toksik_merkuri.pdf

7
1 PENGARUH LOGAM MERKURI TERHADAP SISTEM AKUATIK AIR PADA IKAN NILA DAN IKAN MAS MERCURY METAL EFFECT OF WATER AQUATIC SYSTEMS OF PARROT FISH AND GOLDFISH Asty Damayanti S 1 , Kristianto Rumaga 2 , Leni Safitri 3 , Wanca Aldrianus 4 ,Yoga Armando 5 Kamis-Kelompok 1 1,2,3,4,5) Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB Dramaga Bogor, 16680 Email: [email protected] Abstrak: Meningkatnya industrialisasi menyebabkan konsentrasi unsur logam berat di dalam perairan meningkat, sehingga memungkinkan tercapainya tingkat konsentrasi toksik bagi kehidupan akuatik. Salah satu logam berat yang terus meningkat konsentrasinya adalah Merkuri. Uji toksisitas sangat penting untuk mengukur dan mengevaluasi karakteristik toksik dari suatu bahan kimia. Penelitian kali dilakukan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB dengan tujuan mengamati dampak pencemaran merkuri (Hg) terhadap ikan sebagai biota air serta bahaya merkuri tersebut bagi makhluk hidup lainnya yang terpapar dari rantai makanan. Alat dan Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain; anak ikan mas dan anak ikan nila masing- masing berjumlah 24 ekor, air sumur,merkuri (Hg), 4 akuarium mini, gelas ukur, penggaris, stopwatch dan neraca digital. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode persamaan garis. Berdasarkan grafik yang diperoleh, kemudian dihitung nilai LC50 untuk kedua jenis ikan. Nilai LC50 untuk ikan nila sebesar 42,050 mg/kgBB sedangkan nilai LC50 untuk ikan mas sebesar 39,150 mg/kgBB. Semakin besar konsentrasi Hg yang terdapat didalam air maka jumlah ikan yang akan mengalami kematian dalam waktu singkat akan semakin banyak. Ikan yang mengandung merkuri tidak boleh dikonsumsi oleh hewan atau makhluk lainnya karena senyawa tersebut akan merusak saraf dan menyebabkan kelainan pada tubuh makhluk hidup. Kata kunci: LC50, merkuri, uji toksisitas Abstract: Increasing industrialization led to the concentration of heavy metals in the waters increased, making it possible to achieve the level of concentration of toxic to aquatic life. One of the heavy metals continues to increase its concentration is Mercury. Toxicity testing is very important to measure and evaluate the toxic characteristics of a chemical. The research performed at the Department of Civil and Environmental Engineering IPB with the objective of observing the effects of mercury (Hg) to fish as water biota and the dangers of mercury for other living creatures that are exposed from the food chain. Tools and Materials used in this study, among others; child carp and tilapia children each totaled 24 tails, water wells, mercury (Hg), 4 mini akuarium, measuring cups, a ruler, stopwatch and digital balance. The method used in this research is the method line equation. Based on the graph obtained, then the calculated LC50 value for both types of fish. LC50 value for tilapia amounted to 42,050 mg/kg whereas for carp LC50 value of 39,150 mg/kg. The greater the concentration of mercury contained in the water, the amount of fish that will die in a short time will be more and more. Fish containing mercury should not be consumed by animals or other creatures because these compounds will damage nerves and cause abnormalities in living bodies. Keywords: LC50, mercury, toxicity tests PENDAHULUAN Masalah pencemaran lingkungan terutama masalah pencemaran air mendapat perhatian yang besar dari pemerintah, karena air merupakan salah satu unsur penting bagi makhluk hidup dan kehidupan. Sejalan dengan meningkatnya industrialisasi, konsentrasi unsur logam berat di dalam perairan juga meningkat, sehingga memungkinkan tercapainya tingkat konsentrasi toksik bagi kehidupan akuatik. Salah satu logam berat yang terus meningkat konsentrasinya adalah Merkuri. Merkuri masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui

Upload: yoga-armando

Post on 18-Feb-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Toksik_Merkuri.pdf

1

PENGARUH LOGAM MERKURI TERHADAP SISTEM

AKUATIK AIR PADA IKAN NILA DAN IKAN MAS

MERCURY METAL EFFECT OF WATER AQUATIC SYSTEMS

OF PARROT FISH AND GOLDFISH Asty Damayanti S1, Kristianto Rumaga2, Leni Safitri3, Wanca Aldrianus4,Yoga Armando5

Kamis-Kelompok 1 1,2,3,4,5) Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus

IPB Dramaga Bogor, 16680

Email: [email protected]

Abstrak: Meningkatnya industrialisasi menyebabkan konsentrasi unsur logam berat di dalam

perairan meningkat, sehingga memungkinkan tercapainya tingkat konsentrasi toksik bagi

kehidupan akuatik. Salah satu logam berat yang terus meningkat konsentrasinya adalah Merkuri.

Uji toksisitas sangat penting untuk mengukur dan mengevaluasi karakteristik toksik dari suatu

bahan kimia. Penelitian kali dilakukan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB dengan

tujuan mengamati dampak pencemaran merkuri (Hg) terhadap ikan sebagai biota air serta

bahaya merkuri tersebut bagi makhluk hidup lainnya yang terpapar dari rantai makanan. Alat dan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain; anak ikan mas dan anak ikan nila masing-

masing berjumlah 24 ekor, air sumur,merkuri (Hg), 4 akuarium mini, gelas ukur, penggaris,

stopwatch dan neraca digital. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

persamaan garis. Berdasarkan grafik yang diperoleh, kemudian dihitung nilai LC50 untuk kedua

jenis ikan. Nilai LC50 untuk ikan nila sebesar 42,050 mg/kgBB sedangkan nilai LC50 untuk ikan

mas sebesar 39,150 mg/kgBB. Semakin besar konsentrasi Hg yang terdapat didalam air maka

jumlah ikan yang akan mengalami kematian dalam waktu singkat akan semakin banyak. Ikan yang

mengandung merkuri tidak boleh dikonsumsi oleh hewan atau makhluk lainnya karena senyawa

tersebut akan merusak saraf dan menyebabkan kelainan pada tubuh makhluk hidup. Kata kunci: LC50, merkuri, uji toksisitas

Abstract: Increasing industrialization led to the concentration of heavy metals in the waters

increased, making it possible to achieve the level of concentration of toxic to aquatic life. One of

the heavy metals continues to increase its concentration is Mercury. Toxicity testing is very

important to measure and evaluate the toxic characteristics of a chemical. The research performed

at the Department of Civil and Environmental Engineering IPB with the objective of observing the

effects of mercury (Hg) to fish as water biota and the dangers of mercury for other living creatures

that are exposed from the food chain. Tools and Materials used in this study, among others; child

carp and tilapia children each totaled 24 tails, water wells, mercury (Hg), 4 mini akuarium,

measuring cups, a ruler, stopwatch and digital balance. The method used in this research is the

method line equation. Based on the graph obtained, then the calculated LC50 value for both types

of fish. LC50 value for tilapia amounted to 42,050 mg/kg whereas for carp LC50 value of 39,150

mg/kg. The greater the concentration of mercury contained in the water, the amount of fish that

will die in a short time will be more and more. Fish containing mercury should not be consumed

by animals or other creatures because these compounds will damage nerves and cause

abnormalities in living bodies.

Keywords: LC50, mercury, toxicity tests

PENDAHULUAN

Masalah pencemaran lingkungan terutama masalah pencemaran air mendapat

perhatian yang besar dari pemerintah, karena air merupakan salah satu unsur

penting bagi makhluk hidup dan kehidupan. Sejalan dengan meningkatnya

industrialisasi, konsentrasi unsur logam berat di dalam perairan juga meningkat,

sehingga memungkinkan tercapainya tingkat konsentrasi toksik bagi kehidupan

akuatik. Salah satu logam berat yang terus meningkat konsentrasinya adalah

Merkuri. Merkuri masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup melalui

Page 2: Toksik_Merkuri.pdf

2

beberapa jalan, yaitu saluran pernapasan, pencernaan dan penetrasi melalui kulit.

Merkuri yang masuk dalam tubuh organisme air tidak dapat dicerna, dan merkuri

dapat larut dalam lemak (Palar 1994).

Uji toksisitas sangat penting untuk mengukur dan mengevaluasi karakteristik

toksik dari suatu bahan kimia. Toksisitas akut didefinisikan sebagai kejadian

keracunan akibat pemaparan bahan toksik dalam waktu singkat, yang biasanya

dihitung dengan menggunakan nilai LC50 atau LD50, yaitu dosis yang

mematikan 50% organisme uji. Parameter LC50 sering digunakan jika suatu

organisme dipaparkan terhadap konsentrasi bahan tertentu dalam air atau udara

yang dosisnya tidak diketahui, sedangkan LD50 digunakan untuk mengukur

potensi jangka pendek keracunan (toksisitas akut) dari suatu bahan dengan dosis

tertentu yang masuk pada makhluk hidup. Waktu pemaparan dan konsentrasi pada

saat pengujian LC50 dan LD50 ini harus dinyatakan secara jelas.

Tandjung (1995) mengatakan bahwa salah satu jenis hewan yang

direkomendasikan oleh EPA (Environmental Protection Agency) sebagai hewan

uji adalah Oreochromis niloticus, karena ikan tersebut memenuhi persyaratan

yaitu penyebarannya cukup luas, banyak dibudidayakan, mempunyai kemampuan

yang tinggi dalam mentolerir lingkungan yang buruk dan mudah dipelihara di

laboratorium. Ikan pada umumnya mempunyai kemampuan menghindarkan diri

dari pengaruh pencemaran air. Namun demikian, pada ikan yang hidup dalam

habitat yang terbatas (seperti sungai, danau, dan teluk), ikan sulit melarikan diri

dari pengaruh pencemaran. Dalam kondisi normal, ikan berinteraksi dengan

lingkungannya, dalam interaksi ini semua sistem tubuh (pencernaan,

osmoregulasi, respirasi, reproduksi dan metabolisme) bekerja. Apabila kondisi

perairan tempat ikan hidup mengalami perubahan karena polutan (dalam hal ini

logam berat) yang masuk secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama,

akan menyebabkan perubahan pada sistem imun, gambaran darah dan struktur

organ/jaringan pada ikan (uji histologi). Hal ini terjadi karena darah berfungsi

mengalirkan semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti zat-zat makanan,

hormon, dan nutrien ke seluruh tubuh. Sehingga apabila dalam lingkungan

tersebut terdapat benda asing yang masuk, maka darah merupakan agen yang

menyalurkan benda asing tersebut masuk kedalam jaringan dan organ ikan.

Penelitian kali dilakukan di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB dengan

tujuan mengamati dampak pencemaran merkuri (Hg) terhadap ikan sebagai biota

air serta bahaya merkuri tersebut bagi makhluk hidup lainnya yang terpapar dari

rantai makanan.

METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Limbah Padat dan B3, Departemen

Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan

penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 November 2015. Alat dan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain; anak ikan mas dan anak

ikan nila masing-masing berjumlah 24 ekor, air sumur,merkuri (Hg), 4 akuarium

mini, gelas ukur, penggaris, stopwatch dan neraca digital. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode persamaan garis.

Syarat yang harus terpenuhi pada metode ini ada tiga yakni menggunakan seri

dosis dengan pengenceran berkelipat tetap, jumlah hewan percobaan atau jumlah

biakan jaringan tiap kelompok harus sama, dosis diatur sedemikian rupa, sehingga

Page 3: Toksik_Merkuri.pdf

3

memberi efek dari 0 hingga 100 %. Penggunaan metode ini melalui beberapa

prosedur yaitu pertama, masing-masing kelompok mengambil 6 ekor ikan dengan

ketentuan kelompok 1 hingga kelompok 4 menggunakan ikan nila, sedangkan

kelompok 5 hingga kelompok 8 menggunakan ikan mas.

Ikan yang sudah diambil oleh masing-masing kelompok ini kemudian

ditimbang dan dilakukan pengukuran panjang masing-masing ikan percobaan.

Setelah itu, ikan diletakkan pada sebuah akuarium mini berisi air sumur sebanyak

1 liter. Merkuri dimasukkan dengan dosis 100 ppm untuk kelompok 1 dan 5, 50

ppm untuk kelompok 2 dan 6, 25 ppm untuk kelompok 3 dan 7 dan 12,5 ppm

untuk kelompok 4 dan 8.

Stopwatch dihidupkan dan masing-masing anggota kelompok mengamati

perilaku satu ekor ikan percobaan mulai dari awal pembubuhan merkuri kedalam

akuarium hingga ikan tersebut mati. Saat ikan percobaan mati, maka dicatat waktu

yang diperlukan oleh ikan tersebut untuk tetap bertahan hidup. Setelah itu,

dilakukan pengamatan terhadap kondisi fisik ikan seperti mata, sisik, dan sirip

setelah ikan tersebut mati terakumulasi oleh toksisitas merkuri.

Tiap-tiap kelompok mencantumkan persentase ikan yang mati saat 15 menit

pertama sebagai data LC50 (dosis yang menyebabkan kematian 50 % hewan uji)

pada sebuah tabel hasil penelitian persentase ikan yang mati. Data yang

didapatkan ini kemudian disajikan kedalam bentuk grafik linear, dengan nilai

persentase (%) kematian ikan sebagai sumbu Y dan nilai log dosis merkuri yang

digunakan sebagai sumbu X. Grafik tersebut dibuat persamaan rumus regresi

linear:

Y= a+bX (1)

Keterangan : X = Dosis merkuri yang dibubuhkan

Y = 50

Nilai dosis pada LC50 merupakan antilog dari nilai X (dosis merkuri yang

dibubuhkan pada ikan percobaan).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan LD50 atau LC50 dapat diperoleh melalui beberapa metode, yaitu

C.S Weil, Aritmatik Reed dan Muench, Farmakope Indonesia, serta metode

persamaan garis. Pada penelitian ini perhitungan nilai LC50 dilakukan

menggunakan metode persamaan garis. Persentase kematian ikan untuk mas dan

ikan nila untuk setiap dosis berbeda disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Data kematian ikan nila

Kelompok Dosis (mg/kg) Log

Dosis

Kematian

ekor %

1 100 2 6 100

2 50 1,70 3 50

3 25 1,40 1 16,67

4 12,5 1,10 0 0

Page 4: Toksik_Merkuri.pdf

4

Tabel 2. Data kematian ikan mas

Kelompok Dosis (mg/kg) Log

Dosis

Kematian

ekor %

5 100 2 6 100

6 50 1,70 3 50

7 25 1,40 1 16,67

8 12,5 1,10 1 16,67

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan data pada

Tabel 1 dan tabel 2, diperoleh nilai LC50 dengan menggunakan metode C.S Weil

sebesar 42.5 mg/kgBB untuk kedua jenis ikan.

m = log D + d (f+1)

Log50 = log 12,5 + log 2 (0,7+1)

= 1,096 + log 2 (1,7)

= 1,62

m = antilog 1,5117 = 42,5 mg/kgBB

LC50 = 42,5 mg/kgBB

Pada metode persamaan garis, data persentase kematian ikan setiap kelompok

diplotkan sesuai dengan dosis yang diberikan. Sehingga diperoleh grafik yang

ditampilkan pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1 Persentase kematian ikan nila terhadap dosis yang diberikan

Berdasarkan grafik yang diperoleh, kemudian dihitung nilai LC50 untuk kedua

jenis ikan. Nilai LC50 untuk ikan nila sebesar 42,050 mg/kgBB sedangkan nilai

LLC50 untuk ikan mas sebesar 39,150 mg/kgBB.

Pengamatan terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan uji perlakuan semakin

menurun seiring dengan meningkatnya konsentrasi, hal ini dapat dilihat pada

Tabel 1 dan Tabel 2. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada

kelompok 4 dengan konsentrasi Hg 12,5 ppm sebesar 100% untuk ikan nila dan

83,33% untuk ikan mas. Tingkat kelangsungan hidup terendah terdapat pada

kelompok 1 dengan konsentrasi Hg 100 ppm sebesar 0% untuk kedua jenis ikan.

Hal tersebut diduga karena ikan tidak mampu beradaptasi terhadap lingkungan

yang buruk akibat pencemaran Hg.

y = 110,73x - 129,8

-20

0

20

40

60

80

100

120

0 0,5 1 1,5 2 2,5

% K

emat

ian

Log dosis

jenis ikan nila

Linear (jenis ikan

nila)

Page 5: Toksik_Merkuri.pdf

5

Gambar 2 Persentase kematian ikan mas terhadap dosis yang diberikan

Adanya nilai kelangsungan hidup yang rendah pada ikan disebabkan oleh

penyerapan air yang telah terpapar Hg pada tubuh ikan mas dan ikan nila.

Penyerapan Hg mengakibatkan pecahnya sel dan berinteraksi dengan protein dan

membran semi-permeable (Budiono 2003). Distribusi dan akumulasi logam

tersebut sangat berbeda-beda untuk setiap organisme air. Hal tersebut tergantung

pada spesies, konsentrasi logam dalam air, pH, fase pertumbuhan dan kemampuan

pindah tempat. Rendahnya tingkat kelangsungan hidup pada ikan mas dan ikan

nila dapat disebabkan juga oleh keadaan ikan yang stress, sehingga ikan akan

memproduksi kortisol.

Hasil uji ketahanan ikan terhadap penambahan merkuri pada air akuarium

dapat dilihat bahwa ikan mengalami perubahan baik kondisi maupun perilakunya.

Ikan yang digunakan adalah ikan dengan jenis nila yang diberi penambahan

merkuri (Hg) sebanyak 100 ppm pada satu akuarium. Berikut ini data yang

diperoleh saat ikan sebelum diberi penambahan merkuri dan sesudah ditambah

merkuri, serta waktu ikan sampai mati akibat penambahan merkuri.

Tabel 3 Hasil pengamatan kondisi fisik ikan

Ikan Berat (g) Panjang (cm) waktu

sampai mati Sebelum sesudah

1 29,87 6,5 6,5 13,17

2 30,45 7 7 14,53

3 29,38 6,5 6,5 12,27

4 29,2 6 6 14,53

5 29,05 6,5 6,5 14,53

6 29,1 6 6 14,2

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan, sebelum penambahan

merkuri ikan berenang seperti biasanya. Lalu, dengan kondisi air yang tercampur

dengan merkuri, ikan menjadi semakin bergerak aktif dan sering kepermukaan air

untuk mencari oksigen. Pada menit-menit awal, hampir semua ikan berenang naik

ke permukaan air untuk mendapat oksigen. Namun semakin lama ikan semakin

kesulitan mendapat oksigen dan tubuhnya mulai lemas. Ikan semakin lemas dan

tubuhnya diam dalam posisi miring kemudian ikan menjadi mati.

Secara umum panjang tubuh ikan yang telah mati karena penambahan merkuri

tidak mengalami pertambahan panjang yang terlalu tajam. Selain itu, kondisi ikan

yang mati karena pengaruh penambahan merkuri menyebabkan ikan

y = 94,121x - 99,909

0

20

40

60

80

100

120

0 0,5 1 1,5 2 2,5

% K

emat

ian

Log dosis

jenis ikan mas

Linear (jenis ikan

mas)

Page 6: Toksik_Merkuri.pdf

6

mengeluarkan darah di bagian insangnya. Hal tersebut dikarenakan merkuri yang

bercampur dengan air telah merusak beberapa organ tubuh ikan. Selain itu,

merkuri juga membuat pembuluh darah ikan membesar. Kondisi ikan secara fisik

mengalami pembengkakan tubuh, munculnya bintik hitam dan merah pada mata,

sisik mengelupas, serta warna tubuh menjadi pudar atau pucat.

Ikan pada akuarium dengan tambahan Hg 100 ppm lama-kelamaan akan mati

karena konsentrasi Hg yang tinggi. Penambahan konsentrasi Hg pada air akan

membunuh ikan dan mempengaruhi jumlah ikan yang mati. Semakin besar

konsentrasi Hg yang terdapat didalam air maka jumlah ikan yang akan mengalami

kematian dalam waktu singkat akan semakin banyak. Jenis ikan juga

mempengaruhi pengaruh konsentrasi Hg terhadap tubuh ikan. Ikan nila memiliki

daya tahan yang lebih tinggi terhadap Hg pada dosis rendah daripada ikan mas.

Hal ini dapat dibandingkan pada Tabel 1 dan Tabel 2, jumlah ikan yang mati pada

konsentrasi Hg 12,5 ppm pada ikan mas jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah

ikan yang mati pada ikan nila. Selain itu, kondisi fisik ikan tidak berpengaruh

terhadap lama kematian ikan yang terpapar merkuri, hal ini dapat dilihat pada

Tabel 3 dengan lama waktu kematian yang bervariasi pada masing-masing kondisi

fisik.

Ikan yang mengandung merkuri tidak boleh dikonsumsi oleh hewan atau

makhluk lainnya yang berada pada biota air atau biota lainnya. Merkuri

merupakan senyawa kimi yang dapat merusak sistem saraf pada makhluk hidup.

Jika ikan atau makhluk hidup lain yang terpapar merkuri masuk kedalam rantai

makanan maka akan terjadi bioaugmentasi dan bioakumulasi didalam tubuh

makhluk hidup. Jika konsentrasi merkuri/Hg sudah tinggi, maka senyawa tersebut

akan merusak saraf dan menyebabkan kelainan pada tubuh makhluk hidup.

KESIMPULAN

Penambahan konsentrasi Hg pada air akan membunuh ikan dan mempengaruhi

jumlah ikan yang mati. Semakin besar konsentrasi Hg yang terdapat didalam air

maka jumlah ikan yang akan mengalami kematian dalam waktu singkat akan

semakin banyak. Jenis ikan juga mempengaruhi pengaruh konsentrasi Hg

terhadap tubuh ikan. Ikan nila memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap Hg

pada dosis rendah daripada ikan mas. Jumlah ikan yang mati pada konsentrasi Hg

12,5 ppm pada ikan mas jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah ikan yang mati

pada ikan nila. Selain itu, kondisi fisik ikan tidak berpengaruh terhadap lama

kematian ikan yang terpapar merkuri.

Ikan yang mengandung merkuri tidak boleh dikonsumsi oleh hewan atau

makhluk lainnya yang berada pada biota air atau biota lainnya. Merkuri

merupakan senyawa kimi yang dapat merusak sistem saraf pada makhluk hidup.

Jika ikan atau makhluk hidup lain yang terpapar merkuri masuk kedalam rantai

makanan maka akan terjadi bioaugmentasi dan bioakumulasi didalam tubuh

makhluk hidup. Jika konsentrasi merkuri/Hg sudah tinggi, maka senyawa tersebut

akan merusak saraf dan menyebabkan kelainan pada tubuh makhluk hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Budiono A. 2003. Pengaruh Pencemaran Merkuri terhadap Biota Air. [terhubung

berkala]. http://www.achmadbud.net/merkuri.pdf.

Page 7: Toksik_Merkuri.pdf

7

Palar H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta (ID) : Rineka

Cipta.

Tandjung S D. 1995. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta (ID): Universitas

Gadjah Mada.