tinjauan pustaka - tangan memar.docx

Upload: gusna-ridha

Post on 13-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tangan memar

TRANSCRIPT

Makalah PBL - PlenoPembengkakan Jari Tangan Blok 5

Disusun oleh : B3Gusna Ridha: 102010107

Program Studi Sarjana KedokteranFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)Jakarta 2010 2011

TINJAUAN PUSTAKA

Pembengkakan Pada Jari

Gusna RidhaFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

SkenarioSeorang anak laki laki berumur 10 tahun dibawa ke dokter Karena jari jari tangannya terjepit pintu. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan jari kedua dan ketiga tangan kanannya bengkak.PendahuluanJari tangan yang bengkak akibat cidera dapat disebabkan karena adanya gangguan pada tulang atau pada otot. Dalam makalah ini akan membahas mekanisme terjadinya bengkak bila disebabkan gangguan oleh tulang ataupun oleh terganggunya otot tangan. Yang menjadi hipotesa sementara adalah jari yang terjepit pintu, dapat menyebabkan bengkak karena adanya system otot yang terganggu. Makalah ini membahas mengenai beberapa hal yang menyangkut dengan scenario diatas. Makalah ini sendiri dibuat untuk membuktikan kebenaran akan hipotesis yang telah dibuat, sekaligus memenuhi tugas PBL yang diberikan pada kelompok saya, juga untuk menambah ilmu pengetahuan kita mengenai hal hal yang dapat kita ketahui dalam mekanisme terjadinya bengkak akibat adanya gangguan pada tulang maupun sistim otot.

Alamat Korespondensi : Gusna Ridha, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl.Arjuna Utara no 6. Jakarta Barat, E-mail: [email protected] TanganUntuk mengetahui mekanisme pembengkakan pada jari tangan yang diakibatkan oleh cidera (terjepit pintu), tentunya kita terlebih dahulu sebaiknya mengetahui struktur anatomi dari organ organ yang terdapat di tangan tersebut, baik dari tulang tulangnya, kulit, juga otot otot yang bersangkutan. Karena bengkak yang disebabkan oleh cidera tersebut bisa saja diakibatkan oleh gangguan pada organ organ tersebut.1 Berikut ini akan membahas struktur anatomi tangan manusia dari susunan anatomi tulang tulang yang terdapat pada tangan terlebih dahulu.

Tulang Tangan Manusia

Gambar 1. Struktur Tulang Tangan Manusia.

Dari segi anatomisnya, tangan tersusun dari tiga macam tulang, yaitu:1. Tulang pergelakan tangan ( Ossa carpi)Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal irteguler yang tersusun dalam dua baris.2 Dan setiap barisnya tetrdiri dari empat tulang. barisan tulang karpal proksimal yang terdiri dari Os pisiforme, Os triquetrum, Os. lunatum, Os scapoideum. Barisan tulang carpal distal yang terdiri dari Os. hamatum, Os capitatum, Os trapezoideum, dan Os trapezium.2,3 2. Tulang tangan ( Ossa metacarpi I - V) Tangan tersusun dari lima tulang metacarpal dimana semua tulang metacarpal berukuran serupa kecuali tulang metacarpal pertama pada ibu jari (Os metacarpi I). Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal (Basis ossis metacarpi) yang berartikulasi dengan barisan distal tulang carpal pergelangan tangan. sedangkan kepala tulang metacarpal (Caput ossis metacarpi) membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.2,33. Tulang tulang jari (Ossa digitorum) Tulang tulang pada setiap jari memiliki 3 ruas tulang, yaitu phalanx proximalis, phalanx medialis, dan phalanx distalis, kecuali ibu jari yang hanya memiliki dua ruas tulang saja yaitu phalanx proximalis dan phalanx medialis saja.2,3Lapisan Lapisan Kulit Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15% berat badan.4 Pada bagian tangan manusia, kulit mempunyai stuktur yang bersifat tebal dan tengang yang berfungsi agar dapat lebih melindungi organ organ yang terletak dibawah lapisan kulit tersebut Anatomi kulit jika dilihat secar histopatologik, kulit dapat dibagi menjadi 3 lapisan yaitu lapisan epidermis (kutikel) yang merupakan bagian kulit yang paling luar, lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin) merupakan lapisan dibawah lapisan epidermis, dan Lapisan subkutis (hypodermis) yang merupakanb lapisan terdalam kulit.2,4

Otot Otot Tangan

Otot otot di tangan dibagi menjadi 3 kelompok otot,2 yaitu:1. Mm. Thenar 2,3a. M. Abductor Pollicis Brevisb. M. opponens Pollicisc. M. Flexor Pollicis Brevisd. M. Adductor Pollicis

2. Mm. Hypothenar 2,3a. M. Palmar Brevisb. M. Abductor Digiti Minimic. M. flexor Digiti Minimid. M. opponens digiti minimi3. Mm. Vola Manus 2,3 a. Mm. Lubricales Manusb. Mm. Interossei Volares Manusc. Mm. Interossei Dorsales

Gambar 2. Dorsal and Palmar view

1. 5

2. Extensor digitorum3. Extensor digiti minimi4. Extensor carpi ulnaris5. Extensor retinaculum6. First dorsal interosseous muscle7. Abductor digit minimi8. Extensor digitorum tendons1. Abductor pollicis brevis2. Adductor pollicis3. Lumbricals4. Flexor digit minimi5. Abductor digit minimi6. Flexor retinaculum7. Antebrachial fascia8. Flexor pollicis longus9. Flexor digitorum superficialis10. Flexor carpi ulnaris

Otot Otot adalah alat gerak aktif karena otot dapat menggerakkan bagian bagian tubuh yang lain. Misalnya, tulang tulang tidak dapat bergerak bila tidak digerakkan oleh otot, demikian pula dengan kulit, rambut, dan bagian bagian yang lainnya.5 Otot yang terdapat pada manusia dapat dibagi menjadi 3 macam. Hal ini dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologis dan fungsionalnya. Setiap otot memiliki struktur yang sesuai dengan peranan morfologisnya. Otot otot itu adalah otot rangka, otot polos dan otot jantung.5 Kira kira, 40% tubuh adalah otot rangka dan 5-10% lainnya adalah otot polos atau otot jantung.6,7Otot polos bila dilihat dibawah mikroskop tampak berinti satu, tidak tampak serabut dan garis garis melintang, lalu bentuknya seperti kumparan (gelendong), panajang dan langsing. Kemudian otot polos ini juga bekerja dibawak kesadaran kita, merespon dengan lambat, dan tidak cepat lelah.8 Otot yang menyusun tangan manusia, adalah otot rangka atau disebut juga otot lurik. Otot jantung sebenarnya merupakan otot lurik, tetapi serabut ototnya bercabang dan saling berhubungan atau bertautan yang disebut sintisium. Kerja dari otot jantung ini seperti otot polos yang bekerja dibawah kesadaran kita, reaksi terhadap rangsangan lambat, tetapi tidak mudah lelah.8 Otot rangka atau disebut juga otot lurik, bila dibahas secara umum, merupakan otot yang berhubungan dengan tulang, dan berfungsi menggerakkan tulang. Bila diamati di bawah mikroskop, maka tampak ada garis yang melintang yang terang diselingi oleh garis yang gelap, sehingga disebut otot serang lintang. Otot lurik tersusun atas serabut serabut otot atau miofibril yang berinti banyak. Myofibril ini, berkumpul membentuk kumpulan serabut, kemudian kumpulan serabut membentuk otot.5,8 Ujung otot lurik, umumnya mengecil dan keras disebut tendon, setiap otot memiliki dua atau lebih tendon, yaitu tendon yang melekat pada tulang yang bergerak atau disebut insersio, dan tendon yang meleekar pada tulang yang tiodak bergerak disebut origo.5,6 Bagian tengah otot lurik mengembang yang disebut empal atau ventricle yang dapat mengkerut dan mengendur yang juga berfungsi saat terjadinya proses kontraksi maupun relaksasi.5-7 Kerja otot lurik ini pun dilakukan secara sadar karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar, kemudian cepat memberikan reaksi terhadap rangsangan, tetapi juga mudah lelah. Secara khusus, mengenai struktur fisiologi anatomi otot rangka akan dibahas selanjutnya.6,7Fisiologi Anatomi Otot RangkaSerat serat otot rangka memiliki susunan internal yang sangat terorganisasi yang menghasilkan gambaran serang lintang. Otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pengeluaran asetil kolin (ACh) ditaut neuromuskulus antara ujung ujung akhir, neuron motorik dan sel otot sehingga otot tersebut dapat menghasilkan gerakan kontraksi.5Sebuah sel otot rangka, yang dikenal sebagai serat otot, berukuran relative besar, memanjang, dan berbentuk seperti silinder. Sebuah otot rangka terdiri dari sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama lain dan disatukan oleh jaringan ikat.8 Serat serat tersebut menjulur diseluruh panjang otot. Selama perkembangan masa mudigah, serat serat otot rangka yang besar dibentuk melalui fusi banyak sel kecil, dengan demikian, salah satu cirri menonjol adalah adanya banyak nucleus disebuah sel otot. Gambaran lain adalah banyaknya mitokondria, organel penghasil energy, seperti yang dapat diduga karena tingginya kebutuhan energy suatu jaringan seaktif otot rangka.5,8Ciri structural yang paling menonjol pada serat otot rangka adalah terdapatnya banyak myofibril. Unsure unsure kontraktil khusus ini, yang membentuk 80% dari volume serat otot. Setiap myofibril terdiri dari susunan teratur unsure unsure sitoskeleton yang sangat terorganisasi filament tebal dan tipis. Filoamen tebal merupan susunan khusus dari protein miosin, sedangkan filament tipis, dibentuk oleh protein aktin.8 Pita pita dari semua myofibril terletak gambaran serat lintang (striated) pada serat otot rangka. Pita A terdiridari tumpukan filamentebal bersama dengan bagian filament tipis yang tumpang tindih dikedua ujung filament tebal. Filament tebal hanya ditemukan di pita A dan terentang diseluruh lebarnya. Daerah yang lebih terang didalam bagian tengah pita A, tempat filament filament tipis tidak bertemu, dikenal sebagai zona H.6 hanya bagian tengah filament tebal yang dijumpai didaerah ini. Pita I terdiri dari bagian filament tipis, sisanya yang tidak menonjol kepita A. Dengan demikian, pita I hanya berisi filament tipis tetapi tidak seluruh panjang filament tersebut.5,6Setiap filament tebal terdiri dari beberapa ratus molekul myosin yang terkemas dalam susunan tertentu. Molekul myosin adalah suatu protein yang terdiri daridua subunit identik yang membentuk jembatan silang antar filament yang tebal dan filament yang tipis.5 Setiap dua jembatan silang memiliki dua tempat yang penting untuk proses kontraktil. Yaitu tempat pengikatan aktin (actin binding sites) dan tempat ATP ase myosin (myosin ATP ase site).5,9Filament tipis terdiri dari tiga protein aktin, tropomiosin, dan troponin. Molekul aktin, protein structural utama pada filamentipis, berbentuk sferis.9 Pada serat otot dalam keadaan relaksasi, tidak terjadi kontraksi; aktin tidak mampu berikatan dengan jembatan silang karena posisi dua jenis protein di dalam molekul aktin-tropomiosin dan troponin. Molekul tropomiosin adalah protein berbentuk seperti benang yang terletak di sepanjang sisi alur spiral aktin bersambungan ujung ke ujung.5,9 Dalam posisi ini, tropomiosin menutupi bagian-bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang, sehingga molekul ini menghambat interaksi yang akan menghasilkan kontraksi otot. Tropomiosin distabilisasi dalam posisi menghambat ini oleh molekul troponin, yang mengikatkan ujung-ujung setap molekul tropomiosin.5 Mekanisme kontraksi dan Relaksasi Otot RangkaOtot manusia merupakan suatu alat yang penting untuk menunjang pergerakan atau selama aktifitas. Pergerakan otot sadar diawali dengan adanya sebuah sinyal dari syaraf motorik (gerak) yang memerintahkan agar otot ini bergerak sesuai dengan batasan kemampuan geraknya. Tanggapan atau reaksi otot ini sepenuhnya tergantung pada kondisi otot itu sendiri. Sehingga apabila kondisi otot tersebut terganggu, maka pergerakan yang terjadi akibat kontraksi otot tersebut akan berjalan lambat dan tidak maksimal.5,6 Kontraksi otot diawali dengan adanya pengantar impuls (potensial aksi) syaraf motorik alfa menuju motor endplate di membrane otot rangka. Sebelum terjadi potensial aksi syaraf motorik alfa, pada motor endplate telah terjadi depolarisasi sebagai akibat terlepasnya asetikolin (ACh) dalam kuantum kecil secara terus menerus. Dengan adanya potensial aksi di syaraf motoriknya, pelepasan ACh dalam akan sangat banyak sehingga depolarisasi di endplate menjadi potensial aksi otot yang kemudian menjalar sepanjang membrane sel otot dan tubulus T. Akibatnya, pintu Ca di retikulum sarkoplasma membuka dan melepaskan ion Ca ke sitoplasma sel otot. Ion Ca kemudian menyebar keseluruh sitoplasma dan berikatan dengan troponin C.5,6Gambar 3. Perjalanan Impuls dari ujung syaraf mototrik sehingga menghasilkan pergeseran filamentIkatan troponin C dengan ion Ca mengakibatkan perubahan konformasi molekul troponin, membuka binding sites untuk kepala myosin di molekul aktin. Pembukaan binding sites tersebut memungkinkan terjadinya jembatan silang (cross bridges) antara filament aktin dan myosin. Selanjutnya, dengan katalis enzim myosin-ATP-ase, terjadi hidrolosis ATP menjadi ADP + Pi + energi di kepala myosin yang memungkinkan pembengkokan kepala miosin hingga miofilamen bergerak saling bergeser (sliding of myofilaments) ke arah pertengahan sarkomer menghasilkan kontraksi otot.9 Seluruh peristiwa kontraksi otot rangka mulai dari perangsangan syaraf motorik hingga pergeseran miofilamen disebut excitation-contraction coupling.5,6,9Ion Na dan K berperan dalam menghasilkan potensial aksi di membrane serat otot serta peran ion Ca dalam memulai peristiwa pergeseran miofilamen. Jika kemudian impuls syaraf motorik berhenti, maka ion Ca dalam sitoplasma akan kembali ke reticulum sarkoplasma melalui kanal ion oleh kegiatan pompa aktif. Ketiadaan ion Ca di sitoplasma mengakibatkan binding sites di filament aktin tertutup kembali, ikatan aktin dan myosin terlepas sehingga terjadilah relaksasi otot.5,9Gangguan Pada System MusculoskeletalInflamasi atau radang ialah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung (sekuester) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu.1,10 Cidera atau peradangan yang didapat oleh system musculoskeletal ini dapat disebabkan karena adanya trauma mekanikyang terjadi terhadapnya.1Pada bentuk akutnya ditandai oleh tanda klasik : nyeri (dolor), panas (kolor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya fungsi (fungsiolesa).10 Secara histologis, menyangkut rangkaian kejadian yang rumit, mencakup dilatasi arteriol, kapiler, dan venula, disertai peningkatan permeabilitas dan aliran darah; eksudasi cairan, termasuk protein plasma; dan migrasi leukositik ke dalam focus peradangan.1,10 Saat jaringan mengalami cedera, terjadi dilatasi pembuluh darah akibat peningkatan tekanan darah pada kapiler dan peningkatan aliran darah. Hal inilah yang mengakibatkan warna kemerahan lokal (rubor) dan peningkatan temperatur (kalor) tersebut. Dilatasi pembuluh ini menyebabkan peningkatan permeabilitas endotelial terhadap cairan, sehingga molekul yang besar bisa keluar dari pembuluh dan masuk ke dalam jaringan. Cairan yang kaya protein ini disebut dengan eksudat. Adanya eksudat dalam jaringan menimbulkan pembengkakan (tumor) dan tekanan pada saraf sehingga timbul rasa nyeri (dolor). Fenomena ini bersifat lokal, dekat dengan tempat cedera.1

Respon Tubuh terhadap cideraa. Rubor (kemerahan) Rubor atau kemerahan, biasanya hal yang pertama dilihat di daerah yang mengalami peradangan. Seiring dengan dimulainya reaksi peradangan. Arteriol yang memasok darah tyersebut berdilatasi sehingga memungkinkan lebih banyak darah mengalir kedalam mikrosirkulasi local. Kapiler kapiler yang sebelumnya kosong, atau mungkin hanya sebagian merenggang, secara cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebuut hyperemia atau kongesti, menyebabkan kemerahan local pada peradangan akut. Tubuh mengontrol produksi hyperemia pada awal reaksi peradangan, baik secara neurologis maupun kimiawi melalui pelepasan zat zat seperti histamine.1,10b. Kalor (panas)Kalor atau panas, terjadi secara bersamaan dengan kemerahan pada reaksi peradangan akut. Sebenarnya, panas secara khas hanya merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh, yang secra normal lebih dingin dari 37o C yang merupakan suhu inti tubuh. Daerah peradangan dikulit menjadi lebih hangat dari sekelilingnya karena lebih banyak darah dialiskan dari dalam tubuh kepermukaan daerah yang terkena dibandingkan dengan ke daerah yang normal. Fenomena hangat local ini tidak terlihat didaerah daerah meradang yang terletak jauh dalam tubuh, karena jaringan jaringan tersebut sudah memiliki suhu inti 37O C dan heperemia local tidak menimbulkan perbedaan.1,10c. Dolor (nyeri)Dolor atau nyeri dalam suatu peradangan tampaknya ditimbulkan dalam berbagai cara. Perubahan PH local atau konsentrasi local ion ion tertentu dapat merangsang ujung ujung saraf. Hal yang sama, pelepasan zat zat kimia tertentu seperti histamine atau zat zat kimia bioaktif lain dapat merangsang saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang meradang menyebabkan peningkatan tekanan local yang tidak diragukan lagi dapat menimbulkan rasa nyeri.1,10d. Tumor (pembengkakan)Aspek paling mencolok dalam peradangan adalah pembengkakanlokal yang dihasilkan oleh cairan dan sel sel yang berpindah dari aliran darah ke jaringan interstitial. Campuran cairan dan sel sel ini yang tertimbun didaerah peradangan disebut eksudat. Pada awal perjalanan reaksi peradangan, sebagian besar eksudat merupakan cairan. Kemudian sel sel darah putih atau leukosit, meningalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian eksudat.1,10

Kesimpulan

Dari isi tinjauan pustaka yang telah dibahas diatas, kita dapat mengetahui bahwa adanya ganngauan yang terjadi pada salah satu organ system musculoskeletal kita, contonya tangan, dapat menyebabkan gangguan yang dapat menimbulkan bengkak sekaligus nyeri, kemerahan panas, dan sebagainya. Dengan demikian, hipotesis yang telah dibuat pada awal pembuatan makalah ini dapat diterima. Semoga tinjauan pustaka ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan mohom maaf apabila masih terdapat banyak kekurangan. Terima kasih.Daftar Pustaka1. Trauma pada musculoskeletal. Mei 2009. Diunduh dari: www.fkunhas.com2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC, 20043. Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC, 2007 4. Anatomi kulit. Agustus 2010. Diunduh dari: http://medicaljournal.multiply.com5. Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke system. Jakarta: EGC, 20016. Guyton A.C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC, 20087. Guyton A.C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 5. Jakarta: EGC, 20028. Junqueira L.C., Cerneiro J., Robert O.K. Histologi dasar. Jakarta: EGC, 20049. Murray R.K. Biokimia harper. Jakarta: EGC, 200910. Sylvia A.P., Wilson L.M. Patofisiologi. Jakarta: EGC, 2006