tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

16
MODAL ASING DAN UTANG LUAR NEGERI DISUSUN OLEH : NAMA : RESTU ANTIKA NIM : 11140107 KELAS :5V-MA DOSEN PENGAMPU : ADE FAUZI, SE.,MA. STIE BINA BANGSA BANTEN

Upload: restu-antika

Post on 16-Apr-2017

153 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

MODAL ASING DAN UTANG LUAR NEGERI

DISUSUN OLEH :NAMA : RESTU ANTIKA

NIM : 11140107KELAS :5V-MA

DOSEN PENGAMPU : ADE FAUZI, SE.,MA.

STIE BINA BANGSA BANTEN

Page 2: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

PENANAMAN MODAL ASING

Penanaman modal asing (PMA) adalah aliran modal asing yang berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui investasi langsung ( Direct investment ) mau investasi tidak langsung (Portofolio).

Page 3: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

INVESTASI ASING (FOREIGN INVESTMENT) DIBAGI KEDALAM DUA KOMPONEN :

Investasi langsung (Direct

Investment)

• investasi yang dilakukan oleh swasta asing ke suatu negara tertentu. Bentuknya dapat berupa cabang perusahaan multinasional, lisensi, joint venture, atau lainnya

investasi portifolio (Portofolio

Investment)

• penanaman modal dalam bentuk pemilikan surat-surat pinjaman jangka panjang dan saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang terdapat di negara-negara berkembang, jadi hanyalah berupa penyertaan dalam pemilikan perusahaan dan bukan penguasaan kegiatan perusahaan sehari-hari

Page 4: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

Penanaman modal asing memberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal asing mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di Negara keterbelakangan teknologi.

Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal asing yang membawa serta keterampilan teknik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, teknik-tekink produksi maju, pembaharuan produk dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang.

Page 5: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

FUNGSI PENTING DARI KEGIATAN INVESTASI DALAM PEREKONOMIAN :1. investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat.

Maka kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Peningkatan seperti ini akan selalu diikuti oleh pertambahan dalam kesempatan kerja

2. pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambahkan kepastian memproduksi dimasa depan dan perkembangan ini akan menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja.

3. investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Perkembangan akan memberikan sumbangan penting ke atas kenaikan produktivitas dan pendapatan perkapita masyarakat (Sukirno,2000: 367).

Page 6: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

HUTANG LUAR NEGERI

Hutang luar negeri atau dikenal dengan pinjaman luar negeri (Loan) adalah setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.

Page 7: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

JENIS – JENIS UTANG LUAR NEGERI1. Pinjaman dengan syarat pengembalian

a) Hadiah/Grant: yaitu bantuan luar negeri yang tidak bersyarat pengembalian atau pelunasannya kembali.

b) Pinjaman Lunak : yaitu pinjaman dengan syarat yang sangat ringan, dimana jangka waktu pengembaliannya antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun dan tingkat bunga antara 0-4,5%/tahun.

c) Pinjaman/Kredit Ekspor : yaitu kredit yang diberikan oleh Negara pengekspor dengan jaminan tertentu untuk meningkatkan ekspor. Jangka waktu pembayarannya adalah 7-15 tahun dan tingkat bunga antara 4-8,5 % /tahun.

d) Kredit Komersial : yaitu kredit yang dipinjamkan oleh bank dengan tingkat bunga dan lain-lain sesuai perkembangan pasar internasional.

Page 8: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

2. Pinjaman/Kredit Bilateral/Multilaterala) Pinjaman/Kredit Bilateral: misalnya bantuan/kredit yang

diperoleh dari negara CGI.b) Pinjaman/Kredit Multilateral: misalnya bantuan/kredit dari

peserta IBRD, IDA, UNDP, ADB, dan lain-lain. Jangka waktu dan syarat pengembalian bantuan/kredit bilateral/multilateral adalah berdasarkan perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pihak-pihak yang memberikan bantuan/kredit

JENIS – JENIS UTANG LUAR NEGERI

Page 9: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

Sumber-sumber pinjaman luar negeri yang diterima pemerintah Indonesia dalam setiap tahun anggaran yang berupa pinjaman bersumber dari:1. Pinjaman Multilateral

Pinjaman multilateral sebagian besar diberikan dalam satu paket pinjaman yang telah ditentukan, artinya satu naskah perjanjian luar negeri antara pemerintah dengan lembaga keuangan internasional untuk membina beberapa pembangunan proyek pinjaman multilateral ini kebanyakan diperoleh dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (BPD), Bank Pembangunan Islam (IDB), dan beberapa lembaga keuangan regional dan internasional.2. Pinjaman Bilateral

Pinjaman bilateral adalah pinjaman yang berasal dari pemerintah negara– negara yang tergabung dalam negara anggota Consultative Group On Indonesia (CGI) sebagai lembaga yang menggantikan kedudukan IGGI

Page 10: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

PENYEBAB HUTANG LUAR NEGERI

1. APBN Indonesia masih defisit

2. Pemerintah masih harus melakukan refinancing utang

3. Pemerintah tidak menyadari secara penuh biaya yang harus ditanggung di masa depan

4. Adanya faktor sosial politik dari penentu kebijakan, faktor sosial dan politik lebih dominan dibanding faktor ekonomi dalam melakukan utang

Page 11: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

KONSEKUENSI HLNDapat kita pastikan apabila kita meminjam tanpa mengembalikan akan ada konsekuensinya dan berdampak buruk pada perekonomian dalam negeri (krisis moneter), diantara dampak HLN ialah:1. Cadangan devisa yang ada tidak cukup kuat untuk

menahan gempuran ini2. Besarnya defisit neraca berjalan dan utang luar

negeri3. Lemahnya sistem perbankan nasional sebagai akar

dari terjadinya krisis finansial4. Melemahnya nilai valas Indonesia

Page 12: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

DISEFEKTIVITAS HUTANG LUAR NEGERI1. Hutang luar negeri tidak dialirkan ke kegiatan produktif yang

bersifat cepat menghasilkan (quick yielding) atau menghasilkan produk-produk yang bisa diekspor.

2. Hutang luar negeri dikorupsi oleh para pejabat dan kroni-kroninya. Pinjaman yang dikorup sekitar 30 persen.

3. Pemerintah Indonesia tidak mampu memanfaatkan hutang luar negeri secara tepat dan efektif.

4. Adanya moral hazard para penguasa sehingga tidak ada dorongan yang kuat untuk melunasi hutang-hutang yang ada dan malah cenderung memperbesarnya.

5. Belum adanya penegakan hukum yang kuat turut mempersubur penyalahgunaan dan kebocoran dalam pengelolaan pinjaman luar negeri

Page 13: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

SOLUSI MENGATASI HUTANG LUAR NEGERI

Pemerintah Indonesia harus meminta untuk melakukan rescheduling hutang. Dalam kasus penjadwalan hutang ini, Indonesia boleh menunda pembayaran cicilan pokok pinjaman, namun tetap membayar bunga pinjaman.

Pemerintah mengoptimalkan restrukturisasi utang, khususnya melalui skema debt swap, di mana sebagian utang luar negeri tersebut dikonversi dalam bentuk program yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat, pemeliharaan lingkungan, dan sebagainya.

Indonesia mengusulkan skema pengurangan hutang (debt reduction).

Optimalisasi upaya meminta pemotongan utang, pengampunan hutang (debt

forgiveness), dan penundaan hutang (debt cancellation), walaupun tampaknya sulit diterima oleh negara-negara kreditur.

Page 14: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)
Page 15: Tugas 13 restu antika 11140107 (5 v ma)

Dari tabel 1.3 diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di indonesia pasca krisis hanya tumbuh sekitar 4,11 % di tahun 2001.Namun terus terjadi peningkatan 4,31 % di tahun 2002 sampai mencapai 6,08 % ditahun 2011. Begitu pun dengan utang luar negeri yang mengalami fluktuatif sejak tahun 2001 dimana sebesar 6,51% lalu turun di tahun 2002 sebesar 5,85% dan mengalami kenaikan di tahun 2009 menjadi 7,21% dan terus naik hingga 8,43 % di tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah belum mampu untuk mengurangi utang kepada luar negeri.

Tidak jauh berbeda dengan penanaman modal asing yang masih mengalami fluktuatif, penanaman modal asing paling rendah terjadi pada tahun 2002 sekitar 0,23% sedangkan paling besar terjadi pada tahun 2008 sekitar10.41 %. hal ini menunjukkan pemerintah belum mampu menarik minat para investor-investor asing untuk bisa menanamkan modal mereka di indonesia.