tk-water-treatment.docx
TRANSCRIPT
Nama : Euniwati SitumeangNIM : 03121003005Shift : Selasa PagiKelompok : 4
WATER TREATMENT DENGAN MEMBRAN
Water treatment adalah suatu bentuk pengolahan air dengan cara-cara
tertentu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai kebutuhan.
Suatu sistem desain water treatment ditentukan oleh sumber air dan kualitas air.
Kualitas air yang rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut
dapat membawa padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Sumber air
secara umum dibagi menjadi dua yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah
(ground water). Air perrmukaan didapat dari sungai, danau dan laut, sedangkan air
tanah adalah air yang berada didalam perut bumi.
Untuk air industri dilakukan beberapa tahapan proses pengolahan agar air
tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan kita antara lain seperti air minum, air
pendingin, air umpan boiler, air untuk pemadam kebakaran. Air yang berkualitas
rendah akan menghasilkan uap yang kurang baik, uap tersebut dapat membawa
padatan yang terdapat dalam air ketel uap (carry over). Ada empat macam
pencemaran uap yang terjadi didalam ketel yaitu:
1) Berbusa karena terlalu banyaknya padatan yang terkandung dalam air dan kerena
adanya lemak alkali yang berlebihan.
2) Aqualobjection, yaitu adanya tetesan air didalam uap
3) Kesalahan pemasangan alat pemisah uap yang tidak tepat
4) Percikan – percikan air (priming),gelembung yang timbul tiba – tiba pada air
ketel.
Saat ini untuk mengatasi berbagai permasalahan air terutama air yang
berkualitas, menggunakan media tertentu yaitu pre-treatment dan membrane. Pada
proses ini di gunakan teknologi membran yang bersifat semipermeabel untuk
memisahkan air dengan pengotornya. Material media pre-treatment yang biasa
digunakan adalah material-material yang telah diolah terlebih dahulu dengan
teknologi tinggi melalui berbagai macam pengujian dan hasilnya cukup signifikan
karena menghasilkan suatu material yang dapat menangkap zat yang tersuspensi dan
terlarut dalam air, sedangkan membran yang digunakan berasal dari materi organik
(polimer) atau dari material anorganik (keramik, gelas).
Pada penerapannya media pre-treatment sering digunakan sebagai tahapan
awal proses sebelum proses filtrasi dengan menggunakan membran, hal tersebut
mempunyai pengaruh yang sangat besar karena dapat memperingan proses kerja
Nama : Euniwati SitumeangNIM : 03121003005Shift : Selasa PagiKelompok : 4
membran sebagai tahapan proses untuk mendapatkan kuantitas serta kualitas air yang
tinggi sesuai dengan kebutuhan.
Klasifikasi membran yang umum berdasarkan tahapannya adalah
microfiltration (MF), ultrafiltration (UF), nanofiltration (NF), dan reverse
osmosis (RO). Pada MF, UF, NF dan RO membran yang digunakan adalah membran
berpori dimana pori membran terbesar hingga terkecil berturut–turut dari mulai MF,
UF, NF dan RO. Membran UF merupakan membran yang berkembang pesat saat ini,
khususnya untuk pengolahan air dan klasifikasi membran ini sering difungsikan
sebagai unit inti di dalam proses penjernihan air atau sebagai unit pretreatment untuk
Reverse Osmosis dalam proses desalinasi/ pemurnian air.
1.1. Reverse Osmosis
Salah satu teknologi membran yang banyak digunakan saat ini yaitu reverse
osmosis (RO). Proses ini merupakan kebalikan dari osmosis. Pada osmosis, pelarut
berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah berkonsentrasi
tinggi (hipertonik) sehingga konsentrasi di kedua daerah menjadi berimbang. Proses
ini terjadi secara alami sehingga tidak membutuhkan energi. Contoh osmosis yang
terjadi di alam yaitu penyerapan air oleh akar tanaman. Berbeda dengan osmosis,
RO terjadi dengan arah yang berlawanan yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Untuk melawan gradien konsentrasi, dibutuhkan energi eksternal berupa
tekanan.
Membrane separation yaitu suatu teknik pemisahan campuran 2 atau lebih
komponen tanpa menggunakan panas. Komponen-komponen akan terpisah
berdasarkan ukuran dan bentuknya, dengan bantuan tekanan dan selaput semi-
permeable. Hasil pemisahan berupa retentate (bagian dari campuran yang tidak
melewati membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati membran).
1.2. Struktur Membran
Berdasarkan jenis pemisahan dan strukturnya, membran dapat dibagi
menjadi 3 kategori:
1) Porous membrane.
Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang akan
dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati membran
sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari IUPAC, pori dapat
dikelompokkan menjadi macropores, mesopores, dan micropores.
Nama : Euniwati SitumeangNIM : 03121003005Shift : Selasa PagiKelompok : 4
2) Non-porous membrane.
Dapat digunakan untuk memisahkan molekul dengan ukuran yang sama,
baik gas maupun cairan. Pada non-porous membrane, tidak terdapat pori seperti
halnya porous membrane. Perpindahan molekul terjadi melalui mekanisme difusi.
Jadi, molekul terlarut didalam membran, baru kemudian berdifusi melewati membran
tersebut.
3) Carrier membrane.
Pada carriers membrane, perpindahan terjadi dengan bantuan carrier
molecule yang mentransportasikan komponen yang diinginkan untuk melewati
membran. Carrier molecule memiliki afinitas yang spesifik terhadap salah satu
komponen sehingga pemisahan dengan selektifitas yang tinggi dapat dicapai.
1.3. Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis
Keunggulan RO yang paling superior dibandingkan metode-metode
pemisahan lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan zat-zat dengan berat
molekul rendah seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa
dan sukrosa. Keunggulan lain dari RO ini yaitu tidak membutuhkan zat kimia, dapat
dioperasikan pada suhu kamar, dan adanya penghalang absolute terhadap aliran
kontaminan, yaitu membran itu sendiri.
Teknologi membran telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun
terakhir ini. Hal itu mungkin dipicu fakta bahwa pemisahan dengan membran
memiliki banyak keunggulan yang tidak dimiliki metode-metode pemisahan lainnya.
Keunggulan tersebut yaitu pemisahan dengan membran tidak membutuhkan zat
kimia tambahan dan juga kebutuhan energinya sangat minimum. Membran dapat
bertindak sebagai filter yang sangat spesifik. Hanya molekul-molekul dengan ukuran
tertentu saja yang bisa melewati membran sedangkan sisanya akan tertahan di
permukaan membran. Selain keunggulan-keunggulan yang telah disebutkan,
teknologi membran ini sederhana, praktis, dan mudah dilakukan.
Reverse Osmosis mampu menghilangkan banyak jenis kontaminan kesehatan
dan aestatik. Didesain dengan efektif sehingga mampu menghilangkan rasa, warna
dan bau yang tidak sedap, dan rasa asin atau soda yang disebabkan oleh klorida atau
sulfat. Reverse Osmosis juga efektif untuk menghilangkan kontaminan kesehatan
seperti arsenik, asbestos, atrazine (hebrisida/pestisida), florida, timah, merkuri, nitrat,
dan radium. Dengan menggunakan pre-filter karbon yang sesuai (yang biasanya
Nama : Euniwati SitumeangNIM : 03121003005Shift : Selasa PagiKelompok : 4
termasuk di banyak sistem reverse osmosis), maka akan mampu menghilangkan
kontaminan seperti benzene, trikloretilen, trihalometana, dan radon.
Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air
buangan. Di bidang industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air
umpan boiler. Selain itu, karena kemampuannya dalam memisahkan garam-garaman,
teknologi reverse osmosis cocok digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air
tawar (desalinasi)
1.4. Cara Kerja Reverse Osmosis
Sebuah membran semi-permeable, seperti halnya membran yang tersusun
dari dinding-dinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat
selektif terhadap benda-benda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini sangat
mudah untuk dilalui oleh air karena ukuran molekulnya yang kecil, tapi juga
mencegah kontaminan-kontaminan lain yang mencoba melaluinya. Sebagai
percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di salah satu sisinya
memiliki perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut, karena air memiliki sifat
berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menjuju larutan berkonsentrasi lebih
tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi konsentrasi
rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan osmotik akan
melawan proses difusi, dan akan terbentuk kesetimbangan.
Gambar 1.1. Skema Proses Osmosis
(Sumber : Rio Santoso, 2009)
Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang
tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki konsentrasi
kontaminan sangat rendah. Dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air
baku, sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses
alamiah osmosis. Dengan tetap menggunakan membran semi-permeable maka hanya
akan mengijinkan molekul air yang melaluinya dan membuang bermacam-macam
kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang terjadi dinamakan ion eksklusif,
Nama : Euniwati SitumeangNIM : 03121003005Shift : Selasa PagiKelompok : 4
dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai sebuah pembatas
mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas substansi-
substansi lain.
Gambar 1.2. Skema Proses Reverse Osmosis
(Sumber : Rio Santoso, 2009)
Walaupun dengan kemampuannya untuk memurnikan air baku, sebuah sistem
Reverse Osmosis harus secara berkala dibersihkan untuk mencegah terbentuknya
kerak di permukaan membran. Sistem Reverse Osmosis memerlukan karbon sebagai
penyaring awal untuk mereduksi kandungan klorin yang akan merusak membran
Reverse Osmosis, dan juga membutuhkan filter sedimen untuk menyaring material-
material terlarut dari air baku sehingga tidak menyumbat di membran. Mereduksi
kesadahan melalui proses water softening atau chemical softening juga dibutuhkan
untuk wilayah-wilayah yang memiliki air baku yang sadah.
1.5. Low Pressure System (biasa digunakan di perumahan)
Sistem Reverse Osmosis bertekanan rendah adalah yang bertekanan kurang
dari 100 psig. Biasanya digunakan di area perumahan yang menggunakan sistem
penampungan seperti pada skema berikut.
Gambar 1.3. Skema Sistem Reverse Osmosis
(Sumber : Rio Santoso, 2009)
Tangki penampungan penempatan di atas (countertop) biasanya tidak
bertekanan, namun jenis tangki penampung terbenam (undersink) biasanya
bertekanan yang akan bertambah seiring bertambahnya isi tangki. Sistem bertekanan
Nama : Euniwati SitumeangNIM : 03121003005Shift : Selasa PagiKelompok : 4
ini mampu menyediakan tekanan yang cukup untuk menggerakkan air dari tangki
penampungan menuju kran. Hal ini juga akan menciptakan tekanan balik melawan
membran, yang dapat menurunkan efisiensi sistem. Beberapa unit mengatasi masalah
ini dengan menggunakan tangki tidak bertekanan dengan pompa untuk mendapatkan
air yang telah dimurnikan saat dibutuhkan. Unit-unit bertekanan rendah biasanya
mampu menghasilkan 2-15 galon per hari, dengan efisiensi besar jumlah air limbah
(reject water) sebanyak 2-4 galon untuk setiap galon air murni yang dihasilkan.
Kemurnian air yang dihasilkan mampu mencapai 95%. Sistem jenis ini sangat
terjangkau. Unit jenis ini memerlukan pemeliharaan berupa penggantian pre dan post
filter (biasanya 1 hingga 4 kali per tahun), dan penggantian membran Reverse
Osmosis setiap 2 hingga 3 tahun sekali, tergantung penggunaan.
1.6. High Pressure System (biasa digunakan untuk komersial dan industri)
Sistem tekanan tinggi biasanya beroperasi pada tekanan 100-1000 psig,
tergantung membran yang digunakan dan air yang akan diolah. Sistem ini biasanya
digunakan untuk industri dan komersial dimana dibutuhkan volume yang besar
namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi. Kebanyakan sistem komersial dan
industri menggunakan banyak membran yang diatur secara pararel untuk
menghasilkan jumlah air yang diinginkan. Air yang telah diproses dari stage pertama
kemudian dilanjutkan ke modul membran tambahan untuk mendapatkan tingkat
pemurnian yang lebih tinggi. Air limbah yang dihasilkan dapat juga diarahkan ke
modul membran berikutnya untuk meningkatkan efisiensi system, waktu
pembersihan (flushing) masih tetap diperlukan saat konsentrasi meningkat mencapai
tingkat kegagalan (fouling).
Sistem High Pressure untuk industri mampu menghasilkan 10 hingga ribuan
galon air perhari dengan efisiensi 1-9 galon air limbah. Kemurnian air bisa mencapai
95%. Sistem ini lebih besar dan leih rumit dibandingkan system Low Pressure.
Nama : Euniwati SitumeangNIM : 03121003005Shift : Selasa PagiKelompok : 4
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, I. 2012. Prinsip Kerja Water Treatment Reserve Osmosis. (Online)
http://planetcopas.blogspot.com/2012/07/prinsip-kerja-water-treatment-
reverse.html (diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul 04.59 wib)
Hidayat, W. 2007. Teknologi Membran. (Online) http://majarimagazine.com
/2007/11/teknologi-membran/ ( diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul
04.52 wib)
Imam. 2013. Water Treatment Plant. (Online) http://sistempengolahanair.
blogspot.com/ (diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul 04.57 wib)
Santoso, R. 2009. Semua Tentang Air Reserve Osmosis. (Online) https://
airreverseosmosis.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 27 Februari 2015
pukul 04.52 wib)
Wahyudin. 2014. Water Treatment and Purification Solution. (Online) http://
mesinrefill.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul
04.50 wib)