tuberkulosis ganjil farmasi b
DESCRIPTION
materi tbc , terapi non farmakologi, point point assesment, preskripsi 3,TRANSCRIPT
Tuberculosis (TBC)Kelompok Ganjil
Farmasi B
TUBERKULOSIS
Tuberkulosis merupakan infeksi bakteri kronik
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh
hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell-
mediated hypersensitivity)(Daniel, 1995)
Apakah Tuberkulosis itu ?Biasanya disingkat menjadi TB atau TBC
adalah penyakit menular disebabkan oleh
kuman tuberkulosis (Mycobacterium
Tuberculosis).Umumnya menyerang paru,
tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh
lainnya seperti kelenjar getah bening, selaput
otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal
dan organ tubuh lainnya.
TUBERKULOSIS
Buku Saku PPTI (Penanggulangan
Pemberantasan Tuberkulosis
Indonesia)
TUBERKULOSIS
• TUBERKULOSIS (TBC) ADALAH PENYAKIT MENULAR YANG PALING SERING TERJADI DI PARU-PARU
• PENYEBABNYA : Mycobacterium tuberkulosis
– GRAM (+), TAHAN SUASANA ASAM
– SUKAR DIBUNUH. KARENA DINDING SELNYA MENGANDUNG LIPIDA –GLIKOLIPID DAN LILIN (WAX) YANG SULIT DITEMBUS OLEH ZAT KIMIA
– TIDAK MENGELUARKAN ENZIM DAN TOKSIN
• GEJALANYA :
– BATUK KRONIS
– DEMAM
– BERKERINGAT WAKTU MALAM
– KELUHAN DI PERNAPASAN
– ANOREKSIA (KURANG NAFSU MAKAN)
– BERAT BADAN TURUN
– NYERI DI BAGIAN DADA
– DAHAKNYA MENGANDUNG DARAH
Bagaimanakah cara penularannya ?Kuman TB disebarkan oleh pasien TB
yang belum berobat saat batuk atau
bersin tanpa menutup mulutnya.
Kemudian kuman TB masuk kedalam
paru orang yang sehat saat bernafas.
TUBERKULOSIS
Buku Saku PPTI (Penanggulangan Pemberantasan Tuberkulosis
Indonesia)
ETIOLOGI
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang sebagian besar (80%) menyerang paru-paru. Mycobacterium
tuberculosis termasuk basil gram positif.
• Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil organ tubuh
lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada pewarnaan, hal
ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis.
• Mycobacterium tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup pada tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant
(tertidur sampai beberapa tahun). TB timbul berdasarkan kemampuannya untuk
memperbanyak diri di dalam sel-sel fagosit.
• Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.
Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Jadi
penularan TB tidak terjadi melalui perlengkapan makan, baju, dan perlengkapan tidur.
Bagaimana kita tahu seseorang sakit TB ?Kita harus curiga apabila
seseorang mengalami
• batuk berdahak lebih
dari 2 minggu
Dapat juga disertai
gejala/keluhan antara
lain :• batuk campur darah,
• sering sesak napas,
• berkeringat waktu
malam tanpa kegiatan,• demam lebih dari 1
bulan,
• berat badan menurun,
lemas, dan tidak nafsu makan.
TANDA-TANDA TUBERKULOSIS
Manifestasi Klinik
• Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga
memberikan gejala umum seperti lemah dan demam.
TBC paru
Gejala Respiratorik
Gejala Sistemik
Gejala respiratorik meliputi :
a. Batuk Gejala batuk timbul paling dini
b. Batuk darah Darah yang dikeluarkan dalam dahak
bervariasi
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
Gejala sistemik, meliputi :
a. Demam Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul
pada sore dan malam hari mirip demam influenza.
b. Gejala sistemik lain Gejala sistemik lain ialah keringat malam,
anoreksia, penurunan berat badan serta malaise.
Lanjutan...
Patofisiologi
Kebanyakan infeksi TBC melalui pintu saluran pernafasan
Kuman dibatukkan/bersin terhisap organ sehat menempel dijalan nafas/paru-paru menetap/berkembang biak
membentuk sarang TB radang sal pernafasan komplek
primer : sembuh, sembuh dg bekas,komplikasi
• Kuman dibatukkan/bersin terhisap organ sehat menyebar
dari paru ketubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,sistem
saluran limfe, saluran nafas(utama).
• Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin
mudah tertular TBC. Jika hasil pemeriksaan dahak negatif maka
dianggap tersebut rentan tertular TBC.
Kuman
dibatukkan/dibersinkan
PATOFISIOLOGI
A. TUBERKULOSIS PRIMER
droplet nuclei di udara
terisap oleh manusia sehat
menempel pd jln nafas
atau paru-paru
Bila ukuran partikel
< 5 mikrometer
Kuman akan dihadapi o/
neutrofil dan makrofag
Jaringan paru
Sarang primer/efek
primer/fokus Ghon menyebar
Infeksi primer TBC seseorang terkena kuman TBC pertama kali masuk
saluran nafas infeksi disaluran nafas dalam alveoli tterjadi
peradangan.
• Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga pembentukan
komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu.
• Kelanjutan infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang
masuk dan respon daya tahan tubuh dapat menghentikan
perkembangan kuman TB
• Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses (terselubung) dan
berlangsung tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi
pada orang-orang dengan sistem imun lemah dapat timbul radang
paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan bersifat sangat menular. Masa
inkubasi sekitar 6 bulan.
Lanjutan...
B. TUBERKULOSIS POST PRIMER (TUBERKULOSIS SEKUNDER)Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akanmuncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (tuberkulosis post primer=TB sekunder). Mayoritas reinfeksi mencapai 90%.
Tuberkulosis sekunder terjadi karena imunitas menurun : malnutrisi alkohol penyakit maligna DM AIDS Ginjal
Dimulai dengan sarang dini di regio atas paru (bagianapikal posterior lobus superior atau inferior). Invasinya kedaerah parenkim paru dan tidak ke nodus hiler paru
KLASIFIKASI PENYAKIT DAN TIPE PENDERITA
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan parenchym
paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak, TB Paru dibagi dalam:
1) Tuberkulosis Paru BTA Positif.
• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
2) Tuberkulosis Paru BTA Negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen
dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
TB Paru BTA Negatif Rontgen Positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto
rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya
proses "far advanced" atau millier), dan/atau keadaan umum penderita buruk.
Tuberkulosis Ekstra Paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh
lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium),
kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin, dan lain-lain. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu:
1) TB Ekstra Paru Ringan
Misalnya: TB kelenjar limphe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali
tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
2) TB Ekstra-Paru Berat
Misalnya: meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa
duplex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.
Lanjutan...
Klasifikasi TBC berdasarkan riwayat pengobatan penderita
Kasus Baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
Kambuh (Relaps) adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian
kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
Pindahan (Transfer In) adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di
suatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita
pindahan tersebut harus membawa surat rujukan / pindah (Form TB. 09).
Lalai (Pengobatan setelah default/drop-out) adalah penderita yang sudah
berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang
kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil
pemeriksaan dahak BTA positif.
Gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
atau lebih; atau penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen positif menjadi BTA
positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan.
Kronis adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
selesai pengobatan ulang kategori 2.
Komplikasi
1. Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang
dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik
atau tersumbatnya jalan nafas
2. Penyebaran infeksi ke organ lain Misalnya : otak, jantung,
persendian dan ginjal.
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)OAT Primer Mekanisme aksi Efek
Isoniazid (H) bakterisidal Membunuh metabolit aktif dari
mycobacteria
Rifampicin (R) bakterisidal Membunuh metabolit aktif dan semi
dormant dari mycobacteria
Pirazinamid (Z) bakterisidal Membunuh mycobacteria pada pH asam
Streptomisin (S) bakteriostatik Menghentikan pertumbuhan dan reproduksi
tapi tidak membunuh Mycobacteria
Etambutol (E) bakteriostatik Menghentikan pertumbuhan dan reproduksi
tapi tidak membunuh Mycobacteria
• OAT Sekunder : etionamid, paraaminosalisilat, sikloserin, amikasin, kanamisin dan kapreomisin dpt mhmbt
pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis (Coberly, 2001; Porth, 1991)
REGIMEN PENGOBATAN
Paduan OAT Yang Digunakan Di Indonesia
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan
TB oleh Pemerintah Indonesia :
•Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.
•Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3.
•Kategori 3 : 2 HRZ/4H3R3.
•Disamping ketiga kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan.
Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR
diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan.
Obat ini diberikan untuk:
Penderita baru TB Paru BTA Positif.
Penderita baru TB Paru BTA negatif Röntgen Positif yang “sakit berat”
Penderita TB Ekstra Paru berat
KATEGORI -2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan
dengan HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap
hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan
dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu.
Obat ini diberikan untuk penderita TB paru BTA(+) yang sebelumnya
pernah diobati, yaitu:
•Penderita kambuh (relaps)
•Penderita gagal (failure)
•Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after default).
KATEGORI-3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan
(2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dariHR selama 4
bulan diberikan 3 kali seminggu.
Obat ini diberikan untuk:
•Penderita baru BTA negatif dan röntgen positif sakit ringan,
•Penderita TB ekstra paru ringan.
Tuberkulosis pada anak
Gejala sistemik/umum TB anak
adalah sebagai berikut:
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik denganadekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan giziyang baik.
2. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukandemam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidaktinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak apabilatidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain.
3. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atauintensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapatdisingkirkan.
4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh(failure to thrive).
5. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
6. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatanbaku diare.
Tatalaksana medikamentosa TB Anak terdiri dari terapi
(pengobatan) dan profilaksis (pencegahan). Terapi TB
diberikan pada anak yang sakit TB, sedangkan profilaksis TB
diberikan pada anak yang kontak TB (profilaksis primer) atau
anak yang terinfeksi TB tanpa sakit TB (profilaksis sekunder).
Beberapa hal penting dalam tatalaksana TB Anak adalah:
Obat TB diberikan dalam paduan obat tidak boleh diberikan
sebagai monoterapi.
Pemberian gizi yang adekuat.
Mencari penyakit penyerta, jika ada ditatalaksana secara
bersamaan.
Paduan OAT Anak Prinsip pengobatan TB anak:
OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman intraseluler dan
ekstraseluler
Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan. pemberian obat jangka panjang
selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kekambuhan
Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2 tahap: o Tahap intensif, selama 2 bulan
pertama. Pada tahap intensif, diberikan minimal 3 macam obat, tergantung hasil
pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya penyakit. o Tahap Lanjutan,
selama 4-10 bulan selanjutnya, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan
berat ringannya penyakit. Selama tahap intensif dan lanjutan, OAT pada anak
diberikan setiap hari untuk mengurangi ketidakteraturan minum obat yang lebih
sering terjadi jika obat tidak diminum setiap hari.
Kombinasi dosis tetap OAT KDT (FDC=Fixed Dose Combination) Untuk mempermudah pemberian OAT
sehingga meningkatkan keteraturan minum obat, paduan OAT disediakan dalam bentuk paket KDT/ FDC. Satu
paket dibuat untuk satu pasien untuk satu masa pengobatan. Paket KDT untuk anak berisi obat fase intensif, yaitu
rifampisin (R) 75mg, INH (H) 50 mg, dan pirazinamid (Z) 150 mg, serta obat fase lanjutan, yaitu R 75 mg dan H
50 mg dalam satu paket.
Keterangan: R: Rifampisin; H: Isoniasid; Z: Pirazinamid
• Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak dalam bentuk kombinasi dosis tetap, dan sebaiknya dirujuk
ke RS rujukan
• Apabila ada kenaikan BB maka dosis/jumlah tablet yang diberikan, menyesuaikan berat badan saat itu
• Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan Berat Badan ideal (sesuai umur). Tabel Berat Badan berdasarkan
umur dapat dilihat di lampiran
• OAT KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah, dan tidak boleh digerus)
• Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau dimasukkan air dalam sendok
(dispersable).
• Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan
• Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam
satu puyer
DRPs Pyrazinamide
Drps streptomycin
JANGAN menggunakan streptomycin jika:
1. pasien alergi untuk setiap bahan dalam streptomisin atau obat-obatan lain yang sejenis
2. pasien mengkonsumsi obat relaksan otot nondepolarisasi (misalnya, pancuronium)
3. pasien sedang hamil, berencana hamil, atau menyusui
4. pasien sedang mengonsumsi obat resep atau nonprescription, persiapan herbal, atau suplemen makanan
5. pasien memiliki alergi terhadap obat-obatan, makanan, atau zat lain
6. jika Anda memiliki diare, gangguan saraf kranial kedelapan, perut atau infeksi usus, atau gagal ginjal
7. pasien dehidrasi (diare yang berlebihan, mual, atau muntah menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit)
8. pasien memiliki kelemahan otot atau penyakit Parkinson
Hubungi dokter atau penyedia perawatan kesehatan Anda segera jika salah satu berlaku pada pasien
NO.dr
pDRPs yang ditemukan Penyelesaian
1Obat susah di absorpsi ketika ada makanan (A to Z drug
facts)
Diberikan 1 jam sebelum makan
atau 2 jam setelah makan
2 Jika terdapat iritasi lambung (A to Z drug facts)
Maka diberikan pada saat
makan, meskipun makanan bisa
mengurangi absorpsi
3 Jika terdapat iritasi lambung (A to Z drug facts)Bisa diberikan antasida 1 jam
sebelum minum obat
4Jika terdapat mual, muntah, anoreksia, atau diare (A to Z
drug facts)
Diberikan antiemetik, atau obat
antidiare, juga menilai
hepatotoksisitas
DRPs isoniazid
Drps Rifampisin
DRPS Penyelesaian
Rifampisin berinterkasi dengan antasida,
karena dapat mengurangi absorbsi dari
rifampisin
Maka penggunaannya harus diberi interval
waktu
Salah satu efek samping dari rifampisin
dapat menimbulkan gangguan fungsi hati
Maka pada pengobatan jangka panjang
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
fungsi hati.
Makanan dapat menurunkan absorbsi
rifampisin;
diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam
sesudah makan
Resep
Point point assesment
Menanyakan keluhan pasien
Apakah pasien mengalami batuk lebih dari 2 minggu.
Apakah ketika batuk keluar berupa darah atau dahak
Apakah pasien keringat dingin pada malam hari tanpa aktivitas
Mengalami demam tanpa sebab
Apakaah nafsu makan menurun
Sering mengalami sesak
Apakah pasien mengalami penurunan berat badan
Sebelumnya apakah pernah kontak dengan penderita TB
Sebelumnya apakah pasien sudah melakukan terapi penyembuhan atau tidak
Jika belum, tanyakan berapa lama sudah mengalami gejala
Jika iya, maka tanyakan sdh berapa lama mengkonsumsi obat terebut
Obat apa saja yang sdh dikonsumsi
Apabila pasien putus terapi, tanyakan alasan apa yang membuat pasien tidak patuh.
Apakah pasien mempunyai alergi terhadap antibiotic atau tidak.
KIE TBC
KIE Rifampicin
• Jelaskan pada pasien terkait informasi obat. Penyimpanan di suhu ruang
• Fungsinya untuk terapi ajuvan tuberkulosis.
• Diberikan 30 menit-1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
• Informasikan pasien bahwa cairan tubuh dapat berubah menjadi merah-oranye.
• Memberitahu pasien bahwa obat dapat menyebabkan kantuk sehingga harus berhati-hati dan hindari aktifitas yang memerlukan konsentrasi tinggi.
• Dianjurkan memberitahu dokter jika terjadi mual, muntah, diare, sakit
kuning, demam, perubahan warna atau konsistensi tinja, malaise atau kuadran nyeri perut kanan, perdarahan yang tidak biasa atau memar, petechiae, hematuria, gusi berdarah, atau pucat.
• Berikan info kepada pasien, bila warna urin merah tidak perlu khawatir.
KIE ETAMBUTOL
Etambutol untuk pengobatan TBC.
Konsumsi obat sesuai jadwal, dengan makanan.
Hindari kehilangan dosis dan jangan dihentikan tanpa konsultasi dokter.
Hindari mengkonsumsi antasida yang mengandung alumunium paling sedikit 4 jam setelah mengkonsumsi etambutol karena dapat mengurangi absorbsi etambutol.
Dapat menyebabkan gangguan GI (kecil, makan yang rutin dan perawatan mulut yang baik dapat membantu), pusing, kantuk (hindari menyetir dan mengerjakan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan sampai respon obat diketahui).
Sering melakukan pemeriksaan mata dan pemeriksaan kesehatanberkala untuk mengevaluasi efek obat. Laporkan perubahanpenglihatan, mati rasa atau kesemutan dari ekstremitas, atau kehilangan nafsu makan terus-menerus.
Menginformasikan prescriber jika Anda hamil atau berniat untuk hamil
Disimpan di suhu ruang
KIE PYRAZINAMIDE
Jelaskan kepada pasien untuk terapi jangka panjang (6 bulan
sampai 2 tahun) akan diperlukan.
Menyarankan kepada pasien untuk menghindari asupan minuman
beralkohol dan produk yang mengandung alkohol.
Tekankan pentingnya pemeriksaan tindak lanjut untuk memantau
efektivitas terapi dan mengidentifikasi efek samping
KIE ISONIAZID
Gunakan obat isoniazid oral pada perut kosong minimal 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah makan. Jika iritasi GI menjadi masalah,
obat dapat diberikan dengan makanan , meskipun makanan
menurun penyerapan obat.
Tekankan kepada pasien bahwa pengobatan akan panjang dan
pasien yang harus menyelesaikan seluruh terapinya. Kambuh TBC
lebih tinggi jika kemoterapi dihentikan sebelum waktunya.
Menyarankan kepada pasien untuk menghindari asupan minuman
beralkohol dan produk yang mengandung alkohol
KIE Streptomisin
Efek samping kadang sakit kepala sebentar, reaksi anafilaktik,
agranulositosis, anemia aplastik, demam obat. Efek kecil sekitar
parestesi di muka terutama disekitar mulut serta rasa kesemutan
ditangan
Pada pengobatan jangka lama dapat tejadi resistensi kuman
terhadap penggunaan bersamaan streptomisin dengan
antituberkulosis lain.
KIE VITAMIN B6
Mampu mengatasi efek samping yg ditimbulkan oleh isoniazid
(INH),yaitu kesemutan sampai dengan rasa terbakar di kaki, dengan
dosis 100mg/hari.
Terapi non farmakologi :
- Sering berjemur dibawah sinar matahari pagi ( pikul 6-8 pgi )
- Memperbanyak istirahat
- Diet sehat, dianjurkan mengkonsumsi banyak lemak dan Vitamin A untuk
membentuk jaringan lemak baru dan meningkatkan sistem imun.
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
- Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah agar selalu berganti dengan udarayang
baru
- Berolahraga, seperti jalan santai dipagi hari.