trend library cafe dalam mendukung minat baca...
TRANSCRIPT
TREND LIBRARY CAFE DALAM MENDUKUNG
MINAT BACA GENERASI MUDA
Studi Kasus Moco Library Cafe
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
ANITA ADITYA
NIM: 1112025100098
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1439 H / 2018 M
i
ABSTRAK
Anita Aditya (NIM: 1112025100098). Trend Library Cafe dalam Mendukung
Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe. Skripsi di
bawah bimbingan Dr. Ida Farida, MLIS Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran Moco Library Cafe dalam
mendukung minat baca masyarakat, dan kendala yang dihadapi Moco Library Cafe
dalam meningkatkan minat baca generasi muda. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya peran Library Cafe dalam mendukung minat baca generasi muda. Moco
Library Cafe memiliki tiga peran perpustakaan yang dimiliki Moco Library Cafe
yaitu menyelenggarakan story telling, meningkatkan fasilitas perpustakaan, dan
menyelenggarakan kegiatan penunjang. Dalam meningkatkan fasilitas
perpustakaan, Moco Library Cafe sudah menerapkan konsep yang berbeda yaitu
menyediakan berbagai macam makanan dan minuman serta buku-buku yang dapat
dibaca secara santai. Selanjutnya dalam menyelenggarakan kegiatan penunjang,
Moco Library Cafe memfasilitasi kegiatan penunjang seperti seminar dan bedah
buku. Kegiatan tersebut membuat pengunjung mengetahui keberadaan Moco
Library Cafe. Kendala yang dihadapi Moco Library Cafe ialah adanya jaringan
internet di dalam Moco Library Cafe, lokasi yang kurang strategis, dan tidak adanya
klasifikasi buku.
Kata Kunci: Minat Baca, Moco Library Cafe.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah
SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam pun saya haturkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik, tidak lepas dari bantuan
banyak pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan.
5. Ibu Dr. Ida Farida, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang membantu,
mengarahkan, dan menuntun peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Alfida, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Akademis yang telah membantu
dalam kelancaran penulisan skripsi ini.
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan ilmunya begitu banyak untuk peneliti dan turut juga memperlancar
setiap kegiatan aktivitas peneliti.
iii
8. Orang Tua peneliti Alm. Bapak Karyadi dan Ibu Ratni, adik kandung Apriyanto
Pambudi yang telah memberikan dukungan luar biasa dalam berbagai hal
berupa motivasi, semangat, perhatian serta mendoakan peneliti sehingga dalam
penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik.
9. Ali Zaenal Abidin S.Kom dan Syarifa Rahimah selaku manager dan owner
yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di Moco Library
Cafe.
10. Terima kasih kepada “Pura-Pura Ninja Squad” sahabat peneliti Dede Nurfiyani,
Annisa Rahmawati, dan Siti Sulthonah yang selalu ada dalam suka maupun
duka dari awal semester, yang selalu membantu dan memberikan semangat
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11. Terima kasih kepada “Girl’s Squad” sahabat peneliti Elfriyana Awalita Putri
dan Ayu Wiranda yang telah mendoakan dan membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi.
12. Terima kasih kepada “Rumpita Squad” sahabat peneliti Vonni Lidia Said, Gina
Tahara, dan Wahyu Fitriyana yang selalu mengingatkan, memotivasi, dan
mendoakan untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Terima kasih kepada “The Comel Squad” sahabat peneliti Eka Adelia, Astri
Oktaviani, Khairunisya Manza, Dian, Anida, Anca, dan Dea yang selalu
mengingatkan dan memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
14. Terima kasih pula kepada teman-teman peneliti Mohamad Nur, S.Ip, Santi
Puspita Dewi, Adelia Rachma, Eriza Anindy, Vinny Editia Awalin, Gita Dwi
Noviani, dan teman-teman seperjuangan Jurusan llmu Perpustakaan angkatan
2012 terutama kelas IPI C yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang
iv
telah membantu peneliti dan memberi semangat sehingga skripsi ini dapat
selesai.
15. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di KKN AMPERA 2015 yaitu
Icha, Syifa, Adel, Sharfina, Rani, Virzah, Muchus, Lupita, Yudis, Aris, Dirga,
Eko, Rasis, Arif, Irham, dan Erick yang selalu memberi motivasi peneliti agar
cepat lulus.
Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk segalanya, semoga Allah
SWT yang membalas semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada
peneliti. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kelemahan dan kekurangan. Sehingga peneliti mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.
Jakarta, 03 Januari 2018
Anita Aditya
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9 E. Definisi Istilah .............................................................................................. 9 F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................... 12 A. Kafe Perpustakaan ...................................................................................... 12
1. Pengertian Kafe Perpustakaan .............................................................. 12 2. Tujuan Kafe Perpustakaan .................................................................... 13 3. Pengguna Kafe Perpustakaan ............................................................... 14
B. Minat Baca ................................................................................................. 14 1. Pengertian Minat Baca.......................................................................... 15 2. Tujuan Membaca .................................................................................. 16 3. Manfaat Membaca ................................................................................ 17 4. Faktor Pendukung Pembinaan Minat Baca .......................................... 20 5. Peran Perpustakaan dalam Peningkatan Minat Baca ............................ 24
C. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 27 D. Peta Literatur Penelitian ............................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................. 33
B. Sumber Data ............................................................................................... 34 C. Kriteria Informan ....................................................................................... 34 D. Subjek Penelitian (Informan) ..................................................................... 35 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36 F. Teknik Pengujian Keabsahan Data ............................................................ 37 G. Teknik Analisis Data .................................................................................. 38 H. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 41 A. Profil Moco Library Cafe ........................................................................... 41
1. Sejarah Moco Library Cafe .................................................................. 41 2. Fasilitas Moco Library Cafe ................................................................. 44 3. Layanan Pengunjung Moco Library Cafe ............................................ 44
vi
4. Program Kegiatan Moco Library Cafe ................................................. 45 5. Koleksi Buku Moco Library Cafe ........................................................ 47
B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 47 1. Peran Moco Library Cafe dalam Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat.............................................................................................48 2. Kendala yang dihadapi oleh Moco Library Cafe dalam Meningkatkan
Minat Baca Generasi Muda .................................................................. 57 C. Pembahasan ................................................................................................ 59
1.Peran Moco Library Cafe dalam Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat............................................................................................ 60 2. Kendala yang dihadapi oleh Moco Library Cafe dalam Meningkatkan
Minat Baca Generasi Muda .................................................................. 72
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 74 A. Kesimpulan ................................................................................................ 74 B. Saran ........................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 77
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Peta Literature Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca
Generasi Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe ................................ 31
Tabel 3.1 Daftar Informan..................................................................................... 36
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Rak Buku Berbentuk READ ............................................................. 43
Gambar 4.2 Rak Buku Berbentuk Ranting ........................................................... 43
Gambar 4.3 Kartu Keanggotan ............................................................................. 45
Gambar 4.4 Suasana Seminar di Moco Library Cafe oleh Bapak Pardamean...... 45
Gambar 4.5 Kegiatan Parenting oleh Bapak Wahyu Aditya ................................. 46
Gambar 4.6 Kegiatan Bedah Buku oleh Candra Malik......................................... 46
Gambar 4.7 Kegiatan Story Telling ...................................................................... 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia merupakan negara yang kondisi minat bacanya cukup
memprihatinkan. Berdasarkan studi “Most Littered Nation In The World” yang
dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu,
Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal kondisi
minat bacanya.1
Minat baca di era globalisasi saat ini merupakan hal penting yang harus
ditingkatkan dalam mendapatkan berbagai informasi. Setelah mendapatkan
informasi tersebut, seseorang dapat memperoleh pengertian yang meluaskan
wawasan, dapat menganalisis aspek-aspek yang dibaca, serta dapat mengaitkan
informasi dengan berbagai informasi lain.
Minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang,
benda, dan kegiatan) yang disertai keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut. Minat juga dapat dikatakan
sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam
mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginan. Dengan
demikian minat merupakan sumber motivasi intrinsik bagi seseorang untuk
1 “World’s Most Literate Nations,” CENTRAL CONNECTICUT STATE UNIVERSITY
(blog), diakses 27 Mei 2017, http://www.ccsu.edu/wmln/rank.html.
2
memperoleh sesuatu yang diminatinya.2 Sedangkan membaca adalah proses
untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur
bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat
intisari dari bacaan.3 Minat membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh
setelah seseorang dilahirkan. Dengan demikian minat membaca bukanlah
kebiasaan bawaan. Oleh karena itu minat membaca dapat dipupuk, dibina, dan
dikembangkan.4 Minat juga merupakan faktor yang sangat penting yang harus
ada dalam diri setiap manusia. Meskipun motivasinya sangat kuat, tetapi jika
minat tidak ada, tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan
pada kita. Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki
tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang sulit untuk melakukan kegiatan
membaca mengingat membaca merupakan suatu kegiatan seseorang dalam
memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan.
Jadi, minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh
ketekunan dan cenderung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi
dengan diri sendiri agar pembaca dapat menentukan makna tulisan dan
memperoleh informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk
mengembangkan intelektualitas dan pelajaran sepanjang hayat (life long
learning).
2 Undang Sudarsana, Pembinaan Minat Baca, 1 ed. (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2014), 7. 3 Kosam Rimbarawa, Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca dan
Menulis (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006), 23. 4 Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), 1.
3
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya minat membaca buku di
masyarakat antara lain:
1. Lingkungan sekitar yang tidak mendukung yaitu teknologi yang semakin
canggih.
2. Kurangnya dorongan untuk belajar dan kesadaran dalam membaca.
3. Rendahnya motivasi untuk membaca.
4. Kondisi perpustakaan yang tidak mendukung.
5. Kurangnya referensi buku di perpustakaan.
6. Suasana perpustakaan yang kurang nyaman.
Kini perpustakaan seharusnya tidak saja memberikan layanan konvensional
dan tertutup. Di era ini seharusnya tiap perpustakaan memberikan layanan
berbasis teknologi informasi dan terbuka kepada semua orang yang
memerlukan fasilitas dan jasa layanan perpustakaan. Dalam mendorong
peningkatan minat baca dan literasi informasi masyarakat, perpustakaan dapat
melaksanakan kegiatan antara lain: menumbuhkan minat baca sejak dini,
meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan keliling, menyelenggarakan story
telling, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penulisan,
menyelenggarakan pemilihan pemustaka terbaik, meningkatkan fasilitas
perpustakaan, menyelenggarakan reading corner di lembaga layanan publik,
serta menyelenggarakan kegiatan penunjang.5
Rendahnya minat masyarakat khususnya generasi muda untuk berkunjung
ke perpustakaan disebabkan oleh kondisi perpustakaan yang monoton dan
5 Lasa Hs, “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat,”
2009 11, no. 2 (2009): 13–14.
4
kurang inovatif karena perpustakaan di Indonesia dibuat dengan desain resmi
atau formal dan identik dengan keseriusan, suasana tenang dan membosankan.
Hal inilah yang menyebabkan masyarakat malas untuk mendatangi
perpustakaan. Sehingga, generasi muda lebih memilih kafe untuk di kunjungi
dari pada perpustakaan. Tidak jarang pengunjung kafe datang untuk
mengerjakan tugas kuliah, tugas kantor, atau sekadar memperoleh informasi
terbaru dengan memanfaatkan fasilitas jaringan Wi-Fi yang disediakan oleh
kafe tersebut, sambil mencicipi berbagai jenis makanan dan minuman yang di
tawarkan. Upaya kreatif penggabungan konsep kafe dan perpustakaan bertujuan
untuk tetap mengeksiskan perpustakaan di tengah-tengah masyarakat. Selain
membangun sebuah citra baru perpustakaan, konsep kafe dengan perpustakaan
ini diharapkan mampu menunjang generasi muda mendapatkan komposisi yang
seimbang antara hiburan dan edukasi.
Definisi perpustakaan menurut Keputusan Presiden RI No. 11 tahun 1989
adalah salah satu saran pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan
mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan
kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional.6 Selain itu, perpustakaan merupakan
tempat atau ruangan yang mengumpulkan koleksi-koleksi sebagai salah satu
repository yang diciptakan masyarakat untuk kepentingan masyarakat demi
kemajuan informasi yang tersedia.7
6 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, 2001, 3. 7 Mohammad Nur, “Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Sirkulasi Menggunakan Sistem
Self Service Pada Perpustakaan Kementerian Perdagangan RI” (Universitas Islam Negeri Jakarta,
2017), 1.
5
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan, mengatur, dan menyajikan bahan pustaka untuk
masyarakat umum. Perpustakaan umum sering dikatakan sebagai Universitas
Rakyat atau Universitas Masyarakat. Itu berarti bahwa perpustakaan umum
merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum yang menyediakan
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan
masyarakat.8 Perpustakaan juga merupakan salah satu sumber referensi yang
memiliki beragam koleksi bagi masyarakat yang membutuhkan data dan
informasi. Koleksi-koleksi tersebut memiliki berbagai jenis yang terkadang
berkaitan dengan hobi berbagai lapisan masyarakat.
Minat baca seseorang dapat ditingkatkan dengan adanya salah satu unsur
penting yaitu motivasi. Motivasi tersebut bisa didapatkan dari rasa cinta
seseorang terhadap bidang apa yang dibaca, yang bisa berupa hobi atau minat
seseorang. Hal itu dimaksud agar seseorang dapat melakukan kegiatan
membaca dengan penuh hasrat dan keinginan. Ketika pembaca telah memenuhi
hasrat dan keinginannya dalam membaca, maka kegiatan membaca tersebut
bisa dijadikan sebagai salah satu rutinitas sehingga kedepannya, kegiatan
membaca akan menjadi kebutuhan bagi pembaca. Jika membaca telah menjadi
kebutuhan seseorang, maka bidang apapun yang dibaca akan terasa
menyenangkan.
8 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), 32.
6
Selain bersifat formal, saat ini banyak perpustakaan yang bersifat informal
dengan menjadi campuran modifikasi antara kafe dengan perpustakaan
membentuk kafe perpustakaan. Hal ini merupakan inovasi baru yang bertujuan
agar generasi muda tertarik terhadap buku-buku yang disediakan di kafe
perpustakaan dan secara tidak langsung bisa menjadi faktor bertambahnya
minat baca umumnya pada masyarakat. Inovasi tersebut dilakukan karena saat
ini, banyak sekali kedai kopi yang menjadi incaran anak muda untuk
menghilangkan kepenatan dalam mengerjakan pekerjaan maupun tugas kuliah
atau tugas sekolah. Adanya kafe perpustakaan tersebut diharapkan menjadi
salah satu sarana penunjang generasi muda untuk meningkatkan minat baca.
Serta secara tidak langsung dapat mengubah kebiasaan generasi muda yang
biasanya ke kafe langsung melihat gadget, menjadi melihat buku-buku yang
tersedia di kafe.
Tujuan utama dibuatnya kafe perpustakaan ialah untuk memberikan
kenyamanan pemustaka dalam menggali informasi dan meningkatkan minat
baca. Sehingga, dengan dibuatnya kafe perpustakaan tersebut seseorang dapat
merasakan kenyamanan saat membaca.
Peneliti melakukan penelitian di beberapa kafe perpustakaan yaitu di daerah
Jakarta Selatan dan Depok. Di Jakarta Selatan peneliti mengunjungi The
Reading Room yang letaknya di Kemang Raya dan Bookopi yang letaknya di
Apartemen Kalibata City. Menurut peneliti, suasana yang berada di “The
Reading Room” dari segi ruang, kurangnya pencahayaan membuat tidak
nyaman saat membaca, serta buku-buku yang disediakan hanya sebagai hiasan
di dinding dan suasana di “Bookopi” tempatnya terlalu sempit dan koleksi
7
bukunya terlalu sedikit. Sedangkan di daerah Cinere Depok peneliti
mengunjungi Bookshelf dan Moco Library Cafe. Suasana yang berada di
“Bookshelf” terdapat dua lantai, lantai yang pertama digunakan untuk menjual
koleksi buku, lantai kedua terdapat kafe dan berbagai koleksi buku yang bisa
dibaca, tetapi koleksi buku tersebut tidak dapat dipinjam. Dari keempat kafe
perpustakaan tersebut, peneliti lebih memilih Moco Library Cafe karena
menurut owner visi serta misi dari kafe ini yaitu lebih menunjang dalam
meningkatkan minat baca masyarakat terutama anak muda.
Moco Library Cafe merupakan kafe yang unik, karena selain menjual
makanan dan minuman juga memiliki koleksi buku yang bisa dibaca dan juga
dipinjam. Ide kreatif ini muncul dari sang pemilik yang awalnya memiliki hobi
membaca dan mengoleksi buku.
Generasi muda Indonesia belum mempunyai budaya gemar membaca.
Menurut hasil survei peneliti, generasi muda masih sering memainkan
gadgetnya di banding membaca buku. Karena tingkat kesadaran membaca di
Indonesia yang masih sangat minim itulah menginspirasi Moco Library Cafe
untuk didirikan, dengan harapan para pengunjung dapat gemar membaca di kafe
perpustakaan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji
“TREND LIBRARY CAFE DALAM MENDUKUNG MINAT BACA
GENERASI MUDA: STUDI KASUS MOCO LIBRARY CAFE” sehingga
peneliti mengetahui peran serta kendala dari Moco Library Cafe dalam
meningkatkan minat baca masyarakat.
8
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun pembatasan dan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pembatasan Masalah
Agar pembatasan skripsi lebih terarah serta tidak meluas, maka peneliti
memberikan batasan masalah yang akan diteliti pada Moco Library Cafe
tentang:
a. Peran Moco Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Masyarakat.
b. Kendala yang dihadapi Moco Library Cafe dalam Meningkatkan Minat
Baca Generasi Muda.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana peran yang dilakukan Moco Library Cafe dalam mendukung
minat baca masyarakat?
b. Apa kendala yang dihadapi Moco Library Cafe dalam meningkatkan
minat baca generasi muda?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah peneliti
ingin mengetahui:
1. Untuk mengetahui peran Moco Library Cafe dalam mendukung minat baca
masyarakat.
9
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Moco Library Cafe dalam
meningkatkan minat baca generasi muda.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak, diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan adanya kafe perpustakaan, penelitian ini mampu
meningkatkan minat baca pada masyarakat khususnya generasi muda.
2. Manfaat Praktis
Melalui kegiatan penelitian ini peneliti mengetahui library cafe dapat
membantu meningkatkan minat baca masyarakat.
E. Definisi Istilah
Untuk memudahkan penyamaan persepsi dalam penelitian ini maka istilah
yang berkaitan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Trend adalah suatu kondisi yang berkembang dan banyak diikuti oleh
beberapa orang.
Library Cafe adalah suatu tempat berupa kafe yang memiliki konsep
perpustakaan, didalam kafe tersebut pengunjung selain bisa memesan makanan
dan minuman juga bisa sambil membaca koleksi buku yang sudah disediakan.
Minat Baca adalah aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan
cenderung menetap dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri
sendiri agar pembaca dapat menemukan makna tulisan dan memperoleh
10
informasi sebagai proses transmisi pemikiran untuk mengembangkan
intelektualitas dan pembelajaran sepanjang hayat.
Kafe adalah tempat yang didatangi oleh pengunjung untuk sekedar
bersantai bersama teman bahkan dapat memesan makanan dan minuman.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi atas lima bab dan masing-
masing bab berisi beberapa bagian seperti yang diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membuat argumentasi seputar penelitian, meliputi: latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Bab ini berisi landasan teori dan tinjauan pustaka yang digunakan
dalam kegiatan penelitian. Bagian pertama dari bab ini berisi
landasan teori yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung
kegiatan penelitian dan penulisan hasil penelitian. Sedangkan bagian
kedua berisi penelitian terdahulu terkait dengan subyek penelitian
yang peneliti lakukan dengan berbagai referensi tersebut.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode-metode yang dilakukan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian ini. Bab ini mencakup jenis dan
11
pendekatan penelitian, sumber data, kreteria informan, subyek
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian keabsahan
data, teknik analisis data, serta tempat dan waktu penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menguraikan gambaran umum Moco Library Cafe dan
hasil penelitian tentang Trend Library Cafe dalam Mendukung
Minat Baca Generasi Muda.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab akhir dari penelitian, yang meliputi:
penarikan kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-
saran. Baik kesimpulan dan saran wajib menjawab tujuan penelitian
secara singkat dan padat.
12
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Kafe Perpustakaan
Berikut ini hal yang berkaitan dengan kafe perpustakaan, yang mencakup
pengertian, tujuan, dan pengguna kafe perpustakaan.
1. Pengertian Kafe Perpustakaan
Kafe perpustakaan merupakan gabungan dari dua tempat yaitu kafe dan
perpustakaan. Maka dari itu peneliti akan mendeskripsikan tentang kafe dan
perpustakaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kafe adalah kedai
kopi atau tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman
seperti kopi, teh, dan kue-kue bahkan pengunjung dihibur dengan musik.9
Pengertian perpustakaan tercantum dalam Undang-Undang No. 43
tahun 2007 pasal 1 ayat 1 tentang perpustakaan yang menyebutkan bahwa
perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan
atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka.10
9 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1 ed.
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 376. 10 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 3.
13
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan sederhana bahwa kafe
merupakan tempat dimana pengunjung dapat melakukan aktivitas makan
dan minum dengan santai. Sedangkan perpustakaan merupakan tempat yang
berisi koleksi buku, majalah atau sebagainya yang dapat digunakan dan
dipinjam. Seiring perkembangan zaman ada beberapa orang yang berfikir
untuk menggabungkan dua fungsi tempat tersebut menjadi satu yang biasa
disebut Library Cafe atau dalam Bahasa Indonesia ialah Kafe Perpustakaan.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Kafe Perpustakaan merupakan
tempat yang menyediakan makanan, minuman dan koleksi buku-buku, yang
di dalamnya pengunjung dapat menikmati makanan maupun minuman
sambil membaca buku-buku yang disediakan dengan mengedepankan
suasana yang santai dan menyenangkan. Sehingga kafe perpustakaan
merupakan salah satu inovasi dalam pengembangan perpustakaan yang
didesain dengan suasana kafe didalamnya, menyediakan makanan dan
minuman ringan di perpustakaan, suasana yang santai dan nyaman dengan
tetap mengutamakan fungsi perpustakaan.11
2. Tujuan Kafe Perpustakaan
Kafe perpustakaan merupakan salah satu inovasi dalam pengembangan
perpustakaan sebagai upaya peningkatan pengunjung, meningkatkan minat
baca masyarakat, serta pengoptimalan pemanfaatan perpustakaan sebagai
sumber informasi dan pendidikan sepanjang hayat.12
11 Ketut Masiani, “Perpustakaan Kafe: Konsep Unik Sebagai Usaha Peningkatan Minat
Baca dan Interaksi Sosial,” 2016 2, no. 2 (2016): 100–101. 12 Ketut Masiani, 100.
14
Selain itu ada beberapa keuntungan besar yang diperoleh dari
didirikannya kafe dengan konsep perpustakaan yaitu:13
a. Menjadikan masyarakat gemar berkunjung ke perpustakaan yang dapat
menumbuhkan atau meningkatkan minat baca masyarakat sehingga
mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Mampu menyediakan tempat yang nyaman dan menyenangkan
sehingga dapat mengubah pandangan masyarakat mengenai
perpustakaan sebagai tempat yang membosankan menjadi tempat yang
menyenangkan.
c. Mengembalikan fungsi perpustakaan sebagai sumber informasi.
3. Pengguna Kafe Perpustakaan
Kombinasi antara kafe dengan perpustakaan dimaksudkan untuk
menarik perhatian calon pengunjung dari anak-anak, remaja hingga dewasa.
Untuk anak-anak, dapat disiapkan perpustakaan taman bermain hingga
story telling. Untuk remaja dan dewasa nantinya menyediakan buku-buku
yang cukup lengkap dan menarik, sehingga setiap pengunjung kafe
perpustakaan dapat santai sambil baca buku.14
B. Minat Baca
Adapun pembahasan yang berkaitan dengan minat baca yaitu sebagai
berikut:
13 Ketut Masiani, 105. 14 Imran Benawi, “Perpustakaan Kafe dan Warkop Adalah Sebuah Perpustakaan Inovasi
Masa Kini,” 2012 06, no. 02 (2012): 17.
15
1. Pengertian Minat Baca
Pengertian minat dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah
kemauan yang terdapat dalam hati atas sesuatu, gairah dan keinginan.15
Minat adalah keinginan dan perhatian yang mengandung unsur-unsur suatu
dorongan untuk berbuat sesuatu atau belajar pada suatu perangkat mental
yang terdiri dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka dan rasa takut,
kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada
suatu pilihan tertentu.16
Pengertian membaca menurut E. Koswara adalah suatu proses
penafsiran dan pemberian makna tentang lambang-lambang oleh seorang
pembaca dalam usahanya untuk memperoleh pesan yang disampaikan
penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis.17 Menurut H. G Tarigan
mengatakan membaca merupakan suatu proses yang menuntut agar
kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam
pandangan sekilas agar makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui, kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersirat tidak akan
tertangkap dengan baik.18
Minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan atau kecenderungan
untuk membaca.19 Dari beberapa pengertian minat baca diatas, dapat
15 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 3 ed. (Jakarta:
Modern English Press, 2002), 979. 16 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 156. 17 E. Koswara, Dinamika Informasi Dalam Era Globalisasi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998), 226. 18 H. G Tarigan, Aceng Ruhendi Saifullah, dan Kholid A. Harnas, Membaca Dalam
Kehidupan (Bandung: Angkasa, 1989), 7. 19 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, 2001, 61.
16
disimpulkan bahwa pengertian minat baca adalah kecenderungan atau
kesukaan seseorang terhadap buku dengan topik atau tema tertentu.
2. Tujuan Membaca
Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi
baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan
membaca, yaitu:20
a. Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah
membaca novel, surat kabar, majalah dan komik. Menurut David Eskey
tujuan membaca semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang
dijadikan obyek kesenangan menurut David adalah sebagai “bacaan
ringan”.
b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca
buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk
meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual
profit.
c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik
perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep
masakan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu. Kegiatan
membaca ini dinamakan dengan reading for work.
d. Membaca untuk mengorganisir belajar seperti mengidentifikasi isi teks
yang penting. Menjawab pertanyaan khusus dan menentukan mana
untuk belajar dari suatu teks.
20 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja
(Jakarta: Grasindo, 2007), 215.
17
e. Membaca untuk belajar bahasa seperti menerjemahkan teks,
mempelajari kosa kata baru, mengidentifikasi pengguna struktur,
menggunakan teks sebagai model untuk menulis dan melatih
pengucapan dan pelafalan.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa tujuan membaca banyak dan
beragam dari yang sederhana seperti hiburan sampai yang rumit seperti
belajar. Seseorang yang membaca pasti memiliki suatu tujuan dan dari
membaca terdapat banyak manfaat yang dirasakan.
3. Manfaat Membaca
Membaca memiliki manfaat dan banyak makna. Dengan banyak
membaca kita akan memperoleh pengalaman dan pelajaran dari orang lain.
Bahkan dengan membaca buku, seseorang dapat terhindar dari kerusakan
jaringan otak di masa tua. Beberapa manfaat membaca antara lain:21
a. Merangsang Sel-Sel Otak
Membaca merupakan proses berpikir positif karena menyerap ide
dan pengalaman orang lain. Kegiatan ini akan merangsang sel-sel otak.
Otak sebagai pengatur kegiatan manusia memiliki struktur dan sifat
yang unik, misteri, dan penuh keajaiban.
Otak memegang peran penting dalam kehidupan intelektual karena
seluruh saraf diatur oleh otak ini. Maka otak perlu dijaga vitalitasnya,
dijaga kesegarannya, dan dicegah proses penuaannya. Penuaan dan
penyusutan otak sebenarnya dapat dikurangi bahkan bisa dicegah.
21 Lasa Hs, “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat,”
9.
18
Secara medis, kesegaran dan vitalitas otak dapat diatasi dengan cara
mengatur pola makanan yang bergizi seimbang. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsumsi beragam makanan sayuran
dan buah-buahan segar dapat mencegah penuaan dini dan memperbaiki
kemampuan kognitif otak.
Secara psikologis, agar otak terjaga vitalitasnya, hendaknya
digunakan untuk berpikir positif, rasional, obyektif, husnudzon, dan
rileks. Oleh karena itu perlu dijauhi pola pikir yang negatif, subyektif,
dan emosional. Sebab pikiran-pikiran itu dapat menimbulkan stres dan
merusak kesehatan. Orang yang mampu mengoptimalkan kerja
intelektual otak dengan mengahasilkan pemikiran yang positif (buku,
artikel, kebijakan dan lain-lain), inovatif, dan membawa kemaslahatan
manusia adalah orang yang mampu memperpanjang usia otak secara
fisik dan psikologis.
b. Menumbuhkan Kreativitas
Dengan membaca kita memperoleh wawasan, pandangan,
penemuan, dan pengalaman orang lain. Hasil bacaan ini kemudian kita
renungkan dan pikirkan untuk dipraktikkan dan dikembangkan. Cara
baca inilah sebenarnya merupakan cara baca yang berkualitas. Sebab
dalam proses baca ini tidak saja terjadi proses penyerapan informasi,
tetapi ada proses seleksi, pengolahan, dan usaha kreatif untuk
dikembangkan. Maka dapat dipahami bahwa mereka yang
kreativitasnya menonjol, rata-rata memiliki kemampuan baca yang
19
tinggi. Hanya orang-orang yang kreatif dan beranilah yang mampu
membawa perubahan.
c. Meningkatkan Perbendaharaan Kata
Banyaknya kata-kata yang diserap seseorang mempengaruhi
kelancaran komunikasi lisan maupun tertulis. Maka membaca sebagai
upaya penyerapan kosakata, pengetahuan tata bahasa, dan pengenalan
ungkapan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
perbendaharaan kata.
Dengan membaca kita mengenal; persuasi, implikasi, sifat nada, dan
unsur ekspresi lain. Unsur-unsur ini sangat penting bagi mereka yang
bergerak di dunia kesenian, keilmuan, pendidikan, dan kemasyarakatan.
d. Membantu Mengekspresikan Pemikiran
Banyak orang yang lancar berbicara, ceramah, orasi, dan ngobrol
dalam mengekspresikan pemikirannya. Tetapi begitu sedikitnya orang
yang mampu menulis dengan baik. Hal ini sangat mungkin disebabkan
kurangnya proses baca.
Ekspresi melalui tulisan berbeda dengan ekspresi melalui lisan.
Kegiatan menulis memerlukan penguasaan materi, pemilihan kata,
perenungan masalah, dan penyusunan kalimat. Semua kegiatan ini
dilakukan dengan cermat, teliti, dan penuh pertimbangan. Maka kualitas
dan kuantitas bacaan akan mempengaruhi kualitas tulisan. Kata Peter
Bolsiuss “if you do not read, you do not write”.22
22 Nurudin, Menulis Artikel Itu Gampang (Semarang: Effhar, 2004), 81.
20
4. Faktor Pendukung Pembinaan Minat Baca
Terdapat beberapa faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi pembinaan minat baca di perpustakaan, diantaranya sebagai
berikut:
a. Faktor-Faktor Internal23
a) Kurangnya Tenaga Pengelola Perpustakaan
Jumlah tenaga pengelola perpustakaan, baik yang berpredikat
pustakawan, yang berpendidikan jurusan ilmu perpustakaan maupun
tenaga struktural masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu
kebanyakan mereka kurang menaruh perhatian terhadap pembinaan
minat baca yang merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab
yang harus dilaksanakannya.
b) Kurangnya Dana Pembinaan Minat Baca
Meskipun para pengelola perpustakaan menyadari bahwa
pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas dan tanggung
jawab, namun banyak di antaranya yang terbentur pada keterbatasan
dana. Biaya yang dibutuhkan untuk pembinaan minat baca cukup
besar, antara lain untuk menambah koleksi bahan pustaka yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan, untuk pencetakan
brosur-brosur, poster-poster, dan yang sejenisnya, untuk
mengadakan berbagai kegiatan peningkatan minat baca seperti
penyelenggaraan pameran, pengadaan berbagai macam lomba,
23 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, 2001, 87–89.
21
penyelenggaraan seminar atau ceramah atau temukarya yang dapat
mendorong setiap orang untuk memiliki minat baca.
c) Terbatasnya Bahan Pustaka
Keterbatasan bahan pustaka ini bukan sekadar jumlah dan
variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa
perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan pustaka yang
dilayankan di perpustakaan. Karena dana yang terbatas, sulit bagi
perpustakaan untuk menyediakan bahan pustaka yang bermutu,
yang dibutuhkan masyarakat.
d) Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan
Kebanyakan perpustakaan baru pada tingkah pemberian layanan
peminjaman. Layanan-layanan lainnya, seperti layanan referensi,
layanan pemutaran film, layanan bercerita, layanan penelusuran
informasi, dan lain-lain banyak yang belum disajikan di
perpustakaan. Oleh karena itu layanan perpustakaan menjadi
membosankan dan pasif. Ini menyebabkan kurangnya minat
masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan
koleksi yang tersedia di dalamnya.
e) Terbatasnya Ruangan Perpustakaan
Banyak perpustakaan yang ruangannya belum dilengkapi
dengan ruang-ruang seperti: ruang baca, ruang anak-anak, ruang
remaja/dewasa, dan lain-lain. Bahkan banyak perpustakaan yang
menempati ruangan sempit, khusus hanya menyimpan koleksi bahan
22
pustaka. Hal ini menyebabkan pengunjung tidak merasa nyaman
membaca buku di perpustakaan.
f) Terbatasnya Perabot dan Peralatan Perpustakaan
Banyak perpustakaan yang belum memiliki peralatan yang
dapat mendukung pembinaan minat baca, seperti berbagai macam
proyektor (proyektor film, proyektor untuk slide/filmstrip, proyektor
untuk transparasi), mesin fotokopi, mesin pembaca bentuk mikro
(micro-reader), dan lain-lain.
g) Kurang Sentralnya Lokasi Perpustakaan
Banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjung karena
letaknya yang tidak strategis. Lokasi perpustakaan banyak yang
ditaruh di bagian belakang gedung, sehingga banyak yang segan
mendatangi.
h) Kurangnya Promosi/Pemasyarakatan Perpustakaan
Kurangnya promosi atau pemasyarakatan perpustakaan
menyebabkan tidak banyak anggota masyarakat memanfaatkan jasa
layanan perpustakaan. Akibatnya mereka kurang tertarik pada
perpustakaan.
b. Faktor-Faktor Eksternal24
1) Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan
minat baca. Hal ini tampak antara lain, di lingkungan keluarga
banyak orang tua yang kurang memperhatikan pengembangan minat
baca anak-anaknya. Di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi
24 Mudjito, 94.
23
banyak tenaga kependidikan yang kurang memperhatikan
pengembangan minat baca peserta didiknya. Demikian pula di
kantor-kantor, baik instansi pemerintah maupun swasta, para
pemimpin kantor banyak yang kurang memperhatikan
pengembangan minat baca pegawainya. Juga di lingkungan lembaga
atau organisasi sosial, pimpinan lembaga atau organisasi tersebut
kurang menaruh perhatian terhadap pengembangan minat baca
anggotanya.
2) Kurang terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar
perpustakaan. Belum banyak upaya yang dilakukan untuk
menggiatkan jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar
perpustakaan. Bahkan banyak perpustakaan yang belum
menggunakan pembinaan minat baca.
3) Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca.
Sektor swasta seperti industri, perusahaan serta usaha bisnis lainnya
belum banyak berpartisipasi dan melibatkan diri dalam pembinaan
minat baca, baik bagi pegawainya maupun masyarakat di sekitarnya.
4) Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca.
Banyak penerbit yang orientasi penerbitannya berdasarkan
perhitungan keuntungan semata-mata dan kurang memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jumlah karya cetak, khususnya buku, yang
diterbitkan sangat terbatas baik jumlah maupun judulnya.
5) Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca.
Para penulis, baik pengarang, penyadur, maupun penerjemah belum
24
banyak berpartisipasi dalam pembinaan minat baca. Yang ditulis
mereka terutama yang diperkirakan laris di pasaran. Mereka kurang
memperhatikan kebutuhan masyarakat yang bermacam ragam.
5. Peran Perpustakaan dalam Peningkatan Minat Baca
Sesuai tuntutan masyarakat pemustaka, kini telah banyak perpustakaan
yang memanfaatkan teknologi informasi dalam memberikan layanan.
Dalam hal ini perpustakaan perlu menjalin jaringan dengan perpustakaan,
pusat informasi, dan lembaga terkait di seluruh dunia. Dengan demikian
masyarakat pemustaka dapat memanfaatkan jaringan tersebut dalam akses
informasi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Untuk mendorong peningkatan minat baca dan literasi informasi
masyarakat, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah atau BPAD,
Perpustakaan Kota atau Kabupaten, Perpustakaan Kecamatan, Perpustakaan
Desa, dan perpustakaan masyarakat lainnya dapat melaksanakan kegiatan
antara lain:25
a. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini
Membaca memiliki pengertian dalam arti luas yaitu memacu nalar
dan melatih konsentrasi. Banyak orang yang berhasil dalam karirnya
justru berasal dari keluarga yang gemar membaca. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa buku, media rekam dan media penyampai lain
bisa mengubah nasib seseorang.
25 Lasa Hs, “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat,”
13–14.
25
Konon Thomas Alva Edison dulunya seorang yang bodoh, drop out
dari sekolah dasar dan sempat menjadi pedagang asongan. Berkat
kegemarannya membaca dan melakukan berbagai penelitian dan
diskusi, beliau menghasilkan lebih dari 3.000 penemuan atas nama
dirinya dan berhasil menempatkan diri sebagai ilmuwan terkemuka
tingkat dunia.
Memang diakui bahwa melihat, mendengar, dan membaca
merupakan alat utama manusia untuk belajar dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan satu dari
yang lain tetapi juga saling terkoneksi. Dalam konteks saat ini, melek
huruf dapat dikembangkan dengan melek informasi, melek teknologi,
melek politik, berpikir kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar.26
b. Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Layanan Keliling
Jangkauan layanan perpustakaan keliling perlu diperluas. Sebab,
sebagian besar penduduk kita tinggal di pedesaan. Faktor geografis,
pendidikan, dan ekonomi yang menyebabkan mereka memiliki
keterbatasan dalam akses informasi.
Koleksi perpustakaan keliling perlu ditingkatkan kualitas dan
kuantitasnya sesuai kebutuhan masyarakat yang dilayani. Sebab,
pemberian sesuatu yang pas akan menggembirakan dan diharapkan
mampu memotivasi pihak yang diberi apalagi yang diberi ialah buku.
Rasa ingin tahu tentang buku yang diberikan akan menumbuhkan minat
baca dan bisa membuat pembaca ingin terus membaca buku yang lain.
26 F.A Wiranto, Perpustakaan dalam Dinamika Pendidikan dan Kemasyarakatan
(Semarang: Unika Soegijapranata, 2008), 123.
26
c. Menyelenggarakan Hari/Jam Cerita/Story Telling
Di sekolah, perpustakaan umum, taman bacaan, atau dalam
masyarakat perlu dikondisikan masyarakat untuk membaca atau belajar
pada hari dan jam tertentu. Sebab, suatu perubahan itu akan terjadi
dengan menciptakan keadaan yang kondisional.
d. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Penulisan
Penumbuhan minat baca diharapkan akan berlanjut pada
meningkatnya minat tulis. Orang akan membutuhkan bacaan apabila
ada kebutuhan untuk melakukan kegiatan, menyampaikan pikiran lewat
lisan (pidato, ceramah, sambutan, dan lain-lain) atau kegiatan menulis
(makalah, artikel, karya akademik, dan lain-lain). Minat tulis ini dapat
ditumbuhkan antara lain melalui lomba karya tulis atau
penyelenggaraan pelatihan-pelatihan yang terpantau.
e. Menyelenggarakan Pemilihan Pemustaka Terbaik
Salah satu indikator minat baca dan minat ilmu yang tinggi antara
lain dapat diukur dari tinggi rendahnya kunjungan ke perpustakaan dan
pemanfaatan fasilitas perpustakaan. Untuk itu dapat juga dilakukan
pemilihan pemustaka yang paling banyak pinjam buku, berkunjung,
memanfaatkan internet, dan lain-lain pada periode tertentu.
f. Meningkatkan Fasilitas Perpustakaan
Agar masyarakat tertarik dan betah di perpustakaan, kiranya perlu
adanya peningkatan sarana dan fasilitas perpustakaan seperti tata ruang
yang baik, pencahayaan, penghawaan, penyediaan kafetaria, mushola,
27
dan lainnya. Dengan begitu, masyarakat akan lebih merasa nyaman
berada di wilayah perpustakaan.
g. Menyelenggarakan Reading Corner di Lembaga Layanan Publik
Pemerintah Daerah maupun BPAD bisa menyelenggarakan tempat-
tempat bacaan atau reading corner di tempat-tempat yang banyak
dikunjungi masyarakat seperti stasiun, bandara, bank, kantor pos, mall,
pos ronda, dan lainnya. Tentunya bacaan yang dipasang disana dikelola
dengan baik menghindari kemungkinan koleksi-koleksi itu hilang.
h. Menyelenggarakan Kegiatan Penunjang
Perpustakaan umum (daerah, kabupaten, kecamatan, desa, dan lain-
lain) dapat menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang mampu
menarik perhatian masyarakat seperti kursus keterampilan tertentu,
pertunjukan, pameran, diskusi topik-topik menarik. Sebab masyarakat
kita masih memerlukan rangsangan-rangsangan untuk meningkatkan
minat baca mereka.
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah hasil karya ilmiah yang memiliki tema serupa
dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut adalah beberapa
topik penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa peneliti yang memiliki
topik yang serupa di antaranya:
1. Upaya Pembinaan Minat Baca Masyarakat Studi Kasus TBM Sanggar
Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu. Penelitian ini diajukan oleh
Ludfia mahasiswi Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini
28
bertujuan untuk mengetahui upaya TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan
TBM Jendela Ilmu dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca
terhadap masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan dan
dikembangkan serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan program-program minat baca terhadap masyarakat. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pembinaan minat baca melalui
program-program di TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela
Ilmu adalah menyelenggarakan pentas seni, membuat MADING, membaca
buku selama 15 menit kemudian membuat ringkasan, mensirkulasi buku
selama 1 minggu sekali dengan tema yang berbeda, menyelenggarakan
kelas pekerjaan tangan, lomba memasak, pemutaran film atau video, story
telling, pameran buku dan bedah buku fiqih. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang pengambilan datanya
melalui observasi dan wawancara dengan informan terkait. Teknik
penelitian ini menggunakan purposive sampling.27
2. Perilaku Pemanfaatan Perpustakaan Kafe (Library Cafe) Sebagai Gaya
Hidup (Life Style) Masyarakat Kota Surabaya. Penelitian ini diajukan
oleh Aniatus Sa’diyah mahasiswi Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat
Kota Surabaya dalam memanfaatkan Perpustakaan Kafe (Library Cafe)
sebagai gaya hidup. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep untuk
menggambarkan perilaku pemanfaatan perpustakaan kafe (library cafe),
27 Ludfia, “Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat Studi Kasus TBM
Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu” (Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015).
29
dan menggunakan teorinya Chaney untuk mengetahui gaya hidup yang di
kembangkan oleh masyarakat kota Surabaya. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa perilaku masyarakat kota Surabaya dalam
memanfaatkan perpustakaan kafe (library cafe) dengan alasan
memanfaatkan karena tempatnya nyaman sebesar 54,7%; intensitas
kunjungan yang cenderung sering (1-4 kali) dalam satu bulan sebesar 80%;
kemudian responden yang datang ke perpustakaan kafe (library cafe)
cenderung tidak baca sebesar 32,0%; sedangkan bagi pengunjung yang
baca, koleksi yang dibaca adalah jenis koleksi kesenian sebesar 30,7%; dan
aktivitas yang dilakukan cenderung menikmati makanan dan minuman
sebesar 36%; nongkrong sebesar 19%; dan diskusi dengan teman 13%.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik incidental
sampling.28
D. Peta Literatur Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memaparkan beberapa penelitian terdahulu
yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang “Trend Library
Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus Moco Library
Cafe”. Tema yang akan dibahas adalah Library Cafe untuk mendukung minat
membaca, terdiri dari tiga subtopik yaitu: Perpustakaan Umum, Minat Baca,
dan Kafe.
28 Aniatus Sa’diyah, “Gambaran Perilaku dan Gaya Hidup Masyarakat Kota Surabaya
dalam Memanfaatkan Perpustakaan Kafe (library cafe)” (Airlangga, 2016).
30
Gambar dibawah ini merupakan contoh peta literatur yang mengilustrasikan
literatur-literatur yang berkaitan denga Library Cafe untuk Mendukung Minat
Membaca.29
1. Peneliti menempatkan topik penelitian di kotak hierarki paling atas.
2. Selanjutnya, peneliti mencari penelitian-penelitian lain di database
terkomputerisasi, lalu menyusunnya ke dalam tiga subtopik umum yaitu:
Perpustakaan Umum, Minat Baca, dan Kafe. Dalam setiap kotak itu pula
disertakan referensi-referensi relevan lain yang terkait.
3. Setelah menyusun literatur-literatur dalam bentuk diagram hierarkis,
kemudian menyajikan cabang-cabang lanjutan dari setiap kotak untuk
menunjukkan keluasan penelitian.
4. Peneliti membuat kotak Fokus Penelitian di bagian peta paling bawah yang
menunjukkan penelitian yang di ajukan, yaitu Manfaat Kafe Perpustakaan,
lalu menggambar garis-garis untuk literatur-literatur sebelumnya. Semua ini
disusun untuk membuktikan bahwa proyek penelitian dapat memperluas
literatur-literatur tersebut.
29 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, 3 ed.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 55–57.
31
Tabel 2.1 Peta Literature Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe
Library Cafe
Untuk
Mendukung
Minat
Membaca
Perpustakaan
UmumMinat Baca Kafe
Inovasi
Perpustakaan
(Imran
Benawi,
2012)
Library
Cafe s
(William,
1997)
Minat Baca di
Indonesia
(Mikhael
Gewati, 2017)
Peningkatan
Minat Baca
(Lasa HS,
2009)
Interaksi
Sosial
(Ketut, 2016)
Gaya Hidup
Masyarakat
(Aniatus,
2016)
Konsep
Perpustakaan
(Ghaferra,
2014)
Perancangan
(Peggy, 2014)
Membaca
Sebagai Suatu
Pengantar
Membaca
(Henry, 2008)
Fokus Penelitian:
Manfaat Kafe Perpustakaan
32
Library Cafe merupakan salah satu outlet yang menyediakan makanan dan
minuman. Salah satu tujuan didirikannya library cafe ialah untuk meningkatkan
pendapatan usaha. Saat ini, ada beberapa library cafe yang melakukan inovasi
dengan mengubah konsep kafe pada umumnya menjadi kafe perpustakaan. Hal
ini menjadikan kafe memiliki fungsi sebagai pusat informasi untuk
menumbuhkan peningkatan minat baca (Lasa Hs, 2009). Inovasi pada
perpustakaan itu sangat dianjurkan untuk benar-benar diadakan agar dapat
menumbuhkan daya minat baca (Imran Benawi, 2012). Inovasi pada
perpustakaan tersebut harus dibangun dan dirancang secara matang agar dapat
berjalan sesuai rencana.
Kafe perpustakaan saat ini bukan hanya sebagai tempat untuk makan dan
minum melainkan untuk meningkatkan minat membaca masyarakat yang saat
ini sudah menjadi gaya hidup dimasyarakat (Aniatus, 2016). Kafe perpustakaan
memiliki banyak koleksi dari owner yang sudah banyak dimanfaatkan oleh
pengguna. Untuk mengetahui seberapa jauh library cafe dalam meningkatkan
gemar membaca maka dibutuhkan ajakan yang tepat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni wawancara terhadap
owner, analisa tempat, dan bertanya serta mengadakan interaksi sosial (Ketut,
2016). Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa referensi-referensi
yang terdapat pada gambar 2.1 mengenai trend library cafe untuk meningkatkan
minat baca mencakup seluruh keterkaitan mengenai manfaat kafe perpustakaan
dalam meningkatkan minat baca.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antara fenomena yang diselidiki. Dalam penelitian deskriptif analisis ini, peneliti
akan menjadikan subjek yang diteliti adalah owner, manager, dan pengunjung dari
Moco Library Cafe.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini lebih mengarah kepada penelitian deskriptif analisis, yaitu
penelitian dimana metode penelitian untuk membut gambaran mengenai situasi
atau kejadian dengan mengajukan data-data dan teori yang relevan melalui
observasi dan wawancara.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti
memilih pendekatan kualitatif karena dalam penelitian kualitatif metode yang
biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan
dokumen. Pendekatan ini menghasilkan data dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif seperti transkripsi wawancara, observasi, pengamatan lapangan,
gambar, foto dan lain sebagainya dalam menyelesaikan masalah ini. Pendekatan
kualitatif lebih mudah digunakan untuk mengungkap kenyataan yang bersifat
ganda, menyajikan secara langsung antara peneliti dan informannya. Hal
tersebutlah yang mendasari peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.
34
B. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting
yang dijadikan pertimbangan dalam mengumpulkan data. Adapun sumber data
dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa perantara atau
langsung dari sumbernya.30 Data primer dapat berupa opini subjek (orang)
secara individual atau kelompok, hasil observasi suatu benda, kejadian atau
kegiatan dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan
data primer yaitu survei dan observasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari
sumbernya.31 Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat
penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan.
C. Kriteria Informan
Menurut Lexy J. Moleong dalam buku “Metodelogi Penelitian Kualitatif”
informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian.32 Pemanfaatan informan bagi peneliti adalah
agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang didapat, karena
30 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN, 2004), 60. 31 Prasetya Irawan, 87. 32 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remajda Karya, 1989),
90.
35
informan dimanfaatkan untuk berbicara atau bertukar pikiran atau
membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya.
Dalam penelitian kualitatif, informan adalah orang yang dipilih langsung
oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai topik yang diteliti.
Semakin banyak wawancara, pengamatan dan dokumen yang diperoleh, maka
semakin bervariasi pula bukti yang akan terkumpul dan yang ditemukan.
Informan tersebut dipilih berdasarkan kriteria yang dianggap dapat mewakili
untuk mendukung dan memperkaya penelitian ini yaitu, owner, manager, dan
pengunjung dari Moco Library Cafe.
D. Subjek Penelitian (Informan)
Informan adalah orang yang memberikan keterangan atau narasumber yang
menjadi sumber data dalam penelitian.33 Informan adalah orang yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian.34 Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian yaitu,
owner, manager, dan pengunjung Moco Library Cafe. Informan yang
melakukan wawancara untuk memperoleh data penelitian di lapangan adalah
sebagai berikut:
33 J.S. Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Kompas, 2003), 153. 34 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, revisi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), 3.
36
Tabel 3.1 Daftar Informan
No. Informan Kriteria Informan
1. Syarifa Rahimah Owner Moco Library Cafe.
Berlatar belakang SMK jurusan tata
boga.
2. Ali Zaenal Abidin S.Kom Manager Moco Library Cafe.
Berlatar belakang ilmu komunikasi dan
sudah pernah berpengalaman dalam
mengelola sebuah bisnis.
3. Yudha Harpian Pengunjung Moco Library Cafe.
Dalam 1 minggu mengunjungi kafe
sebanyak 2 kali.
4. Mutia Shahab Pengunjung Moco Library Cafe.
Dalam 1 minggu mengunjungi kafe
sebanyak 2 kali.
5. Riesuryanita Pengunjung Moco Library Cafe.
Dalam 1 minggu mengunjungi kafe
sebanyak 2 kali.
6. Astri Pengunjung Moco Library Cafe.
Dalam 1 minggu mengunjungi kafe
sebanyak 2 kali.
7. Saiful Bachri Pengunjung Moco Library Cafe.
Dalam 1 minggu mengunjungi kafe
sebanyak 2 kali.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan dengan fokus dan tujuan
penelitian. Data yang dikumpulkan berdasarkan data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara yang diubah dari bentuk rekaman
menjadi tulisan. Data sekunder diperoleh dari penelusuran data dan informasi
dari dokumen atau catatan yang dimiliki keterkaitan dengan objek penelitian.
Beberapa teknik yang digunakan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah pengambilan data yang bertumpu pada pengamatan
langsung terhadap objek penelitian. Peneliti melakukan kunjungan secara
langsung ke lokasi tempat observasi yang akan diteliti untuk mendapatkan
37
informasi relevan yang nantinya dapat digunakan untuk memberikan suatu
kesimpulan atau diagnosis. Dalam penelitian ini, objek penelitian adalah
Moco Library Cafe. Dimana peneliti harus mengamati secara langsung dan
objektif situasi dan kondisi sebenarnya yang terjadi disana.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik yang datanya dikumpulkan melalui
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai tema yang akan diteliti
kepada informan, sehingga informasi yang didapatkan lebih akurat dan
relevan. Teknik ini digunakan untuk memperjelas permasalahan yang ada,
khususnya yang berkaitan dengan pengaruh pengunjung terhadap minat
baca.
3. Kajian Kepustakaan
Kajian kepustakaan adalah teknik mengumpulkan data dan informasi
dengan memanfaatkan literatur-literatur yang tersedia sebagai pedoman
dalam menemukan informasi yang relevan. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan teori pendukung, pada penelitian meliputi artikel, buku,
internet, bahan referensi, dan lain-lain.
F. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan suatu kegiatan untuk mengurangi perluasan
pemahaman peneliti dan informan, untuk menjamin bahwa yang dikumpulkan
benar-benar telah mempresentasikan fenomena yang menjadi fokus peneliti. Uji
keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kreadibilitas, transferability,
dependability, dan convirmability.
38
Trianggulasi merupakan metode yang dilakukan peneliti sebagai kroscek
keabsahan dan menganalisis data. Menurut Sugiyono, triangulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.35 Peneliti
menggunakan teknik trianggulasi data dilakukan dengan menggunakan
pengumpulan data seperti observasi dan studi kepustakaan. Kemudian data
diperoleh dan dikelola dalam menganalisis agar penelitian ini terjamin
kebenarannya. Dalam teknik trianggulasi ini peneliti menggunakan tiga tahap
teknis penelitian trianggulasi yakni:36
1. Trianggulasi sumber, untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Trianggulasi teknik, menguji kreadibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Trianggulasi waktu, dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi dan teknik lain dalam waktu yang berbeda.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif, karena pada analisis penelitian kualitatif terjadi suatu proses
analisis data, yang dimulai mencari dan menemukan pola penelitian, sehingga
dapat mengetahui informasi apa saja yang dapat dipelajari dan diberitahukan
kepada orang lain. Lexy J. Moleong menyatakan bahwa analisis data kualitatif
merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
35 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 6 ed. (Bandung: Alfabeta,
2016), 330. 36 Sugiyono, 373–374.
39
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, memanifestasikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.37 Data akan diolah dengan tiga tahapan, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam
penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal penting dari
data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, pertama-tama peneliti
mengumpulkan seluruh data dari hasil wawancara di Moco Library Cafe,
mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan informan sesuai dengan
pertanyaan yang serupa, menghilangkan pertanyaan-pertanyaan informan
yang tidak berkaitan dengan objek penelitian, setelah itu merangkum hal-
hal pokok dari hasil wawancara, kemudian hasil wawancara tersebut
disusun ulang tanpa mengubah maksud atau interprestasi dan informan
mengenai pertanyaan yang diajukan peneliti.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian data digunakan untuk mempermudah dalam memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Dalam penyajian data, peneliti memberikan gambaran
mengenai kegiatan yang dilakukan di Moco Library Cafe, serta kendala dan
37 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 1989, 103.
40
hambatan yang muncul. Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk
tabel disertai uraian singkat berupa penjelasan dan interprestasi peneliti.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir adalah membuat penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersumber dari data-data yang
terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif peneliti. Penarikan
kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Dalam tahapan
ini, peneliti mengambil intisari dari data-data yang diperoleh serta hasil
analisis dan membentuk suatu kesimpulan. Peneliti juga memberikan saran
serta masukan terhadap permasalahan yang dihadapi Moco Library Cafe.
H. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Moco Library Cafe yang berlokasi di Jl. Cinere
Raya No. 102G, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan
dari bulan Agustus 2016 sampai dengan Januari 2018.
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Tahun 2016-2018
November-
Desember
Januari-
Agustus
September-
November
Desember Januari
1. Observasi Awal
dan Penyerahan
Proposal Skripsi
2. Pelaksanaan
Bimbingan
Skripsi
3. Pengumpulan
Literatur Skripsi
4. Pelaksanaan
Penelitian
Observasi dan
Wawancara
5. Analisis Data
dan Pengolahan
Data
6. Penyerahan
Skripsi
7. Sidang Skripsi
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Moco Library Cafe
Berikut ini merupakan pembahasan tentang Moco Library Cafe yang berisi
tentang sejarah, fasilitas, layanan pengunjung, program kegiatan, serta koleksi
buku Moco Library Cafe.
1. Sejarah Moco Library Cafe
Moco Library Cafe merupakan hasil relaunch dari kafe sebelumnya
yaitu Delice Cafe. Nama unik ini berasal dari kata bahasa Jawa yaitu
“moco” yang bermakna “membaca”. Awal terbentuknya yaitu, April 2016
dan berlokasi di Jl. Cinere Raya No. 102G, Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
Konsep perpustakaan sendiri merupakan hasil diskusi dari owner bernama
Syarifa Rahimah dengan orang tuanya yang merupakan pemilik Mizan
Publishing House salah satu penerbit terbesar di Indonesia. Owner
mempercayakan management Moco Library Cafe kepada kerabat dekatnya
yaitu Ali Zaenal Abidin.
Strategi yang digunakan untuk menarik minat pengunjung adalah
pendaftaran membership. Dimana, pengunjung membeli makanan atau
minuman dengan harga minimal Rp30.000,- sehingga pengunjung akan
mendapatkan kartu member dan bisa meminjam buku untuk dibawa pulang
dengan batas maksimal peminjaman ialah 5-7 hari. Batas waktu 5 hari
berlaku untuk koleksi buku yang baru terbit, karena peminat untuk
42
membaca buku tersebut masih banyak sedangkan batas waktu 7 hari untuk
koleksi buku yang sudah lama terbit. Hal itu membuat Moco Library Cafe
mendapatkan 2 (dua) keuntungan yakni keuntungan mendapatkan
pengunjung dan keuntungan dikonsumsinya menu yang disediakan untuk
konsumen.
Koleksi buku Moco Library Cafe hingga saat ini mencapai kurang lebih
500 buku. Sebagian besar koleksi buku berasal dari hibah Penerbit Mizan,
mengingat Sarah (salah satu pendiri Moco Library Cafe) merupakan anak
pemilik penerbit buku tersebut. buku-buku koleksi miliknya pun turut
dihibahkan ke Moco Library Cafe termasuk koleksi buku berbahasa Inggris
di lantai dua Moco Library Cafe.
Moco Library Cafe terdiri dari dua lantai. Di lantai pertama, di sisi kiri
dinding ada sebuah rak buku unik berbentuk ejaan kata ‘READ’. Setiap
huruf, semisal huruf ‘R’ membentuk satu buah rak, demikian seterusnya.
Sehingga ada empat rak unik nan minimalis. Pada rak buku tersebut terdapat
buku-buku kategori fantasi, parenting, religi, psikologi, sastra, bisnis,
biografi, dan buku pelajaran.
43
Gambar 4.1 Rak Buku Berbentuk READ
Sedangkan di sisi kanan berikutnya ada sejejeran rak buku berbentuk
ranting pohon yang berisi buku anak-anak. Pada dinding juga dipasang
berbagai bingkai yang di dalamnya memuat beragam jenis tulisan seperti
puisi, artikel, dan kutipan.
Gambar 4.2 Rak Buku Berbentuk Ranting
Keberadaan Moco Library Cafe diharapkan mampu meningkatkan
minat baca tidak hanya di kalangan remaja yang cenderung menyukai kafe
tetapi jug untuk seluruh kalangan masyarakat. Selain itu, Moco Library Cafe
44
diharapkan mampu meningkatkan interaksi secara langsung melalui media
buku tanpa harus terpaku kepada gadget.
2. Fasilitas Moco Library Cafe
Moco Library Cafe memiliki fasilitas ruangan yang cukup menarik
yang bisa membuat pengunjung merasa nyaman ketika membaca. Hal ini
bisa dilihat dari desain interior ruangan yang modern dan elegan. Moco
Library Cafe juga menyediakan tempat dengan desain lucu sebagai tempat
berfoto bagi pengunjung. Pada sudut ruangan didesain nyaman dan menarik
untuk anak-anak sebagai media story telling yang dilakukan oleh pegawai
Moco Library Cafe.
3. Layanan Pengunjung Moco Library Cafe
a. Waktu pelayanan Moco Library Cafe
Senin-Minggu : 09:30 – 21:30 WIB
Alamat : Jl. Cinere Raya No. 102G, Cinere, Kota Depok,
Jawa Barat
b. Keanggotaan
Untuk menjadi membership Moco Library Cafe, caranya dengan
membeli makanan atau minuman minimal seharga Rp30.000,- (tiga
puluh ribu rupiah). Jumlah anggota Moco Library Cafe saat ini sebanyak
24 orang.
45
Gambar 4.3 Kartu Keanggotan
4. Program Kegiatan Moco Library Cafe
Moco Library Cafe pernah mengadakan beberapa kegiatan yang
bertujuan untuk menarik minat pengunjung, yaitu:
a. Seminar
Kegiatan seminar yang diadakan Moco Library Cafe dilakukan
dengan cara mengundang narasumber untuk berbagi ilmu dengan tujuan
untuk membahas berbagai kegiatan dikehidupan masyarakat.
Gambar 4.4 Suasana Seminar di Moco Library Cafe oleh Bapak Pardamean
46
b. Parenting
Kegiatan parenting adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
diberikan kepada orang tua untuk memahami bagaimana berinteraksi
kepada anak-anak.
Gambar 4.5 Kegiatan Parenting oleh Bapak Wahyu Aditya
c. Bedah Buku
Kegiatan yang dilakukan dengan cara mengundang penulis yang
bukunya sedang best seller untuk mengadakan meet and greet agar
semakin dekat antara penulis buku dengan pembaca buku tersebut.
Gambar 4.6 Kegiatan Bedah Buku oleh Candra Malik
47
d. Story Telling
Kegiatan story telling dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita
kepada anak-anak dengan metode yang mudah dipahami.
Gambar 4.7 Kegiatan Story Telling
5. Koleksi Buku Moco Library Cafe
Koleksi buku yang terdapat di Moco Library Cafe itu beragam. Moco
Library Cafe memiliki koleksi buku sekitar 500 buku. Berikut adalah
pengelompokan koleksi di kafe perpustakaan: 45% fantasi, 10% parenting,
10% religi, 5% psikologi, 15% sastra, 5% bisnis, 5% biografi dan 5% buku
pelajaran.38 koleksi yang dimiliki oleh Moco Library Cafe diperoleh dengan
cara hibah dan pembelian.
B. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa hal yang akan dibahas terkait peran
Moco Library Cafe dalam meningkatkan minat baca. Penelitian ini dilakukan
dengan proses wawancara dan observasi. Selain wawancara dan observasi
38 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe, Audio hp (Depok, 2017).
48
dilakukan analisis kajian pustaka sumber-sumber yang terkait dengan peran
Moco Library Cafe dalam meningkatkan minat baca. Adapun hasil penelitian
yang diperoleh, sebagai berikut:
1. Peran Moco Library Cafe dalam Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat
Beberapa pertanyaan sudah diajukan peneliti kepada informan terkait
peran Moco Library Cafe dalam meningkatkan minat baca masyarakat.
a. Tujuan dibangunnya Moco Library Cafe
1) Mendapatkan Omset
Memiliki hobi memasak dan membaca membuat pemilik berniat
untuk membuka usaha.
“...saya hobi masak dan punya beberapa buku jadi berniat
untuk buka usaha...”39
Tentunya tujuan utama dibangunnya Moco Library Cafe adalah
untuk mendapatkan omset, mengingat kafe merupakan salah satu
bisnis yang menjanjikan.
“...tujuan didirikannya y omset, karena kafe ini bergerak di
bidang ekonomi yaitu bisnis...”40
Sebenarnya Moco Library Cafe ini merupakan hasil pembaharuan
dari kafe sebelumnya, tetapi omset pada kafe sebelumnya masih
39 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe, Audio hp (Depok, 2017). 40 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe.
49
belum stabil sehingga owner memutuskan untuk mengubah konsep
menjadi kafe perpustakaan atau library cafe.
“...kita merubah konsep menjadi kafe perpustakaan dan
Alhamdulillah ada peningkatan cuma masih lambat...”41
2) Menunjang Minat Baca
Owner merasa prihatin dengan kondisi minat baca di Indonesia
karena Indonesia masuk ke dalam posisi tiga terendah dari seluruh
dunia tentang minat baca.
“...selain itu, kita juga ingin meningkatkan minat baca karena
di Indonesia ini termasuk tiga terendah di dunia tentang minat
baca...”42
Membuat konsep baru agar masyarakat tertarik untuk
mengunjungi Moco Library Cafe.
“...dan saya ingin membuat kafe ini berbeda, karena konsep
kafe perpustakaan yang mendukung minat baca belum ada,
kalaupun ada buku-bukunya hanya sebagai hiasan...”43
3) Mengubah Mindset Soal Perpustakaan
Pengunjung akan merasa lebih santai ketika membaca buku
dengan suasana yang berbeda.
“...biasanya orang tidak mau ke perpustakaan karena
tempatnya yang terlalu resmi, nah kita membuat inovasi
perpustakaan dengan cara membuat konsep kafe
perpustakaan...”44
41 Ali Zaenal Abidin. 42 Ali Zaenal Abidin. 43 Ali Zaenal Abidin. 44 Ali Zaenal Abidin.
50
b. Manfaat dibangunnya Moco Library Cafe
1) Membangun Interaksi Sosial
Agar orang-orang yang berkunjung ke kafe bisa lebih
memanfaatkan waktunya saat berkumpul dengan teman-temannya.
“...agar semua orang bisa saling bersosialisasi...”45
“...biasanya di kafe, orang-orang kalau nongkrong itu 15
menit di awal untuk mengobrol lalu 45 menit itu untuk bermain
gadget. Nah kita ingin membuat ya minimal kalau enggak
baca buku bisa buat orang berdiskusi...”46
2) Memperluas Pengetahuan
Buku merupakan salah satu media belajar bagi berbagai kalangan.
Buku juga memiliki macam-macam genre yang mampu memperluas
pengetahuan bagi yang membacanya.
“...agar semua orang yang datang kesini bisa mendapatkan
ilmu-ilmu dari buku-buku yang sudah kita sediakan disini...”47
Begitupun seperti yang dimiliki Moco Library Cafe dengan
berbagai macam genre buku. Moco Library Cafe sedikit banyaknya
mampu memenuhi kebutuhan pengunjung dalam memperluas
pengetahuan sesuai genre yang diinginkan.
“...kita disini mempunyai beberapa koleksi seperti buku novel,
bisnis, komik, agama, politik, biografi, humor dan
edukasi...”48
45 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 46 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 47 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 48 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe.
51
3) Meningkatkan Minat Baca
Hadirnya buku-buku yang berada di kafe secara tidak langsung
membuat pengunjung yang datang tertarik untuk membaca.
“...kita kerjasama dengan Go-Food dan Grab Food ketika
driver memesan makanan sambil menunggunya itu mereka
membaca buku yang kita sediakan, bahkan tidak jarang ketika
mereka sedang tidak ada pesenan mereka datang ke sini untuk
membaca buku...”49
Tidak jarang dengan adanya koleksi buku yang disedikan
membuat pengunjung yang datang karena ingin membaca buku.
“...saya sering kesini ketika pulang sekolah karena saya suka
baca buku...”50
Bahkan seorang ibu membawa anaknya ke Moco Library Cafe
untuk diajarkan gemar membaca sejak dini.
“...lumayan sering kesini soalnya selain bisa bermain dengan
anak-anak bisa sambil belajar dan membuat anak gemar
membaca sejak dini...”51
4) Tempat yang Masa Kini
Moco Library Cafe merupakan tempat yang nyaman untuk
dikunjungi karena memiliki spot foto yang masa kini. Oleh karena
itu kafe ini sangat menarik untuk dikunjungi.
“...yang sering ke sini itu kebanyakan anak muda, karena
Moco Library Cafe merupakan salah satu tempat
Instagramable...”52
49 Ali Zaenal Abidin. 50 Yudha Harpian, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe, Audio hp (Depok, 2017). 51 Mutia Shahab, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe, Audio hp (Depok, 2017). 52 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe.
52
“...bagus buat foto-foto...”53
“...tempatnya instagramable bikin makin hitz...”54
“...disini banyak spot foto yang bagus...”55
c. Kegiatan yang dilakukan Moco Library Cafe untuk Meningkatkan
Minat Baca
1) Story Telling
Diselenggarakannya kegiatan story telling di Moco Library Cafe
memiliki tujuan merangsang minat baca anak dimulai dengan
menceritakan isi sebuah buku sehingga lambat laun anak akan
memiliki keinginan untuk mencari tahu sendiri dengan mulai
membaca buku.
“...jadi setiap hari Minggu kita rutin mengadakan kegiatan
story telling untuk anak-anak...”56
Maka dari itu Moco Library Cafe menyediakan tempat khusus
untuk anak-anak dalam mengisi kegiatan story telling.
“...nah di lantai dua itu ada tempat khusus untuk anak-anak.
Jadi mereka bisa lebih bebas untuk bermain dan membaca
buku-buku yang disediakan Moco Library Cafe. Tempat itu
juga bisa buat story telling bagi anak-anak...”57
Maka dari itu Moco Library Cafe menyediakan tempat khusus
untuk anak-anak dalam mengisi kegiatan story telling.
53 Riesuryanita, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe, Audio hp (Depok, 2017). 54 Astri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus
Moco Library Cafe, Audio hp (Depok, 2017). 55 Saiful Bachri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe, Audio hp (Depok, 2017). 56 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 57 Ali Zaenal Abidin.
53
“...nah di lantai dua itu ada tempat khusus untuk anak-anak.
Jadi mereka bisa lebih bebas untuk bermain dan membaca
buku-buku yang disediakan Moco Library Cafe. Tempat itu
juga bisa buat story telling bagi anak-anak...”58
Anak-anak yang datang bisa sambil bermain dan belajar bersama
orang tuanya.
“...anak saya senang kesini pas kegiatan story telling, bisa
sambil bermain dan belajar...”59
2) Launching dan Bedah Buku
Salah satu cara membuat pengunjung tertarik ke Moco Library
Cafe dengan diadakannya kegiatan launching dan bedah buku.
“...kita mengundang penulis untuk menjadi pembicara...”60
“...kita itu pernah mengadakan acara launching dan bedah
buku tujuannya untuk menarik minat pengunjung untuk datang
dan menikmati suasana di Moco Library Cafe...”61
Acara launching buku membuka kesempatan kepada para calon
pembaca untuk mengulas isi buku yang biasanya diisi langsung dari
sang penulis buku.
“...dengan kegiatan tersebut pengunjung bisa secara langsung
berinteraksi dengan penulis buku...”62
58 Ali Zaenal Abidin. 59 Mutia Shahab, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 60 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 61 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 62 Ali Zaenal Abidin.
54
3) Seminar
Kegiatan seminar ini dilakukan Moco Library Cafe agar
pengunjung yang menghadiri kegiatan ini bisa saling berinteraksi
satu dengan yang lainnya.
“...kita mengundang moderator untuk mengisi seminar
dengan tema yang sudah ditentukan...”63
“...kita pernah mengundang Bpk. Haidar Bagir sebagai salah
satu narasumber, beliau ini adalah pemilik Mizan yang
memberikan materi untuk kegiatan seminar yang diadakan
oleh Moco Library Cafe...”64
d. Fasilitas yang diberikan Moco Library Cafe untuk Menarik dan
Meningkatkan Minat Baca Masyarakat
1) Library Cafe
Moco Library Cafe menyediakan suasana kafe yang berbeda pada
umumnya.
“...ada beberapa orang yang membutuhkan kenyamanan saat
berada didalam kafe...”65
Dengan menyediakan fasilitas berbagai jenis koleksi buku yang
bisa dibaca oleh pengunjung.
“...sebenarnya kita sudah memfasilitasi kafe ini dengan
adanya buku dan tempatnya pun asik...”66
63 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 64 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 65 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 66 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe.
55
Membaca buku terasa lebih santai dengan menikmati menu yang
sudah disedikan.
“...tempatnya nyaman bisa sambil makan dan minum dan
membaca jadi lebih santai...”67
“...lebih santai dibanding perpustakaan formal...”68
Tidak jarang pula orang tua mengajak anaknya berkunjung ke
Moco Library Cafe.
“...karena saya punya anak kecil kalau di perpustakaan
formal gak sebebas disini...”69
“...soalnya lebih dekat kesini...”70
2) Makanan dan Minuman
Makanan merupakan faktor penunjang dari kafe perpustakaan,
karena selain bisa membaca buku kita juga bisa menyantap makanan
yang ada di Moco Library Cafe.
“...kita sediakan makanan dan minuman disini, kadang-
kadang saya sendiri yang memasak untuk pengunjung...”71
“...disini kita menyediakan berbagai makanan yang lezat serta
minuman yang enak sebagai pendamping saat membaca
buku...”72
67 Yudha Harpian, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 68 Saiful Bachri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 69 Mutia Shahab, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 70 Astri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus
Moco Library Cafe. 71 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 72 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe.
56
“...sesekali kalau kesini suka sambil makan dan minum tapi
lebih sering baca buku...”73
“...anak-anak suka makanan dan minuman disini soalnya
enak...”74
“...makan dan minum sambil baca buku yang ada disini...”75
“...makanan dan minuman disini enak dan gak terlalu
mahal...”76
“...kalau kesini pasti makan dan minum, soalnya makanan dan
minuman disini enak...”77
3) Koleksi Buku
Koleksi buku yang dimiliki oleh Moco Library Cafe cukup
banyak, jadi pengunjung tidak akan merasa bosan ketika berada di
kafe.
“...disini kita punya banyak koleksi buku, yang bisa dibaca
oleh pengunjung...”78
“...Moco Library Cafe punya kurang lebih ada 500 buku, dari
berbagai genre...”79
“...saya sering kesini buat baca buku komik yang genre nya
action...”80
“...disini ada banyak koleksi anak dan beberapa koleksi
parenting, jadi bisa buat belajar...”81
73 Yudha Harpian, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 74 Mutia Shahab, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 75 Riesuryanita, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 76 Astri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus
Moco Library Cafe. 77 Saiful Bachri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 78 Syarifa Rahimah, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 79 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 80 Yudha Harpian, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 81 Mutia Shahab, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe.
57
“...saya suka baca buku novel yang genre nya horor...”82
“...saya kalau kesini suka baca buku komik yang genre nya
romace...”83
4) Wi-Fi
Wi-Fi yang disediakan disini sangat cepat sehingga membuat
pengunjung merasa nyaman saat berada di Moco Library Cafe.
“...disini kita mempunyai Wi-Fi yang cukup kencang...”84
“...kadang sih soalnya kalau kesini seringnya langsung baca
buku... ”85
“...pernah sesekali...”86
“...sering dong...”87
“...selalu soalnya Wi-Fi disini kencang...”88
“...iya selalu pakai...”89
2. Kendala yang dihadapi oleh Moco Library Cafe dalam Meningkatkan
Minat Baca Generasi Muda
Kendala yang dialami Moco Library Cafe dalam meningkatkan minat
baca generasi muda adalah sebagai berikut:
82 Riesuryanita, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 83 Astri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus
Moco Library Cafe. 84 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 85 Yudha Harpian, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 86 Mutia Shahab, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 87 Riesuryanita, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. 88 Astri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus
Moco Library Cafe. 89 Saiful Bachri, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe.
58
a. Adanya Jaringn Internet di dalam Moco Library Cafe
Keberadaan Moco Library Cafe yang memiliki konsep perpustakaan
dengan tata ruang yang menarik membuat fokus pengunjung bukan
terhadap koleksi buku yang disediakan melainkan membuat pengunjung
lebih tertarik untuk melakukan kegiatan berfoto.
“...kita sudah membuat konsep kafe perpustakaan yang
menyediakan buku-buku, tempat yang benar-benar enjoy , kalau
mereka mau foto-foto tidak jadi masalah...”90
Pengunjung yang sebagian besar remaja lebih sering bermain gadget
karena adanya fasilitas Wi-Fi.
“...generasi milenial ini beda karena mereka lebih senang
menggunakan media elektronik berupa internet...”91
Wi-Fi yang seharusnya sebagai penunjang para pengunjung malah
menjadi suatu kendala, pengunjung jadi jarang memanfaatkan koleksi
buku.
“...kadang-kadang tuh anak-anak yang datang kesini bersama
ibu dan bapaknya bukan membaca buku malah ngegame bahkan
menonton film karena Wi-Fi yang disini kencang...”92
b. Lokasi yang Kurang Strategis
Letak bangunan Moco Library Cafe yang berada dipojok barisan
pertokoan menjadi salah satu penyebab sepinya Moco Library Cafe hal
ini disebabkan karena kurang terlihat dari jalan raya.
“...nah pertanyaan bagus, sebenarnya posisi Moco Library Cafe
tidak strategis karena berada di ujung deretan toko jadi,
kebanyakan orang tidak begitu tahu kalau disini ada kafe
perpustakaan...”93
90 Ali Zaenal Abidin, Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. 91 Ali Zaenal Abidin. 92 Ali Zaenal Abidin. 93 Ali Zaenal Abidin.
59
Kebanyakan pengunjung mengetahui lokasi Moco Library Cafe dari
teman-teman yang sudah pernah mengunjungi.
“...justru kebanyakan orang tahu tentang kafe ini karena tahu
dari teman-temannya...”94
c. Tidak Adanya Klasifikasi Buku
Keberadaan klasifikasi buku memang sangat penting. Oleh karena
itu, di kafe perpustakaan ini disusun sesuai abjad agar pengguna lebih
mudah saat mencari buku yang mereka baca.
“...awalnya buku-buku yang ada di Moco Library Cafe kita susun
sesuai abjab...”95
Namun seiring berjalannya waktu, kedisiplinan pelanggan mulai
tidak terkontrol sehingga menyebabkan buku yang mereka telah baca
tidak dikembalikan ke tempat semula membuat letak buku menjadi tidak
sesuai tempat.
“...tetapi setelah pengunjung membacanya buku-buku di letakkan
gak sesuai dengan tempat semula...”96
Akibatnya, sekarang posisi koleksi buku tidak beraturan dan harus
mencari sendiri ketika ingin membacanya.
“...Jadinya pengunjung disini sekarang kalo mau nyari buku rada
ribet sendiri karena bukunya gak sesuai dengan abjad...”97
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan dijelaskan hasil penelitian dari bab IV. Hasil
penelitian Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe dengan penerapan konsep kafe perpustakaan
94 Ali Zaenal Abidin. 95 Ali Zaenal Abidin. 96 Ali Zaenal Abidin. 97 Ali Zaenal Abidin.
60
dan penyelenggaraan kegiatan penunjang untuk memberikan stimulan kepada
masyarakat dalam meningkatkan minat baca.
1. Peran Moco Library Cafe dalam Meningkatkan Minat Baca
Masyarakat
Dari hasil penelitian ditemukan beberapa hal yang didapat pada Moco
Library Cafe dalam mendukung minat baca masyarakat, antara lain sebagai
berikut:
a. Tujuan dibangunnya Moco Library Cafe
Indonesia termasuk ke dalam urutan tiga terendah tentang minat
baca di dunia. Dengan demikian, pemilik kafe mengubah konsep kafe
sebelumnya menjadi Library Cafe yang merupakan salah satu tempat
alternatif yang dapat dikunjungi berbagai kalangan mulai dari anak-anak
sampai dewasa dengan konsep kafe perpustakaan yang menarik.
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Mudjito, ada beberapa
faktor yang mampu mempengaruhi minat baca, diantaranya sebagai
berikut:
1) Faktor-Faktor Internal98
a) Kurangnya Tenaga Pengelola Perpustakaan
Jumlah tenaga pengelola perpustakaan, baik yang
berpredikat pustakawan, yang berpendidikan jurusan ilmu
perpustakaan maupun tenaga struktural masih jauh dari yang
diharapkan. Oleh karena itu kebanyakan mereka kurang
98 Mudjito, Pembinaan Minat Baca, 2001, 87–89.
61
menaruh perhatian terhadap pembinaan minat baca yang
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab yang harus
dilaksanakannya.
b) Kurangnya Dana Pembinaan Minat Baca
Meskipun para pengelola perpustakaan menyadari bahwa
pembinaan minat baca merupakan salah satu tugas dan tanggung
jawab, namun banyak di antaranya yang terbentur pada
keterbatasan dana. Biaya yang dibutuhkan untuk pembinaan
minat baca cukup besar, antara lain untuk menambah koleksi
bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
perpustakaan, untuk pencetakan brosur-brosur, poster-poster,
dan yang sejenisnya, untuk mengadakan berbagai kegiatan
peningkatan minat baca seperti penyelenggaraan pameran,
pengadaan berbagai macam lomba, penyelenggaraan
seminar/ceramah/temukarya yang dapat mendorong setiap orang
untuk memiliki minat baca.
c) Terbatasnya Bahan Pustaka
Keterbatasan bahan pustaka ini bukan sekadar jumlah dan
variasinya yang belum memenuhi kebutuhan pengguna jasa
perpustakaan, tetapi juga terbatasnya mutu bahan pustaka yang
dilayankan di perpustakaan. Karena dana yang terbatas, sulit
bagi perpustakaan untuk menyediakan bahan pustaka yang
bermutu, yang dibutuhkan masyarakat.
d) Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan
62
Kebanyakan perpustakaan baru pada tingkah pemberian
layanan peminjaman. Layanan-layanan lainnya, seperti layanan
referensi, layanan pemutaran film, layanan bercerita, layanan
penelusuran informasi, dan lain-lain banyak yang belum
disajikan di perpustakaan. Oleh karena itu layanan perpustakaan
menjadi membosankan dan pasif. Ini menyebabkan kurangnya
minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan dan
memanfaatkan koleksi yang tersedia di dalamnya.
e) Terbatasnya Ruangan Perpustakaan
Banyak perpustakaan yang ruangannya belum dilengkapi
dengan ruang-ruang seperti: ruang baca, ruang anak-anak, ruang
remaja/dewasa, dan lain-lain. Bahkan banyak perpustakaan yang
menempati ruangan sempit, khusus hanya menyimpan koleksi
bahan pustaka. Hal ini menyebabkan pengunjung tidak merasa
nyaman membaca buku di perpustakaan.
f) Terbatasnya Perabot dan Peralatan Perpustakaan
Banyak perpustakaan yang belum memiliki peralatan yang
dapat mendukung pembinaan minat baca, seperti berbagai
macam proyektor (proyektor film, proyektor untuk
slide/filmstrip, proyektor untuk transparasi), mesin fotokopi,
mesin pembaca bentuk mikro (micro-reader), dan lain-lain.
g) Kurang Sentralnya Lokasi Perpustakaan
Banyak perpustakaan yang kurang menarik pengunjung
karena letaknya yang tidak strategis. Lokasi perpustakaan
63
banyak yang ditaruh di bagian belakang gedung, sehingga
banyak yang segan mendatangi.
h) Kurangnya Promosi/Pemasyarakatan Perpustakaan
Kurangnya promosi atau pemasyarakatan perpustakaan
menyebabkan tidak banyak anggota masyarakat memanfaatkan
jasa layanan perpustakaan. Akibatnya mereka kurang tertarik
pada perpustakaan.
2) Faktor-Faktor Eksternal99
a) Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan
pembinaan minat baca. Hal ini tampak antara lain, di lingkungan
keluarga banyak orang tua yang kurang memperhatikan
pengembangan minat baca anak-anaknya. Di lingkungan
sekolah dan perguruan tinggi banyak tenaga kependidikan yang
kurang memperhatikan pengembangan minat baca peserta
didiknya. Demikian pula di kantor-kantor, baik instansi
pemerintah maupun swasta, para pemimpin kantor banyak yang
kurang memperhatikan pengembangan minat baca pegawainya.
Juga di lingkungan lembaga atau organisasi sosial, pimpinan
lembaga atau organisasi tersebut kurang menaruh perhatian
terhadap pengembangan minat baca anggotanya.
b) Kurang terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca
antar perpustakaan. Belum banyak upaya yang dilakukan untuk
menggiatkan jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar
99 Mudjito, 94.
64
perpustakaan. Bahkan banyak perpustakaan yang belum
menggunakan pembinaan minat baca.
c) Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca.
Sektor swasta seperti industri, perusahaan serta usaha bisnis
lainnya belum banyak berpartisipasi dan melibatkan diri dalam
pembinaan minat baca, baik bagi pegawainya maupun
masyarakat di sekitarnya.
d) Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat
baca. Banyak penerbit yang orientasi penerbitannya berdasarkan
perhitungan keuntungan semata-mata dan kurang memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jumlah karya cetak, khususnya buku,
yang diterbitkan sangat terbatas baik jumlah maupun judulnya.
e) Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat
baca. Para penulis, baik pengarang, penyadur, maupun
penerjemah belum banyak berpartisipasi dalam pembinaan
minat baca. Yang ditulis mereka terutama yang diperkirakan
laris di pasaran. Mereka kurang memperhatikan kebutuhan
masyarakat yang bermacam ragam.
Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mudjito
bahwa minat baca berarti adanya perhatian, kesukaan atau
kecenderungan untuk membaca.100
Selain itu banyak diketahui bahwa keberadaan perpustakaan umum
jarang diminati oleh banyak orang karena kebanyakan perpustakaan
100 Mudjito, Pembinaan Minat Baca (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), 61.
65
memiliki fasilitas yang kurang memadai maupun konsep yang kurang
menarik, sehingga hal tersebut menjadi salah satu penyebab pengunjung
merasa jenuh. Sementara itu, banyak perpustakaan yang mengubah
konsepnya menjadi perpustakaan yang berada di dalam kafe agar
menjadikan suasana perpustakaan berbeda. Para pemilik ingin
mengubah pola pikir (mindset) soal perpustakaan agar minat baca para
pengunjung meningkat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dibangunnya
Moco Library Cafe masih belum sesuai dengan teori di atas yaitu untuk
meningkatkan minat baca dan mengubah pola pikir masyarakat terhadap
perpustakaan dengan cara mengubah konsep kafe perpustakaan yang
menarik dan menyediakan fasilitas yang memadai.
b. Manfaat dibagunnya Moco Library Cafe
Pemilik Moco Library Cafe ingin menciptakan suasana yang baru
kepada para pengunjungnya. Kebanyakan pengunjung yang datang ke
kafe ini lebih sering bermain gadget, sedangkan keinginan pemilik
membangun kafe perpustakaan ialah untuk membangun interaksi sosial
atau setidaknya pengunjung bisa berdiskusi tanpa bermain dengan
gadgetnya jika tidak ingin membaca buku.
Selain itu, keberadaan Moco Library Cafe juga dapat menambah
pengetahuan melalui bacaan buku-buku yang telah disediakan oleh
pemilik perpustakaan kafe. Berbagai macam jenis buku tersedia
sehingga menambah dan mempermudah para penikmat buku untuk
menambah wawasan dari berbagai macam bidang ilmu pengetauan.
66
Konsep Library Cafe dapat meningkatkan minat baca pengunjung
yang minat bacanya masih tergolong rendah, maka di kafe ini pemilik
dapat menarik pengunjung agar gemar membaca untuk meningkatkan
minat baca masyarakat Indonesia.
Menurut Lasa Hs peran perpustakaan dalam peningkatan minat baca
khususnya menumbuhkan minat baca sejak dini,101 yaitu membaca
memiliki pengertian dalam arti luas yaitu memacu nalar dan melatih
konsentrasi. Banyak orang yang berhasil dalam karirnya justru berasal
dari keluarga yang gemar membaca. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa buku, media rekam dan media penyampai lain bisa mengubah
nasib seseorang.
Konon Thomas Alva Edison dulunya seorang yang bodoh, drop out
dari sekolah dasar dan sempat menjadi pedagang asongan. Berkat
kegemarannya membaca dan melakukan berbagai penelitian dan
diskusi, beliau menghasilkan lebih dari 3.000 penemuan atas nama
dirinya dan berhasil menempatkan diri sebagai ilmuwan terkemuka
tingkat dunia.
Hal tersebut juga sesuai dengan teori Mujiran, memang diakui
bahwa melihat, mendengar, dan membaca merupakan alat utama
manusia untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan satu dari yang lain tetapi
juga saling terkoneksi. Dalam konteks saat ini, melek huruf dapat
101 Lasa Hs, “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat,”
13.
67
dikembangkan dengan melek informasi, melek teknologi, melek politik,
berpikir kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar.102
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manfaat dibangunnya
Moco Library Cafe belum sesuai dengan teori di atas, tujuan awal
dibuatnya Moco Library Cafe ialah agar Moco Library Cafe bisa
menjadi tempat dalam meningkatkan minat baca di seluruh kalangan
masyarakat dan agar mampu meningkatkan interaksi secara langsung
melalui media buku tanpa terpaku dengan gadget. Namun hal tersebut
masih sulit dicapai mengingat pengunjung yang datang ialah
kebanyakan remaja dan lebih memilih foto-foto dibanding membaca
buku.
Moco Library Cafe juga memiliki tempat yang unik, dilihat dari
fasilitas yang ada menandakan sang pemilik memiliki ide atau kreatifitas
yang luar biasa, sehingga para pengunjung merasa nyaman untuk
menikmati sajian ataupun buku bacaan di kafe tersebut dengan cara
mengabadikan foto, baik selfie atau foto bersama dengan latar tempat
yang kekinian.
c. Kegiatan yang dilakukan Moco Library Cafe untuk Meningkatkan
Minat Baca
Moco Library Cafe telah melakukan beberapa kegiatan untuk
meningkatkan minat baca yaitu story telling, launching dan bedah buku
serta seminar.
102 F.A Wiranto, Perpustakaan dalam Dinamika Pendidikan dan Kemasyarakatan, 123.
68
Kegiatan story telling yang diadakan oleh Moco Library Cafe
merupakan salah satu strategi Moco Library Cafe dalam menarik anak-
anak untuk mengunjungi kafe tersebut serta untuk meningkatkan minat
baca anak sejak dini. Story telling ini diadakan setiap hari Minggu
khusus untuk anak-anak yang datang akan dibacakan dongeng oleh
pegawai kafe, manager atau owner.
Menurut Lasa Hs peran perpustakaan dalam peningkatan minat baca
khususnya dalam kegiatan menyelenggarakan story telling,103 yaitu di
sekolah, perpustakaan umum, taman bacaan, atau dalam masyarakat
perlu dikondisikan masyarakat untuk membaca atau belajar pada hari
dan jam tertentu. Sebab, suatu perubahan itu akan terjadi dengan
menciptakan keadaan yang kondisional.
Kegiatan Launching dan bedah buku juga pernah dilakukan di Moco
Library Cafe. Kegiatan ini dilakukuan untuk menarik para pembaca agar
bisa mengkaji secara langsung isi buku tersebut dengan penulisnya,
sehingga para penikmat buku disini bisa dengan nyaman dan tertarik
untuk sekedar datang maupun ikut di acara yang diadakan di kafe ini.
Kegiatan seminar yang diadakan di kafe ini turut mengundang
narasumber hebat yang sudah lebih dulu terjun langsung di dunia
perbukuan. Tujuan kafe ini mengadakan seminar ialah untuk melakukan
atau mendapatkan studi tentang ilmu yang di dapat dari sebuah buku,
agar minat pembaca dan pengunjung juga semakin banyak datang ke
kafe ini.
103 Lasa Hs, “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat,”
14.
69
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang
dilakukan Moco Library Cafe sesuai dengan teori di atas. Kegiatan ini
dilakukan bukan hanya untuk meningkatkan minat baca akan tetapi
bermanfaat sebagai hiburan agar anak tidak merasa jenuh dalam
membaca dan mempunyai keinginan untuk gemar membaca dengan
lebih giat. Story telling, launching buku dan bedah buku serta seminar
dapat membangun interaksi antara pendongeng dengan pendengar.
d. Fasilitas yang diberikan Moco Library Cafe untuk Menarik Minat
Baca Pengunjung
Di Universitas Indonesia, terdapat kafe yang berada di satu gedung
perpustakaan dengan lantai yang berbeda dengan koleksi perpustakaan.
Hal ini berarti bahwa kafe dengan koleksi perpustakaan tidak menyatu
layaknya kafe perpustakaan. Hal tersebut masih menjadi kekurangan
dari segi fasilitas dalam menarik perhatian pengunjung agar mau
mengunjungi perpustakaan dan secara tidak langsung juga
meningkatkan minat baca. Sehingga perlu diadakannya konsep yang
berbeda dari perpustakaan agar menarik banyak minat pengunjung.
Konsep kafe perpustakaan merupakan salah satu inovasi dari
perpustakaan pada umumnya guna menarik minat baca masyarakat
khususnya para anak muda. Pada dasarnya anak muda lebih sering
menghabiskan waktunya dengan mengunjungi kafe dibanding
perpustakaan, karena kafe lebih santai untuk dikunjungi.
70
Menurut Lasa Hs peran perpustakaan dalam peningkatan minat baca
khususnya dalam meningkatkan fasilitas perpustakaan,104 yaitu agar
masyarakat tertarik dan betah di perpustakaan, kiranya perlu adanya
peningkatan sarana dan fasilitas perpustakaan seperti tata ruang yang
baik, pencahayaan, penghawaan, penyediaan kafetaria, mushola, dan
lainnya. Dengan begitu, masyarakat akan lebih merasa nyaman berada
di wilayah perpustakaan.
Hal tersebut juga sesuai dengan teori Ketut Masiani dengan judul
jurnal Perpustakaan Kafe: Konsep Unik Sebagai Usaha Peningkatan
Minat Baca dan Interaksi Sosial.105 Kafe perpustakaan merupakan salah
satu inovasi dalam pengembangan perpustakaan yang didesain dengan
suasana kafe didalamnya, menyediakan makanan dan minuman ringan
di perpustakaan, suasana yang santai dan nyaman dengan tetap
mengutamakan fungsi perpustakaan.
Sementara di Kemang, terdapat kafe perpustakaan yang bernama
Reading Room. Reading room juga berkonsep kafe perpustakaan, hanya
saja terdapat beberapa kekurangan dari segi pencahayaan ruang dan
pengelolaan buku yang kurang rapi. Pencahayaan ruang di Reading
Room tidak sesuai standar cahaya yang digunakan ketika membaca,
sedangkan pengelolaan buku di Reading Room tidak terlalu
diperhatikan. Seolah, buku yang berada di Reding Room hanya sebagai
pajangan saja, bukan sebagai faktor pendukung minat baca.
104 Lasa Hs, 14. 105 Ketut Masiani, “Perpustakaan Kafe: Konsep Unik Sebagai Usaha Peningkatan Minat
Baca dan Interaksi Sosial,” 100-101.
71
Moco Library Cafe juga merupakan kafe perpustakaan yang
memiliki fasilitas yang memadai dan menyediakan makanan dan
minuman pelengkap sebagai penunjang dari kafe ini. Berbagai makanan
dan minuman lezat yang dengan mudah dapat di pesan oleh pengunjung
sebagai pendamping saat membaca buku-buku yang ada di kafe ini.
Berbagai macam buku tersedia di Moco Library Cafe, dari bidang
politik, budaya, agama, bisnis, biografi, komik, humor dan edukasi ada
di kafe ini. Para pengunjung dapat dengan mudah membaca dan
menambah wawasan dengan membaca beragam koleksi buku disini.
Moco Library Cafe juga memiliki Wi-Fi yang sangat membantu para
pengunjung yang datang. Hal ini di karenakan Wi-Fi dengan sinyal yang
sangat kuat dapat membantu para pengunjung dapat dengan mudah
menggunakannya, tetapi para pengunjung disini banyak yang salah
mengartikan keberadaan Wi-Fi tersebut dengan menggunakan tidak
sesuai ketentuan seperti halnya bermain game, maka dari itu faktor ini
yang menjadi kendala minat baca pengunjung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meningkatkan fasilitas
perpustakaan yang dilakukan Moco Library Cafe sesuai dengan teori di
atas. Dengan menggabungkan kedua konsep tersebut yaitu kafe dan
perpustakaan membuat pengunjung merasakan hal yang baru dalam
mengunjungi kafe.
72
2. Kendala yang dihadapi oleh Moco Library Cafe dalam Meningkatkan
Minat Baca Generasi Muda
a. Adanya Jaringan Internet di dalam Moco Library Cafe
Menurut peneliti, Moco Library Cafe belum memenuhi target dalam
meningkatkan minat baca untuk semua kalangan. Hal ini disebabkan
karena masih banyak anak muda yang datang hanya sekadar berfoto-
foto dan bermain gadget serta memaksimalkan fasilitas Wi-Fi namun
bukan untuk manfaat keilmuan atau membaca buku. Padahal Moco
Library Cafe sudah menyediakan banyak koleksi buku yang bisa dibaca.
Seharusnya dilakukan pembatasan penggunaan internet saat
menggunakan Wi-Fi di Moco Library Cafe dengan mengunci akses
media sosial tertentu sehingga pengunjung hanya dapat mengakses
informasi keilmuan atau karya tulis lainnya.
b. Lokasi yang Kurang Strategis
Menurut peneliti, lokasi Moco Library Cafe kurang strategis karena
letak Moco Library Cafe berada di paling ujung ruko. Sehingga masih
banyak pengunjung yang belum mengetahui tempat tersebut. Sebagian
pengunjung mengetahui keberadaan Moco Library Cafe itu dari teman-
teman yang sudah pernah mengunjunginya.
Sebenarnya Moco Library Cafe mengadakan promosi melalui media
sosial atau bahkan lebih menarik lagi dengan promosi di depan kafe.
Bisa juga pembuatan banner nama Moco Library Cafe lebih besar dan
lebih menarik lagi agar menarik pengunjung untuk datang.
73
c. Tidak Adanya Klasifikasi Buku
Klasifikasi buku pada koleksi merupakan suatu hal terpenting
karena dengan adanya klasifikasi buku memudahkan pengunjung dalam
menemukan koleksi yang ingin dibaca. Moco Library Cafe tidak
menerapkan hal tersebut karena salah satu alasannya tidak ingin
merusak atau mengotori buku tersebut.
Seharusnya Moco Library Cafe mengadakan SDM dibidang
perpustakaan yang mampu mengolah klasifikasi buku yang ada disana
agar mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan pihak Moco Library
Cafe seperti merusak, menghilangkan atau mengotori buku-buku yang
ada disana.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, maka peneliti mengambil
beberapa kesimpulan tentang Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat
Baca Generasi Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe, yaitu:
1. Peran Moco Library Cafe tidak sebanding dengan teori yang ada. Dari
delapan peran perpustakaan hanya terdapat tiga peran perpustakaan yang
dimiliki Moco Library Cafe yaitu menyelenggarakan story telling,
meningkatkan fasilitas perpustakaan, dan menyelenggarakan kegiatan
penunjang. Kegiatan story telling yang dilakukan oleh Moco Library Cafe
pada setiap hari Minggu, sasarannya adalah anak-anak berusia 1-5 tahun.
Selanjutnya dalam meningkatkan fasilitas perpustakaan, Moco Library Cafe
sudah menerapkan konsep yang berbeda yaitu menyediakan berbagai
macam makan dan minuman serta buku-buku yang dapat dibaca secara
santai. Selanjutnya dalam menyelenggarakan kegiatan penunjang, Moco
Library Cafe memfasilitasi kegiatan penunjang seperti seminar dan bedah
buku. Kegiatan tersebut membuat pengunjung mengetahui keberadaan
Moco Library Cafe.
2. Kendala-kendala yang dihadapi Moco Library Cafe ialah adanya jaringan
internet di Moco Library Cafe, lokasi yang kurang stategis, dan tidak adanya
klasifikasi buku. Pengunjung yang sering datang ke Moco Library Cafe
kebanyakan anak muda, tetapi seiring berkembangnya teknologi dan
75
hadirnya smartphone dengan banyaknya aplikasi yang di tawarkan
membuat banyak dari pengunjung yang datang ke Moco Library Cafe tidak
banyak membaca buku tetapi malah bermain gadget. Selanjutnya lokasi
Moco Library Cafe yang kurang strategis membuat pengunjung banyak
yang tidak mengetahui keberadaan kafe tersebut, karena lokasinya berada
di ujung pertokoan. Selanjutnya tidak adanya klasifikasi buku pada Moco
Library Cafe membuat pengunjung harus mencari satu per satu buku yang
ingin dibaca pada rak-rak yang telah disediakan.
B. Saran
Berdasarkan informasi mengenai kendala-kendala pada pembahasan,
peneliti menyarankan:
1. Walaupun lokasi Moco Library Cafe kurang strategis, seharusnya Moco
Library Cafe bisa memikirkan konsep di luar ruangan kafe yang bisa
menarik pengunjung. Misalnya memasang beberapa aksesoris seperti lampu
kelap-kelip pada plang nama kafe.
2. Moco Library Cafe juga bisa mengadakan beberapa kegiatan menarik di
luar kafe, mengingat kondisi luar kafe cukup luas. Dengan begitu,
masyarakat atau orang yang melintas ingin tahu lebih jauh tentang aktivitas
tersebut sehingga secara tidak langsung akan mengetahui keberadaan Moco
Library Cafe.
3. Moco Library Cafe bisa mengadakan acara makan gratis di luar kafenya
setiap satu minggu sekali atau satu bulan sekali, dengan syarat telah
membaca minimal 1 buah buku sehingga masyarakat termotivasi untuk
membaca buku lebih banyak.
76
4. Moco Library Cafe seharusnya merutinkan mempromosikan kafe di media
sosial seperti mengunggah beberapa foto kafe, koleksi buku, desain interior,
dan beberapa kegiatan yang dilakukan.
5. Moco Library Cafe sebaiknya membuat penanda klasifikasi buku pada
lemari atau rak buku.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ali Zaenal Abidin. Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi
Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe. Audio hp. Depok, 2017.
Aniatus Sa’diyah. “Gambaran Perilaku dan Gaya Hidup Masyarakat Kota Surabaya
dalam Memanfaatkan Perpustakaan Kafe (library cafe).” Airlangga, 2016.
Astri. Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi
Kasus Moco Library Cafe. Audio hp. Depok, 2017.
Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.
Jakarta: Grasindo, 2007.
E. Koswara. Dinamika Informasi Dalam Era Globalisasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998.
F.A Wiranto. Perpustakaan dalam Dinamika Pendidikan dan Kemasyarakatan.
Semarang: Unika Soegijapranata, 2008.
H. G Tarigan, Aceng Ruhendi Saifullah, dan Kholid A. Harnas. Membaca Dalam
Kehidupan. Bandung: Angkasa, 1989.
Imran Benawi. “Perpustakaan Kafe dan Warkop Adalah Sebuah Perpustakaan
Inovasi Masa Kini.” 2012 06, no. 02 (2012): 17.
John W. Creswell. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.
3 ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
J.S. Badudu. Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kompas, 2003.
Ketut Masiani. “Perpustakaan Kafe: Konsep Unik Sebagai Usaha Peningkatan
Minat Baca dan Interaksi Sosial.” 2016 2, no. 2 (2016): 100–101.
Kosam Rimbarawa. Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca dan
Menulis. Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006.
Lasa Hs. “Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca
Masyarakat.” 2009 11, no. 2 (2009): 13–14.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remajda Karya,
1989.
———. Metodologi Penelitian Kualitatif. Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004.
Ludfia. “Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat Studi Kasus
TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu.” Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2015.
Mohammad Nur. “Persepsi Pemustaka terhadap Layanan Sirkulasi Menggunakan
Sistem Self Service Pada Perpustakaan Kementerian Perdagangan RI.”
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2017.
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Mutia Shahab. Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. Audio hp. Depok, 2017.
Nurudin. Menulis Artikel Itu Gampang. Semarang: Effhar, 2004.
Peter Salim, dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. 3 ed.
Jakarta: Modern English Press, 2002.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta:
STIA-LAN, 2004.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1
ed. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Riesuryanita. Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. Audio hp. Depok, 2017.
Saiful Bachri. Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi Muda:
Studi Kasus Moco Library Cafe. Audio hp. Depok, 2017.
Sudarsono. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. 6 ed. Bandung:
Alfabeta, 2016.
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2003.
Syarifa Rahimah. Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi
Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe. Audio hp. Depok, 2017.
Undang Sudarsana. Pembinaan Minat Baca. 1 ed. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2014.
“World’s Most Literate Nations.” CENTRAL CONNECTICUT STATE
UNIVERSITY (blog). Diakses 27 Mei 2017.
http://www.ccsu.edu/wmln/rank.html.
Yudha Harpian. Trend Library Cafe dalam Mendukung Minat Baca Generasi
Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe. Audio hp. Depok, 2017.
LAMPIRAN
Dokumentasi
Gambar 1. Wawancara dengan Manager Kafe
Gambar 2. Wawancara dengan Owner Kafe
Gambar 3. Daftar Membership Moco Library Cafe halaman 1
Gambar 4. Daftar Membership Moco Library Cafe halaman 2
Gambar 5. Daftar Membership Moco Library Cafe halaman 3
Gambar 6. Daftar Membership Moco Library Cafe halaman 4
Lembar Pengajuan Dosen Pembimbing
Lembar Tugas Dosen Pembimbing
Surat Izin Penelitian
Lembar Perubahan Judul
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Informan : Syarifa Rahimah
Jabatan : Pemilik Moco Library Cafe
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Mei 2017; Sabtu, 16 September 2017
Pertanyaan Wawancara
I. Latar belakang Moco Library kafe
1. Sejak kapan berdirinya Moco Library Cafe?
Jawab: sudah 2 tahun, bulan Agustus.
2. Apa tujuan didirikan Moco Library Cafe?
Jawab: semua untuk bersosial dan semua bisa mendapatkan ilmu-ilmu
dari buku-buku yang sudah kita sediakan disini.
3. Mengapa memilih konsep kafe perpustakaan (Library Cafe)?
Jawab: karena gini ya pertama mereka butuh ilmu, mereka butuh
ketenangan di dalam kafe tersebut dan juga mereka ingin membaca buku
tetapi mereka tidak bisa dapatkan jadinya kita sediakan perpustakaan
disini.
4. Apakah visi dan misi dari Moco Library Cafe?
Jawab: Moco itu untuk menampilkan yang berbeda dan juga dengan
memiliki ciri khas untuk kedepan bisa sukses.
5. Dimanakah lokasi Moco Library Cafe?
Jawab: Moco Library Cafe berlokasi di Jl. Cinere Raya No. 102G,
Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
6. Menurut anda apakah lokasi Moco Library Cafe strategis?
Jawab: kurang strategis soalnya kafe ini terdapat pada ujung deretan
toko.
7. Berapa kira-kira luas tempat Moco Library Cafe?
Jawab: kira-kira 5 x 20 m. Disini terdapat 3 lantai.
8. Berapa jumlah seluruh koleksi di Moco Library Cafe?
Jawab: jumlah koleksi buku kita sangat banyak tergantung dengan
kelompoknya.
9. Kegiatan apa saja yang dilakukan Moco Library Cafe?
Jawab: para penulis menjadi moderator pada setiap tema, bedah buku.
10. Berapa jumlah staff Moco Library Cafe?
Jawab: ada 4.
11. Sarana dan pra sarana apa saja yang disediakan oleh Moco Library
Cafe?
Jawab: perpustakaan, makanan, acara-acara.
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Informan : Ali Zaenal Abidin S.Kom
Jabatan : Manager Moco Library Cafe
Hari/Tanggal : Rabu, 24 Mei 2017; Minggu, 17 September 2017
Pertanyaan Wawancara
I. Latar Belakang Moco Library Kafe
1. Sejak kapan berdirinya Moco Library Cafe?
Jawaban: Kalau Moconya itu berdiri sejak bulan April 2016, tetapi
sebelumnya pada bulan Agustus 2015 nama kafenya itu Delice Cafe dan
kalau konsepnya itu biasa saja seperti kafe pada umumnya tetapi kalau
Moco konsepnya memang library cafe.
2. Apa tujuan didirikan Moco Library Cafe?
Jawaban: Tujuan didirikannya yaitu omset tetapi selain itu kita juga
ingin meningkatkan minat baca karena di Indonesia ini termasuk tiga
terendah di dunia tentang minat baca dan yang kedua yaitu ingin
membuat yang biasanya di kafe orang-orang kalau nongkrong itu 15
menit ngobrolnya 45 menit gadgetnya nah kita ingin membuat ya
minimal kalau enggak baca buku bisa membuat orang berdiskusi.
3. Mengapa memilih konsep kafe perpustakaan (Library Cafe)?
Jawaban: Karena konsep yang seperti ini belum ada, kalaupun ada
seperti di Reading Room yang berada di Kemang. Ada juga Bookshelf
yang dekat sini juga dan ada juga di Depok Margonda tapi bukunya
hanya sebagai hiasan dan kalau Bookshelf itu dia jualan buku,
sedangkan kalau di Moco Library Cafe bukunya bisa dipinjam.
4. Apakah visi dan misi dari Moco Library Cafe?
Jawaban: Untuk bidang sosial basicnya yaitu bidang cafe berupa
omset, kalau untuk Moco Library Cafe sendiri visinya untuk
mencerdaskan anak bangsa, karena juga event-event yang kita buat itu
yang kita tampilkan berupa film-film edukasi, bedah buku, diskusi buku,
dan yaitu sih visi misinya itu untuk mencerdaskan anak bangsa dan ya
itu sih food for taste food for thought makanan untuk dikecap makanan
untuk dipikir. Maksudnya tubuh kita butuh asupan makanan dan pikiran
kita juga butuh asupan makanan berupa buku.
5. Dimanakah lokasi Moco Library Cafe?
Jawaban: Moco Library Cafe berlokasi di Jl. Cinere Raya No. 102G,
Cinere, Kota Depok, Jawa Barat.
6. Menurut anda apakah lokasi Moco Library Cafe strategis?
Jawaban: Nah pertanyaan yang bagus nih, untuk tempat ini strategis
atau tidak karena kita sudah menyewa ruko ini selama 2 tahun, karena
Delice Cafe itu tidak berjalan dengan baik ya maksudnya ada
peningkatan cuma masih seperti denyut jantung yaitu naik turun. Nah
kalau Moco Library Cafe ini Alhamdulillah ada peningkatan cuma lama
juga karena faktor tempat dan kita akan pindah di ruko seberang, cuma
rekonsep juga nah rekonsep dijadikan Maroco dan tetap akan ada
bukunya tetapi tidak banyak. Rekonsep karena sebenarnya antara omset
yang kita ingini belum mencapai target sejauh ini dan jadi rekonsep dan
tetap ada bukunya cuma kalau yang dulu kan konsepnya berubah dan
kalau yang ini konsepnya berubah makanannya berubah plus
dekorasinya berubah. Jadi benar-benar namanya berubah Menjadi
MorroCo, Moco besar ya tetap lah moco.
7. Berapa kira-kira luas tempat Moco Library Cafe?
Jawaban: kira-kira 5 x 20 m. Disini terdapat 3 lantai. Dua lantai kita
manfaatkan untuk cafe lalu 1 lantai di lantai 3 kita gunakan sebagai
kantor. Iya terdapat kantor manajemen pengelolaan Moco Library Cafe,
kantor online shop karena kita juga mempunyai online shop dan yang
disediakan untuk pengunjung adalah lantai 1 dan lantai 2 saja.
8. Berapa jumlah seluruh koleksi di Moco Library Cafe?
Jawaban: Kurang lebih 500 buku yang ada di sini.
9. Kegiatan apa saja yang dilakukan Moco Library Cafe?
Jawaban: Ada komunitas mom preneur yaitu ibu-ibu yang tidak
mempunyai kegiatan, ibu-ibu itu bisa melakukan kerajinan tangan
contohnya seperti tas yang dihias menggunakan sesuatu yang menarik
dan hasil karyanya itu bisa dijual. Ada juga berbagai macam komunitas
seperti komunitas musik, terus anak-anak muda yang mempunyai
kegiatan yoga, kelas tasawuf, bedah buku, story telling, desain dan
sampai yang terakhir kali kita buat nonton bareng tapi movie nya itu
temanya kehidupan, film dokumentasi berupa dokumenter.
10. Berapa jumlah staff Moco Library Cafe?
Jawaban: ada empat orang staff yang kita punya.
11. Sarana dan pra sarana apa saja yang disediakan oleh Moco Library
Cafe?
Jawaban: Kalau sarana dan prasarana untuk anak kita sudah
menyediakan space khusus untuk anak yang berada di lantai dua Buku
bahasa Inggris sampai komik itu semua khusus anak jadi anak bebas
melakukan apa saja di situ. Waktu itu saat launching pernah kita ada
cuma memang saat itu ramai sekali dan saya kurang mengontrol saat
dirapikan mainan. Ya sudah tidak ada karena dibawa pulang oleh anak-
anak ya sudah dari situ kita hanya menyediakan bantal saja dan kita
sediakan beberapa boneka tetapi ketika dirapihin kembali hilang
akhirnya dari situ kita sudah tidak menyediakan yang lain lagi.
II. Upaya yang dilakukan Moco Library Cafe dalam Meningkatkan Minat
Baca
12. Bagaimana pandangan anda mengenai minat baca pengunjung saat ini?
Jawaban: Kalau dari 100% pengunjung yang benar-benar mengikuti
kegiatan dan tujuannya adalah membaca mungkin hanya 35%, yang
lainnya asik foto-foto saja karena tempat ini Instagramable.
13. Bagaimana cara menarik minat baca masyarakat dengan adanya Moco
Library Cafe?
Jawaban: Dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh Moco Library
Cafe, kita juga kerjasama dengan instruktur yoga, mom preneur, anak-
anak perkumpulan musik. Kita sediakan tempat untuk mereka
menyalurkan bakat mereka.
14. Apakah upaya yang telah dilakukan efektif dalam menumbuhkan dan
meningkatkan minat baca?
Jawaban: Alhamdulillah sudah dan kemarin dilirik dari Net TV sebagai
kafe baca, dongeng juga. Setiap buku baca anak ada dongeng, tapi
sekarang sudah tidak karena antusias anak kurang banyak pernah dalam
sebulan itu tidak ada kegiatan dongeng, tetapi juga pernah ada ibu dan
anak datang ke Moco Library Cafe nah anaknya kita dongengin dari
umur 1 hingga 5 tahun.
15. Apa saja kendala yang dihadapai Moco Library Cafe dalam
meningkatkan minat baca?
Jawaban: Sebenarnya kita sudah memfasilitasi kafe ini dengan adanya
buku dan tempatnya pun asik, cuman kadang-kadang tetap kembali lagi
kepada mindset nya orang-orang yang datang ke sini. Apakah mereka
datang ke sini untuk membaca, kadang-kadang ada orang yang suka
membaca buku 3-4 buku seharian, nah tapi ada juga orang yang datang
ibunya membuat tesis S2 anaknya bermain di atas. Nah waktu itu ada
playground di atas nah anaknya di tinggal di lantai 2 asyik bermain
membaca atau melakukan hal lain ibunya di lantai satu menyelesaikan
tesis. Jadi sebenarnya untuk minat baca yaitu tergantung diri pribadi
seseorang jadi contoh kalau misalnya mau baca kita support buku-
bukunya kita update terus, tapi kembali lagi karena kita tidak bisa
memaksa. Kita sebenarnya sudah memfasilitasi untuk meminjamkan
buku baca di tempat terus, event-event bedah buku cuma kembali lagi
kepada pribadi masing-masing.
16. Apakah dengan adanya sarana dan prasarana yang tersedia di Moco
Library Cafe dapat meningkatkan minat baca pengunjung?
Jawaban: Di sini mempunyai Wi-Fi yang cukup kencang tetapi ini bisa
menjadi kendala minat baca kadang-kadang anak-anak yang datang ke
sini sama ibu dan bapaknya bukan membaca buku malah ngegame. Ini
juga sebenarnya simalakama kalau kita tidak memasang Wi-Fi tidak
memungkinkan karena ideologis banget kalau kafe mempunyai Wi-Fi.
Nah kalau tidak memakai Wi-Fi kembali lagi orang itu
memanfaatkannya untuk apa ada juga orang yang memanfaatkannya
untuk menonton film itu kembali lagi ke pribadi orang masing-masing.
III. Bentuk-Bentuk Pengembangan Pelayanan pada Moco Library Cafe
dalam Meningkatkan Minat Baca
17. Apakah koleksi yang disediakan memenuhi kebutuhan pembaca?
Jawaban: Nah untuk koleksinya kita belum bisa memenuhi semua
kebutuhan pengunjung, seperti koleksi luar negeri itu kita hanya
menyediakan koleksi novel-novel saja dan beberapa yang edukasi. Ada
juga yang menanyakan buku filsafat tetapi dari luar dan belum bisa
mengadakan. Jadi sebenarnya dasarnya itu kurangnya. Kalau untuk
buku-buku yang lokal seperti buku novel dan cerita anak perempuan itu
masih bisa seperti apa juga tetapi untuk buku yang luar mungkin yang
kurang untuk dipenuhi.
18. Koleksi apa saja yang disediakan Moco Library Cafe?
Jawaban: Novel, bisnis, parenting, komik, agama, terus politik ada tapi
cuma beberapa saja terus biografi, humor, pembelajaran atau edukasi.
Memang untuk pertama kali kita rapihkan pertama dari judul jadi semua
orang meminjam tidak mungkin kembali seperti awal itu sudah pasti dan
ketika Sabtu Minggu kita rapikan tetapi masih saja kewalahan kalau gitu
kita coba bersegmen. Novel anak tetapi sama lagi. Nah ya sudah kita
biarkan seperti itu saja jadi ketika pengunjung ingin mencari buku yang
diinginkan mereka harus mencarinya sendiri, karena setiap hari kalau
kita ingin merapikan bukunya akan memakan waktu banyak.
19. Berapa banyak rata-rata pengunjung perhari?
Jawaban: Rata-rata per hari itu sekitar 15 orang.
20. Siapa saja yang sering berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: Yang sering ke sini itu anak-anak muda, kedua yang paling
sering orang-orang kantoran biasanya untuk meeting kita sediakan
tempat untuk meeting kita sediakan tempat untuk meeting, baru setelah
itu keluarga kalau untuk orang tua sendiri kecuali kita ada kelas mereka
baru ke sini. Paling kalau ada event baru ibu-ibu arisan ke sini.
IV. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Minat Baca pada Moco
Library Cafe
21. Faktor apa saja yang mendukung minat baca di Moco Library Cafe?
Jawaban: Buku yang disediakan di sini banyak dan tempatnya yang
asik mereka bisa membeli makanan dan minuman disini. Mereka juga
bisa membaca, kurangnya itu adalah jumlah buku yang lebih sering di
bahasa Inggris jadi yang memang tidak diterbitkan di Indonesia tapi
selain itu selain itu untuk enjoy ya sudah untuk jumlah bukunya sudah
lumayan banyak dan kita juga sudah menyediakan tempat khusus untuk
anak atau playground sendiri.
22. Apa harapan anda kedepannya untuk Moco Library Cafe?
Jawaban: Omsetnya naik, kalau dari segi kafe. Kalau dari segi
perpustakaan lebih banyak orang yang gemar membaca dan sadar bukan
hanya sekedar untuk nongkrong jadi memang sebenarnya buku ini
sebagai jendela dunia dan sebenarnya saya tetap untuk mengadakan
event untuk meningkatkan minat baca hanya cara mengundang
pembicara melalui bedah buku dan untuk meningkatkan minat baca.
Mungkin anak-anak generasi milenia ini beda karena mereka lebih
senang menggunakan media elektronik berupa internet dan itu
sebenarnya kembali lagi pada pribadi masing-masing kita sudah
membuat konsep kafe berupa perpustakaan menyediakan buku-buku,
tempat yang benar-benar enjoy kalau mereka mau foto-foto tidak jadi
masalah, bisa duduk sambil baca dan alhamdulillah ya kita kerjasama
dengan Gofood dan Grabfood itu banyak sekali driver-driver kalau
mereka pesan itu sambil menunggunya mereka membaca buku jujur
saya salut dan dari situ saya melihat mereka itu senang banget malah
kadang-kadang kalau dia sedang tidak narik ya mereka ke sini. Mereka
membaca buku, mereka menanyakan kalau saya membaca buku tapi
tidak memesan makanan apakah boleh? lalumu saya menjawab boleh,
saya malah senang dari menurunnya customer yang datang cuma
sekedar foto-foto yang lama ada yang benar-benar membaca buku dan
ada pula sampai seharian. Berarti sebenarnya minat baca generasi
milenial dibanding generasi yang sebelumnya soal minat baca lebih
tinggi generasi sebelumnya atau generasi yang lebih tua. Tinggal dikasih
fasilitas seperti apa dan sebenarnya driver online itu sudah langganan,
ketika mereka memesan makanan mereka juga meminjam buku ketika
ada pesanan lagi mereka mengembalikan bukunya ada juga yang
memesan sebelumnya. Ketika mereka ingin ke Moco mereka
menghubungi kita untuk menyediakan buku yang akan driver itu
pinjam.
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Informan : Yudha Harpian
Jabatan : Pengunjung Moco Library Cafe
Hari/Tanggal : 9 September 2017
Pertanyaan Wawancara
I. Pemanfaatan Perpustakaan Kafe
1. Darimana anda mengetahui Moco Library Cafe?
Jawaban: pertamanya diajakin temen waktu itu eh tempatnya cozy dan
asik juga jadi lama-lama suka kesini sendirian.
2. Apakah anda sering berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: lumayan sih seminggu bisa 2 atau 3 kali.
3. Berapa lamakah anda ketika berada di Moco Library Cafe?
Jawaban: kalau setelah pulang sekolah jam 15.30 sampai sebelum
magrib. Kalau weekend mungkin agak lama dari 13.30 sampai magrib
soalnya suka lupa waktu kalau udah baca.
4. Apakah anda selalu menggunakan fasilitas Wi-Fi setiap kali anda
berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: kadang sih soalnya kalau kesini seringnya langsung baca
buku.
5. Apakah anda memanfaatkan fasilitas seperti koleksi buku di Moco
Library Cafe?
Jawaban: iya.
II. Koleksi yang dibaca di Library Cafe
6. Jenis koleksi apa yang sering anda baca saat di Moco Library Cafe?
Jawaban: komik.
7. Genre bacaan apa yang paling anda sukai?
Jawaban: action.
8. Kenapa anda memilih jenis genre tersebut?
Jawaban: buat hiburan aja sih soalnya buat refresh otak setelah
kegiatan akademik di sekolah yang banyak banget.
9. Apakah anda sudah menjadi member di Moco Library Cafe?
Jawaban: sudah dong.
10. Apakah anda pernah meminjam buku di Moco Library Cafe?
Jawaban: pernah bahkan sering.
11. Bagaimana menurut anda koleksi yang disediakan oleh Moco Library
Cafe? Menarik atau biasa saja?
Jawaban: menarik soalnya banyak yang saya suka disini.
III. Penunjang Minat Baca Pengunjung
12. Kegiatan apa saja yang anda lakukan ketika berada di Moco Library
Cafe?
Jawaban: baca, makan sesekali menggunakan Wi-Fi.
13. Apakah fasilitas yang tersedia di Moco Library Cafe dapat membantu
memenuhi kebutuhan anda?
Jawaban: cukup memenuhi.
14. Bagaimana tentang suasana Moco Library Cafe?
Jawaban: cukup tenang.
15. Apakah dengan suasana seperti ini membuat anda nyaman saat
berkunjung?
Jawaban: nyaman sekali.
16. Bagaimana sikap pelayan terhadap pengunjung?
Jawaban: ramah, pelayanannya juga baik.
17. Apakah pelayan suka menawarkan buku-buku yang ada disini?
Jawaban: gak sih aku cari sendiri.
18. Apakah anda mempunyai usulan untuk kegiatan Moco Library Cafe
dalam mengembangkan minat baca?
Jawaban: lebih seringin untuk bedah buku setiap ada buku baru.
19. Menurut anda apakah sarana dan pra sarana Moco Library Cafe sudah
memadai?
Jawaban: cukup memadai.
20. Apakah dengan sarana dan pra sarana seperti ini dapat menunjang minat
baca anda?
Jawaban: iya.
21. Kenapa anda memilih berkunjung ke Moco Library Cafe dari pada
berkunjung ke perpustakaan formal?
Jawaban: bisa sambil makan dan minum.
22. Apa motivasi anda berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: bisa baca dengan suasana lebih santai.
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Informan : Mutia Shahab
Jabatan : Pengunjung Moco Library Cafe
Hari/Tanggal : 9 September 2017
Pertanyaan Wawancara
I. Pemanfaatan Perpustakaan Kafe
1. Darimana anda mengetahui Moco Library Cafe?
Jawaban: dari internet, waktu itu kebetulan ada acara story telling
makanya saya tertarik ke sini dan membawa anak saya.
2. Apakah anda sering berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: lumayan sering.
3. Berapa lamakah anda ketika berada di Moco Library Cafe?
Jawaban: 1-2 jam.
4. Apakah anda selalu menggunakan fasilitas Wi-Fi setiap kali anda
berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: pernah sesekali.
5. Apakah anda memanfaatkan fasilitas seperti koleksi buku di Moco
Library Cafe?
Jawaban: iya.
II. Koleksi yang dibaca di Library Cafe
6. Jenis koleksi apa yang sering anda baca saat di Moco Library Cafe?
Jawaban: koleksi anak dan parenting.
7. Genre bacaan apa yang paling anda sukai?
Jawaban: fantasi
8. Kenapa anda memilih jenis genre tersebut?
Jawaban: karena selain kita bisa bermain dengan anak-anak kita juga
bisa sambil belajar.
9. Apakah anda sudah menjadi member di Moco Library Cafe?
Jawaban: sudah.
10. Apakah anda pernah meminjam buku di Moco Library Cafe?
Jawaban: pernah.
11. Bagaimana menurut anda koleksi yang disediakan oleh Moco Library
Cafe? Menarik atau biasa saja?
Jawaban: cukup menarik.
III. Penunjang Minat Baca Pengunjung
12. Kegiatan apa saja yang anda lakukan ketika berada di Moco Library
Cafe?
Jawaban: makan sambil baca.
13. Apakah fasilitas yang tersedia di Moco Library Cafe dapat membantu
memenuhi kebutuhan anda?
Jawaban: cukup memenuhi.
14. Bagaimana tentang suasana Moco Library Cafe?
Jawaban: cukup nyaman.
15. Apakah dengan suasana seperti ini membuat anda nyaman saat
berkunjung?
Jawaban: iya.
16. Bagaimana sikap pelayan terhadap pengunjung?
Jawaban: ramah dan memuaskan.
17. Apakah pelayan suka menawarkan buku-buku yang ada disini?
Jawaban: gak pernah.
18. Apakah anda mempunyai usulan untuk kegiatan Moco Library Cafe
dalam mengembangkan minat baca?
Jawaban: kalau bisa kegiatan story telling untuk anak lebih sering biar
anak-anak yang dateng ke sini bisa senang bermain sambil belajar.
19. Menurut anda apakah sarana dan pra sarana Moco Library Cafe sudah
memadai?
Jawaban: iya cukup memadai.
20. Apakah dengan sarana dan pra sarana seperti ini dapat menunjang minat
baca anda?
Jawaban: bisa.
21. Kenapa anda memilih berkunjung ke Moco Library Cafe dari pada
berkunjung ke perpustakaan formal?
Jawaban: karena saya punya anak kecil kalau ke perpustakaan formal
gak sebebas disini.
22. Apa motivasi anda berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: melatih anak-anak saya buat gemar membaca sejak dini.
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Informan : Riesuryanita
Jabatan : Pengunjung Moco Library Cafe
Hari/Tanggal : 17 September 2017
Pertanyaan Wawancara
I. Pemanfaatan Perpustakaan Kafe
1. Darimana anda mengetahui Moco Library Cafe?
Jawaban: sering lewat daerah sini.
2. Apakah anda sering berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: jarang.
3. Berapa lamakah anda ketika berada di Moco Library Cafe?
Jawaban: sekali datang bisa 2 atau 3 jam.
4. Apakah anda selalu menggunakan fasilitas Wi-Fi setiap kali anda
berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: sering dong.
5. Apakah anda memanfaatkan fasilitas seperti koleksi buku di Moco
Library Cafe?
Jawaban: iya suka.
II. Koleksi yang dibaca di Library Cafe
6. Jenis koleksi apa yang sering anda baca saat di Moco Library Cafe?
Jawaban: novel.
7. Genre bacaan apa yang paling anda sukai?
Jawaban: horor.
8. Kenapa anda memilih jenis genre tersebut?
Jawaban: emang suka horor.
9. Apakah anda sudah menjadi member di Moco Library Cafe?
Jawaban: sudah.
10. Apakah anda pernah meminjam buku di Moco Library Cafe?
Jawaban: pernah.
11. Bagaimana menurut anda koleksi yang disediakan oleh Moco Library
Cafe? Menarik atau biasa saja?
Jawaban: menarik.
III. Penunjang Minat Baca Pengunjung
12. Kegiatan apa saja yang anda lakukan ketika berada di Moco Library
Cafe?
Jawaban: ngemil, foto-foto dan baca
13. Apakah fasilitas yang tersedia di Moco Library Cafe dapat membantu
memenuhi kebutuhan anda?
Jawaban: cukup memenuhi.
14. Bagaimana tentang suasana Moco Library Cafe?
Jawaban: cukup nyaman.
15. Apakah dengan suasana seperti ini membuat anda nyaman saat
berkunjung?
Jawaban: cukup.
16. Bagaimana sikap pelayan terhadap pengunjung?
Jawaban: ramah.
17. Apakah pelayan suka menawarkan buku-buku yang ada disini?
Jawaban: tidak.
18. Apakah anda mempunyai usulan untuk kegiatan Moco Library Cafe
dalam mengembangkan minat baca?
Jawaban: memberikan reward kepada pengunjung yang sering datang
dan meminjam buku.
19. Menurut anda apakah sarana dan pra sarana Moco Library Cafe sudah
memadai?
Jawaban: cukup memadai.
20. Apakah dengan sarana dan pra sarana seperti ini dapat menunjang minat
baca anda?
Jawaban: iya cukup menunjang.
21. Kenapa anda memilih berkunjung ke Moco Library Cafe dari pada
berkunjung ke perpustakaan formal?
Jawaban: enakan disini.
22. Apa motivasi anda berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: baca buku secara santai.
Transkip Wawancara
Identitas Informan
Informan : Astri
Jabatan : Pengunjung Moco Library Cafe
Hari/Tanggal : 23 September 2017
Pertanyaan Wawancara
I. Pemanfaatan Perpustakaan Kafe
1. Darimana anda mengetahui Moco Library Cafe?
Jawaban: dari teman.
2. Apakah anda sering berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: jarang.
3. Berapa lamakah anda ketika berada di Moco Library Cafe?
Jawaban: seenaknya aja soalnya sambil ngobrol, makan kadang baca
buku.
4. Apakah anda selalu menggunakan fasilitas Wi-Fi setiap kali anda
berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: selalu, soalnya Wi-Fi disini kencang.
5. Apakah anda memanfaatkan fasilitas seperti koleksi buku di Moco
Library Cafe?
Jawaban: jarang.
II. Koleksi yang dibaca di Library Cafe
6. Jenis koleksi apa yang sering anda baca saat di Moco Library Cafe?
Jawaban: komik.
7. Genre bacaan apa yang paling anda sukai?
Jawaban: romance
8. Kenapa anda memilih jenis genre tersebut?
Jawaban: bagus aja.
9. Apakah anda sudah menjadi member di Moco Library Cafe?
Jawaban: belum.
10. Apakah anda pernah meminjam buku di Moco Library Cafe?
Jawaban: belum.
11. Bagaimana menurut anda koleksi yang disediakan oleh Moco Library
Cafe? Menarik atau biasa saja?
Jawaban: biasa aja.
III. Penunjang Minat Baca Pengunjung
12. Kegiatan apa saja yang anda lakukan ketika berada di Moco Library
Cafe?
Jawaban: makan sama foto-foto sesekali sih baca nya.
13. Apakah fasilitas yang tersedia di Moco Library Cafe dapat membantu
memenuhi kebutuhan anda?
Jawaban: cukup membantu.
14. Bagaimana tentang suasana Moco Library Cafe?
Jawaban: bagus.
15. Apakah dengan suasana seperti ini membuat anda nyaman saat
berkunjung?
Jawaban: iya cukup nyaman.
16. Bagaimana sikap pelayan terhadap pengunjung?
Jawaban: baik.
17. Apakah pelayan suka menawarkan buku-buku yang ada disini?
Jawaban: gak.
18. Apakah anda mempunyai usulan untuk kegiatan Moco Library Cafe
dalam mengembangkan minat baca?
Jawaban: kalau bisa adain live music.
19. Menurut anda apakah sarana dan pra sarana Moco Library Cafe sudah
memadai?
Jawaban: cukup memadai.
20. Apakah dengan sarana dan pra sarana seperti ini dapat menunjang minat
baca anda?
Jawaban: cukup menunjang.
21. Kenapa anda memilih berkunjung ke Moco Library Cafe dari pada
berkunjung ke perpustakaan formal?
Jawaban: tempatnya lebih dekat kesini sama tempatnya instagramable.
22. Apa motivasi anda berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: buat santai.
TRANSKIP WAWANCARA
Identitas Informan
Informan : Saiful Bachri
Jabatan : Pengunjung Moco Library Cafe
Hari/Tanggal : 23 September 2017
Pertanyaan Wawancara
I. Pemanfaatan Perpustakaan Kafe
1. Darimana anda mengetahui Moco Library Cafe?
Jawaban: dari internet.
2. Apakah anda sering berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: lumayan.
3. Berapa lamakah anda ketika berada di Moco Library Cafe?
Jawaban: 1 jam.
4. Apakah anda selalu menggunakan fasilitas Wi-Fi setiap kali anda
berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: iya.
5. Apakah anda memanfaatkan fasilitas seperti koleksi buku di Moco
Library Cafe?
Jawaban: belum pernah.
II. Koleksi yang dibaca di Library Cafe
6. Jenis koleksi apa yang sering anda baca saat di Moco Library Cafe?
Jawaban: belum pernah
7. Genre bacaan apa yang paling anda sukai?
Jawaban: action.
8. Kenapa anda memilih jenis genre tersebut?
Jawaban: ya biasa laki mau apaan lagi selain itu, masa romance ha..ha..
9. Apakah anda sudah menjadi member di Moco Library Cafe?
Jawaban: belum.
10. Apakah anda pernah meminjam buku di Moco Library Cafe?
Jawaban: belum.
11. Bagaimana menurut anda koleksi yang disediakan oleh Moco Library
Cafe? Menarik atau biasa saja?
Jawaban: cukup aja.
III. Penunjang Minat Baca Pengunjung
12. Kegiatan apa saja yang anda lakukan ketika berada di Moco Library
Cafe?
Jawaban: makan sama foto-foto.
13. Apakah fasilitas yang tersedia di Moco Library Cafe dapat membantu
memenuhi kebutuhan anda?
Jawaban: kurang deh kayak nya.
14. Bagaimana tentang suasana Moco Library Cafe?
Jawaban: enak soalnya sepi.
15. Apakah dengan suasana seperti ini membuat anda nyaman saat
berkunjung?
Jawaban: lumayan.
16. Bagaimana sikap pelayan terhadap pengunjung?
Jawaban: cukup menyenangkan.
17. Apakah pelayan suka menawarkan buku-buku yang ada disini?
Jawaban: gak pernah.
18. Apakah anda mempunyai usulan untuk kegiatan Moco Library Cafe
dalam mengembangkan minat baca?
Jawaban: kalau ada buku-buku yang baru dan bagus adain bedah buku.
19. Menurut anda apakah sarana dan pra sarana Moco Library Cafe sudah
memadai?
Jawaban: cukup memadai.
20. Apakah dengan sarana dan pra sarana seperti ini dapat menunjang minat
baca anda?
Jawaban: iya.
21. Kenapa anda memilih berkunjung ke Moco Library Cafe dari pada
berkunjung ke perpustakaan formal?
Jawaban: karena lebih santai di banding perpustakaan formal.
22. Apa motivasi anda berkunjung ke Moco Library Cafe?
Jawaban: cari suasana baru.
Hasil Observasi
No. Tanggal Observasi
Pengamatan
Hasil Observasi
1 24 Mei 2017 Ada 6 pengunjung
yang datang ke Moco
Library Cafe
- 3 orang remaja perempuan
datang untuk makan sambil
bermain gadget.
- 3 orang remaja laki-laki datang
untuk bermain gadget.
- Peneliti melakukan wawancara
kepada owner dan manager
kafe.
2 9 September
2017
Ada 10 pengunjung
yang datang ke Moco
Library Cafe
- 1 orang remaja laki-laki datang
untuk membaca buku.
- 2 orang remaja perempuan
datang untuk makan sambil
ngobrol.
- 4 orang remaja perempuan
datang untuk makan dan
berdiskusi.
- 1 orang ibu dan 2 orang anak
datang untuk bermain dan
membaca buku anak.
3 16 September
2017
Ada 5 pengunjung
yang datang ke Moco
Library Cafe
- 3 orang remaja perempuan
datang untuk makan dan
berfoto di area kafe.
- 2 orang remaja laki-laki datang
untuk makan dan bermain
gadget.
- Peneliti melakukan wawancara
kepada owner kafe.
4 17 September
2017
Ada 5 pengunjung
yang datang ke Moco
Library Cafe
- 2 orang remaja perempuan
datang untuk makan sambil
membaca buku.
- 2 orang remaja laki-laki datang
untuk makan.
- 1 orang remaja laki-laki datang
untuk bermain gadget.
- Peneliti melakukan wawancara
kepada manager kafe.
5 23 September
2017
Ada 4 pengunjung
yang datang ke Moco
Library Cafe
- Sepasang remaja perempuan
dan laki-laki datang untuk
makan.
- Sepang remaja perempuan dan
laki-laki datang untuk
berdiskusi.
Lembar Reduksi Data
Kategori Sub Kategori Informan Referensi
Tujuan
dibangunnya Moco
Library Cafe
Mendapatkan Omset “...saya hobi masak dan punya beberapa
buku jadi berniat untuk buka usaha...” (SR)
“...tujuan didirikannya ya omset, karena kafe
ini bergerak di bidang ekonomi yaitu
bisnis...” (AZ)
“...kita merubah konsep menjadi kafe
perpustakaan dan Alhamdulillah ada
peningkatan Cuma masih lambat...” (AZ)
2 orang 3 kali
Menunjang Minat Baca “...selain itu, kita juga ingin meningkatkan
minat baca karena di Indonesia ini termasuk
tiga terendah di dunia tentang minat baca...”
(AZ)
“...dan saya ingin membuat kafe ini berbeda,
karena konsep kafe perpustakaan yang
mendukung minat baca belum ada, kalaupun
ada buku-bukunya hanya sebagai hiasan...”
(AZ)
1 orang 2 kali
Mengubah Mindset Soal
Perpustakaan
“...biasanya orang tidak mau ke
perpustakaan karena tempatnya yang terlalu
resmi, nah kita membuat inovasi
1 orang 1 kali
perpustakaan dengan cara membuat konsep
kafe perpustakaan...” (AZ)
Manfaat
dibagunnya Moco
Library Cafe
Membangun Interaksi
Sosial
“...agar semua orang bisa saling
bersosialisasi...” (SR)
"...biasanya di kafe, orang-orang kalau
nongkrong itu 15 menit di awal untuk
mengobrol lalu 45 menit itu untuk bermain
gadget. Nah kita ingin membuat ya minimal
kalau engga baca buku bisa buat orang
berdiskusi...” (AZ)
2 orang 2 kali
Memperluas Pengetahuan “...agar semua orang yang datang kesini bisa
mendapatkan ilmu-ilmu dari buku-buku yang
sudah kita sediakan disini...” (SR)
“...kita disini mempunyai beberapa koleksi
seperti buku novel, bisnis, komik, agama,
politik, biografi, humor dan edukasi...” (AZ)
2 orang 2 kali
Meningkatkan Minat
Baca
“...kita kerjasama dengan Go-Food dan Grab
Food ketika driver memesan makanan sambil
menunggunya itu mereka membaca buku
yang kita sediakan, bahkan tidak jarang
ketika mereka sedang tidak ada pesenan
mereka datang ke sini untuk membaca
buku...” (AZ)
“...saya sering kesini ketika pulang sekolah
karena saya suka baca buku...” (YH)
3 orang 3 kali
“...lumayan sering kesini soalnya selain bisa
bermain dengan anak-anak bisa sambil
belajar dan membuat anak gemar membaca
sejak dini...” (MS)
Tempat yang Masa Kini “...yang sering ke sini itu kebanyakan anak
muda, karena Moco Library Cafe merupakan
salah satu tempat Instagramable...” (AZ)
“...bagus buat foto-foto...” (RA)
“...tempatnya instagramable bikin makin
hitz...” (AS)
“...disini banyak spot foto yang bagus...”
(SB)
4 orang 4 kali
Kegiatan yang
dilakukan Moco
Library Cafe untuk
Meningkatkan
Minat Baca
Story Telling “...jadi setiap hari Minggu kita rutin
mengadakan kegiatan story telling untuk
anak-anak...” (AZ)
“...nah di lantai dua itu ada tempat khusus
untuk anak-anak. Jadi mereka bisa lebih
bebas untuk bermain dan membaca buku-
buku yang disediakan Moco Library Cafe.
Tempat itu juga bisa buat story telling bagi
anak-anak...” (AZ)
2 orang 3 kali
“...anak saya senang kesini pas kegiatan
story telling, bisa sambil bermain dan
belajar...” (MS)
Launching Buku dan
Bedah Buku
“...kita mengundang penulis untuk menjadi
pembicara...” (SR)
“...kita itu pernah mengadakan acara
launching dan bedah buku tujuannya untuk
menarik minat pengunjung untuk datang dan
menikmati suasana di Moco Library Cafe...”
(AZ)
“...dengan kegiatan tersebut pengunjung bisa
secara langsung berinteraksi dengan penulis
buku...” (AZ)
2 orang 3 kali
Seminar “...kita mengundang moderator untuk
mengisi seminar dengan tema yang sudah
ditentukan...” (SR)
“...kita pernah mengundang Bpk. Haidar
Bagir sebagai salah satu narasumber, beliau
ini adalah pemilik Mizan yang memberikan
materi untuk kegiatan seminar yang diadakan
oleh Moco Library Cafe...” (AZ)
2 orang 2 kali
Fasilitas yang
diberikan Moco
Library Cafe untuk
Konsep Library Cafe “...ada beberapa orang yang membutuhkan
kenyamanan saat berada didalam kafe...”
(SR)
6 orang 6 kali
Menarik dan
Meningkatkan
Minat Baca
Pengunjung
“...sebenarnya kita sudah memfasilitasi kafe
ini dengan adanya buku dan tempatnya pun
asik...” (AZ)
“...tempatnya nyaman bisa sambil makan dan
minum dan membaca jadi lebih santai...”
(YH)
“...karena saya punya anak kecil kalau di
perpustakaan formal gak sebebas disini...”
(MS)
“...soalnya lebih dekat kesini...” (AS)
“...lebih santai dibanding perpustakaan
formal...” (SB)
Makanan dan Minuman “...kita sediakan makanan dan minuman
disini, kadang-kadang saya sendiri yang
memasak untuk pengunjung...” (SR)
“...disini kita menyediakan berbagai
makanan yang lezat serta minuman yang enak
sebagai pendamping saat membaca buku...”
(AZ)
“...sesekali kalau kesini suka sambil makan
dan minum tapi lebih sering baca buku...”
(YH)
7 orang 7 kali
“...anak-anak suka makanan dan minuman
disini soalnya enak...” (MS)
“...makan dan minum sambil baca buku yang
ada disini...” (RA)
“...makanan dan minuman disini enak dan
gak terlalu mahal...” (AS)
“...kalau kesini pasti makan dan minum,
soalnya makanan dan minuman disini
enak...” (SB)
Koleksi Buku “...disini kita punya banyak koleksi buku,
yang bisa dibaca oleh pengunjung...” (SR)
“...Moco Library Cafe punya kurang lebih
ada 500 buku, dari berbagai genre...” (AZ)
“...saya sering kesini buat baca buku komik
yang genre nya action...” (YH)
“...disini ada banyak koleksi anak dan
beberapa koleksi parenting, jadi bisa buat
belajar...” (MS)
“...saya suka baca buku novel yang genre nya
horor...” (RA)
6 orang 6 kali
“...saya kalau kesini suka baca buku komik
yang genre nya romace...” (AS)
Wi-Fi “...disini kita mempunyai Wi-Fi yang cukup
kencang...” (AZ)
“...kadang sih soalnya kalau kesini seringnya
langsung baca buku... ” (YH)
“...pernah sesekali...” (MS)
“...sering dong...” (RA)
“...selalu soalnya Wi-Fi disini kencang...”
(AS)
“...iya selalu pakai...” (SB)
6 orang 6 kali
Kendala yang
dihadapi oleh
Moco Library Cafe
dalam
Meningkatkan
Minat Baca
Masyarakat
Adanya Jaringan Internet
Pada Moco Library Cafe
“...kita sudah membuat konsep kafe
perpustakaan yang menyediakan buku-buku,
tempat yang benar-benar enjoy , kalau
mereka mau foto-foto tidak jadi masalah...”
(AZ)
“...generasi milenial ini beda karena mereka
lebih senang menggunakan media elektronik
berupa internet...” (AZ)
“...kadang-kadang tuh anak-anak yang
datang kesini bersama ibu dan bapaknya
1 orang 3 kali
bukan membaca buku malah ngegame
bahkan menonton film karena Wi-Fi yang
disini kencang...” (AZ)
Lokasi yang Kurang
Strategis
“...nah pertanyaan bagus, sebenarnya posisi
Moco Library Cafe tidak strategis karena
berada di ujung deretan toko jadi,
kebanyakan orang tidak begitu tahu kalau
disini ada kafe perpustakaan...” (AZ)
“...justru kebanyakan orang tahu tentang kafe
ini karena tahu dari teman-temannya...” (AZ)
1 orang 2 kali
Tidak Adanya Klasifikasi
Buku
“...awalnya buku-buku yang ada di Moco
Library Cafe kita susun sesuai abjab...” (AZ)
“...tetapi setelah pengunjung membacanya
buku-buku di letakkan gak sesuai dengan
tempat semula...” (AZ)
“...Jadinya pengunjung disini sekarang kalo
mau nyari buku rada ribet sendiri karena
bukunya gak sesuai dengan abjad...” (AZ)
1 orang 3 kali
BIODATA PENULIS
ANITA ADITYA. Lahir di Jakarta, 04 Oktober 1994,
anak pertama Ayahanda Karyadi dan Ibunda Ratni,
bertempat tinggal di Jl. Sadar Gg. Ganok RT.008 RW.04
No.36a Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta
Selatan. Pendidikan yang pernah ditempuh peneliti yaitu:
Sekolah Dasar Negeri 04 Pagi Ciganjur pada tahun (2000-
2006), Sekolah Menengah Pertama Negeri 253 Jakarta (2006-2009), Sekolah
Menengah Atas Suluh Jakarta (2009-2012). Pada tahun 2012 peneliti melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya S1 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora. Dan, menulis skripsi dengan judul Trend Library Cafe dalam
Mendukung Minat Baca Generasi Muda: Studi Kasus Moco Library Cafe.
Peneliti memiliki beberapa pengalaman selama menjadi mahasiswa Ilmu
Perpustakaan. selama kuliah peneliti juga pernah melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di Perpustakaan Badan Pembinaan Hukum Nasional (BHPN) pada
20 Januari s/d 16 Februari 2015) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
selama 1 bulan pada (31 Juli s/d 31 Agustus 2015). Volunteer Gebyar 5000 Yatim
Berprestasi.