makhluk lainnya. Bumi yang ditempati manusia ini disiapkan Allah SWT mempunyai kemampuan untuk bisa menyangga kehidupan manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Akan tetapi sesuai pula dengan sunnatullah (hukum Allah), bumi juga mempunyai keterbatasan, sehingga bisa mengalami kerusakan bahkan kehancuran.Permasalahan kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup nasional maupun global, jika dicermati sebenarnya berakar dari cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam lingkungannya. Kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh ulah manusia. Perilaku manusia yang kurang atau tidak bertanggungjawab terhadap lingkungannya telah mengakibatkan terjadinya berbagai macam kerusakan lingkungan. Sebagai contoh yaitu pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah atau sampah industri, rumah tangga, dan kegiatan lain yang tidak bertanggung jawab, akhirnya mengancam balik keselamatan dan kehidupan manusia. Islam merupakan agama yang mengatur semua aspek kehidupan manusia di muka bumi, termasuk juga mengenai bagaimana manusia dalam menjaga lingkungannya. Islam memberikan pandangan tersendiri terhadap lingkungan atau alam, karena manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi, yang harus menjaga dan melestarikan bumi.

1.2 PermasalahanMenurut pandangan islam, Umat manusia sebagai kholifah telah di beri tanggung jawab kepada ALLAH SWT untuk menjaga serta melestarikan lingkungan dan alam semesta.

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui hubungan antara islam dan lingkungan2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam serta kewajiban terhadap lingkungan3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk sosialisasi atau penanganan mengenai permasalahan mengenai lingkungan.

BAB IIISI

2.1 Islam Agama Rahmatan LilalaminBenar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, yang artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah, lihat saja sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-Imam al-Hakim, Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggung jawaban kepadanya. Burung tersebut mempunyai hak untuk disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar. Sungguh begitu indahnya Islam itu bukan? Dengan hewan saja tidak boleh sewenang-wenang, apalagi dengan manusia. Bayangkan jika manusia memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.Namun banyak orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.Pernyataan bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil alamin sebenarnya adalah kesimpulan dari firman Allah Taala, Dan Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia (QS. Al Anbiya: 107)Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lilalamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia.: Secara bahasa, rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab, Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa sallam adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.Tugas Nabi Muhammad adalah membawa rahmat bagi sekalian alam, maka itu pulalah risalah agama yang dibawanya. Tegasnya, risalah Islam ialah mendatangkan rahmat buat seluruh alam. Lawan daripada rahmat ialah bencana dan malapetaka. Maka jika dirumuskan ke dalam bentuk kalimat yang menggunakan kata peniadaan, kita lau mendapat pengertian baru tapi lebih tegas bahwa islam itu bukan bencana alam. Dengan demikian kehadiran Islam di alam ini bukan untuk bencana dan malapetaka, tetapi untuk keselamatan, untuk kesejahteraan dan untuk kebahagiaan manusia lahir dan batin, baik secara perseorangn maupun secara bersama-sama dalam masyarakat.Islam itu ibarat Ratu Adil yang menjadi tumpuan harapan manusia. Ia harus mengangkat manusia dari kehinaan menjadi mulia, menunjuki manusia yang tersesat jalan. Membebaskan manusia dari semua macam kezhaliman, melepaskan manusia dari rantai perbudakan, memerdekakan manusia dari kemiskinan rohani dan materi, dan sebagainya. Tugas Islam memberikan dunia hari depan yang cerah dan penuh harapan. Manusia akhirnya merasakan nikmat dan bahagia karena Islam. Kebenaran risalah Islam sebagai rahmat bagi manusia, terletak pada kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam adalah dalam satu kesatuan ajaran, ajaran yang satu dengan yang lainnya mempunyai nisbat dan hubungan yang saling berkait. Maka Islam dapat kita lihat serempak dalam tiga segi yaitu aqidah, syariah dan nizam.Dalam satu tinjuan, Islam adalah suatu aqidah atau keyakinan. Mulai dari pada Islam itu sendiri secara totalitas adalah suatu keyakinan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan kebenarannya mutlak karena bersumber dari yang Maha Mutlak. Maka segala yang diperintahkannya dan diizinkannya adalah suatu yang haq.Dan carilah karunia yang Allah berikan kepadamu untuk keselamtan bagi negri akhirat, tapi janganlah engkau lupakan masalahmu di dunia. Dan ciptakanlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, janganlah engkau berbuat kerusuhan di bumi, karena sesungguhnya Allah tidak senang bagi orang-orang yang berbuat rusuh. Yang menjadi tantangan besar umat Islam masa kini adalah Islam belum lagi terwujud risalahnya, ia belum lagi menjadi rahmat bagi manusia. Karenanya kita harus mengadakan koreksi total terhadap cara-cara hidup kita, baik dalam bidang ubudiyah maupun dalam bidang muamalah.Umat Islam dilarang menjadi umat pengekor, tetapi sebagai pengendali. Tidak pula boleh menjadi gerobak yang ditarik ke mana-mana, tetapi sebagai lokomotip yang menarik dan bertenaga besar. Islam tidak condong ke barat dan tidak pula miring ke timur, tapi Islam tampil ke tengah-tengah mengajak seluruh benua, ras dan bangsa untuk berkiblat kepadanya. Islamlah yang harus memimpin jalannya sejarah menuju kepada hidup dan kehidupan yang bahagia (hayatun thayyibatun) dalam rangka masyarakat yang sejahtera dan bahagia di bawah naungan ampunan Allah (baldatun thayyibatun wa rabbun ghofuur). Betapa tinggi fungsi umat Islam di tengah-tengah kancah kehidupan manusia Allah berfirman : Kamu adalah umat yang paling baik, yang ditempatkan ke tengah-tengah manusia, untuk memimpin kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan percaya penuh kepada Allah..

2.2 Pandangan Islam Terhadap Kewajiban Umat Islam

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar (QS Ar-Rum[30]:41)Manusia sebagai khalifah (wakil atau pengganti) Allah, salah satu kewajiban atau tugasnya adalah membuat bumi makmur. Ini menunjukkan bahwa kelestarian dan kerusakan alam berada di tangan manusia. Manusia harus mengiringi alam bertasbih memuji Allah, antara lain memelihara kelestarian alam dan mengarahkannya kearah yang lebih baik (islah), dan bukannya melakukan perusakan di muka bumi. Sekali lagi, Islam membolehkan Pengelolaan bumi dan pemanfaatannya dengan syarat kelestarian dan keberlangsungannya, jangan sampai merusak habitat alam Berdzikir kepada Allah dan bersyukur kepada-NyaBerdzikir dengan selalu ingat kepada-Nya juga selalu mengingat ciptaan-Nya dan tujuan dari ciptaan-Nya itu. Sedangkan bersyukur kepada Allah dengan berterima kasih atas nikmat dan karunia-Nya juga memanfaatkan nikmat dan karunia itu untuk kemaslahatan sesuai dengan tujuan penciptaan dan tuntunan-Nya.Ingatlah kepada-Ku, Aku akan ingat kepadamu dan bersykurlah kepada-Ku dan janganlah membangkang (Q.S. Al-Baqarah: 152). Merenungkan dan mentafakuri kejadian alam semesta dan alam lingkungannyaHal ini akan lebih memperkuat keyakinan akan kebesaran Pencipta-Nya. Katakanlah: Perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi (Q.S. Yunus: 101). Meneliti dan mengkaji rahasia-rahasia kejadian alam, asal-usul kejadiannya, tujuan kejadiannya, dan akhir kejadiannya.Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulul Albab, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau sambil duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (Q.S. Ali Imran: 190-191). Mempelajari kehidupan umat terdahuluDan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat yang diderita oleh orang-orang sebelum mereka. Orang-orang itu lebih kuat dari mereka dan telah mengolah bumi bumi serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku dzalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku dzalim terhadap diri sendiri. kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah azab yang lebih buruk karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya (Q.S. Ar-Rum 9-10). Memelihara kelestarian alamDia menjadikan kamu dari bumi dan menyerahkan kepadamu untuk memakmurkannya (Q.S. Hud: 61).Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berbuat kerusakan (Q.S. Al-Qashash: 77).Bagi kita umat islam, usaha pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan ekonomis atau politis atau karena desakan program pembangunan nasional. Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersama-sama.Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah ibadah kepada Allah SWT yang dapat memperoleh karunia pahala. Sebaliknya, setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai-Nya. Karena itu tergolong sebagai perbuatan maksiat atau munkar yang diancam dengan siksa.2.3 Pandangan Islam terhadap lingkungan Menurut Islam (Al-Quran) alam bukan hanya benda yang tidak berarti apa-apa selain dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alam dalam pandangan Islam (Al-Quran) adalah tanda (ayat) keberadaan Allah. Alam memberikan jalan bagi manusia untuk mengetahui keberadaan-Nya. Allah berfirman,

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, (QS Adz-Dzariyat [51]:20).Dalam Al-Quran banyak ditemukan ketika berbicara tentang alam dilanjutkan dengan anjuran untuk berfikir memahami, mengingat, bersyukur, dan bertafakkur. Semua ini akan mengantarkan manusia kepada sesuatu yang Maha Mutlak yang menciptakan alam dengan keharmonisan hukum-hukum yang mengaturnya. Alam adalah tanda-tanda (ayat) Allah, dalam artian bahwa alam mengabarkanakan keberadaan Allah sebagai pencipta alam.Alam adalah manifestasi dari seluruh nama-nama dan sifat-sifat Allah. Misalnya, tumbuh-tumbuhan merefleksikan sifat-sifat Ilahi berupa pengetahuan karena tumbuh-tumbuhantahu bagaimana menemukan makanan dan cahaya, buah-buahan memanifestasikan anugerah dan karunia Allah, dan hewan mencerminkanempat sifat Ilahi; kehidupan, pengetahuan, keinginan, dan kekuasaan. Karena alam adalah lokus manifestasi dari seluruh nama-nama dan sifat-sifat Ilahi, maka merusak alam berarti merusak wajah atau tanda (ayat) Tuhan di muka bumi. Manusia, terutama umat Islam, harus memperlakukan dengan baik karena ia adalah tangga untuk merenungi kemahakuasaan Allah. Renungan akan keindahan dan keharmonisan alam akan mengantarkan kaum Muslim menjadi orang-orang bertaqwa.Dalam Al-Quran, Allah menyatakan bahwa alam diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Allah berfirman,

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir,(QS Al-Jatsiyah [45}:13).Ayat inilah yang menjadi landasan teologis pembenaran Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Islam tidak melarang memanfaatkan alam, namun ada aturan mainnya. Manfaatkan alam dengan cara yang baik (bijak) dan manusia bertanggung jawab dalam melindungi alam dan lingkungannya serta larangan merusaknya.Manusia sebagai khalifah (wakil atau pengganti) Allah, salah satu kewajiban atau tugasnya adalah membuat bumi makmur. Ini menunjukkan bahwa kelestarian dan kerusakan alam berada di tangan manusia. Dalam Islam (Al-Quran), hak mengelola alam tidak dapat dipisahkan dari kewajiban untuk memelihara kelestariannya (sinergi keduanya). Mengelola alam harus diiringi dengan usaha-usaha untuk melestarikannya. Banyaknya ayat Al-Quran yang membicarakan larangan merusak bumi, mengindikasikan kewajiban umat Islam untuk memelihara kelestarian dan keasrian bumi. Setiap perusakan lingkungan haruslah dilihat sebagai perusakan terhadap diri sendiri. Tuntunan moral Islam dalam mengelola alam adalah larangan serakah dan menyia-nyiakannya, serta banyak penjelasan tentang lingkungan ini melalui hadist-hadist Nabi Muhammad Saw.Manusia harus mengiringi alam bertasbih memuji Allah, antara lain memelihara kelestarian alam dan mengarahkannya kea rah yang lebih baik (islah), dan bukannya melakukan perusakan di muka bumi. Sekali lagi, Islam membolehkan Pengelolaan bumi dan pemanfaatannya dengan syarat kelestarian dan keberlangsungannya, jangan sampai merusak habitat alam.

2.4 Model model sosialisasi Lingkungan Dalam pengelolaan lingkungan yang terpadu dibutuhkan peran dari berbagai pihak seperti pemerintah, media massa, pendidik, tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat umum. Beberapa aspek dasar yang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan yang terpadu adalah:1. Pendidikan lingkunganPendidikan lingkungan merupakan unsur yang sangat penting dalam mengelola lingkungan. Pendidikan lingkungan memiliki peran yang strategis dan penting dalam mempersiapkan manusia untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan. Melalui pendidikan lingkungan orang dapat mengembangkan pemikiran dan teknologi yang mampu mendukung langkah yang tepat untuk skala lokal maupun global. Selain dari itu, pendidikan sendiri merupakan jalur positif untuk menuju perubahan pemahaman mengenai lingkungan hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan dari suatu masyarakat maka semakin tinggi pula persepsi dan kepedulian masyarakat tersebut sehingga menimbulkan sikap serta perilaku yang lebih baik dalam menghadapi masalah lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari persepsi rakyat di negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, dan Jepang yang sangat mengindahkan lingkungan hidup mereka. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan harus disampaikan secara intensif dan komprehensif melalui semua jenjang pendidikan baik formal maupun nonformal. Contoh praktek-praktek yang tidak baik seperti membuang sampah sembarangan, membuang cairan beracun ke dalam sungai, bercocok tanam di atas lahan pembuangan sampah, menggunakan kertas bercetak (misalnya kertas koran) sebagai pembungkus makanan, menggunakan bahan pengawet mayat sebagai pengawet makanan, menggunakan bahan pewarna pakaian sebagai pewarna makanan, dan banyak lagi merupakan praktek-praktek umum yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia karena kurangnya pendidikan lingkungan dan kesehatan tersebut. Ditambah lagi banyaknya industri yang tidak mengindahkan lingkungan dengan membuang limbah secara langsung atau limbah yang tidak diolah secara memadai ke dalam lingkungan. Hal ini menunjukkan pula bahwa kedisiplinan bangsa kita sangat kurang dalam mengelola lingkungan. Selain itu, dapat juga menjadi petunjuk bahwa karakter bangsa kita yang tidak peduli, egois, mementingkan kepentingan (ekonomi) sesaat dibandingkan dengan menjaga kepentingan pembangunan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

2. Media massaPeningkatan pengetahuan manusia tentang lingkungan hidup bila tanpa disertai upaya penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan itu sendiri sudah barang tentu akan menjadi hambatan ke arah terciptanya lingkungan yang berkualitas. Peranan media massa dalam perluasan informasi tersebut sangatlah besar. Media massa disini sudah termasuk: media cetak, radio, televisi dan internet. Dibandingkan media massa yang lainnya, media cetak khususnya surat kabar dapat berperan penting dalam hal penyebaran informasi masalah lingkungan. Hal ini dimungkinkan dikarenakan surat kabar merupakan media yang relatif murah serta mudah diperoleh sehingga cenderung memiliki tingkat efektifitas penyebaran informasi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan media lainnya seperti misalnya radio, televisi dan internet. Penyediaan rubrik khusus mengenai lingkungan di media massa tersebut dapat menjadi sumbangan yang tak terkira bagi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

3. Kebijakan dan Penegakan hukum lingkunganPengembangan kebijakan yang mudah dipahami dan efektif dilaksanakan juga merupakan faktor penting dalam pengelolaan lingkungan yang baik. Selain itu, penegakan hukum khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat dan perlindungan lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pengelolaan lingkungan. Walaupun berbagai kebijaksanaan telah diciptakankan dalam rangka untuk mendapatkan lingkungan yang berkualitas, namun bila penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya maka sasaran yang akan dicapai akan menjadi sia-sia. Selama ini peran pemerintah sangatlah kecil dalam proses penegakan hukum lingkungan. Program-program seperti kali bersih, langit biru, analisis dampak lingkungan (AMDAL), pemberian penghargaan KALPATARU dan program lingkungan lainnya lebih terkesan sebagai semboyan ketimbang program yang dilaksanakan dengan baik. Salah satu faktor kegagalan tersebut adalah kurangnya Kemampuan aparat pemerintah dalam menegakkan hukum lingkungan.

BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanKerusakan lingkungan seharusnya tidak hanya dipandang dari segi kepentingan manusia semata, namun difokuskan pada menurunnya kualitas dan daya dukung bagi hewan, tumbuhan, ataupun mikroba yang pada akhirnya mempengaruhi kehidupan manusia. Sesuai dengan motto sebagai agama yang rahmatan lil alamin (kasih bagi alam semesta; surat 21 ayat 107), maka sudah sewajarnya apabila Islam menjadi pelopor bagi pengelolaan lingkungan sebagai manifestasi dari rasa kasih bagi alam semesta tersebut. Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan yang bersih, karena kebersihan merupakan bagian hidup masyarakat Islam seperti diutarakan oleh nabi Muhammad SAW dengan hadistnya yang berbunyi: Kebersihan merupakan bagian dari iman. Nabi Muhammad SAW juga melarang manusia untuk membuang air seni ke dalam sumber mata air, jalanan, di tempat teduh, dan di dalam liang (tempat hidup) binatang. Larangan tersebut dapat dimanifestasikan lebih lanjut sebagai larangan Islam dalam membuang sampah atau produk-produk berbahaya ke dalam lingkungan yang kemungkinan besar akan merusak atau menurunkan mutu lingkungan tersebut. Islam mengajak manusia untuk secara aktif mengelola lingkungan tersebut, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya. Hal ini sesuai dengan filsafah Islam yang umumnya bersifat lebih suka mencegah (preventive) perbuatan atau kejadian yang buruk ketimbang mengobati (curative) kejadian atau perbuatan buruk yang terjadi. Namun, Islam juga tidak berpangku tangan apabila telah terjadi suatu kejadian buruk atau kejahatan seperti misalnya tertuang dalam hukum agama (syari) yang mengatur hukuman bagi pelanggar aturan. Jadi, dalam pengelolaan lingkungan yang terpadu dibutuhkan peran dari berbagai pihak seperti pemerintah, media massa, pendidikan, tokoh-tokoh masyarakat, dan masyarakat umum.

1. Pada dasarnya kerusakan kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini merupakan dampak dari kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Misalnya mengenai banjir, tanah longsor, sampai pemanasan global.2. Islam merupakan sebuah agama yang harus dijadikan pedoman manusia dalam kehidupan. Islam mengajarkan bagaimana menjaga dan merawat lingkungan.3. Untuk menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan diperlukan sosialisasi pada masyarakat maupun anak-anak agar mereka semakin memahami tentang bagaimana pentingnya lingkungan yang baik bagi mereka. Hal itu dapat berupa sosialisasi di usia dini bagi anak-anak baik itu dalam lingkup keluarga maupun sekolah, memasukkan materi lingkungan di siitem pengajaran pesantren, mengadakan seminar-seminar mengenai lingkungan bagi masyarakat umum dan mahasiswa serta dapat juga menjadikan permasalahan lingkungan sebagai materi khutbah jumat.

3.2 Saran1. Masalah mengenai lingkungan menjadi tanggung jawab kita bersama, maka dari itu kita sebagai generasi muda harus selalu siap dan aktif berperan dalam menjaga lingkungan2. Dalam mengolah kekayaan alam kita harus berpedoman pada Al-Quran dan Hadist supaya tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan yang dapat merusak lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Saidalfaraby,2009,islam adalah agama rahmatan -lil-alamin(online), http://saidalfaraby.wordpress.com/2009/12/29/islam-adalah-agama-rahmatan-lil-alamin/, diakses tanggal 17 maret 2014 Alizzah,2010,pandangan islam terhadap lingkungan (online), http://lm3alizzah.blogspot.com/2010/09/pandangan-islam-terhadap-lingkungan.html, diakses tanggal 17 maret 2014 (online), http://muslim.or.id/al-quran/islam-rahmatan-lil-alamin.html, diakses tanggal 17 maret 2014 (online), http://green.kompasiana.com/penghijauan/2010/09/14/pandangan-islam-terhadap-lingkungan-257441.htm, diakses tanggal 17 maret 2014 (online), http://lingkunganindah.wordpress.com/2012/04/05 , diakses tangga 17 maret 2014

12