trauma kepala

Upload: alvivin

Post on 14-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Koass Bedah

TRANSCRIPT

  • TRAUMA KAPITIS Alvivin 112014294

  • PENDAHULUAN

    Masalah besar

    Penyebab kematian ke-3

    10-20% meninggal dijalan atau setibanya di RS

    Derajat : 15% CKB

    15% CKS

    70% CKR

  • DEFINISI

    Suatu kerusakan pada kepala bukan bersifat kongenital

    ataupun degeneratif, tetapi disebabkan serangan/benturan fisik

    dari luar yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran

    yang menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi

    fisik. (Brain Injury Association of America)

  • ANATOMI KEPALA

  • FISIOLOGI

  • DOKTRIN MONRO-KELLIE

  • ETIOLOGI

    1. Kecelakaan lalu lintas (49%)

    2. Kecelakaan kerja

    3. Trauma pada olah raga

    4. Kejatuhan benda

    5. Luka tembak

    6. Kekerasan

  • KLASIFIKASI Berdasarkan mekanisme :

    Tertutup

    Akibat benturan, terjatuh, tidak ada luka yang jelas dari luar yang menjadi penyebab.

    Terbuka

    Luka masuk seperti luka tembak, luka tusuk.

  • Berdasarkan beratnya :

    GCS

  • KOMPONEN GLASGOW COMA SCALE

    E : BUKA MATA: 1 4 V : SUARA : 1 5

    M : GERAKAN : 1 - 6

  • KOMPONEN MATA

  • KOMPONEN MOTORIK

  • KOMPONEN VERBAL

  • BERDASARKAN MORFOLOGI :

    1. Fraktur cranium X-Ray & / CT Scan bone window

    a.Linier

    b.Diastase

    c.Depressed

    d.Stellate

  • Fraktur cranium berdasarkan lokasi anatomis dibedakan atas :

    Konveksitas (kubah tengkorak)

    Basis cranii (dasar tengkorak)

  • 2. Lesi intrakranial

    a. Fokal

    Hematoma Epidural

    Terkumpulnya darah/bekuan darah dalam ruang antara tulang

    kepala dan duramater. Paling sering terletak diregio temporal

    atau temporal-parietal dan sering akibat robeknya arteri

    meningeal media.

    Gejala (trias klasik) : Interval lusid, Hemiparesis/plegia, Pupil

    anisokor.

    Diagnosis akurat dg CT scan kepala : perdarahan bikonveks

    atau lentikulerdi daerah epidural.

  • ACUTE

    EPIDURAL

    HEMATOMA

  • Hematoma Subdural

    Terkumpulnya darah / bekuan darah dalam ruang antara

    duramater dan arakhnoid

    Gejala klinik biasanya tidak terlalu hebat kecuali bila

    terdapat efek massa.

    Gambar CT scan kepala terhadap

    lesi hiperdens bbtk bulan sabit yg srg

    tjd pada daerah yg berseberangan

    dg trauma (Counter Coup)

  • Berdasarkan kronologis SDH dibagi menjadi :

    1.SDH akut : 1- 3 hr pasca trauma.

    Gejala klinis berupa sakit kepala, perasaan mengantuk, dan

    kebingungan, respon yang lambat, serta gelisah.

    2. SDH subakut : 4-21 hr pasca trauma.

    Tekanan serebral yang terus-menerus menyebabkan penurunan

    tingkat kesadaran.

    3. SDH khronis : > 21 hari

    Mulanya perdarahan kecil memasuki ruang subdural. Beberapa

    minggu kemudian meluas.

    Keadaan ini pada proses yang lama akan terjadi penurunan reaksi

    pupil dan motorik.

  • OPERASI ACUTE SUBDURAL HEMATOMA

  • Hematoma Intraserebral

    Terkumpulnya darah secara fokal yg diakibatkan oleh regangan

    atau rotasional terhadap pembuluh darah intraparenkim otak/

    cedera penetrans.

    Gamb. Khas : lesi perdarahan diantara neuron otak yg relatif

    normal. Tepi bisa tegas/ tidak tergantung ada/tidaknya oedem

    otak.

    Perdarahan intraserebral bisa timbul

    beberapa hari kemudian sesudah trauma :

    monitor dengan pemeriksaan Tanda vital,

    Neurologis, bila perlu CT scan ulang.

  • Subarachnoid Hematom

    Perdarahan fokal di daerah subarahnoid CT scan terdapat lesi

    hiperdens yang mengikuti arah girus-girus serebri daerah yang

    berdekatan dengan hematom.

    Gejala klinik = kontusio serebri.

    Penatalaksanaan : perwatan dg medikamentosa dan tidak dilakukan

    op.

  • b. Difusa

    Komusio serebri ( Gegar otak )

    Merupakan bentuk trauma kapitis ringan, dimana terjadi

    pingsan (kurang dari 10 menit) dengan atau tanpa disertai

    amnesia retrograd, mual, muntah, nyeri kepala, vertigo dan

    tanpa adanya kerusakan struktur otak

    Gejala lain mungkin termasuk pusing.

  • Kontusio serebri (Memar otak)

    Merupakan perdarahan kecil/ptechie pada jaringan otak akibat

    pecahnya pembuluh darah kapiler.

    Hal ini bersama-sama dengan rusaknya jaringan saraf atau otak

    yang akan menimbulkan edema jaringan otak di daerah sekitarnya

    Pada kepala yang relatif diam biasanya terjadi lesi koup, sedang

    bila kepala dalam keadaan bebas bergerak akan terjadi kontra

    koup.

  • Diffuse Axonal Injury (DAI)

    Kelanjutan kerusakan otak

    akibat cedera akselerasi

    dan deselerasi.

    DAI adalah keadaan

    dimana penderita

    mengalami koma pasca

    cedera yang berlangsung

    lama dan tidak

    diakibatkan oleh suatu lesi massa atau serangan iskemia.

  • Translasi.

    Akselerasi.

    Bila kepala yang bergerak kesatu arah tiba-tiba mendapat gaya yang kuat searah dengan gerakan kepala maka kepala akan mendapat percepatan (akselerasi) pada arah tersebut

    Deselerasi.

    Bila kepala bergerak dengan cepat ke satu arah tiba-tiba dihentikan oleh suatu benda, misalnya kepala menabrak tembok maka kepala tiba-tiba akan terhenti gerakannya. Kepala mengalami deselerasi (perlambatan) secara mendadak.

    Rotasi.

    Bila tengkorak tiba-tiba mendapat gaya mendadak, misalnya pada bagian depan (frontal) atau pada bagian belakang (oksipital), maka otak akan terputar pada sumbunya.

    PATOFISIOLOGI CEDERA KEPALA

  • GEJALA KLINIS

    Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala ringan;

    Pasien tertidur atau kesadaran yang menurun selama

    beberapa saat kemudian sembuh.

    Sakit kepala yang menetap atau berkepanjangan.

    Mual atau dan muntah.

    Gangguan tidur dan nafsu makan yang menurun.

    Perubahan keperibadian diri.

    Letargik.

  • Tanda-tanda atau gejala klinis untuk yang trauma kepala

    berat;

    Simptom atau tanda-tanda cardinal yang menunjukkan

    peningkatan di otak menurun atau meningkat.

    Perubahan ukuran pupil (anisokoria).

    Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi,

    depresi pernafasan).

    Apabila meningkatnya tekanan intrakranial, terdapat

    pergerakan atau posisi abnormal ekstrimitas.

  • Tanda Klinis fraktur tengkorak :

    - Racoons eye

    - Battle sign

    - Othore

    - Rhinorae

  • PEMERIKSAAN FISIK

    Pemeriksaan kepala, mata, hidung, ekstremitas (bila

    terdapat luka diberikan penanganan, ukuran luka dicatat.)

    Pemeriksaan neurologis: GCS, tanda tekanan intrakranial

    meningkat (pusing/sakit kepala, mntah, kedran menurun,

    kadang kejang). Pupil, defisit neurologis lain (lateralisasi,

    paresis saraf kranialis ).

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Radiologis

    Rongent foto kepala : ada tidaknya fraktur

    CT Scan kepala polos : Letak lesi dan komplikasi

    jangka pendek

    MRI : menunjukkan lesi di substansia alba dan batang

    otak.

  • Indikasi Ct-Scan:

    1. Bila secara klinis (penilaian GCS) didapatkan klasifikasi

    trauma kepala sedang dan berat.

    2. Trauma kepala ringan yang disertai fraktur tengkorak.

    3. Adanya kecurigaan dan tanda terjadinya fraktur basis kranii.

    4. Adanya defisit neurologi, seperti kejang dan penurunan

    gangguan kesadaran.

    5. Sakit kepala yang hebat.

    6. Adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial atau

    herniasi jaringan otak.

    7. Kesulitan dalam mengeliminasi kemungkinan perdarahan

    intraserebral

  • EPIDEMIOLOGI

    Di Indonesia angka kejadian cedera kepala semakin meningkat peningkatan jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat jumlahnya yang tidak di imbangi dengan kedisiplinan dalam berkendara

    Laki-laki cenderung mengalami trauma kepala 1,5 kali lebih banyak daripada perempuan (Brain Injury Association of America)

    Resiko trauma kepala adalah dari umur 15-30 tahun.

  • Penatalaksanaan Awal

    Primary Survey

    Airway, dengan Kontrol Servikal (Cervical Spine Control)

    Breathing dan Ventilasi

    Circulation dengan Kontrol Perdarahan

    Disability (Neurologic Evaluation)

    Exposure

    Resusitasi

    Airway

    Breathing / ventilasi / oksigenasi

    Circulation (dengan kontrol perdarahan)

    * Tambahan : monitoring EKG, kateter gaster dan uretra, monitoring lain seperti laju pernpasan, anlisis gas darah, pulse oxymetry, tekanan darah, pemeriksaan X-Ray dan pemeriksaan tambahan lain.

    Secondary Survey

    Anamnesis :Riwayat "AMPLE"

    head to toe examination

    PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA

  • PENATALAKSANAAN CKR(GCS 13-15)

  • PENATALAKSANAAN CKS (GCS 9-12)

  • PENATALAKSANAAN CKB (GCS: 3-8)

  • Cairan intravena

    Hiperventilasi

    Antikonvulsan

    Diuretik Manitol 20%

    Barbiturat (Fenobarbital)

    TERAPI MEDIKAMENTOSA

  • INDIKASI OPERASI

    1. EDH

    > 40 cc dengan midline shifting pada daerah temporal / frontal /

    parietal dengan fungsi batang otak masih baik

    > 30 cc pada daerah fossa posterior dengan tanda-tanda penekanan

    batang otak atau hidrosefalus dengan fungsi batang otak masih baik.

    EDH progresif

    EDH tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi

  • 2. SDH

    SDH luas (> 40 cc / > 5 mm) dengan GCS > 6, fungsi batang otak masih

    baik

    SDH tipis dengan penurunan kesadaran bukan indikasi operasi

    SDH dengan edema serebri / kontusio serebri disertai midline shift

    dengan fungsi batang otak masih baik

    3. ICH pasca trauma

    Penurunan kesadaran progresif

    Hipertensi dan bradikardi dan tanda-tanda gangguan nafas

    Perburukan defisit neurologi fokal

  • PENCEGAHAN

    Pencegahan Primer:

    Pencegahan Sekunder: Pencegahan Tertier:

    Sebelum terjadinya

    peristiwa, mencegah

    faktor-faktor yang

    menunjang terjadinya

    cedera

    Pencegahan saat peristiwa

    terjadi untuk mengurangi

    atau meminimalkan

    beratnya cedera yang

    terjadi

    Mengurangi terjadinya

    komplikasi yang lebih

    berat, untuk meningkatkan

    kualitas hidup penderita.