tugas 08_1206262746

5
Nama : Nayona Ega Wicaksana NPM : 1206262746 Tugas : 08 1. Jelaskan Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) dan jenis baja mana yang memiliki kemampulasan yang baik serta faktor apa saja yang digunakan untuk menentukan weldability baja tsb. Sebutkan penggunaan baja tsb (aplikasinya) di lapangan. Jawab : Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) adalah baja yang mengandung unsure paduan berupa Mn, Si dan Cr dalam porsi yang sedikit. Jenis baja yang memiliki kemampulasan yang baik adalah High-Strength-Low-Alloy Steels (HSLA), Quenched and Tempered Steels (QT), Heat-Treatable-Low-Alloy Steels (HTLA), Chromium-Molybdenum Steels (Cr-Mo) Faktor yang digunakan untuk menentukan weldability baja tersebut adalah kadar karbon yang terkandung dalam low alloy steel dan kekerasan yang dimiliki material ini. Penggunaan baja (aplikasinya) di lapangan adalah untuk konstruksi lasan yang besar seperti jembatan, kapal laut dan bejana tekan 2. Jelaskan Klasifikasi Baja menurut standard Jepang (JIS). Berikan penjelasan jenis jenis baja apa saja yang dapat di las menurut kode tsb. Jawab : Struktur Umum dengan seri SS, Struktur Weld dengan seri SM, Konstruksi Bangunan dengan seri S, High Strength Steel Dengan kekuatan tarik > 490 MPa dengan perlakuan QT, TMCP disebut dengan HT steel Departemen Teknik Metalurgi dan Material

Upload: nayonaega

Post on 15-Jan-2016

289 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

welding

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 08_1206262746

Nama : Nayona Ega Wicaksana

NPM : 1206262746

Tugas : 08

1. Jelaskan Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) dan jenis baja mana yang memiliki kemampulasan yang baik serta faktor apa saja yang digunakan untuk menentukan weldability baja tsb. Sebutkan penggunaan baja tsb (aplikasinya) di lapangan.

Jawab :

Baja Paduan Rendah (Low Alloy Steel) adalah baja yang mengandung unsure paduan

berupa Mn, Si dan Cr dalam porsi yang sedikit. Jenis baja yang memiliki kemampulasan yang baik

adalah High-Strength-Low-Alloy Steels (HSLA), Quenched and Tempered Steels (QT), Heat-

Treatable-Low-Alloy Steels (HTLA), Chromium-Molybdenum Steels (Cr-Mo) Faktor yang

digunakan untuk menentukan weldability baja tersebut adalah kadar karbon yang terkandung

dalam low alloy steel dan kekerasan yang dimiliki material ini. Penggunaan baja (aplikasinya) di

lapangan adalah untuk konstruksi lasan yang besar seperti jembatan, kapal laut dan bejana

tekan

2. Jelaskan Klasifikasi Baja menurut standard Jepang (JIS). Berikan penjelasan jenis jenis baja apa saja yang dapat di las menurut kode tsb.

Jawab : Struktur Umum dengan seri SS, Struktur Weld dengan seri SM, Konstruksi Bangunan dengan seri S, High Strength Steel Dengan kekuatan tarik > 490 MPa dengan perlakuan QT, TMCP disebut

dengan HT steel Seri HW dan Seri SPV ( Low Temperature Service) Seri SLA, Al, Ni, Austenite SS (304, 304L)( High Temperatur Service) Seri Sb ( Boiler Equipment) Seri SMA ( Corrosion Resistant caused by weather)

3. Jelaskan secara singkat beberapa penguatan baja paduan rendah. Jelaskan peran/fungsi paduan rendah (low alloys) dalam penguatan baja tsb.

Jawab :

Departemen Teknik Metalurgi dan Material

Page 2: Tugas 08_1206262746

Solid Solution Strengthening adalah proses penguatan pada baja paduan rendah dengan memberikan paduan dalam jumlah yang sedikit, namun paduan ini mampu menghalangi jalannya dislokasi, sehingga baja paduan rendah ini lebih kuat

Grain Size adalah proses penguatan dengan menambahkan grain refiner pada saat proses solidifikasi dengan Al-TiB yang membuat butir pada material menjadi lebih halus, sehingga batas butir semakin banyak dan dislokasi terhambat, sehingga material lebih kuat.

Precipitate adalah proses penghalangan dislokasi dengan pembuatan endapan dalam matrik material sehingga material bisa menjadi lebih kuat.

Pengerjaan dingin adalah memberikan perlakuan yang bertujuan untuk memadatkan dislokasi, sehingga dislokasi tidak dapat bergerak dan membuat material menjadi lebih kuat.

4. Pada proses TMCP pada baja, faktor apa saja yang dikontrol diproses tsb agar diperoleh baja dengan kekuatan yang tinggi.

Jawab :

Pada proses TMCP pada baja, faktor yang dikontrol adalah ukuran butir dari material. Dengan TMCP, butir dari material yang dirolling akan menjadi halus dan hal ini membuat material menjadi lebih kuat. Hal ini dikarekan pemadatan dislokasi dengan proses rolling semakin dioptimalkan dengan adanya proses penghalusan butir, sehingga dislokasi semakin sulit bergerak.

5. Jelaskan metoda pendekatan (approach) apa yang dilakukan dalam mengurangi cacat (problem) “Cold Cracking” pada baja paduan rendah. Beri contohnya.

Jawab :

Metoda pendekatan (approach) yang dilakukan dalam mengurangi cacat“Cold Cracking” pada baja paduan rendah adalah dengan memberikan Post Weld Heat Treatment dengan suhu 6500-7600C. Contohnya pada Cr-Mo Steel yang diwelding, akan rentan mengalami cold cracking sehingga diperlukan PWHT setelah baja ini disambung dalam range temperature 6500-7600C

6. Jelaskan metoda pendekatan (approach) apa yang dilakukan dalam mengurangi cacat (problem) “Reheat Cracking” pada baja paduan rendah. Beri contohnya.

Jawab :

Metoda pendekatan (approach) yang dilakukan dalam mengurangi cacat (problem)“Reheat Cracking” pada baja paduan rendah adalah dengan memprediksi dengan nilai Psr. Nilai Psr yang lebih dari 0 akan memungkinkan adanya cracking pada saat di PWHT, sehingga ada yang dapat dilakukan yakni dengan memilih material dengan sedikit pengotorm atau dengan memberikan perlakuan tambahan yakni buttering, temper-bead dan PWHT dengan 2 kali pengerjaan. Sehingga Reheat Cracking dapat dihindarkan. Contoh material yang mengalami

Departemen Teknik Metalurgi dan Material

Page 3: Tugas 08_1206262746

reheat cracking adalah Cr-Mo Steel yang diberikan 2 stages PWHT untuk mencegah adanya reheat cracking

7. Jelaskan penyebab terjadinya ”temper embrittlement” pada lasan baja paduan rendah.

Jawab :

Penyebab terjadinya ”temper embrittlement” pada lasan baja paduan rendah adalah

segregasi dari elemen pengotor yang ada dalam baja paduan rendah di batas butir. Temperatur

yang bisa membuat temper embrittlement adalah 3500-6000C. Hal ini dapat diprediksi dengan

nilai J. Jika nilai J lebih dari 180, maka material rawan terkena temper embrittlement. (Nilai J

dihitung dari adanya kandungan Si, P, Sn, dan Mn pada baja paduan rendah tersebut

8. Jelaskan weldability baja Cr-Mo Steel secara singkat: probelem apa saja yang terjadi dan jelaskan cara mengatasinya.

Jawab :

Weldability baja Cr-Mo Steel dikatagorikan baik, karena dapat dilas walaupun dalam keadaan harus diheat treatment setelah proses pengelasan dilakukan. Namun masalah yang sering timbul dari pengelasan baja Cr-Mo ini adalah rawan cold cracking dan reheat cracking. Sehingga untuk menghindarkan ini terjadi, perlu diberikan perlakuan PWHT setelah proses pengelasan selesai dilakuka.

9. Jelaskan weldability baja HSLA secara singkat: probelem apa saja yang terjadi dan jelaskan cara mengatasinya.

Jawab :

Weldability baja HSLA baik, namun sering terjadi beberapa problem pada saat pengelasan baja jenis ini. Diantaranya adalah terjadinya dilusi unsur Nb, Ti dan V dari base metal, terjadi softening di daerah HAZ dan rawan terjadinya HAC sehingga untuk menghindarinya perlu diadakan perhitungan CE sehingga didapatkan temperatur yang valid untuk melakukan preheat dan PWHT pada baja HSLA sebelum dan sesudah dilas.

10. Jelaskan weldability baja galvanis (Galvanized Steels) secara singkat : probelem apa saja yang terjadi dan jelaskan cara mengatasinya.

Jawab :

Weldability baja galvanis (Galvanized Steels) juga dapat dikatakan baik, hal ini

dikarenakan kadar C dari baja jenis ini masih rendah. Namun masalah yang sering dihadapi pada

Departemen Teknik Metalurgi dan Material

Page 4: Tugas 08_1206262746

baja jenis ini apabila di las adalah terbentuknya retak bila di las menggunakan metoda las busur

listrik, Retak ini terjadi karena adanya intergranular penetration zn ke logam las dan ini yang

disebut zinc penetration cracking. Baja menjadi rapuh dengan adanya seng yang mencair. Seng

yang mencair ini dapat menyerang logam las baja karbon disepanjang batas butir dan

membentuk senyawa yang rapuh yang akan mengalami retak jika tegangan sisa cukup tinggi.

Untuk menanggulanginya perlu dilakukan single atau double bevel, menghilangkan lapisan dan

menjaga root opening yang sesuai dengan minimun (0.06 inch), dan elektroda yang disarankan

untuk metoda SMAW adalah E6012, E6013 dan E7016

Departemen Teknik Metalurgi dan Material